media ii

129
Upaya pengklasifikasian media dapat mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri suatu media berbeda menurut tujuan atau maksudnya pengelompokannya. Dari contoh pengelompokan yang diadakan oleh para ahli (Schramm), kita dapat melihat media karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan kontrol pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkat hierarki belajar seperti yang digarap oleh Gagne, dan sebagainya. Karakteristik media inisebagaimana dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Dia mengatakan “The question of what media attributesare necessary for a given learnign for situation becomes the basis for media selection”. Jadi klasifikasi media, karakteristik media, dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran. Untuk tujuan-tujuan praktis dibawah ini akan dibahas karakteristik beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia. 1. Media Grafis Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan

Upload: ragil-astuti

Post on 01-Jul-2015

1.358 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEDIA II

Upaya pengklasifikasian media dapat mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri suatu

media berbeda menurut tujuan atau maksudnya pengelompokannya. Dari contoh

pengelompokan yang diadakan oleh para ahli (Schramm), kita dapat melihat media

karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan

kontrol pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan

membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan

maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkat hierarki belajar seperti yang

digarap oleh Gagne, dan sebagainya.

Karakteristik media inisebagaimana dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar

pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Dia mengatakan “The question of

what media attributesare necessary for a given learnign for situation becomes the basis

for media selection”. Jadi klasifikasi media, karakteristik media, dan pemilihan media

merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.

Untuk tujuan-tujuan praktis dibawah ini akan dibahas karakteristik beberapa jenis media

yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.

1. Media Grafis

Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana media yang lain media grafis

berfungsi untuk menyalurkan pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera

penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol

komunikasi visual. Selain itu media grafis juga berfungsi pula untuk menarik perhatian,

memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat

dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif

murah ditinjau dari segi biayanya. Beberapa media grafis dengan ciri-cirinya adalah

sebagai berkut:

a. Gambar/Foto

Diantara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling mudah dipakai. Dia

merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana.

Kelebihan media gambar/foto

1. Sifatnya konkret; lebih realistis menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan

Page 2: MEDIA II

media verbal semata.

2. Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu.

3. Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

4. Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia

berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.

5. Foto harganay murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan

peralatan khusus.

Kelemahan media gambar/foto

1. Gamabr/foto hanya menekankan persepsi indera mata.

2. Gamar/fota benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besa.

Untuk dijadikan sebagai media pembelajaran baik, media foto setidaknya mempunyai

beberapa syarat:

1. Autentik

2. Sederhana

3. Ukuran relatif

4. Gamabar/foto sebaiknya mengandung gerak dan perbuatan.

b. Sketsa

Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagaian-bagian

pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal bisa belajar menggambar,

seorang guru haruslah dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk sketsa. Sketsa

selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas

penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan sebab media ini langsung

dibuat guru.

c. Diagram

Sebagai suatu gambar yang sedrhana yang menggunkan garis-garis dan simbol-simbol,

diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek secara garis besar. Diagram

menunjukan hubungan yang ada antara komponen dan sifat-sifat proses yang ada disitu.

Kriteria diagram yang baik untuk dijadkan sebagai media pembelajaran adalah sebagai

Page 3: MEDIA II

berikut:

1. Benar, digambar rapi, diberi titel, label dan penjelasan-penjelasan yang perlu.

2. Cukup besar dan ditempatkan secara strategis, dan

3. Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum yaitu dari kiri ke kanan

dan dari atas kebawah.

d. Bagan/Chart

Seperti halnya media grafis yang lain, chart termasuk media visual. Fungsinya yang

pokok adalah menyampaikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya

disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan

ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.

Sebagai media yang baik, bagan haruslah:

1. Dapat dimengerti anak

2. Sederhana dan lugas, tidak rumit dan berbelit-belit.

3. Diganti pada waktu tertentu agar selain tetap termasa juga tak kehilangan daya tarik.

e. Grafik (Grafhs)

Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-

titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya seringkali simbol-simbol verbal digunakan

pula dsitu.

Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan

perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan

secara singkat dan jelas.

Sebagai media pendidikan yang baik, media grafik harus mampu memenuhi beberapa

kriteria-kriteria, diantaranya:

1. Jelas untuk dilihat oleh seluruh kelas

2. Hanya menyajikan satu ide setiap grafik

3. Ada jarak/ruang kosong antara kolom-kolom bagiannya.

4. Warna yang digunakan kontras dan harmonis.

5. Berjudul dan ringkas

6. Sederhana (simplicity)

7. Mudah dibaca (legibility)

Page 4: MEDIA II

8. Praktis, mudah (manageability)

9. Menggambarkan kenyataan (realisme)

10. Menarik (attractiveness

11. Jelas dan tak memerlukan informasi tambahan (appropiateness

12. Telioti (accuracy))

Ada beberapa jenis grafik yang dapat kita gunakan diantaranya adalah grafik gari (line

graphs), grafik batang (bargraphs), grafik lengkaran (circle atau pie graphs) dan grafik

gambar (pictorial graphs).

f. Kartun

Kartun merupakan salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretatif

yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan

ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu.

g. Poster

Poster tidak hanya penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi dia mampu

pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster

berfungsi untuk mempengaruhi orang-orang untuk membeli produk baru darei sesuatu

perusahaan, untuk mengikuti program keluarga berencana atau untuk menyayangi

binatang dapat dituangkan lewat poster.

Kriteria poster yang baik hendaklah;

1. Sedehana

2. Menyajikan satu ide dan untuk mencapai suatu tujuan yang pokok

3. Bewarna

4. Slogannya ringkas dan jitu

5. Tulisannya jelas

6. Motif dan disain bervariasi.

h. Peta dan Globe

Peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Alasan kenapa peta dipakai

sebagai media dalam KBM:

1. Memungkinkan siswa mengerti tentang suatu posisi daerah.

Page 5: MEDIA II

2. Dapat merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis.

3. Memungkinkan siswa memperoleh gamabaran tentangimigrasi dan distribusi

penduduk, tumbuh-tunbuhan dan kehidupan hewan serta bentuk muka bumi sebenarnya.

i. Papan Flanel/Flannel Board

Papan Flannel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan

tertentukepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga

praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan

mudahse hingga dapat dipakai berkali-kali.

j. Papan Buletin (Bulletin Board)

Berbeda dengan papan flanel, papan buletin ini tidak dilapisi kain flanel tetapi langsung

ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu,

papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian-kejadian dalam waktu

tertentu.

2. Media Audio

Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan

yang akan disampaikan dituangkan didalam lambang-lambang auditif, baik verbal

(kedalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Beberapa jenis media audio:

a. Radio

Sebagai suatu media, radio mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan

media yang lain:

1. Harga realtif murah dan program yang variatif

2. Sifatnya mudah dipindahkan (mobile)

3. Jika digunakan dengan alat perekan radio bisa mengatasi problem jadwal

4. Radio mengembangkan daya imajinasi anak

5. Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar

6. Radio dapat memperhatikan siswa pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan

artinya.

7. Siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok mengajarkan musik dan bahasa.

8. Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan denagn

Page 6: MEDIA II

jika dikerjakan oleh guru.

9. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

Adapun kelemahan dari media ini meliputi:

1. Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication)

2. Biasanya siaran disentalisasikan sehingga guru tidak dapat mengontrolnya.

3. Penjadwalan siaran dengan jadwal pelajaran sering menimbulkan masalah.

b. Alat Perekam Pita Magnetik

Alat perekam pita magnetik (magnetic tape recording) atau lazimnya orang menyebutnya

tape recorder adalah salah satu media penddikan yang tak dapat diabaikan untuk

menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya.

Beberapa kelebihan alat perekam sebagai media mendidikan adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai fungsi ganda, untuk merekan, menampilkan rekaman dan menghapusnya.

2. Pita perekam dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume.

3. Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai lagi.

4. Pita rekaman dapat dipakai sesuai dengan jadwal yang ada.

5. Program kaset dapay menyajikan kegiatan-kegiatan/hal-hal diluar sekolah.

6. Program kaset bisa menimbulkan beberapa kegiatan; diskusi, dramatisasi dll.

7. Program kaset memberiklan efesiensi dalam pengajaran bahsa.

Kelemahan program kaset:

1. Daya jangkauan terbatas

2. Dari segi biaya, bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.

c. Laboratorium Bahasa

Merupakan alat utnuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing

dengan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai

adalah alat perekam.

3. Media Proyeksi Diam

Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai persamaan dengan media

grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Selain itu, bahan-bahan

grafis banyak sekali dipakai dalma media proyeksi diam. Perbedaan yang jelas antara

Page 7: MEDIA II

mereka adalah pada media grafis dapar secara langsung berinteraksi dengan pesan media

yang bersangkutan pada media proyeksi, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan

proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran; terlebih dahulu.

Beberapa jenis media proyeksi diam beserta karekteristik yang dimilkinya dapat dilihat

dalam uraian berikut ini:

a. Film Bingkai

Film bingkai adalah suatu film berukuran 35 mm, yang bisanya dibungkus bingkai

berukuran 2×2 inci terbuat dari karto, atau plastik (dan berbagai ukuran lagi).

Beberapa keuntungan penggunaan film bingkai:

1. Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan kepa siswa secara serentak.

2. Perhatian anak dapat dipusatkan, sehingga menghasilkan keseragaman pengamatan.

3. Fungsi berfikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebes.

4. Film bingkai berada dibawah kontrol guru.

5. Film bingkai baik untuk menyajikan berbagai bidang studi tertentu, dapat digunakan

baik secara kelompok maupun individual, tidak pandang usia.

6. Penyimpanan film bingkai sangat praktis.

7. Film bingkai dapat mengatasi keterbatasa ruang, waktu dan indera.

8. Program film bingkai dapat menjadikan media yang sangat efektif bila dibandingkan

dengan media cetak yang berisi gambar yang sama.

9. Program film bingkai bersuara mudah direvisi/diperbaiki, baik visual maupun

audionya.

10. Film bingkai adalah media yang relatif sederhana/mudah, baik cara membuatnya

maupun menggunakannya dibandingkan media TV atau film. Biayanya pun relatif

murah.

11. Program dibuat dalam waktu yang singkat

Kelemahan dan keterbatan film bingkai:

1. Seri film bingkai yang terdiri atas gambar-gambar lepas merupakan kelebihan

sekaligus merupakan titik kelemahan

2. Hanya menyajikan objek-objek diam (still). Hingga kurang efektif untuk menyajikan

tujuan pelajaran yang bersifat gerakan.

Page 8: MEDIA II

3. Bila ruanagn tidak digelapkan, gambar yang diproyeksikan kurang jelas sehingga

penyajian film bingaki kurang memuaskan.

b. Film Rangaki

Bebeda dengan film bingakai, gambar (frame) pada film rangkai berurutan merupakan

satu kesatuan. Memiliki ukuran yang sama dengan film bingkai. Jumlah gambar dalam

satu rol film rangkai antara 50-75 gambar. Seyogianya film bingkai, film rangkai bisa

silent dab bisa pula sound.

Kelebihan yang ada pada media pendidikan film rangkai:

1. Kecepatan penyajian bisa diatur, dapat ditambah narasi dengan kontrol oleh guru.

2. Semua kelebihan non projected still picture dimilki film rangkai.

3. Dapat mempersatukan berbagai media pendidikan yang berbeda dalam satu rangkai,

seperti misalnya: foto, bagan, dokumen, gambar, tabel, simbol kartun dll.

4. Cocok untuk mengajarkan keterampilan.

5. Urutan gambar sudah pasti karena film rangkai merupakan satu kesatuan.

6. Penyimpanan muda, cukup digulung, dan dimasukkan dalam tempat khusus.

7. Dapat untuk belajar kelompok dan individu.

Kelemaham pokok film rangkai dibandingkan film bingakaiadalah sulit diedit dan

direvisi karena sudah merupakan satu kesatuan, sukar dibuat sendiri secara lokal dan

memerlukan peralatan laboratorium yang dapat mengubah film bingkai ke film rangkai.

c. Media Transparansi.

Media tansparansi (overhead transparency=OHT) seringkali disebut dengan perangkat

kerasnya OHP. Media transparansi adalah media visual proyeksi dibuat diatas bahan

transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran 8 ½ “x11”. Sebagai perangkat

lunak, bahan transparan yang berisi pesan-peasan tersebut memerlukan alat khusus untuk

memproyeksikannya, yaitu OHP.

Kelebihan media transparansi:

1. Gambar yang akan diproyeksikan akan lebih jelas dibanding gambar dipapan.

2. Guru sambil mengajar dapat berhadapan dengan siswa.

3. Benda yang kecil dapat diproyeksikan.

4. Memungkinkan diskriminasi warna dan menarik minat siswa.

Page 9: MEDIA II

5. Tak memerlukan tenaga bantuan operator, kaena mudah dioperasikan.

6. Lebih sehat dari papan tulis.

7. Praktis digunakan untuk semua ukuran kelas ruangan.

8. Menghemat tenaga dan waktu karena dapat dipakai berulang.

9. Sepenuhnya dibawah kontrol guru.

Sekalipun banyak kelebihan, media transparansi memilki keleman:

1. Suku cadang projektor media transparansi kadang sulit dicari.

2. Transparansi memerlukan waktu, usaha dan persiapan yang baik.

3. Karena lepas, transparansi menuntut cara kerja yang sistematis dalam penyajiannya.

4. Jika teknik pemanfaatan serta potensinya kurang dikuasai ada kecendrungan OHP

dipakai sebagai pengganti papan tulis dan siswa cendrung pasif.

d. Proyektor Tak Tembus Pandang

Merupakan alat untuk memproyeksikan bahan bukan transparan, tetapi bahan-bahan tidak

tembus pandang (opaque). Benda-benda tersebut adalah benda datar, tiga dimensi seperti

mata uang, model, serta dan anyaman dapat diproyeksikan.

Kelebihan media proyektor tak tembus pandang:

1. Bahan-bahan cetak pada buku, majalah, foto grafis, bagan, diagram atau peta dapat

diproyeksi langsung tanpa ada pemindahan pada transparan.

2. Dapat digunakam pada semua bidang studi

3. Dapat memperbesar benda yang kecl.

Adapun kelemahannya bahwa proyektor tembus pandang tidak seperti OHP yang bisa

digunakan diruang gelap.

e. Mikrofis (Microfhice)

Adalah lembaran film transparan terdiri dari lamabng-lambang visual (grafis maupun

verbal) yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tak dapat dibaca dengan mata

telanajang. Ukurannya bisa 3×5 inci, 6×8 atau 4×6. Microfis termasuk kelompok media

bentuk kecil (microform). Secara fisik gulungan microform tersebut dapat dibedakan atas

dua jenis, yaitu menggunakan film 16 mm atau 35 mm, dalam bentuk kaset atau terbuka;

yang berbentuk lembaran yaitu yang kita kenal sebagai microfis.

Keuntungan Microfis:

Page 10: MEDIA II

1. Mudah dicopy cetak, dan diduplikasi dengan biaya yang relatif murah

2. Bisa diproyeksi kelayar lebar

3. Karena dalam bentuk lembaran, ringkas, hemat tempat dan praktis untuk dikirim.

4. Informasi kepustakaan yang terletak dibagian atas lembaran mudah untuk

diidentifikasi.

Kelemahan microfis yang perlu diperhatikan:

1. Pembuatan masternya mahal.

2. Mudah hilang.

3. Bila telah banyak, sulit memfilenya sehingga mudah masuk filing.

f. Film

Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar

mengajar. Ada tiga macam ukuran film yaitu 8 mm, 16 mm dan 35 mm. Ukuran yang

dipakai untuk sekolah adalah 16 mm.

Sebagai suatu media, film mempunayi beberapa keunggulan:

1. Film merupakan suatu denominator yang umum. Baik anak yang cerdas maupun

lamban akan memperoleh sesuatu dari film yang sama. Keterampilan membaca atau

penguasaan membaca atau penguasaan bahasa yang kurang bisa diatasi dengan

menggunakan film.

2. Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses, dengan gerakan lambat,

pengulanagn akan memperjelas uraian dan ilustrasi.

3. Film dapat kembali menampilkan masa lalu dan menyajikannya kembali.

4. Film dapat mengembara dengan lincahnya dari suatu negara kenegara yang lain.

5. Film dapat menyajikan baik teori maupun praktik.

6. Film dapat mendatangkan seorang ahli dan memperdengarkan suaranya dikelas.

7. Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak lambat, animasi dll.

8. Film memikat perhatian anak.

9. Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan dan sebagainya, sesuai dengan

kebutuhan. Hal yang abstrak dapat menjadi jelas.

10. Film dapat mengatasi keterbatasan daya indera kita (penglihatan)

11. Film dapat merangsang dan memotivasi kegiatan anak-anak.

Page 11: MEDIA II

Kelemahan film antara lain; harga/biaya produksi lebih mahal, film tidak dapat mencapai

semua tujuan pembelajaran, penggunaan perlu ruang gelap.

g. Film Gelang.

Film gelang/ film loof (loof film) adalah media yang terdiri dari film berukuran 8 mm

dan 16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambunga, sehingga film ini akan berputar

terus beerulang-ulang kalau tidak dimatikan.

Kelebihan film gelang;

1. Ruang tak perlu digelapkan

2. Dapat berputar terus dan berulang sehingga pengertian yang kabur menjadi jelas.

3. Baik sekali utnuk menunjukan periode yang pendek, yang berisikan gerakan-gerakan

tertentu dari suatu objekyagn dipelajari.

4. Film gelang mudah diintegrasikan kepelajaran dan dipakai bersama dengan medium

lain.

5. Karena sederhana muridpun bisa memakainya sendiri.

6. Film dapat dihentikan sesaat untuk diselingi penjelasan dan diskusi.

h. Televisi (TV)

Sealin film televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara

audio visual dengan disertai unsur gerak. Dilihat dari sudut jumlah penerima pesannya,

televisi tergolong kepada media massa.

Kelebihan media televisi meliputi:

1. TV dapat menerima, menggunkan dan mengubah atau membatasi semua bentuk media

yang lain, menyesuaikan dengan tujuan yang kan dicapai.

2. TV merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak

karena mereka mengenalnya sebagi kehidupan diluar sekolah.

3. TV dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton.

4. TV mempunayi realistis dari film tapi juag mempunayi kelebihan yang lain yaitu

immediacy (objek yang baru ditangkap kamera dapat segera dipertontonkan).

5. Sifatnya langsung dan nyatadengan TV siswa dapat mengetahui kejadian-kejadian

yang mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang besar/terkenal

dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan meeka berbicara.

Page 12: MEDIA II

6. Horison kelas dapat diperlebar dengan TV. Batas dan ruang dapat diatasi.

7. Hampir setiap mata pelajaran bisa diTVkan

8. TV dapat meningkatkan pengetahun dan kemampuan guru dalam mengajar.

Beberapa kelemahan TV sebagai meida:

1. Harga pesawat TV relatif murah

2. Sifat komunikasinya hanay satu arah.

3. Jika akan dimanfaatkan dikelas jadwal siran dan jadwal pelajaran disekolah sering kali

sulit disesuaikan.

4. Program diluar kontrol guru.

5. Besarnya gambar relatif kecil dibanding denagn film, sehingga jumlah siswa yang

dapat memanfaatkannya terbatas.

i. Video

Video sebagai media audio visual yang menmpilakan gerak, semakin lama semakin

populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif,

bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional.

Kelebihan video dalam media pendidikan:

1. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode singkat dari rangsangan luar lainnya.

2. Denagn lat peekam pita video sejumlah penonton dapat memperoleh informasi dari

ahli-ahli/spesialis.

3. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya.

4. Menghemat waktu dan dapat diputar berulang-ulang.

5. Kamera TV lebih dekat dapat mengamati objek yang sedang bergeraka atau objek yang

berbahaya seperti harimau.

6. Keras lemah suaru bisa diatur dan disesuaikan bila ada komentar.

7. Gamabr proyeksi bisa dibekukan untuk diamati secara seksama.

8. Ruang tak perlu digel;apkan saat menyajikan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan seiring denagn penggunaan alat peekam pita video dalam

proses menagjar adalah:

1. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang di praktikan

2. Sifat komunikasinay bersifat satu arah dan ahrus dicari bentuk umpan balik.

Page 13: MEDIA II

3. Kurang mampu menampilkan detail objek yang disajikan secara sempurna.

4. Memerlukan peralatan ayng mahal dan kompleks.

Kriteria media pembelajaran diatas harus dikembangkan selain sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat dan kemampuan dan

sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.

Entry Filed under: TIK kelas 1. .

CAI : Media Pembelajaran Kontekstual Berbasis

Informasi Teknologi

February 18, 2007 by Joyke Christian Kumaat

Pengantar

Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu

pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu

pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini

bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan

pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan

pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan

individu untuk mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang

diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.Selain itu,dengan

semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi,

serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan

kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan

memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula.

