materi tarawih

14
PERBEDAAN PENDAPAT MENGENAI JUMLAH RAKAAT SHALAT TARAWIH BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Shalat Tarawih adalah shalat yang dilakukan pada malam bulan Ramadhan setelah shalat Isya’. Mengerjakan shalat malam pada bulan Ramadhan atau shalat tarawih itu hukumnya sunnah bagi laki- laki dan perempuan. Pada realitas sosial saat ini, nota bene banyak sekali organisasi masyarakat yang mengatasnamakan agama. Dari organisasi ini muncullah berbagai perbedaan yang bersifat furu’iyah. Salah satu yang menjadi objek perdebatan mereka yaitu masalah terkait jumlah rakaat shalat Tarawih. Banyak sekali hadits yang menjelaskan masing-masing pendapat yang kualitas haditsnya sama-sama kuat. Dari permasalahan inilah timbul keinginan untuk mengkaji dan mencari informasi yang benar mengenai hal tersebut. Yang akhirnya dengan paparan yang luas dalam makalah kami ini dapat memberi pencerahan bagi pembaca khususnya dalam permasalahan jumlah rakaat shalat Tarawih ini. II. RUMUSAN MASALAH Pembahasan dalam makalah ini hanya fokus pada permasalahan berikut: 1. Apa pengertian shalat Tarawih? 2. Apa landasan disyariatkannya shalat Tarawih?

Upload: sinaupaibareng2

Post on 25-Jan-2017

206 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi tarawih

PERBEDAAN PENDAPAT MENGENAI JUMLAH RAKAAT SHALAT TARAWIH

BAB I

PENDAHULUAN

I.         LATAR BELAKANG

Shalat Tarawih adalah shalat yang dilakukan pada malam bulan Ramadhan setelah shalat

Isya’. Mengerjakan shalat malam pada bulan Ramadhan atau shalat tarawih itu hukumnya

sunnah bagi laki-laki dan perempuan.

Pada realitas sosial saat ini, nota bene banyak sekali organisasi masyarakat yang

mengatasnamakan agama. Dari organisasi ini muncullah berbagai perbedaan yang bersifat

furu’iyah. Salah satu yang menjadi objek perdebatan mereka yaitu masalah terkait jumlah rakaat

shalat Tarawih.

Banyak sekali hadits yang menjelaskan masing-masing pendapat yang kualitas haditsnya

sama-sama kuat. Dari permasalahan inilah timbul keinginan untuk mengkaji dan mencari

informasi yang benar mengenai hal tersebut. Yang akhirnya dengan paparan yang luas dalam

makalah kami ini dapat memberi pencerahan bagi pembaca khususnya dalam permasalahan

jumlah rakaat shalat Tarawih ini.

II.      RUMUSAN MASALAH

Pembahasan dalam makalah ini hanya fokus pada permasalahan berikut:

1.         Apa pengertian shalat Tarawih?

2.         Apa landasan disyariatkannya shalat Tarawih?

3.         Bagaimana perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih?

III.   TUJUAN MAKALAH

Adapun tujuan yang kami harapkan dari penulisan ini pada umumnya adalah untuk

memberikan sumbangsih keilmuan bagi para pencari ilmu, dan tujuan khususnya adalah:

1.         Untuk mengetahui pengertian shalat Tarawih

Page 2: Materi tarawih

2.         Untuk mengetahui landasan disyariatkannya shalat Tarawih

3.         Dan untuk mengetahui perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih?

Page 3: Materi tarawih

BAB II

PEMBAHASAN

I.         PENGERTIAN SHALAT TARAWIH

Shalat Tarawih adalah shalat yang dilakukan pada malam bulan Ramadhan setelah shalat

Isya’.1[1] Mengerjakan shalat malam pada bulan Ramadhan atau shalat tarawih itu hukumnya

sunnah bagi laki-laki dan perempuan.2[2] Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits yang

diriwayatkan oleh Jama’ah, yang artinya, “Dari Abu Hurairah r.a katanya, “Rasulullah SAW.

