manjemen instalasi
DESCRIPTION
instalasi terintegrasiTRANSCRIPT
PELAYANAN RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI MERUPAKAN BAGIAN TERINTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN SECARA
MENYELURUH
Oleh : Phimatra Jaya Putra
PENDAHULUAN
Dewasa ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhan-kebutuhan baru sebagai
kebutuhan dasar mereka. Salah satu kebutuhan tersebut diantaranya adalah kebutuhan
akan pelayanan kesehatan, karena kesehatan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang
sangat penting dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Jika seseorang sedang tidak
sehat maka aktifitas sehari-hari mereka akan terganggu sehingga tidak dapat berjalan
dengan baik. Semakin meningkatnya kondisi sosial ekonomi masyarakat, maka
berpengaruh juga dengan pola pikir masyarakat yang semakin kritis terhadap hal-hal
yang sangat vital terutama dalam hal kesehatan. Masyarakat mulai menyadari bahwa
kesehatan menjadi sesuatu yang sangat penting karena manusia atau masyarakat tidak
akan bisa hidup layak jika tidak terpenuhi kebutuhan kesehatannya (Mauludin, 2000).
Menurut Utama (dalam Asmita, 2008) hakikat dasar dari penyelenggaraan
pelayanan kesehatan adalah pemenuhan kebutuhan dan tuntutan dari para pemakai jasa
pelayanan kesehatan (pasien), dimana pasien mengharapkan suatu penyelesaian dari
masalah kesehatannya. Pasien memandang bahwa penyedia jasa pelayanan kesehatan
harus mampu memberikan pelayanan medis dalam upaya penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan yang berkualitas, cepat tanggap atas keluhan pasien, serta
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang nyaman.
Pelayanan Rumah Sakit (RS), secara umum terdiri dari bagian-bagian terintegrasi
pada setiap rumah sakit, secara khusus contoh pada Pelayanan Radiologi Dan Diagnostik
Imajing khususnya dalam bidang kedokteran gigi. Pelayanan radiologi dan pelayanan
diagnostik imajing untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua pelayanan memenuhi
standar nasional, perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
PEMBAHASAN
Pelayanan terintegrasi adalah proses pelayanan pasien yang dilakukan oleh
petugas kesehatan dari berbagai unit kerja/ pelayanan dan terkoordinasi satu dengan
lainnya agar menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien. Pada kebanyakan
pelayanan kesehatan baik di puskesmas, rumah sakit, klinik bersama, dan khusunya
Rumah sakit Gigi dan Mulut, pelayanan terintegrasi tidak terlepas dari perubahan
teknologi pelayanan yang meningkatkan pelayanan secara efektif dan efisien. Khususnya
pada bagian Radiologi Kedokteran Gigi peranan Rekam Medis menunjang dalam proses
terintegrasi pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Karena itu akan dibahas sistem
informasi rekam medis sebagai bagian yang penting dalam terintegrasinya pelayanan
radiologi dan pelayanan lainnya.
Di era digital yang berkembang pesat saat ini tentunya banyak pengembangan
teknologi dalam berbagai bidang yang ditujukan untuk memberi kemudahan dan
kecepatan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang ditekuni. Semua orang dituntut
untuk lebih cepat dan efisien dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Sejak
ditemukannya computer pada tahun 1940 serta pengembangan teknologinya yang
semakin canggih saat ini berbagai hal yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan kini
menjadi mungkin. Apalagi dengan ditemukannya internet yang sudah menjadi teman
akrab setiap orang dengan segala kemudahan yang diberikan khususnya dalam sarana
komunikasi dan informasi. Bahkan kita bisa mengaksesnya setiap hari dengan mudah saat
ini.
Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data
termasuk juga memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan dan memanipulasi data
dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Dengan adanya
kemajuan teknologi informasi ini mendorong adanya upaya perbaikan sistem dalam
berbagai bidang demi menunjang kinerja yang cepat dan efisien. Termasuk dalam bidang
kesehatan khususnya Rekam Medis yang merupakan tenaga keteknisian medis di Rumah
Sakit. Dalam proses pengumpulan data, penyimpanan data, pembuatan laporan dan lainya
dibutuhkan waktu yang lama sebelum adanya kemajuan IT seperti saat ini. Namun
dengan sistem rekam medis yang terkomputerisasi dan adanya Sistem Informasi rumah
sakit, pekerjaan tersebut kini menjadi lebih mudah dan efisien waktu dalam
menyelesaikannya. Bisa dibilang sistem Rekam Medis yang terkomputerisasi baru
berkembang mulai tahun 2012.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan
informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi
untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat Perturan perundang undangan. Bagian atau ranah yang menyebutkan
sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang
kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan
informasi kesehatan kabupaten/kota.Kebutuhan akan data dan informasi disediakan
melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan, yaitu dengan cara pengumpulan,
pengolahan, analisis data serta penyajian informasi. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting dan mutlak
dibutuhkan dalam operasional di rumah sakit. Dengan adanya sistem informasi rumah
sakit tentunya koordinasi antar departemen di dalam rumah sakit menjadi sangat baik dan
juga dukungan informasi menjadi lebih cepat, tepat, akurat dan terintegrasi. Maka dari
itu, banyak rumah sakit yang berlomba-lomba dalam meningkatkan pengembangan
perbaikan menejemen rumah sakit mulai dari sarana prasarana yang terkomputerisasi,
keuangan, berbagai alat medis yang ada di rumah sakit serta sumber daya manusianya.
