margarine

Upload: deviana-nur-agustin

Post on 14-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Proses pembuatan margarine dan kandungan gizinya.

TRANSCRIPT

  • 22

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Margarin

    2.1.1 Defenisi dan Komposisi Margarin

    Margarin pertama kali ditemukan oleh Mege Mouries di Perancis pada

    tahun 1870 dalam suatu sayembara yang diadakan Kaesar Napoleon III. Mege

    Mouries membuat dan mengembangkan margarin dengan menggunakan lemak

    sapi. Pada tahun 1872 margarin mulai dikenal luas di seluruh Eropa dan di

    sebagian benua Amerika (http://web.ipb.ac.id/2002).

    Margarin dimaksudkan sebagai pengganti mentega dengan rupa, bau

    konsistensi rasa dan nilai gizi yang hampir sama dengan mentega. Margarin

    mengandung 80 % lemak, 16 % air dan beberapa zat lain

    (Wahyuni & Made, 1998). Minyak nabati yang sering digunakan dalam

    pembuatan lemak adalah minyak kelapa, minyak inti sawit, minyak biji kapas,

    minyak wijen, minyak kedelai dan minyak jagung. Minyak nabati umumnya

    berwujud cair, karena mengandung asam lemak tidak jenuh, seperti asam oleat,

    linoleat dan linolenat.

    Menurut SNI (1994), margarin adalah produk makanan berbentuk emulsi

    padat atau semi padat yang dibuat dari lemak nabati dan air, dengan atau tanpa

    penambahan bahan lain yang diizinkan. Margarin dimaksudkan sebagai pengganti

    mentega dengan rupa, bau, konsistensi rasa, dan nilai gizi yang hampir sama

    dengan mentega. Margarin merupakan emulsi dengan tipe emulsi water in oil

    (w/o), yaitu fase air berada dalam fase minyak atau lemak.

    Menurut SNI (1995), mentega adalah produk berbentuk padat lunak yang

    dibuat dari lemak atau krim susu atau campurannya, dengan atau tanpa

    penambahan garam (NaCl) atau bahan makanan yang diizinkan. Mentega adalah

    produk olahan susu yang bersifat plastis, diperoleh melalui proses pengocokan

    sejumlah krim. Mentega yang baik mengandung lemak 81 %, kadar air 18 % dan

    kadar protein maksimal 1 % (Wahyuni & Made, 1998). Mentega dianggap

  • 23

    sebagai lemak yang paling baik diantara lainnya karena rasanya yang

    menyakinkan serta aroma yang begitu tajam, karena lemak mentega berasal dari

    lemak susu hewan. Lemak mentega sebagian besar terdiri dari asam palmitat,

    oleat dan stearat serta sejumlah kecil asam butirat dan asam lemak sejenis lainnya.

    Bahan lain yang terdapat dalam jumlah kecil adalah vitamin A, E dan D serta

    sebagai flavor adalah diasetil, lakton, butirat dan laktat.

    Mentega putih (Shortening/Compound fat) adalah lemak padat yang

    mempunyai sifat plastis dan kestabilan tertentu dan umumnya berwarna putih

    (Winarno,1991). Pada umumnya sebagian besar mentega putih dibuat dari minyak

    nabati seperti minyak biji kapas, minyak kacang kedelai, minyak kacang tanah

    dan lain-lain (Winarno, 1991). Mentega putih mengandung 80% lemak dan 17%

    air (Wahyuni & Made, 1998). Mentega putih banyak digunakan dalam bahan

    pangan, terutama pada pembuatan kue dan roti yang dipanggang. Fungsi mentega

    putih dalam bahan pangan khususnya dalam kue dan roti mempunyai fungsi

    antara lain memperbesar volume bahan pangan, menyerap udara, stabiliser,

    emulsifier, membentuk cream, memperbaiki keeping quality dan memberikan cita

    rasa gurih dalam bahan pangan berlemak dan mengempukan tekstur kue karena

    mentega putih mengandung shortening.