menganjurkan untuk mengerjakan shalat pada malam bulan Ramadhan, tetapi tidak

mewajibkannya. Beliau bersabda, “Barang siapa yang bangun pada malam bulan Ramadhan

karena iman dan mengharapkan keridhaan Allah SWT, maka diampunilah dosa-dosanya yang

telah lalu. (HR. Jama’ah).3[3]

Adapun pemberian nama terhadap shalat yang ditambahkan atas shalat yang berlaku dengan

nama “tarawih” karena para sahabat beristirahat setelah dua salam dan membaca niat utuk setiap

dua rakaatnya.4[4]

II.      LANDASAN DISYARIATKANNYA SHALAT TARAWIH

Shalat tarawih dikerjakan dua rakaat-dua rakaat setelah shalat isya sebelum mengerjakan

shalat witir, tapi cara ini menyalahi cara yang lebih utama. Waktunya berlangsung sampai akhir

malam. Para perawi meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, “Rasulullah SAW.

menganjurkan kaum Muslim mengerjakan shalat tarawih tanpa mengharuskannya”. Beliau

bersabda:

ذنبه من تقدّم ما له غفر واحتسابا إيمانا رمضان قام من“Barang siapa yang mengerjakan qiyam Ramadhan atas dasar keimanan dan

mengharapkan keridhaan Allah, maka dosanya yang telah lalu diampuni (oleh Allah).”5[5]

1[1] Slamet Abidin & Maman Abd Djaliel, Fiqih Ibadah (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), 81.

2[2] Diterima dari ‘Arfajah, katanya: “Ali biasa menyuruh orang-orang supaya shalat pada malam bulan Ramadhan, bagi kaum laki-laki ditunjuk seorang Imam, dan bagi wanita seorang, sedang yang ditunjuknya sebagai Imam wanita, adalah aku sendiri”.

3[3] Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 2 (Bandung: Alma’arif, 1993), 61.

4[4] Imam Taqiyuddin, Kifayah al-Akhyar (Damaskus: Haramain, 2005), 88.

5[5] Hadits ini diriwayatkan oleh banyak perawi, yiatu Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, Tirmidzi, dan Ahmad.

Page 4: Materi tarawih

Para perawi yang meriwayatkan hadits di atas, selain Tirmidzi, juga meriwayatkan bahwa

Aisyah berkata, ”Nabi SAW. mengerjakan shalat di masjid, lalu banyak kaum Muslim yang

bermakmum di belakang beliau. Kemudian beliau mengerjakan shalat di malam berikutnya,

jumlah kaum Muslim yang bermakmum di belakangnya semakin banyak. Ketika kaum Muslim

berkumpul pada malam ketiga, Nabi SAW. tidak keluar untuk mengimami mereka.6[6] Di pagi

harinya, beliau bersabda:

, , أن خشيت أنّى ّ إال إليكم الخروج من يمنعنى فلم صنيعكم رأيت قد و

. عليكم تُفرض“Aku telah melihat apa yang kalian lakukan. Aku tidak keluar untuk mengimami kalian karena

aku khawatir itu akan diwajibkan atas kalian”.

Dari dua hadits yang disebutkan terakhir, dapat disimpilkan bahwasannya hukum shalat

Tarawih adalah sunnah sebagaimana tutur Rasulullah yang tidak menginginkan para sahabatnya

menganggap shalat Tarawih itu wajib.

III.   BEBERAPA PENDAPAT TERKAIT BILANGAN RAKA’AT DALAM SHALAT

TARAWIH

Mengenai bilangan rakaat Shalat Tarawih, ada beberapa pendapat:

Pendapat Pertama, jumlah rakaat shalat Tarawih sebanyak delapan Rakaat ditambah witir.

