materi perkuliahan blk 2 pertemuan 1-12.docx (133kb)

115
MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN I PASAR MODAL A. SEJARAH PASAR MODAL Kegiatan jual beli saham dan obligasi sebenarnya telah dimulai pada abad XIX. Pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa di Batavia. Bursa ini merupakan bursa tertua keempat di Asia, setelah Bombay, Hongkong dan Tokyo. Bursa yang dinamakan Vereniging voor de Effectenhandel, memperjualbelikan saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah (propinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya (Rusdin, Pasar Modal, Bandung; Alfabeta,2006,hal4). Minat masyarakat terhadap pasar modal mendorong didirikannya bursa di kota Surabaya (11 Juni 1925) dan Semarang (1 Agustus 1925). Perkembangan pasar modal pada saat itu, terlihat dari nilai efek yang mencapai NIF 1,4 milyar, pun demikian perkembangan pasar modal ini mengalami penyurutan akibat Perang Dunia II. Akibatnya, pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijakan untuk memusatkan perdagangan efeknya di Batavia dan menutup bursa efek di Semarang dan Surabaya. Pada tanggal 17 Mei 1940, secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup. 1

Upload: vodien

Post on 31-Dec-2016

224 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN I

PASAR MODAL

A. SEJARAH PASAR MODAL

Kegiatan jual beli saham dan obligasi sebenarnya telah dimulai pada abad

XIX. Pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs mendirikan

cabang bursa di Batavia. Bursa ini merupakan bursa tertua keempat di Asia, setelah

Bombay, Hongkong dan Tokyo. Bursa yang dinamakan Vereniging voor de

Effectenhandel, memperjualbelikan saham dan obligasi perusahaan/perkebunan

Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah (propinsi

dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan

oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya

(Rusdin, Pasar Modal, Bandung; Alfabeta,2006,hal4).

Minat masyarakat terhadap pasar modal mendorong didirikannya bursa di

kota Surabaya (11 Juni 1925) dan Semarang (1 Agustus 1925). Perkembangan

pasar modal pada saat itu, terlihat dari nilai efek yang mencapai NIF 1,4 milyar, pun

demikian perkembangan pasar modal ini mengalami penyurutan akibat Perang

Dunia II. Akibatnya, pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijakan untuk

memusatkan perdagangan efeknya di Batavia dan menutup bursa efek di Semarang

dan Surabaya. Pada tanggal 17 Mei 1940, secara keseluruhan kegiatan

perdagangan efek ditutup.

Di masa kemerdekaan, pada tahun 1950, pemerintah mengeluarkan obligasi

Republik Indonesia, yang menandakan mulai aktifnya Pasar Modal Indonesia. Pada

tanggal 31 Juni 1952, Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali. Penyelenggaraan

tersebut kemudian diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-

efeknya (PPUE). Namun pada tahun 1958, terjadi kelesuan dan kemunduran

perdagangan di Bursa, akibat konfrontasi pemerintah dengan Belanda. Pemerintah

di masa Orde Baru, berusaha untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap

nilai mata uang Rupiah. Pemerintah melakukan persiapan khusus untuk membentuk

1

pasar modal. Pada tahun 1976, pemerintah membentuk Bapepam (Badan Pembina

Pasar Modal) dan PT Danareksa.

Hal tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah untuk membentuk Pasar

Uang dan Pasar Modal. Pada tanggal 10 Agustus 1977, berdasarkan Keppres RI No

52/ 1976, pasar modal diaktifkan kembali. Perkembangan pasar modal selama tahun

1977–1987, mengalami kelesuan. Pada tahun 1987-1988, pemerintah menerbitkan

paket-paket deregulasi. Paket deregulasi ini adalah: Paket Desember 1987 (Pakdes

87), Paket Desember 1988 (Pakto 88), dan Paket Desember 1988 (Pakdes 88).

Penerbitan paket deregulasi ini menandai liberalisasi ekonomi Indonesia. Dampak

dari adanya ketiga kebijakan tersebut, pasar modal Indonesia menjadi aktif hingga

sekarang.

B. RUANG LINGKUP PASAR MODAL

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),

ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain

(misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan

demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual

beli dan kegiatan terkait lainnya.

Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk

meningkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan.

Dana segar yang ada di pasar modal berasal dari masyarakat yang disebut juga

sebagai investor. Para investor melakukan berbagai tehnik analisis dalam

menentukan investasi di mana semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan

menghasilkan laba dan semakin kecil resiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula

permintaan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.

Pada pasar modal pelakunya dapat berupa perseorangan maupun organisasi /

perusahaan.

Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan

instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi,

2

waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures,

dan lain-lain.

Struktur pasar modal di Indonesia tertinggi berada pada Menteri Keuangan

yang menunjuk Bapepam sebagai lembaga pemerintah yang melakukan pembinaan,

pengaturan dan pengawasan pasar modal. Sementara itu, bursa efek bertindak

sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk

mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak lain dengan tujuan untuk

memperdagangkan efek di antara mereka.

Marak dan rumitnya kegiatan pasar modal, menuntut adanya perangkat

hukum sehingga pasar lebih teratur, adil, dan sebagainya. Jadi hukum pasar modal

mengatur segala segi yang berkenaan dengan pasar modal. Di Indonesia, terdapat

UU Pasar Modal yaitu Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang

Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan

dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang

berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan Efek”.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena

pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari

masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat

digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan

lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi

pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai

dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.

Pasar Modal di Indonesia terdiri atas lembaga-lembaga sebagai berikut:

1. Badan Pengawas Pasar Modal2. Bursa efek, saat ini ada dua: Bursa Efek JakartaBursa Efek Surabaya namun sejak

akhir 2007 Bursa Efek Surabaya melebur ke Bursa Efek Jakarta sehingga menjadi Bursa Efek Indonesia dan

3. Perusahaan efek

3

4. Lembaga Kliring dan Penjaminan, saat ini dilakukan oleh PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (PT. KPEI)

5. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, saat ini dilakukan oleh PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT. KSEI)

C. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat

Bapepam-LK) adalah sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan Republik

Indonesia yang bertugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan

pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi

teknis di bidang lembaga keuangan. Kepala Bapepam-LK saat ini adalah A. Fuad

Rahmany.

Bapepam-LK merupakan penggabungan dari Badan Pengawas Pasar Modal

(Bapepam) dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan.

I. Fungsi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Fungsi Bapepam-LK ialah sebagi berikut :1. Penyusunan dan penegakan peraturan di bidang pasar modal primer dan

sekunder2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,

persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar modal; Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan Publik;

4. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;

5. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;6. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;7. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku;8. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang lembaga

keuangan;9. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;10. Pelaksanaan tata usaha Badan.

4

II. Struktur Organisasi Bapepam

Bapepam dan Lembaga Keuangan terdiri dari 1 Ketua Badan dan

membawahi 1 Sekretariat dan 12 Biro Teknis, dimana lingkup pembinaan dan

pengawasan meliputi aspek pasar modal, dana pensiun, perasuransian, perbankan

dan usaha jasa pembiayaan serta modal ventura.

Biro teknis Bapepam-LK terdiri atas:

1. Biro Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum2. Biro Riset dan Teknologi Informasi3. Biro Pemeriksaan dan Penyidikan4. Biro Pengelolaan Investasi5. Biro Transaksi dan Lembaga Efek6. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa7. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil8. Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan9. Biro Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan10. Biro Perasuransian11. Biro Dana Pensiun12. Biro Kepatuhan Internal

D. BURSA EFEK

Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan

dengan pembelian dan penjualan efek atau saham perusahaan obligasi

pemerintah. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan

sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah. Biasanya

terdapat suatu lokasi pusat, setidaknya untuk catatan, namun perdagangan kini

semakin sedikit dikaitkan dengan tempat seperti itu, karena bursa saham modern

kini adalah jaringan elektronik, yang memberikan keuntungan dari segi kecepatan

dan biaya transaksi. Perdagangan dalam bursa hanya dapat dilakukan oleh

seorang anggota, sang pialang saham. Serta

5

E. INVESTASI DAN PELAKU PASAR MODAL

Dewasa ini telah dikembangkan suatu model dalam pengambilan keputusan

tentang usul investasi yang berada dalam suatu portofolio, dimana proyek baru

yang diusulkan itu dikaitkan dengan proyek-proyek lainnya yang ada dalam suatu

perusahaan. Proyek-proyek investasi itu mempunyai risiko yang tidak independent

Awat.

Harapan keuntungan suatu portofolio adalah rata-rata tertimbang dari

harapan keuntungan surat berharga yang diperbandingkan dalam portofolio

tersebut. Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang

yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut

1. Emiten. Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga

atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi,

para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang

dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :

Perluasan usaha modal yang diperoleh dari para investor akan

digunakan untuk meluaskan bidang usaha.

Perluasan pasar atau kapasitas produksi.

Memperbaiki struktur modal,

Menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.

Mengadakan pengalihan pemegang saham.

Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham

baru.

2. Investor. Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di

perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli

surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian

dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan,

prospek usaha emiten dan analisis lainnya.

Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain:

Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.

6

Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.

3. Lembaga Penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta

mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik

emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang

berkaitan dengan pasar modal.

Lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam

mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut :

Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya

saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh

dana yang diinginkan emiten.

Perantara perdagangan efek (broker / pialang). Perantaraan dalam

jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si

pembeli (investor).

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliput

- Memberikan informasi tentang emiten - Melakukan penjualan efek kepada investor

4.. Perdagangan efek (dealer), berfungsi sebagai : Pedagang dalam jual beli

efek Sebagai perantara dalam jual beli efek

5. .Penanggung (guarantor). Lembaga penengah antara si pemberi

kepercayaan dengan si penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya

oleh investor sebelum menanamkan dananya.

6.. Wali amanat (trustee). Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si

pemberi amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi :

1) Menilai kekayaan emiten

2) Menganalisis kemampuan emiten

3) Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten

4) Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan

7

emiten

5) Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi

6) Bertindak sebagai agen pembayaran

7. Perusahaan surat berharga (securities company). Mengkhususkan diri dalam

perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan

perusahaan surat berharga antara lain :

1) Sebagai pedagang efek

2) Penjamin emisi

3) Perantara perdagangan efek

4) Pengelola dana

8. Perusahaan pengelola dana (investment company). Mengelola surat-surat

berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor,

terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.

9. Kantor administrasi efek. Kantor yang membantu para emiten maupun

investor dalam rangka memperlancar administrasinya.

- Membantu emiten dalam rangka emisi- Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham

para investor- Membantu menyusun daftar pemegang saham- Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham- Membuat laporan-laporan yang diperlukan

F. JENIS DAN FUNGSI PASAR MODAL

Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder

Pasar Perdana ( Primary Market ) Pasar Perdana adalah penawaran saham

pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh

pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar

sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga

saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go

public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.

8

Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan.

Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan

memperluas barang modal untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat

juga digunakan untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan usaha.

Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin emisi

dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui

agen penjualan.

Pasar Sekunder ( Secondary Market ) Pasar sekunder adalah tempat

terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor setelah melewati masa

penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari

setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa.

Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual

efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna

sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan.

Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak

yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan

pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak

terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu:

Bursa reguler Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek

Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek Surabaya (BES) Bursa paralel Bursa paralel atau

over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar

bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dan diselenggarakan

oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina

oleh Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara penjual dan pembeli

tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker

atau dealer.

G. Fungsi Pasar Modal

Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak

yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal

9

mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar

modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.

Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan

atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana

dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu

dana dari hasil operasiperusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara

menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus

terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil

H. MANFAAT PASAR MODAL

Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah sebagai berikut:

Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.

Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi. Alternatif investasi memberikan potensi keuntungan dengan tingkat risiko yang dapat diperhitungkan.

Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu negara.

Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim

berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesi.

I. INSTRUMEN PASAR MODAL

Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan

instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi,

waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures,

dan lain-lain.Dalam makalah ini instrumen yang akan dibahas lebih lanjut yaitu

mengenai saham dan obligasi.

1. MENGENAL SAHAM

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang

paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan

ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain,

saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor

karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

10

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang

atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim

atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir

dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua

keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:

a. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan

dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen

diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam

RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal

tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif

lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode

dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan

dividen.

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya

kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai

dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham – atau dapat pula berupa

dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan

dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang

pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham

tersebut.

b. Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital

gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar

sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per

saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham

yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500

untuk setiap saham yang dijualnya.

11

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari,

harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun

penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan

dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham

terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan

demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya

spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana

perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti

tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti

kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.

2. MENGENAL OBLIGASI

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindah

tangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar

imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada

waktu yang telah ditentukan kepada pihak

Jenis Obligasi

Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu :

1) Dilihat dari sisi penerbit :

a. Corporate Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik

yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha

swasta.

b. Government Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

c. Municipal Bond : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah

untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan

publik (public utility).

2) Dilihat dari sistem pembayaran bunga :

a. Zero Coupon Bonds : obligasi yang tidak melakukan pembayaran

bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus

pada saat jatuh tempo.

12

b. Coupon Bonds : obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara

periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

c. Fixed Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah

ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan

dibayarkan secara periodik.

d. Floating Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang

ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan

(benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata

tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan

swasta.

3) Dilihat dari hak penukaran / opsi :

a. Convertible Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang

obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah

saham milik penerbitnya.

b. Exchangeable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada

pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam

sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

c. Callable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk

membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi

tersebut.

d. Putable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada investor  yang

mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga

tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4) Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya

a. Secured Bonds : obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari

penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam

kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:

b. Guaranteed Bonds : Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya

dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga

13

Mortgage Bonds : obligasi yang pelunasan bunga dan

pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau

asset tetap.

Collateral Trust Bonds : obligasi yang dijamin dengan efek

yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-

saham anak perusahaan yang dimilikinya.

c. Unsecured Bonds :

obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu

tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

5) Dilihat dari segi nilai nominal

a. Konvensional Bonds : obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.

b. Retail Bonds : obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.

6) Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil :

a. Konvensional Bonds : obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga.

b. Syariah Bonds : obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu: Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang

menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.

Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan

Karakteristik Obligasi :

Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.

Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah

14

setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.

Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga nya.

Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.

Harga Obligasi :

Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:

Par (nilai Pari) : Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.

at premium (dengan Premi) : Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta

at discount (dengan Discount) : Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

15

MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN IIPASAR UANGDAN PASAR VALUTA ASING

A. PASAR UANG

Sejarah Pasar Uang

Karena dunia mengalami krisis moneter secara global maka munculah sebuah ide di dunia perekonomian yaitu diadakannya system simpan pinjam,kredit baik jangka panjang maupun jangka pendek seperti : SBI, SBPU, SUN, repurchase Agreement, yang akan bisa membantu perekonomian di saat krisis moneter.

Pengertian Pasar Uang

Pasar keuangan dapat berarti :

1. Suatu sistem pasar yang memfasilitasi terjadinya perdagangan antar produk dan turunan keuangan seperti misalnya bursa efek yang memfasilitasi perdagangan saham, obligasi dan waran .

2. Pertemuan antara pembeli dan penjual untuk memperdagangkan produk keuangan dalam berbagai cara termasuk penggunaan bursa efek, secara langsung antara penjual dan pembeli (over-the-counter) .

Dalam dunia akademis, mahasiswa bidang studi keuangan akan menggunakan kedua makna tersebut namun mahasiswa ekonomi hanya menggunakan makna yang kedua.

Pasar uang adalah suatu kelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek, yang umumnya berkualitas tinggi diperjualbelikan. Fungsi pasar uang sebagai sarana alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan non keuangan untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun untuk menempatkan dana atas kelebihan likuiditasnya.

Pasar uang (bahasa Inggris: money market) merupakan pertemuan demand dan supply dana jangka pendek. Dalam pasar uang, valuta asing diperlukan untuk membayar kegiatan ekspor impor, hutang luar negeri.

Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:20), pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjualbelikan didalam pasar uang.

16

Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan pengusaha untuk mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya harus segera dipenuhi. Dengan demikian pasar uang memiliki fungsi sebagai berikut:

1. mempermudah masyarakat memperoleh dana-dana jangka pendek untuk membiayai modal kerja atau keperluan jangka pendek lainnya;

2. memberikan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan dengan membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU); dan

3. Menunjang program pemerataan pendapatan bagi masyarakat.

Ciri-ciri Pasar Uang

1. Menekankan pada pemenuhan dana jangka pendek.2. Mekanisme pasar uang ditekankan untuk mempertemukan pihak yang

mempunyai kelebihan dana dan yang membutuhkan dana.3. Tidak terikat pada tempat tertentu seperti halnya pasar modal.

Sedangkan Pasar Uang menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:19) mempunyai ciri : jangka waktu dana yang pendek, tidak terikat pada tempat tertentu, pada umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan tidak perlu guarantor underwriter

Pelaku Pasar Uang

Bank Yayasan Dana Pensiun Perusahaan Asuransi Perusahaan-perusahaan besar Lembaga Pemerintah Lembaga Keuangan lain Individu Masyarakat

Jenis Pasar Uang

Pasar keuangan dapat dibagi kedalam beberapa sub jenis seperti :

1. Pasar modal yang terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder yang terbagi lagi menjadi :

1. pasar saham , yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan saham, dan merupakan sarana perdagangan saham.

