materi kemasan

12

Click here to load reader

Upload: lhia-dwi-agustina

Post on 23-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kemasan

TRANSCRIPT

Terus, bagaimanakah cara untuk mendaftarkan merek bagi sebuah perusahaan? silakan simak berikut ini :1. Permohonan untuk pendaftaran merk dagang harus diterima oleh Kantor Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual 2. Permohonan harus mencantumkan etiket merek. termasuk semua jenis warna, bentuk atau bentuk 3 dimensi. Apabila etiket merek menggunakan bahasa asing atau menggunakan huruf/angka yang tidak lazim digunakan dalam bahasa indonesia, harus disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia 3. Permohonan juga harus disertai dengan daftar barang atau jasa yang akan diberi tanda/merek tersebut. Tanda tersebut harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar dapat dilindungi sebagai suatu merek dagang atau tipe merek lain 4. Merek dagang harus memiliki daya pembeda, sehingga pelanggan dapat membedakan, mengidentifikasi suatu produk tertentu terhadap produk yang lain. Merek dagang tidak boleh membingungkan pelanggan atau melanggar norma kesopanan atau moralitas 5. Selain itu, permohonan merek juga harus mencantumkan surat pernyataan bahwa merek yang akan di daftarkan adalah miliknya, juga surat kuasa apabila permintaan pendaftaran merek diajukan melalui kuasa, serta membayar seluruh biaya 6. Permohonan pendaftaran merek dapat juga dilakukan dengan hak prioritas. Permohonan dengan hak prioritas ini harus diajukan dalam waktu selambat-lambatnya 6 bulan sejak tanggal penerimaan permohonan pendaftaran merek pertama kali di negara asal, yang merupakan anggota konvensi internasional perlindungan merek. Syarat Pengajuan Permohonan Pendaftaran Merek :1. Mengisi formulir dengan diketik rapi dengan menggunakan bahasa indonesia serta menyertakan foto kopi kartu tanda penduduk (KTP). Untuk perusahaan menggunakan KTP direktur dan foto kopi akta badan hukum yang sudah dilegalisasi 2. Sertakan pula fotokopi nomor pokok wajib pajak (NPWP) untuk kelengkapan administrasi serta surat pernyataan dan surat kuasa bermaterai. 3. Menyerahkan gambar merek yang akan didaftarkan. Gambar merek tersebut dibuat sebanyak 24 helai dengan ukuran minimal 2 x 2 cm dan maksimal 9 x9 cm. Untuk gambar yang berwarna, disertakan satu buah foto kopinya. 4. Membayar biaya pendaftaran atau perpanjangan merek. Bila persyaratan kedua dan ketiga telah terpenuhi dan sudah disetujui oleh ditjen HAKI, pemohon akan memperoleh surat pemberitahuan bahwa persyaratan formalitas sudah dipenuhi. 5. Pemeriksaan lebih rinci atas merek yang didaftarkan. Barang dan jasa didaftarkan diverifikasi sesuai dengan kelompoknya. Untuk keperluan pendaftaran merek, Indonesia masih berpedoman pada klasifikasi internasional yang membagi barang dan jasa sebanyak 45 kelompok. 6. Lamanya mengurus pendaftaran merek sekitar 9 bulan, yang dilanjutkan dengan pengumuman ke masyarakat dalam bentuk berita resmi merek (BRM) selama 3 bulan. Bila selama 3 bulan tidak ada yang keberatan, pada bulan ke-14, Ditjen HAKI mengeluarkan sertifikat merek. Namun, bila ada pihak-pihak yang keberatan atas BRM yang dikeluarkan Ditjen HAKI, perlu beberapa bulan lagi untuk keperluan peradilan. 7. Selama proses pendaftaran hingga keluarnya sertifikat dari Ditjen HAKI, permohonan tidak berhak menggunakan merek tersebut untuk keperluan bisnisnya. Dengan kata lain, penerapan UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang merek itu penting. Tujuannya tiada lain agar produsen terlindungi atas hak ciptanya. Biaya Pendaftaran Merek Dagang :Untuk para pengusaha, perlunya ada pengakuan hak merek dagang. Ini untuk melindungi merek dagang yang sudah kita buat. Biaya pendaftaran merek dagang, pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 50/2001 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB) menyebutkan proses pendaftaran merek dagang hanya Rp450.000. Bila ditambah dengan biaya penelusuran, produk tersebut sudah terdaftar atau belum sebesar Rp125.000, serta biaya administrasi dan transportasi, pengurusan merek dagangsebenarnya hanya Rp800.000. Penngurusan desain industrinya sendiri hanya Rp 600.000

Saat ini berbagai jenis roti bisa kita temui di mana - mana. Masing masing memiliki rasa dan bentuk yang beraneka macam. Namun yang benar - benar membuat berbeda adalah nama merek, yang didukung tampilan menarik kemasannya. Pelaku usaha harus menyadari, kemasan juga memiliki kekuatan menjelaskan karakter sebuah produk.

