manfaat dan kendala penggunaan dana alokasi khusus...

18
Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian Tahun Anggaran 2009 di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan 539 MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2009 DI KABUPATEN TAPIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Benefits and Constraints of Specifically Allocated Fund in 2009 Budget Year for Agricultural Sector in Tapin Regency, South Kalimantan Province Valeriana Darwis Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 ABSTRACT Dana Alokasi Khusus/DAK or Special Allocation Funds/SAF is funding that comes from Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/APBN or National Revenues and Spending Budget/NRSB that is given to particular region to be spent on special activities that is part of national priority program devolved to the region. As a recipient of SAF, in 2009 Ministry of Agriculture has spent almost Rp 1.5 trillions or equivalent to US$165 millions for agricultural activities dispersed in 32 provinces and 477 districts/municipalities. The objective of this paper is to learn the types of agricultural activities that was funded under SAF in Tapin district, South Kalimantan; problems of its implementation; and suggest some recommendation for its improvement. SAF activities in 2009 in Tapin were concentrated in Food and Horticulture Crops Agency with 6 activities, Livestock and Fisheries Agency with 3 activities and Food Security and Extension Implementasi Agency with one activity. All those activities have been implemented by following standard technical procedures. However, planning of some activities was premature. As an example was shown by the construction of livestock forage field which was not supported by funding to purchase production inputs such as fertilizer, high –yielding seeds and planting budget. The same observation was encountered in the construction of Balal Penyuluhan Pertanian/BPP or Agricultural Extension Office, where the physical office has been built, but it did not have permanent staff yet. The study also found that the SAF planning in central government did not go in line with that of in regional government and reporting format of activities were not standard. The paper suggests that the planning and evaluation of activities funded under SAF should be formulated thoroughly together by central, provincial and district government. Types of activities funded under SAF from the central government should be Informed before project discussion at regional government level, to prevent its disruption to activities at regional government. Format of activity reports also need to be standardized. Key words : Dana Alokasi Khusus/DAK or Special Allocation Funds/SAF, benefit and constraint of Its use ABSTRAK Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional yang telah menjadi urusan daerah. Salah satu penerima DAK adalah Kementerian Pertanian dan pada tahun 2009 sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 1,492 triliun untuk kegiatan pertanian yang tersebar di 32 provinsi dan 477 kabupaten/kota. Tulisan ini bertujuan ingin mengetahui jenis kegiatan

Upload: vuongcong

Post on 06-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian Tahun Anggaran 2009di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan

539

MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASIKHUSUS PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2009

DI KABUPATEN TAPIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Benefits and Constraints of Specifically Allocated Fund in 2009Budget Year for Agricultural Sector in Tapin Regency, South

Kalimantan Province

Valeriana Darwis

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianJl. A. Yani No. 70 Bogor 16161

ABSTRACT

Dana Alokasi Khusus/DAK or Special Allocation Funds/SAF is funding that comesfrom Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/APBN or National Revenues and SpendingBudget/NRSB that is given to particular region to be spent on special activities that is part ofnational priority program devolved to the region. As a recipient of SAF, in 2009 Ministry ofAgriculture has spent almost Rp 1.5 trillions or equivalent to US$165 millions for agriculturalactivities dispersed in 32 provinces and 477 districts/municipalities. The objective of thispaper is to learn the types of agricultural activities that was funded under SAF in Tapindistrict, South Kalimantan; problems of its implementation; and suggest somerecommendation for its improvement. SAF activities in 2009 in Tapin were concentrated inFood and Horticulture Crops Agency with 6 activities, Livestock and Fisheries Agency with 3activities and Food Security and Extension Implementasi Agency with one activity. All thoseactivities have been implemented by following standard technical procedures. However,planning of some activities was premature. As an example was shown by the construction oflivestock forage field which was not supported by funding to purchase production inputssuch as fertilizer, high –yielding seeds and planting budget. The same observation wasencountered in the construction of Balal Penyuluhan Pertanian/BPP or AgriculturalExtension Office, where the physical office has been built, but it did not have permanentstaff yet. The study also found that the SAF planning in central government did not go in linewith that of in regional government and reporting format of activities were not standard. Thepaper suggests that the planning and evaluation of activities funded under SAF should beformulated thoroughly together by central, provincial and district government. Types ofactivities funded under SAF from the central government should be Informed before projectdiscussion at regional government level, to prevent its disruption to activities at regionalgovernment. Format of activity reports also need to be standardized.

Key words : Dana Alokasi Khusus/DAK or Special Allocation Funds/SAF, benefit andconstraint of Its use

ABSTRAK

Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari APBN yangdialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakanbagian dari program yang menjadi prioritas nasional yang telah menjadi urusan daerah.Salah satu penerima DAK adalah Kementerian Pertanian dan pada tahun 2009 sudahmengalokasikan anggaran sebesar Rp. 1,492 triliun untuk kegiatan pertanian yang tersebardi 32 provinsi dan 477 kabupaten/kota. Tulisan ini bertujuan ingin mengetahui jenis kegiatan

Page 2: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Valeriana Darwis

540

pertanian di Kabupaten Tapin yang dibiayai oleh dana DAK, permasalahan apa yang terjadidalam pelaksanaannya, serta rekomendasi penyempurnaannya. Kegiatan DAK 2009 diKabupaten Tapin Kalimantan Selatan paling banyak terdapat di Dinas Pertanian TanamanPangan dan Hortikultura yaitu 6 kegiatan, kemudian tiga kegiatan di Dinas Peternakan danPerikanan dan satu kegiatan di Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh.Kegiatan-kegiatan tersebut sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur teknis. Tetapi darisegi perencanaan belumlah matang hal ini terlihat dari kegiatan pembuatan kebun hijaumakan ternak (HMT) tetapi tidak ada dana untuk sarana produksi berupa pupuk, bibitrumput HMT unggul serta biaya penanaman. Hal yang sama juga terjadi di pembangunanBPP, dimana bangunan sudah dibuat tetapi tidak ada karyawan tetap. Tidak adanyasinkronisasi waktu perencanaan pembuatan DAK antara pusat dan daerah dan pelaporankegiatan formatnya tidak seragam. Untuk itu kedepannya disarankan dalam pembuatanDAK khususnya dalam perencanaan dan evaluasi dinas provinsi ikut terlibat agar kegiatanDAK kabupaten bisa disinerjikan dengan kegiatan provinsi. Agar tidak mengganggukegiatan di daerah hendaknya informasi jenis kegiatan DAK pusat sebelum pembahasankegiatan di daerah. Perencanaan penggunaan DAK harus lebih matang lagi, serta adanyapelaporan kegiatan yang jelas dan seragam

Kata kunci : DAK, manfaat dan kendala penggunaannya

PENDAHULUAN

Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari APBN yangdialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yangmerupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional yang telahmenjadi urusan daerah. Tujuannya DAK adalah untuk mengurangi kesenjanganpelayanan publik antardaerah dan meningkatkan tanggung jawab pemerintahdaerah (pemda) dalam memobilisasi sumberdayanya. Salah satu penerima DAKadalah Kementerian Pertanian dengan kegiatan yang diarahkan kepadapenyediaan sarana, prasarana lahan dan air, serta prasarana penyuluhanpertanian.

