marketing politik calon anggota dpr ri ledia hanifa

154
MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA AMALIAH DALAM PEMILIHAN ANGGOTA DPR RI PERIODE 2014-2019 Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Sulastri Damayanti (1110051000192) JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: others

Post on 24-Jan-2022

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA

HANIFA AMALIAH DALAM PEMILIHAN ANGGOTA DPR

RI PERIODE 2014-2019

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi

persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Sulastri Damayanti (1110051000192)

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA
Page 3: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Marketing Politik Calon Anggota DPR RI Ledia Hanifa

Amaliah dalam Pemilihan Anggota DPR RI Periode 2014-2019” telah diujikan

dalam sidang munaqosyah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2 Juli 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

pada program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 2 Juli 2014

Dewan Sidang Munaqosyah

Ketua merangkap anggota Sekretaris merangkap anggota

Drs. Jumroni, M. Si Fita Fathurrokhmah, M. Si

NIP. 19630515 199203 1006 NIP. 19830610 200912 2 001

Anggota

Penguji I Penguji II

Dr. Armawati Arbi, M. Si Ade Masturi, MA

NIP. 19650207 199103 2 002 NIP. 197506062007101001

Pembimbing

Dr. Gun Gun Heryanto, M. Si

NIP. 197608122005011005

Page 4: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

LEMBAR PERNYATAAN

Assalamu’alaikum wr wb.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah penulis skripsi dengan judul

“Marketing Politik Calon Anggota DPR RI Ledia Hanifa Amaliah dalam

Pemilihan Anggota DPR RI Periode 2014-2019” dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata satu (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau

merupakan hasil orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikianlah pernyataan ini dibuat, diharapkan dapat dipergunakan dengan

semestinya. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr wb

Jakarta, 2 Juli 2014

Penulis

Sulastri Damayanti

NIM 1110051000192

Page 5: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

Sulastri Damayanti

1110051000192

ABSTRAK

Marketing Politik Calon Anggota DPR RI Ledia Hanifa Amaliah dalam

Pemilihan Anggota DPR RI Periode 2014-2019

Ledia Hanifa Amaliah merupakan politisi perempuan yang berasal dari partai

islam. Selama karir politiknya ia telah tiga kali mengikuti pemilihan umum.

Keberhasilannya pada tiap pemilu tak terlepas dari marketing politik. Selama

menjabat ia menggunakan marketing politik untuk mensosialisasikan kinerjanya

sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014, sekaligus mensosialiasikan dirinya

sebagai caleg incumbent yang maju pada pemilu 2014-2019.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui marketing politik Ledia yang

menggunakan pendekatan marketing politik. Dan berusaha menjelaskan faktor

pendukung dan penghambat yang didapati Ledia dalam Pemilihan Anggota

Legislatif Periode 2014-2019.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dengan tipe penelitian studi kasus. Studi kasus bertujuan untuk memperoleh

pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai interrelasi berbagai fakta dan dimensi

dari kasus tersebut. Pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara

mendalam dan dokumentasi. Responden yang diwawancarai adalah Ledia Hanifa

Amaliah, Yudiyana asisten pribadi Ledia di daerah pemilihan dan Zyrlifera Jamil

asisten pribadi Ledia bidang media. Dokumen, gambar dan artikel berasal dari tim

sukses Ledia juga dimasukan sebagai data.

Marketing politik yang dilakukan Ledia melalui pasar politik, produk politik

dan positioning politik (penanaman dan penempatan image). Upaya positioning

yang dibangun Ledia dan tim sukses dengan cara menanamkan image kedekatan

dengan masyarakat, image kedekatatan hubungan dengan media, dan image kerja

nyata. Menggunakan dua saluran komunikasi politik, yakni tatap muka dan

media. Saluran tatap muka sering digunakan karena cenderung mengena di hati

masyarakat dan bersandar pada anggapan bahwa tidak semua masyarakat bisa

mengakses media. Jenis-jenis saluran tatap muka yang dilakukan Ledia seperti:

seminar, bank sampah, pelatihan mendongeng, pelatihan pemadam kebakaran,

wayang dakwah, silaturahim ke tokoh atau warga dan lain-lain. Saluran media

digunakan untuk mensosialisasikan figur dan kinerja Ledia serta untuk

mensosialisasikan dirinya sebagai caleg incumbent. Jenis-jenis media yang

digunakan seperti media cetak, media elektronik dan media sosial. Semenjak

menjadi anggota dewan periode 2009-2014 ia mulai aktif menghidupkan sosial

media. Facebook dan twitter ia kelola sendiri sedangkan untuk website dan news

letter dikelola oleh tim media. Ledia memanfaatkan media elektronik ketika

diminta menjadi narasumber pada acara tersebut. Dan faktor pendukung Ledia

pada Pemilihan Anggota Legislatif periode 2014-2019 terdiri dari beberapa faktor,

keberhasilan marketing politik, popularitas, jaringan, dan finansial. Adapun faktor

penghambatnya adalah black campaign (kampanye gelap) dan money politic.

Page 6: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

ii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang

Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang dengan segala kemudahan dari-

Nya penulis bisa menyelesaikan pendidikan sampai tingkat Strata satu (S1).

Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW, para keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya hingga

akhir zaman. Atas do’a dan usaha, dan perjalanan panjang, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan salah satu tugas penting yang mempertaruhkan segenap keilmuan

yang penulis pelajari selama menuntut ilmu di Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, walaupun jauh dari kesempurnaan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini penulis banyak

mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil, oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, sebagai Rektor Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MAg. Sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi. Yang telah memberikan nasihat serta arahan kepada

penulis.

3. Drs. Rachmat Baihaky, MA. Dan Fita Fathurakhmah, M.Si selaku Ketua

dan Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

4. Bapak Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah meluangkan waktunya, tenaga dan pikiran untuk memberikan

arahan dan bimbingan kepada penulis. Dan sebagai Dosen Komunikasi

Politik yang merupakan ruang lingkup dari skripsi ini, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan begitu banyak wawasan, ilmu dan pengetahuan kepada

penulis.

Page 7: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

iii

6. Ibu Artiarini Puspita, M.Psi selaku Dosen Metodologi Penelitian Sosial

sekaligus kakak buat penulis yang dengan sabar membimbing dan

memberikan masukan-masukan selama penulis melakukan penelitian.

7. Ibu Hj. Ledia Hanifa Amaliah, SSI. MPSI.T., Anggota DPR RI periode

2014-2019 yang juga sebagai Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI periode

2009-2014, yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada

penulis untuk melakukan wawancara dan penelitian dalam rangka

mengumpulkan data-data untuk penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh staff ibu Ledia Hanifa, Pak Yudiyana, Mba Fera, Mba Dewi dan

DPD PKS Bandung, yang telah banyak membantu penulis dalam

penelitian.

9. Ayahanda Wawan dan Ibunda Entin Suhartini yang telah membesarkan

dengan kasih sayang, mendidik, selalu memberikan do’a dan berjuang

membanting tulang agar penulis bisa menyelesaikan kuliahnya.

Pengorbanan kalian tak akan pernah penulis lupakan. Semoga keberkahan

dan kebaikan senantiasa dilimpahkan kepada kalian serta senantiasa dalam

lindungan Allah SWT.

10. Kakakanda Dwi Suhartono yang telah memperjuangkan penulis untuk bisa

masuk kuliah dan Adinda Novia Anggraeni yang telah mengalah untuk

menunda kuliah supaya penulis bisa menyelesaikan kuliahnya.

11. Keluarga besar Alm. Mumun, sepupu, encang, encing, mamang,

keponakan dan semuanya, terima kasih banyak atas supportnya.

12. Seluruh keluarga besar Leadership Student Center (LSC) yang sudah

memberikan penulis banyak pelajaran berharga dan kemudahan-

kemudahan dalam menjalani studi. Spesial kepada Kak Endah Mawarti,

S.TP yang telah mendorong penulis untuk melanjutkan studi ke jenjang

Strata satu (S1), yang sudah menjadi teman diskusi sekaligus guru buat

penulis Teh Ainun Nurul Fitriyah, S.TP, yang selalu memberikan support,

menemani dan berbagi suka duka Kak Sari Elput, SHI., Kak Sartika Dewi,

A.Md., Kak Diah Cahaya Chanifa, S.Pd dan Kak Fitri Apriyani, S.Si.,

kalian the best sisters ever.

Page 8: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

iv

13. Kakak yang berada di sana, terima kasih banyak atas bimbingannya

selama ini. Meluangkan waktu untuk berdiskusi dan menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari penulis, meniupkan semangat di kala penulis

mulai lemah dan menjadi motivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

dengan sebaik-baiknya.

14. Rekan-rekan mahasiswa KPI (F) angkatan 2010, yang telah bersama-sama

berbagi ilmu, berdiskusi, bercanda, jalan-jalan dan saling berbagi rasa.

Kalian luar biasa dan teristimewa. Untuk teman-teman KKN TEAM 87

Cariu, yang sudah bersama selama sebulan, berbagi suka duka. Dan

teman-teman lain yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Kebersamaan bersama kalian, tawa canda memecah kejenuhan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah penulis kembalikan semoga semua yang teah

diberikan kepada penulis akan menjadi amal ibadah dan bermanfaat bagi penulis

maupun yang lain.

Jakarta, 2 Juli 2014

Sulastri Damayanti

Page 9: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR……………………………………………... ii

DAFTAR ISI……………………………………………………….. v

DAFTAR TABEL…………………………………………………… viii

DAFTAR DIAGRAM………………………………………………. ix

DAFTAR GAMBAR………………………………………………. x

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….. xi

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang……………………………………………….. 1

B. Pembatasan Masalah………………………………………….. 14

C. Perumusan Masalah…………………………………………... 14

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian……………………………… 14

E. Metedologi Penelitian………………………………………..… 15

F. Kerangka Penelitian...................................................................... 21

G. Tinjauan Pustaka……………………………………………..… 22

H. Sistematika Penulisan…………………………………………… 23

BAB II Landasan Teoritis Komunikasi Politik dan Markeeting Politik

A. Konseptualisasi Komunikasi Politik……………………………. 25

Page 10: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

vi

1. Pengertian Komunikasi Politik……………………………… 25

2. Komponen Komunikasi Politik…………………………….… 30

3. Saluran Komunikasi Politik…………………………………... 36

B. Marketing Politik……………………………………………….… 38

1. Pengertian Marketing Politik……………………………….… 38

2. Konsep Marketing Politik…………………………………..... 46

a. Pasar Politik……………………………………………… 47

b. Produk Politik……………………………………………. 48

c. Positioning Politik……………………………………….. 49

C. Konseptualisasi Anggota Legislatif….............................................. 52

BAB III Profil Ledia Hanifa Amaliah

A. Pendidikan……………………………………………………….. 62

B. Karir Politik………………………………………………………. 63

BAB IV Temuan dan Analisis Data

A. Marketing Politik Ledia Hanifa Amaliah pada Pemilihan Anggota DPR

RI……………………………......................................................... 67

1. Pasar Politik……….................................................................. 68

2. Produk Politik…….................................................................. 70

3. Positioning Politik…………………………………………… 72

a. Saluran Tatap Muka……………………………………… 76

b. Saluran Media……………………………………………. 89

B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Ledia Hanifa Amaliah.. 100

Page 11: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

vii

BAB V Penutup

A. Kesimpulan…………………………………………...................… 103

B. Saran-saran…………………………………………………………. 104

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

viii

DAFTAR TABEL

Table 1 Daftar terpilih anggota dewan perwakilan rakyat pemilihan umum tahun

2009 daerah pemilihan JABAR 1................................................... 9

Tabel 2 Kegiatan tatap muka dan sosialisasi Ledia 14 Maret 2014 – 1 April

2014................................................................................................ 80

Tabel 3 Peringkat Kegiatan Tatap Muka Ledia Hanifa 9 Februari – 6 April

2014……………………………………………………………… 84

Tabel 4 Penampilan Ledia di radio lokal dan nasional masa pra kampanye Mei

2011 – Januari 2013........................................................................... 93

Tabel 5 Artikel Ledia di harian nasional masa pra kampanye Juni 2011 – Juni

2013.................................................................................................. 93

Tabel 6 Artikel Ledia di majalah masa pra kampanye November 2011 – Desember

2013.................................................................................................. 94

Tabel 7 Penggunaan media massa pada kampanye terbuka 20 Maret 2014 – April

2014............................................................................................... 95

Tabel 8 Pemetaan media berdasarkan jenis media....................................... 99

Tabel 9 Pemetaan media berdasarkan wilayah.............................................. 99

Page 13: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

ix

DAFTAR DIAGRAM

Kerangka Penelitian……………………………………………………… 21

Lima Pasar dalam Kampanye Politik……………………………………. 47

Model Umum Positioning Politik……………………………………….. 51

Page 14: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pertunjukan Wayang Dakwah……………………………… 85

Gambar 1.2 Ledia bersama KRu dan Dalang Wayang Dakwah………… 85

Gambar 2.1 Sosialisasi Komisi VIII melalui account twitter @lediahanifa 97

Gambar 2.2 Kampanye Politik Ledia Hanifa melalui account twitter

@lediahanifa…………………………………………………………….. 97

Page 15: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat observasi/riset

2. Profil Ledia Hanifa Amaliah

3. Surat keterangan penelitian

4. Draft wawancara dengan Ledia Hanifa Amaliah

5. Draft wawancara dengan Zyrlifera Jamil

6. Draft wawancara dengan Yudiyana

7. Data KPU 2009

8. Data KPU 2014

9. Brosur kampanye Ledia Hanifa Amaliah

Page 16: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menjelang pesta demokrasi besar bangsa Indonesia pada tahun 2014, sedari

dini, kesibukan mulai diperlihatkan parpol-parpol peserta pemilu maupun calon-

calon yang terlibat dalam pemilihan anggota legislatif. Mereka berlomba-lomba

menampilkan yang terbaik dengan bermacam-macam cara untuk memperoleh

dukungan dari masyarakat dan mendapat kedudukan serta kekuasaan dalam

pemerintahan. Dan disinilah komunikasi politik memainkan peranannya.

Pemilihan umum sebagai agenda lima tahunan adalah momen penting untuk

menentukan pilihan rakyat yang akan menjadi perwakilannya di pemerintahan

yang bertugas membangun bangsa. Dalam undang-undang telah dijelaskan

mengenai fungsi pemilihan umum yaitu sebagai sarana untuk memilih Anggota

DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Pemilu, sesuai ketentuan

hukum, harus dilaksanakan menggunakan sistem proporsional dengan daftar calon

terbuka.1

Di kebanyakan negara demokrasi, pemilihan umum dianggap lambang

sekaligus tolak ukur, dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang

diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat dan

kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan dengan agak akurat partisipasi

serta aspirasi masyarakat. Masyarakat bebas menentukan pilihannya sendiri yang

1 Dedi Kurnia Syah Putra, Media dan Politik: Menemukan Relasi Antara Dimensi

Simbiosis-Mutualisme Media dan Politik, (Graha Ilmu, Jogjakarta: 2012), ed 1, cet 1, h. 82.

Page 17: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

2

menurutnya pantas dan layak untuk dijadikan pemimpin serta dapat mewakili

aspirasinya. 2

Momentum lima tahunan ini hadir sebagai agenda rutin bangsa Indonesia.

Agenda terdekat adalah pemilihan anggota legislatif yang jatuh pada 9 April 2014.

Parpol-parpol peserta pemilu telah mengirimkan wakil-wakil mereka dalam

pemilihan anggota legislatif periode 2014-2019. Banyaknya calon yang ikut

dalam pemilihan anggota legislatif semakin menambah ramai pemilihan anggota

legislatif ini. Masyarakat disodorkan berbagai pilihan calon yang akan mereka

percayakan untuk mengemban amanah rakyat dengan berbagai latar belakang.

Dahulu, persaingan perebutan kekuasaan politik di Indonesia umumnya di

dominasi oleh kaum laki-laki. Pada kenyataannya kaum laki-lakilah yang

menguasai perpolitikan di Indonesia. Merekalah yang menduduki kekuasaan

tinggi dan penting dalam percaturan politik di Indonesia. Hal ini bukan tanpa

alasan karena partisipasi politik perempuan di Indonesia saat itu masih sangat

rendah dan partisipasi perempuan di Indonesia ibarat barang langka.

Ide bahwa politik bukan wilayah bagi perempuan adalah ide yang selalu

didengungkan selama berabad-abad. Terminologi publik dan privat yang erat

kaitannya dengan konsep jender, peran jender, dan streotipe, telah menciptakan

ketidaksetaraan dan ketidakadilan di antara perempuan dan laki-laki. Efek tidak

langsung dari ide ini adalah membatasi partisipasi politik perempuan.3

2 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka utama:

2010), edisi revisi, cet ke 4, h. 461. 3 Ani Widyani Soetjipto, Politik Perempuan Bukan Gerhana-Esai Pilihan 1999-2004,

(Jakarta, Kompas: 2005), h. 25-26.

Page 18: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

3

Seolah telah mengakar pada kebudayaan manusia, mindset dan juga kerangka

pemikiran tentang konsep wanita yang identik dengan hal-hal yang beraroma

rumahan, sebagai juru masak, pengasuh anak, atau peran pasif lainnya, lebih

ekstrem lagi wanita memandang dirinya sebagai asumsi objek seksualitas, tidak

memiliki ruang untuk mengambil keputusan dan tersekat oleh Patriarchy. Hal ini

semakin menegaskan ketidaktepatan perempuan jika bergabung dengan politik.4

Akibat yang paling jelas dari situasi politik seperti itu adalah marjinalisasi dan

pengucilan perempuan dari kehidupan politik formal. Ini artinya, keberadaan

perempuan dalam kehidupan politik formal di banyak tempat memperlihatkan

gambaran yang tidak menggembirakan.5

Selama ini, perempuan dalam bingkai politik belum sampai pada tingkat

maksimal. Dalam sejarah pemilihan umum (Pemilu), misalnya, anggapan

masyarakat Indonesia terhadap pilihan perempuan politik masih sebagai pilihan

kedua untuk menduduki posisi dalam politik (jabatan politik). Masyarakat masih

mempercayakan pilihan mereka pada kaum laki-laki. Pembuktian asas asumsi ini

dapat dilihat dari data yang ada dalam sejarah perpolitikan Indonesia sejak

dilakukannya pemilu untuk pertama kalinya pada tahun 1955. Belum lagi asumsi

dari wilayah agama, perempuan dianggap tidak memiliki kemampuan untuk

berpolitik bahkan secara ekstrem ada beberapa keyakinan kelompok agama

tertentu untuk mengharamkan perempuan berpolitik, semisal menjadi pemimpin.6

4 Dedi Kurnia Syah Putra, Media dan Politik-Menemukan Relasi Antara Dimensi

Simbiosis-Mutualisme Media dan Politik, (Yogyakarta, Graha Ilmu: 2012), ed 1, cet 1, h. 95. 5 Ani Widyani Soetjipto, Politik Perempuan Bukan Gerhana-Esai Pilihan 1999-2004,

(Jakarta, Kompas: 2005), h. 25-26. 6 Dedi Kurnia Syah Putra, Media dan Politik-Menemukan Relasi Antara Dimensi

Simbiosis-Mutualisme Media dan Politik, (Yogyakarta, Graha Ilmu: 2012), ed 1, cet 1, H. 97

Page 19: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

4

Gambaran umum dari partisipasi perempuan dan politik di Indonesia

memperlihatkan representasi yang rendah dalam semua tingkatan pengambilan

keputusan, baik ditingkat eksekutif, legislatif, yudikatif, maupun birokrasi

pemerintahan, partai politik dan kehidupan publik lainnya.

Selain rendahnya representasi atau keterwakilan perempuan dalam kehidupan

politik dalam arti jumlah atau kuantitas, maka ada gambaran lain yang

melengkapinya yakni persoalan kualitas. Partisipasi politik perempuan, jika

memang itu ada, hanya terkesan memainkan peran sekunder. Mereka hanya

dilihat sebagai pemanis atau penggembira sebagai cermin rendahnya pengetahuan

mereka di bidang politik. Kita bisa mengamati bahwa betapa sedikitnya politisi

atau tokoh perempuan yang mempunyai pengetahuan yang luas mengenai

berbagai persoalan publik yang dihadapi masyarakat Indonesia. Persoalan

sensitivitas atau kepedulian terhadap isu-isu perempuan seperti soal kekerasan

negara terhadap perempuan, kesehatan reproduksi, pelecehan seksual, gizi anak

dan lainnya yang sejenis, serta pernikahan dan kepedulian pada persoalan tersebut

rasa-rasanya memang bukan menjadi agenda utama bagi mereka para penentu

kebijakan.7

Alasan lain untuk menjelaskan rendahnya representasi perempuan sebagai

calon legislatif adalah apa yang sering dikemukakan sebagai “definisi tentang

politik”. Yang sering dianggap tabu, kotor, penuh bahaya dan tidak cocok bagi

perempuan. Wilayah ini dirasa kurang tepat bagi perempuan yang selama ini

dianggap sebagai kaum yang lemah. Selain itu ada juga pelabelan bahwa

7 Ani Widyani Soetjipto, Politik Perempuan Bukan Gerhana-Esai Pilihan 1999-2004,

(Jakarta, Kompas: 2005), h. 22-23.

Page 20: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

5

perempuan pada umumnya buta politik, tidak tertarik dengan kehidupan, dan ini

semua hanya semakin mematahkan semangat mereka untuk berpartisipasi dalam

ranah politik.8

Kondisi demikian tidak lagi terjadi pada masa kini, perempuan sekarang telah

memperkuat posisinya sebagai penyeimbang kaum laki-laki. Kaum perempuan

mulai menunjukan perannya dalam politik dengan bergelut secara praktik, politik

dan juga pewaris emansipasi tentu memaknai emansipasi sebagai hak dan juga

kewajiban atas dasar perilaku wanita, bukan berdasar pada asumsi emansipasi

liberal. Lebih dari itu, di beberapa negara, wanita menjadi sosok penting bagi

politik. Termasuk di Indonesia yang sempat dipimpin oleh seorang wanita, yaitu

Megawati Soekarno Putri sang putri Presiden Ir. Soekarno.9

Peningkatan partisipasi politik perempuan pada pemilu kali ini, terlihat dari

banyaknya perempuan yang terdaftar sebagai calon anggota legislatif tingkat DPR

RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kota/Kabupaten. Hal ini, ditanggapi baik oleh

Ledia Hanifa Amaliah, yang turut berpartisipasi sebagai calon anggota DPR RI

dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat (Jabar) I yang meliputi Kota Bandung

dan Cimahi. Beliau akan bersaing dengan 83 calon lainnya yang 35 diantaranya

merupakan calon legislatif perempuan.

Sebenarnya, kedudukan perempuan di Indonesia secara formal cukup kuat

karena didukung oleh undang-undang serta peraturan lain yang memberi

8 Susan Blackburn, “The 1999 election in Indonesia; Where were the woman?” kertas

kerja yang dipresentasikan dalam lokakarya The Indonesian Election : An Analysis, Monash

University, 25 Juni, 1999 dalam Ani Widyani Soetjipto, Politik Perempuan Bukan Gerhana-Esai

Pilihan 1999-2004, (Jakarta, Kompas: 2005), h. 34. 9 Dedi Kurnia Syah Putra, Media dan Politik-Menemukan Relasi Antara Dimensi

Simbiosis-Mutualisme Media dan Politik, (Yogyakarta, Graha Ilmu: 2012), ed 1, cet 1, h. 95.

Page 21: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

6

perlindungan yuridis padanya. Selain itu, Indonesia pun telah meratifikasi dua

perjanjian, yaitu Perjanjian mengenai Hak Politik Perempuan (Convention on the

Political Rights of Women) dan Perjanjian mengenai Penghapusan Diskriminasi

terhadap Perempuan (Convention on the Political Elimination of All Forms of

Discrimination against Women atau CEDAW). Kemudian pada 1993, Indonesia

telah menerima Deklarasi Wina yang sangat mendukung kedudukan perempuan.

Akhirnya, dalam Undang-Undang Pemilihan Umum 2004 dibuka kesempatan

agar perempuan dipertimbangkan menduduki 30% kursi wakil rakyat.

Akhirnya sukses terbesar diperoleh ketika Undang-Undang No. 12 tahun 2003

tentang pemilu memberi peluang baru dengan menetapkan dalam Pasal 65 (1):

“Setiap Partai Politik Peserta Pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR, DPRD Provinsi,

dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap Daerah Pemilihan dengan memerhatikan

keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%.” 10

Sekalipun dianggap kurang memenuhi aspirasi sebagian besar kaum perempuan,

tetapi undang-undang itu memberian kesempatan bagi perempuan untuk berperan

aktif dalam politik dan menjadi cambuk bagi perempuan untuk mempersiapkan

diri bertarung dalam pemilu-pemilu yang akan datang.11

Dalam meningkatkan partisipasi politik perempuan di Indonesia baik secara

kuantitas maupun kualitas, pemerintah dalam hal ini tidak bisa bergerak sendiri.

Perlu adanya dukungan dari luar untuk bisa mewujudkannya. Dalam hal ini, partai

politik memiliki peranan penting untuk membantu pemerintah dalam

10

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka utama:

2010), edisi revisi, cet ke 4, h. 257-259. 11

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka utama:

2010), edisi revisi, cet ke 4, h. 257-259.

Page 22: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

7

meningkatakan partisipasi politik perempuan di Indonesia baik secara kualitas

maupun kuantitas.

Partai politik adalah salah satu pilar demokrasi dan institusi strategis yang bisa

dijadikan alat untuk meningkatkan keterwakilan politik perempuan. Bentuk

dukungan partai politik bisa diwujudkan melalui proses internal masing-masing

parpol. Proses internal yang dilakukan parpol hendaknya tidak hanya

mengedepankan permasalahan kuantitas tetapi juga memerhatikan permasalahan

kualitas karena persoalan kualitas bisa menjadi bekal bagi para politisi khususnya

politisi perempuan.12

Ledia merupakan salah satu politisi yang lahir dari proses pengkaderan

panjang di partainya. Keterlibatannya dalam dunia politik dimulai sejak reformasi

1998 bergulir. Seiring berdirinya Partai Keadilan (PK) yang akhirnya berganti

nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Di partainya, ia kerab menduduki

posisi-posisi strategis terutama dibidang kewanitaan seperti Staf Deputi

Kewanitaan DPW PK Jakarta (1998-1999), Pjs Ketua Deputi Kewanitaan DPW

PK DKI Jakarta (1999-2000), Ketua Deputi Pemberdayaan Wanita DPW PKS

Jawa Barat (2000-2005), Ketua DPP PKS Bidang Kewanitaan (2005-2010).13

Proses pengkaderan di partainya membuat Ledia masuk sebagai golongan

politisi ideolog yang kehadirannya bukan sebagai pendulang suara semata. Politisi

ideolog adalah komunikator politik yang menjadi kader ideologi dan representasi

nilai-nilai normatif yang diusung oleh individu atau kelompok politik. Biasanya

12

Lena Maryana Mukti, Kelompok Kerja Keterwakilan Perempuan, artikel diakses

pada 25 September 2013 dari http://www.komnasperempuan.or.id 13

Bobby Reza Satrian, Profil Ledia Hanifa Amaliah, artikel diakses pada 19 Januari

2014 dari http://m.merdeka.com/profil/indonesia/I/ledia-hanifa-amaliah/

Page 23: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

8

berdasarkan sebuah proses kaderisasi yang panjang. Politikus tipe ini adalah orang

yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan pemerintah, tidak peduli

apakah mereka dipilih, ditunjuk, atau pejabat karier, dan tidak mengindahkan

apakah jabatan itu eksekutif, legislatif atau yudikatif. Yang jelas bagi politisi jenis

ini, berpolitik sesuai dengan nafas ideologi yang dia yakini jauh lebih penting dari

pada kepentingan pragmatisnya.14

Jika melihat rekam jejak Ledia, perempuan berkacamata ini tergolong aktif.

Saat ini ia juga tercatat sebagai anggota Forum Parlemen Indonesia untuk

Kependudukan dan Pembangunan (2009-2014). Ia menjabat Ketua Departemen

Kebijakan Kesehatan, Kependudukan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bidang

Kebijakan Publik DPP Partai Keadilan Sejahtera (2010-2015).15

Majunya Ledia dalam pemilu legislatif periode 2014-2019 ini merupakan kali

kedua baginya. Periode lalu 2009-2014, ia berhasil menjabat Wakil Ketua Komisi

VIII DPR RI yang membidangi Agama, Sosial dan Pemberdayaan Perempuan.

Pada pemilihan anggota DPR RI tahun 2009 Dapil Jabar I, fraksi PKS

mendapatkan dua kursi. Suharna Surapranata yang mendapat nomor urut satu,

unggul dengan perolehan 36.515 suara sah. Sedangkan, Ledia Hanifa Amaliah

yang mendapat nomor urut dua berhasil mengantongi 28.228 suara sah sekaligus

menempati posisi kedua perolehan suara dari PKS.16

14

Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar, (Bogor, Ghalia

Indonesia: 2013), cet 1. 15

Bobby Reza Satrian, Profil Ledia Hanifa Amaliah, artikel diakses pada 19 Januari

2014 dari http://m.merdeka.com/profil/indonesia/I/ledia-hanifa-amaliah/ 16

Data diambil dari http://mediacenter.kpu.go.id diakses pada tanggal 10 Januari 2014.

Page 24: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

9

Peringkat perolehan suara di Dapil Jabar I yang memperebutkan tujuh kursi,

Ledia berada di peringkat kelima. Ledia menjadi satu-satunya perwakilan

perempuan dari partai islam untuk Dapil Jabar I.

TABEL 1

DAFTAR TERPILIH

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

PEMILIHAN UMUM TAHUN 2009

DAERAH PEMILIHAN : JAWA BARAT I

No Partai

Politik

No.

Urut

DCT

Nama Calon Terpilih Suara

Sah

Peringkat Prosentase

Suara Sah

1 Partai

Demokrat

1 Agung Budi Santoso,

SH

74,870 1 28,05%

2 Partai

Demokrat

2 H. Daday Hudaya,

SH., MH.

47,208 2 17,68%

3 Partai

Keadilan

Sejahtera

1 Drs. H. Suharna

Surapranata, MT.

36,515 3 13,68%

4 Partai

Demokrat

3 Yetti Heryati 29,841 4 11,18%

5 Partai

Keadilan

Sejahtera

2 Hj. Ledia Hanifa

Amaliah, SSI, MPSI.T

28,228 5 10,57%

6 Partai

Golongan

Karya

1 Dra. Popong Otje

Djundjunan

25,260 6 9,46%

7 Partai

Demokrasi

Indonesia

Perjuangan

1 Drs. H. Setia Permana 24,948 7 9,34%

Sumber: http://mediacenter.kpu.go.id

Torehan yang didapat Ledia pada Pemilu 2009 lalu, menggambarkan bahwa

kehadiran Ledia sebagai politisi perempuan dari partai islam telah mendapat

penerimaan dari masyarakat. Kepercayaan ini yang menghantarkan Ledia sebagai

wakil dari Jabar I yang duduk sebagai wakil rakyat periode 2009-2014.