Cara melaksanakannya yaitu setiap dua rakaat salam (4 x 2 rakaat), atau setiap empat rakaat

salam (2 x 4 rakaat) ditambah dengan witir tiga rakaat sehingga menjadi sebelas Rakaat.7[7]

Sebagaimana sesuai dengan Hadits yang diriwayatkan oleh jamaah dari ‘Aisyah r.a. yang artinya

“Bahwa Nabi SAW. tidak pernah menambah shalat sunnatnya pada waktu malam, baik dalam

Ramadhan maupun lainnya lebih dari sebelas raka’at.8[8]

Pendapat kedua, mengatakan bahwa jumlah bilangan rakaat shalat Tarawih adalah 20 rakaat

ditambah witir. Cara melaksanakannya setiap dua rakaat salam (10 x 2 rakaat). Pendapat kedua

ini berdasarkan ijma’ sahabat yang diriwayatkan oleh al-Bukhari yang artinya, “Dari

6[6] Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah: 1, terj. Ahmad Shiddiq Thabrani, et. al. (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2013), 372.

7[7] Abidin, Fiqih Ibadah, 83.

8[8] Sabiq, Fikih Sunnah 2, 61.

Page 5: Materi tarawih

Abdurrahman ibnu Abdil Qari r.a. katanya, “Pada suatu malam di bulan Ramadhan, saya

keluar bersama Sayyidina Umar bin Khaththab r.a. menuju masjid. Di dalam masjid terdapat

orang-orang yang sedang mengerjakan shalat secara terpisah-pisah dan berkelompok-

kelompok. Ada yang shalat sendirian, ada pula yang shalat sedang yang di belakangnya

terdapat beberapa orang yang mengikuti shalatnya. Maka Umar bin Khaththab r.a. berkata,

“Aku berpendapat apabila mereka dikumpulkan menjadi satu, lalu mengikuti seorang qari

(imam) tentu lebih baik”. Kemudian beliau mengumpulkan orang-orang itu agar shalat

mengikuti Ubay bin Ka’ab. Pada malam lainnya, aku keluar lagi bersama Umar bin Khaththab

r.a. menuju ke masjid. Kemudian aku menyaksikan orang-orang sedang mengerjakan shalat di

belakang seorang qari (imam). Maka Umar bin Khaththab r.a. berkata, “ini adalah bid’ah yang

baik.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari).9[9]

Imam Bukhari dan Imam Muslim telah meriwayatkan hadits yang artinya: “Bahwasanya

Nabi SAW. telah keluar pada tengah malam di beberapa malam bulan Ramadhan, yaitu tiga

malam yang terpisah-pisah, malam keduapuluh tiga, duapuluh lima dan duapuluh tujuh. Umat

manusia mengikuti shalatnya pada malam-malam tersebut. Beliau bersembahyang Tarawih

bersama mereka 8 rakaat dan mereka menyempurnakan sisanya di rumah-rumah mereka.

Keadaannya, didengar bagi mereka itu suara berdengung seperti dengung suara lebah”. (HR.

Al Bukhari dan Muslim).10[10]

Dari perjalanan tersebut jelaslah bahwasanya Nabi SAW. telah mensunnahkan kepada umat

manusia untuk menunaikan sholat tarawih dan berjamaah dalam pelaksanaannya. Akan tetapi

beliau tidak bersembahyang tarawih bersama mereka sebanyak 20 rakaat sebagaimana amalan

yang berlaku sejak masa para sahabat dan orang sesudah mereka sampai sekarang. Setelah

malam-malam tersebut beliau tidak keluar lagi karena mengkhawatirkan kalau tarawih

difardhukan. Sebagaimana dijelaskan pada riwayat lain.