    Tabel 2.1 Karakteristik Margarin, Mentega dan Mentega Putih

    Aspek Margarin Mentega Mentega Putih

    Warna Kuning Kuning muda Putih

    Bentuk Padat Padat Padat

    Rasa Asin Netral Netral

    Aroma lemak Tidak harum Harum Harum

    Kandungan air 16 % 18 % 17 %

    Asam lemak Lemak nabati Lemak hewani Lemak nabati

    (Sumber: Wahyuni & Made, 1998)

    Margarin merupakan emulsi dengan tipe emulsi air dalam minyak (water

    in oil emulsion W/O), berbentuk semi padat, dan bersifat plastis. Minyak yang

    digunakan dalam pembuatan margarin dapat berasal dari lemak hewan seperti

  • 24

    babi (lard) atau sapi, dan lemak nabati seperti minyak kelapa, minyak sawit,

    kedelai, jagung, biji bunga matahari, dan lain-lain (http://web.ipb.ac.id/2002).

    Minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan

    margarin harus memenuhi persyaratan sebagai berikut, (Kataren, 1986) :

    1. Bilangan Iod yang rendah.

    2. Warna minyak kuning muda.

    3. Flavor minyak yang baik.

    4. Titik beku dan titik cair disekitar suhu kamar.

    5. Asam lemak yang stabil.

    6. Jenis minyak yang digunakan sebagai bahan baku harus banyak terdapat di

    suatu daerah.

    Tabel 2.2 Komposisi Margarin

    Komposisi Nilai (%)

    Lemak 80 60 40

    Vitamin A 0.0005 0,0005 0,0005

    -karoten 0.0005 0,0005 0,0005

    TBHQ 0.015 0,015 0,015

    Skim milk 0,01 0,01 0,01

    Garam dapur (NaCl) 4 maks 4 maks 4 maks

    Natrium benzoat (Na2CO3) 0.09 - -

    Air 16.2 37,36 54,86

    Lecithin 0,1 0,5 0,1 0,5 0,1 0,5

    (Shahidi, 2005 dan http://www.malaysiapalmoil.org/2003)

    2.1.2 Jenis - jenis Margarin

    Dalam bidang pangan penggunaan margarin telah dikenal secara luas

    terutama dalam pemanggangan roti (baking) dan pembuatan kue kering (cooking)

    yang bertujuan memperbaiki tekstur dan menambah cita rasa pangan. Margarin

    juga digunakan sebagai bahan pelapis misalnya pada roti yang bersifat plastis dan

    akan segera mencair di dalam mulut (Winarno, 1991 dan Faridah, dkk, 2008).

  • 25

    Ada beberapa jenis margarin yang ada dipasaran, sebagai berikut

    (OBrien, 2009) :

    1. Margarin meja (table margarines)

    Margarin meja (table margarines) terdiri dari :

    a. Soft tube margarines, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

    - Temperatur emulsi soft tube margarines sekitar 95 1050F (35 40,60C)

    - Berbentuk lembut dan tetap dapat dioles pada suhu 5 10 0C

    - Produk terlalu lembut, oleh karena itu, dibungkus di dalam plastic tube

    atau plastic cup yang dilengkapi dengan pelekat penutup

    b. Stick margarines, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

    - Temperatur emulsi stick margarines disesuaikan dan diatur di bawah

    suhu tubuh pada 100 105 0F (37,8 40,6 0C)

    - Dapat dioles pada suhu 20 25 0C

    - Lebih kaku dibanding mentega putih (shortening)

    2. Margarin industri (Industrial margarines)

    Margarin industri ini dirancang untuk industri roti dan kue. Yang dibuat

    dari minyak nabati yang telah dimurnikan. Aplikasi yang direkomendasikan

    untuk biskuit, industri kue dan toko roti. Sedikit lebih keras dibandingkan

    dengan margarin meja dan digunakan untuk campuran roti dan kue. Margarin

    industri ini harus disimpan ditempat yang kering dan dingin atau suhunya

    sekitar 30 0C.

    3. Puff pastry margarines

    Sangat berbeda dengan margarin meja maupun margarin industri. Fungsi

    puff pastry sebagai pelindung antara lapisan lapisan dari adonan kue.

    2.2 Bahan Baku

    2.2.1 Minyak Jagung

    Tanaman jagung berperan penting dalam perekonomian nasional dengan

    berkembangnya industri pangan yang ditunjang oleh teknologi budi daya dan

    varietas unggul. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat,

  • 26

    Indonesia mengimpor jagung hampir setiap tahun. Pada tahun 2000, impor jagung

    mencapai 1,26 juta ton (BPS, 2005).

    Selain untuk pengadaan pangan dan papan, jagung juga banyak digunakan

    industri makanan, minuman, kimia, dan farmasi. Berdasarkan komposisi kimia

    dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan

    baku industri. Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku industri akan memberi

    nilai tambah bagi usaha tani komoditas tersebut.

