materi ke 2 bk.doc

49
2.1 Pengertian Bimbingan 2.1.1 Arti Bimbingan Secara Umum Bimbingan merupakan suatu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional yang dibekali oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal. Bimbingan itu dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, baik secara individual maupun secara kelompok tanpa memandang keadaan umur. Bimbingan hendaknya merupakan bantuan yang dapat menyadarkan orang itu akan pribadinya sendiri (bakat, minat, kecakapan, dan kemampuannya) sehingga ia sanggup memecahkan sendiri masalah-masalah yang dihadapinya. Bimbingan itu bukanlah pemberian arah/tujuan yang telah ditentukan oleh si pembimbing, bukan suatu paksaan pandangan kepada seseorang, bukan pula suatu pengambilan keputusan yang diperuntukkan bagi seseorang. Akan tetapi, pembimbing membantu menetapkan suatu pilihan, tetapi tidak berarti bahwa pembimbing itu sendiri yang memilih, yang dibimbinglah yang harus menetapkan dan menentukan sikapnya. Jadi pengertian bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya, menerima dirinya, mengarahkan dirinya, dan merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

Upload: iin-ulandari-part-ii

Post on 14-Apr-2016

239 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: materi ke 2 BK.doc

2.1 Pengertian Bimbingan2.1.1 Arti Bimbingan Secara Umum

Bimbingan merupakan suatu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah

dan profesional yang dibekali oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar

ia dapat berkembang secara optimal.

Bimbingan itu dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, baik secara

individual maupun secara kelompok tanpa memandang keadaan umur. Bimbingan hendaknya

merupakan bantuan yang dapat menyadarkan orang itu akan pribadinya sendiri (bakat, minat,

kecakapan, dan kemampuannya) sehingga ia sanggup memecahkan sendiri masalah-masalah

yang dihadapinya.

Bimbingan itu bukanlah pemberian arah/tujuan yang telah ditentukan oleh si

pembimbing, bukan suatu paksaan pandangan kepada seseorang, bukan pula suatu

pengambilan keputusan yang diperuntukkan bagi seseorang. Akan tetapi, pembimbing

membantu menetapkan suatu pilihan, tetapi tidak berarti bahwa pembimbing itu sendiri yang

memilih, yang dibimbinglah yang harus menetapkan dan menentukan sikapnya.

Jadi pengertian bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang terus

menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar

tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya, menerima dirinya, mengarahkan

dirinya, dan merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam

mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik di dalam keluarga, sekolah dan

masyarakat.

2.1.2 Arti Bimbingan Dalam Lingkup Sekolah

Bimbingan disini fokus sasarannya adalah peserta didik yang dididik dalam sekolah oleh

guru, dengan harapan peserta didik sendiri dapat berkembang maksimal mencapai dewasa

dan matang, sehingga dia lebih berdaya guna bagi diri dan lingkungan sekitarnya.

Konsep penting khusus bagi pengertian bimbingan dalam lingkungan sekolah adalah :

a.         Bimbingan merupakan suatu proses. Ini berarti bahwa bimbingan itu dilaksanakan dalam

rentang waktu yang relatif panjang. Proses mengandung arti bahwa bimbingan dilakukan

secara sistematis dan metodis dalam sifatnya yang berencana, berprogram dan evaluatif.

b.        Bimbingan mengandung arti bantuan atau pelayanan. Ini berarti bahwa bimbingan itu

tercipta atas kesukarelaan subyek bimbing yang diwujudkan dalam sifat dan perilaku yang

tidak memaksakan kehendaknya untuk membimbing individu.

Page 2: materi ke 2 BK.doc

c.         Kelancaran pelaksanaan bimbingan dan pencapaian hasil bimbingan diperlukan adanya

subyek pelaksana bimbingan yang kompeten.

d.        Bantuan diperuntukkan bagi semua individu, semua peserta didik yang berada dalam kondisi

tertentu yang memerlukan bantuan.

e.         Bimbingan mempunyai tujuan. Pencapaian tujuan-tujuan bimbingan yang efektif akan

memudahkan/menunjang pencapaian kesejahteraan mental dan kebahagiaan yang

dimaksudkan.

2.2 Fungsi Bimbingan dalam PendidikanBimbingan di sekolah berfungsi untuk :

1.        Memahami individu (understanding-individu)

Fungsi pokok dari bimbingan dan konseling adalah untuk menolong individu-individu

yang mencari dan membutuhkan bantuan. Bimbingan yang efektif menuntut secara mutlak

pemahaman diri anak secara keseluruhan.

2. Preventif dan pengembangan individual

Preventif berusaha mencegah kemerosotan perkembangan anak dan minimal dapat

memelihara apa yang telah dicapai dalam perkembangan anak melalui pemberian pengaruh-

pengaruh yang positif. Sedangkan pengembangan individual adalah memberikan bantuan

untuk mengembangkan sikap dan pola perilaku yang dapat membantu setiap individu untuk

mengembangkan dirinya secara optimal.

3. Membantu Individu untuk menyempurnakan cara-cara penyelesaiannya

Bimbingan dapat memberikan pertolongan pada anak untuk mengadakan pilihan dan

pengamalan untuk memecahkan masalahnya sendiri. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka

membantu siswa untuk mengidentifikasi, memahami, menghadapi, dan memecahkan

masalah-masalahnya.

4. Mendekatkan hubungan sekolah dengan masyarakat

Maksud bimbingan dan konseling di sekolah ialah untuk mengadakan pelayanan

terhadap peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pelayanan tersebut

meliputi :

         Personal Guidance, yaitu bimbingan yang bertujuan agar peserta didik dapat menyesuaikan

dengan perkembangan pribadi.

         Educational Guidance, yaitu bimbingan terhadap peserta didik agar mencapai penyesuaian

dan kemajuan pendidikan.

Page 3: materi ke 2 BK.doc

         Vocational Guidance, yaitu bimbingan terhadap peserta didik agar ia mampu memahami

perkembangan pekerjaan.

         Follow-up, sesudah keluar dari sekolah.

Itulah sebabnya, maka dalam rangka pelaksanaan bimbingan, diperlukan suatu

hubungan saling mengerti dan saling membantu antar sekolah dengan orang tua peserta didik,

lembaga-lembaga, organisasi masyarakat dan sebagainya.