Page 25: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

10

Perjalanan karir politik Ledia sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014

diwarnai dengan perombakan komposisi yang dilakukan oleh Fraksi PKS. Selama

menjadi anggota DPR RI, Ledia pernah duduk di Komisi IX dan Komisi X. Kali

ini ia duduk di Komisi VIII sebagai Wakil Ketua Komisi VIII menggantikan

Jazuli Juwaini yang dipindah ke Komisi II menggantikan Rahman Amin.17

Karir Ledia di Komisi VIII diwarnai dengan kritik-kritik yang diajukan

kesejumlah pelayanan dan kebijakan seperti belum maksimalnya layanan sistem

komputerisasi haji terpadu (siskohat),18

temuan Komisi VIII mengenai pembagian

BLSM di Yogya tidak tepat sasaran,19

Undang-undang Kesetaraan dan Keadilan

Gender (KKG) yang perlu disisir ulang agar menemukan fokusnya sehingga tidak

tumpang tindih dengan UU yang telah berlaku20

, dan permasalahan lainnya.

Selain kritik-kritik yang diajukan, Ledia turut memperjuangkan pengesahan

RUU yang memihak pada rakyat seperti RUU JPH (Jaminan Produk Halal).

Meskipun lobi untuk RUU JPH batal dikarenakan banyak anggota dan Kapoksi

yang tidak hadir, ini tak menyurutkan langkahnya untuk tetap berupaya agar RUU

JPH segera disahkan.21

Apa yang telah dilakukan Ledia selama menjabat Wakil Ketua Komisi VIII

DPR RI sedikit banyak memengaruhi upayanya dalam Pemilu kali ini. Sebagai

Calon Anggota DPR RI dari petahana, pengalaman dan medan politik yang lebih

17

Iman Firdaus, Ini Arahan Fraksi PKS Buat Ledia Hanifa, artikel diakses pada

tanggal 10 Februari 2014 dari www.jurnalparlemen.com 18

Iman Firdaus, Temuan Komisi VIII Pembagian BLSM di Yogya Tidak Tepat

Sasaran, artikel diakses pada tanggal 30 Januari 2014 dari www.jurnalparlemen.com 19

Iman Firdaus, Ini Arahan Fraksi PKS Buat Ledia Hanifa, artikel diakses pada

tanggal 10 Februari 2014 dari www.jurnalparlemen.com 20

Iman Firdaus, Agar Fokus RUU KKG Perlu Disisir Ulang, artikel diakses pada

tanggal 30 Januari 2014 dari www.jurnalparlemen.com 21

Lobi Batal, RUU Jaminan Produk Halal Bakal Molor, artikel diakses pada tanggal

30 Januari 2014 dari www.jurnalparlemen.com

Page 26: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

11

dulu ia ketahui menjadi modal besar baginya. Selain itu, pengalaman berpolitik

yang cukup lama dengan menduduki jabatan-jabatan strategis di partainya

membuat Ledia mantap melaju sebagai anggota DPR RI periode mendatang.

Pada pemilu legislatif 2014 ini, Ledia akan bertarung dengan lima calon rekan

separtainya untuk merebutkan kursi DPR RI di Dapil Jabar 1. Daftar calon tetap

anggota DPR RI Dapil Jabar 1 dari PKS adalah: (1) Asep Saefulloh Danu, (2)

Ahmad Kuncaraningrat, (3) Ledia Hanifa Amaliah, (4) Arif Minardi, (5)

Achmad Zulkarnain, dan (6) Zirly Nova Jamil.22

Selain menghadapi rekan separtainya, Ledia harus bersaing pula dengan caleg

incumbent di dapil Jabar 1. Para pesaingnya diincumbent diantaranya Popong Otje

Djundjunan yang merupakan politisi senior dari partai Golkar, Agung Budi

Santoso politisi partai Demokrat yang pada pemilu 2009 memperoleh suara

terbanyak di Dapil Jabar 1 dan Daday Hudaya politisi senior partai Demokrat

yang pada pemilu 2009 memperoleh suara terbanyak kedua di Dapil Jabar 1.

Pertarungan Ledia di dapil Jabar I bukanlah perkara ringan. Seperti yang

disebutkan beberapa media online dalam pemberitaannya kerap kali menyebutkan

dapil Jabar I sebagai dapil “neraka”. Ini merupakan gambaran pertarungan di dapil

Jabar 1 sangat sengit. Di dapil Jabar 1 terdapat politisi senior, atlet dan artis

terkenal yang turut berlaga dalam pileg 2014.23

22

DCS DPR 2014-3201. JABAR I. pdf. Artikel diakses pada tanggal 31 Desember

2013 dari www.kpu.go.id 23

Artis, Atlet dan Politisi Senior „Perang‟ di Dapil Jabar 1 artikel diakses pada Jum‟at,

11 Juli 2014 dari http://m.news.viva.co.id/news/read/492664-artis--atlet-dan-politisi-senior--

perang--di-dapil-jabar-1

Page 27: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

12

Ketatnya peta persaingan di Jabar 1 membuat Ledia dan tim suksesnya harus

bekerja ekstra keras. Selain persoalan-persoalan di atas, Ledia pun harus

berhadapan dengan persoalan nomor urut. Ini menjadi penting dicermati oleh

seoarang kandidat yang bersaing karena tak jarang nomor urut menjadi kunci

kesuksesan seorang kandidat untuk mendapatkan suara dari para pemilihnya.

Jika pada pemilu tahun 2009 lalu, Ledia mendapat nomor urut dua dan

menempati urutan kedua dalam perolehan suara sah di partainya. Kini pada

pemilu 2014, ada pergeseran nomor urut sehingga ia mendapat nomor urut tiga.

Pergeseran nomor urut ini merupakan ketetapan partai tempat Ledia berafiliasi.

Mencermati kondisi yang demikian, strategi seperti apakah yang sekiranya

bisa membantu Ledia Hanifa Amaliah, untuk dapat memenangi pemilu 2014 ini.

Mengingat peta persaingan yang semakin ketat, bukan hanya dari rekan-rekan

separtainya saja melainkan calon-calon dari partai lain yang turut bertanding

dalam pemilu 2014.

Persaingan yang semakin ketat menuntut para kandidat berupaya lebih kuat

menarik simpati calon pemilih. Para kandidat harus bisa memperkenalkan diri

mereka ke publik dan meyakinkan calon pemilih bahwa mereka layak

mengemban amanah yang dititipkan masyarakat. Upaya ini bisa terwujud jika

diimbangi dengan pemasaran atau marketing kandidat.

Selama ini kita mengetahui bahwa marketing merupakan bagian dari ekonomi.

Namun seiring kebutuhan politik dan keadaan persaingan yang semakin ketat

menuntut marketing turut digunakan pula dalam politik. Marketing yang

Page 28: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

13

dimaksud di sini bukanlah marketing atau pemasaran ekonomi melainkan

marketing atau pemasaran politik.

Pada awalnya pemasaran atau marketing bukanlah bagian dari politik. Karena

keduanya merupakan dua disiplin ilmu yang berbeda. Mencermati kebutuhan

politik dan keadaan persaingan yang semakin ketat, maka marketing dan politik

bersatu menjadi pedoman baru dalam persaingan politik. Dan kini para kandidat

mulai ramai menggunakan marketing politik dalam persaingan politik mereka.

Saat ini masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihannya. Rakyat

sudah dapat membedakan mana yang gemar memberi janji dan mana yang bekerja

nyata. Rakyat sudah tidak ingin lagi digempur dengan janji-janji para wakil

rakyat. Ini menjadi tugas penting bagi para kandidat beserta tim suksesnya dalam

meramu strategi komunikasi politik yang baik untuk dapat memenangkan hati

rakyat sehingga mau memberikan suaranya pada calon tersebut.

Menyikapi persaingan sengit di dapil Jabar 1 dan kondisi masyarakat yang

semakin cerdas politik membuat Ledia beserta tim suksesnya mengatur strategi

untuk dapat memenangkan persaingani ini. Dan marketing politik menjadi pilihan

Ledia dan tim suksesnya sejak lima tahun lalu ketika menjabat sebagai anggota

DPR RI periode 2009-2014 lalu.

Marketing politik seorang politisi dalam persaingan politiknya begitu menarik

untuk dicermati, terlebih Ledia adalah politisi perempuan dari partai islam. Oleh

sebab itu penulis tertarik meneliti marketing politik Ledia yang kemudian

dituangkan dalam judul: “Marketing Politik Calon Anggota DPR RI Ledia

Hanifa Amaliah dalam Pemilihan Anggota DPR RI periode 20014-2019”.

Page 29: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

14

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada :

Kegiatan marketing politik yang dilakukan Ledia Hanifa Amaliah dalam

pemilihan anggota DPR RI periode 2014-2019.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas dapat ditarik rumusan

permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimana marketing politik yang dijalankan Ledia Hanifa Amaliah

dalam menghadapi Pemilihan anggota legislatif periode 2014-2019?

b. Apa saja faktor pendukung dan penghambat marketing politik Ledia

Hanifa Amaliah dalam menghadapi Pemilihan anggota legislatif periode

2014-2019?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang ada sebagaimana tersebut di atas, maka tujuan

tulisan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui marketing politik yang dibangun Ledia Hanifa

Amaliah, bersama tim suksesnya dalam pemilihan anggota DPR RI

periode 2014-2019.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan hambatan atau tantangan

yang dialami Ledia Hanifa Amaliah, beserta tim suksesnya dalam

pemilihan anggota legislatif periode 2014-2019.

Page 30: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

15

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Akademis

Menerapkan ilmu komunikasi secara teoritis dalam hasil penelitian

dan menunjang serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang

diterapkan di bidang komunikasi politik.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para

teoritis, praktisi dan pemikir dalam bidang komunikasi politik, para

calon anggota legislatif serta partai politik. Selain itu, penelitian ini

diharapkan dapat membuka wawasan baru mengenai partisipasi politik

perempuan, sehingga tidak ada lagi kekeliruan dalam menyikapi

partisipasi politik perempuan baik dalam konteks agama maupun

bernegara.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah desain kualitatif

dimana desain ini dinilai tepat untuk melihat proses dan keutuhan

fenomena yang terjadi. Pendekatan kualitatif mencoba menerjemahkan

pandangan-pandangan dasar interpretatif dan fenomenologis yang antara

lain: (1) realitas sosial adalah sesuatu yang subjektif dan diinterpretasikan,

bukan sesuatu yang lepas di luar individu-individu; (2) manusia tidak

secara sederhana disimpulkan mengikuti hukum-hukum alam di luar diri,

Page 31: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

16

melainkan menciptakan rangkaian makna menjalani hidupnya; (3) ilmu

didasarkan pada pengetahuan sehari-hari, bersifat induktif, idiografis dan

tidak bebas nilai, serta (4) penelitian bertujuan untuk memahami

kehidupan sosial.24

Selain itu, penelitian ini menggunakan tipe penilitian Studi kasus.

Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan terbatas pada masalah

khusus (kasus tertentu). Studi kasus membuat peneliti dapat memperoleh

pemahan utuh dan terintegrasi mengenai interrelasi berbagai fakta dan

dimensi dari kasus khusus tersebut.25

Studi kasus dapat dibedakan dalam beberapa tipe: 26

Studi kasus intrinsik: penelitian dilakukan karena ketertarikan atau

kepedulian pada suatu kasus khusus. Penelitian dilakukan untuk

memahami secara utuh kasus tersebut, tanpa harus dimaksudkan untuk

menghasilkan konsep-konsep/teori ataupun tanpa upaya

menggeneralisasi.

Studi kasus instrumental: penelitian pada suatu kasus unik tertentu,

dilakukan untuk memahami isu dengan lebih baik, juga untuk

mengembangkan, memperhalus teori.

24

S. Sarantoks, Social Research. (Melbourne, MacMillan Education Australia Pty Ltd:

1993) dalam E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia,

(Depok, LPSP3 UI: 2005), edisi 3, h.25-26. 25

S. Sarantoks, Social Research. (Melbourne, MacMillan Education Australia Pty Ltd:

1993) dalam E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia, h.

108. 26

S. Sarantoks, Social Research. (Melbourne, MacMillan Education Australia Pty Ltd:

1993) dalam E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia, h.

108.

Page 32: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

17

Studi kasus kolektif: suatu studi kasus instrumental yang diperluas

sehingga mencakup beberapa kasus. Tujuannya adalah untuk

mempelajari fenomena/populasi/kondisi umum dengan lebih

mendalam. Karena menyangkut kasus majemuk dengan fokus baik di

dalam tiap kasus maupun antar kasus, studi kasus ini sering juga

disebut studi kasus majemuk, atau studi kasus komparatif.

Dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan studi kasus instrinsik

karena dalam marketing politik Ledia terdapat beberapa keunikan.

Pertama, Ledia telah mengikuti tiga kali pemilihan umum. Pada tahun

2004 Ledia menjadi calon anggota DPRD Provinsi pada daerah pemilihan

Jabar VI (Depok-Bekasi). Saat itu, pemilu di Indonesia masih

menggunakan sistem proporsional tertutup (berdasarkan nomor urut)

sehingga Ledia yang saat itu tak mendapat nomor urut satu harus kandas

meski perolehan suaranya besar. Tahun 2009 ia terpilih sebagai anggota

DPR RI dari Dapil Jabar I (Bandung-Cimahi). Dan tahun 2014 kembali

mencalonkan dari Dapil yang sama.

Kedua, Ledia merupakan salah satu politisi yang ditunjuk partainya

(PKS) untuk menjadi wakil rakyat di Dapil Jabar I. Hal yang perlu kita

ketahui, bahwasannya, Ledia bukan berasal dari Dapil Jabar I. Ia lahir dan

tinggal di Jakarta. Namun, pada pemilu 2009 lalu ia berhasil mendulang

kesuksesan sebagai wakil rakyat dari Jabar I. Ia berhasil meyakini para

pemilih di Jabar I untuk memberikan dukungan dan suara mereka kepada

Ledia meskipun ia bukan berasal dari daerah yang diwakilinya.

Page 33: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

18

Ketiga, dalam hal distribusi dan alokasi kader partai terjadi melalui

tahapan yang panjang dalam proses kaderisasi. Setiap wakil rakyat yang

maju sebagai calon wakil rakyat bukan atas dasar keinginan pribadi,

melainkan perintah dan penunjukan langsung dari Partai. Penunjukan yang

dilakukan partai terhadap Ledia, melalui proses pertimbangan dan

musyawarah majelis syuro PKS. Sehingga wakil yang ditunjuk benar-

benar memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam politik, bukan sekedar

pendongkrak suara.

2. Tahapan Penelitian

Berdasarkan manfaat empiris, bahwa metode pengumpulan data

kualitatif yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan

data dan teknik analisis data adalah metode wawancara mendalam,

observasi, dan dokumenter. Dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Pengumpulan data

1) Wawancara mendalam merupakan proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam

kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan

wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan

Page 34: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

19

informan.27

Dalam hal ini, peneliti mewawancarai Ledia Hanifa

Amaliah dan Tim Suksesnya.

2) Observasi, istilah observasi diarahkan pada kegiatan

memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul,

dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena

tersebut.28

Pada observasi ini, peneliti mengamati marketing politik

yang dilakukan Ledia Hanifa Amaliah, berserta Tim Suksesnya

serta mengamati berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Ledia

Hanifa Amaliah, beserta Tim Suksesnya.

3) Dokumenter adalah suatu metode pengumpulan data yang

digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode

dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data

historis.29

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data dari

berbagai sumber yang dapat mendukung penelitian yang sedang

dilakukan.

b. Pengelolaan Data

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan, peneliti

mendapatkan sejumlah data. Data yang diperoleh dalam penelitian

kualitatif tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak berupa narasi,

deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto)

27

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta, Kencana: 2010), ed 1, cet 4, h. 208. 28

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia,

(Depok, LPSP3 UI: 2005), edisi 3, h. 116. 29

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

Ilmu Sosial lainnya, h. 121.

Page 35: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

20

ataupun bentuk-bentuk non angka lain.30

Data-data tersebut kemudian

diolah dan dihubungan dengan berbagai data yang ada sehingga

menjadi sebuah kesimpulan yang bermakna. Kesimpulan tersebut

diangkat dari fakta-fakta yang ditemukan selama penelitian.

Teknik penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada buku

bimbingan skripsi UIN Jakarta “PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI”,

(FITK UIN: Jakarta, 2011) serta terikat dengan peraturan pemakaian

bahasa dengan ejaan (EYD). Dengan pengecualian bahasa asing.

c. Analisa data

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan, peneliti

mendapatkan sejumlah data. Data yang diperoleh dalam penelitian

kualitatif tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak berupa narasi,

deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto)

ataupun bentuk-bentuk non angka lain.31

Data-data tersebut kemudian

diolah dan dihubungan dengan berbagai data yang ada sehingga

menjadi sebuah kesimpulan yang bermakna. Kesimpulan tersebut

diangkat dari fakta-fakta yang ditemukan selama penelitian.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Ledia dan tim suksesnya yang

berkaitan dengan pembatasan dan perumusan masalah. Adapun objek

30

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia,

(Depok, LPSP3 UI: 2005), edisi 3, h. 143. 31

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia,

(Depok, LPSP3 UI: 2005), edisi 3, h. 143.

Page 36: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

21

penelitiannya adalah marketing politik yang digunakan Ledia dan tim

suksesnya.

F. Kerangka Penelitian

Kerangka dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber: Bruce I Newman, Handbook of Political Marketing(1999) dan Zulkariem Nasution,

Komunikasi Politik Suatu Pengantar (1990)

Komunikasi politik menjadi bahasan utama dalam penelitian ini karena

penelitian ini mengangkat tentang bagaimana seorang kandidat mempersiapkan

diri dalam pemillihan legislatif.

Marketing politik merupakan bagian dari komunikasi politik, sama halnya

seperti retorika politik maupun public relations politik. Marketing politik ini

digunakan Ledia untuk mensosialisasikan dirinya dalam pemilihan anggota

DPR RI periode 2014-2019.

Komunikasi

Politik

Marketing

Politik

Pasar

Politik

Saluran

Media

Produk

Politik

Positioning

Politik

Saluran

Tatap Muka

Page 37: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

22

Pasar politik, produk politik dan positioning politik merupakan bagian tak

terpisahkan dalam marketing politik. Pada bagian-bagian inilah Ledia dan tim

suksesnya menganalisa dan meramu strategi marketing politik mereka.

Saluran komunikasi politik terdiri dari lima saluran yakni tatap muka, sosial

tradisional, masukan (input), output, dan media massa. Ledia dan tim suksesnya

menggunakan dua saluran yakni media dan tatap muka. Kedua saluran ini

digunakan dalam rangka positioning Ledia sebagai calon anggota DPR RI.

G. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang membahas tentang strategi

komunikasi politik, diantaranya:

Misliyah menemukan tim sukses Mochtar Muhammad-Rahmat Effendi dalam

kampanye Pilkada Walikota Bekasi menggunakan marketing politik melalui

saluran media. Media yang digunakan meliputi media cetak dan media elektronik.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis terletak pada proses marketing

politik yang dilakukan melalui saluran media. Dan perbedaannya adalah

penelitian ini memfokuskan pada agenda setting media dari marketing politik

sedangkan penelitian yang dilakukan penulis memfokuskan pada saluran yang

digunakan dalam marketing politik.32

Muhammad Rhagyl Indratomo menemukan Persamaan penelitian ini dengan

penelitian penulis terdapat pada iklan PKS di media massa yang mana PKS

menggunakan saluran media dalam proses marketing politik mereka. Adapun

perbedaan penelitian ini adalah mereka hanya mefokuskan pada iklan partai

32

Misliyah, Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan Mochtar Muhammad-

Rahmat Effendi (MuRah) dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-201, (Jakarta, FIDKOM

UIN: 2010)

Page 38: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

23

politik dalam marketing politik mereka sedangkan penelitian yang dilakukan

penulis memfokuskan pada saluran yang digunakan dalam marketing politik.33

Shulhan Rumaru menemukan strategi marketing politik Lembaga Konsultan

Komunikasi Fastcomm di tengah persaingan lembaga-lembaga konsultan politik

lainnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah penggunaan

proses marketing politik partai islam dan saluran komunikasi politik yang

digunakan dalam proses marketing politik. Dan perbedaan penelitian ini adalah

peneliti memfokuskan pada Lembaga Konsultan Komunikasi Fastcomm yang

menangani marketing politik partai islam sedangkan penulis memfokuskan pada

kandidat yang tidak menggunakan jasa konsultan politik.34

H. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini bersifat teratur dan sistematis, maka dari itu untuk dapat

memudahkan dalam memahami isi skripsi ini, peneliti membagi skripsi ini

menjadi lima bab, yang pada tiap-tiap bab terbagi dari sub-sub bab. Isi masing-

masing bab secara singkat adalah sebagai berikut:

BAB 1 latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, metodologi penelitian, pedoman penelitian

serta sistematika penulisan.

BAB 2 Bab ini membahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai

landasan permasalahan penelitian dalam membahas skripsi ini.

33

Muhammad Rhagyl Indratomo , Analisis Pemanfaatan Iklan Politik di Media Massa:

Studi Terhadap Iklan Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pemilu Legislatif 2009,

(Jakarta, FIDKOM UIN: 2010) 34

Shulhan Rumaru, Strategi Marketing Politik Lembaga Konsultan Komunikasi

Fastcomm dalam Pemenangan Partai Islam di Pemilu Legislatif 2009, (Jakarta, FIDKOM UIN:

201)

Page 39: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

24

BAB 3 Bab ini berisi uraian profil Ledia Hanifa Amaliah, dalam pemilihan

anggota legislatif periode 2014-2019.

BAB 4 Bab ini membahas tentang isi penelitian secara umum di mana

data-data yang telah dikumpulkan dipaparkan oleh peneliti dan

menganalisis data yang sudah diperoleh.

BAB 5 Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi yang dibuat oleh

peneliti yang membahas tentang hasil keseluruhan penelitian yang

menguraikan tentang kesimpulan dari semua uraian yang ada pada

bab-bab sebelumnya. Dalam bab ini, peneliti juga akan

memberikan kesimpulan dan saran sebagai hasil dari penelitian

yang telah dilakukan.

Page 40: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

25

BAB II

LANDASAN PEMIKIRAN

A. Konseptualisasi Komunikasi Politik

1. Pengertian Komunikasi Politik

Komunikasi politik sebagai salah satu bidang kajian komunikasi, selalu

menjadi fenomena yang senantiasa aktual untuk didiskusikan, terlebih ditahun-

tahun politik seperti sekarang ini. Dewasa ini, politik menjadi hal yang ramai

dibicarakan. Tak hanya oleh para politisi, akademisi maupun pengamat saja. Kini

politik telah merambah ke masyarakat umum yang awam politik. Itulah sebabnya

mengapa komunikasi politik begitu penting untuk dikaji.

Komunikasi politik telah dikenal sejak Cicero dan Aristoteles. Kemudian

berkembang sekitar Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Sebagai suatu bidang

kajian ilmiah, komunikasi politik melintasi berbagai disiplin dan dibesarkan

secara lintas disiplin. Karena komunikasi politik terlahir dari disiplin ilmu

komunikasi dan ilmu politik. 1

Keberadaan komunikasi politik sudah ada sejak manusia berpolitik dan

berkomunikasi, tetapi sebagai telaah ilmu, apakah sebagai bagian ilmu politik

maupun sebagai bagian ilmu komunikasi, usianya belum begitu lama.

Perkembangannya sebagai sebuah subdisiplin berakar dalam revolusi ilmu sosial

tujuh puluh tahun yang lalu. Alwi Dahlan menulis bahwa komunikasi politik

mulai berkembang dalam bentuk awal dalam kandungan ilmu politik sesudah

Perang Dunia I, meskipun belum memakai penamaan tersebut. Hal itu terlihat dari

1 Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan

Komunikasi Politik Indonesia, (Yogyakarta, Graha Ilmu: 2011), edisi II, cet I, h. 11.

Page 41: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

26

studi mengenai pendapat umum, propaganda, dan perang urat saraf, serta

berkembangnya teori media kritis sebagai bagian dari ilmu politik.2

Sebelum kita membahas pengertian komunikasi politik, sebaiknya kita uraikan

terminolgy yang melekat dalam konteks komunikasi politik, yakni komunikasi

dan politik. Komunikasi berasal dari bahasa Latin „communis‟ atau „common‟

dalam bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita sedang

berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”. Atau dengan

ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan

atau sikap kita seringkali mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang

sama. Oleh karena itu, komunikasi seharusnya dipertimbangkan sebagai aktivitas

di mana tidak ada tindakan atau ungkapan yang diberi makna secara penuh,

kecuali jika diinterpretasikan oleh partisipan komunikasi yang terlibat, demikian

pengertian komunikasi yang diberikan Kathleen K. Reardon dalam buku

Interpersonal Commmunication, Where Minds Meet (1987). 3

Aristoteles yang hidup empat abad sebelum masehi (385-322SM) dalam

bukunya Rethoric membuat definisi komunikasi dengan menekankan “siapa

mengatakan apa kepada siapa.” Definisi yang dibuat Aristoteles ini sangat

sederhana, tetapi ia telah mengilhami seorang ahli ilmu politik bernama Harold D.

Lasswell pada 1948, dengan coba membuat definisi komunikasi yang lebih

sempurna dengan menanyakan “SIAPA mengatakan APA, MELALUI apa,

KEPADA siapa, dan apa AKIBATNYA.”

2 Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan

Komunikasi Politik Indonesia, h. 11. 3 Syaiful Rohim, Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi, (Jakarta, Rineka

Cipta: 2009), cet 1, h. 108.

Page 42: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

27

Para sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi

antarmanusia (human communication) yakni “Komunikasi adalah sautu transaksi,

proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan

(1) membangun hubungan antarsesama manusia; (2) melalui pertukaran

informasi; (3) untuk membuat sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4)

berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.”4

Sedangkan definisi politik, pada umumnya diketahui berasal dari perkataan

politicos (menyangkut warga Negara), polites (seorang warga Negara), polis

(kota, negara), dan politea (kewargaan) di zaman Yunani Klasik.5 Kemudian

berkembang dalam berbagai bentuk bahasa (Inggris), seperti polity, politics,

politica, political, dan policy. Selain itu dikenal juga istilah politicos yang berarti

kewarganegaraan, yang kemudian berkembang menjadi politer yang bermakna

hak-hak warga negara. Sejak zaman Yunani klasik telah dikenal istilah politike

techne yang berarti kemahiran politik.6

Eric Louw menyebutkan, politik adalah sebuah proses pengambilan keputusan, sebuah

perebutan untuk memperoleh akses pada posisi pengambilan keputusan, dan proses

kewenangan untuk menjalankan keputusan-keputusan itu. 7

Dari definisi yang diungkapkan Eric Louw mengandung sejumlah konsep

kenegaraan, yakni: kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making),

kebijaksanaan (policy), dan pembagian atau alokasi sumber daya (resources).8

4 Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi, (Jakarta, Rajawali

Pers: 2009), edisi I, cet II, h. 18-19. 5 Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca-

Orde Baru, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya: 2008), cet I, h. 28. 6 Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan

Komunikasi Politik Indonesia, (Yogyakarta, Graha Ilmu: 2011), edisi II, cet I, h. 2. 7 Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi, (Jakarta, Rajawali

Pers: 2009), edisi I, cet II, h. 28. 8 Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi, h. 28.

Page 43: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

28

Selain itu Lasswell merumuskan formula bahwa politik ialah siapa

memperoleh apa, kapan, dan bagaimana caranya (who, gets what, when, how).

Siapa yang melakukan aktivitas politik, apa yang dicapainya dalam aktivitas itu,

serta kapan dan bagaimana cara mencapainya. Aktivitas yang dilakukan oleh

manusia dengan maksud mencapai tujuan bersama pada waktu tertentu bisa

dilakukan dengan cara memanfaatkan pengaruh (influenze), wewenang

(authority), kekuasaan (power) atau kekuatan (force). Sejalan dengan Lasswell,

Dahl menyebutkan bahwa politik itu adalah aturan, kekuasaan, pengaruh,

wewenang, dan pemerintahan sebagai cakupan politik.9

Adapaun pembahasan mengenai kajian komunikasi politik pada awalnya

berakar pada ilmu politik, meskipun penamaan lebih banyak dikenal dengan

istilah propaganda. Ini dimulai pada tahun 1922 dengan penelitian dari Ferdinand

Tonnies dan Walter Lippmann yang meneliti tentang opini publik pada

masyarakat, kemudian dilanjutkan oleh Bagehot, Maine, Bycre, dan Graha Wallas

di Inggris yang menelaah peranan pers dan pembentukan opini publik. Bahkan

ketika Harold D. Lasswell menulis disertasi doktor tentang Propaganda Technique

in the World War (1927). Praktik propaganda berkembang terutama menjelang

Perang Dunia II ketika Nazi Jerman berhasil melakukan ekspansi dengan

gemilang di bawah propaganda Dr. Joseph Gobbel.10

Komunikasi politik merupakan persilangan antara ilmu politik dan ilmu

komunikasi. Di dalamnya ada proses komunikasi dan proses politik. Pembahasan

9 Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan

Komunikasi Politik Indonesia, (Yogyakarta, Graha Ilmu: 2011), edisi II, cet I, h. 3-4. 10

Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi, (Jakarta, Rajawali

Pers: 2009), edisi I, cet II, h.32.

Page 44: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

29

kajian ini berkutat pada proses penyampaian pesan melalui media yang juga

bersifat politis. Sama seperti pesan, media dan saluran politik formal seperti

negara dan lembaga-lembaga politik lainnya juga memiliki kekuatan politik.11

Kendati komunikasi politik merupakan persilangan komunikasi dan politik,

bukan berarti mendefinisikan komunikasi politik cukup dengan menggabungkan

dua definisi, “komunikasi” dan “politik”. Ia memiliki konsep tersendiri, meskipun

secara sederhana merupakan gabungan dari dua konsep tersebut. Komunikasi

politik secara keseluruhan tidak bisa dipahami tanpa menghubungkannya dengan

dimensi politik dengan segala aspek dan problematikanya. Kesulitan dalam

mendefinisikan komunikasi politik terutama dipengaruhi oleh keragaman sudut

pandang terhadap kompleksitas realitas sehari-hari. 12

Ilmuwan komunikasi A. Muis, menjelaskan bahwa istilah komunikasi politik

menunjuk pada pesan sebagai objek formalnya sehingga titik berat konsepnya

terletak pada komunikasi dan bukan pada politik. Pada hakikatnya komunikasi

politik mengandung informasi atau pesan tentang politik. Sedang McNair,

menyebutkan bahwa komunikasi politik adalah komunikasi yang diupayakan

untuk mencapai tujuan-tujuan politik tertentu. Kemudian Graber, memandang

bahwa komunikasi politik adalah proses pembelajaram, penerimaan, dan

persetujuan atas kebiasaan-kebiasaan atau aturan-aturan, struktur, dan faktor-

faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan politik.13

11

Nurani Soyomukti, Komunikasi Politik: Kudeta Politik Media, analisa Komunikasi

Rakyat dan Penguasa, (Malang: 2013), cet I, h. 1. 12

Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca-

Orde Baru, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya: 2008), cet I, h. 28. 13

Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan

Komunikasi Politik Indonesia, (Yogyakarta, Graha Ilmu: 2011), edisi II, cet I, h.12.