2. Pasar obligasi , yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan obligasi dan merupakan sarana perdagangan obligasi.

2. Pasar komoditi , yang memfasilitasi perdagangan komoditi.3. Pasar keuangan, yang merupakan sarana pembiayaan utang jangka pendek

dan investasi.4. Pasar derivatif , yang merupakan sarana yang menyediakan instrumen untuk

mengelola risiko keuangan.

17

1. Pasar berjangka , yang merupakan sarana yang menyediakan stadarisasi kontrak berjangka bagi perdagangan suatu produk pada suatu tanggal dimasa mendatang .

2. Pasar asuransi , yang memfasilitasi redistribusi dari berbagai risiko.3. pasar valuta asing , yang memfasilitasi perdagangan valuta asing.

Manfaat Pasar Uang

Tanpa adanya pasar keuangan ini maka peminjam uang (kreditur) akan mengalami kesulitan dalam menemukan debitur yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepadanya. Pengantara seperti bank membantu dalam melakukan proses ini, dimana bank menerima deposito dari nasabahnya yang memiliki uang untuk ditabung dan kemudian bank dapat meminjamkan uang ini kepada orang yang berniat untuk meminjam uang. Bank biasanya memberikan pinjaman uang dalam bentuk kredit dan kredit pemilikan rumah.

Ilustrasi pada tabel dibawah ini dapat menjelaskan hubungan antara pasar keuangan dan peminjam serta pemberi pinjaman :

Hubungan antara peminjam dan pemberi pinjamanPemberi pinjaman

Perantara keuangan

Pasar keuangan Peminjam

IndividuPerusahaan

BanksPerusahaan AsuransiDana PensiunReksadana

AntarbankBursa efekPasar uangPasar obligasiValuta asing

IndividuPerusahaanPemerintah pusatPemerinmtah daerahPerusahaan publik

Pemberi Pinjaman

Individu tidak pernah menganggap dirinya sebagai pemberi pinjaman namun mereka meminjamkan sejumlah uang kepada pihak lainnya dalam berbagai cara seperti misalnya:

Menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan atau deposito di bank ; Menjadi peserta program dana pensiun; Membayar premi asuransi ; Investasi dalam obligasi pemerintah; atau investasi dalam saham perusahaan.

Perusahaan cenderung menjadi peminjam untuk permodalannya. Apabila perusahaan mengalami kelebihan dana tunai yang tidak digunakan dalam jangka waktu pendek maka mereka meminjamkan uang tersebut melalui pasar pinjaman jangka pendek yang disebut pasar uang. Amat sedikit perusahaan yang memilki struktur arus kas yang kuat, dan perusahaan seperti inilah yang cenderung menjadi pemberi pijmanan dibanding meminjam uang.

18

Peminjam

Individu meminjam uang melalui kredit bank untuk kebutuhan jangka pendek maupun panjang guna pembiayaan pembelian rumah.

Perusahaan meminjam uang untuk membantu kebutuhan jangka pendek maupun panjang guna perputaran dananya maupun untuk pengembangan bisnis.

Pemerintah seringkali menghadapi suatu masalah dimana pengeluaran mereka lebih besar daripada pemasukan pajaknya maka guna menutupi kekurangan ini dibutuhkan pinjaman. Pemerintah juga melakukan peminjaman bagi keperluan badan usaha milik negara, pemerintah daerah, otoritas setempat dan sektor publik lainnya. Peminjaman ini dilakukan dengan cara menerbitkan obligasi pemerintah.

Pemerintah daerah dapat meminjam atas nama daerahnya sebagaimana halnya dengan penerimaan pinjaman dari pemerintah pusat.

Badan usaha milik negara dan perusahaan publik biasanya termasuk industri nasional dal layanan publik seperti perusahaan kereta api pos, perusahaan listrik negara, air minum dan perusahaan penyedia layanan publik lainnya.

Instrumen Pasar Uang di Indonesia

Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh badan-badan usaha swasta dan negara serta lembaga-lembaga pemerintah.

Instrumen pasar uang yang ada di Indonesia menurut Dahlan Siamat (2001:208) adalah sebagai berikut :

1.   Sertfikat Bank Indonesia (SBI)

Instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jaruh tempo satu tahun atau kurang.

2.   Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

Surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI.

3.   Sertifikat Deposito

Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakaimya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuli temponya melalui lembaga – lembaga keuangan lainnya.

19

4. Commerecial Paper

Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang.

5..  Call Money

Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk jangka waktu pendek.

6..  Repurchase Agreement

Transaksi jual odi surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kcmbali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu

7..  Banker’s Acceptence

Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing.

Indikator Pasar Uang

Indikator pasar uaing sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak mengamati perkembangan pasar uang, Indikator pasar uang meliputi:

1. Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (Rp)2. Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam

meminjam danadalam bentuk rupiah.3. Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (Rp)4. Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk

rupiah.5. Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (US$)6. Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam

meminjam danadalam bentuk US $.7. Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (US$)8. Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk US $.9. J1BOR (Jakarta Interbank Offered)10.Suku bunga yang ditawarkan untuk transaksi pinjam meminjam antar bank.11.Suku bunga deposito Rupiah (%/Th)12.Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya

dalam bentuk Rupiah13.Suku bunga deposito US$ (%/Th)

20

14.Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya dalam bentuk US $.

15.Nilai Tukar Rupiah (Kurs)16.Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata

uang terhadap mata uang lainnya.17.Suku bunga kredit18.Tingkat bunga kredit yang dikenakan bank atau lembaga keuangan lainnya

kepada para kreditor19. Inflasi20.Kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus

suatu waktu tertentu21. Indeks Harga Konsumen (IHK)22.Angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus

dibeli konsumen dalam suatu periode tertentu.23.Sertifikat Bank Indonesi (SBI)24. Instrumen investasijangka pendek yang bebas resiko

B. PASAR VALUTA ASING

Pengertian Pasar Valas

Valuta Asing adalah pasar mata uang yang merupakan pasar derifatif

terbesar di dunia. Perdagangan ini diawali pada tahun 1971 berdasarkan perjanjian

Bretton Woods yang menetapkan perubahan nilai mata uang suatu negara dari kurs

tetap menjadi kurs mengambang yang nilainya ditentukan oleh pasar.

Menurut Madura pasar valas adalah pasar yang memfasilitasi pertukaran

valuta untuk mempermudah transaksi-transaksi perdagangan dan keuangan

internasional. Kuncoro transaksi valas (foreign exchange transaction) adalah

pertukaran suatu mata uang dengan mata uang lain.

Pasar valas dunia menawarkan mekanisme yang dapat menyelesaikan

trnsaksi yang kompleks dan beragam secara efisien Perantara utama dalam pasar

valas adalah bank-bank utama yang beroperasi diseluruh dunia terutama yang

berdagang valas. Bank-bank ini dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi yang

sangat maju dan canggih, dimana dapat menghubungkan bank-bank tersebut

dengan klien utamanya dan bank-bank lain diseluruh dunia.

21

Ada dua tingkatan dalam pasar valas. Pertama, pasar konsumen/eceran

(consumer/retail market), dimana individu atau institusi membeli dan menjual valas

kepada bank. Sebagai contoh, bila IBM bermaksud merepatriasi keuntungan dari

cabangnya di Jerman ke AS, maka IBM dapat mendatangi sebuah bank di Frankfurt

dengan tawaran menjual DM yang dimilikinya untuk ditukarkan US$.

Kedua, apabila bank tersebut tidak memiliki jumlah US$ yang diinginkan, maka bank

tadi akan mendatangi bank lain untuk memperoleh Dolar sebagai ganti DM atau

valas lain. Penjualan dan pembelian semacam ini disebut pasar antar bank.

Pelaku utama dan fungsi pokok Pasar Valas

Pelaku ekonomi yang utama dalam pasar valas dapat digolongkan menjadi:

1. Individu

2. Institusi

3. Perbankan

4. Bank Sentral

5. Spekulan dan Arbitraser

6. Pialang Pasar Valas

Fungsi pokok Pasar Valas

Nopirin menyebutkan beberapa fungsi pokok pasar valuta asing dalam

membantu lalu-lintas pembayaran internasional yaitu:

1. Mempermudah pertukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu

negara ke negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat

dilakukan dengan sistem clearing seperti halnya yang dilakukan oleh bank-

bank serta pedagang.

2. Karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu segera

diselesaikan pembayaran atau penyerahan barangnya, maka pasar valuta

asing memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak

jual beli dengan kredit.

3. Memungkinkan dilakukannya hedging. SEOrang pedagang melakukan

hedging apabila dia pada saat yang sama melakukan transaksi jual beli valuta

22

asing yang berbeda, untuk menghilangkan/mengurangi resiko kerugian akibat

perubahan kurs.

Jenis-jenis Pasar ValasPasar valas dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

1. Pasar Spot (Pasar Tunai)

Menurut Madura kurs spot adalah nilai tukar berjalan suatu valuta. Kemudian

yang dimaksud pasar spot adalah pasar yang memfasilitasi transaksi-transaksi

nilai tukar berjalan suatu valuta. Dimana komoditi atau valas dijual secara tunai

dengan penyerahan segera. Disebut juga actual market atau physical market.

Menurut Kuncoro transaksi spot terdiri dari transaksi valas yang biasanya

selesai dalam maksimal dua hari kerja. Dalam pasar spot, dibedakan atas tiga

jenis transaksi:

a. Cash, dimana pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata uang

lain diselesaikan dalam hari yang sama

b. Tom (kependekan dari tomorrow/besok), dimana pengiriman dilakukan

pada hari berikutnya

c. Spot, dimana pengiriman diselesaikan dalam tempo 48 jam setelah

perjanjian.

2. Pasar Forward

Menurut Madura Kurs forward adalah nilai tukar suatu valuta dengan

valuta lain pada suatu waktu di masa depan yang dikuotasikan oleh bank-

bank. Kemudian yang dimaksud Pasar Forward adalah pasar yang

memfasilitasi perdagangan kontrak forward mata uang. Menurut Kuncoro

transaksi forward merupakan transaksi valas dimana pengiriman mata uang

dilakukan pada suatu tanggal tertentu di masa datang. Kurs dimana transaksi

forward akan diselesaikan telah ditentukan pada saat kedua belah pihak

menyetujui kontrak untuk membeli dan menjual. Waktu antara ditetapkannya

kontrak dan pertukaran mata uang yang sebenarnya terjadi dapat bervariasi

dari dua minggu hingga satu tahun. Jatuh tempo kontrak forward biasanya

satu, dua, tiga atau enam bulan. Transaksi forward biasanya terjadi bila

eksportir, importir, atau pelaku ekonomi lain yang terlibat dalam pasar valas

23

harus membayar atau menerima sejumlah mata uang asing pada suatu

tanggal tertentu di masa mendatang.

3. Pasar Currency Futures

Menurut Madura pasar Currency Futures merupakan pasar yang

memfasilitasi perdagangan kontrak Currency Futures. Suatu kontrak Currency

Futures menetapkan suatu volume standar dari suatu valuta tertentu yang

akan dipertukarkan pada tanggal penyelesaian (settlement date) tertentu di

masa depan. Sebuah MNC (multi national corporation) yang ingin meng-

hedge hutangnya akan membeli kontrak Currency Futures untuk mengunci

harga suatu valuta di masa depan.

4. Pasar Currency Options

Menurut Madura menjelaskan pasar Currency Options merupakan

pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak currency options. Kontrak

currency options dapat diklasifikasikan sebagai call atau put. Suatu currency

call Options menyediakan hak untuk membeli suatu valuta tertentu dengan

harga tertentu (yang dinamakan dengan strike price atau exercise price)

dalam suatu periode waktu tertentu. currency call options digunakan untuk

meng-hedge hutang-hutang valas yang harus dibayarkan di masa depan.

currency put options memberikan hak untuk menjual suatu valuta asing

dengan harga tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Currency put

options digunakan untuk meng-hedge piutang-piutang valas yang akan

diterima di masa depan.

Dalam dunia pertukaran mata uang asing atau currency exchange

umumnya dipakai kode atau simbol tertentu untuk mewakili setiap mata uang

agar lebih mudah untuk identifikasi dan proses karena hanya menggunakan 3

digit karakter huruf untuk tiap-tiap mata uang yang ada

24

MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN III

SEWA GUNA (LEASING)

Pengertian LeasingLeasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan

perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh

suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-

pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut

untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang

jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.

Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan

jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur

setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.

Melalui pembiayaan leasing perusahaan dapat memperoleh barang-barang

modal untuk operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh berbeda jika kita

mengajukan kredit kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang

besar. Bagi perusahaan yang modalnya kurang atau menengah, dengan melakukan

perjanjian leasing akan dapat membantu perusahaan dalam menjalankan roda

kegiatannya. Setelah jangka leasing selesai, perusahaan dapat membeli barang

modal yang bersangkutan. Perusahaan yang memerlukan sebagian barang modal

tertentu dalam suatu proses produksi secara tibatiba,  tetapi tidak mempunyai dana

tunai yang cukup, dapat mengadakan perjanjian leasing untuk mengatasinya.

Dengan melakukan leasing akan lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran

dana dibanding dengan membeli secara tunai.

Pihak - pihak yang Terlibat Dalam LeasingDalam leasing ada beberapa pihak-pihak yang terlibat, yaitu pemilik /

penyedia aktiva dan pemakai aktiva, di antaranya :

1. Lessor, yaitu perusahaan sewa guna atau pihak yang memberikan jasa

pembiayaan kepada pihak Lessee dalam bentuk penyediaan barang modal

25

2. Lessee, yaitu perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam

bentuk barang modal dari pihak Lessor

3. Supplier, yaitu perusahaan yang mengadakan atau menyediakan barang

untuk dijual kepada Lessee dengan pembayara secara tunai oleh Lessor

4. Kreditur, Pihak kreditur dalam transaksi sewa guna biasanya adalah bank

yang memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor.

Kreditur atau pihak bank juga dapat memberikan kredit kepada pihak supplier

untuk pembelian barang-barang modal yang kemudian akan di jual sebagai

objek sewa guna kepada Lessee atau Lessor.

Jenis – jenis Transaksi Leasing (Sewa Guna)1. Finance Lease

Finance lease adalah suatu bentuk pembiayaan dengan ciri-ciri sebagai

berikut :

a. Objek sewa guna atau barang modal yang dimiliki lessor dapat berupa

benda bergerak ataupun benda tidak bergerak yang memiliki umur

maksimum sama dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.

b. Lesse berkewajiban melakukan pembayaran kepada lessor secara

berkala sesuai dengan jumlah dan jangka waktu yang telah di setujui.

c. Lessor tidak dapat secara sepihak membatalkan kontrak atau mengakhiri

masa kontrak dalam jangka waktu perjanjian yang telah disetujui.

d. Lessee pada akhir masa kontrak memiliki hak / opsi beli untuk membeli

objek sewa guna sesuai dengan nilai sisa atau residual value.

Finace leasse sendiri terbagi kedalam beberapa bentuk transaksi. Dua bentuk

finance lease yang umumnya di jumpai adalah :

a. Direct Financial Lease

Merupakan suatu bentuk transaksi sewa guna di mana lessor membeli

suatu barang atas permintaan pihak lessee dan sekaligus menyewakan

barang tersebut kepada lessee yang bersangkutan. Tujuan utama pihak

lessee dari transaksi ini adalah untuk mendapatkan pembiayaan dengan

cara sewa guna dalam bentuk perolehan barang modal yang dapat

digunakan dalam proses produksi.

26

b. Sale and Lease Back

Dalam transaksi sale and lease back pihak lessee sengaja menjual

barang modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan konrtak sewa

guna atas barang tersebut antara lessor dengan lessee yang dalam hal ini

merupakan pihak yang mejual barang untuk digunakan selama sewa

guna yang disetujui kedua belah pihak.

2. Operating LeaseOperating lease adalah suatu bentuk pembiayaan dengan ciri-ciri yaitu :

a. Objek sewa guna digunkan oleh lessee dalam masa kontrak dengan

jangka waktu relatif pendek dari pada umur ekonomisnya

b. Jumlah seluruh pembayaran sewa secara berkala yang dilakukan oleh

lessee kepada lessor tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh barang modal berikut dengan harganya, karena pihak

lessor justru mengharapkan keuntungan dari penjualan barang setelah

berakhirnya masa kontrak .

c. Resiko ekonomis dan biaya pemeliharaan barang modal yang mejadi

objek sewa guna ditanggung oleh pihak lessor.

d. Barang modal yang menjadi objek sewa guna harus dikembalikan oleh

pihak lessee kepada pihak lessor pada akhir masa kontrak atau dapat

dikatakan bahwa pihak lessee tidak memiliki hak /opsi untuk membeli

objek sewa guna.

e. Bersifat cancellable atau pihak lessee dapat secare sepihak membatalkan

perjanjian kontrak sewa guna sewaktu-waktu.

