materi ilkom.doc dejfb f bxnb

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kondisi yang mutlak (necessary) dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi merupakan hal penting dalam kesehatan, terutama dalam pelayanan terhadap pasien/klien (promosi kesehatan, kefarmasian, & keperawatan) Menurut Hovland, Janis dan Kelley, komunikasi adalah suatu proses melalui mana sesorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain (khalayak). Sedangkan menurut Berelson dan Steiner, komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain- lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahap atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunikasi bersifat dinamis, yaitu selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus-menerus. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur yang harus dimiliki yaitu komunikator (source) , komunikan (receiver), pesan (message) dan media (saluran). Serta komunikasi 1

Upload: double-d-castle

Post on 23-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bddhbfhdbfdfdbfhjdfbhjrf d bcdhbchdj chcbhdcbhd cdcbdnb cnms nd dnc dcdbcdcdnhj n vd vnfr fvnr brf rn rf r cdns n

TRANSCRIPT

Page 1: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan kondisi yang mutlak (necessary) dalam kehidupan manusia

sebagai makhluk sosial. Komunikasi merupakan hal penting dalam kesehatan, terutama

dalam pelayanan terhadap pasien/klien (promosi kesehatan, kefarmasian, & keperawatan)

Menurut Hovland, Janis dan Kelley, komunikasi adalah suatu proses melalui mana

sesorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata)

dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain (khalayak).

Sedangkan menurut Berelson dan Steiner, komunikasi adalah proses penyampaian

informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol

seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau

peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahap atau sekuensi) serta berkaitan satu

sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunikasi bersifat

dinamis, yaitu selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus-menerus.

Komunikasi terdiri dari beberapa unsur yang harus dimiliki yaitu komunikator

(source) , komunikan (receiver), pesan (message) dan media (saluran). Serta komunikasi

memiliki tujuan diantaranya mengubah sikap, opini, dan perilaku.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu komunikasi perorangan dan komunikasi kelompok ?

2. Apa itu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah ?

3. Apa itu komunikasi berantai dan komunikasi dua tahap?

1.3 Tujuan

Agar menjadikan pembahasan makalah ini berstruktur dan sistematis, maka dengan

keterkaitan perumusan masalah, maka penyusunan makalah ini bertujuan untuk

memberikan pemahaman tentang hal sebagai berikut:

1. Komunikasi perorangan dan komunikasi kelompok.

2. Komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah.

3. Komunikasi berantai dan komunikasi dua tahap.

1

Page 2: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bentuk-Bentuk Komunikasi

A. Komunikasi Perorangan (Interpersonal communication)

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan komunikasi secara

perseorangan atau secara individual dengan orang lain.  Komunikasi demikian ini

sering disebut komunikasi tatap muka langsung, disebut juga kontak pribadi,

sehingga disebut komunikasi antar pribadi (interpersonal communication).

Kelebihan dari komunikasi ini, antara lain komunikasi langsung sampai dan

dimengerti, karena bila tidak dimengerti dapat langsung ditanyakan, karena pemberi

pesan/berita ada dihadapan Anda.

Sedangkan menurut para ahli komunikasi interpersonal adalah komunikasi

antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal.

Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti

suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana,

2000, p. 73)

Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi

antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif

dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya

yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator

mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan,

2

Page 3: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif,

berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk

bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).

Komunikasi interpersonal (Muhammad,2004,p.165-168) mempunyai beberapa

tujuan, yaitu:

a. Menemukan Diri Sendiri

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau

pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita

belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.

Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara

tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan

mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita

sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan

sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

b. Menemukan Dunia Luar

Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak

tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak

informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun

banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu

seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi

interpersonal.

c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti

Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara

hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam

komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan

sosial dengan orang lain.

d. Merubah Sikap Dan Tingkah Laku

Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain

dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara

tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film,

menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu

benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi

interpersonal.3

Page 4: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

e. Untuk Bermain Dan Kesenangan

Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah

mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu

akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu

pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan

waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat

memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks

dari semua keseriusan di lingkungan kita.

f. Untuk Membantu Ahli-ahli Kejiwaan

Ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam

kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga

berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita

berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan

mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

Karakteristik Komunikasi Interpersonal Yang Efektif

Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang

dipertimbangkan (Devito,199,p.259-264) yaitu:

1. Keterbukaan (Openness)

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi

interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka

kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus

dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin

menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada

kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya

disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut. Aspek keterbukaan yang

kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur

terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap

pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin

orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak

mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan,

bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan

keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.