Kegiatan pengelolaan lahan dan air diprioritaskan guna memenuhiketersediaan lahan dan air secara berkelanjutan untuk mendukung pemantapanketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanianserta peningkatan kesejahteraan petani. Kinerja penyuluh tidak hanya ditentukanoleh tersedianya sumber daya manusia (SDM) penyuluhan yang handal,melainkan juga didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana penyuluhan yangmemadai dalam hal ini berupa balai penyuluh pertanian (BPP) tingkat kecamatan.

Tujuan penyuluhan pertanian adalah dalam rangka menghasilkan SDMpelaku pembangunan pertanian yang kompeten sehingga mampumengembangkan usaha pertanian yang tangguh, bertani lebih baik (betterfarming), berusaha tani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebihsejahtera (better living) dan lingkungan lebih sehat. Permasalahan penyuluhansaat ini menurut pendapat Herlambang (2005) dan Suprapto (2005) antara lain :(1) lembaga penyuluhan masih lemah, akibatnya kegiatan penyuluhan menjaditidak efektif, tidak terkontrol dan tidak dievaluasi, (2) kurangnya koordinasi dalam

Page 3: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian Tahun Anggaran 2009di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan

541

penyelenggaran penyuluhan di lapangan, (3) BPP tiap kecamatan kurangberfungsi (infrastrukturnya tidak memadai) sehingga mempengaruhi operasionalpenyuluhan.

Pengembangan infrastruktur merupakan salah satu sumber pertumbuhanproduksi yang nyata (Jayne et al., 1994). Meskipun mahal investasi infrastrukturperdesaan sangat efektif untuk mendukung perkembangan pertanian maupunpertumbuhan ekonomi perdesaan (Fox, 2001; Stifel and Minten, 2007). Investasi dibidang infrastruktur merupakan pendukung penting adopsi teknologi, menstimulasikomplementaritas investasi usaha tani dan penggunaan input dan sangatdiperlukan untuk memperlancar pemasaran hasil-hasil pertanian (Rahm andHuffman, 1984; Feder, Just and Zibermen, 1995; Wozniak, 1989)

Berbagai pengamatan empiris menunjukkan bahwa upaya peningkatanproduksi pertanian dan pendapatan petani khususnya maupun pendapatanmasyarakat perdesaan pada umumnya, terkendala oleh situasi dan kondisiinfrastruktur yang kurang memadai. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwamembaiknya akses ke prasarana seperti jalan yang baik merangsang penggunaanmasukan pertanian antara lain pupuk, peningkatan produksi agregat, dan surpluspasar dari perdesaan (Hutabarat et al., 2002).

Jika tidak segera diperbaiki, menurunnya kualitas sarana transportasiperdesaan tersebut bukan hanya tidak kondusif untuk meningkatkan produksipertanian tetapi juga menghambat pembangunan ekonomi dalam arti luas sertamempersulit upaya peningkatan pendapatan dan distribusinya. Hal ini terkaitdengan peran strategis infrastruktur transportasi di perdesaan untuk mendukungmobilitas sumber daya pertanian dan perdesaan serta perkembangan sektor nonpertanian di perdesaan. Beberapa studi empiris di berbagai negara berkembangmenunjukkan hal tersebut. (Binswanger et al., 1993; JBIC, 2004; Zhu and Luo,2006; Yamauchi, 2008).

Salah satu kemunduran infrastruktur yang paling menonjol adalahkerusakan infrastruktur irigasi. Selain terjadinya pendangkalan bendungan,jaringan irigasi yang kondisinya rusak diperkirakan tak kurang dari 15 persensehingga secara umum kualitas air menurun. Beberapa penelitian empirismenunjukkan bahwa kerusakan fisik jaringan irigasi merupakan salah satu faktorpenyebab utama turunnya kinerja irigasi (Arif, 1996; Sumaryanto et al., 2003).Kerusakan terjadi baik di jaringan sekunder maupun tertier, namun yang dominanadalah jaringan tertier (Sumaryanto et al., 2006). Laju kerusakan terus berlanjutkarena biaya operasi dan pemeliharaan irigasi yang tersedia sangat terbatas,sekitar 60-85 persen hanya cukup untuk membayar gaji pegawai dan administrasisehingga pemeliharaan rutin sangat tidak memadai (Syarif, 2002). Degradasikualitas ini merupakan kendala yang sangat serius dalam peningkatan produksipangan (Simatupang, 2000)

Pada tahun 2009 pemerintah pusat mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,492 triliun untuk memfasilitasi kegiatan DAK di Bidang Pertanian, yang tersebardi 32 provinsi dan 477 kabupaten/kota (Lampiran 1). Penggunaan DAK BidangPertanian tahun 2009 mewajibkan kabupaten/kota untuk menyediakan danapendamping (APBD) minimal 10 persen dari pagu DAK yang diterima untuk

Page 4: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Valeriana Darwis

542

kegiatan fisik. Adapun DAK Bidang Pertanian tersebut dimanfaatkan untukkegiatan: (1) penyediaan fisik prasarana penyuluhan yang hanya digunakan untukpembangunan/rehabilitasi balai penyuluhan pertanian (BPP) di tingkat kecamatan;(2) penyediaan fisik sarana dan prasarana pengelolaan lahan meliputi:pembangunan/rehabilitasi jalan usaha tani (JUT), jalan produksi, optimasi lahan,peningkatan kesuburan tanah, sarana/alat pengolah kompos, konversi lahan, sertareklamasi lahan rawa pasang surut dan rawa lebak; (3) penyediaan fisik saranadan prasarana pengelolaan air, meliputi pembangunan/rehabilitasi jaringan irigasitingkat usaha tani (JITUT), jaringan irigasi desa (JIDES), tata air makro (TAM),irigasi air permukaan, irigasi tanah dangkal, irigasi tanah dalam, pompanisasi, damparit, embung, (4) perluasan areal meliputi: cetak sawah, pembukaan lahankering/perluasan areal untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan danpeternakan

Tulisan ini bertujuan ingin mengetahui jenis kegiatan sektor pertanian yangdibiayai oleh dana DAK, permasalahan apa yang terjadi dalam pelaksanaannya,serta rekomendasi penyempurnaan pelaksanaan DAK Bidang Pertanian ke depan.