Karena memang belajar adalah proses internal dalam diri manusia

maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun

merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut

orang. AECT (Associationfor Educational Communication and

Page 14: MEDIA II

Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat

digunakan dalam proses belajar, yaitu:

1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata

pelajaran.

2. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan

sebagainya.

3. Bahan;merupakan suatu format yang digunakan untuk

menyimpan pesan pembelajaran,seperti buku paket, buku teks,

modul, program video, film, OHT (over head transparency),

program slide,alat peraga dan sebagainya (biasa disebut

software).

4. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware)

untuk menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya

mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder, dan

sebagainya.

5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan

orang dalam membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan

pembelajaran. Di dalamnya mencakup

ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama

(roleplay), dan sebagainya.

6. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah

pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.

Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain

adalah media pendidikan.

Media Pendidikan

Kata media berasal dari bahasa Latin yang adalah bentuk jamak dari

medium batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita

membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan

sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.

Page 15: MEDIA II

Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Pertanyaan yang sering

muncul mempertanyakan pentingnya media dalam sebuah

pembelajaran.Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan

konkrit dalam pembelajaran,karena proses belajar mengajar

hakekatnya adalah proses komunikasi,penyampaian pesan dari

pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke

dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan)

maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-

simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding.

Ada kalanya penafsiran berhasil, adakalanya

tidak.Kegagalan/ketidakberhasilan dalam memahami apa yang

didengar, dibaca,dilihat atau diamati. Kegagalan/ketidakberhasilan

atau penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah

barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak

pemahaman yang diterima.

Lantas dimana fungsi media? Ada baiknya kita melihat diagram cone

of learning dari Edgar Dale yang secara jelas memberi penekanan

terhadap pentingnya media dalam pendidikan:

Page 16: MEDIA II

Secara umum media mempunyai kegunaan:

1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara

murid dengan sumber belajar.

4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.

5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman

& menimbulkan persepsi yang sama.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton,

1985:

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar

2. Pembelajaran dapat lebih menarik

Page 17: MEDIA II

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori

belajar

4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek

5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan

dimanapun diperlukan

7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan

8. Peran guru berubahan kearah yang positif

Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu

diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset

audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik

pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan

(pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media

ini tergolong tepat karena bila secara langsung diberikan tanpa media

sering terjadi ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan

pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini

termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber

yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya

menggunakan alat yang sama pula.

Untuk itu perlu dicermarti daftar kelompok media instruksional

menurut Anderson, 1976 berikut ini:

KELOMPOK MEDIA MEDIA INSTRUKSIONAL

1

.

Audio pita audio (rol atau kaset)

piringan audio

radio (rekaman siaran)

Page 18: MEDIA II

2

.

Cetak buku teks terprogram

buku pegangan/manual

buku tugas

3

.

Audio – Cetak buku latihan dilengkapi kaset

gambar/poster (dilengkapi audio)

4

.

Proyek Visual

Diam

film bingkai (slide)

film rangkai (berisi pesan verbal)

5

.

Proyek Visual

Diam dengan

Audio

film bingkai (slide) suara

film rangkai suara

6

.

Visual Gerak film bisu dengan judul (caption)

7

.

Visual Gerak

dengan Audio

film suara

video/vcd/dvd

8

.

Benda benda nyata

model tirual (mock up)

9

.

Komputer media berbasis komputer; CAI (Computer

Assisted Instructional) & CMI (Computer

Managed Instructiona

Klasifikasi & Jenis Media

KLASIFIKASI JENIS MEDIA

Media yang tidak diproyeksikan Realia, model, bahan grafis, display

Media yang diproyeksikan OHT, Slide, Opaque

Media audio Audio K aset, Audio V ission, aktive

Page 19: MEDIA II

Audio Vission

Media video Video

Media berbasis komputerComputer A ssisted I nstructional

( Pembelajaran Berbasis Komputer)

Multimedia kit Perangkat praktikum

Media yang Tidak Diproyeksikan

• Realita : Benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar

• Model : Benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari

benda

sesungguhnya

• Grafis : Gambar atau visual yang penampilannya tidak

diproyeksikan (Grafik, Chart, Poster, Kartun)

• Display : Medium yang penggunaannya dipasang di tempat

tertentu sehingga dapat dilihat informasi dan

pengetahuan di dalamnya.

Media Video

• Kelebihan

– Dapat menstimulir efek gerak

– Dapat diberi suara maupun warna

– Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya.

– Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya

• Kekurangan

Page 20: MEDIA II

– Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya

– Memerlukan tenaga listrik

– Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam

pembuatannya

Media Berbasiskan Komputer

Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan

• Praktek dan latihan (drill & practice)

• Tutorial

• Permainan (games)

• Simulasi (simulation)

• Penemuan (discovery)

• Pemecahan Masalah (Problem Solving)

(Heinich,et.al 1996)

Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk

kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan

komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang

dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah

dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi

primadona dalam kegiatan pembelajaran.

Dibalik kehandalan komputer sebagai media pembelajaran terdapat

beberapa persoalan yang sebaiknya menjadi bahan pertimbangan

awal bagi pengelola pengajaran berbasis komputer:

Page 21: MEDIA II

1. Perangkat keras -dan lunak- yang mahal dan cepat ketinggalan

jaman

2. Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan

perangkat yang dibeli saat ini beberapa tahun kemudian akan

ketinggalan zaman.

3. Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal

perlu pendamping guna menjelaskan penggunaannya. Hal ini

bisa disiasati dengan pembuatan modul pendamping yang

menjelaskan penggunaan dan pengoperasian program.

Pemakaian Komputer dalam Proses Belajar

Sebelumnya perlu dijelaskan istilah CAI dan CMI yang digunakan dalam

kegiatan belajar dengan komputer.

CAI; yaitu penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk

menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes

kemajuan belajar siswa. CAI dapat sebagai tutor yang menggantikan

guru di dalam kelas. CAI juga bermacam-macam bentuknya

bergantung kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya,

bisa berbentuk permainan (games), mengajarkan konsep-konsep

abstrak yang kemudian dikonkritkan dalam bentuk visual dan audio

yang dianimasikan.

CMI; digunakan sebagai pembantu pengajar menjalankan fungsi

administratif yang meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi siswa,

database buku/e-library, kegiatan administratif sekolah seperti

pencatatan pembayaran, kuitansi dll.

Pada masa sekarang CMI & CAI bersamaan fungsinya dan kegiatannya

seperti pada e-Learning, dimana urusan administrasi dan kegiatan

belajar mengajar sudah masuk dalam satu sistem.

Page 22: MEDIA II

Pemakaian Komputer dalam Kegiatan Pembelajaran

Untuk Tujuan Kognitif

Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-

langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat

menjelaskan konsep tersebut dengan dengan sederhana dengan

penggabungan visual dan audio yang dianimasikan. Sehingga cocok

untuk kegiatan pembelajaran mandiri.

Untuk Tujuan Psikomotor

Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games &

simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia

kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan

pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan

sebagainya.

Untuk Tujuan Afektif

Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip

suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran

sikap/afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer.

PUSTAKA

• Green L (1996). Creatives Silde/Tape Programs. Colorado:

Libraries Unlimited, Inc. Littleton.

• Hackbarth S. (1996). The Educational Technology Hanbook. New

Jersey: Educational Technology Publication, Englewood

Cliffs.

• Hannafin, M. J., Peck, L. L. (1998). The Design Development and

Education of Instructional Software. New York: Mc. Millan

Publ., Co.

Page 23: MEDIA II

• Heinich, R., et. al. (1996) Instructional Media and Technologies for

Learning. New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.

• E. Dale, Audiovisual Method in Teaching, 1969, NY: Dyden Press

• Bloom, S. Benyamin (1956). Taxonomy of Educational Objective

The Classification of Educational Goal.

Possibly related posts: (automatically generated)

sharing RPP TIK SMP Kelas VII

Informatika dalam pandanganku

Kapitalisme Media dan Masa Depan

SMP Xaverius1 Frater

Senin, 30 November 2009

Media Visual 2

A. Media Visual Proyeksi

Media Visual Proyeksi diartikan sebagai format media dimana gambar diperbesar dan

ditayangkanpada sebuah layar. Proyeksi biasanya dilakukan dengan melewatkan cahaya

yang sangat terang melalui film transparan, kemudian memperbesar gambar itu melalui

seperangkat lensa dan menayangkan bayangan itu pada permukaan yang memantul.

Aplikasi dari projrcted visual adalah media visual. Alat untuk memproyeksi gambar

dinamakan proyektor

B. Jenis-jenis Visual Proyektor

1. OHP (Overhead Projector)

OHP merupakan jenis perangkat keras yang sangat sederhana, terdiri atas sebuah kotak

dengan bagian atasnya sebagai landasan yang luas untuk meletakkan transparansi.

Page 24: MEDIA II

Cahaya yang amat terang dari lampu proyektor amat kuat menyorot dari dalam kotak

kemudian dibiaskan oleh sebuah lensa khusus, yaitu lensa fresnel, melewati sebuah

transparan ukuran 20 x 25 cm yang ditempatkan di atas landasan tersebut. Sebuah sistem

pemantul cahaya dari cermin dan lensa, yang di tempatkan di atas kotak landasan,

menghasilkan berkas cahaya berbelok 90¬¬¬o. Dengan lampunya yang amat terang dan

sistem optiknya yang efisien, menghasilkan banyak sekali cahaya sehingga

memungkinkan untuk dipergunakan di ruangan biasa tanpa penggelapan.

Gambar OHP

Sarana bantu visual adalah penggambaran secara visual yang mendukung presentasi

dalam format teks, gambar kartun, grafik, ilustrasi, foto. Semuanya dapat berupa

transparansi OHP, handout, flipchart, poster, obyek, dsb. Sarana tersebut membantu

untuk memecahkan suasana yang membosankan, memberikan stimulasi visual untuk

mendukung apa yang didengarkan oleh para peserta didik.

Penggunakan media proyaktor untuk memproyeksikan gambar ke dalam layar yang besar

membuat setiap orang dalam kelas/ruang tersebut dapat melihatnya. Dengan proyektor

overhead memungkinkan presenter dapat merancang teks dengan ilustrasi bergambar

sesuai dengan keinginannya.

a. Cara pengoperasiannya :

1) Periksa tegangan sumber listrik dan sesuaikan tegangan pada peralatan.

2) Hubungkan kabel OHP dengan sumber listrik.

3) Tekan tombol ON/OFF ke posisi ON

4) Letakkan transparansi pada posisi yang benar (diatas stage). Lalu, aturlah posisi lens

headassembly dan posisi OHP itu sendiri untuk menghindarkan energi keystone-effect.

5) Atur tombol pengatur fokus, sehingga didapatkan hasil gambar proyeksi yang jelas dan

Page 25: MEDIA II

tajam (fokus).

b. Membuat Overhead Transparasi

Dalam membuat transparasi banyak cara yang dipergunakan dari yang sederhana sampai

yang rumit atau memakai alat pembuat untuk mengkopy transparan yang disebut

transparan maker.

Cara pembuatan transparan adalah sebagai berikut :

1) Langsung pada transparan

Dengan menulis/menggambar materi yang akan digunakan pada slide transparansi,

dengan menggunakan pana yang berlabel “ overhead projector pen”

2) Membuat transparan dengan cara reproduksi

Maksudnya yaitu dengan memperbanyak gambar/tulisan/isi yang persis sama. Alat

reproduksi yang banyak dipakai adalah mesin foto copy, dan termofax.

c. Kelebihan dan kelemahan OHP

1). Kelebihan OHP

a) Gambar/ tulisan yang diproyeksikan lebih jelas

b) Sambil mengajar, guru dapat berhadapan dengan siswa

c) Benda-benda kecil dapat diproyeksikan langsung, meskipun hasilnya berbentuk

bayangan

d) Tidak memerlukan proyeksionis khusus

e) Lebih sehat bila dibandingkan dengan papan tulis

2) Kelemahan OHP yaitu:

a) Tidak dapat diprogram

Efektifitas tergantung pada presenter.

b) Tidak dapat diperintah

c) Membutuhkan proses produksi

Bahan presentasi harus dibuat dalam bentuk transparansi

d) Distrosi gambar yang ditampilkan

d. Pemanfaatan dalam pembelajaran

Page 26: MEDIA II

Beberapa gagasan dalam penggunaan gambar, chart, bagan, foto, pada beberapa mata

pelajran agar dapat lebih menarik perhatian siswa, sangat disarankan, diproyeksikan

secara visualisasi misalnya :

1) Konsep Visual yang dipakai

2) Proses, prosedur, siklus Bagan alur (flowchart)

3) Fakta, data Tabel, matriks, daftar

4) Data perbandingan Grafik

5) Hubungan ruang Peta

6) Hubungan dalam struktur Bagan, skema, diagram

7) Hubungan keluarga Bagan silsilah

2. LCD Projector

LCD (Liquid Crystal Display) merupakan salah satu metoda tampilan yang menggunakan

panel-panel kristal cair sebagai pembentuk gambar.

Pada LCD Projector, gambar yang di layar dibentuk dari 3 buah LCD Panel (Red, Green,

Blue) yang masing-masing membentuk element gambar Merah, Hijau dan Biru. Dari

ketiga element gambar tersebut lalu disatukan lewat prisma dan kemudian difokuskan ke

lensa dan diteruskan ke layar.

Dalam hal ini LCD Panel seperti deretan jendela-jendela yang bisa membuka-tutup,

dengan sudut bukaan dari tertutup rapat hingga membuka lebar, lalu disorot oleh lampu

dari belakang. Dari kombinasi susunan jendela-jendela yang terbuka dan tertutup

tersebut, terbentuklah sebuah gambar.

a. Tata Cara Operasional LCD Projector :

1) Sambungkan kabel konektor data dari LCD ke PC / Laptop yang akan digunakan

2) Tekan tombol ON/OFF untuk menyalakan LCD projector, kemudian tekan tombol

ON/STANDBY

Page 27: MEDIA II

3) Bila LCD Projector tidak automatis mendeteksi INPUT tampilan ( bila dihubungkan

dengan LAPTOP/PC) maka perlu diatur secara manual INPUT tampilan yang

dikehendaki dengan menekan tombol INPUT di LCD Projector.

4) Atur lensa untuk mengatur fokus dan zooming gambar yang baik (atur sudut

kemiringan bila diperlukan, gunakan pengatur kemiringan dibagian kaki depan LCD)

5) Bila telah selesai pemakaian, tekan ombol ON/STANDBY untuk mematikan LCD

(untuk tipe tertentu harus menekan tombol ON/STANDBY 2 kali)

6) Tunggu beberapa saat (kipas pendingin masih akan berjalan beberapa saat untuk

mendinginkan LCD Projector, indikator FAN tetap akan menyala) hingga posisi

STANDBY

7) Tekan Tombol ON/OFF (bila LCD tidak akan digunakan lagi) lalu cabut kabel power

dari stopkontak dan kabel konector dari PC/Laptop

b. Kelebihan dan Kelemahan LCD

1) Kelebihan

a) Dapat menayangkan apa saja yang ada di monitor ( misalnya teks, data, gambar dll)

b) Warna lebih matang/solid

c) Cocok untuk gambar yang cerah dan berwarna-warni

d) Lebih bagus untuk gambar yang bergerak cepat/motion picture

2) Kekurangan:

a) Ruangan harus gelap (Contrast Ratio rendah)

b) Kurang bagus untuk gambar/tampilan yang gelap

c) Air Filter harus selalu dibersihkan/maintenance rutin

c. Pemanfaatan dalam pembelajaran

Dengan LCD proyektor, gambar yang akan dipancarkan dapat berasal dari komputer,

vedio player atau siaran televisi. Power point merupakan salah satu program yang sangat

populer digunakan, karena mudah penggunaannya dan memiliki kekayaan warna.

Sehingga dalam pembelajaran setiap mata pelajaran dapat menggunakan media ini.

Misalnya CD Interaktif dari pelajaran Fisika, Pemutaran film pada pelajaran agama dll.

3. Slide

Slide merupakan gambar transparan yang diproyeksikan oleh cahaya melalui proyektor.

Page 28: MEDIA II

Film slide biasa dibuat dengan ukuran 35 mm. Slide memiliki dua bentuk, yaitu pertama,

bentuk tradisional yang lepas satu persatu, dan kedua, bentuk baru yang dibungkus dalam

tempat khusus lalu dimasukkan ke dalam proyektor dan secara otomatis berputar seperti

film biasa.

a. Cara pengoperasiannya :

1) Hubungkan kabel power ke sumber listrik.

2) Hubungkan kabel remote control

3) Masukkan lensa jika belum jelas.

4) Pastikan dasar cincin terkunci pada tray slide.

5) Dudukan tray slide pada proyektor

6) Atur timer otomatis pada “m”

7) Gerakkan switch ke lampu”low” atau “hight”

8) Atur besar kecil gambar pada layar

9) Focuskan gambar

10) Gunakan remote control untuk melakukan proyeksi gambar.

11) Proyektor ini akan memproyeksikan film-bingkai yang ada dalam posisi proyeksi

(berada didepan jendela proyeksi/gate proyektor).

12) Film bingkai yang telah disusun sesuai dengan urutan satu per satu didorong

(diletakkan) pada posisi proyeksi.

13) Setelah selesai pemroyeksian, film bingkai tersebut dikembalikan ke tempatnya,

untuk digantikan dengan film bingkai berikutnya, begitulah seterusnya.

Penggantian film bingkai yang satu ke film bingkai berikutnya dilakukan dengan suatu

sistem mekanik. Gerakan mekanik tersebut ada yang sepenuhnya dilakukan dengan

tangan dan ada yang menggunakan sistem elektronik.

b. Pembuatan Slide

1) Pembuatan slide dapat dilakukan oleh siswa maupun pendidik

2) Pembuatan slide show dengan kamera digital.

Page 29: MEDIA II

3) Pembuatan dengan duplikasi gambar

4) Pembuatan slide dengan komputer

5) Pembuatan silde dari polaroid dan video.

c. Kelebihan dan kelemahan

1). Kelebihan Slide

a) Materi yang sama dapat disebarkan kepada siswa secara serentak.

b) Pengurutan lebih fleksibel dibanding dengan film

c) Perhatian siswa dipusatkan kepada satu point tertentu.

d) Fungsi berpikir siswa dikembangkan secara bebas.

e) Kecepatan dan frekwensi putar bisa diatur oleh guru.

f) Slide dapat disimpan, sewaktu-waktu dapat digunakan kembali

2). Kelemahan :

a) Tidak terorganisir, slide bias tercecer, jika penyimpanannya kurang baik

b) Mudah rusak, karena debu atau sidik jari

c) Perbedaan ukuran ketebalan slide dapat menyebabkan slide macet

d) Biasanya lebih mahal jika disbanding dengan filmstrip.

d. Pemanfaatan dalam pembelajaran

Slide dapat digunakan untuk menayangkan tabel, gambar, denah, grafik dan lain

sebagainya. Sehingga semua mata pelajaran dapat menggunakan media ini. Misalnya

menampilkan gambar manusi pada pelajaran biologi

4. Sound Slide

Sound Slide disebut juga slide suara, slide tape, atau photo play; merupakan perpaduan

antara dua media, yaitu media pandang berupa slide dan media dengar berupa rekaman.

Kedua media tersebut dipresentasikan secara bersamaan untuk mengkomunikasikan suatu

program/ pesan. Prinsip kerjanya berupa pemroyeksian slide yang telah diurutkan

sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan urutan kejadian, pemunculannya

dilakukan satu persatu disertai narasi hasil pemutaran pita rekaman.

Page 30: MEDIA II

Program sound slide dapat disusun melalui beberapa tahap, yaitu:

a. tahap perencanaan,

b. tahap penyusunan naskah,

c. tahap pelaksanaan pembuatan,

d. tahap pemresentasian.

Kelebihan dan kelemahan sound slide

a. Kelebihan :

1) Dapat mengkomunikasikan pesan melalui lambang verbal dan visual sekaligus.

2) Dapat dipresentasikan tanpa kehadiran guru.

3) Dapat digunakan secara individual maupun kelompok.

4) Mudah direvisi atau diganti jika dibutuhkan

b. Kelemahan sound slide

1) Sinkronisasi yaitu diatur antara slide dan suara.

2) Media ini belum dapat mengkomunikasikan informasi melalui lambang gerak.

3) Proses pembuatannya memerlukan waktu relatif lama.

4) Presentasi gambar tidak dapat diperlama, karena harus menyesuaikan dengan

presentasi audionya.

