masalah bayi
DESCRIPTION
psikologiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi merupakan makhluk yang perlu dilindungi. Semua kebutuhanya harus
dipenuhi seperti yang diinginkanya, tetapi ia belum pandai menyatakan keinginan itu. Ia
hanya pandai menangis. Bila seorang ibu mendengar bayinya menangis, ibu yang pertama
kali mempunyai bayi itu tentu merasa bingung tidak mengerti apa yang harus
diperbuatnya.
Masa bayi di anggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode
kehidupan yang sesungguhnya. Karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola
ekspresi emosi terbentuk.
Perkembangan pribadi di dominasi oleh berbagai macam perasaan, baik perasaan
senang ataupun tidak senang menguasai diri bayi, sehingga setaip perkembangan pungsi
perbadi dan tingkah laku bayi sangat dipengaruhi oleh perasaanya. Perasaan sendiri tidak
tumbuh dengan sendirinya, melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-
reaksi bayi terhadap stimuli lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan masa bayi?
2. Apa ciri-ciri bayi?
3. Apa saja tugas dalam perkembangan masa bayi?
4. Apa saja ketrampilan-ketrmapilan pada masa bayi?
5. Bagaimana perilaku emosi pada masa bayi?
6. Bagaimana perkembangan sosialisasi pada masa bayi?
7. Bagaimana awal tumbuhnya minat dalam bermain?
8. Bagaimana perkembangan kepribadian dalam usia bayi?
9. Apa saja bahaya pada masa bayi?
10. Berbagai penyakit yang sering terjadi pada masa bayi?
11. Bagaimana perawatan pada masa bayi?
1
BAB II
PEMBAHASAN
I. PERKEMBANGAN MASA BAYI
A. Masa Bayi
Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir
dua minggu. Masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan pascanatal yang
ditandai dengan keadaan yang sangat tidak berdaya. Selama beberapa bulan masa bayi,
keadaan tidak berdaya itu secara berangsur-angsur agak menurun. Akan tetapi tidak
berarti bahwa keadaan tidak berdaya akan menghilang dengan cepat dan bayi menjadi
mandiri, melainkan setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulan bayi semakin mampu
mandiri sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun kedua.
Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik bayi berlangsung
sangat ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar dibandingkan
dengan bagian tubuh lain. Tubuhnya bergerak terus ke kiri dan ke kanan dan sering tidak
dapat dikendalikan. Mereka juga memiliki refleks yang didominasi oleh gerakan-gerakan
yang terus berkembang. Secara umum refleks merupakan cara agar bayi dapat bertahan
untuk kehidupannya atau melatih kemampuan motorik anggota tubuhnya.
Adapun ciri-ciri pada masa masa bayi ini adalah:
1. Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, Karena pada saat ini banyak
pola perilaku, sikap, dan pola ekspresi emosi terbentuk.
2. Masa bayi adalah masa dimana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat.
3. Masa bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan.
4. Masa bayi ada masa meningkatnya individualitas
5. Masa bayi adalah permulaan sosialisasi
6. Masa bayi adalah permulaan berkembangnya penggolongan peran-seks
7. Masa bayi adalah masa yang menarik
8. Masa bayi merupakan permulaan kreativitas
9. Masa bayi adalah masa berbahaya.
2
B. Tugas Dalam perkembangan masa bayi
1. Perkembangan fisik
Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada masa bayi dan
pada periode pubertas. Selama enam bulan pertama, pertumbuhan terus terjadi dengan
pesat seperti periode prenatal dan kemudian mulai menurun. Meskipun pola umum dari
pertumbuhan dan perkembangan sama bagi semua bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam
tinggi, berat, kemampuan sensorik, dan dalam bidang perkembangan fisik lain. Selama
periode masa bayi perbedaan-perbedaan tidak saja terus berlangsung tetapi semakin
bertambah mencolok.
2. Fungsi psikologis
Masa bayi adalah masa pembentukan pola-pola psikologis fundamental untuk
makan, tidur, dan buang air meskipun pembentukan kebiasaan tersebut mungkin tidak
selesai pada akhir masa bayi.
3. Pengendalian Otot
Pada mulanya tubuh bayi mengalami gerakan-gerakan yang menyerupai kegiatan
meneyluruh pada bayi neonatal. Juga halnya dewmikian dalam keadaan tidur, gerakan
acak tak berarti iniberangsur-angsur menjadi lebih terkoordinasi sehingga memungkinkan
terjadinya pengendalian otot. Perkembangan pengendalian otot terjadi karena adanya
factor pematangan dan factor belajar. Karena otot-otot, tulang-tulang, dan struktur saraf
sudah matang dan karena perubahan dalam perbandingan badan maka bayi dapat
menggunakan badanya secara terkoordinasi. Tetapi bayi harus dibberi kesempatan untuk
belajar melakukannya. Sebelum kegiatan siap tercapai, belajar tidak akan ada
manfaatnya. Perkembangan pengendalian otot mengikuti pola yang pasti dan dapat
diramalkan yang dikuasai oleh hukum perkembangan arah. Pola perkembangan
koordinasi tangan, usia empat bulan melihat tetapi tidak dapat menyentuh, lima bulan
gerakan menyendok, usia delapan bulan sebuah balok masing-masing ditangan, dan usia
kesembilan gerakan menjepit disempurnakan..
