mapala argajaladri _ perspektif ham dalam advokasi lingkungan hidup

5

Click here to load reader

Upload: lungid-ismoyoputro

Post on 26-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

HAM

TRANSCRIPT

Page 1: MAPALA ARGAJALADRI _ Perspektif HAM Dalam Advokasi Lingkungan Hidup

11/18/12MAPALA ARGAJALADRI : Perspektif HAM Dalam Adv okasi Lingkungan Hidup

1/5argajaladri.or.id/cetak.php?id=31

MAPALA ARGAJALADRI

Artikel : Lingkungan

Perspektif HAM Dalam Advokasi Lingkungan Hidup2010-09-26 19:39:59 - by : jembloex

PERSPEKTIF HAM DALAM ADVOKASI LINGKUNGAN HIDUP

sebuah eksplorasi awal

Pada bulan April 2001 Komisi Hak Asasi Manusia PBB menyimpulkan bahwa setiap orang

memiliki hak hidup di dunia yang bebas dari polusi bahan-bahan beracun dan degradasilingkungan hidup. Keputusan itu adalah kali pertama Komisi tersebut mengkaitkan antara

lingkungan hidup dan hak asasi manusia.Menanggapi momen bersejarah tersebut Klaus

Toepfer, Direktur Eksekutif UNEP (United Nation Environment Program) menyatakan

"Keadaan lingkungan hidup secara nyata membantu untuk menentukan sejauh mana orang

dapat menikmati hak-hak dasarnya untuk hidup, kesehatan, makanan dan perumahan yang

layak serta atas penghidupan dan budaya tradisionalnya. ... Hak dasar untuk hidup

terancam oleh degradasi dan deforestasi, paparan bahan kimia beracun, limbah berbahaya

dan pencemaran air minum. Untuk alasan inilah, kami percaya keberhasilan implementasitraktak lingkungan hidup internasional tentang keanekaragaman hayati, perubahan iklim,

penggurunan dan bahan kimia dapat memberikan sumbangan utama bagi perlindungan hak

asasi manusia' Sesungguhnya konsern PBB terhadap masalah lingkungan hidup ini telah

dimulai, pada tahun 1972 di Swedia melalui penyelenggarakan KTT lingkungan yang

pertama di Stockholm. Negara-negara Dunia Pertama dan Dunia Ketiga hadir dalam KTTyang difasilitasi PBB itu. Isu dominan yang dibahas pada saat itu adalah sustainability

(kesinambungan) sumber daya alam dalam menyokong kehidupan manusia dan juga

masalah perkembangan populasi dunia.

Sepuluh tahun kemudian, saat diselenggarakan Konferensi Lingkungan Hidup kedua

(UNCHE II) di Nairobi, Kenya, 1982, gambaran situasinya telah berubah. The United

Nations Environtment Programme (UNEP - Program Lingkungan Hidup PBB) dibentuk

sesegera setelah Konferensi Stockholm sebagai badan PBB yang baru; di samping

tindakan-tindakan lain, konferensi kedua itu berhasil dengan bantuan para pakar

internasional dalam memprakarsai teori dan strategi ecodevelopment sebagai alternatif

politik pembangunan. Pembahasan ini pun tetap berlanjut sampai pada KTT Bumi di RioDe Janeiro tahun 1992. Itu pertanda bahwa isu ini bukan masalah enteng dalam percaturan

politik internasional. Tapi harapan akan perbaikan kondisi lingkungan yang membuncah

dengan terselenggaranya KTT-KTT ini pun tak tumbuh jadi tunas. Justru dari KTT satu ke

KTT berikutnya, kemerosotan lingkungan makin parah terjadi; terutama di Dunia Ketiga di

Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Hingga terselengganya KTT Bumi 1992, belum ada

pengakuan eksplisit keterkaitan lingkungan hidup dan hak asasi manusia. Baru setelah

keputusan sidang Komisi Hak Asasi PBB tahun 2001 secara eksplisit diurai kaitan

lingkungan dan hak asasi manusia.

