masa kolonialisme dan imperialisme inggris dan belanda
TRANSCRIPT
Masa Kolonialisme dan Imperialisme Inggris dan Belanda (Konservatif)
Kelompok 2
Joshua Ricardo SamosirKamelia Eka PutriKireina Cyana Mahda Dina AlamMoh. Adnan Syarif
M. Fachrian HafizhM. Fadhillah DaliusM. Syarif SubarkahNisa Larasati
Penjajahan Inggris1811-1816
• Kapitulasi Tuntang (1811)• Thomas Stamford Raffles -> Letnan Gubernur
Jenderal di Jawa• Beberapa kebijakan Raffles dalam bidang
politik, ekonomi, sosial, dan budaya dipengaruhi oleh pemikiran maju akibat revolusi industri di Inggris.
Bidang Politik
• Membagi Pulau Jawa menjadi 17 Kerasidenan (provinsi)
• Membentuk pengadilan di tiap-tiap kerasidenannya
• Membagi wilayah Yogyakarta menjadi 2 bagian
Bidang Ekonomi
• Memperkenalkan sistem pajak tanah/sewa tanah/landrent sistem
• Menghapus monopoli tanaman kopi• Melakukan perdagangan melalui pembayaran
dengan uang, bukan barter• Menjual tanah di Krawang, Priyangan,
Semarang, dan Surabaya kepada pihak swasta
Bidang Budaya/Ilmu Pengetahuan
• Membangun Kebun Raya Bogor• Membangun Istana Bogor• Menulis History of Java• Nama nya diabadikan menjadi namaBunga
Bangkai Raksasa, Rafflesia arnoldi.• Menemukan kembali Candi Borobudur
Convention of London (1814)
Antara Inggris dengan Raja Willem V, berisikan:
Belanda menerima tanah jajahannya kembali yang diserahkan kepada Inggris pada saat Kapitulasi Tuntang.
Inggris memperoleh Tanjung Harapan dan Sailan dari Belanda.
Akhir Kolonialisme Inggris
• John Fendall menggantikan Raffles untuk melakukan penyerahan daerah jajahan kepada Komisi Jenderal
• Raffles akhirnya memilih mendiami Singapura, lalu diadakan Treaty of London (1824) dan mengakhiri masa kolonialisme Inggris di Indonesia.
Penjajahan Belanda (Konservatif)
• Tiga komisaris Belanda yang memerintah Indonesia setelah dikembalikan dari Inggris yaitu Mr. Elout, Van der Capellen, dan Buyskes.
• Politik yang pernah dijalankan di Indonesia yaitu:
1. Politik pemerasan atau drainage politic2. Politik Pintu Terbuka3. Politik Etis
Politik Pemerasan -> Cultuurstelsel
Pencetusnya adalah Gubenur Jenderal Belanda (1830-1833), Johannes van den Bosch.
Sebab-sebabnya:1. Hutang VOC yang ditanggung pemerintah
Belanda2. Pemasukan kas negara tipis3. Perang Diponegoro memakan banyak biaya4. Belgia melepaskan diri dari Belanda
Aturan-aturan Tanam Paksa
• Setiap desa harus menanamkan 1/5 tanahnya dengan tanaman yang laku di pasaran dunia.
• Tanah yang dipergunakan terbebas dari pajak• Hasil yang melebihi pajak bumi akan
dikembalikan ke desa• Penduduk yang bukan petani harus bekerja di
ladang selama 65 hari dalam satu tahun
Penyimpangan dalam Pelaksanaan Tanam Paksa
• Pelaksanaan sistem tanam didasarkan atas unsur pemaksaan dan melebihi ketentuan
• Cultuur procenten (pegawai Belanda) yang melakukan perampasan hasil panen.
• Petani lebih tersita waktunya untuk menanam tanaman ekspor ketimbang lahan pertanian pangan karena ancaman pegawai belanda
• Kelebihan panen tidak pernah diterima oleh petani
Akibat Sistem Tanam Paksa
• Kemiskinan dan kelaparan merajalela. Daerah yang terkena dampak paling parah yaitu
1. Demak yang semula berpenduduk 336.000 tinggal 12.000 jiwa
2. Grobogan yang semula berpenduduk 89.500 tinggal 9.000 jiwa
• Belanda mendapatkan pemasukan sebesae 832 juta gulden dalam 46 tahun
Pertentangan Tanam Paksa
• Beberapa reaksi dari pihak Belanda:• 1. Golongan liberal swasta Belanda yang tidak
diikut sertakan• 2. Perorangan yaitu Baron van Hoevel dan
Eduard Douwes Dekker• Kaum Liberal medapatkan kemenangan di
parlemen politik Belanda sehingga sistem tanam paksa berangsur-angsur dihapuskan.