    (http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/2003).

    Kandungan minyak jagung sekitar 3,1 5,7 % dari berat biji jagung dan

    digolongkan ke dalam benih jagung (corn germ). Ketersediaan benih jagung untuk

    memperoleh minyaknya tergantung pada jumlah jagung yang diproses oleh

    industri penggilingan jagung. Benih jagung mengadung sekitar 50 % minyak,

    diperoleh dengan proses penggilingan basah. Benih jagung mengandung 10 24

    % minyak, diperoleh dengan penggilingan kering (OBrien, 2009).

    Tabel 2.3 Komposisi Minyak Jagung dengan Penggilingan Basah

    Komposisi Range (%)

    Minyak Jagung Kasar Minyak Jagung yang telah Dimurnikan Trigliserida (%) 96,44 96,60 99,08 99,26

    Asam lemak bebas (FFA) 2,5 -

    Phospholipid - -

    Zat yang tidak tersabunkan : 0,908 1,146 0,736 0,92

    Wax 0,01 -

    Warna Kuning gelap Kuning pucat

    Ciri-ciri Bau dan rasa jagungnya kuat

    Bau dan rasa jagungnya sedikit

    (Sumber : http://www.corn.org/2006, Dutta, 2004 dan OBrien, 2009)

  • 27

    Tabel 2.4 Sifat Fisika Minyak Jagung yang telah dimurnikan

    Karakteristik Range

    Bilangan iodin 122 - 131

    Bilangan penyabunan 189 - 195

    Titik asap (0F) 445 - 460

    Titik lebur (0F) 12 - 17

    Titik embun (0F) 7 12

    Spesifik graviti : 60 0F 0,922 0,928

    Indeks bias : 25 0F 1,470 1,474

    Indeks kestabilan oksidasi (110 0C), (jam) 3,6 4,7

    (Sumber : http://www.corn.org/2006 dan OBrien, 2009)

    Tabel 2.5 Sifat Kimia Minyak Jagung yang telah dimurnikan

    Karakteristik Range Rumus Molekul Berat Molekul

    Trigliserida (%) :

    Trigliserida palmitat 11 13 C51H98O6 807,34

    Trigliserida stearat 2 3 C57H110O6 891,50

    Trigliserida oleat 25 31 C57H104O6 885,45

    Trigliserida linoleat 54 60 C57H98O6 879,40

    Trigliserida linolenat 1 C57H92O6 873,35

    (Sumber : http://www.corn.org/2006)

    2.2.2 Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDP Stearin)

    Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang

    sangat penting. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia di pelopori oleh Adrien

    Hallet, berkebangsaan Belgia, yang telah mempunyai pengalaman menanam

    kelapa sawit di Afrika. Penanaman kelapa sawit yang pertama di Indonesia

    dilakukan oleh beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit seperti pembukaan

    kebun di tanah itam ulu oleh Maskapai Oliepalmen Cultuur, di pulau raja oleh

    Maskapai Huilleries de Sumatra RCMA, dan di sungai Liput oleh Palmbomen

    Cultuur Mij. Kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak dari buahnya, yakni

    minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti sawit (http://www.depperin.go.id/2004).

  • 28

    Proses penyulingan minyak sawit dilakukan untuk penjernihan dan

    penghilangan bau atau RBDPO (Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil),

    kemudian diuraikan lagi menjadi minyak sawit padat (RBDP Stearin) dan untuk

    produksi minyak sawit cair (RBDP Olein). Secara keseluruhan proses

    penyulingan minyak kelapa sawit tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21%

    stearin, 5% PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) dan 0,5% buangan

    (http://www.depperin.go.id/2004).

    RBDP Olein merupakan minyak yang diperoleh dari fraksinasi CPO

    dalam fase cair dan komponen asam lemak terbesar dari RBDP Olein adalah asam

    oleat. Sedangkan RBDP Stearin merupakan minyak yang diperoleh dari fraksinasi

    CPO dalam fase padat Komponen asam lemak terbesar dari RBDP stearin adalah

    asam palmitat (http://www.depperin.go.id/2004).

