manual mahasiswa

Upload: monica-fajrin-sumarwoto

Post on 13-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

manual pbl

TRANSCRIPT

  • PENUNTUN CSL

    PenyusunDr.Nur Ahmad Tabri,Sp.Pd

    Dr. Sri Asriyani,Sp.Rad.

    SISTEM RESPIRASIFakultas Kedokteran

    Universitas Hasanuddin2011

  • TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN SKILL LABFAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    Mahasiswa yang melakukan praktek di Laboratorium Fak. Kedokteran UNHAS, harusmematuhi tata-tertib laboratorium, seperti di bawah ini.

    A. Sebelum pelatihan/praktikum, mahasiswa diharuskan,1. Membaca Penuntun Belajar Keterampilan Klinik Sistim atau Penuntun

    praktikum yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilanyang akan dilakukan,

    2. Menyediakan alat atau barang sesuai dengan petunjuk pada buku Penuntunyang bersangkutan

    A. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa:1. datang tepat waktu.2. wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum/CSL3. diharuskan berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan

    layaknya seorang dokter. Selama kegiatan pembelajaran, semua semuamahasiswa tidak diperkenankan memakai celana jins, baju kaos (T shirt), dansandal. Mahasiswa pria yang berambut panjang sampai menyentuh kerah baju,tidak diperkenankan mengikuti semua kegiatan pembelajaran di Fak.Kedokteran UNHAS

    4. tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.5. diharuskan mengenakan jas laboratorium yang bersih pada setiap kegiatan di

    Laboratorium Fak. Kedokteran UNHAS Bagi mahasiswi yang berjilbab,jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.

    6. diharuskan memakai papan nama dengan tulisan besar dan jelas yang disertaidengan No. Pokok Mahasiswa. Nama bisa dengan nama pendek atau namapanggilan.

    7. tidak diperkenankan meletakkan di atas meja kerja, tas, buku dan lain-lainbarang yang tidak dibutuhkan dalam kegiatan latihan yang dilakukan,

    8. diharuskan menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan laboratorium,utamanya meja kerja. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi(kertas, batang korek api, dan sebagainya) pada tempat sampah yang telahdisediakan. Sampah yang telah tercemar (sampah medis), misalnya kapas lidiyang telah dipakai, harus dimasukkan ke tempat sampah medis yangmengandung bahan desinfektan untuk didekontaminasi,

    9. diharuskan berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan/praktikum,termasuk mengikuti kuis,

    10. diharuskan memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagiantubuh manusia

    11. diharuskan bekerja dengan hati-hati, karena semua kerusakan yang terjadikarena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yangbersangkutan. Misalnya model yang rusak harus diganti melalui Fak.Kedokteran UNHAS, yang dibiayai oleh mahasiswa yang merusak. Danapengganti sama dengan harga pembelian barang pengganti.

    12. tidak diperkenankan merokok di dalam ruangan belajar di Fak. KedokteranUNHAS

  • PENGANTAR

    Buku panduan skill lab system Respirasi ini berisis 4 (empat) keterampilan

    utama, yaitu :

    1. Keterampilan Teknik Anamnesis keluhan utama yang berhubungan dengan

    sistem Respirasi dimana penggalian riwayat penyakit sudah lebih spesifik

    mengarah ke sistem respirasi.

    2. Keterampilan pemeriksaan fisik paru. Diharapkan selesai mengikuti kegiatan

    keterampilan klinik ini, mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik paru

    secara berurutan.

    3. Keterampilan cara membaca foto rontgen yang berkaitan dengan kelainan-

    kelainan sistem respirasi.

    4. Keterampilan penggunaan Nebulizer

    Buku panduan ini selain memuat panduan belajar langkah-langkah melakukan

    anamnesis, pemeriksaan fisik dan keterampilan klinik lain, juga berisi daftar tilik sebagai

    lembar penilaian dari instruktur terhadap mahasiswa sebagai penilaian akhir serta

    membantu dalam menilai kemajuan tingkat keterampilan yang dilatih.

    Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

    pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.

    Makassar, Februari 2011

    Koordinator Skill Lab.Sistem Respirasi

  • TEKNIK ANAMNESIS PASIEN DAN PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK PARU

    Anamnesis adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter (pemeriksa)dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit yang dideritadan informasi lainnya yang berkaitan yang dapat mengarahkan diagnosis penyakit pasien.Banyak keluhan yang akan disampaikan oleh pasien tentang penyakitnya, walaupundemikian tidak semua keluhan atau informasi-informasi yang disampaikan dapatbermakna atau berkaitan dengan sistem Respirasi sehingga diperlukan suatu teknikbertanya untuk menggali informasi tersebut.

