manfaat menguasai empat keterampilan berbahasa indonesia

16
Manfaat Menguasai Empat Keterampilan Berbahasa Indonesia Oleh Suwarsono, S. Pd A. Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang tidak dapat lepas dari bahasa. Bahasa digunakan untuk melaksanakan berbagai aktivitas baik dengan diri sendiri maupun orang lain. Dengan diri sendiri bahasa berfungsi sebagai alat berpikir. Kegiatan berpikir tidak mungkin dapat berlangsung tanpa bahasa. Dalam logika, ilmu menalar, Poespopradja (1989: 44), dan Rapar (2006: 16), berpendapat bahwa ada hubungan yang erat antara bahasa dan pikiran. Bahasa adalah alat berpikir. Agar sesorang dapat berpikir dengan baik, lurus, dan logis, sesorang itu perlu menguasai bahasa itu dengan baik. Penguasaan yang baik sebuah bahasa tentu meliputi penguasaan kaidah bahasa tersebut. Kaidah bahasa dipelajari dalam ilmu bahasa (gramatika) yang meliputi fonologi, morfologi, dan sintaksis. Rapar (2006: 17) menegaskan, bahwa ilmu bahasa menyajikan kaidah penyusunan bahasa yang baik dan benar, dan logika menyajikan tata cara dan kaidah berpikir secara lurus dan benar. Sedangkan aktivitas dengan orang lain melahirkan bahasa sebagai alat komunikasi. Sebagai alat 1

Upload: dian-ematic

Post on 27-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manfaat Menguasai Empat Keterampilan Berbahasa Indonesia

Manfaat Menguasai Empat Keterampilan Berbahasa Indonesia

Oleh Suwarsono, S. Pd

A. Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang tidak dapat lepas dari bahasa.

Bahasa digunakan untuk melaksanakan berbagai aktivitas baik dengan diri

sendiri maupun orang lain. Dengan diri sendiri bahasa berfungsi sebagai alat

berpikir. Kegiatan berpikir tidak mungkin dapat berlangsung tanpa bahasa.

Dalam logika, ilmu menalar, Poespopradja (1989: 44), dan Rapar (2006: 16),

berpendapat bahwa ada hubungan yang erat antara bahasa dan pikiran. Bahasa

adalah alat berpikir. Agar sesorang dapat berpikir dengan baik, lurus, dan

logis, sesorang itu perlu menguasai bahasa itu dengan baik. Penguasaan yang

baik sebuah bahasa tentu meliputi penguasaan kaidah bahasa tersebut. Kaidah

bahasa dipelajari dalam ilmu bahasa (gramatika) yang meliputi fonologi,

morfologi, dan sintaksis. Rapar (2006: 17) menegaskan, bahwa ilmu bahasa

menyajikan kaidah penyusunan bahasa yang baik dan benar, dan logika

menyajikan tata cara dan kaidah berpikir secara lurus dan benar.

Sedangkan aktivitas dengan orang lain melahirkan bahasa sebagai alat

komunikasi. Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan untuk berhubungan

satu sama lainnya untuk berbagai keperluan. Alwasilah (1993: 89)

berpendapat bahwa fungsi tepenting dari bahasa adalah alat komunikasi dan

interaksi. Bahasa berfungsi sebagai lem perekat dalam menyatupadukan

keluarga, masyarakat dan bahasa dalam kegiatan sosialisasi. Agar komunikasi

itu berjalan efektif dan efisien, maka seseorang itu dituntut untuk memiliki

kemahiran atau kemampuan berbahasa yang baik yang meliputi kemampuan

mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis sebagai empat keterampilan

dasar berbahasa.

Kemahiran berbahasa itu pada hakikatnya terjangkau oleh setiap orang.

Namun, kemahiran itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus diraih

lewat proses belajar bahasa dan pelatihan. Depdiknas (2003) menyatakan

bahwa belajar bahasa adalah belajar menggunakan bahasa untuk berbagai

fungsi bahasa utamanya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Oleh karena

1

Page 2: Manfaat Menguasai Empat Keterampilan Berbahasa Indonesia

itu pembelajaran bahasa bertujuan untuk mencapai kemampuan berbahasa,

baik lisan maupun tulis. Kemampuan berbahasa tersebut adalah menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis. Belajar bahasa bukanlah belajar tentang

bahasa. Implementasinya, melalui kegiatan belajar berbahasa diharapkan si

belajar membangun pengetahuan sendiri (inquiry) tentang bahasa.

B. Manfaaat Menguasai Empat Keterampilan Berbahasa Indonesia

Empat keterampilan dasar berbahasa yang secara bertahap dan alami

dikuasai setiap orang adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Keempat keterampilan berbahasa itu dikuasai mulai bayi hingga dewasa.