    Tabel 2.6 Sifat Fisika RBDP Stearin dan RBDP Olein

    Karakteristik Fraksi Minyak Sawit Olein Stearin Trigliserida (%) 99,90 99,94 99,97 99,99

    Densitas (kg/l) 0,96 0,847

    Bilangan iod 51 61 22 49

    Bilangan penyabunan 194 202 193 206

    Zat yang tidak tersabunkan 0,06 0,1 0,01 0,03

    Titik cair (0C) 21 30 44

    Titik didih (0C) 215 283

    Viskositas (cP) 2,0970 2,3924

    Warna Kuning kecokelatan Putih

    (Sumber : OBrien, 2009 dan SNI, 1998)

  • 29

    Tabel 2.7 Sifat Kimia RBDP Stearin dan RBDP Olein

    Karakteristik Rumus Molekul BM Fraksi Minyak Sawit

    Olein Stearin Trigliserida (%) :

    Trigliserida miristat (14:0) C45H86O6 723,17 1 1,5 1 2

    Trigliserida palmitat (16:0) C51H98O6 807,34 38 42 47 74

    Trigliserida stearat (18:0) C57H110O6 891,50 4 5 4 6

    Trigliserida oleat (18:1) C57H104O6 885,45 37 41 16 37

    Trigliserida linoleat (18:2) C57H98O6 879,40 9 11 3 10

    (Sumber : OBrien, 2009)

    2.3 Bahan Pembantu

    Spesifikasi bahan-bahan pembantu yang digunakan dalam pra-rancangan

    pabrik margarin dari minyak jagung dan RBDP Stearin adalah sebagai berikut ini:

    2.3.1 Bahan Pembantu yang digunakan untuk Proses Pembuatan Margarin

    1) Bahan yang digunakan untuk proses hidrogenasi

    Gas Hidrogen Sifat-sifat dari gas hidrogen (Patnaik, 2003 dan McCabe, dkk, 1999) :

    - Rumus molekul : H2

    - Bobot molekul : 2,016

    - Densitas (gas) : 0,0899 gr/liter

    - Titik lebur : -252,9 0C

    - Titik beku : -259,3 0C

    - Viskositas : 0,009 cP

    - OfH (H2 gas) : 0 kJ/kmol

    - Cp (H2 gas) : 6,88 kal/mol 0K

    Katalis Nikel

    Sifat-sifat dari nikel (Patnaik, 2003) :

    - Rumus kimia : Ni

    - Berat molekul : 58,69

    - Densitas pada 20 0C : 8,908 g/cm3

  • 30

    - Titik Lebur : 1455 0C

    - Titik Uap : 2730 0C

    - Kenampakan : Kristal kubus berkilauan seperti perak

    - Cp (liquid) : 6,23 kal/mol 0K

    2) Bahan yang digunakan sebagai Pengemulsi

    Lecithin Bahan pengemulsi yang digunakan dalam proses pembuatan

    margarin ini adalah lechitin. Lecithin berfungsi untuk mendispersikan

    molekul-molekul air ke dalam minyak atau lemak sehingga terbentuklah

    suatu emulsi air dalam minyak (w/o) yang berbentuk gel

    (Sikorki & Kolakowska, 2003).

    Sifat-sifat dari lecithin :

    - Nama kimia : Phosphatidylcholine

    - Sinonim : Lecithin

    - Rumus bangun : C5H13N

    - Berat molekul : 87,17

    - Kenampakan : Berbentuk powder, berwarna kuning

    (Sumber: http://www.mountainroseherbs.com/2007 dan Yaws, 2008)

    3) Bahan yang digunakan sebagai pemberi rasa (flavour)

    Skim Milk Sifat-sifat dari skim milk :

    - Kenampakan : Berbentuk powder

    - Densitas pada 25 0C : 1041 kg/m3

    - Viskositas pada 25 0C : 1,4 .103 Paskal . det

    - Berat molekul : 1176

    - Cp : 3,90 4,02 kj/kmol 0K

    (Sumber : Geankoplis, 2003 dan Faridah, dkk, 2008 )

  • 31

    Garam Dapur (NaCl) Sifat-sifat dari garam dapur (Patnaik, 2003) :

    - Nama kimia : Natrium klorida

    - Sinonim : Garam dapur

    - Rumus molekul : NaCl

    - Bobot molekul : 58,443

    - Densitas : 2,165 gr/ml

    - Titik lebur : 801 0C

    - Titik didih : 1413 0C

    - Kelarutan : Larut dalam air, metanol dan gliserol

    - Struktur : Berbentuk kubus

    - Rasa : Bersifat garam

    - Kenampakan : Butiran kristal putih atau powder

    - Cp (liquid) : 12,07 kal/mol 0K

    - karoten

    Sifat-sifat dari - karoten :