    Pemeriksaan fisik pada sistem Respirasi sebenarnya dimulai dari pemeriksaanhidung sampai ke pemeriksaan paru, tapi pada CSL ini hanya menjelaskan tentang teknikpemeriksaan fisis paru. Pemeriksaan fisis paru ini meliputi inspeksi, palpasi, perkusi danauskultasi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan tanda-tanda(sign) yang berkaitan dengan penyakit. Pada CSL ini pemeriksaan dilakukan denganmanekin ataupun dengan orang coba. Khusus pemeriksaan auskultasi disiapkan tape yangberisi bunyi nafas fisiologis dan pathologis.INDIKASI1. Untuk membantu dalam menegakkan diagnosis penyakit dari seorang pasien.2. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya3. Mengetahui perkembangan dan kemajuan terapi4. Dipakai sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan paripurna pada

    pasienPEMERIKSAAN ANAMNESIS DAN FISIS DIAGNOSTIK PARU

    Tujuan Instruksional UmumMahasiswa diharapkan mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaaninspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi secara berurutan dan mampu mengetahuikeadaan normal dan abnormal pada sistem tersebut.Tujuan Instruksional Khusus1. Melakukan anamnesis pasien dengan lengkap dan sistematis.2. Melakukan pemeriksaan inspeksi :? Melakukan inspeksi dari depan dan dari belakang thorax? Mampu membedakan bentuk normal dan abnormal rongga thorax

    3. Melakukan pemeriksaan palpasi? Mampu merasakan perbandingan gerakan nafas kanan dan kiri penderita? Mampu membandingkan fremitus suara kiri dan kanan penderita

    4. Melakukan pemeriksaan perkusi? Mampu melakukan pemeriksaan perkusi dari atas ke bawah secara sistematis? Mampu melakukan perkusi untuk mengetahui batas paru-hepar

    5. Melakukan auskultasi? Mampu melakukan pemeriksaan auskultasi secara sistematis? Mampu mendengarkan suara nafas saat inspirasi dan ekspirasi? Mampu melakukan auskultasi dinding thorax belakang? Mampu membedakan suara nafas normal dan abnormal

    Media dan alat bantu pembelajarana. Daftar panduan belajar untuk anamnesisb. Daftar panduan belajar untuk pemeriksaan fisis diagnostik paruc. Stetoskop,lap,air mengalir, probandus/manekin/auscultation trainer dan smartscope/

    amplifier speaker system/dual head training stetoskopd. Status penderita, pulpen, pensilMetode pembelajaran1. demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar2. ceramah3. diskusi4. partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)5. evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan system skor

  • DESKRIPSI KEGIATAN PEMERIKSAAN ANAMNESIS FISIS DIAGNOSTIK PARU

    Kegiatan Waktu deskripsi1. Pengantar 2 menit Pengantar

    2. Bermain peran tanya jawab

    23 menit 1. Mengatur mahasiswa2. Dosen memberikan contoh bagaimana cara

    melakukan anamnesis yang benar dan dosenlainnya memberikan contoh pemeriksaan fisikdengan benar

    3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswauntuk bertanya

    3. Praktek melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis diagnostik paru

    90 menit 1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompoksesuai dengan ketentuan

    2. Setiap pasangan praktek melakukan anamnesisdan pemeriksaan fisi

    3. Pelatih mengawasi sampai memberikanperintah bila ada hal-hal yang diperlukan

    4. Diskusi 15 menit Apa yang dirasakan oleh mahasiswa dankendala/kesulitan yang dialami selamamelakukan kegiatan

    Dosen menyimpulkan apa yang dilakukanmahasiswa

    Total Waktu 150 menit

    PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN ANAMNESIS DANFISIK DIAGNOSTIK PARU

    A. ANAMNESIS KELUHAN UTAMA BATUKLANGKAH KLINIK1. PERSIAPAN PERTEMUAN

    - penampilan pemeriksa - waktu yang cukup - tempat yang aman2. SAAT ANAMNESIS

    1. memperlihatkan sikap yang ramah, mengucapkan salam2. perkenalkan diri melalui jabat tangan3. menjelaskan tujuan anamnesis4. menciptakan suasana yang bersahabat dalam rangka membina sambung rasa5. menggunakan bahasa yang mudah dipahami6. menjadi pendengar yang baik7. memberikan kesempatan kepada penderita untuk memberikan respon8. Anamnesis dimulai dengan menanyakan data umum yaitu :