3
Ketrampilan-ketrmapilan masa bayi:
a) Ketrampilan tangan
Makan sendiri, pada usia delapan bulan, kebayakan bayi dapat memegang botol
susunya sendiri setelah dot dimasukan ke dalam mulut; pada usia sembilan bulan, bayi
dapat memasukkan dot ke dalam mulut dan mengeluarkannya tanpa dibantu. Pada umu
rdua belas bulan bayi dapat minum dari cangkir yang dipegang dengan kedua belah
tangannya, dan beberapa bulan kemudian dapat minum dari cangkir dengan
menggunakan satu tangan. Pada tiga belas bulan mulai makan sendiri dengan snedok,
dan sebulan dua bulan kemudian dapat menusuk makan dengan menggunakan garpu dan
memasukkannya kedalam mulut disertai tumpahan. Pada ulang tahun kedua kebanyakan
bayi dapat menggnakan sendok dan garpu tanpa menumpahkan makanan.
Berpakaian sendiri, pada akhir tahun pertama kebanyakan baik dapat menarikkan
kaos kaki, sepatu, topi, dan sarung tangan. Pada pertemngahan tahun kedua bayi
berusaha memakai topi dan sarung tangan dan akhir pada masa bayi dapat menegnakan
dan melepaskan pakaian. Mengurus diri sendiri, mandi sendiri terbatas pada menyeka
muka dan badan. Sebelum dua tahun kebanyakan bayi berusaha menyikat gigi dan
menyisir rambut cara sendiri.
Ketrampilan bermain, pada dua belas bulan kebanyakan bayi dapat mencoret-
coret dengan pensil atau karyon, dan beberapa bulan kemudian dapat melempar atau
mengelindingkan bola, membuka kotak, membuka tutup botol, membalik halaman-
halaman buku, memebentuk bangunan dengan beberapa balok, menguntai manik-manik
besar dan
menggunting kertas.
b) Ketrampilan kaki
Bayi belajar melompat dari tempat tinggi biasanya dengan gerakan-gerakan
meneyrupai berjalan. Bayi memanjat tangga mula-mula dengan cara merangkak dan
merambat setelah dapat berjalan sendiri,ia naik dan turun dalam posisi tegak, meletakkan
satu kaki pada tangga dan menarik kaki yang satunya. Bayi dapat berenang dan
menceburkan tangan dan menendang-nendang kaki.
4
4. Perkembangan Bicara
Berbicara merupakan sarana komunikasi. Komunikasi memiliki dua aspek, yaitu
menegrti apa yang dimaksud orang lain dan kemampuan mengkomunikasikan pikiran dan
perasaan diri sendiri kepada orang lain sehingga dapat dimengerti. Dasar kedua aspek
tersebut telah dilakukan selama masa bayi, meskipun kemampuan untuk menegrti
biasanya lebih besar daripada kemampuan bicara pada menjelang masa bayi. Tugas
pertama dalam berkomunikasi adalah berupa pemahaman akan perkataan orang lain.
Dalam setiap tahapan usia, anak-anak lebih dapat menegrti apa yang dikatakan orang lain
daripada mengutarakan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan mereka sendiri dalam kata-
kata.
Tugas kedua dalam komunikasi dengan orang lain adalah belajar bicara. Karena
belajar bicara adalah tugas yang lama dan sulit, dan karena bayi-bayi belum matang untuk
belajar hal yang sulit ini selama tahun pertama, maka alam memberikan bentuk-bentuk
pengganti komunikasi yang digunakan sampai mereka siap untuk belajar.
Menurut M.F. Berry & J. Eisenson perkembangan bicara bayi berupa:
Refleks Vokalisasi (mengeluarkan suara dengan reflex)
Babbling (mengeluarkan suara akibat membutuhkan sesuatu)
Lalling (pengucapan kata atau suku kata yang di ulang – ulang)
Echollia (meniru suara – suara yang di dengar dari luar)
True Speech (bayi mulai dapat berbicara dengan benar)
Perkembangan bahasa ditingkat permulaan ini dapat dianggap semacam
persiapan berbicara.
a. Pada bulan pertama, bayi hanya pandai menangis. Dalam hal ini tangisan di
anggap sebagi pernyataan rasa tak senang.
b. Kemudian ia menangis dengan cara yang berbeda-beda menurut maksud yang
hendak dinyatakan.
c. Selanjutnya ia mengeluarkan bunyi (suara-suara) yang banyak ragamnya. Tetapi
bunyi-bunyi itu belum mempunyai arti , hanya untuk melatih pernapasan dan alat-
alat bicara saja. Menjelang usia pertengahan ditahun pertama, ia meniru suara-
suara yang didengarnya, kemudian mengulangi suara itu, tetapi bukan berarti
karena ia sudah mengerti apa yang di dengar dan dikatakan kepadanya.