METODOLOGI

Penelitian ditujukan kepada kegiatan pertanian yang dibiayai oleh danaalokasi khusus (DAK) Tahun Anggaran 2009, sementara survei ke KabupatenTapin Provinsi Kalimantan Selatan, dilaksanakan pada bulan Juni 2010. Adapunpemilihan lokasi mempergunakan metode purposive sampling denganpertimbangan tertentu (Singarimbun dan Effendi, 1989), yaitu : (1) daerah produksipadi, (2) keterjangkauan akses ke wilayah sampel, (3) mewakili pulau dan (4)ketersediaan waktu.

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari datasekunder yang terdiri regulasi/kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerahdalam melaksanakan DAK, data series kegiatan-kegiatan DAK nasional dankabupaten dan laporan pelaksanaan kegiatan. Sedangkan data primer diperolehdari hasil wawancara terhadap lembaga-lembaga yang mengelola DAK pertaniandengan mempergunakan daftar pertanyaan terstruktur (kuesioner) dengan strategifocus group discussion (FGD)

Kumpulan data kuantitatif dianalisis dengan mempergunakan perhitungansederhana berupa nilai rata-rata persentase, dan tabulasi silang. Sedangkankumpulan data kualitiatif mempergunakan analisis deskriptif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penyaluran DAK pemerintah provinsi tidak dilibatkan sama sekali.Keterlibatan provinsi terakhir kali terjadi pada tahun 2004 dalam bentukperencanaan kegiatan yang akan didanai DAK.

Page 5: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian Tahun Anggaran 2009di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan

543

DAK di Kabupaten Tapin sudah dilaksanakan sejak tahun 2005 sampaisekarang. Dalam masa lima tahun telah terjadi peningkatan yang sangat signifikandimana pada tahun 2005 Kabupaten Tapin hanya mendapatkan dana sebanyak1,13 milyar dan pada tahun 2009 meningkat tajam menjadi 4,22 milyar (Tabel 1).Peningkatan penyediaan dana ini tidak hanya terjadi pada APBN saja, tetapi APBDjuga meningkat dari 138 juta pada tahun 2005 menjadi 551 juta di tahun 2009.Kondisi ini merepresentasikan bahwa pemerintah daerah tidak mengalamikesulitan dalam penyediaan anggaran 10 persen yang merupakan salah satukewajiban dalam mendapatkan DAK.

Yang menjadi permasalahan utama dalam mendapatkan DAK bukan padapenyediaan APBD sebesar 10 persen, melainkan masalah koordinasi waktu.Penyusunan kegiataan setiap tahun di daerah di mulai pada bulan Oktober sampaiNovember. Sedangkan jenis-jenis kegiatan yang didanai dari DAK baru diketahuipada akhir tahun. Kondisi ini menyebabkan daerah kesulitan dalam mengaturpenggunaan anggaran serta akan berakibat pada pergeseran pemanfaatan jenis,waktu dan dana yang sebelumnya sudah dirapatkan dalam musrembangkabupaten. Hal ini bisa diselesaikan dengan cara melakukan revisi. Kebijakan inijuga mengandung risiko tidak tepatnya pelaksanaan kegiatan sesuai denganjadwal yang telah disusun. Umumnya revisi kegiatan dalam APBD harus mendapatpersetujuan dewan. Ini mengartikan dibutuhkan waktu untuk mendapatkanpersetujuan dari beberapa institusi terkait.

Tabel 1. Perkembangan Dana Alokasi Khusus di Kabupaten Tapin, Provinsi KalimantanSelatan

(Dalam Jutaan Rupiah)

Uraian 2005 2006 2007 2008 2009APBN APBD APBN APBD APBN APBD APBN APBD APBN APBD

TanamanPangan &Hortikultura

1.130 138 3.080 529 4.031 0 4.031 424 1.871 190

Peternakan& Perikanan

- - - - 500 50

KetahananPangan

- - - - 1.350 256

Kehutanan &Perkebunan

- - - - 499 55

Total 1.130 138 3.080 529 4.031 0 4.031 424 4.220 551Sumber : Menteri Keuangan (APBN) dan Dinas Pertanian Kabupaten (APBD)

INSTITUSI PELAKSANA DAK TA 2009

Pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Pertanian tahun 2009 di KabupatenTapin telah diserahkan kepada masing-masing satuan kerja perangkat daerah(SKPD) selaku pelaksana dan penanggung jawab kegiatan secara utuh sesuaialokasi dana yang diterima. SKPD tersebut adalah : dinas pertanian tanamanpangan dan hortikultura; dinas peternakan dan perikanan; dinas kehutanan danperkebunan; serta badan ketahanan pangan dan pelaksana penyuluh.

Page 6: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Valeriana Darwis

544

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Tujuan pembangunan pertanian pada dasarnya adalah meningkatkanpendapatan dan kesejahteraan petani pada khususnya dan masyarakat padaumumnya melalui peningkatan produksi bahan pangan baik secara kuantitasmaupun kualitas. Pembangunan pertanian dimasa datang mempunyai visi sebagaipertanian modern, tangguh, dan efisien. Dalam mewujudkan visi tersebut makamisi pembangunan pertanian khususnya tanaman pangan adalah memberdayakanpetani menuju masyarakat tani yang mandiri, maju, sejahtera dan berkeadilan.

Sejalan dengan penjelasan diatas, maka tujuan pembangunan pertaniantanaman pangan di Kabupaten Tapin adalah :

1. meningkatkan kualitas swasembada pangan di daerah untuk mendukungketahanan pangan nasional;

2. menyediakan kebutuhan industri dalam negeri dan kebutuhan pakanternak yang bahan bakunya dari produksi tanaman pangan;

3. menggali dan mengembangkan komoditas tanaman pangan di daerahyang berpotensi ekspor untuk meningkatkan pendapatan daerah danmengurangi impor sehingga menghemat devisa negara;

4. meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja serta mengusahakanpemerataannya melalui peningkatan produktivitas usaha dan nilai tambahkomoditas pangan;

5. mendukung pembangunan daerah dengan tetap menjaga kelestariansumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan penerapan polapembangunan pertanian berkelanjutan berwawasan lingkungan.

Pengadaan Dekomposer, Tricoderma Cair, Pembenah Tanah

Pengadaan dekomposer sebanyak 110 kg/liter, tricoderma cair sebanyak2.118 liter, dan pembenahan tanah sebanyak 330 kg telah direalisasikan secarafisik 100 persen dengan realisasi keuangan sebesar 91,36 persen. Kegiatan inidimaksudkan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah yang sangatdiperlukan mendapatkan pertumbuhan tanaman secara maksimal. Dari pakettersebut telah diserahkan kepada 136 kelompok tani dengan total luas tanamanpadi 868,125 ha (Tabel 2).