    Nama Umur Alamat Status perkawinan Pekerjaan

    9. Menanyakan keluhan utama (batuk) dan menggali riwayat penyakit sekarang.Menanyakan? Onset dan lamanya keluhan batuk? Sifat dari batuk (kering atau produktif)? Warna lendir dan apakah disertai darah? Keluhan lain yang menyertai batuk? Sudah pernah berobat atau belum

    10. Riwayat penyakit masa lalu? Apakah pernah menderita penyakit dengan keluhan yang sama sebelumnya?? Tanyakan penyakit lain yang pernah diderita

  • 11. Mengenal riwayat psikososial? Tanyakan kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan/berpengaruh dengan keluhan

    sekarang. Misalnya riwayat merokok, riwayat pekerjaan, alergi akan binatangpeliharaan dll

    12. Riwayat penyakit dalam keluarga? Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit/keluhan yang sama, bila

    ada ditanyakan kedekatannya dengan yang menderita

    3. MELAKUKAN ANAMNESIS SISTEM LAIN? Menanyakan fungsi fisiologis lain , bila ada gangguan lanjutkan

    anamnesis berdasarkan keluhan tersebut.MmmmmmmmmmmmB. PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK PARU MmmmmmmmmmmmmPersiapan

    ? Penderita diminta melepaskan pakaian? Mempersilahkan duduk

    INSPEKSI1. Perhatikan bentuk dada? Simetris atau tidak? Cekung atau cembung salah satu sisi atau kedua-duanya? Apakah penderita menggunakan otot-otot tambahan untuk bernafas? Perhatikan apakah terdapat daerah-daerah yang menonjol atau retraksi local? Apakah terdapat deformitas rongga dada

    PALPASI2. Palpasi, dengan menggunakan kedua tangan untuk memastikan

    - Apakah terdapat nyeri tekan local - Apakah terdapat massa atau krepitasi3. Selanjutnya Pemeriksa dibelakang penderita4. Meletakkan kedua telapak tangan pada dinding/samping dada5. Mempersilahkan menarik nafas panjang6. Mempersilahkan mengucapkan kata sembilan-sembilan atau iii iii iii7. Menentukan perbedaan vocal fremitus kiri dan kanan

    PERKUSI8. Melakukan perkusi dari atas kebawah pada dada depan dan belakang9. Membandingkan tempat-tempat yang sama pada kedua sisi kanan dan kiri10. Menentukan batas perubahan sonor ke pekak11. Beri tanda untuk tindakan punksi percobaan (bila ditemukan daerah pekak curiga

    efusi pleura)

    AUSKULTASI12. Stetoskop diletakkan pada anterior, lateral dan posterior dada secara sistematis13. Penderita diminta untuk menarik nafas panjang14. Lakukan auskultasi secara sistematis dan bandingkan bunyi yang terdengar pada

    tiap sisi15. Menentukan jenis suara pernafasan

    * Vesikuler* Bronkovesikuler* Ronki* Wheezing* Stridor* Bronkial

    16. Menentukan lokasi perubahan dari suara vesikuler hingga menghilang

  • TEKNIK PENILAIAN FOTO THORAX PADA SISTEM RESPIRASIFoto thorax adalah foto X-ray pada thorax yang dibuat untuk membantu melihat

    kelainan-kelainan yang ada pada rongga thorax. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaanyang cukup penting dalam penegakan diagnosis penyakit, utamanya sistem respirasi.Pada foto thorax ini kita dapat melihat kelainan-kelainan yang ada pada paru, pleura,organ-organ mediastinum, tulang-tulang dan pada jaringan lunak sekitarnya. Dalampembuatan foto thorax haruslah diperlihatkan beberapa keadaan sehingga foto thoraxyang dihasilkan dapat memenuhi syarat.

    Indikasi Foto Thorax1. Pasien dengan riwayat batuk.2. Pasien dengan sesak3. Nyeri dada4. Untuk check up5. Kelainan-kelainan pada dinding thoraxTujuan Instruksional UmumSetelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu melakukan penilaianterhadap foto thorax dengan kelainan-kelainan penyakit sistem respirasi.Tujuan Instruksional Khusus1. Mampu menentukan jenis posisi foto thorax2. Mampu membedakan foto thorax yang memenuhi syarat/tidak3. Mampu menentukan adanya kelainan pada paru-paru dan pleuraMedia dan alat bantu pembelajaran1. Daftar panduan belajar untuk teknik penilaian foto2. Light box3. Foto thoraxMetode Pembelajaran1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar2. Ceramah3. Diskusi4. Partisipasi aktif dalam skill lab5. Evaluasi melalui check list

    TEKNIK PENILAIAN FOTO THORAX UNTUK SISTEM RESPIRASI

    LANGKAH KLINIK1. Melalukan pemeriksaan identitas pasien sesuai nomor register foto :? Nama? Umur? Jenis Kelamin? Tanggal