Kemasan bisa membuat konsumen secara tak sadar tertarik dan membeli suatu produk. Kemasan merupakan faktor penting dalam menciptakan image produk, sebab dia bisa mengatakan banyak hal. Kemasan juga merupakan elemen penting pemasaran, disebabkan sifatnya yang komunikatif. Kemasan yang memiliki nilai jual, hendaknya unik dan menarik, yang belum pernah dipakai pesaing. Misalnya, pembungkus roti yang ramah lingkungan.

Menciptakan Merek Merek dianggap sebagai alah satu strategi penjualan yang efektif. Selain sebagai identitas, merek juga akan membuat konsumen percaya dan setia pada produk. Ada ikatan emosi yang membuat konsumen terkesan dengan produk yang bersangkutan. Ikatan ini yang membuat konsumen tak mempertimbangkan merek lain, walaupun harganya lebih murah.

Namun, kesetiaan konsumen tentu tak hanya berasal dari merek, tetapi juga kualitas produk, pelayanan yang memuaskan, dan harga yang masuk akal. Semakin banyak konsumen yang puas dengan kualitas produk, maka semakin tinggi nilai jual sebuah merek.

Merek yang diciptakan hendaknya simpel, mudah diingat, mudah diucapkan (tak lebih dari tiga suku kata), memiliki makna dan cerita tertentu. Sebagai perbandingan, Anda juga perlu memperhatikan nama apa yang dimiliki produk saingan. Logo yang sesuai juga perlu diciptakan. Sebab logo bisa membuat merek terkesan lebih istimewa. Logo juga bisa menjadi media komunikasi yang mudah diingat, tanpa batasan bahasa. Logo inilah yang akan menjadi identitas sebuah produk.

Merek yang telah diciptakan, tentu harus dijaga dan diperhatikan penggunaannya. Selalu sediakan kartu nama, baik di toko maupun dompet, karena sewaktu - waktu akan dibutuhkan. Perhatikan juga hal kecil yang bisa berdampak besar, seperti kebersihan dan kenyamanan toko. Lakukan promosi gencar, dan selalu menjalin hubungan baik dengan konsumen.

Target KonsumenHal lain yang tak kalah penting adalah menentukan target konsumen. Pelaku usaha bakery kecil pun memiliki kesempaan memasarkan produknya ke tingkat menengah atas. Namun, kesan yang dibentuk haruslah sebuah produk dengan merek, penampilan dan kemasan yang mewah. Seringkali mereka bingung menentukan target sasaran, sebab ingin memuaskan klien kelas atas, sekaligus menengah.

Padahal, kedua pasar ini sulit digabungkan. Solusinya, ciptakan dua merek roti yang berbeda untuk kedua target pasar. Ketika ingin mengejar pasar kelas atas, gunakan merek yang berkesan mewah, dan pasanglah harga tinggi, tentunya dengan kualitas roti yang prima. Sebaliknya, jika ingin mengejar konsumen yang menginginkan harga murah, maka harga dan kualitas bisa diturunkan.

Jika Anda berusaha berada di antara keduanya, justru akan menyusahkan. Konsumen kelas atas, umumnya enggan membeli barang murah. Sementara konsumen menengah ke bawah, cenderung tidak melihat merek, asalkan harganya murah. Maka, proses menentukan pasar sangatlah penting. Dari sana akan lebih mudah melakukan promosi.

Promosi Tepat SasaranSetiap pelaku usaha bakery menginginkan produk rotinya menjadi pembicaraan dan dipuji banyak orang. Tetapi, bagaimana jika tak seorang pun mengenali produknya ?. Maka, yang harus dilakukan adalah promosi yang tepat sasaran. Caranya, cari orang yang berpengaruh dalam sebuah komunitas, dan ajak dia mencicipi roti yang Anda produksi. Jika dia suka, maka roti tersebut akan mudah dikenal luas. Selain itu, perlu juga menggelar acara khusus untuk memperkenalkan merek roti itu.

Pelaku usaha bakery hendaknya juga mengembangkan pergaulan ke lingkungan yang lebih luas, seperti pejabat pemerintah, politisi serta orang orang yang bekerja di dunia media seperti surat kabar, televisi, dan radio. Sebab, salah satu cara agar sebuah produk dilirik konsumen adalah, bagaimana caranya roti Anda dikonsumsi oleh mereka, saat pesta atau acara sosial tertentu.