Prosedur Mekanisme Leasing (Sewa Guna)Dalam melakukan perjanjian leasing terhadap prosedur dan mekanisme yang

harus di jalankan yang secara garis besar dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan,

mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang

memuaskan.

2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lessee, maka dikirimkan

kepada lessor disertai dokumen lengkap.

27

3. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk

memberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui

lessee (lama kontrak pembayaran sewa lesse), setelah ini maka kontrak

lessee dapat di tandatangani.

4. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi

untuk peralatan yang dilease dengan perusahan asuransi yang disetujui

lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara lessor dan

perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama.

5. Supplier dapat mengirimkan peralat yang dilease ke lokasi lessee. Untuk

mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier

akan menandatangani perjanjian purna jual.

6. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan

kepada supplier.

7. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti

dan pemindahan pemilikan kepada lessor.

8. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.

9. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal

pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease.

Keunggulan Leasing (Sewa Guna)Ada beberapa keunggulan yang diperoleh perusahaan dengan melakukan

sewa guna dalam operasi usahanya, antara lain :

1. Transaksi sewa guna dapat dilakukan tanpa harus adanya uang muka, hal ini

dapat membantu aliran kas bagi perusahaan-perusahaan lessee yang baru

berdiri dan belum memiliki kondisi finansial yang solid.

2. Dibandingkan pembiayaan melalui kredit perbankan, pembiayaan sewa guna

lebih fleksibel kerena lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan

pihak lessee.

3. Sewa guna merupakan salah satu bentuk pembiayaan yang bersifat off

balance sheet, yang berarti bahwa transaksi sewa guna tidak tercantum

sebagai komponen utang pada neraca perusahaan lessee, sehingga

berdampak positif pada rasio keuangan perusahaan tersebut.

28

4. Salah satu jenis transaksi sewa guna, yaitu operating lease yang berjangka

waktu singkat, dapat mengatasi resiko keuangan yang dihadapi pihak lessee.

5. Pembayaran sewa secara periodik dengan jumlah tetap memberikan

kemudahan bagi pihak lessee dalam penyusunan anggaran tahunan.

Metode Pembayaran Leasing (sewa guna)Besarnya uang sewa yang dibayarkan oleh pihak lessee terdiri atas unsur

bunga dan cicilan pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Pembayaran bunga

tersebut semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Besarnya

pembayaran sewa setiap periodenya ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Nilai modal yang juga merupakan nilai kontrak sewa guna. Nilai barang

modal merupakan penjumlahan harga barang modal dengan nilai sisanya

pada akhir masa kontrak.

2. Simpanan jaminan atau security deposit. Simpanan jaminan merupakan

semacam uang muka pihak lessee atas suatu kontrak sewa guna yang

besarnya bergantung pada kesepakatan antara lessor dengan lessee.

3. Nilai sisa (residual value). Nilai sisa adalah perkiraan wajar atas nilai suatu

barang modal yang dilease pada masa akhir kontrak.

4. Jangka waktu. Jangka waktu kontrak sewa guna berkait erat dengan jangka

waktu kegunaan ekonomis atau manfaat suatu barang modal yang

dileasekan. Umumnya kontrak sewa guna di Indonesia berkisar 2 s.d 5

tahun. Semakin lama waktu sewa guna semakin rendah pula pembayaran

sewa

5. Tingkat bunga. Tingkat bunga yang digunakan dalam perhitungan

pembayarna sewa guna adalah tingkat bunga efektif yang ditetapkan oleh

lessor.

Dalam melakukan pembayaran biaya leasing ini dapat digunakan rumus sebagai

berikut :

29

Dimana :

S = besarnya sewa

I = tingkat bunga

b = nilai barang modal

t = jumlah periode

r = nilai sisa

Sebagai contoh :

Perhitungan pembayaran sewa guna dengan cara pembayaran di muka dapat dilihat

pada akun dibawah ini:

- Nilai barang modal : Rp 400 juta

- Nilai sisa : Rp 40 juta

- Simpanan jaminan (10% dari nilai barang) : Rp 40 juta

- Tingkat bunga pertahun 24% (per bulan 2%)

- Jangka waktu : 12 bulan

- Masa kontrak : 1 Januari 2000 s.d 31 Desember 2000

Dengan menggunakan formula diatas, dapat dihitung besarnya sewa per bulan

sebagai berikut :

S = [ (400.000 .000−40.000 ) (1+0.02 )❑12−1]❑0,02

(1+0,02 )❑12−1

= [ (360.000.000 ) (1,02 )❑11] 0,02

(1,02 )❑12−1

= 33.373.978

Pada periode 1 langsung dilakukan pembayaran sewa sebesar Rp33.373.978.

30

S=[(b−r ) (1+i )❑t−1](1+ i )❑1−1

MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN IVANJAK PIUTANG

A. PengertianAnjak piutang (Bahasa Inggris: factoring) adalah suatu transaksi

keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan)

dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan

pinjaman bank. Pertama, penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang,

bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu

pinjaman, melainkan pembelian suatu aset (piutang). Terakhir, pinjaman bank

melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak.

Menurut Kasmir dalam “Bank dan Lembaga Keuangan lainnya”

menjelaskan bahwa anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan factoring

adalah perusahaan yang kegiatannya melakukan penagihan atau pembelian atau

pengambilalihan atau pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan

imbalan atau pembayaran tertentu dari perusahaan (klien).

Kemudian pengertian anjak piutang menurut Keputusan Menteri

Keuangan Nomor NO.172/KMK.06/2002 adalah badan usaha yang melakukan

kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta

pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi

perdagangan dalam dan luar negeri.

Tiga pihak yang terlibat dalam anjak piutang adalah penjual, debitur, dan

pihak yang membiayai (factor). Penjual adalah pihak yang memiliki piutang

(biasanya untuk layanan yang diberikan atau barang yang dijual) dari pihak

kedua, debitur. Penjual selanjutnya menjual satu atau lebih tagihannya dengan

potongan atau diskon ke pihak ketiga, suatu lembaga keuangan khusus untuk

mendapatkan uang dalam bentuk kas. Debitur akan membayar langsung ke

perusahaan pembiayaan dengan jumlah penuh sesuai nilai tagihan.

Agar dapat lebih memahami tentang perjanjian anjak piutang ini maka

dapat dilihat  dari tiga serangkai hukum yaitu :

Subyek hukum dari perjanjian anjak piutang itu tentau saja adalah Penjual,

Pembeli  dan Perusahaan anjak piutang. Namun penamaan tersebut dirubah

31

disesuaikan dengan hakekat anjak piutang. Perusahaan anjak piutang atau

dikenal sebagai factor adalah badan usaha yang menawarkan anjak piutang

lihat pengertian di atas. Klien adalah pihak yang menggunakan jasa dari

anjak piutang (mudahnya adalah pihak yang menjual piutang kepada factor).

Penjual atau supplier masuk dalam pengeritan klien. Sementara nasabah atau konsumen merupakan pihak yang mengadakan transaksi dengan klien.

Obyek Hukum.  Obyek hukum dalam perjanjian ini jelas adalah piutang itu

sendiri. Baik itu dijual atau dialihkan atau di urus oleh pihak lain.

Peristiwa hukum atau hubungan hukumnya adalah perjanjian anjak piutang,

yaitu perjanjian antara perusahaan anjak piutang dengan klien.

B. Peran Lembaga Keuangan Anjak Piutang Dalam EkonomiKenyataan selama ini banyak sektor usaha yang menghadapi berbagai

masalah dalam menjalankan kegiatan usahanya. Masalah masalah tersebut

pada prinsipnya berkaitan antara lain: kurang kemampuan dan terbatasnya

sumber-sumber permodalan, lemahnya pemasaran sehingga target penjualan

tidak tercapai. Disamping itu perusahaan hanya terkonsentrasi pada usaha

peningkatan produksi dan penjualan sedangkan administrasi penjualan termasuk

penjualan secara kredit (Piutang) masih terabaikan.

Kelemahan dibidang manajemen/ pengelolaan piutang menyebabkan

semakin meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas

usaha yang pada gilirannya akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh

sumber pembiayaan dari lembaga keuangan.

Beberapa manfaat yang dapat diberikan lembaga anjak piutang dalam

rangka mengatasi masalah dunia usaha adalah sebagai berikut:

Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya

penjualan.

Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk

pembayaran dimuka (Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan

Crediet standing perusahaan .

Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing

perusahaan klien karena klien dapat mengadakan transaksi perdagangan

secara bebas baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan

internasional.

32

Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui peningkatan

perputaran modal kerja.

Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena resiko

kredit macet ini dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.

Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan

meningkatkan pendapatan nasional.

C. Mekanisme Pembiayaan Lembaga Keuangan Anjak Piutang (Factoring)Transaksi anjak piutang biasanya diawali dengan negosiasi antara

perusahaan (klien) dengan lembaga anjak piutang (factoring) yang disesuaikan

dengan kebutuhan perusahaan dan dengan fasilitas yang disediakan perusahaan

anjak piutang. Apabila perusahaan sudah mengetahui kebutuhannya sejak awal

maka akan lebih mempermudah dan mempercepat transaksi anjak piutang.

Beberapa fasilitas anjak piutang yang ditawarkan:

a. Undisclosed/ Non Notification FactoringAdakalanya perusahaan ingin performance/ bonafiditasnya tetap

terjaga dimata pelanggan (debitur) walaupun sebetulnya perusahaan sedang

kesulitan dana. Untuk itu pada saat pengalihan piutang maka perusahaan

tidak memberitahu pelanggan (debitur) bahwa piutang sudah dialihkan ke

perusahaan anjak piutang (factoring). Transaksi anjak piutang ini dinamakan

Undisclosed/Non Notification Factoring. Mekanisme transaksi Undisclosed

sebagai berikut :

1. Terjadi transaksi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)

2. Negosiasi dan kontrak anjak piutang antara perusahaan (klien) dengan

lembaga anjak piutang (factoring) dimana perusahaan menyerahkan kopi

faktur penagihan piutang dan dokumen terkait lainnya sedangkan

dokumen asli tetap dipegang perusahaan.

3. Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimal 80% dari nilai

faktur.

4. Pada saat jatuh tempo perusahaan akan menagih kepada

debitur/pelanggan.

5. Perusahaan akan mengembalikan pinjaman dana kepada factoring

ditambah dengan biaya anjak piutang (service charge/discount charge).

33

b. Disclosed/ Notification FactoringJika perusahaan (klien) setelah memperoleh pembiayaan dari anjak

piutang tidak ingin direpotkan oleh tugas menagih kepada debitur maka

perusahaan bisa memanfaatkan fasilitas disclosed factoring yaitu segera

menyerahkan pengelolaan piutang kepada perusahaan anjak piutang.

Mekanisme transaksi ini bisa dijelaskan sebagai berikut :

1. Terjadi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)

2. Negosiasi dan kontrak factoring antara perusahaan (klien) dengan

lembaga anjak piutang dimana perusahaan menyerahkan faktur

penagihan dan dokumen terkait lainnya (dokumen asli).

3. Perusahaan memberitahu kepada debitur kalau piutang dan penagihan

sudah dialihkan ke lembaga anjak piutang.

4. Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimum 80% dari

nilai faktur.

5. Pada saat jatuh tempo lembaga anjak piutang melakukan penagihan

kepada debitur.

6. Pelanggan (debitur) membayar tagihan kepada anjak piutang.

7. Lembaga anjak piutang menyerahkan sisa dan (20% Nilai faktur) kepada

perusahaan (klien) setelah sebelumnya dikurangi biaya administrasi.

Dalam transaksi anjak piutang terdapat beberapa risiko yang mungkin

timbul diantaranya:

1. Pada Undisclosed Factoring ada kemungkinan perusahaan (klien) ingkar

janji (wanprestasi) yaitu tidak mengembalikan pinjaman/pembiayaan

kepada factoring walaupun perusahaan sudah menerima pembayaran dari

debitur sehingga anjak piutang mengalami kerugian.

2. Pelanggan/debitur yang ingkar janji yaitu tidak membayar hutangnya pada

saat jatuh tempo sehingga kemungkinan perusahaan atau lembaga anjak

piutang yang mengalami kerugian.

Untuk mengatasi risiko tersebut, pada saat kontrak/ perjanjian dibuat

maka perlu ditetapkan pihak yang bertanggung jawab atas penanggungan

resiko. Jika debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya dan yang

34

menanggung resiko tersebut perusahaan (klien) maka perjanjiannya

dinamakan with recourse factoring sedangkan jika lembaga anjak piutang

yang menanggung risiko kerugiaannya maka perjanjiannya dinamakan

without recourse factoring.

Jika melihat fasilitas-fasilitas yang disediakan lembaga anjak piutang,

ternyata usaha anjak piutang lebih dominan kepada pemberian jasa

pembiayaan (financing service) atas pengalihan piutang dari klien

(perusahaan). Namun demikian lembaga anjak piutang juga memberikan jasa

dibidang non pembiayaan (non financing service). Jasa non pembiayaan ini

pada dasarnya untuk melayani pengelolaan piutang (kredit) perusahaan klien.

Produk jasa non pembiayaan ini diantaranya :

1. Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit yaitu lembaga

anjak piutang membantu perusahaan untuk menilai calon

customer/debitur.

2. Mengelola administrasi penjualan secara kredit (sales ledger

administration/sales accounting).

3. Mengawasi/ memonitor penjualan yang dilakukan klien termasuk

menetapkan prosedur penagihan.

4. Memberikan masukan atau mengusahakan cara pengamanan terhadap

risiko piutang terutama jika transaksi perdagangan secara internasional

(export financing) yang rentan terhadap risiko terjadinya fluktuasi kurs

valuta asing.

Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang maka perusahaan (klien)

tidak perlu membentuk bagian kredit tersendiri dalam organisasi. Lembaga

anjak piutang sudah secara otomatis telah melaksanakan fungsi bagian

crediet (credit departement) dimana lembaga anjak piutang akan memberikan

laporan hasil kerjanya secara periodik kepada perusahaan (klien)

Atas pemanfaatan jasa anjak piutang timbul suatu kewajiban bagi

perusahaan (klien) yaitu membayar biaya anjak piutang. Biaya ini terdiri dari:

Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan

jasa untuk pengelolaan/ pembukuan penjualan (sales ledger) dari

transaksi penjualan yang dilakukan klien. Besarnya biaya berkisar antara

0,5% – 2,5% tergantung kesepakatan antara anjak piutang dan klien.

35

Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh

pembiayaan (dana tunai) dari lembaga anjak piutang. Besarnya biaya

discount charge antara 2% – 3%. Biaya ini juga ditetapkan berdasarkan

kesepakatan kedua belah pihak.

D. Manfaat Lembaga Keuangan Anjak PiutangManfaat anjak piutang bagi perusahaan (klien) dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Perusahaan yang kesulitan/kekurangan dana akan segera memperoleh dana

tunai sehingga terdapat aliran kas masuk (cash in flow) yang bisa digunakan

untuk modal kerja perusahaan. Aliran kas (cash in flow) akan lebih lancar

karena perusahaan tidak perlu menunggu pencairan piutang sampai jatuh

tempo.

2. Tugas perusahaan (klien) dalam pengelolaan administrasi penjualan dapat

dialihkan ke lembaga anjak piutang karena lembaga ini membantu mengelola

administrasi penjualan dan penagihan (sales ledgering and collection

service).

3. Perusahaan (klien) tidak ragu dalam penjualan produknya terutama kepada

customer baru karena resiko tagihan macet bisa ditanggung bersama dengan

lembaga anjak piutang (credit insurance).

4. Anjak piutang dapat memperbaiki sistem penagihan sehingga piutang dapat

dibayar tepat saat jatuh tempo dan sebisa mungkin penagihan ini tidak

merusak hubungan baik antara perusahaan (klien) dengan pelanggannya

(custome

36

MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN VMODAL VENTURA DAN REKSA DANA

MODAL VENTURA

Modal ventura yaitu suatu pembiayaan oleh suatu perusahaan kepada suatu perusahaan pasangan usahanya yang prinsip pembiayaanya adalah penyertaan modal. Perusahaan yang menerima penyertaan modal disebut Perusahaan Pasangan Usaha atau Investee Company, dan perusahaan yang melakukan penyertaan modal disebut Perusahaan Modal Ventura. Bentuk pembiayaannya bisa berupa obligasi atau bahkan pinjaman, namun obligasi atau pinjaman tidak sama dengan obligasi atau pinjaman biasa, karena mempunyai sifat khusus yang pada intinya mempunyai syarat pengembalian dan balas jasa yang lebih lunak.

Disamping pengertian di atas, modal ventura oleh beberapa pihak diberi batasan sebagai berikut :

Perusahaan modal ventura adalah badan usaha yang melakukan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan penerima bantuan jangka waktu tertentu (Keppres no. 61 tahun 1988)

Modal ventura adalah usaha penyediaan pembiayaan untuk memungkinkan pembentukan dan pengembangan usaha-usaha baru di berbagai bidang (Robert White)

Modal ventura adalah investasi jangka panjang dalam bentuk pemberian modal yang mengandung resiko, dimana penyedia dana, terutama mengharapkan capital gain disamping pendapatan bunga atau deviden(Tony Lorenz)

Modal ventura adalah dana yang diinvestasikan pada perusahaan atau individu yang memiliki resiko tinggi (Clinton Richardson).