2.3 Pengertian KonselingKonseling adalah suatu proses yang berorientasikan belajar, yang dilaksanakan dalam

suatu lingkungan sosial, antara dua orang individu yang disebut konselor dan klien, dimana

seorang konselor harus memiliki kemampuan profesional dalam bidang keterampilan dan

pengetahuan psikologis. Konselor berusaha membantu klien sehingga ia dapat memecahkan

masalahnya berdasarkan penentuan diri sendiri.

2.4 Hubungan Bimbingan dengan KonselingKonseling merupakan salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan,

yaitu dengan memberikan bantuan secara individual. Dalam prakteknya, bimbingan dan

konseling saling menyangkut dan isi mengisi. Bimbingan menyangkut konseling, dan

sebaliknya, tetapi bimbingan bukan bagian konseling sedangkan konseling sebagai bagian

dari bimbingan.

2.5 Tujuan Bimbingan dan KonselingSecara umum bahwa bimbingan dan konseling itu dilaksanakan dengan tujuan

memberikan pertolongan kepada individu.

Agar dapat tercapai tujuan tersebut, maka setiap individu yang mendapatkan layanan

bimbingan itu hendaknya memperoleh kesempatan sebagai berikut :

1.        Mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidupnya yang

didasarkan atas tujuan itu.

2.        Mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.

3.        Mengembangkan kemampuan dan kesanggupannya secara optimal.

4.        Mampu memilih, memutuskan, dan merencanakan hidupnya secara bijaksana.

5.        Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan

keadaan lingkungannya.

Page 4: materi ke 2 BK.doc

2.6 Prinsip-Prinsip Bimbingan dan KonselingPrisip-prinsip bimbingan dan konseling secara garis besar dikelompokkan menjadi dua

kelompok, prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus:

A. Prinsip-prinsip Umum

1.        Dasar bimbingan dan konseling tidak dapat terlepas dari dasar pendidikan dan dasar negara,

yaitu Pancasila.

2.        Perlu dikenal dan dipahami karakteristik individual dari individu yang dibimbing.

3.        Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan supaya individu yang bersangkutan

mampu membantu dirinya sendiri daloam menghadapi kesulitannya.

4.        Untuk mendapatkan hasil yang maksimal pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin

oleh seseorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan.

5.        Program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian teratur untuk mengetahui hasil dan

manfaat yang diperoleh.

B. Prinsip-prinsip Khusus

1.        Program bimbingan harus berpusat kepada siswa.

2.        Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang dibimbing.

3.        Pembimbing harus selalu menghormati dan menjaga kerahasiaannya informasi tentang

individu yang dibimbingnya.

4.        Pembimbing hendaknya menggunakan berbagai jenis metode dan teknik yang tepat dalam

melakukan tugasnya.

5.        Bimbingan harus dilaksanakan secara kontinu.

2.7 Asas-asas Bimbingan dan KonselingAsas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan.

Menurut Prayitno ada beberapa asas yang harus diperhatikan:

1. Kerahasiaan

Segala sesuatu yang dibicarakan siswa kepada guru pembimbing tidak boleh

disampaikan kepada orang lain. Asas ini akan mendasari kepercayaan peserta didik kepada

guru pembimbing.

Page 5: materi ke 2 BK.doc

2. Keterbukaan

Bimbingan dan konseling dapat berhasil dengan baik jika siswa yang bermasalah mau

menyampaikan masalah yang dihadapi kepada guru pembimbing dan guru pembimbing

bersedia membantunya.

3. Kekinian

Masalah yang ditangani dalam bimbingan dan konseling adalah masalah sekarang.

Hendaknya pembimbing sesegera mungkin menangani masalah siswa.

4. Kemandirian

Bimbingan dan konseling membantu agar siswa dapat mandiri atau tidak bergantung

kepada pembimbing maupun orang lain.

5. Kedinamisan

Bimbingan dan konseling hendaknya membantu terjadinya perubahan yang lebih baik ke

arah pembaharuan pada diri siswa.

6. Kenormatifan

Usaha layanan tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlalu sehingga tidak

terjadi penolakan dari pihak yang dibimbing. Asas ini berkaitan dengan proses dan saran atau

keputusan yang dibahas dalam konseling.

7. Keahlian

Bimbingan dan konseling harus dilakukan dengan profesional dan oleh orang yang

profesional yang menuntut ketrampilan khusus dan terlatih untuk melakukan tugas ini.

8. Alih tangan

Jika usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya di luar

kewenangannya, maka penanganannya dapat dialihtangankan kepada pihak lain yang

berwenang.

9. Tut wuri handayani

Bimbingan dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa aman,

mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan seluas-

luasnya kepada siswa.

Page 6: materi ke 2 BK.doc

2.8 Bimbingan dan Konseling di Sekolah DasarBimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan

yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di

sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin.

Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru

Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus

menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran

(kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua

siswa tanpa terkecuali.

Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36)

mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi,

informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan

kelompok, dan konseling kelompok.

Guru Sekolah Dasar harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut

agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga

tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai

prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran

yang cukup berarti.

Realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa peran guru kelas

dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat

tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan

layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi

belajar siswa.

A. Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelangi

perlunya bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Secara

umum, latar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan

pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu

manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan

terampil serta sehat jasmani dan rohani.

Page 7: materi ke 2 BK.doc

Untuk mewujudkan tujuan tersebut sudah barang tentu perlu mengintegrasikan seluruh

komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya komponen bimbingan. Bila dicermati

dari sudut sosio kultural, yang melatar belakangi perlunya proses bimbingan adalah adanya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak disetiap

dimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan laju pertumbuhan penduduk

yang tinggi, sementara laju lapangan pekerjaan relatif menetap.

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

1.    Membantu anak didik memahami diri sendiri dan yang berkaitan dengan kebutuhan

lingkungannya.

2.    Agar anak dapat membantu dirinya sendiri untuk mengadakan penyesuaian pribadi dan

sosial.

3.    Agar anak mampu melewati masa transisi, dari lingkungan keluarga di rumah ke lingkungan

teman sebaya dan guru / sekolah.

4.    Membantu proses perubahan dari kanak – kanak sebagai makhluk individu yang menonjol

keunikannya, menjadi makhluk sosial, dengan jalan optimasi perkembangan penyesuaian

pribadi dan sosial yang memadai.