Page 45: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

30

Menurut Rush dan Althoff, komunikasi politik adalah transmisi informasi yang relevan secara

politis dari satu bagian sistem politik kepada sistem politik yang lain, dan antara sistem sosial

dengan sistem politik.14

Adapun Susanto mendefinisikan komunikasi politik sebagai “komunikasi

yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga

masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat mengikat semua

warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama.” Sedangkan dilihat dari

kegunaannya, menurut Kantaprawira, komunikasi politik berguna untuk

“menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam masyarakat, baik pikiran intra-

golongan, institut, asosiasi, ataupun sektor kehidupan politik masyarakat dengan

sektor pemerintahan.”15

2. Komponen Komunikasi Politik

Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya

kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Tepatnya, ia

mengemukakan tiga unsur dasar proses komunikasi, yaitu pembicara (speaker),

pesan (message), dan pendengar (listener). 16

Fokus komunikasi yang ditelaah Aristoteles adalah komunikasi retoris, yang

kini lebih dikenal dengan komunikasi publik (public speaking) atau pidato. Pada

masa itu, seni berpidato merupakan suatu keterampilan penting yang digunakan di

pengadilan dan di majelis legislatur dan pertemuan-pertemuan masyarakat.

14

Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca-

Orde Baru, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya: 2008), cet I, h.27. 15

Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca-

Orde Baru, h. 30. 16

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya: 2002), cet IV, h. 134-136.

Page 46: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

31

Aristoteles menyadari bahwa semua komunikasi publik melibatkan persuasi maka

ia tertarik menelaah sarana persuasi yang paling efektif dalam pidato.

Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai

fenomena yang statis. Seseorang berbicara kepada khalayak, pesan yang

disampaikan pembicara berjalan ke khalayak lalu khalayak mendengarkan. Tahap-

tahap dalam peristiwa itu berurutan alih-alih terjadi secara simultan. Di samping

itu, model ini juga berfokus pada komunikasi yang bertujuan (disengaja) yang

terjadi ketika seseorang berusaha membujuk orang lain untuk menerima

pendapatnya. 17

Meskipun demikian, kita harus bersikap adil untuk tidak menilai suatu model

komunikasi komunikasi dengan perspektif kekinian. Kita harus menghargai dan

memberi penghormatan kepada Aristoteles yang sudah mengilhami ilmuwan lain

untuk mengembangkan model komunikasi yang lebih baru.

Pada tahun 1948 ilmuwan politik Harold Lasswell mengemukakan suatu

model yang mudah untuk melukiskan suatu tindakan komunikasi ialah dengan

menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 18

Siapa?

Mengatakan apa?

Dengan saluran apa?

Kepada siapa?

Dengan akibat apa?

17

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, h. 135-136. 18

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, h. 136.

Page 47: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

32

a. Komunikator Politik

Komunikator politik dapat dikategorikan sebagai orang yang memberikan

atau menyampaikan pesan politik. Pengategorian ini berangkat dari perspektif

umum bahwa komunikasi politik adalah proses penyampaian pesan politik

dari komunikator politik kepada komunikan politik.

Menurut Harun, komunikator politik dikelompokkan menjadi dua status

yang berbeda, yaitu dalam infrastruktur dan suprastruktur. Adapaun

infrasruktur politik sebagaimana diungkap oleh G. A. Almond dan S.

Coleman, dikualifikasikan ke dalam lima kelompok, yakni (1) partai

politik/parpol (political party), (2) golongan kepentingan (interst group), (3)

golongan penekanan (pressure group), (4) tokoh politik (political figure), dan

(5) alat-alat komunikasi politik (political communication tools).

Kelima kelompok tersebut memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan

politik karena memiliki kemampuan menggerakan masa dan memobilisasi

pendapat umum agar berpihak kepada mereka. Kelompok-kelompok

infrastruktur tersebut merupakan komunikator-komunikator politik yang selalu

berusaha mengembangkan pengaruh untuk mendapatkan dukungan

masyarakat pada waktu terjadi pergesaran atau pergantian elit yang berkuasa

melalui proses pemilihan.19

Sementara, menurut Schudson sebagaimana dikutip Dedy Djamaluddin

Malik (1999: v), Suprastruktur sering juga disebut dengan istilah the

governmental political sphere. Pemerintah sebagai suprastruktur dalam

19

Mahi M. Hikmat, Komunikasi Politik: Teori dan Praktik, (Simbiosa Rekatama

Media, Bandung : 2010), cet I, h. 42-44.

Page 48: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

33

komunikator politik memiliki tugas menyampaikan atau mengkomunikasikan

hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat dan pemerintaha. Adapun

komunikasi yang dilaksanakan oleh pemerintah (suprastruktur) antara lain

mencakup: pertama seluruh kebijakan yang menyangkut kepentingan warga;

kedua upaya meningkatkan loyalitas dan integrasi nasional; ketiga penerapan

aturan dan perundang-undangan untuk menjaga ketertiban dan kehormatan

dalam hidup bernegera; keempat mendorong terwujudnya partisipasi

masyarakat dalam mencapai tujuan nasional. Lembaga-lembaga legislatif,

eksekutif dan yudikatif masuk dalam suprastruktur politi. 20

b. Pesan Politik

Pesan sebagai fenomena yang berjalan pada rute perputarannya pada suatu

saluran yang menghubungkan dua sumber/penerima atau lebih. Menurut

Fisher, suatu pesan ditransformasikan pada titik-titik penyandian dan

pengalihan sandi sehingga pesan merupakan pikiran atau ide pada suatu

tempat pada sistem jaringan syaraf (neurophysiological) dari

sumber/penerima. Setelah penyandian terjadi dalam suatu situasi tatap muka,

ditransformasikan ke dalam rangkaian getaran udara dan sinar-sinar cahaya

yang terpantulkan. 21

Dalam proses komunikasi politik pun, pesan politik merupakan komponen

terpenting. Mengacu pada definisi komunikasi politik secara umum, pesan

politik itu adalah pesan yang dibawa oleh komunikator politik, baik dalam

bentuk gagasan, pikiran, ide, perasaan, sikap, maupun perilaku tentang politik

20

Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta, Lasswell

Visitama: 2010), cet I, h. 6-7. 21

Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, h. 46.

Page 49: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

34

yang memengaruhi komunikan politik. Pada dasarnya, menurut Rochajat

Harun dan Sumarno, isi pesan komunikasi politik akan terdiri dari: 22

1) Seperangkat norma yang mengatur lalu lintas transformasi pesan-pesan;

2) Panduan dan nilai-nilai idealis yang tertuju pada upaya mempertahankan

serta melestarikan sistem nilai yang sedang berlangsung;

3) Sejumlah metode dan cara pendekatan untuk mewujudkan sifat-sifat

integratif bagi penghuni sistem;

4) Karakteristik yang menunjukan identitas bangsa; serta

5) Motivasi sebagai dorongan dasar yang memicu pada upaya meningkatkan

kualitas hidup bangsa.

c. Media

Komunikasi massa merupakan sumber utama pesan-pesan politik yang

dipertimbangkan orang dalam menyusun perbuatan politik mereka. Namun,

ada media lain, dan mereka pun harus diperhatikan dalam usaha apa pun untuk

memahami komunikasi politik dan opini publik yang kontemporer. 23

Peran apa yang dimiliki media berita dalam menyajikan bahan mentah

bagi warga negara untuk menciptakan citra politik mereka dan menyusun

perilaku politik mereka. Jika perbuatan politik kita diturunkan dari makna

yang kita berikan kepada objek-objek politik, maka media berita menduduki

posisi yang penting dalam proses komunikasi-opini karena kenyataan bahwa

kita memperoleh begitu banyak informasi politik, langsung dari siaran berita

22

Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, h. 46-47. 23

Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, (Bandung, PT.

Remaja Rosdakarya, 2004), cet V, h. 18.

Page 50: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

35

televisi dan dari surat kabar. Apa yang ditetapkan dan disebarkan sebagai

“berita” oleh pers adalah unsur utama dalam penyusunan opini personal.24

d. Komunikan Politik

Menurut Effendy, komunikan memiliki fungsi mengawas sandi (decode)

pesan dari komunikator sehingga komunikan disebut decoder. Selain itu,

komunikan pun dapat memberikan umpan balik (feedback) sebagai tanggapan

atas pesan yang disampaikan kepadanya. Feedback itu dapat berbentuk

langsung atau seketika (immediate feedback), misalnya dalam komunikasi

antarpesona (face to face communication), atau bisa juga tertunda (delayed

feedback), misalnya dalam komunikasi bermedia dengan menggunakan media

surat kabar atau majalah, sedangkan menggunakan media elektronik seperti

televisi dan radio sekarang dapat terjadi immediate feedback karena

kecanggihan teknologi informasi. Komunikan secara sederhana dapat

diartikan sebagai penerima pesan.25

e. Efek

Efek merupakan “akibat” dari “siapa mengatakan apa dengan saluran apa

dengan siapa” tidak ditentukan independen dari proses menetapkan “dengan

siapa” dalam rumus Lasswell. Singkatnya, akibat tidak ditentukan terpisah

dari interpretasi: malahan, akibat adalah tindakan interpretatif sinambung yang

diturunkan dari penyusunan opini personal, sosial dan politik.26

24

Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, h. 18. 25

Mahi M. Hikmat, Komunikasi Politik: Teori dan Praktik, (Simbiosa Rekatama

Media, Bandung : 2010), cet I, h. 48. 26

Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, (Bandung, PT.

Remaja Rosdakarya, 2004), cet V, h. 20.

Page 51: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

36

3. Saluran Komunikasi Politik

Saluran komunikasi adalah alat serta sarana yang memudahkan penyampaian

pesan. Sebuah pesan bisa disalurkan dan disampaikan dengan baik jika ada

saluran yang menghubungkan antara komunikator dan komunikan. Menurut

pendapat Kenneth Burke, saluran adalah ciptaan makhluk pemakai lambang untuk

melancarkan saling tukar pesan. Saluran komunikasi memang temuan. Akan

tetapi, saluran mencakup lebih dari alat, sarana dan mekanisme seperti mesin

cetak, radio, telpon atau komputer. Yang harus lebih diutamakan dari semua

saluran yang ditemukan ialah manusia itu sendiri, saluran yang paling asasi bagi

komunikasi manusia. Seperti yang dilakukan oleh Psikolog George Miller, kita

harus “menganggap manusia sebagai saluran komunikasi, dengan masukan yang

disediakan oleh rangsangan yang kita berikan dan keluaran yang merupakan

tanggapannya terhadap rangsangan itu”. 27

Dengan mengingat bahwa manusia adalah dan juga sumber penerima dalam

komunikasi, maka yang pertama-tama kita tekankan ialah saluran manusia bagi

komunikasi politik. Namun, kita tidak akan mengabaikan media mekanis, teknik

dan sarana yang meningkatkan konstruksi citra manusia melalui saling tukar

lambing. Akan tetapi, justru itulah guna alat-alat tersebut, yakni untuk

memudahkan, tetapi bukan untuk menjamin ketepatan. Sebaliknya, bila dipikirkan

bahwa pada dasarnya manusia, “maka saluran komunikasi itu lebih daripada

sekedar titik sambungan, tetapi terdiri atas pengertian bersama tentang siapa dapat

27

Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, h. 167.

Page 52: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

37

berbicara kepada siapa, mengenai apa, dalam keadaan bagaimana, sejauh mana

dapatnya dipercaya”.28

Istilah struktur komunikasi oleh Almond dan Powell (1966), juga diartikan

sebagai saluran komunikasi, diantaranya adalah:

a. Struktur wawanmuka (face-to-face) informal, merupakan saluran yang

efektif dalam penyampaian pesan-pesan politik. Saluran wawanmuka

memungkinkan komunikator politik dan komunikan politik berada dalam

kedekatan jarak dan emosional karena berhadapan secara langsung. Di

samping struktur yang formal dalam sebuah organisasi, selalu terdapat

struktur informal yang “membayangi”nya. Saluran ini bersifat bebas dalam

arti tidak terikat oleh struktur formal, namun tidak semua orang dapat

akses ke saluran ini dalam kadar yang sama.29

b. Struktur sosial tradisional, yaitu sebuah saluran komunikasi yang

ditentukan oleh posisi sosial pihak yang berkomunikasi (khalayak atau

sumber). Artinya pada lapis mana yang bersangkutan berkedudukan,

bagaimana peranan dalam masyarakat dan (tentunya akan menentukan

pula) akses disusunan sosial masyarakat tersebut.30

c. Struktur masukan (input) politik, yaitu: struktur yang memungkinkan

terbentuknya/dihasilkannya input bagi sistem politik yang dimaksud. Yang

28

Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, h. 167. 29

Misliyah, Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan Mochtar Muhammad-

Rahmat Efendi (MuRah) dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013, (Jakarta, FIDKOM

UIN:2010), h. 34. 30

Zulkariem Nasution, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, (Jakarta, Ghalia

Indonesia: 1990) h. 57. Dalam Misliyah, Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan

Mochtar Muhammad-Rahmat Efendi (MuRah) dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-

2013, (Jakarta, FIDKOM UIN:2010), h. 34.

Page 53: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

38

termasuk struktur input adalah serikat pekerja, kelompok-kelompok

kepentingan, dan partai politik.31

d. Struktur output, yaitu: struktur formal dari pemerintah. Struktur

pemerintahan, khususnya birokrasi, memungkinkan pemimpin-pemimpin

politik mengkomunikasikan petunjuk bagi pelaksanaan peraturan-

peraturan untuk bermacam-macam pemegang jabatan politik dengan cara

yang efisien dan jelas.32

e. Saluran media massa adalah saluran yang penting dalam sebuah

komunikasi politik. Media massa selalu mempunyai peranan tertentu

dalam menyalurkan pesan, informasi, dan political content di tengah

masyarakat. Informasi yang disampaikan oleh media bisa berperan dalam

pembentukan opini publik.33

B. Marketing Politik

1. Pengertian Marketing Politik

Marketing telah berkembang pesat di kalangan yang lebih luas, tidak hanya di

tataran akademisi. Hampir dipastikan bahwa setiap aspek kehidupan tidak terlepas

dari aktivitas marketing; mulai dari iklan televisi, di majalah, diskon di

supermarket, papan reklame di sepanjang jalan, sampai ke hal yang menyangkut

31

Zulkariem Nasution, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, (Jakarta, Ghalia

Indonesia: 1990) h. 57. Dalam Misliyah, Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan

Mochtar Muhammad-Rahmat Efendi (MuRah) dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-

2013, (Jakarta, FIDKOM UIN:2010), h. 59 32

Zulkariem Nasution, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, (Jakarta, Ghalia

Indonesia: 1990) h. 57. Dalam Misliyah, Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan

Mochtar Muhammad-Rahmat Efendi (MuRah) dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-

2013, (Jakarta, FIDKOM UIN:2010), h. 60. 33

Zulkariem Nasution, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, (Jakarta, Ghalia

Indonesia: 1990) h. 57. Dalam Misliyah, Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan

Mochtar Muhammad-Rahmat Efendi (MuRah) dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-

2013, (Jakarta, FIDKOM UIN:2010), h. 61.

Page 54: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

39

komunikasi dan persuasi. Ilmu marketing mengalami perembesan di segala

bidang. 34

Istilah pemasaran yang selama ini dikenal dalam bidang ekonomi diterapkan

ke dalam bidang politik dengan sebutan, “Pemasaran Politik” atau “Marketing

Politik” (political marketing), dipahami sebagai penyebar gagasan-gagasan politik

dengan menerapkan prinsip-prinsip pemasaran komersial. Hal itu menunjukan

kecenderungan konvergensi antara dunia politik dengan dunia bisnis. Tak dapat

dipungkiri bahwa dunia politik dan dunia bisnis, memang semakin sangat dekat,

terutama karena banyak aktor politik yang berasal dari dunia bisnis. Kemampuan

dan pengalaman para pebisinis melakukan lobi, negoisasi dan pemasaran, dengan

mudah mereka aplikasikan dalam komunikasi politik. 35

Pada dasarnya, marketing bertujuan bisnis komersial namun seiring dengan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, semakin terintegrasinya

masyarakat global, serta tuntutan untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi,

maka institusi politik membutuhkan pendekatan alternatif untuk membangun

hubungan dengan konstituen. Dalam konteks inilah marketing dibutuhkan dan

diasumsikan berguna bagi insitusi politik dan perkembangan politik itu sendiri. 36

Metode dan pendekatan marketing dalam praktik politik saat ini, dapat

dirasakan sebagai sebuah keniscayaan seiring dengan semakin tingginya

persaingan di ranah politik. Ilmu marketing memegang peranan penting dalam

34

Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar,

(Bogor, Ghalia Indonesia: 2013), cet 1. H. 26-27. 35

Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan

Komunikasi Politik Indonesia, (Graha Ilmu, Yogyakarta: 2011), edisi 2, cet 1, h. 145. 36

Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik, (Ciputat, Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2011), cet 1, h. 43.

Page 55: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

40

aktivitas yang dilakukan institusi-institusi politik. Namun, ilmu marketing dalam

penerapannya di dunia politik tentu mengalami sebuah redefinisi dengan maksud

sudah saatnya ilmu marketing diterapkan dalam dunia politik sehingga dikenal

dengan marketing politik.37

Agar tidak terjadi bias pemahaman terhadap penerapan metode dan konsep

marketing dalam politik, maka diperlukan definisi yang jelas tentang penggunaan

metode marketing dalam bidang politik atau yang lebih dikenal dengan marketing

politik. Marketing atau pemasaran merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi

bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasaan berkelanjutan bagi stakeholder,

seperti yang diungkapkan Ali Hasan. 38

Bagozi melihat bahwa marketing adalah proses yang memungkinkan adanya

pertukaran antara dua pihak atau lebih. Artinya, aktivitas marketing akan selalu

ditemui dalam proses pertukaran. Dalam pertukaran terdapat proses hubungan

yang memungkinkan interaksi, di mana dalam prosesnya, masing-masing pihak

ingin memaksimalkan dan menjamin bahwa kepentingannya sendiri akan

terpenuhi. Dalam konteks sistem sosial yang luas, marketing dianggap berperan

dalam membangun tatanan sosial. Kotler dan Levy berargumen bahwa

penggunaan konsep marketing tidak hanya terbatas pada institusi bisnis saja. 39

Menurut Bruce I. Newman, marketing adalah proses memilih costumer,

menganalis kebutuhan mereka, dan kemudian mengembangkan inovasi produk,

37

Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar, (Bogor, Ghalia

Indonesia: 2013), cet 1, h. 26. 38

Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar, h. 27 39

Firmanzah, Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta, Yayasan

Pustaka Obor Indonesia: 2008) dalam Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar,

h. 27

Page 56: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

41

advertising, harga dan strategi distribusi dalam basis informasi. Marketing dalam

pengertian Bruce bukan dalam pengertian marketing biasa, melainkan produk

politik berupa image politik, platform, pesan politik, dan lain-lain yang dikirim ke

audiens yang diharapkan menjadi konsumen tepat. Dari semua definisi marketing

yang ada, pada tataran tertentu, Estaswara menyukai definisi marketing yang

dikeluarkan AMA (American Marketing Assiciation) pada tahun 2004, bahwa

marketing adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan,

mengomunikasikannya dan menyampaikan nilai bagi para pelanggan, serta

mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bagi

organisasi dan para stakeholder-nya. 40

Selain definisi marketing, kita perlu mengetahui definisi politik sebab

marketing politik secara mendasar ditopang oleh dua bidang ilmu, yaitu marketing

dan politik. Deliar Noer mendefinisikan bahwa politik merupakan aktivitas atau

sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang bermaksud untuk

memengaruhi dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu bentuk

susunan masyarakat. Jika berbicara tentang marketing politik, maka kedua kata ini

tak lagi terpisahkan. Marketing dan politik adalah satu kesatuan dalam

perkembangan disiplin ilmu sosial sehingga perlu definisi yang mengintegrasikan

kedua konsep ilmu tersebut secara jelas dalam satu terminologi.

Mauser G (1983: 5) mendefinisikan marketing sebagai “influencing mass

behavior in competitive situations”. Mauser berupaya menganalogikan marketing

politik kepada marketing komersial, meskipun akan ada perbedaan mendasar

40

Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar, h. 27

Page 57: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

42

antara marketing politik dengan marketing komersial. Misalnya, marketing politik

mengukur kesuksesan tidak dalam term keuntungan, melainkan dalam hasil voting

dan efektivitas power.41

Dalam tulisan Bruce I. Newman dan Richard M. Perloff tentang Political

Marketing; Theory, Research and Aplication yang dikutip oleh Prisguananto

(2008) dari Handbook of Political Communication Research, pemasaran politik

didefinisikan sebagai aplikasi prinsip-prinsip pemasaran dalam kampanye politik

yang beraneka ragam individu, organisasi, prosedur-prosedur, dan melibatkan

analisis, pengembangan, eksekusi dan strategi manajemen kampanye oleh

kandidat, partai politik, pemerintah, pelobi, kelompok-kelompok tertentu yang

bisa digunakan untuk mengarahkan opini publik terhadap ideologi mereka.42

Dalam studi pemasaran politik disebutkan bahwa pemasaran politik adalah

konsep permanen yang harus dilakukan oleh sebuah partai politik atau kontestan

dalam membangun kepercayaan dan citra public, seperti yang dituliskan Butler &

Collins. Menurut Dean & Croft, membangun kepercayaan dan citra ini hanya bisa

dilakukan dalam jangka panjang, tidak hanya pada masa kampanye dan bukan

proses instan. Publik akan mencatat dan menyimpan dalam memorinya semua

kegiatan politik, wacana politik dan kepedulian kepada masyarakat yang telah

dilakukan atau dikerjakan oleh partai politik atau aktor politik secara individual.

41

Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar, h. 28 42

Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta, Rajawali

Pers: 2011), ed 1, cet 3, h. 223.

Page 58: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

43

Hal itu akan dingat terus oleh publik pada saat akan memberikan suaranya dalam

pemilihan umum.43

Dapat dipahami jika sampai saat ini masih terdapat kontroversi dikalangan

intelektual tentang penerapan prinsip-prinsip pemasaran produk dalam

komunikasi politik, terutama yang menyangkut etika dan moralitas dalam aplikasi

pemasaran politik. Ada kekhawatiran kuat bahwa penggunaan prinsip pemasaran

dalam dunia politik tidak ubahnya seperti dunia bisnis kapitalis beserta

implikasinya yang sarat dengan manipulasi informasi dan sarat kepentingan,

sehingga dapat mereduksi arti berpolitik itu sendiri. Berkembangnya iklan politik

melalui media massa (pers, film, radio dan televisi), dikhawatirkan akan semakin

menjauhkan masyarakat dari ikatan ideologis sebuah partai dan massanya. Selain

itu aplikasi prinsip pemasaran, juga dikhawatirkan akan “meracuni” dunia politik

dengan eksploitasi dan manipulasi. 44

Menurut O‟Soughnessy, pada hakikatnya isu politik sangat berbeda dengan

produk komersial. Isu politik berkaitan dengan nilai dan ideologi, dan bukan

sebuah produk yang diperjualbelikan hanya demi keuntungan semata. Oleh sebab

itu penerapan pemasaran dalam politik harus mengacu dan mengadaptasi nilai-

nilai yang ada dalam dunia politik, terutama yang berkaitan dengan ideologi

politik. Selain itu kehadiran politik menurut Radcliff dalam sistem sosial

43

Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan

Komunikasi Politik Indonesia, (Graha Ilmu, Yogyakarta: 2011), edisi 2, cet 1, h. 146. 44

Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan

Komunikasi Politik Indonesia, h. 146.

Page 59: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

44

ditujukan untuk memperbaiki kondisi kualitas masyarakat suatu komunitas

(negara) melalui “kontrak sosial”.45

Meskipun kontroversi tentang kehadiran pemasaran politik terus mencuat,

namun para politikus atau aktor politik dan pelaku pemasaran, tetap bergairah

menerapkan dan mengembangkan kajian ini. O‟Cass dalam Firmanzah

menjelaskan bahwa falsafah “marketing” memberikan arahan tentang cara

penerapan (pemasaran) dalam dunia politik. Pemasaran politik dimaksudkan

sebagai teknik untuk pencitraan politik sebuah “partai politik” atau seorang

“kandidat” dengan memelihara hubungan timbal balik dengan publik agar

membentuk citra dan memperoleh dukungan opini publik. Hal itu sejalan dengan

kegiatan public relations yang telah dipaparkan dimuka. 46

Sesungguhnya pemasaran politik tidak dimaksudkan untuk “menjual”

kandidat atau partai politik kepada rakyat. Bahkan pemasaran politik menjadikan

calon pemilih sebagai subjek dan mengajarkan agar kandidat atau partai politik

mampu merumuskan secara jelas tentang “produk politik” melalui pengembangan

simbol, citra, platform, visi, misi, dan program yang ditawarkan dengan mengacu

kepada ideologi politik masing-masing partai politik. Dalam proses pemasaran

politik, produk yang bisa dipasarkan adalah partai politik itu sendiri, tanda

gambar, ideologi, visi, misi, program dan para kandidat yang akan menduduki

jabatan-jabatan politik. Ideologi, visi, misi dan program itu tercakup dalam

platform partai (party platform), yang merupakan produk politik yang utama,

45

Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan

Komunikasi Politik Indonesia, h. 146. 46

Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan

Komunikasi Politik Indonesia, h. 147.

Page 60: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

45

disamping “rekam jejak” partai politik pada masa lalu dan karakter pribadi aktor

politik dan kandidat. Semuanya itu memberikan citra, simbol dan kredibilitas

sebuah produk politik (political product).47

Marketing politik harus dipahami secara komprehensif: pertama, marketing

politik lebih dari sekedar komunikasi politik. Kedua, marketing politik

diaplikasikan dalam seluruh proses organisasi partai politik. Tidak hanya tentang

kampanye politik tetapi juga sampai pada tahap bagaimana memformulasikan

produk politik melalui pembangunan simbol, image, platform dan program yang

ditawarkan. Ketiga, marketing politik menggunakan konsep marketing secara

luas, tidak hanya terbatas pada teknik markeitng, namun juga strategi markeitng,

dari teknik publikasi, menawarkan ide dan program, dan desain produk sampai ke

market intelligent, serta pemrosesan informasi. 48

Keempat, marketing politik banyak melibatkan disiplin ilmu dalam

pembahasannya, seperti sosiologi dan psikologi. Mislanya, produk politik

merupakan fungsi dari pemahaman sosiologi mengenai simbol dan identitas,

sedangkan faktor psikologisnya adalah kedekatan emosional dan karakter seornag

pemimpin, sampai ke aspek rasionalitas platform partai. 49

Kelima, konsep marketing politik bisa diterapkan dalam berbagai situasi

politik, mulai dari pemilihan umum sampai ke proses lobi di Parlemen. Dengan

demikian, marketing politik bukan dimaksudkan untuk „menjual‟ kontestan

47

Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan

Komunikasi Politik Indonesia, h. 147. 48

Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik, (Ciputat, Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2011), cet 1, h. 45. 49

Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik, h. 45.

Page 61: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

46

kepada publik, melainkan sebagai teknik untuk memelihara hubungan dengan

publik agar tercipta hubungan dau arah yang langgeng.50

2. Konsep Marketing Politik

Dalam dunia bisnis, persaingan akan sangat menguntungkan bagi konsumen.

Karena persaingan yang sehat akan membuat konsumen terhindar keharusan

menjadi pihak yang tertindas dan terdominasi oleh tindakan kapitalis. Karena

konsumenlah yang membeli produk dari produsen, dalam sistem persaingan ini

produsen akan berusaha memproduksi dan menjual produk dan jasa terbaik bagi

konsumen, entah dari sisi harga ataupun kualitasnya. Namun, di sisi lain,

persaingan yang sangat tinggi bisa juga merugikan. Hal ini terjadi ketika masing-

masing pemain berusaha menghalalkan semua cara (at all cost) guna

memenangkan persaingan.51

Aksioma pemasaran lama mengatakan bahwa cara tercepat untuk membunuh suatu produk

adalah mengiklannya secara berlebihan. Dengan cara yang sama, strategi pemasaran yang

didukung dengan penelitian yang cermat dan direncanakan dengan baik juga akan menemui

kegagalan apabila calon pelanggan tidak bisa mengenali keberadaan perusahaan, apa yang

ditawarkan kepada mereka, proporsisi nilai dari masing-masing produk dan bagaimana

menggunakan produk-produk itu agar bermanfaat. Pelanggan bisa jadi akan mudah tergiur

oleh tawaran pesaing, dan tidak akan ada manajemen yang proaktif dan yang mengendalikan

identitas perusahaan. Komunikasi pemasaran, dalam bentuk apapun, menjadi hal penting bagi

kesuksesan perusahaan.52

Dalam persaingan dibutuhkan konsep dan strategi yang tepat agar dapat

memenangkan persaingan. Konsep dan strategi dalam marketing politik terdiri

dari: pasar politik, produk politik dan positioning politik.

50

Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik, cet 1, h. 45. 51

Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia: 2007), edisi I, h. 123-124. 52

Christopher Lovelock, Jochen Wirtz, Jacky Mussry, Pemasaran Jasa: Perspektif

Indonesia, (Jakarta, Erlangga: 2010), edisi VII, jilid I, h. 193.

Page 62: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

47

a. Pasar Politik

Strategi pemasaran terletak di jantung keberhasilan pemilu karena pemasaran

memaksa kampanye untuk mengumpulkan dalam waktu yang relatif singkat.

Kekuatan organisasi yang mampu memobilisasi dukungan dan menghasilkan

koalisi memenangkan kelompok yang berbeda dan kadang-kadang bertentangan.53

Kesuksesan strategi pemasaran tidak akan terjadi jika kita tidak mengetahui

medan persaingan kita. Kemampuan menerapkan strategi pemasaran baru bisa

dilakukan jika kita mengetahui pasar politik yang menjadi target sasaran kita. Hal

ini, akan mempermudah upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka marketing

politik. Berikut ini, lima pasar yang harus diketahui oleh para kandidat politik.

Lima pasar dalam kampanye politik

Sumber: Bruce I Newman, Handbook of Political Marketing(1999)

53

Bruce I Newman, Handbook of Political Marketing, (USA, SAGE Publications:

1999), h. 4.

Page 63: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

48

Secara umum, para calon menghadapi lima pasar yang berbeda dalam

mengorganisir kampanye politik: 1) Pemilih, yang biasanya memberikan suara di

pemilihan umum; 2) aktivis, kelompok kepentingan, dan konstituen yang

memegang pengaruh dalam penilaian dan sumbangan (seperti tenaga kerja dan

bisnis, organisasi hak sipil, hukum dan advokat); 3) Media, bisa membuat

kandidat terlihat, bila tidak terlihat, bisa menjaga kandidat dalam bayang-bayang

kampanye; 4) organisasi partai, yang ada disebagian besar (tetapi tidak semua)

kabupaten; dan 5) donator dan kontributor keuangan, siapa yang mungkin atau

tidak mungkin berada di kabupaten tempat kandidat berada.54

b. Produk Politik

Menurut Butler and Collins, Pemasaran politik, sebagaimana pemasaran

produk barang dan atau jasa pada umumnya memiliki kekhususan produknya

yang ditawarkan pada “pasar politik”. Bentuk-bentuk produk politik yang

ditawarkan melalui pemasaran politik meliputi55

:

Platform ideologis partai politik atau calon (kandidat) berikut ssejumlah

proposal kebijakan yang diusungnya

Pemimpin dan para petinggi partai politik yang dicalonkan ke dalam

pemilihan umum baik pemilihan umum presiden maupun kepala daerah;

Anggota partai politik secara umum, terutama dalam pemasaran politik

menjelang kampanye politik pemilu legislatif.