Sebab, apa yang dikonsumsi orang terkenal biasanya segera menjadi perhatian banyak orang. Inilah kesempatan memperkenalkan merek, sekaligus membentuk brand image. Ini bahkan lebih efektif dari sekadar memajang produk di etalase toko.

Membuat Merk atau Label Usaha Camilan Sendiri

buatlah merk atau label usaha camilan Anda seunik mungkin yang nantinya mudah dibaca, diingat dan diucapkan.Dalam dunia usaha, nama produk atau lebih kita kenal sebagai merk/brand merupakan ujung tombak sebuah pemasaran produk. Ketika suatu produk dipasarkan, dan diterima masyarakat dengan baik, maka yang akan diingat pertama kali oleh konsumen adalah namanya. Tentu hal ini harus ditunjang dengan kualitas produk dan kekuatan rasa pastinya. Bahkan, sedemikian hebatnya kekuatan sebuah nama produk (Merk/Brand), maka ketika kita membicarakan sebuah tema, bisa jadi konsumen pun sudah mampu membayangkan produk apa yang sedang kita bicarakan. Itulah yang disebut kekuatan Potitioning Produk. Potitioning produk adalah, gambaran sebuah produk yang melekat kuat pada merk/brand dibenak konsumen. Sehingga, jika anda berencana membuat usaha camilan, maka penting sekali mempertimbangkan nama merk atau label usaha camilan Anda yang semenarik mungkin, seunik mungkin.Merk/label sebuah produk camilan, selain sebagai tanda pengenal, merk/label juga menjadi pembeda dari jenis bisnis camilan yang lain. Tidak menutup kemungkinan, banyak pelaku usaha lain yang menggeluti usaha makanan ringan ini. Konsep ATM, Amati Tiru dan Modofikasi bisa jadi dilakukan oleh orang lain untuk meniru kesuksesan usaha Anda. Oleh karena itu, selain nama yang menarik, design kemasan produk juga perlu diperhatikan. Semakin unik design produk, bisa jadi hal tersebut menjadi nilai tambah bagi produk Anda. dengan hal tersebut maka konsumen pun akan lebih mudah mengenali produk cemilan Anda karena desain produk yang Anda miliki punya ciri khas yang tidak biasa.Dalam kemasan produk, selain mencantumkan merk/label produsen juga harus mencantumkan tanggal kadaluarsa dan komposisi produk secara detail. Hal ini bertujuan agar konsumen tidak ragu dalam mengkonsumsi produk anda. Pencantuman komposisi bahan baku selain berguna untuk memberikan pendidikan kepada konsumen, juga akan sangat berguna dalam proses pengurusan ijin, baik ijin P-IRT, sertifikat HALAL maupun ijin SIUP.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sebuah kemasan produk, yaitu :1. Sablon PlastikKeunggulan:Bila menggunakan kemasan plastik bersablon, camilan tentunya lebih aman karena tidak tercampur langsung dengan tinta tulisan label. Selain itu tampilan akan lebih rapi dan menarik dengan aneka design gambar yang terlihat jelas pada kemasan.Kelemahan:Dari segi harga, kemasan plastik bersablon relatif lebih mahal dengan kisaran harga sekitar Rp 100 sampai Rp 200 per lembar. Padahal , untuk usaha camilan dibutuhkan ratusan hingga ribuan kemasan per harinya. Jika penjualan anda belum maksimal, hal ini tentu akan menjadi beban tersendiri bagi biaya operasional.2. Cetak KertasKeunggulan: Kemasan dalam label kertas harganya lebih murah. Misalnya anda menggunakan label kertas berukuran 5cm x 4,5 cm untuk kemasan camilan per 100 gram, biaya yang dibutuhkan hanya Rp 4,-. Dengan perhitungan 1 lembar HVS menghasilkan 20 lembar kertas label ukuran 54,5; satu rim kertas HVS isi 500 lembar (20500 = 10.000 lembar). Sedangkan biaya cetak + beli kertas 1 rim = Rp 40.000. Perhitungannya tinggal dibagi saja, yaitu Rp 40.000 : Rp 10.000 lembar = Rp 4,- / lembar.Kelemahan :Jika camilan yang diproduksi mengandung minyak, label kertas akan luntur. Dari segi kesehatan hal ini tentunya akan merugikan konsumen. Proses perijinannya pun akan mengalami kesulitan karena dibawah standar keamanan produk makanan. Tetapi ada solusi lainnya, yaitu masukkan kertas label ke dalam plastik kecil terlebih dahulu, sehingga tidak bercampur langsung dengan produk camilan anda.

PengemasanDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasContoh KemasanPengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya. [1]Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di bidang pascapanen, sudah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti menggeser metode pengemasan tradisional yang sudah ada sejak lama di Indonesia.[2]Pengemasan tradisionalRagam kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai seperti kemasan dengan menggunakan daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/enau (aren), daun jambu air dan daun jati. Cara pengemasannyapun dilakukan dengan berbagai macam cara seperti dapat dilihat dalam Tabel berikutCara mengemasBahan kemasan

MenggulungDaun pisangDaun bambuDaun/kelobot jagung

MelipatDaun pisangDaun jambu

MembalutDaun pisangDaun kelapa

MenganyamDaun kelapa

Pengemasan, diatas bertujuan untuk melindungi makanan dari kerusakan, juga merupakan daya pikat-bagi orang agar tergiur menikmatinya.[2]Persyaratan Bahan KemasDalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen tergantung pada kondisi bahan mentah, metoda pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan. Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme. Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian. Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan. Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak. Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kesalahan dalam hal memilih bahan baku kemasan, kesalahan memilih desain kemasan dan kesalahan dalam memilih jenis kemasan, dapat diminimalisasi. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat: Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya). Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas. Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya). Kuat dan tidak mudah bocor. Relatif tahan terhadap panas. Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.[3] Penggolongan Kemasan[sunting]Cara-cara pengemasan sangat erat berhubungan dengan kondisi komoditas atau produk yang dikemas serta cara transportasinya. Pada prinsipnya pengemas harus memberikan suatu kondisi yang sesuai dan berperan sebagai pelindung bagi kemungkinan perubahan keadaan yang dapat memengaruhi kualitas isi kemasan maupun bahan kemasan itu sendiri. Kemasan dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal antara lain:1. Frekuensi Pemakaian Kemasan Sekali Pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng. Kemasan yang Dapat Dipakai Berulang Kali (Multi Trip), seperti beberapa jenis botol minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Kemasan yang Tidak Dibuang (Semi Disposable). Wadah-wadah ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai, misalnya kaleng biskuit, kaleng susu, dan berbagai jenis botol. Wadah-wadah tersebut digunakan untuk penyimpanan bumbu, kopi, gula, dan sebagainya.

2. Struktur Sistem Kemas Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas: Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe) Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya. Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

3. Sifat Kekakuan Bahan Kemas Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, foil. Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan logam. Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang berbentuk pasta.

4. Sifat Perlindungan Terhadap Lingkungan Kemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas. Kemasan Tahan Cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan yang difermentasi. Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.

5. Tingkat Kesiapan pakai Wadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya. Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.[4] Kemasan FleksibelDi samping jenis-jenis kemasan di atas, dewasa ini telah berkembang pesat sistem pengemasan secara fleksibel, yaitu sistem pengemasan yang dapat melentur mengikuti bentuk bahan yang dikemas. Bahan pengemas fleksibel terdiri dari berbagai jenis kertas, cellulose films, film plastik, kertas timah coatings, bonding adhesives, dan kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Pengemas fleksibel ini banyak digunakan dalam pembungkusan berbagai komoditas dan produk olahannya seperti buah-buahan (manisan, pisang sale, durian, nangka), daging (abon, dendeng, sosis), ikan (dendeng ikan, krupuk ikan, ikan teri goreng), makanan lengkap (mie, bihun, sambal goreng), bumbu lengkap (gule, opor, rawon, dan sup), rempah-rempah (cabai giling, kunyit, pala, vanili), makanan lainnya (biskuit, kembang gula, dodol, coklat). Cara mengemas komoditas pertanian dan produk olahan dalam pengemas fleksibel dapat dilakukan dengan cara: Secara manual, dengan menggunakan tangan tanpa bantuan alat/mesin. Contohnya: membungkus tempe dengan daun atau plastik, kembang gula, membungkus teh dalam kemasan kertas, dan sebagainya. Semi mekanik, menggunakan tangan dengan dibantu peralatan tertentu, misalnya menutup botol kecap/minuman, penggunaan heat sealer untuk merekatkan plastik. Mekanis, dengan mesin kemas yang digerakkan oleh tenaga listrik/motor berkecepatan tinggi. Umumnya proses pengemasan bersamaan dengan proses pengisian bahan dalam satu unit mesin seperti pengisian botol minuman ringan, obat-obatan, dan sebagainya. Pemasaran kemasan ini akhir-akhir ini menjadi populer untuk mengemas berbagai produk baik padat maupun cair. Dipakai sebagai pengganti kemasan rigid maupun kemas kaleng atas pertimbangan ekonomis kemudahan dalam penanganan