materi pengembangan pelabuhan lama 8 november 2013

134
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan, terdiri dari beberapa pulau yang terbentang luas dari sabang sampai merauke, beraneka ragam budaya maupun hasil bumi yang berbeda. Dalam meningkatkan kesejahteraan hidup dari suatu wilayah dan wilayah-wilayah sekitarnya, tentunya sangatlah dibutuhkan suatu kerjasama yang baik. Perdagangan antar pulau merupakan salah satu contoh konkrit untuk peningkatan taraf hidup suatu wilayah. Untuk menunjang hal tersebut tidak saja murah namun lebih penting angkutan ini haruslah lancar, aman, cepat, mudah, teratur dan tentunya nyaman, salah satu angkutan yang cocok adalah angkutan laut. Oleh sebab itu, dalam usaha meningkatkan suatu wilayah, pembangunan pengembangan sarana dan prasarana angkutan laut yang memadai, arus lalu lintas barang, penumpang maupun jasa angkutan antar wilayah harus tetap lancar walaupun terjadi peningkatan. Pelabuhan Sorong dalah salah satu pintu gerbang perhubungan laut di Papua yang melayani arus penumpang dan barang yang berasal dari kota – kota disekitarnya ataupun sebaliknya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan umum dan sengaja difasilitasi untuk bongkar muat, menaikan turunkan penumpang serta kegiatan lainnya. 1

Upload: alzan-toch

Post on 08-Apr-2016

395 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

pelabuhan

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan, terdiri dari beberapa pulau yang

terbentang luas dari sabang sampai merauke, beraneka ragam budaya maupun hasil

bumi yang berbeda. Dalam meningkatkan kesejahteraan hidup dari suatu wilayah dan

wilayah-wilayah sekitarnya, tentunya sangatlah dibutuhkan suatu kerjasama yang

baik. Perdagangan antar pulau merupakan salah satu contoh konkrit untuk

peningkatan taraf hidup suatu wilayah. Untuk menunjang hal tersebut tidak saja

murah namun lebih penting angkutan ini haruslah lancar, aman, cepat, mudah, teratur

dan tentunya nyaman, salah satu angkutan yang cocok adalah angkutan laut. Oleh

sebab itu, dalam usaha meningkatkan suatu wilayah, pembangunan pengembangan

sarana dan prasarana angkutan laut yang memadai, arus lalu lintas barang,

penumpang maupun jasa angkutan antar wilayah harus tetap lancar walaupun terjadi

peningkatan.

Pelabuhan Sorong dalah salah satu pintu gerbang perhubungan laut di Papua

yang melayani arus penumpang dan barang yang berasal dari kota – kota disekitarnya

ataupun sebaliknya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan umum dan sengaja

difasilitasi untuk bongkar muat, menaikan turunkan penumpang serta kegiatan

lainnya.

Pelabuhan Sorong merupakan salah satu bentuk jasa transportasi laut yang

sangat berarti bagi perkembangan dan peningkatan sumber daya alam dan taraf hidup

penduduk di daerah serui. Potensi sumber daya alam yang ada didaerah ini

nampaknya akan mengalami banyak perkembangan yang tentunya akan memberikan

dampak pada peningkatan arus barang dan penumpang melalui laut. Bertitik tolak

dari kondisi dermaga yang tidak cukup dalam menampung barang dan penumpang

yang semakin meningkat sehingga kapal yang lain harus menunggu untuk bertambat,

membuat keadaan dermaga menjadi tidak teratur dan tidak nyaman. Dengan

demikian pelabuhan serui sudah harus mengalami penataan dan perluasan. Untuk

maksud tersebut diatas tentunya perlu dilakukan studi kelayakan dan perencanaan

1

Page 2: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

perluasan agar hasil pembangunan tersebut benar-benar sesuai dengan tuntutan

kebutuhan di satu pihak dan efesiensi biaya pembangunan di pihak lain.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan yaitu kurang panjangnya dermaga

untuk menampung kapal, barang dan penumpang sehingga membuat pelayanan di

Pelabuhan Sorong menjadi tidak teratur dan tidak nyaman. Melihat lancarnya lalu

lintas arus barang dan penumpang, maka perlu dilakukan perencanaan

pengembangan wilayah pelabuhan dengan menambah panjang dermaga dan fasilitas

pelabuhan lainnya. Fasilitas pelabuhan yang akan dikembangkan antara lain :

Gudang, lapangan Kontainer (Container Yard) dan terminal penumpang pada

dermaga pelabuhan Sorong.

1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat dalam analisiis tingkat pelayanan pelabuhan sangat luas, maka

dalam hal ini pengembangan hanya mencakup fasilitas operasional pelabuhan yaitu

sebagai berikut:

1) Skala pengembangan hanya dikhususkan pada kebutuhan dermaga,

gudang, lapangan Kontainer (Container Yard) dan terminal penumpang

pada Pelabuhan Sorong.

2) Seberapa besar perkembangan arus kunjungan kapal selama 5 tahun

terakhir dan seberapa besar tingkat kelayakan pelayanan dermaga sorong

berdasarkan waktu putaran kapal dan tingkat pemanfaatkan dermaga.

3) Menganalisa kebutuhan dermaga, gudang, lapangan penumpukan

container dan terminal penumpang di pelabuhan Sorong pada tahap

periode 5 tahun dan 10 tahun yang akan datang.

4) Perhitungan perencanaan konstruksi dermaga tidak akan dibahas.

2

Page 3: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penelitian adalah :

1) Untuk Analisis aktifitas bongkar muat barang, peti kemas, kunjungan

kapal dan naik turun penumpang di pelabuhan Sorong pada tahun 2006

dan 2011.

2) Untuk mendapatkan analisa kebutuhan dermaga, gudang, lapangan

Kontainer (Container Yard) dan terminal penumpang di pelabuhan

Sorong pada tahap periode 5 tahun dan 10 tahun yang akan datang.

3) Untuk mendapatkan suatu gambaran tahapan analisis tingkat pelayanan

kunjugan kapal 5 – 10 tahun di pelabuhan sorong seperti :

a. Harus kedatangan kapal 10 tahun terakhir

b. Harus kedatangan penumpang 10 tahun terakhir

c. Harus kedatangan barang selama 10 tahun terakhir

d. Tingkat pelayanan pelabuhan Sorong sudah mecapai beberapa persen

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi pemeritah

atau PT. Pelindo mengenai Tingkat pelayanan pelabuhan laut Sorong dimasa yang

akan datang. Sehingga dari pelabuhan tersebut akan lebih nyata kegunaannya serta

memperluas wawasan pengetahuan dan pengalaman khususnya dibidang teknik

bagian transportasi.

BAB II

3

Page 4: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

LANDASAN TEORI

II.1. Tinjauan Umum

Dalam perencanaan suatu pekerjaan dibutuhkan dasar teori agar dapat

diketahui spesifikasi yang menjadi acuan dalam perhitungan dan pelaksanaan

pekerjaan di lapangan.

Dasar teori dibutuhkan juga untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi perencanaan tersebut, masalah-masalah yang akan dihadapi dan cara

penyelesaian. Supaya mendapatkan hasil yang terbaik dalam pelaksanaan suatu

pekerjaan dituntut adanya perencanaan yang matang dengan dasar teori yang baik.

Dalam bab ini akan dibahas tentang dasar teori yang dipergunakan dalam

Analisi tingkat pelayanan pelabuhan laut Sorong di kota Sorong, Papua barat.

II.2. Definisi Pelabuhan

Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang

dilengkapi dengan fasilitas laut meliputi dermaga dimana kapal dapat merambat

untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar muat barang, gudang laut

(transito) dan tempat-tempat penyimpanan dimana kapal membongkar muatannya,

dan gudang-gudang dimana barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih

lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Terminal ini

dilengkapi dengan jalan kereta api, jalan raya atau saluran pelayaran darat. Dengan

demikian daerah pengaruh pelabuhan bisa sangat jauh dari pelabuhan tersebut.

Pelabuhan merupakan salah satu pintu gerbang dan memperlancar hubungan

antara daerah, pulau bahkan antar benua dan bangsa yang dapat memajukan daerah

belakangnya (daerah pengaruhnya). Dengan fungsinya tersebut maka pembangunan

pelabuhan harus dapat dipertanggung jawabkan baik secara sosial ekonomis maupun

teknis. Selain untuk kepentingan sosial ekonomi, adapula pelabuhan yang dibangun

untuk kepentingan pertahanan. Pelabuhan ini dibangun untuk tegaknya suatu negara.

Dalam hal ini pelabuhan disebut pangkalan angkatan laut pelabuhan militer.

Pelabuhan juga mempunyai arti yang luas dalam beberapa peraturan,

diantaranya menurut :

4

Page 5: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

1) Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan

disekitarnya dengan batas-batas sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan

kegiatan perekonomian yang digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal,

naik turunnya penumpang maupun bongkar muat barang yang dilengkapi

dengan fasilitas-fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang

pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

2) Ensiklopedi Indonesia

Pelabuhan adalah tempat kapal berlabuh, yang dilengkapi dengan los-

los dan gudang-gudang besar serta pangkalan, dok dan crane yang berfungsi

untuk membongkar dan memuat perbekalan, batubara dan sebagainya.

II.3. Macam-Macam Pelabuhan

Pelabuhan dapat dibedakan beberapa macam yang tergantung pada sudut

tinjauanya, yaitu dari segi penyelenggaraannya, pengusahaannya, fungsi dalam

perdagangan nasional dan internasional, segi kegunaan dan letak geografinya.

II. 3 .1. Ditinjau Dari Segi Penyelenggaraanya

a. Pelabuhan Umum

Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan

masyarakat umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh

pemerintah dan pelaksanaan dapat dilimpahkan kepada BUMN yang

didirikan untuk maksut tersebut.

b. Pelabuhan khusus

Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentinga sendiri untuk

menunjang keperluan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk

kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan izin pemerintah.

Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun

swasta, yang berfungsi untuk pengiriman barang hasil produksi perusahaan

tersebut.

II. 3 .2. Ditinjau Dari Segi Pengusahaannya

5

Page 6: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

a. Pelabuhan yang diusahakan

Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas

yang diperlukan untuk kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan

kegiatan bongkar muat, menaikan turunkan penumpang serta kegiatan

lainnya. Pemakaian pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya, seperti biaya jasa

pelabuhan, jasa tambat, jasa pemanduan, jasa pelayanan air bersih, jasa

dermaga, jasa penumpukan, jasa bognkar muat dan sebagainya.

b. Pelabuhan yang tidak diusahakan

Pelabuahan yang hanya merupakan tempat singgahan kapal atau

perahu, tanpa fasilitas bongkar muat, bea cukai, dan sebagainya. Pelabuhan

ini umumnya merupakan pelabuhan kecil yang disubsidi oleh pemerintah dan

dikelola oleh unit pelaksana teknis Direktorat Perhubungan Laut.

II. 3 .3 Ditinjau Dari Fungsi Dalam Perdagangan Nasional dan internasional

a. Pelabuhan Laut

Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasukan oleh kapal-

kapal yang berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan

besar dan ramai dikunjungi oleh kapal samudera.

b. Pelabuhan Pantai

Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang disediakan untuk

perdagangan dalam negeri dan oleh karena tidak bebas disinggahi oleh kapal-

kapal yang berbendera asing, kapal asing dapat masuk pelabuhan ini dengan

meminta izin terlebih dahunlu.

II. 3 .4. Ditinjau Dari Segi Penggunaannya

a. Pelabuhan Ikan

Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air

yang besar, karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan

tidak besar. Di Indonesia pengusahaan ikan relatif kecil masih sederhana yang

dilakukan oleh nelayan-nelayan dengan menggunakan perahu kecil. Jenis

kapal ikan ini bervariasi dari yang sederhana berupa junjung sampai kapal

6

Page 7: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

motor.

Gambar 2.1. Pelabuhan Ikan (Bambang Triatmodjo, 1986)

b. Pelabuhan Minyak

Untuk keamanan pelabuhan minyak harus diletakan jauh dari

keperluan umum. Pelabuhan biasa tidak memerlukan dermaga atau pangkalan

yang harus menahan muatan vertical yang besar, melainkan cuma membuat

jembatan perancah atau tambatan yang dibuat mencorok kelaut untuk

mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan

dengan pipa-pipa dan pompa-pompa.

7

Page 8: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Gambar 2.2. Pelabuhan Minyak (Bambang Triatmodjo, 1986)

c. Pelabuhan Barang

Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi fasilitas untuk

bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada dipantai atau estuary dari

sungai besar. Daerah perairan harus cukup tenang sehingga memudahkan

bongkar muat barang. Pelabuhan barang ini biasanya dibuat oleh pemerintah

sebagai pelabuhan niaga atau, perusahaan swasta untuk keperluan trsnspor

hasil produksinya seperti baja, aluminium, pupuk, dan sebagainya.

d. Pelabuhan Penumpang

Pelabuhan penumpang tidak jauh beda dengan pelabuhan barang.

Pada pelabuhan barang dibelakang dermaga terdapat gudang-gudang sedang

untuk pelabuhan penumpang dibangun stasion penumpang yang melayani

segala kegiatan kebutuhan orang yang berpergian, seperti kantor imigrasi,

keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dan sebagainya. Barang-

barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang

barang tidak terlalu besar. Untuk kelancaran masuk keluarnya penumpang

dan barag, sabaiknya jalan masuk/keluarnya dipisahkan. Penumpang yang

melalui jembatan atas dengan menggunakan jembatan langsung kekapal,

sedang barang-barang, melalui dermaga.

8

Page 9: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Gamabar 2.3. Pelabuhan Penumpang (Bambang Triatmodjo, 1986)

e. Pelabuhan Campuran

Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk

penumpang dan barang, sedangkan unuk keperluan minyak dan ikan biasanya

tetap pisah. Tetapi bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf

perkembangan keperluan untuk bongkar muat minyak juga menggunakan

dermaga atau jembatan yang sama guna keperluan barang dan penumpang.

Pada dermaga dan jembatan juga diletakan pipa-pipa untuk menyalurkan

minyak.

f. Pelabuhan Militer

Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk

memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan

cukup terpisah. Konstruksi tambatan dan dermaga hampir sama dengan

pelabuhan barang hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada

barang letak/kegunaan bangunan harus seefisien mungkin sedang pada

lebuhan militer bangunan-bangunan pelabuhan harus di pisah-pisah yang

letaknya agak berjauhan.

II. 3 .5. Ditinjau Menurut Letak Geografis

Menurut letak geografisya pelabuhan dapat dibedakan menjadi pelabuhan

alam, semi alam, atau buatan.

a. Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindung dari badai dan

gelombang secara alam. Misalnya suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk

estuary, dan muara sungai.

b. Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh

gelombang dengan membangun bangunan pemecah gelombang (Break

water).

9

Page 10: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

c. Pelabuhan semi alam merupakan campuran dari kedua pelabuhan diatas.

Misalnya suatu pelabuhan yang terlindung oleh lidah pantai dan

perlindungan buatan yang hanya pada alur masuk.

II.4. Kriteria Teknis

Pelabuhan merupakan salah satu prasarana penting dalam jaringan

transportasi dan merupakan titik temu antara angkutan laut disatu pihak dan angkutan

lain dipihak yang lain. Sebagaimana diketahui bahwa ada dua sudut pandang yang

berbeda dalam fungsi suatu pelabuhan yaitu :

a. Pelabuhan harus dapat dan mampu menjamin kapal aman masuk kedalam

pelabuhan serta disediakannya fasilitas-fasilitas untuk kapal dan perkapalan

(air, minyak dan Lain -lain).

b. Keselamatan transportasi dimana pelabuhan sebagai titik pertemuan dari dua

sarana transportasi untuk itu diperlukan berbagi sarana dan prasarana seperti :

dermaga, gudang, dan Lain -lain.

Dalam melakukan studi ini didasarkan pada ramalan aliran barang dan

penumpang yang akan melalui pelabuhan. Hasil ramalan aliran barang dan

penumpang yang akan melalui pelabuhan sedemikian rupa sehingga mampu akan

mendukung kegiatan-kegiatan di pelabuhan pada masa sekarang dan masa yang akan

datang sesuai dengan perkembangannya.