    2. Melakukan pemeriksaan identitas foto yaitu? No foto? Marker dari foto? berupa R L atau D S

    3. Memasang foto di light box dengan beranggapan pasien berhadapandengan pemeriksa

    4. Menentukan posisi foto apakah PA, AP, Lateral (R/L), Lateral dekubitus(R/L) atau oblik

    5. Menentukan i foto memenuhi syarat atau tidak, dengan menilai :1. Inspirasi cukup dilihat dari posisi kedua diagfragma (kanan setinggi

    intercostal IX X posterior, dan diafragma kanan lebih tinggi daripada kiri)

    2. Posisi simetris, dapat dilihat dari projeksi tulang corpus vertebrathoracal yang terletak ditengah sendi sternoclaviculer kanan dan kiri.

    3. Film meliputi seluruh cavum thorax mulai dari puncak cavum thoraxsampai sinus phrenico-costalis kanan kiri dapat terlihat pada film

  • tersebut.4. Vertebra thoracal biasanya terlihat hanya sampai Th. 3-4.

    6. Melakukan penilaian terhadap foto thorax :? Periksa vaskuler parenchym paru, hili, mediastinum dan kedua

    sinus/diafragma.? Karakteristik kelainan/lesi pada paru-paru, pleura, diagfragma atau

    mediastinum.? Periksa, apakah ada efek dari kelainan/lesi berupa pendorongan atau

    penarikan terhadap hili, diagfragma, mediastinum danpenyempitan/pelebaran sela iga.

    ? Pada anak-anak, periksa, apakah ada pembesaran kelenjarparatrakeal/parahiler.

    ? Periksa, apakah ada organ abdomen dalam rongga thorax.? Periksa keadaan soft tissue dan tulang-tulang iga/clavicula

    7. Menentukan diagnosa berdasarkan kelainan yang ditemukan8. Mengusulkan tambahan foto thorax posisi lain untuk lebih memperkuat

    diagnosa (bila perlu).

    TEKNIK NEBULIZER

    Indikasi nebulizer1. Asma Bronchialis2. Penyakit Paru Obstruksi Kronik Eksaserbasi3. Sindroma Obstruksi Post TB4. Untuk mengeluarkan dahak

    Cara Penggunaan Alat :1. Buka tutup tabung obat, masukkan cairan obat kedalam alat penguap sesuai dosis

    yang telah ditentukan.2. Gunakan mouth piece atau masker (sesuai kondisi pasien) tekan tombol on pada

    nebulizer.Jika memakai masker, maka uap keluar dihirup perlahan-lahan dandalam inhalasi ini dilakukan terus menerus sampai obat habis. Jika memakaimouth piece, maka tombol pengeluaran aerosol di tekan sewaktu inspirasi, hirupuap yang keluar, perlahan-lahan dan dalam. Hal ini dilakukan berulang-ulangsampai obat habis (+ 10 15 menit)

    Interpretasi1. Bronchospasme berkurang atau menghilang2. Dahak berkurang

    Catatan :1. Kumur daerah tenggorok pre penggunaan.2. Pasien harus dilatih menggunakan alat secara benar3. Perhatikan jenis alat yang digunakan

    Pada alat tertentu maka uap obat akan keluar pada penekanan tombol, pada alatlain obat akan keluar secara continue.

  • PENUNTUN BELAJAR TEHNIK INHALASI DENGAN NEBULIZER

    PENUNTUN PEMBELAJARANKETRAMPILAN TERAPI INHALASI DENGAN NEBULIZER

    No Langkah/Kegiatan KasusMedical Consent

    1 Sapalah penderita atau keluarganya denganramah dan perkenalkan diri anda, serta tanyakankeadaannya.

    2 Berikan informasi umum kepada penderita ataukeluarganya tentang terapi inhalasi dengannebulizer atas indikasi, tujuan tindakan tersebutdan prosedur pelaksanaan.

    Persiapan alat4 Mempersiapkan alat sesuai yang dibutuhkan :

    - Main unit- Nebulizer kit,- masker, mouthpiece- Air hose- Obat-obatan

    5 Memperhatikan jenis alat nebulizer yang akandigunakan ( sumber tegangan, tombol Off/On,memastikan air hose , masker ataupunmouthpiece terhubung dengan baik, carapengeluaran obat)

    Persiapan Penderita6 Meminta penderita untuk kumur terlebih dahulu7 Mempersilakan penderita untuk duduk,

    setengah duduk atau berbaring (menggunakanbantal, umumnya untuk anak) senyamanmungkin.

