materi 04 - coordinatesystem-mapprojection

40
Sistem Koordinat dalam Survei Pemetaan oleh: Asadi BAKOSURTANAL e-mail : [email protected]

Upload: odi-nugraha

Post on 29-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Sistem Koordinatdalam Survei Pemetaan

oleh: Asadi

BAKOSURTANAL

e-mail : [email protected]

2

3

2-Dimensi

y

A (4,3)

x

yA=3

xA=4

origin P

1

Gambar 12

y

x

yB=3

xB=4

origin Q

B (4,3)

Ilustrasi

4

Koordinat/posisi titik A terhadap: •Sistem salib sumbu 1: A(4,2)•Sistem salib sumbu 2: A(?,?)

Koordinat/posisi titik A terhadap: •Sistem salib sumbu 1: A(4,2)•Sistem salib sumbu 2: A(?,?)

Y

Gambar 2

2-Dimensi2-Dimensi

A (4,2)

Y

X0,0

X

2211

Ilustrasi

5

3-Dimensi3-Dimensi

Gambar 3

Ilustrasi

6

1.Sistem Koordinat

Dalam survei dan pemetaan, koordinat atau posisi atau letak suatu titik dapat dinyatakan dalam 2-D (dimensi) atau 3-D,

yaitu dengan men-spesifikasikan 3 parameter: Titik Nol (origin) dari sistem koordinat Orientasi dari sumbu-sumbu koordinat Besaran (kartesian, curvilinier) yang digunakan

untuk mendefinisikan posisi dalam sistem koordinat tersebut.

Koordinat adalah suatu besaran untuk menyatakan letak atau posisi suatutitik dalam suatu sistem referensi tertentu

7

Titik Nol Sistem Koordinat Titik Nol Sistem Koordinat

Orientasi sumbu-sumbu koordinatOrientasi sumbu-sumbu koordinat

• Terikat bumi (earth-fixed)• Terikat langit (space-fixed)Besaran KoordinatBesaran Koordinat

• Geosentrik, pada metode penentuan posisi ektra terestrial• Toposentrik, pada metode penentuan posisi terestrial

• Jarak • Sudut dan jarak

Kartesian : X, Y, ZGeodetik : , , h

1.Sistem Koordinat,………LANJUTAN

8

Sistem Referensi KoordinatSistem Referensi Koordinat

*) sistem (1) tidak dibahas

1.Convensional Inersial System (CIS) 2.Convensional Terrestrial System (CTS) 3.Sistem Referensi Elipsoid (Geodetik)

Sistem (1) *)• Digunakan untuk mendefinisikan posisi dan pergerakan satelit

dan benda-benda langit

Sistem (2) dan (3) • Digunakan untuk mendefinisikan posisi dan pergerakan titik

dipermukaan bumi .

9

Sistem CTS Berotasi dengan bumi Berevolusi bersama bumi

mengelilingi matahari Titik nol sistem koordinat adalah

pusat massa bumi (earth centered) Sumbu-sumbu sistem koordinat

terikat ke bumi (earth fixed) Sumbu X berada dalam bidang

meridian Greenwich Sumbu Z mengarah ke CTP

(Conventional Terrestrial Pole) CTP adalah kutub menengah bola

langit pengganti CIO CIO (Conventional International

Origin) adalah posisi rata-rata sumbu rotasi bumi dari tahun 1900

s.d. 1905) Sumbu Y tegak lurus terhadap

sumbu-sumbu X dan Z membentuk sistem koordinat

tangan kanan (right handed system)

Pusat massa bumi

CTP

Sumbu ZZ

Sumbu YY

Sumbu XX

Meridian Greenwich

Bidang ekuator

Gambar 4

10

Umumnya dinyatakan dalam lintang (), bujur () dan tinggi elipsoid (h)

Lintang (): • Sudut yang dibentuk dari bidang equator sepanjang meridian sampai ke titik

yang bersangkutan. • Mempunyai nilai antara 00 (di equator) s.d. 900 (di kutub) • Nilai lintang pada belahan bumi Utara bertanda positif (+)• Nilai lintang pada belahan bumi Selatan bertanda negatif (–)

Bujur (): • Sudut yang dibentuk dari bidang meridian Greenwich sepanjang paralel

sampai ke titik yang bersangkutan• Mempunyai nilai antara 00 s.d. 1800

• Kearah Timur dari meridian Greenwich disebut Bujur Timur (BT)• Kearah Barat dari meridian Greenwich disebut Bujur Barat (BB)