Sejarah modal ventura di Indonesia

Perusahaan modal ventura di Indonesia diawali dengan pembentukan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), sebuah badan usaha milik negara (BUMN) yang sahamnya dimilki oleh Departemen Keuangan (82,2%) dan Bank Indonesia (17,8%).

Gema nama Bahana memang sempat menggetarkan "dunia keuangan" nusantara. Ketika pada tahun 1993 salah satu anak usahanya, PT Bahana Artha Ventura (BAV), agresif melebarkan usaha ke seluruh provinsi, membentuk Perusahaan Modal Ventura Daerah (PMVD). Sasarannya, usaha kecil menengah (UKM) untuk dibiayai.

37

Konsep Kelembagaan  dan Mekanisme Modal Ventura

Karakteristik yang paling menonjol dalam usaha modal ventura adalah berkaitan dengan resiko. Modal ventura lebih cenderung membiayai usaha yang menjanjikan keuntungan yang lebih besar, misalnya usaha usaha baru dibidang pengembangan teknologi.

Ciri-ciri utama modal ventura adalah pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal saham dengan jangka waktu tertentu. Didalam perkembangannya peyertaan modal tersebut lebih lanjut dapat dimodifikasi menjadi semi equity financing.

Mekanisme modal ventura pada prinsipnya merupakan suatu proses yang menggambarkan arus investasi. Oleh karena itu dalam mekanisme modal ventura terdapat tiga unsur yang terlibat secara langsung.

Pemilik modal yang menginginkan keuntungan yang tinggi dari modal yang dimlikinya. Modal dari berbagai sumber atau investor tersebut dapat dihimpun dalam suatu wadah atau lembaga khusus yang dibentuk untuk itu atau venture capital funds.

Profesional yang memiliki keahlian dalam mengelola investasi dan mencari jenis investasi potensial. Profesional ini dapat berupa lembaga yang disebut perusahaan manajemen.

Perusahaan yang membutuhkan untuk pengembangan usahannya. Perusahaan yang dibiayai ini disebut perusahaan pasangan usaha (PPU).

Mekanisme modal ventura yang diterapkan dibedakan dalam dua bentuk.

Pertama, membentuk modal ventura yang langsung dikelola oleh manajemen perusahaan modal ventura itu sendiri. Mekanisme modal ventura sejenis ini juga disebut modal ventura konvensional atau single tier approach.

Mekanisme modal Ventura Konvensional

Kedua, membentuk modal ventura kemudian pengelolaanya diserahkan kepada perusahaan manajemen investasi yang memang memilki keahlian dibidang modal ventura. Pendekatan kedua ini disebut dengan two tier approach.

Mekanisme modal Ventura dengan konsep

Di Indonesia mekanisme modal ventura dengan konsep pemisahan antara venture capital fund dengan management venture capital company tidak dikenal dalam peraturan perundangan modal ventura.

38

Tujuan dan Manfaat Modal Ventura

Pembiayaan modal ventura bertujuan untuk:

Memungkinkan dan mempermudah pendirian suatu perusahaan baru.

Membantu membiayai perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dana dalam pengembangan usahanya, terutama pada tahap-tahap awal.

Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu produk atau pada tahap mengalami kemunduran.

Membantu terwujudnya dari hanya suatu gagasan menjadi suatu produk jadi yang siap dipasarkan.

Memperlancar mekanisme investasi dalam dan luar negeri. Mendorong perkembangan proyek research dan development. Membantu pengembangan teknologi baru dan memperlancar terjadinya alih

teknologi. Membantu dan memperlancar penglihan kepemilikan suatu perusahaan.

Masuknya modal ventura sebagai sumber pembiayaan pada perusahaan akan memberi manfaat bagi perusahaan yang bersangkutan antara lain sebagai berikut

Kemungkinan berhasilnya usaha lebih besar. Meningkatkan efisiensi pendistribusian produk. Meningkatkan Bankabilitas. Meningkatkan kemampuan memperoleh keuntungan. Meningkatkan likuiditas.

Karakteristik Modal Ventura

Karakteristik modal ventura tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Pembiayaan Modal Ventura Merupakan Equity.2. Modal Ventura Merupakan Investasi Dengan Perspektif Jangka Panjang.3. Modal Ventura Merupakan Pembiayaan Yang Bersifat Risk Capital.4. Modal Ventura Bersifat Sementara.5. Keuntungan Berupa Capital Gain dan Deviden.6. Rate Of Return yang tinggi.

Sumber Dana Modal Ventura

39

Sumber dana dan modal ventura dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:

1. Investor Perseorangan2. Investor Institusi3. Perusahaan Asuransi dan Dana Pensiun4. Perbankan5. Lembaga Keuangan Internasional

REKSA DANA

Pengertian Reksa Dana menurut pada Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): "Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi."

Terdapat tiga unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu:

1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusiDengan melakukan pengumpulan dana dari para pemodalnya memungkinkan pemodal-pemodal yang memiliki dana yang minim dapat ikut andil berinvestasi dalam bentuk efek.

2. Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasiYang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, seperti suratpengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap turunan dari Efek, baik Efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Portofolio efek yang dikelola oleh reksa danadapat berupa kumpulan dari beberapa jenis efek (tidak hanya sejenis).

3. Manager Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investorManager investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, tidak termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yangmelakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Manager investasi bertanggung jawab mengelola dana yang terkumpul dalam reksadana dan bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan investasi.

Jenis Reksadana

40

Reksadana ada 4 jenis jika dikelompokan berdasarkan portofolionya:

Reksadana Pendapatan tetap Reksa dana dengan investasi yang sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat hutang.

Reksadana Saham Reksa dana dengan investasi yang sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelolanya diinvestasikan dalam efek bersifat ekuitas.

Reksadana Pasar Uang Reksa dana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun.

Reksadana Campuran Reksa dana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek saham dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga reksa dana lainnya

Sejarah Reksa Dana di Indonesia

Di Indonesia, reksa dana pertama kali muncul saat pemerintah mendirikan PT. Danareksa pada tahun 1976. Pada waktu itu PT. Danareksa menerbitkan reksa dana yang disebut dengan sertifikat Danareksa. Pada tahun 1995, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan mengenai reksa dana melalui UU No. 8 tahun 1995 mengenai pasar modal. Adanya UU tersebut menjadi momentum munculnya reksa dana di Indonesia yang diawali dengan diterbitkannya reksa dana tertutup oleh PT. BDNI Reksa Dana.

MATERI PERKULIAHAN PETERMUAN VI

41

PERUSAHAAN ASURANSI

A. PENGERTIANBanyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi, dimana

secara sepintas tidak ada kesamaan antara definisi yang satu dengan yang

lainnya. Hal ini bisa dimaklumi, karena mereka dalam mendefinisikannya

disesuaikan dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam memandang

asuransi, dimana sesuai dengan uraian diatas bahwa asuransi dapat dipandang

dari beberapa sudut.

Definsi-definisi tersebut antara lain : 1. Definisi asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang

(KUHD) Republik Indonesia : "Asuransi atau pertanggungan adalah suatu

perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada

tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian

kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan

yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang

tak tertentu" Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung

4 unsur, yaitu :

a. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi

kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.

b. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah

uang (santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara

berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak

tertentu.

c. Suatu peristiwa (accident) yang tak terntentu (tidak diketahui

sebelumnya).

d. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena

peristiwa yang tak tertentu.

2. Definisi asuransi menurut Prof. Mehr dan Cammack : "Asuransi merupakan

suatu alat untuk mengurangi resiko keuangan, dengan cara pengumpulan

unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai, untuk membuat agar

kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang dapat

diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung".

42

3. Definisi asuransi menurut Prof. Mark R. Green: "Asuransi adalah suatu

lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan

mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah obyek yang cukup

besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat

diramalkan dalam batas-batas tertentu".

4. Definisi asuransi menurut C.Arthur William Jr dan Richard M. Heins, yang

mendefinisikan asuransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu:

a. "Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang

dilakukan oleh seorang penanggung".

b. “.Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang

atau badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian

finansial".

Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas kiranya mengenai definisi

asuransi yang dapat mencakup semua sudut pandang : "Asuransi adalah suatu

alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada perekonomian, dengan cara

manggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau hampir

sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat

diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara

proposional oleh semua pihak dalam gabungan itu".

Pengertian Asuransi bila di tinjau dari segi hukum adalah: "Asuransi atau

pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dimana pihak

tertanggung mengikat diri kepada penanggung, dengan menerima premi-premi

Asuransi untuk memberi penggantian kepada tertanggung karena kerugian,

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang di harapkan atau tanggung jawab

hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung karena

suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberi pembayaran atas

meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan. "

B. PRINSIP - PRINSIP POKOK ASURANSI

43

Ada beberapa prinsip-prinsip pokok Asuransi yang sangat penting yang harus di

penuhi baik oleh tertanggung maupun penanggung agar kontrak/perjanjian

Asuransi berlaku (tidak batal). Adapun prinsip2 pokok Asuransi tersebut sbb:

a. Prinsip Itikad Baik (Utmost Good Faith)

b. Prinsip kepentingan yang dapat di Asuransikan (Insurable Interest)

c. Prinsip Ganti Rugi (Indemnity)

d. Prinsip Subrogasi (Subrogation)

e. Prinsip Kontribusi (Contribution)

f. Prinsip Sebab Akibat (Proximate Cause)

C. PRODUK ASURANSI a. Asuransi Kerugian

Menutup pertanggungan untuk kerugian karena kerusakan atau kemusnahan

harta benda yang dipertanggungkan karena sebab - sebab atau kejadian

yang dipertanggungkan (sebab - sebab atau bahaya - bahaya yang disebut

dalam kontrak atau polis asuransi). Dalam asuransi kerugian, penanggung

menerima premi dari tertanggung dan apabila terjadi kerusakan atau

kemusnahan atas harta benda yang dipertanggungkan maka ganti kerugian

akan dibayarkan kepada tertanggung.

b. Asuransi JiwaMenutup pertanggungan untuk membayarkan sejumlah santunan karena

meninggal atau tetap hidupnya seseorang dalam jangka waktu

pertanggungan.

Dalam asuransi jiwa, penanggung menerima premi dari tertanggung dan

apabila tertanggung meninggal, maka santunan (uang pertanggungan)

dibayarkan kepada ahli waris atau seseorang yang ditunjuk dalam polis

sebagai penerima santunan.

c. Produk Asuransi Kerugian Asuransi Kebakaran

Asuransi Angkutan Laut

Asuransi Kendaraan Bermotor

Asuransi Kerangka Kapal

Construction All Risk (CAR)

Property / Industrial All Risk

44

Asuransi Customs Bond

Asuransi Surety Bond

Asuransi Kecelakaan Diri

Asuransi Kesehatan

dan lain lain

d. Produk Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Murni (Whole Life Insurance)

Asuransi Jiwa Berjangka Panjang

Asuransi Jiwa Jangka Pendek (Term Insurance)

e. Produk Asuransi Kerugian Dalam Program Asuransi Sosial Asuransi Kecelakaan Diri yang dikeluarkan oleh PT Jasa Raharja

Asuransi Kesehatan dan Tabungan Hari Tua yang dikeluarkan oleh PT

JAMSOSTEK

f. Produk Asuransi Jiwa Dalam Program Asuransi Sosial Program Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua bagi pegawai negeri dan

ABRI yang diselenggarakan oleh PT. TASPEN dan PT ASABRI

g. Pengertian Tarif Tarif Asuransi adalah:

Suatu harga satuan dari suatu kontrak Asuransi tertentu, untuk obyek

pertanggungan tertentu, terhadap resiko tertentu, dan di gunakan untuk

masa depan tertentu pula.

Alat untuk mengukur resiko yang realistis (reality of risk), yang berkisar

dan tergantung kepada mutunya, makin besar kemungkinan rugi, makin

besar pula tarifnya.

h. Obyek Pertanggungan Yaitu semua obyek (property dan manusia) yang dapat di pertanggungkan

aturannya karena kemungkinan akan mengalami suatu resiko yang dapat

menimbulkan kerugian di tinjau dari segi keuangan. Contoh:

Rumah tinggal, gedung, pabrik, tempat usaha, dll

Mobil, kapal, pesawat, dll

Jiwa manusia, kesehatan, dll

Proyek pembangunan dan pemasangan mesin

Pengangkutan barang

45

dll

i. SPPA (Surat Permintaan Penutupan Asuransi) SPPA adalah formulir isian yang harus di isi oleh calon tertanggung dalam

rangka penutupan Asuransi yang akan di gunakan oleh penanggung untuk

mengevaluasi tingkat resiko dari obyek pertanggungan tersebut. Adapun data

yang diisi dalam SPPA adalah seputar obyek pertanggungan, kondisi sekitar

obyek pertanggungan, data tertanggung, perincian obyek tertanggung, tingkat

bahaya, dan lain-lain.

D. FUNGSI ASURANSI :1. Transfer Resiko

Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan dapat

memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke

perusahaan asuransi

2. Kumpulan Dana

Premi yang diterima kemudian dihimpun oleh perusahaan asuransi sebagai

dana untuk membayar resiko yang terjadi

Ditinjau dari beberapa sudut, maka asuransi mempunyai tujuan dan teknik

pemecahan yang bermacam-macam, antara lain:

1. Dari segi Ekonomi, maka :

Tujuannya

Mengurangi ketidak pastian dari hasil usaha yang dilakukan oleh seseorang

atau perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan.

Tekniknya

Dengan cara mengalihkan risiko pada pihak lain dan pihak lain

mengkombinasikan sejumlah risiko yang cukup besar, sehingga dapat

diperkirakan dengan lebih tepat besarnya kemungkinan terjadinya kerugian.

2. Dari segi Hukum, maka :

Tujuannya

Memindahkan risiko yang dihadapi oleh suatu obyek atau suatu kegiatan

bisnis kepada pihak lain.

Tekniknya

46

Melalui pembayaran premi oleh tertanggung kepada penanggung dalam

kontrak ganti rugi (polis asuransi), maka risiko beralih kepada penanggung.

3. Dari segi Tata Niaga, maka :

Tujuannya

Membagi risiko yang dihadapi kepada semua peserta program asuransi.

Tekniknya

Memindahkan risiko dari individu / perusahaan ke lembaga keuangan yang

bergerak dalam pengelolaan risiko (perusahaan asuransi), yang akan

membagi risiko kepada seluruh peserta asuransi yang ditanganinya.

4. Dari segi Kemasyarakatan, maka :

Tujuannya

Menanggung kerugian secara bersama-sama antar semua peserta program

asuransi.

Tekniknya

Semua anggota kelompok (kelompok anggota) program asuransi memberikan

kontribusinya (berupa premi )untuk menyantuni kerugian yang diderita oleh

seorang / beberapa orang anggotanya.

5. Dari segi Matematis, maka :

Tujuannya

Meramalkan besarnya kemungkinan terjadinya risiko dan hasil ramalan itu

dipakai dasar untuk membagi risiko kepada semua peserta (sekelompok

peserta) program asuransi.

Tekniknya

Menghitung besarnya kemungkinan berdasarkan teori kemungkinan

("Probability Theory"), yang dilakukan oleh aktuaris maupun oleh underwriter.

MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN VII

47

DANA PENSIUN

A. Pengertian

Menurut UU No. 11 tahun 1992 Dana Pensiun ialah badan hukum yang

mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Menurut

Abdul Kadir Muhammad dan Rita Murniati (2000) : Dana Pensiun adalah yang secara

khusus dihimpun dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada peserta ketika

mencapai usia pensiun, mengalami cacat, atau meninggal dunia. Program dana

pensiun adalah dana yang dibentuk untuk pembayaran karyawan setelah tidak

bekerja lagi karena memasuki masa pensiun. Dengan adanya dana pensiun

karyawan peserta kelak akan tetap memperoleh jumlah penghasilan tertentu,

sekalipun sudah tidak bekerja lagi.

B. Tujuan dan Funsi Dana Pensiun

Tujuan penyelenggaraan program pensiun baik dari kepentingan pemberi kerja,

karyawan dan lembaga pengelola pensiun dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pemberi Kerja Kewajiban Moral

Dimana perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman

kepada karyawan terhadap masa yang akan datang karena tetap memiliki

penghasilan pada saat mereka mencapai usia pensiun. Loyalitas, karyawan

diharapkan mempunyai loyalitas terhadap perusahaan serta meningkatkan motivasi

karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Kompetisi pasar tenaga kerja,

dimana perusahaan akan memiliki daya saing dalam usaha mendapatkan karyawan

yang berkualitas dan profesional di pasaran tenaga kerja. Memberikan penghargaan

kepada karyawannya yang telah mengabdi terhadap perusahaan. Agar di usia

pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil yang diperoleh setelah

bekerja di perusahaannya. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan

pemerintan.

