masyarakat indonesia memiliki kebutuhan yang tinggi akan asuransi pendidikan dan an

11
Masyarakat Indonesia Memiliki Kebutuhan yang Tinggi Akan Asuransi Pendidikan dan Perencanaan Pensiun Pola Pikir Konservatif, Masyarakat Indonesia Lebih Memilih Asuransi sebagai Investasi Jangka Panjang Jakarta, 17 Juli 2008. Mayoritas nasabah di Asia belum memiliki pemahaman yang cukup mengenai investasi jangka panjang. Akan tetapi, terdapat perbedaan sikap dan perilaku nasabah dari berbagai belahan dunia yang berbeda berdasarkan hasil riset Sun Life Financial pada konsumen di Asia yang dikenal sebagai SOLAR. SOLAR menjadi komponen utama dari perusahaan asuransi ini untuk melihat lebih dalam perilaku nasabah Asia guna mendorong strategi bisnis. Untuk mempersiapkan keamanan finansial bagi nasabah, pendekatan dasar yang digunakan Sun Life Financial adalah pengertian yang komprehensif akan kebutuhan nyata konsumen di seluruh Asia. SOLAR ini dimaksudkan untuk mempelajari cepatnya perubahan yang terjadi pada perilaku dan fokus perhatian para nasabah di Asia, termasuk Cina, India, Filipina, Indonesia dan Hong Kong, dengan berbagai cakupan topik seperti sikap dan pandangan hidup, bagaimana sudut pandang dan perilaku dalam berinvestasi, berasuransi hingga

Upload: al

Post on 13-Jun-2015

299 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Masyarakat Indonesia Memiliki Kebutuhan Yang Tinggi Akan Asuransi Pendidikan Dan an

Masyarakat Indonesia Memiliki Kebutuhan yang Tinggi Akan Asuransi Pendidikan dan Perencanaan Pensiun

Pola Pikir Konservatif, Masyarakat Indonesia Lebih Memilih Asuransi sebagai Investasi

Jangka Panjang

Jakarta, 17 Juli 2008. Mayoritas nasabah di Asia belum memiliki pemahaman yang cukup

mengenai investasi jangka panjang. Akan tetapi, terdapat perbedaan sikap dan perilaku

nasabah dari berbagai belahan dunia yang berbeda berdasarkan hasil riset Sun Life

Financial pada konsumen di Asia yang dikenal sebagai SOLAR. SOLAR menjadi

komponen utama dari perusahaan asuransi ini untuk melihat lebih dalam perilaku

nasabah Asia guna mendorong strategi bisnis.

Untuk mempersiapkan keamanan finansial bagi nasabah, pendekatan dasar yang

digunakan Sun Life Financial adalah pengertian yang komprehensif akan kebutuhan

nyata konsumen di seluruh Asia. SOLAR ini dimaksudkan untuk mempelajari cepatnya

perubahan yang terjadi pada perilaku dan fokus perhatian para nasabah di Asia, termasuk

Cina, India, Filipina, Indonesia dan Hong Kong, dengan berbagai cakupan topik seperti

sikap dan pandangan hidup, bagaimana sudut pandang dan perilaku dalam berinvestasi,

berasuransi hingga pandangan atas kemungkinan membaiknya situasi di bursa saham.

“SOLAR membantu kami untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam atas berbagai

sikap dan perilaku nasabah dan hasilnya akan kami gunakan untuk mengembangkan

produk dan layanan sesuai dengan yang telah disampaikan oleh nasabah kepada kami,”

kata Robert Burr, Vice President Strategic Marketing Sun Life Financial Asia. “Kami

telah meluncurkan dua produk investasi di beberapa pasar kami di Asia berdasarkan hasil

riset dari SOLAR.“

Pendidikan dan Pensiun Prioritas untuk Masyarakat Indonesia

Hasil riset SOLAR menunjukkan bahwa di Indonesia, asuransi pendidikan, pensiun dan

kesehatan tetap menjadi produk yang paling diminati. Masyarakat Indonesia

Page 2: Masyarakat Indonesia Memiliki Kebutuhan Yang Tinggi Akan Asuransi Pendidikan Dan an

menunjukkan adanya kebutuhan akan asuransi pendidikan dan perencanaan dana hari tua

dengan cakupan yang lebih luas. Hal ini disebabkan oleh tingginya perhatian untuk

mewujudkan rasa aman di kehidupan jangka panjang.

“Pemahaman yang didapatkan dari SOLAR mengarah pada pembentukan dan

pengembangan inovasi produk yang sangat spesifik dan peka terhadap situasi pasar.