Dampak yang dirasakan dari aplikasi tricoderma cair dan pembenahantanah pada pertanaman padi telah memberikan pertumbuhan yang lebih baik,yang terlihat nyata dari warna daun lebih hijau dan jumlah anakan lebih banyakserta relatif lebih tahan terhadap serangan hama wereng. Berdasarkan hasilSekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) dan kaji terap dibeberapa kelompok tani yang telah melaksanakan aplikasi tricorderma cair mampumeningkatkan hasil panen rata-rata 0,6 ton/ha gabah kering giling (GKG).

Page 7: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian Tahun Anggaran 2009di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan

545

Tabel 2. Keragaan Distribusi Tricoderma Cair dan Pembenah Tanah, Kabupaten Tapin,Provinsi Kalimantan Selatan, 2009

Kecamatan Desa KelompokLuas

Tanam(HA)

Aplikasi TeknologiTricoderma

Cair(4 ltr/Ha)

PembenahTanah

( 1 kg/Ha)Tapin UtaraLumbu RayaAntasariKakaran

14111

46322

70275050

172108100100

270

2525

BungurBanua Padang Hilir

91

273

7080

172200

2730

Lokpaikat 6 24 48 128 16Bakarangan 8 9 70 172 27Tapin Tengah 1 2 70 172 27Hatungun 8 2 70 172 27Binuang 5 5 70 172 27Tapin Selatan 2 5 63 172 20Candi Laras UtaraBuas-buas

32

33

8050,125

160152,5

4012

JUMLAH 62 136 868,125 2.152,5 330

Pengadaan Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO)

Pengadaan APPO sebanyak 3 unit telah direalisasikan 100 persen denganrealisasi keuangan 98,76 persen. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasikelompok tani yang akan memproduksi pupuk organik (kompos) sebagai pupukalternatif yang lebih murah, bahan baku melimpah, dan mempunyai kelebihandalam kemampuan memperbaiki kualitas hasil produksi dibanding dengan pupukanorganik (pabrikan). Paket tersebut telah diserahkan kepada 3 kelompok taniyang memenuhi persyaratan teknis dan telah dipilih secara selektif oleh tim teknis(Tabel 3).

Tabel 3. Keragaan Kelompok Tani Penerima APPO

Kelompok Tani Ketua Alamat Nilai HasilIdentifikasi

1

2

3

Tani Membangun

Sri Rejeki

Tambak Raya

Darsani

Suharti

Muslim

Desa Teluk Haur Kecamatan CandiLaras UtaraDesa A. Yani Pura KecamatanBinuangDesa Antasari Kecamatan Tapin Utara

105

84

82

Dampak yang dirasakan dari pemberian bantuan alat pembuat pupukorganik (APPO) kepada kelompok tani yang telah memproduksi pupuk organiksangat nyata dirasakan manfaatnya. Sebelum memiliki APPO untuk mencacahatau merajang bahan organik seperti jerami, eceng gondok, ranting, atau bahantanaman lainnya dilakukan secara manual menggunakan parang maupun mesin

Page 8: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Valeriana Darwis

546

potong rumput gendong. Setelah menggunakan APPO hasil cacahan/rajanganlebih halus merata dan dapat menghemat waktu dan tenaga yang diperlukan.

Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT)

Pembangunan jalan usaha tani di persawahan sepanjang 11.000 metertelah direalisasikan sepanjang 11.197 atau melebihi target 197 meter denganrealisasi keuangan sebesar 98,42 persen. Kegiatan ini dimaksudkan untukmemberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan aktivitas usahataninya seperti mengangkut sarana produksi seperti pupuk maupun mengangkuthasil panen sehingga dapat mengurangi biaya upah angkut.

Pembangunan jalan usaha tani tersebut menggunakan lahan milikmasyarakat atau kelompok tani tanpa ada biaya pembebasan lahan. Jalan usahatani tersebut mempunyai ukuran lebar bawah 3 meter dan lebar atas 2 meter dantinggi 1 meter (padat) menggunakan lapisan geotekstil, yang lokasinya tersebardibeberapa kecamatan (Tabel 4).

Tabel 4. Keragaan Lokasi Pembangunan Jalan Usaha Tani Kabupaten Tapin, ProvinsiKalimantan Selatan, 2009

Kecamatan/desa Panjang (m) Geo Tekstil(m2)

Gorong-gorong (m)

Keterangan

Tapin Selatan1. Tatakan2. Tambarangan

1.257640

5.0282.560

1815

2 ruas2 ruas

Bakarangan1. Gadung Hilir 625 2.500 36 1 ruasCandi Laras UtaraMargasari Hilir 1.381 5.524 30 2 ruasTapin Utara1. Kakaran2. Banua Halat Kanan

1.3602.600

5.44010.400

1827

1 ruas2 ruas

Lokpaikat1. Binderang 3.334 13.336 31 3 ruas

Jumlah 11.197 44.788 175 13 ruasSumber : Dinas Tanaman Pangan Hortikultura

Dalam menjalankan program pembuatan jalan usaha tani tidaklahsemudah dan sesuai dengan rencana awal. Dalam pelaksanaannya ada jugaanggota kelompok tani yang keberatan apabila tanahnya terpakai dan tidak adaganti rugi, keberatan petani yang lainnya adalah ukuran badan yang terlalu besaryaitu 6 meter dan adanya pemikiran untuk membuat jalan secara swakelola.

Menjawab permasalahan diatas solusinya hanya satu yaitu memindahkanjalan usaha tani ke kelompok tani yang lainnya. Hal ini dikarenakan awalnya sudahdilakukan sosialisasi dengan calon kelompok tani yang mendapat jalan usaha tanidan kesepakatan bahwa kelompok tani bersedia menyerahkan lahannya untukjalan usaha tani tanpa ada proses ganti rugi. Untuk tahun anggaran 2010 jalan

Page 9: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian Tahun Anggaran 2009di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan

547

usaha tani yang akan dikerjakan adalah melanjutkan jalan usaha tani di tahunanggaran 2009.

Dampak yang dirasakan dalam pembuatan jalan usaha tani (JUT) dipersawahan sangat dirasakan manfaatnya oleh petani karena sangatmemudahkan akses ke sawah dengan rentang waktu yang lebih pendek sehinggadapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan, dapat mengurangi biaya produksiterutama angkutan pupuk dan hasil panen yang relatif mahal, dan bagi lahan disepanjang jalan usaha tani tersebut akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi (hargajual meningkat).