Untuk mendapatkan perkiraan yang mendekati keadaan masa yang akan

datang maka akan dianalisa adalah masukkan yang berkaitan dengan aliran barang,

penumpang, serta kondisi alam itu sendiri. Adapun faktor-faktor utama pelabuhan

adalah berbagai macam barang yang di angkut, volume barang dan jenis kapal yang

menyinggahi pelabuhan.

II. 4 .1. Dermaga

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat

dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaikan-

10

Page 11: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

turunkan penumpang. Dimensi dermaga berdasarkan pada jenis dan ukuran kapal

yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut. Maka panjang dermaga dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

BOR = Jumlah kedatangan kapal− jumlahtunggukapal

tersediabertambatx 100 %

..........................................(2-1)

ONB = (tersedia bertambat− jumlahtunggu kapal)tersedia bertambat

x 100 %

.................................................(2-2)

Dimana :

BOR = Tingkat pemakaian tambatan

ONB = Jumlah terbaik tambatan

II. 4 .2. Gudang (warehouse)

Gudang atau warehouse adalah tempat untuk menyimpan barang yang

diturunkan dari kapal atau sebaliknya dalam waktu yang lama, namun tidak semua

barang yang dibongkar dari kapal dan disimpan di gudang atau lapangan

penumpukan. Sebagai besar barang dikirim langsung ke tempat tujuan, sedang

sisanya tertahan di pelabuhan dan disimpan di gudang dan lapangan penumpukan.

Untuk perhitungan luas gudang digunakan cara matematis yang diambil dari

buku “Perencanaan Pelabuhan” Bambang Triatmodjo, hal. 308 dengan menggunakan

variabel-variabel sebagai berikut, maka luas gudang dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

A = T . TrT . Sf

365. Sth(1−BS) ....................................................(2-3)

Dimana :

A = Luas gudang (m2).

T = Throughput per tahun (muatan yang lewat tiap tahun).

TrT = Transit time/dwelling time (waktu transit, hari).

11

Page 12: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Sf = Storage Factor (Rata-rata volume untuk setiap satuan berat

komoditi, m3/ton, misalkan tiap 1 m3 muatan mempunyai berat 1,5 ton

berarti Sf = 1/1,5 = 0,6667 m3/ton).

Sth = Stacking height ( tinggi tumpukan muatan, m).

BS = Broken Stwage of Cargo ( Volume ruang yang hilang diantara

tumpukan muatan dan ruangan yang diperlukan untuk lalu lintas alat

pengangkut seperti forklift atau perlatan lain untuk menyortir,

menumpuk dan memindahkan muatan, %).

365 = Jumlah hari dalam satu tahun.

II. 4 .3. Lapangan Kontainer (Container Yard)

Lapangan Kontainer (Container Yard) adalah merupakan suatu tempat yang

digunakan untuk menumpukan Kontainer atau peti kemas yang berisi muatan

ataupun kosong yang akan dikapalkan atau baru diturunkan. Untuk perhitungan luas

lapangan kontainer digunakan cara matematis yang diambil dari buku “Port

Development” UNCTAD, hal. 211 dengan menggunakan variabel-variabel sebagai

berikut, maka luas lapangan penumpukan peti kemas dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Kapasitas penanganan kontainer (TEUs)

= Arus peti kemas per tahun x lamanya barangdisimpan365 hari ............................................(2-4)

Luas kebutuhan netto transit storange

= Kapaitas penanganan Kontainer x luas ruangan bongkar muat peti kemas.........(2-5)

Luas lapangan kontainer

= Luas kebutuhan netto transit storange x 1+Faktor Keamanan

100 .............................(2-

6)

II. 4 .4. Terminal Penumpang

Untuk perhitungan luas terminal penumpang di dasarkan pada gerakan pada

jam sibuk dengan mengasumsikan kebutuhan ruang untuk setiap penumpang dengan

barang bawaan sebesar 1,2 m2. Perhitungan luas terminal dihitung dengan rumus

12

Page 13: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

sebagai berikut :

Luas terminal penumpang = Kr x G .......................................................................(2-7)

Dimana: Kr = Kebutuhan ruangan (m2)

G = Gerakan penumpang pada jam sibuk

Gerakan penumpang pada jam sibuk :

G = Q x A ...............................................................................(2-8)

Dimana: G = Gerakan penumpang pada jam sibuk

A = Jumlah penumpang

q = Faktor jam sibuk

Dan untuk rumus Faktor Jam sibuk (q) adalah:

q = M x D x H..............................................................................(2-9)

Dimana: M = Jumlah penumpang pada bulan tersibuk dibagi jumlah

penumpang setahun.

D = Jumlah penumpang pada hari tersibuk dibagi jumlah

penumpang pada bulan tersibuk.

H = Jumlah penumpang pada jam tersibuk dibagi jumlah

penumpang pada hari tersibuk.

Untuk keadaan tersibuk jumlah penumpang diasumsikan dua kali dari jumlah

penumpang pada hari-hari biasa ,bulan dan tahun.

Untuk areal terminal penumpang perlu disediakan fasilitas-fasilitas untuk

kebutuhan penumpang antara lain: Kamar kecil/toilet, ruang satpam/informasi, ruang

penimbangan barang bawaan dan cafeteria.

II.5. Teknik Peramalan

Ramalan pada dasarnya merupakan dugaan atau perkiraan akan terjadi suatu

kejadian atau peristiwa yang akan datang. Dan untuk pengembangan suatu pelabuhan

diperlukan masukan-masukan yang berhubungan dengan aktifitas dalam pelabuhan

13

Page 14: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

antara lain: kegiatan bongkar muat barang, naik turun penumpang, dan arus

kunjungan kapal yang akan terjadi. Dalam penulisan ini dipakai empat metode

sebagai berikut :

a. Metode regresi linier

Persamaan umum : Y = a + bx ...........................................................(2-10)

Dimana :

Y = Hasil ramalan (variabel tak bebas)

a,b = Koefisien regresi

X = Tahun peninjauan (variabel bebas)

Nilai a dan b dapat dihiting dengan rumus :

(∑Yi) – b (∑Xi)a = .............................................................................(2-11)

n

n (∑XiYi) – (∑Xi)(∑Yi)b = ................................................(2-12)

n (∑Xi2) – (∑Xi)2

Sedangkan untuk koefisien korelasi Rumusnya :

n (∑XiYi) – (∑Xi)(∑Yi)r = ...................................(2-13) ( n (∑Xi2) – (∑Xi)2 )(n (∑Yi)2 – (∑Yi)2)

Dimana besarnya : -1 ≤ r ≤ 1

Keterangan : Y = hasil ramalan (variabel tak bebas)

a,b = Koefisien Regresi

X = tahun peninjauan

b. Metode regresi linier exponensial

Persamaan umum : Y = A x Bx ........................................................(2-14)

Bentuk ini dapat ditransfer ke regresi linier sebagai berikut :

14

Page 15: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Log Y = Log A + x Log B .............................................................(2-15)

Jika : Log Y = Y Log A = a

X = X Log B = b

Maka : A = 10a B = 10b

Jadi persamaan eksponensial menjadi : Y = a + bx yang telah berubah

bentuk menjadi regresi linier.

Dimana nilai a dan b dapat di hitung dengan rumus :

∑logYi –log b (∑Xi)a = .....................................................................(2-16)

n

n (∑Xi logYi) – (∑Xi)(∑ logYi)b = ..................................................(2-17)

n (∑Xi2) – (∑Xi)2

sedangkan untuk koefisien korelasi rumusnya :

n (∑Xi logYi) – (∑Xi)(∑ logYi)r = ...............................(2-18)

( n (∑Xi2) – (∑Xi)2) (n (∑ logYi2) – (∑ logYi)2)

Dimana besarnya : -1 ≤ r ≤ 1

Keterangan : Y = hasil ramalan (variabel tak bebas)

a,b = Koefisien Regresi

X = tahun peninjauan (variabel bebas)

c. Metode regresi logaritma

Persamaan umum: Y = a + bLnX ……………………………..........(2-19)

Dimana:

Y = Hasil ramalan (variabel tak bebas)

15

Page 16: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

a,b = Koefisien regresi

X = Tahun peninjauan (variabel bebas)

nilai a dan b dapat di hitung dengan rumus :

(∑Yi) – b LnXi a = ..............................................................................(2-20) n

n (∑ Yi)(LnXi) – (∑Yi)(∑LnXi) b = .........................................(2-21) n (∑LnXi2) – (∑LnXi)2

Sedangkan untuk koefisien korelasi rumusnya :

n (∑Yi LnXi) – (∑ LnXi)(∑Yi)r = ................................(2-22)

( n (∑LnXi2) – (∑LnXi)2)((n ∑Yi2) – (∑Yi)2)

Dimana besamya : -1 ≤ r ≤ 1

Keterangan :

Y = hasil ramalan (variabel tak bebas)

a,b = Koefisien Regresi

X = tahun peninjauan

(Dikutip dari buku Pengantar Metode Statistika oleh Dajan Anto)

Untuk menghitung nilai a, b dan r dalam kedua metode peramalan ini

dipakai program baku dari Microsoft excel biasa.

d. Secara matematis, fungsi distribusi posson

...............................................................................1

Dimana : P = probality × = jumblah kedatangan

16

Page 17: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

λ = jumblah kedatangan rata-rata t = periode waktu e = dasar logaritma natural 2,71828×! = x factorial.......x(x-1)(x-2)

Distribusi Erlang dipengaruhi oleh nilai konstanta Erlang (K).apabila nilai K = 1, maka distribusi mengikuti fungsi eksponensial negative. Jika nilai K bertambah besar, ada sebagian kecil nilai – nilai yang terlalu panjang dan terlalu pendek dar suatu pelayanan dan akhirnya apabila nilai k = 0, maka waktu pelayanan adalah seragam. (Subagyo ; 1983)Secara umum model distribusi Erlang dapat dituliskan sebagai berikut:

..…................................................................................2

Jika nialik = 1 maka:

P0 (t) = e-ut ...........................................................................................3Dimana :PO (t) = Frekuensi kumulatif waktu pelayanan

µ = Tingkat layanan rata-rata × = Waktu layanan K = Konstanta erlang

Untuk mengetahui bahwa anggapan model distribusi dari data yang diperoleh dapat diterima,maka dilakukan uji kecocokan. Diman uji kecocokan ini akan membandingkan antara frekuensi yang sebenarnya diamati dengan frekuensi yang diharapkan berdasarkan model yang diandaikan.Uji kecocokan ini dilakukan dengan mengunakan Distribusi Chi kuadrat

..........................................................................................4

Dimana :x2=¿ Chi-kuadratfn = Frekuensi yang sebenarnya di amatien = Ferkuensi yang diharapkan berdasarkan model yang diandaikan k = Banyaknya kategori atau interfal kelas

hasil yang didapat dengan rumus tersebut, dibangdingkan dengan nilai Chi Kuadrat pada derajat kebebasan (dk) dan peluang (p) yang telah ditentukan.

dk = k – q – 1....................................................................................5p = 1 – α ..........................................................................................6

Dimana :

17

Page 18: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

dk = Derajat kebebasan q = Banyaknya parameter yang ditaksir α = Tarf nyata untuk pengujian

Untuk distribusi poisson, ada satu parameter yang ditaksir yaitu λ, berarti q =1, sehingga dk = k -2 Deemikian pula untuk pola distribusi eksponensial negative, parameter yang di taksir han ya satu (µ), sehingga dk = k-2 Dalam melakukan uji Chi kuadarat, apabila nilai frekuensi yang diharapkan terlalu kecil, maka dilakukan penggabungan antara karegori yang berdekatan sehingga hasil gabungan dianggao cukup besar.Untuk menganalisa antrian kapal, maka digunakan anggapan – anggapan dengan persamaan sebagai berikut:

...............................7

Dimana : Tw = Waktu tungu kapal rata-rata

Tb = Waktu layanan rata-rata terhadap kapal Ø = Intensitas lalulintas N = Jumblah dermaga identik

Selanjutnya dari waktu putar kapal yang terdiri dari waktu tunggu kapal dan waktu pelayanan dermaga, dapat diketahui panjang antian rata –rata dengan persamaan :

Lq = Tw. Λt......................................................................................8

Dimana : Lq = Panjang antrian rata rata Tw = Waktu tunggu kapal

λt = Tingkat kedastangan kapal rata-rata

jumblah rata-rata kapal berada dalam sistem pelayanan dermaga

ń = Lq + Ø ......................................................................................9

Dimana : ń = Jumblah rata-rata kapal dalam sistem Ø = Intensitas lalu lintas

Tingkat pemanfaatan dermaga adalah perbandingan antara tin gkat kedatangan kapal serta waktu pelayanan dermaga terhadap kapal, dengan jumlah dermaga identik.Secara marematis dapat di tulis :

...............................................................................10

Ø = N. Ø.........................................................................................11Dimana :

Ø = Tingkat pemanfaatan dermaga (%)

λt = Tingkat kedatangan kapal (kapal/hari)

Tb = waktu pelayanan terhadap kapal : (muliadi; 1992)

Batasan singkat pemanfaatan dermaga rehadap kapal : (Muliadi ;1992)

18

Page 19: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

1 Jika Ø < 70% masi dapat memenuhi standar 2 Jika 70 % < Ø < 85 % dimana masih berada pada preferred range

(taraf baik)3 Jika 85 % < Ø , 100% sudah tidak layak lagi dan dan diperlukan suatu

pembangunan pelabuhan

II. 6. Penelitian Sejenis

Dalam teori penulisan ini menggunakan menggunakan standar dan peraturan

yang berlaku saat ini serta karaya ilmiah yang hampir sama yang pernah di tulis

antara lain:

a. Rivano Lumban, 2008

Rivano Lumban menulis tentang Pengembangan Pelabuhan Laut di

Kabupaten Nabire Propinsi Papua,dengan menganalisa kemampuan

pelayanan fasilitas pelabuhan pada pembahasan ini di ambil tahun 2015 dan

2020 sebagai tahun peninjauan. Sementara fasilitas – fasilitas pelabuhan

yang dikembangkan adalah dermaga pada tahun 2015 di tambah sepanjang

383 meter dan pada tahun 2020 di tambah 959 meter, lapangan penumpukan

tidak perlu ada penambahan pada tahun 2015 dan tahun 2020 karena luasnya

masih memadai, Luas Gudang ditambah 991,007 m2 pada tahun 2015 dan

4971,87 m2 pada tahun 2020 dan Terminal penumpang untuk tahun 2015

tidak perlu ada penambahan karena luasn yang ada sekarang (450 m2) masih

memadai untuk tahun 2015 sedangkan untuk tahun 2020 perlu adanya

penambahan karena luas yang dibutuhkan 575,23 sedangkan luas yang ada

sekarang 450 m2.

b. Henriente D. Titaley, 2008

Henriente D. Titaley menulis tentang Pengembangan Pelabuhan Laut

Yos Sudarso Ambon, berdasarkan hasil analisis peramalan jumlah penumpang

pada tahu 2016 untuk penumpang naik sebesar 289,199 orang/tahun atau

mengalami kenaiikan sebesar 38,64 %, untuk penumpang turun 223,535

orang/tahun atau mengalami kenaikan sebesar 24,96 %, untuk kapal sebesar

5712 kapal yang berkujung atau kemungkinan sebesar 24,12% untuk barang

19

Page 20: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

55, 288 ton/tahun yang dimuat atau sebesar 13,95%, 865,357 ton/tahun untuk

barang yang dibongkar atau mengalami kenaikan sebesar 53,67% dan jumlah

angkutan petikemas sebesar 81,667 TEUs atau mengalami kenaikan sebesar

53,78 %. Untuk Dermaga pada tahun 2007 perlu ditambah sepanjang 79 m

sehingga panjang keseluruhan dermaga 655 m atau peningkatan produktifitas

bongkar muat dari 20 ton/gang/jam menjadi duakali lebih besar dari

produktifitas yang ada, sedangkan pada tahun 2016 perlu ditambah 371 m

dimana total panjang dermaga menjadi 947 m atau perlu peningkatan

produktifitas bongkar muat dari 20 ton/gang/jam menjadi tigakali lebih besar

dari produktifitas yang ada. Untuk terminal penumpang perlu penambahan

445 m2 sehingga totalnya menjadi 1695 m2 sampai tahun 2007 dan untuk

tahun 2016 perlu penambahan luas sebesar 1149 m2 sehingga totalnya

menjadi 2399 m2. Lapangan penumpukan pada tahun 2007 perlu ditambah

sebesar 3961 m2 sehingga total luasnya menjadi 12,361 m2 sedangkan untuk

tahun 2016 perlu penambahan luas sebesar 13,980 m2 sehinggga totalnya

menjadi 2.380 m2.

c. Rantebua. J, 2005

Rantebua. J, menulis tentang Pengembangan Pelabuhan Laut Kendari

Kodya Kendari, dengan menganalisis fasilitas yang ada guna menjalankan

fungsi secara maksimal maka fasilitas pelabuhan yang perlu/lebih

diprioritaskan diperluaskan/dikembangkan seperti pada tabel dibawah ini :

No. FasilitasLuas tahun

2010

Luas tahun

2015

1. Dermaga (451 x 16) m (605 x 16) m

2.