2. Karyawan

48

Rasa aman bagi karyawan terhadap masa yang akan datang karena tetap memiliki

penghasilan pada saat mereka mencapai usia pensiun. Kompensasi yang lebih baik

yaitu karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun baru bisa dinikmati

pada saat mencapai usia pensiun atau berhenti bekerja

3. Penyelenggara Dana Pensiun

Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan, Turut membantu dan

mendukung program pemerintah., Sebagi bakti sosial terhadap karyawan.

Adapun fungsi program dana pensiun antara lain: Asuransi, yaitu peserta yang

meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia pensiun dapat diberikan uang

pertanggungan atas beban bersama dari dana pensiun. tabungan, yaitu himpunan

iuran peserta dan iuaran pemberi kerja merupakan tabungan untuk dan atas nama

pesertanya sendiri. Pensiun, yaitu seluruh himpunan iuran peserta dan iuran

pemberi kerja serta hasil pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat

pensiun sejak bulan pertama, sejak mencapai usia pensiun, selama seumur hidup

peserta, dan janda/duda peserta pengolahan dana pensiun dapat dilakukan oleh

pemberi kerja (DPPK) atau lembaga keuangan (DPLK). Dana Pensiun Pemberi

Kerja (DPPK) Dana pensiun pemberi kerja adalah unit organisasi dalam suatu

perusahaan yang khusus menangani dana pensiun bagi pegawai perusahaan

tersebut.[5] DPPK dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan,

untuk menyelenggarakan program pensiun. Pendirian dan penyelenggaraan

program pensiun melalui dana pensiun oleh pemberi kerja sifatnya tidak wajib. Akan

tetapi, mengingat dampak dan peranan yang positif dari program dana pensiun

kepada para karyawan, pemerintah sangat menganjurkan kepada setiap pemberi

kerja untuk mendirikan dana pensiun. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

Menurut UU No. 11 tahun 1992 pasal 1 butir 4 mengatakan bahwa Dana Pensiun

Lembaga Keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh Bank atau perusahaan

asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi

perorangan, baik karyawan, maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana

pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi yang

bersangkutan. Pihak yang diperkenankan untuk mendirikan dana pensiun hanyalah

bank umum dan perusahaan asuransi jiwa. Dana pensiun lembaga keuangan hanya

dapat menjalankan program pensiun iuran pasti. Program ini terutama diperuntukkan

bagi para pekerja mandiri atau perorang, misalnya dokter, pengacara, pengusaha

49

yang bukan merupakan karyawan dari lembaga atau orang lain. Biasanya mereka

memiliki penghasilan yang berasal dari pemberi kerja tetapi dari usahanya.

Jenis Program Dana Pensiun Program pensiun yang umumnya digunakan

diperusahaan swasta dan perusahaan milik negara maupun bagi karyawan

pemerintah terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit Plan) Program pensiun manfaat

pasti adalah program pension yang memberikan formula tertentu atas manfaat yang

akan diterima peserta saat mencapai usia pensiun. Program manfaat pasti

merupakan program pensiun yang besar manfaatnya yang akan diterima oleh

peserta pada saat pensiun telah dapat ditetapkan terlebih dahulu. Penetapan ini

didasarkan pada formula tertentu yang ditetapkan pada peraturan dana pensiun.

Dalam program ini, jangka waktu pada saat seorang karyawan mulai bekerja sampai

dimulainya program pensiun menjadi masa kerja yang diakui. Pengakuan masa

kerja yang lalu dari karyawan oleh pemberi kerja ini dihitung berdasarkan rumus

aktuaria tertentu dan menjadi kewajiban dari pemberi kerja (past service

liability).Dari sisi karyawan atau peserta, program pensiun manfaat pasti akan lebih

menarik sebab manfaat pensuin yang diterimanya akan mendekati jumlah

penerimaan (gaji) terakhir yang ia peroleh. Manfaat yang diperoleh pada saat

pensiun diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari sudut pandang

pemberi kerja yang terjadi adalah sebaliknya.

2. Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Plan), Program Pensiun Iuran

Pasti yaitu program pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan dan

perusahaan (pemberi kerja). Sementara itu, manfaat yang akan diterima karyawan

dihitung berdasarkan akumulasi iuran ditambah dengan hasil pengembangan atau

investasinya. Program dan pensiun pada dasarnya dilakukan dengan cara peseta

pensiun menyetor sejumlah uang kedalam dana pensiun dan iuran beserta hasil

pengembangannya (akumulasi dana), yang dibukukan dalam rekening peserta yang

bersangkutan, dan akan digunakan sebagai manfaat pensiun apabila peserta

tersebut telah mencapai usia tertentu.

Besarnya iuran peserta dapat ditetapkan terlebih dahulu, tetapi hasilnya atau

manfaat pensiun yang akan diperolehnya belum dapat diketaui sebab hal tersebut

akan sangat bergantung kepada lamanya seseorang menyetor dari hasil

50

pengembangan iuran tersebut. Disamping itu manfaat pensiun yang diterimanya

juga bergantung pada tingkat kenaikan gaji karyawan. Sistem pembayaran hak

pensiun Untuk dapat memahami peran dana pensiun perlu dilihat pada konsideran

UU No. 11/1992 sebagai berikut :

Bahwa sejalan dengan hakikat pembangunan nasional diperlukan

penghimpunan dan pengelolaan dana guna memilahara keseimbangan

penghasilan pada hari tua dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia.

Bahwa dana pensiun merupakan sarana penghimpunan dana guna

meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan pembangunan

nasional yang meningkat dan berkelanjutan.

Bahwa adanya dana pensiun dapat meningkatkan motivasi dan ketenangan

kerja untuk meningkatkan produktifitas.

Berperan secara aktif dalam pembiayaan pembangunan sebagai salah satu

lembaga keuangan penghimpun dana sekaligus membantu meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, penyediaan lapangan kerja dan memperbesar

produksi nasional.

Dana pensiun sebagai suatu organisasi yang memiliki struktur organisasi yang

formal dan di lengkapi dengan uraian tugas masing-masing organ yang terdapat di

dalam struktur tersebut.

1. Pengurus

Pengurus dana pensiun merupakan organ pelaksana atas organ eksekutif dari

dana pensiun. Pengurus dana pensiun bertanggung jawab atas pelaksanaan

peraturan

dana pensiun, pengelolaan dana pensiun dan melakukan tindakan hukum untuk dan

atas nama dana pensiun serta mewkili dana di dalam dan di luar pengadilan.

Pengurus menjalankan tugas dan kewajibannya menurut ketentuan yang telah

ditetepkan dalam UU dana pensiun. Beberapa kewajiban pengurus dana pensiun

yang dibebankan kepadanya oleh undang-undang antara lain:

1.mengelola dana pensiun dengan mengutamakan kepentingan peserta dan pihak

lain yang berhak atas manfaat pensiun;

2.memelihara buku, catatan, dan dokumen yang diperlukan dalam rangka

pengelolaan dana pensiun;

51

3. bertindak teliti,terampil, bijaksana dan cermat dalam melaksanakan tanggung

jawabnya mengelola dana pensiun.

Beberapa persyaratan khusus bagi pengurus dana pensiun yang diatur dalam

keputusan menteri keuangan sebagai berikut:

a. Pengurus atau pelaksanaan tugas pengurus harus warga negara indonesia,

mempunyai akhlak dari moral yang baik; tidak pernah melakukan tindakan

tercela dibidang perekonomian; dan atau dihukum karena terbukti melakukan

tindak pidana di bidang perekonomian; pernah menduduki jabatan

manajemen yang menangani bidang keuangan dan atau personalia pada

suatu badan huku sekurang-kurangnya tiga tahun; serta mempunyai

pengetahuan di bidang dana pensiun.

b. Pengurus dan pelaksana tugas pengurus tidak dapat merangkap jabatan

sebagai pengurus di dana pensiun lain atau anggota direksi atau jabatan

eksekutif pada badan usaha lain. Penyampain Laporan Berkala Kepada

Menteri Keuangan Peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun

mewajibkan pengurus untuk menyampaikan laporan berkala kepada menteri

keuangan. Laporan berkala yang harus disampaikan adalah laporan

keuangan, laporan investasi, laporan aktuaris (khusus bagi DPPK dengna

program manfaat pasti), dan laporan teknis. Laporan keuangan dan laporan

invesasi disampaikan secara semesteran maupun tahunan (untuk yang

diaudit) laporan aktuaris di sampaikan sekurang-kurangnya tiga tahun sekali

dan laporan teknis disampaikan setahun sekali.

2. Dewan Pengawas

Dewan pengawas bertugas mengawasi pengelolaan dana pensiun oleh

pengurus. Adanya lembaga dewan pengawas ini dimaksudkan agar dalam pengurus

melakukan kegiatan pengurusan dana pensiun sebaik mungkin. Disamping itu

dengan adanya pengawasan ini paling tidak diharapkan hal-hal yang merugikan yang

mungkin terjadi dapat direduksi. Dewan pengawas hanya berkewajiban melaporkan

kegiatan pengawasannya kepada pendiri.

3. Peserta

Peserta merupakan setiap orang yang telah memenuhi persyaratan sebagai

52

peserta dana pensiun.

A. Peserta Dana Pensiun Pemberi Kerja

Pada perinsipnya dana pensiun pemberi kerja dapat di kelompokkan menjadi

dua, yaitu:

1. Karyawan

Pada dasarnya setiap karyawan dari pemberi kerja atau pendiri dana

pensiun yang telah berusia delapan belas tahun atau telah kawin dan memiliki

masa kerja minimal satu tahun serta memiliki persyaratan yang dietapkan

dalam peraturan dana pensiun.

2. Pensiunan

Pensiunan adalah karyawan yang telah menjadi anggota dana pensiun dan

telah memasuki usia pensiun. Pensiun dengan demikian telah mendapat

manfaat pensiun dari kekayaan yang terhimpun dalam dana pensiun.

Kepesertaan dana pensiun lembaga keuangan terbuka bagi perorangan, baik

karyawan, maupun pekerja mandiri. Kepesertaan dana pensiun ditentukan

oleh peraturan dana pensiun yang bersangkutan. Peserta berkewajiban untuk

menyetor ke dalam dana pensiun. Besarnya iuran maksimum peserta yang di

perbolehkan di tetapkan oleh menteri keungan. Peserta berhak atas iurannya

yang dilakukan ke dalam dana pensiun beserta hasil pengembangannya.

B. Kelebihan dan Keuntungan Penggunaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan

Syariah Dibandingakan Dengan Lembaga Keuangan Konvensional Sampai

sekarang, baru beberapa perusahaan yang mengelola dana pensiun syariahdi

antaranya; Bank Muamalat Indonesia (BMI), Manulife (Principal Indonesia)

Perkembangan dana pensiun syariah relatif tertinggal bila dibandingkan dengan

industri keuangan syariah yang lain.

Hal ini terjadi di antaranya disebabkan minimnya dukungan strategi dan regulasi.

Hal ini dapat terlihat dalam beberapa hal:

Pertama, dalam konteks strategi pengembangan industri. Ketika perbankan,

asuransi dan pasar modal syariah sudah memiliki dan masuk dalam road map

strategi pengembangan masing-masing industri, dana pensiun syariah belum

disentuh sedikitpun dalam Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Dana

Pensiun Tahun 2007-20112.

53

Kedua, dalam konteks regulasi.Jika perbankan, asuransi, obligasi dan reksadana

syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN- MUI, maka

dana pensiun syariah belum ada satupun peraturaan dan fatwa yang mendukung.

Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana pensiun syariah hanya

mengacu pada peraturan dana pensiun yang umum dan fatwa MUI yang juga

umum, tidak bersifat khusus.

Ketiga, ketentuan investasi langsung dalam UU No.11/1992 tentang Dana Pensiun.

Selama ini Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) syariah mengeluhkan tentang

produk investasi terikat (mudharabah mukayyadah/restricted investemnet) yang

berpotensi besar, tidak dapat dimasuki oleh DPLK Syariah. Produk mudharabah

mukayyadah merupakan produk bank syariah berupa investasi di bidang properti

atau infrastruktur dengan nilai proyek sangat besar.

Dana pensiun syariah tersebut tetap perlu diperkuat lebih jauh lagi sehingga

memungkinkan untuk terus berekspansi secara cepat dan penerimaan masyarakat

juga semakin meningkat. Dalam konteks pengembangan Dana Pensiun Syariah,

dibutuhkan tindakan±tindakan penting yang harus diambil untuk memperkuat

kelembagaanya.

Tindakan yang paling mendasar adalah menegakkan Good Islamic Pension Fund

Governance (GIPFG). Tanpa GIPFG yang efektif, kecil kemungkinan untuk

memperkuat dana pesiun syariah dan memungkinkan mereka untuk berekspansi

secara cepat serta menjalankan perannya secara efektif.

Peserta dana pensiun telah berinvestasi dan mengambil bagian dalam

untung atau rugi pada sistem syariah, sehingga kepentingan mereka harus

dilindungi. Para pegawai juga memiliki kepentingan. Kontribusi mereka terhadap

kinerja dana pensiun syariah yang efisien dan imbalan mereka keduanya ditentukan

oleh struktur insentif perusahaan.

Dalam rangka menyongsong ketentuan Bapepam-LK bagai dana pensiun untuk

menyusun sekaligus menerapkan Pedoman dan Tata Kelola Dana Pensiun sejak 1

Januari 2008, maka industri dana pensiun syariah perlu segera mempersiapkan diri.

Untuk membangun sistem tata kelola yang efektif bagi dana pensiun syariah dalam

konteks ke-Indonesiaan saat ini, ada sejumlah pilar yang mesti ditegakkan dalam

mekanisme GIPFG. Beberapa pilar mendasar tersebut diantaranya: Pertama, peran

54

strategis Dewan Pengawas Syariah (Sharia Supervisory Board). DPS memiliki peran

dan tanggung jawab sentral melalui mekanisme kerjanya untuk memberikan

keyakinan bahwa seluruh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan tidak

melanggar kaidah-kaidah syariah.

Kedua, dana pensiun syariah juga harus memiliki sistem internal kontrol dan

manajemen risiko yang tangguh. Dengan sistem ini, dana pensiun syariah dapat

mendeteksi dan menghindari terjadinya mis-management dan fraud maupun

kegagalan sistem dan prosedur pada lembaga dana pensiun syariah. Ketiga,

peningkatan sistem transparansi pengelolaan dana pensiun syari¶ah. Keempat,

peran yang lebih luas auditor eksternal. Kelima, transformasi budaya korporasi yang

Islami dan peningkatan kualitas SDM Keenam, perangkat hukum dan peraturan dari

Bapepam-LK yang sesuai dengan karakteristik dana pensiun syariah.

Pengelolaan dana pensiun yang sesuai dengan ajaran Islam akan memiliki

banyak manfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang loyal terhadap

syariah. Al-Quran sendiri mengajarkan umatnya untuk tidak meninggalkan keturunan

yang lemah dan menyiapkan hari esok agar lebih baik. Ajaran tersebut dapat

dimaknai

sebagai pentingnya pencadangan sebagian kekayaan untuk hari depan. Hal ini

sangat penting, mengingat setelah pensiun manusia masih memiliki kebutuhan

dasar yang harus dipenuhi. Dengan pencadangan tersebut ketika seseorang

memasuki masa kurang produktif, masih memiliki sumber pendapatan.

Dana pensiun syariah memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia

dengan sejumlah alasan. Pertama, masih sedikit sekali proporsi masyarakat yang

mau mengikuti program dana pensiun. Kedua, dengan berkembangnya lembaga

keuangan dan bisnis syariah, tentunya SDM yang bekerja dalam institusi tersebut

menjadi segmented target atau captive market yang jelas bagi dana pensiun syariah.

Dan ketiga, rasa percaya (trust), rasa memiliki, dan awarness masyarakat terhadap

pentingnya industri keuangan dan bisnis syariah yang terus membaik Program dana

pensiun syariah Manulife yang berkembang relatif cukup baik. Dana pensiun syariah

Manulife Indonesia awalnya merupakan program Principal Indonesia, dan tahun

2002 diambil alih oleh Manulife Indonesia. Sampai dengan tahun 2005, dana

pensiun syariah yang sudah dikelola telah mencapai Rp15 miliar.

Dengan demikian dana pensiun syariah masih merupakan pilihan

masyarakat yang dianggap menarik dan trennya memang akan bergerak

55

demikian.Untuk itu kebijakan dan program akselerasi sangat dibutuhkan untuk

mempercepat pertumbuhan dana pensiun syariah.

Untuk memperoleh uang pensiun setelah purna tugas merupakan harapan

yang ideal bagi setiap pekerja. Apalagi setelah sekian tahun mencurahkan tenaga,

waktu dan pikirannya bagi perkembangan dan kemajuan perusahaan tempatnya

bekerja, dan wajar kiranya saat usianya sudah lanjut dan tidak produktif lagi

perusahaannya masih mengingat jasanya dalam bentuk pemberian pensiun. Namun

tidak semua perusahaan menyediakan pensiun dan hanya sedikit sekali perusahaan

memberikannya.