Politik Pintu Terbuka
• Perusahaan asing bebas menanamkan modalnya di Indonesia pada sektor pertanian dan pertambangan seperti karet, teh, tembakau, kopi, tebu, minyak bumi, dsb.
• Belanda menjalankan politik ekspansi yaitu dengan cara mengadakan ekspansi militer ke berbagai daerah dan dirasakan rakyat Indonesia sebagai penjajahan.
Dampak yang Timbul
• Rakyat Indonesia tetap menderita karena pertanian semakin merosot
• Kerajinan rakyat dan alat transportasi terdesak oleh alat yang lebih modern
• Hasil pertanian menurun namun rakyat tetap membayar pajak
Politik Etis
Pencetusnya adalah Van Deventer, ia menulis bahwa Belanda berkewajiban
membayar jasa bangsa Indonesia, yaitu dengan meringankan beban
bangsa Indonesia, memberantas hal-hal yang menghambat kemajuan
bangsa Indonesia, dan memajukan pengajaran di Indonesia.
• Trias Van Deventer:1. Irigasi
2. Emigrasi3. Edukasi
Kegagalan Politik Etis
• 1. Hanya Pemerintah Belanda yang mendapatkan keuntungan
• 2. Hanya sebagian pribumi yang memperoleh kesejateraan, yaitu para pegawai pemerintah
• 3. Pegawai pribumi hanya digunakan sebagai alat demi kepentingan Belanda.
Perlawanan Bangsa Indonesia
Perjuangan Bersifat Kedaerahan
• 1. Perlawanan Pattimura (1817)• 2. Perlawanan Sutan Badaruddin di Palembang
(1819-1821)• 3. Perlawanan Paderi di Sumatera Barat (1821-
1837)• 4. Perlawanan Diponegoro di Jawa Tengah
(1825-1830)• 5. Perlawanan Banjar (1859-1864)• 6. Perlawanan Aceh (1837-1904)
Organisasi Masa Pergerakan Nasional
1. Budi Utomo2. Serikat Dagang Islam3. Serikat Islam4. Indische Partij5. Tri Koro Darmo6. Muhammadiyah7. Nahdhatul Ulama
Dampak Kolonialisme Barat
• Bidang Politik• Bidang Ekonomi• Bidang Agama• Bidang Budaya dan Gaya Hidup• Bidang Sosial dan Demografi
Bidang Politik
Semakin hilangnya kekuasaan politik para penguasa Indonesia dan beralih ke tangan Belanda, dibuktikan oleh beberapa faktor:
1. Belanda berpengaruh dalam kebijaksanaan politik kerajaan
2. Kekuasaan raja semakin merosot3. Hak-hak penguasa pribumi diperkecil atau
dihapus4. Munculnya berbagai perlawanan rakyat
Indonesia
Bidang Ekonomi
• Bergesernya perekonomian dari pertanian pangan menjadi industri dan perkebunan
• Adanya monopoli perdagangan oleh penjajah• Adanya sistem tanam paksa yang
menyengsarakan rakyat, namun rakyat mengenal jenis tanaman baru.
• Masyarakat mengenal sistem transaksi jual beli
Bidang Agama
• Portugis membawa ajaran agama Kristen ke Indonesia sesuai dengan salah satu misi nya yaitu gospel. Misionarisnya adalah Fransiscus Xaverius dan Matteo Ricci.
• Belanda membawa ajaran agama Protestan pada abad ke 17 dengan zendingnya yaitu Ludwig I. Nommensen, Sebastian Dansckaarts, Adrian Hulsebas, dan Hernius.
Bidang Budaya dan Gaya Hidup
• Para pemimpin kerajaan lebih memusatkan perhatian kepada perkembangan budaya di istana, contohnya:
1. Paku Buwono V menyusun Serat Centhini, yaitu pengetahuan tentang mistik Jawa.
2. Raden Ngabehi Ronggowarsito menulis karya prosa yang berjudul Pustakaraja Purwa.
3. Mangkunegara IV menulis kitab Wedatama.
Bidang Sosial dan Demografi
• 1. Mobilitas sosial masyarakat• Penggolongan Sosial• 3. Munculnya elit terdidik