5
Kita melihat ada sesuatu yang ganjil dalam perkembangan bahasa ini: setelah
anak memperlihatkan beberapa kemajuan, perkembangan bahasa itu seakan-akan
terhenti sampai ia pandai bejalan. Kelihatanya ia mengalihkan perhatianya untuk
belajar berjalan. Jika ia nanti sudah pandai bejalan barulah ia memasuki tingkat
perkembangan bahasa yang sebenarnya.
Di tingkat permulaan tidak ada perbedaan perkembangan bahasa antara anak
yang tuli dengan anak yang biasa. Anak tuli juga menyatakan perasaan yang tak senang
dengan cara menangis.sedangkan perasaan senangnya dinyatakan dengan bebagai
macam suara raban, tetapi tingkat perkembangan bahasa selanjutnya tidak terdapat pada
dirinya. Ia tidak dapat mampu mengulangi suara-suara rabannya dan suara orang lain.
Jika ia nanti sudah besar, ia akan menjadi bisu.
C. Perilaku Emosi Pada Masa Bayi
Pada waktu lahir, emosi tampak dalam bentuk sederhana, hampir tidak terbedakan
sama sekali. Dengan bertambahnya usia, berbagai reaksi emosional menjadi kurang
tersebar dan reaksi emosional dapat ditimbulkan oleh berbagai macam rangsangan. Pola
emosi yang lazim pada masa bayi:
1. Kemarahan
Perangsang yang lazim membangkitkan kemarahan bayi adalah campur tangan
terhadap gerakan-gerakan mencoba-cobanya, menghalangi keinginannya, tidak
mengizinkannya mengerti sendiri, dan tidak memperkenankan apa yang dia inginkan.
Tanggapan marah ditunjukan dengan bentuk menjerit, meronta-ronta, menendangkan kaki,
mengibaskan tangan, dan memukul atau menendang apa saja yang ada dekatnya.pada
tahun kedua, bayi dapat juga melonjak-lonjak, berguling-guling, meronta-ronta, dan
menahan nafas.
2. Ketakutan
Perangsang yang paling mungkin membagkitkan ketakutan bayi adalah suara
keras, orang, situasi, dan barang asing, ruangan gelap, tempat tinggi, dan binatang.
Tanggapan rasa takut ditunjukkan dengan menjauhkan diri dari perangsang yang
menakutkan dengan merengek, menangis, dan menahan nafas.
6
3. Rasa ingin tahu
Setiap mainan atau barang baru dan tidak biasa adalah perangsang untuk keingin
tahuan dengan mengungkapkan melalui ekspresi wajah, menegangakn otot muka,
membuka mulut, dan menjulurkan lidah, kemudian bayi akan mengkap barang tersebut
dengan mememgang, membolak-balik, melempar, atau memasukkan ke mulutnya.
4. Kegembiraan
Kegembiraan dirangsang dengan kesenangan fisik. Pada bulan kedua dan ketiga
bayi bereaksi pada orang yang mengajaknya bercanda, menggelitik, mengamati, dan
memperhatikannya. Mereka mengungkapkan dengan tertawa, senyuman, mengegrakkan
lengan serta kakinya.
5. Afeksi
Setiap orang yang mengajak bayi bermain, mengurus kebutuhan jasmaninya, atau
memperlihatkan efeksi akan merupakan perangsang untuk afeksi mereka. Maian dan
hewan kesayangan menjadi objek cinta mereka. Bayi mengungkapkan afeksinya dengan
memeluk, menepuk, dan mencium barang atau orang yang dicintai.
D. Perkembangan Sosialisasi
Pengalaman sosial yang dini memainkan peranan yang penting dalam menentukan
hubungan sosial di masa depandan poal perilaku terhadap orang-orang lain. Anak yang
pad saat bayi banyak menangis cenderung agresif dan menunjukkan perilaku-perilaku
yang mencari perhatian lain. Sebaliknya, bayi yang ramah dan lebih bahagia biasanya
penyesuaian sosialnya lebih baik apabila telah menjadi besarnya.
Pola perkembangan perilaku sosial dapat diramalkan meskipun dapat terjadi
perbedaan-perbedaan karena keadaan kesehatan, keadaan emosi atau keadaan lingkungan.