5.    Menguasai bahan ajaran tuntutan kurikuler.

6.    Memecahkan masalah-masalah belajar yang dihadapi murid.

7.    Memahami anak usia sekolah dasar.

C. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

Sugiyo dkk (1987:14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan konseling,

yaitu:

a. Fungsi penyaluran ( distributif )

Fungsi ini meliputi bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain

membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan lain-lain.

b. Fungsi penyesuaian ( adjustif )

Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk memperoleh

penyesuaian pribadi yang sehat, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan masalah-

masalah dan kesulitan-kesulitannya.

c. Fungsi adaptasi ( adaptif )

Page 8: materi ke 2 BK.doc

Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf sekolah khususnya

guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi

siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan

minat dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini guru

berusaha untuk merencanakan pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa

memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat

(Sugiyo, 1987:14)

D. Pentingnya Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang

dihadapi anak, tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai

pribadi dengan segala kebutuhan, minat, dan kemampuannya yang harus berkembang.

Pandangan ini menitikberatkan bimbingan yang bersifat preventif dan kesehatan mental serta

pengembangan diri. Pelaksanaannya dilakukan sejak awal di sekolah dasar atau pengalaman

awal anak dalam pendidikan.

1. Tindakan preventif di sekolah dasar

Tuntutan untuk mengadakan identifikasi secara awal diakui kebenarannya oleh para ahli

bimbingan karena:

a.    Kepribadian anak mudah terbentuk dan masih akan mengalami banyak perubahan dalam

proses perkembangannya.

b.    Hubungan orang tua murid dengan sekolah masih sangat mudah dibentuk di sekolah dasar

daripada di sekolah lanjutan.

c.    Anak masih mempunyai waktu terbuka untuk masa depannya, sehingga di sekolah dasar

anak dapat belajar mengenali diri sendiri dan menemukan cara-cara pendekatan untuk

menghadapi suatu persoalan dan cara memecahkannya di kemudian hari.

2. Kesiapan (readiness) di sekolah dasar

Hambatan pendidikan dapat timbul jika kurikulum diberikan kepada anak terlalu cepat

atau terlalu lambat. Konsep ini mengharuskan identifikasi perkembangan anak secara tepat

dan awal serta membutuhkan sistem pencatatan sebaik mungkin. Pengalaman sangat

diperlukan oleh setiap pembimbing di sekolah dasar maupun sekolah menengah untuk

menghadapi perubahan dan perkembangan pendidikan yang terus-menerus.

E. Kegiatan BK dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi

Page 9: materi ke 2 BK.doc

Berdasarkan Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling

(2004) dinyatakan bahwa kerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program

BK yang dijabarkan dalam 4 kegiatan utama, yakni:

1.    Layanan Dasar Bimbingan

Bertujuan untuk membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan

keterampilan-keterampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa SD.

2.    Layanan Responsif

Bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh

peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventif atau mungkin kuratif.

3.    Layanan Perencanaan

Bertujuan membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana

pendidikan, karir, dan kehidupan sosial dan pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini untuk

membantu siswa, memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan sendiri.

4.    Dukungan sistem

Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan,

memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh.

F. Peran Guru Kelas dalam Kegiatan BK di Sekolah Dasar

Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sangat

menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam

pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan

pembelajaran yang dirumuskan.

Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan

BK, yaitu:

a)    Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi

lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

b)   Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-

lain.

c)    Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement

untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta

(kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.

d)   Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai

dengan tujuan yang dicita-citakan.

e)    Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.

Page 10: materi ke 2 BK.doc

f)    Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan

pengetahuan.

g)   Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.

h)   Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

i)     Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang

akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak

didiknya berhasil atau tidak.

2.9 Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar mengacu pada perkembangan siswa

SD yang tengah beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas dan belajar bersosialisasi

dengan mengenal berbagai aturan, nilai, dan norma-norma. Materi bimbingan dan konseling

di SD termuat ke dalam empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar,

dan karier.

Dalam bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD

menemukan dan memahami, serta mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, aktif, dan kreatif, serta sehat jasmani dan rohani.

Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa

SD dalam proses sosialisasi untuk mengenal serta berhubungan dengan lingkungan sosial

yang dilandasi budi pekerti luhur dan rasa tanggung jawab.

Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa

SD mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan

keterampilan, serta menyiapkannya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih

tinggi. Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa

SD mengenali dan mulai mengarahkan diri untuk karier masa depan.

Layanan bimbingan dan konseling di SD meliputi layanan orientasi, informasi,

penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan

konseling kelompok. Layanan orientasi di SD ditujukan untuk siswa baru guna memberikan

pemahaman dan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki. Hasil

yang diharapkan dari layanan orientasi ialah dipermudahnya penyesuaian siswa terhadap pola

kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan di sekolah lain yang mendukung

keberhasilan siswa. Fungsi utama bimbingan ini ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.

Page 11: materi ke 2 BK.doc

Layanan informasi bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan

pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenali diri, merencanakan, dan

mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Layanan

ini digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar,

mengembangkan cita-cita, dan mengambil keputusan. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi

pemahaman dan pencegahan.

Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa berada pada posisi dan

pilihan yang tepat, yaitu berkenaan dengan posisi duduk dalam kelas, kelompok belajar

kegiatan ekstra kurikuler, program latihan, serta kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan

kondisi fisik dan psikisnya. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pencegahan dan

perkembangan/pemeliharaan.

Layanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan siswa memahami serta

mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang

cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna

dalam kehidupan dan perkembangan dirinya. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi

pemeliharaan dan pengembangan.

Layanan konseling perseorangan memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung

secara tatap muka dengan guru kelas dalam pembahasan permasalahannya. Fungsi utama

layanan ini ialah fungsi pengentasan.

Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara

bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber yang bermanfaat untuk

kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan

masyarakat. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pemahaman dan pengembangan.

Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi

pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Fungsi

utama layanan ini ialah fungsi pengentasan.

Page 12: materi ke 2 BK.doc

BAB 3

PENUTUP3.1 Kesimpulan

Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan

secara ilmiah dan profesional yang dibekali oleh pembimbing kepada yang dibimbing

( peserta didik ) agar ia dapat berkembang secara optimal.

Bila dicermati dari sudut sosio kultural, yang melatar belakangi perlunya proses

bimbingan dan konseling adalah adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

pesat sehingga berdampak disetiap dimensi kehidupan.

Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada

tiga hal utama yang melatar belakangi perlunya bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio

kultural dan aspek psikologis. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar, Sugiyo

dkk (1987:14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:

a.Fungsi penyaluran (distributif)

b. Fungsi penyesuaian (adjustif)

c. Fungsi adaptasi (adaptif)

Pelayanan bimbingan dan konseling perlu diselenggarakan di SD agar pribadi dan

segenap potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang secara optimal. Bimbingan dan

konseling di SD dilaksanakan oleh guru kelas. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam

pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan

pembelajaran yang dirumuskan. Peran guru dalam kegiatan BK, yaitu sebagai informator,

organisator, motivator, director, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator.

Page 13: materi ke 2 BK.doc

DAFTAR PUSTAKA

http://diganovensa.wordpress.com/2012/01/07/pentingnya-layanan-bimbingan-konseling-di-

sekolah-dasar/

http://makalah-di.blogspot.com/2009/11/makalah-peran-guru-kelas-dalam.html

http://www.slideshare.net/khoituddin/layanan-bk-di-sekolah-dasar-13158786#btnPrevious

http://www.psychologymania.com/2011/09/bimbingan-dan-konseling-di-sekolah.html

Ahmadi, Abu & Rohani, Ahmad. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Aqib, Zainal. Ikhtisar Bimbingan & Konseling di Sekolah. Bandung: Yrama Widya.

Gunawan, Yusuf. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Juntika Nurihsan, Achmad. (2005). Strategi Layanan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT.

Refika Aditama.

Page 14: materi ke 2 BK.doc

Pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah

TUJUAN pendidikan menengah acap kali dibiaskan oleh pandangan umum; demi mutu keberhasilanakademis seperti persentase lulusan, tingginya nilai Ujian Nasional, atau persentase kelanjutan ke perguruan tinggi negeri. Kenyataan ini sulit dimungkiri, karena secara sekilas tujuan kurikulum menekankan penyiapan peserta didik (sekolah menengah umum/SMU) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau penyiapan peserta didik (sekolah menengah kejuruan/SMK) agar sanggup memasuki dunia kerja. Penyiapan peserta didik demi melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi akan melulu memperhatikan sisi materi pelajaran, agar para lulusannya dapat lolos tes masuk perguruan tinggi. Akibatnya, proses pendidikan di jenjang sekolah menengah akan kehilangan bobot dalam proses pembentukan pribadi. Betapa pembentukan pribadi, pendampingan pribadi, pengasahan nilai-nilai kehidupan (values) dan pemeliharaan kepribadian siswa (cura personalis) terabaikan. Situasi demikian diperparah oleh kerancuan peran di setiap sekolah. Peran konselor dengan lembaga bimbingan konseling (BK) direduksi sekadar sebagai polisi sekolah. Bimbingan konseling yang sebenarnya paling potensial menggarap pemeliharaan pribadi-pribadi, ditempatkan dalam konteks tindakan-tindakan yang menyangkut disipliner siswa. Memanggil, memarahi, menghukum adalah proses klasik yang menjadi label BK di banyak sekolah. Dengan kata lain, BK diposisikan sebagai “musuh” bagi siswa bermasalah atau nakal.Penulis merujuk pada rumusan Winkel untuk menunjukkan hakikat bimbingan konseling di sekolah yang dapat mendampingi siswa dalam beberapa hal. Pertama, dalam perkembangan belajar di sekolah (perkembangan akademis). Kedua, mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi mereka, sekarang maupun kelak. Ketiga, menentukan cita-cita dan tujuan dalam hidupnya, serta menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Keempat, mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajar di sekolah dan terlalu mempersukar hubungan dengan orang lain, atau yang mengaburkan cita-cita hidup. Empat peran di atas dapat efektif, jika BK didukung oleh mekanisme struktural di suatu sekolah.

Proses cura personalis di sekolah dapat dimulai dengan menegaskan pemilahan peran yang saling berkomplemen. Bimbingan konseling dengan para konselornya disandingkan dengan bagian kesiswaan. Wakil kepala sekolah bagian kesiswaan dihadirkan untuk mengambil peran disipliner dan hal-hal yang berkait dengan ketertiban serta penegakan tata tertib. Siswa mbolosan, berkelahi, pakaian tidak tertib, bukan lagi konselor yang menegur dan memberi sanksi. Reward dan punishment, pujian dan hukuman adalah dua hal yang mesti ada bersama-sama. Pemilahan peran demikian memungkinkan BK optimal dalam banyak hal yang bersifat reward atau peneguhan. Jika tidak demikian, BK lebih mudah terjebak dalam tindakan hukum-menghukum.

Mendesak untuk diwujudkan, prinsip keseimbangan dalam pendampingan orang-orang muda yang masih dalam tahap pencarian diri. Orang-orang muda di sekolah menengah lazimnya dihadapkan pada celaan, cacian, cercaan, dan segala sumpah-serapah kemarahan jika membuat kekeliruan. Namun, jika melakukan hal-hal yang positif atau kebaikan, kering pujian, sanjungan atau peneguhan. Betapa ketimpangan ini membentuk pribadi-pribadi yang

Page 15: materi ke 2 BK.doc

memiliki gambaran diri negatif belaka. Jika seluruh komponen kependidikan di sekolah bertindak sebagai yang menghakimi dan memberikan vonis serta hukuman, maka semakin lengkaplah pembentukan pribadi-pribadi yang tidak seimbang.

BK dapat diposisikan secara tegas untuk mewujudkan prinsip keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa untuk datang membuka diri tanpa waswas akan privacy-nya. Di sana menjadi tempat setiap persoalan diadukan, setiap problem dibantu untuk diuraikan, sekaligus setiap kebanggaan diri diteguhkan. Bahkan orangtua siswa dapat mengambil manfaat dari pelayanan bimbingan di sekolah, sejauh mereka dapat ditolong untuk lebih mengerti akan anak mereka.

Tantangan pertama untuk memulai suatu proses pendampingan pribadi yang ideal justru datang dari faktor-faktor instrinsik sekolah sendiri. Kepala sekolah kurang tahu apa yang harus mereka perbuat dengan konselor atau guru-guru BK. Ada kekhawatiran bahwa konselor akan memakan “gaji buta”. Akibatnya, konselor mesti disampiri tugas-tugas mengajar keterampilan, sejarah, jaga kantin, mengurus perpustakaan, atau jika tidak demikian hitungan honor atau penggajiannya terus dipersoalkan jumlahnya. Sesama staf pengajar pun mengirikannya dengan tugas-tugas konselor yang dianggapnya penganggur terselubung. Padahal, betapa pendampingan pribadi menuntut proses administratif dalam penanganannya.

