materi audit lingkungan

8
2.1.2.1 Pengertian Audit Lingkungan Ditinjau dari jenis pemeriksaannya, audit lingkungan termasuk kedalam  jenis audit ketaatan. Audit lingkungan meru pakan evaluasi sistematis dan obyektif dari dampak yang ada maupun dampak dari kegiatan suatu organisasi atas lingkungan. Apa yang dievaluasi biasanya termasuk pengelolaan lingkungan dari organisasi tersebut, seperti emisi ke udara, pembuangan limbah ke air,  pengelolaan limbah, termasuk pula manajemen komu nikasi dan kursus-kursus yang diberikan kepada stafnya perihal masalah lingkungan. Agar audit lingkungan dapat berjalan dengan efektif, sangat perlu dukungan dan komitmen dari perusahaan agar mau terbuka dan jujur dalam memberikan data, serta adanya auditor yang independen yang tidak mempunyai kepentingan apapun atas fasilitas yang sedang diaudit.  Dengan diadakannya suatu audit lingkungan ( environmental auditing ) maka auditor dapat memberikan saran-sarannya bagi perusahaan agar dalam melakukan kegiatan / operasinya, perusahaan dapat menjalin atau bahkan meningkatkan kualitas interaksi perusahaan dengan kelompok-kelompok  stakeholders. Audit lingkungan timbul dari kebutuhan akan adanya suatu penilaian terhadap ‘  Environmental Compliance’ sehubungan dengan makin meningkatnya  kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan. Ada beberapa pengertian mengenai audit lingkungan, diantaranya : Pengertian Audit lingkungan menurut Chafid Fandeli,Retno Nur Utami (2009:1) adalah sebagai berikut: “Suatu manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik,  terdokumen tasi, periodik dan objektif tentang bagai mana suatu kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan menfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pemanfaata n kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang udangan tentang pengelolaan lingkungan”. Pengertian audit lingkungan menurut Sawyer’s (2006:322) adalah sebagai   berikut : “Audit yang ditujukan untuk menentukan kepatuhan terhadap  persyarat an hukum dan prosedur menentukan efisiensi dan efektivitas operasi, memberikan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen dan menentukan validitas aspek keuangan dari kegiatan li ngkungan organisasi”. Pengertian audit lingkungan menurut Kep-42/Menlh/11/1994 dalam Irianto (2009) tentang Petunjuk Pelaksanaan Audit Lingkungan adalah : “Audit Lingkungan adalah alat manajemen yang terdiri dari evaluasi obyektif, dokumentas i yang sistematis dan evaluasi periodik untuk menilai kinerja sistem manajemen dan peralatan lingkungan yang bertujuan untuk, pertama, membantu kontrol manajemen terhadap praktek-pr aktek lingkungan dan kedua, menilai kepatuhan terhadap kebijakan usaha atau operasi lingkungan termasuk untuk memenuhi peraturan atau undang-undang. Audit lingkungan adalah alat manajemen internal yang digunakan oleh suatu organisasi atau kegiatan dalam mengemban tanggung jawab lingkungannya.Audit lingkungan bukan merupakan suatu kewajiban dibawah peraturan

Upload: patricia-alvani-gultom

Post on 10-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Materi Audit Lingkungan