Di Indonesia jumlah perusahaan yang membentuk dana pensiun masih

sedikit sekali. Dari sekitar 47.000 perusahaan yang memiliki lebih dari 25 pekerja

dan mengeluarkan gaji 1 juta perbulan, hanya 700 perusahaan saja yang

membentuk dana pensiun. Padahal pemerintah sudah menentukan dua model dana

pensiun untuk mendorong perusahaan untuk membentuk program pensiun. Yaitu

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dan Dana Pensiun Pemberi Kerja

(DPKK).

Keunggulan dana yang dikelola oleh DPLK dibandingkan dengan

tabungan yang disimpan di bank adalah :

1. Penghematan pajak atas iuran peserta. Iuran peserta sampai jumlah tertentu dapat

dibebankan sebagai biaya yang akan mengurangi besarnya penghasilan kena pajak.

(Pasal 6 ayat (1) huruf c UU No.10 tahun 1994 tentang pajak penghasilan, dan Pasal

4 ayat (3) huruf g, UU NO.10 tahun 1994 )

2. Prinsip penghematan pajak atas hasil investasi. Hasil investasi dana pensiun dalam

bidang penanaman modal tertentu memperoleh fasilitas penundaan pajak

penghasilan. (SK Menteri Keuangan No.651/KMK.04/1994, yang merupakan

penjabaran lebih lanjut dari pasal 4 ayat (3) huruf g, UU NO.10 tahun 1994)

3. Prinsip keamanan dana dari segala macam sitaan (creditor proof).

Pasal 20 UU No.11/1992 ayat 1-2 yakni :

a. Hak terhadap setiap manfaat pensiun yang dapat dibayarkan oleh Dana Pensiun

tidak dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman dan tidak dapat dialihkan maupun

disita;

b. Semua transaksi yang mengakibatkan penyerahan, pembebanan, pengikatan,

pembayaran manfaat pensiun sebelum jatuh tempo atau menjaminkan manfaat

56

pensiun yang diperoleh dari Dana Pensiun dinyatakan batal berdasarkan undang-

undang ini.

Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah selain memiliki tiga keunggulan diatas

tentunya memiliki keunggulan lainnya yaitu dana dikelola dengan konsep Syari'ah

dan peserta dapat mengatur sendiri tujuan investasi iurannya. Sampai sejauh ini

baru ada satu DPLK Syari'ah yaitu Dana Pensiun Lembaga KeuanganBank

Muamalat atau DPLK Muamalat.

C. Hambatan Perkembangan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah Di

Indonesia

Perkembangan perbankan syariah dan BPRS di Indonesia sangatlah pesat. Namun,

ternyata perkembangan itu tidak diikuti oleh pengembangan Dana Pensiun Lembaga

Keuangan (DPLK) Syari¶ah. Sampai bulan Februari 2010, Bank Indonesia (BI)

mencatat, setidaknya telah terdapat 7 Bank Umum Syari¶ah (BUS), 25 Unit Usaha

Syariah (UUS) dan 142 Bank Pembiayaan Rakyat Syari¶ah (BPRS). Nilai asset

bank syariah nasional pun terus merangkak naik hingga mencapai angka Rp 48,71

Miliar. Melalui berbagai formulasi kebijakan dan program akselerasi,

BI juga telah menargetkan pangsa pasar bank syariah terus naik. Hingga 2010,

target yang terlaksana baru 2,4 persen dari seluruh pasar perbankan Indonesia.

Pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan syariah tersebut, seharusnya bisa

mendorong perkembangan dana pensiun syariah. Namun, hingga kini, baru

beberapa perusahaan yang menerbitkan produk dana pensiun syariah. Diantaranya

adalah Bank Muamalat, Manulife (Principal Indonesia), Allianz, BNI, dan PT

Asuransi Takaful Keluarga.

Selain itu, ia menambahkan, bahwa lambatnya perkembangan Dana Pensiun

Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah memang disebabkan karena produk ini tidak

berhubungan langsung dengan masyarakat. ³Lebih sering atau cocok berhubungan

dengan perusahaan-perusahaan yang ingin mengikutkan karyawannya ke DPLK

Bukan individu,´ tuturnya.

Dalam konteks regulasi misalnya.Jika perbankan, asuransi, obligasi dan

reksadana syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN-

MUI, berbeda halnya dengan dana pensiun syariah. ³Belum ada satupun peraturaan

dan fatwa yang mendukung´. Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana

pensiun syariah hanya mengacu pada peraturan dana pensiun yang umum dan fatwa

MUI yang juga umum, tidak bersifat khusus.

57

Hambatan lain juga tertuang dalam UU No.11/1992 tentang Dana Pensiun.

Selama ini Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) syariah mengeluhkan tentang

produk investasi terikat (mudharabah mukayyadah/restricted investemnet) yang

berpotensi besar, tidak dapat dimasuki oleh DPLK Syariah.

Produk mudharabah mukayyadah merupakan produk bank syariah berupa

investasi di bidang properti atau infrastruktur dengan nilai proyek sangat besar.

Selama ini bank syariah kesulitan membiayai proyek tersebut karena terbentur

dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). ³Hal ini menjadi peluang

investasi yang menarik bagi DPLK Syariah.Jika dana pensiun syariah masuk,

berpotensi mendapat bagi hasil mencapai 20-30% dari return investasi jenis ini.

UU tersebut menganggap produk tersebut sebagai investasi langsung.

Sehingga DPLK syariah diharuskan membuat anak perusahaan ketika hendak

masuk ke investasi seperti ini. Bagi dana pensiun syariah, hal tersebut tentunya

menjadi terlalu menyulitkan dan akan menghabiskan biaya yang besar.

Harus diakui bahwa perkembangan dana pensiun syariah relatif tertinggal bila

dibandingkan dengan industri keuangan syariah yang lain. Hal ini terjadi di antaranya

disebabkan minimnya dukungan strategi dan regulasi. Hal ini dapat terlihat dalam

beberapa hal:

Pertama, dalam konteks strategi pengembangan industri. Ketika perbankan,

asuransi dan pasar modal syariah sudah memiliki dan masuk dalam road map

strategi pengembangan masing-masing industri, dana pensiun syariah belum

disentuh sedikitpun dalam Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Dana

Pensiun Tahun 2007-2011.

Kedua, dalam konteks regulasi.Jika perbankan, asuransi, obligasi dan

reksadana syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN-

MUI, maka dana pensiun syariah belum ada satupun peraturaan dan fatwa yang

mendukung. Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana pensiun syariah

hanya mengacu pada peraturan dana pensiun yang umum dan fatwa MUI yang juga

umum, tidak bersifat khusus.

Ketiga, ketentuan investasi langsung dalam UU No.11/1992 tentang Dana

Pensiun. Selama ini Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) syariah

mengeluhkan tentang produk investasi terikat (mudharabah mukayyadah/restricted

investemnet) yang berpotensi besar, tidak dapat dimasuki oleh DPLK Syariah.

Produk mudharabah mukayyadah merupakan produk bank syariah berupa investasi

58

di bidang properti atau infrastruktur dengan nilai proyek sangat besar. Selama ini

bank syariah kesulitan membiayai proyek tersebut karena terbentur dengan Batas

Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Hal ini menjadi peluang investasi yang

menarik bagi DPLK Syariah.Jika dana pensiun syariah masuk, berpotensi mendapat

bagi hasil mencapai 20-30% darireturn investasi jenis ini.

B. Pengertian Dana Pensiun Konvensional.

Dalam rangka menjalankan program Pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan,

kemudian rasa aman, perlindungan kesehatan, kecelakaan kerja, hari tua, pensiun,

dan kematian, maka Pemerintah Indonesia membentuk lembaga yang menanggung

hal tersebut, yang ditujukan baik karyawan negeri maupun swasta, yaitu :

Jamsostek adalah suatu progam kontribusi tetap wajib untuk karyawan

swasta dan BUMN dibawah departemen tenaga kerja dan transmigrasi (UU No.

3/1992).

Taspen adalah tabungan pensiun pegawai negeri sipil dan program pensiun

swasta (dana pensiun lembaga keuangan dan dana pensiun yang disponsori pemilik

usaha) dibawah naungan departemen keuangan (Kepres No. 8/1997).

ASABRI adalah dana pensiun angkatan bersenjata berada dibawah naungan

departemen pertahanan. (Kepres No. 8/1977).

Dari pengertian tiga lembaga di atas, maka dapat diketahui dana pensiun

adalah lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun yang

dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan

terutama yang telah pensiun, dan telah ditetapkan dalam UU No.11 Tahun 1992.

Pedoman tata kelola dana pensiun dalam Keputusan Ketua No. KEP-136/BL/2008 :

• Keterbukaan (transparency).

• Akuntabilitas ( accountability).

• Pertanggung jawaban (responsibility).

• Kemandirian (independency).

• Kewajaran (fairness).

B. Tujuan dan Fungsi .

Tujuan penyelenggaraan program pensiun:

59

1. Perusahaan.

a. Kewajiban moral.

b. Loyalitas.

c. Kompetisi pasar tenaga kerja .

d. Memberikan penghargaan kepada para karyawan yang telah mengabdi

perusahaan.

e. Agar diusia pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil yang

diperoleh setelah bekerja diperusahaannya.

f. Menigkatkan citra perusahaan dimata masyarakat dan pemerintah .

2. Peserta .

a. Rasa aman para peserta .

b. Kompetensi yang lebih baik.

3. Penyelenggara dana pensiun .

a. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan .

b. Turut mendukung dan membantu progam pemerintah .

c. Sebagai bakti social terhadap para peserta.

C. Jenis Dana Pensiun.

Dana pensiun menurut UU No11 Tahun 1992 tentang dana pensiun dapat

digolongkan menjadi :

• Dana pensiun pemberi kerja ( DPPK).

DPPK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang

memperkerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan program dana

pensiun bermanfaat. Selain itu, dana yang disediakan langsung oleh pemberi kerja.

Dan DPPK harus mendapat pengesahan pengesahaan dari menteri keuangan.

• Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK).

60

DPLK adalah dan apensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa

untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik

karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari DPPK bagi karyawan bank.

MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN VIII

61

PEGADAIAN

PENGERTIAN

Perum Pegadaian adalah salah satu lembaga keuangan non bank yang

kegiatan utamanya menyediakan dana (pembiayaan) bagi masyarakat luas, untuk

tujuan konsumsi, produksi, maupun berbagai tujuan lainnya. Perum Pegadaian

termasuk dalam kategori lembaga keuangan karena transaksi pembiayaan yang

diberikan oleh Pegadaian mirip dengan pinjaman kredit melalui bank, namun diatur

secara terpisah atas dasar hukum gadai dan bukan dengan peraturan mengenai

pinjam meminjam biasa (Susilo, dkk. : 2000). Baik Bank maupun pegadaian

memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan membebankan suatu kontra

prestasi atas penyerahan uang atau balas jasa atas pinjaman yang diperolehnya

dalam bentuk bunga atau sewa modal (Opdyke, 1993).

KEGIATAN PEGADAIAN

Selama ini masyarakat mengetahui Perum Pegadaian hanya melayani jasa gadai

saja, padahal usaha Perum Pegadaian sebenarnya cukup banyak, yaitu :

(Situs BUMN-Online, 2005)

1) Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai (jasa gadai), yaitu merupakan kredit

jangka pendek dengan memberikan pinjaman uang tunai dari Rp 10.000 hingga di

atas Rp. 20 juta, dengan jaminan benda bergerak (kain, alat rumah tangga,

elektronik, perhiasan/emas, kendaraan.

2) Pemberian pinjaman atas dasar syariah. Pada dasarnya pinjaman atas dasar

syariah ini menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi yang

diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan

atau bagi hasil. Penerima gadai disebut Mutahim, akan mendapatkan Surat Bukti

Rahn (gadai) berikut dengan akad pinjam meminjam yang disebut Akad Gadai

Syariah dan Akad Sewa Tempat (Ijarah). Bila jangka waktu akad tidak diperpanjang

maka penggadai menyetujui agunan (marhun) miliknya dijual oleh murtahin guna

melunasi pinjaman. Sedangkan Akad Sewa Tempat (ijaroh) merupakan kesepakatan

62

antara penggadai dengan penerima gadai untuk menyewa tempat untuk

penyimpanan dan penerima gadai akan mengenakan jasa simpan.

3) Penaksiran barang. Bagi masyarakat yang akan mengetahui harga atau nilai

harta benda miliknya dapat menggunakan jasa penaksiran barang ini dengan biaya

yang relatif ringan.

4) Penitipan barang. Jika akan bepergian cukup lama masyarakat bisa memakai

jasa ini untuk menjamin keamanan harta simpanannya. Barang yang dititipkan bisa

berupa barang berharga, surat-surat berharga seperti surat tanah, ijazah, dan

kendaraan bermotor.

5) Produksi dan penjualan emas (Galeri 24), yakni toko emas dengan sertifikat

jaminan sesuai karatase perhiasannya. Perhiasan yang dijual di galeri 24 adalah

merupakan hasil dari usaha unit produksi perhiasan emas. Dengan pengalaman

menguji karatase emas sejak tahun 1901, maka perhiasan emas dari produk

layanan ini memberi jaminan keaslian kepada pembeli.

6). Persewaan gudang. Gudang dan tempat penyimpanan yang sedianya digunakan

untuk menyimpan barang yang digadaikan oleh masyarakat adakalanya terdapat

kapasitas menganggur maka untuk optimalisasi penggunaannya dimanfaatkan untuk

jasa persewaan atau sebagai sarana penitipan barang.

7) Balai Lelang, merupakan usaha jasa yang melaksanakan kegiatan lelang

terhadap barang perhiasan, property, tanah dan lain-lain kepada masyarakat.

Adapun barang yang akan dilelang tersebut merupakan barang yang dikuasakan

oleh badan usaha/masyarakat kepada pihak pegadaian.

PRODUK ATAU JASA PERUM PEGADAIAN

Pemberian Pinjaman atas dasar hukum gadai

Pinjaman ini dasarnya adalah kredit jangka pendek dengan memberikan

pinjaman uang tunai mulai dari Rp20.000,- sampai dengan Rp200.000.000,- dengan

jaminan benda bergerak (Perhiasan emas, alat rumah tangga, kendaraan, barang

elektronik,dsb) dengan prosedur mudah dan pelayanan cepat.

63

Penaksiran Nilai Barang

Jasa ini dapat diberikan oleh Perum Pegadaian karena perusahaan ini

mempunyai peralatan menaksir serta petugas yang sudah berpengalaman dan

terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan digadaikan.

Penitipan barang

Perum Pegadaian dapat menyelenggarakan jasa penitipan barang karena

perusahaan ini memiliki tempat penyimpanan barang bergerak yang cukup memadai

dan tempat ini juga digunakan untuk menyimpan barang yang digadaikan

masyarakat.

Jasa Lain

Krasida (Kredit angsuran system gadai).

Merupakan Pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil

dalam rangka mengembangkan yang pengembaliannya dilakukan melalui angsuran.

Kreasi (Kredit angsuran fiduusia)

Merupakan modifikasi dari kredit kelayakan usaha, kreasi merupakan

pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro kecil menengah dengan

konsturksi penjaminan secara fidusia dan pengembalian pinjaman melalui angsuran.

Kresna (kredit serba guna)

Merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai dalam rangka kegiatan

produktif/konsumtif dengan pengembalian secara angsuran.

MULIA (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi)

Merupakan penjualan logam mulia oleh perum penggadaian kepada

masyarakat

Krista (Kredit Usaha Rumah Tangga)

64

Merupakan pemberian pinjaman kepada ibu-ibu rumah tangga untuk

mengembangkan usahanya.

MANFAAT PERUM PEGADAIAN

Bagi Nasabah

Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah adalah ketersediaan dana

dengan prosedur yang relative sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat

terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Disamping itu, mengingat

jasa yang ditawarkan oleh perum pegadaian tidak hanya jasa ditawarkan oleh perum

pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, maka nasabah juga dapat memperoleh

manfaat antara lain ;

• Penaksiran Nilai suatu barang dari pihak atau institusi yang telah berpengalaman

dan dapat dipercaya.

• Penitipan suatu barang begerak pada yang aman dan dapat dipercaya.

Bagi PERUM PEGADAIAN

Manfaat yang diharapkan oleh perum pegadaian sesuai dengan jasa yang telah

diberikan kepada nasabahnya adalah ;

• Pendapatan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam

dana.

• Pendapatan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah yang

memperoleh jasa tertentu dari perum pegadaian.

• Pelaksanaan misi PERUM PEGADAIAN sebagai suatu BUMN.

