manifestasi klinis luka bakar

Upload: dian-zombiezombie-cyoners-pratiwi

Post on 10-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

luka bakar

TRANSCRIPT

Manifestasi klinisa. Keracunan Karbon Monoksida (CO)

Ditandai dengan kekurangan oksigen dalam darah, lemas, bingung, pusing, mual, munta, koma bahkan meninggal

b. Distress Pernafasan

Ditandai dengan serak, ngiler, dan ketidakmampuan menangani sekresi.

c. Cedera Pulmonal

Ditandai dengan pernafasan cepat atau sulit, krakles, stridor, dan batuk pendek.

d. Ganguan Hematologik

Tanda yang ditemukan adalah kenaikan hematokrit, penurunan SDP, leukosit meningkat, penurunan trombosit.

e. Gangguan Elektrolit

Tanda yang ditemukan adalah penurunan kalium, kenaikan natrium dan klorida, serta kenaikan BUN.

f. Gangguan Ginjal

Tnda yang ditemukan adalah peningkatan haluaran urine dan mioglobinuria.

g. Gangguan Metabolik

Tanda yang ditemukan adlah hipermetabolisme dan kehilangan berat badan.

Menurut Corwin &Elizabeth, J. (2009, Hal : 131) manifestasi klinis pada klien dengan luka bakar ialah sebagai berikut.a) Luka bakar derajat pertama superfisial ditandai oleh kemerahan dan nyeri. Dapat tibul lepuh setelah 24jam dan kemudian kulit mungkin terkelupas.b) Luka bakar derajat kedua ketebalan parsial superfisial ditandai oleh terjadinyalepuh ( dalam beberapa menit )dan nyeri hebat.c) Luka bakar derajat kedua ketebalan parsial dalam ditandai oleh lepuh, atau jaringan kering yang sangat tipis yang menutupi luka yang kemudian terkelupas. Luka mungkin tidak nyeri.d) Luka bakar derajat ketiga ketebalan penuh tampak datar, tipis, dan kering. Dapat ditemukan koagulasi pembuluh darah. Kulit mungin tampak putih, merah atau hitam dan kasar.e) Luka bakar listrik mungkin mirip dengan luka bakar panas, atau mungkin tampak sebagai daerah keperakan yang menjadi gembung. Luka bakar listrik biasanya timbul dititik kontak listrik. Kerusakan internal akibat luka bakar listrik mungkin jauh lebih parah daripada luka yang tampak dibagian luar.Manifestasi KlinisTanda dan gejala pada luka bakar dapat ditentukan berdasarkan klasifikasi luka bakar itu sendiri, diantaranya:A.Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan KedalamanSemakin dalam luka bakar, semakin sedikit apendises kulit yang berkontribusi pada proses penyembuhan dan semakin memperpanjang masa penyembuhan luka. Semakin panjang masa penyembuhan luka, semakin sedikit dermis yang tersisa, semakin besar respon inflamasi yang terjadi dan akan semakin memperparah terjadinyascar.Luka bakar yang sembuh dalam waktu 3 minggu biasanya tanpa menimbulkanhypertrophic scarring, walaupun biasanya terjadi perubahan pigmen dalam waktu yang lama. Sebaliknya luka bakar yang sembuh lebih dari tiga minggu sering mengakibatkanhypertrophic scars(Schwartzet al, 1999).1.Luka Bakar Derajat I :-Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial)-Kulit kering, hiperemik berupaeritema-Tidak dijumpai bula-Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi-Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari (Moenadjat, 2001)2.Luka Bakar Derajat II:-Kerusakan terjadi pada seluruh lapisan epidermis dan sebagian lapisan dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi.-Dijumpai bula-Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi-Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal(Moenadjat, 2001)-Pembentukanscar-Nyeri(Schwartset al, 1999)Dibedakan atas 2 (dua) :a.Derajat II Dangkal (Superficial)-Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.-Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh.(Moenadjat, 2001)-Bula mungkin tidak terbentuk beberapa jam setelah cedera, dan luka bakar pada mulanya tampak seperti luka bakar derajat satu dan mungkin terdiagnosa sebagai derajat dua superfisial setelah 12 sampai 24 jam.-Ketika bula dihilangkan, luka tampak berwarna pink dan basah.-Jarang menyebabkanhypertrophic scar.-Jika infeksi dicegah maka penyembuhan akan terjadi secara spontan kurang dari 3 minggu.(Schwartset al, 1999)