Namun, tentu saja tingkat penguasaan setiap orang berbeda-beda, dan saling

berkaitan satu sama lainnya. Hal ini dipengaruhi berbagai faktor yang secara

umum dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal misalnya kondisi kesehatan

mental dan tubuh ketika belajar berbahasa, sedangkan yang termasuk faktor

eksternal adalah ketersediaan masukan (input) bahasa yang memadai di sekitar

pembelajar bahasa.

Tarigan (1993:2) menjelaskan bahwa setiap keterampilan itu erat sekali

berhubungan dengan keterampilan berbahasa lainnya dengan cara yang

beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita

melalui suatu hubungan urutan: mula-mula pada masa kecil kita belajar

menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu membaca, dan menulis.

Menyimak dan berbicara dipelajari sebelum masuk sekolah, sedangkan

membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan berbahasa

tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau catur tunggal.

Penguasaan empat keterampilan berbahasa Indonesia sungguh penting

mengingat fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan

bahasa nasional. Sebagai bahasa resmi bahasa Indonesia digunakan di segala

forum kenegaraan, termasuk dalam dunia pendidikan yang menggunakan

bahasa pengantar resmi bahasa Indonesia. Sebagai bahasa nasional, bahasa

Indonesia dipakai jutaan penduduk Indonesia sebagai lingua franca.

Begitu pentingnya bahasa Indonesia, penguasaan empat keterampilan

berbahasa Indonesia tentu bermanfaat bagi orang itu kelak di dalam

2

Page 3: Manfaat Menguasai Empat Keterampilan Berbahasa Indonesia

kehidupannya. Uraian manfaat praktis menguasai empat keterampilan

berbahasa itu sebagai berikut.

1. Manfaaat Menguasai Keterampilan Menyimak

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-

lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta

interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta

memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara

melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1993:28).

Menyimak dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting karena dapat

memperoleh informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Setiap

orang dalam segala profesi berkepentingan dengan menyimak. Misalnya di

sekolah, menyimak memunyai peranan yang penting karena dengan

menyimak siswa dapat menambah ilmu, menerima dan menghargai orang lain.

Oleh karena itu, pembelajaran menyimak memerlukan latihan-latihan intensif

Sebagai guru yang menjadi fasilitator siswa tentu harus memunyai

kemampuan setingkat lebih tinggi dari siswa.

Tujuan menyimak pada dasarnya adalah untuk menangkap pesan

(message) yang disampaikan pembicara dengan tepat, efektif dan efisien. Hunt

dalam Tarigan (1993:55) menyatakan bahwa tujuan/fungsi menyimak adalah

(1) untuk memperoleh informasi yang ada hubungan atau sangkut-pautnya

dengan profesi atau pekerjaan; (2) untuk membuat hubungan antarpribadi

lebih efektif di rumah, di tempat kerja, dan dalam kehidupan masyarakat; (3)

untuk mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yang masuk akal

(logis); dan (4) agar dapat memberikan respons yang tepat terhadap segala

sesuatu yang terdengar.

Berdasarkan tujuan menyimak di atas, manfaat menguasai keterampilan

menyimak sebagai berikut.

a. Dapat memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi kita secara

tepat sehingga kita dapat menindaklanjutinya dengan baik untuk

mendukung profesi atau pekerjaan kita. Ketepatan informasi yang kita

dengar dan peroleh tentu sangat berpengaruh terhadap tindakan kita

selanjutnya. Misalnya, dalam sebuah rapat dinas kepala sekolah menyuruh

guru mengumpulkan proposal kegiatan pondok ramadan dua minggu

3

Page 4: Manfaat Menguasai Empat Keterampilan Berbahasa Indonesia

sebelum kegiatan dimulai. Setelah dua minggu ternyata kita tidak

membuat dan mengumpulkan proposal itu, maka kacaulah kegiatan itu.

b. Dapat berinteraksi sosial dengan keluarga, teman, dan masyarakat karena

minimnya miscommunication dalam bertutur dengan mereka. Hal ini dapat

berimplikasi pada suasana yang akrab, menyenangkan dan kondusif untuk

memotivasi kinerja kita.

c. Dapat membuat keputusan yang masuk akal (logis) sebab dalam

kehidupan kita sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun kerja, kita

tentu mengalami saat ketika kita harus membuat keputusan penting yang

mungkin berpengaruh pada diri sendiri ataupun orang lain. Jangan sampai

terjadi kita membuat keputusan yang salah karena “salah dengar”.

d. Dapat memberikan respons yang tepat dan cepat terhadap segala sesuatu

yang terdengar untuk tindakan yang diperlukan.

