masa mesozoikum komar
TRANSCRIPT
GEOLOGI SEJARAHTUGAS 3
Masa Mesozoikum
Masa Mesozoikum merupakan masa pertengahan sejarah geologi, berlangsung selama 160
juta tahun, mulai 225 sampai 65 juta tahun lalu. Masa ini ditandai dengan hadirnya binatang
reptil (darat, laut, udara) yang merajai permukaan bumi. Di Indonesia tidak ditemukan fosil
datanya, diperkirakan reptil darat sudah punah sebelum daratan nusantara terbentuk. Masa
Mesozoikum dibagi menjadi tiga zaman yaitu: Trias, Jura, dan Kapur.
A. Zaman Trias berlangsung sejak 225 sampai 190 juta tahun lalu. Nama Trias berasal
dari Jerman dan mempunyai arti tiga (lapisan endapan). Zaman ini adalah yang paling kering
dan tidak subur, ditandai dengan jarangnya fosil hewan maupun tumbuhan. Fosil yang
ditampilkan berasal dari Timor yaitu Amonit (Moluska dari kelas Sefalopoda) antara lain:
Joanites sp., Hypocladicites sp, Jovites sp., Indonesites sp.; serta beberapa fosil dari Jerman
yang di antaranya bergaris tengah 50 cm dan tebalnya 20 cm.
Zaman Trias berlangsung sejak 245 – 208 juta tahun yang lalu. Nama Trias diusulkan oleh F.
von Alberti, seorang ahli geologi berkebangsaan jerman. Nama Trias diambil dari
perkembangan endapan Mesozoikum yang didapat di cekungan Jerman, yang kemudian
dianggap sebagai wilayah tipe untuk Sistem Trias, walaupun singkapan yang relatif lengkap
dan banyak mengandung fosil justru didapatkan di Amerika bagian barat, Amerika bagian
timur dan Kanada. Sistem Trias terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Trias Bawah, Trias Tengah,
Trias Atas. Adapun pengertian dari 3 bagian tersebut adalah :
1.) Trias Bawah :
Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Buntsandstein merupakan seni
sedimentasi yang terjadi di darat dan terdiri dari batu pasir, batu lempung,
konglomerat dengan beberapa bagian terdapat sisipan endapan laguna. Warna seri
sedimen tersebut dari merah cerah hingga lembayung.
2.) Trias Tengah :
|
GEOLOGI SEJARAHTUGAS 3
Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Muschelka merupakan seni sedimentasi
yang terjadi di laut yang mencapai ketebalan kurang lebih 200 m.
3.) Trias Atas :
Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Keuper merupakan seni sedimen yang
seluruhnya diendapkan di darat. Pada bagian alasnya terdiri dari dolomit dan gipsum
yang merupakan endapan penguapan, yang diakhiri dengan batu pasir yang
diendapkan di sungai dengan fosil tumbuh – tumbuhan yang menyerupai ekor kuda
yang dikenal dengan nama setempat sebagai Schlifsandstein.
Perkembangan kehidupan pada zaman Trias menunjukkan banyak terjadi perubahan
baik untuk jenis Fauna terutama untuk golongan Vertebrata maupun golongan Invertebrata.
Golongan Invertebrata Pilum Brachiopoda dan Pilum Mollusca serta Pilum Arthropoda.
Untuk Pilum Mollusca termasuk di antaranya dari Kelas Pelecypoda dan Kelas Cephalopoda
sedang untuk Pilum Arthropoda khususnya yang termasuk Kelas Crustacea. Demikian pula
untuk jenis flora menunjukan adanya perkembangan yang pesat. Untuk jenis Vertebrata
khususnya yang termasuk Reptilia sudah mulai dikenal Rutiodon (sebangsa Phytosaurus)
yang mulai muncul semula hidup dalam lingkungan air kemudian mengadaptasikan diri
hidup dalam lingkungan darat yang kemudian punah pada zaman ini. Selain itu yang mulai
muncul pada zaman ini pula antara lain yang termasuk dinosaurus ialah Anchiasaurus,
Cynognathus, Thrinacodon, placerias gigas, Inchtyosurus yang berkembang pada Zaman
Trias dan punah pula pada akhir Zaman Trias.