5. Filmstrips

Filmstrips adalah Sebuah gulungan yang berukuran 35 mm film yang transparan yang

berisi rangkaian gambar yang saling berhubungan yang dirancang untuk pertunjukkan

secara sekaligus.

a. Jenis-jenis proyektor filmstrip

Berdasarkan sistem (cara) memproyeksikan gambar, maka proyektor filmstrip ini dapat

dibedakan dalam tiga jenis, diantaranya :

1) Proyeksi belakang layar

Proyektor jenis ini dibuat untuk pemakaian individu. Hal itu karena bentuknya kecil dan

Page 31: MEDIA II

konsumsi listriknya pun sedikit. Proyektor ini dilengkapi dengan layar yang terpasang

menjadi satu dengan proyektor. Untuk memajukan film rangkai yang telah dipasang,

dapat dilakukan dengan memutar kenob atau dengan menekan tombol geser.

Pengoperasiannya sangat sederhana. Setelah film rangkai dipasang, hidupkan lampu

proyektor dengan menekan saklar lampu (ON). Kemudian majukan film rangkai tersebut

satu bingkai demi satu bingkai dengan memutar kenob ataupun menekan tombol

penggeser.

2) Proyeksi depan layar

Proyeksi jenis ini (baik manual maupun elektronik) dilengkapi dengan kenob pengatur

fokus dan kenob pengatur bingkai.

3) Proyeksi belakang dan depan layar

Proyector ini memiliki kelebihan diantara proyector film rangkai yang lain adalah dapat

digunakan sebagai proyector dengan sistem proyeksi belakang layar maupun depan layar.

Proyeksi jenis ini dilengkapi dengan layar yang terpasang menjadi satu dengan proyektor,

sebagai layar proyeksi pada pemakaian dengan sistem proyeksi belakang layar. Apabila

proyeksi ini akan digunakan menjadi sistem proyeksi depan layar, cukup dengan

menekan tombol pembuka penutup jendela proyeksi yang terletak di samping kiri

proyektor. Selain dilengkapi dengan layar terpadu, umumnya proyektor jenis ini

dilengkapi dengan perekam kaset audio yang terpasang menjadi satu dengan proyektor

dan mempunyai kemampuan menggerakkan proyektor. Dengan sinyal perintah.

b. Cara pengoperasiannya :

Pengoperasian proyektor film rangkai dengan proyeksi belakang layar dengan perekam

kaset terpadu adalah sebagai berikut :

1) Hubungkan proyektor dengan sumber listrik, setelah diperiksa bahwa tegangan

peralatan sesuai dengan tegangan sumber listrik.

2) Masukkan film rangkai (filmstrip) yang akan diproyeksikan ke dalam sambang

(catridge).

3) Pasang sambang filmstrip pada tempatnya.

4) Putar saklar utama sehingga lampu proyektor menyala (pada posisi Lamp).

5) Tekan tombol FWD film, sehingga di layar terlihat gambar proyeksi pertama.

Page 32: MEDIA II

6) Atur tombol focus hingga didapatkan gambar yang jelas dan tajam.

7) Pasang saklar pada posisi AUTO.

8) Masukkan kaset suara pada tempatnya.

9) Tekan tombol main ulang dari perekam kaset audio.

10) Atur tombol geser, level volume, dan tone.

11) Secara otomatis, filmstrip akan maju pada saatnya.

12) Apabila program tersebut tidak otomatis, setiap kali terdengar tanda bel dari pita

kaset, tekanlah tombol FWD film.

c. Kelebihan dan Kelemahan

1) Kelebihan

a) Ringan

b) Mudah ditangani

c) Pengurutan secara permanen

d) Penampilan dapat dikontrol

2) Kelemahan

a) Pengurutan tetap, tidak dapat menampilkan gambar yang sudah lewat.

b) Mudah rusak

d. Pemanfaatan dalam pembelajaran

Media film strip ini sangat cocok untuk media dalam menjelaskan materi dalam bentuk

deskripsi. Misalnya pada pelajaran sejarah tentang terjadinya perang Diponegoro, pada

pelajaran kimia misalnya bahaya polusi, dan lain-lain.

C. Manfaat menggunakan media projector vcisual dalam pembelajaran

Salah satu alasan penggunaan media pembelajaran adalah terkait dengan manfaat media

pembelajaran bagi keberhasilan belajar mengajar di kelas, uraikan dengan jelas manfaat

media pembelajaran.

Salah satu aspek yang menentukan keberhasilan dalam belajar mengajar adalah pemilihan

media pembelajaran yang tepat. Menurut Hamalik (1986), media pembelajaran yang tepat

dapat membangkitkan motivasi, keinginan minat, dan rangsangan kepada siswa.

Page 33: MEDIA II

Sehingga dapat membantu pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, memadatkan informasi.

Adapun mengapa media pembelajaran yang tepat dapat membawa keberhasilan belajar

dan mengajar di kelas, menurut Levie dan Lentz (1982), itu karena media pembelajaran

khususnya media visual memiliki empat fungsi yaitu:

1. Fungsi atensi, yaitu dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk

berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang

ditampilkan atau menyertai teks materi dan pelajaran.

2. Fungsi afektif, yaitu dapat menggugah emosi dan sikap siswa.

3. Fungsi kognitif, yaitu memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat

informasi/pesan yang terkandung dalam gambar.

4. Fungsi compensations, yaitu dapat mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat

menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara verbal.

Mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa yaitu:

1. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa, sehingga menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, sehingga dapat menguasai tujuan

pembelajaran dengan baik.

3. Metode pengajaran akan bervariasi

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, seperti mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan dan lain-lain.

5. Mengatasi taraf berpikir siswa mulai dari taraf berfikir konkret menuju abstrak,

dimulai dari yang sederhana menuju berfikir yang kompleks. Sebab dengan adanya media

pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat

disederhanakan.

BAB III

PENUTUP

Page 34: MEDIA II

1. Kesimpulan

a. Dengan meningkatnya teknologi, banyak alat atau media yang disediakan agar

memudahkan para pengajar berinterksi terhadap siswanya.

b. Media Visual Overhead Projector (OHP), LCD, slide (film bingkai), dan filmstrips

merupakan contoh alat yang selalu digunakan dalam proses pembelajaran.

c. Media Projector visual OHP, LCD, Slide dan Filmstrips mempunyai kelebihan dan

kelemahan masing-masing sesuai dengan kebutuhan.

d. Dengan pemakaian alat-alat tersebut sebagai media pembelajaran membuat interaksi

siswa dan gurunya lebih efektif dan efisien.

e. Dengan penggunaan media dalam pembelajaran, akan memotivasi siswa untuk belajar

dan akan meningkatkan hasil belajarnya.

2. Saran

Dalam proses pembelajaran media, telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang

seharusnya dimanfaatkan oleh guru. Seharusnya guru harus memanfaatkan media dalam

proses pembelajaran agar bisa memperjelas materi serta membantu siswa dalam proses

memahami materi Selain itu diharapkan agar media visual tersebut lebih memperlancar

efektifitas dan efisiensi guru untuk berinteraksi terhadap muridnya.

DAFTAR PUSTAKA

Barman, C. 1982. ”Some Ways to Improve Your Overhead Projection Transparencies.”

American Biology Teacher.

Beatty, LaMond F. 1981. ”Educational Tecnhnology Publication”.

Heinich Russell.dkk 1982. Instructional Media and The New Technology

of Instruction. Canada: John Wiley & Son.

Miarso, Yusufhadi dkk.1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: CV.Rajawali

Diposkan oleh Xaverius Frater di 23:34

Page 35: MEDIA II

MEDIA PEMBELAJARAN

Media pembelajaram yaitu media dimana seluruh pelajar bisa mendapatkan ilmu

pengetahuan

 

Selasa, 10 Maret 2009

MULTIMEDIA DALAM MEDIA PEMBELAJARAN

1. Fungsi Media Pembelajaran.

Media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Munculnya

berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud,

dan tujuannya. AECT (Association for Education and Communicatian Technology)

dalam Harsoyo (2002) memaknai media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan dalam

proses penyaluran informasi. NEA (National Education Association) memaknai media

sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau

dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Raharjo (1991)

menyimpulkan beberapa pandangan tentang media, yaitu Gagne yang menempatkan

media sebagai komponen sumber, mendefinisikan media sebagai “komponen sumber

belajar di lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar.” Briggs

berpendapat bahwa media harus didukung sesuatu untuk mengkomunikasikan materi

(pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar, yang mendefinisikan media sebagai

wahana fisik yang mengandung materi instruksional. Wilbur Schramm mencermati

pemanfaatan media sebagai suatu teknik untuk menyampaikan pesan, di mana ia

mendefinisikan media sebagai teknologi pembawa informasi/pesan instruksional. Yusuf

hadi Miarso memandang media secara luas/makro dalam sistem pendidikan sehingga

mendefinisikan media adalah segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses

belajar pada diri peserta didik

Harsoyo (2002) menyatakan bahwa banyak orang membedakan pengertian media dan

alat peraga. Namun tidak sedikit yang menggunakan kedua istilah itu secara bergantian

untuk menunjuk alat atau benda yang sama (interchangeable). Perbedaan media dengan

Page 36: MEDIA II

alat peraga terletak pada fungsinya dan bukan pada substansinya. Suatu sumber belajar

disebut alat peraga bila hanya berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran saja; dan sumber

belajar disebut media bila merupakan bagian integral dari seluruh proses atau kegiatan

pembelajaran dan ada semacam pembagian tanggungjawab antara guru di satu sisi dan

sumber lain (media) di sisi lain. Pembahasan pada pelatihan ini istilah media dan alat

peraga digunakan untuk menyebut sumber atau hal atau benda yang sama dan tidak

dibedakan secara substansial.

Rahardjo (1991) menyatakan bahwa media dalam arti yang terbatas, yaitu sebagai alat

bantu pembelajaran. Hal ini berarti media sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk:

memotivasi belajar pesertaÞ didikmemperjelas informasi/pesan pengajaranÞmemberi

tekanan padaÞ bagian-bagian yang pentingmemberi variasi pengajaranÞmemperjelasÞ

struktur pengajaran.

Di sini media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat

menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik

sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah

bila dibantu dengan sarana visual, di mana 11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera

pendengaran, sedangkan 83% lewat indera penglihatan. Di samping itu dikemukakan

bahwa kita hanya dapat mengingat 20% dari apa yang kita dengar, namun dapat

mengingat 50% dari apa yang dilihat dan didengar.

2. Kemampuan media sebagai alat bantu kegiatan pembelajaran

Rahardjo (1991) menguraikan dengan berangkat dari teori belajar diketahui bahwa

hakekat belajar adalah interaksi antara peserta didik yang belajar dengan sumber-sumber

belajar di sekitarnya yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku belajar dari tidak

tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, tidak jelas menjadi jelas, dsb. Sumber belajar

tersebut dapat berupa pesan, bahan, alat, orang, teknik dan lingkungan. Proses belajar

tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti

sikap, pandangan hidup, perasaan senang dan tidak senang, kebiasaan dan pengalaman

pada diri peserta didik. Bila peserta didik apatis, tidak senang, atau menganggap buang

waktu maka sulit untuk mengalami proses belajar.

Faktor eksternal merupakan rangsangan dari luar diri peserta didik melalui indera yang

Page 37: MEDIA II

dimilikinya, terutama pendengaran dan penglihatan. Media pembelajaran sebagai faktor

eksternal dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi belajar karena mempunyai

potensi atau kemampuan untuk merangsang terjadinya proses belajar. Contohnya, (a)

menghadirkan obyek langka: koleksi mata uang kuno, (b) konsep yang abstrak menjadi

konkrit: pasar, bursa, (c) mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak: siaran

radio atau televisi pendidikan, (d) menyajikan ulangan informasi secara benar dan taat

asas tanpa pernah jemu: buku teks, modul, program video atau film pendidikan,. (e)

memberikan suasana belajar yang santai, menarik, dan mengurangi formalitas.

Edgar Dale dalam Rahardjo (1991) menggambarkan pentingya visualisasi dan verbalistis

dalam pengalaman belajar yang disebut “Kerucut pengalaman Edgar Dale” dikemukakan

bahwa ada suatu kontinuum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual

dan verbal dalam menanamkan suatu konsep atau pengertian. Semakin konkrit

pengalaman yang diberikan akan lebih menjamin terjadinya proses belajar. Namun, agar

terjadi efisiensi belajar maka diusahakan agar pengalaman belajar yang diberikan

semakin abstrak (“go as low on the scale as you need to ensure learning, but go as high as

you can for the most efficient learning”).

Raharjo (1991 menyatakan bahwa visualisasi mempermudah orang untuk memahami

suatu pengertian. Sebuah pemeo mengatakan bahwa sebuah gambar “berbicara“ seribu

kali dari yang dibicarakan melalui kata-kata (a picture is worth a thousand words). Hal ini

tidaklah berlebihan karena sebuah durian “monthong” atau gambarnya akan lebih

menjelaskan barangnya (atau pengertiannya) daripada definisi atau penjelasan dengan

seribu kata kepada orang yang belum pernah mengenalnya. Salah satu dari sarana visual

yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar tersebut adalah OHT atau

“overhead transparency.“ Sarana visual seperti OHT ini bila digarap dengan baik dan

benar. Di samping dapat mempermudah pemahaman konsep dan daya serap belajar

siswa, juga membantu pengajar untuk menyajikan materi secara terarah, bersistem dan

menarik sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Inilah manfaat yang harus dioptimalkan

dalam pembuatan rancangan media seperti OHT ini.

3. Jenis-jenis media

Media cukup banyak macamnya, Raharjo (1991) menyatakan bahwa ada media yang

hanya dapat dimanfaatkan bila ada alat untuk menampilkanya. Ada pula yang

Page 38: MEDIA II

penggunaannya tergantung pada hadirnya seorang guru, tutor atau pembimbing (teacher

independent). Media yang tidak harus tergantung pada hadirnya guru lazim tersebut

media instruksional dan bersifat “self Contained”, maknanya: informasi belajar, contoh,

tugas dan latihan serta umpanbalik yang diperlakukan telah diprogramkan secara

terintegrasi.

Dari berbagai ragam dan bentuk dari media pengajaran, pengelompokan atas media dan

sumber belajar ekonomi dapat juga ditinjau dari jenisnya, yaitu dibedakan menjadi media

audio, media visual, media audio-visual, dan media serba neka.1. Media Audio : radio,

piringan hitam, pita audio, tape recorder, dan telepon .2. Media Visual :

a. Media visual diam : foto, buku, ansiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi dan

barang hasil cetakan lain, gambar, ilustrasi, kliping, film bingkai/slide, film rangkai (film

stip) , transparansi, mikrofis, overhead proyektor, grafik, bagan, diagram, sketsa, poster,

gambar kartun, peta, dan globe.

b. Media visual gerak : film bisu.

3. Media Audio-visuala. Media audiovisual diam : televisi diam, slide dan suara, film

rangkai dan suara , buku dan suara. b. Media audiovisual gerak : video, CD, film rangkai

dan suara, televisi, gambar dan suara.

4. Media Serba aneka :

a. Papan dan display : papan tulis, papan pamer/pengumuman/majalah dinding, papan

magnetic, white board, mesin pangganda.

b. Media tiga dimensi : realia, sampel, artifact, model, diorama, display.

c. Media teknik dramatisasi : drama, pantomim, bermain peran, demonstrasi,

pawai/karnaval, pedalangan/panggung boneka, simulasi.d. Sumber belajar pada

masyarakat : kerja lapangan, studi wisata, perkemahan.e. Belajar terprogram f. Komputer

Media yang tidak memerlukan keahlian khusus misalnya :Papan tulis /Ø

whiteboardTransparansi (OHT)ØBahan cetak ( buku, modul, handoutØ )Media yang

memerlukan keahlian khusus :Program audioØ visualProgram slide, Microsoft

PowerpointØProgram internetØ

Yang tergantung hadirnya guru misalnya :Papan tulis / whiteboardØTansparansiØ

(OHT )Sedangkan yang tidak bergantung kehadiran guru misalnya :UmumnyaØ media

rekamBahan belajar mandiriØ(dapat dipelajari tanpa guru/ pengajar )

Page 39: MEDIA II

Pemilihan MediaTiap jenis media mempunyai karakteristik atau sifat-sifat khas

tersendiri. Artinya mempunyai kelebihan dan kekurangan satu terhadap yang lain . Sifat-

sifat yang biasanya dipakai untuk menentukan kesesuaian penggunaan atau pemilihan

media ialah :Jangkauan:Beberapa media tertentu lebih sesuai untuk pengajaran individual

misalnya buku teks, modul, program rekaman interaktif (audio, video, dan program

computer). Jenis yang lain lebih sesuai untuk pengajaran kelompok di kelas, misalnya

media proyeksi (OHT, Slide, Film) dan juga program rekaman (audio dan video). Ada

juga yang lebih sesuai untuk pengajaran massal , misalnya program siaran ( radio,

televisi, dan konferensi jarak jauh dengan audio).Keluwesan :Dari segi keluwesan, media

ada yang praktis mudah dibawa kemana-mana , digunakan kapan saja, dan oleh siapa

saja, misalnya media cetak seperti buku teks , modul , diktat , dll.Ketergantungan

Media :Beberapa media tergantung pemakaianya pada sarana/fasilitas tertentu atau

hadirnya seorang penyaji/guru.Kendali / control :Kadang-kadang dirasa perlu agar

control belajar ada pada peserta didik sendiri ( pelajar individu), pada guru ( pelajaran

klasikal ) , atau peralatan.Atribut :Penggunaan media juga dapat dirasakan pada

kemampuanya memberikan rangsangan suara, visual, warna maupun gerak.Biaya :Alasan

lain untuk menggunakan jenis media tertentu ialah karena murah biaya pengadaan atau

pembuatanya .Media transparansi (OHT ) adalah sarana visual berupa huruf , lambang,

gambar, grafis maupun gabungannya yang dibuat pada bahan tembus pandang atau

transparan untuk diproyeksikan pada sebuah layar atau dinding dengan menggunakan alat

yang disebut “overhead projector “ atau OHP. Sebagaimana halnya dengan semua jenis

media proyeksi , OHT mempunyai kemampuan untuk membesarkan bayanganya di layar

atau didinding sejauh kekuatan lensa dan sinar proyeksinya dapat mendukung . Oleh

sebab itu , OHT sangat sesuai untuk kegiatan seminar, lokakarya, pengajaran maupun

latihan yang melibatkan kelompok sasaran yang cukup besarnya sampai efektif 60 orang.

Selebihnya mungkin perlu ditunjang dengan sarana “sound system“ yang memadai

karena keterbatasan jangkauan suara pengajar. Untuk dapat menggarap maupun

memanfaatkan media ini sebaiknya kita harus mengenal karakteristiksnya. Media OHT

mempunyai kelebihan- kelebihan dan kelemahan- kelemahan yang harus diperhitungkan

dalam perencanaannya.

Dampak perubahan media komunikasi pada media pembelajaranNasution (1987)

Page 40: MEDIA II

menguraikan bahwa perkembangan media komunikasi mengalami kemajuan yang sangat

pesat akhir-akhir ini. Hal ini diawali dari penemuan alat cetak oleh Guntenberg pada abad

ke lima belas tentang buku yang ditulis yang melahirkan buku-buku cetakan. Penemuan

fotografi mempercepat cara illustrasi. Lahirnya gambar hidup memungkinkan kita

melihat dalam “slow motion“ apa yang dahulu tak pernah dapat kita amati dengan teliti .

Rekaman memungkinkan kita mengulangi lagu-lagu yang dibawakan oleh orkes-orkes

terkenal. Radio dan televisi menambah dimensi baru kepada media komunikasi . Video

recorder memungkinkan kita merekam program TV yang dapat kita lihat kembali semua

kita. Kemampuan membuat kertas secara masinal membawa revolusi dalam media

komunikasi dengan penerbitan surat kabar dan majalah dalam jumlah jutaan rupiah tiap

hari . Komputer membuka kesempatan yang tak terbatas untuk menyimpan data dan

digunakan setiap waktu diperlukan .Para pendidik segera melihat manfaat kemajuan

dalam media komunikasi itu bagi pendidikan. Buku sampai sekarang masih memegang

peranan yang penting sekali dan mungkin akan masih demikian halnya dalam waktu yang

lama. Namun ada yang optimis yang meramalkan bahwa dalam waktu dekat semua aspek

kurikulum akan di-komputer-kan .Memang kemampuan komputer sungguh luar biasa .