    - Nama Kimia : -karoten

    - Sinonim : Provitamin A dan Kuning alami

    - Rumus Bangun : C40H56

    - Berat molekul : 536,87

    - Densitas : 1,0 kg/l

    - Titik lebur : 180 182 0C

    - Kelarutan : Larut dalam lemak dan Tidak larut dalam air

    - Kenampakan : Butiran kristal merah gelap (cokelat)

    (Sumber : http://www.ch.ic.ac.uk/2005, HUI, 2006 dan Yaws, 2008)

    Vitamin A

    Sifat-sifat dari Vitamin A

    - Nama kimia : All Trans Retinol

    - Sinonim : Vitamin A

    - Rumus bangun : C22H32O2

    - Berat molekul : 286,44

  • 32

    - Densitas : 1,2081 kg/l

    - Titik lebur : 62 64 0C

    - Kenampakan : Kristal berwarna kuning pucat

    - Kelarutan : Larut dalam lemak

    (Sumber : Dwiari, dkk, 2008, HUI, 2006 dan Yaws, 2008)

    4) Bahan yang digunakan sebagai pengawet

    Bahan pengawet berfungsi untuk menjaga margarin dari proses

    pembusukan, sehingga mutu, rasa, warna dan bau margarin tetap terjaga

    meskipun dalam waktu yang cukup lama. Zat pengawet yang digunakan

    adalah natrium benzoat dan tertiary butyl hidroquinone (TBHQ).

    Natrium benzoat Sifat-sifat dari natrium benzoat (Patnaik, 2003) :

    - Rumus molekul : Na2CO3

    - Berat molekul : 105,99

    - Kenampakan : Butiran kristal putih atau powder

    - Densitas : 2,54 gram/ml

    - Titik lebur : 851 0C

    - Kelarutan : Larut dalam air dan tidak larut dalam etanol

    - Cp : 26,84 kal/mol 0K

    Tertiary Butyl Hidroquinone (TBHQ) :

    Sifat-sifat dari Tertiary Butyl Hidroquinone (TBHQ) :

    - Nama kimia : Tertiary Butyl Hidroquinone

    - Rumus molekul :

    - Berat molekul : 166,20

    - Densitas : 1,0338 kg/l

    - Titik uap (0C) : 300

    - Titik Didih (0C) : 126,5 128,5

    - Cp : 257,20 kJ/kmol 0K

    CHC

    HCC

    CH

    C

    OH

    OH

    CH

    CH3

    CH3

  • 33

    - Kalarutan : Larut dalam lemak

    - Kenampakan : Kristal putih kecokelatan

    - Fungsi : Sebagai antioksidan sintetik

    (Sumber : Akoh & Min, 2002 dan Yaws, 2008)

    2.4 Metoda Pembuatan Margarin

    Ada beberapa metoda yang digunakan untuk memodifikasi lemak dan

    minyak menjadi margarin yaitu (OBrien, 2009) :

    2.4.1 Hidrogenasi

    Hidrogenasi adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap asam lemak tidak

    jenuh dengan kehadiran gas hidrogen dan katalis nikel. Suatu katalis nikel

    umumnya digunakan di dalam pengolahan minyak untuk tingkat industri.

    Modifikasi minyak dan lemak dengan hidrogenasi dapat digunakan untuk aplikasi

    yang lebih spesifik seperti pembuatan margarin, roti (bakery) dan mentega putih

    (Sikorki & Kolakowska, 2003).

    Adapun reaksinya sebagai berikut :

    Ni R-CH=CH-CH2-COOH + H2 R-CH2-CH2-CH2-COOH

    Asam lemak tidak jenuh Gas hidrogen Asam lemak jenuh

    Tabel 2.8 Komposisi Lemak Margarin dengan Proses Pencampuran Minyak

    ( Sumber : Melnik, dkk, 1960)

    Margarin Titik Lebur (0F)

    Trigliserida Linoleat

    (%) Minyak Kacang Kedelai : Minyak Biji Kapas

    (50:50) 96,1 12,3

    Seluruhnya Minyak Jagung 93,9 12,9

    Minyak Kelapa : Minyak Jagung (80:20) 79,7 39,8

    Minyak Kelapa : Minyak Jagung (50:50) 96,1 24,8

  • 34

    Adapun keuntungan dan kerugian dari modifikasi minyak atau lemak

    dengan metoda hidrogenasi adalah sebagai berikut

    (Ketaren, 1986 dan OBrien, 2009) :

