materi pihu sebelum mid semester
TRANSCRIPT
![Page 1: Materi pihu sebelum mid semester](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082523/588727871a28abfb0b8b6ced/html5/thumbnails/1.jpg)
“Materi PIHU Sebelum MID Semester”
o Defenisi Hukum
Menurut Van Apeldoorn bahwa tidak mungkin memberikan suatu definisi tentang apakah yang
disebut hokum itu. Karena menurut beliau hokum itu cakupannya sangat luas, hingga pada akhirnya
pendapat orang-orang akan berbeda. Namun di bawah ini ada beberapa pendapat sarjana mengenai
definisi hukum, yakni;
a. Leon Duguit
Hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya
pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama
dan jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran
itu.
b. Immanuel Kant
Hukum ialah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu
dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dengan orang lain, menuruti peraturan
hokum tentang kemerdekaan.
c. J. C. T. Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto, S.H.
Hukum ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib,
pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan yaitu
dengan hukuman tertentu.
o Unsur-unsur Hukum
Dari beberapa perumusan tentang hukum yang diberikan para sarjana hukum Indonesia tersebut di
atas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa hokum itu meliputi beberapa unsur yaitu;
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
2. Peraturan itu diadakan badan-badan resmi yang berwajib
3. Peraturan itu bersifat memaksa
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas
Topik Pembahasan :
1. Defenisi Hukum2. Unsur-unsur Hukum3. Ciri-Ciri Hukum4. Tujuan Hukum5. Sumber-sumber Hukum6. Mazhab-mazhab Hukum7. Teori Hukum8. Aliran hukum
![Page 2: Materi pihu sebelum mid semester](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082523/588727871a28abfb0b8b6ced/html5/thumbnails/2.jpg)
o Ciri-ciri Hukum
Adapun yang menjadi ciri-ciri hokum ialah:
a. Adanya perintah dan/atau larangan
b. Perintah dan/ atau larangan itu harus patuh ditaati dan dipatuhi setiap orang
c. Memaksa dan mengatur
d. Hukum merupakan peraturan hidup kemasyarakatan yang memaksa supaya setiap orang
menaati tata tertib dalam masyarakat
e. Hukum memeberikan sanksi yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapapun yang tidak mau
patuh mentaatinya
o Tujuan Hukum
Menurut S. M. Yamin, tujuan hokum itu terbagi atas 3 yaitu;
- Etischeteorie (Teori Etis)
Bahwa hukum itu dibentuk untuk menciptakan keadilan. Aristoteles membedakan dua macam
keadilan, yaitu:
1. Keadilan distributif
Merupakan keadilan yang memberikan kepada setiap orang jatah menurut jasanya
(pembagian menurut haknya masing-masing).
2. Keadilan komutatif
Merupakan keadilan yang memberikan pada setiap orang sama banyaknya dengan tidak
mengingat jasa-jasa perseorangan .
- Utileteitheorie (Teori Utilitas)
Bahwa hokum itu bertujuan untuk member manfaat yakni memberikan kebahagiaan kepada
setiap warga Negara. (tokohnya : Jeremi Benthem)
- Teori gabungan
Bahwa hukum itu bertujuan untuk menciptakan keadilan dan kemanfaatan. (Tokohnya : Van
Apeldoorn dan Billiproid)
o Sumber Hukum
Sumber hukum dapat ditinjau dari dua segi yaitu;
a. Sumber hukum materiil
Merupakan sumber hukum yang menentukan isi, dan darimana materi-materi hukum itu
diambil. Menurut Van Apeldoorn sumber hokum materiil Dapat dilihat dalam arti sejarah,
dalam arti sosiologis, dalam arti ekonomi dan dalam arti filsafat.
![Page 3: Materi pihu sebelum mid semester](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082523/588727871a28abfb0b8b6ced/html5/thumbnails/3.jpg)
b. Sumber hukum Formil
Merupakan sumber hokum yang bersangkut paut dengan masalah prosedur atau cara
pembentukanya. Sumber hokum formil itu antara lain;
- Undang-undang (statute)
- Keputusan-keputusan hakim (yurisprudensi)
- Hukum Adat
- Traktat (treaty)
- Kebiasaan (costum)
- Pendapat sarjana hukum (doktrin)
o Mazhab-mazhab
a) Mazhab hukum alam
Menurut Aristoteles hukum alam ialah hukum yang oleh orang-orang berpikiran sehat
dirasakan sebagai selaras dengan kodrat alam. Hukum alam yang berlaku disini dipandang
sebagai hukum yang berlaku universal dan abadi. Menurut sumbernya, mazhab hokum
alam terbagi menjadi 2 macam:
- Mazhab hokum alam yang Irrasional (Thomas Aquinas, Dante)
Menyatakan bahwa hokum alam yang berlaku itu bersumber dari Tuhan secara
langsung. Menurut Thomas hokum merupakan ketetuan akal untuk kebaikan umum
yang dibuat oleh orang yang mengurus masyarakat, Thomas membagi hokum itu
menjadi empat:
1. Lex Aeterna
2. Lex divina
3. Lex naturalis
4. Lex positivis
- Mazhab Hukum Rasional (Hugo de Groot, Immanuel Kant, etc.)