Selama tahun pertama masa bayi, bayi dalam keadaan seimbang yang membuat ia ramah,
mudah dirawat, dan menyenagkan. Sekitar pertengahan tahun kedua, keseimbangan
berubah menjadi ketidak seimbangan sehingga bayi menjadi rewel, tidak kooperatif, dan
sulit dihadapi. Sebelum masa bayi berakhir keseimbangan kembali memperlihatkan
perilaku yang menyenangkan dan perilaku sosial. Dasar-dasar sosial awal adalah sanagt
penting karena jenis perilaku yang diperlihatkan bayi dalam berbagai situasi sosial
7
memepngaruhi penyesuaian pribadi dan sosial dan terbentuknya pola-pola ini cenderung
menetap.
E. Awal Tumbuhnya Minat Dalam Bermain
Terdapat ciri-ciri bermain tertentu yang khsus dalam masa bayi yang berbeda dari
permainan anak muda belia dan pasti berbeda dengan ciri-ciri bermain anak-anak yang
lebih besar dan orang dewasa. Perkembangan bermain dalam masa bayi dipengaruhi oleh
perkembangan fisik, motorik, dan mental. Dengan bermain, memberikan kesempatan bagi
bayi untuk banyak belajar, yaitu pemecahan masalah dan kreatifitas. Tanpa bermain,
dasar kreatifitas dan pemecahan masalah tidak dapat diletakkan sebelum anak
mengembangkan kebiasaan untuk menghadapi lingkungan dengan cara yang tidak kreatif.
Pentingnya bermain masa bayi juga memberikan masukan informasi bagi bayi mengenai
lingkungannya, orang-orang, dan benda-benda di lingkungannya. Bayi belajar mengenai
dunia manusia dan benda melalui penjelajahan (eksplorasi). Dan dengan bermain akan
menimbulkan kegembiraan
Pada masa bayi, pengertian timbul dari gabungan penjelajahan sensorik,
manipulasi motorik, dan menjelang akhir masa bayi dari jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan. Dan peranan disiplin dalam perkembangan moral terutama dalam bentuk
hukuman untuk perilaku yang salah dan pujian untuk perilaku yang diterima secara soial.
F. Perkembangan Kepribadian Dalam Usia Bayi
Potensi untuk perkembangan kepribadian sudah ada pada waktu lahir, karena
tidak ada dua individu yang memiliki fisik maupun sifat mental bwaan yang sama atau
memiliki pengalaman lingkungan yang sama maka tidak akan pernah ada dua orang yang
mengembangkan pola-pola kepribadian yang identik. Masa bayi sering disebut sebagai
"periode kritis" dalam perkembangan kepribadian karena pada saat ini diletakkan dasar
dimana struktur kepribadian dewasa akan dibangun. Sifat kepribadian tertentu berubah
sekalipun masih dalam masa bayi. Perubahan ini dapat bersifat kuantitatif, yaitu
menguata atau melemahnya sifat yang sudah ada, atau bersifat kualitatif, sifat yang secara
sosial kurang baik digantikan oleh sifat sosial yang lebih baik. Sebagian besar perubahan
kepribadian cenderung bersifat kuantitatif. Inti pola kepibadian yaitu konsep diri pada
dasarnya tetap sama. Dengan berjalannya waktu inti ini semakin kuat. Perubahan dalam
8
sifat-sifat kepribadian dapat mengganggu keseimbangan kepribadian. Jadi, pengalaman-
pengalaman awal sangatlah penting dalam membentuk pola kepribadian.
G. Bahaya Pada Masa Bayi
Karena masa bayi merupakan dasar, maka masa itu khususnya merupakan masa
berbahaya. Bahaya itu dapat mrupakan bahaya fisik dan psikologis atau keduanya. Dalam
tahun pertama dalam masa bayi, bahaya fisik cenderung lebih banyak dan lebih parah
daripada bahaya-bahaya psikologis. Dalam tahun kedua terjadi sebaliknya. fisiknya
merupakan bahaya serius, jadi sedapat mungkin harus dicegah dan segala sesuatu harus
dilakukan untuk memperkecil intensitasnya kalau memang bahaya itu terjadi. Bahaya
fisik yang mungkin terjadi misalnya kematian, kematian ranjang, penyakit, kecelakaan,
kurang gizidasar untuk gemuk, dan kebiasaan fisiologis. Bahaya psikologis yang
mungkin terjadi adalah kegagalan bayi menguasai tugas perkembangan pada usia
tersebut. Penguasaan ini menjadi penting karena, semakin cepat bayi dapat
mengendalikan tubuhnya, semkain cepat pula ia tidak tergantung pada bantuan orang lain
dan penguasaan tugas ini memberikan dasar untuk penguasaan tugas perkembangan pada
tahap-tahap berikutnya. Semakin baik penguasaan terhadap tugas perkembangan masa
bayi, semakin mudah dan cepat anak dapat menguaai tugas masa kanak-kanak. Bahaya
psikologis yang mungkin terjadi adalah bahaya dalam perkembangan motorik, bahaya
dalam bicara, bahaya emosi, bahaya sosial, bahaya bermain, bahaya dalam pengertian,
bahaya moralitas, bahaya hubungan keluarga, dan bahaya dalam perkembangan
kepribadain
II. PENYAKIT YANG SERING TERJADI PADA MASA BAYI
10 penyakit pertama bayi, yang dipaparkan oleh Dr. Kusnandi Rusmil, Sp.A dari
RS Hasan Sadikin, Bandung berikut ini.