Depok 01 April 2013SEKILAS MENGENAI OTORITAS JASA KEUANGAN

Undang-Undang tentang Otoritas Jasa Keuangan pada dasarnya memuat ketentuan tentang organisasi dan tata kelola (governance) dari lembaga yang memiliki otoritas pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan. Sedangkan ketentuan mengenai jenis-jenis produk jasa keuangan, cakupan dan batas-batas kegiatan lembaga jasa keuangan, kualifikasi dan kriteria lembaga jasa keuangan, tingkat kesehatan dan

65

pengaturan prudensial serta ketentuan tentang jasa penunjang sektor jasa keuangan dan lain sebagainya yang menyangkut transaksi jasa keuangan diatur dalam undang-undang sektoral tersendiri, yaitu Undang-Undang tentang Perbankan, Pasar Modal, Usaha Perasuransian, Dana Pensiun, dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan sektor jasa keuangan lainnya. Hal-hal yang melatarbelakangi lahirnya UU ini selain pertimbangan Undang-Undang tentang Bank Indonesia sebagaimana telah beberapa kali dirubah, yakni ;Sistem keuangan dan seluruh kegiatan jasa keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi bagi berbagai kegiatan produktif di dalam perekonomian nasional merupakan salah satu komponen penting dalam sistem perekonomian nasional.Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis, dan saling terkait antar-subsektor keuangan baik dalam hal produk maupun kelembagaan.Adanya lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan di berbagai subsektor keuangan (konglomerasi) telah menambah kompleksitas transaksi dan interaksi antarlembaga jasa keuangan di dalam sistem keuanganBanyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan, yang meliputi tindakan moral hazard, belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan, dan terganggunya stabilitas sistem keuangan.

Harapan penataan melalui UU No.21 Tentang Otoritas Jasa Keuangan :Penataan dimaksud dilakukan agar dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif di dalam menangani permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas sistem keuangan.

Agar pengaturan dan pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan jasa keuangan tersebut harus dilakukan secara terintegrasiASAS ASAS OJK DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DAN WEWENANGNYADalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Otoritas Jasa Keuangan berlandaskan asas-asas sebagai berikut:

Asas independensi, yakni independen dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang OJK, dengan tetap sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan;

Asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum;

Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi dan golongan, serta rahasia negara, termasuk rahasia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;

Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam pelaksanaan tugas dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap berlandaskan pada kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undanga

66

Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan; dan

Asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

DEWAN KOMISIONER OJK

Dewan Komisioner adalah pimpinan tertinggi OJK yang bersifat kolektif dan kolegial, yang beranggotakan 9 (sembilan) orang. Kesembilan orang tersebut terdiri dari 7 (tujuh) orang yang dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan calon anggota yang diusulkan oleh Presiden, 1 (satu) ex-officio dari Bank Indonesia dan 1 (satu) ex-officio dari Kementerian Keuangan. Keberadaan Ex-officio ini dimaksudkan dalam rangka koordinasi, kerja sama, dan harmonisasi kebijakan di bidang fiskal, moneter, dan sektor jasa keuanganTugas anggota Dewan Komisioner meliputi bidang tugas terkait kode etik, pengawasan internal melalui mekanisme dewan audit, edukasi dan perlindungan konsumen, serta fungsi, tugas, dan wewenang pengawasan untuk sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

TUGAS OJK

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;

Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.Dalam menjalankan tugas pengaturan dan pengawasan, OJK mempunyai wewenang:Terkait Khusus Pengawasan dan Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan Bank yang meliputi :Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan

Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa;

Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank; laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank; sistem informasi debitur; pengujian kredit (credit testing); dan standar akuntansi bank;

Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi: manajemen risiko; tata kelola bank; prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; dan pemeriksaan bank.

67

Terkait Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) yang meliputi :Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK

Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;

Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa Keuangan;

Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan

Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Terkait Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) yang meliputi : Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan; Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif; Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan

lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu; Melakukan penunjukan pengelola statuter Menetapkan penggunaan pengelola statuter; Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap

peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan Memberikan dan/atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya pernyataan

pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan usaha, pengesahan, persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.

HUBUNGAN KELEMBAGAAN OJK DENGAN BANK INDONESIA DAN LPSDalam melaksanakan tugasnya, OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam membuat peraturan pengawasan di bidang Perbankan antara lain: kewajiban pemenuhan modal minimum bank, sistem informasi perbankan yang terpadu, kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta asing, dan pinjaman komersial luar negeri, produk perbankan, transaksi derivatif, kegiatan usaha bank lainnya, penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically important bank dan data lain yang dikecualikan dari ketentuan tentang kerahasiaan informasi.Dalam hal Bank Indonesia untuk melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya memerlukan pemeriksaan khusus terhadap bank tertentu, Bank Indonesia dapat melakukan pemeriksaan langsung terhadap bank tersebut dengan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu kepada OJK, akan tetapi tidak dapat memberikan penilaian terhadap tingkat kesehatan bank dan laporan hasil pemeriksaan tersebut disampaikan kepada OJK paling lama 1 (satu) bulan sejak diterbitkannya hasil pemeriksaan.

68

Jika OJK mengindikasikan bank tertentu mengalami kesulitan likuiditas dan/atau kondisi kesehatan semakin memburuk, OJK segera menginformasikan ke Bank Indonesia untuk melakukan langkah-langkah sesuai dengan kewenangan Bank IndonesiaOJK menginformasikan kepada Lembaga Penjamin Simpanan mengenai bank bermasalah yang sedang dalam upaya penyehatan oleh OJK sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan.Lembaga Penjamin Simpanan dapat melakukan pemeriksaan terhadap bank yang terkait dengan fungsi, tugas dan wewenangnya, serta berkoordinasi terlebih dahulu dengan OJK.OJK, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan wajib membangun dan memelihara sarana pertukaran informasi secara terintegrasi.HUBUNGAN KELEMBAGAAN OJK DENGAN DPR RIDewan Komisioner menyusun dan menetapkan rencana kerja dan anggaran OJK yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau pungutan dari pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan. Penetapan anggaran OJK terlebih dahulu meminta persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.OJK wajib menyampaikan laporan kegiatan triwulanan dan tahunan Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat.Dalam hal persetujuan perjanjian internasional di sektor jasa keuangan menyangkut masalah hukum dan berdampak pada sistem keuangan nasional, OJK wajib mendapatkan konfirmasi dari Dewan Perwakilan Rakyatadmin di 5/08/2012 09:42:00 A

69

MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN IX

LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL

Lembaga Keuangan Internasional (IFI)

Mengacu pada lembaga keuangan yang telah ditetapkan (atau disewa) oleh

lebih dari satu negara, dan karenanya merupakan subyek hukum internasional.

Pemiliknya atau pemegang saham umumnya pemerintah nasional, meski lain

lembaga-lembaga internasional dan organisasi lain kadang-kadang sosok sebagai

pemegang saham. IFI yang paling menonjol adalah ciptaan dari beberapa negara,

meskipun beberapa lembaga keuangan bilateral (dibentuk oleh dua negara) ada dan

secara teknis IFI. Banyak di antaranya bank pembangunan multilateral. Yang paling

terkenal adalah IFI Bank Dunia, maka IMF, dan bank pembangunan regional.

BENTUK-BENTUK DARI LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL:

Bank Dunia

Bank Dunia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah

lembaga keuangan internasional yang memberikan pinjaman leverage ke negara-

negara berkembang untuk program modal.Bank Dunia memiliki tujuan untuk

mengurangi kemiskinan. Bank Dunia berbeda dari Kelompok Bank Dunia, di Bank

Dunia hanya terdiri dari dua lembaga: Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan

Pembangunan (IBRD) dan International Development Association (IDA), sedangkan

yang kedua mencakup kedua selain tiga :International Finance Corporation (IFC),

Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA), dan Pusat Internasional untuk

Penyelesaian Perselisihan Investasi (ICSID).

Tujuan Pembangunan Milenium

Bank Dunia saat ini fokusnya adalah pada pencapaian Millenium

Development Goals (MDGs), pinjaman terutama untuk “negara berpendapatan

70

menengah” pada suku bunga yang mencerminkan mark-kecil sendiri di atas (AAA-

rated) pinjaman dari pasar modal; sementara IDA rendah atau tidak memberikan

bunga pinjaman dan hibah untuk negara-negara berpenghasilan rendah dengan

sedikit atau tanpa akses ke pasar kredit internasional. IBRD adalah berbasis pasar

organisasi nirlaba, menggunakan rating kredit yang tinggi untuk menebus yang

relatif rendah tingkat bunga pada pinjaman, sedangkan IDA didanai terutama oleh

periodik “replenishments” (hibah) memutuskan untuk lembaga dengan yang lebih

makmur negara-negara anggota. Bank misi untuk membantu negara-negara

berkembang dan penduduknya untuk mencapai pembangunan dan pengurangan

kemiskinan, termasuk pencapaian MDGs, dengan membantu negara-negara

mengembangkan sebuah lingkungan untuk investasi, pekerjaan dan pertumbuhan

berkelanjutan, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi dan

pemberdayaan masyarakat miskin untuk berbagi buah dari pertumbuhan ekonomi.

Faktor Kunci

Bank Dunia melihat lima faktor kunci yang diperlukan untuk pertumbuhan

ekonomi dan penciptaan lingkungan bisnis yang memungkinkan sebagai:

1. Membangun kapasitas: Memperkuat pemerintah dan pejabat pemerintah

mendidik.

2. Infrastruktur penciptaan: pelaksanaan hukum dan sistem peradilan untuk

dorongan bisnis, perlindungan dan hak milik individu dan menghormati

kontrak.

3. Pengembangan Sistem Keuangan: pembentukan sistem yang kuat mampu

mendukung upaya dari kredit mikro untuk pembiayaan usaha perusahaan

yang lebih besar.

4. Memerangi korupsi: Dukungan untuk negara-negara ‘upaya pemberantasan

korupsi.

5. Penelitian, Konsultasi dan Pelatihan: Bank Dunia menyediakan platform

untuk penelitian tentang isu-isu pembangunan, konsultasi dan melaksanakan

program-program pelatihan (berbasis web, on line, tele-/video conferencing

dan ruang kelas berbasis) terbuka untuk mereka yang tertarik dari akademisi,

mahasiswa, pemerintah dan organisasi non-pemerintah (LSM) perwira dll

71

Bank mendapatkan dana untuk operasinya terutama melalui’s penjualan IBRD

AAA-rated obligasi di pasar keuangan dunia. IBRD pendapatan yang dihasilkan dari

kegiatan pinjaman, dengan memanfaatkan pinjaman sendiri modal disetor, ditambah

investasi dari “float”. The IDA memperoleh mayoritas dana dari empat puluh negara-

negara donor yang menggantikan dana bank setiap tiga tahun, dan dari

pengembalian pinjaman, yang kemudian menjadi tersedia untuk kembali pinjaman.

Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank, ADB)

Adalah sebuah institusi finansial pembangunan multilateral didedikasikan untuk

mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik. Bank ini didirikan pada 1966 dengan 31

negara anggota dan kini telah berkembang menjadi 63 negara.

Kantor pusatnya terletak di 6 ADB Avenue, Kota Mandaluyong, Metro Manila,

Filipina. ADB memiliki banyak kantor di seluruh dunia.

Organisasi

Pengambil keputusan tertinggi ADB berada di tangan Dewan Gubernur (bahasa

Inggris: Board of Governors). Dewan Gubernur sendiri keanggotaannya terdiri dari

wakil setiap negara anggota. Dewan Gubernur, pada gilirannya, memilih dari mereka

sendiri dua belas anggota dari Dewan Direktur (bahasa Inggris: Board of Directors)

dan deputi mereka. Delapan dari 12 anggota tersebut berasal dari anggota regional

(Asia Pasific) sedangkan sisanya dari luar regional.

Dewan Gubernur juga memilih Presiden, yaitu pemimpin dari Dewan Direktur dan

manajemen ADB. Kepresidenan memiliki masa kerja 5 tahun dan dapat dipilih

kembali. Biasanya, karena Jepang adalah salah satu pemegang saham terbesar

maka Presiden ADB adalah orang Jepang. Presiden yang sekarang adalah Haruhiko

Kuroda, menggantikan Tadao Chino di 2005.

Markas ADB terletak di 6 ADB Avenue, Kota Mandaluyong, Metro Manila, Filipina,

dan memiliki kantor representatif di berbagai kota di dunia. Karyawan ADB kira-kira

2.400 orang, berasal dari 55 negara dari keseluruhan 67 negara anggotanya MAT X

72

REGULASI BASEL IIPILAR 1

Basel II adalah yang kedua dari Basel Accords, (sekarang diperpanjang dan efektif digantikan oleh Basel III), yang rekomendasi mengenai hukum perbankan dan peraturan yang dikeluarkan oleh Komite Basel tentang Pengawasan Perbankan.

Basel II, awalnya diterbitkan pada bulan Juni 2004, dimaksudkan untuk menciptakan sebuah standar internasional untuk regulator perbankan untuk mengontrol berapa banyak kebutuhan modal bank-bank untuk menyisihkan untuk menjaga terhadap jenis bank risiko keuangan dan operasional (dan ekonomi keseluruhan) wajah. Salah satu fokus adalah untuk menjaga konsistensi peraturan yang cukup sehingga hal ini tidak menjadi sumberketidaksetaraan antara bank-bank internasional yang kompetitif aktif.

Advokat Basel IIpercaya bahwa standar internasional seperti dapat membantu melindungi sistemkeuangan internasional dari jenis masalah yang mungkin timbul harus sebuah bank besaratau serangkaian keruntuhan bank. Dalam teori, Basel II berupaya mencapai hal inidengan mendirikan risiko dan persyaratan pengelolaan modal yang dirancang untuk memastikan bahwa bank memiliki modal yang memadai untuk resiko bankmenghadapkan sendiri untuk melalui pemberian pinjaman dan praktek investasi. Secara umum, aturan-aturan ini berarti bahwa risiko lebih besar untuk bank mana yang terkena,semakin besar jumlah modal bank perlu terus untuk menjaga solvabilitas dan stabilitasekonomi secara keseluruhan.

Secara politis, hal itu sulit untuk menerapkan Basel II di lingkungan peraturan sebelum2008, dan kemajuan pada umumnya lambat sampai krisis perbankan besar tahun itudisebabkan sebagian besar oleh credit default swap, hipotek berbasis pasar derivatifkeamanan dan serupa. Sebagai Basel III dinegosiasikan, ini adalah puncak pikiran, dan karenanya jauh lebih ketat standar yang dimaksud, dan dengan cepat diadopsi di beberapa negara kunci termasuk Amerika Serikat.

 

Tujuan

Versi final bertujuan:

Memastikan bahwa alokasi modal lebih berisiko sensitif.

Meningkatkan persyaratan pengungkapan yang memungkinkan pelaku pasar untuk menilaikecukupan modal suatu lembaga.

Memastikan bahwa risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar yang diukurberdasarkan data dan teknik formal. Mencoba untuk menyelaraskan modal

73

ekonomi dan regulasi yang lebih erat untuk mengurangi ruang lingkup untuk arbitrase peraturan.

Sementara kesepakatan akhir sebagian besar membahas masalah arbitrase peraturan,masih ada daerah di mana persyaratan modal peraturan yang akan menyimpang darimodal ekonomi.

Basel II sebagian besar tidak berubah pertanyaan tentang bagaimana untuk benar-benarmendefinisikan modal bank, yang menyimpang dari ekuitas akuntansi dalam hal-halpenting. Basel Aku definisi, sebagaimana telah diubah sampai sekarang, tetap di tempat.

 

Kesepakatan dalam operasi

Basel II menggunakan ”tiga pilar” konsep:

(1) persyaratan modal minimum (menghadapi risiko),

(2) supervisory review dan

(3) disiplin pasar.

Kesepakatan Basel I hanya berurusan dengan bagian-bagian dari masing-masing pilar.Sebagai contoh: sehubungan dengan pilar Basel II pertama, hanya satu risiko, risiko kredit,dihadapi dengan cara yang sederhana sambil risiko pasar adalah renungan; risiko operasional tidak ditangani dengan sama sekali.

Pilar pertama

Kesepakatan pilar pertama dengan pemeliharaan modal peraturan dihitung untuk tiga komponen utama risiko yang dihadapi bank: risiko kredit, risiko operasional, dan risiko pasar. Risiko lain tidak dianggap sepenuhnya diukur pada tahap ini.

Komponen risiko kredit dapat dihitung dengan tiga cara yang berbeda derajat berbagai kecanggihan, yaitu pendekatan standar, Yayasan BPPK dan IRB Lanjutan. BPPK singkatan dari “internal Penilaian Berbasis Pendekatan”.

Untuk risiko operasional, ada tiga pendekatan yang berbeda – pendekatan indikator dasar atau BIA, pendekatan standar atau STA, dan pendekatan pengukuran internal (suatu bentuk lanjutan dari yang merupakan pendekatan pengukuran lanjut atau AMA).

Untuk risiko pasar pendekatan yang disukai adalah VaR (value at risk).Sebagai 2 Basel rekomendasi bertahap oleh industri perbankan itu akan bergerak dari persyaratan standar untuk persyaratan yang lebih halus dan spesifik yang telah dikembangkan untuk setiap kategori risiko oleh masing-masing bank individu. Terbalik untuk bank yang melakukan mengembangkan sistem mereka sendiri pengukuran risiko dipesan lebih dahulu adalah bahwa mereka akan dihargai

74

dengan persyaratan risiko yang berpotensi lebih rendah modal. Di masa depan akan ada hubungan yang lebih erat antara konsep keuntungan ekonomi dan modal peraturan.