Dalam sehelai nikel seluas 20 x 25 cm dapat disimpan isi perpustakaan yang terdiri atas

20.000 jilid . Namun ramalan bahwa seluruh kurikulum akan di-komputer-kan dalam

waktu dekat rasanya masih terlampau optimis . Sewaktu gambar hidup ditemukan oleh

Thomas Alva Edison pada tahun 1913 telah diramalkan bahwa buku-buku segera akan

digantikan oleh gambar hidup dan seluruh pengajaran akan dilakukan tidak lagi melalui

pendengaran akan tetapi melalui penglihatan. Namun tak dapat disangkal faedah berbagai

media komunikasi bagi pendidikan.Ada yang berpendapat bahwa banyak dari apa yang

diketahui anak pada zaman modern ini diperolehnya melalui radio, film, apalagi melalui

televisi, jadi melalui media massa. Cara-cara untuk menyampaikan sesuatu melalui TV

misalnya yang disajikan dengan bantuan para ahli media massa jauh lebih bermutu dari

pelajaran yang diberikan oleh guru dalam kelas .Penggunaan alat media dalam

pendidikan melalui dengan gerakan “audio-visual aids“ pada tahun 1920-an di Amerika

Serikat. Sebagai “aids“ alat-alat itu dipandang sebagai pembantu guru dalam mengajar,

sebagai ekstra atau tambahan yang dapat digunakan oleh guru bila dikehendakinya.

Namun pada tahun 1960-an timbul pikiran baru tentang penggunaannya, yang dirintis

Page 41: MEDIA II

oleh Skinner dengan penemuannya “ programmed instruction“ atau pengajaran

berprograma. Dengan alat ini anak dapat belajar secara individual. Jadi alat ini bukan lagi

sekedar alat bantuan tambahan akan tetapi sesuatu yang digunakan oleh anak dalam

proses belajarnya. Belajar beprograma mempunyai pengaruh yang besar sekali pada

perkembangan teknologi pebdidikan. Di Ameriks Serikat teknologi pendidikan

dipandang sebagai media yang lahir dari revolusi media komunikasi yang dapat

dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan di samping, guru, buku, dan papan tulis. Di

Inggris teknologi pendidikan dipandang sebagai pengembangan, penerapan, dan sistem

evaluasi, teknik dan alat-alat pendidikan untuk memperbaiki proses belajar. Teknologi

pendidikan adalah pendekatan yang sistematis terhadap pendidikan dan latihan, yakni

sistematis dalam perumusan tujuan, analisis dan sintesis yang tajam tentang proses

belajar mengajar. Teknologi pendidikan adalah pendekatan “problem solving“ tentang

pendidikan. Namun kita masih sedikit tahu apa sebenarnya mendidik dan mengajar

itu.Teknologi pendidikan bukanlah terutama mengenai alat audio-visual, komputer, dan

internet. Walaupun alat audio-visual telah jauh perkembangannya, dalam kenyataan alat-

alat ini masih terlampau sedikit dimanfaatkaan. Pengajaran masih banyak dilakuakan

secara lisan tanpa alat audio-visual, komputer, internet walaupun tersedia. Dapat

dirasakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan resource-based learning

“atau belajar dengan menghadap anak-anak langsung dengan berbagai sumber, seperti

buku dalam perpustakaan, alat audio-visual, komputer, internet dan sumber lainya.

Kesulitan juga akan dihadapi dalam pengadminitrasiannya. Ciri-ciri belajar berdasarkan

sumber, diantaranya (1) Belajar berdasarkan sumber (BBS ) memanfaatkan sepenuhnya

segala sumber informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat-alat audio visual

dan memberikan kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan

mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia . Ini tidak berarti bahwa pengajaran

berbentuk ceramah ditiadakan. Ini berari bahwa dapat digunakan segala macam metode

yang dianggap paling serasi untuk tujuan tertentu. (2) BBS (belajar berdasarkan sumber)

berusaha memberi pengertian kepada murid tentang luas dan aneka ragamnya sumber-

sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. Sumber-sumber itu berupa

sumber dari masyarakat dan lingkungan berupa manusia, museum, organisaisi, dan lain-

lain bahan cetakan, perpustakaan, alat, audio-visual ,dan sebagainya. Mereka harus

Page 42: MEDIA II

diajarkan teknik melakukan kerja-lapangan, menggunakan perpustakaan, buku referensi,

komputer dan internet sehingga mereka lebih percaya akan diri sendiri dalam

belajar .Pada era sekarang ini muncul kebutuhan software yang dapat mempermudah dan

merperindah tampiran presentasi dalam pengajaran. Kebutuhan ini dapat kita peroleh dari

produk program Microsoft Power Point yang merupakan salah satu dari paket Microsoft

office. Pogram ini menyediakan banyak fasilitas untuk membuat suatu presentasi.

Diposkan oleh INDONESIAKU di 23:39  

Media Pembelajaran Audio Visual

Media Pembelajaran

Audio Visual

Pada bagian ini dibahas media pembelajaran audio visual yang terdiri atas media dengar

(audio), media pandang (visual) dan media pandang dengar (audio visual).

Bab 10

Media Dengar

Tujuan Khusus

Setelah mempelajari bagian ini, Anda diharapkan akan mampu:

1. Menjelaskan manfaat penggunaan media radio. 2. Menjelaskan keterbatasan

penggunaan media radio. 3. Menjelaskan langkah-langkah penggunaan media radio.

4. Menjelaskan macam-macam program radio. 5. Menjelaskan cara menyusun naskah

siaran radio yang baik. 6. Menjelaskan kelebihan dan keterbatasan Audio Cassete Tape

Recorder (ATR) sebagai media pembelajaran. 7. Menjelaskan cara penggunaan dan

rekaman pada Audio Cassete

Tape Recorder. 8. Mejelaskan cara menyusun sebuah naskah-naskah rekaman pada

Audio Cassete Tape Recorder.

MEDIA DENGAR

Page 43: MEDIA II

Yang dimaksud dengan Media Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi

pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Pada penggalan ini berturut-

turut dibahas Media Dengar yaitu Radio Rekaman Suara (Audio Cassete Tape Recorder).

Perkembangan komunikasi suara sebenarnya telah melalui sejarah yang lama.Dalam

tahun 1844, Samsul F.B.Morse mengirim berita lewat kawat dari Baltimore ke

Washington, maka lahirlah Telegrafi. Kemudian Alexander Graham Bell berpikir “Kalau

bunyi bisa di-salurkan melalui kawat, mengapa suara tidak?”. Maka pada tanggal 14

pebruari tahun 1875 untuk pertama kali Bell melakukan percakapan lewat telepon. Dan

sejak Guglielmo Marconi untuk pertama kali dalam tahun 1896 mengirim dan menerima

pesan (suara) tanpa kawat. Sembilan tahun kemudian suara manusia dapat disiarkan

keseluruh dunia melalui radio. Demikian pula pemakaian alat perekam suara pemakaian

alat perekam suara baru di-mulai sejak tahun 1877, ketika Thomas Edison menemukan

phonograf. Kemudian melalui alat inilah orang merekam suara melalui piringan hitam

berkat kemajuan teknologi, kini orang dapat pula merekam suara dengan alat perekam

suara yang disebut “Caseete Tape Recorder”. Dengan alat terakhir ini kita dapat

memperoleh beberapa keuntungan yang tidak dimiliki oleh alat perekam suara yang ada

sebelumnya.

A. R a d i o

Penggunaan radio sebagai media pendidikan, terutama media pendidikan massa tidak

perlu diragukan lagi peranannya. Hal ini disebabkan karena radio dapat memiliki daya

jangkauan yang luas dan perlu kita sadari pula bahwa dewasa ini lebih dari seperdua

penduduk dunia tidak dapat membaca dan menulis, tetapi dapat mendengarkan dan

mengerti secara efektif penjelasan-penjelasan dengan bahasa lisan, yaitu melalui radio.

Radio adalah suatu alat komunikasi elektro magnetik untuk mengirim dan menerima

pesan suara dengan menggunakan sistem gelombang suara melalui udara.

1. Beberapa keuntungan penggunaan radio bagi pendengarnya. (a) Berita yang langsung

dan up to date.

Berita radio umumnya adalah berita yang langsung dan up to date. Hal ini jika

dibandingkan dengan buku-buku teks yang sering kali tidak sesuai lagi dengan kenyataan

yang ada pada waktu itu, selain memperkaya pengalaman-pengalaman dalam bidang-

Page 44: MEDIA II

bidang tertentu, misalnya pendidikan, ekonomi, pembangunan, politik, dan sebagainya.

(b) Mengatasi keterbatasan manusia pada ruang dan waktu, serta memperkaya

pengalaman. Dengan radio dapat mendengarkan kejadian-kejadian ditempat yang jauh,

kejadian-kejadian masa lampau maupun kejadian-kejadian yang akan datang. (c)

Realistik dan authentik

Mendengarkan siaran mengenai kejadian atau peristiwa akan riil dibandingkan dengan

membaca tentang peristiwa atau kejadian yang sama. Disamping itu siaran radio

dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya, sehingga berita-beritanya dapat

dipertanggungjawabkan. (d) Dapat mempengaruhi emosi dan megembangkan imajinasi.

Pendengar dapat tersentuh perasaannya terhadap hal-hal yang disiarkan melalui radio.

Baik yang menyenangkan, mengharukan, maupun menakutkan. Misalnya berita duka dan

ceritera-ceritera melalui sandiwara radio. Peristiwa, kejadian, maupun ceritera dalam

radio juga mengembangkan daya imajinasi pendengarnya. (e) Murah dan mobil.

Ditinjau dari segi harga, pesawat penerima radio relatif murah dan terjangkau oleh

sebagian besar masyarakat. Di samping itu pesawat yang kecil dan ringan tersebut mudah

untuk dibawa kemana-mana, misalnya mendengarkan radio sambil rekreasi.

2. Keterbatasan penggunaan radio

(a) Merupakan komunikasi satu arah.

Bagi pendengar yang melalui pesawat penerima suka untuk mengadakan balikan

langsung kepada pemberi pesan. Memang dapat saja pendengar mengadakan balikan

melalui telepon atau surat menyurat (balikan tertunda). (b) Menuntut pemusatan

perhatian

Pendengar terbatas daya perhatiannya terhadap hal-hal yang hanya didengarkan saja. (c)

Terikat oleh alat pemancar dan jadwal siaran

Ada radio yang daya jangkauan siarannya terbatas pada radius tertentu saja, tetapi ada

juga yang jangkauan siarannya sangat luas, walaupun demikian dapat terjadi juga

gangguan yang disebabkan cuaca dan gangguan teknis yang lainnya. Untuk mendapatkan

pesan tertentu, pendengar harus menunggu jadwal hari dan jam siaran. (d) Tidak dapat

diulang dengar

Karena radio merupakan sarana menyampaikan program yang hanya satu kali didengar,

akibatnya ialah tidak dapat diulang dengar dan diluar kontrol pendengar. (e) Hanya dapat

Page 45: MEDIA II

didengar saja

Karena radio hanya memberikan kesan indera saja, maka kesan pengalaman yang

diperoleh kurang lengkap dan menyeluruh.

3. Penggunaan program siaran radio sebagai bahan pelajaran

Apabila guru ingin memanfaatkan program siaran radio sebagai bahan pelajaran di kelas,

pada umumnya dapat menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Langkah

Persiapan (a) Guru menentukan tujuan yang jelas tentang apa yang akan dicapai/

diperoleh anak setelah mengikuti kegiatan mendengarkan siaran. (b) Tugas-tugas apa saja

atau pertanyaan-pertanyaan apa saja yang akan ditemukan jawabannya melalui

mendengarkan siaran. (c) Periksa kondisi alat yang akan digunakan, apakah semua dalam

keadaan normal. (d) Guru hendaknya dapat memotivasi anak untuk bersikap, bahwa

mendapatkan ilmu pengetahuan melalui mendengarkan secara teliti dan kritis adalah

merupakan bagian dari proses pengembangan pribadi anak. (e) Persiapan berbagai bahan

tentang siaran (kalau ada), misalnya buku petunjuk, buku pegangan dan kalau mungkin

bahan penyerta siaran.

(2) Langkah penerimaan (a) Guru hendaknya dapat menciptakan kondisi kelas yang

memungkinkan siswa dapat mendengarkan dengan baik. (b) Bantulah siswa agar jangan

sampai lupa dengan tugas yang telah direncanakan semula pada saat murid

mendengarkan dengan teliti dan kritis. (c) Guru dapat pula membantu dengan membuat

catatan-catatan atau menulis kata-kata baru yang sulit dimengerti oleh siswa.

(3) Langkah lanjut/follow up (a) Kegiatan apa pun tidak akan dapat diketahui tingkat

keberhasilannya bila dievaluasi. (b) Beritahukan kepada siswa tentang tingkat

keberhasilan yang telah dicapainya, agar menjadi motivasi untuk mengikuti program

berikutnya. (c) Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi jalannya program

mendengarkan radio, apakah kebaikan dan kekurangnnya, misalnya guru menyediakan

format balikan yang tinggal mengisi dengan memberikan tanda cek (V) pada point

yang sesuai dengan keadaan yang sedang berlangsung atau telah diikuti. (d) Rencanakan

program berikutnya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hasil balikan yang telah

ada.

4. Penggunaan Radio Pendidikan sebagai media belajar jarak jauh.

Belajar jarak jauh (BJJ) adalah merupakan sistem belajar mengajar di mana antara siswa

Page 46: MEDIA II

dan guru tidak terjadi komunikasi langsung secara tatap muka atau komunikasi langsung

secara tatap muka tersebut terjadi sangat terbatas. Karena komunikasi langsung guru-

siswa tidak terjadi sebanyak-banyaknya, perlu ditempuh cara komunikasi yang lain, yaitu

komunikasi dengan alat media.

Peserta program BJJ memungkinkan untuk belajar/ mengikuti program belajar tanpa

meninggalkan tempat pekerjaan-nya atau tempat dimana ia berdomisili. Beberapa

program yang menggunakan media belajar jarak jauh antara lain ialah paket belajar yang

berupa modul, radio pendidikan, televisi, kaset suara, slides suara, film, strip suara film.

Khususnya penggunaan radio sebagai media belajar jarak jauh antara lain telah

dilaksanakan di negeri kita pada Sekolah Menengah Pertama Terbuka (SMPT). Hal ini

dimungkinkan beberapa pertimbangan akan keuntungan penggunaan radio sebagai media

belajar jarak jauh, yang antara lain adalah: (1) daya jangkauan yang luas terutama untuk

daerah pedesaan atau daerah yang terpencil, (2) penghematan biaya pendidikan serta (3)

pemerataan kualitas pendidikan dan keseragaman informasi.

Dalam penyelenggaraan program radio pendidikan dikenal beberapa macam format

program radio pendidikan, yang antara lain yaitu: (1) Single vocing (suara tunggal), (2)

Dialog, (3) Program majalah (magazine program), (4) Feature dan (5) Drama radio.

Format program radio pendidikan ditentukan antara lain oleh (1) tujuan yang ingin

dicapai, (2) bahan yang akan disajikan, (3) pendengar yang akan mendengarkan program

itu, (4) kemampuan penyusun program, dan (5) fasilitas yang ada.

Berikut ini dijelaskan beberapa format progam radio pendidikan yaitu:

(1) Single Voicing (suara tunggal)

Suatu program radio yang disampaikan hanya lewat satu suara manusia disebut format

“Single Voicing” atau suara tunggal. Penulis naskah untuk program dalam format suara

tunggal. Penulis naskah untuk program dalam format suara tunggal harus mengikuti cara

dan prinsip-prinsip seperti: (a) harus digunakan bahasa lisan, (b) kalimat-kalimat yang

sederhana yang tidak terlalu panjang, dan (c) harus ramah. Dalam single voicing ini

terdapat juga suatu bentuk yang disebut narasi (narration).

(2) Dialog

Suatu program yang disusun dalam format dialog yaitu percakapan antara dua orang atau

Page 47: MEDIA II

lebih. Dengan dialog kita dapat menyampaikan suatu pesan dengan lebih mudah untuk

dimengerti. Kecuali itu dengan dialog kita dapat menunjukkan kepada pendengar apa

yang terjadi, dimana kejadian itu berlangsung, mengapa itu terjadi, pada hal apa yang

terjadi dan siapa saja yang terlibat dalam kejadian itu. Agar kita dapat membuat program

radio dalam bentuk dialog yang baik, kita harus memperhatikan bagaimana orang

berbicara, menjawab pertanyaan, dan mengajukan pendapat dalam bercakap-cakap.

Bagaimana orang berbicara dalam kehidupan sehari-hari inilah yang dijadikan dasar

dalam menyusun naskah dialog untuk program radio pendidikan.

(3) Program Majalah (Magazine Programme)

Suatu program radio yang penting dan menarik juga ialah yang disebut “Magazine

Programme” atau sering disebut “Majalah Udara”. Kata “magazine” berasal dari kata

Arab “Makhsan” yang berarti “gudang” sebuah tempat untuk menyimpan bermacam-

macam benda. Majalah berarti juga sebuah publikasi yang berisi bermacam-macam

artikel yang ditulis oleh berbagai macam penulis. Program majalah pada radio merupakan

suatu program dengan bermacam-macam topik dalam bentuk bermacam-macam juga

seperti talk, sanjak, ceritera, atau pun lagu. Namun bahan atau isi program itu harus

dipilih, disusun dengan perencanaan yang tepat dan teliti. Bahan untuk program majalah

dapat diambil dari banyak sumber antara lain dari: (a) Hasil interview dengan tokoh-

tokoh yang menarik (b) Majalah atau surat kabar (c) Bagian dari pidato-pidato yang

sudah direkam (d) Ceritera pendek atau novel (e) Musik yang khusus direkam atau dari

piringan hitam (f) Drama pendek atau (g) Dari buku-buku atau sumber-sumber lainnya

(4) Feature

Feature dan program majalah mempunyai banyak persamaan. Perbedaan yang pokok

ialah program majalah mempunyai dua tema atau lebih dalam satu cara, sedangkan

feature program biasanya terbatas satu thema dan seluruh waktu dan dalam acara tersebut

digunakan untuk membahas thema tersebut. Tujuan feature ialah memberikan pendapat

dan penerangan melalui penggunaan suara/ bunyi, baik di studio maupun di luar studio,

baik langsung maupun dalam bentuk interview atau diskusi. Feature mempunyai dasar

yang lebih luas daripada program majalah. Karena feature membatasi dirinya ada satu

tema saja, maka subyeknya dapat dibahas secara lebih luas, dari sudut yang lebih banyak,

Page 48: MEDIA II

jadi penjelasan dapat diberikan secara lebih mendalam.

(5) Drama Radio

Salah satu bentuk program yang menarik adalah drama radio. Drama radio tidak sama

dengan drama pentas. Drama radio hanya menggunakan suara untuk menyajikan ceritera,

sedangkan drama pentas di samping menggunakan suara juga menampilkan pemainnya

dengan tata rias, tata lampu, dan lain-lainnya yang dapat dilihat untuk mementaskan

drama tersebut. Suara yang digunakan dalam drama radio ialah suara manusia, musik dan

efek suara (sound effect). Dasar dari penulisan drama radio biasanya sebuah ceritera,

misalnya ceritera pendek.

Menulis sebuah ceritera sebenarnya menciptakan suatu dunia dalam imajinasi kita.

Dalam dunia imajinasi ini terdapat orang-orang yang mempunyai cara hidup dan

tindakan-tindakan yang menarik pendengar. Kehidupan dan perbuatan orang-orang ini

bergerak dari kejadian yang satu ke kejadian yang berikutnya yang selalu menuju ke

akhir dari ceritera itu. Mana yang terpenting di antara “Setting”, “Character”, dan “plot”

adalah tidak tentu. Yang pasti adalah bahwa ketiganya harus selalu ada di dalam sebuah

ceritera. Oleh karena itu apabila kita mempunyai suatu ide ceritera yang baik, kita harus

mengerjakannya dengan terinci setting, pelaku, pelaku, dan plotnya supaya menjadi

ceritera yang menarik.

Perlu diingat bahwa pendengar drama radio selalu mengharapkan sesuatu akan terjadi,

sehingga ia akan terus mendengarkan program ceritera drama radio itu.

B. Audio Cassete Tape Recorder (ATR)

Sejak ditemukan phonopgraph oleh Thomas Edison tahun 1877, sebagai alat perekam

suara. Kemudian berkembanglah alat perekam suara yang disebut piringan hitam. Berkat

kemajuan dalam bidang magnetik, optik, dan elektronik, maka sekarang ini telah dapat

dibuat alat perekam suara yang lebih praktis yaitu Magnetic Tape Recorder yaitu

merekam suara melalui pita magnetik yang disebut “Cassete” (kaset). Alat itu disebut

Audio Cassete Tape Recorder (ATR).

Dibandingkan dengan media dengar yang lain, maka media kaset memiliki beberapa

kelebihan, yaitu: (1) Memiliki fungsi ganda yang efektif.

Alat ini dapat digunakan untuk merekam, menampilkan kembali (play back) dan

Page 49: MEDIA II

menghapusnya. Semuanya dapat dilakukan melalui satu alat tersebut. (2) Cepat dan

praktis

Play-Back dapat segera dilakukan begitu selesai rekaman pada mesin yang sama.