BK yang baru dilirik sebelah mata dalam proses pendidikan tampak dari ruangan yang disediakan. Bisa dihitung dengan jari, berapa jumlah sekolah yang mampu (baca: mau!) menyediakan ruang konseling memadai. Tidak jarang dijumpai, ruang BK sekadar bagian dari perpustakaan (yang disekat tirai), atau layaknya ruang sempit di pojok dekat gudang dan toilet. Betapa mendesak untuk dikedepankan peran BK dengan mencoba menempatkan kembali pada posisi dan perannya yang hakiki. Menaruh harapan yang lebih besar pada BK dalam pendampingan pribadi, sekarang ini begitu mendesak, jika mengingat kurikulum dan segala orientasinya tetap saja menjunjung supremasi otak. Untuk memulai mewujudkan semua itu, butuh perubahan paradigma para kepala sekolah dan semua pihak yang terlibat dalam proses kependidikan.

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik

secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara

optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai

jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK

Mendikbud No. 025/D/1995)

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam

memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal,

pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan

fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku

tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara

individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan

Page 16: materi ke 2 BK.doc

dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk

mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan

lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan

memperbaiki perilaku.

Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks

adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi,

melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik. (Naskah

Akademik ABKIN, Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Penyelenggaraan

Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, 2007).

Merujuk pada UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebutan

untuk guru pembimbing dimantapkan menjadi ’Konselor.” Keberadaan konselor

dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi

pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara,

fasilitator dan instruktur (UU No. 20/2003, pasal 1 ayat 6). Pengakuan secara

eksplisit dan kesejajaran posisi antara tenaga pendidik satu dengan yang lainnya

tidak menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, memiliki

konteks tugas, ekspektasi kinerja, dan setting layanan spesifik yang mengandung

keunikan dan perbedaan.

Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan bimbingan dan

konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak

adanya landasan hukum, undang-undang atau ketentuan dari atas, namun yang

lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu

mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya

secara optimal (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-

spiritual).

Dalam konteks tersebut, hasil studi lapangan (2007) menunjukkan bahwa

layanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah sangat dibutuhkan, karena

banyaknya masalah peserta didik di Sekolah/Madrasah, besarnya kebutuhan

peserta didik akan pengarahan diri dalam memilih dan mengambil keputusan,

perlunya aturan yang memayungi layanan bimbingan dan konseling di

Sekolah/Madrasah, serta perbaikan tata kerja baik dalam aspek ketenagaan

maupun manajemen.

Page 17: materi ke 2 BK.doc

Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam

pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta

memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk

peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan

bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu

‘dipanggil’ saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik.

ke menu utama 

Tujuan layanan bimbingan ialah agar siswa dapat :

1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta

kehidupan-nya di masa yang akan datang.

2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik

secara optimal.

3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat

serta lingkungan kerjanya.

4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian

dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan

untuk :

1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas

perkembangannya.

2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya,

3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana

pencapaian tujuan tersebut

4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.

5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan

lembaga tempat bekerja dan masyarakat.

6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.

7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara

Page 18: materi ke 2 BK.doc

optimal.

Fungsi Bimbingan dan Konseling

1.      Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik (siswa)

agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya

(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, siswa

diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan

menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

2.      Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk

senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya

untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini,

konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari

perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat

digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa

masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah

terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman

keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free

sex).

3.      Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari

fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan

belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan

personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi

atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara

sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-

tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah

layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming),

home room, dan karyawisata.

4.      Fungsi Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif.

Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah

mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.

Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.

Page 19: materi ke 2 BK.doc

5.      Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih

kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan

penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-

ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja

sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.

6.      Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala

Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program

pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan

siswa (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai siswa,

pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan siswa

secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih

metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai

dengan kemampuan dan kecepatan siswa.

7.      Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa (siswa) agar

dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan

konstruktif.

Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat

ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut.

1.      Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut

dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang peserta didik (konseli) yang

menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak

layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh

memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya

benar-benar terjamin.

2.      Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (konseli) mengikuti/menjalani

layanan/kegiatan yang diperlukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing

berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.

3.      Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar

peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersifat terbuka dan

tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri

Page 20: materi ke 2 BK.doc

maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi

pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban

mengembangkan keterbukaan peserta didik (konseli). Keterbukaan ini amat terkait

pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri

peserta didik yang menjadi sasaran layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat

terbuka, guru pembimbing terlebih dahuu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-

pura.

4.      Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar

peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di

dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru

pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap

layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.

5.      Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada

tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: peserta didik (konseli) sebagai

sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi siswa-siswa yang

mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,

mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru

pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan

konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.

6.      Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek

sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik

(konseli) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan “masa

depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan

kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.

7.      Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar

isi layanan terhadap sasaran layanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu

bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai

dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.

8.      Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar

berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh

guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.

Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam

penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan.

Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus

Page 21: materi ke 2 BK.doc

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

9.      Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar

segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak

boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama,

hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.

Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat

dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan

norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan

konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (konseli)

memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.

10.  Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar

layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-

kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan

dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan

konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam

penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam

penegakan kode etik bimbingan dan konseling.

11.  Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan

konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (konseli)

mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru

pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau

ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus

kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.

Kegiatan Pokok Bimbingan dan Konseling

Macam-macam layanan bimbingan dan konseling :

1.      Layanan Orientasi

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)

memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk

mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang

baru itu.

2.      Layanan Informasi

Page 22: materi ke 2 BK.doc

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)

menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan

jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan

keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien).

3.      Layanan Penempatan dan penyaluran

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)

memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan

penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program

latihan, magang, kegiatan ektrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat erta

kondisi pribadinya.

4.      Layanan pembelajaran

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)

mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai meteri

pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya, serta berbagai

aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

5.      Layanan Konseling Individual

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)

mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru

pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi

yang dideritanya.

6.      Layanan Bimbingan Kelompok

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)

secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari

nara sumber tertentu (teruama dari guru pembimbing) dan/atau membahas secara

bersama-ama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjanguntuk

pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari dan/atau untuk pengembangan

kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, serta untuk

pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.

7.      Layanan Konseling Kelompok

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)

memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang

Page 23: materi ke 2 BK.doc

dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah maalah-

masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.