Aliran ini berpendapat bahwa hukum yang universal dan abadi itu bersumber dari
rasio manusia.
b) Mazhab Sejarah (Friedrich Carls Von Savigny)
Lahir sebagai reaksi terhadap mazhab hokum alam. Menurut Von Savigny hokum bukan
disusun atau diciptakan oleh masyarakat tetapi hukum di tengah-tengah masyarakat
sebagai penjelmaan dari kehendak rakyat. Von Savigny menganalogikan timbulnya hokum
dengan timbulnya Bahasa suatu bangsa, masing-masing bangsa memiliki cirri khas dalam
berbangsa demikian pula halnya dengan hukum. Karena tidak ada Bahasa yang universal
maka hukum pun tidak ada yang universal.
c) Mazhab Positivis/ aliran hokum positif (Jhon Austin, Hans Kelsen, etc.)
![Page 4: Materi pihu sebelum mid semester](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082523/588727871a28abfb0b8b6ced/html5/thumbnails/4.jpg)
Menurut mazhab ini tidak ada hokum kecuali permintaan penguasa.
d) Mazhab Utilitarianisme (Jeremy Bentham, Jhon Stuart Mill)
Mengatakan kemanfaatan sebagai tujuan utama dari hukum. Kemanfaatan disini diartikan
sebagai kebahagiaan atau happiness. Jadi baik buruknya atau adil tidaknya suatu hokum
tergantung kepada apakah hokum itu member kebahagiaan atau tidak.
e) Mazhab Sociological Jurisprudence (Eugene Erlich)
Hukum yang baik haruslah sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. Menurut
Eugene Erlich hokum positif baru memiliki daya berlaku yang efektif apabila berisikan/
bermaterikan dan selaras dengan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Menurutnya titik
pusat perkembangan hokum tidak terletak pada UU, putusan hakim, atau ilmu hokum
tetapi pada masyarakat itu sendiri. Menurutnya sumber hukum yang utama adalah
kebiasaan.
o Teori Hukum
1) Teori Ketuhanan/ Teokrasi
Menurut teori ini, hokum itu berlaku atas kehendak TYME. Teori teokrasi terbagi dua
yaitu:
-Teori Teokrasi langsung
-Teori Teokrasi tidak langsung
2) Teori Kedaulatan Rakyat (J.J Rosseau, John Lock, Montesqueue)
Menurut teori ini, kemauan setiap orang yang telah mereka serahkan pada suatu
organisasi yaitu Negara yang telah mereka bentuk terlebih dahulu dan diberi tugas untuk
membentuk hukum yang berlaku di masyarakat.
3) Teori Kedaulatan Negara
Menurut teori ini, adanya Negara merupakan suatu kodrat alam begitu juga halnya dengan
kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh pemimpin Negara termasuk di bidang hokum
merupakan suatu kodrat alam juga.
4) Teori Kedaulatan Hukum
Pemerintah mendapat kekuasaan berdasarkan hokum dengan kata lain yang berdaulat
adalah hukum.
o Aliran Hukum
a. Aliran Legisme
Aliran ini berpendapat:
- Bahwa satu-satunya sumber hokum adalah undang-undang
- Bahwa di luar UU tidak ada hukum.
![Page 5: Materi pihu sebelum mid semester](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082523/588727871a28abfb0b8b6ced/html5/thumbnails/5.jpg)
b. Aliran Freie Rechtlehre/ Freie Rechtbewegung/ Freie Rechtsschul/ Hukum Bebas
Aliran ini berpandangan yang bertolak belakang dengan aliran legisme, aliran ini
beranggapan bahwa dalam melakukan tugasnya seorang hakim bebas apakah akan
melakukannya menurut UU atau tidak.
c. Aliran Beggrif Jurispredence
Aliran ini memandang hokum sebagai system/kesatuan yang tertutup yang menguasai
semua tingkah laku manusia. Menurut aliran ini pengertian hokum bukanlah sebagai
sarana tetapi sebagai tujuan. Hakim dapat melakukan penafsiran, tetapi penafsiran yang
dilakukan oleh Hakim terikat pada UU.
d. Aliran Rechtsvinding
Hakim memang terikat pada UU, tetapi tidak seketat seperti pandangan aliran Legisme.
Karena Hakim juga memiliki kebebasan, namun kebebasan Hakim tidak seperti
pandangan aliran rechtsbewegung sehingga dalam melakukan tugasnya Hakim memiliki
kebebasan yang terikat. Disini tugas Hakim disebutkan sebagai upaya untuk melakukan
Rechtsvinding dimana Hakim menyelaraskan UU dengan tuntutan jaman.
Sumber :
Dirdjosisworo, Soedjono. PengantarIlmuHukum.BalaiPustaka: Bandung. 1983.
Kansil,C.S.T.PengantarIlmuHukumdan Tata HukumIndonesia.Balai Pustaka.Jakarta.1989.
Soeroso. PengantarIlmuHukum. Pustaka: Jakarta. 1992.