Page 2: MAPALA ARGAJALADRI _ Perspektif HAM Dalam Advokasi Lingkungan Hidup

11/18/12MAPALA ARGAJALADRI : Perspektif HAM Dalam Adv okasi Lingkungan Hidup

2/5

Hak Asasi Manusia dalam Sistim PBB

Menurut Burns H. Weston ada tiga generasi HAM. Tiga generasi HAM menunjukkan

suasa dialektika antara berbagai aliran ideologi terutama liberal dan sosial juga aspirasi darinegara-negara dunia ketiga yang baru merdeka dari kolonialisme. Tetapi inspirasinya

diilhami oleh tiga norma Revolusi Perancis, hak-hak itu adalah generasi pertama dari hak-

hak sipil politik (liberte-kebebesan), generasi kedua dari hak-hak ekonomi, sosial, budaya

(egalite-persamaan sosial) dan gernerasi ketiga hak-hak solidaritas (fraternite-

persaudaraan).

Weston menyebutkan bahwa "Generasi pertama berupa hak-hak sipil-politik berasal

terutama dari teori-teori reformis abad ketujuh belas dan kedelapan belas yang berkaitandengan revolusi Inggris, Amerika dan Perancis. Diinfus dengan filosofi politik dari

individualisme liberal dan doktrin ekonomi laissez-faire. Generasi ini mengartikan HAMdengan istilah yang lebih bersifat negatif atau lebih suka abstensi daripada intervensi

pemerintah dalam pencarian martabat manusia (pasal 2-22 DUHAM PBB). Walaupundalam

beberapa segi juga mensyarajat tindakan positif pemerintah seperti hak atas keamananpribadi, paradilan yang adil dan terbuka dll. Tetapi nilai sentralnya tetap bahwa kebebasan

merupakan suatu perisai yang melindungi individu sendirian dan dalam asosiasi-asosiasidengan yang lain-lain, dari penyelewengan dan penyalanggunaan otoritas politik."

"Sedangkan Generasi kedua pada umumnya, muncul dari tradisi sosialis dan dicanangkan

dengan berbagai cara oleh perjuangan-perjuangan revolusioner dan gerakan kesejahteraansejak itu. HAM generasi kedua merupakan tanggapan terhadap penyelewengan danpenyalahgunaan pembangunan kapitalis dan konsepsi kebebasan individual yang

mendasarinya, yang pada pokoknya tidak menentukan, yang mentolerir, bahkanmengesahkan, eksploitasi kelas pekerja dan rakyat-rakayat daerah jajahan. Generasi kedua

mengartikan istilah HAM secara positif yang mensyaratkan intervensi negara dengan tujuanuntuk memastikan partisipasi yang merata dalam produksi dan distribusi nilai-nilai yang

dikandung (pasal 22-27 DUHAM PBB). Walau demikian hak memilih pekerjaan denganbebas, hak untuk membentuk dan bergabung dengan serikat buruh, dan hak partisipasi

secara bebas dalam kehidupan budaya dari komunitas, tidak secara inheren mensyaratkantindakan pemerintah yang positif untuk menikmatinya. Tetapi sebagian karena relatif

terlambatnya datangnya pengaruh sosialisme-komunis dalam bidang normatif masalah-masalah internasional, maka internasionalisasi HAM generasi kedua ini agak terlambat;tetapi dengan meningkatnya kekuatan Dunia Ketiga di tingkat glonal, sungguh merupakan

'revolusi harapan yang meningkat,' hak-hak asasi itu telah mulai dewasa."

Sedangkan generasi ketiga ditunjukkan dalam pasal 28 DUHAM PBB bahwa"setiap orangberhak atas tatanan sosial dan internasional karena hak-hak asasi yang dinyatakan dalam

Deklarasi ini dapat diwujudkan sepenuhnya'. Deklarasi sejauh ini mencakup 6 hak asasi

Page 3: MAPALA ARGAJALADRI _ Perspektif HAM Dalam Advokasi Lingkungan Hidup

11/18/12MAPALA ARGAJALADRI : Perspektif HAM Dalam Adv okasi Lingkungan Hidup

3/5argajaladri.or.id/cetak.php?id=31

yang dituntut. Tiga diantaranya mencerminkan bangkitnya nasionalisme di Dunia Ketiga dantuntutannya terhadap pemerataan kekuasaan, kekayaan dan nilai-nilai lain yang penting

secara global: hak atas penentuan nasib sendiri di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya:hak atas pembangunan ekonomi dan sosial; hak untuk berpartisipasi dan memanfaatkan

