mata kuliah : kontrol cerdas
DESCRIPTION
MATA KULIAH : KONTROL CERDAS. KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGAMMABLE LOGIC CONTROLLER ( PLC ). DISUSUN OLEH : 1. ANDREANOS 2. KOMARUDIN 3. SANG PUTU 4. SOULTAN GANI. TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI EC- 5B POLITEKNIK NEGERI JAKARTA. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
MATA KULIAH : KONTROL CERDAS
DISUSUN OLEH :1. ANDREANOS2. KOMARUDIN3. SANG PUTU4. SOULTAN GANI
TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRIEC- 5B
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGAMMABLE LOGIC CONTROLLER ( PLC )
I. PENDAHULUAN
Pengendalian posisi menjadi penting di saat dunia bergerak ke
arah otomatisasi. Penggerak yang selama ini dipergunakan dalam
industri adalah motor, sistem hidrolik dan sistem pneumatik. Algoritma
pengendalian juga bervariasi, misalnya PID, fuzzy, sliding mode
control, learning feed forward control, dll. Sistem kendali posisi ini
dengan logika fuzzy ini menggunakan PLC OMRON C-200HG, yang
dilengkapi dengan FZ001 (fuzzy unit), analog output unit dan high
speed counter unit. Semua prosesnya akan dilakukan oleh fuzzy unit
sehingga program utama hanya tinggal mengambil nilai dari fuzzy unit.
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
Sebagai pendukung sistem, dipergunakan LM3524 PWM generator dan
rangkaian H-Bridge untuk menggerakkan motor searah dan berlawanan
arah jarum jam. PLC menerima input posisi dari shaft motor dari rotary
encoder yang terhubung ke high speed counter unit,
membandingkannya dengan setting point yang dimasukkan dan
melakukan perhitungan. Hasilnya diberikan kepada analog output unit
untuk selanjutnya dapat menggerakkan motor.
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
II. PERANCANGAN SISTEM
Sistem ini dibuat dengan menggunakan motor DC yang
terhubung dengan sebuah penggerak dan rotary encoder sebagai
sensor posisi. Sebagai pengendali utama dipilih PLC OMRON C200HX
karena pengendali ini merupakan pengendali umum yang digunakan di
industri. Rotary encoder yang dipergunakan memiliki resolusi 500 ppr
yang berarti dalam satu putaran akan dihasilkan 500 pulsa. Rotary
encoder memiliki konfigurasi keluaran berupa open collector, sehingga
perlu diberi sebuah tahanan pull-up. Sebagai penggerak motor
dipergunakan H-Bridge. Penggerak jenis ini dipilih karena dapat meng-
gerakkan motor berputar searah (CW-Clock Wise) atau berlawanan arah
jarum jam (Counter Clock Wise). Rangkaian penggerak ini dibuat dari
dua pasang transistor yang komplemen yaitu TIP41C dan TIP 42C yang
dipasang pada konfigurasi tertentu. Sistem juga dilengkapi dengan
PWM (Pulse Width Modulation). Oleh karena PWM unit untuk PLC
OMRON tidak dimiliki, maka dibuatlah rangkaian eksternal dari IC
LM3524. Dengan menggunakan IC ini, maka PLC hanya cukup
memberikan tegangan yang berbanding lurus dengan duty cycle yang
diinginkan. Berikut ini adalah blok diagram dari sistem kendali posisi
ini :
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
Gambar 1. Diagram Blok Sistem Gambar 2. Detail Diagram Blok Sistem
Perancangan sistem Fuzzy menggunakan 2 input dan 2 output. Sebagai
input ada error dan delta error (derror). Sedangkan outputnya adalah
duty cycle dan arah putar. Sistem fuzzy dirancang dengan bantuan
Fuzzy Support System (FSS).
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
Gambar 3. Membership function input error
Gambar 4. Membership function input derror
Oleh karena FZ001 tidak mengenal nilai negatif, maka semua nilai
dibuat positif dengan menembahkan semacam offset. Dengan
demikian, nilai terendah setiap membership function adalah nol.