Secara praktis keempat manfaat tersebut dapat diimplikasikan pada berbagai

profesi, misalnya guru, staf kantor, tentara bagian komunikasi, dan sebagainya.

2. Manfaat Menguasai Keterampilan Berbicara

Berbicara tidak bisa kita pisahkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Bahkan, orang bisu pun ingin berbicara. Berbicara merupakan wujud dari

aktivitas lisan dalam komunikasi. Walaupun demikian, komunikasi yang

efektif tidak hanya berkaitan dengan apa yang dibicarakan orang, tetapi juga

pada bagaimana dia mengatakannya.

Pada waktu seseorang akan berbicara, terelebih dahulu akan terbentuk

pesan di kepala orang itu. Apabila saatnya tiba, pesan itu kemudian

dilontarkan menjadi ujaran yang kemudian didengar komunikan (lawan

bicara). Berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam

bentuk bunyi-bunyi bahasa. Tarigan (1983:15) menegaskan, “Berbicara adalah

kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk

mengekspresikan, menyatakan, serta mnyampaikan pikiran, gagasan, dan

perasaan”.

Berbicara adalah salah satu ketrampilan berbahasa yang paling sulit

dikuasai dengan baik oleh setiap orang. Oleh karena itu, tidak setiap orang

mampu berbicara dengan teratur, sistematis, logis, dan lancar baik di situasi

formal maupun santai/tidak formal. Kemampuan berbicara, utamanya

4

Page 5: Manfaat Menguasai Empat Keterampilan Berbahasa Indonesia

berbicara di muka umum, perlu pembelajaran dan pelatihan yang tekun

sampai memperoleh kemahiran berbicara.

Teknik berbicara di muka umum terwujud dalam beberapa persiapan,

yaitu menentukan maksud pembicaraan, mengumpulkan bahan, menganalisis

pendengar dan situasi, memilih dan menyempitkan topik, mengumpulkan

bahan, membuat kerangka uraian, menguraikan secara detail, dan berlatih

dengan suara nyaring (Depdiknas, 2005:114).

Efektivitas berbicara akan terpenuhi bila ada kesamaan kepentingan

antara pembicara dan pendengar, ada sikap saling mendukung dari kedua

belah pihak, ada sikap positif, ada sikap keterbukaan, dan masing-masing

pihak menempatkan diri (ada unsur empati) pada lawan bicara. Selain itu,

faktor fisik, psikis, dan pengalaman pembicara juga akan berpengaruh

terhadap efektivitas suatu pembicaraan.

Seseorang yang mahir berbicara di berbagai jenis berbicara dan

forumnya tentu akan memperoleh manfaat praktis antara lain:

a. Dapat menyampaikan pesan, informasi, pikiran, dan ide secara jelas

sehingga tidak menimbulkan miscomumnication.

b. Dapat mengaktualkan potensi diri secara maksimal, misalnya dengan

memilih profesi/pekerjaan yang membutuhkan kemahiran berbicara

seperti, guru, penyiar radio/televisi, presenter, pembawa acara, juru

penerangan/bicara, sales produk industri dan sebagainya.

c. Pada tingkat tinggi, profesi sebagai oratoris (orang yang pandai berpidato)

sangat berkaitan dengan kemampuan berbicara untuk memberi informasi,

memotivasi, mempersuasi, dan menggerakkan massa untuk melakukan

sesuatu. Dalam konteks sekarang, oratoris mungkin sejajar dengan “juru

kampanye” atau (jurkam) di partai-partai politik. Bukankah profesi ini

sekarang bergelimang uang? Tambahan lagi, kita pernah punya K.H.

Zainuddin M.Z. yang dijuluki Dai Sejuta Umat karena kepiwaiannya

dalam berpidato, khususnya syiar agama.

3. Manfaat Menguasai Keterampilan Membaca

Membaca tidak bisa kita pisahkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Setiap orang perlu membaca meskipun sekilas, misalnya membaca jam

tangan, jadwal kerja, kalender, koran, dan sebagainya. Membaca adalah

5

Page 6: Manfaat Menguasai Empat Keterampilan Berbahasa Indonesia

membuka jendela pengetahuan dunia. Begitu pentingnya membaca sampai-

sampai perintah Allah kepada nabi Muhammad SAW yang pertama adalah

iqro’ atau ‘baca’.

A. Teeuw dalam Depdiknas (2005:5) menjelaskan bahwa membaca

adalah memberi makna pada sebuah teks tertentu. Membaca adalah proses

yang memerlukan pengetahuan sistem kode yang cukup rumit, kompleks, dan

aneka ragam.