    Keuntungan dari minyak yang dimodifikasi dengan metoda hidrogenasi adalah :

    1. Minyak lebih stabil terhadap proses oksidasi, sehingga tahan disimpan

    dalam waktu yang lebih lama

    2. Minyak yang dihasilkan berbentuk padat, sehingga memudahkan proses

    pembuatan margarin, pembungkusan dan transportasi

    3. Bilangan iod merupakan parameter untuk menentukan ketidakjenuhan dan

    kejenuhan dari hasil hidrogenasi

    4. Hidrogenasi dapat meningkatkan sifat fisika dan kimia dari minyak dan

    lemak

    Kerugian dari minyak yang dimodifikasi dengan metoda hidrogenasi adalah :

    1. Hidrogenasi dilakukan pada suhu tinggi, yang bertujuan untuk pengaktifan

    katalis nikel dan gas hidrogen tidak melebur didalam minyak yang akan

    menutupi permukaan katalis nikel

    2. Rasa dan bau spesifik minyak akan hilang dan nilai gizi akan turun

    3. Jumlah asam lemak tidak jenuh akan berkurang dan jumlah asam lemak

    jenuh akan meningkat

    2.4.2 Interesterifikasi

    Interesterifikasi adalah suatu proses untuk menghasilkan fungsi plastic

    (kepadatan) lemak oleh pertukaran asam lemak di dalam dan di antara trigliserida.

    Metoda kimia dan enzim adalah dua jenis dari interesterifikasi yang telah

    digunakan. Paling umum digunakan adalah interesterifikasi kimia dengan

    menggunakan katalis natrium metoksilat. Dalam reaksi ini ion logam natrium

    akan menyebabkan terbentuknya ion enolat yang selanjutnya diikuti dengan

    pertukaran gugus alkil (http://madja.files.wordpress.com/2006).

  • 35

    Reaksinya sebagai berikut :

    (Sumber : http://madja.files.wordpress.com/2006)

    Secara umum, proses interesterifikasi digunakan untuk mengolah lemak

    dan minyak untuk menghasilkan margarin, minyak goreng, lemak penggorengan

    (frying fat), margarin putih (shortening) dan aplikasi produk lain (OBrien, 2009).

    Adapun keuntungan dan kerugian dari modifikasi minyak atau lemak dengan

    metoda interesterifikasi adalah sebagai berikut (OBrien, 2009 dan

    Gunstone, 2004) :

    Keuntungan minyak atau lemak yang dimodifikasi dengan metoda

    interesterifikasi adalah :

    1. Bilangan iod tidak berpengaruh dalam proses interesterifikasi.

    2. Nilai ketidakjenuhan atau kejenuhan minyak (lemak) yang di proses

    dengan interesterifikasi tidak mengalami perubahan (konstan) jika tidak

    dilakukan pencampuran dengan bahan dari proses lain seperti fraksinasi

    dan hidrogenasi.

    3. Proses ini dilakukan pada suhu rendah, dengan tujuan untuk dilakukan

    kristalisasi sebahagian campuran ketika pertukaran asam lemak sedang

    berlanjut di dalam bagian cairan.

    O O O - NaOCH3 R C O R R C O Na R C O + Na+ Ester Ion Enolat O O O - NaOCH3 R C OR* R C O Na R C O + Na+ Ester Ion Enolat O - O (+) R C O + R* R C O R* O - O (+) R C O + R R C O R

  • 36

    Kerugian Minyak atau lemak yang di modifikasi dengan metoda

    interesterifikasi adalah :

    1. Untuk memodifikasi minyak atau lemak biasanya interesterifikasi

    dilakukan dengan pencampuran bahan dari proses lain seperti fraksinasi

    dan hidrogenasi, yang bertujuan untuk meningkatkan sifat fisika dan kimia

    minyak.

    2. Proses interesterifikasi kurang popular digunakan dalam memodifikasi

    minyak atau lemak.

    Berdasarkan uraian di atas maka dalam pra-prancangan pabrik pembuatan

    margarin dari minyak jagung dan RBDP Stearin digunakan metoda hidrogenasi

    untuk memodifikasi minyak jagung. Alasan pemilihan metoda hidrogenasi adalah

    sebagai berikut :

    1. Minyak jagung yang dihasilkan dari proses hidrogenasi lebih stabil,

    sehingga tahan disimpan dalam waktu yang lebih lama.