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
Gambar 5. Membership function duty cycle
Gambar 6. Membership function output arah
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
Gambar 7. Aturan pada pengendali Fuzzy
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan awal menunjukkan bahwa nilai awal DAC untuk
menggerakkan motor adalah 460 dan bukan nol. DEengan demikian
batas bawah membership function output duty cycle diubah menjadi
490 sedangkan batas atasnya tetap. Pengetesan sistem dilakukan
untuk beberapa setting point untuk dua arah. Berikut ini adalah respon
sistem untuk berbagai setting point yang diberikan :
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
Gambar 8. Titik awal 0°, setting point 90° Gambar 9. Titik awal 90°, setting point 0°
Gambar 8 dan 9 menunjukkan bahwa pada saat gerakan dari 0° ke 90°,
sistem tidak bisa mencapai setting point yang ditentukan, demikian
pula dengan kondisi sebaliknya. Kondisi akhir yang dicapai adalah 83°
dan 0,69°. Hal ini dikarenakan terdapat backlash pada sistem transmisi
motor dan encoder. Percobaan awal yang dilakukan juga telah
menunjukkan bahwa backlash yang terdapat pada sistem telah
membuat hasil pengukuran posisi sudut tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Kedua percobaan memberikan rise time yang sama, yaitu
2ms. Settling time pada gambar 8 dan 9 masing-masing 7ms dan 12ms.
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
Gambar 10. Titik awal 0°, setting point 180° Gambar 11. Titik awal 180°, setting point 0°
Untuk gambar 10 dan 11, setting point yang diinginkan tercapai, tetapi
untuk kondisi sebaliknya tidak tercapai, terjadi error kecil. Pada
percobaan ini didapat rise time dan settling point yang sama untuk dua
kondisi, yaitu 3ms dan 7ms.
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
Gambar 12. Titik awal 0°, setting point 270° Gambar 13. Titik awal 270°, setting point 0°
Gambar 12 dan 13 menunjukkan bahwa rise time dan settling time
kedua kondisi sama, yaitu 3ms dan 8ms. Secara umum hal ini terkesan
tidak masuk akal, tetapi apabila dilihat dari keluaran duty cycle, hal ini
menjadi masuk akal.
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
Gambar 14. Titik awal 0°, setting point 360° Gambar 15. Titik awal 360°, setting point 0°
Gambar 14 dan 15 memberikan hasil yang agak berbeda. Rise time dan
settling time untuk gambar 14 adalah 3ms dan 6ms. Sedangkan untuk
gambar 15, nilai rise time dan settling time masing-masing adalah 5ms
dan 8ms. Keluaran duty cycle gambar 16 – 23 menunjukkan bahwa
semakin settling point dari titik awalnya maka nilai duty cycle yang
dihasilkan oleh Fuzzy juga semakin besar.
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
Gambar 16. Perubahan out ADC untuk respon gambar 8
Gambar 17. Perubahan out DAC untuk gambar 9
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
Gambar 18. Perubahan out ADC untuk respon gambar 10
Gambar 19. Perubahan out DAC untuk gambar 11
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
Gambar 20. Perubahan out ADC untuk respon gambar 12
Gambar 21. Perubahan out DAC untuk gambar 13
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
Gambar 22. Perubahan out ADC untuk respon gambar 12
Gambar 23. Perubahan out DAC untuk gambar 13
Nilai duty cycle dihitung dengan membagi nilai yang tercantum pada
gambar 16 sampai gambar 23dengan 4905 (nilai maksimum keluaran
DAC) dan dikalikan dengan 100%.
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
KENDALI POSISI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
IV. KESIMPULANDalam PLC, sistem fuzzy tidak mengenal angka negatif,
sehingga harus ditambahkan semacam offset untuk membuat batas terendah menjadi nol. Dengan demikian, semua nilai masukan harus disesuaikan terlebih dahulu.
Sistem menghasilkan duty cycle yang sebanding dengan kebutuhan, artinya jika error awal besar semakin besar maka duty cycle awal yang dihasilkan oleh pengendali fuzzy juga besar. Hal ini dikarenakan sistem berusaha untuk mencapai setting point secepat mungkin. Duty cycle yang dihasilkan tidak tetap sepanjang percobaan, tetapi berubah perlahan sampai akhirnya mencapai nilai yang membuat motor tidak bergerak lagi. Sistem ini dapat dikembangkan lebih jauh untuk menggerakkan motor induksi dengan bantuan inverter. Hal ini lebih mendekati kondisi nyata di industri.