Tinggi elipsoid (h): • Tinggi sepanjang garis normal elipsoid sampa ke titik yang bersangkutan

Sistem Referensi Elipsoid

11

YY AxisAxis

Earth’sEarth’sRotationRotationAxisAxis

xx AxisAxis

ZZ Axis Axis

heightheight

latit

ude

latit

ude

longitudelongitude

EquatorEquator

GreenwichGreenwich

AA

XX AAYYAA

ZZAA

(0,0,0)(0,0,0)

Gambar 5

12

XA = (V + h A ) cos A cos A

YA = (V + h A ) cos A sin A

zA = [(V(1-e 2 ) + h A ] sin Adalam hal ini

V = a {(1-e2 ) sin2 A}-1/2

a : setengah sumbu panjange : eksentrisitasV : jari-jari lengkung normal

(prime vertical)

(XA2

+ YA2) - VhA = cos

A = acr tan zA

(XA2

+ YA2)

1-e2V

V + h A

-1

A = acr tan YA

XA

Dapat pula dinyatakan dalam besaran-besaran jarak (X,Y,Z) Kedua besaran di atas mempunyai hubungan sbb.:

13

Datum GeodesiDatum Geodesi

Datum kata tunggal dari Data

• Elipsoid (a dan f) yang dipakai• Kedudukan origin (geosentrik atau tidak)• Orientasi sumbu-sumbu koordinat terhadap CTP• Undulasi dan defleksi vertikal di titik datum

Datum Geodesi LokalDatum Geodesi Global

Sejumlah parameter yang digunakan untuk mendefinisikanbentuk dan ukuran elipsoid referensi untuk pendefinisian koordinat geodetik, serta kedudukan dan orientasinya terhadap fisik bumi

14

Indonesia secara resmi menggunakan DGN-95 (Datum Geodesi Nasional 1995)

Datum ini diadopsi dari datum WGS-84 yang dipakai oleh satelit GPS

DGN-95 merupakan datum global Penggunaan DGN-95 telah dimulai sejak 1992 Disamping nama datum, WGS-84 juga nama

sebuah elipsoid Peta yang ada di Indonesia belum seluruhnya

dalam DGN-95

Perubahan Datum GeodesiPerubahan Datum Geodesi

15

Periode Lokasi Datum Elipsoid

1. 1880 Jawa Genoek (Lokal) Bessel

2. 1883 Sumbagsel Genoek (Lokal) Bessel

3. 1911 Sulawesi Monconglowe (Lokal) Bessel

3. 1917 Bangka-Belitung Bkt. Rimpah (Lokal) Bessel

4. 1918 Bali-Nusatenggara Genoek (Lokal) Bessel

5. 1938 Riau & Lingga Bkt. Rimpah (Lokal) Bessel

6. 1960 Flores Genoek (Lokal) Bessel

7. 1975 Indonesia Padang (ID-74) (Lokal) GRS-67

8. 1995 Indonesia DGN-95 (Global) WGS-84

Sejarah Penggunaan Datum Geodesi

16

Beberapa Elipsoid ReferensiBeberapa Elipsoid Referensi

Nama Elipsoid

½ sb-panjang (m) Penggepengan (1/f)

Airy-1830 6378563.396 299.324

Everest-1830 6377276.345 300.802

Bessel-1841 (*) 6377397.155 299.153

Clarke 1866 6378206.400 294.979

Hayford-1909 6378388.000 297.000

Krassovki-1940 6378245.000 298.300

Mercury-1960 6378166.000 298.300

GRS-1967 (*) 6378160.000 298.247

WGS-1972 6378135.000 298.260

NWL-9D 6378145.000 298.250

GRS-1980 6378137.000 298.257222101

WGS-1984(*) 6378137.000 298.257223563

(*) pernah dipakai Indonesia

17

Gambar 6Distribusi Titik Kontrol Horisontal

18

Definisi :Proyeksi Peta adalah suatu transformasi besaran dari permukaan bumi (bentuk lengkung) ke bidang peta (bidang datar)

Model BumiSecara matematik, bumi di modelkan dengan elipsoid.Besaran-besaran di elipsoid (posisi, sudut, jarak) kemudian ditransformasikan ke bidang peta

2.Proyeksi Peta

19

Sistem Proyeksi : Transformasi dari realitas permukaan bumi ke suatu bidang datar atau bidang yang dapat didatarkan