Senada dengan pendapat di atas, Goodman dalam Oka (1983:23-25)

menyatakan bahwa membaca pada hakikatnya adalah seperangkat proses

“recording, decoding, dan encoding” yang berakhir pada pemahaman atau

komprehensip. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam proses membaca,

pembaca berangkat dengan berhadapan dengan input tulisan, dan berakhir

pada perolehan makna. Karena itu dalam rangka memahami proses membaca,

orang harus memahami (1) tulisan (bahasa tulisan) yang merupakan input, (2)

bagaimana bahasa itu bekerja, dan bagaimana bahasa itu digunakan oleh

pembaca, (3) seberapa banyak hasil belajar serta pengalaman yang

dimanfaatkannya dalam mengkonstruksi makna, dan (4) sistem perseptual

yang termasuk ke dalam membaca.

Keberhasilan dan kelancaran pembaca dalam membaca dipengaruhi oleh

berbagai faktor, baik dari dalam pembaca sendiri (faktor dalam) maupun yang

berasal dari luar dirinya (faktor luar). Intelegensia, sikap, penguasaan bahasa,

perbedaan kelamin pada usia muda, dan tingkat keterbacaannya, maupun

kesesuaian bacaan bacaan itu dengan daya tangkap pembaca.

Adapun manfaat praktis bagi orang yang memiliki kemampuan

membaca yang baik adalah sebagai berikut.

a. Pada membaca cepat (scanning), seorang yang mahir membaca akan

memperoleh informasi yang dibutuhkannya dengan cepat dan tepat. Jenis

membaca ini mungkin cocok untuk profesi guru, pialang, editor bahasa,

dan sebagainya.

b. Pada membaca intensif (pemahaman), pembaca memerlukan informasi

yang dalam. Oleh karena itu, ketepatan pesan yang ditangkap dari kegiatan

membaca itu sangat penting untuk proses atau hasil selanjutnya. Misalnya,

seorang mahasiswa yang sedang mempelajari makalahnya. Ia tentu harus

6

Page 7: Manfaat Menguasai Empat Keterampilan Berbahasa Indonesia

mendalami isi makalah itu sebelum presentasi. Ketidakmampuan

membaca intensif dapat menyebabkan presentasi makalah tidak maksimal.

c. Kemahiran membaca sekilas juga bermanfaat praktis, misalnya pada

situasi berikut: Anda sedang mengendarai mobil di kota yang belum

pernah Anda kunjungi. Anda tentu membutuhkan rambu-rambu lalu lintas,

khususnya penunjuk arah/kota. Sambil mengemudi Anda juga membaca

sekilas dan cepat rambu-rambu itu. Salah baca membuat salah memutar

setir mobil alias salah jalan sehingga Anda tidak dapat sampai di tempat

tujuan dengan cepat.

4. Manfaat Menguasai Keterampilan Menulis

Menulis adalah kegiatan menuangkan ide, gagasan, konsep, pikiran,

ataupun imaginasi ke dalam bentuk tulis (cetak). Sebagai salah satu aspek

keterampilan berbahasa, menulis merupakan aspek yang paling sulit di antara

keterampilan lainnya, seperti mendengarkan, berbicara, dan membaca. Pada

kegiatan menulis, kita dituntut mencurahkan segala pengetahuan dan

kemampuan lainnya untuk dapat menghasilkan sebuah “tulisan”.

Tulisan yang baik umumnya dihasilkan oleh orang gemar membaca,

berwawasan luas, banyak mendengarkan segala sesuatu, dan mempunyai

kemampuan berpikir yang baik. Leonhardt (2005:103) berpendapat bahwa

kebiasaan membaca sangat penting bagi keberhasilan menulis.

Tulisan yang baik memiliki alur, isi, dan kebahasaannya yang baik. Dari

segi alur, tulisan yang baik mempunyai alur berpikir yang urut, dan

berkesinambungan. Dari segi isi, tulisan yang baik memuat informasi yang

benar-benar akurat dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah. Dan dari segi kebahasaan, karangan yang baik menggunakan ejaan

yang benar, diksi yang variatif, kalimat yang efektif, dan paragraf yang padu.

Untuk menghasilkan tulisan yang baik, kita perlu berlatih dan berlatih.