TRANSCRIPT

2.1.2.1 Pengertian Audit LingkunganDitinjau dari jenis pemeriksaannya, audit lingkungan termasuk kedalamjenis audit ketaatan. Audit lingkungan merupakan evaluasi sistematis dan obyektifdari dampak yang ada maupun dampak dari kegiatan suatu organisasi ataslingkungan. Apa yang dievaluasi biasanya termasuk pengelolaan lingkungan dariorganisasi tersebut, seperti emisi ke udara, pembuangan limbah ke air,pengelolaan limbah, termasuk pula manajemen komunikasi dan kursus-kursusyang diberikan kepada stafnya perihal masalah lingkungan.Agar audit lingkungan dapat berjalan dengan efektif, sangat perludukungan dan komitmen dari perusahaan agar mau terbuka dan jujur dalammemberikan data, serta adanya auditor yang independen yang tidak mempunyaikepentingan apapun atas fasilitas yang sedang diaudit.Dengan diadakannya suatu audit lingkungan (environmental auditing)maka auditor dapat memberikan saran-sarannya bagi perusahaan agar dalammelakukan kegiatan / operasinya, perusahaan dapat menjalin atau bahkanmeningkatkan kualitas interaksi perusahaan dengan kelompok-kelompokstakeholders.Audit lingkungan timbul dari kebutuhan akan adanya suatu penilaianterhadap Environmental Compliance sehubungan dengan makin meningkatnyakesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan. Ada beberapa pengertianmengenai audit lingkungan, diantaranya :Pengertian Audit lingkungan menurut Chafid Fandeli,Retno Nur Utami(2009:1) adalah sebagai berikut:Suatu manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik,terdokumentasi, periodik dan objektif tentang bagai mana suatukinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan dengan tujuanmenfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upayapengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pemanfaatankebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundangudangan tentang pengelolaan lingkungan.Pengertian audit lingkungan menurut Sawyers (2006:322) adalah sebagaiberikut :Audit yang ditujukan untuk menentukan kepatuhan terhadappersyaratan hukum dan prosedur menentukan efisiensi danefektivitas operasi, memberikan informasi untuk pengambilankeputusan manajemen dan menentukan validitas aspek keuangandari kegiatan lingkungan organisasi.Pengertian audit lingkungan menurut Kep-42/Menlh/11/1994 dalamIrianto (2009) tentang Petunjuk Pelaksanaan Audit Lingkungan adalah :Audit Lingkungan adalah alat manajemen yang terdiri dari evaluasiobyektif, dokumentasi yang sistematis dan evaluasi periodik untukmenilai kinerja sistem manajemen dan peralatan lingkungan yangbertujuan untuk, pertama, membantu kontrol manajemen terhadappraktek-praktek lingkungan dan kedua, menilai kepatuhan terhadapkebijakan usaha atau operasi lingkungan termasuk untuk memenuhiperaturan atau undang-undang. Audit lingkungan adalah alatmanajemen internal yang digunakan oleh suatu organisasi ataukegiatan dalam mengemban tanggung jawab lingkungannya.Auditlingkungan bukan merupakan suatu kewajiban dibawah peraturanatau undang-undang khusus, melainkan suatu alat manajemenproaktif yang digunakan secara sadar untuk mengidentifikasimasalah lingkungan sebelum masalah itu terjadi untuk melakukantindakan pencegahan.Menurut sebuah artikel, yang penulis kutip dari http://www.pacific.net.idmenuliskan pengertian audit lingkungan sebagai berikut :Audit Lingkungan merupakan urusan intern perusahaan,setidaknya masalah transparansi menjadi penting disini, sehinggapihak luar dapat menjalankan fungsinya sebagai eksternal kontrol.Apalagi mengingat kesalahan perhitungan dalam mengelolalingkungan tidak hanya ditanggung oleh pengusaha, tetapi jugamasyarakat lainnya.Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa audit lingkungansebagai berikut :1. Merupakan suatu proses yang sistematis2. Didokumentasikan3. Bertujuan memberi kontribusi untuk mengamankan lingkungan4. Merupakan bagian dari sistem manajemen5. Merekomendasikan apa yang harus dilakukan perusahaan terhadaplingkungan sekitarnya atau stakeholders.