Pembuatan Irigasi Tanah Dangkal dan Jaringan Irigasi Air Permukaan

Realisasi fisik kegiatan pembuatan irigasi tanah dangkal dan jaringanirigasi air permukaan mencapai hampir 100 persen atau tepatnya telahmempergunakan anggaran sebesar 99,48 persen. Pembuatan irigasi tanahdangkal dilaksanakan di lahan unit produksi benih padi Desa Shabah KecamatanBungur untuk mendukung pertanaman pada musim kemarau dalam rangkapenyiapan benih sumber kelas BP bagi penangkar padi. Penentuan titik bordilaksanakan dengan survei geolistrik sehingga dapat ditentukan titik bor yanglebih akurat dan kapasitas air dalam tanah dapat diperkirakan. Pengeborandilakukan sedalam 38 meter dan dipasang pipa PVC 4 inci, air sudah ditemukan 4meter dibawah permukaan tanah, dan pada kedalaman 24 meter dipasang pompaair submersibel yang digerakkan dengan tenaga listrik atau mesin genset.

Adapun pembuatan jaringan irigasi air permukaan dilaksanakan di unitproduksi benih (UPB) hortikultura Desa Labuhan/Rangda Malingkung KecamatanTapin Utara untuk mendukung pemeliharaan pembibitan jeruk dan tanamanhortikultura lainnya terutama pada saat musim kemarau. Air diambil dari kolampenampungan menggunakan mesin pompa air sentrifugal yang dialirkan ke lahanpembibitan dan screen house serta tong di menara penampungan melalui jaringanperpipaan.

Pembangunan irigasi tanah dangkal di sawah unit produksi benih (UPB)padi dan palawija diharapkan mampu menyediakan air pada saat musim kemarausehingga kegiatan penangkaran benih sumber padi kelas benih dasar (BD) dapatdiprogramkan dengan baik untuk menyediakan benih padi kelas benih pokok (BP)bagi kelompok-kelompok penangkar.

Pembangunan jaringan irigasi air permukaan di unit produksi benih(UPB) hortikultura dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pemeliharaan pohoninduk berupa blok fondasi (BF) jeruk siam Banjar dan blok penggandaan matatempel (BPMT) jeruk siam banjar. Beberapa varietas jeruk keprok (Tejakula,Santang, Siompu, Selayar, dan Trigas) serta beberapa pohon induk tanamanbuah-buahan lainnya.

Blok penggandaan mata tempel jeruk siam banjar di unit produksi benihhortikultura ini merupakan satu-satunya sumber entris atau mata tempel bagipetani penangkar untuk menghasilkan benih tanaman jeruk berkualitas denganlabel biru. Penyediaan mata tempel tersebut bukan hanya untuk penangkar yang

Page 10: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Valeriana Darwis

548

ada di Kabupaten Tapin tetapi juga sudah melayani permintaan dari kabupatentetangga dan juga dari Provinsi Kalimantan Tengah (Kabupaten Kapuas) danProvinsi Sulawesi Tenggara (Kota Kendari).

Pembangunan Gudang Pupuk Organik

Pembangunan gudang pupuk organik dilaksanakan sebanyak 3 unit dantelah direalisasikan 100 persen dengan realisasi keuangan 99,9 persen. Kegiatanini dimaksudkan untuk mendukung kelompok tani yang sudah memproduksi pupukorganik (kompos) sehingga produksinya dapat dioptimalkan dan disimpan denganbaik sebelum dipasarkan. Gudang pupuk tersebut telah diserahkan kepada 3kelompok tani yang memenuhi persyaratan teknis dan telah dipilih secara selektifoleh tim teknis (Tabel 5).

Tabel 5. Keragaan Kelompok Tani Penerima Gudang Pupuk Organik

No Kelompok Tani Ketua Alamat Nilai HasilIdentifikasi

1. Jambung Habang Sofyan Desa Serawi KecamatanTapin Tengah

105

2. Maju Bersama Sayuti Desa PK. Hulu KecamatanTapin Tengah

84

3. Sumber Ekonomi M Yamidi Desa Pulau PinangKecamatan Binuang

82

Pembangunan gudang pupuk organik (rumah kompos) yang diserahkanuntuk dikelola kelompok tani produsen pupuk organik dirasakan sangat besarmanfaatnya untuk mendukung mengoptimalkan proses produksi pupuk organik.Sebelumnya kelompok tani produsen pupuk organik tersebut hanya memilikigudang yang sangat sederhana dan sudah memiliki APPO secara swadayamaupun berupa bantuan pada tahun sebelumnya.

Rehabilitasi Pagar Tembok Unit Produksi Benih HortikulturaKegiatan rehabilitasi pagar tembok unit produksi benih hortikultura Desa

Labuhan/Rangda Malingkung Kecamatan Tapin Utara, dilaksanakan denganvolume 46 m2 atau 100 persen sesuai rencana dengan realisasi anggaran 99,76persen. Kegiatan ini dilaksanakan karena pagar tembok unit produksi benihhortikultura roboh sepanjang 23 meter dan tinggi 2 meter akibat diterjang banjirpada tahun 2008.

Dilaksanakannya rehabilitasi pagar tembok UPB hortikultura diharapkandapat lebih meningkatkan keamanan dan pengamanan sarana dan prasaranapenangkaran jeruk dan tanaman hortikultura lainnya seperti fasilitas perkantoran,screen house, pohon induk jeruk sehingga kegiatan proses penangkaran dapatdilaksanakan dengan baik.

Realisasi keuangan dan fisik dana alokasi khusus (DAK) dinas pertaniantanaman pangan dan hortikultura pada tahun anggaran 2009 dapat dilihat secaralengkap pada tabel 6.

Page 11: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian Tahun Anggaran 2009di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan

549

Page 12: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Valeriana Darwis

550

Dinas Peternakan dan Perikanan

Tujuan pembangunan dinas peternakan dan perikanan tahun 2009 adalah:(1) mendorong berkembangnya agribisnis peternakan yang handal dan mampubersaing; (2) pengembangan ekonomi wilayah, peningkatan kesejahteraan danpendapatan petani; (3) mengendalikan laju alih fungsi lahan dan mendayagunakanlahan terlantar; (4) memperluas areal pertanian pada kawasan peternakan; (5)meningkatkan populasi dan produksi ternak melalui ketersediaan sarana danprasarana peternakan; (6) meningkatkan kemandirian usaha peternak sertapendapatan dan kesejahteraan peternak melalui belanja lembaga sosial lainnya;(7) pengembangan jalan produksi untuk mempercepat transportasi saranaproduksi dan alat mesin pertanian dari kawasan pemukiman ke lahan usaha tanidan mempercepat hasil usaha tani menuju tempat pemasaran; (8) meningkatkanketersediaan air irigasi untuk memperpanjang masa tanam pada lahan kering danlahan tadah hujan; dan (9) meningkatkan IP, luas tanam, dan produktivitas usahatani.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan peternakan di KabupatenTapin, pemerintah pusat melalui alokasi dana khusus bidang pertanianmelaksanakan pembangunan subsektor peternakan dengan nama ProgramPeningkatan Ketahanan Pangan dengan kegiatan Pengembangan RehabilitasiInfrastruktur Peternakan dengan pembuatan kebun hijau makanan ternak,pembuatan padang penggembalaan, pembuatan konstruksi irigasi tanah dalamdan pembuatan irigasi air permukaan yang semuanya diperuntukkan dalam rangkameningkatkan populasi ternak.