Kegiatan Pendukung diantaranya :

1.      Aplikasi Instrumentasi

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan

keterangan tentang diri peserta didik (klien), keterangan tentang lingkungan peserta

didik dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan denagn

berbagai cara melalui instrumen baik tes maupun nontes.

2.      Himpunan Data

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data

dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik

(klien). Himpunan data perlu dielenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,

komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.

3.      Konferensi Kasus

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan

yang dialami oleh peserta didik (klien) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri

oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan,

kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan

ini dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.

4.      Kunjungan Rumah

Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk memperoleh data,

keteranang, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta

didik (klien) melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama

yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga klien yang lainnya.

5.      Alih tangan kasus

Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk mendapatkan

penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik

(klien) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya.

Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat dan amntap antara berbagi pihak

Page 24: materi ke 2 BK.doc

yang dapat memberikan bantuan dan atas penanganan masalah tersebut (terutama

kerjasama dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan).

Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling ini, kesemuanya

saling terkait dan saling menunjang baik langsung maupun tidak langsung. Saling

keterkaitan dan tunjang menunjang antara layanan dan pendukung itu menyangkut

pula fungsi-fungi yang diemban oleh masing-masing layanan/kegiatan pendukung .

Kegiatan bimbingan dan konseling ini berbeda dengan kegiatan mengajar, karena itu sangatlah perlu adanya bimbingan dan konseling ini untuk tiap-tiap sekolah. Perbedaannya yaitu kegiatan mengajar sudah dirumuskan terlebih dahulu dan target pencapaiannya sama untuk seluruh siswa, akan tetapi kegiatan bimbingan dan konseling target dan pencapaiannya lebih bersifat individual atau kelompok, pembicaraan dalam kegiatan mengajar lebih banyak diarahkan pada pemberian informasi, atau pembuktian dalam satu masalah, sedangkan dalam konseling lebih ditujukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien, kemudian dalam kegiatan mengajar, para siswa belum tentu mempunyai masalah yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, sedangkan dalam bimbingan dan konseling pada umumnya klien telah/sedang menghadapi masalah. Juga dalam melaksanakan bimbingan konseling, bagi konselor dituntut suatu keterampilan khusus dan berbeda dengan tuntutan bagi seorang guru /pengajar. Beberapa ahli juga menyatakan bahwa bimbingan dan konseling semakin hari semakin dirasakan perlu keberadaanya disetiap sekolah. Hal ini didukung oleh beberapa factor, seperti yang dikemukakan oleh Koestoer Parwisastro (1982) sebagai berikut : 1.) Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak dalam waktu sekian jam (kurang lebih 6 jam) hidupnya berada disekolah. 2.) Para siswa yang usianya relative masih muda sangat membutuhkan bimbingan baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan dirinya, maupun dalam mengatasi berbagai ,macam kesulitan. Selain itu kehadiran konselor disekolah juga dapat meringankan tugas guru seperti mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya, mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru dll. Oleh karena itu konselor dan guru/ pengajar merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan. Karena keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Itu sebabnya kegiatan bimbingan dan konseling sangat perlu dilakukan karena keduanya tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan sekolah. Saya rasa hanya ini yang bisa saya tuangkan dalam tulisan ini, kurang dan lebihnya, harap di maklumi, karena saya masih dalam proses belajar :) mohon kritik dan saran yang membangun.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/analathifah/pentingnya-peranan-bimbingan-konseling-terhadap-peserta-didik_5520b4e2813311c87619f71a

BIMBINGAN KONSELING (Pengertian, Tujuan, Manfaat, Fungsi, Asas) BIMBINGAN KONSELING

A. DEFINISI

Page 25: materi ke 2 BK.doc

a.       Bimbingan

Menurut   Abu  Ahmadi   (1991:   1),   bahwa   bimbingan   adalah   bantuan   yang  diberikan   kepada 

individu   (peserta   didik)   agar   dengan  potensi   yang  dimiliki  mampu  mengembangkan  diri   secara 

optimal   dengan   jalan   memahami   diri,   memahami   lingkungan,   mengatasi   hambatan   guna 

menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan 

Erman Amti (2004: 99),  Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang 

yang  ahli   kepada   seseorang  atau  beberapa  orang   individu,   baik   anak-anak,   remaja,   atau  orang 

dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri 

dengan   memanfaatkan   kekuatan   individu   dan   sarana   yang   ada   dan   dapat   dikembangkan 

berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5),  mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau 

pertolongan  yang  diberikan  kepada   individu  atau   sekumpulan   individu  dalam menghindari  atau 

mengatasi   kesulitan-kesulitan   hidupnya,   agar   individu   dapat   mencapai   kesejahteraan   dalam 

kehidupannya.   Chiskolm   dalam   McDaniel,   dalam   Prayitno   dan   Erman   Amti   (1994:   94), 

mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih 

mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendir

b.      Konseling

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam 

mana  konselor  melalui  hubungan   itu  dengan  kemampuan-kemampuan  khusus   yang  dimilikinya, 

menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya 

sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan 

potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli 

dapat  belajar  bagaimana memecahkan  masalah-masalah  dan  menemukan kebutuhan-kebutuhan 

yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).

Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional 

antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau 

seorang-seorang,  meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari  dua orang dan dirancang untuk 

Page 26: materi ke 2 BK.doc

membantu   klien   memahami   dan   memperjelas   pandangan   terhadap   ruang   lingkup   hidupnya, 

sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

c.     Kesimpulan

Jadi disini saya simpulkan bahwa pengertian bimbingan dan konseling yaitu suatu bantuan yang 

diberikan   oleh   konselor   kepada   konseli   agar   konseli   mampu   menyelesaikan   masalah   yang 

dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya

B. TUJUAN

a. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah:

          Memiliki   komitmen  yang kuat  dalam mengamalkan  nilai-nilai   keimanan dan ketaqwaan kepada 

Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, 

Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.

         Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara 

hak dan kewajibannya masing-masing.

         Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan 

(anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), sertadan mampu meresponnya secara positif 

sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

         Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan 

keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.

         Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.

         Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat

         Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan 

martabat   atau   harga   dirinya.   Memiliki   rasa   tanggung   jawab,   yang   diwujudkan   dalam   bentuk 

komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.

          Memiliki   kemampuan  berinteraksi   sosial   (human   relationship),   yang  diwujudkan   dalam  bentuk 

hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.

          Memiliki   kemampuan  dalam menyelesaikan   konflik   (masalah)  baik  bersifat   internal   (dalam diri 

sendiri) maupun dengan orang lain.

         Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

Page 27: materi ke 2 BK.doc

b.      Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :

         Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan 

yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.

         Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam 

belajar,  mempunyai   perhatian   terhadap   semua   pelajaran,   dan   aktif  mengikuti   semua   kegiatan 

belajar yang diprogramkan.

         Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

          Memiliki   keterampilan   atau   teknik   belajar   yang   efektif,   seperti   keterampilan  membaca   buku, 

mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.

         Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat 

jadwal   belajar,   mengerjakan   tugas-tugas,   memantapkan   diri   dalam   memperdalam   pelajaran 

tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan 

wawasan yang lebih luas.

         Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

c.       Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :

         Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.

          Memiliki   pengetahuan  mengenai   dunia   kerja  dan   informasi   karir   yang  menunjang  kematangan 

kompetensi karir.

         Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, 

tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.

         Memahami relevansi  kompetensi  belajar  (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan 

keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.

         Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, 

kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan 

kesejahteraan kerja.

Page 28: materi ke 2 BK.doc

         Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk 

memperoleh  peran-peran  yang  sesuai  dengan minat,  kemampuan,  dan  kondisi  kehidupan sosial 

ekonomi.

         Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-

cita  menjadi   seorang   guru,  maka   dia   senantiasa   harus  mengarahkan   dirinya   kepada   kegiatan-

kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.

         Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir 

amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.

C. FUNGSI

a.        Fungsi   Pemahaman,   yaitu   fungsi   bimbingan   dan   konseling  membantu   konseli   agar  memiliki 

pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma 

agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya 

secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

b.       Fungsi   Preventif,   yaitu   fungsi   yang   berkaitan   dengan   upaya   konselor   untuk   senantiasa 

mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya 

tidak   dialami   oleh   konseli.  Melalui   fungsi   ini,   konselor  memberikan   bimbingan   kepada   konseli 

tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.

c.        Fungsi   Pengembangan,   yaitu   fungsi  bimbingan  dan  konseling   yang   sifatnya   lebih  proaktif  dari 

fungsi-fungsi   lainnya.  Konselor   senantiasa  berupaya  untuk  menciptakan   lingkungan  belajar   yang 

kondusif,   yang  memfasilitasi   perkembangan   konseli.   Konselor   dan   personel   Sekolah/Madrasah 

lainnya   secara   sinergi   sebagai teamwork berkolaborasi   atau   bekerjasama   merencanakan   dan 

melaksanakan   program   bimbingan   secara   sistematis   dan   berkesinambungan   dalam   upaya 

membantu   konseli   mencapai   tugas-tugas   perkembangannya.   Teknik   bimbingan   yang   dapat 

digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain

storming),home room, dan karyawisata.

d.       Fungsi   Penyembuhan, yaitu   fungsi   bimbingan   dan   konseling   yang   bersifat   kuratif.   Fungsi   ini 

berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli  yang telah mengalami masalah, 

baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah 

konseling, dan remedial teaching.

Page 29: materi ke 2 BK.doc

e.        Fungsi   Penyaluran,   yaitu   fungsi   bimbingan   dan   konseling   dalam  membantu   konseli   memilih 

kegiatan  ekstrakurikuler,   jurusan  atau  program studi,   dan  memantapkan  penguasaan  karir   atau 

jabatan   yang   sesuai   dengan   minat,   bakat,   keahlian   dan   ciri-ciri   kepribadian   lainnya.   Dalam 

melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di 

luar lembaga pendidikan.

f.       Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan 

staf,   konselor,   dan   guru   untuk   menyesuaikan   program   pendidikan   terhadap   latar   belakang 

pendidikan,  minat,   kemampuan,   dan   kebutuhan   konseli.   Dengan  menggunakan   informasi   yang 

memadai   mengenai   konseli,   pembimbing/konselor   dapat   membantu   para   guru   dalam 

memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, 

memilih  metode  dan   proses   pembelajaran,  maupun  menyusun   bahan   pelajaran   sesuai   dengan 

kemampuan dan kecepatan konseli.

g.       Fungsi  Penyesuaian,  yaitu fungsi  bimbingan dan konseling dalam membantu konseli  agar dapat 

menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

h.       Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat 

memperbaiki   kekeliruan   dalam   berfikir,   berperasaan   dan   bertindak   (berkehendak).   Konselor 

melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang 

sehat,   rasional  dan memiliki  perasaan yang tepat  sehingga dapat  mengantarkan mereka  kepada 

tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

i.         Fungsi   Fasilitasi, memberikan   kemudahan   kepada   konseli   dalam  mencapai   pertumbuhan   dan 

perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.

j.        Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat 

menjaga diri  dan mempertahankan situasi  kondusif  yang telah tercipta  dalam dirinya.  Fungsi   ini 

memfasilitasi   konseli   agar   terhindar   dari   kondisi-kondisi   yang   akan   menyebabkan   penurunan 

produktivitas   diri.   Pelaksanaan   fungsi   ini   diwujudkan  melalui   program-program   yang  menarik, 

rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.

D. MANFAAT

Page 30: materi ke 2 BK.doc

a.       Bimbingan konseling akan membuat diri kita merasa lebih baik, merasa lebih bahagia, tenang dan 

nyaman karena bimbingan konseling tersebut membantu kita untuk menerima setiap sisi yang ada di 

dalam diri kita.

b.      Bimbingan konseling juga membantu menurunkan bahkan menghilangkan tingkat tingkat stress dan 

depresi yang kita alami karena kita dibantu untuk mencari sumber stress tersebut serta dibantu pula 

mencari cara penyelesaian terbaik dari permasalahan yang belum terselesaikan itu.

c.       Bimbingan konseling membantu kita untuk dapat memahami dan menerima diri sendiri dan orang 

lain sehingga akan meningkatkan hubungan yang efektif dengan orang lain serta dapat berdamai 

dengan diri sendiri.

d.      Perkembangan personal akan meningkat secara positif karena adanya bimbinga konseling.