'warisan bersama umat manusia' (sumberdaya bumi-ruang angkasa bersama; informasi dankemajuan ilmiah, teknis dan lainnya; serta tradisi, lokasi dan monumen-monumen

kebudayaan). 3 hak lainnya adalah hak atas perdamaian. Hak atas lingkungan hidup yangsehat dan seimbang dan hak-hak atas bantuan bencana alam yang bersifat kemanusian -

mengingat ketidakberdayaan atau ketidakefisienan negara-bangsa pada hal-hal kritistertentu."

Walaupun HAM generasi ketiga belum manifes atau secara eksplisit diakui sebagai hak

asasi manusia (kecuali hak atas pembangunan yang telah dideklarasikan dan disetujuiMajelis Umum tanggal 4 Desember 1986), paling tidak ditingkat wacana telah adapengakuan.

Hak Atas Sumber-sumber Kehidupan dan Lingkungan Hidup yang Bersih dan

Sehat

Bila Klaus Toepfer (Direktur Eksekutif UNEP) menyatakan hak dasar untuk hidupterancam oleh degradasi dan deforestasi, paparan bahan kimia beracun, limbah berbahaya

dan pencemaran air minum. Sesungguhnya ia luput untuk menyoal perampasan sumber-sumber kehidupan rakyat (agraria dan sumberdaya alam) sebagai ancaman terbesar yang

dihadapi rakyat menyangkut hak dasar untuk hidup.

Walaupun belum ada deklarasi traktak atau konvenan khusus tentang Hak Lingkungan

Hidup sebagai Hak Asasi sesungguhnya berbagai dimensi yang menyangkut hak-hak dasar

atas sumber-sumber kehidupan dan lingkungan hidup

telah tercakup dalam berbagai Hak-Hak Ekonomi-Sosial-Budaya (EKOSOB).

Hak Atas sumber-sumber Kehidupana. Hak atas Penentuan Nasib Sendiri

(Pasal 1 ayat 1 : Semua rakyat mempunyai hak menentukan nasib sendiri. Atas kekuatan

hak itu, mereka dengan bebas mengejar perkembangan ekonomi, sosial dan budayamereka sendiri) Keterangan : Kedaulatan Rakyat dan Otonomi Komunitas

b. Hak atas Pekerjaan

(Setiap negara Peserta Kovenan ini mengakui hak atas pekerjaan, termasuk hak setiap

orang atas kesempatan untuk mencari nafkah dengan pekerjaan yang dipilihnya atau

diterimanya sendiri secara bebas, dan akan mengambil langkah-lankgah yang diperlukanguna menjamin hak ini)

Page 4: MAPALA ARGAJALADRI _ Perspektif HAM Dalam Advokasi Lingkungan Hidup

11/18/12MAPALA ARGAJALADRI : Perspektif HAM Dalam Adv okasi Lingkungan Hidup

4/5argajaladri.or.id/cetak.php?id=31

Keterangan : Perampasan atas sumber-sumber agraria dan sumber daya alam hakekatnya

adalah merampas hak atas pekerjaan

c. Hak atas Taraf Kehidupan yang layak

(Pasal 11 ayat 1 Negara-negara peserta Konvenan ini mengakui hak setiap orang atas taraf

kehidupan yang layak baginya dan keluarganya, termasuk sandang, pangan dan tempattinggal, dan perbaikan yang terus menerus dari

lingkungannya

d. Hak atas Kekayaan Alam

(Pasal 1 ayat 2 : Semua rakyat dapat secara bebas mengatur segala kekayaan dan

sumberdaya mereka sendiri... Tidak dapat dibenarkan suatu bangsa merampaspenghidupan rakyatnya sendiri.)

Hak Atas Lingkungan Hidup yang Sehat dan Bersiha. Hak atas Kehidupan

Pasal 6 ayat 1 Setiap umat manusia mempunyai hak hidup yang melekat pada

dirinya.

b. Hak Atas Kesehatan.Pasal 12 ayat 1 .. Mengakui hak setiap orang untuk menikmati kegiatan fisik dan mental

pada taraf yang tertinggi yang dapat dicapai Pasal 12 ayat 2 b .memperbaiki semua aspek

kesehatan lingkungan dan industri.