2.1.2.2 Fungsi Audit LingkunganFungsi audit lingkungan secara umum adalah untuk menilai apakah suatuorganisasi patuh atau sesuai dengan kebijakan, peraturan, standar dan lainsebagainya yang berhubungan dengan lingkungan. Kep-42/Menlh/11/1994 dalamIrianto (2009: 124) tentang Petunjuk Pelaksanaan Audit Lingkungan memperjelasfungsi audit lingkungan sebagai berikut :1. Meningkatkan kepatuhan suatu usaha atau organisasi terhadap peraturandan undang-undang lingkungan seperti, Standar Emisi Udara, StandarPengelolaan Sampah dan Standar Prosedur Operasi Lingkungan.2. Mendokumentasikan standar operasi lingkungan dan prosedur pengelolaanlingkungan suatu organisasi atau usaha yang sedang berlaku, termasukperencanaan tindakan gawat darurat, sistem pelaporan dan monitoringserta rencana untuk kemungkinan proses atau peraturan dimasa yang akandatang.3. Mencegah kecenderungan kerusakan alam.4. Menentukan dampak yang diperkirakan dan mengimplementasikanrekomendasi AMDAL, sebagai dasar untuk meningkatkan prosesAMDAL.5. Meningkatkan penggunaan sumber daya sebagai pengurangan dalampenggunaan materi, serta meminimalkan sampah dan mengidentifikasikesempatan untuk daur ulang.6. Meningkatkan tindakan yang dilakukan atau diperlukan oleh suatuorganisasi untuk memenuhi tujuan lingkungan seperti pembangunan yangberkesinambungan, daur ulang dan penggunaan sumber daya yang efisien.Kep-42/Menlh/11/1994 dalam Irianto (2009) dapat berlaku secara umum,artinya audit lingkungan yang dilakukan dengan tujuan apapun dapat memilikifungsi maupun manfaat seperti yang dijelaskan diatas, walaupun tidak samapersis.

2.1.2.3 Manfaat Audit LingkunganManfaat audit lingkungan menurut Kep-42/Menlh/11/1994 dalam Irianto(2009: 124) adalah :1. Mengidentifikasi resiko lingkungan dan pengelolaan lingkungan.2. Dapat digunakan sebagai dasar pengembangan kebijakan pengelolaanlingkungan atau usaha untuk meningkatkan rencana yang sudah ada.3. Pencegahan kerugian finansial akibat penutupan usaha atau organisasi,sanksi dari pemerintah atau publisitas negatif yang disebabkan olehpengelolaan atau pengendalian lingkungan yang buruk.4. Menghindari sanksi hukum dari undang-undang atau peraturan yangberlaku terhadap organisasi atau kegiatan usaha atau pihak manajemen.5. Dapat digunakan sebagai bukti dari pelaksanaan pengelolaan lingkungandi pengadilan apabila diminta.6. Meningkatkan kesadaran para staf dan manajemen dari suatu organisasiterhadap kebijakan atau tanggungjawab lingkungan.7. Mengidentifikasi kemungkinan penghematan biaya yang berasal darikonservasi energi dan pengurangan, daur ulang dan penggunaan kembalisampah.8. Dapat digunakan sebagai laporan audit lingkungan oleh suatu organisasiatau kegiatan usaha dalam berhubungan dengan kelompok lingkungan ,pemerintah dan media massa.9. Menyediakan informasi yang memadai untuk kepentingan usaha, asuransi,institusi keuangan dan pemegang saham.