Keterampilan menulis tidak bisa diperoleh dengan cepat seperti halnya belajar

membaca. Menulis perlu dibiasakan sejak dini dan memerlukan proses yang

cukup panjang. Leonhardt (2005:79-96) mengemukakan kiat menulis bagi

anak usia sekolah antara lain: (1) Sarankan agar anak remaja bergabung

dengan staf koran, buku tahunan, atau majalah kesusastraan sekolah; (2)

7

Page 8: Manfaat Menguasai Empat Keterampilan Berbahasa Indonesia

Bantulah mereka memikirkan cara untuk mulai menggunakan tulisan mereka

secara profesional; (3) Doronglah anak Anda untuk mengikutsertakan karya

terbaiknya dalam sayembara menulis atau mengirimkannya ke majalah. (4)

Dorong anak Anda menerbitkan karya mereka sendiri.

DePorter (2002:179) menyatakan,“menulis adalah aktivitas seluruh otak

yang menggunkan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri

(logika).” Selanjutnya, DePorter (2002:194-195) mengemukakan tahap-tahap

proses menulis yang efektif untuk semua jenis tulisan, yaitu: (1) Persiapan :

melakukan pengelompokan (clustering) dan menulis cepat (fastwriting); (2)

Draft Kasar : pengeksplorasian dan pengembangan gagasan-gagasan;

(3) Memperbaiki : dari umpan balik, perbaiki tulisan tersebut dan bagikan

lagi; (4) Penyuntingan: Perbaiki semua kesalahan tata bahasa dan tanda baca;

(5) Penulisan Kembali: Masukkan isi yang baru dan perubahan penyuntingan;

dan (6) Evaluasi: Pemeriksaan apakah tugas menulis itu sudah selesai.

Keterampilan menulis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu menulis

fiksi dan non-fiksi. Kedua jenis tulisan itu memunyai karakteristik yang

berbeda. Tulisan fiksi bersifat imajinatif, dan sumbernya pun imaginasi/

rekaan, sedangkan tulisan nonfiksi bersifat ilmiah serta bersumber pada

observasi, penelitian, pengamatan, dan fakta-fakta lainnya.

Begitu sulitnya keterampilan ini, maka tidak semua orang mampu

menulis dengan baik. Oleh karena itu, orang yang memiliki keterampilan

menulis tentu mendapat manfaat praktis antara lain:

a. menulis bisa dijadikan ladang penghidupan, misalnya dengan menjadi

profesi penulis/pengarang, editor/penyunting bahasa, wartawan, guru

bahasa, konseptor surat, sekretaris, dan sebagainya. Perlu diketahui bahwa

J.K. Rowling, pengarang dari Inggris, kaya raya berkat novelnya Harry

Potter diterjemahkan ke banyak bahasa dan laku keras (booming), serta

diangkat ke layar lebar.

b. Mata pena bisa setajam mata pisau ataupun peluru. Maka sebenarnya

tulisan itu bisa digunakan untuk berbagai tujuan praktis seperti

memprovokasi, menfitnah, memancing konflik, dan sebagainya. Berita di

surat kabar yang mengandung ketidakbenaran bisa menggerakkan massa

untuk demonstrasi, berbuat anarkis, merusak, dan sebagainya.

8

Page 9: Manfaat Menguasai Empat Keterampilan Berbahasa Indonesia

c. Tulisan juga berlaku sebagai dokumen resmi yang berkekuatan hukum

tetap, misalnya surat perjanjian, putusan pengadilan, peraturan perundang-

undangan, dan sebagainya. Oleh karena itu, pembuatnya tentu harus

memiliki kemampuan menulis yang baik.

C. Penutup

Dari uraian di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1. Keterampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis yang saling berkaitan satu sama lainnya.

2. Untuk memperoleh empat keterampilan berbahasa tersebut diperlukan

pembelajaran dan pelatihan yang cukup dan berkesinambungan.

3. Orang yang menguasai empat keterampilan berbahasa tersebut tentu

memperoleh manfaat praktis dalam kehidupan sehari-harinya khususnya

untuk mendukung profesi atau pekerjaannya.

***

9

Page 10: Manfaat Menguasai Empat Keterampilan Berbahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia Buku 1 Materi Pelatihan Terintegrasi. Jakarta: Depdiknas.

DePorter , Bobby. , dkk. 2002. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.

Leonhardt, Mary. 2005. 99 Cara Menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis. Terjemahan Eva Y. Lukman. Bandung: Kaifa.

Oka, I gusti Ngurah. 1983. Pengantar Membaca dan pengajarannya. Surabaya: Usaha Nasional

Poespoprodjo, W., dan T. Gularso. 1989. Logika Ilmu Menalar. Bandung: Remadja Karya.

Rapar, Jan Hendrik. 2006. Pengantar Logika: Asas-asas Penalaran Sistematis. Yogjakarta: Penerbit Kanisius.

Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

10