4

Page 5: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan

Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan

pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda

bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini

adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama

tunggal).

2. Empati (empathy)

Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang

untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu,

dari sudut pandang orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan

bahagia orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah

merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama

dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.

Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain,

perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa

mendatang.

Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal.

Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan

(1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik

yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang

penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang

sepantasnya.

3. Sikap mendukung (supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap

mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan

berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat

berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap

mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan

strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.

4. Sikap positif (positiveness)

Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan

sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif

mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi.

5

Page 6: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal.

Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif

terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi

pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih

menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati

interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana

interaksi.

5. Kesetaraan (Equality)

Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin

lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada

yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal.

Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila

suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua

pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak

mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan

interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik

lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada

sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak

mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal

dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau

menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan

”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.

Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal sebagai berikut :

1. Pihak-pihak yang melakukan komunikasi berada dalam jarak yang dekat.

Pihak yang dapat dikatakan melakukan komunikasi interpersonal harus tidak

berada dalam jarak jauh melainkan saling berdekatan/face to face. Apabila salah

satu lawan bicara menggunakan media dalam penyampaian pesan karena

perbedaan jarak, itu tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi interpersonal.

2. Pihak-pihak yang berkomunikasi  mengirim dan menerima pesan secara spontan

baik secara verbal maupun non verbal. Di dalam komunikasi interpersonal feed

back yang diberikan oleh komunikan biasanya secara spontan begitu juga dengan

tanggapan dari komunikator. Dengan respon yang diberikan secara spontan dapat

6

Page 7: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

mengurangi kebohongan salah satu lawan bicara dengan cara melihat gerak gerik

ketika sedang berkomunikasi.

3. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab  para perserta komunikasi.

Mutual understanding akan diperoleh dalam komunikasi interpersonal ini, apabila

diantara kedua belah pihak dapat menjalankan dan menerapkan komunikasi ini

dengan melihat syarat-syarat yang berlaku seperti, mengetahui waktu, tempat dan

lawan bicara.

4. Kedekatan hubungan pihak-pihak komunikasi akan tercermin pada jenis-jenis

pesan  atau respon nonverbal mereka, seperti  sentuhan, tatapan mata  yang

ekspresif, dan jarak fisik yang dekat.

Kita dapat membedakan seberapa dekat hubungan seseorang dengan lawan

bicaranya, hal ini dapat dilihat dari respon yang diberikan. Misalnya kedekatan

dalam berkomunikasi antara sepasang kekasih dengan sepasang persahabatan,

melalui respon nonverbal kita dapat melihat mereka sepasang kekasih atau hanya

teman biasa.

Meskipun setiap orang berhak mengubah topik  dalam pembicaraan, akan tetapi

didalam kenyataannya komunikasi antarpersonal bisa saja didominasi oleh satu

pihak misalnya komunikasi dosen-murid didominasi oleh dosen, komunikasi

suami-istri didominasi oleh suami.

Didalam komunikasi interpersonal sering kali kita menggangap pendengaran dan

penglihatan sebagai indera primer, padahal sentuhan dan penciuman juga sama

pentingnya dalam menyampaikan pesan-pesan bersifat intim. Tidak dapat

dipungkiri lagi bahwa komunikasi interpersonal sangat pontensial dalam hal

membujuk lawan bicara kita.

Komunikasi interpersonal dikatakan lebih efektif dalam hal membujuk lawan

bicara karena tanpa menggunakan media dalam penyampaian pesannya serta

dapat langsung melihat reaksi dari lawan bicara. Komunikasi interpersonal sering

dilakukan oleh semua orang dalam berhubungan dengan masyarakat luas.