Didasarkan atas fasiesnya Sistem Trias di Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.) Indonesia bagian barat : dengan macam fasies bermula dari fasies paralas, volkanik,
laut, terutama berkembang sebagai batu gamping. Perkembanganya meliputi beberapa
bagian dari Sumatra, Kalimantan (serta Malaya) dan pulau – pulau kecil di antara
ketiga daerah tersebut.
2.) Indonesia bagian timur : dengan macam fasies seperti perkembangan di Indonesia
bagian barat, hanya di tempat ini tidak dijumpai fasies volkanik, terutama
berkembang sebagai batu gamping. Perkembanganya meliputi Sulawesi timur dan
tenggara, pulau – pulau kecil di kepulauan Nusa Tenggara antara lain Pulau Roti,
|
GEOLOGI SEJARAHTUGAS 3
Pulau Timor, Pulau Leti, Pulau Tanimbar, Pulau Kei, Pulau Seram, Pulau Buru dan
Pulau Buton.
Di Indonesia bagian timur pada zaman Trias terjadi peristiwa genang laut di bagian
bawah umumnya terdiri dari batuan klastik yang berbutir kasar antara lain breksi,
konglomerat yang kemudian diikuti dengan batu pasir, serpih yang mengandung bitumina
yang kemudian diakhiri dengan napai dan batu gamping.
Dari Kesamaan Fasies batuan Trias di pulau – pulau Indonesia timur dapat ditarik
kesimpulan bahwa pulau – pulau tersebut setidak – tidaknya pada Zaman Trias Atas termasuk
dalam satu lingkungan sedientasi yang selalu mengalami penurunan atau dikatakan
merupakan daerah pelamparan Geosinklin Banda. Geosinklin ini memanjang ke arah barat
daya yang kemudian bersambung dengan Geosinklin Westralia sedang kea rah barat
bersambung dengan Geosinklin danau.
B. Zaman Jura berlangsung sejak 190 sampai 136 juta tahun silam. Nama ini diambil dari
nama pegunungan di perbatasan Swiss dan Perancis. Fosil yang diperagakan yaitu Amonit
dan Belemnit berasal dari Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Maluku Tenggara (P. Bubar),
Maluku Utara (P. Buru dan P. Taliabu). Juga memperagakan fosil Ichthyosaurus sp. (jenis
dinosaurus laut), Pterodactylus sp. (jenis dinosaurus terbang), Archaeopterix sp. (nenek
moyang burung), yang diperoleh dari Jerman. Zaman Jura berlangsung sejak 208 – 145 juta
tahun yang lalu. Nama Jura pertama kali dipakai pada tahun 1799 oleh A. von. Humboldt
seorang ahli geologi berkebangsaan Jerman. Penelitian secara intensif pada saat itu dilakukan
di Inggris, walupun demikian maka nama sistem ini diambilkan dari nama Pegunungan Yura
yang membentang dari Perancis sampai Swiss. Tempat inilah yang kemudian digunakan
sebagai daerah tipe untuk sistem Yura.
Endapan Jura baik yang terjadi di laut mupun yang di darat banyak mengandung fosil.
Untuk golongan Invertebrata diwakili oleh Pilum Coelenterata, Porifera, Echinodermata dan
Mollusca.
Brontosaurus merupakan salah satu anggota dari Dinosaurus yang terbesar yang
hidup dan pernah dijumpai dalam bentuk fosil di Amerika dan berkembang baik hingga
|
GEOLOGI SEJARAHTUGAS 3
zaman Jura. Dari kerangka yang telah berhasil direkontruksi jenis Brontosaurus mempunyai
tubuh hingga 18 feet dengan panjang hingga 67 feet.
Archaeopteryx meruapakan burung yang pertama kali dikenal dalam sejarah. Burung
ini memiliki ukuran sebesar burung gagak, fosilnya dijumpai pada batu gamping litographhi
di daerah Solenhoven, Bavaria. Ichtyosaurus merupakan reptile laut yang memiliki panjang
tubuh 10 feet.
Endapan jura didapatkan baik di Indonesia barat maupun Indonesia Timur. Di
Indonesia barat tidak banyak dijumpai endapan Jura. Ada kemungkinan bahwa sebagian
besar daerah Indonesia barat pada zaman itu merupakan daratan sehingga tidak
dimungkinkan terbentuknya endapan. Di Indonesia timur perkembangan endapan Jura relatif
baik. Endapannya berkembang sebagai batu gamping dengan fosil Arnioceras.