    8 Meminta penderita untuk santai danmenjelaskan cara penggunaan masker (yaitumenempatkan masker secara tepat sesuai bentukdan mengenakan tali pengikat). Bilamenggunakan mouthpiece maka mouthpiecetersebut dimasukkan ke dalam mulut dan muluttetap tertutup

    9 Menjelaskan kepada penderita agar penderitamenghirup uap yang keluar secara perlahan-lahan dan dalam hingga obat habis

    10 Melatih penderita dalam penggunaan maskeratau mouthpiece

    11 Memastikan penderita mengerti dan berikankesempatan untuk bertanya.

    Pelaksanaan Terapi Inhalasi12 Menghubungkan dengan sumber tegangan13 Menghubungkan air hose, nebulizer dan

    masker/mouthpiece pada main kit14 Mengaktifkan nebulizer dengan menekan

    tombol On pada main kit.15 Buka nebulizer kit (tutup tabung obat),

    masukkan cairan obat ke dalam alat penguapsesuai dosis yang telah ditentukan

    16 Gunakan mouthpiece atau masker sesuaikondisi pasien kemudian tekan tombol

  • pengeluaran obat pada nebulizer kit17 Mengingatkan penderita, jika memakai masker

    atau mouthpiece, uap yang keluar dihirupperlahan-lahan dan dalam secara berulanghingga obat habis (kurang lebih 10-15 menit)

    18 Membereskan alat dengan menekan tombol offpada main kit, melepas masker/mouthpiece,nebulizer kit, air hose, menekan tombol offmain kit.

    19 Membersihkan mouthpiece dan nebulizer kitdari obat-obatan yang telah dipakai

    20 Menjelaskan kepada penderita bahwapemakaian nebulizer telah selesai dan memintakepada penderita apakah pengobatan yangdilakukan memberikan perbaikan/mengurangikeluhan.

    KETERAMPILANPENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN

    SWAB NASOPHARINGEAL DAN OROPHARIGNEALOleh: Prof. Dr. Muh. Nasrum Massi, Ph D

    TUJUAN PEMBELAJARANTujuan Instruksional Umum (TIU)Setelah menyelesaikan pelatihan ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukanpengambilan dan transport swab nasopharingeal dan oropharingeal secara baik, benar danefisien.

    Tujuan Instruksional Khusus (TIK)Setelah selesai melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu.:

    1. melakukan persiapan penderita dengan benar2. melakukan persiapan alat/bahan dengan benar3. memberikan inform concent yang baik dan benar kepada penderita dan/atau

    keluarganya.4. melakukan cuci tangan rutin dan asepsis dengan benar5. memasang sarung tangan steril dengan benar, dan melepaskannya setelah

    pekerjaan selesai.6. menempatkan pasien posisi yang tepat7. mengambil usap nasopharingeal dan oropharingeal dengan benar8. menyiapkan usap nasopharingeal dan oropharingeal untuk pengiriman dengan

    benar,9. melakukan pengiriman spesimen ke laboratorium secara benar dan tepat

    ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN- sabun cair - Kain kasa steril- larutan antiseptik - Sarung tangan steril- lidi kapas steril - Air bersih- transport medium/medium hank - Spatel lidah- tempat sampah medis - Handuk kecil atau tissue- tempat sampah non-medis - NaCl fisiologis- Baskom berisi larutan lisol 5% - Ember berisi lisol 5%

    INDIKASI1. Penderita dengan suspek flu burung dan flu babi2. Penderita suspek influenza

  • ACUANFlu burung atau flu unggas yang juga sering disebut avian influenza, pada

    umumnya tidak menyerang manusia. Beberapa tipe terbukti dapat menyerangmanusia atau suatu tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas danmenyerang manusia. Penyakit mematikan ini telah menjadi pandemi di dunia.Mulai timbul kepanikan di beberapa negara ketika wabah tersebut menyebabkankematian yang sangat cepat dengan tingkat kematian (case fatality rate) mencapailebih dari 80%. Penyakit flu burung ini tercatat pertama kali diidentifikasi di Italialebih dari 100 tahun lalu. Pada mulanya, penyakit ini adalah penyakit hewan yangmenyerang bangsa unggas.Avian influenza adalah penyakit virus yang menyerang berbagai jenis unggas,meliputi ayam, kalkun, merpati, unggas air, burung-burung piaran, hingga keburung-burung air. Virus ini juga didapatkan pada babi, kuda, dan binatang lautmenyusui seperti ikan paus dan anjing laut. Terakhir terungkap virus H5N1 telahdiidentifikasi pada harimau, kucing dan macan tutul, yang sebelumnya dianggapsebagai binatang yang tidak dapat dicemari oleh virus flu burung. Babi juga dapattertular dan sebagai perantara penularan ke manusia. Belakangan terungkap virusbukan hanya menempel di kulit, tetapi dibiakkan dan bermutasi di peredarandarah binatang babi.