    2. Hidrogenasi dapat meningkatkan sifat fisika dan kimia dari minyak

    jagung.

    3. Proses hidrogenasi mudah dikontrol dan dapat dihentikan pada saat yang

    diinginkan.

    2.5 Diskripsi Proses

    2.5.1 Proses Hidrogenasi

    1) Minyak jagung yang diperoleh dari pabrik dengan kemurnian 99,2 % dan

    0,8% merupakan komposisi zat yang tidak tesabunkan (tocopherol dan

    phytosterol) di simpan pada tangki penyimpanan minyak jagung (TT-101)

    pada kondisi 1 atm dan temperatur 30 0C. Kemudian minyak jagung

    diumpankan ke tangki penyimpanan sementara minyak jagung (TT-103) yang

    berutujuan untuk memanaskan minyak jagung hingga temperatur 150 0C. Pada

    kondisi ini terjadi losing corn oil (hilangnya kadar minyak jagung) yang

    diakibatkan karena pemanasan. Menurut OBrien (2009) bahwa komponen

    tocopherol dan phytosterol apabila dikontakkan pada suhu tinggi maka terjadi

    kerusakan (hilang). Dari pernyataan di atas diasumsikan bahwa kadar minyak

    jagung yang hilang merupakan komposisi phytosterol dan tocopherol.

  • 37

    2) Gas hidrogen yang diperoleh dari pabrik dikontakkan dengan gas hidrogen sisa

    di dalam suatu titik kontak (AV-101) yang kemudian disimpan pada tangki

    penyimpanan gas hidrogen (TT-102) pada suhu 30 OC dan tekanan 1 atm.

    Kemudian gas hidrogen dipanaskan dengan menggunakan heater (E-101)

    hingga suhu 150 0C dan tekanan 1 atm (OBrien, 2009).

    3) Gas hidrogen dan minyak jagung dikontakkan dalam suatu titik kontak

    (AV-102) dan kemudian dialirkan ke reaktor (R-101). Di reaktor terjadi reaksi

    pemutusan ikatan rangkap yang bertujuan untuk mengurangi ketidakjenuhan

    minyak jagung sehingga minyak jagung yang dihasilkan lebih stabil terhadap

    oksidasi dan tahan untuk diproses lebih lanjut (Kataren, 1986). Reaksi

    berlangsung pada suhu 270 0C dan tekanan 1 atm (OBrien, 2009). Adapun

    reaksinya sebagai berikut :

    Besarnya konversi reaksi ditentukan dengan parameter ketidakjenuhan asam

    linoleat, sebagai berikut (Melnik, dkk, 1960) :

    Konversi reaksi =

    Dari pra-rancangan pabrik margarin dari minyak jagung dan RBDP

    Stearin ini diharapkan jumlah asam linoleat sebelum reaksi pada minyak

    jagung adalah 56 % dan jumlah asam linoleat setelah reaksi pada minyak

    jagung adalah 14,8 % (Melnik, dkk, 1960), sehingga :

    Konversi reaksi = (56,5 14,8) % x 100 %56,5 % = 73,60 %

    4) Hasil hidrogenasi merupakan minyak jagung yang telah dimodifikasi dengan

    proses hidrogenasi dalam fasa gas dan gas hidrogen sisa yang kemudian

    diumpankan menuju cooler (E-102) yang berfungsi untuk mengubah fasa

    minyak jagung menjadi liquid pada suhu 70 0C dan tekanan 1 atm.

    Ni R CH=CH- CH2-COOH + H2 R-CH2-CH2-COOH Asam lemak tidak jenuh Gas hidrogen Asam lemak jenuh

    Trigliserida linoleat sebelum reaksi - Trigliserida linoleat sesudah reaksi.100%

    Trigliserida linoleat sebelum reaksi

  • 38

    2.5.2 Proses Pemisahan

    1) Dari hasil proses pendinginan di atas dihasilkan minyak jagung dengan fasa

    liquid dan gas hidrogen sisa yang merupakan sisa dari pensuplaian gas

    hidrogen berlebih. Kemudian diumpankan ke separator (V-101) untuk

    memisahkan komponen minyak jagung dengan gas hidrogen yang berlebih

    pada kondisi 1 atm dan temperatur 70 0C.