2.1.2.4 Jenis Audit LingkunganMenurut Bunasor Sanim (2006) pada saat pelatihan audit lingkungan diCisarua Bogor, menyebutkan adanya sepuluh jenis audit lingkungan sebagaiberikut :1. Audit ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (regulatorycompliance).2. Audit terhadap sistem manajemen (management systems).3. Audit atas pengurangan limbah (waste reduction).4. Audit dalam rangka pencegahan polusi (pollution prevention).5. Audit terhadap pabrik dengan tujuan untuk mengukur ataumengestimasikan kontaminasi yang terjadi (site assessments).6. Audit terhadap fasilitas pembuangan limbah (waste disposal facility).7. Audit dalam rangka evaluasi terhadap kebijakan, standard an pernyataanpernyataanyang dibuat oleh perusahaan (corporate policies, standards,and statements).8. Audit yang dibandingkan dengan perusahaan sejenis atau dengan praktekmanajemen yang baik industry or Best Management Practice ( BMP ).9. Audit dalam rangka memenuhi sertifikasi Euopean Management and AuditScheme (EMAS).10. Audit dalam rangka memenuhi tujuan-tujuan spesifik seperti masalahenergi, air, proses, kebisingan dan sebagainya.Untuk dapat memilih jenis-jenis audit lingkungan, perlu diketahui jeniskegiatan perusahaan yang akan diaudit. Ada dua kelompok perusahaan yang dapatdiaudit, yaitu perusahaan yang terlibat dalam proses transformasi, baik informasimaupun jasa dan perusahaan penghasil barang (industri).Audit Lingkungan pada perusahaan dapat dikelompokkan menjadi :a. Audit Manajemen, yaitu audit lingkungan yang dilaksanakan sebagaibagian dari pengelolaan dan kinerja lingkungan sebuah fasilitasindustri. Audit manajemen dilaksanakan untuk menyediakan informasiyang dapat digunakan oleh suatu usaha atau kegiatan itu sendiri untukmemperbaiki kinerja lingkungannya. Program ini merupakan bagiansukarela internal yang dilakukan sebagai kegiatan perbaikan dan untukmencapai perbaikan yang berkelanjutan.b. Audit Transaksi, yaitu audit lingkungan yang dilaksanakan sebagaisuatu persyaratan dalam transaksi usaha dan bisnis. Audit transaksibanyak dilaksanakan sebagai suatu persyaratan usaha yang harusdipenuhi untuk tujuan tertentu, misalnya perjanjian asuransi, bursasaham, prasyarat pengembangan perusahaan dan penghentiansementara. Proses audit ini biasanya bersifat eksternal yangdilaksanakan oleh pihak ketiga yang tidak terlibat langsung dengankegiatan operasi perusahaan yang diaudit dengan mengatasnamakanpihak lain. Tujuan audit ini adalah untuk mengidentifikasikantanggung jawab dan jaminan atas lingkungan yang ada sekarang danuntuk masa mendatang sehingga pihak lain tersebut dapat membuatsuatu keputusan yang lebih pasti dalam transaksi usaha yang akandilakukannya terhadap perusahaan yang diaudit.

2.1.2.5 Prinsip-prinsip Dasar Audit Lingkungan2.1.2.5.1 Karakteristik DasarMenurutKep-42/Menlh/11/1994 dalam Irianto (2009) audit Lingkunganmempunyai ciri khas sebagai berikut :1. Metodologi yang komprehensif;Audit lingkungan memerlukan tata laksana dan metodologi yangrinci.Audit lingkungan harus dilaksanakan dengan metodologi yangkomprehensif dan prosedur yang telah ditentukan, untuk menjaminpengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta dokumentasi danpengujian informasi tersebut.Metodologi tersebut harus fleksibel sehinggatim auditor dapat menerapkan teknik-teknik yang tepat. Audit lingkunganharus berpedoman kepada penggunaan rencana yang sistematik dan sesuaidengan prosedur pelaksanaan audit lapangan dan penyusunan laporan.2. Konsep pembuktian dan pengujian:Konsep pembuktian dan pengujian terhadap penyimpangan pengelolaanlingkungan adalah halyang pokok dalam audit lingkungan. Tim audit harusrnengkonfirmasikan semua data dan informasi yang diperolehnya melaluipemeriksaan lapangan secara langsung.3. Pengukuran dan standar yang sesuai;Penetapan standar dan pengukuran terhadap kinerja lingkungan harussesuai dengan usaha ataukegiatan dan proses produksi. yang diaudit. Auditlingkungan tidak akan berarti kecuali bilakinerja usaha atau kegiatan dapatdibandingkan dengan standar yang digunakan.4. Laporan tertulis.Laporan harus memuat hasil pengamatan dan fakta-fakta penunjang, sertadokumentasi terhadapproses produksi. Seluruh data dan hasil temuanharus disajikan dengan jelas dan akurat, sertadilandasi dengan bukti yangsahih dan terdokumentasi.2.1.2.5.2 Kunci KeberhasilanMenurut Kep-42/Menlh/11/1994 dalam Irianto (2009) kunci keberhasilanpelaksanaan audit lingkungan adalah sebagai berikut :1. Dukungan pihak pimpinanPelaksanaan audit lingkungan harus diawali dengan adanya itikadpimpinan usaha atau kegiatan.Usaha atau kegiatan dan proses audit dapatmenjadi sangat kompleks dan pelaksanaan auditlingkungan menjadi tidakefektif bila tidak ada dukungan yang kuat dari pimpinan usaha ataukegiatan. Selain itu timauditor harus pula diberi keleluasaan untukmengkaji hal-hal yang sensitif dan berpotensi menimbulkan dampaklingkungan.2. Keikutsertaan semua pihakKeberhasilan audit lingkungan ditentukan pula oleh keikutsertaan dankerjasama yang baik darisemua pihak dalam usaha atau kegiatan yangbersangkutan, mengingat kajian terhadap kinerja lingkungan akan meliputisemua aspek dan pelaksanaan tugas secara luas.3. Kemandirian dan obyektifitas auditorTim audit lingkungan harus mandiri dan tidak ada keterikatan denganusaha atau kegiatan yangdiaudit. Apabila tidak, maka obyektifitas dankredibilitas akan diragukan. Pada umumnya,kemandirian auditor diartikanbahwa tim auditor harus dilaksanakan oleh orang di luar usahaataukegiatan yang diaudit.4. Kesepakatan tentang tata laksana dan lingkup auditHarus ada kesepakatan awal antara pimpinan usaha atau kegiatan dengantim auditor tentanglingkup audit lingkungan yang akan dilaksanakan.