Kelebihan ini tidak dimiliki oleh piringan hitam. (3) Dapat diputar berulang-ulang tanpa

mempengaruhi volume.

Bahkan dapat dihentikan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Misalnya diselingi

diskusi, tanya jawab dan kemudian mendengarkan kaset kembali. (4) Dapat digunakan

sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan atau dengan kata lain jadual dapat diatur sendiri

oleh pemakai. (5) Mudah diperbanyak/direproduksi

Untuk memperbanyak rekaman kaset yang sama kualitasnya dengan kaset aslinya tidak

memerlukan waktu yang lama, bahkan lebih cepat dari pada waktu yang digunakan untuk

merekam. (6) Mudah menggunakannya

Karena tidak memerlukan keterampilan teknis yang rumit, maka murid maupun guru, di

sekolah maupun di rumah dapat membuat rekaman sendiri, cukup dengan sedikit

mempelajari petunjuk-petunjuk praktis.

b. Keterbatasan media kaset suara

Beberapa keterbatasan media kaset suara antara lain ialah: (1) Rekaman hanya

memberikan “konsumsi suara” saja. Dewasa ini telah ada alat perekam suara dan rupa

sekaligus pada suatu mesin yang disebut Video Cassete Recorder. (2) Komunikasi hanya

satu arah

Pendengar tidak dapat berdialog langsung dengan suara yang dikeluarkan oleh pita

rekaman. (3) Pita kaset suara memiliki kekuatan terbatas.

Sebagai alat penyimpan data suara, rekaman kaset memiliki umur tertentu. (4) Tidak

memiliki jangkauan yang luas

Sejauh mana jangkauan dari media kaset suara tergantung dari berapa banyak kaset

tersebut direproduksi dan digunakan oleh para pemakainya.

c. Pengoperasian Audio Cassete Tape Recorder

Untuk mendengarkan (play back) dari ATR dapat kita lakukan hal-hal berikut: (1)

Hubungkan power cord pesawat ke stop kontak.

Perhatikan apakah tegangan listrik yang ada sesuai dengan yang dibutuhkan. Ada pula

ATR yang menggunakan tenaga batterey. (2) Tekan tombol ” Eject” untuk membuka

Page 50: MEDIA II

tempat kaset. Lihat dulu, apakah pita kaset sudah dalam keadaan tergulung dalam

kumparan penyalur. Jika belum, tekan tombol “Rewind” untuk mengembalikan pita kaset

ke dalam kumparan penyalur. (3) Tekan tombol “Play” dan aturlah volume/toone control.

Dengan demikian maka pita kaset berjalan dari kumparan penyalur ke kumparan

penerima. (4) Dalam perjalanan dari kumparan penyalur ke kumparan penerima kaset

menyentuh “head” atau puting suara. Dengan demikian suara akan terdengar melalui

speaker. (5) Jika sudah selesai, tekan tombol “stop”. Tetapi dewasa ini banyak juga

pesawat ATR yang secara otomatis berhenti bila putaran kaset sudah habis (auto stop).

d. Penggunaan rekaman kaset suara

Banyak manfaat yang diperoleh anak dengan menggunakan kaset suara, antara lain ialah:

(1) Komando hitungan untuk pelajaran senam.

Baik dengan hitungan satu, dua, tiga, empat, dan sebagainya maupun dengan iringan

lagu. Dengan demikian guru/pelatih dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada siswa-

siswa yang sedang latihan. (2) Latihan mengucapkan kata-kata untuk pelajaran bahasa

asing.

Guru merekam ucapan yang benar, kemudian direkam pula ucapan yang salah dari

seorang murid. Dengan memutar pita, kedua ucapan itu dapat dibandingkan, sehingga

ucapan yang salah itu dapat diperbaiki. (3) Pelajaran berceritera

Ceritera yang bagus direkam, yaitu dengan cara dibacakan oleh guru atau murid yang

pandai membaca. Sesudah itu diputar kembali untuk dapat didengar seluruh anak di

kelas. Dengan demikian akan merangsang anak untuk membuat ceritera yang baik. (4)

Pembacaan puisi.

Pembacaan puisi yang baik yang direkam dapat diputar berulang-ulang dan bila didengar

bersama-sama dengan hidmad akan lebih menggugah jiwa para pendengarnya. Hal ini

akan menambah apresiasi mereka kepada puisi yang baik dan menjadi pendorong untuk

mencoba membuatnya. (5) Sandiwara.

Sandiwara yang baik dapat direkam pula. Baik sandiwara yang dimainkan oleh murid-

murid atau sandiwara radio. Apabila sandiwara tersebut siswa-siswa sendiri yang

membawakan, maka akan memberikan kepuasan dan rasa bangga bagi yang terlibat

dalam sandiwara tersebut. Apabila berasal dari sandiwara radio, maka akan menambah

apresiasi dengan sandiwara yang baik pula. (6) Menari

Page 51: MEDIA II

Seperti halnya senam, pelajaran menari pun dapat diiringi dengan lagu-lagu atau gending-

gending yang sudah direkam terlebih dahulu, hal ini disamping menghemat tenaga, guru

dapat mencurahkan perhatiannya kepada siswa-siswa yang sedang berlatih. (7) Diskusi

Banyak diskusi yang bermutu dilupakan begitu saja, karena sukar untuk membuat

rangkumannya dengan teliti. Alangkah baiknya jika diskusi yang bermutu itu direkam

untuk didengar kembali dan dimanfaatkan. (8) Mengiringi slide.

Keterangan atau komentar untuk mengiringi slide yang tidak bersuara dapat direkam

pada pita kaset, kemudian pada saat slide yang bersangkutan diproyeksikan, sehingga

suara sinkron dengan gambar di layar.

Kerjakan tugas-tugas ini dalam buku kerja!

1. Sesuai dengan fungsinya yang sangat menonjol sebagai

mengkomunikasi pendidikan, radio sering disebut dengan

“one way traffict communication”. Apa maksudnya?

Mengapa disebut demikian? Jelaskan! 2. Sebagai media pendidikan radio memiliki

beberapa kelebihan

yang cukup berarti dibanding dengan media lain, di samping

terdapat keterbatasan-keterbatasan tertentu. Coba anda jelaskan

kelebihan dan keterbatasan manakah yang terdapat pada radio? 3. Bilamana radio

digunakan sebagai media pembelajaran?

4. Jika anda ingin memanfaatkan program siaran radio sebagai

bahan pelajaran di kelas, langkah-langkah manakah yang perlu

diperhatikan? 5. Ada beberapa aspek yang sangat menentukan dalam penyusunan

format program siaran radio pendidikan, terangkan dengan jelas! 6. Didalam

penyelenggaraan program siaran radio pendidikan

yang baik diharapkan adanya komponen program yang baik

pula. Jelaskan dengan singkat formulasi isi/bobot setiap program

tersebut? 7. Setelah anda memahami keberadaan radio dilihat dari berbagai

aspeknya, lanjutkan dengan mengadakan observasi langsung ke

stasiun radio amatir yang ada di sekitar anda. (Buatlah sebuah

catatan atau laporan singkat tentang apa saja yang sempat anda

Page 52: MEDIA II

amati). 8. Mungkin anda tidak asing lagi dengan alat yang disebut Audio

Cassete Tape Recorder (ATR). Sebagai salah satu media dengar

yang cukup menunjang dalam pembelajaran, ATR memiliki

kelebihan dan keterbatasan tertentu yang juga dimiliki oleh

media dengar lainnya. Jelaskan apa kelebihan dan keterbatasan

yang terdapat pada ATR? 9. Untuk menjaga agar ATR terpelihara dengan baik, maka

didalam pengoperasiannya diperlukan cara-cara yang baik pula.

Coba anda terangkan bagaimana cara pengoperasian alat tersebut

secara efektif? (baik dalam play back maupun untuk rekaman

kaset suara). 10. Jelaskan dengan singkat bagaimana cara menyusun suatu

naskah untuk direkam kaset pada ATR? 11. Setelah anda memahami dengan baik tentang

ATR, dalam

prinsip dan teknik operasional, lanjutkanlah dengan

mengadakan praktek.(Bila ada sesuatu yang perlu didiskukan

catatlah).

Bab 11

MEDIA PANDANG

TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari/mengerjakan bagian ini anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan

fungsi dan cara penggunaan OHP. 2. Menjelaskan karakteristik OHP. 3. Menjelaskan

cara membuat transparansi untuk OHP.

4. Menjelaskan kegunaan opaque projector. 5. Menjelaskan kelebihan dan keterbatasan

opaque sebagai media

pembelajaran. 6. Menjelaskan cara penggunaan opaque projector yang baik. 7.

Menjelaskan kelebihan dan keterbatasan slide sebagai media

pembelajaran. 8. Menjelaskan cara membuat dan menggunakan projector slide. 9.

Menjelaskan keuntungan dan kelemahan penggunaan film

rangkai sebagai media pembelajaran.

10. Menjelaskan cara membuat dan menggunakan film rangkai. 11. Menjelaskan macam-

macam motion picture film.

Page 53: MEDIA II

12. Menjelaskan keuntungan dan keterbatasan motion picture film

sebagai media pembelajaran.

13. Menjelaskan cara menggunakan projector film (motion picture

film).

14. Menjelaskan jenis-jenis film.

15. Menjelaskan langkah-langkah dalam pembuatan film

pendidikan. 16. Mengoperasikan projector film slide, film rangkai, dan film

loop.

Media Pandang

Konotasi media pandang dalam pengajaran memiliki pengertian yang sangat luas, karena

pada dasarnya media pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran hampir semuanya

dapat dinikmati oleh indera penglihatan kita. Dalam bahasan ini media pandang yang

dimaksud, adalah media yang penampilan materialnya dengan menggunakan alat

proyeksi atau proyektor, karena melalui media ini perangkat lunak (soft ware) yang me-

lengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu bias cahaya atau gambar yang sesuai de-

ngan materi yang diinginkan.

Berdasarkan fungsi penggunaannya media pandang hasil bias elektronik dapat

diklasifikasikan menjadi media pandang tak bergerak (diam) ialah media yang dapat

menampilkan atau membiaskan gambar diam pada layar, seperti: Overhead Projector

(OHP), Opaque Projector, Slides dan Film Strip. Sedangkan media pandang yang

bergerak ialah media yang dapat menampilkan atau membiaskan gambar atau bayangan

yang dapat bergerak di layar bias, seperti: bias gambar-gambar yang ditampilkan oleh

motion picture film dan loop film.

Masing-masing media, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak dilihat

penggunaannya tak lepas dari kelebihan dan keterbatasan yang ada, tergantung pada

situasi dan kondisi pengoperasiannya. Secara terinci bahasan tentang karakteristik alat-

alat elek-tronik yang tergolong dalam kategori media pandang bergerak maupun tak

bergerak akan dijelaskan pada bagian berikut. Disamping itu akan disinggung pula secara

singkat bahasan mengenai Micro Projecttion, Micro Film, dan Micro Card.

1. Overhead Projector (OHP) dan Transparansi

Page 54: MEDIA II

Overhead Projectore (OHP) adalah alat pembias/proyeksi yang dirancang sedemiki-an

rupa, sehingga bahan yang berbentuk transparansi (tembus cahaya) dapat dibiaskan ke

layar bias. OHP mula-mula sekali dibuktikan faedahnya dalam program latihan angkatan

bersenjata di Amerika Serikat waktu Perang Dunia ke II sedang berkecamuk. Pemimpin-

pemimpin militer waktu itu cepat menanggapi nilai penggunaan alat-alat Audio-visual

untuk pendidikan tentara. Alat ini dapat memproyeksikan tulisan, gambar, bagan, grafik,

dan peta secara besar, sehingga dapat dilihat oleh sekelompok orang yang besar pula jum-

lahnya, disamping fungsi yang lain yaitu sebagai pengganti papan tulis. Bahan-bahan

yang diproyeksikan hendaknya yang tembus cahaya (transparan), karena itu sering

disebut trans-paransi. Apabila kita meletakkan benda-benda kecil yang tidak tembus

cahaya, maka akan diperoleh bayangan (silhouete) dari bentuk benda tersebut pada layar.

a. Kelebihan penggunaan OHP

Beberapa keistimewaan penggunaan OHP dalam mengajar antara lain yaitu:

(1) Dapat ditempatkan di muka kelas, dekat dengan guru/ operator dan guru dapat selalu

beradu pandang dengan murid, sehingga mudah untuk mengawasi keaktifan kelas.

(2) Mudah menggunakannya, karena tidak memerlukan operator pembantu dan

ketrampilan teknis yang rumit.

(3) Tidak memerlukan ruangan yang gelap, sehingga murid dapat mencatat hal-hal yang

dianggap penting.

(4) Gambar atau tulisan yang diproyeksikan ke layar lebih besar, sehingga lebih jelas jika

dibandingkan dengan tulisan guru pada papan tulis.

(5) Bahan transparansi dapat dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pelajaran dan bila

perlu dapat disimpulkan untuk digunakan di waktu yang akan datang.

(6) Guru dapat juga langsung menulis pada transparansi yang masih kosong, dengan

demikian OHP berfungsi sebagai pengganti papan tulis.

(7) Dapat dipakai untuk kelompok besar atau kelompok kecil murid-murid.

(8) Benda-benda kecil (tidak transparan) dapat diproyeksikan hanya dengan

meletakkannya di atas alas kaca OHP, dengan tujuan untuk mengenalkan bentuk benda,

meskipun hasilnya hanya berupa bayangan atau “silhouete”.

b. Beberapa keterbatasan penggunaan OHP. (1) Jika penempatan proyektor tidak tepat,

maka kepala OHP dapat menghalangi garis pandangan siswa.

Page 55: MEDIA II

(2) Memerlukan tenaga listrik yang cukup besa, sedangkan di daerah-daerah di Indonesia

belum seluruhnya berlistrik.

(3) Alat ini masih dirasakan sebagian besar sekolah sebagai media yang mahal, termasuk

suku cadang lampunya, transparansi dan alat tulisnya.

(4) Kekuatan lampu OHP terbatas, yaitu berumur antara 50 jam sampai 90 jam pakai.

c. Cara menggunakan OHP.

Sebelum dibahas tentang bagaimana cara menggunakan OHP terlebih dahulu perlu

diketahui bagaimana bentuk OHP dan bagian-bagian dari alat itu, sehingga dapat

diketahui bagaimana cara kerja dari pada alat itu.Walaupun OHP sekarang telah banyak

bentuk dan tipenya, secara umum bentuk dan bagian-bagiannya terdiri atas:

1. Cermin cekung/reflektor 2. Lampu proyektor 3. Tombol ON/OFF 4. Lensa Fresnel

5. Alas kaca tempat meletakkan transparansi

6. Kepala OHP 7. Layar 8. Pengatur Fokus

9. Ventilasi udara

Secara umum cara bekerja OHP dapat dijelaskan berikut ini. Setelah OHP diletakkan

pada tempat yang benar dan kabel “power” telah dihubungkan dengan sumber listrik

(ingat voltage pada sumber listrik harus sesuai dengan yang dibutuhkan) bukalah tombol

“ON” maka menyalalah lampu proyektor dari jenis lampu Quartziodine dengan kekuatan

600 watt dan tegangan 110V atau 220 V. Selama lampu ini menyala secara oto-matis

kipas angin akan berputar melalui ventilasi yang tersedia untuk mendinginkan atau

menahan lampu supaya tidak lekas panas. Jadi cahaya dari lampu proyektor (2)

dipantulkan oleh relfektor (1) ke arah lensa (4) yaitu yang disebut Lensa Fresnel, yaitu

sebuah lensa kondensor yang mengumpulkan sinar ke arah lensa obyektif yang terdapat

pada kepala OHP (6), melalui cermin pemantul yang terdapat pada kepala OHP dengan

sebuah lensa obyektif, maka sampailah gambar itu ke layar (7). Untuk memperoleh

gambar yang bagus dapa diatur melalui pengatur focus (8).

Adapun cara atau langah-langkah dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

menggunakan OHP ialah: (1) Tempatkan OHP di muka kelas dengan kepala proyektor

menghadap ke layar atau dinding depan kelas.

(2) Aturlah pemasangan sedemikian rupa, sehingga tidak ada siswa yang terhalang pan-

dangannya oleh kepala proyektor.

Page 56: MEDIA II

(3) Jarak OHP dengan layar tergantung pada berapa besar gambar yang dikehendaki atau

besar layar yang tersedia. Sebagai pedoman saja apabila jarak proyektor-layar 1,50 m

menghasilkan gambar pada layar 1x 1 m, sedangkan jarak proyektor – layar 3 m

diperoleh gambar 2 x 2 m dan tinggi layar dari lantai kelas minimal adalah 1 m.

(4) Apabila tegangan listrik yang ada sudah sesuai dengan yang dibutuhkan, maka kabel

power tenaga listrik dapat dihubungkan.

(5) Letakkan transparansi pada alas kaca proyektor dalam posisi yang dapat dibaca oleh

guru/operator yang menghadap siswa.

(6) Tekan tombol ON untuk menyalakan lampu proyektor. Jika gambar atau tulisan yang

diproyeksikan masih kabur, dapat dipertajam dengan cara memutar tombol pada tangkai

kepala proyektor, yaitu tombol pengatur focus.

(7) Perlu diketahui ada jenis/merk OHP yang bertombol tiga, misalnya merk Gakken.

Apabila menggunakan OHP jenis ini, pertama ialah menekan tombol ke dua untuk

menya-lakan lampu proyektor, sedangkan tombol ke tiga berfungsi untuk menambah

terangnya lampu bila gambar atau tulisan pada layar masih dianggap kurang jelas.

Demikian pula bila selesai menggunakan, pertama yang dimatikan adalah tombol lampu

dan baru kemudian tombol kipas bila proyektor sudah cukup dingin. Untuk proyektor

yang otomatis kipas angin akan berputar waktu proyektor digunakan dan kipas akan

berhenti sendiri apabila sudah cukup dingin setelah dipakai.

(8) Pada waktu kita menambah penjelasan secara lisan yang tidak berhubungan langsung

dengan gambar atau tulisan pada transparansi, maka OHP harus dimatikan (tekan tombol

OFF). Hal ini perlu dilakukan untuk menghemat lampu proyektor disamping kekuatannya

terbatas juga mudah putus. Oleh karena itu waktu OHP menyala dilarang keras mengge-

rakkan/memindahkan OHP. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah jangan sampai bola

lampu tersentuh tangan secara langsung atau terkena benda berminyak, karena dapat

menyebabkan terputusnya lampu tersebut.

d. Mengajar dengan transparansi OHP.

Penggunaan transparansi OHP dalam mengajar dapat memperbaiki penampilan

(performance) guru dalam proses belajar mengajar. Tentu saja apabila cara

penggunaannya tepat. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal yang berkaitan

dengan penggunaan transparansi OHP antara lain ialah: (1) Siapkanlah transparansi yang

Page 57: MEDIA II

akan digunakan dalam mengajar dalam urutan yang teratur sesuai dengan langkah-

langkah sajian yang telah direncanakan. (2) Gunakanlah alat petunjuk atau pensil untuk

menarik perhatian siswa terhadap bagian-bagian penting yang sedang dijelaskan. Dengan

cara demikian akan memberikan bayang-an bergerak pada layar.

(3) Tambahkan garis dengan menggunakan spidol transparansi yang dapat dihapus (water

base) pada bagian-bagian yang dianggap penting, agar lebih memberikan tekanan ter-

hadap apa hal-hal yang sedang dijelaskan.

(4) Gunakanlah selembar kertas atau kertas manila untuk menutup seluruh atau sebagian

transparansi untuk mengatur bagian visual dari pada penyajian pelajaran.

(5) Untuk mengerjakan suatu pertumbuhan atau proses perkembangan sesuatu, dapat di-

gunakan teknik “overly” atau teknik menumpuk.Teknik ini dapat menunjukkan suatu

pro-ses dengan menambahkan transparansi satu demi satu sambil menjelaskan, sehingga

selu-ruh transparansi merupakan bagan proses yang utuh.

(6) Apabila menggunakan transparansi kosong yang digunakan sebagai pengganti fungsi

papan tulis, maka gunakan spidol transparansi yang non permanen (water base). Biasanya

OHP sudah dilengkapi dengan alat penggulung transparansi. Transparansi yang telah

ditulis dan dibaca siswa gulunglah ke arah depan. (7) Apabila guru menggunakan

transparansi buatan pabrik (transparansi siap pakai), dan ingin menambahkan tambahan

keterangan dengan tulisan, maka taruhlah transparansi kosong diatasnya dan tulisi sesuai

dengan kebutuhan.

(8) Lebih ideal apabila transparansi yang kita gunakan semua adalah transparansi yang

isinya permanen dan akan digunakan untuk berkali-kali. Disamping penyimpanannya

akan lebih rapi, pada bingkai tersebut kita dapat menuliskan katalog atau kode tertentu.