E. ASAS

a.      Asas Kerahasiaan (confidential); yaitu   asas   yang  menuntut   dirahasiakannya   segenap   data   dan 

keterangan peserta didik   (klien) yang menjadi  sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang 

tidak   boleh   dan   tidak   layak   diketahui   orang   lain.   Dalam   hal   ini,   guru   pembimbing   (konselor) 

berkewajiban  memelihara  dan  menjaga  semua data  dan keterangan   itu   sehingga  kerahasiaanya 

benar-benar terjamin,

b. Asas Kesukarelaan; yaitu  asas  yang  menghendaki  adanya  kesukaan  dan  kerelaan 

peserta   didik   (klien)  mengikuti/  menjalani   layanan/kegiatan   yang   diperuntukkan 

baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan 

kesukarelaan seperti itu.

c. Asas Keterbukaan; yaitu  asas   yang  menghendaki   agar  peserta  didik   (klien)   yang 

menjadi   sasaran  layanan/kegiatan  bersikap  terbuka  dan  tidak  berpura-pura,  baik 

dalam memberikan  keterangan tentang  dirinya sendiri  maupun dalam menerima 

berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. 

Guru pembimbing (konselor)  berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta 

didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru   pembimbing (konselor) 

Page 31: materi ke 2 BK.doc

terlebih   dahulu   bersikap   terbuka   dan   tidak   berpura-pura.   Asas   keterbukaan   ini 

bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan  dan kekarelaan.

d. Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi 

sasaran   layanan   dapat   berpartisipasi   aktif   di   dalam   penyelenggaraan/kegiatan 

bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta 

didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan  yang diberikan kepadanya.

e. Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan 

konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan   bimbingan 

dan konseling diharapkan menjadi   individu-individu  yang mandiri,  dengan ciri-ciri 

mengenal   diri   sendiri   dan   lingkungannya,   mampu   mengambil   keputusan, 

mengarahkan,   serta   mewujudkan   diri   sendiri.   Guru   Pembimbing   (konselor)  

hendaknya mampu mengarahkan segenap  layanan bimbingan dan konseling bagi 

berkembangnya kemandirian peserta didik.

f. Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan 

dan konseling  yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi

sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat   sebagai   dampak   dan 

memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien)  pada 

saat sekarang.

g. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran 

layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan 

terus   berkembang   serta   berkelanjutan   sesuai   dengan   kebutuhan   dan   tahap 

perkembangannya dari waktu ke waktu.

h. Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan 

bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak 

lain,   saling menunjang,  harmonis  dan terpadukan.  Dalam hal   ini,  kerja  sama dan 

koordinasi   dengan berbagai  pihak  yang  terkait  dengan bimbingan dan konseling 

menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.

i. Asas Kenormatifan; yaitu   asas   yang   menghendaki   agar   segenap   layanan   dan 

kegiatan   bimbingan   dan   konseling   didasarkan   pada   norma-norma,   baik   norma 

agama,   hukum,   peraturan,   adat   istiadat,   ilmu   pengetahuan,   dan   kebiasaan   – 

kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan  

Page 32: materi ke 2 BK.doc

bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik 

(klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.

j. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan 

dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.   Dalam hal ini, 

para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya 

tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru 

pembimbing   (konselor)   harus   terwujud   baik   dalam  penyelenggaraaan   jenis-jenis 

layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan    dalam penegakan kode etik 

bimbingan dan konseling.

k. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak 

mampu  menyelenggarakan   layanan   bimbingan   dan   konseling   secara   tepat   dan 

tuntas   atas   suatu   permasalahan   peserta   didik   (klien)   kiranya   dapat   mengalih-

tangankan   kepada   pihak   yang   lebih   ahli.   Guru   pembimbing   (konselor)dapat 

menerima alih tangan  kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian 

pula,   sebaliknya   guru   pembimbing   (konselor),   dapat  mengalih-tangankan   kasus 

kepada pihak  yang  lebih  kompeten,  baik  yang berada di  dalam  lembaga sekolah 

maupun di luar sekolah.

l. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu   asas   yang   menghendaki   agar   pelayanan 

bimbingan   dan   konseling   secara   keseluruhan   dapat   menciptakan   suasana 

mengayomi   (memberikan   rasa   aman),   mengembangkan   keteladanan,   dan 

memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya  

kepada peserta didik (klien) untuk maju.

F. PRINSIP

a. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti 

bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak 

bermasalah  maupun  yang  bermasalah;  baik  pria  maupun  wanita;  baik  anak-

anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam 

bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan 

(kuratif);   dan   lebih   diutamakan   teknik   kelompok   dari   pada   perseorangan 

(individual).

Page 33: materi ke 2 BK.doc

b. Bimbingan  dan  konseling  sebagai  proses   individuasi.   Setiap  konseli  bersifat 

unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk 

memaksimalkan perkembangan keunikannya  tersebut.  Prinsip   ini   juga  berarti 

bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan 

bimbingannya menggunakan teknik kelompok.

c. Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli 

yang  memiliki   persepsi   yang  negatif   terhadap   bimbingan,   karena  bimbingan 

dipandang sebagai  satu  cara yang menekan aspirasi.  Sangat  berbeda  dengan 

pandangan tersebut,  bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang 

menekankan   kekuatan   dan   kesuksesan,   karena   bimbingan  merupakan   cara 

untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri  sendiri,  memberikan 

dorongan, dan peluang untuk berkembang.

d. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya 

tugas  atau tanggung   jawab konselor,   tetapi   juga  tugas  guru-guru  dan kepala 

Sekolah/Madrasah   sesuai   dengan   tugas   dan   peran   masing-masing.   Mereka 

bekerja sebagai teamwork.

e. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan 

konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan 

pilihan   dan   mengambil   keputusan.   Bimbingan   mempunyai   peranan   untuk 

memberikan   informasi   dan   nasihat   kepada   konseli,   yang   itu   semua   sangat 

penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh 

tujuannya,   dan   bimbingan  memfasilitasi   konseli   untuk  memper-timbangkan, 

menyesuaikan   diri,   dan   menyempurnakan   tujuan   melalui   pengambilan 

keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan 

kemampuan   bawaan,   tetapi   kemampuan   yang   harus   dikembangkan.   Tujuan 

utama   bimbingan   adalah   mengembangkan   kemampuan   konseli   untuk 

memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.

f. Bimbingan   dan   konseling   Berlangsung   dalam   Berbagai   Setting   (Adegan) 

Kehidupan. Pemberian   pelayanan   bimbingan   tidak   hanya   berlangsung   di 

Sekolah/Madrasah,   tetapi   juga   di   lingkungan   keluarga,   perusahaan/industri, 

lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang 

Page 34: materi ke 2 BK.doc

pelayanan  bimbingan  pun  bersifat  multi  aspek,   yaitu  meliputi  aspek  pribadi, 

sosial, pendidikan, dan pekerjaan.