1) Batuk-Pilek
Batuk-pilek pada bayi bisa karena banyak faktor. “Sebagian besar penyebabnya
virus, yang jenisnya ada ratusan banyaknya. Biasanya sembuh sendiri, kok. Gejalanya,
hidung berair, kadang tersumbat, lalu diikuti batuk dan demam.”
9
Selain virus, batuk-pilek juga bisa karena bakteri. Biasanya disertai panas dan
gejalanya lebih berat, yaitu tenggorokan berwarna merah. Harus diberi antibiotik. Jika
terus berlanjut, bisa berakibat komplikasi radang telinga tengah. “Namun, sakit telinga tak
selalu terjadi pada batuk pilek.”
Jika cairan atau lendir banyak keluar dari hidung bayi dan membuat napas
tersumbat, beri obat tetes hidung atau sedot cairan hidung dengan alat khusus. “Yang
penting, penyebabnya dulu yang diobati. Karena virus belum ada obatnya, maka
pertahanan tubuh si bayi-lah yang harus ditingkatkan.”
Biasanya, batuk-pilek pada bayi terjadi sekitar lima hari. Jika panas tubuh bayi tak
turun-turun hingga 2 – 3 hari, segera bawa ke dokter. “Orang tua tak perlu cemas jika bayi
batuk-pilek. Jika disertai panas, beri obat panas. Jangan lupa, beri nutrisi yang baik,
terutama yang mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan atau jus, minum
yang banyak, terutama ASI.”
2) Infeksi Telinga
Infeksi telinga dapat disebabkan batuk-pilek oleh virus yang terus-menerus,
sehingga virus masuk ke dalam saluran telinga. “Bisa juga karena telinga kemasukan air
yang mengandung kuman, sehingga mengakibatkan peradangan saluran telinga tengah.”
Gejalanya, sakit pada telinga dan panas yang tidak turun-turun selama 2 – 3 hari.
“Harus segera dibawa ke dokter. Kalau tidak segera ditangani, gendang telinga bayi bisa
meradang dan pecah.” Jika tak diobati, lama-lama radang telinga akan makin parah dan
dapat menimbulkan nanah. “Jika nanah pecah, cairan itu akan keluar dari telinga dengan
bau yang tidak enak. Efek jangka panjangnya, sistem pendengaran rusak.”
3) Diare
Seperti halnya batuk-pilek, diare pada bayi juga bisa karena bermacam faktor, dari
makanan yang tercemar kuman atau virus, keracunan makanan, sampai alergi susu. Diare
pada bayi umumnya dapat dilihat dari jumlah cairan yang keluar melalui buang air besar
(BAB) yang lebih banyak dari cairan yang masuk. Frekuensi BAB-nya lebih dari tiga kali
sehari. Jadi, harus diberi banyak cairan supaya tidak terjadi dehidrasi.
Pencegahannya, beri bayi minum, misalnya oralit, minuman yang mengandung
ion, atau minuman yang mengandung probiotik, seperti yoghurt untuk membantu
10
keseimbangan kuman dalam perut. “Bayi enam bulan sudah boleh, kok, diberi minuman
mengandung ion atau probiotik.”
Kusnandi juga menegaskan, obat diare yang paling ampuh bagi bayi sebenarnya
ASI, karena mengandung obat anti-virus atau kuman yang dapat mencegah dan
mengurangi lamanya penyakit bersarang di dalam tubuh bayi.
Diare yang disertai demam, lanjut Kusnandi, paling sering disebabkan oleh virus.
“Semua penyakit karena virus, tidak ada obatnya. Yang penting, meningkatkan daya tahan
tubuh dan mengatasi kehilangan cairan tubuh dengan banyak-banyak minum, terutama
ASI.”
Sementara diare disertai muntah, biasanya disebabkan karena rangsangan ke dalam
saluran pencernaan. “Rangsangan itu bisa macam-macam, bisa oleh kuman atau racun zat
kimia. Sekali lagi, yang penting adalah memberi minum yang banyak. Bisa juga diberi
obat anti muntah oleh dokter,” kata Kusnandi seraya mengingatkan agar orang tua tidak
memberi bayi obat pemampat feses atau tinja. “Jika tinja mampat, kuman enggak mati,
malah berkumpul di dalam usus. Lebih baik kuman dikeluarkan dulu melalui BAB.
Setelah kuman habis, otomatis diare akan berhenti dengan sendirinya,” kata Kusnandi
mengingatkan.