(9) OHP dapat pula dipakai untuk membandingkan berbagai bentuk benda yaitu dengan

teknik bayangan. (10) Dapat pula untuk memperlihatkan suatu proses percobaan

sederhana. Misalnya memperlihatkan serbuk besi yang dipengaruhi oleh berbagai jenis

magnit, me-nunjukkan proses bercampurnya berbagai macam warna dalam air, dengan

cara meneteskan dua atau tiga macam tinta yang berbeda warnanya pada air yang ditaruh

pada tempat yang transparan dan percobaan-percobaan yang lainnya.

e. Membuat Transparansi OHP

Ada dua cara untuk membuat transparansi OHP yaitu:

Page 58: MEDIA II

Pertama, yaitu dengan menggunakan mesin pembuat transparansi (transparancies maker)

yang bekerjanya seperti mesin foto copy. Ke dua, yaitu dengan membuat sendiri dengan

menggunakan spidol tertentu.

Beberapa hal yang perlu diketahui dalam menyiapkan transparansi buatan sendiri ialah:

(1) Bahan yang ditulis adalah bahan yang transparan seperti plastik, asetate film dan

bahan tembus cahaya yang lain.

(2) Alat tulis yang dipakaipun bermacam-macam, ada yang dapat dihapus dengan mudah

(water base), dan yang dapat dihapus dengan menggunakan alkohol atau spiritus dan ada

yang tidak dapat dihapus. (3) Pilihlah alat-alat tulis tersebut sesuai dengan kebutuhan.

Apabila transparansi yang akan dibuat akan dipergunakan berkali-kali gunakanlah spidol

yang permanen, sebaliknya bila untuk sementara saja gunakanlah spidol yang tidak

permanen.

(4) Disamping alat-alat tulis tersebut, dapat pula digunakan lembaran film transparan

untuk mewarnai gambar atau membuat bayangan yang tidak hitam, tetapi sesuai dengan

warna yang dikehendaki.

(5) Satu lagi perlengkapan transparansi OHP yaitu bingkai. Bingkai OHP dapat dibuat

sendiri atau membeli di toko.

2. Opaque Projector

Yang dimaksud dengan Opaque Projector ialah alat proyeksi yang dapat mempro-

yeksikan benda-benda atau bahan yang tidak tembus cahaya seperti gambar, photo,

tulisan bahkan benda asli yang berukuran kecil yang dapat ditempatkan pada alat tersebut

dapat diproyeksikan pula. Istilah “opaque” atau bahan Opaque adalah semua bahan yang

tidak tembus cahaya (non transparan). Dengan menggunakan proyektor ini gambar/

bayangan yang diperoleh pada layar akan lebih besar dan dengan demikian akan lebih

menarik untuk kelompok besar anak, asalkan ruangan betul-betul gelap. Jika guru ingin

menyajikan gambar atau bagan yang rumit dalam sebuah buku, maka guru cukup

menem-patkan buku/gambar tersebut pada proyektor ini.

a. Manfaat dan keuntungan menggunakan proyektor Opaque. (1) Gambar atau bahan

yang tadinya hanya dapat dinikmati oleh sekelompok orang yang berjumlah besar.

(2) Dapat memproyeksikan bahan-bahan yang tidak tembus cahaya.

Page 59: MEDIA II

(3)Menghemat waktu dan tenaga guru, karena bahan-bahan asli dari buku, benda asli

(asal berukuran kecil), gambar/photo dan peta dari buku atlas langsung dapat

diproyeksikan. (4) Mudah menggunakan dan dapat dipakai untuk pelajaran apa saja.

b. Beberapa kelemahan penggunaan Proyektor Opaque (1) Karena ruangan harus gelap,

guru sukar untuk melihat reaksi murid dan murid pun tidak dapat mencatat hal-hal yang

dianggap penting. (2) Apabila ventilasi tidak diatur dengan baik, maka tuangan menjadi

panas dan akan mengganggu perhatian siswa. (3) Jika guru tidak mempunyai operator

pembangu sukar untuk menerangkan gambar sambil menunjuk pada layar. Karena jarak

antara letak proyektor dengan layar cukup jauh.

c. Cara menggunakan proyektor Opaque

Untuk mendapatkan gambaran tentang bentuk, bagian-bagian dan cara kerja proyektor ini

terlebih dahulu perhatikanlah gambar berikut ini. Bagian-bagian proyektor Opaque terdiri

atas:

A. Lampu proyektor

B. Alas tempat bahan Opaque C. Cermin pemantul

D. Lensa proyeksi E. Layar

Dengan bagan sederhana di atas dapat dijelaskan cara bekerjanya sebagai berikut: (1)

Lampu proyektor (A) sebagai sumber cahaya memantulkan cahaya ke permukaan alas

tempat bahan Opaque (B). (2) Benda atau bahan Opaque tersebut karena kekuatan cahaya

lampu direfleksikan oleh cermin pemantul (C) ke arah lensa proyeksi (D).

(3) Oleh lenca (D) bayangan dari cermin pemantul (C) tadi diteruskan ke layar (E).

Adapun langkah-langkah umum mengoperasikan proyektor Opaque adalah sebagai

berikut: (1) Siapkan proyektor, layar dan bahan Opaque yang akan disajikan dan

tempatkan masing-masing pada tempat yang tepat. (2) Hubungkan kabel power pada

sumber listrik. Periksalah dulu apakah tegangan yang ada pada sumber listrik sesuai

dengan yang dibutuhkan. (3) Nyalakan lampu proyektor (untuk percobaan) dan hidupkan

motor pendingin proyektor. (4) Letakkan bahan yang akan diproyeksikan pada talam/

tempat bahan Opaque, tekan alat pengungkit agar bahan Opaque itu naik. (5) Aturlah

letak gambar serta ketajaman gambar dengan memutar lensa ke kiri atau ke kanan

(pengatur focus). (6) Setelah selesai matikan lampu dan biarkan dulu kipas pendingin

Page 60: MEDIA II

tetap berputar. Setelah cukup dingin baru kipas dimatikan. (7) Cabut kabel yang

menghubungkan proyektor dengan sumber listrik dan kemasi serta simpan semua alat

perlengkapan di tempatnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan proyektor Opaque (1)

Bahan-bahan yang akan diproyeksikan harus sudah diatur menurut urutan sajian yang

akan dilakukan. (2) Proyektor, layar serta segala perlengkapan lain harus sudah

dipersiapkan secara sempurna sebelum murid-murid masuk ruangan kelas. (3) Perhatikan

duduk murid-murid. Jangan sampai ada yang tidak melihat layar dengan jelas. (4) Harus

diingat bahwa pada waktu presentasi ruangan harus betul-betul gelap, agar diperoleh

gambar pada layar yang jelas.

(5) Perhatikan kesegaran ruangan dan ventilasi udara karena dalam ruangan yang gelap

dan panas (dari lampu proyektor dan ruangan yang tertutup) dapat mengganggu

konsentrasi murid. (6) Lebih ideal apabila guru dibantu oleh operator pembantu. Ingat

jarak antaraproyektor dan layar cukup jauh. (7) Guru hendaknya mengarahkan secara

singkat tentang apa tujuan penyajian dan apa yang harus dikerjakan murid pada saat

ruangan masih terang. (8) Adakah evaluasi setelah belajar mengajar berlangsung dan

sebaiknya apa bentuk evaluasi yang akan diadakan sudah diberitahukan sebelumnya. (9)

Adakan tindak lanjut (follow up), misalnya dengan tanya jawab, diskusi dan sebagainya.

3. S l i d e s (Film Bingkai)

Slides adalah bidang transparan yang bergambar. Bidang transparan itu dapat berupa

kaca, plastik jernih atau seluloid. Gambar transparan tersebut kemudian diproyeksikan

melalui alat yang disebut Slides Projector. Gambarnya bisa berupa hasil lukisan tangan,

tetapi pada umumnya merupakan hasil pemotretan yaitu dengan menggunakan film 35

mm khusus untuk membuat slide. Tiap gambar diberi bingkai dan bingkai ini biasanya

sudah dipersiapkan oleh toko yang menjual alat-alat photografi.

Ukuran gambar (frame) pada slide bisa berbeda-beda dan tentu saja berbeda-beda pula

proyektor slide yang dipakainya. Pada dasarnya slide adalah gambar mati pada bidang

transparan yang diproyeksikan.

a. Beberapa keuntungan penggunaan slide

Dengan menggunakan slide untuk media pendidikan akan diperoleh beberapa keuntungan

Page 61: MEDIA II

yang antara lain ialah: (1) Pembuatannya relatif mudah, demikian pula cara mengoperasi-

kan proyektor slide tidak memerlukan ketrampilan teknis yang rumit. (2) Tiap gambar

slide dapat dipertunjukkan satu persatu selama diperlukan dan akan memberikan

kesempatan kepada penonton untuk memperhatikan lebih mendetail. (3) Kalau ada

sebuah atau beberapa slide saja yang rusak atau tidak cocok lagi dengan keadaan, slide

tersebut mudah disingkirkan dan diganti yang baru. (4) Karena gambar atau frame-frame

yang terpisah, maka guru mudah mengatur/ menyusun kembali penyajiannya sesuai

dengan urutan sajian yang diinginkan. (5) Slide sudah dibuat duplikatnya. Dengan alat

tertentu slide mudah untuk diperbanyak. Makin banyak sekolah yang membutuhkan slide

tersebut berarti biaya produksi makin murah. (6) Slide dapat dipergunakan untuk

pengajaran klasifikal, kelompok kecil maupun secara individual. (7) Tidak memerlukan

banyak tempat untuk penyimpanannya.

b. Keterbatasan atau kekurangan slide (1) Guru yang tidak terampil memotret, bila

membuat slide harus meminta bantuan orang lain. Tentu saja memerlukan biaya yang

lebih besar dibandingkan dengan membuat sendiri. (2) Oleh karena slide itu tidak terpaut

dalam satu lajur (tidak seperti fimstrips), maka kemungkinan hilang, tercecer, atau

terlupakan dapat terjadi. (3) Memerlukan tenaga listrik dan ruangan gelap untuk

presentasinya. Banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang belum berlistrik. (4) Ruangan

yang tertutup dan harus digelapkan, bila tidak dilengkapi dengan ventilasi yang memadai

akan mengakibatkan panas. Dan tentu saja akan membuat murid-murid resah dan

terganggu perhatiannya.

c. Cara menggunakan proyektor slide

Berbeda tipe dan merk proyektor slide berbeda pula karakteristik dan cara menggu-

nakannya. Namun pada umumnya mempunyai kesamaan komponen utama serta cara

pemakaianya.

Pada umumnya komponen proyektor slide terdiri atas: (1) Power switch, fungsinya untuk

menyambung dan memutus aliran listrik. (2) Focus knob, yaitu mengatur tinggi

rendahnya proyeksi pada layar. Dengan memutar knob ini letak proyektor dapat

ditinggikan. (4) Lensa proyeksi, yaitu lensa obyektif untuk memperbesar gambar. (5)

Advance knob, alat untuk memajukan gambar. (6) Reverse knob, yaitu alat untuk

mendudukkan gambar dalam keadaan terbalik. (7) Tray index, petunjuk nomor/angka

Page 62: MEDIA II

pada nampan tempat frame slide.

(8) Tray, yaitu tempat frame. Bentuknya ada beberapa macam. Ada yang hanya memuat

satu frame dan harus diisi dengan bantuan tangan satu per satu. Ada yang berbentuk

kotak memanjang dapat berisi berpuluh-puluh frame. Ada pula yang berbentuk bundar

dan jalannya memutar serta dapat memuat sekaligus 80 frame dan ada yang 140 frame.

Adapun cara dan langkah-langkah menggunakannya adalah sebagai berikut: (1) Letakkan

proyektor dan pasang layar pada posisi yang benar. (2) Masukkan slide (frame) pada tray

sesuai dengan nomor urut slide yang telah dipersi-apkan. Cara memasang gambar slide

harus dibalik. (3) Pasang pengunci frame (tutup frame, sehingga frame tidak mudah

tumpah dari tray).

(4) Hubungan power cable ke stop kontak. (5) Tekan tombol ‘ON’, aturlah focus knob

dan elevation knob, sehingga diperoleh gambar yang tajam dan jelas. (6) Tekanlah

tombol advance. Jika penjelasannya telah direkam pada kaset, maka aturlah agar

keterangan gambar yang didengar dari tape sesuai (sinkron) dengan gambar yang

dipertunjukkan. (7) Untuk mengoperasikan slide dari jarak jauh digunakan “remote

control”. Alat ini dihu-bungkan dengan kabel ke proyektor dan berisi knob untuk

memajukan frame, mengundur-kan frame, dan mengatur kejelasan gambar.

d. Pembuatan slide

Ada dua cara yang bisa digunakan untuk membuat slide yaitu dengan teknik menggambar

dan dengan teknik fotografi. Cara pertama memerlukan ketelatenan, karena disamping

bahan yang akan digambari cukup sempit, menggambarkan juga harus hati-hati.

Untuk membuat slide teknik ini pertama harus dibaut sketsa terlebih dahulu pada

selembar kertas yang berukuran 2 x 3 inci. Letakkan sketsa dibawah sehelai sheet plastik

atau kaca. Gunakanlah tinta agar diperoleh gambar pada plastik atau kaca tadi.

Perteballah gambar tadi dengan tinta berwarna khusus untuk slide. Letakkan gambar itu

diantara dua kaca, kemudian akan tercipta sebuah gambar pada salah satu kaca tersebut

dan rapikan pinggiran kaca tersebut, jadilah slide buatan tangan.

Cara ke dua relatif lebihmudah. Caranya ialah dengan membeli film berwarna khu-sus

untuk slide. Kita mengadakan pemotretan obyek dengan tustel untuk foto berwarna.

Selanjutnya kita tinggal mencucikan film tersebut ke laboratorium fotografi, maka kita

tinggal menerima kembali slide yang sudah jadi lengkap dengan bingkainya.

Page 63: MEDIA II

4. Film Strip (Film Rangkai)

Film strip pertama mulai muncul kira-kira pada pertengahan tahun 1920-an dan disebut

“picturols”. Ini dapat terjadi berkat perkembangan film gambar hidup yang ber-ukuran 35

mm yang tidak terbakar. Film strip adalah serangkaian gambar pada 35 mm film positip

dalam urutan tertentu. Untuk memproyeksikannya ialah dengan menggunakan proyektor

film strip. Dewasa ini ada pula proyektor film strip yang dikombinasikan untuk proyektor

slide.

Dilihat dari ukurannya film strip ada yang disebut double frame yaitu yang sama

ukurannya dengan gambar negatif film untuk potret biasa dan yang disebut single frame

yaitu berukuran separuh dari yang pertama. Jika menggunakan ukuran single frame, film

yang berisi 36 ex. dapat dibuat menjadi 27 frame gambar. Untuk keperluan ini harus

dipakai kamera khusus yang dapat mengambil gambar dengan ukuran single frame.

Karena ukuran film strip berbeda-beda, maka proyektornya juga berbeda-beda, yaitu

sesuai dengan ukuran filmnya.Tetapi ada juga proyektor film strip yang dapat dipakai

untuk kedua-duanya. Demikian pula posisi pengambilan gambar harus diperhatikan ada

yang posisi tegak, ada pula yang posisi membujur (horizontal). Ada proyektor film strip

yang hanya dapat dipakai untuk posisi gambar tegak saja, tetapi ada pula yang dapat

digunakan untuk keduanya.

Ditinjau dari teknik pengertian suara dan ada pula proyektor film strip yang dilengkapi

suara. Film strip suara ada yang dibuat sinkron dengan audio cassete recorder, yang mana

operatornya sendiri yang memutar film strip tersebut setelah ada tanda bunyi tertentu

yang terdengar dari kaset tersebut. Perkembangan terakhir sudah digunakan film strip

suara yang automatis, begitu film strip diputar sekaligus suara keterangan muncul

mengiri gambar.

a. Keuntungan penggunaan filmstrip

Beberapa keistimewaan penggunaan film strip sebagai media pembelajaran antara lain

yaitu: (1) Pada film strip urutan frame telah diatur terlebih dahulu, bersambung menjadi

satu film. Dengan demikian ada frame yang hilang atau tercecer dan tidak mungkin keliru

dalam urutan penyajiannya.

(2) Proyektor untuk film strip mudah menggunakannya, sekali membaca petunjuk

Page 64: MEDIA II

penggunaan tentu dapat mengoperasikannya. (3) Film strip dapat dengan mudah

disesuaikan dengan kecepatan mengajar dan belajar. Karena dapat dihentikan dulu atau

diputar kembali ke gambar yang sudah ditampilkan untuk memperoleh kejelasan (khusus

untuk film strip tak bersuara).

(4) Dapat dipakai sebagai sumber bahan pelajaran pokok yang harus dipelajari siswa.

b. Beberapa kelemahan penggunaan film strip

(1) Film strip agak mudah rusak. Sehingga jika ada satu atau beberapa frame yang rusak,

maka boleh dikatakan seluruh film strip rusak. Memang bagian frame yang rusak dapat

di-gunting, kemudian disambung dengan alat perekat khusus, tetapi tentu saja akan

mengganggu sikwensi sajian. (2) Jika anda memerlukan beberapa frame saja untuk

dipertunjukkan, anda akan mendapat kesukaran untuk melakukannya.

(3) Kalau ada satu atau beberapa frame yang isinya gambarnya tidak cocok lagi dengan

keadaan, maka seluruh film strip itu dapat dikatakan ketinggalan jaman. (4) Urutan

frame-frame tidak mungkin dibolak-balik atau diatur kembali, jika dibanding- kan

dengan slide filmstrip dalam hal ini kurang fleksibel. (5) Proyektor film strip relatif sukar

diperoleh, sedangkan gambar yang dipertunjukan adalah gambar diam.

c. Cara menggunakan proyektor film strip

Ada bermacam-macam tipe dan merk proyektor film strip, namun pada umumnya

komponen-komponennya terdiri atas: (1) Motor fan switch, yang fungsinya untuk

menghidupkan/ mematikan motor kipas pendingin. (2) Lampu switch, untuk

menghidupkan/mematikan lampu proyektor. (3) Saluran udara atau “air vents”.

(4) Lens, yaitu lensa obyektif pembesar gambar.

(5) Tilt knob, yaitu pengatur tinggi rendahnya proyeksi. (6) Film strip carrier, tempat

film. (7) Film strip slot, tempat penggulung film. (8) Advance knob, untuk menjalankan

film.

(9) Frame adjustment, untuk mengatur posisi film.

Adapun cara dan langkah-langkah penggunaan proyektor film strip adalah

sebagai berikut:

(1) Letakkan proyektor dan layar pada posisi yang benar.

(2) Masukkan film strip yang akan diproyeksikan ke film strip carrier.

Page 65: MEDIA II

(3) Hubungan power cable ke stop kontak. Periksa dulu apakah tegangan yang

dibutuhkan sesuai dengan tegangan sumber listrik yang tesedia. (4) Hidupkan motor fan

dan kemudian hidupkan lampur proyektor. (5) Aturlah ketajaman gambar dengan

memutar pengatur focus pada lensa proyeksi. (6) Aturlah kedudukan frame sehingga

tepat yaitu dengan memutar tombol “frame adjustment”. (7) Aturlah tinggi rendahnya

gambar pada layar.

(8) Majukan film dengan menggunakan “advance knob”

(9) Bila selesai presentasi matikan lampu proyeksi sementara kipas tetap berputar sampai

proyektor cukup dingin, baru matikan kipas pendingin.

(10) Kemasi alat-alat dan simpan di tempat yang aman.

5. Microprojection, Microfilm, dan Microcard

Microprojection adalah film hasil pemotretan dari benda-benda mikro yang telah

diperbesar dengan alat microscope dan dengan proyektor khusus untuk itu gambar dapat

diproyeksikan ke layar.

Alat khusus ini dapat bermanfaat sekali terutama untuk:

(1) Mengamati benda-benda kecil yang biasanya dilakukan secara individual dengan

mikroskop.

(2) Mengatasi problem kekurangan mikroskop, dengan demikian lebih efisien

penggunaannya.

(3) Menjamin bahwa seluruh kelas akan mengamati hal yang sama pada saat yang sama

pula.

(4) Memungkinkan diskusi dan observasi kelas dilakukan secara serentak sehingga tidak

ada point-point yang terlewati oleh anak-anak.

Sedangkan microfilm dan microcard adalah film yang merupakan hasil pemotretan dari

bahan-bahan yang tadinya hanya dapat dilihat secara individual. Media ini terbuat dari

film 16 mm atau 35 mm dengan melalui proyektor khusus dapat menampilkan kembali

obyek-obyek yang telah dipotretnya. Obyek yang diambil dapat berupa halaman-halaman

buku, manuskrip dan bahan-bahan grafis yang lain.