7

Page 8: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

B. Komunikasi kelompok

1. Komunikasi kelompok kecil.

Komunikasi kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relative

kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan

mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka. Dikutip oleh Uchjana

Effendi, Onong, Ilmu Komunikasi. (LiitleJhon, 1999:284)

Contoh : komunikasi antar manager dengan sekumpulan karyawan

Media yang digunakan

Seminar : media komunikasi kelompok yang biasa dihadiri oleh khalayak

tidak lebih dari 150 orang.

Tujuan : membicarakan suatu masalah dengan menampilkan pembicara, dan

meminta pendapat/tanggapan dari peserta seminar.

2. Komunikasi dalam kelompok besar

Komunikasi dalam kelompok besar (large group,massa atau macro group),

tidaklah slalu sama dengan komunikasi dalam kelompok kecil meskipun setiap

kelompok besar pasti terdiri atas beberapa kelompok kecil.

Hal ini antara lain dikarenakan beberapa hal sebagai berikut:

Komunikasi dalam kelompok besar jumlahnya yang besar (ratusan atau

ribuan orang) di mana dalam suatu situasi komunikasi yang sedang

berlangsung hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan

8

Page 9: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

tanggapan secara verbal dan personal karna sedikit sekali kemungkinannya

bagi komunikator untuk bertanya jawab.

Situasi dialogis hampir tidak ada

Sebaiknya pembicara senantiasa perlu lebih fokus dalam arah

pembicaraannya sehingga pendengar akan dapat mudah mencerna pesan

pembicara. (joseph A.Devito (1997:305)

C. Komunikasi Satu Arah

Komunikasi satu arah yaitu pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran

dimana sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk

memberikan umpan balik (feedback) atau bertanya kepada pemberi informasi

(komunikator).

Model : A B

(Sender) (Receiver)

Ciri-ciri :

a. Alur informasi berada dalam satu petunjuk.

b. Berlangsung cepat dan mudah.

c. Komunikator dapat mengontrol situasi.

d. Tidak penting apakah isi pesan dapat diterima oleh komunikan.

Contoh: penyampaian iklan melalui televisi, radio, majalah, surat kabar, dan

brosur.

Keuntungan: komunikasi bisa berlangsung dengan cepat, karena tidak

terganggu oleh adanya proses tanya jawab.

Kerugian: kemungkinan terjadinya kesalahan penafsiran pesan yang diterima

oleh komunikan cukup besar, karena komunikan tidak bisa meminta penjelasan.

Proses komunikasi satu arah

9

Page 10: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

D. Komunikasi Dua Arah

Definisi: Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan

balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi

timbal balik.

Model: A B

(Sender) (Receiver)

Ciri-ciri:

Komunikan terlibat aktif selama proses komunikasi.

Komunikan segera memberikan respon terhadap isi pesan.

Komunikator segera mendapat umpan balik verbal atau non verbal.

Berlangsung lebih lama dari komunikasi satu arah (karena ada dialog).

Membutuhkan waktu untuk mendengarkan.

Pada umumnya lebih efektif daripada komunikasi satu arah.

Tahapan yang terjadi:

a. Komunikator mengirimkan sebuah pesan.

b. Komunikan mendapatkan pesan dan melakukan personalisasi.

c. Komunikan kemudian mengirimkan feedback dan sekaligus menjadi

komunikator.

d. Komunikator awal menjadi komunikan dan memberikan feedback.

e. Secara umum, terjadi proses komunikasi baru.

Contoh: komunikasi antara dokter dengan pasien di suatu klinik, sesi tanya jawab

pada suatu acara.

Keuntungan: kemungkinan terjadinya kesalahan penafsiran pesan yang diterima

oleh komunikan dapat dikurangi karena adanya dialog komunikator-komunikan

sehingga memudahkan terjadinya pemahaman antara kedua belah pihak. Selain itu,

komunikasi model dua arah ini dapat mengembangkan hubungan relasi intrapersonal

komunikator-komunikan sehingga terjadi komunikasi yang efektif.

Kerugian: membutuhkan banyak waktu / berlarut-larut, jika tidak dikendalikan

secara baik.