Keberadaan kebun rumput unggul harus terus ditingkatkan luasannyaseiring dengan peningkatan populasi ternaknya. Lahan penggembalaan ternakbanyak mengalami perubahan fungsi menjadi lahan aktivitas bisnis, perumahan,atau sawah sehingga perlu dicetak kebun rumput/padang pengembalaan baru.Karena topografi tanah berbukit-bukit sehingga diperlukan pengairan kebun rumputdengan jaringan irigasi berupa pengembangan air permukaan, sumur tanah dalambeserta pompa air.

Dalam tahun anggaran 2009 dana yang diterima oleh Dinas Peternakandan Perikanan adalah Rp 500 juta dari DAK dan Rp 50 juta dana pendamping dariAPBD. Anggaran tersebut sudah dipergunakan dengan realisasi sebesar Rp543.133.138 atau sudah terserap sebesar 98,75 persen. Dana-dana tersebutdipergunakan kegiatan untuk :

Pembuatan Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT)

Pembuatan kebun hijauan makan ternak unggul seluas 25 ha, dengankegiatan berupa pekerjaan persiapan, land clearing, pembajakan, penggaruan,pemancangan patok 10/10 cm untuk batas blok dan petak. Pembuatan padangpengembalaan seluas 5 ha berupa persiapan, land clearing, pembajakan,penggaruan, dan pembuatan padang pengembalaan. Kegiatan ini sudahterlaksana sesuai target fisik (100%) dengan masing-masing kegiatan

Page 13: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian Tahun Anggaran 2009di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan

551

menghabiskan anggaran Rp 140.550.000 untuk pembuatan kebun hijauan makanternak dan Rp 28.243.000 untuk pembuatan pengembalaan peternakan.

Pembuatan Irigasi Tanah Dalam

Irigasi tanah dalam sebanyak 1 unit berupa mesin pompa air danperlengkapannya. Kegiatan ini sudah terlaksana sesuai target fisik (100%) denganmenghabiskan anggaran sebesar Rp 119.205.566.

Pembuatan Irigasi Air

Pembuatan irigasi air permukaan berupa penyalur air danperlengkapannya. Kegiatan ini sudah terlaksana sesuai target fisik (100%) denganmenghabiskan anggaran sebesar Rp 214.974.267.

Dalam pelaksanaannya ada beberapa kendala yang dihadapi antara lainadalah :

1. Dana yang tersedia untuk pembuatan jasa kebun HMT dan padangpengembalaan tidak diikuti dengan penyediaan dana untuk sarana produksiberupa pupuk, bibit rumput HMT unggul serta biaya penanaman. Kondisi inimenyebabkan keberadaan kebun HMT dan padang pengembalaan belumbisa dioptimalkan secara maksimal.

2. Sulitnya mencari lahan dengan kemiringan ≤ 180, sehingga lahan dengankemiringan lebih dari ketentuan masih digunakan dengan pengolahan lahanmanual dan penanaman rumput sesuai kontur.

3. Topografi yang sangat miring tidak dimungkinkan membuat irigasi airpermukaan, sehingga air diperoleh dari sumber air/bendungan yang ada dilokasi terdekat.

Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Salah satu pemanfaatan DAK adalah penyediaan fisik prasaranapenyuluhan yang hanya digunakan untuk pembangunan atau rehabilitasi balaipenyuluhan pertanian (BPP) di tingkat kecamatan.

Persyaratan lokasi pembangunan BPP :a. Letaknya strategis dan mudah dijangkau oleh pelaku utama dan pelaku usaha

khususnya masyarakat tani pada umumnya.b. Luas lahan minimal 2 hektar untuk wilayah luar Jawa dan 0,75 ha di wilayah

Jawa.c. Luas lahan tersebut selain bangunan balai penyuluhan kecamatan, juga

diperuntukan sebagai area demonstrasi plot atau lahan percontohan sesuaidengan potensi wilayah/komoditas unggulan daerah setempat.

Page 14: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Valeriana Darwis

552

Luas bangunan gedung balai penyuluhan kecamatan/BPP luasanpembangun gedung balai penyuluhan kecamatan/BPP minimal 150 meter minimalterdiri dari :

a. ruang kepala (3 x 3 meter)b. ruang rapat/pertemuan (4 x 10 meter)c. ruang fungsional/penyuluh (4 x 4,5 meter)d. ruang perpustakaan (4,5 x 3 meter)e. ruang peragaan/workshop (5 x 3 meter)f. ruang pengolahan data (2,5 x 3 meter)g. ruang dapur dan kamar mandi (4 x 3 meter)h. rumah jaga (8 x 8 meter)

Bentuk bangunan gedung balai penyuluh kecamatan (BPP) :

a. Bangunan gedung membentuk formasi huruf U yang memberikan citrakekompakan dan keserasian para penyuluh dalam menyelenggarakanpenyuluhan.

b. Disepanjang formasi huruf U terdapat 9 (sembilan) tiang yang melambangkandari 9 (sembilan) indikator kinerja para penyuluh pertanian.

c. Warna bangunan gedung dicirikan dengan model 3 (tiga) warna yangmempunyai makna sebagai berikut :

Coklat (pintu dan jendela) menggambarkan kedekatan petani dengan lahanyang diolahnya dan upaya mempertahankan kesuburan lahan.

Hijau (genteng) menggambarkan kesuburan tanaman dan mencerminkankemakmuran petani beserta keluarganya.

Putih (dinding) menggambarkan keikhlasan dan ketulusan hati penyuluhdalam menjalankan tugasnya memberikan pelayanan prima kepada pelakuutama dan pelaku usaha.

Pada tahun anggaran 2009 Dinas Ketahanan Pangan dan PenyuluhanKabupaten Tapin sudah merealisasikan tiga buah gedung BPP yaitu di KecamatanLokpaikat, Kecamatan Piani, dan Kecamatan Tapin Selatan. Dana Alokasi Khususyang diterima sebesar Rp 1,35 milyar dan dana pendamping yang disiapkan APBDsebesar Rp 259,8 juta. Target fisik sudah tercapai 100 persen dan target anggaransudah terealisasi 97,2 persen.