Lantai penumpukan :

a. Gudang

b. Lapangan

penumpukan

2732,86 m2

1821,91 m2

3076,202332 m2

2050,8 m2

3. Terminal penumpang 105,33456 m2 166,3092 m2

Melihat hasil ramalan yang ada dan fasilitas yang sudah tersedia sebelumnya

maka disimpulkan sebagai berikut :

20

Page 21: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

a. Dermaga pada tahun 2010 perlu ditambah sepanjang 181 meter,

sedangkan pada tahun 2015 perlu di tambah 335 meter.

b. Lantai penumpukan :

Gudang perlu ditambah 1732,86 m2 pada tahun 2010 dan

2076,57 pada tahun 2025.

Lapangan penumpukan tidak perlu ada penambahan karena

luas sekarang 3528 m2 masih memadai untuk tahun 2015.

c. Terminal penumpang tidak perlu adanya penambahan karena luas

yang ada sekarang 500 m2 untuk tahun 2015.

21

Page 22: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Flow Chart Penelitian

Langkah-langkah penelitian ini disajikan dalam bentuk flow chart (diagram

alir) yang ditunjukan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Bagan Flow Chart Penelitian

22

YA

KESIMPULN DAN SARAN

TUJUAN

PENGAMBILAN DATA

DATA PRIMER : 1. Dermaga 2. Gudang 3. Lapangan Kontainer 4. Terminal Penumpang

DATA SEKUNDER : 1. Data Penumpang 2. Bongkar Muat Barang3. Kunjungan kapal 4. Bongkar Muat Peti kemas5. Angin6. Keadaan Iklim 7. Pasang Surut 8. Arus 9. Gelombang 10. Ukuran dan Bentuk Pelabuhan 11. Kedalaman Kolam Pelabuhan 12. Topografi dan Geologi 13. Jumlah Penduduk

KOMPILASI DATA

ANALISA DATA

Page 23: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

III.2. Metode Penelitian

Penelitian ini disusun dengan didukung oleh data atau informasi yang didapat

berdasarkan:

a. Studi literatur: Membaca buku-buku dan karya ilmiah (skripsi) yang

berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

b. Studi lapangan: Memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan objek

pengamatan, data yang dimaksud adalah data primer dan data sekunder.

III.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada berbagai lembaga yang berkompeten

dalam penyusunan data seperti Kantor PT.Pelindo Pelabuhan Sorong, Badan Pusat

Statistik Kabupaten Sorong dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

Survei dan pengamatan dilakukan untuk mempelajari fenomena yang terjadi

dilapangan serta dilakukan pengambilan gambar situasi pelabuhan laut Sorong. III.3.1.Pengambilan Data Sekunder

Pengambilan data sekunder diperoleh dari Kantor PT,pelindo Pelabuhan

Sorong, Badan Pusat Statistik Kota Sorong dan Badan Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika. Adapun data-data sekunder yang diambil meliputi: data penumpang,

barang cargo, kunjungan kapal, angin, keadaan iklim, pasang surut, arus, gelombang,

ukuran dan bentuk pelabuhan , kedalaman kolam pelabuhan, tinjauan sedimentasi,

topografi dan geologi serta data jumlah penduduk.

III.3.1. Pengambilan Data Primer

Pengambilan data primer diperoleh dari Kantor PT,pelindo Pelabuhan Sorong

yang meliputi: data dermaga, gudang , lapangan kontainer (Container Yard) dan

terminal penumpang.

III.4. Analisa Data

Data-data jumlah penumpang, kunjungan kapal dan barang yang telah

dikumpulkan selanjutnya dianalisa dengan menggunakan analisa regresi dan

distribusi poisson untuk memperkirakan data pada 5-10 tahun kedepan.

23

Page 24: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Hasil analisa regresi kemudian direncanakan untuk pengembangan fasilitas-

fasilitas yang akan dikembangkan seperti dermaga, gudang, lapangan penumpukan

dan terminal penumpang pada pelabuhan laut Sorong untuk memenuhi tujuan dari

penelitian ini.

24

Page 25: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

BAB IV

HASIL DAN ANALISA

IV.1 Gambar Umum Pelabuhan Laut Sorong

Pelabuhan laut Sorongi merupakan salah satu pelabuhan di Propinsi Papua

barat, dan terletak pada wilayah administratif pemerintah kota Sorong. Pelabuhan ini

merupakan pelabuhan yang diusahakan dan dikelola oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut Kantor PT.Pelindo Pelabuhan Sorong.

Pelabuhan Sorong memiliki tipe pelabuhan kelas I dan ditinjau dari segi

teknis termasuk pelabuhan alam, karena tidak perlu dibangun breakwater untuk

menjamin keamanan kapal dalam melakukan bongkar muat. Pelabuhan ini terletak

didalam teluk yaitu teluk Sele dan pulau-pulau kecil disekitar sehingga daerah

pelabuhan aman terhadap pengaruh angin dan gelombang laut disekeliling.

Dilihat dari kondisi geografis, pelabuhan serui memegang peranan sangat

penting karena merupakan pintu gerabang perekonomian dan pemerintahan propinsi

Papua Barat khususnya di Sorong.

IV.2 Kondisi Alam

IV.2.1 Kondisi topografi dan hidrografi

Pelabuhan Sorong berada pada posisi 01°53”00 LS dan 131°10”00 LT,

pelabuhan Sorong memiliki lahan darat yang sangat terbatas yang diapit oleh jalan

raya utama disebelah utara dan perairan yang dalam disebelah selatan. Disebelah

timur area pelabuhan terdapat rumah warga di deretan Sorong Laut. Sedangkan

disebelah barat terdapat Pelabuhan minyak datar yang tidak terlalu luas yang

digunakan untuk kepentingan terminal dan taman.

IV.2.2 Keadaan klimatologi dan Hidro-Oceanografi

1) Curah Hujan

Berdasarkan data curah hujan dan temperatur yang diperoleh dari stasiun

meteorologi kelas I Sorong menunjukkan bahwa besarnya curah hujan pada bulan

tertentu terjadi sangat tinggi atau musim hujan. Hasil pencatatan stasiun meteorologi

25

Page 26: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

kelas I Sorong bahwa curah hujan rata-rata/tahun di Sorong adalah 279 milimeter

dengan temperatur rata-rata 28°C.

2) Angin

Berdasarkan data yang diperoleh dari stasiun meteorologi kelas I Sorong

menunjukkan bahwa tingkat kecepatan angin yang tinggi umumnya terjadi pada

musim hujan. Data yang diperoleh dari stasiun meteorologi kelas I Sorong bahwa

arah/kecepatan angin rata-rata/tahun di Sorong dari tahun 2002 sampai tahun 2011

adalah Barat/6 knot.

3) Pasang Surut

Dari stasiun meteorologi kelas I Sorong didapat data pasang surut sebagai

berikut :

High Water Level (HWL) : 3,00 MSL

Low Water Level (LWL) : 1,00 MSL

Sifat pasang surut yang terjadi dipelabuhan adalah pasang surut campuran

condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal) yaitu dalam satu hari

terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut. Pasang surut jenis ini banyak

terdapat di perairan Indonesia timur.

4) Gelombang

Kondisi perairan pelabuhan Sorong relatif terlindung secara alamiah oleh pulau-

pulau sekitarnya dan Teluk Sele sehingga jarak bangkitan gelombang akibat angin

relatif pendek dan gelombang yang dihasilkan tidak terlalu besar. Tinggi gelombang

yang terjadi diperairan pelabuhan Sorong pada Umumnya berkisar 1,5 meter di

tengah laut sampai di dekat tepi pantai dan terjadi pada bulan november sampai

dengan bulan desember setiap tahunnya.

5) Arus

Kecepatan arus diperairan kolam pelabuhan Sorong masih dalam batas normal

yakni kurang dari 1 knot (2 m/det). Karena kecepatan arus di pelabuhan Sorong

26

Page 27: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

masih dalam batas normal jadi kecepatan arus yang ada tidak terlalu mempengaruhi

kapal-kapal yang bergerak dan melakukan aktifitas dipelabuhan Sorong.

IV.3 Kondisi Wilayah Hinterland di Pelabuhan

IV.3.1 Kedudukan Kota S orong Dalam Lingkup Propinsi

Kota Sorong merupakan salah satu daerah tingkat I tapi jika dibandingkan

dengan daerah tingkat I yang lainnya kota Sorong merupakan kota yang sangat

berkembang.

Kota Sorong juga menjadi pintu gerbang di propinsi Papua Barat melalui laut,

karena kota ini memeiliki pelabuhan laut yang berperan sebagai pelabuhan utama

yang melayani pelayaran lokal, dalam negri dan luar negri. Dengan kedudukan ini

diharapkan kota Sorong dapat menjadi titik simpul bagi pengembangan Papua Barat

bahkan lebih luas lagi pada pengembangan Indonesia Bagian Timur.

Seperti diketahui kota Sorong merupakan daerah kepulauan, oleh sebab itu

dapat dikatakan bahwa transportasi yang berperan penting adalah transportasi laut.

Sehingga hubungan laut memegang peranan penting dalam hinterland pelabuhan

laut, hinterland yang dihubungkan dengan pelabuhan Sorong adalah kabupaten

Manokwari, Wondama, Biak Numfor, Nabire, Jayapura dan kabupaten Raja

Ampat.dan Sorong selatan

IV.3.2 Potensi Wilayah

Seperti diketahui Kota Sorong merupakan hiterland utama pelabuhan laut

Sorong dan mempunyai sumber daya alam yang sangat kaya baik dilaut maupun

didarat. Potensi disektor sumber daya perikanan laut dikawasan ini meliputi, ikan

pelagis yang terdiri dari ikan tuna, cakalang, layang, teri dan julung-julung dan ikan

demersal yang terdiri dari ikan kakap, hiu, cucut, kerapuh, udang dan mutiara. Dan

jenis tumbuhan pangan yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah padi, jagung,

kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, sayuran dan buah-buahan.

Produktifitas tanaman perkebunan yang ditanam adalah kakao, kopi, kelapa.

Wilayah Kota Sorong sangat kaya akan sumber daya mineral, antara lain

seperti minyak dan gas bumi. Disamping itu terdapat potensi bahan galian industri,

seperti : Batu gamping, marmer dan bahan baku semen. Disektor kehutanan potensi

27

Page 28: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Kota Sorong amat menjanjikan karena sumber daya hutannya antara lain, kayu besi,

kayu merbau, kayu matoa, kayu putih, kayu lwan dan rotan.

IV.4 Tinjaun Aspek Sosial Ekonomi

Aspek sosial ekonomi juga adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

perkembangan dari pelabuhan Sorong, kota Sorong merupakan pusat pemerintah,

pendidikan dan juga sebagai pusat perdagangan sehingga tingkat pertumbuhan

penduduk sangat tinggi dan tingkat pertumbuhan yang tinggi merupakan suatu

masalah kependudukan.

Pertumbuhan penduduk secara kuantitas dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain faktor kelahiran, faktor kematian dan perpindahan penduduk dari suatu

daerah ke daerah lainnya. Semakin banyak penduduk mengakibatkan peningkatan

perpindahan penduduk yang erat kaitannya dengan kebutuhan akan sarana

transportasi baik melalui transportasi laut, darat, maupun udara. Sesuai dengan data

yang diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik Sorong berdasarkan data sensus

penduduk dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kota Sorong

TahunJumlah Penduduk

(Jiwa)

Pertumbuhan

(Jiwa)

Tingkat

Pertumbuhan (%)

2002 60.532 - 0

2003 62.149 1617 2,67

2004 70.684 8535 13,73

2005 71.218 534 0.76

2006 73.668 2450 3,44

2007 76.096 2428 3,30

2008 78.492 2396 3,15

2009 80.844 2353 3,00

2010 82.951 2107 2,61

2011 - - -

Pertumbuhan rata-rata 3,63

Sumber: (Badan Pusat Statistik kota Sorong, 2013)

28

Page 29: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 201060000

65000

70000

75000

80000

85000

Tahun

Jum

lah

Pend

uduk

(Jiw

a)

Grafik 4.1 Jumlah Penduduk Kota Sorong

Dari data pada tabel 4.1 dan grafik 4.1 diatas terlihat bahwa jumlah penduduk

umumnya meningkat dari tahun ke tahun dengan tingkat pertumbuhan rata-rata

sebesar 3,63% hal ini tentunya mempengaruhi sarana transportasi secara umum.

Akan tetapi tidak mutlak peningkatan jumlah penduduk, akan meningkat juga

pengguna jasa transportasi. Hal ini harus ditunjang beberapa faktor diantaranya

adalah pendapatan perkapita.

Dalam perencanaan pengembangan sarana transportasi khususnya

peningkatan sarana angkutan laut, pertumbuhan penduduk merupakan hal yang

diperhitungkan. Fungsi pelabuhan yang baik akan menunjukan kelancaran aktifitas

pelabuhan, serta membantu meningkatnya perekonomian masyarakat. Pendapatan

perkapita merupakan salah satu indikator ekonomi untuk mengukur tingkat

kemakmuran suatu Propinsi/Daerah.

.

29

Page 30: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

IV.5 Kondisi Fasilitas Pelabuhan

Studi tentang kondisi fasilitas pelabuhan Sorong yang ada sekarang

merupakan suatu langkah awal perencanaan pegembangan pelabuhan Sorong karena

hal ini sangat berpengaruh terhadap jumlah dan ukuran kapal yang akan berkunjung,

kelancaran turun naik penumpang, lamanya waktu yang dipakai bongkar muat barang

dan aktifitas lainnya di pelabuhan.

IV.5.1 Alur Pelayaran

Alur pelayaran dari pelabuhan Sorong cukup lebar dan dalam sehingga

membuat kapal dapat bergerak tanpa tergantung pada pasang surut yang terjadi di

perairan sekitar alur pelayaran. Data yang diberikan dari Kantor PT.Pelindo

Pelabuhan Sorong, bahwa Panjang alur pelayaran pelabuhan Sorong adalah

dermaga1,panjang 120 meter, lebar 12 meter dengan kedalaman 9 Meter,LWS.

Dermaga 11,panjang 80 meter, lebar 22 meter dengan kedalaman 9 meter, LWS,

Dermaga 111, panjang 80 meter lebar 22 meter dengan kedalaman 9 meter,LWS.

IV.5.2 Kolam Pelabuhan

Kolam pelabuhan Sorong cukup tenang karena terletak di dalam teluk, kolam

pelabuhan Sorong juga mempunyai luas dan kedalaman yang cukup. Luas daerah

kolam pelabuhan adalah kira-kira 11 m2, kedalaman kolam minimum 20 meter,

kedalaman maksimum 28 meter dan kedalaman di dermaga 9 meter LWS.

IV.5.3 Dermaga Pelabuhan S orong

Panjang deramga pelabuhan Sorong 280 meter dan lebar 56 meter

dibangun tahun 1978 namun pada tahun 1993 dan 1994 dermaga tersebut

direnovasi. Dermaga ini terbuat dari konstruksi beton bertulang diatas tiang pancang.

Kedalaman perairan di dermaga 9 meter, dengan elevasi ±3 meter LWS. Dermaga ini

dioperasikan untuk melayani kapal penumpang, kapal genaral cargo dan kapal peti

kemas. Pada saat ini kondisi dermaga kurang begitu baik dan kurang terawat

sehingga akibatnya pada waktu disandari kapal, dermaga ini bergoyang sehingga

beban hidup diatas dermaga harus dibatasi.