    Penyebab flu burung pada bangsa unggas adalah virus influenza tipe A. Virusmenakutkan ini adalah termasuk family Orthomyxoviridae dari genus influenza.Ukuran diameter Virions adalah 80 hingga 120 nanometer yang berbentukfilament. Susunan virus terdiri dari 8 segmen berbeda dari negative-strandedRNA. Subtipe H5 dan H7 virus flu burung adalah yang menyebabkan wabahdengan tingkat kematian tinggi (patogenik). Hanya ada satu galur dari virus fluburung yang tingkat kemampuan mematikannya tinggi atau high-phatogenic avianinfluenza (HPAI) H5N1 yang dapat menginfeksi manusia (Zoonosis).Virus flu burung dianggap lebih berbahaya dari SARS (Severe acute respiratorysyndrome), karena kemampuan virusnya untuk membangkitkan hampirkeseluruhan respon bunuh diri dalam system imunitas tubuh manusia. Daribeberapa hasil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit olehinfluenza A atau virus H5N1 dapat mengeluarkan virus dengan jumlah besardalam kotorannya.Virus ini dapat bertahan hidup di air sampai empat hari pada suhu 22 derajatcelcius dan lebih dari 30 hari pada nol derajat celcius. Di dalam kotoran dan tubuhunggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama. Virus ini mati padapemanasan 56 derajat Celcius dalam 3 jam atau 60 derajat celcius selama 30menit. Bahan disinfektan formalin dan iodine dapat membunuh virus menakutkanini.Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Burung yangterinfeksi virus akan mengeluarkan virus ini melalui saliva, cairan hidung, dankotoran.Virus Avian influenza dapat ditularkan ke manusia dengan cara; pertamakontaminasi langsung dari lingkungan burung terinfeksi yang mengandung viruskepada manusia. Kedua, lewat perantara binatang babi. Penularan diduga terjadidari kotoran secara oral atau melalui saluran napas.Flu burung dapat menyebar dengan cepat diantara populasi unggas dengankematian yang tinggi. Penyakit ini dapat juga menyerang manusia, lewat udarayang tercemar virus itu. Hingga kini belum ada bukti yang akurat adanyapenularan dari manusia ke manusia. Juga belum terbukti adanya penularan padamanusia lewat daging yang dikonsumsi. Orang yang mempunyai resiko besaruntuk terserang flu burung adalah pekerja peternakan unggas, penjual danpenjamah unggas. Sebagian besar kasus manusia telah ditelusuri pada kontaklangsung dengan ayam yang sakit.

  • DESKRIPSI KEGIATAN

    Kegiatan Waktu Deskripsi# 1. Pengantar 2 menit Pengantar# 2. Bermain Peran& Tanya Jawab

    30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa2. Dua orang instruktur memberikan

    contoh bagaimana cara mengambil danmenyiapkan pengiriman swabnasopharyngeal dan oropharingeal usaptenggorok. Mahasiswa menyimak/me-ngamati peragaan dengan menggunakanPenuntun Belajar.

    3. Memberikan kesempatan kepadamahasiswa untuk bertanya daninstruktur memberikan penjelasantentang aspek-aspek yang penting

    # 3. Praktek bermain peran dengan Umpan Balik

    100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasang-an-pasangan. Diperlukan seorangInstruktur untuk mengamati setiaplangkah yang dilakukan oleh setiappasangan.

    2. Secara serentak, setiap pasanganberpraktek melakukan langkah-langkahpengambilan dan persiapan pengirimanswab nasopharyngeal dan oropharingeal.

    3. Instruktur berkeliling diantara pasanganmahasiswa yang prakrtek untukmelakukan supervisi dan menggunakanceklis untuk menilai kerja mahasiswa.

    4. Bila ada kesalahan prosedur kerja segerainstruktur menunjukkan lagi caramelalukan yang benar.

    5. Instruktur memberikan pertanyaan danumpan balik kepada setiap pasangan

    # 4. Curah Pendapat/ Diskusi

    15 menit 1. Curah Pendapat/Diskusi : Apa yangdirasakan mudah? Apa yang sulit?Menanyakan bagaimana perasaanmahasiswa pada saat melakukan swabnasopharyngeal dan oropharingeal. Apayang dapat dilakukan oleh dokter agarpasien merasa lebih nyaman?