Keuntungan terbesar dari penggunaan alat-alat khusus ini ialah untuk penghemat-an,

Page 66: MEDIA II

karena halaman cetak yang besar dapat diringkas dalam bentuk film yang selanjutnya

dapat dikembalikan ke bentuk dan ukuran semula.

Microcard adalah salah satu microfilm yang dapat meringkas 50 halaman buku biasa ke

dalam satu lembar kartu/ film ukuran 3 x 5 inci. Apabila kita ingin membacanya kembali

bukannya diproyeksikan, melainkan dibaca dengan menggunakan alat pembaca khusus

yang disebut “microcard reader”. Sehingga bahan mikro tadi dapat dibaca lagi seperti

membaca bahan dalam ukuran aslinya.

6. Loop Film

Loop film atau filmloop adalah jenis film (motion picture film) dari ukuran 8 mm atau 16

mm yang ujung-ujungya saling bersambung, sehingga film ini akan berputar terus

berulang-ulang bila tidak dimatikan.Yang berukuran 8 mm lebih praktis karena dirancang

dalam bentuk kaset, lama putarnya berkisarnya antara 3 – 4 menit. Karena tidak bersuara,

maka guru harus memberi narasi/komentar sendiri sementara film berputar.

Beberapa kelebihan loop-film antara lain ialah:

(1) Ruang tidak perlu digelapkan.

(2) Dapat berputar terus berulang-ulang, sehingga pengertian yang kabur menjadi jelas.

(3) Guru atau operator tidak perlu mengembalikan film, setiap akan memutar film

kembali.

(4) Baik sekali untuk menunjukkan proses atau periode pendek, yang berisi gerakan-

gerakan dari obyek yang dipelajari. Obyek yang dipelajari tersebut hanya akan

dimengerti dengan baik kalau dipertimbangkan dengan gerakan. Misalnya perpecahan sel

satu organisme, perkembangbiakan protozoa dan sebagainya.

(5) Filmloop mudah sekali diintegrasikan ke pelajaran dan dipakai bersama dengan

medium yang lain.

(6) Karena perangkatnya sederhana, murid pun bisa memakainya sendiri.

(7) Film dapat dihentikan setiap saat untuk diselingi dengan penjelasan atau diskusi.

Kerjakan tugas-tugas berikut ini dalam buku kerja

Page 67: MEDIA II

1. Terangkan apa yang anda ketahui tentang OHP dan opaque projector, dan apa fungsi

kedua alat tersebut?

2. Sebagai salah satu media, baik OHP maupun opaque projector memiliki kelebihan dan

keterbatasan sesuai dengan fungsinya. Jelaskan apa saja kelebihan dan keterbatasan

kedua alat tersebut?

3. Tahukah anda dengan apa yang disebut transparansi itu? Bagaimana cara membuat

transparansi yang baik?

4. Untuk mengoperasikan kedua alat tersebut diperlukan pemahaman secara khusus

tentang tata cara penggunaannya, jelaskan bagaimana mengoperasikan kedua tersebut?

5. Jika anda sudah memahami dengan baik tentang karakteristik dan langkah

operasionalnya, mengenai OHP, transparansi, dan opaque projector, sekarang

lanjutkanlah dengan mempraktekkan secara langsung (Apabila ada kesulitan mintalah

petunjuk kepada pembimbing anda, kalau perlu catatlah jika ada yang perlu didiskusikan.

6. Uraikan dengan singkat pengertian slides dan film rangkai?

7. Pengajaran dengan bantuan slides maupun film rangkaian memang memiliki suatu

kelebihan, disamping keterbatasan yang ada. Jelaskan kelebihan maupun keterbatasan

yang terdapat pada kedua alat tersebut?

8. Jelaskan bagaimana menggunakan slides dan proyektor film rangkai?

9. Berkaitan dengan tugas di atas, terangkan pula bagaimana cara membuat kedua alat

tersebut?

10. Setelah anda memahami tentang karakteristik langkah operasionalnya. Tugas anda

selanjutnya adalah: pertama membuat program slides pembelajaran serta mencoba

mengoperasikan kedua alat tersebut sebagai langkah kedua.

Bab 12

Media Pandang-Dengar

Tujuan Khusus :

Setelah mempelajari/mengerjakan bagian ini anda diharapkan dapat:

1. Menjelaskan macam-macam motion picture film.

2. Menjelaskan keuntungan dan keterbatasan motion picture film sebagai

mediapembelajaran.

Page 68: MEDIA II

3. Menjelaskan cara menggunakan projector film (motion picture film).

4. Menjelaskan jenis-jenis film.

5. Menjelaskan langkah-langkah dalam pembuatan film pendidikan.

6. Mengoperasikan projector motion picture film.

7. Menjelaskan prinsip kerja siaran TV.

8. Menjelaskan manfaat dan keistimewaan siaran TV sebagai media pembelajaran.

9. Menjelaskan bentuk-bentuk dan cara penyusunan program siaran TV.

10. Menyusun naskah program siaran TV.

11. Menjelaskan manfaat dan keterbatasan Video Cassete/Tape Recorder (VCR/VTR)

sebagai media instruksional.

12. Menjelaskan cara menggunakan dan merekam pada unit VCR/ VTR.

13. Menjelaskan pengertian dan karakteristik TV Siaran Terbatas (Closed Circuit

Television (CCTV).

14. Mengoperasikan unit VCR/VTR.

Media Pandang-Dengar

Pada bagian ini akan dibicarakan perangkat pandang dengar yang menggunakan peralatan

elektromagnetik dengan teknologi tinggi, yaitu Motion Picture Film, Televisi dan Video

Cassete Tape Recorder. Berturut-turut dibahas masing-masing Televisi Pendidikan,

Video Cassete/Tape Recorder dan Televisi Pada Arena Tertutup (Closed Circuit Tele-

vision).

1. Motion Picture Film

Motion picture film disebut juga dengan gambar hidup, dan masyarakat pada umumnya

menyebut motion picture film dengan sebutan ‘film’ saja atau ‘bioskop’. Film atau

gambar hidup sebenarnya adalah serangkaian gambar mati yang merupakan hasil

pemotretan dengan kecepatan tertentu sehingga apabila diproyeksikan dengan

menggunakan proyektor film dengan kecepatan tertentu akan memberikan ilusi

pandangan yang nampak hidup/bergerak. Untuk mengambil gambar-gambar, memotret

(shooting) film dipergunakan alat khusus yaitu kamera film.

Page 69: MEDIA II

Ditinjau dari sejarah film, mula-mula yang ada ialah hitam-putih dan bisu. Sejalan

dengan kemajuan perkembangan teknologi berubah menjadi film hitam-putih yang ber-

suara, dan yang terakhir ialah film berwarna dan bersuara. Perbedaan antara film bisu dan

film bersuara dapat dilihat dari kecepatan pemutaran filmnya, untuk film bisu kecepatan

putarnya adalah 18 frame per detik sedangkan untuk film bersuara, kecepatan putarannya

adalah 24 frame per detik.

Dengan adanya dua teknik rekaman suara pada film tersebut, maka proyektor yang

digunakan juga berbeda. Ada proyektor untuk film bersuara optik. Akan tetapi kini sudah

ada proyektor yang digunakan untuk kedua-duanya, dan pemakai hanya tinggal mengatur

tombol untuk topik atau untuk magnetic.

Ditinjau dari lebar film, film dapat dibedakan menjadi film 16 mm, film 35 mm, dan

bahkan sekarang ada film 70 mm.Tentu saja masing-masing harus menggunakan

proyektor khusus sesuai dengan lebar film. Film 8 mm film 16 mm dapat dipakai untuk

penonton satu kelas dan film 35 mm dan film 70 mm adalah film yang biasa digunakan

untuk bioskop-bioskop yang bersifat komersial.

Ada dua jenis film pendidikan. Pertama adalah film komersial yang berthemakan atau

berisi pesan pendidikan dan kedua, film-film yang sengaja dibuat untuk kepentingan

pendidikan atau pembelajaran, seperti film Ilmu Pengetahuan (science), film Keluarga

Berencana, film tentang Lingkungan Hidup, dan sebagainya.

a. Keistimewaan penggunaan film

Beberapa keistimewaan penggunaan film sebagai media pendidikan antara lain yaitu:

(1) Film dapat menyajikan kejadian-kejadian masa lampau yang tidak mungkin terulang

kembali. Hal ini dapat diperlihatkan oleh film dokumenter.

(2) Film dapat menyajikan kejadian-kejadian yang berlangsung lama dalam waktu yang

singkat. Misalnya perubahan-perubahan pada manusia, hewan, atau tumbuhan, dari bayi

kecil sampai dewasa, dari biji jagung sampai menjadi tumbuhan jagung yang besar dan

berubah hanya dalam beberapa menit saja.

(3) Film dapat menyajikan kejadian-kejadian yang penting-penting saja dari suatu

kejadian atau peristiwa yang panjang. Dengan teknik editing hal-hal yang dianggap tidak

perlu dihilangkan.

Page 70: MEDIA II

(4) Film dapat mengatasi keterbatasan manusia pada ruang dan waktu. Dengan demikian

dapat memperluas cakrawala pengetahuan manusia.

(5) Dengan teknik “fotomikrografi” kita dapat mengikuti perkembangan organisme

benda-benda kecil yang sebenarnya hanya dapat dilihat melalui mikroskop saja.

(6) Dengan teknik ’slow motion’ kita dapat mengikuti suatu gerakan lambat dari suatu

aktivitas obyek yang sebenarnya berlangsung sangat cepat.

(7) Film dapat mempengaruhi emosi. Dengan kemampuan kamera dan teknik

cinematografi dapat menyajikan perasaan, kesedihan, kegembiraan, ataupun kekejaman

secara jelas. Dengan demikian penonton dapat meng¬identifikasikan secara emosional

dengan apa yang ditontonnya.

(8) Dengan teknik pengambilan/shooting yang sempurna, film dapat memberikan

pengalaman estetis yang memuaskan dan lain dengan yang dilihat secara langsung.

(9) Dengan film dapat mengembangkan daya imajinasi anak/ penonton.

(10) Dengan semua keistimewaan di atas, maka film menarik, memuaskan dan

mempertinggi perhatian anak/penonton.

b. Keterbatasan penggunaan film juga memiliki beberapa kelemahaan atau keterbatasan

yang antara lain ialah:

(1) Film dapat memberikan pengertian waktu yang tidak benar.

(2) Film dapat memberikan pengertian ukuran yang tidak benar.

(3) Karena kejadian-kejadian yang sudah diedit, film dapat memberikan kesan dan

kesimpulan yang salah.

(4) Pembuatan film memerlukan biaya yang besar dan waktu yang cukup lama.

c. Jenis-jenis film

Ditinjau dari segi isinya film dapat diklasifikasikan menjadi 10 jenis. Kesepuluh jenis itu

menurut Oemar Hamalik ialah (1) film informasi, (2) film kecakapan atau drill, (3) film

dokumenter, (4) film rekreasi, (6) film episode, (7) film science, (8) film berita (news),

(9) film industri, (10) film provokasi. Adapun masing-masing jenis film tersebut secara

singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 71: MEDIA II

(1) Film informasi

Yaitu film yang dapat memberikan informasi data atau petunjuk sehingga penonton

mendapatkan pengetahuan melalui film itu.

(2) Film kecakapan

Berarti dengan menonton film tersebut penonton akan mendapatkan ketrampilan tertentu,

yaitu dengan memutarnya berulang-ulang dan menirukannya.

(3) Film apresiasi

Yaitu jenis film yang mendorong orang untuk berapresiasi tentang isi film yang

ditampilkan.

(4) Film dokumenter

Berisikan rekaman tentang kejadian yang sebenarnya, walaupun penampilannya mungkin

sudah melalui proses editing.

(5) Film rekreasi

Sesuai dengan namanya film ini bersifat memberikan hiburan semata-mata kepada

penontonnya.

(6) Film episode

Yaitu film yang terdiri atas edisi-edisi pendek mungkin isinya informasi umum,

pengetahuan, industri, dan sebagainya.

(7) Film science

Memberikan perbendaharaan pengetahuan baru bagi penontonnya. Bisa berupa episode-

episode pendek, dapat pula panjang.

(8) Film berita (news)

Berupa liputan dari kejadian langsung yang dianggap penting. Jadi sifatnya sama dengan

film dokumenter.

(9) Film industri

Yaitu film yang memperlihatkan informasi hasil dari industri tertentu. Baik berupa

episode-episode pendek maupun yang panjang.

(10) Film provokasi

Yaitu film yang isinya mendorong atau menantang sekelompok orang bereaksi secara

cepat dan langsung terhadap apa yang disajikan. Film ini mendorong untuk diskusi.

Page 72: MEDIA II

d. Cara menggunakan proyektor film

Proyektor film dibuat dengan maksud agar dapat dipakai untuk memproyeksikan film-

film tertentu. Dengan demikian maka terdapat juga berbagai macam proyektor film.

Tetapi secara umum prinsip-prinsip kerja proyektor serta komponen utamanya adalah

sama. Agar dapat menggunakan/mengoperasikan proyektor film. Film bersuara memiliki

tiga bagian pokok yaitu: untuk reproduksi suara, untuk memproyeksikan gambar yang

terdapat pada film dan bagian yang menggerakkan perputaran film.

Komponen untuk produksi suara terdiri atas:

(1) Power cord, yaitu penghubung aliran listrik.

(2) Amplifier control untuk mengatur suara dengan tombol “ON” dan “OFF” serta

“Volume” dan “Tune”.

(3) Speaker, untuk mengeraskan suara yang mungkin menjadi satu dalam kotak proyektor

atau ditempatkan terpisah di luarnya. Untuk suara magnetik dilengkapi dengan “magnetic

head” dan untuk suara optic dilengkapi dengan “exiter lamp” yang dilalui pita suara pada

film (film sound track).

Komponen untuk memproyeksikan gambar terdiri atas:

(1) Lampu proyektor, yang diatur dengan tombol lampu dan dihubungkan dengan tombol

untuk menghidupan mesin.

(2) Lensa, yang dipakai juga untuk mempertajam gambar (focus).

(3) Elevator knob untuk mengatur kedudukan proyektor disesuaikan dengan kedudukan

gambar pada layar.

(4) Framer, untuk mengatur kedudukan gambar tepat satu frame saja yang nampak pada

layar.

Komponen untuk mengatur perputaran film terdiri atas:

(1) “Feed rell” dan “Take up reel” yaitu tempat gulungan film yang telah diproyeksikan.

(2) “Motor switch control” untuk menghidupkan dan mematikan motor pemutar film.

(3) “Tooth sprocket wheel” yaitu gerigi untuk menempatkan lubang film agar dapat

berputar dengan lancar.

Page 73: MEDIA II

(4) “Guded roller” dan “Snubber” yaitu alat untuk merentangkan film agar dapat berputar

dengan lancar.

Adapun cara atau langah-langkah menggunakan proyektor film yaitu:

(1) Letakkan proyektor film pada meja dengan kedudukan yang kuat dan pasanglah layar.

(2) Hubungkan speaker luar (jika ada) dengan proyektor dan di tempat yang tepat.

(3) Hubungkan power cord ke stop kontak dan hidupkan amplifier.

(4) Letakkan sound selector (jika ada) pada posisi forward.

(5) Letakkan sound selector (jika ada) pada posisi “optic” atau “magnetic” sesuai dengan

jenis film yang akan diproyeksikan.

(6) Hidupkan proyektor (motor dan lampu) dan aturlah sinar yang jatuh pada layar untuk

mendapatkan posisi dan ketajaman yang sesuai. Bila sudah matikan lagi proyektor.

(7) .Pasanglah film sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Pada tiap proyektor

ada petunjuk bagaimana cara memasang film.

(8) Hidupkan kembali proyektor dan aturlah volume dan tone control, sehingga terdengar

suaranya dengan jelas.

(9) Bila sudah selesai kembalikan film ke gulungan film semula (feed reel). Tiap

proyektor ada petunjuk khusus untuk itu.

(10).Kemasi semua peralatan dan simpan kembali di tempat

yang aman.

e. Membuat film pendidikan

Membuat film pendidikan menuntut kemampuan dan keterampilan khusus untuk itu.

Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas langkah-langkah umum memproduksi film

pendidikan, yaitu:

(1) Menetapkan tujuan dan calon penonton

Untuk memproduksi film pendidikan tugas pertama yang arus dikerjakan ialah

menetapkan tujuan pendidikan/pengajaran, yaitu apa yang akan dicapai penonton atau

perubahan tingkah laku yang bagaimana yang diharapkan terjadi setelah menonton film

yang akan dibuat.Disamping itu tetapkan juga siapa yang akan menonton film yang akan

dibuat. Bagaimana kondisi perbendaharaan pengalamannya, penonton satu kelas saja atau

Page 74: MEDIA II

massa.Dengan demikian dapat ditetapkan ukuran film yang akan dibuat. Misalnya film 8

mm untuk kelompok, 16 mm untuk kelas besar dan sebagainya.

(2) Menyusun skrip film

Kembangkan ide pokok tadi dalam sebuah skrip film. Skrip film disusun menurut urutan

sajian atau urutan cerita yang berisi keterangan gambar dan suara yang akan ditam-

pilkan. Pada skrip ini juga harus dilengkapi dengan keterangan tentang teknik

pengambilan gambarnya, Dalam perfileman dikenal beberapa teknik pengambilan

gambar (shooting) yang biasanya disingkat LS, MS, CU dan ACU. LS artinya long shoot

atau pengambilan jarak jauh, MS artinya medium shot atau pengambilan jarak sedang,

CU artinya close up atau pengambilan jarak dekat. ECU artinya extreme close up atau

pengambilan dari jarak dekat sekali.

(3) Pengambilan gambar (shooting film)

Dalam pengambilan gambar (shooting film) ini peran kamerawan dengan kamera filmnya

penting sekali. Memperoleh gambar yang sebaik-baiknya adalah hal yang menjadi

pertimbangan utama dalam langkah ini. Dalam pengambilan gambar film dikenal

beberapa teknik penambilan berdasarkan sifat-sifat dan kondisi obyek yang diambil.

Teknik-teknik pembuatan itu ialah:

(a) Direct or ordinary photography

Yaitu merekam obyek atau kejadian sebagaimana terjadi sesungguhnya seperti yang

dilihat dengan mata.

(b) Slow-motion photography

Tehnik merobah kecepatan gerak gambar yang terlalu cepat diikuti oleh mata menjadi

lambat sehingga mudah dilihat mata.

(c) Time-lapse photography

Teknik photography terhadap gerakan-gerakan obyek yang terlalu lambat yang sukar

diikuti dengan mata perubahannya. Kejadian yang berlangsung berhari-hari dapat

dipertunjukkan dalam beberapa menit.

(d) Animated photography

Dengan teknik dalam gambar animation banyak ide dapat ditunjukkan dalam gambar

yang kongkrit. Film seri karton di TVRI untuk anak pada senja hari adalah contoh dari

Page 75: MEDIA II

teknik ini.

(e) Photomicrography

Dengan teknik ini obyek-obyek yang terlalu kecil dapat dipertunjukkan dengan jelas dan

besar.

(f) Telephotography

Teknik ini menggunakan lensa yang dapat menangkap obyek-obyek yang terlalu jauh

untuk dilihat oleh mata. Misalnya tingkah laku binatang di hutan ataupun benda-benda di

ruang angkasa.

(g) Filmography

Filmography adalah teknik film yang paling sederhana dan paling murah, sebab ia hanya

memotret gambar-gambar biasa dengan menggerakkan kameranya terhadap gambar-

gambar itu satu per satu secara teratur, sehingga gambar-gambar itu sendiri yang

bergerak.

(h) X-ray photography

Teknik ini dapat memotret/merekam hasil pemotretan sinar X atau obyek yang telah

disinari dengan sinar X.

(i) Underwater photography

Teknik ini memungkinkan pengambilan gambar terhadap obyek-obyek di dalam air

dengan jelas.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kamera film, antara lain

ialah:

(a) Pasang kamera film pada sandaran/kaki kamera pada kedudukan yang kokoh,

demikian pula kaki kamera (tripod) harus kokoh pula duduknya.

(b) Perhatikan kondisi obyek yang akan diambil gambarnya. Apakah sudah mendapatkan

cukup cahaya? Bila perlu tambahlah dengan penerangan cahaya tambahan.

Dalam pengambilan gambar film, hindarilah cahaya yang kuat menghadap ke kamera,

sebab dapat mengakibatkan gambar kabur atau dapat juga tidak memperoleh gambar

sama sekali.

(c) Perhatikan selalu titik focus dalam setiap pengambilan gambar, baik jarak dekat, jarak

sedang maupun jarak jauh.

(d) Ambillah gambar sesuai dengan permintaan atas dasar skrip yang telah dibuat.

Page 76: MEDIA II

(e) Untuk film bersuara kecepatan putarnya adalah 24 frame/detik, sedangkan untuk film

bisu kecepatan putarnya 18 frame/detik.