4) Batuk Plus Sesak Napas
Pada bayi yang memiliki potensi alergi atau asma, batuk pilek lama-lama bisa
menimbulkan sesak napas. “Batuk-pilek ini terjadi akibat kuman yang lama-lama
menyebar ke paru-paru. Bisa mengakibatkan gejala radang paru-paru, yaitu sesak napas,”
ujar Kusnandi.
Jika sudah menyerang paru-paru, berarti sudah masuk ke tahap serius dan harus
betul-betul diobati. “Tanda-tanda sesak napas ini dapat dilihat secara fisik, antara lain bayi
bernapas lewat hidung, sehingga cuping hidung kembang-kempis, napasnya cepat, setiap
bernapas seperti ada yang menariknya hingga dadanya cekung.”
Penanganan gejala-gejala serius ini harus lebih teliti. Bila perlu dirawat di RS
untuk diberi oksigen. “Jika sudah sampai ke tahap serius, tak bisa lagi hanya diberi
perawatan di rumah. Bisa bahaya dan harus segera ditolong dokter,” tegas Kusnandi.
11
5) Sakit Tenggorokan
Sakit tenggorokan pada bayi bisa karena kuman atau virus yang menyerang
tenggorokan. “Tanda-tanda fisiknya, tenggorokan berwarna merah, yang dapat terlihat di
bagian leher. Bayi juga terlihat seperti kesakitan, rewel, dan biasanya sulit menelan.”
Jika disebabkan virus, biasanya dokter akan memberi obat pengurang rasa sakit,
vitamin, dan dianjurkan diberi makan yang banyak, terutama jus buah, sayur bening, dan
ASI, agar tubuhnya kembali kuat. Namun jika penyebabnya kuman, dokter akan memberi
antibiotik. “Bisa berupa sirup atau puyer. Puyer lebih ekonomis dan dosisnya bisa lebih
tepat, karena dihitung per kilogram berat badan bayi. Efektivitasnya, sih, sebenarnya sama
saja dengan sirup.”
6) Sembelit
Penyebab sembelit bisa karena kurang makan makanan berserat. Oleh karena itu,
bayi sebaiknya diberi banyak buah, sayuran, dan ASI. “Berikan puding atau agar-agar,
buah-buahan, dan sayuran. Untuk bayi yang belum bisa makan, berilah ASI sebanyak
mungkin. Biasanya, bayi yang masih minum ASI jarang sembelit, kecuali bayi yang diberi
susu formula. Mungkin susunya kurang cocok.”
Untuk mengatasi sembelit, pilih susu yang cocok. “Sementara dokter biasanya
akan memberi obat untuk melancarkan BAB-nya.” Namun, ada juga bayi baru lahir yang
tak bisa buang air besar. “Keluhannya, perut kembung dan sering muntah. Itu karena saraf
dari usus kurang, sehingga gerak peristaltiknya pun berkurang. Ini penyakit bawaan, harus
dioperasi untuk membuang usus yang tidak ada sarafnya. Kasus seperti ini sering terjadi
pada bayi baru lahir,” terang Kusnandi.
7) Infeksi Saluran Kemih
Selain sulit BAB, infeksi saluran kemih juga sering terjadi pada bayi yang baru
lahir. “Banyak terjadi pada bayi perempuan, karena saluran kemih perempuan lebih
pendek dari saluran kemih bayi laki-laki, sehingga kuman lebih gampang masuk ke dalam
tubuh. Jika bayi panas tanpa diserta batuk-pilek atau sakit telinga, orang tua harus selalu
berpikir bahwa ini bisa saja sakit radang saluran kemih.”
Gejala infeksi saluran kemih hanya panas atau air kencingnya sedikit, dan bayi
merasa nyeri di daerah perut atau kesakitan saat buang air kecil/kencing. “Kadang-kadang,
radang atau infeksi saluran kemih ini tidak bergejala juga. Buang airnya pun normal.
12
Justru jika gejala tak muncul, sangat berbahaya karena dapat merusak ginjal.” Oleh karena
itu, jika bayi demam lebih dari 38,5 0 Celcius, segera periksakan ke dokter.
8) Muntah
Muntah atau gumoh disebabkan karena perut bayi yang baru lahir ukurannya masih
sangat kecil. “Daya tampungnya masih sedikit. Kalau terlalu banyak diberi susu, dia akan
memuntahkan susunya kembali.”
Oleh karena itu, untuk bayi yang diberi susu formula, pada saat disusui, posisi
botol susu dan botol harus pas dengan mulutnya agar udara tidak ikut masuk ke dalam
mulut bayi. Udara yang ikut masuk ini dapat menyebabkan bayi muntah. Sementara untuk
bayi yang disusui ASI, posisi menyusui harus betul dan pas. Usai disusui, gendong bayi
dengan posisi seperti berdiri hingga bersendawa. Setelah itu bayi ditidurkan dengan posisi
miring ke kiri.