    2. Instruktur membuat kesimpulan denganmenjawab pertanyaan terakhir danmemperjelas hal-hal yang masih belumdimengerti

    Total waktu 150 menit

  • TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT HAPUS, PEWARNAAN DANPEMERIKSAAN MIKROSKOPIK

    Oleh: Prof. Dr. Muh. Nasrum Massi, Ph D

    TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)Setelah selesai mengikuti pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampumelakukan cuci tangan rutin, membuat preparat hapus, melakukan pewarnaan preparathapus, dan melakukan pemeriksaan mikroskopik secara baik, benar dan efisien darispesimen sputum

    TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa :

    10. Dapat melakukan persiapan alat/bahan dengan benar11. Dapat melakukan cuci tangan rutin dengan benar dan efisien12. Dapat melakukan cuci tangan asepsis dengan benar dan efisien13. Dapat membuat preparat hapus dari spesimen sputum dengan benar dan efisien.14. Dapat melakukan pewarnaan tahan asam dengan benar dan efisien.15. Dapat melakukan pemeriksaan mikroskop untuk preparat yang diwarnai, dengan

    benar dan efisien.Persiapan alat dan bahan

    - air mengalir- sabun cair- lap tangan atau tissue- tempat sampah medis- tempat sampah non-

    medis- 3 buah kaca benda

    (untuk 3 orangmahasiswa)

    - Sputum penderita

    - Sengkelit- Lampu spiritus- Rak pewarnaan- Kapas- Alkohol 70%- Obor Kecil- Mikroskop (3

    mikroskop untuk satukelompok mahasiswa.

    - Emersion oil

    - XylolDibawa oleh masing-masing mahasiswa- Spidol permanen- Masker- Satu lbr kertas saring- Kertas lensa (lap kaca

    mata)- Korek api

    Zat untuk Pewarnaan

    Ziehl Neelsen1. Larutan karbol

    fuchsin2. Larutan Alkohol

    Asam3. Larutan Methylen

    blue

  • PENUNTUN PEMBELAJARAN

    TEKNIK PEMBUATAN DAN PEWARNAANPREPARAT MIKROSKOPIK SPUTUM

    NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS PERSIAPAN 1 2 3

    1. Lakukanlah cuci tangan rutin2. Pasanglah sarung tangan dan masker3. Periksalah semua pealatan dan bahan yang akan digunakan4. Ambillah kaca benda5. Bersihkanlah kaca benda dengan alkohol 70% dan/atau

    melewatkan diatas api bunsen.6. Tuliskanlah no. registermu dan nama pewarnaan pada

    bagian bawah kaca benda.MEMBUAT PREPARAT HAPUS DARI SPUTUMUNTUK PEWARNAAN TAHAN ASAM

    1 2 3

    1. Letakkanlah kaca benda , dengan tulisan nama pasien dibagian bawah, di atas permukaan meja yang rata.

    2. Dengan sengkelit, ambillah bagian sputum yang palingkental, atau bila ada ambil bagian yang kaseous danletakkan di permukaan pada permukaan kedua kaca bendatepat dibagian tengah.

    3. Buatlah hapusan secara merata dan tebal4. Biarkan preparat mengering di suhu kamar. Bila mau

    mempercepat pengeringan bisa menggunakan udara panas,yaitu dengan memegang preparat kira-kira 10 cm di atasnyala api.

    5. Setelah kering, lakukanlah fikasasi preparat denganmelewatkan tiga kali pada nyala api.

    6. Simpan untuk pewarnaan7. Lakukan cuci tangan asepsis

    MEMBUAT PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN 1 2 31. Letakkan kaca benda/preparat bertanda Zn, mendatar di

    atas rak pewarnaan preparat.2. Tuangilah preparat dengan larutan karbol fuchsin sampai

    seluruh kaca benda tergenang zat warna.3. Panasilah zat warna dengan api kecil dari bawah kaca

    benda sampai menguap, dinginkan. Lakukanlah hal yangsama sebanyak 3 kali dalam 5 menit.

    4. Biarkanlah preparat dingin, buang zat warnanya danbilasah preparat dengan air mengalir

    5. Lunturkanlah preparat dengan alkohol asam 3%.Pelunturan dilakukan sampai preparat nampak berwarnamerah muda yang samar.