    2) Gas hidrogen sisa kemudian diumpankan ke cooler (E-103) yang berfungsi

    mendinginkan gas hidrogen hingga temperatur 30 0C.

    3) Minyak jagung yang telah dipisahkan dari gas hidrogen, kemudian

    diumpankan ke tangki pencampur I (M-101) untuk dicampurkan dengan

    minyak RBDP Stearin.

    2.5.3 Proses Pencampuran

    1) RBDP Stearin yang diperoleh dari pabrik dengan kemurnian 99,972 %

    trigliserida dan sisanya merupakan komponen zat yang tidak tersabunkan

    (tocopherol dan tocotrienol) disimpan pada gudang bahan baku RBDP Stearin

    (G-101) pada suhu 30 0C dan tekanan 1 atm, dimana pada keadaan ini RBDP

    Stearin berbentuk padatan. Kemudian RBDP stearin diumpankan ke tangki

    penyimpanan sementara RBDP stearin (TT-104) dengan kondisi 1 atm dan

    temperatur 70 0C untuk dileburkan dari fasa padat menjadi fasa liquid. Pada

    kondisi ini terjadi losing RBDP Stearin oil (hilangnya kadar minyak RBDP

    Stearin). Menurut OBrien (2009) bahwa tocopherol dan tocotrienol

    merupakan zat antioksidan alami yang terdapat pada minyak nabati, yang

    apabila dikontakkan pada suhu tinggi atau pencampuran dengan bahan yang

    bersifat larut dalam air maka zat antioksidan tersebut akan mengalami

    kerusakan atau hilang. Dari pernyataan di atas diasumsikan bahwa kadar

    minyak yang hilang merupakan komposisi tocopherol dan tocotrienol. Setelah

    terjadi perubahan fasa, kemudian RBDP Stearin diumpankan ke tangki

    pencampur I (M-101) untuk dicampurkan dengan minyak jagung yang telah

    dimodifikasi dengan proses hidrogenasi. Setelah tercampur dengan sempurna

    (homogen) kemudian campuran minyak diumpankan ke tangki pencampur II

    (M-102).

  • 39

    2) Pada tangki pencampur II (M-102) terjadi pencampuran antara campuran

    minyak dengan bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatan margarin

    dimana bahan tersebut bersifat larut dalam minyak (soluble ingredient in oil)

    pada suhu 70 0C dan tekanan 1 atm. Setelah tercampur dengan sempurna atau

    homogen, kemudian campuran minyak yang terdiri antara komponen minyak

    dengan bahan pembantu yang bersifat larut dalam minyak (soluble ingredient

    in oil) diumpankan ke tangki pencampur IV (M-104).

    3) Pada tangki pencampur III (M-103) terjadi pencampuran antara komponen air

    dengan bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatan margarin yang

    bersifat larut dalam air (soluble ingredient in water) pada kondisi 1 atm dan

    temperatur 30 0C. Setelah tercampur dengan sempurna (homogen) kemudian

    campuran diumpankan ke tangki pencampur IV (M-104).

    4) Pada tangki pencampur IV (M-104) terjadi emulsifikasi antara bahan yang

    bersifat nonpolar (larut dalam air) dengan polar (larut dalam minyak) dengan

    penambahan agent emulsifier (lecithin) pada kondisi 1 atm dan temperatur

    700C. Pada kondisi ini bahan yang bersifat nonpolar (larut dalam air)

    teremulsi sempurna ke dalam bahan yang bersifat polar (larut dalam minyak)

    atau sering disebut dengan water in oil atau disebut juga dengan margarin.

    2.5.4 Tahap Pemadatan Margarin (Semi Fluid)

    1) Di dalam unit chemetator (CH-101) terjadi pemadatan margarin pada kondisi

    1 atm dan temperatur 17 0C, dimana pada unit ini terjadi perubahan fasa pada

    margan dari fasa emulsi menjadi semi fluid. Setelah terjadi pemadatan

    margarin, kemudian margarin siap untuk di kemas di dalam kemasan kantong

    plastik (K-101).

    2.5.5 Tahap Packing

    1) Margarin yang dihasilkan siap untuk di kemas di dalam kemasan kantong

    plastik (K-101) pada kondisi 1 atm dan temperatur 17 OC. Setelah dilakukan

    pengemasan kemudian produk margarin di simpan ke dalam gudang produk

    margarin (G-102).