30

Page 31: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

IV.5.4 Lapangan Kontainer (Container Yard)

Lapangan Kontainer (Container Yard) di pelabuhan Sorong sebelumnya

diperuntukan bagi genaral cargo akan tetapi sekarang sudah kembali menjadi

Lapangan Kontainer (Container Yard) karena seiring dengan meningkatnya volume

peti kemas dan menurunnya volume barang melalui gudang.

Tabel 4.3 Fasilitas Lapangan Penumpukan

No Lapangan Jenis konstruksi Luas (m2) Ket

1 Lap. Penumpukan Pengaspalan 2000

Sumber: (Kantor PT. Pelabuhan Sorong IV, 2013)

IV.5.5 Gudang

Gudang yang ada dipelabuhan Sorong sebanyak 1 unit, yang dioperasikan

untuk kepentingan umum dan Keadaan gudang saat ini kurang terawat. Gudang ini

dibangun pada tahun 1978 dengan konstruksi permanen dan mempunyai luas kira-

kira 1,950 m2.

IV.5.6 Terminal Penumpang

Terminal penumpang dipelabuhan Sorong terdiri dari bangunan dua lantai

permanent yang mempunyai luas 2000 m2 dengan tahun pembuatan 1994. Fasilitas-

fasilitas terminal penumpang pelabuhan Sorong seperti tempat duduk diruang tunggu

dan toilet kurang begitu terawat sehingga membuat tidak nyaman para penumpang

dan pengantar.

IV.5.7 Fasilitas Penunjang Lainnya

1) Perlatan Bongkar Muat

Tabel 4.4 Perlatan Bongkar Muat

No Nama Perusahaan Jenis Perlatan Unit Ket

1. PT.PELINDO Crane 12. PT.PELINDO Forklift 23. PT,PELINDO PMK 1

sumber: (Kantor PT. Pelanuhan Sorong IV, 2013)

31

Page 32: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

2) Listrik dan Jaringan Air Bersih

Listrik bersumber dari PLN untuk penerangan kompleks pelabuhan

Sorong serta penerangan dermaga pelabuhan Serui dan mesin pembangkit

bersumber dari PLTD. Daya yang diberikan PLN untuk pelabuhan Sorong

adalah 100,400 Kva. Fasiltas air bersih untuk pelabuhan Sorong bersumber

dari PDAM dengan sebuah reservoir 400 ton penampung air terdapat didalam

areal pelabuhan Sorong.

IV.6 Arus Kunjungan Kapal, Barang dan Penumpang di Pelabuhan Sorong

IV.6.1 Arus Penumpang di Pelabuhan S orong

Dalam periode tahun 2006-2011 arus penumpang yang naik dari pelabuhan

Sorong dan turun di pelabuhan Sorong mengalami peningkatan dan penurunan dari

tahun ke tahun. Penumpang yang naik maupun turun dipelabuhan Sorongi umumnya

terdiri dari para pelajar/mahasiswa, pedagang maupun para perantau yang mencari

pekerjaan. Para penumpang ini lebih memilih menggunakan kapal laut karena lebih

murah, di samping itu dapat mengangkut muatan dalam jumlah yang besar

dibandingkan dengan transportasi jenis lainnya. Arus penumpang yang naik dan

turun dipelabuhan Sorong dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini.

Tabel 4.5 Arus Penumpang di Pelabuhan Sorong

TahunArus Penumpang

TotalNaik (orang) Turun (orang)

2006 132.192 149.912 282.1042007 121.992 163.471 285.4632008 120.429 144.010 264.4392009 134.946 133.651 268.5972010 119.726 112.439 232.1652011 115.617 130.056 245.673

Jumlah 1578.441 Sumber Data : (Kantor PT Pelabuhan Sorong IV, 2013)

32

Page 33: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Menurut arus penumpang dipelaabuhan Sorong pada tahun 2006 – 2011 mengalami

jumlah arus maxsimum 1578.441 di bandingkan dengan kapasitas pelabuhan dengan

kapasitas terminal dua lantai dengan mempunyai luas 2000 m2

Maka : 1578.441 – 2000 = 421559 penumpang. yang Naik atau Turun pada lima

tahun terakhir dipelabuhan Sorong mengalami kenaikan pada tahun 2006-2007-

2008-2009-2011 dan penurunan pada tahun 2010.

Grafik 4.3 Arus Penumpang Pelabuhan Sorong

Dari data pada tabel 4.5 dan grafik 4.3 diatas terlihat bahwa arus penumpang

mengalami penurunan dan peningkatan tiap tahunnya. Hal ini tentunya

mempengaruhi rencana pengembangan pelabuhan Sorong lima tahun dan sepuluh

tahun kedepan.

IV.6.2 Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan S orong

Arus kunjungan kapal yang melalui dermaga umum dalam suatu call pada

periode 2006-2011, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel dan grafik di bawah

ini.

33

Page 34: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Tabel 4.6 Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Sorong

Tahun

Kunjungan Kapal (Call)

TotalKapal Luar

negeri

Kapal dalam

negeri

2006 61 1.225 1.286

2007 78 1.196 1.274

2008 67 1.309 1.376

2009 77 1.454 1.531

2010 131 1.166 1.297

2011 95 1.199 1.294

Jumlah 8.058

Sumber Data : (Kantor PT Pelabuhan Sorong IV, 2013)

Menurut arus kapal dipelaabuhan Sorong pada tahun 2006 – 2011 mengalami

jumlah arus maxsimum 8.058 di bandingkan dengan kapasitas pelabuhan dengan

kapasitas pelabuahan dengan panjang 280 meter

Maka : 8.058 – 280 = 271.94 Arus kunjungan kapal yang masuk pada lima tahun

terakhir dipelabuhan Sorong mengalami kenaikan pada tahun 2011-2010-2009-

2008 dan penurunan pada tahun 2006 - 2007

Grafik 4,4 Arus kapal di pelabuhan Sorong

34

Page 35: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Dari data pada tabel 4.6 dan grafik 4.4 diatas terlihat bahwa arus kunjungan

kapal mengalami peningkatan tiap tahun walaupun ada tahun dimana kunjungan

kapal mengalami penurunan. Meningkatnya arus kunjungan kapal ini tentunya akan

mempengaruhi rencana pengembangan pelabuhan Sorong lima tahun dan sepuluh

tahun kedepan.

IV.6.3 Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan S orong

Arus bongkar muat di pelabuhan Sorong dari Tahun 2006-2011 mengalami

peningkatan, dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini. Arus barang dibongkar

dan dimuat dipelabuhan umumnya diangkut dengan menggunakan kapal barang dan

juga kapal penumpang. Kegiatan bongkar muat dilakukan oleh koperasi tenaga kerja

bogkar muat (TKBM) dengan tenaga kerja sebanyak 132 orang serta dibantu oleh

alat mekanik.

Tabel 4.7 Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Sorong

TahunBarang

TotalBongkar (Ton) Muat (Ton)

2006 293.536 71.962 427.6742007 320.898 96.532 457.6432008 405.010 55.003 461.2882009 327.702 60.472 392.2072010 382.855 88751 474.7452011 354.565 74.717 457.917

Jumlah 2571.447 Sumber Data : (Kantor PT Pelabuhan Sorong IV , 2013)

Menurut arus Barang muat barang dipelabuhan Sorong pada tahun 2006 – 2011

mengalami jumlah arus maxsimum 2571.447 di bandingkan dengan kapasitas

pelabuhan dengan kapasitas pelabuahan dengan lahan penumpukan 2000

Maka : 2571.447 – 2000 = 2571. Arus barang yang masuk pada lima tahun

terakhir dipelabuhan Sorong mengalami kenaikan pada tahun 2011-2010-2008-

2007 dan penurunan pada tahun 2006 - 2009

35

Page 36: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Grafik 4,5 Arus Bongkar Muat di pelabuhan Sorong

Dari data pada tabel 4.7 dan grafik 4.5 diatas terlihat bahwa arus bongkar

muat barang mengalami peningkatan tiap tahun walaupun pada tahun 2006 arus

bongkar barang mengalami penurunan dan pada tahun 2009 arus muat barang

mengalami penurunan juga. Namun dengan meningkatnya arus bongkar muat ini

tentunya akan mempengaruhi rencana pengembangan pelabuhan Sorong lima tahun

dan sepuluh tahun kedepan.

IV.6.4 Arus Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan S orong

Perkembangan peti kemas dari tahun 2006-2011 mengalami peningkatan,

pada tiga tahun terakhir. Perkembangan peti kemas meningkat cepat karena

disebabkan oleh pertumbuhan teknologi angkutan laut (sistem ankutan peti kemas).

Arus peti kemas yang masuk ke pelabuhan Sorong dengan menggunakan kapal peti

kemas dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini

Tabel 4.8 Arus Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Sorong

TahunPeti Kemas

TotalBongkar (TEUs) Muat (TEUs)

2006 8.093 8.673 16.766

2007 8.458 7.222 15.680

2008 13.578 9.739 23.317

36

Page 37: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

2009 15.629 13.146 28.775

2010 16.133 16.148 32.281

2011 15.058 14.955 30.013

Jumlah 32.395.551

Sumber Data : (Kantor PT Pelabuhan Sorong IV, 2013)

Menurut arus Bongkar muat peti kemas dipelabuhan Sorong pada tahun 2006 – 2011

mengalami jumlah arus maxsimum 32.395.551 di bandingkan dengan kapasitas

pelabuhan dengan kapasitas pelabuahan dengan penumpukan 2000

Maka : 32,395.551 – 2000 = 32.393.5511. Arus bongkar muat peti kemas yang

masuk pada lima tahun terakhir dipelabuhan Sorong mengalami kenaikan pada

tahun 2008-2010-2010-2011dan penurunan pada tahun 2006 - 2007

Grafik 4,6 Arus Petikemas di Pelabuhan Sorong

Dari data pada tabel 4.7 dan grafik 4.6 diatas terlihat bahwa arus bongkar

muat peti kemas mengalami peningkatan pada tiga tahun terakhir. Meningkatnya arus

bongkar muat peti kemas dalam tiga tahun terakhir dengan cepat tentunya akan

mempengaruhi rencana pengembangan pelabuhan Sorong lima tahun dan sepuluh

tahun kedepan.

37

Page 38: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

VI.7 Forcesting Arus Penumpang, Kunjungan Kapal dan Barang

Forcesting dari arus barang (General Cargo), peti kemas (Container),

penumpang dan kunjungan kapal ditetapkan berdasarkan analisa secara matematis

dari data time series pada tahun sebelumnya. Tujuan peramalan ini adalah untuk

mengetahui peningkatan arus kunjugan kapal, arus barang atau peti kemas dan arus

penumpang yang terjadi di pelabuhan Sorong pada tahun 2016 dan 2021 sebagai

pedoman dalam perencanaan pengembangan pelabuhan. Model-model regresi yang

akan digunakan dalam peramalan adalah model regresi linier dan regresi non linier

eksponensial dan logaritma dan distribusi poiison.

IV.7.1 Arus Penumpang Naik di Pelabuhan S orong

Data arus penumapang naik dari tahun 2006-2011 dianalisis dengan

menggunakan regresi linier dan regresi non linier eksponensial dan logaritma.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel,

diperoleh hasil pada tabel 4.9 :

Tabel 4.9 Hasil Analisa Arus Penumpang Naik

Tahun = XArus Penumpang Naik

Data real Linier Eksponensial Logaritma

2006 = 1 132.192 50912 114 338722007 = 2 121.992 72347 923 766652008 = 3 120.429 93781 7489 1016972009 = 4 134.946 115218 80789 1194572010 = 5 119.726 136651 493405 1332332011 = 6 115.617 158085 00 144489

Koefesien Korelasi 0,718 0,705 0,651 Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

38

Page 39: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 201140000

45000

50000

55000

60000

65000

70000

f(x) = 1774.67272727273 x + 44171f(x) = 44694.6450185992 exp( 0.032568751395255 x )f(x) = 6649.39186434234 ln(x) + 43887.9841920921

Data realLinierLinear (Linier)EksponensialExponential (Eksponensial)LogaritmaLogarithmic (Logaritma)

Tahun

Arus

Pen

umpa

ng N

aik

Grafik 4.7 Hubungan Antara Pertumbahan Waktu Dengan Arus Penumpang Naik

Hasil yang diperoleh pada tabel 4.9 menunjukan bahwa dalam hal ini yang

mempunyai koefesien korelasi yang terbesar dan yang mendekati data awal adalah

analisa regresi linier dengan nilai r = 0,718. Maka untuk meramalkan jumlah

penumpang yang akan naik di pelabuhan Serui dimasa yang akan datang digunakan

regresi linier. Grafik 4.7 menunjukan hubungan antara pertumbuhan waktu dengan

arus penumpang naik dan di analisa dengan menggunakan regresi linier dan regresi

non linier eksponensial dan logaritma

Tabel 4.10 Ramalan Arus Penumpang Naik di Pelabuhan Sorong

Tahun X Jumlah Penumpang Naik (Orang)

2012 11 1795202013 12 2004332014 13 2223892015 14 2438292016 15 2652592017 16 2866332018 17 3031282019 18 3295622020 19 3509972021 20 372432

Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

39

Page 40: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Tabel 4.10 menunjukkan hasil ramalan jumlah penumpang naik di pelabuhan

Sorong dari tahun 2012 – 2021 dengan menggunakan regresi linier. Dari tabel terlihat

bahwa jumlah penumpang naik semakin meningkat tiap tahunnya.

IV.7.2 Arus Penumpang Turun di Pelabuhan Sorong

Data arus penumapang turun dari tahun 2006 - 2011 dianalisis dengan

menggunakan regresi linier dan regresi non linier eksponensial dan logaritma.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel,

diperoleh hasil pada tabel 4.11 :

Tabel 4.11 Hasil Analisa Arus Penumpang Turun

Tahun = XArus Penumpang Turun

Data real Linier Eksponensial Logaritma

2006 = 1 149.912 157690 158111 1605082007 = 2 163.471 150183 149723 1468642008 = 3 144.010 142677 141781 1388822009 = 4 133.651 135170 134260 1332192010 = 5 112.439 127663 127137 1288272011 = 6 130.056 120156 127137 12887

Koefesien Korelasi 0.637 0.654 0.738 Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

20022003

20042005

20062007

20082009

20102011

40000

45000

50000

55000

60000

65000

70000

75000

f(x) = 2027.84848484848 x + 47721.3333333333f(x) = 47399.183261752 exp( 0.0370863626985743 x )f(x) = 9706.94238986075 ln(x) + 44212.7337320468

Data realLinierLinear (Linier)EksponensialExponential (Eksponensial)LogaritmaLogarithmic (Logaritma)

Tahun

Arus

Pen

umpa

ng T

urun

40

Page 41: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Grafik 4.8 Hubungan Antara Pertambahan Waktu Dengan Arus Penumpang Turun

Hasil yang diperoleh pada tabel 4.11 menunjukan bahwa dalam hal ini yang

mempunyai koefesien korelasi yang terbesar dan yang mendekati data awal adalah

analisa regresi logaritma dengan nilai r = 0,738. Maka untuk meramalkan jumlah

penumpang yang akan turun di pelabuhan Sorong dimasa yang akan datang

digunakan regresi logaritma. Grafik 4.8 menunjukan hubungan antara pertumbuhan

waktu dengan arus penumpang turun dan di analisa dengan menggunakan regresi

linier dan regresi non linier eksponensial dan logaritma

Tabel 4.12 Ramalan Arus Penumpang Turun di Pelabuhan Sorong

Tahun X Jumlah Penumpang Turun (Orang)

2012 11 674892013 12 683342014 13 691112015 14 698302016 15 705002017 16 711262018 17 717152019 18 722702020 19 727942021 20 73292

Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

Tabel 4.12 menunjukkan hasil ramalan jumlah penumpang turun di pelabuhan

Sorong dari tahun 2012 – 2021 dengan menggunakan regresi logaritma. Dari tabel

terlihat bahwa jumlah penumpang turun semakin meningkat tiap tahunnya.

