materi hari slasa

7
 MATERI BAHAYA PENGGUNAAN BAHAN KIMIA PERTANIAN Pengertian Bahan Kimia: Bahan kimia pertanian adalah bahan kimia sintetik maupun non-sintetik (atau biosintetik) yang diterapkan dalam bidang pertanian. Contoh penggunaan utama bahan kimia pertanian adalah   pestisida dan  pupuk . Berbagai bahan kimia pertanian enderung bersi!at toksik dan  penyimpanannya dalam "umlah besar memiliki risiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan. #embel ian baha n kimia per tanian dal am "umlah bes ar di bebe rapa negara membut uhka n  persetu"uan instansi terkait demi membatasi kadar paparan bahan kimia terhadap lingkungan dan manusia di daerah penerapannya. Dampak Negatif Penggunaan Pestisia Dan Pupuk Kimia #esti sida merupa kan bahan kimia beraun yang digunaka n untuk mengendalika n "asad  penganggu yang merugikan pertanian. Bila tidak diolah dengan baik$ pestisida dapat mengaki bat kan dampak negati! bagi kesehatan sepert i keraunan$ peny akit kulit$ pus ing$ ganggua n sys tem sya ra! $ gang guan per na! asa n$ kra m$ dia re$ pand anga n kabur $ kegugur an kehamilan$ kanker bahkan bisa mengakibatkan kematian. Pestisia men!erang Tu"uh Manusia engan me#a#ui : $% Ku#it %al ini dapat ter"adi apabila pestisida terkena pada pakaian atau langsung pada kulit. &% Pernafasan %al ini paling sering ter"adi pada petani yang menyemprot pestisida atau pada orang-orang yang ada di dekat tempat penyemprotan. '% Mu#ut %al ini ter"adi bila seseorang meminum pestisida seara senga"a ataupun tidak$ ketika seseorang makan atau minum air yang telah teremar$ atau ketika makan dengan tangan tanpa menui tangan terlebih dahulu setelah berurusan dengan pestisida. Dampak Negatif Pestisia  Paa Manusia $% (i stem (! ar af  Beberapa ge"ala dari penyakit pada otak yang diseba bkan oleh pesti sida adalah masalah ingat an yang ga&at$ suli t berkonsentrasi $ perubahan kepr ibadian$ kelumpuhan $ kehilangan kesadaran dan koma. &% Hati) *i+ er 'arena hati adalah organ tubuh yang ber!ungsi menetralkan bahan-bahan kimia beraun$ maka hati itu sendiri sering kali di rusak oleh pestisida. %al ini dapat menyebabkan hepatitis. '% Perut Muntah-muntah$ sakit perut dan diare adalah ge"ala umum dari keraunan pestisida. #estisida memiliki e!ek yang sangat buruk karena merusak langsung dinding-dinding  perut.

Upload: julvainda-eka-priya-utama

Post on 05-Oct-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dhADHIU

TRANSCRIPT

MATERI BAHAYA PENGGUNAAN BAHAN KIMIA PERTANIAN

Pengertian Bahan Kimia:Bahan kimia pertanian adalah bahan kimia sintetik maupun non-sintetik (atau biosintetik) yang diterapkan dalam bidang pertanian. Contoh penggunaan utama bahan kimia pertanian adalah pestisida dan pupuk. Berbagai bahan kimia pertanian cenderung bersifat toksik dan penyimpanannya dalam jumlah besar memiliki risiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Pembelian bahan kimia pertanian dalam jumlah besar di beberapa negara membutuhkan persetujuan instansi terkait demi membatasi kadar paparan bahan kimia terhadap lingkungan dan manusia di daerah penerapannya.

Dampak Negatif Penggunaan Pestisida Dan Pupuk Kimia

Pestisida merupakan bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan jasad penganggu yang merugikan pertanian. Bila tidak diolah dengan baik, pestisida dapat mengakibatkan dampak negatif bagi kesehatan seperti keracunan, penyakit kulit, pusing, gangguan system syaraf, gangguan pernafasan, kram, diare, pandangan kabur, keguguran kehamilan, kanker bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Pestisida menyerang Tubuh Manusia dengan melalui :1. KulitHal ini dapat terjadi apabila pestisida terkena pada pakaian atau langsung pada kulit. 2. PernafasanHal ini paling sering terjadi pada petani yang menyemprot pestisida atau pada orang-orang yang ada di dekat tempat penyemprotan. 3. MulutHal ini terjadi bila seseorang meminum pestisida secara sengaja ataupun tidak, ketika seseorang makan atau minum air yang telah tercemar, atau ketika makan dengan tangan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah berurusan dengan pestisida.