Juga tampak jelas bahwa bilangan rakaat shalat tarawih itu tidak terbatas hanya 8 rakaat

yang di kerjakan oleh Nabi SAW. bersama sahabat. Realitas itu terbukti dengan perbuatan

mereka yang melanjutkan shalat Tarawih di rumah-rumah mereka. Dalam pada itu Umar

menjelaskan jumlah rakaatnya ada 20 rakaat di mana beliau pada akhirnya mengumpulkan umat

manusia dengan 20 rakaat untuk di kerjakan di masjid. Dalam hal tersebut, pendapat beliau

9[9] Abidin, Fiqih Ibadah, 83.

10[10] Abdulrahman Al-Jaziri, Fiqih Empat Madzhab Jilid 1 (Semarang: CV. As Syifa’, 1994), 613.

Page 6: Materi tarawih

disetujui oleh sahabat-sahabat yang lain. Orang-orang sesudah mereka dari Khulafa al-Rasyidin

tak ada yang berbeda pendapat.

Nabi telah bersabda:

بالنواجذ عليها عّضوا المهديّين الّراشدين الخلفاء سنّة و بسنّتى عليكم “Tetaplah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah para Khulafa’ur Rasyidin yang

mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian”. (HR. Abu Dawud).11

[11]

Mereka juga berpegang teguh pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik r.a. dalam

kitab Al-Muwaththa, yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, dari Yazid Ibnu Ruman, yang artinya,

“Dahulu orang-orang zaman Umar bin Khaththab mengerjakan shalat malam di bulan

Ramadhan sebanyak dupuluh Rakaat.”12[12] Demikian pula pada masa Umar bin Khaththab,

Ustman bin affan, dan Ali bin Abi Thalib, orang-orang mengerjakan shalat dua puluh rakaat

dalam bulan Ramadhan.

Imam abu hanifah pernah ditanya tentang apa yang dikerjakan oleh Umar r.a., maka beliau

menjawab, “Shalat Tarawih itu Sunnah Muakkadah.” Umar tidaklah mengeluarkannya dari

pendapat pribadinya. Ia bukanlah pelaku bid’ah. Ia tidak memerintahkannya melainkan dari

dasar yang ada padanya dan janji Rasulullah SAW.”13[13] Dan dengan adanya hadits berikut,

bertambah kuatlah bahwa apa yang dilakukan Umar itu dapat kita amalkan, hadits tersebut

adalah:

( ) . ماجه ابن و الترمذى و أحمد رواه عَُمَر و بكرٍ أبى بعدى من باللّذَيِْن اقتدوا“Patuhlah pada dua orang setelahku, Abu Bakar dan Umar”. (HR. Amad, Tirmidzi, dan

Ibnu Majah).14[14]

Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwasannya rakaat shalat Tarawih ini adalah 23 rakaat,

yaitu pada masa Utsman dan Ali ra. Akan tetapi kemudian terdapat penjelasan bahwa Ali

11[11] Ali Ma’shum, Hujjah Ahlu al-Sunnah wa al-Jamaah (Jawa Tengah: Ibnu Mayshud, tt.), 29.

12[12] Abidin, Fiqih Ibadah, 86.

13[13] Al-Jaziri, Fiqih, 614.

14[14] Ma’shum, Hujjah, 29.

Page 7: Materi tarawih

melaksanakan shalat Tarawih 20 rakaat dan shalat witir sebanyak 3 rakaat. Maka terkumpullah

23 rakaat tersebut.15[15]

Pendapat ketiga, Selain pendapat yang sudah dipaparkan di atas, terdapat perbedaan lain.

Pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz r.a. 20 rakaat itu masih ditambah lagi sehingga

menjadi 36 rakaat. Hal ini terjadi di Madinah. Akan tetapi tujuan penambahan tersebut adalah

menyamai penduduk Mekkah dalam hal keutamaan, karena mereka juga melaksanakan thawaf

setelah melaksanakan empat rakaat Tarawih atau setelah dua salam. Ketika itu yang menjadi

imam shalat adalah Umar bin Abdul Aziz. Pendapat beliau bahwasannya jumlah yang 36 ini

sebagai pengganti dari thawaf tersebut.16[16]

Demikian itu menunjukkan kebenaran ijtihad Ulama dalam hal menambah ibadah yang

disyari’atkan. Sebab tak diragukan lagi bahwasanya manusia itu diperbolehkan mengerjakan

shalat sunnah semampunya baik siang maupun malam, kecuali pada waktu-waktu terlarang

mengerjakan shalat.