Komponen vertikal/tinggi mengacu pada muka laut (rata-rata/tertinggi/terendah), tergantung keperluan dan jenis peta

Akibat transformasi terjadi

distorsi pada:SudutJarakArahLuas

Bidang elipsoid

Bidang proyeksi

Gambar 7

20

PermasalahanProblem utama dalam proyeksi peta adalahpenyajian bidang lengkung ke bidang datar yang akan menimbulkan distorsi

Peta Ideal• Luas benar• Bentuk benar• Arah benar• Jarak benar

Tidak bisa terpenuhi semuanya

2.Proyeksi Peta,……….

21

Klasifikasi Proyeksi PetaKlasifikasi Proyeksi Peta

1. Pertimbangan Ekstrinsik

A. Bidang Proyeksi

B. Persinggungan

C.Posisi Sumbu Simetri

a. Bidang datar (azimuthal)b. Silinder (cylindrical)c. Kerucut (conical)

a. Bersinggung (tangent)b. Memotong (secant)

a. Normalb. Miring (oblique)c. Rebah (transversal)

22

2. Pertimbangan Instrinsik

Sifat-sifat asli yang dipertahankan

Klasifikasi Proyeksi PetaKlasifikasi Proyeksi Peta ……..lanjutan

a. Ekuivalen (equivalence) b. Konform (conform) c. Ekuidistan (equidistant)

Dari kedua kombinasi : Sekitar 400 macam proyeksi peta

23

a. Bidang datar (azimuthal)

b. Silinder (cylindric)

c. Kerucut (conic)

A. Bidang Proyeksi

Gambar 8

Bidang datar; bidang silinder dan bidang kerucut

24

B. Persinggungan

Bersinggung (tangent) Berpotongan (secant)

Gambar 9

Besinggungan (tangent), berpotongan (secant)

25

C. Posisi Sumbu Simetri

Rebah=transversal Gambar 10

Normal

Miring

Normal, miring, transversal

26

Proyeksi MercatorProyeksi Mercator

� Karakteristik Proyeksi Mercator

� Bidang proyeksi : Silinder� Kedudukan sumbu simetri : Normal� Konform, tangent� Equator diproyeksikan equidistan� Titik nol koordinat di equator� Loxodrom (rhumbline) tergambar sebagai garis lurus (garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai asimut sama) � Skala kecil� Cakupan daerah luas� Untuk peta navigasi

Sumbu simetri

Gambar 11

27

Proyeksi Transverse Mercator (TM)Proyeksi Transverse Mercator (TM)

� Karakteristik Proyeksi TM

� Bidang proyeksi : Silinder� Kedudukan sumbu simetri : Transversal� Konform, tangent� Silinder menyinggung (model) bumi pada satu meridian tengah� Faktor skala (k) pada meridian tengah = 1� Lebar zone pada proyeksi TM biasanya 3

o

� Setiap zone mempunyai meridian tengah sendiri

Gambar 12

28

Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)

� Beberapa Ciri Proyeksi UTM

� Bidang proyeksi : Silinder� Kedudukan sumbu simetri : Transversal terhadap sumbu bumi� Konform, secant � Bumi dibagi dalam 60 zone dengan lebar setiap zone 6

o

� Tiap zone diproyeksikan pada 1 silinder� Zone 1 terletak pada 180o BB - 174o BB dan selanjutnya ke arah Timur� Setiap silender memotong bola (model) bumi pada dua meridian yang

disebut meridian standar� Faktor skala (k) pada meridian standar = 1� Faktor skala (k) pada meridian tengah = 0.9996� Titik awal setiap zone adalah: perpotongan meridian tengah dengan

ekuator� Timur (T) didefinisikan dengan penambahan 500.000 meter kepada nilai

Y yang dihitung dari meredian tengah� Utara (U) didefinisikan dengan penambahan 10.000.000 meter kepada

nilai X yang dihitung dari ekuator� Unit dalam satuan meter� Batas paralel : Atas (utara) : 84

o LU ; Bawah (selatan) : 80

o LS

29

Proyeksi PoliederProyeksi Polieder

� Karakteristik Proyeksi Polieder

� Bidang proyeksi : Kerucut� Kedudukan sumbu simetri : Normal� Konform, tangent� Setiap bagian derajat (blad peta)

berukuran 20’ x 20‘ ≈ (37 km x 37 km) mempunyai satu bidang kerucut

� Setiap blad mempunyai sistem koordinat (Xo, Yo) sendiri-sendiri

� Satu blad peta mempunyai kerucut sendiri-sendiri

Sumbu simetri

Gambar 13

30

Menggunakan datum DGN-95 (untuk peta terbitan baru) dan datum Padang (ID-74) untuk peta terbitan lamaSistem Proyeksi: TM, grid UTMTinggi direferensikan terhadap MSL (Mean Sea Level) yang dipilihMenggambarkan 7 unsur muka bumi, yaitu:

Hidrologi, Transportasi, Permukiman, Batas Administrasi, Relief, Nama Geografis, Vegetasi

Ciri Utama Peta Rupabumi Indonesia :

31

Gambar 14

32

-40

-80

-40

Gambar 15

Zone UTM untuk Wilayah IndonesiaZone UTM untuk Wilayah Indonesia

40

80

No. Zone

46 47 48 49 50 51 52 53 54

00

1200 1260 1320 138011401080 1020960

Skala 1:1.000.000

80

40

00

-80

960 1020 1080 1140 1200 1260 1320 1380

33

40

60

1:250.000

1 : 1.000.000

Pembagian Skala Peta RupabumiPembagian Skala Peta Rupabumi

Peta skala 1:1.000.000 dibagi menjadi 16 lembar peta skala 1:250.000 ukuran 1.50 bujur x 10 lintang

Gambar 16

34

Pembagian Skala Peta RupabumiPembagian Skala Peta Rupabumi

1.50

10

1:100.000

1 : 250.000

30’

Lb. 1713

Lb. 1713 - 3

1 : 100.000

1:50.000

30’

Lb. 1713 – 31RANTAU

Lb. 1713 – 32KANDANGAN

Lb. 1713 – 33BARABAI

Lb. 1713 – 34TUMBUKAN BANYU

Peta skala 1:250.000 dibagi menjadi 6-lembar peta skala 1:100.000 ukuran 30’ bujur x 30’ lintang

Peta skala 1:100.000 dibagi menjadi 4-lembar peta skala 1:50.000 ukuran 15’ bujur x 15’ lintang

Gambar 17

……….lanjutan

35

15’

15’1 : 50.000

1:25.000

1 : 25.000 7.5’

7.5’

Lb. 1713 - 31

Pembagian Skala Peta Rupabumi ……….lanjutanPembagian Skala Peta Rupabumi ……….lanjutan

Peta skala 1:50.000 dibagi menjadi 4 lembar peta skala 1:25.000 ukuran 7.5’ bujur x 7.5‘ lintang

Gambar 18

36Gambar 19

37

Gambar 20

38

BAGAIMANA DENGAN PETA-PETA PRODUK MCMRP? Umumnya mengacu pada peta LPI dan RBI Datum horisontal harus mengacu pada DGN-95 Data spasial harus dalam koordinat geografi

(lintang, bujur), dinyatakan dalam derajat desimal dengan 5 desimal

Datum vertikal adalah MSL, baik untuk tinggi maupun kedalaman

Data kedalam yang bersumber dari peta hidrografi (LLW) harus dikonversi ke MSL

39

3.Transformasi koordinat

Pada prinsipnya, suatu sistem koordinat, secara matematik dapat di “ubah” ke sistem koordinat lain.

Proses perubahan suatu sistem koordinat ke sistem koordinat lain disebut “transformasi”.

Transformasi koordinat Geografi ke koordinat UTMmengubah nilai koordinat dalam sistem referensi elipsoid (lintang, bujur) ke sistem koordinat bidang datar (peta)

Contoh Hitungan Transformasi

Transformasi koordinat Kartesian (3D) ke koordinat Geografi mengubah nilai koordinat ortogonal 3 dimensi (X,Y,Z) ke sistem referensi elipsoid

Tranformasi Datum. mengubah sistem datum geodesi ke sistem datum geodesi yang lain

Harus ada parameter transformasinya Parameter transformasi dapat dihitung apabila ada paling sedikit 3 titik sekutu (common points)

40

AsadiKa. Seksi Program dan Kerjasama

BALAI DIKLAT SURVEI dan PEMETAAN BAKOSURTANALJl. Raya Jakarta Bogor KM. 46 Cibinong 16911

Tilp. 021-8752062 pesawat 3703, Fax. 021-8763856