Kami telah meletakkan hal ini sebagai bagian utama dari strategi kami untuk membantu

para nasabah dalam mewujudkan tujuan finansial dari setiap tahapan hidupnya,” kata

Presiden Direktur PT Sun Life Financial Indonesia Chris Lossin.

Berdasarkan studi tersebut, masyarakat Indonesia sangat memiliki perhatian khusus untuk

memberikan pendidikan yang berkualitas pada anak-anaknya. Oleh karena itu, diperlukan

persiapan investasi sejak dini untuk dana pendidikan anak-anak mereka. Orang Indonesia

cenderung menjalankan cara tradisional untuk membiayai pendidikan anak-anaknya.

Sebanyak 70 persen responden mengatakan bahwa dana pendidikan anak-anak didapat

dari pendapatan dan tabungan. Dalam kaitannya dengan pemilihan sekolah, 61 persen

dari keseluruhan responden mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengirimkan

anak-anak mereka ke sekolah swasta, sementara 58 persen responden memilih untuk

menyekolahkan anak-anaknya di luar negeri.

Dengan tingginya perhatian untuk mempersiapkan pendidikan yang terbaik bagi anak,

sebanyak 81 persen dari keseluruhan responden menyatakan bahwa mereka sangat ingin

atau ingin untuk berinvestasi, 71 persen di antaranya lebih tertarik pada asuransi

pendidikan, sedangkan 66 persen lebih memilih tabungan.

Untuk masa pensiun, sekitar 60 persen responden Indonesia memiliki gambaran yang

jelas tentang kapan mereka akan pensiun. Namun demikian, masyarakat Indonesia tidak

terlalu berkeinginan untuk segera pensiun. Sejumlah besar dari masyarakat Indonesia (39

persen) menyatakan akan bekerja paruh waktu setelah mereka pensiun dengan alasan

mereka suka dengan pekerjaaan atau untuk sekedar mencari kesibukan. Di samping itu,

80 persen dari responden menyatakan bahwa mereka telah menyisihkan sebagian

uangnya secara teratur untuk persiapan masa pensiun.

Page 3: Masyarakat Indonesia Memiliki Kebutuhan Yang Tinggi Akan Asuransi Pendidikan Dan an

Fakta lain yang menarik berkisar pada kesehatan: riset ini memperlihatkan bahwa

masyarakat Indonesia yang telah mempunyai anak memiliki perhatian yang lebih

terhadap kesehatan mereka sekarang dibandingkan periode lima tahun lalu. Ini terlihat

dari 57 persen responden yang telah memiliki anak menyatakan memiliki perhatian akan

kesehatan dibandingkan 47 persen responden yang belum mempunyai anak. Yang

menarik, asuransi dipersepsikan sebagai sumber dana utama untuk menutup biaya

kesehatan setelah tabungan. Hal ini terlihat dari 64 persen responden yang menyatakan

bahwa mereka mempercayakan hal ini pada asuransi untuk kebutuhan ini.

“Riset ini memperlihatkan tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia untuk memastikan

masa depan serta kesiapan finansial dalam menghadapinya – dan asuransi telah menjadi

salah satu pilihan utama bagi mereka untuk meraihnya. Kecenderungan ini menunjukkan

bahwa masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya asuransi sehingga kami,

sebagai salah satu pelaku industri, akan terus berupaya untuk membantu memenuhi

kebutuhan mereka,” kata Chris Lossin.

Pola pikir Konservatif, Masyarakat Indonesia lebih Memilih Asuransi Sebagai Investasi

Jangka Panjang

Masyarakat Indonesia masih memiliki pola pikir yang konservatif terhadap investasi.

Berdasarkan riset, dari 44 persen responden, batasan waktu untuk ‘jangka panjang’

adalah 10-20 tahun sementara 25 persen responden mengartikannya sebagai lebih dari 20

tahun.

Yang menarik, asuransi kian menjadi salah satu pilihan instrumen investasi utama.

Terdapat 72 persen responden yang mengatakan mereka bahwa memilih asuransi sebagai

investasinya. Lebih jauh, 73 persen responden yakin bahwa produk asuransi akan

memberikan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasinya. ”Ini dapat menjelaskan

pertumbuhan produk unit-linked di Indonesia. Masyarakat Indonesia makin menyadari

dan memahami bahwa produk tersebut menawarkan proteksi sekaligus investasi, sesuai

dengan kebutuhan finansial jangka panjang mereka,” kata Chris Lossin. Total pendapatan

premi unit-linked secara nasional di tahun 2007 telah mencapai Rp 17,14 triliun atau

Page 4: Masyarakat Indonesia Memiliki Kebutuhan Yang Tinggi Akan Asuransi Pendidikan Dan an

sama dengan kenaikan sebesar 152 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya

yang tercatat hanya sejumlah Rp 6,8 triliun.