10

Page 11: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

Tabel perbedaan antara komunikasi satu arah dan dua arah

Satu arah Dua arah

1. Kemudahan Mudah dan cepat Sulit, lama

2. Kontrol Komunikator Komunikator & komunikan

3. Umpan balik Tidak ada Maksimum

4. Fleksibilitas Tidak diperlukan Komunikan memerlukan

suatu perubahan sehubungan

dengan umpan balik yang ada

5. Cara menentukan

keberhasilan

Tidak jangka

panjang

Segera dan perlu dialog

Catatan:

Tidak selalu komunikasi dua arah lebih baik daripada komunikasi satu arah. Pada

keadaan tertentu komunikasi satu arah yang diperlukan, seperti mengatakan pada

orang bila ada kebakaran. Akan tetapi pada kebanyakan situasi akan lebih baik bila

menggunakan komunikasi dua arah.

Membangun Komunikasi Dua Arah

Setelah memahami berbagai kendala yang menghambat terjadinya komunikasi dua

arah, kita akan lebih mudah untuk menyusun strategi guna membangun komunikasi

dua arah tersebut.

Berikut adalah beberapa strategi yang bisa dicoba.

1. Mendengar. Dalam komunikasi dua arah, ada yang berbicara, dan ada yang

mendengar. Yang sering terjadi adalah tiap pihak saling menunggu kesempatan

untuk berbicara tanpa meluangkan waktu untuk mendengar apa yang

disampaikan pihak lain (karena ia sibuk menyiapkan apa yang akan

11

Page 12: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

disampaikan). Seringkali, banyak permasalahan dapat terselesaikan justru bukan

karena seseorang menjadi pembicara yang handal, melainkan karena ia bersedia

memahami orang lain dengan cara mendengarkan dengan saksama apa yang

disampaikan (keluhan, masalah, keinginan, harapan). Informasi yang didengar

inilah yang bisa dijadikan dasar untuk menentukan langkah selanjutnya untuk

menyelesaikan masalah.

2. Terbuka. Untuk mendorong tiap pihak untuk saling terbuka, seorang pimpinan

hendaknya tidak menghukum orang yang menyampaikan pendapat, masalah,

atau perasaannya. Keterbukaan bisa juga dibuatkan wadahnya, yaitu melalui

bulletin board, kotak saran, atau media antarkaryawan. Karyawan yang

menyampaikan pendapat atau ide yang bisa dimanfaatkan perusahaan, bisa

diberikan hadiah, atau penghargaan. Demikian juga dengan karyawan yang bisa

mengidentifikasi atau mengantisipasi masalah serta mengusulkan alternatif

pemecahannya.

3. Menyamakan persepsi. Komunikasi dua arah sering terhambat karena adanya

perbedaan persepsi terhadap suatu masalah. Dengan demikian, dalam

berkomunikasi, ada baiknya disampaikan juga latar belakang pemikiran dari ide

yang disampaikan, sehingga orang lain juga bisa memiliki persepsi yang sama,

berangkat dari persepsi yang sama, atau paling tidak memahami persepsi orang

yang menyampaikan informasi tersebut. Jika pemahaman sudah tergalang, maka

komunikasi dua arah akan lebih mudah mengalir.

4. Komunikasi empat mata. Banyak juga karyawan yang enggan menyampaikan

pendapat karena sungkan berbicara di hadapan banyak orang, padahal mungkin

saja karyawan tersebut memiliki ide yang brilian. Seorang pimpinan bisa

mencoba melakukan komunikasi dua arah terhadap anak buahnya secara regular

untuk memahami kebutuhan, ekspektasi, masalah mereka. Dengan komunikasi

empat mata, bawahan mungkin saja lebih nyaman menyatakan pendapat atau

menyampaikan permasalahan yang ditemuinya di lapangan. Jadi, komunikasi

empat mata penting untuk dilakukan dengan lebih sering, tidak hanya ketika

melakukan evaluasi kerja tahunan.

12

Page 13: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

E. Komunikasi Berantai

Definisi: proses penyampaian pesan secara berantai (melalui beberapa orang.

Model: A B C D E

(Sender) (R and S) (R and S) (R and S) (Receiver)

Keterangan: S = Sender; R = Receiver

Disini terlihat, bahwa komunikan secara berturut-turut juga menjadi

komunikator, kecuali sasaran terakhir (hanya sebagai komunikan).

Keuntungan: memperpendek jarak komunikasi antara komunikator dan

komunikan.

Kerugian: pesan yang diterima oleh komunikan akhir bisa tidak sesuai /

menyimpang.