9) Alergi
Banyak hal yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. “Yang paling sering alergi
susu sapi atau susu formula. Jika ibu atau keluarganya punya bakat alergi, bayi pun jadi
gampang alergi. Sebagian besar alergi timbul karena makan telur, sea food, dan susu
formula.”
Untuk menghindarinya, ibu menyusui sebaiknya menghindari konsumsi makanan
alergen seperti telur, kacang-kacangan, sea food, atau makanan pemicu alergi. “Pasalnya,
alergi ini dapat langusng terbawa melalui ASI. Dokter biasanya memberikan susu anti-
alergi khusus untuk bayi yang memiliki bakat alergi atau alergi pada susu formula. Susu
antialergi ini mudah didapat dan sudah banyak dijual, kok.”
10) Ruam Popok
Usai buang air atau pipis, popok bayi harus segera diganti agar tidak menimbulkan
iritasi atau merah-merah pada kulit bayi. Jika kulit bayi mengalami iritasi, kuman akan
lebih mudah masuk ke dalam tubuh bayi. Untuk mencegahnya, gantilah popok sesering
mungkin dan pakaikan pampers yang dapat menyerap banyak air.
Untuk popok kain, sebaiknya rajin-rajin mencuci popok. “Teknologi sudah
semakin canggih, orang kini menciptakan pampers yang dapat menyerap air lebih banyak
agar lebih praktis. Namun, bukan berarti bayi harus seharian pakai pampers yang itu-itu
13
terus. Udara juga harus bisa keluar masuk, dong. Hanya saja, kelebihan pampers dapat
mengurangi frekuensi pergantian popok, dibandingkan popok kain.”
Pengobatan untuk ruam popok, jika kulit bayi terkena popok basah, dapat diobati
dengan memberikan bedak, talek, atau salep. “Tetapi yang paling penting harus sesering
mungkin mengganti popok atau pampers. Artinya, kondisi kulit bayi harus tetap dalam
keadaan kering.”
Selain 10 penyakit di atas, ada beberapa tanda pada bayi yang harus diwaspadai
dan segera dibawa ke RS, antara lain:
1) Kejang
Jika bayi kejang disertai panas atau tanpa panas, harus segera di bawa ke RS untuk
mengetahui penyebab kejangnya. Setiap kejang, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan
otak, sehingga bayi tidak boleh kejang. Jadi, secepatnya harus diatasi. Jika bayinya kejang
disertai demam, orang tua harus selalu membawa obat anti panas dan anti kejang. Karena
biasanya sakit kejang ini suka kambuh. Kemana pun si bayi pergi, harus selalu membawa
obat anti kejang untuk mencegah kejang. Jangan sampai bayi sering kejang.
Pemicu kejang ini macam-macam, bisa karena proses di kepala atau otak, atau di
luar kepala. Kalau di dalam otak atau kepala, kemungkinan ada infeksi di otak atau tumor
di otak, dan perdarahan di otak. Tapi yang terjadi di luar otak, bisa karena kekurangan
natrium atau garam dan gula, sehingga terjadi gangguan-gangguan elektrolit. Misalnya
karena sering diare, atau kejang karena adanya elektrolit atau garam yang keluar dari
tubuh.
2) Sesak napas
Jangan sampai bayi sesak napas, apalagi sampai membiru. Itu tandanya si bayi
sudah kekurangan oksigen. Oksigen itu terutama dialirkan ke dalam otak dan organ
lainnya. Jika bayi Anda sesak napas, secepatnya harus diatasi, apakah sesak itu disebabkan
karena sumbatan saluran napas, atau karena infeksi di paru-paru, harus segera diatasi dan
dibawa ke dokter.
3) Syok
Tanda-tandanya, denyut nadi tak teraba, muncul keringat dingin, kesadaran
berkurang, serta jumlah cairan tubuh berkurang. Penyebab syok pada bayi bermacam-
macam juga. Dapat dikarenakan kehilangan cairan tubuh, misalnya demam berdarah, yang
14
mengakibatkan cairan dari dalam darah melalui pembuluh darah keluar menuju jaringan.
Bisa juga karena diare dan kekurangan cairan, terjadinya perdarahan, kelainan jantung,
atau karena syok lain yang disebabkan karena kesakitan yang biasa dokter sebut dengan
neorogenik shock. Perawatannya, harus harus segera diinfus.
4) Tak sadarkan diri
Ini dapat terjadi karena adanya gangguan kesadaran. Setiap ada gangguan
kesadaran pada bayi, orang tua harus hati-hati dan harus segera membawanya ke dokter.
Ciri-ciri bayi yang tak sadarkan diri, secara fisik dapat terlihat seperti mula-mula setengah
sadar, mengacau, panas tinggi, atau mungkin saja langusng tidak sadar. Di cubit pun, tak
akan merasakan sakit dan tak tahu apa yang terjadi disekelilingnya
III. PERAWATAN PADA PERIODE BAYI
Merawat bayi merupakan hal yang sangat penting bagi seorang ibu / perawat .