Karenanya maka, shalat Tarawih berjumlah 20 rakaat tanpa witir. Demikian ini adalah

pendapat jumhur ulama’ ahli fiqih dari golongan Hanafi, Hanbali, dan Daud. Tirmidzi berkata

bahwa sebagian ahli sependapat dengan apa yang diriwayatkan dari Umar, Ali, dan lain-lain

sahabat Nabi SAW. yakni dua puluh rakaat.17[17]

Di sisi lain, Sauri, Ibnul Mubarak, dan Syafi’i memperkuatnya dengan mengatakan bahwa,

“Saya mendapatkan orang-orang di Mekah melaksanakan shalat dua puluh rakaat.18[18]

Dalam kitab Bidayah al-Mujtahid dijelaskan bahwasannya Umar bin Khattab berkata

sebagai berikut, ”Mereka berbeda pendapat dalam memilih jumlah rakaat shalat Tarawih. Malik

memilih salah satu dari perkataan Abu Hanifah, Syafi’i, dan Ahmad bahwasannya mereka

mendirikan shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat tanpa witir.19[19]

Sedangkan pendapat yang memandang 8 rakaat lebih utama itu berlandaskan Hadits dari

Aisyah bahwasannya Rasulullah tidak pernah shalat di malam bulan Ramadhan lebih dari 11

15[15] Ibid., 30.

16[16] Al-Jaziri, Fiqih, 614.

17[17] Sabiq, Fikih Sunnah 2, 62.

18[18] Abidin, Fiqih Ibadah, 86.

19[19] Ma’shum, Hujjah, 34.

Page 8: Materi tarawih

rakaat. Adapun shalat yang dikerjakan di rumah setelah berjamaah di masjid dianggap shalat

witir karena jumlahnya ganjil yaitu 11 rakaat (4+4+3). Telah kita ketahui bahwa jumlah rakaat

shalat witir peling sedikit 1 rakaat dan paling banyak adalah 11 rakaat. Dan itu dilaksanakan

Rasulullah setelah bangun tidur, 4 rakaat dengan dua salam berurutan, kemudian 4 rakaat lagi

dengan dua salam berurutan, dan terakhir 3 rakaat dengan dua salam juga. Maka jelas bahwa itu

merupakan shalat witir.

Setelah menelaah, maka benar bahwa yang dilakukan di rumah itu bukanlah shalat Tarawih

melainkan witir, karena: (1) Tarawih dikerjakan setelah shalat isya dan sebelum tidur, (2) shalat

Tarawih tidak didapati di selain bulan Ramadhan, dan (3) Bukhari berpendapat bahwa hadits dari

Aisyah itu adalah merupakan shalat witir. Yang dengannya hilanglah pertentangan dan tercipta

kompromi antara dalil-dalil.

Kompromi tersebut kami simpulkan sebagai berikut. Yang disunnahkan adalah mengerjakan

shalat Tarawih sebamyak 11 rakaat dengan witir. Sedangkan rakaat sisanya dipandang baik

dikerjakan. Al-Kamal Ibnu Hammam berkata, “Dalil itu menjelaskan bahwa jumlah yang

disunnahkan adalah 11 rakaat dari 20 rakaat. Karena Rasulullah mengerjakan shalat Tarawih

sebanyak 11 rakaat, kemudian beliau tidak mengerjakannya karena khawatir shalat itu

diwajibkan kepada kita. Rakaat sisanya dipandang baik untuk dikerjakan. Telah diriwayatkan

dengan sanad shahih bahwa rakaat shalat Tarawih sebanyak 11 rakaat seperti yang telah

disebutkan di dalam Shahih Bukhari dan Muslim. Jadi, pendapat yang bisa dijadikan pegangan

yaitu bahwa jumlah rakaat shalat Tarawih yang disunnahkan sebanyak 8 rakaat dan dan jumlah

rakaat yang dipandang baik untuk dikerjakan adalah sebanyak 12 rakaat.20[20]