2.1.2.6 Aspek-aspek Audit LingkunganAspek-aspek Audit Lingkungan (Anon dalam Yance, 2003:2) :1. Penilaian yang sistematisAdanya penilaian yang sistematis, terdokumentasi dan berkala.2. Kontribusi organisasi, manajemen dalam mengamankan lingkungan.Mengendalikan manajemen dari praktik-praktik yang bertentangandengan lingkungan3. Pengendalian manajemen terhadap pelaksanaan operasi audita. Menetapkan prosedurb. Menetapkan kriteria operasic. Menetapkan prosedur terkaitd. Mengkomunikasikan prosedur4. Penilaian / evaluasi atas ketaatan terhadap peraturan tentang dampaklingkungana. Mengevaluasi penaatan peraturan yang berlakub. Mengevaluasi penaatan terhadap ketentuan lain.Aspek yang dikaji pada pelaksaan audit lingkungan (Anon) dalam Yance (2003:4):a. Aspek teknologi sebagai upaya untuk mengidentifikasi resiko danmeminimisasi dampak kegiatan terhadap lingkungan, pengembanganpendekatan preventif dan penyelesaian masalah pada sumberdampakb. Aspek manajemen dan organisasi pelaksanaan kegiatan sebagaiupaya peningkatan efektifitas dan kinerja manajemen dalammengatasi masalah lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerjac. Aspek administratif sebagai upaya untuk peningkatan danpemanfaatan informasi yang dapat dipercaya serta penyempurnaanpengawasan internal terhadap informasi yang berkaitan denganaspek lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

2.1.2.7 Langkah-langkah Dasar Proses Audit LingkunganMenurut Sawyer (2006:294-295) langkah-langkah dasar audit lingkunganadalah sebagai berikut:1 Kegiatan sebelum audit- Memilih dan menjadwalkan fasilitas untuk melakukan audit- Memilih anggota tim audit- Melakukan audit penilaian awal2 Kegiatan di lokasi- Memeriksa sistem manajemen likngkungan- Mengumpulkan bukti audit- Mengevaluasi temuan-temuan audit- Melaporkan temuan audit kepada pihak berwenang3 Kegiatan setelah audit- Menertibkan konsep laporan- Menertibkan laporan akhir- Menyiapkan rencana dan penerapan tindakan- Menindaklanjuti rencana tindakan