54

Bruce I Newman, Handbook of Political Marketing, (USA, SAGE Publications:

1999), h. 4. 55

Solatun Dulah Sayuti, Komunikasi Pemasaran Politik, (Bandung, PT Remaja

Rosdakarya: 2014), cet I, h. 14.

Page 64: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

49

Produk politik di atas, merupakan komponen penting yang akan

ditawarkan di pasar politik. Dalam pemasarannya, produk pollitik harus

memiliki keistimewaan agar produk yang ditawarkan menarik minat

konsumen.

Salah satu implikasi dari berbagai komponen penawaran adalah komponen

yang tidak bisa ditawarkan secara terpisah. Situasi ini menyebabkan perdagangan

sangat kompleks-pelaku dari biaya dan keuntungan. Bean (1993) menunjukan

hasil pemilu di Australia dan Selandia Baru, prkatisi memerlukaan kewaspadaan

dengan fitur kontras dari pemilih tertentu. Sebagai contoh, para pemilih di

Selandia Baru, memberikan arti penting yang lebih besar untuk citra pemimpin

partai dari pada rekan-rekan mereka di Australia.56

c. Positioning Politik

Positioning dalam marketing didefinisikan sebagai semua aktivitas yang

dimaksudkan untuk menanamkan kesan dibenak para konsumen agar mereka bisa

membedakan produk dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi bersangkutan

dengan produk atau jasa organisasi lain. Dalam positioning, atribut produk dan

jasa yang dihasilkan akan direkam dalam bentuk image yang terdapat dalam

sistem kognitif konsumen. Dengan demikian konsumen akan dengan mudah

mengidentifikasi sekaligus membedakan produk dan jasa yang dihasilkan oleh

suatu perusahaan dengan produk-produk atau jasa lainnya. Semakin tinggi image

yang direkam dalam benak konsumen, semakin mudah pula mereka mengingat

image produk dan jasa bersangkutan. Menanamkan dan menempatkan image

56

Bruce I Newman, Handbook of Political Marketing, (USA, SAGE Publications:

1999), h. 4.

Page 65: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

50

dalam benak masyarakat tidak hanya terbatas pada produk dan jasa, karena

organisasi perusahaan secara keseluruhan juga perlu ditanamkan dalam benak

konsumen. Hal-hal seperti kredibelitas dan reputasi dapat digunakan sebagai

media untuk melakukan positioning.57

Positioning tidak dapat dibangun dalam jangka pendek dan sesaat.

Membangun positioning membutuhkan jangka waktu yang panjang.menempatkan

image dan kesan positif dalam benak masyarakat membutuhkan konsistensi dalam

jangka waktu yang lama. Hal ini dikarenakan masyarakat luas perlu melakukan

proses pembelajaran untuk dapat memahami posisi ideologis yang dianut suatu

organisasi politik. Apalagi ditambah dengan kenyataan bahwa para pesaing politik

pun melakukan hal yang sama. Artinya mereka harus saling berlomba-lomba

untuk menempatkan image positif mereka dalam benak masyarakat luas. Kedua

hal tersebut yang membuat proses positioning menjadi suatu proses yang lama.

Setiap peristiwa, event, kejadian, dan image selalu direkam dan dicoba untuk

diartikan oleh masyarakat. Informasi dan event yang terekam dalam benak

masing-masing orang akan memunculkan kesan tertentu yang akan dijadikan

“blueprint” untuk mengidentifikasi posisi masing-masing organisasi politik.58

Menurut Lock & Harris, Peranan positioning ini sangat penting dalam

marketing politik. Worcester dan Baines menyatakan bahwa partai politik dan

kandidat pemilihan umum secara permanen melakukan positioning melalui

penciptaan dan penciptaan ulang kebijakan, image serta jasa yang disediakan bagi

57

Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia: 2007), edisi I, h. 157. 58

Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik

di Era Demokrasi, h. 166-167.

Page 66: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

51

publik. Positioning ini sangat penting agar tidak tergusur oleh para pesaing yang

melakukan hal serupa. Untuk membantu pemilih dalam membedakan suatu

kontestan dengan para pesaingnya, positioning mutlak harus dilakukan. Ketepatan

membuat positioning dalam hal yang menyangkut image politik, produk politik,

pesan politik, dan program kerja akan membantu pula dalam penciptaan identitas

politik. Masing-masing aktivitas akan dapat memperkuat identitas yang ingin

diciptakan. Kesan positif atau negatif yang akan muncul dalam benak masyarakat

sangat tergantung pada seberapa bagus proses positioning ini.

Model umum positioning politik

Proses Penyusunan Pesan Politik

Proses Penyusunan Pesan Politik

Sumber: Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, (2007).

Riset pasar

dan isu

politik

Riset oposisi

dan lawan

politik

Diseminasi

pesan

politik

Penyusunan

kebijakan

Page 67: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

52

Hal pertama yang harus disiapkan oleh kandidat atau tim sukses dalam

menerapkan positioning politik adalah dengan cara mencari tahu pasar dan isu

politik yang tengah hangat dibicarakan dalam pasar politik. Selain itu seorang

kandidat atau tim sukses juga harus mencari tahu lawan politiknya. Dengan riset

tersebut seorang kandidat atau tim sukses akan bisa membaca kebutuhan pasar

dan kelemahan lawan.

Setelah hasil riset dikumpulkan maka tahapan selanjutnya adalah membuat

kebijakan sesuai temuan dari riset tadi. Hasil riset sangat menentukan dalam

pembuatan kebijakan yang akan diambil oleh seorang kandidat atau tim sukses.

Dan tahapan terakhir yang harus dilakukan seorang kandidat atau tim sukses

adalah menyebarkan informasi yang telah dibuat oleh seorang kandidat atau tim

sukses tadi.

C. Konseptualisasi Anggota Legislatif

Badan legislatif atau legislature mencerminkan salah satu fungsi badan itu,

yaitu legislate, atau membuat undang-undang. Makna lain yang sering dipakai

ialah Assembly yang mengutamakan unsur “berkumpul”(untuk membicarakan

masalah-masalah publik). Nama lain lagi adalah Parliament, suatu istilah yang

menekankan unsur “bicara” (parler) dan merundingkan. sebutan lain

mengutamakan representasi atau keterwakilan anggota-anggotanya dan

dinamakan People‟s Representative Body atau Dewan Perwakilan Rakyat. Akan

Page 68: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

53

tetapi apapun perbedaan dalam namanya dapat dipastikan bahwa badan ini

merupakan simbol dari rakyat yang berdaulat.59

Menurut teori yang berlaku, rakyatlah yang berdaulat; rakyat yang berdaulat

ini mempunyai suatu “kehendak” (yang oleh Rousseau disebut Volonte Generale

atau General Will). Karena itu Keputusan-keputusannya, baik yang bersifat

kebijakan maupun undang-undang mengikat seluruh masyarakat.60

Badan legislatif di negara-negara demokrasi disusun sedemikian rupa

sehingga ia mewakili mayoritas dari rakyat dan pemerintah bertanggung jawab

kepadanya. Untuk meminjam perumusan C. F. Strong yang menggabungkan tiga

unsur dari suatu negara demokrasi, yaitu, representasi, partisipasi, dan tanggung

jawab politik:

Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang mayoritas anggota dewasa dari suatu

komunitas politik berpartisipasi atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa

pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya kepada mayoritas

itu (A system of goverment in which the majority).61

1. Masalah perwakilan (Representasi)

Biasanya ada dua kategori yang dibedakan. Kategori pertama adalah

perwakilan politik (political representantion) dan perwakilan fungsional

(functional representantion). Kategori kedua menyangkut peran anggota parlemen

sebagai trustee, dan perannya sebagai pengemban “mandat” Perwakilan

(representation) adalah konsep bahwa seorang atau suatu kelompok mempunyai

kemampuan atau kewajiban untuk bicara dan bertindak atas nama suatu kelompok

yang lebih besar. Dewasa ini anggota badan legislatif pada umumnya mewakili

59

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka utama:

2010), edisi revisi, cet ke 4, h. 316. 60

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 316. 61

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 316.

Page 69: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

54

rakyat melalui partai politik. Hal ini dinamakan perwakilan yang bersifat politik

(political representation). 62

Sekalipun asas perwakilan politik telah menjadi sangat umum, namun ada

beberapa kalangan yang merasa bahwa partai politik dan perwakilan yang

berdasarkan kesatuan-kesatuan politik semata-mata, mengabaikan berbagai

kepentingan dan kekuatan lain yang ada di dalam masyarakat terutama di bidang

ekonomi.

Di samping itu ditemukan bahwa di beberapa Negara asas perwakilan politik

diragukan kewajarannya dan perlu diganti atau sekurang-kurangnya dilengkapi

dengan asas perwakilan fungsional (functional or occupational representation).

Dianggap bahwa negara modern dikuasai oleh bermacam-macam kepentingan

terutama dibidang ekonomi, yang dalam sistem perwakilan politik kurang

diperhatikan dan tidak dilibatkan dalam proses politik. Dicanangkan agar si

pemilih mendapat kesempatan memilih dalam golongan ekonomi atau profesi di

mana ia bekerja, dan tidak semata-mata menurut golongan politiknya, seperti

halnya dalam sistem perwakilan politik. Golongan yang gigih memperjuangkan

pandangan ini antara lain Guild Socialists pada awal abad ke-20.63

Bermacam-macam cara telah digunakan untuk mengatasi masalah ini.

Misalnya di Irlandia, berdasarkan Undang-Undang Dasar 1937, wakil-wakil

golongan fungsional dipilih dan didudukan dalam senat. Di Republik Prancis IV

pada tahun 1946 didirikan suatu majelis khusus di luar badan legislatif, yaitu

Majelis Ekonomi, yang berhak memperbincangkan rancangan undang-undang

62

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.317. 63

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.318.

Page 70: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

55

yang menyangkut soal ekonomi, akan tetapi badan ini tidak mempunyai

wewenang untuk mengambil keputusan, dan hanya memainkan peranan sebagai

penasihat dari badan legislatif. Di Republik Prancis V Undang-Undang Dasar

1958 menentukan adanya suatu Majelis Ekonnomi yang digantinya; ia tidak

memberi nasihat kepada badan legislatif, tetapi kepada pemerintah. Anggotanya

ditunjuk oleh pemerintah dari bermacam-macam golongan ekonomi, sosial,

profesi, dan bidang keahlian lain.64

Di Italia asas Functional representation diperkenalkan oleh Mussolini pada

tahun 1926. Perwakilan didasarkan atas golongan ekonomi, dan untuk keperluan

itu dibentuk 22 corporation yang masing-masing mewakili satu industri, misalnya

industri tekstil. Setiap corporations mencakup baik golongan pekerja maupun

golongan management dalam bidang industri itu. Melalui wakil-wakilnya dalam

Council of Corporations yang didirikan pada tahun 1930 dan yang pada

tahun1939 menggantikan dewan perwakilan yang ada (badan baru disebut

Chamber of Fasces and Corporations dan terdiri atas tokoh-tokoh partai Fasis dan

Council of Corporations), Corporations ini memainkan peranan yang penting.

Karena itu Italia masa itu dinamakan negara Korporatif (Corporate State). Dengan

jatuhnya Mussolini, eksperimen ini juga terhenti. 65

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dewasa ini perwakilan

politik merupakan sistem perwakilan yang dianggap paling wajar. Di samping itu

beberapa negara merasa bahwa asas functional or occuptional representation

perlu diperhatikan dan sedapat mungkin diakui kepentingannya di samping sistem

64

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.317-318. 65

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.319

Page 71: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

56

perwakilan politik, sebagai cara untuk memasukan sifat profesional ke dalam

proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan umum. Dalam

rangka itu perlu diakui bahwa ada masalah yang sampai sekarang belum

terpecahkan yaitu bagaimana menetapkan patokan obyektif mengenai sifat-sifat

dari golongan fungsional yang akan diikutsertakan, dan bagaimana menentukan

kriteria utnuk mengukur kekuatan golongan fungsional masing-masing. 66

Di Indonesia perwakilan fungsional (Golongan Karya) juga telah dikenal, di

samping asas perwkailan politik. Pemilihan umum tahun 1971 diselenggarakan

dengan mengikutsertakan baik partai politik maupun fungsional.67

2. Fungsi badan legislatif

a. Fungsi legislasi

Menentukan kebijakan (policy) dan membuat undang-undang. Untuk itu badan

legislatif diberi hak inisiatif, hak untuk mengadakan amandemen terhadap

rancangan undang-undang yang disusun oleh pemerintah, dan terutama di bidang

budget atau anggaran.68

Menurut teori yang berlaku tugas utama legislatif terletak di bidang

perundang-undangan, sekalipun ia tidak mempunyai monopoli di bidang itu.

Untuk membahas rancangan undang-undang sering dibentuk panitia-panitia yang

berwenang untuk memanggil menteri atau pejabat lainnya untuk dimintai

keterangan seperlunya. Di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Prancis

panitia legislatif ini sangat berkuasa, tetapi di negara lain seperti Inggris, panitia-

panitia ini hanya merupakan panitia teknis saja. Biasanya sidang-sidang panitia

66

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.319 67

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.319 68

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 322.

Page 72: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

57

legislatif diadakan secara tertutup, kecuali di Amerika Serikat di mana sidang

panitia dapat ditentukan terbuka untuk umum. 69

Akan tetapi dewasa ini telah menjadi gejala umum bahwa titik berat di bidang

legislatif telah banyak bergeser ke badan eksekutif. Mayoritas undang-undang

dirumuskan dan dipersiapkan oleh badan eksekutif, sedangkan badan legislatif

tinggal membahas dan mengamandemennya. Sebagai rumus umum, dikatakan

bahwa di kebanyakan negara yang di pantau enctment rate (persentase jumlah

rancangan undang-undang yang diterima oleh badan legislatif dibanding dengan

jumlah rancangan undang-undang yang berasal dari badan eksekutif) adalah 90%.

Negara-negara ini antara lain adalah negeri Belanda, Malaysia, Inggris dan

Australia. Selain itu rancangan undang-undang yang dibuat atas inisiatif badan

legislatif sedikit jumlahnya dan jarang menyangkut kepentingan umum.70

Keadaan ini tidak mengherankan sebab dalam negara modern badan eksekutif

bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat dan karena itu harus aktif mengatur

semua aspek kehidupan masyarakat. Dalam melaksanakan tugas badan eksekutif

didukung oleh staf ahli serta sarana-sarana lainnya di masing-masing kementerian,

yang memang merupakan syarat mutlak untuk merumuskan rancangan undang-

undang. Sebaliknya keahlian anggota-anggota badan legislatif lebih terbatas,

sekalipun di beberapa negara legislatif dibantu oleh staf administrasi dan ahli

research yang berkualitas tinggi. 71

Pada umumnya di bidang keuangan, pengaruh badan legislatif lebih besar

daripada di bidang legislasi umum. Rancangan anggaran belanja diajukan ke

69

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.323 70

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.323 71

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.324

Page 73: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

58

badan legislatif oleh badan eksekutif, akan tetapi badan legislatif mempunyai hak

untuk mengadakan amandemen, dan dalam hal ini menentukan seberapa anggaran

pemerintah dapat disetujui. Jadi, badan legislatiflah yang pada akhirnya

menentukan berapa dan dengan cara bagaimana uang rakyat dipergunakan. 72

Di negara yang badan eksekutifnya dominan, badan legislatif biasanya tidak

akan terlalu banyak mengubah rancangan anggaran belanja. Akan tetapi di negara

yang badan legislatifnya kuat, badan itu bisa saja mengadakan banyak perubahan,

termasuk mengurangi anggaran yang akan dipergunakan. Congress Amerika

Serikat, misalnya, sering mengurangi bantuan ekonomi untuk negara-negara yang

sedang berkembang. 73

b. Fungsi kontrol

Mengontrol badan eksekutif dalam arti menjaga agar semua tindakan badan

eksekutif sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan (scrutiny,

oversight). Untuk menyelenggarakan tugas ini, badan perwakilan rakyat diberi

hak-hak kontrol khusus.

Dengan semakin berkurangnya pengaruh badan legislatif di bidang legislatif,

maka peranannya dibidang pengawasan dan kontrol bertambah menonjol. Badan

legislatif berkewajiban untuk mengawasi aktivitas badan eksekutif, agar sesuai

dengan kebijakan yang telah ditetapkannya. Pengawasan dilakukan melalui sidang

panitia-panitia legislatif dan melalui hak-hak kontrol yang khusus, seperti hak

bertanya, interpelasi, dan sebagainya.74

72

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.324 73

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.324 74

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.324.

Page 74: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

59

1) Pertanyaan parlementer

Anggota badan legislatif berhak untuk mengajukan pertanyaan kepada

pemerintah mengenai sesuatu masalah. Di Inggris, Australia, dan India kita

melihat adanya jam bertanya (question hour), di mana pertanyaan diajukan

secara lisan dalam sidang umum dan menteri yang bersangkutan atau kadang-

kadang perdana menteri sendiri yang menjawabnya secara lisan. Oleh karena

segala kegiatannya banyak menarik perhatian media massa, maka badan

legislatif dengan mengajukan pertanyaan parlementer dapat menarik perhatian

umum terhadap sesuatu peristiwa dan menggorek informasi mengenai

kebijakan pemerintah. 75

Di indonesia semua badan legislatif, kecuali badan legislatif gotong

royong di zaman Demokrasi Terpimpin, mempunyai hak bertanya. Pertanyaan

biasanya diajukan secara tertulis dan dijawab pula secara tertulis oleh

departemen yang bersangkutan; pertanyaan parlementer serta jawaban

pemerintah tidak banyak efek politiknya. 76

2) Interpelasi

Kebanyakan badan legislatif mempunyai hak interpelasi, yaitu hak untuk

meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan di sesuatu

bidang. Badan eksekutif wajib memberi penjelasan dalam sidang pleno, yang

mana dibahas oleh anggota-anggota dan diakhiri dengan pemungutan suara

mengenai apakah keterangan pemerintah memuaskan atau tidak. Jika hasil

pemungutan suara bersifat negatif, hal ini merupakan tanda peringatan bagi

75

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.326 76

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.326

Page 75: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

60

pemerintah bahwa kebijakanya diragukan. Dalam hal terjadi perselisihan

antara badan legislatif dan badan eksekutif, interpelasi dapat dijadikan batu

loncatan untuk diajukan mosi tidak percaya. 77

Di Indonesia semua badan legislatif, kecuali Dewan Perwakilan Rakyat

Gotong Royong masa Demokrasi Terpimpin, mempunyai hak interpelasi. Di

masa orde baru, hak interpelasi tidak pernah digunakan. Hak ini kembali

diguankan di era Reformasi ketika DPR (2004-2009) mengusung interpelasi

masalah impor beras dan lumpur Lapindo. Usaha anggota dewan ini akhirnya

gagal karena tidak memenuhi kebutuhan. 78

3) Angket (Enquete)

Hak angket adalah hak anggota badan legislatif untuk mengadakan

penyelidikan sendiri. Untuk keperluan ini dapat dibentuk suatu panitia angket

yang melaporkan hasil penyelidikannya kepada anggota badan legislatif

lainnya, yang selanjutnya merumuskan pendapatnya mengenai soal ini dengan

harapan agar diperhatikan oleh pemerintah.79

Di Indonesia semua badan legislatif, kecuali Dewan Perwakilan Rakyat

Gotong Royong zaman Demokrasi Terpimpin, mempunyai hak angket.

Namun, hak ini tidak pernah digunakan kecuali oleh anggota DPR masa

Reformasi (2004-2009) untuk masalah impor beras.

4) Mosi

Umumnya dianggap bahwa hak mosi merupakan hak kontrol yang paling

ampuh. Jika badan legislatif menerima suatu mosi tidak percaya, maka dalam

77

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.326 78

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.326 79

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.326.

Page 76: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

61

sistem parementer kabinet harus mengundurkan diri dan terjadi suatu krisis

kabinet. Republik Prancis III (1870-1940) dan IV (1946-1958) terkenal karena

banyaknya mosi yang mengguncang kedudukan kabinet.

Di Indonesia pada masa sistem parlementer badan legislatif mempunyai

hak mosi, tetapi mulai zaman Demokrasi Terpimpin hak ini ditiadakan. Pada

masa reformasi, anggota DPR (1999-2004) menggunakan hak mosi ketika

melakukan pemakzulan Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Presiden tahun

2001. Hal ini memang tidak lazim karena umumnya hak ini digunakan dalam

sistem parlementer dan bukan sistem presidensial.80

c. Fungsi Edukatif dan Fungsi Rekrutmen

Dewasa ini lebih ditonjolkan peranan edukatifnya. Badan legislatif dianggap

sebagai forum kerja sama antara berbagai golongan serta partai dengan

pemerintah, di mana beraneka ragam pendapat dibicarakan di muka umum. 81

Melalui media massa (terutama telivisi) masyarakat ramai diajak mengikuti

persoalan yang menyangkut kepentingan umum dan menilainya menurut

kemampuan masing-masing. Dengan demikian rakyat dididik ke arah

kewarganegraaan yang sadar dan bertanggung jawab, dan partisipasi politik dapat

dibina. 82

Suatu fungsi lain yang tidak kalah pentingnya ialah sebagai sarana rekrutmen

politik. Ia merupakan training ground bagi generasi muda untuk mendapat

pengalaman di bidang politik sampai ke tingkat nasional.83

80

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.326. 81

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.327 82

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.327 83

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.327

Page 77: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

62

BAB III

Profil Ledia Hanifa Amaliah

A. Pendidikan

Ledia Hanifa Amaliah, putri dari pasangan Meolina Sekar Asih dan

Moechsoen gemar melakukan aktivitas kemasyarakatan sejak SMP (sekolah

menengah pertama). Guna menyalurkan keinginannya untuk terjun langsung ke

masyarakat, maka ia memutuskan untuk bergabung dengan gerakan Pramuka.1

Kebulatan tekad untuk bergabung dengan gerakan Pramuka telah mendorong

Ledia untuk memilih SMP yang memiliki ekstra kulikuler Pramuka bagus.

Berbeda dengan anak-anak pada umumnya yang justru memilih SMP-SMP

favorit.2 Dan benar saja, keseriusan Ledia dalam Pramuka telah

menghantarkannya meraih dua penghargaan. Penghargaan Penggalang Garuda

Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Jakarta Pusat pada tahun 1984 dan

Penghargaan Peserta Terbaik Latihan Pengembangan Kepemimpinan Penegak dan

Pandega se Kwartir Cabang Jakarta Pusat tahun 1986. 3

Riwayat pendidikan dari kecil hingga S2, Ledia tempuh di Indonesia. Sekolah

Dasar Taman Siswa Rawasari menjadi pilihannya untuk menempuh pendidikan

SD dan ia tamatkan pada tahun 1981. Lanjut ketahapan berikutnya, Sekolah

Menengah Pertama ia tempuh di SMP Negeri 47 dan lulus tahun 1984. SMA

Islam Al Azhar menjadi pilihannya untuk menempuh pendidikan berikutnya, dan

ia lulus tahun 1987. Jenjang pendidikan yang lebih tinggi ia tempuh di Universitas

1 Surat Terbuka Ledia Hanifa Amaliah, Bandung 9 Maret 2014.

2 Wawancara pribadi dengan Ledia Hanifa Amaliah, Bandung 29 Maret 2014.

3 Surat Terbuka Ledia Hanifa Amaliah, Bandung 9 Maret 2014.

Page 78: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

63

Indonesia, S1 Kimia FMIPA UI (lulus 1993) dan S2 Psikologi Terapan peminatan

Intervensi Sosial FPsikologi UI (lulus 2002).

B. Karir Politik

Ledia Hanifa Amaliah yang lahir di Jakarta, 30 April 1969. Sejak kecil sudah

menunjukan ketertarikannya pada dunia politik. Ketika duduk di kelas IV SD,

Ledia telah menyelesaikan bacaan autobiografi yang ditulis sang kakek, Rd. H.

Hasan Natapermana yang pernah menjabat sebagai anggota Parlemen Pasundan

dan mendapat penghargaan sebagai Tokoh Koperasi Jawa Barat.4

Terjun ke dunia politik bukanlah tanpa pemikiran panjang. Ada hal-hal yang

menjadi pertimbangan Ledia. “ada banyak hal yang tidak bisa kita lakukan

manakala kita tidak terlibat dalam pengambilan kebijakan. Dan pilihannya adalah

terlibat dalam politik. Itulah politik praktis dalam konteks itu, bukan sebagai

kekuatan di luar tapi kekuatan di dalam.” Ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI.5

Keputusannya untuk bergabung dengan partai politik tak menemui kendala

berarti dari keluarga maupun orang terdekatnya. Keluarga mendukung upaya

Ledia bergabung dengan partai politik, meskipun dari keluarganya tidak ada yang

terlibat dalam partai politik. Dukungan diberikan keluarga karena keluarganya

memang terbiasa terlibat dalam aktivitas sosial kemasyarakatan.

Pilihannya masuk dalam dunia politik merupakan hasil kesepakatan yang

dibangun dirinya dengan dukungan suami. 6

Istri dari Drs. Bachtiar Sunasto, MS

Direktur Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri ini pun bersyukur karena

4 Wawancara pribadi dengan Ledia Hanifa Amaliah, Bandung 29 Maret 2014.

5 Wawancara pribadi dengan Ledia Hanifa Amaliah, Bandung 29 Maret 2014.

6 Bobby Reza Satrian, Profil Ledia Hanifa Amaliah, artikel diakses pada 19 Januari

2014 dari http://m.merdeka.com/profil/indonesia/I/ledia-hanifa-amaliah/

Page 79: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

64

ketiga putranya telah dewasa sehingga keterlibatannya dalam politik tidak

melanggar kodratnya sebagai istri dan ibu bagi Widad Maulana, „Azza Habibullah

dan Mi‟raj Shabrin Jamil. 7

Izin terlibat dalam politik yang telah ia kantongi dan pengalaman dari berbagai

organisasi tak menjadikannya merasa cukup untuk bekal berpolitik. Pendidikan

menjadi hal yang tak luput dari perhatiannya sebagai bekal untuk terjun di

panggung politik.

Pada tahun 1998 Ledia memutuskan untuk bergabung dengan Partai Keadilan

Sejahtera (PKS) yang saat itu masih PK (Partai Keadilan). Menurutnya, partai

politik yang saat itu sejalan dengannya dalam visi dan misi nya yakni PK (Partai

Keadilan).

Hingga kini, 16 tahun sudah keberadaannya bersama PKS. Ia, memutuskan

untuk berjuang bersama PK yang kini menjadi PKS. Perjuangannya ia buktikan

dengan menjadi Staf Deputi Kewanitaan DPW PK Jakarta (1998-1999), Pjs Ketua

Deputi Pemberdayaan Wanita DPW PK DKI Jakarta (1999-2000), Ketua Deputi

Pemberdayaan Wanita DPW PKS Jawa Barat (2000-2005), Ketua DPP PKS

Bidang Kewanitaan (2005-2010), Staf Bidang Perencanaan DPP PKS (2010-

2013), dan Staf Bidang Kebijakan Publik DPP PKS (2011-2015). 8

Pada tahun 2009-2014 lalu, Ledia maju sebagai anggota DPR RI fraksi PKS

dari Daerah Pemilihan Jawa Barat I. Selama lima tahun masa kerja, ia telah

terlibat dalam9 :

7 Surat Terbuka Ledia Hanifa Amaliah, Bandung 9 Maret 2014.

8 Bobby Reza Satrian, Profil Ledia Hanifa Amaliah, artikel diakses pada 19 Januari

2014 dari http://m.merdeka.com/profil/indonesia/I/ledia-hanifa-amaliah/ 9 Data diambil dari brosur kampanye Ledia Hanifa Amaliah

Page 80: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

65

1. Terlibat penyusunan Undang-undang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial yang kini diimplementasikan sebagai jaminan Kesehatan Nasional.

2. Mendorong Kota Bandung dan Kota Cimahi menjadi pilot project

penerima Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di 14 Puskesmas.

3. Mendorong Kota Bandung dan Kota Cimahi termasuk dalam penerima

Program Keluarga Harapan bagi Rumah Tangga Sangat Miskin mulai

tahun 2013.

4. Mendorong Kota Bandung dan Kota Cimahi, menjadi penerima bantuan

KUBE Perkotaan mulai tahun 2013 setelah sebelumnya program KUBE

hanya berfokus pada KUBE pedesaan.

5. Mendorong revitalisasi KUA agar petugas KUA mendapat tambahan

insentif dan perlindungan hukum.

Keberhasilan yang diperolehnya selama ini merupakan buah dari kerja

kerasnya selama menjabat anggota DPR RI periode 2009-2014. Sosok perempuan

satu cucu ini memang selalu optimis, tak pernah mengeluh dan terbilang

Workaholic (gemar bekerja).

Selain itu, sosoknya yang begitu supel dan peduli pada kepentingan orang

lain, menjadikannya mudah beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan

luar. Ini pula, yang mendorong masyarakat yang secara terang-terangan

menyatakan dukungannya pada Ledia.10

Pada pemilu legislatif kali ini periode 2014-2019, Ledia kembali maju sebagai

wakil dari Daerah Pemilihan Jawa Barat I. Sebagai incumbent, ia ingin

10

Wawancara dengan asisten pribadi Ledia Hanifa Amaliah, Yudiana, Bandung, 14

Maret 2014

Page 81: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

66

menyampaikan sesuai janji pada pemilu 2009 untuk senantiasa membuka diri

menerima aspirasi masyarakat serta melaporkan segala yang telah ia upayakan

selaku anggota DPR RI secara terbuka.

Berbagai aktivitas sebagai anggota DPR RI 2009-2014 telah ia tuangkan

dalam News Letter berkala 4 bulanan dan media lainnya serta telah disebarkan

pada 549 titik di kota Bandung dan Cimahi saat kunjungan kerja, reses, serap

aspirasi, sosialisasi kebijakan, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat. News

Letter juga dapat dibuka di www.lediahanifa.com. Itulah bentuk

pertanggungjawaban yang ia lakukan kepada masyarakat khususnya para

pemilihnya pada periode 2009-2014.

Bagi Ledia pemilu atau kedudukan sebagai anggota parlemen merupakan

bagian dakwahnya. Karenanya ia berharap jika pada periode kali ini 2014-2019

amanah sebagai anggota DPR RI diamanahkan kembali kepadanya ia akan selalu

memaknai sebagai amanah dakwah memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan

bagi masyarakat tanpa membedakan agama, suku, jenis kelamin, dan statu sosial

sebagai perwujudan rahmat bagi semesta alam. 11

Harapan besarnya dalam lima tahun ke depan, kemudahan akses masyarakat

Kota Bandung dan Cimahi terhadap pendidikan dan kesehatan keluarga,

kesejahteraan sosial, serta lingkungan hidup yang berkuallitas semakin terbuka,

dirasakan dan meningkat. “Saya akan berupaya mengoptimalkan dan

mensinergikannya dengan kebijakan pemerintah pusat.” Ujarnya dalam surat

terbuka yang ia tulis untuk para pemilih di Bandung dan Cimahi.