20[20] Sabiq, Fiqih Sunnah: 1, 375.

Page 9: Materi tarawih

BAB III

PENUTUP

I.         KESIMPULAN

Shalat Tarawih adalah shalat yang dilakukan pada malam bulan Ramadhan setelah shalat

Isya’. Mengerjakan shalat malam pada bulan Ramadhan atau shalat tarawih itu hukumnya

sunnah bagi laki-laki dan perempuan.

Landasan disyariatkannya Tarawih adalah bahwa Rasulullah SAW. menganjurkan kaum

Muslim mengerjakan shalat tarawih tanpa mewajibkannya. Hal ini jelas tertera dalam hadits

beliau.

Kompromi tersebut kami simpulkan sebagai berikut. Yang disunnahkan adalah mengerjakan

shalat Tarawih sebamyak 11 rakaat dengan witir. Sedangkan rakaat sisanya dipandang baik

dikerjakan. Al-Kamal Ibnu Hammam berkata, “Dalil itu menjelaskan bahwa jumlah yang

disunnahkan adalah 11 rakaat dari 20 rakaat. Karena Rasulullah mengerjakan shalat Tarawih

sebanyak 11 rakaat, kemudian beliau tidak mengerjakannya karena khawatir shalat itu

diwajibkan kepada kita. Rakaat sisanya dipandang baik untuk dikerjakan. Telah diriwayatkan

dengan sanad shahih bahwa rakaat shalat Tarawih sebanyak 11 rakaat seperti yang telah

disebutkan di dalam Shahih Bukhari dan Muslim. Jadi, pendapat yang bisa dijadikan pegangan

yaitu bahwa jumlah rakaat shalat Tarawih yang disunnahkan sebanyak 8 rakaat dan dan jumlah

rakaat yang dipandang baik untuk dikerjakan adalah sebanyak 12 rakaat.21[21]

Pendapat di atas bisa dijadikan pegangan meskipun terdapat sebagian golongan yang

kebiasaannya melaksanakan shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat atau pun ada yang menambahnya

menjadi 36 rakaat.

II.      KRITIK DAN SARAN

Permasalahan ini memang sangat pelik untuk dipecahkan dan menentukan keputusan terbaik

agar tidak ada cekcok yang menimbulkan permusuhan antara sesama umat Islam.

Hendaknya dalam permasalahan ini khususnya, di ambil jalan tengah yang dapat

menjembatani seluruh pendapat yang ada. Karena pendapat yang ada ini sama-sama memiliki

landasan dalil, dan sama kuat kualitasnya.

21[21] Sabiq, Fiqih Sunnah: 1, 375.

Page 10: Materi tarawih

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Slamet. Djaliel, Maman Abd. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Al-Jaziri, Abdulrahman. 1994. Fiqih Empat Madzhab Jilid 1. Semarang: CV. As Syifa’.

Ma’shum, Ali. Tt. Hujjah Ahlu al-Sunnah wa al-Jamaah. Jawa Tengah: Ibnu Mayshud.

Sabiq, Sayyid. 2013. Fiqih Sunnah: 1, terj. Ahmad Shiddiq Thabrani, et. al. Jakarta: Pena Pundi Aksara.

____________. 1993. Fikih Sunnah 2. Bandung: Alma’arif.

Taqiyuddin, Imam. 2005. Kifayah al-Akhyar. Damaskus: Haramain.