(4) Editing film

Setelah melalui pemrosesan di laboratorium film, tahap berikutnya adalah editing.

Gambar-gambar yang terbaik. Apakah perlu ada gambar-gambar yang dihilangkan agar

sikwensi penyajian lebih bagus. Setelah selesai proses inilah baru kita tampilkan

penyajian film yang final.

(5) Distribusi dan evaluasi film

Film dibuat untuk dinikmati sebanyak mungkin penonton. Oleh karena itu film yang

sudah selesai proses editingnya direproduksi sesuai dengan kebutuhan. Melalui para

pemakai film ini, kemudian akan diperoleh balikan yang dapat dipergunakan untuk

perbaikan dan pengembangan produksi film berikutnya.

Meskipun film merupakan media audio visual yang boleh dikatakan sempurna, masih

harus kita ingat bahwa ia bukanlah satu-satunya media yang terbaik untuk

pendi-dikan/pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar penggunaan film masih

tidak lepas dari peranan media yang lainnya.

2. Televisi

Perkataan televisi berarti menyalurkan gambar melalui jarak jauh. Walaupun istilah

televisi mengandung arti gambar yang disalurkan, namun di dalam istilah ini sudah

terkandung pengertian gambar dan suara. Karena suara yang dikirimkan melalui jarak

jauh sudah dikenal jauh sebelum lahirnya televisi, maka istilah televisi sendiri secara

langsung diartikan orang “tele audio vision”.

Pesawat televisi pertama ditemukan oleh seorang montir berkebangsan Inggris bernama

J.L Baird pada tahun1926. Sedangkan siaran TV yang teratur baru dimulai tahun 1935 di

Jerman baru kemudian diikuti oleh Amerika enam tahun kemudian yaitu tahun

1941.Tentu saja waktu itu masih menggunakan TV hitam putih, baru kemudian tahun

1960- an TV berwarna diciptakan.

Untuk memahami bagaimana proses pengiriman gambar dari jarak jauh, perlu dike-tahui

Page 77: MEDIA II

bahwa gambar yang terbentuk pada TV itu bukanlah gambar yang utuh. Gambar pada TV

terdiri dari 25 gambar yang ditampilkan secara berurutan dalamtiap detik, dan setiap

gambar masih dipecah lagi menjadi 625 garis. Tiap garis masih dipecah lagi menjadi 320

titik. Dengan kata lain tiap gambar/ frame terdiri dari 625 x 320 = 200.000 titik. Padahal

tiap detik ditampilkan 25 frame gambar, berarti tiap detik ditampilkan 200.000 x 25 =

5.000.000 titik.

Bagaimana proses pengiriman titik-titik yang merupakan bagian dari gambar itu terjadi?

Gambar yang dibentuk oleh lensa kamera video dipecah menjadi garisgaris oleh seberkas

penyapu elektron. Untuk menyalurkan/ memancarkannya, titik yang merupakan bagian

dari gambar itu diubah menjadi sinyal elektris atau sinyal video. Sinyal video ini

kemudian disalurkan dengan kabel atau tanpa kabel ke pesawat TV, titik dan garis itu

ditata kembali menjadi bentuk seperti semula. Dengan proses demikianlah, maka

pirsawan di rumah masing-masing dapat melihat gambar pada pesawat TV persis seperti

gambar yang dibentuk oleh lensa kamera TV di studio. Jadi siaran TV dapat diterima

oleh penontonya di rumah dengan melalui proses: produksi siaran (pembentukan

gambar), pemancaran/ penyaluran gambar, dan penerimaan gambar oleh pesawat TV di

tempat para pirsawan. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa kualitas gambar atau

kejelasan gambar pada pesawat TV tergantung juga pada kualitas ketiga komponen

tersebut.

a. Manfaat TV sebagai media pendidikan

Siaran-siaran TV pada umumnya selalu mengandung dua tujuan yaitu untuk pendidikan

dan untuk hiburan. Tujuan siaran pendidikan ialah untuk mengerjakan sesuatu atau

menginformasi-kan sesuatu yang dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan

pembentukan sikap tertentu pada pirsawan. Sedangkan tujuan siaran hiburan ialah untuk

menggembirakan hati para penonton atau memberi kesempatan sebagai pelarian dari

persoalan-per-soalan sehari-hari untuk sementara waktu.

Sebenarnya siaran TV di negara kita sebagian terbesar berisi program siaran pendidikan

dan kalau diisi siaran hiburan, itupun sebagian juga berthemakan atau membawakan

pesan pendidikan juga. Dengan demikian TVRI kita bermanfaat secara maksimal sebagai

Page 78: MEDIA II

media pendidikan masyarakat umum. Dan memang siaran TV yang baik ialah

menyampaikan pesan yang bersifat mendidik dan sekaligus menghibur.

b. Keistimewaan TV sebagai media pendidikan

Beberapa kelebihan penggunaan TV sebagai media pendidikan antara lain ialah:

(1) TV menyajikan suara dan rupa sekaligus serta daya jangkauan siarannya yang luas,

sehingga sejumlah besar orang dalam wilayah tertentu dalam waktu yang sama

mendapatkan pengalaman yang sama pula (keseragaman informasi).

(2) Realistis dan langsung.

Peristiwa yang sedang terjadi pada saat itu dapat disiarkan

dan dapat dilihat oleh banyak orang tanpa melalui proses

rekaman dan editing seperti film.

(3) TV merupakan “kendaraan yang berubah-ubah muatannya” Siarannya TV dapat

memberikan bermacam-macam sajian mulai dari bentuk ceramah biasa sampai dengan

teknik karya wisata, mulai dengan alat visual papan tulis, gambar, model-model sampai

dengan pertunjukkan film.

(4) TV dapat menciptakan kembali semua peristiwa masa lampau, baik berupa rekaman

video, film, ataupun drama.

(5) TV dapat melatih guru, baik untuk pendidikan “pre service” maupun untuk “inservice

training”.

(6) TV dapat memperluas tinjauan kelas (bagi siswa-siswa sekolah) dan dapat membuat

masyarakat mengerti tentang sekolah dan pendidikan pada umumnya.

c. Bentuk-bentuk siaran pendidikan melalui TV

Beberapa bentuk siaran pendidikan melalui TV antara lain:

(1) Ceramah biasa

Seorang pendidik berceramah lewat layar TV tanpa bantuan alat visual lainnya. Agar

tidak menjemukan penonton biasanya digunakan beberapa kamera untuk bergantian

mengambil gambarnya.

(2) Ceramah dengan bantuan alat visual lainnya.

Pengajar dapat menggunakan gambar-gambar bagan, papan tulis, bahkan dapat diselingi

dengan hasil rekaman video.

Page 79: MEDIA II

(3) Wawancara.

Wawancara ini terdiri atas orang yang mewawancarai dan diwawancarai. Yang

diwawancarai bisa satu orang saja atau bisa juga terdiri dari beberapa orang.

(4) Diskusi/diskusi panel.

Dalam siaran ini memperlihatkan beberapa orang yang sedang berdiskusi pada layar TV.

Diskusi dipimpin oleh seorang moderator dan biasanya dalam bentuk diskusi yang

pesertanya terbatas atau berbentuk diskusi panel yang pesertanya 3 atau 4 orang saja.

(5) Sandiwara.

Sandiwara ini dapat dilakukan langsung, tetapi pada umumnya melalui rekaman terlebih

dahulu.

(6) Beberapa bentuk sajian lainnya seperti program cerdas cermat, ceritera boneka,

ceritera bergambar, film, dan sebagainya.

d. Penyusunan Program TV Pendidikan

Didalam penyusunan program TV pendidikan perlu diperhatikan beberapa hal yang akan

menentukan kualitas dari program tersebut.

(1) Menetapkan tujuan dan sasaran. Apa yang akan dicapai oleh pirsawan/siswa setelah

mengikuti program tersebut.

(2) Menentapkan pokok-pokok isi program.

Hal apa saja yang akan disajikan dalam program TV

tersebut. Dengan demikian akan diketahui sifat dari isi

program tersebut.

(3) Menetapkan bentuk penyajian program

Berdasarkan tujuan dan isi program dapat ditetapkan

bentuk penyajian program yang paling tepat.

(4) Menetapkan alat-alat yang digunakan dalam penyajian. Baik berupa perangkat keras

maupun perangkat lunaknya.

(5) Menetapkan alat evaluasi dan balikan.

Evaluasi dan balikan digunakan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan program setelah program dilaksanakan.

3. Video Cassete/Tape Recorder

Page 80: MEDIA II

Video Tape Recorder (VTR) atau Video Cassete Recorder (VCR) adalah alat perekam

gambar dan suara sekaligus. Dan pada saat diperlukan gambar dan suara dapat

ditampilkan kembali, dan jika sudah tidak dipakai dapat dihapus dengan mudah. Perlu

dike-tahui bahwa sebagian besar tugas film dapat dilakukan atau digantikan oleh fungsi

VTR/ VCR.

Istilah CTR biasanya dimaksudkan untuk alat-alat perekam video yang “open-reel” yaitu

pita kaset yang terbuka. Sedangkan VCR adalah alat perekam video yang berbentuk

kotak kaset. Penggunaan VTR/VCR di samping sebagai bagian dari perlengkapan unit

televisi yang berada di stasiun TV juga dapat dimanfaatkan sebagai media pendidikan

tersen- diri.

a. Manfaat dan keistimewaan VTR/VCR

Beberapa manfaat dan keistimewaan penggunaan VTR/VCR sebagai media pendidikan

antara lain ialah:

(1) Dapat merekam peristiwa atau kejadian dalam bentuk suara dan rupa sekaligus dalam

waktu yang singkat dapat ditampilkan kembali hasil rekaman tersebut. Bila tidak

diperlukan lagi mudah juga menghapusnya.

(2) Penggunaannya dapat diulang-ulang, sehingga lebih memperjelas pengamatan.

(3) Dapat mengajarkan demonstrasi mengenai keterampilan yang rumit. Dengan

dipersiapkan secara matang, demonstrasi atau keterampilan yang rumit tersebut dapat

direkam terlebih dahulu, sehingga hasil yang dipertunjukkan kepada penonton adalah

merupakan hasil rekaman yang sudah sempurna.

(4) Alat ini dapat juga melakukan “slow-motion” dari gerakan obyek yang terlalu cepat,

bahkan obyek yang sudah direkam dapat juga di “still” kan sementara. Dengan demikian

akan memperjelas pengamatan.

(5) Dengan menggunakan VTR sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi

dari orang yang ahli/ spesialis.

(6) Keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat disisipi

dengan komentar ataupun suara lainnya.

b. Beberapa kekurangan atau keterbatasan VTR/VCR

(1) Apabila kita menyajikan program pengajaran melalui alat ini tanpa hadirnya guru,

Page 81: MEDIA II

maka perhatian penonton/siswa sulit untuk dikuasai dan partisipasi mereka jarang

dipraktekkan.

(2) Sifat komunikasinya yang satu arah dan untuk mengatasinya haruslah diimbangi

dengan pencarian bentuk-bentuk balikan yang lain.

(3) Karena merupakan barang baru, dapat terjadi perhatian penonton terpusat pada

alatnya dan bukan pada isi programnya.

(4) Tidak semua orang dapat menggunakannya dengan betul, sedangkan peralatannya

cukup mahal.

(5) Perlengkapan TV ini masih dirasakan terlalu mahal untuk ukuran sekolah-sekolah di

Indonesia pada umumnya.

4. Televisi Pada Arena Tertutup

Televisi pada arena tertutup yang diterjemahkan dari istilah Closed Circuit Television

adalah media audio visual yang perangkatnya sebenarnya merupakan pemanfaatan

pesawat televisi dan perangkat VCR. Program CCTV dapat dilaksanakan misalnya di

sebuah sekolah atau beberapa sekolah dalam satu lingkungan kampus, dimana pada bebe-

rapa kelas dipasang pesawat TV yang dapat menyiarkan acara atau pelajaran yang berasal

dari sebuah studio yang berada di sekolah tersebut. Siaran CCTV ini dapat berupa siaran

langsung dan dapat pula berupa hasil rekaman yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Siaran CCTV dalam satu kampus biasanya pesawat-pesawat TV itu dihubungkan dengan

kabel, tetapi dapat juga digunakan saluran tertentu yang bukan kabel. Hal ini

memungkinkan siaran CCTV pada wilayah yang lebih luas, misalnya untuk sekolah-

sekolah se-wilayah kecamatan atau kabupaten. Pernah pula diadakan percobaan

penggunaan media televisi untuk program pembelajaran, dimana penyiarannya dengan

menggunakan stasiun penyiaran atau relay dari pesawat terbang yang berkeliling di atas

daerah operasi siaran. Cara penyelenggaraan program seperti ini disebut dengan istilah

Stratovision. Sistem ini pernah dicobakan di negara Australia, tetapi ternyata biaya

operasinya dianggap terlalu mahal, sehingga sistem ini tidak dikembangkan lagi.

a. Kelebihan-kelebihan CCTV sebagai media pendidikan

Beberapa kelebihan penggunaan sistem CCTV sebagai media pendidikan ialah:

Page 82: MEDIA II

(1) CCTV dapat memberikan kesempatan dan pengalaman yang sama kepada murid-

murid pada beberapa kelas atau daerah siaran.

(2) Acara-acara siarannya dapat dikontrol guru atau bahkan dapat diisi oleh guru bidang

studi sendiri.

(3) Dapat memanfaatkan sumber-sumber daerah dan interes-interes daerah. Guru-guru

dapat secara bergantian mengisi program siarannya secara terkoordinir.

(4) Dapat mengatasi problem kekurangan sarana dan sumber belajar yang lain.

(5) Problem kekurangan guru-guru yang ahli dapat diatasi dengan menampilkan atau

merekam penampilan guru-guru ahli tersebut melalui CCTV.

(6) Memungkinkan guru-guru di wilayah siaran tersebut untuk membentuk suatu tim

kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian menantang guru-guru di wilayah tersebut

untuk selalu meningkatkan kualitas mengajarnya.

b. Keterbatasan sistem CCTV

Beberapa keterbatasan atau kekurangan CCTV sebagai media pendidikan ialah:

(1) Sifat komunikasinya yang satu arah, menyebabkan siswa menjadi pasif.

Walaupun hal ini bisa diatasi dengan jalan menggunakan berbagai media yang lain,

misalnya memanfaatkan pesawat telepon atau berdiskusi dengan guru kelas setelah

selesai pelajaran lewat televisi.

(2) Karena ketidak hadiran guru-guru di kelas-kelas yang siswanya sedang belajar lewat

siaran televisi, maka aktifitas siswa tidak terkontrol.

(3) Seperti hal VTR, alat ini masih merupakan media yang dirasakan terlalu mahal untuk

ukuran sekolah-sekolah di Indonesia, apalagi apabila pemanfaatannya belum bisa

maksimal.

Kerjakan tugas-tugas berikut ini dalam buku kerja!

1. Ada bermacam-macam film(motion picture film), baik dilihat dari segi ukuran frame

maupun kecepatan putarnya. Coba sebutkan masing-masing jenis film tersebut!

2. Jelaskan keuntungan dan keterbatasan motion picture film sebagai media

pembelajaran!

3. Jelaskan langkah-langkah menggunakan projector film (motion picture film).

Page 83: MEDIA II

4. Jelaskan jenis-jenis film dari segi isi pesannya!

5. Jelaskan langkah-langkah dalam pembuatan film pendidikan.

6. Jelaskan bagaimanakah prinsip kerja siaran televisi?

7. Manfaat apa saja yang bisa didapat dari televisi sebagai media pembelajaran!

8. Sebagai salah satu media pembelajaran, televisi memang memiliki suatu keistimewaan

tersendiri yang tidak dimiliki oleh media lain. Sebutkan keistimewaan media ini!

9. Dilihat dari bentuk siarannya sangat bervariasi. Khusus untuk siaran pendidikan, apa

saja bentuk siaran yang dapat dilakukan?

10. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam penyusunan program siaran

TV.Jelaskan bagaimana cara penyusunan program siaran televisi yang anda ketahui?

11. Untuk lebih memantapkan pengalaman anda didalam penyusunan program siaran TV,

tugas anda berikut mencoba membuat atau menyusun garis besar naskah program siaran

televisi.

12. Apa yang membedakan Video Cassete/Tape Recorder dengan media elektronika lain

yang sejenis?

13. Ada beberapa keistimewaan dari VCR, disamping keterbatasan-keterbatasan yang

ada. Jelaskan dimana letak keistimewaan dan keterbatasan media ini?

14. Bagaimana cara-cara yang efektif didalam penggunaan unit VCR, serta cara untuk

membuat rekaman pada VCR?

15. Setelah anda memahami prinsip-prinsip dan langkah pengoperasian VCR, lanjutkan

dengan praktek. (Jika anda mengalami kesulitan mintalah petunjuk pada pembimbing/

instruktur anda).

16. Coba anda jelaskan pengertian Closed Circuit Television?

17. Bagaimana karakteristik dari TV siaran terbatas tersebut?

Bahan Bacaan:

Andews, T.E. & Barnes, S. Assessment of teaching. In W. R. Houston, M. Haberman, &

J. Sikula (1990) Handbook of

Research on Teacher Education. p. 569-598.New York:

McMillan Publishing Company.

Brown, J. W., R. B. Lewis, F. F. Harcleroad. 1977. Audio

Page 84: MEDIA II

Visual Instruction; Technology, Media and Methods.

New York: Mc Graw Hill Book Company Inc.

Carter, K. 1990. Teacher’s Knowledge and Learning to Teach. Dalam W.R., Houston, M.

Haberman, & J. .Sikula (Eds.)

Handbook of Research on Teacher Education. New

York: MacMillan Publishing Company. p. 291-310.

Clark, R.E. & Sugrue, B.M. 1991. Research on instructional media

1978 -1980. dalam G.J. Anglin. (ed.) Instructional

Technology: Past, Present, & Future. Englewood, CL:

Libraries Unlimited, Inc. p. 327 – 342.

Diamond, R. M. 1976. The Overhead Projector. Center For

Instructional Development Syracuse University.

——–, 1976. Transparancy Making. Centre For Instructional

Development Syracuse University.

Dougherty, K.J. & Hammack, F.M. 1990. Education and society. Orlando, FL: Harcout

Brace Jovanovich College

Publishers. p. 333 – 348.

Driscoll, M.P. 1991. Paradigms for research in instructional

systems. Dalam J.G. Anglin (Ed.)Instructional Technology: Past, Present, and Future.

Englewood, CL: Libraries

Unlimited, Inc. p. 310-326

Hamalik, U. 1980. Media pendidikan. Bandung: Alumni.

Heinich, R., Molenda, M., Russel, J.D. & Smaldino, S. E. 2002.

Instructional Media and Technologies for Learning. N.J.:

Prentice Hall Inc.

Jones, V. 1994. Classroom Management. Handbook of

Research on cience Teaching and Learning. New

York: MacMillan Publishing Company. 503-521.

Kemp, J. E. 1975. Planning and Producing Audio Visual

Materials. New York: Thomas Y, Crowell.

Page 85: MEDIA II

Knight, S.L. & Waxman, H.C. 1991. Paradigms and

programs instructional systems. Dalam Harsolt,

C.Waxman & H.J. Walberg (Eds) Effective

Teaching: Current Research. Berkeley, CA:

McCuthan Publishing Corporation. p. 239-256

Miarso, J. H. (Ed.). 1986. Definisi Teknologi Pendidikan.

Jakarta: C.V.Rajawali.

Minor, E. 1978. Hand Book For Preparing Visual Media.

New York: Mac Graw Hill Book Company Inc.

Shulman, L. 1986. Paradigms and Research Programs in the

Study of Teaching: A Contemporary Perspective.

Dalam M.C. Wittrock. Handbook of Research on

Teaching. New York: MacMillan Publishing

Company. p. 3 – 36.

Sihkabuden. 1984. Pengantar Media Pendidikan. Malang:

Jurusan KTP-FIP IKIP.

Sulaiman, A. H. 1981. Media Audio Visual untuk Pengajaran,

Penerangan, dan Penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia

Waxman, H.C. & Walberg, H.J. 1991. Productive teaching

and instruction: Assessing the knowledge base.

Barkely, CA: McCuthan Publishing Corporation. p

33-62

Wittrock, M.C. 1986. Students’ Thought Processes. Dalam

Merlin C. Wittrock. (Ed.) Handbook Research on

Teaching. New York: MacMillan Publishing

Company. p. 297 -314

This entry was posted on Friday, November 20th, 2009 at 9:56 pm and is filed under Uncategorized. You

can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback

from your own site.

Page 86: MEDIA II

Leave a Reply

Name (required)

Mail (will not be published) (required)

Website

webblog sihkabuden is proudly powered by WordPress

Entries (RSS) and Comments (RSS).