masalah pernikahan
TRANSCRIPT
Suami Istri Non Muslim, Kemudian Masuk Islam, Nikahnya Diulang
atau Tidak???
Disusun oleh :Dini Nur Rohmah (131104090715)Euis Afifah Hasanah (131104090)
Iftah Nurdiana (131104090800)Nur Alawiyah (13110409)
Rizki Syahrillah (131104090114)Suimah Herniawati (131104090691)
Secara etimologi : pernikahan berarti “persetubuhan” yakni melakukan hubungan biologis sesuai dengan kebutuhan manusia itu sendiri. Atau dalam istilah fiqh “al wath’u” yang berarti perkawinan. Ada pula yang mengartikannya “perjanjian” (Al Aqdu) atau berarti “ikatan”.
Pengertian pernikahan
Secara terminologi : “Aqad yang dikukuhkan untuk memperoleh kenikmatan dari seorang wanita, yang dilakukan dengan sengaja”. Menurut mazhab Maliki, pernikahan adalah “Aqad yang dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan dari wanita”. Dengan akad tersebut seseorang akan terhindar dari perbuatan haram (Zina)
Inti pokok pernikahan itu adalah perjanjian, penyerahan, penerimaan
tanggung jawab, penghalalan bercampur dan ikatan lahir batin
Dalam islam, baik dalam persiapan maupun resepsi pernikahan, pasti ada syarat serta
rukun yang harus dipenuhi dan dilaksanakan. Dengan demikian pernikahan itu menjadi sah
sesuai syariat.
1. Ada calon suami dan istri2. Wali nikah3. Mahar atau mas kawin yang
bernilai atau bermanfaat4. Ada 2 orang saksi5. Ijab dan Qabul
Pernikahan di luar islam
Rasulullah saw tidak pernah mempersoalkan cara pernikahan yang dilaksanakan non muslim, apalagi menentukan syarat bagi mereka.
Tetapi yang dipersoalkan ialah persoalan masuknya non muslim ke dalam islam yang menyangkut masalah hubungan pernikahan diantaranya (suami istri).
Laki-laki masuk islam dengan 2 istri yang masih saudara kandung
* Dengan menceraikan salah satunnya*
Ketika memeluk agama islam maka aturan hukum islam itu berlaku baginya. Misalnya sebelum seseorang itu beragama islam ia menikahi 2 istri yang bersaudara kandung maka ketika ia beragama islam pernikahan yang dilakukan itu terfasak oleh hukum islam dan ia harus mematuhi syariat islam sepenuhnya. Karena islam melarang bagi seorang lelaki untuk menikahi perempuan yang masih ada keturunan atau masih sedarah daging. Dalam agama lain itu tidak dipermasalahkan tapi dalam islam itu berlaku menjadi aturan dan fatal bila melanggarnya.
Laki-laki masuk islam dengan istri lebih dari 4
* Memilih 4 saja diantaranya *
Sama seperti penjelasan sebelumnya, bahwa islam melarang lelaki untuk menikahi wanita lebih dari 4, aturan ini berlaku baginya bila ia telah memeluk agama islam. Dan wajib baginya untuk mengikuti apa yang menjadi ketetapan Allah kepada umat muslim.
Salah seorang suami istri masuk islam
Dalam hadis Rasulullah, menjelaskan bahwa wanita muslim tidak boleh bersetubuh dengan suami yang non muslim. Dan istri tersebut harus beriddah, bila akhirnya suami itu masuk islam maka dibolehkan rujuk kembali.
Adapula ayat al qur’an yang membolehkan lelaki untuk menikahi wanita ahli kitab (non muslim), tapi dalam kenyataannya saat ini bukan ahli kitab melainkan orang kristen yang mana akidahnya sudah menyimpang dari kepercayaan ahli kitab pada zaman dahulu yang diyakini umat islam masih berakidah tauhid. Hal itu tentu permasalahannya ada pada akidah sebagai tujuan utama dalam pernikahan yang diridhai Allah.
maka dengan demikian ijtihad kami mengambil upaya dengan memilih islam secara keseluruhan, implementasinya berarti jika kita memeluk islam dan suami belum islam, maka relakan untuk berpisah. Meskipun Hal ini belum jelas terlarang tapi demi menjaga hubungan yang diridhai Allah SWT maka sebaiknya kedua-duanya masuk islam. Karena menjalin hubungan biologis harus didasari ibadah karnaNya.
Keabsahan perkawinan suami istri yang menjadi mualaf menurut
hukum islam
Jika ia bersama istrinya masuk islam sesuai dengan ajaran islam, maka keduanya diakui ikatannya, sekalipun perkawinannya terjadi pada zaman jahiliah dan tanpa memenuhi syarat-syarat hukum islam seperti, wali, para saksi dll.
Jika suami ketika masuk islam ia beristri dengan perempuan yang haram dikawini atau memadu dua saudara kandung atau lebih dari 4 perempuan. Maka akan terfasak atau harus diputuskan.
Dalam kitab I’anatuth Talibin oleh As-Sayyid Al-Bakri, Juz III/296 bahwa hadits sahih Ini menunjukkan b jika suami isteri berbarengan masuk Islam, maka akad nikahnya tetap sah.
Hadist yang berupa taqrir Rosul (ketetapan)
ada seorang laki-laki yang datang [kepada Nabi SAW] dalam keadaan muslim, kemudian datang pula isterinya dalam
keadaan muslim. Laki-laki itu lalu berkata,”Wahai Rasulullah isteriku itu dulu masuk Islam bersamaku.” Maka Rasulullah
lalu menyerahkan perempuan itu kepada lelaki tersebut. (H.R. Tirmidzi)
Kesimpulan
Jika suami isteri masuk Islam secara bersamaan, maka akad nikahnya yang terjadi sebelum
masuk Islam adalah tetap sah dalam pandangan Islam. Jadi, tidak ada
perulangan nikah secara Islam. Dan hal ini berlaku bagi agama samawi
tetapi harus diulang bila agama yang menyembah kedewaan. Ex :
konghucu dll
Thanks a lot for your attention...
So, Any Qustion???