11

Surat Terbuka Ledia Hanifa Amaliah, Bandung 9 Maret 2014.

Page 82: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

67

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Marketing Politik Ledia Hanifa Amaliah pada Pemilihan Anggota

DPR RI

Persaingan politik merupakan “kodrat alamiah” yang harus ditempuh untuk

mencapai kekuasaan. Karena pemenangnya hanya satu-individu atau kelompok-

sangat wajar bila masing-masing pihak berlomba-lomba untuk menjadi juara.

Kompetisi politik akan berakhir dengan munculnya dukungan luas terhadap

perjuangan suatu kelompok politik atau individu.1

Peta persaingan politik yang semakin ketat mendorong Ledia dan tim sukses

nya bekerja lebih keras menarik hati para pemilihnya. Pendekatan marketing

politik menjadi pilihan Ledia dan tim suksesnya dalam menghadapi persaingan di

pemilihan umum.

Marketing politik tidak bisa dilakukan melalui proses instan. Ledia

menerapkan konsep marketing politik semenjak terpilih sebagai anggota DPR RI

periode 2009-2014. Menurut Yudiyana asisten pribadi Ledia di daerah pemilihan,

“ibu sudah menjaga dan menjalin hubungan sejak terpilih sebagai anggota DPR

RI”. Berikut ini, langkah-langkah marketing politik yang dilakukan Ledia dan tim

suksesnya.

1 Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia: 2007), edisi I, h. 125.

Page 83: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

68

1. Pasar Politik

Hal yang pertama kali dilakukan oleh Ledia ketika ditunjuk untuk kembali

maju sebagai anggota legislatif adalah melakukan pemetaan. Pemetaan

dilakukan untuk membaca medan persaingan dan memudahkan pencapaian

target. Dengan pemetaan di awal maka kerja tim sukses akan lebih terarah.

Segmentasi atau pemetaan ini penting dilakukan mengingat institusi

politik diharapkan dapat selalu hadir dalam berbagai karakteristik pemilih.

Hadir tidaknya suatu institusi politik selalu diartikan sebagai keberadaan

fisiknya di tengah-tengah masyarakat, misalnya melalui kunjungan ke daerah-

daerah terpencil. Kehadiran yang dimaksud di sini lebih diartikan sejauh mana

institusi politik bersangkutan mampu menjawab permasalahan yang dihadapi

di masing-masing lapisan masyarakat. Institusi politik dituntut untuk bisa

membuat program yang bisa memuaskan segenap lapisan untuk memperoleh

dukungan suara sebesaar mungkin. Misalnya, permasalahan kaum profesional

akan berbeda dengan permasalahan yang dihadapi petani dan nelayan.

Berbeda pula cara institusi politik dalam memperlakukan pendukung

tradisional dan massa mengambang. 2

Pemetaan diperlukan dalam pasar politik. Pemetaan membantu para

kandidat mencapai sasaran yang tepat dan terarah. Seorang kandidat harus

menguasai pasar politik sebelum melakukan pemetaan. Pasar politik meliputi:

a. pemilih, b. aktivis, c. media, d. partai politik dan e. kontributor.

2 Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia: 2007), edisi I, h. 212.

Page 84: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

69

a. Pemilih, salah satu elemen yang penting dan harus dipertimbangkan oleh

kandidat adalah faktor pemilih. Oleh karena itu baik kandidat maupun tim

suksesnya harus memahami perilaku pemilihnya (nilai-nilai, kebutuhan,

pandangan dan keinginan pemilih).3 Pemetaan Ledia terlihat pada pemilih

perempuan. Ledia mendekati pemilih perempuan dengan cara mengangkat

isu-isu yang berkaitan dengan perempuan seperti beberapa kali

mengadakan seminar parenting. (Lihat tabel 2 : kegiatan tatap muka dan

sosialisasi Ledia).

b. Aktivis, konstituen juga bagian penting dari pasar politik. Ledia menjaga

konstituennya dengan membantu mengadvokasi atau membantu

permasalahan-permasalahan yang dihadapi konstituennya seperti

mendorong kota Bandung dan kota Cimahi menjadi pilot project penerima

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di 14 Puskesmas.4

c. Media, Tim media Ledia tidak secara khusus melakukan pemetaan

terhadap media. Mereka hanya membuat pemetaan secara garis besar

yakni media nasional dan media lokal. Dari media nasional dan lokal,

dibagi lagi ke dalam media cetak dan elektronik serta pemanfaatan media

sosial. Pemetaan tersebut dilakukan karena masyarakat pemilih terdiri dari

berbagai jenjang dan berbagai lapisan. Sehingga berbagai jenis media

harus digunakan agar bisa menjangkau semua.

d. Organisasi politik menjadi salah satu hal penting bagi kesuksesan Ledia.

Meski PKS yang menjadi partai afiliasinya tengah ditimpa berbagai badai,

3 Tri Hastuti Nur Rochimah, Pentingnya Memahami Perilaku Politik dalam Political

Marketing- Jurnal Komunikator VOLUME 1 NO. 1, (Yogyakarta: 2009), h. 3. 4 Data diolah dari brosur kampanye Ledia Hanifa Amaliah

Page 85: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

70

namun ia tetap menggunakan mesin partai untuk membantunya mendulang

suara. Ledia memiliki tim di setiap kota, yakni Kota Bandung dan Kota

Cimahi. Dan ia juga memiliki tim di setiap kecamatan (DPC PKS). Tim-

tim tersebut merupakan kader-kader, simpatisan dan relawan PKS yang

ada di daerah. 5

e. Kontributor dalam pasar politik turut menjadi bagian penting karena

aktivitas politik bisa berjalan dengan baik jika ditopang dana yang baik

pula. Dalam hal pendanaan kampanye, tim sukses Ledia mengatakan tidak

dibantu pihak lain.

Pemetaan Ledia dan tim sukses dalam pasar politik terbilang cukup

merata. Setiap aspek pasar politik mendapat perhatian khusus seperti pemilih

yang dipetakan berdasarkan jenis kelamin, aktivis yang dijaga dengan cara

mengadvokasi, media yang dipetakan berdasarkan wilayah, organisasi politik

yang berada dari tingkat kota hingga kecamatan, dan kontributor yang

menopang jalannya kampanye.

2. Produk Politik

Dalam istilah pemasaran kita mengenal, apabila perusahaan telah

memutuskan segmen pasar mana yang dimasuki, perusahaan harus

memutuskan bagaimana mendiferensiasikan penawaran pasarnya untuk setiap

segmen sasaran dan posisi apa yang ingin ditempatinya dalam segmen

tersebut. Posisi produk adalah tempat yang diduduki produk relatif terhadap

pesaingnya dalam pikiran konsumen. Pemasar ingin mengembangkan posisi

5 Wawancara pribadi dengan Yudiyana asisten pribadi di daerah pemilihan, Jakarta, 28

April 2014

Page 86: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

71

pasar unik bagi produk mereka. Jika sebuah produk dianggap sama persis

dengan produk lainnya di pasar, konsumen tidak mempunyai alasan untuk

membelinya.6

Dalam memasarkan suatu produk, para pemasaran selalu menampilkan

keunggulan dari produk tersebut untuk menarik minat konsumen. Pun halnya

dengan produk politik. Namun yang menjadi perbedaan adalah produk politik

merupakan produk yang tidak nyata (intangible product) dan erat kaitannya

dengan sistem nilai. Karakteristik tersebut merupakan tantangan tersendiri

dalam memasarkan produk politik.

Produk utama dari sebuah institusi politik adalah platform partai yang

berisikan konsep, identitas ideologi, dan program kerjanya. Selain itu, apa saja

yang telah dilakukan partai politik di masa lalu berkontribusi dalam

pembentukan sebuah produk politik. Akhirnya, karakteristik atau ciri seorang

pemimpin atau kandidat memberikan citra, simbol, dan kredibilitas sebuah

produk politik (political product). 7

Hal yang dibangun oleh Ledia dan tim suksesnya dalam memasarkan

produk politik adalah dengan meyakinkan masyarakat tentang platform partai.

PKS yang bernafaskan islam menginspirasi tim sukses Ledia untuk membuat

wayang dakwah, suatu seni tradisional Jawa Barat yang dipadukan dengan

unsur religi yang menjadi nafas PKS.

6 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta, Erlangga:

2006), h. 61. 7 Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia: 2007), edisi I, h. 196.

Page 87: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

72

Hal berikutnya adalah past record (catatan tentang hal-hal yang dilakukan

di masa lampau). Sejumlah prestasi, advokasi dan upaya-upaya yang telah

Ledia maupun partainya lakukan ditonjolkan untuk membuktikan kinerjanya.

Media massa dan media sosial digunakan tim sukses Ledia untuk mempublish

informasi tentang kinerja yang telah Ledia lakukan. Menurut Ledia ini sebagai

salah satu bentuk pertanggungjawaban publik. Dan tentunya sebagai upaya

kampanye politik.8

Upaya-upaya yang dilakukan Ledia dan tim sukses merupakan rangkaian

upaya untuk menciptakan produk politik yang unggul dibandingkan para

pesaingnya. Dari upaya-upaya tersebut terbentuklah citra, simbol dan

kredibilitas sebuah produk politik.

3. Positioning Politik

Setelah dibuat pemetaan, tim melakukan proses selanjutnya yakni

diferensiasi dan positioning. Diferensiasi adalah membuat pembeda antara

produk yang kita miliki dengan produk lain. Sedangkan, Positioning adalah

pengaturan suatu produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda dan

diinginkan, relatif terhadap produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran. 9

Partai politik harus mampu menempatkan produk politik dan image politik

dalam benak masyarakat. Pemilih perlu selalu diingatkan mengenai partai

politik atau kandidat terkait. Dalam proses ini yang terpenting adalah

menciptakan agar image kandidat atau partai politik ada di mana-mana. Dalam

8 Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia: 2007), edisi I, h. 241-242. 9 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta, Erlangga:

2006), h. 61.

Page 88: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

73

hal ini tidak dilakukan “kejutan-positif, tetapi lebih menekankan kehadiran

kandidat dan partai politik di setiap permasalahan dan situasi. Di sini perlu

diciptakan kondisi yang menimbulkan dominasi image kandidat atau partai

politik. Sehingga image-nya lebih besar dan dominan dibandingkan dengan

image pesaing. Inilah yang penting dalam proses penciptaan image dominan.

Sebagai hasilnya, pemilih akan mengetahui dengan yakin apakah kandidat

atau partai politik bersangkutan selalu hadir di setiap permasalahan yang

dihadapi masyarakat. Semakin mereka ada di mana-mana, semakin berpotensi

pula akan dipilih. 10

Dalam upaya penanaman produk politik dan image politik, maka Ledia

dan tim membuat beberapa hal. Pertama, tim menggunakan saluran tatap

muka dan saluran media (dalam hal ini sosial media) untuk menanamkan

image kedekatan kepada publik. Kegiatan tatap muka seperti bank sampah,

seminar, silaturahim, pelatihan pemadam kebakaran, wayang dakwah, dan

lain-lain, Ledia berusaha masuk ke hati masyarakat dengan pendekatan-

pendekatan personal. Selain itu Ledia memanfaatkan sosial media untuk

menjangkau masyarakat yang lebih luas. Melalui account facebook Ledia

Hanifa Amaliah dan twitter @lediahanifa, ia bisa berbagi informasi, motivasi

dan berkomunikasi dengan biaya yang murah, cepat serta menembus ruang

dan waktu. Ledia masuk ke berbagai lapisan masyarakat, berbagai tempat dan

berbagai kondisi sehingga dari pendekatan-pendekatan itu masyarakat akan

10

Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia: 2007), edisi I, h. 241-242.

Page 89: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

74

menyimpan image Ledia sebagai pemimpin yang merakyat, sedia

mendengarkan aspirasi rakyat, dan mau memperjuangkan nasib rakyat.

Kedua, tim menanamkan image kedekatan hubungan dengan media. Tim

Ledia secara rutin mengirimkan artikel-artikel Ledia ke media dan

mengadakan media gathering. Implisit dari sebuah penelitian ditemukan

bahwa kita dapat membentuk opini publik melalui informasi yang kita

berikan. Ketika kekuatan politik ingin mendiskreditkan image politik lawan,

yang perlu dilakukan cukup dengan membanjiri informasi di media massa

dengan hal-hal buruk yang dilakukan lawan politik. Begitu juga sebaliknya,

ketika ingin membentuk image positif dari publik, cukup dengan membanjiri

media massa dengan hal-hal positif dari suatu partai atau kandidat.11

Ketiga, tim menanamkan image kerja nyata dengan rutin membuat news

letter tiap empat bulan sekali. Dalam news letter tersebut Ledia

menyampaikan laporan kerjanya selama menjabat anggota DPR RI periode

2009-2014. News letter dibagikan saat reses atau bisa diakses di situs

www.lediahanifa.com

Yang perlu dilakukan dalam kaitan ini adalah menjaga konsistensi image

politik. Strategi tebar pesona merupakan salah satu manifestasinya. Menjaga

image politik tentunya cenderung membuat seseorang harus bertindak

konservatif. Artinya, image politik yang sudah terbentuk cenderung terus

dilestarikan dan dijaga keberadaannya. Hal lain yang harus jadi perhatian

Ledia dan tim adalah terus menerus menjaga image kepada masyarakat

11

Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia: 2007), edisi I, h. 29.

Page 90: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

75

terkadang justru akan merugikan partai politik. Karena tidak selamanya kita

dapat memuaskan kepentingan semua pihak. Ledia dan tim harus lebih hati-

hati dalam bertindak maupun dalam mengambil keputusan. Jangan sampai

tindakan atau keputusan yang dibuat bertentangan dengan image yang selama

ini dibangun.12

Tujuan utama dari aktivitas positioning politik adalah untuk menjadikan

suatu organisasi dan para tokohnya sebagai pemimpin (leader) dalam benak

masyarakat. Menjadi leader hanya akan terwujud apabila benak dan pikiran

masyarakat secara luas mempersepsikan image yang positif mengenai suatu

partai politik dan kehadirannya benar-benar dirasakan. Dengan begitu, bentuk-

bentuk dukungan tidak diperoleh dari dataran elite politik belaka, melainkan

juga sampai ke masyarakat yang paling bawah sekalipun. Menjadi leader

berarti lebih menguasai benak masyarakat luas dibandingkan dengan pesaing-

pesaingnya. Tentunya hal ini tidak akan dapat dilakukan apabila tidak ada

aktivitas segmentasi dan positioning politik. 13

Upaya positioning Ledia yang dibangun selama ini melalui image-image

positif menghantarkan Ledia sebagai anggota DPR RI periode berikutnya.

Pada pemilu legislatif 2014 Ledia mengantongi 30.179 suara pada daerah

pemilihan Jawa Barat I. Hasil ini mengokohkan Ledia sebagai satu-satunya

wakil politisi perempuan dari PKS.14

12

Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia: 2007), edisi I, h. 242. 13

Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, h. 164. 14

Ini wakil Rakyat dari PKS artikel diakses pada 14 Mei 2014 dari

http://m.beritasatu.com/nasional/184121-inilah-wakil-rakyat-dari-pks.html

Page 91: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

76

Berikut ini saluran-saluran komunikasipolitik yang digunakan Ledia dan

tim suksesnya untuk mem-positioning-kan Ledia:

a. Saluran Tatap Muka

Saluran tatap muka merupakan saluran komunikasi politik yang menjadi

pilihan utama para kandidat dalam mendekati para pemilihnya. Saluran ini

dinilai dapat menciptakan kedekatan dengan masyarakat. Para kandidat bisa

bertemu, berbincang dan melihat secara langsung kondisi masyarakat.

Ketika ditunjuk sebagai calon anggota DPR RI periode 2014-2019, salah

satu hal yang dilakukan Ledia adalah melakukan sosialisasi. Ledia menyadari

pentingnya sosialisasi untuk memperkenalkan dirinya kepada masyarakat

sehingga ia rela keliling dari kampung ke kampung untuk bersosialisasi.

“Tidak mungkin seseorang akan memilih, orang-orang akan memilih kita jika

kita tidak pernah memperkenalkan diri kita pada orang,” ujar Ledia.

Sejumlah pertemuan dengan masyarakat kerap dimanfaatkan sebagai

momentum untuk mensosialisasikan dirinya sebagai salah satu kandidat.

Bahkan untuk mengokohkan basis dukungannya, Ledia dan tim suksesnya

gencar menggalang sosialisasi hingga tingkat kelurahan.

Dalam hal ini tim sukses memperbanyak kunjungan tatap muka. Karena

kunjungan tatap muka itu cenderung lebih mengena di hati masyarakat. Itulah

sebabnya tim lebih memperbanyak kunjungan tatap muka daripada memasang

iklan di televisi. Untuk mendukung kunjungan tatap muka tersebut tim

Page 92: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

77

menciptakan beberapa kegiatan yang lain dari caleg yang lain sehingga lebih

diingat lebih mudah masuk ke dalam memori anggota masyarakat.15

Keuntungan terpenting dari tatap muka adalah penanaman image positif

bagi Ledia dalam rangka positioning. Kehadirannnya di tengah masyarakat,

berdiskusi bersama masyarakat dan mendengarkan aspirasi masyarakat

melahirkan image kedekatan antara Ledia dan masyarakat.

Posisi ini sangat menguntungkan Ledia, karena dengan begitu ia mendapat

dukungan dari berbagai jaringan. Dukungan-dukungan itu datang dari kader,

geng motor, LSM dan ustadz atau kiai yang berasal dari eksternal.16

Jaringan-jaringan dan konstituen yang telah mendukungnya, ia jaga dan ia

rawat dengan melibatkan mereka dalam tim pemenangan Ledia. Selain itu

Ledia dan tim juga memanfaatkan jaringan-jaringan lain yang belum mereka

pegang. “Ada beberapa jaringan yang kita belum pernah berinterkasi

sebelumnya tapi dengan pemilu kali ini bahkan mereka di haier untuk

menyukseskan,” ujar Yudiyana.

Kedekatan Ledia dengan konstituen dan jaringan-jaringan yang ada

merupakan buah dari upaya selama lima tahun menjumpai berbagai lapisan

masyarakat. “Kader dari berbagai jenjang itu sudah sangat mengenal bu Ledia

bahkan masyarakat pun sudah banyak yang kenal bu Ledia. Tidak jarang kita

di lapangan, masih di perjalanan, ketemu (memanggil) bu Lediaaa. Anak-anak

kecil bahkan (memanggil juga) bu Lediaaa” jelas Yudiyana.

15

Wawancara pribadi dengan Yudiyana asisten pribadi di daerah pemilihan, Jakarta, 28

April 2014 16

Wawancara pribadi dengan Yudiyana asisten pribadi di daerah pemilihan, Jakarta, 28

April 2014

Page 93: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

78

Sosialisasi yang dilakukan Ledia sudah dilakukan semenjak ia menjabat

sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014. Selama lima tahun ia

mensosialisasikan diri ke masyarakat dengan menunjukkan kinerja selama

menjabat sebagai anggota dewan, salah satunya ialah mengadvokasi beberapa

program.

Berikut program-program yang berhasil diadvokasi17

:

1. Mendorong Kota Bandung dan Kota Cimahi menjadi pilot project

penerima Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di 14 Puskesmas.

2. Mendorong Kota Bandung dan Kota Cimahi termasuk dalam penerima

Program Keluarga Harapan bagi Rumah Tangga Sangat Miskin mulai

tahun 2013.

3. Mendorong Kota Bandung dan Kota Cimahi, menjadi penerima bantuan

KUBE Perkotaan mulai tahun 2013 setelah sebelumnya program KUBE

hanya berfokus pada KUBE pedesaan.

4. Mendorong revitalisasi KUA agar petugas KUA mendapat tambahan

insentif dan perlindungan hukum.

Pada kampanye 2014 Ledia lebih banyak menemui kaum perempuan,

mulai dari ibu-ibu pengajian, ibu-ibu posyandu, ibu-ibu PKK dan lain

sebagainya yang berada di kota Bandung dan kota Cimahi. Jenis-jenis

kegiatan tatap muka yang dilakukan pun banyak yang mengarah ke sisi

perempuan sehingga pemetaan pemilih Ledia pada pemilu legislatif 2014 jatuh

pada kaum perempuan.

17

Data diambil dari brosur kampanye Ledia Hanifa, Bandung, Maret 2014

Page 94: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

79

Hal yang cukup disayangkan jika Ledia dan tim suksesnya hanya berfokus

ke pemilih perempuan saja. Meski pada kenyataannya Ledia dan tim

suksesnya turut pula menjadikan pemilih pemula dan bapak-bapak sebagai

sasaran pemilih Ledia, namun ini bukanlah fokus utama mereka. Padahal

potensi pemilih pemula dan bapak-bapak cukup besar sehingga jika

dimanfaatkan dengan baik tidak menutup kemungkinan suara yang diperoleh

Ledia bisa lebih besar.

Kreativitas dan inovasi terlihat jelas dalam kampanye Ledia. Ia memang

memberikan kebebasan kepada tim suksesnya untuk berkreativitas dalam pileg

kali ini. Ide-ide, masukan-masukan semua ditampung dan didiskusikan

bersama. Kendati demikian terkait langkah-langkah besar yang harus diambil

tim nya, Ledia yang memberikan arahan langsung. Sedangkan teknis di

lapangan, tim suksesnya yang mengeksekusi. Dengan demikian terciptalah

harmonisasi yang baik dalam proses kreativitas dirinya maupun tim

suksesnya. 18

Pemetaan tatap muka sebagai saluran komunikasi politik, diantaranya:

1. Pagelaran wayang dakwah

2. Pelatihan pemadam kebakaran

3. Bank sampah

4. Seminar-seminar

5. Silaturahim

18

Wawancara pribadi dengan Ledia Hanifa Amaliah, Bandung 29 Maret 2014

Page 95: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

80

Tabel 2

Kegiatan Tatap Muka dan Sosialisasi Ledia

14 Maret 2014 – 1 April 201419

Tanggal Kegiatan Tempat Peserta

9 Februari

2014

Wayang dakwah Kelurahan

Ciumbuleuit

Kecamatan Cidadap

Masyarakat

15 Februari

2014

Wayang dakwah Kelurahan Ledeng

Kecamatan Cidadap

Masyarakat

16 Februari

2014

Wayang dakwah Kelurahan

Hegarmanah

Kecamatan Cidadap

Masyarakat

22 Februari

2014

Wayang dakwah Kelurahan Dago

Kecamatan Coblong

Masyarakat

23 Februari

2014

Wayang dakwah Kelurahan Cipaganti

Kecamatan Coblong

Masyarakat

1 Maret 2014 Wayang dakwah Kelurahan Lebak

Siliwangi

Kecamatan Coblong

Masyarakat

2 Maret 2014 Wayang dakwah Kelurahan Cigadung

Kecamatan

Cibeunying Kaler

Masyarakat

8 Maret 2014 Wayang dakwah Kelurahan

Tamansari

Kecamatan Bandung

Wetan

Masyarakat

9 Maret 2014 Wayang dakwah Kelurahan Kebon

Pisang Kecamatan

Masyarakat

19

Yudiyana, data diolah dari data internal tim sukses Ledia Hanifa Amaliah bidang

daerah pemilihan.

Page 96: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

81

Sumur Bandung

14 Maret 2014 Silaturahim Cimahi Ibu-ibu

Majelis Ta’lim

15 Maret 2014 Wayang dakwah Kelurahan Derwati

Kecamatan Buah

Batu

Masyarakat

16 Maret 2014 Wayang dakwah Kecamatan Cimahi

Utara

Masyarakat

22 Maret 2014 Sarasehan

Perempuan Jawa

Barat

Universitas Islam

Bandung

Mahasiswa/I

Universitas

Islam

Bandung

23 Maret 2014 Seminar Parenting

Wayang dakwah

Yayasan Pondok

Iqro

Kelurahan

Ciumbuleuit

Kecamatan Cidadap

Orang tua

siswa PAUD

Masyarakat

24 Maret 2014 Senam Bersama

Seminar Smart

Parent for Smart

Childern

Pelatihan Saksi

Pemilu

Jl. Sukabumi

Jl. Rahayu No. 56

Cijambe

Mandalajati

Komunitas

Senam

Masyarakat

Saksi

25 Maret 2014 Kampanye Terbuka

Silaturahim

Silaturahim

Lapangan Tegalega

Jl. Kerkof Cimahi

Jl. Cipamokolan,

Ampera

Kader dan

Simpatisan

Masyarakat

Masyarakat

26 Maret 2014 Seminar “Ibu Gedung Rabbani Jl. Kader

Page 97: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

82

Mengabdi”

Pelatihan Pemadam

Kebakaran

Dipati Ukur

RW 3 Kelurahan

Sedang Serang

Kecamatan Coblong

Posyandu Se

Kota Bandung

Masyarakat

27 Maret 2014 Workshop Bank

Sampah

Seminar Ketahanan

Keluarga

Silaturahim

Silaturahim

Kecamatan

Rancasari

Komplek Priangan

MTC Soekarno

Hatta

RM. Ampera Soetta

Jl. Mengger

Masyarakat

Masyarakat

Tokoh

Masyarakat

Masyarakat

28 Maret 2014 Pelatihan Pemadam

Kebakaran

RW 1 Kelurahan

Sadang Serang

Masyarakat

29 Maret 2014 Kampanye Rapat

Umum

Wayang Dakwah

Rapat

Lapangan Lodaya

Kelurahan

Ciumbuleuit

Kecamatan Cidadap

Jakarta

Kader dan

Simpatisan

Masyarakat

30 Maret 2014 Wayang dakwah Kelurahan Ledeng

Kecamatan Cidadap

Masyarakat

31 Maret 2014 Reuni Akbar

Seminar Bahasa

Sunda

Silaturahim

Silaturahim

Leuwi Gajah,

Cimahi

Gedung IPHI Jl.

Purwakarta

Jl. Babakan Asih

Jl. Babakan Irigasi

Orang tua

siswa PAUD

Guru-guru

PAUD

Masyarakat

Masyarakat

1 April 2014 Sarasehan Kementerian

Page 98: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

83

Silaturahim

Silaturahim

Jl. Braga

RM. Ampera Soetta

Sosial, Dinas

Sosial

Provinsi dan

Kota dengan

Pendamping

PKH Se-Kota

Bandung dan

Cimahi

Masyarakat

Orang tua

siswa Dhuafa

Binaan

Yayasan

Infinitum

3 April Pelatihan Pemadam

Kebakaran

RT 4-5 Kelurahan

Dago Kecamatan

Coblong

Masyarakat

4 April Pelatihan Pemadam

Kebakaran

RT 1-3 RW 8

Kelurahan Dago

Kecamatan Coblong

5 April 2014 Pelatihan Pemadam

Kebakaran

Wayang dakwah

RW 10 Kelurahan

Dago Kecamatan

Coblong

Kelurahan

Ciumbuleuit

Kecamatan Cidadap

Masyarakat

Masyarakat

6 April 2014 Wayang dakwah Kelurahan Dago

Kecamatan Coblong

Masyarakat

Sumber: data internal tim sukses Ledia Hanifa Amaliah tahun 2014

Page 99: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

84

Tabel 3

Peringkat Kegiatan Tatap Muka Ledia Hanifa

9 Februari – 6 April 2014

No Kegiatan Jumlah

Tatap Muka

1 Wayang Dakwah 16 kali

2 Silaturahim 9 kali

3 Seminar 7 kali

4 Pelatihan Pemadam Kebakaran 5 kali

5 Kampanye Rapat Umum 2 kali

6 Pelatihan Saksi 1 kali

7 Bank Sampah 1 kali

8 Senam 1 kali

Wayang dakwah menjadi saluran tatap muka yang sering digunakan Ledia dan

tim suksesnya. Wayang dakwah ini merupakan salah satu bentuk kreativitas tim

sukses Ledia dalam menyikapi persiangan pileg kali ini. Menurut perempuan

berkacamata ini, “ketika ada yang mengusulkan untuk membuat sesuatu yang baru

dan ternyata memungkinkan maka tidak ada salahnya di jalankan dan terbukti

hingga saat ini masih dijalankan.”20

20

Wawancara pribadi dengan Ledia Hanifa Amaliah, Bandung 29 Maret 2014

Page 100: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

85

Pertunjukan Wayang Dakwah

Gambar 1.1

Sumber: account twitter @lediahanifa

Ledia bersama Dalang dan Kru Wayang Dakwah

Gambar 1.2

Sumber: account twitter @lediahanifa

Wayang dakwah menceritakan sosok perempuan berkerudung dan

berkacamata. Sosok ini merepresentasikan Ledia hanifa yang berkerudung dan

berkacamata. Dalam setiap pagelarannya, sosok ini menyampaikan informasi

Page 101: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

86

atau memberikan sosialisasi dari program-program pemerintah khususnya

yang berkaitan dengan jabatan Ledia sebagai wakil ketua komisi VIII DPR RI.

Sesekali sosok ini mempromosikan diri sebagai caleg yang akan kembali

berlaga pada pileg 2014. Selain itu, karena ini merupakan wayang dakwah

maka ada pula unsur dakwahnya. 21

Durasi penayangan pagelaran wayang dakwah antara 30 menit sampai 2

jam. Bisa lebih dari itu jika Ledia hadir dalam pagelaran, karena di situ akan

ada tanya jawab antara Ledia dan masyarakat yang hadir pada pagelaran

wayang dakwah tersebut. Namun jika Ledia tidak dapat hadir, pagelaran akan

tetap berjalan karena ada dalang tetap dan tim yang memandu acara tersebut.22

Wayang dakwah sebagai salah satu bentuk saluran komunikasi politik

Ledia selama kampaye pun tak lepas dari positioning. Positioning yang

dilakukan Ledia dan tim dalam wayang dakwah adalah dengan memunculkan

image kedekatan Ledia pada masyarakat yang bisa bertanya secara langsung

kepada Ledia mengenai kebijakan atau hal-hal yang berhubungan dengan

kewenangannya sebagai anggota DPR RI. Selain itu kedekatan lain yang

ditimbulkan dari pagelaran wayang dakwah adalah kedekatan Ledia pada

kebudayaan lokal Jawa Barat khususnya Kota Bandung dan Kota Cimahi.

Image-image yang dibangun tersebut mengendap ke dalam benak

masyarakat dan menjadi identitas dari Ledia, hal itu disebut dengan

positioning. Keberhasilan seorang kandidat dalam mem-positioning-kan

21

Eli Siti Wasilah, Sapa Warga dengan Wayang Dakwah, artikel media dalam harian

Galamedia, Bandung, 20 Maret 2014. 22

Eli Siti Wasilah, Sapa Warga dengan Wayang Dakwah, artikel media dalam harian

Galamedia, Bandung, 20 Maret 2014.

Page 102: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

87

dirinya akan memudahkan masyarakat dalam mengenali calon-calon kandidat

bersaing dalam pemilu legislatif 2014.

Strategi positioning politik merupakan hal penting yang harus dilakukan

organisasi politik karena beberapa hal. Pertama, strategi positioning politik

akan membantu calon pemilih dalam menentukan siapa yang akan dipilih.