IV.7.3 Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Sorong

Data arus kunjungan kapal dari tahun 2012 - 2011 dianalisis dengan

menggunakan regresi linier dan regresi non linier eksponensial dan logaritma.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel,

diperoleh hasil pada tabel 4.13 :

41

Page 42: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Tabel 4.13 Hasil Analisa Arus Kunjungan Kapal

Tahun = XArus Kunjungan Kapal

Data real Linier Eksponensial Logaritma

2006 = 1 1,286 538 8 992007 = 2 1,274 781 33 2082008 = 3 1,376 1025 139 10652009 = 4 1,531 1268 597 15142010 = 5 1,297 1512 2554 6152011 = 6 1,294 1755 10927 1674

Koefesien Korelasi 0.852 0.905 1514 Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

20022003

20042005

20062007

20082009

20102011

0

200

400

600

800

1000

1200

f(x) = 74.1818181818182 x + 181.2f(x) = 289.582150512192 exp( 0.115700696294261 x )f(x) = 258.430011365239 ln(x) + 198.956648707484Data real

LinierLinear (Linier)EksponensialExponential (Eksponensial)LogaritmaLogarithmic (Logaritma)

Tahun

Arus

Kun

jung

an K

apal

Grafik 4.9 Hubungan Antara Pertambahan Waktu Dengan Arus Kunjungan Kapal

Hasil yang diperoleh pada tabel 4.13 menunjukan bahwa dalam hal ini yang

mempunyai koefesien korelasi yang terbesar dan yang mendekati data awal adalah

analisa regresi eksponensial dengan nilai r = 0,905. Maka untuk meramalkan arus

kunjungan kapal di pelabuhan Sorong dimasa yang akan datang digunakan regresi

eksponensial. Grafik 4.9 menunjukan hubungan antara pertumbuhan waktu dengan

arus kunjungan kapal dan di analisa dengan menggunakan regresi linier dan regresi

non linier eksponensial dan logaritma

Tabel 4.14 Ramalan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Sorong

42

Page 43: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Tahun X Jumlah Kunjungan Kapal (Call)

2012 11 10342013 12 11612014 13 13042015 14 14642016 15 16432017 16 18452018 17 20722019 18 23262020 19 26122021 20 2932

Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

Tabel 4.14 menunjukkan hasil ramalan arus kunjungan kapal di pelabuhan

Sorong dari tahun 2012 – 2021 dengan menggunakan regresi eksponensial. Dari tabel

terlihat bahwa arus kunjungan kapal semakin meningkat tiap tahunnya.

IV.7.4 Arus Bongkar Barang di Pelabuhan Sorong

Data arus bongkar barang dari tahun 2006-2011 dianalisis dengan

menggunakan regresi linier dan regresi non linier eksponensial dan logaritma.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel,

diperoleh hasil pada tabel 4.15 :

Tabel 4.15 Hasil Analisa Arus Bongkar Barang

Tahun = XArus Bongkar Barang

Data real Linier Eksponensial Logaritma

2006 = 1 293.536 317877 315593 3038092007 = 2 320,898 329697 327185 3313812008 = 3 405.010 341518 339198 3475202009 = 4 327,702 353338 351654 3589542010 = 5 382,855 365158 364567 3678902011 = 6 354,565 376978 377955 375082

Koefesien Korelasi 0.942 0.976 0.824 Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

43

Page 44: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

20022003

20042005

20062007

20082009

20102011

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

f(x) = 83524.3272727273 x + 242371.4f(x) = 347365.420326615 exp( 0.116807345486292 x )

f(x) = 301797.764130999 ln(x) + 245907.305693367Data realLinierLinear (Linier)EksponensialExponential (Eksponensial)LogaritmaLogarithmic (Logaritma)

Tahun

Arus

Bon

gkar

Bar

ang

Grafik 4.10 Hubungan Antara Pertambahan Waktu Dengan Arus Bongkar Barang

Hasil yang diperoleh pada tabel 4.15 menunjukan bahwa dalam hal ini yang

mempunyai koefesien korelasi yang terbesar dan yang mendekati data awal adalah

analisa regresi eksponensial dengan nilai r = 0,976. Maka untuk meramalkan arus

bongkar barang di pelabuhan Sorong dimasa yang akan datang digunakan regresi

eksponensial. Grafik 4.10 menunjukan hubungan antara pertumbuhan waktu dengan

arus bongkar barang dan di analisa dengan menggunakan regresi linier dan regresi

non linier eksponensial dan logaritma

Tabel 4.16 Ramalan Arus Bongkar Barang di Pelabuhan Sorong

Tahun X Jumlah Bongkar Barang (Ton)

2012 11 12554602013 12 14110152014 13 15858442015 14 17823352016 15 20031712017 16 22513692018 17 25303202019 18 28438342020 19 31961932021 20 3592210

44

Page 45: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

Tabel 4.16 menunjukkan hasil ramalan arus bongkar barang di pelabuhan

Sorong dari tahun 2012 – 2021 dengan menggunakan regresi eksponensial. Dari tabel

terlihat bahwa arus bongkar barang semakin meningkat tiap tahunnya.

IV.7.5 Arus Muat Barang di Pelabuhan Sorong

Data arus muat barang dari tahun 2006-2011 dianalisis dengan menggunakan

regresi linier dan regresi non linier eksponensial dan logaritma. Pengolahan data

dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel, diperoleh hasil

pada tabel 4.17 :

Tabel 4.17 Hasil Analisa Arus Muat Barang

Tahun = XArus Muat Barang

Data real Linier Eksponensial Logaritma

2006 = 1 71,962 30100 91 196892007 = 2 96,532 43412 678 460852008 = 3 55,003 56725 5044 615262009 = 4 60,472 70038 37505 724812010 = 5 88,751 83350 27888 809792011 = 6 74,717 96663 2073836 89922

Koefesien Korelasi 0.823 0.924 0.671 Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

20022003

20042005

20062007

20082009

20102011

0

50000

100000

150000

200000

250000

f(x) = 16012.3272727273 x − 722.600000000006f(x) = 30888.3943413768 exp( 0.162072734436091 x )f(x) = 53935.855231159 ln(x) + 5878.25901069009

Data realLinierLinear (Linier)EksponensialLogarithmic (Eksponensial)Exponential (Eksponensial)LogaritmaLogarithmic (Logaritma)

Tahun

Arus

Mua

t Bar

ang

45

Page 46: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Grafik 4.11 Hubungan Antara Pertambahan Waktu Dengan Arus Muat Barang

Hasil yang diperoleh pada tabel 4.17 menunjukan bahwa dalam hal ini yang

mempunyai koefesien korelasi yang terbesar dan yang mendekati data awal adalah

analisa regresi eksponensial dengan nilai r = 0,924. Maka untuk meramalkan arus

muat barang di pelabuhan Sorong dimasa yang akan datang digunakan regresi

eksponensial. Grafik 4.11 menunjukan hubungan antara pertumbuhan waktu dengan

arus muat barang dan di analisa dengan menggunakan regresi linier dan regresi non

linier eksponensial dan logaritma

Tabel 4.18 Ramalan Arus Muat Barang di Pelabuhan Sorong

Tahun X Jumlah Muat Barang (Ton)

2012 11 1836772013 12 2159942014 13 2539982015 14 2986882016 15 3512402017 16 4130392018 17 4857122019 18 5711712020 19 6716662021 20 789843

Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

Tabel 4.18 menunjukkan hasil ramalan arus muat barang di pelabuhan Sorong

dari tahun 2012 – 2021 dengan menggunakan regresi eksponensial. Dari tabel terlihat

bahwa arus muat barang semakin meningkat tiap tahunnya.

IV.7.6 Arus Bongkar dan Muat Peti Kemas di Pelabuhan Sorong

Data arus bongkar dan muat peti kemas dari tahun 2006-2011 dianalisis

dengan menggunakan regresi linier dan regresi non linier eksponensial dan

logaritma. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program

Microsoft Excel, diperoleh hasil pada tabel 4.19 :

Tabel 4.19 Hasil Analisa Arus Bongkar dan Muat Peti Kemas

46

Page 47: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Tahun = XArus Bongkar dan Muat Peti Kemas

Data real Linier Eksponensial Logaritma

2006 = 1 16,766 8437 23 36122007 = 2 15,680 14115 172 152762008 = 3 23,317 19794 1298 220992009 = 4 28,775 25472 9902 369392010 = 5 32,281 31150 73998 306942011 = 6 30,013 36829 558637 337622

Koefesien Korelasi 0.846 0.911 0.685 Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

20022003

20042005

20062007

20082009

20102011

-1000

0

1000

2000

3000

4000

5000

f(x) = 482.515151515152 x − 963.333333333333f(x) = 248.641081958717 exp( 0.273774642723641 x )

f(x) = 1614.26097491695 ln(x) − 747.84637657607Data realLinierLinear (Linier)EksponensialExponential (Eksponensial)LogaritmaLogarithmic (Logaritma)

Tahun

Arus

Bon

gkar

Mua

t Peti

Kem

as

Grafik 4.12 Hubungan Antara Pertambahan Waktu Dengan Arus Bongkar Dan Muat Peti Kemas

Hasil yang diperoleh pada tabel 4.19 menunjukan bahwa dalam hal ini yang

mempunyai koefesien korelasi yang terbesar dan yang mendekati data awal adalah

analisa regresi eksponensial dengan nilai r = 0,911. Maka untuk meramalkan arus

bongkar barang di pelabuhan Sorong dimasa yang akan datang digunakan regresi

eksponensial. Grafik 4.12 menunjukan hubungan antara pertumbuhan waktu dengan

arus bongkar dan muat peti kemas dan di analisa dengan menggunakan regresi linier

dan regresi non linier eksponensial dan logaritma.

Tabel 4.20 Ramalan Arus Bongkar dan Muat Peti Kemas di Pelabuhan Sorong

Tahun X Jumlah Bongkar dan Muat Peti Kemas (Ton)

47

Page 48: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

2012 11 50512013 12 66422014 13 87332015 14 114832016 15 150992017 16 198532018 17 261042019 18 343242020 19 451322021 20 59342

Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

Tabel 4.20 menunjukkan hasil ramalan arus bongkar muat peti kemas di

pelabuhan Sorong dari tahun 2012 – 2021 dengan menggunakan regresi

eksponensial. Dari tabel terlihat bahwa arus bongkar muat peti kemas semakin

meningkat tiap tahunnya.

Hasil peramalan arus penumpang, kunjungan kapal, Bongkar muat barang

dan peti kemas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.21. Hasil Ramalan Arus Penumpang Di Pelabuhan Sorong

Tahun Naik Turun Total

2012 179520 67489 2470092016 265259 70500 3357592021 372432 73292 445724

Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

Tabel 4.22. Hasil Ramalan Bongkar Muat Cargo Dan Peti Kemas Di Pelabuhan Sorong

Tahun

Cargo (Ton) Peti

Kemas

(TEUs)Bongkar Muat Total

2012 1255460 183677 1439137 5051

48

Page 49: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

2016 2003171 351240 2354411 15099

2021 3592210 789843 4382053 59342

Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

Tabel 4.23. Hasil Ramalan Arus Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Sorong

Tahun Jumlah Kapal (Call)

2012 1034

2016 1643

2021 2932

Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

IV.8 Analisa Pengembangan

Dari hasil proyeksi bongkar muat barang, naik turun penumpang serta

kunjungan kapal yang ada, setidaknya kita bisa menganalisa kemampuan pelayanan

suatu pelabuhan dalam mengatisipasi volume arus barang, penumpang dan

kunjungan kapal. Dengan kata lain bahwa dengan hasil proyeksi yang ada dijadikan

sebagai acuan dalam mendimensi suatu fasilitas pelabuhan secara keseluruhan,

karena merupakan faktor pendukung dari kelancaran aktivitas di pelabuhan sehingga

tata letak (Layout) dari fasilitas pelabuhan sebagai sasaran yang dicapai dari studi.

IV. 8 .1 Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan

IV.8.1.1 Dermaga

Tambatan yang dipakai pelabuhan Sorong adalah tambatan normal dan sirih.

49

Page 50: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Tambatan normal adalah panjang dari sisi dermaga yang dapat/aman untuk tambatan

kapal yang posisinya sejajar dengan garis dermaga. Sistem ini yang digunakan

dipelabuhan Sorong untuk kapal-kapal besar dan kapal penumpang (Pelni). Posisi

tambat seprti ini memudahkan proses bongkar muat karena jarak yang dekat antara

sisi kapal dan dermaga. Keuntungan lain adalah waktu yang digunakan untuk siklus

bongkar muat menjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan cara/posisi tambat yang

lain. Tetapi jika dilihat dari kebutuhan akan dermaga, jelas tambat dengan cara

seperti ini akan banyak menggunakan tempat didermaga, sehingga kapal-kapal lain

harus menunggu dalam waktu yang tidak tertentu.

Namun pelabuhan Sorong juga sering menggunakan tambatan sirih,

Tambatan sirih adalah tambatan yang membentuk sudut tertentu terhadap garis

dermaga atau bertambat susun sebanyak dua atau tiga kapal sejajar pada suatu tempat

yang biasa digunakan oleh suatu kapal tambat normal. Sistem sirih ini dilakukan

mengingat besarnya kebutuhan tambatan, tetapi dermaga tidak mempunyai tempat.

Sistem seperti ini nampaknya sesuai bagi pelabuhan yang mempunyai dermaga yang

besar tetapi karena kapal-kapal yang berlabuh kapal-kapal besar dan dermaga sangat

panjang, sehingga penggunaan tambat susun sirih bisa digunakan maksimal 3 kapal

saja.

Dalam perhitungan ini tambatan akan ditinjau setiap satu hari kunjugan kapal

dalam satu bulan di Pelabuhan Sorong.

50

Page 51: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Tabel 4.24 Jadwal Harian Kunjungan Kapal di Pelabuhan Sorong Dalam Seminggu dan SebulanTahun 2013

No NamaKapal Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-41 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7

1 KM. Nggapulu2 KM. Sinabung3 KM. Dorolonda4 KM. labobar5 KM. Gunumgdempo6 KM. Tatamailau7 KM. Majala

8 KM. Hijaumudaeks SKY LIGHT

9 KM. PulauWetareks HONG PU 75

10KM. Pratiwiindah Ex Xinhangai

11 KM. Acx Swan eks Family Ace

12KM,MandiriMakmureks Salam makmur

13KMF, Fortune EksCahngxin 22

14 KM,JupiterBaru

51

Page 52: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

15 KM. Armada Permataeks Soon fu

16KM. Oriental Jade eks Eurus Pern

17 KM. TantoSakti 118 KM. Tantosurya19 KM. TigaSamudera 120 KM. Bahar Mas21 KM. Kedung Mas22 KM. Kisik Mas23 KM. Kuala M as24 KM. Kawas Mas25 KM. Lagoa Mas26 KM. Majala27 KM. Oriental Emerald

Sumber: (Kantor PT, Pelabuhan Sorong, IV 2013)

52

Page 53: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Tabel4.25 Karakteristik Kapal

No NamaKapal PanjangKapal Draft Kapal BobotKapal JenisKapal(m) (m) (DWT)

1 KM. Nggapulu 132.05 5.5 4644 Penumpang2 KM. Sinabung 134 5.6 4400 Penumpang3 KM. Dorolonda 136 5.8 4629 Penumpang4 KM. Labobar 140 2.5 745 Penumpang5 KM. Gunungdempo 145 2.0 405 Penumpang6 KM. Tatamailau 40 2.5 740 Penumpang7 KM. Dobonsolo 132 2.0 409 Penumpang8 KM. HijauMudaheks Sky Ligh 132,20 8,16 11030 Container

9 KM. PulauWetareks Hong Pu 75 120,98 6,150 9200 Container

10KM.Pratiwi Indah Ex Xinhangai 95,90 5,65 6000 Container ship

11 KM. Acxswaneks Family Ace 128,50 7,676 9,531 Container ship

12KMF. MandiriMakmureks Salam makmur 118,10 10,50 7747 Container ship

13 KM, Fortune eksCahngxin 22 95,90 5,65 4,674 Container14 KM, Jupiter Baru 79 .20 5,48 2318 Container

15 KM. ArmadaPermataeks Soon Fu 129,10 8,190 12,723 Container ship

16KM. Oriental Jade eks Eurus pern 176,57 10.510 - Cargo ship

17 KM. Oriental Emerald 45,90 12.8 17,250 Container18 KM. Hijau Segar Ex 20,80 7,80 9,865 Container

53

Page 54: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

19 KM. Majala 20,80 7,80 9,865 Container20 KM, TantoSakti 1 20.60 5.60 8,561 Container21 KM, Tantosurya 20,75 7,15 8,994 Container22 KM, Bahar Mas 105,79 5,066 6.662 Container23 KM, Kedung Mas 119,08 5,524 6930 Container24 KM, Kisik Mas 8,647 144 12790 Container25 KM, Kuala Mas 6.007 12,73 8700 Container26 KM, Kawa Mas 146,16 9,460 15000 Container27 KM, Lagoa Mas 127,73 6,006 8700 Container