Dampak Negatif Pestisida Pada Manusia1. Sistem SyarafBeberapa gejala dari penyakit pada otak yang disebabkan oleh pestisida adalah masalah ingatan yang gawat, sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian, kelumpuhan, kehilangan kesadaran dan koma.2. Hati/LiverKarena hati adalah organ tubuh yang berfungsi menetralkan bahan-bahan kimia beracun, maka hati itu sendiri sering kali di rusak oleh pestisida. Hal ini dapat menyebabkan hepatitis. 3. Perut Muntah-muntah, sakit perut dan diare adalah gejala umum dari keracunan pestisida. Pestisida memiliki efek yang sangat buruk karena merusak langsung dinding-dinding perut.

4. Sistem Kekebalan Reaksi alergi karena penggunaan pestisida mengakibatkan gangguan sistem kekebalan tubuh manusia. 5. Sistem HormonBeberapa pestisida mempengaruhi hormon reproduksi pada pria dan wanita serta dapat menyebabkan pelebaran tiroid yang akhirnya mengakibatkan kanker tiroid.

Dampak Negatif Penggunaan Pupuk Kimia pada Manusia

Pupuk kimia mengandung berbagai zat zat yang dapat merusak kesehatan manusia seperti timbal, benzea, merkuri, PCB dan siklodiena, Organofosfat dan karmabat, serta klorin. Timbal yang terkandung dalam pupuk kimia sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruhpopulasi. Pemakaian pupuk kimia yang mengandung benzena secara terus - menerus pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidakdapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.

Pencegahan dan Penanggulangan dari Dampak Pestisida terhadap Kesehatan PetaniPengetahuan tentang pestisida yang disertai dengan praktek penyemprotan akan dapat menghindari petani/penyemprot dari keracunan. Ada beberapa cara untuk menghindari atau mencegah keracunan antara lain:1. Pembelian pestisida. Dalam pembelian pestisida hendaknya selalu dalam kemasan yang asli, masih utuh dan ada label petunjuknya.2. Perlakuan sisa kemasan. Bekas kemasan sebaiknya dikubur atau dibakar yang jauh dari sumber mata air untuk mengindai pencemaran ke badan air dan juga jangan sekali-kali bekas kemasan pestisida untuk tempat makanan dan minuman.3. Penyimpanan. Setelah menggunakan pestisida apabila berlebih hendaknya di simpan yang aman seperti jauh dari jangkauan anak-anak, tidak bercampur dengan bahan makanan dan sediakan tempat khusus yang terkunci dan terhindar dari sinar matahari langsung.4. Penatalaksanaan penyemprotan. Pada pelaksanaan penyemprotan ini banyak menyebabkan keracunan oleh sebab itu petani di wajibkan memakai alat pelindung diri yang lengkap setiap melakukan penyemprotan, tidak melawan arah angin atau tidak melakukan penyemprotan sewaktu angin kencang, hindari kebiasaan makan-minum serta merokok di waktu sedang menyemprot, setiap selesai menyemprot dianjurkan untuk mandi pakai sabun dan berganti pakaian serta pemakain alat semprot yang baik akan menghindari terjadinya keracunan.Untuk menggunakan pestisida harus diingat beberapa hal yang harus diperhatikan:1. Pestisida digunakan apabila diperlukan2. Sebaiknya makan dan minum secukupnya sebelum bekerja dengan pestisida3. Harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalam label4. Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan pestisida, demikian pula wanita hamil dan orang yang tidak baik kesehatannya5. Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap melalui luka6. Gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang dan kaki, sarung tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut lain yang diperlukan7. Hati-hati bekerja dengan pestisida, lebih-lebih pestisida yang konsentrasinya pekat. Tidak boleh sambil makan dan minum8. Jangan mencium pestisida, karena pestisida sangat berbahaya apabila tercium9. Sebaiknya pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan di tempat terbuka. Gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus10. Dalam mencampur pestisida sesuaikan dengan takaran yang dianjurkan. Jangan berlebih atau kurang11. Tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari satu macam, kecuali dianjurkan12. Jangan menyemprot atau menabur pestisida pada waktu akan turun hujan, cuaca panas, angin kencang dan arah semprotan atau sebaran berlawanan arah angin. Bila tidak enak badan berhentilah bekerja dan istirahat secukupnya13. Wadah bekas pestisida harus dirusak atau dibenamkan, dibakar supaya tidak digunakan oleh orang lain untuk tempat makanan maupun minuman14. Pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru diperlakukan dengan pestisida15. Setelah bekerja dengan pestisida, semua peralatan harus dibersihkan, demikian pula pakaian-pakaian, dan mandilah dengan sabun sebersih mungkin.