Dengan memperhatikan tempat – tempat terdapatnya endapan Jura maka dapat
diamnbil kesimpulan bahwa terdapat genang laut selama zaman Jura sehingga mengakibatkan
seolah - olah Indonesia terbagi menjadi 3 bagian oleh palung Anambas, geosnklin Banda dan
geosinklin Papua.
(3) Zaman Kapur berlangsung sejak 136 sampai 65 juta tahun silam. Nama Kapur
diambil dari kata latin 'creta' yang berarti kapur, yang diberikan pada singkapan bagus tebing
putih di Dover - Inggris (1822) dan singkapan sama di Eropa. Dari zaman ini diperagakan
fosil yang populer yaitu: Orbitulina sp. (hewan laut bersel satu), Pecten sp. (kerang), dll.
Zaman Kapur merupakan zaman kepunahan binatang jenis Dinosaurus. Zaman kapur
berlangsung semenjak 145-65 juta tahun yang lalu. Zaman kapur dicirikan oleh suatu daur
pengendapan “susut laut – genang laut – susut laut”. Selama zaman kapur berkembang
bermacam – macam kehidupan. Beberapa diantaranya merupakan kelanjutan dari zaman Jura
disamping terdapat pengembangan kehidupan yang baru. Diantara jenis – jens yang
mencirikan untuk jaman Kapur antara lain anggota dari Pilum Protozoa khususnya dari ordo
Foraminifera, Pilum Coelenterata, Pilum Mollusca, dan pilum Arthropoda. Disamping itu
terdapat pula perkembangan dari golongan vertebrata maupun jenis flora.
|
GEOLOGI SEJARAHTUGAS 3
Tyrannosaurus Rex merupakan jenis dinosaurus pemangsa terbesar yang hidup pada
jaman kapur, dinosaurus ini dapat berkembang dengan panjang tubuh mencapai 45 feet dan
tinggi 20 feet. Elasmosaurus merupakan golongan mamalia yang hidup di laut dan memiliki
panjang antara 40 sampai 50 feet. Pterodon merupakan golongan reptil terbang yang
memiliki bentang sayap 23 sampai 25 feet. Fosil dari Elasmosaurus dan Pterodon ditemukan
di daerah Niobrara, Kansas, Amerika pada batu gamping.
Di Indonesia terdapta endapan-endapan yang jelas termasuk zaan kapur hanya
terdapat di berbagai tempat yang terpencar. Di Indonesia bagian barat system kapur dicirikan
oleh endapan klastik dengan fosil Orbitolina, meskipun fosil ini juga dijumpai pada sistem
kapur yang ada di Indonesia bagian timur. Di Sumatera, di Bukit Garba, dimana di bagian
bawah terdiri dari napal tufan, tufa, pilit dan marmer. Bagian atasnya terdiri dari batu rijang
yang mengandung fosil Radiolaria.
Di jawa endapan yang berumur kapur telah diketahui dalam bentuk lensa-lensa batu
gamping yang mengandung fosil Orbitolina terapit diantara lempung dan serpih. Endapan
tersebut dijumpai di Lok Ulo, Karangsambung, selatan Banjarnegara, Jawa Tengah. Batu
guling dengan fosil Orbitolina telah dijumpai dalam konglomerat Eose di Pegunungan Jiwo,
selatan Klaten. Di tempat ini endapan kapur bertalian erat dengan batuan metamorf dan
mungkin selaan-selaan di dalamnya.
Apabila ditinjau secara menyeluruh, karena genang laut yang terjadi pada
Cenomanian mengakibatkan lautan di Indonesia menjadi lebih luas daripada zaman Jura.
Daratan Philipina yang masih menjadi satu dengan daratan Papua pada waktu zaman Jura,
sekarang .Sekarang oleh genang laut tersebut terbagi menjadi 2 daratan, yaitu daratan
Philipina dan daratan Papua. Di bagian tenggara Indonesia, lautan menggenangi daratan
bagian utara daratan Australia sehingga terjadi teluk-teluk. Pada waktu yang bersamaan maka
Geosinklin Tasmania meluas ke arah utara jika dibandingkan dengan luas wilayahnya di
zaman Jura.
|