Sumber: (Kantor PT, PelabuhanSorong, IV 2013)

54

Page 55: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

. Tabel 4.26 JumlahPanjangKapaldalamSatuHariPadaMinggu I

Hari NamaKapalPanjangKap

alJumlahPanjangKa

pal(m) (m)

Senin

KM. Dorolonda 136

625.12

KM. Ngapulu 132.05KM. HijauMudaheks Sky light 132,20

KM. Bahar Mas 105,79KM. Kedung Mas 119,08

Selasa

KM. PulauWetareks Hong Pu 75 120,98

388,134

KM, Kisik Mas 8,647KMF. Dorolonda 136KM. Pratiwi Indah eksXinhangai 88 95,90

KM. Kuala Mas 6.007KM. TantoSakti 1 20,60

Rabu

KM. Ngapulu 132,05

844.46

KM. Dobonsolo 132KM, Labobar 140KM. GunungDempo 145KM. Tanto Surya 20,75KM. Kawas Mas 146,16KM. Acxswaneks family Ace 128,50

Kamis

KM. Tatamailau 40

766,6

KM. Lagoa Mas 127,73KM. MandiriMakmur 118,10KM. Fortune eksCahngxin 22 95,90

KM,JupiterBaru 79,20KM. Armada Permataeks Soon Pu 129,10

KM. Oriental Jade ekseurusPern 176,57

Jumat

KM. Sinabung 134

216,55

KM. Oriental Emerald 40,95KM, Hijau Segar ex 20,80KM, Majala 20,80

Sabtu KM. Tatamailau 40 571.1KM,GunungDempo 145

55

Page 56: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

KM.Dorolonda 136KM.Dobonsolo 132KM. TantoSakti 1 20,60KM. MandiriMakmureks Salam Makmur 118,10

Hari NamaKapalPanjangKap

al(m)

JumlahPanjangKapal(m)

Minggu

KM. Labobar 140

458,19

KM. Jupiter Baru 79,20KM. Bahar Mas 106,79KM, HijauMudaeks Sky Light 132,20

Rata-rata 3870,154PanjangDermaga 1, 11, 11 280

Selisih (∆) 4150,154Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

.

Jumlahkan setiap panjang kapal yang bertambat pada satu hari dan cari rata-rata

jumlah panjang kapal dalam satu minggu kemudian dikurangi panjang dermaga yang

ada, dengan ini kita bisa dapat selisih antara panjang dermaga dan rata-rata jumlah

panjang kapal dalam satu minggu.

Hasil dari table 4,26 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah panjang kapal

dalam minggu I adalah 3870,154 meter, sedangkan panjang dermaga pelabuhan

Sorong adalah 280 meter jadi selisih antara jumlah panjang kapal dalam minggu I

dengan panjang dermaga pelabuhan Sorong adalah 4150,154 meter.

Untuk perhitungan minggu ke II sampai minggu ke IV ada dilampiran.

Tabel4.27 Rata-rata Jumlah Panjang Kapal dalam Satu Bulan

56

Page 57: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Minggu

Rata - rata Jumlah Panjang

Rata - rata Jumlah Panjang Panjang Selisih

(∆)Kapal Dalam SatuMinggu

Kapal Dalam Satu Bulan

Dermaga 1,11,111

(m) (m) (m) (m)I 3870,154

5097,433 280 4817,433II 54,182III 1137,825IV 35,272

Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)

Jumlahkan setiap rata-rata panjang kapal yang bertambat pada satu minggu

dan cari rata-rata jumlah panjang kapal dalam satu bulan kemudian dikurangi

panjang dermaga yang ada, dengan ini kita bisa dapat selisih antara panjang dermaga

dan rata-rata jumlah panjang kapal dalam satu bulan.

Hasil dari tabel 4.27 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah panjang kapal

dalam satu bulan adalah 5097,433 meter, sedangkan panjang dermaga pelabuhan

Sorong atau 1 tambatan adalah 280 meter jadi selisih antara jumlah panjang kapal

dalam satu bulan dengan panjang dermaga pelabuhan Sorong adalah 96 meter.

57

Page 58: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Tabel 4.28 Rata-rata Jumlah Panjang Kapal dalam Satu Bulan

Minggu Hari

Jumlah Tambatan kapal : 4 kapal Tambatan kapal : 5 kapal Tambatan Kapal : 6 kapal

KeteranganKedatangan Tersedia Jumlah Tersedia Jumlah Tersedia Jumlah

Kapal bertambat Tunggu bertambat Tunggu bertambat tunggu

Min

ggu

I

Senin 5 4 1 5 0 6 0 1 kapal =Selasa 6 4 5 5 4 6 3 35 meterRabu 7 4 2 5 1 6 0Kamis 3 4 6 5 5 6 3Jumat 5 4 5 5 4 6 3Sabtu 6 4 2 5 1 6 0

Minggu 4 4 6 5 5 6 4

Min

ggu

II

Senin 5 4 1 5 0 6 0Selasa 5 4 1 5 0 6 0Rabu 8 4 7 5 5 6 4Kamis 6 4 2 5 1 6 0Jumat 6 4 5 5 4 6 3Sabtu 6 4 2 5 1 6 0

Minggu 6 4 2 5 1 6 0

Min

ggu

III

Senin 6 4 2 5 1 6 0Selasa 6 4 5 5 4 6 3Rabu 7 4 2 5 1 6 0Kamis 7 4 6 5 5 6 3Jumat 5 4 4 5 3 6 2Sabtu

Minggu67

44

26

55

15

33

04

58

Page 59: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Minggu Hari JumlahTambatan kapal : 4 kapal Tambatan kapal : 5 kapal Tambatan Kapal : 6 kapal

KeteranganTersediabertambat

JumlahTunggu

Tersediabertambat

JumlahTunggu

Tersediabertambat

Jumlahtunggu

Min

ggu

IV

Senin 5 4 1 5 0 6 0Selasa 5 4 1 5 0 6 0Rabu 8 4 7 5 5 6 4Kamis 6 4 2 5 1 6 0Jumat 6 4 5 5 4 6 3Sabtu 6 4 2 5 1 6 0

Minggu 6 4 2 5 1 6 0Jumlah 164 112 94 140 64 168 39

Sumber: (Hasil Pengolahan Data, 2013)

59

Page 60: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Jumlah terbaik tambatan (Optimum Number of Berth – ONB) dan tingkat

pemakaian tambatan (Berth Occupancy Rate – BOR) dapat dilihat pada perhitungan

dibawah ini :

Berdasarkan data dari tabel 4.28

Jumlah kedatangan kapal : 164

Daya tampung tambatan 4 kapal

* Tersedia bertambat : 112

* Jumlah tunggu kapal : 94

Daya tampung tambatan 5 kapal

* Tersedia bertambat : 140

* Jumlah tunggu kapal : 64

Daya tamping tambatan 6 kapal

* Tersedia bertambat : 168

* Jumlah tunggu kapal : 39

Kedatangan kapal yang dapat ditambat

* Untuk 4 kapal : 70 = 164 – 94

* Untuk 5 kapal : 100 = 164 – 64

* Untuk 6 kapal : 125 = 164 – 39

BOR untuk tambatan 4 kapal : (70/112) x 100% = 62.5%

BOR untuk tambatan 5 kapal : (100/140) x 100% = 71.42%

BOR untuk tambatan 6 kapal : (125/168) x 100% = 74.40%

(ONB)4 =

(ONB)5 =

(ONB)6 =

60

(112−94)112

x 100% = 16.07 %

(140−64)140

x 100% = 54.29 %

(168−39)168

x 100% = 76,79 %

Page 61: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Tambatan : 4 kapal maksudnya adalah pada panjang der maga 280 meter

dapat ditambat 4 kapal dengan panjang masing-masing kapal adalah 35 meter. Jadi

dengan penambahan tambatan : 5 kapal (5 x 35 = 175 meter) dan tambatan : 6 kapal

(6 x 35 = 210 meter) dari tambatan : 4 kapal (4 x 35 = 140 meter) yang ada sekarang

belum mengurangi kejenuhan bagi kapal yang antri untuk bertambat. Sedangkan

untuk mengurangi kejenuhan bagi kapal yang antri untuk bertambat, dari perhitungan

yang didapat adalah tambatan : 10 kapal (10 x 35 = 350 meter), dikarenakan sudah

tidak ada kapal yang akan menunggu.

IV.8.1.2 Kebutuhan Luas Terminal Penumpang

a. Kebutuhan Luas terminal Penumpang pada tahun 2013

Berdasarkan data dari hasil ramalan arus penumpang (tabel 4.21)

diperoleh bahwa jumlah penumpang yang naik dipelabuhan Sorong pada

tahun 2012 adalah 179,520 orang sedangkan penumpang yang turun

dipelabuhan Sorong adalah 67489 orang. Sehingga total penumpang orang

yang naik turun pelabuhan Sorong pada tahun 2012 adalah 67,668 orang.

Untuk menghitung kebutuhan terminal digunakan runus seperti pada landasan

teori :

Luas terminal penumpang = Kr.G

G = q . AP

q = M . D . H

dimana :

Kr : kebutuhan ruangan (m2)

G : gerakan penumpang pada jam sibuk

AP : jumlah penumpang

q : Faktor jam sibuk

M : Jumlah penumpang pada bulan sibuk dibagi jumlah

penumpang setahun

D : jumlah penumpang pada hari sibuk dibagi jumlah penumpang

pada bulan tersibuk

61

Page 62: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

H : jumlah penumpang pada jam sibuk dibagi jumlah penumpang

pada hari tersibuk

Jumlah penumpang pada bulan tersibuk = 67.668

12 x 2 = 11.278 orang

Jumlah penumpang pada hari tersibuk = 67,668

30 x 2 = 4,511 orang

Jumlah penumpang pada jam tersibuk = 67,668

6 x 2 = 22,556 orang

Untuk memperoleh nilai – nilai M, D, H dan q (faktor jam sibuk)

adalah sebagai berikut :

M = 11,27867,668 = 0,167

D = 4,511

67,668 = 0,067

H = 22,55667,668 = 0,333

Maka nilai (q) yang didapat adalah :

q = M x D x H = 0,167 x 0,067 x 0,333

= 0,0037

Sehingga dengan jumlah penumpang yang naik turun pada tahun 2012

sebesar 67,668 orang, maka gerakan penumpang pada jam sibuk pada tahun

2012 :

G = q x AP

= 0,0037 x 67,668

= 0,250

Kebutuhan ruang terminal untuk penumpang pada keadaan sekarang :

Δ = G x 1,2 m2

= 0,250 x 1,2

= 0,300 m2 ≈ 300 m2

62

Page 63: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Selain ruang utama terminal penumpang, ada raung lain yang

dibutuhkan untuk kegiatan penumpang selama berada dalam terminal yaitu:

1. Informasi + satpam = (4m x 4m) = 16 m2

2. Cafetaria = 2 x (4m x 5m) = 40 m2

3. Toilet = 2 x (2,5m x 4 m) = 20 m2

4. Penimbangan barang bawaan = (4m x 6m) = 24 m2 +

= 100 m2

Jadi luas terminal penumpang tahun 2012 adalah : 221,184 m2 + 100

m2 = terdiri dari lantai dasra 1.226,71 m2 dan luas lanrai atas 985,13 m2

Luas terminal penumpang yang ada pada saat ini 221,184 m2. Jadi

untuk keadaan tahun 2013 tidak perlu penambahan luas terminal penumpang

hanya di peratikan pelayanan saja .

b. Kebutuhan Luas Terminal Penumpang pada Tahun 2016

Dari hasil ramalan diperoleh bahwa jumlah penumpang yang naik

dipelabuhan Sorong pada tahun 2016 adalah 70.791 orang, sedangkan

penumpang yang turun dipelabuhan Sorong adalah 70.500 orang. Sehingga

total penumpang yang naik turun dipelabuhan Sorong pada tahun 2016 adalah

141.291 orang. Untuk mengitung kebutuhan terminal digunakan rumus

seperti pada sub Bab 2.5.2a :

Luas terminal penumpang = Kr.G

G = q . AP

q = M . D . H

dimana :

Kr : kebutuhan ruangan (m2)

G : gerakan penumpang pada jam sibuk

AP : jumlah penumpang

q : Faktor jam sibuk

63

Page 64: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

M : jumlah penumpang pada bulan sibuk dibagi jumlah

penumpang setahun

D : jumlah penumpang pada hari sibuk dibagi jumlah penumpang

pada bulan tersibuk

H : jumlah penumpang pada jam sibuk dibagi jumlah penumpang

pada hari tersibuk

Jumlah penumpang pada bulan tersibuk = 141291

12 x 2 = 23548 orang

Jumlah penumpang pada hari tersibuk = 23548

30 x 2 = 1570 orang

Jumlah penumpang pada jam tersibuk = 1570

6 x 2 = 523 orang

Untuk memperoleh nilai – nilai M, D, H dan q (faktor jam sibuk)

adalah sebagai berikut :

M = 23548141291 = 0,167

D = 1570

22548 = 0,067

H = 523

1570 = 0,333

Maka nilai (q) yang didapat adalah :

q = M x D x H = 0,167 x 0,067 x 0,333

= 0,0037

Sehingga dengan jumlah penumpang yang naik turun pada tahun 2016

sebesar 141291 orang, maka gerakan penumpang pada jam sibuk pada tahun

2016 :

G = q x AP

= 0,0037 x 141291

= 523

Kebutuhan raung terminal untuk penumpang pada keadaan sekarang :

Δ = G x 1,2 m2

64

Page 65: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

= 523 x 1,2

= 627,959 m2 ≈ 628 m2

Selain ruang utama terminal penumpang, ada raung lain yang

dibutuhkan untuk kegiatan penumpang selama berada dalam terminal yaitu:

1. Informasi + satpam = (4m x 4m) = 16 m2

2. Cafetaria = 2 x (4m x 5m) = 40 m2

3. Toilet = 2 x (2,5m x 4 m) = 20 m2

4. Penimbangan barang bawaan = (4m x 6m) = 24 m2 +

= 100 m2

Jadi luas terminal penumpang tahun 2016 adalah : 628 m2 + 100 m2 =

728 m2 (30 m x 25 m)

Luas terminal penumpang yang ada pada saat ini 300 m2. Jadi untuk

keadaan tahun 2016 perlu penambahan luas terminal penumpang sebesar :

728 m2 – 2000 m2 = 1,272 m2.

c. Kebutuhan Luas Terminal Penumpang pada Tahun 2021

Dari hasil ramalan diperoleh bahwa jumlah penumpang yang naik

dipelabuhan Serui pada tahun 2021 adalah 79.664 orang, sedangkan

penumpang yang turun dipelabuhan Serui adalah 73.292 orang. Sehingga

total penumpang yang naik turun dipelabuhan Serui pada tahun 2021 adalah

152.956 orang. Untuk mengitung kebutuhan terminal digunakan rumus

seperti pada sub Bab 2.5.2a :

Luas terminal penumpang = Kr.G

G = q . AP

q = M . D . H

dimana :

Kr : kebutuhan ruangan (m2)

G : gerakan penumpang pada jam sibuk

AP : jumlah penumpang

q : Faktor jam sibuk

65

Page 66: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

M : jumlah penumpang pada bulan sibuk dibagi jumlah

penumpang setahun

D : jumlah penumpang pada hari sibuk dibagi jumlah penumpang

pada bulan tersibuk

H : jumlah penumpang pada jam sibuk dibagi jumlah penumpang

pada hari tersibuk

Jumlah penumpang pada bulan tersibuk = 152956

12 x 2 = 23548 orang

Jumlah penumpang pada hari tersibuk = 23548

30 x 2 = 1700 orang

Jumlah penumpang pada jam tersibuk = 1700

6 x 2 = 567 orang

Untuk memperoleh nilai – nilai M, D, H dan q (faktor jam sibuk)

adalah sebagai berikut :

M = 23548

152956 = 0,167

D = 1700

23548 = 0,067

H = 5671700 = 0,333

Maka nilai (q) yang didapat adalah :

q = M x D x H = 0,167 x 0,067 x 0,333

= 0,0037

Sehingga dengan jumlah penumpang yang naik turun pada tahun 2021

sebesar 152956 orang, maka gerakan penumpang pada jam sibuk pada tahun

2021 :

G = q x AP

= 0,0037 x 152956

= 567

Kebutuhan raung terminal untuk penumpang pada keadaan sekarang :

Δ = G x 1,2 m2

= 567 x 1,2

66

Page 67: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

= 679,804 m2 ≈ 680 m2

Selain ruang utama terminal penumpang, ada raung lain yang

dibutuhkan untuk kegiatan penumpang selama berada dalam terminal yaitu:

1. Informasi + satpam = (4m x 4m) = 16 m2

2. Cafetaria = 2 x (4m x 5m) = 40 m2

3. Toilet = 2 x (2,5m x 4 m) = 20 m2

4. Penimbangan barang bawaan = (4m x 6m) = 24 m2 +

= 100 m2

Jadi luas terminal penumpang tahun 2021 adalah : 680 m2 + 100 m2 =

780 m2 ( 30 m x 26 m ).