Pada model komunikasi berantai ini, pesan dikirim oleh A, setelah diterima oleh

D melalui B dan C bisa tidak sesuai / berkurang informasinya / bahkan bisa lain

sama sekali (menyimpang). Hal ini disebabkan karena dalam komunikasi ini

melibatkan beberapa komunikator, sehingga sering kali isi pesan tidak dapat

disampaikan dengan benar setelah melalui beberapa komunikan.

Untuk mengatasi kerugian dari bentuk komunikasi berantai ini maka:

1. Pesan harus jelas, singkat, dan tidak rumit.

2. Digunakan alat bantu seperti mencatat isi pesan, perekam.

3. Gunakanlah pertanyaan terbuka apakah orang tersebut sudah mengerti atau

belum.

Contoh: Seorang pemilik apotek ingin memperluas apoteknya. Hal ini berarti

jumlah obat di apotek tersebut akan bertambah banyak. Pemilik menjelaskan

kepada apoteker mengenai jumlah minimal obat yang harus tersedia di

apoteknya. Apoteker menjelaskan perubahan defecta kepada asisten apoteker

yang sedang bertugas untuk disampaikan kepada staf yang lain. Akan tetapi

asisten apoteker tersebut tidak menjelaskan secara lengkap seperti yang telah

disampaikan oleh pemilik apotek.

F. Komunikasi Dua Tahap (Two Step Flow Model)

Konsep komunikasi dua tahap ini berasal dari Lazarsfeld, Berelson, dan Gaudet

(1948). Mereka melakukan suatu penelitian tentang berkomunikasi, dan hasil dari

13

Page 14: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

penelitian tersebut memberi anggapan bahwa ide-ide sering kali datang dari radio

dan surat kabar yang ditangkap oleh pemuka pendapat.

Model komunikasi dua tahap ini dalam prosesnya berlangsung dua tahap, yaitu:

Tahap 1: dari media massa kepada orang-orang tertentu di antara pemuka

pendapat yang bertindak selaku gate keepers. Dari sini pesan-pesan media massa

disampaikan kepada anggota-anggota pemuka pendapat yang lain sebagai tahap

2.

Tahap 2: sehingga pesan-pesan media akhirnya mencapai seluruh penduduk.

Pada kebanyakan komunikasi massa tampak bahwa sebuah pesan laju dari

sumbernya, yakni komunikator, melalui saluran media massa, menuju komunikan

sebagai pihak penerima, yang kemudian sebagai kebalikannya memberi tanggapan

kepada pesan dan kepada orang-orang yang berinteraksi dengannya (Onong, 2005).

Asumsi- asumsi yang melatarbelakangi model komunikasi dua tahap adalah:

a. Warga masyarakat pada dasarnya tidak hidup secara terisolasi, melainkan aktif

berinteraksi satu sama lainnya dan menjadi anggota dari satu atau beberapa

kalompok social

b. Tanggapan dan reaksi terhadap pesan-pesan media massa tidak terjadi secara

langsung dan segera, tetapi melalui perantara yakni hubungan-hubungan social

c. Para pemuka pendapat umumnya merupakan sekumpulan orang yang aktif yang

menggunakan media massa serta berperan sebagai sumber dan rujukan

informasi yang berpengaruh

Kelebihan komunikasi dua tahap, yaitu:

1. Dapat membantu kita dalam memusatkan perhatian atas adanya hubungan yang

komplementer atau saling melengkapi antara komunikasi massa dengan

komunikasi antarpribadi

2. Adanya peran aktif dari pemuka pendapat dan cara-cara berkomunikasi tatap

muka yang di pandang mempunyai peranan penting dalam setiap situasi

komunikasi, khususnya bagi masyarakat di Negara berkembang

3. Memberikan kerangka kerja yang secara konseptual dapat dipakai guna meneliti

gejala-gejala komunikasi yang bersifat kompleks

4. Model dua tahap ini memperlihat dua hal yang menonjol, yaitu:

a. Diberikan perhatian khusus pada peranan pemuka pendapat sebagai sumber

informasi

14

Page 15: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

b. Beberapa penyempurnaan dari model komunikasii dua tahap, sebagaimana

dikenal dalam model komunikasi satu tahap dan model komunikasi banyak

tahap.