Salah satu BPP yang sudah diresmikan oleh bupati pada tanggal 30November 2009 adalah BPP Lokpaikat. Bangunan tersebut sudah mengikutipersyarataan bangunan yang sudah ditetapkan. Yang belum dioptimalkan adalahpemanfaatan lahan sebagai area demonstrasi plot atau lahan percontohankomoditas spesifik lokasi.

Bangunan ini dipergunakan sebagai tempat persinggahan dari parapenyuluh sebelum atau setelah melakukan kunjungan kerja ke desa-desa.Meskipun tidak lama namun setiap hari diwajibkan para penyuluh untuk datang keBPP dengan sistem piket. Secara resmi dalam seminggu sekali diadakanpertemuan rutin di kantor BPP ini.

Page 15: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian Tahun Anggaran 2009di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan

553

Meskipun bangunan ini baru berumur satu tahun, tetapi dari bentukfisiknya sudah ditemukan beberapa plafon yang rusak dan bangunan tidak terawatdengan rapi. Kondisi ini disebabkan karena tidak adanya pegawai tetap yangmenunggu gedung baru BPP ini dan biaya untuk pemeliharaan setiap tahunnyasangatlah kecil dan tidak memadai.

Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Dana yang tersedia pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan KerjaPerangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Tapin tahunanggaran 2009 tersedia sebanyak Rp 550 juta yang bersumber dari DAK danpendapatan asli daerah (PAD). Dana tersebut direncanakan untuk pembangunan/perluasan perkebunan karet.

Kegiatan tersebut baru terealisasi 4,75 persen atau Rp 26.340.000,kegiatan yang dibiayai antara lain : honorarium tim/pelaksana kegiatan, perjalanandinas dan belanja modal pengadaan komputer note book. Adapun permasalahankenapa kegiatan ini tidak sesuai dengan rencana antara lain :

1. Persiapan calon lahan dan calon pekebunnya yang terus tertunda dalampenetapannya yang akhirnya periode masa lelang pembukaan lahan tertunda

2. Akibat ketertundaan penetapan calon pekebun dan calon lahan, sehinggamasa pelelangan waktunya kurang mencukupi, yang mengakibatkanpelaksanaan pelelangan/tender pembukaan areal perkebunan karet tidakterealisir

3. Dalam waktu satu tahun (2009) sudah terjadi tiga kali pergantian kepala dinas.Kondisi ini mengakibatkan tidak optimalnya kegiatan kedinasan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Provinsi tidak dilibatkan, sementara itu kalau ada tim dari pusat yang inginmengetahui DAK terlebih dahulu menanyakan ke dinas provinsi. Kegiatan–kegiatan yang dilaksanakan dengan mempergunakan DAK sudah sesuai denganprosedur, hal ini direpresentasikan dari sudah membuat tim teknis danpelaksanannya berdasarkan petunjuk teknis.

Belum adanya perencanaan matang, hal ini didasari dari pembuatankebun hijau makan ternak (HMT) tetapi tidak ada dana untuk sarana produksiberupa pupuk, bibit rumput HMT unggul serta biaya penanaman. Hal yang samajuga terjadi di pembangunan BPP, dimana bangunan sudah dibuat tetapi tidak adakaryawan tetap.

Tidak adanya sinkronisasi waktu perencanaan pembuatan DAK antarapusat dan daerah. Seharusnya pusat merencanakan kegiatan yang dibiayai DAK

Page 16: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Valeriana Darwis

554

pada bulan Agustus– September karena pada bulan September–Oktober daerahsudah menyusun kegiatan untuk tahun depan.

Dalam peraturan menteri keuangan nomor : 171.1/PMK.07/2008khususnya pasal 9 yang berbunyi antara lain ada kewajiban pembuatan laporanpelaksanaan DAK dengan format yang sudah ditetapkan. Dalam pelaksanaannyakhususnya di Kabupaten Tapin, laporan ini tidak terformat dengan rapi danseragam. Dimana masing-masing dinas membuat laporan sesuai denganinteprestasi masing-masing institusi.

Saran

Kedepannya disarankan dalam pembuatan DAK khususnya dalamperencanaan dan evaluasi dinas provinsi ikut terlibat. Selain itu adanya laporanpenggunaan DAK kabupaten ke dinas provinsi, tujuannya untuk mensinerginyaprogram provinsi secara keseluruhan. Perencanaan penggunaan DAK harus lebihmatang lagi sehingga kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan secara optimalbaik dari segi keberadaan, pelaksanaan maupun dari segi pendanaan.

Rencana kegiatan yang dibiayai dengan DAK seharusnya dibuat terlebihdahulu oleh pusat, sehingga daerah dapat menyesuaikan pada saat penyusunankegiatan untuk tahun berikutnya. Kedepannya masalah pelaporan ini harusditegaskan lagi, karena keberhasilan dan keberlanjutan suatu program sangattergantung dari pelaporan kegiatan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas.S, 1995. Sembilan Puluh Tahun Penyuluhan Pertanian di Indonesia (1905-1995)Dalam Dinamika dan Perspektif Penyuluhan Pertanian pada PembangunanPertanian Jangka Panjang Tahap Kedua. Prosiding Lokakarya : Bogor 4-5 Juli1995. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Arif.S.S. 1996. Ketidaksesuaian Rancang Bangun Jaringan Irigasi di Tingkat Tersier danAkibatnya terhadap Pelaksanaan Program Penganekaragaman Tanaman (CropDiversification). Studi Kasus di Daerah Irigasi Cikeusik, Cirebon

Binswanger. Hans P. Shahidur R. Khandker, and Mark R. Rosenzweig. 1993. HowInfrastructure and Financial Institutions Affect Agricultural Output and Invesment inIndia. Journal of Development Economics 41 (2) : 337-66

Departemen Pertanian. 2005. Rencana Pembangunan Pertanian tahun 2005-2009.Departemen Pertanian, Jakarta

Feder, G. Just R.E and Zilbermna. D. 1985. Adoption of Agricultural Innovations inDeveloping Countries. World Bank Discussion Paper 343 December. WashingtonDC World Bank.

Fok. W.F 2001. Investing In Rural Infrastructure. International Regiona Science Review Vol24 No 1 103-133

Page 17: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian Tahun Anggaran 2009di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan

555

Hutabarat. B, R. Kustiari, B. Rahmanto, H. Tarigan, dan A. Askin. 2002. Analisis DampakInvestasi Publik terhadap Sektor Pertanian. Buletin Agro Ekonomi Vol 2 No 3 Mei2002

Herlambang. M. 2005. 10 Resep Revitalisasi Penyuluhan. Sinar Tani. Edisi 7-13 September2005 No 3115 tahun XXXVI.