Sumber Daya manusia disini menjadi faktor utama terpenting dalam pelaksana atau
penggerak sistem informasi kesehatan itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan sumber
daya manusia (SDM) yang handal dan berkompeten dalam bidangnya. Dengan adanya
sistem informasi ini pula diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah seperti data-
data pasien yang kurang terorganisir, kesalahan pada penulisan nomor rekam medis dan
nama pasien, kesalahan resep obat dan lain sebagainya. Tentunya pelayanan kepada
pasien menjadi lebih baik dan tepat.
Sistem Informasi Kesehatan yang terintegrasi diperlukan dalam pembuatan
program kesehatan mulai dari analisissituasi penentuan prioritas, pembuatan alternative
solusi pengembanga program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi
terhadap program kesehatan.Pengertian terintegrasi tidak bermaksud mematikan atau
menyatukan semua system informasi yang ada. Sistem Informasi Kesehatan yang
terintegrasi akan lebih efisien jika digabungkan. Integrasi yang dimaksud disini lebih
berupa pengembangan, pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas, mekanisme yang
saling berhubungan. Dengan integrasi ini diharapkan semua system informasi yang ada
akan memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki kualitas dan validitas yang baik.
Menurut WHO Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu dari 6 building block;
1. Service delivery
2. Medical product
3. Health workforce
4. Health information system
5. Health system financing
6. Leadership and governance
Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, Diperlukan adanya
komitmen dalam membangun infrastruktur sistem informasi kesehatan berbasis komputer
(Computer Based Information System). Melalui pengembangan sistem tersebut
diharapkan dapat mencapai hal-hal yang ada di bawah ini:
1. Perangkat lunak dalam sistem informasi kesehatan ditetapkan oleh pemerintah
daerah demi mendukung adanya keselarasan dan kemudahan dalam berbagi informasi
antar fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat
interoperable dengan jaringan lain.
3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini mampu mewujudkan dan
mengembangkan Local area Network yang menggabungkan sarana kesehatan milik
pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem yang ada di Indonesia.
4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam
teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal yang tersambung dalam
Wide Area Network.
5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan
memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang baik.
6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini dapat digunakan dalam pertukaran
informasi pada pelayanan kesehatan.
7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access
point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan
bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga
kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya.
8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan
manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan
pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
Sistem Informasi Kesehatan yang terintegrasi bukan hanya menjadi hal atau
wacana biasa, karena dalam pencapaian sistem yang optimal diperlukan adanya
koordinasi bukan hanya di salah satu rumah sakit saja tetapi seluruh fasilitas pelayanan
kesehatan di Indonesia yang nantinya akan memungkinkan pelayanan kesehatan yang
baik, cepat, dan efisien terutama dalam hal pertukaran informasi juga pelayanan pasien
yang memungkinkan kerja sama antara fasilitas pelayanan kesehatan yang satu dengan
yang lainnya.
KESIMPULAN
Pelayanan yang terintegrasi dalam pelayanan kesehatan sangat menungjang
pelayanan secara keseluruhan. Tetapi perubahan sistem Rekam Medis ke arah IT
membutuhkan waktu baik itu dari tenaga kesehatan maupun sitem administrasi
kesehatan. Karena itu perlu diadakan pemberian pelatihan bagi petugas, baik para medis,
administrasi maupun tim medis dalam meningkatkan integrasi dalam pelayanan
kesehatan untuk pasien yang datang. Sehingga informasi pelayanan kesehatan dari
instalasi Radiologi Kedokteran Gigi dapat digunakan oleh Dokter yang merujuk dan
diperoleh pasien dengan tepat dan efisien. Penggunaan Rekam Medis yang tepat sangat
membantu agar pelayanan pada Rumah Sakit dapat lebih efisie dan cepat.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Moenir,H.A.S, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi Aksara, 2000, hlm
19-27.
2. Departemen kesehatan R.I., 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit
di Indonesia, Revisi I, Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
3. Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 269/Menkes/Per/III/2008. Tentang Rekam
Medis (Medical Record).
4. Wijono Djoko, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Teori, Strategi dan
Aplikasi.Airlangga Univercity Press, Surabaya.2000, hlm 76 – 88.
5. Sanjoyo, R. 2008, Sistem Informasi Kesehatan. D3 Rekam Medis FMIPA UGM
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id/download/qualityassurance.pdf.
6. Sembiring, Nurhayati. 2003, Gambaran Pengelolaan Rekam Medis Di Rumah Sakit
Rantau Prapat Tahun 2003, Skripsi FKM USU, Medan