Kejelasan positioning politik akan memudahkan pemilih dalam

mengidentifikasi suatu partai politik, sekaligus membedakannya dengan

organisasi politik lainnya. Kedua, positioning politik yang jelas juga

membantu anggota partai politik itu sendiri dalam membentuk identitas

mereka. Ketiga, positioning yang jelas juga akan membantu penyusunan

straegi dalam approach mereka ke masyarakat. Keempat, positioning yang

jelas juga akan membantu dalam mengarahkan jenis sumber daya politik apa

yang dibutuhkan. 23

Upaya positioning politik yang dilakukan Ledia selama menjabat sebagai

anggota dewan periode 2009-2014 melalui saluran tatap muka dengan cara

menciptakan image kedekatan dengan masyarakat. Image positif yang

terbentuk tadi akan tersimpan dalam benak masyarakat sehingga masyarakat

dengan mudah mendiferensiasi Ledia dengan anggota-anggota dewan atau pun

calon-calon anggota legislatif lainnya.

Image dan positioning yang dibangun merupakan rangkaian dari proses

marketing politik. Bukanlah hal yang aneh jika marketing politik menjadi

ramai diperbincangkan dan dipakai, terlebih dalam tahun politik. Suatu

23

Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia: 2007), edisi I, h. 125.

Page 103: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

88

keuntungan jika seorang kandidat bisa menggunakan marketing politik dengan

baik sedangkan lawan politiknya belum menggunakannya.

Adapun tugas penting dari seorang kandidat dan tim sukses adalah jangan

pernah merasa puas dan terlena dengan image positif yang selama ini melekat.

Image yang terus menerus digunakan bisa saja menjadi kendala bagi kandidat

itu sendiri terlebih jika image yang dibuat tak sejalan dengan realita kehidupan

kandidat yang imagenya dibuat tadi.

Image yang dibuat dalam upaya positioning dalam praktek marketing

politik seorang kandidat hendaknya dibuat apa adanya sesuai dengan realitas

yang terjadi. Jangan sampai image yang dibangun penuh dengan pencitraan

semata yang jauh dari realitas yang sebenarnya. Mengingat bahwa image ini

akan di-positioning-kan ke dalam benak khalayak khususnya para pemilih

maka bangunlah image yang memang menggambarkan kredibilitas dan

reputasinya.

Selain hal tersebut di atas, yang perlu menjadi perhatian serius Ledia dan

tim suksesnya adalah terkait caleg incumbent. Sebagai caleg incumbent

tentunya akan lebih diuntungkan dibandingkan caleg-caleg pemula. Namun

yang perlu disadari bahwa sebagai caleg incumbent justru “rentan” melakukan

pelanggaran terakait wewenangnya sebagai incumbent. Ini yang turut pula

dialami oleh caleg-caleg incumbent lainnya. Mengingat mereka masih

menjabat sebagai wakil rakyat, maka jangan sampai dalam kampanyenya

melanggar hak-hak rakyat seperti menggunakan fasilitas-fasilitas yang

diberikan sebagai wakil rakyat, memanfaatkan jabatan dan lain sebagainya.

Page 104: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

89

b. Saluran Media Massa

Saluran media massa adalah saluran yang penting dalam sebuah

komunikasi politik. Media massa selalu mempunyai peranan tertentu dalam

menyalurkan pesan, informasi, dan political content di tengah masyarakat.

Serta sangat terkait akan pembentukan opini publik. 24

Dengan kemampuannya untuk menjangkau massa dalam jumlah yang

cukup besar, informasi dari media massa akan dapat menembus populasi yang

besar pula. Sementara ini penelitian dalam komunikasi, psikologi dan

sosiologi menyatakan bahwa cara pandang manusia akan sangat ditentukan

oleh jenis dan volume informasi yang mereka terima. Implisit dari penelitian-

penelitian ini adalah bahwa kita dapat membentuk opini publik melalui

informasi yang kita berikan. Ketika kekuatan politik ingin mendiskreditkan

image politik lawan, yang perlu dilakukan sudah cukup dengan membanjiri

informasi di media massa dengan hal-hal buruk yang dilakukan lawan politik.

Begitu juga sebaliknya, ketika ingin membentuk image positif dari publik,

cukup dengan membanjiri media massa dengan hal-hal positif dari suatu partai

atau kandidat. 25

Sadar akan peran penting media dalam proses marketing politik maka

Ledia dan tim tidak mau menyianyiakan kesempatan ini. Berbagai media

mulai dari cetak, elektronik, hingga media sosial mereka gunakan. Media-

24

Misliyah, Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan Mochtar Muhammad-

Rahmat Efendi (MuRah) dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013, (Jakarta, FIDKOM

UIN:2010), h. 34. 25

Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia: 2007), edisi I, h. 29.

Page 105: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

90

media tersebut menjadi sarana Ledia untuk mem-positioning-kan dirinya

secara lebih luas.

Jika positioning yang dibangun Ledia dan tim sukses melalui saluran tatap

muka dianggap lebih tepat karena menyasar secara dekat dan personal ke hati

masyarakat maka positioning melalui media dilakukan untuk menyasar lebih

banyak orang, yang mampu menembus ruang dan waktu.

Positioning yang dilakukan melalui media adalah dengan menanamkan

kedekatan hubungan dengan media lokal maupun nasional. Upaya tersebut

telah dilakukan sejak lama. Menurut Fera, asisten pribadi Ledia bidang media,

“sejak 2009 hingga 2014 sudah nyicil, menjaga hubungan dengan media

dengan cara media gathering selalu setiap reses. Kemudian juga secara rutin

kalau ada kasus atau ada isu atau ada satu tanggapan yang perlu kita tanggapi,

kita kirim release. Kemudian juga dengan ibu bawa news letter,

pertanggungjawaban publik itu kan tidak hanya dibagi kepada masyarakat

tetapi juga kepada media.” 26

Apa yang dilakukan Ledia dan tim suksesnya dalam rangka mengokohkan

posisi Ledia di mata publik. “Jadi dengan nyicil seperti itu ya sudah terbangun

brand image bu Ledia. Sudah juga terwakili pertanggungjawaban publiknya.

Sudah juga dibangun hubungan kemediaannya. Sehingga boleh dibilang yang

dilakukan sebelum kampanye adalah bahan dasar untuk mendorong lebih aktif

saja ketika pemilu.” Jelas Fera.

26

Wawancara pribadi dengan Zirlyfera Jamil asisten pribadi bidang media, Jakarta 16

April 2014

Page 106: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

91

Meskipun media memiliki peranan yang penting dalam kampanyenya

namun Ledia tidak pernah memasang iklan di media massa, baik koran, radio

maupun televisi. “saya memanfaatkan media tv itu ketika diminta untuk

menjadi misalnya narasumber” tutur Ledia. 27

Hal senada diungkapkan pula oleh asistennya, “untuk akhir-akhir ini kira-

kira tahun terakhir lah ya sampai mendekati hingga mendekati pemilu ibu

justru cukup sering tampil di tv. Bukan karena kita yang minta malah, tapi

justru karena permintaan dan undangan dari mereka.” Ujar Fera. Begitu pula

yang terjadi di radio maupun koran. Itu semua undangan atau permintaan dari

pihak medianya. 28

Penempatan image yang dibentuk tim media Ledia telah menghantarkan

Ledia pada positioning yang menguntungkan. Menjaga hubungan baik dengan

media yang telah dibangun sejak lama membuat para awak media mengenal

sosok Ledia. Para awak media mulai sering meminta Ledia sebagai

narasumber atau menjadikannya influencer (referensi komunikasi). inilah

brand image yang berhasil dibentuk tim media Ledia.

Adapun untuk sosial media dan online, Ledia mengaku semenjak menjadi

anggota DPR RI ia rutin menghidupkan news letter rutin tiap empat bulan

sekali, website, facebook dan twitter.29

“Sejak awal saya menjadi anggota

dewan 2009-2014 saya menghidupkan website, news letter rutin. Artinya ada

tidak adanya kampanye harus melaporkan ke masyarakat. Jadi relatif

27

Wawancara pribadi dengan Ledia Hanifa Amaliah, Bandung 29 Maret 2014 28

Wawancara pribadi dengan Zirlyfera Jamil asisten pribadi bidang media, Jakarta 16

April 2014 29

Wawancara pribadi dengan Ledia Hanifa Amaliah, Bandung 29 Maret 2014

Page 107: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

92

sebetulnya masyarakat juga sudah banyak tahu tentang apa saja kiprah saya.

Itu juga salah satu bahan untuk komunikasi dengan masyarakat. Meskipun

anda tidak memilih saya pada saat itu tapi saya sudah melakukan ini ini ini

gitu” jelas Ledia. 30

Marketing politik yang dilakukan melalui media selain untuk menjalin

kedekatan dengan berbagai media lokal dan nasional, juga diperuntukan

sebagai bentuk pertanggungjawaban publik terhadap amanah yang dititipkan

kepadanya. Di mana ia bisa melaporkan kinerjanya selama menjabat sebagai

anggota DPR RI periode 20014-2019. Image kerja nyata inilah yang

digunakan tim media Ledia untuk mem-positioning-kan Ledia.

Terkait dengan pengelolaan media, Ledia menyerahkan pengelolaannya

pada tim. Namun, ada pula account yang ia kelola sendiri seperti facebook dan

twitter. “Jadi kalau misalnya (media sosial) apalagi kayak twitter, twtitter itu

kan beliau (Ledia) sendiri yang pegang. Jadi karena beliau sendiri yang

pegang jadi ya dia ada info, ada kejadian, ada peristiwa, dia langsung

update”papar Fera. Sedangkan untuk konten dari informasi apapun yang di-

share ke publik maka itu semua telah melewati proses acc dari Ledia.31

Aktivitas Ledia di media sosial miliknya sangat beragam. Mulai dari

menshare informasi dan mensosialisasikan kebijakan terkait posisinya di

komisi VIII, berkampanye saat musim kampanye atau sekedar menyapa

followernya di twitter. Selain itu, secara kuantitas, media sosial twitter dan

30

Wawancara pribadi dengan Ledia Hanifa Amaliah, Bandung 29 Maret 2014 31

Wawancara pribadi dengan Zirlyfera Jamil asisten pribadi bidang media, Jakarta 16

April 2014

Page 108: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

93

facebook menjadi media yang paling sering digunakan karena memiliki

tingkat updating yang tinggi. 32

Tabel 4

Penampilan Ledia di Radio Lokal dan Nasional masa Pra Kampanye

Mei 2011 - Januari 2013

No Stasiun Radio Tanggal, Bulan, Tahun Keterangan

1 Sindo Radio

Jakarta

20 April 2012 Narasumber

2 Lita FM Bandung 27 April 2012 Narasumber

3 Radio Dakta 26 Desember 2012 Narasumber

4 Cosmo FM

Bandung

Desember 2012 Narasumber

Sumber: data internal tim sukses Ledia Hanifa Amaliah bidang media

Marketing politik yang dibangun Ledia dan tim suksesnya ketika masih

menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014. Ledia mengisi acara

dibeberapa radio lokal dan nasional sebagai narasumber. Secara tidak langsung,

para pendengar sedang diperkenalkan dengan sosok Ledia dan jika intensitasnya

tinggi maka bisa jadi mulai terbentuk positioning untuk Ledia.

Tabel 5

Artikel Ledia di Harian Nasional masa Pra Kampanye

Juni 2011-Juni 2013

No Media Tanggal, Bulan, Tahun Judul Artikel

1 Republika Juni 2011 Crisis Center TKI

2 Pikiran Rakyat Juni 2011 Mengukuhkan Keluarga

Indonesia

32

Wawancara pribadi dengan Zirlyfera Jamil asisten pribadi bidang media, Jakarta 16

April 2014

Page 109: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

94

3 Rakyat Merdeka Desember 2011 Ibu Berdaya yang

Melawan Kemiskinan

4 Republika April 2012 Perempuan Menuntut

Parpol

5 Republika 21 Juli 2012 Mengatasi Problem

Pekerja Anak

6 Pikiran Rakyat 22 Juli 2012 Mendidik dalam

Menghukum

7 Republika Agustus 2012 Kompetisi di Dunia Halal

8 Republika Oktober 2012 Mengkaji Kemampuan

Berhaji

9 Pikiran Rakyat November 2012 Mengevaluasi

Kemampuan Berhaji

10 Republika April 2013 Membentuk Perempuan

Berkualitas

11 Pikiran Rakyat April 2013 Bersama Mengayomi

Perempuan

12 Republika April 2013 Revolusi

Penyelenggaraan Haji

13 Republika Juni 2013 Menyongsong Indonesia

Bangkit

Sumber: data internal tim sukses Ledia Hanifa Amaliah bidang media

Tabel 6

Artikel Ledia Hanifa di Majalah masa Pra Kampanye

November 2011 - Desember 2013

No Media Tanggal, Bulan, Tahun Judul Artikel

1 Majalah Gontor Agustus 2012 Tentang RUU JPH

(Jaminan Produk Halal)

2 Majalah Gontor April 2013 Tentang RUU KKG

Page 110: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

95

3 Majalah Suara

Hidayatullah

April 2013 Tentang RUU JPH

(Jaminan Produk Halal)

4 Majalah Sindo

Weekly

Desember 2013 Tentang RUU JPH

(Jaminan Produk Halal)

Sumber: data internal tim sukses Ledia Hanifa Amaliah bidang media

Biasanya Ledia menulis artikel permasalahan di komisi ataupun menanggapi

permasalahan yang sedang ramai diperbincangkan. Setelah artikel dibuat, tim

media Ledia mengirimkannya ke media lokal maupun nasional melalui siaran

pers. Hal semacam itu memang rutin dilakukan oleh tim media Ledia. Ledia dan

tim berusaha menciptakan image kedekatan dengan media sehingga dengan

mudah terbentuk positioning untuk Ledia.

Hubungan yang sudah terjalin sejak lama dengan media menghasilkan dampak

baik bagi Ledia. Menurut Fera, “saya melihatnya tadi karena kita sudah

membangun kata saya tadi menyicil brand image dari awal sehingga akhirnya

mereka banyak tahu. Oh bu Ledia ini, itu loh yang komisi VIII. Oh itu kan yang

bahan anak, perempuan, agama. Oh berarti kalau ada perlu apa-apa mereka ya ke

sini. Ya jadi akhirnya karena kita sudah membangun itu orang pakai (red:

memanggil Ledia).” 33

Tabel 7

Penggunaan Media Masa pada Kampanye Terbuka

20 Maret 2014 – April 2014

No Media Tanggal, Bulan, Tahun Tema

1 Global TV 20 Maret 2014 Debat Kandidat

2 Metro TV Maret 2014 Pemilu

33

Wawancara pribadi dengan Zirlyfera Jamil asisten pribadi bidang media, Jakarta 16

April 2014

Page 111: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

96

3 TV One 26 Maret 2014 Memahami Jaminan

Sosial Nasional

4 O’channel TV April 2014 Pemilih Pemula

5 Harian Gala

Media Bandung

28 Maret 2014 Sapa Warga dengan

Wayang Dakwah

6 MQ FM Bandung Februari 2014 Narasumber

7 68H Jakarta Maret 2014 Narasumber

Sumber: data internal tim sukses Ledia Hanifa Amaliah bidang media

Memasuki masa kampanye, Ledia lebih sering terlihat tampil di media

elektronik. Kehadirannya bukan karena iklan politik yang secara khusus dibuat

oleh Ledia maupun tim sukses tetapi kehadirannya di media elektronik dalam

rangka sebagai narasumber yang diundang oleh media.

Akhmad Danial (2009) mengutip pendapat Holtz-Bacha dan Kaid bahwa

berita merupakan salah satu strategi marketing politik yang bisa dilakukan secara

gratis, dalam arti memanfaatkan liputan reguler media terhadap kegiatan partai

atau kandidat politik. Namun, aktor politik tak bisa memengaruhi kapan, seberapa

panjang, dan bagaimana peristiwa politik itu diliput media. Strategi pemasaran

gratis lewat berita politik ini bukan berarti tanpa risiko. Dengan hilangnya

intervensi aktor politik terhadap suatu isi liputan berita, maka boleh jadi, partai

poltitik atau sang kandidat dapat tersaandung berita negatif, maka departemen

komunikasi harus dengan cepat menghitung kerusakan potensial yang diakibatkan

dari pemberitaan negatif tersebut. Dalam hal ini, partai politik perlu waspada

dengan sirkulasi informasi yang mereka katakan pada media. 34

34

Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar,

(Bogor, Ghalia Indonesia: 2013), cet 1. H. 41.

Page 112: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

97

Gambar 2.1

Sosialisasi Komisi VIII melalui account twitter @lediahanifa

Gambar 2.2

Kampanye politik Ledia Hanifa melalui account twitter @lediahanifa

Rupanya Ledia dan tim suksesnya benar-benar ingin memanfaatkan media

dari segala lini. Pun dengan perkembangan yang tak terbendung dari sosial media.

Kecepatan, ketepatan, harga murah dan beragam keuntungan lainnya menjadi

pilihan favorit para aleg maupun caleg untuk melakukan marketing politiknya.

Selain media-media tersebut di atas, Ledia dan tim suksesnya juga membuat

spanduk, sticker, banner dan lain sebagainya. Itu sama seperti tahun yang lalu.

Page 113: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

98

Hanya saja kali ini kesadarannya lebih baik. Jadi sticker dicetak tidak terlalu

banyak, sedikit saja. Itu dilakukan karna sticker itu akan menjadi sampah yang

mengganggu tembok-tembok orang. Kemudian banner juga tahun ini tidak

dipasang di pohon sebagaimana kesadaran umum saat ini. Spanduk juga sedikit

sekali hanya buat 30 buah spanduk.

Kampanye politik lewat media lini bawah (belowline media) hampir

digunakan oleh semua partai politik karena cost yang dikeluarkan tak sebesar

anggaran belanja iklan di televisi, radio, dan koran. Selain murah, media lini

bawah lebih bersifat personal sehingga proses propaganda dan persuasif dari

partai politik langsung mengenai sasaran individu.35

Tim sukses Ledia menjadikan kinerja Ledia sebagai caleg incumbent dan

keberpihakan Ledia terhadap isu-isu kemasyarakatan sebagai senjata mereka

dalam melakukan marketing politik. Tim berhasil menjadikan kredibilitas dan

reputasi sebagai positioning Ledia dalam marketing politik.

Informasi tentang Ledia yang disampaikan oleh media massa telah membuat

kesan dibenak khalayak tentang dirinya. Kesan tersebut melahirkan image bagi

Ledia yang tertanam dalam kognitif khalayak. Sehingga khalayak dengan mudah

membedakan ciri yang terdapat dalam diri Ledia dengan kandidat yang lain. Hal

itu tentu menguntungkan Ledia sebagai caleg. Karena dengan begitu peluang

keterpilihannya kembali sebagai anggota DPR RI semakin terbuka lebar.

Pemetaan media massa sebagai saluran komunikasi politik pada sektor

elektronik dan media cetak nasional serta lokal, diantaranya:

35

Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar,

(Bogor, Ghalia Indonesia: 2013), cet 1. H. 42.

Page 114: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

99

Tabel 8

Pemetaan Media Berdasarkan Jenis Media36

Media Massa Media

Sosial Koran Majalah Radio Televisi

Pikiran

Rakyat

Sindo

Weekly

DAKTA TV One Facebook

Republika Gontor Cosmo Global TV Twitter

Rakyat

Merdeka

Suara

Hidayatullah

MQ FM Metro TV Website

Gala Media Sindo Radio O’Channel

TV

News letter

Lita FM

68H Jakarta

Sumber: data internal tim sukses Ledia Hanifa Amaliah bidang media

Tim tidak melakukan pemetaan secara khusus terhadap media-media yang ada

apalagi sampai memilah-milahnya. Yang dilakukan tim adalah membaginya ke

dalam dua garis besar yakni media yang concern di daerah pemilihan dan media

nasional. Sehingga apabila Ledia ingin menjaga hubungan dengan media maka

tim akan mengarahkannya kepada media yang concern di daerah pemilihan dan

media nasional.

Tabel 9

Pemetaan Media berdasarkan Wilayah

Media Elektronik Media Cetak

Nasional Lokal Nasional Lokal

Global Tv

TV One

MQFM

Lita FM

Pikiran Rakyat

Republika

Gala Media

Gontor

36

Zirlyfera Jamil data diolah dari data internal tim sukses bidang media, Ledia Hanifa

Amaliah

Page 115: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

100

Metro TV

O’Channel

Radio DAKTA

Sindo Radio

Radio 68H

Jakarta

Cosmo Radio Rakyat Merdeka

Sindo Weekly

Suara

Hidayatullah

Sumber: data internal tim sukses Ledia Hanifa Amaliah bidang media

Tim media Ledia tidak secara khusus melakukan pemetaan terhadap media.

Mereka hanya membuat pemetaan secara garis besar yakni media nasional dan

media lokal. Dari media nasional dan lokal, dibagi lagi ke dalam media cetak dan

elektronik. Dan seperti itulah pemetaan yang dilakukan oleh tim media Ledia.

Dengan pemetaan media seperti itu, tim media menjadi lebih fokus untuk

menjalin hubungan dengan media cetak dan elektronik yang ada di nasional

ataupun lokal.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Marketing Politik Ledia Hanifa

Pemilihan umum legislatif yang terjadi pada 9 April 2014, mengantarkan

Ledia untuk maju kembali sebagai anggota legislatif periode 2014-2019. Ledia

menjadi satu-satunya wakil politisi perempuan PKS yang melenggang ke DPR RI

dengan mengantongi 30.179 suara.37

Jika melihat kembali perolehan suara Ledia

pada pemilu 2009, maka terlihat peningkatan suara yang diperoleh Ledia yang

saat itu hanya mengantongi 28.228 suara sah. 38

Keterpilihannya kembali merupakan akumulasi dari strategi kampanye yang

matang dan marketing politik yang tepat.

37

Ini wakil Rakyat dari PKS artikel diakses pada 14 Mei 2014 dari

http://m.beritasatu.com/nasional/184121-inilah-wakil-rakyat-dari-pks.html 38

Data tersebut diambil pada tanggal 10 Januari 2014 dari

http://mediacenter.kpu.go.id

Page 116: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

101

Adapaun faktor-faktor pendukung kemenangan Ledia pada pemilu legislatif

2014 adalah:

1. Keberhasilan Ledia dan tim dalam menerapkan marketing politik yang

dibangunnya semenjak ia menjabat sebagai anggota legislatif periode

2009-2014. Selama lima tahun ia dan tim menjaga konstituennya dengan

baik melalui dua saluran komunikasi politik yakni saluran tatap muka dan

saluran media. Penjagaan tersebut rupanya tidak hanya mengena kepada

konstituennya saja namun masyarakat luas pada umumnya. 39

2. Ledia memiliki jaringan yang luas. Ini merupakan salah satu buah dari

marketing politik yang ia lakukan. Dengan semakin banyaknya jaringan

yang ia miliki maka semakin banyak pula dukungan-dukungan yang ia

peroleh. Maka tak heran jika ada kelompok-kelompok tertentu yang

dengan sukarela dan terang-terangan menyatakan dukungan kepadanya. 40

3. Popularitas yang dimiliki Ledia. Hal tersebut menjadi wajar mengingat

kapasitas Ledia sebagai caleg incumbent pada periode 2009-2014. Dan

selama ia menjabat sebagai anggota legislatif, ia terjun langsung ke

masyarakat untuk mensosialisasikan program-program di komisi VIII.

Selain itu ia juga terpilih sebagai salah satu anggota DPR yang menjadi

39

Wawancara pribadi dengan Yudiyana asisten pribadi di daerah pemilihan, Jakarta, 28

April 2014 dan Zirlyfera Jamil asisten pribadi bidang media, Jakarta 16 April 2014. 40

Wawancara pribadi dengan Zirlyfera Jamil asisten pribadi bidang media, Jakarta 16

April 2014.

Page 117: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

102

influencers dalam survei yang diselenggarakan Lembaga Riset dan

Konsultasi Ovolution Indonesia selama Desember 2010-Januari 2011.41

4. Faktor lainnya adalah Ledia memiliki finansial yang baik untuk menopang

kampanyenya. Tentunya hal ini sangat disyukuri oleh tim karena dengan

demikian tim memiliki keleluasaan untuk berkreativitas.42

Adapun faktor yang menghambat Ledia pada pemilu legislatif 2014 adalah:

1. Badai yang menimpa PKS sebagai partai afiliasi Ledia menjadikan

perjuangannya untuk meraih dukungan terasa cukup berat. Ini menjadi

pekerjaan rumah yang cukup sulit bagi Ledia dan tim suksesnya. Ledia

dan tim harus berjuang keras mengembalikan kepercayaan publik terhadap

partainya dan mau tetap memberikan dukungan kepadanya. 43

2. Money politic yang semakin vulgar dan merajalela. Ini bukan hanya

pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Ledia dan tim saja, melainkan

menjadi pekerjaan bersama politisi-politisi lain yang turut bersaing. Money

politic benar-benar menggempur upaya-upaya jujur yang hendak Ledia

lakukan. Kerja keras dan kerja nyata yang dibangun Ledia seakan terhapus

oleh money politic yang dilakukan oleh politisi-politisi yang hanya

berorientasi kekuasaan. 44

41

Syahid Latif dan Ajeng Mustika Triyanti, Survei Soal Kompetensi Anggota DPR,

artikel di akses pada 22 Mei 2014 dari http://m.news.viva.co.id/news/read/207970-survei--fraksi-

golkar-dpr-paling-kompeten 42

Wawancara pribadi dengan Yudiyana asisten pribadi di daerah pemilihan, Jakarta, 28

April 2014 43

Wawancara pribadi dengan Yudiyana asisten pribadi di daerah pemilihan, Jakarta, 28

April 2014 44

Wawancara pribadi dengan Yudiyana asisten pribadi di daerah pemilihan, Jakarta, 28

April 2014

Page 118: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kegiatan marketing politik Ledia Hanifa Amaliah menggunakan konsep

pasar politik, produk politik dan positioning politik melalui dua saluran

komunikasi politik, yakni saluran tatap muka dan saluran media. Upaya

positioning yang dibangun Ledia dan tim sukses dengan cara menanamkan

image kedekatan dengan masyarakat, image kedekatatan hubungan dengan

media, dan image kerja nyata. Ketiga image tadi tercermin melalui

kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam saluran tatap muka dan saluran

media. Adapun jenis kegiatan dari saluran tatap muka seperti wayang

dakwah, seminar, pelatihan pemadam kebakaran, silaturahim dan lain-lain.

Sedangkan saluran media menggunakan media cetak, elektronik dan media

sosial yang menjangkau tingkat lokal maupun nasional. Positioning ini

berdampak pada keterpilihannya kembali sebagai anggota DPR RI dari

Daerah pemilihan Jabar I pada pemilu legislatif 2014 dengan memperoleh

30.179 suara. Dan Ledia menjadi satu-satunya wakil politisi perempuan

PKS di DPR RI.

2. Kemenangan kembali Ledia dalam pemilu 2014 ini dikarenakan beberapa

faktor. Pertama, marketing politik yang dibangun semenjak tahun 2009-

2014. Kedua, Ledia memiliki jaringan yang luas. Ketiga, popularitas Ledia

sebagai caleg incumbent. Keempat, Ledia memiliki finansial yang baik

dalam menopang kampanyenya sehingga tim memiliki keleluasaan untuk

Page 119: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

104

berkreativitas. Sedangkan faktor penghambat Ledia adalah, Pertama,

badai yang menimpa PKS menjadikan perjuangannya untuk meraih

dukungan terasa cukup berat. Kedua, money politic yang menghambat para

kandidat yang hendak bersaing secara jujur.

B. Saran-saran

Adapaun saran-saran dalam penelitian ini adalah:

1. Saran Akademis

Kebutuhan akan komunikasi politik yang terus meningkat, diharapkan

bisa memunculkan konsentrasi khusus komunikasi politik di setiap

universitas. Sehingga komunikasi politik bisa terus dikaji dan

dikembangkan secara ilmiah.

2. Saran Praktis

Ledia dan tim sukses bisa lebih menjaga keindahan lingkungan ketika

berkampanye. Jangan sampai banner, spanduk, sticker dan lain sebagainya

mengganggu ketertiban umum atau bahkan mengotori lingkungan. Pada

pemilu mendatang baik Ledia dan tim sukses hendaknya bisa lebih

mengeksplorasi keterlibatan pemilih pemula. Potensi pemilih pemula dan

laki-laki cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai pendongkrak suara. Dan

kemenangan Ledia dalam pemilu legislatif 2014-2019 ini agar disikapi

dengan bijak. Menjalankan amanah yang dititipkan masyarakat kepadanya

dan mendahulukan kepentingan rakyat dari pada kepentingan pribadi

ataupun golongan.

Page 120: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi

dan Komunikasi Politik Indonesia. (Yogyakarta, Graha Ilmu: 2011).

edisi II. Cetakan I.

Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. (Jakarta, PT Gramedia Pustaka

utama: 2010). edisi revisi. Cetakan 4.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial lainnya. (Jakarta, Kencana: 2010). Edisi 1. Cetakan 4.

Cangara, Hafied. Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi. (Jakarta,

Rajawali Pers: 2009). edisi I. cetakan II.

Dulah Sayuti, Solatun. Komunikasi Pemasaran Politik. (Bandung, PT Remaja

Rosdakarya: 2014). Cetakan I.

Firmanzah. Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi

Politik di Era Demokrasi. (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia: 2007).

Edisi I.

Heryanto, Gun Gun dan Farida, Ade Rina. Komunikasi Politik, (Ciputat, Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2011). Cetakan I.

Heryanto, Gun Gun. Komunikasi Politik di Era Industri Citra. (Jakarta, Lasswell

Visitama: 2010). Cetakan I.

Heryanto, Gun Gun. Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar. (Bogor, Ghalia

Indonesia: 2013). Cetakan I.

Page 121: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

Kotler, Phillip dan Amstrong, Gary. Prinsip-prinsip Pemasaran. (Jakarta,

Erlangga: 2006).

Kurnia Syah Putra, Dedi. Media dan Politik: Menemukan Relasi Antara Dimensi

Simbiosis-Mutualisme Media dan Politik. (Yogyakarta, Graha Ilmu:

2012).Edisi 1.Cetakan1.

Lovelock, Christopher. Wirtz, Jochen. Mussry, Jacky. Pemasaran Jasa:

Perspektif Indonesia. (Jakarta, Erlangga: 2010). Edisi VII. Jilid I.

M. Hikmat, Mahi. Komunikasi Politik: Teori dan Praktik. (Simbiosa Rekatama

Media, Bandung : 2010). Cetakan I.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. (Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya: 2002). Cetakan IV.

Newman, Bruce I. Handbook of Political Marketing. (USA, SAGE Publications:

1999).

Nimmo, Dan. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media. (Bandung,

PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cetakan V.

Poerwandari, E. Kristi. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia,

(Depok, LPSP3 UI: 2005). edisi III.

Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. (Jakarta,

Rineka Cipta: 2009). Cetakan I.

Saeful Muhtadi, Asep. Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik

Pasca-Orde Baru. (Bandung, PT Remaja Rosdakarya: 2008). Cetakan

I.

Page 122: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

Soyomukti, Nurani. Komunikasi Politik: Kudeta Politik Media, analisa

Komunikasi Rakyat dan Penguasa. (Malang: 2013). Cetakan I.