Jayne. T.S, Y. Khatri, C. Thirtle, and T. Reardon. 1994. Determinants of Productivity ChangeUsing a Profit Function : Smallholder Agriculture in Zimbawe. Ameican Journal afAgricultural Economics, 76 August : 613-618

JBIC (Japan Bank For International Cooperation). 2004. Sector Study in The Road Sector inIndonesia. JIBC Sector Study Series 2003-2 Tokyo

Rachman. B, E. Pasandaran, M. Syukur, D. Hidayat, dan J. Situmorang. 2002. KonsekuensiPelaksanaan Otonomi Daerah terhadap Pengelolaan Sumber Daya Pertanian.

Rahm, M.R and W.E. Huffmen. 1984. The Adoption of Reduced Tillage : The Role of HumanCapital and Other Variables. American Journal of Agricultural Economics, 66:405-413

Simatupang, P. 2000. Fenomena Perlambatan dan Instabilitas Pertumbuhan Produksi BerasNasional : Akar Penyebab dan Kebijakan Pemulihannya. Makalah disampaikanpada Praseminar Nasional Sektor Pertanian Tahun 2002. Kendala, Tantangan, danProspek. Bogor 4 Oktober 2000. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor

Suprapto.A. 2005. Strategi dan Kebijakan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. Sinar TaniEdisi 14-20 September 2005 Bo. 3116 tahun XXXVI.

Stifel,D and B.Minten 2007. Isolation and Agricultural Productivity. International Food PolicyResearch Institute, Washington DC

Sumaryanto, M. Siregar, D. Hidayat, dan M. Suryadi 2006. Evaluasi Kinerja Operasi danPemeliharaan Jaringan Irigasi dan Upaya Perbaikannya. Pusat Analisis SosialEkonomi dan Kebijakan Pertanian

Sumaryanto, R.S. Rivai. C. Muslim, D. Hidayat, dan A. Djauhari. 2003. Penentuan AlokasiBeban Pembiayaan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi dalam Era Otonomi Daerah.Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan PengembanganPertanian

Syarif, R. 2002. Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Mendukung ProduksiPangan. Makalah disampaikan pada Seminar Hari Pangan Sedunia XXII, Jakarta 9Oktober 2002

Singarimbun. M dan S. Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta

Wozniak, G.D 1989. The Adoption of Interrelated Innovations : a Human Capital Approach.Review of Economics and Statistic 66 : 70-79

Yamauchi, F. M. Muto, R. Dewina, and S. Sumaryanto. 2008. Spatial Network. Connectivityand the Dynamics of village Economy : Pathway Out of Agriculture in Indonesia.Journal of JIBC Institue Vol 36 No 3: 4-25

Zhu, N and X. Luo 2006. Non Farm Activity and Rural Income Inequality : a Case Study ofTwo Province in China. Policy Research Working Paper Series No. 3811 TheWorld Bank, Washington. DC. USA

Page 18: MANFAAT DAN KENDALA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS ...pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_01E_MP_Vale... · Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana Alokasi Khusus Pertanian

Valeriana Darwis

556

Lampiran 1.

REKAPITULASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PERTANIAN MENURUTPROVINSI TAHUN 2005 - 2009

Provinsi/Kab/Kota Tahun Jumlah2005 2006 2007 2008 20091 NAD 5.990.000 58.060.000 77.931.000 77.931.000 78.909.000 298.821.0002 Sumatera Utara 10.060.000 49.960.000 80.642.000 80.642.000 91.333.000 312.637.0003 Sumatera Barat 5.650.000 44.680.000 66.070.000 66.070.000 56.852.000 239.322.0004 Riau 0 21.050.000 18.200.000 18.200.000 41.963.000 99.413.0005 Kepulauan Riau 0 7.290.000 8.938.000 8.938.000 9.238.000 34.404.0006 Jambi 4.150.000 25.450.000 36.281.000 36.281.000 48.494.000 150.656.000

7SumateraSelatan 2.140.000 34.230.000 43.749.000 43.749.000 44.485.000 168.353.000

8 Bangka Belitung 2.240.000 10.650.000 21.703.000 21.703.000 16.494.000 72.790.0009 Bengkulu 1.890.000 27.630.000 38.188.000 38.188.000 31.298.000 137.194.000

10 Lampung 1.920.000 29.180.000 41.176.000 41.176.000 41.547.000 154.999.00011 DKI Jakarta12 Jawa Barat 5.420.000 60.440.000 67.559.000 67.559.000 63.832.000 264.810.00013 Banten 6.300.000 12.359.000 18.441.000 18.441.000 12.883.000 68.424.00014 Jawa Tengah 17.770.000 86.000.000 113.157.000 113.157.000 80.557.000 410.641.00015 DI Yogyakarta 1.920.000 12.590.000 17.037.000 17.037.000 10.920.000 59.504.00016 Jawa Timur 19.200.000 94.760.000 128.912.000 128.912.000 95.754.000 467.538.00017 Kalimantan Barat 7.470.000 33.490.000 48.818.000 48.818.000 54.093.000 192.689.00018 Kalimantan

Tengah 7.940.000 35.690.000 43.003.000 43.003.000 57.810.000 187.446.00019 Kalimantan

Selatan 7.980.000 34.850.000 37.106.000 37.106.000 40.318.000 157.360.00020 Kalimantan

Timur 5.120.000 23.710.000 20.807.000 20.807.000 34.560.000 105.004.00021 Sulawesi Utara 3.780.000 29.430.000 46.939.000 46.939.000 57.030.000 184.118.00022 Gorontalo 4.120.000 12.910.000 18.923.000 18.923.000 17.738.000 72.614.00023 Sulawesi Tengah 6.010.000 31.970.000 42.387.000 42.387.000 44.814.000 167.568.00024 Sulawesi Selatan 15.680.000 61.620.000 87.330.000 87.330.000 70.980.000 322.940.00025 Sulawesi Barat 3.400.000 13.960.000 18.812.000 18.812.000 18.650.000 73.634.00026 Sulawesi

Tenggara 4.930.000 29.070.000 47.716.000 47.716.000 36.882.000 166.314.00027 Bali 3.830.000 24.940.000 34.993.000 34.993.000 23.668.000 122.424.00028 NTB 6.090.000 31.700.000 39.899.000 39.899.000 26.210.000 143.798.00029 NTT 9.000.000 45.460.000 67.950.000 67.950.000 75.755.000 266.115.00030 Maluku 0 20.620.000 29.900.000 29.900.000 27.624.000 108.044.00031 Maluku Utara 0 24.760.000 27.315.000 27.312.000 35.043.000 114.430.00032 Papua 0 28.030.700 72.806.000 72.806.000 76.978.000 250.620.70033 Papua Barat 0 15.240.000 29.482.000 29.482.000 19.697.000 93.901.000

T o t a l 170.000.000 1.071.779.700 1.492.170.000 1.492.167.000 1.442.409.000 5.668.525.700Sumber : Biro Perencanaan Kementerian Pertanian