Sedangkan menurut Amin Wijaya Tunggal (2003:244) menyatakan bahwalangkah-langkah dalam proses audit lingkungan terdiri dari tiga langkah :1. Proses audit lingkungan sebenarnya dimulai dengan sejumlah aktivitassebelum audit di tempat aktual terjadi. Aktivitas-aktivitas ini termasukpemilihan fasilitas yang diaudit, jadwal dari fasilitas yang diaudit, yangmencakup mendefinisikan ruang lingkup audit, memilih topik untukprioritas yang dimasukkan, memodifikasi program audit dan mengalokasisumber daya tim audit. Aktivitas-aktivitas yang lain termasukmengunjungi terlebih dahulu fasilitas untuk mengumpulkan informasi latarbelakang dan mengadministrasikan kuisioner.2. Aktivitas-aktivitas penting di tempata. Memahami sistem dan prosedur manajemen internalLangkah pertama yang dilakukan tim audit adalah mengembangkansuatu pemahaman yang tepat dari lingkungan internal mengenaifasilitas, kesehatan, dan sistem pengelolaan keamanan.b. Menilai kekuatan dan kelemahanLangkah kedua dari proses audit di tempat (on site audit) mencakuppenilaian kekuatan dan kelemahan prosedur dan sistem manajemeninternal yang telah diidentifikasikan dan dideskripsikan dilangkahpertama. Di sini, auditor mencari indikator-indikator seperti tanggungjawab yang secara jelas didefinisikan, suatu sistem otorisasi yangmemadai, kesadaran dan kapabilitas personil, dokumentasi danpencatatan serta verifikasi internal. Langkah ini memberikan dasarpemikiran rasionalitas untuk melakukan langkah audit berikutnya.c. Mengumpulkan bukti auditLangkah ketiga dalam audit, mengumpulkan bukti audit, berlakusebagai dasar, yaitu tim audit menetukan ketaatan dan membentukopini auditnya. Bukti audit dapat dikumpulkan melalui penyelidikan(kuisioner formal dan diskusi tidak formal), pengamatan(pengujianfisik) dan pengujian (menelusuri kembali data,memverifikasi jejak kertas dan sebagainya).d. Menilai temuan auditMenilai temuan audit, dilakukan setelah bukti audit dikumpulkan danpengamatan audit selesai. Tujuan dari langkah ini adalah untukmengerti dan mengintegrasikan temuan-temuan dari observasi darisetiap anggota tim dan kemudian menentukan disposisi akhir temuandan observasi tersebut, apakah dimasukkan dalam laporan audit yangformal ataupun hanya membawa perhatian dari manajemen fasilitas.e. Melaporkan temuan auditProses pelaporan audit lingkungan sering dimulai dengan diskusi yangtidak formal antara auditor dan koordinator lingkungan fasilitas ketikapenyimpangan diketahui. Tujuan penggunaan laporan audit mencakupmemberikan informasi kepada manajemen, memprakarsai tindakankorektif dan menyediakan dokumentasi audit.3. Aktivitas setelah audit (Past audit activities)Proses audit tidak berakhir pada simpulan dari audit di tempat.Secara tipikal, pemimpin tim audit menyiapkan suatu laporan sementaramengenai temuan dan observasi dalam dua minggu dari audit di tempat.Laporan sementara ini dapat ditelaah oleh manajemen sebelum suatulaporan akhir diterbitkan.Ketika laporan akhir disiapkan, prosesperencanaan tindakan dimulai. Proses mencakup menentuksn lokasipotensial dan menyiapkan rekomendasi, memberikan tanggung jawabuntuk tindakan korektif. Langkah terakhir dalam proses audit secarakeseluruhan dimulai dengan tindak lanjut terhadap rencana perbaikanuntuk memastikan bahwa seluruh kekurangan dalam kenyataannya telahdiperbaiki.

Perbedaan Audit Lingkungan dengan AMDAL

Audit Lingkungan

AMDAL

1. Dibuat untuk kegiatan pembangunan yang sedang berjalan1. Dibuat untuk rencana kegiatan pembangunan

2. Dibuat berkali-kali (periodik)2.Dibuat hanya 1 kali

3. Untuk telaah masalah yang sedang dihadapi (terbatas pada masalah yang dihadapi)3.Untuk perkiraan potensi dampak lingkungan secara total

4. Dilaksanakan berdasarkan Kep.No.42/MENLH/1994 dan format teknis sesuai tujuan audit lingkungan4.Dilaksanakan berdasarkan PP 08/ 2001 dan peraturan pelaksanaannya

5. Sukarela, insentif, dan disentif 5.Wajib (Mandatory)

6. Rahasia 6.Terbuka