    6. Buanglah zat pelarut dan segeralah bilas preparat denganair yang mengalir

    7. Tetesilah dengan zat warna kontras, yaitu larutanmethylen blue 0,5%, biarkanlah selama 1 menit

    8. Buanglah zat warna dan bilaslah preparat dengan air yangmengalir

    9. Keringkan dengan kertas saring atau tissue10. Simpan preparat untuk dilihat di bawah mikroskop. 11. Lakukan cuci tangan rutin

  • PENUNTUN PEMBELAJARANPENGAMBILAN, PEMBUATAN PREPARAT LANGSUNG DANPERSIAPAN PENGIRIMAN SWAB NASOPHARINGEAL DAN

    OROPHARINGEALOleh: Prof. Dr. Muh. Nasrum Massi, Ph D

    PENUNTUN PEMBELAJARANKETERAMPILAN PENGAMBILAN DAN PERSIAPAN PENGIRIMAN

    USAP TENGGOROKNO. LANGKAH / KEGIATAN KASUSPERSIAPAN PEMERIKSAAN 1 2 3Pengambilan harus dilakukan dengan memperhatikan universal precaution ataukewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan, meliputi:

    1. menggunakan alat pelindung diri:a. Jas laboratorium lengan panjangb. Sarung tangan karetc. Kaca mata plastik (goggle)d. Masker (N95 untuk petugas kesehatan dan pasien)e. Tutup kepala plasticf. Penutup kaki

    2. Melakukan cuci tangan dengan menggunakan desinfektan sebelum dansetelah tindakan.

    3. Menjaga kebersihan ruangan dengan menggunakan desinfektan sebelumdan setelah tindakan.

    ALAT DAN BAHAN YANG DISIAPKAN? Spesimen Sekret sal. Nafas:

    ? Swab dacron/rayon tangkai plastik? Cryotube? Media Hanks (Virus Transport Medium=VTM)

    ? Label? Formulir / Kuisioner

    PERSIAPAN PENDERITA 1 2 31. Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri

    anda, serta tanyakan keadaannya.2. Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya tentang

    pengambilan usap tengorok, dan tujuan dan manfaat untukkeadaan klien.

    3. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang keamananyang dilakukan

    4. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang kerahasiaanyang diperlukan klien

    5. Jelaskan pada klien tentang hak-hak klien atau keluarganya,misalnya tentang hak untuk menolak tindakan pengambilan usaptenggorok.

    6. Mintalah kesediaan lisan klien untuk pemeriksaan usap tenggorokPengambilan swab nasopharingeal dan oropharingeal

    7. Siapkan dan periksalah alat-alat dan bahan yang akan digunakan8 Mintalah klien untuk duduk santai sambil menyandarkan

    kepalanya pada sandaran kepala kursi. (Klien anak-anak: dipangkuorang yang mengantar.)

  • 9. Masukkan swab ke dalam lubang hidung sejajar dengan rahangatas. Biarkan beberapa detik agar cairan hidung terhisap.Putarlah swab sekali atau dua kali. Lakukan usapan pada kedualubang hidung berikan sedikit penekanan pada lokasi di manaswab diambil.

    10 Lakukan usapan pada bagian belakang pharynx dan daerahtonsil, hindarkan menyentuh bagian lidah.

    11 Kemudian masukkan swab sesegera mungkin ke dalam cryotube(tabung tahan pendinginan) yang berisi 2 ml media transportvirus (Hanks BSS + antibiotika).

    12 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut botol/tabung agarbotol/tabung dapat ditutup dengan rapat.

    13 Bungkus tabung ini dengan tisu bersih dan masukkan ke tabungkemas.

    14 Masukkan juga kertas koran yang telah diremas-remas untukmenghindari terjadinya benturan-benturan pada tabung saat

    pengiriman.15 Masukkan tabung ini kedalam kotak pengiriman primer (bahan

    boleh dari pipa paralon atau sejenis tupper ware).16 Label dengan identitas lengkap

    MELEPASKAN ALAT PELINDUNG SETELAHPENGAMBILAN SPECIMEN

    1. Buka kaca mata2. Buka masker3. Buka tutup kepala4. Buka sarung tangan dan buang5. Lakukan langkah cuci tangan

    6. Buka jas/gaun dari bagian dalam ke luar.7. Gulung jas/gaun dari bagian dalam kmd dibuang di tempat sampah

    kering8. Berikanlah label pada tabung transport medium yang berisi data

    pribadi klien.9. Tulislah surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang lengkap

    berupa:a. Tanggal permintaanb. Tanggal dan jam pengambilan specimenc. Identitas penderita (nama,umur, jenis kelamin,alamat, nomor

    rekam medik)d. Identitas pengirime. Jenis specimenf. Pemeriksaan laboratorium yang dimintag. Transport media/pengawet yang digunakanh. Keterangan klinis: diagnosis sementara & pemakaian

    antibiotik.10. Kirimkanlah transport medium dan amplop tadi bersama surat

    pengantarnya ke laboratorium dalam suhu kamar.11. Dalam hal laboratorium jauh, maka masukkanlah tabung dalam

    tenpat pengiriman dan jaminlah agar specimen tidak tumpah.