Risiko kredit dapat dihitung dengan menggunakan salah satu dari tiga pendekatan:1. Pendekatan Standarisasi2. Yayasan BPPK3. Lanjutan Pendekatan BPPK

Pendekatan standar menetapkan bobot risiko keluar spesifik untuk tipe tertentu dari risiko kredit. Kategori berat badan standar risiko yang digunakan di bawah Basel 1 adalah 0% untuk obligasi pemerintah, 20% untuk eksposur kepada Bank OECD, 50% untuk hipotik perumahan baris pertama dan 100% bobot pada pinjaman konsumen dan pinjaman komersial tanpa jaminan. Basel II memperkenalkan bobot 150% baru untuk peminjam dengan peringkat kredit lebih rendah. Modal minimum yang dibutuhkan tetap pada 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko, dengan modal Tier 1 yang membentuk tidak kurang dari setengah dari jumlah ini.

75

MATERI PERKULIHAN PERTEMUAN XI

REGULASI PILAR BASELPILAR 2 & PILAR 3

A. ILAR 2 – tinjauan pengawasan terhadap resiko lainnyaPilar 2 bertujuan untk menformalkan praktik yang sudah dilakukan oleh

banyak regulator, dan sangat mirip dengan pendekatan risk based supervision yang dilakukan oleh Federal Reserve Board (USA), dan the Financial Services Authority (UK). Supervisory review didesain untuk memberi perhatian pada setiap persyaratan modal yang melebihi tingkat minimum yang dihitung berdasarkan Pilar 1 dan tindakan dini yang diperlukan untuk mengatasi risiko yang baru muncul.Supervisory review merupakan hal yang penting untuk memastikan kepatuhan atas persyaratan modal minimum dan untuk mendorong bank mengembangkan serta menggunakan teknik manajemen risiko yang terbaik. Pilar 2 menetapkan prinsip-prinsip dari proses supervisory review yang harus digunakan untuk supervisor dalam melakukan evaluasi kecukupan modal bank.

Pilar 2 juga membahas tiga area utama di luar cakupan Pilar 1, yaitu:• Risiko yang tidak sepenuhnya dibahas dalam Pilar 1 (misal, risiko konsentrasi kredit);• Risiko yang sama sekali tidak dibahas dalam Pilar 1 (misal, risiko suku bunga dalam banking book);• Faktor-faktor eksternal terhadap bank (antara lain pengaruh siklus bisnis).

Proses Assessment ModalAssessment modal adalah proses yang berkelanjutan dan merupakan bagian

integral dari aktivitas pengelolaan bisnis bank. Proses ini tidak hanya mengevaluasi modal saat ini, tetapi juga melakukan estimasi modal di masa depan. Manajemen bank akan menggunakan estimasi modal pada setiap lini bisnisnya untuk menetapkan modal bank keseluruhan. Selain itu, manajemen bank juga akan memonitor modal saat ini (actual0 terhadap target, sebagai bagian dari pengawasan operasional bank.

Dewan direksi dan manajemen senior bank memiliki tanggung jawab untuk memastikan kecukupan modal termasuk yang tidak tercakup dalam Pilar 1. Manajemen bank bertanggung jawab mengembangkan proses assessment modal, di mana proses tersebut mengevaluasi risiko dan sistem pengendalian risiko di seluruh bagian bank.

Mekanisme untuk Memastikan Kualitas Proses Assessment ModalKualitas dari proses assessment modal akan dievaluasi oleh supervisor.

Evaluasi ini, dikombinasikan dengan faktor-faktor lainnya, akan menjadi dasar penetapan rasio modal bank.

Jika proses tersebut dianggap tidak berkualitas, maka rasio modal akan ditetapkan lebih tinggi. Rasio modal yang lebih tinggi akan mengurangi tingkat aktivitas bisnis, dan akan mengakibatkan turunnya laba bank. Akibatnya, bank akan berusaha mengembangkan dan menjaga proses assessment modal yang

76

berkualitas tinggi (artinya, mekanisme ini memiliki insentif komersial dan juga prudensial). Mekanisme tersebut adalah faktor kunci dalam proses supervisory review, karena hal ini memastikan bahwa proses pemenuhan regulasi adalah bagian integral dari pengelolaan bank.

Namun perlu dicatat, bahwa kenaikan modal bukan merupakan subtitusi untuk memperbaiki ketidakcukupan atua kegagalan proses assessment. Meskipun supervisor dapat menetapkan rasio modal yang lebih tinggi mereka juga dapat menggunakan cara perbaikan lain yaitu:• Menetapkan target untuk perbaikan struktur manajemen risiko;• Memperkenalkan prosedur internal yang lebih ketat;• Memperbaiki kualitas karyawan melalui training dan rekrutmen;

Dalam kasus yang ekstrem, supervisor dapat mengurangi tingkat risiko atau aktivitas bisnis, sampai permasalahan diselesaikan atau dapat dikendalikan. Misalkan, supervisor dapat memaksa bank untuk keluar dari pasar tertentu sampai situasi dapat diatasi.BCBS melihat proses supervisory review sebagai dialog aktif antara bank dengan supervisor.

Empat Prinsip Penting PengawasanBCBS menetapkan 25 prinsip utama pengawasan dalam “Core Principles for

Effective Banking Supervision”, yang dikeluarkan pada September 1997. Pilar 2 mengidentifikasikan empat (4) prinsip penting supervisory review sebagai pelengkap 25 prinsip utama. Prinsip-prinsip utama (25 prinsip) meliputi 7 hal sebagai berikut:

• Prakondisi untuk pengawasan perbankan yang efektif,• Izin dan struktur,• Peraturan yang prudent,• Metode Pengawasan perbankan yang berkelanjutan,• Persyaratan informasi,• Kekuasaan formal (formal powers)• Perbankan antarnegara (cross-border banking).

Prinsip 1: Bank harus memiliki proses untuk menilai kecukupan modal secara keseluruhan dalam hubungannya dengan profil risiko dan strategi untuk menjaga tingkat modal. Manajemen bank memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa bank memiliki modal yang cukup untuk memenuhi kewajibannya sekarang dan masa yang akan datang. Target modal harus ditetapkan dengan integritas dan harus konsisten dengan profil risiko dan situasinya. Target harus menjadi bagian integral dari rencana strategis bank dan harus mencakup stress testing.

Basel II memberikan gambaran lima ciri khas dari suatu proses penilaian modal yang mendalam, yaitu:

1. Pengawasan dewan dan manajemen senior,2. Assessment modal yang baik,3. Assessment risiko yang komprenhensif,4. Monitoring dan pelaporan,5. Review dan kontrol internal.

Prinsip 2: Pengawas (supervisor) harus melakukan review dan mengevaluasi bank dalam melakukan assessment dan strategi kecukupan modal bank, serta mengevaluasi kemampuan bank memonitor dan memastikan kepatuhan mereka

77

terhadap rasio modal. Pengawas harus melakukan tindakan pengawasan yang tepat jika tidak puas dengan hasil dari proses tersebut.Proses supervisory review secara berkala harus:• Memeriksa perhitungan eksposur risiko dna transaksi risiko tersebut ke dalam modal yang dipersyaratkan;• Fokus pada kualitas dari proses dan kualitas dari kontrol internal atas proses tersebut;• Memeriksa framework dari assessment model untuk mengidentifikasi setiap kelemahan atau kekurangan;• Tidak memberikan rekomendasi terhadap struktur dari framework karena ini adalah tugas dari manajemen bank.

Proses review dapat mencakup kombinasi dari beberapa metode pengumpulan informasi berikut:• On-site visits (kunjungan ke bank)• Off-site review (review tanpa kunjungan ke bank)• Pertemuan dengan manajemen bank• Melakukan review perkerjaan yang relavan yang dilakukan oleh auditor eksternal• Monitoring atas laporan rutin

Prinsip 3: Pengawas hars meminta bank untuk beroperasi di atas rasio modal minimum dan harus memiliki kemampuan untuk meminta bank memiliki modal di atas minimum.

Prinsip 4: Pengawas harus melakukan intervensi dini untuk mencegah modal menurun di bawah tingkat minimum yang dipersyaratkan dan harus meminta tindakan pemulihan yang segera apabila modal tidak dijaga atau dipulihkan. Jika bank gagal untuk menjaga modal yang dipersyaratkan, pengawas dapat menggunakan wewenangnya untuk memperbaiki keadaan. Pengawas dapat meminta peningkatan modal bank sebagai ukuran jangka pendek sambil menunggu permasalahan diatasi. Peningkatan modal akan dibatalkan jika pengawas merasa puas terhadap bank yang telah mampu mengatasi permasalahannya.

B. PILAR 3 – KeterbukaanPilar 3 adalah pilar disiplin pasar (market discipline). Disiplin pasar, menurut

BIS (The Book for International Settlements), adalah mekanisme governance baik internal maupun eksternal dalam perekonomian pasar bebas di mana terjadi kekosongan intervensi pemerintah secara langsung.

Pilar 3:• Mencakup apa saja yang akan dipersyaratkan dalam pengungkapan bank kepada publik;• Didesain untuk membantu pemegang saham dan analis;• Mengarahkan ke perbaikan transparansi pada isu-isu portofolio aset bank dan profil risiko bank.

Sifat DisclosureDisclosure adalah penyebaran informasi yang material kepada masyarakat

luas untuk mengevaluasi bisnis perusahaan. Pada umumnya disclosure dipandang penting karena akan memberikan informasi yang relevan kepada investor maupun calon investor mengenai kinerja perusahaan, baik saat ini maupun di masa depan.

78

Oleh karena itu, perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal harus memenuhi persyaratan disclosure yang lebih berat dibandingkan dengan perusahaan yagn dimiliki perorangan.

Pada tahun-tahun terakhir ini, disclosure semakin dipandang sebagai mekanisme penting untuk menyampaikan atau mewujudkan isu-isu kebijakan publik, seperti:• Melakukan perbaikan corporate governance sebagai rekasi atas kasus skandal enron & Worldcom yang terjadi di Amerika Seriakt dan Parmalat di Italia• Memperbaiki transparansi dari kebijakan perusahaan yang memberikan dampak kepada kebijakan publik seperti isu-isu kesenjangan sosial, keberagaman ras, lingkungan, dan isu konservasi.

Laporan KeuanganPada umumnya, perusahaan (baik perusahaan publik maupun keluarga)

diminta untuk menerbitkan laporan keuangan (misalnya laporan rugi laba, neraca, laporan pajak). Laporan keuangan tersebut harus ditandatangani oleh auditor eksternal dan dibuat sesuai dengan standar akuntansi nasional atau jika dimungkinkan, sesuai International Accounting Standard.

Persyaratan Otoritas Pasar ModalBagi perusahaan yang telah tercatat di bursa, mereka harus mematuhi

keterbukaan tersebut sesuai ketentuan pasar modal yang berlaku. Ketentuan listing mengharuskan publikasi atas laporan yang beragam dikenal sebagai fillings. Otoritas pasar modal adalah lembaga yang sangat memperhatikan kepentingan pemegang saham, dan pada umumnya fillings memuat informasi keuangan yang sangat detail. Otoritas pasar modal tidak hanya membuat ketentuan sendiri, tetapi juga bertanggung jawab untuk melaksanakan keterbukaan yang dipersyaratkan oleh regulator lainnya.

Perundang-UndanganContoh yang paling baik adalah diundangkannya US Sarbanes-Oxley Act

2002 yang memperkenalkan persyaratan wajib untuk akuntabilitas perusahaan. Salah satu persyaratan adalah chief executive dan chief financial officer dari perusahaan yang listing di pasar modal US harus menyatakan kebenaran atas laporan keuangannya secara terbuka kepada publik. Bab 404 dari UU tersebut juga mensyaratkan keterbukaan atas dokumentasi, pengujian dan verifikasi dari auditor eksternal atas kualitas dari kontrol internal perusahaan terhadap laporan keuangannya.

UU ini dilaksanakan melalui SEC (the Securities and Exchange Commission), otoritas pasar modal Amerika Serikat.

Sudut Pandang Manajemen PerusahaanMerupakan suatu hal yang penting untuk melihat bagaimana dewan direksi

dan manajemen senior memilih untuk melaporkan seluruh aktivitasnya kepada stakeholder. Hal ini secara signifikan akan menunjukkan bagaimana perusahaan dijalankan. Laporan tersebut menunjukkan prioritas, kebijakan, dan bagaimana kinerja perusahaan dari sudut pandang dewan direksinya. Inilah mengapa bank-bank besar di dunia menetapkan standar pelaporan yang tinggi tentang bagaimana perusahaan dikelola.

79

Isu-Isu LainnyaDi beberapa negara, seperti Inggris, peraturan untuk keterbukaan perusahaan

relatif lebih jelas. Selain meliputi laporan keuangan peraturan menfokuskan pada kode etik (codes of practice) (misalnya The Combined Code, dan prinsip-prinsip disclosure). Ada berbagai perusahaan lainnya, tidak hanya di Inggris, yang diwajibkan dan melaksanakan disclosure yang meliputi isu-isu seperti keberagaman lingkungan, persamaan hak, dan afiliasi politik.

Disclosure adalah isu yang luas. Aspek-aspek disclosure yang dicakup dalam Basel II hanyalah bagian dari disclosure yang harus dilakukan bank sebagai bagian dari aspek hukum dan kewajiban terhadap peraturan. Pengungkapan atas kinerja operasional perusahaan (meliputi seluruh kebijakan dan prosedur), didesain untuk memberikan informasi kepada para investor dan analis. Hal ini memungkinkan mereka mengambil kesimpulan terhadap prospek perusahaan saat ini dan masa depan.

Akhir-akhir ini, disclosure digunakan lebih jauh untuk kebijakan sosial lainnya, yaitu lebih memperhatikan sudut pandang stakeholder, daripada hanya pemegang saham, dalam melihat kinerja perusahaan.

80

MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN XII

IMPLEMENTASI BASEL

Kondisi perbankan suatu negara amat menentukan perkonomian suatu

negara. Karena fungsi perbankan sebagai menerima dana dari masyarakat dan

menyalurkan ke sector rill dalam bentuk kredit. Salah satu indicator kesehatan

perbankan ialah dengan menggunakan rasio CAR. Perbankan nasional saat ini

kesehatannya mulai melemah. Ada baiknya implementasi Basel II dapat diterapkan

pada bank di Indonesia. Karena Basel II merupakan standar perbankan

internasional. Disamping hal ini ada hal lain yang membuat Basel II lebih baik dari

Basel I.

Basel I hanya memiliki 2 pilar yaitu adalah minimum capital requirement dan

supervisory review process. Namun Basel I masih memiliki beberapa kelemahan

ialah yang hanya terfokus pada risiko kredit. Sementara perkembangan dalam

system keuangan dan perbankan menunjukkan bahwa selain menhadapi risiko

kredit bank juga termasuk pada risiko-risiko lain seperti risiko pasar, risiko

operasional, risiko likuiditas, dan risiko-risiko lainnya.Basel I tidak menggunakan

informasi tentang peringkat (rating) dari peminjam. Peringkat memiliki keterkaitan

erat dengan return.

Obligasi yang diterbitkan perusahaan yang bagus akan memiliki return (yield /

imbal hasil) yang rendah. Bank dapat kalah bersaing dengan obligasi. Perusahaan-

perusahaan yang bagus akan lebih memilih menerbitkan obligasi daripada

meminjam dari bank, karena biayanya lebih murah (suku pinjaman lebih rendah).

Disamping itu juga Karena persyaratan modal yang sama. Maka akan cenderung

lebih untuk menyalurkan fasilitas kredit ke perusahaan yang berisiko tinggi dengan

harapan akan mendapatkan return yang tinggi.

Sedangkan Basel II memiliki 3 pilar yaitu minimum capital requirement,

supervisory review process dan market discipline. Dengan meningkatkan

keterbukaan sehubungan dengan modal pengukuran, manajemen risiko dan

meningkatkan frekuensi dan volume pelaporan dari perbankan kepada pengawasan.

Pengawasan dalam mendorong bank untuk menghitung permodalan sesuai dengan

81

profil risiko. Basel II juga di jelaskan dalam PBI No. 5/8/PBI/2003 yang diterbitkan 19

mei 2003.

Dalam hal ini Basel II tidak akan menghambat penyaluran kredit sebab Basel

II merupakan upaya peningkatan manajemen resiko. Apabila tingkat manajemen

risiko suatu bank itu baik maka tidak akan kekhawatiran untuk melakukan

pembiayaan banyak pemikiran yang salah terhadap penerapan tentang Basel II.

Karena tidak memandang sebagai asset melainkan sebagai biaya. Sebenarnya

dalam hal ini bukan keinginan untuk bank sentral melainkan untuk kepentingan

perbankan.

Kalau dilihat Basel II, sebenarnya CAR sebuah bank justru akan naik jika

bank tersebut menerapkan manjemen resiko yang baik khususnya dalam

penempatan dana bank. Jadi, tidak ada ketakutan suatu bank yang kalau memang

tingkat kesehatan bank baik. Tetapi adanya ketakutan untuk bank yang tingkat

kesehatan banknya memang dibawah CAR yang telah ditentukan.

Jadi, kenapa tidak bank yang terdapat di Indonesia memakai Basel II. Tidak

ada salahnya kalau bank negeri maupun bank swasta memakai Implementasi bank

Basel II.

82