Luas terminal penumpang yang ada pada saat ini 300 m2. Jadi untuk

keadaan tahun 2016 perlu penambahan luas terminal penumpang sebesar :

780 m2 – 2000 m2 = 1,220 m2.

IV.8.1.3 Lapangan Kontainer (Container Yard)

Fasilitas lapangan kontainer di pelabuhan Sorong berdasarkan data yang

diperoleh dari Kantor PT,pelindo Pelabuhan Sorong adalah 6,400 m2. Untuk

menghitung kebutuhan luas lapangan kontainer untuk keadaan sekarang maupun

untuk keadaan di tahun mendatang digunakan cara perhitungan matematis.

a. Kebutuhan luas lapangan kontainer tahun 2012

Variabel-variabel yang dipakai adalah sebagai berikut :

Arus kontainer yang dilayani : 5051 TEUs

Lamanya barang disimpan : 3 hari

Kebutuhan ruang bongkar muat : 10 m2

Ratio maksimum tinggi penyusunan kontainer : 0,75

Faktor keamanan : 50 %

Maka :

Penanganan kapasitas kontainer

= arus kontainer per tahun x lamanya barangdisimpan

365

67

Page 68: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

= 5051 x 3

365 = 41,515 TEUs

Luas kebutuhan netto transit storage

= penanganan kapasitas kontainer x ruang bongkar muat kontainer

= 41,515 x 10 m2 = 415,5 m2

Luas kebutuhan gross transit storage

= luas kebutuhan netto transito storage

ratio tinggimaksimum pentyusunanbarang

= 415,50,75 = 554 m2

Luas penumpukan kontainer

= luas kebutuhan gross transit storage x 1+Faktor Keamanan

100

= 554 x (1+50100

¿ = 831 m2 ≈ 840 m2

Jadi luas lapangan kontainer yang diperoleh adalah 840 m2 (60 m x 14

m). sehingga untuk keadaan sekarang perlu penambahan luas lapangan

container sebesar (840 m2 – 6.400 m2) = 833.6 m2

b. Kebutuhan luas lapangan kontainer tahun 2016

Variabel-variabel yang dipakai adalah sebagai berikut :

Arus kontainer yang dilayani : 15099 TEUs

Lamanya barang disimpan : 3 hari

Kebutuhan ruang bongkar muat : 10 m2

Ratio maksimum tinggi penyusunan kontainer : 0,75

Faktor keamanan : 50 %

Maka :

Penanganan kapasitas kontainer

= arus kontainer per tahun x lamanya barangdisimpan

365

= 15099 x 3

365 = 124,101 TEUs

Luas kebutuhan netto transit storage

68

Page 69: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

= penanganan kapasitas kontainer x ruang bongkar muat kontainer

= 124,101 x 10 m2 = 1241,01 m2

Luas kebutuhan gross transit storage

= luas kebutuhan netto transito storage

ratio tinggimaksimum pentyusunanbarang

= 1241,01

0,75 = 1654,7 m2

Luas penumpukan peti kemas

= luas kebutuhan gross transit storage x 1+Faktor Keamanan

100

= 1654,7 x (1+50100

¿ = 2482,02 m2 ≈ 2500 m2

Jadi luas lapangan kontainer yang diperoleh adalah 2500 m2 (50 m x

50 m) sehingga untuk keadaan sekarang perlu penambahan luas lapangan

kontainer sebesar (2500 m2 – 6,400 m2) = 2,493 m2

c. Kebutuhan luas lapangan kontainer tahun 2021

Variabel-variabel yang dipakai adalah sebagai berikut :

Arus kontainer yang dilayani : 59342 TEUs

Lamanya barang disimpan : 3 hari

Kebutuhan ruang bongkar muat : 10 m2

Ratio maksimum tinggi penyusunan kontainer : 0,75

Faktor keamanan : 50 %

Maka :

Penanganan kapasitas kontainer

= arus kontainer per tahun x lamanya barangdisimpan

365

= 59342 x 3

365 = 487,742 TEUs

Luas kebutuhan netto transit storage

= penanganan kapasitas kontainer x ruang bongkar muat kontainer

= 487,742 x 10 m2 = 4877,42 m2

Luas kebutuhan gross transit storage

69

Page 70: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

= luas kebutuhan netto transito storage

ratio tinggimaksimum pentyusunanbarang

= 4877,42

0,75 = 6503,23 m2

Luas penumpukan kontainer

= luas kebutuhan gross transit storage x 1+Faktor Keamanan

100

= 6503,23 x (1+50100

¿ = 9754,85 m2 ≈ 9800 m2

Jadi luas lapangan kontainer yang diperoleh adalah 9800 m2 (140 m x

70 m) sehingga untuk keadaan sekarang perlu penambahan luas lapangan

kontainer sebesar (9800 m2 – 6.400 m2) = 9,793 m2

IV.8.1.4. Gudang

a. Kebutuhan luas gudang pada keadaan tahun 2012

Volume barang pada pelabuhan Sorong tahun 2012 adalah 1439137

Ton/Tahun. Arus barang yang melalui dermaga sebesar 70% diangkut

langsung ke tempat tujuan dan hanya 30% barang yang tertinggal di dermaga.

Barang yang tertinggal didermaga sebanyak 60 % disimpan dalam gudang

tertutup dan 40 % pada lapangan penumpukan terbuka.

Volume barang = 1439137 Ton/Tahun

Throughput per tahun :

Dikirim langsung (T0) = 0,7 x 1439137 = 1007395,9 Ton

Tertahan di dermaga (T1) = 0,3 x 1439137 = 431741,1 Ton

Disimpan di gudang (T2) = 0,6 x 431741,1 = 259044,66 Ton

Asumsi :

TrT = 10 hari

Sf = 0,6667 m3/ton ( 1 m3 / 1,5 ton )

Sth = 4 m

BS = 50 %

Hari Kerja = 365 Hari

Luas Gudang :

70

Page 71: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

A = T . TrT . Sf

365. Sth(1−BS)

= 259044,66 x 10 x0,6667

365 x 4(1−0,5)

A = 2366 m2 ≈ 2400 m2

Jadi luas gudang tertutup yang diperoleh adalah 2400 m2 (60 m x 40

m) sehingga untuk keadaan sekarang perlu penambahan luas gudang sebesar

(2400 m2 – 1,950 m2) = 2,398 m2.

b. Kebutuhan luas gudang pada keadaan tahun 2016

Volume barang pada pelabuhan Sorong tahun 2016 adalah 2354411

Ton/Tahun. Arus barang yang melalui dermaga sebesar 70% diangkut

langsung ke tempat tujuan dan hanya 30% barang yang tertinggal di dermaga.

Barang yang tertinggal didermaga sebanyak 60 % disimpan dalam gudang

tertutup dan 40 % pada lapangan penumpukan terbuka.

Volume barang = 2354411 Ton/Tahun

Throughput per tahun :

Dikirim langsung (T0) = 0,7 x 2354411 = 1648087,7 Ton

Tertahan di dermaga (T1) = 0,3 x 2354411 = 706323,3 Ton

Disimpan di gudang (T2) = 0,6 x 706323,3 = 423793,98 Ton

Asumsi :

TrT = 10 hari

Sf = 0,6667 m3/ton ( 1 m3 / 1,5 ton )

Sth = 4 m

BS = 50 %

Hari Kerja = 365 Hari

Luas Gudang :

A = T . TrT . Sf

365. Sth(1−BS)

= 423793,980 x10 x0,6667

365 x 4 (1−0,5)

A = 3870 m2 ≈ 4000 m2

71

Page 72: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Jadi luas gudang tertutup yang diperoleh adalah 4000 m2 (80 m x 50

m) sehingga untuk keadaan sekarang perlu penambahan luas gudang sebesar

(4000 m2 – 1,950 m2) = 3,998 m2.

c. Kebutuhan luas gudang pada keadaan tahun 2021

Volume barang pada pelabuhan Sorong tahun 2021 adalah 4352053

Ton/Tahun. Arus barang yang melalui dermaga sebesar 70% diangkut

langsung ke tempat tujuan dan hanya 30% barang yang tertinggal di dermaga.

Barang yang tertinggal didermaga sebanyak 60 % disimpan dalam gudang

tertutup dan 40 % pada lapangan penumpukan terbuka.

Volume barang = 4352053 Ton/Tahun

Throughput per tahun :

Dikirim langsung (T0) = 0,7 x 4352053 = 3046437,1 Ton

Tertahan di dermaga (T1) = 0,3 x 4352053 = 1305615,9 Ton

Disimpan di gudang (T2) = 0,6 x 1305615,9 = 783369,54

Asumsi :

TrT = 10 hari

Sf = 0,6667 m3/ton ( 1 m3 / 1,5 ton )

Sth = 4 m

BS = 50 %

Hari Kerja = 365 Hari

Luas Gudang :

A = T . TrT . Sf

365. Sth(1−BS)

= 4352053 x10 x0,6667

365 x 4 (1−0,5)

A = 7154 m2 ≈ 7200 m2

Jadi luas gudang tertutup yang diperoleh adalah 7200 m2 (90 m x 80

m) sehingga untuk keadaan sekarang perlu penambahan luas gudang sebesar

(7200 m2 – 1,950 m2) = 7,198 m2

72

Page 73: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

IV.9 Analisis dan Pembahasan dengan Metode Distribusi Poisson

Dari hasil pengamatan serta data dan informasi dari kantor pelabuhan sorong

maka panjang kapal rata – rata kapal yang berkunjung ke pelabuhan sorong dalam

hal ini sesuai hasil data yang di dapatkan dan di kumpulkan serta di analisis maka di

peroleh hasil:

Panjang kapal adalah 132,20 meter / kapal

Panjang kapal adalah 120,98 meter /kapal

Panjang kapal adalah 95,90 meter / kapal

Jumlah kapal kunjungan kapal di dermaga pelabuhan sorong pada tahun 2009 adalah

rata –rata 1,531 unit / bulan kapal,dengan demikian tingkat kedatangan rata – rata

kedatangan kapal di pelabuhan Sorong dapat di hitung :

BOR = Jumlah kedatangan kapal− jumlahtunggukapal

tersediabertambatx 100 %

.......................................(2-1)

Dimana = 1,531−164

140 x100 %

= 116 % kapal / hari atau

ƛt= 1,5318,058

=0,18 kapal /hari

Selanjutnya pola distribusi kedatangan kapal dapat digambarkan untuk

penggambaran tersebut.Menggunakan rumus distribusi poisson maka didapatkan

hasil seperti yang tertera pada tabel 1.

Tabel 4.29 peritungan untuk penggambaran pola distribusi Kedatangan Kapal

Kedatangan

Kapal (kpl/hari) Frekuensi

Presentase frekuensi

Actual Poisson

1 1,286 99.07 97,63

2 1,274 108,01 109,45

73

Page 74: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

3 1,376 111,26 111,08

4 1,531 84,72 80,19

5 1,297 99,77 102,83

6 1,294 0,0 0,03

jumlah 8,058

(Sumber : Hasil olah data 2013)

Kemudian dilakukan perhitungan uji kecocokan distribusi dengan uji chi kuadrat

terhadap distribusi kedatangan kapal maka diperoleh hasil yang tertera pada tabel

Tabel 2 perhitungan uji coba kecocokan distribusi poisson dengan Uji Chi kuadrat

untuk Distribusi Kedatangan Kapal.

Kedatangan

kapal

(Kpl / Hari )

Frekuensi yang

Nyata (fn)

Frekuensi yang

Diharapkan (en)x2

( fn−enen ) ²

1 2 3 4

1 99.07 97,63 2,17549

2 108,01 109,45 1,73098

3 111,26 111,08 2,62587

4 84,72 80,19 3,19121

5 99,77 102,83 8,85529

6 0,0 0,03 0,00001

Jumlah 18,5788

(Sumber : Hasil olah data 2013 )

Tabel 2 di dapat perhitungan Uji Chi kuadrat x2 = 18,5788 terddapat 6 (k-6) kategori

dalam

perhitungan keabsahan (dk) K – q – 1 untuk K yang menyebutkan hitungan adalah 6

dan parameter di taksir adalah 1 maka derajat keabsahan (dk) di dapat 4 peluang

kebenaran.

Dari tabel nilai persentil ( tabel A-3 nilai persentil 1-ἀ dari distribusi X2) pada

lampiran V tabel nilai persentil, yaitu dengan dk = 4 dan p = 0,15 di dapat nilai X2

74

Page 75: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

lebih beesar nilai X 0,18 (4) = (18,5788 > 7,78 ). Dengan demikian uji dengan

anggapan awal bahwa pola distribusi mengenai kedatangan kapal di dermaga Kota

Sorong dengan mengikuti pola distribusi poisson dapat di terima.

Untuk menentukan pola distribusi waktu pelayanan dermaga terhadap kapal,

digunakan rumus Erlang maka diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 3.

Tabel 4,30 perhitungan untuk menggambarkan pola distribusi waktu pelayanan

dermaga terhadap kapal.

Waktu

pelayanan

(hari /

kapal)

Frekuensi Prosentase Distribusi Erlang

Prosentase komulatif Ut Po (t) = e – ut

1 2 3 4 5 6

1 100 30,303 100 0,310 99,69

2 80 24,242 69,697 0,621 69,355

3 60 18,182 45,455 0,932 44,523

4 20 6,061 27,273 1,242 26,031

5 19 5,758 21,212 1,553 ÷19,659

6 61 4,424 15,455 1,863 13,592

7 78 2,424 11,212 2,174 9,038

8 67 2,424 8,788 2,484 6,304

9 77 1,818 6,364 2,795 3,569

10 131 1,212 4,545 3,106 1,439

11 95 0,606 3,333 3,416 0,083

12 81 0,606 2,727 3,727 1

13 117 0,606 2,121 4,037 1,913

14 19 0,303 1,515 4,348 2,833

15 48 0.606 1,212 4,658 3,446

16 25 0.003 0,606 4,969 4,363

17 115 0,000 0,603 5,280 4,677

18 92 0,303 0,603 5,590 4,987

Jumlah 8,058 100

75

Page 76: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

(Sumber: hasil ola data 2013)

Dari hasil perhitungan distribusi kumulatif wwaktu pelayanan terhadap kapal pada

dermaga pelabuhan kota sorong, di dapat pola distribusi Eksponensial negatif ( k = 1

), menunjukan kemungkinan atau peluang yang lebih besar untuk mendapatkan

waktu pelayanan yang lebih pendek, meskipun kadang - kadang suatu pelayanan

memerlukan waktu yang lebih lama dari pada pelayanan rata – rata.

Agar di ketahui bahwa pola peramalan waktu pelayanan dermaga terhadap kapal

yang di andaikan mengikuti pola distribusi Erlang maka perlu di adakan pengujian

keabsahan dengan mengggunakan uji Chi kuadrat seperti yang tertera paada tabel 4.