Kelemahan komunikasi dua tahap, yaitu:

1. Model tersebut menyatakan bahwa individu yang aktif dalam mencapai

informasi hanyalah pemuka pendapat, sedangkan masyarakat yang lain hanya

bersikap pasif. Kegiatan pemuka pendapat dianggap sebagai usaha untuk

memperoleh kesempatan berperan sebagai pemrakarsa komunikasi. Tapi

kenyataannya ada pemuka pendapat yang bersifat pasif pula.

2. Pandangan bahwa dalam proses komunikasi massa pada hakikatnya terjadi dua

tahap ternyata membatasi proses analisisnya, sebab komunikasi dapat terjadi

dalam dua tahap atau lebih. Dalam kasus tertentu dapat saja terjadi proses

komunikasi satu tahap misalnya media massa langsung mempengaruhi

khalayak. Dalam kasus lain media massa menimbulkan proses komunikasi

banyak massa

3. Proses komunikasi dua tahap menunjukan bahwa betapa tergantungannya

pemuka pendapat akan informasi yang disebarkan oleh media massa. Sekarang

informasi itu di dapat bukan hanya dari media massa akan tetapi dari media lain.

4. Model komunikasi dua tahap mengabaikan perilaku khalayak berdasarkan

“waktu” pengenalan ide baru.

5. Model ini tidak menunjukkan adanya perbedaan peranan dari berbagai saluran

komunikasi dalam hubungannya dengan tahap-tahap inovasi.

6. Adanya pemisahan khalayak antara pemuka pendapat dengan masyarakat

pengikut (followers). Padahal tidak selamanya mereka yang bukan pemimpin

(non leaders) adalah pengikut dari pemuka pendapat.

15

Page 16: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

Proses Komunikasi 2 Tahap :

16

Page 17: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki berbagai macam

bentuk, yaitu komunikasi perorangan, komunikasi kelompok, komunikasi satu arah, komunikasi

dua arah, komunikasi berantai, dan komunikasi dua tahap.

Antara bentuk komunikasi yang satu dan yang lainnya terdapat perbedaan yang sangat jelas,

terutama pada cara penyampaian, dan media yang dilakukan.

3.1 Saran

Selayaknya pencetus karya adalah mengharapkan karya tersebut dapat menjadi

manfaat bagi orang lain dan dirinya sendiri, seperti itu pula harapan yang ada ketika

penyusunan makalah sederhana ini. Adapun bentuk kekurangan dan kesalahan tentu tidak

akan terlepas karena merupakan sisi kemanusiaan yang mendasar dari kejiwaan manusia,

sehingga dengan bersikap bijak adalah mengharapkan motivasi yang membangun dalam

bentuk kritik dan saran. 

Pada akhirnya ucapan terima kasih dengan kesempatan dan perhatian yang

diberikan, setidaknya permohonan maaf atas segala kesalahan dan kelalaian dalam

makalah ini atau di dalam proses pembuatan makalah sederhana ini, baik dari paragraf,

kalimat, kata, atau sikap selama proses pembuatan makalah ini. Selanjutnya tidak etis

rasanya jika tidak sama-sama mendoakan, semoga segala bentuk pekerjaan yang disertai

dengan ketulusan niat membuahkan keridhaan dari Allah yang Maha Rahman.

17

Page 18: materi ilkom.doc dejfb f bxnb

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Arifin, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengatur Ringkas, Bandung : Amirco.

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sasa Djuarsa S., Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta. 2003.

Jhon Fiskes, Introduction to Coummication Studies, Sage Publication, 1996.

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/09/pengertian-komunikasi.html

http://herrystw.wordpress.com/2011/05/23/komunikasi-interpersonal/

http://dhogerz.wordpress.com/2010/10/21/komunikasi-dalam-organisasi/

http://wisynu.lecture.ub.ac.id/files/2012/03/DASAR-KOMUNIKASI-III.pdf

http://sejenak-farmasi.blogspot.com/2012/12/komunikasi-dan-konseling-part-3.html

http://blog.its.ac.id/sulastri10mhsmatematikaitsacid/2010/09/16/unsur-pembentuk-

komunikasi/

http://achmadkhadafisyaifullah.blog.perbanas.ac.id/2011/12/03/komunikasi-interprsonal-

dan-mendengarkan/

18