Widyani Soetjipto, Ani. Politik Perempuan Bukan Gerhana: Esai Pilihan 1999-

2004. (Jakarta, Kompas: 2005)

Artikel Media

Lena Maryana Mukti, Kelompok Kerja Keterwakilan Perempuan, artikel diakses

pada 25 September 2013 dari http://www.komnasperempuan.or.id

Bobby Reza Satrian, Profil Ledia Hanifa Amaliah, artikel diakses pada 19 Januari

2014 dari http://m.merdeka.com

24.JABAR_I.pdf diakses pada tanggal 10 Januari 2014 dari

http://mediacenter.kpu.go.id

DCS DPR 2014-3201. JABAR I. pdf. Artikel diakses pada tanggal 31 Desember

2013 dari www.kpu.go.id

Ini wakil Rakyat dari PKS artikel diakses pada 14 Mei 2014 dari

http://m.beritasatu.com

Latif, Syahid dan Mustika Triyanti, Ajeng, Survei Soal Kompetensi Anggota DPR,

artikel di akses pada 22 Mei 2014 dari http://m.news.viva.co.id

Jurnal Ilmiah

Iman Firdaus, Lobi Batal, RUU Jaminan Produk Halal Bakal Molor, artikel

diakses pada tanggal 20 Januari 2014 dari www.jurnalparlemen.com

Iman Firdaus, Ini Arahan Fraksi PKS Buat Ledia Hanifa, artikel diakses pada

tanggal 10 Februari 2014 dari www.jurnalparlemen.com

Page 123: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

Iman Firdaus, Temuan Komisi VIII Pembagian BLSM di Yogya Tidak Tepat

Sasaran, artikel diakses pada tanggal 30 Januari 2014 dari

www.jurnalparlemen.com

Iman Firdaus, Agar Fokus RUU KKG Perlu Disisir Ulang, artikel diakses pada

tanggal 30 Januari 2014 dari www.jurnalparlemen.com

Misliyah. Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan Mochtar

Muhammad-Rahmat Efendi (MuRah) dalam Pilkada Walikota Bekasi

Periode 2008-2013. (Jakarta, FIDKOM UIN:2010).

Nur Rochimah, Tri Hastuti, Pentingnya Memahami Perilaku Politik dalam

Political Marketing-Jurnal Komunikator VOLUME 1 NO. 1.

(Yogyakarta: 2009).

Page 124: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA
Page 125: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

PROFIL LEDIA HANIFA AMALIAH

Nama Hj. Ledia Hanifa Amaliah, S.Si.,

M.Psi.T.

Nama Panggilan Ledia

Tempat/Tanggal Lahir Jakarta, 30 April 1969

Agama Islam

Alamat Jl. Cipunegara no 4 Bandung dan

Komplek Timah BB71 Depok

Status Menikah dengan 3 orang anak

Nama Suami Drs. Bachtiar Sunasto, MS.

Nama anak - Widad Maulana

- ‘Azza Habibullah

- Mi’raj Shabrin Jamil

Nama Orang tua Moechsoen (ayah)

Moelina Sekar Asih (ibu)

Page 126: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

Riwayat Pendidikan - SD Taman Siswa Rawasari 1981

- SMP Negeri 47 1984

- SMA Islam Al Azhar 1986

- Sarjana S1 Tahun1993

- Sarjana S2 Tahun 2002

Pengalaman Organisasi - Ketua Bidang Humas Kaukus

Perempuan Parlemen Republik

Indonesia (2009-2014)

- Anggota Forum Parlemen

Indonesia untuk Kependudukan

dan Pembangunan (2009-2014)

- Staf Bidang Perencanaan DPP

Partai Keadilan Sejahtera (2011-

2013)

- Anggota Majelis Pertimbangan PP

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat

Indonesia

- Ketua III PP Wanita Persatuan

Umat Islam (PUI)

- Ketua Divisi Diklat Kaukus

Perempuan Politik Indonesia

(2008-2010)

- Ketua DPP Partai Keadilan

Sejahtera Bidang Kewanitaan

(2005-2010)

- Ketua Deputi Pemberdayaan

Wanita DPW Partai Keadilan

Sejahtera Jawa Barat (2000-2005)

- Dosen Pendidikan Anak,

Pendidikan Multikultur dan

Perspektif Global

Page 127: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

Pengalaman Pekerjaan Dosen dan Trainer

Jabatan dan Kepanitiaan di DPR RI

periode 2009-2014

- Anggota Komisi IX DPR RI 2009-

2011

- Anggota Komisi VIII DPR RI

2011-sekarang

- Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI

2013-sekarang

- Anggota Panitia Khusus RUU

Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial 2010-2011

- Anggota Panitia Kerja (Panja)

RUU Jaminan Produk Halal

- Anggota Panja penyusunan draft

RUU Amandemen UU no. 13 2008

tentang Penyelenggaraan Ibadah

Haji

- Anggota Panja RUU Pengelolaan

Keuangan Haji

Page 128: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA
Page 129: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

Transkrip Wawancara

SD : Bisa tolong ibu ceritakan awal mula ketertarikan ibu pada politik?

LH : eee..saya dari kecil yaa dari umur kelas IV SD itu sudah selesai membaca

autobiografi ehm kakek saya. Autobiografi itu menceritakan tentang

perjalanan perjuangan beliau sampai beliau sudah eh sempat menjadi

anggota (apa namanya ) eee..parlemen pasundan terus kemudian menjadi

anggota (apa) pengurus koperasi Jawa Barat dan seterusnya lah dari proses

itu memotivasi saya untuk terjun ke kemasyarakatan sehinggga saya

memilih waktu itu memilih SMP bukan SMP favorit tapi SMP yang

pramukanya bagus yang banyak kegiatannya saya bergabung dengan

Partai Keadilan tahun 98 terus sampai sekarang

SD : Saat itu apa pendapat ibu tentang politik? Ketika mulai belajar politik

LH : Ehh di mulai bergabung dengan partai politik, ehm gini sebelumnya saya

bergabung, saya banyak beraktivitas di LSM. Terus kemudian kita melihat

bahwa ada banyak hal yang tidak bisa kita lakukan manakala kita tidak

terlibat dalam pengambilan kebijakan dan pilihannya adalah terlibat dalam

politik. Nah itulah politik praktis dalam konteks itu ya. Artinya bukan

bukan sebagai kekuatan (apa namanya) di luar yang bisa mendesakyan

tetapi sudah terlibat di dalamnya.

SD : Lalu kenapa ibu memutuskan untuk gabung dengan PKS bukan di partai

lain?

LH : Pada saat itu saya melihat yang waktu itu masih Partai Keadilan yang apa

yang bisa sejalan dengan saya visi dan misinya ya Partai Keadilan

sehingga akhirnya memilih di partai keadilan

SD : Lalu bagaimana tanggapan orang-orang di sekitar ibu mengenai

gabungnnya ibu ke partai politik?

LH : Gak masalah, karena sebenarnya mereka tidak pernah bergabung dengan

partai politik tetapi karena aktivitas hampir semuanya juga banyak terlibat

dalam aktivitas kemasyarakatan dan juga bisa mengikuti dulu kiprah kakek

saya sehingga tidak jadi masalah begitu.

SD : Lalu ada gak orang-orang yang berkomentar negatif mengenai

keterlibatan ibu dengan politik

LH : Sampai sejauh ini, selama ini gak negatif cuma nanya aja ngapain sih lu

paling gitu aja, karena bagi mereka yang ada dalam kepala, politik itu

kotor. Sementara dalam kepala saya justru kita yang harus memperbaiki

politik itu dengan cara yang bersih.

SD : Bagaimana awal mula ibu dicalonkan sebagai anggota DPR RI tahun

2009?

Page 130: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

LH : DPR RI ya? sebetulnya saya menjadi calon sejak 2004. 2004 itu

dicalonkan di kota Depok untuk DPRD Jawa Barat. Tahun 2009 ke DPR

RI dari dapil kota Bandung- kota Cimahi. Nah pada saat itu saya ketua

bidang kewanitaan DPP PKS. Jadi ada banyak hal (ee…apa namanya)

kemudian yang (di apa di?) didorongkan oleh pimpinan juga supaya

kemudian saya maju di situ.

SD : Lalu bagaiman tanggapan keluarga mengetahui ibu dicalonkan?

LH : Karena dari 2004 sudah dicalonkan ya, ya sudah mereka juga sudah

paham. Artinya yang penting adalah bagaimana kemudian kita Membuat

kesepahaman tentang supporting system nya. Supporting system itu apa

karena waktu 2004 anak saya masih SMA, SMA dan SMP tapi setelah

2009 itukan tinggal yang kecil yang SMA yang lainnya sudah kuliah. Nah

saya yang termasuk orang ya alhamdulillah ya banyak bersyukur pada

allah beruntung sekali karena ketika saya terlibat dalam politik anak-anak

saya sudah besar sehingga tidak terlau menyulitkan lah ya tidak kita bisa

membagi peran bisa membagi tugas

SD : Hal apa yang pertama kali ibu lakukan saat mendapat kabar bahwa ibu

dicalonkan mulai dari 2004?

LH : yang dilakukan? Pertama adalah saya harus melakukan pemetaan. Kedua,

saya harus melakukan sosialisasi, karena tidak mungkin seseorang akan

memilih, orang-orang akan memilih kita jika kita tidak pernah

memperkenalkan diri kita pada orang. Jadi kita melakukan sosialisasi

banyak diberbagai lapisan ya artinya baik majelis taklim, baik juga ibu-ibu

PKK atau yang lain gitu berkeliling betul-betul untuk menjumpai mereka

gitu.

SD : Waktu tahun 2004 ibu terpilih di DPRD?

LH : Enggak Meskipun di tahun 2004 suara saya lebih tinggi dari yang lainnya

tetapikan sistemnya pada saat itu masih proporsional tertutup sehingga

eee… saat itu masih berdasarkan masih nomor urut tapi memang pada

dasarnya saat itu sebetulnya saya tidak siap untuk jadi karena anak-anak

sekolah di Surabaya saya tinggal di Depok dan kalo jadikan harus ke

Bandung berarti ada tiga rumah nih yang harus dicermati. Terus saya saya

saat itu tidak sanggup untuk itu karena anak-anak juga sedang dalam usia

perkembangkan mereka yang lumayan lah agak berat untuk didampingi

SD : Lalu apa yang menjadi pertimbangan ibu untuk mau dicalonkan kembali

buat 2014?

LH : Itu tadi karena kita lihat bahwa sebetulnya banyak hal yang harus

dilakukan diantaranya harus disuarakan juga oleh perempuan. Karena pada

hal-hal yang sangat spesifik isu perempuan, keluarga dan anak biasanya

perempuan lebih jeli, perempuan lebih cermat dan (apa ya?) sensitifitasnya

Page 131: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

sangat berbeda. Nah itulah yang kemudian kita dorong supaya bisa terus

aja harus adalah perwakilan, diantaranya ketika partai memberikan

amanah untuk maju ya bismillah akhirnya saya maju.

SD : Ada gak hal komunikasi politik khusus, pemetaan pemilih

LH : saya pikir semua orang juga hampir sama kali yaa artinya pasang iklan

iklan sendiri juga bukan iklan yang di televisi enggak ya. Artinya saya

memanfaatkan media tv itu ketika diminta untuk menjadi misalnya

narasumber. Kemudian juga saya menggunakan media radio untuk

talkshow atau juga kita pasang iklan di media massa dan yang paling

sering dilakukan pada saat ini sosial media. Sejak awal saya menjadi

anggota dewan 2009-2014 saya menghidupkan website, news letter rutin.

Artinya ada tidak adanya kampanye harus melaporkan ke masyarakat. Jadi

relatif sebetulnya masyarakat juga sudah banyak tahu tentang apa saja

kiprah saya. Itu juga salah satu bahan untuk komunikasi dengan

masyarakat. Meskipun anda tidak memilih saya pada saat itu tapi saya

sudah melaukan ini ini ini gitu.

SD : lalu bagaimana pandangan ibu mengenai dicalonkannya ibu di DPR RI

itu untuk mengamnkan kursi PKS di DPR?

LH : pada dasarnya semua itu menginginkan agar di.. (apa namanya?)

dimaksimakan. Kita bukan Cuma berharap mendapat suara yang sama tapi

kita berharap menambah jumlah suara. Oleh karenanya memang secara

logika politik orang yang sudah pernah menjadi anggota dewan dan dia

sudah melakukan katakanlah penjagaan konstituennya selama lima tahun

maka itu mempermudah ee… apa mempermudah perolehan

diasumsikannya seperti itu paling tidak konstituen asalnya akan terus

menyebarkannya lebih luas lagi gitu tinggal bagaimana dia memperluas

segmen dari yang selama ini dia pegang.

SD : apakah ibu turut memberikan saran kepada tim sukses dalam setiap

strategi kampanye dan strategi komunikasi persuasifnya?

LH : (saran dengan siapa?) Oh enggak enggak, dalam hal itu kita diskusi

sama-sama. Yang pertama saya memberikan arahan, apa langkah-langkah

besar yang kita ambil. Kemudian dalam hal yang detail mereka yang

melakukan eksekusinya, bagaimana caranya. Terus kemudian seperti

wayang sebetulnya inisiatifnya sebetulnya dari timses, dari salah satu

relawan yang kenapa tidak begini saja, hayu gitu hayu, ya udah kita

jalankan. Ternyata memungkinkan akhirnya kita perluas. Artinya ini

adalah kerja bersama bukan kerja sendiri, tetapi saya tidak punya

konsultan kampanye sehingga kita berjalan sesuai pengalaman, sesuai

analisis dengan segala kemampuan, cuma kita miliki apa yang bisa kita

lakukan.

SD : apakah ibu optimis memenangkan kembali?

Page 132: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

LH : Setiap orang yang sedang berjuang harus optimis gak boleh ada kata

menyerah sebelum ada kita tahu hasil akhir. Jadi sepanjang itu belum

selesai, belum sampai final, kita tetep harus yakin bismillah

laahaulawalaakuwwataillabillah.

SD : bagaimana sistem penunjukan calon legislatif di internal PKS?

LH : kemampuannya, kapasitasnya dia seperti apa, pengalaman dia

distructural bagaimana, terus apalagi ya diantaranya itu gitu terus

kemampuan skill-skill yang lain-lain juga dipertimbangkan dan itu gak

ditetapkan satu orang itu harus musyawarah

SD : bagaimana perempuan-perempuan di parlemen yang menjadi wakil

rakyat hanya sekedar pemenuhan kouta atau memang benar benar

kompeten?

LH : Ya gak, rata ya ada yang kompeten ada yang enggak gitu kan. Jadi

mereka punya berbagai hal. Jadi ada yang direkrutnya sebagai berdasarkan

basis suara tapi ada yang emang bukan untuk .

Page 133: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA
Page 134: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

SD : Sejak kapan mba menjadi asisten pribadi bu Ledia bidang media?

ZJ : Ee...saya menjadi staf ibuuu Ledia dari sejak tahun 2009 jadi ketika ibu

menjadi aleg yaa oktober saya sudah ikut beliau. iya Alhamdulillah udah

kenal secara personal, sudah kenal dari jaman baheula kalo kata orang

SD : Bisa tolong mba ceritakan job desc asisten pribadi bidang media?

ZJ : Karena ini terkait dengan sebenarnya lebih kepada kehumasan yaa jadi..

Gini, kenapa saya bilang kehumasan? karenakan media nanti menjadi salah

satu bagian hal-hal yang berkaitan dengan pencitraan, kemudian kebutuhan-

kebutuhan, (kalo kita kadang-kadang kebutuhan logisltik ya) kebutuhan-

kebutuhan hubungan dengan media massa atau kebutuhan dengan organisasi

atau dengan sesama personal yang bisa meng endoors kegiatan-kegiatan dan

personal bu Ledia itu yang saya kerjakan, termasuk tetapi tidak terbatas (ya

elah kalo orang gitu kan ngomongnya). Jadi misalnya gini, kayak kita

menyediakan fiding informasi dari bu Ledia. Misalnya, “bu ini ada isu apa?”

kan bisa jadi kalo misalnya ibu di komisi VIII kita bisa memberikan masukan

isu-isu yang lagi hangat begini yang lagi terbaru begini sehingga nanti ibu

bisa aware “oh ada kayak gitu ya fer”, kadang-kadang ibu tau duluan ibu

fiding ke saya supaya nanti saya bisa mengolah data-data yang

memungkinkan ibu untuk menjawab kadang-kadang misalnya “fer kayak

kemarin eee...ada kasus gini-gini coba deh kamu cari dalami”, nanti saya

dalami nanti saya bilang “oh iya bu ada kasus gini gini gini arahnya gini gini

gini”, “oh kalau gitu kaitannya dengan kebijakan apa? Undang-undang apa?”.

Karena di sini juga ada tim hukumnya kan, tenaga ahli bidang hukum nanti

saya nanya nih ke pak inyon misalnya “itu apa sih kaitannya?”, nanti saya

bilang “bu, ini ini ini”. Saya fiding bahannya Sehingga nanti ibu kalau mau

bicara ibu ditanya sudah ada itu dari sisi penyiapan bahan-bahan. Kemudian

juga dari sisi release kepada media sering kali ada kasus, bu Ledia butuh

untuk bercerita atau bukan bercerita sebenernya lebih pada menanggapi suatu

kejadian sebagai ahh anggota legislatif atau misalnya memberikan tanggapan

dari kebijakan-kebijakan pemerintah misalnya tiba-tiba kita lihat kok

Kemenkes bikin program eee...hari AIDS dengan begini-begini, ya kita

menanggapi itu walaupun nanti misalnya, nanti ada tanggapan balik dari

Kemenkes “weew itu tuh bukan acara kita, itu private”, “tapi kan kerja sama

toh sama situ”, gitu kan. Nah itu untuk release-release media seperti itu saya

juga termasuk yang menggalang misalnya media gathering wabilkhusus yang

ada di Jakarta. Kalau misalnya di luar kota di dapil ditangani pak yudi dan

rekan-rekannya. Atau misalnya kadang-kadang kontak dengan lembaga-

lembaga yang ada di sini. Kalau lagi ada seminar apa, menyiapkan bahan-

bahannya untuk bisa tampil. Terus tentu saja menjaga tadi eee...supaya semua

kegiatan bu Ledia itu terdokumentasi dengan baik. Karena persoalannya kan

Page 135: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

di sini kerja aleg itu kan pengawasan, undang-undang, advokasi, gitu kan yaa

dan anggaran gitu kan banyak tuh kerjaannya, tetapi tidak semua aleg punya

concern atau tim khusus yang mendokumentasikan itu sehingga kalau bahasa

kitanya pertanggungjawaban publiknya apa? Karena sebenarnya masyarakat

pengen, “kalau saya sudah memilih kamu, saya inginnya kamu kerja tapi

mana buktinya kamu kerja?”. Nah karena itulah saya mem back up bu Ledia

agar kerja-kerja bu Ledia itu terdokumentasi. Ya foto dikumpulin kemudian

kegaitan kan harus dibahasankan meskipun foto ada tapi foto itu menjelaskan

apa? Kita buatlah keterangannya, masukin di web jadi kalau orang mau tahu

bu Ledia ngapain aja sih? itu ada di web-nya. Kemudian secara rutin setiap

kali masa reses yang terjadi empat kali dalam setahun bu Ledia pergi ke dapil

dibawa tuh, Kegiatan (ee..apa?) yang masa sidang lalu apa dalam bentuk news

letter rutin itu (ee..apa?) pertanggungjawaban publik beliau. Beliau sendiri

pegang account twitter-nya sendiri gak dipegang orang lain, kalau orang kan

tapi kan kadang-kadang infonya sendiri bisa datang dari mana aja misalnya

“ada data ini gak?”, “Ada bu”, ya saya kasih tau terus juga di media sosial lain

di fb kita berikan bahan-bahan. (panjang banget ya jawabnya hehehe..)

SD : Bagaimana pemetaan medianya?

ZJ : Eee...secara khusus sih gak sampe dipilah pilah. Cuma kita bilangnya ini

media nasional ini media yang concern di dapil. Kan kalo orang ada nasional

dan daerah karena kita orang politisi, otomatis dapil deh yang kita pikirkan.

Jadi nasional ada, dapil ada. Dari nasional dan dapil kita bagi lagi mana yang

cetaknya mana yang online sehingga otomatis kalau kita mau menggalang

hubungan dengan media kita hanya concern di situ aja, nasional dan dapil.

SD : Tugas apa yang mba jalankan pra kampanye?

ZJ : Yang seperti tadi sebenernya, pada umumnya jadi sejak 2009-2014 ini lima

tahun lebih ini. Ehm, saya boleh bilang tidak sepeti aleg-aleg lain yang

kadang-kadang, ehmm, lebih banyak, ehmm muncul menjelang pemilu kalau

bu Ledia itu sebenenrnya sudah nyicil gitu ya. Jadi kalau dikatakan pas

pemilu lebih agresif aktif iya tapi eee..dari dulu sebenarnya bu Ledia itu dari

2009 sudah nyicil seperti yang saya bilang tadi. Menjaga hubungan dengan

media udah, dengan cara apa? Media gathering selaaaluuu setiap reses. Ganti-

ganti tuh, katakanlah kita punya media nasional yang kita masukin disebut

media nasional katakanlah 8. Terus media dapil itu katakanlah 3 tapi di dapil

sendiri kan ada perwakilan nasional juga ya. Kita jaga setiap reses ada

pertemuan dengan mereka. Kemudian juga secara rutin kalau ada kasus atau

ada isu atau ada satu tanggapan yang perlu kita tanggapi kita kirim release.

Kemudian juga dengan ibu bawa news letter, pertanggungjawaban publik itu

kan tidak hanya dibagi kepada masyarakat tetapi juga kepada media. Jadi

dengan nyicil seperti itu ya sudah terbangun brand image bu Ledia. sSudah

Page 136: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

juga terwakili pertanggungjawaban publiknya. Sudah juga dibangun

hubungan kemediaannya. Sehingga boleh dibilang yang dilakukan saat

kampanye adalah bahan dasar untuk mendorong lebih eee...aktif saja ketika

pemilu.

SD : Apa saja yang mba lakukan selama kampanye berlangsung?

ZJ : Nah semua yang tadi pra kampanye terus dilakukan. oh ya tadi saya harus

tambahin ya. Jadi dulu sebelum kampanye ada juga fiding-fiding bahan

artikel. Jadi bu Ledia juga beberapa kali tulis artikel, kita harus siapkan

bahan-bahannya. Nah ketika kampanye, itu dilakukan. Berarti plusnya apa? ya

hanya tingkat intensitasnya aja yang kita kuatkan. Jadi boleh dibilang tidak

terlalu ada yang berbeda kecuali bahwa dia lebih konsisten lebih intensif lebih

matang. Kalau yang kemarin gini, kita jeda yaa kalau ini kan semua kita lihat

dan sebenarnya kalau lagi kampanye malahan ehm, hubungan medianya itu

udah gak lagi (apa ya?) karenakan udah terinput oleh tim sukses jadi kalau

kita ngadain acara kayak misalnya ibu bikin wayang dakwah saya sendiri gak

terlibat tuh dalam pembuatan wayang dakwah itu karena teman-teman di

dapil. Tapi justru kan wayang dakwah itu akan dilihat oleh media karena ibu

sudah kenal ehh karna media sudah kenal ibu. Jadi, justru karena ibu sudah

dikenal media yang itu adalah hasil dari pra kampanye, ketika memunculkan

sesuatu yang baru itu ditangkep gitu. Jadi, ini sebenarnya kita dari cicilan-

cicilan itu. Melakukan sesuatu yang lebih intensif kita kayak orang (eee..apa?)

Menanggok ada hasilnya, metik-metikinnya lah.

SD : Media apa yang paling sering digunakan?

ZJ : Kalau dari sisi itu sepertinya kita mencoba semua. Ehm, kalau kita bicaranya

paling sering, gini loh kalau medsos otomatis kita bisa bilang itu paling sering

karena kan dia updating-nya lebih tinggi. Berarti kalau ukurannya kuantitas

berarti paling sering medsos. Kayak twitter kan tiap hari pasti ada dong

mention-nya ibu, kalau fb ya setidak-tidaknya seminggu sekali pasti ada dong,

kalau web itu misalnya gini, kita gak terlalu sering update katakanlah dua

minggu atau sebulan sekali sekali karena apa? karena kan kalau sekali update

banyak kan? kan kalau yang namanya lagi ng-update foto, ng-update artikel

jadikan banyak ya. Nah terus kalau dari sisi media sosial tertinggi secara

kuantitas tapi kalau dari sisi release juga kita selalu ngirim setiap bulan pasti

ada. Release itu kan biasanya tanggapan kartu ucapan. Terus untuk akhir-

akhir ini kira-kira tahun terakhir lah ya sampai mendekati hingga mendekati

pemilu ibu justru cukup sering tampil di tv. Bukan karena kita yang minta

malah, tapi justru karena permintaan dan undangan dari mereka. Kenapa?

kalau saya melihatnya tadi karena kita sudah membangun kata saya tadi

menyicil brand image dari awal sehingga akhirnya mereka banyak tahu. “Oh

bu Ledia ini, itu loh yang komisi VIII. Oh itu kan yang bahan anak,

Page 137: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

perempuan, agama”. Oh berarti kalau ada perlu apa-apa mereka ya ke sini. Ya

jadi akhirnya karena kita sudah membangun itu orang make.

SD : Kenapa tim banyak menggunakan media sosial untuk kampanye?

ZJ : Tentu saja kalau media sosial itu cakupannya lebih luas. Dia juga kan, dia

juga punya kelebihan-kelebihan dong. Dari segi media massa kan kalau jaman

dulu kita hanya membagi kan itu media cetak, elektronik. Media elektronik

jangkaunanya lebih luas, media cetak lebih dalam. Tapi kalau sekarang ada

kekuatan baru, kekautan medsos. Di mana dia menjangkau segitu banyak

orang, updating-nya lebih cepat, jauh lebih murah dan dia sebenarnya

menurut kita lebih efektif. Kenapa? karena menyasar personal secara pesonal

itu pilihan kita makanya dipake media tersebut.

SD : Apakah mba yang mengatur isi kampanye yang dimuat di media sosial?

ZJ : Secara umum bu Ledia itu memberikan idenya sendiri. Jadi kalau saya boleh

katakan bu Ledia itu punya ide-ide orisinal ya diberikan kepada kita. Kita

akan memolesnya dengan bahasa yang lebih umum, dengan data yang lebih

kuat. Tapi ide-ide awal tuh biasanya dari beliau. Ada gini gini gini atau

kadang-kadang tapi ini justru lebih sedikit menurut saya, dari kita juga ada ide

karena bu Ledia itu sendiri orangnya banyak idenya sih, banyak idenya. Jadi

kalau misalnya apalagi kayak twitter, twtitter itu kan beliau sendiri yang

pegang. Jadi karena beliau sendiri yang pegang jadi ya dia ada info, ada

kejadian, ada peristiwa, dia langsung update. Kalau itu udah maenannya dia.

Tapi kalau lain-lain biasanya “ada ide gini” nanti saya poles karna saya harus

nyari data kan, saya kuatkan datanya. Atau ketika misalnya ada ide apa dia

kasih satu ide sedikit. Nah khusus untuk media sebagian besar memang saya

tapi teman-teman yang lain kek misalnya dibidang hukum ya juga bantu

kalau itu masalahnya terkait dengan hukum. Atau ketika masalahnya terkait

dengan di dapil. Kayak tadi kan ide-ide itu dakwah wayang misalnya ya

temen-temen mengupayakan idenya ibu menjadi sesuatu yang bisa diterima

publik.

SD : Apakah yang paling apak/ibu/saudara tonjolkan dalam kampanye di media

sosial?

ZJ : Jadi selama ini kita berfikir masyarakat kita sudah jauh lebih cerdas. Mereka

tidak lagi melihat orang itu hanya karena orang ini siapa? anaknya siapa? tapi

orang melihat, ini orang bermutu gak sih buat gue gitu kan? Bisa mikirin gue

gak sih dengan masalah gue? Atau keluarga gue? Sehingga yang ditonjolkan

dalam media sosialnya bu Ledia adalah bagaimana ibu menonjolkan kinerja

beliau selama ini sebagai aleg. Karena beliau maju sudah sebagai aleg gitu

jadikan kinerjanya untuk mengatakan ini loh, saya sudah melakukan ini dan

Page 138: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

itu adalah amanah. Karena itu harus saya pertanggungjawabkan kemudian

ditunjukan keberpihakan terhadap isu-isu masyarakat secara umum. Jadi boleh

dibilang hampir gak ada tuh eehh yang sifatnya berdiri sendiri. Mislanya

“saya Ledia Hanifa karena saya bisa gini loh, tapi saya melakukan ini saya

concern tentang ini jadi lebih kepada kerjasama ini kepada hal-hal yang

memang harus kita dukung kebenaran, keseimbangan, keadilan,

kesejahteraan. Kayak-kayak gitu ya kemudian juga concern kita pada isu-isu

yang menjadi kepedulian masyarakat itu yang dimunculkan.

SD : Apakah informasi-informasi yang dishare di media sosial berdasarkan

permintaan bu Ledia atau kretivitas penuhh dari tim media sosial?

ZJ : Gak dalam hal ini kalau bu Ledia selalu (ehh apa?) menyerahkan polesan

kepada tim. Tapi sebelum dishare ada acc dari beliau karna beliau itu kan

orangnya hati-hati, bertanggung jawab dan dia lihatnya “ini kan

bagaimanapun akan jadi pertanggungjawaban diri saya jadi gak boleh ada

salah”, karna kan bisa jadi kita semua sih niatnya baik tapi bisa jadi kayaknya

penggunaan ini bukan gaya saya, bisa jadi ternyata maknanya menurut saya

tidak tepat atau yang saya maksud bukan begini. Jadi nada-nada itu tetep

harus dijaga. Meskipun kalau pengalaman saya pribadi sih hampir semua

yang kita idekan pada akhirnya oke. Tapi setidak-tidaknya dengan begitu

beliau ingin menjadi orang yang mengambil alih tanggung jawab itu. Karena

ini bukan, bukan karena tim media saya yang membanggun, kemudian

tanggung jawab dia tuh. Enggak, dia tetap bilang “enggak ini tanggung jawab

saya”.

SD : Apa saja faktor pendukung dan penghambat kampanye di media sosial?

ZJ : Kalau misalnya pendukung, keliatannya kita sudah tahu karna sekarang

mainstream-nya memang medsos. Ya terus kemudian kemudahan, kecepatan,

harga murah, kemudian hal-hal yang terkait dengan segala sisi positif medsos

sudah ketahui bersama. Kalau misalnya penghambat ya kebalikannya, yang

bisa menghambat adalah banyaknya tantangan dari orang yang atau dari

account (apa?) yang memang secara eee...umum, account-nya negatif.

Meskipun tidak secara khusus kepada bu Ledia tapi kalau negatif itu bisa jadi

kepada kebijakan. Kebijakannya sih bisa jadi umum misalnya gini “ahh

ngomong apaan juga yang namanya anggota dewan sama. Di mana mana kalo

udah jadi anggota dewan”. Jelas-jelas account-nya umum tetapi dia akan

menjadi penghambat bukan pada bu Ledia tetapi kepada demokrasi secara

umum. Ada orang-orang yang melemahkan semangat, ada orang-orang yang

memunculkan ketidakpercayaan, ada orang-orang yang mengenaralisir bahwa

kalian semua itu sama aja kotor-kotor juga, gak memberikan perubahan apa-

apa. Kalau misalnya hambatan yang secara frontal dan yang langsung

menghambat bu Ledia gak ada. Tadi kalau saya bilang secara umum yang

Page 139: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

melemahkan semangat gitu kan yang mencoba untuk ya tidak mensupport lah

kegiatan-kegiatan personal kita ada. Sampai saat ini sih gak ada

SD : Apakah mba optimis dengan kerja tim media?