Globalisasi Neo Liberal : Ancaman Terbesar HAM Hari Ini

Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya, merupakan hak-hak asasi yang telah dikenal secara

luas akan tetapi pada saat yang sama dilanggar secara sistematis. Jaminan utama hak-hak

asasi ekonomi, sosial dan budaya adalah DUHAM dan Kovenan Internasional Hak-hak

Ekososbud, yang telah ditandatangani oleh 142 negara. Sifat dinamis dari hak asasi manusiajuga diakui dalam Piagam DUHAM paragraph 8, yang menyatakan bahwa Deklarasi itu

merupakan "standard bersama bagi semua orang dan semua bangsa.". Yang secara

konsisten dilindungi oleh hak asasi manusia dari waktu ke waktu sebagai martabat setiapumat manusia.

Hegemoni dan dominasi globalisasi neo-liberal serta antek-anteknya didalam negeri

sesungguhnya merupakan ancaman terbesar terhadap hak asasi manusia saat ini. Banyakfakta menunjukkan bahwa banyak pelanggaran hak sipil

politik terjadi untuk melindungi kepentingan-kepentingan ekonomi yang bertanggungjawab

atas perampasan sumber-sumber kehidupan rakyat. Kasus kekerasan di Bulukumba,

Seseba, Timika, Porsea, terjadi untuk melindungi kepentingan-kepentingan ekonomi ataumembungkam perlawanan rakyat untuk merebut kedaulatan atas sumber-sumber kehidupan

mereka. Bahkan ditingkat global AS menggunakan perang untuk merampas sumber-sumber

Page 5: MAPALA ARGAJALADRI _ Perspektif HAM Dalam Advokasi Lingkungan Hidup

MAPALA ARGAJALADRI : Perspektif HAM Dalam Adv okasi Lingkungan Hidup

5/5argajaladri.or.id/cetak.php?id=31

ekonomi di negara-negara selatan atau dunia ketiga atau melindungi kepentinganekonominya.

Bila di masa pembangunanisme peran negara sebagai instrumen "proteksi-prevensi-

promosi" HAM tidak berjalan karena negara juga menjadi aktor utama pengendali ekonomidan politik. Maka saat sekarang peran negara sebagai instrumen 'proteksi-prevensi-

promosi" HAM tidak berjalan karena ambivalensi antara berpegang teguh pada konvensi

PBB atau konvensi WTO dengan ideologi pasar bebasnya. Berbagai regulasi yang

dijalankan oleh sistim WTO bahkan mengurangi hak-hak buruh, merampas hak-hak petani,mengurangi regulasi-regulasi negara bagi perlindungan lingkungan, liberalisasi sektor

pertanahan, termasuk memotong subsidi untuk pemenuhan hak-hak dasar. Air, hutan,

pangan, kesehatan, layanan sosial, layanan sosial yang bersifat publik yang dulu merupakanHAM, kini semata-mata diperlakukan sebagai komoditi. Dengan itu maka globalisasi

membawa implikasi pelanggaran HAM yang lebih struktural (Mansour Fakiq).

Kembali kepada pendapat Weston, "HAM generasi kedua (EKOSOB) merupakan

tanggapan terhadap penyelewengan dan penyalahgunaan pembangunan kapitalis dan

konsepsi kebebasan individual yang mendasarinya, yang pada pokoknya tidak menentukan,yang mentolerir, bahkan mengesahkan, eksploitasi kelas pekerja dan rakyat-rakyat daerah

jajahan." . Maka dengan kembalinya menguatnya liberalisme, kapitalisme, dan kebebasan

individual, jelaslah hak-hak ini semakin jauh dari tangan rakyat. Selain itu generasi kedua

mengartikan istilah HAM secara positif yang mensyaratkan intervensi negara, ironisnyaintervensi inilah yang menjadi musuh utama globalisasi neo-lib.

MAPALA ARGAJALADRI : http://www.argajaladri.or.id

Sumber Artikel : http://www.argajaladri.or.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=31