Tabel 4.31 :perhitungan uji kecocokan distribusi Erlang dengan uji chi kuadrat

untuk pola distribusi pelayanan dermaga terhadap kapal

Waktu

pelaayanan

( hari / kapal )

Frekuensi Nyata

(fn)

Frekuensi

Diharapkan

(en)

x2

( fn−enen ) ²

1 2 3 4

1 100 99,69 9,66986

2 69,697 69,355 2.43162

3 45,455 44,523 0.93691

4 27,273 26,031 0.08992

5 21,212 ÷19,659 0,00011

6 15,455 13,592 0.00031

7 11,212 9,038 0,00233

8 8,788 6,304 0.15526

9 6,364 3,569 0,61329

10 4,545 1,439 0,00097

11 3,333 0,083 1,53324

12 2,727 1 2,98252

13 2,121 1,913 0,07155

14 1,515 2,833 0,03785

15 1,212 3,446 0,07295

76

Page 77: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

16 0,606 4,363 0,01147

17 0,603 4,677 0,01716

18 0,603 4,987 0,87908

Jumlah 19,5064

(Sumber : hasil olah data 2013 )

Dari tabel 4 hasil yang di peroleh dengan peritungan uji chi – kuadrat X2 = 19,5064

terdapat 18 kategori dalam perhitungan uji keabsahan.

Dari tabel nilai persentil ( tabel A3, nilai presentil 1 - ἀdari distribusi X2 ) pada tabel

nilai persentil, yaitu dk = 16 dan p = 0,15 di dapat nilai X2 lebih besar nilai X 0,15

(16) =

( 19,5064< 23 .5 ). Dengan demikian anggapan bahwa pola distribusi waktu

pelayanan dermaga kapal mengikuti pola distribusi Erlang dapat di terima.

Tingkat pemanfaatan dermaga merupakan perbandingan antara tingkat kedatangan

kapal serta waktu pelayanan kapal, dengan jumlah dermaga identik. Tingkat

pemanfaatan dermaga dapat dihitung dengan persamaan :

Ѳ = N, ø ………… mencari nilai intensitas lallu lintas

¿ 0,18 x 19,5064280

,100 %

= 125 %

Maka didapat tingkat pemanfaat dermaga 125% sehingga nilai intensitas lalu lintas

kapal sebesar :

Ѳ = 280 x 1,25

= 350

Tingkat pemanfaatan dermaga merupakan perbandingan antara tingkat kedatanggan

kapal serta waktu pelayanan kapal,dengan jumlah dermaga indentik.waktu kapal

adalah waktu yang diperlukan kapal, mulai saat kapal memasuki pelabuhan sampai

meninggalkan pelabuhan,

Sedangkan waktu tunggu kapal dapat dihitung sebagai berikut :

77

Page 78: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Dengan mendapatkan hasil sebagai berikut :

twtb ¿ 1, 474,23

515 ,602

= 2,85

Tw = Tb x 2,85

= 19, 5064 x 2,85

= 55,5 hari/kapal

Dengan demikian waktu putar kapal Tt dapat dihitung dengan menjumlahkan waktu

tunggu kapal dengan waktu pelayanan,sehingga di dapat :

Tt = Tw + Tb

= 55,5 + 19,5064

= 75 hari/kapal

Selanjutnya panjang antara antrian kapal dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan

Lg = Tw + λt

= 55,5 + 0,15

= 55,65 + kapal

Kemudian untuk jumlah rata – rata kapal berada dalam sistem pelayanan dermaga

(ῆ), diperoleh dengan menggunakan persamaan :

ɦ = Lg + Q

=55, 65 + 300

= 492

= 4,92 kapal

Dibulatkan = 5 kapal

Dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa jumlah kapal yang setiap saat berada

didalam sistem pelayanan dermaga adalah 5 kapal, sedangkan jumlah dermaga

identik atau tambatan (N) adalah 4 (tiga) berarti masi ada 1 kapal (satu) kapal belum

terlayani.

78

Page 79: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

IV.10 Rencana Pengembangan

Berdasarkan perhitungan diatas dapat kita lihat bahwa pelabuhan Sorong

untuk keaadan sekarang maupun untuk keadaan di 5 tahun dan 10 tahun yang akan

datang memerlukan penambahan panjang dermaga dan fasilitas penunjang lainnya

seperti terminal penumpang, gudang, Lapangan penumpukan

IV.9.1 Dermaga

Panjang tambatan pada tahun 2013 adalah 280 meter. Untuk keadaan

sekarang dengan produktifitas kunjungan kapal yang meningkat, ternyata sudah

mencapai titik jenuh didalam memberikan pelayanan terhadap kapal yang

menggunakan tambatan tersebut.

Untuk memecahkan masalah ini, maka penulis mencoba memberikan salah

satu alternatif pemecahan yaitu untuk 5 tahun dan 10 tahun kedepan yaitu tahun 2016

dan tahun 2021 berdasarkan analisa maka perlu diadakan penambahan panjang

tambatan menjadi 345 meter pada tahun 2016 dan 450 meter pada tahun 2021.

IV.9.2 Terminal Penumpang

Kebutuhan terminal penumpang pada tahun 2013 adalah 2000 m2 sedangkan

kebutuhan luas terminal penumpang untuk 5 tahun dan 10 tahun kedepan pada tahun

2016 dan 2021 adalah 1,272 m2 dan 1,220 m2. Terminal yang ada sekarang

mempunyai luas 2000 m2. Berarti kebutuhan terminal untuk tahun 2012 sebesar 2000

m2 sedangkan untuk tahun 2016 dan 2021 adalah sebesar 1.220 m2 untuk tahun 2016

dan 1,272 m2 untuk tahun 2021.

IV.9. 3 Gudang

Kebutuhan gudang pada tahun 2012 adalah 1,950 m2 sedangkan kebutuhan

gudang untuk 5 tahun dan 10 tahun kedepan pada tahun 2016 dan 2021 adalah 3,998

m2 untuk tahun 2016 dan 7200 m2 untuk tahun 2021. Gudang yang ada sekarang

mempunyai luas 1,950 m2. Berarti kebutuhan luas gudang yang ada untuk melayani

kegiatan arus barang yang melalui pelabuhan Sorong pada tahun 2012 sebesar 2,398

m2 sedangkan untuk tahun 2016 dan tahun 2021 adalah sebesar 3,998 m2 untuk tahun

2016 dan 7,198 m2 untuk tahun 2021.

79

Page 80: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

IV.9. 4 Lapangan Penumpukan Peti kemas

Luas lapangan penumpukan peti kemas saat ini tercatat sebesar 2000 m2.

Sedangkan dari hasil analisa menunjukkan bahwa pada tahun 2012 dibutuhkan luas

lapangan penumpukan sebesar 833.6 m2, jadi diperlukan penambahan luas lapangan

penumpukan peti kemas sebesar 1,166 m2. Keadaan ini juga berlanjut 5 tahun dan 10

tahun kedepan pada tahun 2016 dan tahun 2021 dimana luas lapangan penumpukan

peti kemas yang dibutuhkan berdasarkan hasil analisa yang ada sebesar 2500 m2 dan

memerlukan penambahan luas lapangan penumpukan sebesar 1900 m2 untuk tahun

2016 dan pada tahun 2021 lapangan penumpukan peti kemas yang dibutuhkan adalah

sebesar 2,493 m2 dan memerlukan penambahan luas lapangan penumpukan sebesar

9,793 m2.

80

Page 81: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

IV.9. 5 analisis tingkat pelayanan pelabuhan Sorong

Dari hasil pembahasan dan analisis yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya mengenai kunjungan kapal dan pelayanan pada dermaga Sorong maka

dapatkan disimpulkan sebagai berikut :

1. Pelayanan dermaga pelabuhan Sorong memperlihatkan bahwa tingkat

penmaanfaatan dermaga adalah 125% tingkat kedatangan kapal rata –

rata kapal.

2. Keputusan menteri perhubungan nomor KM,62 tahnun 2002 tentang

organisasi dan tata kerja kantor administrator pelabuhan dikatakan bahwa

dermaga pelabuhan Sorong masuk kelas I sistem pelayanan baik .

81

Page 82: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

IV.9.5 Resume Hasil

Tabel 4.32 Resume Hasil Kebutuhan Pelabuhan Sorong pada Tahun 2021

No Fasilitas TersediaKondisi Tahun 2021

SolusiKebutuhan Keterangan

1. Dermaga 280 m 350 m 350 m > 280 m

(Tidak Memadai)

Untuk kondisi tahun 2021

dermaga perlu ditambah 450 m

2. Gudang 1,950 m2 7200 m2 7200 m2 > 1,950 m2

(Tidak Memadai)

Untuk kondisi tahun 2021

gudang perlu diperluas 7,198 m2

3. Terminal

penumpang

2000 m2 780 m2 780 m2 < 2000 m2

( Memadai)

Untuk kondisi tahun 2021

terminal penumpang perlu

diperluas 7,198 m2

4. Lapangan

penumpukan

6,400 m2 9800 m2 9800 m2 > 6,400 m2

(Tidak Memadai)

Untuk kondisi tahun 2021

lapangan penumpukan perlu

diperluas 9,793 m2

Sumber: (Hasil Pengolahan Data, 2013)

82

Page 83: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

BAB V

PENUTUP

V.I Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil analisa data arus penumpang, kunjungan kapal dan bongkar muat

barang terlihat adanya peningkatan yang terjadi di pelabuhan Serui, ini

mengindikasi bahwa ter

2. jadi peningkatan naik turun penumpang, kunjungan kapal dan bongkar muat

barang yang berdampak pada kinerja fasilitas pelabuhan dalam pelayanan

untuk 5 dan 10 tahun kedepan.

3. Hasil ramalan pada tahun 2016 dan 2021 untuk jumlah penumpang yang naik

adalah 26,5259 orang dan 37,2432 orang, dan penumpang turun adalah

70,500 orang dan 73,292 orang, untuk jumlah kunjungan kapal 1643 call dan

2932 call, untuk jumlah bongkar cargo adalah 2.003.171 ton dan 3.592.210

ton, sedangkan untuk jumlah muat cargo adalah 351.240 ton dan 789.843 ton,

dan untuk jumlah peti kemas adalah 15.342 TEUs dan 59.342 TEUs .

4. Melihat hasil perhitungan yang ada dengan fasilitas yang sudah tersedia

sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Dermaga tahun 2013 mempunyai panjang tambatan 280 meter sedangkan

untuk tahun 2016 panjang tambatan ditambah menjadi 345 meter dan

pada tahun 2021 panjang tambatan ditambah menjadi 450 meter.

b. Untuk terminal penumpang pada tahun 2012 perlu penambahan 384 m2

sehingga totalnya menjadi 684 m2 sedangkan untuk tahun 2016 perlu

penambahan 428 m2 sehingga total menjadi 728 m2 dan tahun 2021 perlu

penambahan 480 sehingga total menjadi 780 m2.

c. Untuk lapangan penumpukan pada tahun 2012 perlu penambahan 240 m2

sehingga totalnya menjadi 840 m2 sedangkan untuk tahun 2016 perlu

penambahan 1900 m2 sehingga total menjadi 2500 m2 dan tahun 2021

perlu penambahan 9200 m2 sehingga total menjadi 9800 m2.

d. Untuk gudang pada tahun 2012 perlu ditambah sebesar 1800 m2 sehingga

total luasnya menjadi 2400 m2. Sedangkan untuk tahun 2016 perlu

83

Page 84: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

penambahan luas sebesar 3400 m2 sehingga total luasnya menjadi 4000

m2 dan untuk tahun 2021 perlu penambahan luas sebesar 6600m2

sehingga total luasnya menjadi 7200 m2.

V.2 Saran

1. Untuk memenuhi kebutuhan di tahun-tahun yang akan datang terhadap

pelabuhan Sorong maka perlu dilakukan suatu perencanaan pengembangan

seluruh fasilitas yang ada di pelabuhan Sorong, agar pelabuhan tersebut dapat

melayani kebutuhan pembangunan secara bertahap di tahun-tahun yang akan

datang.

2. Untuk jumlah cargo dan peti kemas yang meningkat tiap tahunnya serta untuk

menunjang cepatnya bongkar muat dan untuk menggurangi waktu tunggu

kapal, pelabuhan sorong harus mempunyai 1 forklift ditambah yang sekarang

ada baru 2 forklift walaupun setiap perusahaan sudah memiliki alat bongkar

muatnya masing-masing dan di harapkan juga untuk 5 tahun dan 10 tahun

kedepan.

4. pelayanan dermaga pelabuhan sorong menperlihatkan bahwa tingkat

pemanfaatan dermaga adalah 125 % tingkat kedatangan kapal rata – rata kapal

5. keputusan menteri perhubungan nomor KM,62 tahun 2002 tentang organisasi

dan tata kerja kantor administrator pelabuhan dikatakan bahwa dermaga pelabuhan

Sorong masuk kelas 1 sistem pelayanan baik.

84

Page 85: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim,januari.2008. kota Sorong dalam angka 2008 Biro pusat statistik kota

Sorong.

2. Anonim, januari.1984.standard Desain Criteria for portb In Indonesia

3. Kantor Pelabuhan Sorong, Kantor Pelabuhan Sorong IV, Departemen

Perhubungan Kota Sorong.

4. Husna,s.1982. Teori Antrian.jogjakarta : BPEF

5. Muliadi,J. 1992. Diklat Kuliah tekhnik pelabuhan fakultas Tekhnik sipil.

UNHAS

6. Supranto,J. 1990. Statistik Teori dan Aplikasi.jakarta Erlangga

7. Subagyo,p.dkk. 1983.Dasar – Dasar Operational Researh. Jagkarta .BPFE

8. Triatmodjo. B, 1992. Tekhnik Pelabuhan Fakultas Teknik yogyakarta

Universitas Gadjamada, Beta Offset

9. Kambuaya, J.S. 2010. Pengembangan Pelabuhan Laut Jayapura Di Kota

Jayapura Propinsi Papua. Skripsi Program S1 Teknik sipik Universitas Sam

Ratulangi

85

Page 86: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Lampiran 1.

Lampiran1: Foto Kantor PT.Pelabuhan Indonesia IV (persero) Cabang Sorong

86

Page 87: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Lampiran 2.

Lampiran 2 : Tampak Depan Foto Kantor PT.Pelabuhan Indonesia IV (persero)

Cabang Sorong

87

Page 88: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Lampiran 3.

Lampiran 3 : Foto Tempat Parkir Kantor PT.Pelabuhan Indonesia IV (persero)

Cabang Sorong

88

Page 89: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Lampiran 4.

Lampiran 4. Foto Ruang tunggu Penumpang Kantor PT.Pelabuhan Indonesia IV

(persero) Cabang Sorong

89

Page 90: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Lampiran 5.

Lampiran 5: Foto Dermaga Pelabuhan yang sedang di sandar Kapal

90

Page 91: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Lampiran 6.

Lampiran 6: Foto Kapal Barang,Peti Kemas Dari dalam Negeri dan Luar Negeri

Lampiran 6: Foto Lapangan Penumpukan Peti Kemas

91

Page 92: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

Lampiran 7.

Lampiran 7 : Foto Alat Yang di pakai untuk Bongkar dan Muat peti Kemas

92

Page 93: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

93

Page 94: Materi Pengembangan Pelabuhan Lama 8 November 2013

DAFTAR PUSTAKA

10. Anonim,januari.2008. kota Sorong dalam angka 2008 Biro pusat statistik kota

Sorong.

11. Anonim, januari.1984.standard Desain Criteria for portb In Indonesia

12. Kantor Pelabuhan Sorong, Kantor Pelabuhan Sorong IV, Departemen

Perhubungan Kota Sorong.

13. Husna,s.1982. Teori Antrian.jogjakarta : BPEF

14. Muliadi,J. 1992. Diklat Kuliah tekhnik pelabuhan fakultas Tekhnik sipil.

UNHAS

15. Supranto,J. 1990. Statistik Teori dan Aplikasi.jakarta Erlangga

16. Subagyo,p.dkk. 1983.Dasar – Dasar Operational Researh. Jagkarta .BPFE

17. Triatmodjo. B, 1992. Tekhnik Pelabuhan Fakultas Teknik yogyakarta

Universitas Gadjamada, Beta Offset

18. Kambuaya, J.S. 2010. Pengembangan Pelabuhan Laut Jayapura Di Kota

Jayapura Propinsi Papua. Skripsi Program S1 Teknik sipik Universitas Sam

Ratulangi

94