ZJ : Ya alhamdulillah kita optimis. karena kerja kita bukan kerja serabutan,

bukan kerja musiman, bukan kerja kagetan tapi kita kerjanya terencana. dari

awal 2009 sudah dirancang kita mau ngapain sih? oh ini nanti saya akan buat

sehingga itu yang kita lakukan. Gak ada sesuatu yang baru selama kampanye

kecuali penguatan, intensitas, variasi. Tapi kalau yang lainnya, kalau orang

bilang kita bakalan kampanye, kita harus bikin ini ini ini, kita harus punya

web, udah kok, medsos udah juga, kalau gitu kita harus jalin hubungan

dengan media, dari dulu udah. Jadi ibaratnya kita gak pengen gini, muncul

kok pas pemilu aja. Jadi alhamdulillah dengan itu kita optimis. Kita akan bisa

bilang begini, hasil itu kan kuasa Allah, tapi ikhitar kita apa? jangan sampe

kita berharap “Ya Allah, kita pasti dong begini-begini”, ikhtiar kita aja cuman

pendek. Jadi sekarang kita merasa kita sudah berusaha, sudah bikin rencana,

rencananya udah dijalananin, kadang-kadang meleset ya biasa gitu kan.

Misalnya dari sekian banyak yang kita harapkan media datang ngundang yah

kok yang datang cuman segini. Saya bilang “ya alhamdulillah berarti kan itu

saving kita tabungan kita”. Walaupun ternyata misalnya suatu pertemuan ada

yang wartawannya banyak, besok ada yang wartawannya sedikit, gak pa-pa,

setidak-tidaknya mereka sudah inget. Ternyata bener mereka inget, kalau mau

nanya tentang perempuan bu Ledia, mau tanya anak bu Ledia. saking apa?

saking kita tuh “nyiyir” rutin bikin. Dan kayaknya sih liat itungan-itungannya

optimisme itu sudah berbuah. Insya Allah keliatannya begitu ikhtiarnya udah

kan tinggal doanya.

Page 140: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

SD : Sejak kapan bapak menjadi asisten pribadi bu Ledia di Dapil?

YY : Dua setengah tahun yang lalu. tahun berapa ya? 2014 dikurang 2,5 tahun

(berfikir) 2011 akhir lah yah

SD : Bisa tolong bapak ceritakan job desc asisten pribadi di Dapil?

YY : Jadi intinya saya menjembatani keperluan-keperluan bu Ledia dengan

dapil sebaliknya keperluan dapil dengan bu Ledia. Keperluan bu Ledia

dengan dapil misalkan ibu punya program di pusat, gimana caranya

program ini nanti tersebar di dapil. Ibu biasanya pembicaraannya antar

pimpinan dari ibu ke mana? ke pimpinan PKS kota Bandung misalkan,

hanya kemari urusan teknis-teknisnya saya yang menindaklanjutinya,

menyebarkan ke DPC, memberikan penjelasan teknis (ehh apa?)

menghunting atau menggiring supaya mereka, program-program itu

diserap begitu itu, itu satu. Yang kedua, ibu punya program reses, ibu

punya program sosialisasi UU. Nah dalam kerangka itulah ibu

membutuhkan bantuan saya gitu untuk mengakses titik mana yang akan

dikunjungi segmentasi apa yang akan didatangi, bagaimana kepanitian

lokal dan lain sebagainya. Secara umum tugas utamanya ya tadi satu aja

sih tadi menjembatani keperluan dari dapil ke ibu, ibu ke dapil. Kalau

dapil ada perlu apa-apa, ada kegiatan, ada permohonan bantuan, ada apa,

itu juga biasanya lewat saya gitu, saya nanti ajukan ke ibu gitu

SD : Tugas apa yang bapak jalankan pra kampanye?

YY : Selama pra kampanye saya lebih pada (ehh apa?) melakukan konsolidasi

ya dengan struktur yang ada DPC, DPRa, kemudian tokoh-tokoh

masyarakat. Kemudian membuat database bukan membuat ya mengkaji

lagi database kita tentang lokasi mana yang pernah kita datangi, tokoh

mana yang permah kita kunjungi, dan kemudian kita nanti persiapkan akan

kita rawat pada masa kampanye begitu.

SD : Bagaimana pemetaan pemilih dan strategi yang diterapkan?

YY : Jadi kalau ibu karena aleg perempuan dan selama ini yang ditemuinya

juga (ehh apa?) Kebanyakan perempuan juga yaah ibu-ibu pengajian, ibu-

ibu posyandu begitu ya maka pemilu sekarang ibu lebih banyak membidik

mereka. Meski dari segi konten kita tidak menonjolkan sisi perempuannya

gitu (jadi apa namanya?). Itu mungkin yg kita alpa dari sisi perempuannya

kurang kita eksplor, padahal segmentasi kita banyak di perempuan,

kemudian iya banyak di perempuan. Untuk kalangan bapak-bapak ataupun

pemilih pemula itu tidak terlalu menjadi fokus perhatian kita.

SD : Apa saja yang bapak lakukan selama kampanye berlangsung?

YY : Yang selama kampanye berlangsung? nah berubah nih sedikit berubah

kalau dulu jadi asisten saja lebih banyak (eehh?) eksekusi ehh pekerjaan

yang diamanatkan bu Ledia begitu kan. Nah kalau sekarang justru saya

Page 141: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

jadi semacam (ehh apa ya?) kalau dibilang, salah satu pimpinan timses.

Semua prakarsa, semua ide, semua koordinasi, semua evaluasi, semua

pemetaan, semua strategi, itu ada di saya dan teman saya satu lagi pak

Agus namanya begitu. Saya bersama teman-teman koor dapil nah

kemudian melakukan berbagai macam (ehh?) strategi eh apa? strategi dan

operasional kampanye gitu. Jadi ehh kalau sebelum-sebelumnya kesibukan

ibu banyak di Jakarta-bandulnya ada di sana- kalau saya sekedar

supporting saja kalau ibu ada perlu ke dapil kalau dapil ada perlu ke ibu.

Nah sekarang gilirannya semuanya ada di dapil ibu, perlu ke dapil dan

saya juga perlu ibu begitu, ya jadi tugas-tugas saya taktis ehh..meningkat

yang dulunya saya lebih banyak menerima instruksi, giliran saya lebih

banyak bahkan memberikan instruksi kepada bu Ledia sendiri begitu.

Sampai kemudian saya posisikan ke bu Ledia, “ibu mohon maaf untuk

kampanye sekarang ibu akan kami banyak tempatkan seperti wayang, biar

kami-kami yang menjadi dalangnya”, begitu mba

SD : Adakah perbedaan kampanye kali ini dengan periode lalu?

YY : Ehmm sebetulnya karna saya tidak ikutan kampanye yang lalu jadi secara

pastinya saya tidak tahu. Cuman berdasarkan inforamsi yang saya

dapatkan dari bu Ledia sendiri, tidak jauh berbeda kecuali beberapa

penambahan. Jadi tidak jauh berbedanya gini, banyak metode kampanye

seperti memberikan surat personal begitu ya, ada 200.000 surat personal

yang dikirimkan ke rumah-rumah yang sudah tertera alamantnya begitu

ya, berisi sapaan hangat dari bu Ledia dan ajakan untuk memilih, itu

dialkasanakan tahun yang lalu. Kemudian seperti biasa, poster, sticker,

banner dan lain sebagainya itu sama seperti tahun yang lalu gitu. Hanya

kali ini kesadarannya lebih baik ya, jadi stciker kita tidak terlalu cetak

banyak, ya sedikit saja karna itu akan menjadi sampah begitu ya

mengganggu tembok-tembok orang. Kemudian banner juga tahun ini kita

tidak pasang di pohon sebagaimana kesadaran umum saat ini. Spanduk

juga sedikit sekali ehh...kita bikin spanduk 30 biji spanduk saja.

Ehh..kemudian yang berbeda adalah saat tahun lalu ibu bukan siapa-siapa

di Bandung, ibu lebih banyak mengandalkan timnya sendiri untuk

ehh..mencapai target suara begitu ya. Tahun ini ibu sebagai incumbent ibu

kenal dengan struktur sampai ke berbagai jenjang. Ibu tinggal

memanfaatkan jaringan-jaringan yang ehh..pernah ibu temui. Jadi untuk

kali ini ibu yang didukung oleh kader, ibu yang didukung oleh jaringan

begitu, jaringan yang pernah dikunjungi. Bahkan ibu menggunakan tim

jaringan yang sengja dihayer untuk pemenangan. Ada beberapa jaringan

yang kita belum pernah berinterkasi sebetulnya sebelumnya tapi dengan

pemilu kali ini bahkan mereka di hayer untuk mensukseskan.

SD : Jenis-jenis kampanye apa saja yang bapak siapkan untuk memenangkan

bu Ledia?

Page 142: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

YY : Yang pasti di kami itu uniknya begini, hal logistik itu seluruhnya

disediakan oleh bu Ledia. Logistik kampanye itu seperti banner, spanduk,

sticker, kaos, nah itu bu Ledia sepenuhnya yang bikin. Ya kami itu lebih

kepada event. Nah jadi yang kami siapkan kemarin itu, satu,

memperbanyak kunjungan tatap muka karena menurut ehh analisa kami

kunjungan tatap muka itu cenderung lebih mengena dihati masyarakat jadi

kita setting kunjungan tatap muka. Kemudian yang kedua, kita ciptakan

beberapa kegiatan yang lain dari ehh..caleg yang lain. Sehingga lebih

diingat lebih mudah masuk ke dalam memori (ehh apa?) Anggota

masyarakat. Ya jadi diantaranya tahun ini kita kampanye lewat pagelaran

wayang dakwah, kita kampanye lewat simulasi pemadam kebakaran oleh

pemadam kebarakarannya langsung, kita kampanye melalui ehh kegiatan

bank sampah di mana nanti sampah bisa ditukar dengan sayuran, kita

kampanye lagi dengan pelatihan mendongeng ibu-ibu TK di Graha seperti

itu mba.

SD : Apa yang ingin bapak/ibu/saudara tonjolkan dalam kampanye kali ini?

YY : Ehmm yang saya tonjolkan prestasi-prestasi bu Ledia ya jadi bahwa ibu

dinobatkan salah satu dari lima perempuan paling berpengaruh di DPR.

Bahwa selama ibu menjadi aleg incumbent ibu mengadvokasi berbagai

macam program. Nah itu yang kami selalu kami tonjol-tonjolkan begitu.

Adalagi selain secara teknis yang kami tonjolkan tentang pencalegan ibu

itu adalah bahwa partai nomor tiga, ibu pun nomor tiga. Kami selalu

memberikan pemahaman ke masyarakat, pilih buled, bu Ledia haah

dengan angka tiga teracung begitu ya kemudian telunjuk dan ibu jari

membentuk huruf O, oke, nah saya bilang pilih yang buled, buled itu

lingkaran, nah pilih yang buled itu bu Ledia, emut buled bu Ledia. Nah

terus ingatkan dengan angka tiganya, partai nomor tiga, nomor urut tiga.

Nah itu yang sering kita tonjolkan.

SD : Apakah bapak/ibu/saudara yang mengatur strategi dan jenis-jenis

kampanye?

YY : Ehhm pada dasarnya bersama sih. Kita ada rapat secara (ehh apa?)

berjenjang. Di situ kita menyaring berbagai macam ide bahkan kadang ide

ketemu di tengah jalan gak usah rapat lagi hehehe...

SD : Apa pesan dan kesan yang ingin bapak sampaikan pada kampanye kali

ini?

YY : Kesan ya? jujur saja saya sebelum jadi tim kampanye bu Ledia, saya

bukanlah tim sukses. Jadi melainkan kader biasa yang hanya bisa (apa?)

membantu kesuksesan di tingkat DPC kecamatan gitu ya. Tiba-tiba saja

saya di..sebetulnya diamanahkan juga ya. Ini yang menarik ya, ibu tuh

santai-santai saja menghadapi kampanye slow slow hehehe.. Jadi saya

inisisatif sendiri membentuk tim kampanye bahkan ketika terbentuk pun

kami sempat gemes gitu ke bu Ledia di mana orang lain sudah fokus ke

Page 143: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

kampanyenya ibu masih fokus dengan tugas-tugasnya di DPR. Sampai

kami suatu saat pernah menegur, ibu ini tuh ibu mau menang atau tidak?

kalau mau menang off road dong, kasih atensi jangan sampai kami ini

yang sudah semangat melihat jenderal kami yang santai-santai saja bukan

santai-santai saja, cuek-cuek saja, jadi kami juga khawatir semangatnya

pudar. Jadi itu yang ngebikin saya berkesan. Pesannya kalau saya sih

begini, bahwa PKS sudah 15 tahun ternyata tidak punya handbook

handbight gitu ya, catetan kampanye tentang kampanye. Bagaimana

pemenangan suara? bagaimana pemenangan tokoh? bagaimana kemudian

pengelolaan jejaring? saya tanya ke temen, konon katanya, temen pernah

baca buku itu dan saya sendiri tidak. Dan saya pertama kali mendapatkan

amanah timses saya bertanya, bu apakah adakah hal-hal atau ada buku atau

adakah pelatihan yang bisa saya dapatkan sehingga saya bisa menjadi

timses yang baik? ternyata tidak ada. Tapi untuk timses CAD kota itu ada,

mereka dikumpulkan. Mereka punya forum, mereka dilatih-latih begitu ya

seperti itu. Tapi untuk pusat dianggap sudah bisa. Itu yang bikin seru-

seruan gitu mba yanti. Pesannya bahwa gini aja sih kemudian hasil

perolehan suara PKS tidak sebagus yang kita harapkan ya dan kemudian

(apa namanya?) pada akhirnya bu Ledia harus jadi unggul diantara yang

lainnya. Tapi sesungguhnya ini bukanlah keunggulan atau kemenangan bu

Ledia karena kursi ini diraih oleh akumulasi perjuangan semua caleg,

semua pengurus partai, semua kader dan simpatisan yang bekerja siang

dan malam gitu. Jadi pesan saya adalah ini sesungguhnya kalau pun

dianggap kemenangan, kemengan bersama sebaliknya kalau dianggap

ketidakberhasilan, maka ketidakberhasilan kita bersama, bukan

kemenangan bu Ledia semata.

SD : Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada kampanye kali ini?

YY : Faktor pendukung tuh, satu, bu Ledia itu karena dari dulu itu sudah

sering blusukan jadi sudah mengurat akar, mengakar rumput gitu ya. Jadi

kader dari berbagai jenjang itu sudah sangat mengenal bu Ledia bahkan

masyarakat pun sudah banyak yang kenal bu Ledia. Tidak jarang kita di

lapangan, masih diperjalanan, ketemu (memanggil) bu Lediaaa begitu

hehe... anak-anak kecil bahkan (memanggil juga) bu Lediaaa. Luar biasa.

ehh kemudian yang kedua, sebagai incumbent tentu punya kemampuan

financial yang lebih baik. Saya melihat bu Ledia totalitas dalam hal

financial (ehh apa?) tim tidak diberikan patokan atau batasan seperti apa

dana yang pasti mereka gunakan. Tapi sok aja, silakan ajukan kalau ada ya

ada, kalau gak ada ya gak ada. Satu sisi merepotkan, satu sisi juga (apa

namanya?) seru gitu, serunya ya kita bisa berkreativitas sesuai yang kita

harapkan. Merepotkannya, saya deg-degan, sampai kapan ibu bisa

mensupply dana seperti ini gitu loh. Yang ketiga, ibu etos kerjanya luar

biasa, workaholic. Jadi ke kami pun para pasukannya senantiasa bekerja

keras pantang mengeluh. Tiap hari kami pulang jam 11 malam jam 12

malam, jarang sekali terucap kata kelu. Bahkan kalaupun kegiatannya

tidak sesuai yang kita harapkan jarang kita dengarkan ibu ada kalimat

Page 144: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

mengeluh. Jadi workaholic, optimis, positif thinking orangnya, begitu ya.

Kemudian tadi jejaringnya yang kuat, ibu punya tim setiap kecamatan

satu, ibu punya tim dalam setiap pemilihan kota satu, dan mereka timnya

itu dikasih uang operasional gitu. Jadi mereka timnya itu juga cukup solid.

Kemudian yang ketiga, ada jaringan yang dilibatkan. Jaringannya dari

mulai geng motor, dari geng LSM, ada juga jaringan ustad dan kiai dari

eksternal. dan kemudian yang menghambat, tadi satu, ibu tidak

memberikan form yang jelas. Kita tuh mau seperti apa? diserahkan ke kita

gitu kan. Yang kedua, tidak pernah memberikan platform yang jelas tadi

saya bilang, bingung juga kita ngelolanya kayak gimana. Yang ketiga,

logistik itu sepenuhnya diatur oleh ibu. Jadi ehh kita (ehh apa ya?) Tidak

diberikan kewenangan hal itu. Jadi dari sisi konten apa yang mau

ditampilkan? berapa banyaknya? dan lain sebagainya semuanya ibu.

Kadang bagi kami di dapil tidak sesuai ini (apa namanya?) bukan bahan

ini yang kami butuhkan. Dari sisi eksternal, bu Ledia itu di tempatkan di

nomor tiga, sementara di Bandung itu kemarin Cuma punya dua kursi

artinya mohon maaf, sebetulnya ibu caleg yang tidak terlalu diharapkan

jadi gitu loh. Kemudian bahwa PKS sedang dirundung berbagai macam

isu sehingga itu juga turut mengerdilkan PKS. Kemudian yang paling gila

sekarang politik uang. Jadi kerja keras kita, kerja blusukan kita, rasanya itu

terhapus oleh oleh money politic yang sangat vulgar, yang sangat brutal,

begitu ya kira-kira.

SD : Apakah bapak optimis dengan kinerja semua tim untuk memenangkan

kembali bu Ledia?

YY : Optimis dong karena sudah menang kan sudah pasti menang insya Sllah

SD : Tugas apa yang bapak jalankan pasca kampanye?

YY : Pasca kampanye kami diminta mensupport struktur, mensupport DPC,

yang sedang melakukan pengamanan suara. Bukan dengan cara kita minta

suara bu Ledia berapa? (apa namanya?) dan lain sebagainya. Benar-benar

mensupport, jadi pada saat hari pemilu juga bu Ledia langsung balik ke

Bandung, kan beliau memilih di Depok sana yah. Beliau langsung balik ke

Bandung kemudian membawa setumpuk makanan dan kemudian dibagi-

bagikan beberapa titik saksi yang sedang bertugas di posnya masing-

masing. Hari keduanya juga demikian, ibu membawakan makanan dibagi-

bagikan ke setiap dapil di kota Bandung. Jadi itu sebagai salah satu bukti

support kita, selain juga tim yang kita punya diinstruksikan merapat ke

masing-masing struktur bantuin rekap suara dan lain sebagainya gitu.

Sampai kemudian tabulasi di tingkat provinsi kita seperti itu.

Page 145: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

1 2 3 4 5 6

1 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 1 Drs. H. SUHARNA SURAPRANATA, MT. 36,515 1

DAFTAR TERPILIHANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

PEMILIHAN UMUM TAHUN 2009

DAERAH PEMILIHAN : JAWA BARAT I

NO. PARTAI POLITIKNO. URUT

DCTNAMA CALON TERPILIH SUARA SAH

PERINGKAT SUARA SAH

MODEL E 3.1DPR

2 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 2 HJ. LEDIA HANIFA AMALIAH, SSI, MPSI.T 28,228 2

3 PARTAI GOLONGAN KARYA 1 Dra. POPONG OTJE DJUNDJUNAN 25,260 1

4 PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN 1 Drs. H. SETIA PERMANA 24,948 1

5 PARTAI DEMOKRAT 1 AGUNG BUDI SANTOSO, SH 74,870 1

6 PARTAI DEMOKRAT 2 H. DADAY HUDAYA, SH., MH 47,208 2

7 PARTAI DEMOKRAT 3 YETTI HERYATI 29,841 3

Jakarta, ………...………………………….. 2009

KOMISI PEMILIHAN UMUM

Ketuamerangkap Anggota

Prof. DR. H.A. Hafiz Anshary, AZ, MAProf. DR. H.A. Hafiz Anshary, AZ, MA

Anggota Anggota

Dra. Endang Sulastri, M.Si Sri Nuryanti, S.IP, MA

Prof. DR. Ir. H. Syamsul Bahri, MS I Gusti Putu Artha, SP, M.Si

Drs. H. Abdul Aziz, MA Dra. Andi Nurpati, M.Pd

Page 146: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA

PROVINSIDAERAH PEMILIHAN

::JAWA BARATJAWA BARAT I

MODEL BC 1 DPR RIDAFTAR CALON TETAP

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIAPEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

PARTAI NasDem1

PASFOTONO NAMA LENGKAP JENIS

KELAMIN(L/P)

KABUPATEN/KOTA(TEMPAT TINGGAL

CALON)

1 L BOGORRICKY ACHMAD SOEBAGDJA2 P KOTA BANDUNGMIRA ROSANA GNAGEY3 P KOTA BANDUNGDR. LINA K.M4 P KOTA BANDUNGENNI ERYANI, MBA5 P JAKARTA SELATANYULIANTI SUSILO, MA6 L KOTA BANDUNGH. ACHMAD CHAERUDIN, SE7 L KOTA BANDUNGHADI SUCIPTO ABDUL GHONI

3 4Jumlah Laki-laki : Jumlah Perempuan : 57%Prosentase Perempuan :

PARTAI KEBANGKITAN BANGSA2

PASFOTONO NAMA LENGKAP JENIS

KELAMIN(L/P)

KABUPATEN/KOTA(TEMPAT TINGGAL

CALON)

1 L JAKARTA TIMURD.G. SANDY NAYOAN2 L KOTA BANDUNGH. DUDDY S. SUTANDI, SE3 P KOTA BANDUNGSRI NURYANI ERWINSYAH4 L KOTA CIMAHIDR. IKIN SODIKIN5 L KOTA CIMAHIWAHYUDIN

6 P BANDUNGVINA KUSUMA DEWI7 P KOTA BANDUNGIMBI JUMIATI

4 3Jumlah Laki-laki : Jumlah Perempuan : 43%Prosentase Perempuan :

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA3

PASFOTONO NAMA LENGKAP JENIS

KELAMIN(L/P)

KABUPATEN/KOTA(TEMPAT TINGGAL

CALON)

1 L KOTA BANDUNGASEP SAEFULLOH DANU2 L BANDUNGAHMAD KUNCARANINGRAT3 P KOTA DEPOKLEDIA HANIFA AMALIAH, S.SI.

M.PSI.T

4 L KOTA CIMAHIARIF MINARDI5 L KOTA CIMAHIACHMAD ZULKARNAIN6 P KOTA BANDUNGZIRLY NOVA JAMIL

4 2Jumlah Laki-laki : Jumlah Perempuan : 33%Prosentase Perempuan :

PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN4

PASFOTONO NAMA LENGKAP JENIS

KELAMIN(L/P)

KABUPATEN/KOTA(TEMPAT TINGGAL

CALON)

1 L KOTA BANDUNGIr. KETUT SUSTIAWAN2 L KOTA BANDUNGDEDY DJAMALUDDIN MALIK,

M.Si

3 P JAKARTADr. HARTATI HERMES, MQIH4 P JAKARTA SELATANDra. MEIDYA AMORA. I.SIP, M.Si5 L JAKARTA SELATANJUNICO BP SIAHAAN, SE6 L JAKARTA SELATANROBARTO R. TIKOALU, SE7 P JAKARTA TIMURLENNY MARLIANI, SH.

4 3Jumlah Laki-laki : Jumlah Perempuan : 43%Prosentase Perempuan :

PARTAI GOLONGAN KARYA5

PASFOTONO NAMA LENGKAP JENIS

KELAMIN(L/P)

KABUPATEN/KOTA(TEMPAT TINGGAL

CALON)

1 L KOTA BANDUNGDR. HAPPY BONE ZULKARNAIN,MS

2 P KOTA BANDUNGDra. POPONG OTJEDJUNDJUNAN

3 L KOTA BANDUNGMUHAMAD EGGI HAMZAH, SH,MH

4 P KOTA CIMAHIATTIE D ANJAR RACJMAN, SH,M.Si

5 L KOTA BANDUNGAAT SAFAAT HODIJAT6 L KOTA BANDUNGTRISNA SUGANDA, MH7 P KOTA CIMAHIDINA WAHYUNINRUM

4 3Jumlah Laki-laki : Jumlah Perempuan : 43%Prosentase Perempuan :

PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA6

PASFOTONO NAMA LENGKAP JENIS

KELAMIN(L/P)

KABUPATEN/KOTA(TEMPAT TINGGAL

CALON)

1 L KOTA BANDUNGDR. Ir. H. SODIK MUDJAHID, M.Sc

2 L KOTA JAKARTASELATANIr. YUSNAN SOLIHIN

3 P KOTA BANDUNGDra. V. JENNI RETNOMAMUSUNG

4 L KOTA BANDUNGH. NANANG SUDJANA, SH5 L KOTA BANDUNGDR. BUCKY WIBAWA, S. Pd, M.Si6 P KOTA JAKARTA

UTARAPOPPY RAMADHANIE, SH7 P KOTA JAKARTA

SELATANMARTINI

4 3Jumlah Laki-laki : Jumlah Perempuan : 43%Prosentase Perempuan :

PARTAI DEMOKRAT7

PASFOTONO NAMA LENGKAP JENIS

KELAMIN(L/P)

KABUPATEN/KOTA(TEMPAT TINGGAL

CALON)

1 L KOTA DEPOKH. AGUNG BUDI SANTOSO, SH,MM

2 P BANDUNGDR. KIKIT WIRIANTI SUGATA,SH

3 L BEKASIH. DADAY HUDAYA, SH, MH4 P KOTA TANGERANG

SELATANYETTI HERYATI, SH5 L KOTA BANDUNGH. SUGIANTO NANGOLAH, SH,

MH

6 L BOGORDrs. H.M. SANI ALAMSYAH, SH,MBL

7 P BEKASIDYAH PROBONDARI, SH, M.Kn4 3Jumlah Laki-laki : Jumlah Perempuan : 43%Prosentase Perempuan :

PARTAI AMANAT NASIONAL8

PASFOTONO NAMA LENGKAP JENIS

KELAMIN(L/P)

KABUPATEN/KOTA(TEMPAT TINGGAL

CALON)

1 P KOTA BANDUNGHj. MARIANA GANDAKUSUMAH2 L KOTA BANDUNGDR. Ir. H. JUNIARSO RIDWAN,

SH.,MH.M.Si

3 L BANDUNGH. SAEPUDIN, S.Ag, M.Ag4 L JAKARTA SELATANH. ACENG KARIMULLAH, BE, SE5 L KOTA BANDUNGRIMBA DIRGANTARA DRADJAT6 P KOTA DEPOKCLARA SINTA7 P BOGORERI HARYATI SUNDARI

4 3Jumlah Laki-laki : Jumlah Perempuan : 43%Prosentase Perempuan :

PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN9

PASFOTONO NAMA LENGKAP JENIS

KELAMIN(L/P)

KABUPATEN/KOTA(TEMPAT TINGGAL

CALON)

1 L KOTA CIMAHIDr. Ir. H.M. ITOC TOCHIJA, MM2 L JAKARTA PUSATH. RAHMAN, SH, MH3 P JAKARTA SELATANDRA. YOHANA SYARIF4 L BANDUNGIFACHRIL MADIN, SH5 L BANDUNGDRS. H. HILMAN, M. HUM6 P TANGERANGHj. MOLLIVIANDRY7 P KOTA CIMAHIGITA WIDYASANTY, S. IKOM, M.

Si

4 3Jumlah Laki-laki : Jumlah Perempuan : 43%Prosentase Perempuan :

PARTAI HATI NURANI RAKYAT10

PASFOTONO NAMA LENGKAP JENIS

KELAMIN(L/P)

KABUPATEN/KOTA(TEMPAT TINGGAL

CALON)

1 L JAKARTA SELATANMOH. ARIEF S. SUDITOMO, SH,MA

2 P JAKARTA TIMURPATRIA MUTIARA NUSA3 L KOTA BANDUNGDrs. TIMBUL P. MANURUNG4 P KOTA BANDUNGDr. Hj. NUNUNG AYU SOFIATI,

MM

5 L KOTA BANDUNGPEPEN SUPENDI6 L KOTA DEPOKKRISNA MEGA7 P JAKARTA PUSATPURWITASARI

4 3Jumlah Laki-laki : Jumlah Perempuan : 43%Prosentase Perempuan :

PARTAI BULAN BINTANG14

PASFOTONO NAMA LENGKAP JENIS

KELAMIN(L/P)

KABUPATEN/KOTA(TEMPAT TINGGAL

CALON)

1 P KOTA JAKARTASELATANDILIANA ERMANINGTIAS, ST

2 L KOTA BANDUNGLATIEF AWALUDIN, SH.I, MA3 L KOTA JAKARTA

SELATANIr. BUDI PUTRA4 L BANDUNGMUHAMMAD TEGUH5 P KOTA JAKARTA

UTARANURLELA, S.Ag6 L KOTA JAKARTA

SELATANDr. Ir. H. AKHMAD BAKHTIARAMIN, M.Sc., M.Si

7 P BOGORDra. SANTI SUWARTI YATI4 3Jumlah Laki-laki : Jumlah Perempuan : 43%Prosentase Perempuan :

PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA15

PASFOTONO NAMA LENGKAP JENIS

KELAMIN(L/P)

KABUPATEN/KOTA(TEMPAT TINGGAL

CALON)

1 L KOTA CIMAHIRULLY SOEKARTA2 L KOTA BANDUNGABIDIN, SH., MH., M.Si3 P BOGOREKA SANTHIKA PARWITASARI4 L KOTA CIMAHIIr. M ILYAS5 P KOTA BANDUNGOKTAVIA, M.Si6 L KOTA JAKARTA

TIMURANINDYO DARMANTO, SH, MH7 P KOTA JAKARTA

TIMURJEANNE T. POEGOEH, SH4 3Jumlah Laki-laki : Jumlah Perempuan : 43%Prosentase Perempuan :

Ditetapkan Di JakartaPada Tanggal 22 Agustus 2013KOMISI PEMILIHAN UMUM1. KETUA

3. ANGGOTA6. ANGGOTA Drs. HADAR NAFIS GUMAY

SIGIT PAMUNGKAS, S.IP., MA.HUSNI KAMIL MANIK:

:

:

.................................

......2. ANGGOTA5. ANGGOTA Dr. FERRY KURNIA RIZKIYANSYAH, S.IP., M.Si

IDA BUDHIATI, SH., MH........................................

:

:

.................................

......4. ANGGOTA7. ANGGOTA JURI ARDIANTORO, M.SI.

ARIEF BUDIMAN, S.S., S.IP., MBA........................................

:

:

.................................

.............................................

.................................

......

Page 147: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA
Page 148: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA
Page 149: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA
Page 150: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA
Page 151: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA
Page 152: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA
Page 153: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA
Page 154: MARKETING POLITIK CALON ANGGOTA DPR RI LEDIA HANIFA