Untuk itu, masa bayi merupakan masa penting yand menjadi dasar bagi masa
berikutnya. Masa pada setiap kebutuhan bayi harus dipenuhi agar pertumbuhan dan
perkembangan dapat berjalan secara normal. Hal-hal yang harus dipenuhi oleh seorang
ibu/ perawat dalam merawat bayi adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan oksigen dan udara segar.Udara segar sangat diperlukan untuk menjaga
kesehatan jasmani dan rohani bayi. Bayi sebaiknya sering dibawa ke udara yang
segar dan dialam terbuka jauh dari polusi. Bayi juga membutuhkan kamar yang
hangat, udara bebas bergerak dan cahaya yang cukup baik pada saat siang ataupun
malam hari. Keadaan kamar yang pengap, lembab dan gelap akan menggangu
kesehatan dan pertumbuhannya.
2. Kebutuhan gizi atau makan. Kebutuhan akan gizi untuk setiap umr berbeda.
Kebutuhan zat makanan untuk bayilebih banyak dari orang dewasa, karena pada
masa ini terjadi pertumbuhan yang sangat cepat fisik maupun psikis. Zat makanan
harus mengandunggizi yang berperan sebagai zat pembangun, pengatur dan energi.
Zat tersebut dikenal sebagai zat Protein, Karbohidrat, Lemak, Vitamin dan Mineral
15
Cara Tepat Pemberian Makan Pada Usia Bayi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi ibu/ seorang perawat dalan
pemberiaan makanan pada bayi baik gizi maupun usia dari bayi itu sendiri. Berikut
tips / cara tepat pemberian makan dari segi usia bayi:
a. Umur 0 – 4 bulan. Dari umur bayi usia sampai 4 bulan, ASI merupakan makanan
yang tepat untuk bayi itu sendiri.
b. Umur 4 – 6 bulan. Berikan ASI dan 2 kali makanan lumat saring seperti bubur
susu dan sari buah. Tujuannya adalah melatih bayi menerima makan yang lebih
padat.
c. Umur 6 - 9 bulan. Berikan ASI dan 3 kali makanan lembek seperti tim saring.
Pada saat ini kebutuhan bayi akan gizi semakin meningkat, sedangkan produksi
ASI semakin menurun, sehingga perlu makanan tambahan. Tujuannya melengkapi
zat gizi yang semakin berkurang pada ASI. Dan mengembangkan kemampuan si
bayi untuk menerima bermacam-macam makanan pada berbagai rasa dan bentuk,
mengembangkan kemampuan si bayi untuk mengunyah dan menelan serta
mencoba menyesuaikan dengan makanan yang mengandung enenrgi tinggi
Cara pemberian makan tersebut adalah:
Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dalam bentuk encer kemudian
lebih kental.
Jenis makanan diperkenalkan satu persatu sampai bayi mau menerimanya.
Jangan dipaksa bayi untuk memakan.
Berikan saat bayi lapar.
Makanan yang dapat menimbulkan alergi harus dicoba sedikit demi sedikit
seperti telur, ikan laut, ayam dll.
Jangan memberikan telur sebelum usia 7 bulan karena dapat menyebabkan
alergi
Berikan makanan yang mengandung zat besi dan vitamin A sperti hati, bayam,
wortel, daging ,telur.
d. Umur 9 – 12 bulan
Berikan ASI dan 3 kali makanan seperti orang dewasa tetapi lebih lunak dan tidak
merangsang serta 1 kali selingan
16
e. Umur lebih dari 12 bulan
Berikan ASI dan 3 kali makanan seperti orang dewasa tetapi lebih lunak dan tidak
merangsang serta 1 kali rangsangan.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa bayi diannggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode
kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola
ekspresi emosi terbentuk.
Adapun tugas dalam perkembangan masa bayi yaitu: perkembangan fisik, fungsi
psikologis, pengendalian otot, dan perkembangan bicara
Dalam tahun pertama dalam masa bayi, bahaya fisik cenderung lebih banyak dan
lebih parah daripada bahaya-bahaya psikologis. Dalam tahun kedua terjadi sebaliknya.
fisiknya merupakan bahaya serius, jadi sedapat mungkin harus dicegah dan segala sesuatu
harus dilakukan untuk memperkecil intensitasnya kalau memang bahaya itu terjadi.
Lingkungan sangat berperan sekali dalam perkembangan bayi. Oleh karena itu
orang tua sebagai lingkungan pertama harus bisa memberikan kasih sayang yang tulus
dan mengurus bayi dengan sebaik mungkin supaya perkembangan bayi tidak terganggu
dan bisa sempuran karena bayi sangat tidak berdaya dan lemah.
18