Gambar 2.2.Luka bakarderajat II dangkal (superficial)(Sumber: Robert H. Demling, Leslie DeSanti: Managing The Burn Wound.Brigham and Womens Hospital, Burn Center, Harvard Medical School, Boston)b.Derajat II Dalam (Deep)-Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis-Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh.-Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung biji epitel yang tersisa(Moenadjat, 2001).-Juga dijumpai bula, akan tetapi permukaan luka biasanya tampak berwarna pink dan putih segera setelah terjadi cedera karena variasi suplai darah ke dermis (daerah yang berwarna putih mengindikasikan aliran darah yang sedikit atau tidak ada sama sekali; daerah yang berwarna pink mengindikasikan masih ada beberapa aliran darah).-Jika infeksi dicegah luka bakar akan sembuh dalam 3 sampai 9 minggu.(Schwartset al, 1999)Gambar 2.3.Luka bakar derajat dua dalam (denganfull thickness burnpada panggul)(Sumber: Robert H. Demling, Leslie DeSanti:Managing The Burn Wound.Brigham and Womens Hospital, Burn Center, Harvard Medical School, Boston.)3.Luka Bakar Derajat III (Full Thickness Burn):-Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam.-Tidak dijumpai bula-Apendises kuliit rusak-Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat.Karena kering, letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar.-Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar.-Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan / kematian.-Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka.(Moenadjat, 2001)

Gambar 2.4. Luka bakar derajat III(Sumber:Robert H. Demling, LeslieDeSanti:Managing The Burn Wound.Brigham and Womens Hospital, Burn Center, Harvard Medical School, Boston).B.Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan LuasnyaWallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan namarule of nineataurule of wallaceyaitu:1.Kepala dan leher: 9%2.Lengan masing-masing 9%: 18%3.Badan depan 18%, badan belakang 18%: 36%4.Tungkai maisng-masing 18%: 36%5.Genetalia/perineum:1%

Gambar 2.5.Diagram luas luka bakar (Moenadjat, 2001)

C.Klasifikasi Luka Bakar BerdasarkanBerat RingannyaUntuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa faktor antara lain :1.Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh.2.Kedalaman luka bakar.3.Anatomi lokasi luka bakar.4.Umur klien.5.Riwayat pengobatan yang lalu.6.Trauma yang menyertai atau bersamaan.a)American Burn Association membagi dalam :A.Yang termasuk luka bakar ringan (minor) :Tingkat II: kurang dari 15% Total Body Surface Area pada orang dewasa atau kurang dari 10% Total Body Surface Area pada anak-anak.Tingkat III: kurang dari 2% Total Body Surface Area yang tidak disertai komplikasi.B.Yang termasuk luka bakar sedang (moderate) :Tingkat II: 15% 25% Total Body Surface Area pada orang dewasa atau kurang dari 10% 20% Total Body Surface Area pada anak-anak.Tingkat III: kurang dari 10% Total Body Surface Area yang tidak disertai komplikasi.C.Yang termasuk luka bakar kritis (mayor):Tingkat II:32% Total Body Surface Area atau lebih pada orang dewasa atau lebih dari 20% Total Body Surface Area pada anak-anak..Tingkat III: 10% atau lebih.Luka bakar yang melibatkan muka, tangan, mata, telinga, kaki dan perineum..Luka bakar pada jalan pernafasan atau adanya komplikasi pernafasan.Luka bakar sengatan listrik (elektrik).Luka bakar yang disertai dengan masalah yang memperlemah daya tahan tubuh seperti luka jaringan linak, fractur, trauma lain atau masalah kesehatan sebelumnya..b)American college of surgeon membagi dalam:1)Parah critical:Tingkat II: 30% atau lebih.Tingkat III: 10% atau lebih.Tingkat III pada tangan, kaki dan wajah.Dengan adanya komplikasi penafasan, jantung, fractura, soft tissue yang luas.2)Sedang moderate:Tingkat II: 15 30%Tingkat III: 1 10%3)Ringan minor:Tingkat II: kurang 15%Tingkat III: kurang 1%Carpenito-Moyet, Linda Jual. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10. Jakarta : EGC.Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC.Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.Muttaqin, Arif, dan Kumala Sari. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika.Santosa Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Jakarta: Prima Medika.Smeltzer, Suzzane, and Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah/ Brunner & Suddarth. Vol. 2. Jakarta: EGC.