Di Cina, Investor Mencari Cara untuk Cepat Kaya; Di India, Memilih Sabar

Berbeda dari Indonesia, di antara beberapa pasar yang telah disurvei, Cina memiliki

definisi yang paling pendek untuk istilah jangka panjang, dengan hanya 22 persen

responden Cina yang mengartikannya lebih dari 10 tahun, mencerminkan sikap bahwa

investasi merupakan cara untuk meningkatkan penghasilan dan menjadi kaya. Hampir

sama, hanya 27 persen dari responden di Hong Kong yang menafsirkan jangka panjang

sebagai periode waktu lebih dari 10 tahun serta empat dari sepuluh yakin bahwa itu

adalah kurang dari 5 tahun.

Memberikan definisi istilah jangka panjang yang terlama, di India, negara terkuat Asia

lainnya, masyarakat memiliki berkeinginan untuk menjadi ‘kaya secara perlahan –

dengan 46 persen responden menyatakan bahwa batasan waktu untuk jangka panjang

adalah 10 hingga 20 tahun dan 32 persen menyatakan bahwa hal tersebut adalah lebih

dari 20 tahun.

Lebih Memilih Konservatif Dalam Berinvestasi, Kecuali di Cina Raya

Sun Life Financial mendapatkan bahwa masyarakat Asia memiliki perbedaan pilihan

dalam menentukan instrumen investasi yang konservatif dan agresif. Di Hong Kong dan

Cina, berinvestasi pada ekuitas, saham dan derivatif adalah pilihan yang lebih populer.

Hal ini ditunjukkan oleh 91 persen dan 62 persen dari masing-masing populasi yang telah

disurvei, dibandingkan dengan rata-rata regional yang hanya mencapai 35 persen. Akan

tetapi, di Filipina, Indonesia, India, terdapat tidak lebih dari 10 persen responden yang

menyatakan berinvestasi secara aktif pada produk tersebut. Nasabah di keseluruhan pasar

Asia memiliki rangkaian portofolio investasi yang beragam dan pilihan yang paling

disukai di berbagai negara tersebut adalah tabungan (89 persen), asuransi (67 persen),

deposito berjangka atau tetap (55 persen) dan ekuitas, saham atau derivatif (35 persen).

Pilihan investasi pada produk asuransi di Hong Kong dan India mencapai di atas rata-rata

negara lainnya – masing-masing sebesar 87 persen dan 75 persen.

Page 5: Masyarakat Indonesia Memiliki Kebutuhan Yang Tinggi Akan Asuransi Pendidikan Dan an

Riset SOLAR dilakukan dengan metode wawancara langsung terhadap 1.800 responden

di sembilan kota besar yang tersebar di Cina, India, Filipina, Indonesia dan Hong Kong.

Target responden dari survei ini adalah laki-laki dan wanita dengan tingkat sosial

ekonomi di atas tingkat menengah atas, telah menikah ataupun lajang, berusia 25-45, dan

mereka semua adalah pengambil keputusan dalam menentukan hal terkait masalah

keuangan. Tujuan Sun Life mengembangkan riset ini adalah untuk membangun suatu

pemahaman atas para nasabah di pasar Asia, khususnya yang berhubungan dengan

perencanaan hidup dan asuransi.

Riset SOLAR dilaksanakan pada kuartal keempat 2007 dengan tujuan untuk mendukung

strategi bisnis Sun Life Financial Asia dalam mewujudkan misi dan visinya untuk

mencapai pertumbuhan positif (profit) dengan berfokus pada nasabah, diferensiasi produk

dan jalur distribusi penjualan yang variatif.

Page 6: Masyarakat Indonesia Memiliki Kebutuhan Yang Tinggi Akan Asuransi Pendidikan Dan an

Hasil Riset Pasar Sun Life Financial:

Masyarakat Indonesia Memiliki Kebutuhan yang Tinggi Akan Asuransi Pendidikan dan Perencanaan Pensiun

Disusun guna melengkapi persyaratan untuk mata kuliah Riset Pemasaran

Disusun Oleh :

Yoserizal 3197009

Page 7: Masyarakat Indonesia Memiliki Kebutuhan Yang Tinggi Akan Asuransi Pendidikan Dan an

INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA

Page 8: Masyarakat Indonesia Memiliki Kebutuhan Yang Tinggi Akan Asuransi Pendidikan Dan an