STRATEGI PENGOLAHAN LIMBAH JERAMI DI AREAL PERSAWAHANAda banyak faktor yang berpengaruh sehingga petani tidak melakukan pengolahan limbah pertaniannya, diantaranya adalah :a. Petani tidak memahami manfaat limbah pertanian.b. Petani tidak mengetahui cara mengolah limbah pertanianc. Petani malas melakukan pengolahan limbah pertaniand. Pengolahan limbah secara modern yang selama ini banyak diperkenalkan ke masyarkat terkesan sulit untuk dilakukan.e. Petani tidak memahami manfaat pemberian pupuk organik pada tanah

CARA MENGATASI LIMBAH JERAMI ATAU SISA PANENMembuat Pupuk Organik di Wilayah Produksi PertanianSaat ini masih sangat jarang dilakukan pengolahan limbah pertanian di wilayah produksi pertanian. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan sumberdaya, khususnya sumberdaya manusia. Beberapa lahan pertanian yang potensial untuk dilakukan pengolahan limbah secara langsung adalah :1) Pengolahan limbah jerami padi di lahan sawah2) Pengolahan limbah jerami jagung di lahan pertanaman3) Pengolahan limbah kacang-kacangan di lahan pertanaman

Berikut ini akan dijelaskan cara mengolah pupuk organik di wilayah produksi pertanian, khususnya pada lahan sawah.1. Cara pengolahan limbah jerami padi di lahan sawahBahan : jerami padi, kotoran ternak, air, arang sekam, aktivator/dekomposer, air gulaPeralatan : gembor/ember, gayung.Cara membuat :1) Membuat bak fermentasi dari bambu. Ukuran bak fermentasi disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu berapa banyak bahan yang akan diolah.

Gambar 1. Bak fermentasi yang terbuat dari bambu2) Pengecilan ukuran bahan. Saat panen, umumnya petani sudah menggunakan power trheser. Jerami yang yang dihasilkan dari hasil olahan mesin power trheser saat panen sudah memiliki ukuran yang kecil. Oleh karena itu jerami ini sudah dapat diolah menjadi pupuk organik meskipun tidak diperkecil lagi. Jika tidak menggunakan mesin power trheser saat panen, maka jerami padi dapat diolah secara manual. Pengecilan ukuran bahan berfungsi untuk mempercepat proses pelapukan/penguraian.3) Mencampur air, aktivator, dan air gula. Adapun komposisinya adalah :Aktivator : 10-20ccAir gula/mollases :5-10 ccAir : 10 literBahan tersebut dimasukkan ke dalam ember/gembor lalu diaduk hingga bercampur secara merata, kemudian disiramkan pada bahan.4) Menyiram bak fermentasiSebelum bahan disusun pada bak fermentasi, sebaiknya disiram terlebih dahulu dengan air yang sudah dicampur dengan aktivator dan mollase. Penyiraman ini berfungsi agar pada bagian dasar tempat fermentasi sudah terdapat mikroba pengurai.

Gambar 2. Menyiram bak fermentasi5) Memasukkan bahan ke bak fermentasiSaat memasukan bahan ke bak fermentasi sebaiknya disusun secara berlapis dengan bentuk susunan sebagai berikut :a) Masukkan kotoran ternak pada bagian paling bawah dengan ketebalan 3cm, lalu siram dengan air yang sudah dicampur dengan aktivator.b) Masukkan jerami pada lapis ke dua dengan ketebalan 10 cm, lalu siram dengan air yang sudah dicampur dengan aktivator.c) Masukkan kotoran ternak pada lapis ke 3 ketebalan 5 cm, lalu siram dengan air yang sudah dicampur dengan aktivator.d) Lakukan pengulangan pada poin b) hingga tinggi tumpukan mencapai 0,5 1 m. Setelah tumpukan mencapau 1 meter, maka simpanlah arang sekam pada bagian atas tumpukan, lalu siram dengan air yang sudah dicampur dengan aktivator.

Gambar 3. Penyiraman bahan dengan air yang sudah dicampur aktivator6) Lepas bak fermentasi

Gambar 4. Bahan yang sudah siap difermentasi7) Tutuplah bahan dengan menggunakan terpal atau karung goni.

Gambar 5. Menutup Bahan dengan plastikCara ini tergolong lebih mudah dibandingkan petani harus mengankut jerami dari sawah untuk kemudian diolah ditempat khusus. Keuntungan lainnya dari pengolahan langsung di lahan pertanian adalah petani dapat langsung mengaplikasikan setiap menjelang musim tanam tanpa harus memikirkan biaya angkut.