manajemen tata guna lahan · manajemen perkotaan teori organisasi, perencanaan, perumahan,...

24
MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN aris subagiyo

Upload: buithuy

Post on 25-May-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

MANAJEMEN TATA GUNA LAHANaris subagiyo

Page 2: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

amanah pasal 33 UUD 1945

Bunyi pasal 33 UUD 1945: ayat (3) menyebutkan ;

“Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”

Page 3: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

konsekuensi spasial tuntutan ruang

Meningkatnya kebutuhan lahan perkotaan, baik untuk permukiman maupun tuntutan meningkatnya bangunan-bangunan untuk mengakomodasi kegiatan-kegiatan.

Konsekuensi spasial yang dapat diamati adalah konsekuensi keruangan secara fisikal dan konsekuensi keruangan secara yuridis-administratif.

Page 4: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

konsekuensi spasial secara fisikalProses perkembangan spasial secara horizontal.

1. Proses perkembangan spasial sentrifugal (faktor aksesibilitas, faktor pelayanan umum, faktor karakteristik lahan, faktor karakteristik pemilik lahan, faktor keberadaan peraturan yang mengatur tata ruang dan faktor prakarsa pengembang).

2. Ekspresi spasial proses spasial sentrifugal. Antara lain: perkembangan memanjang, perkembangan lompat katak, dan perkembangan konsentris.

3. Proses perkembangan spasial sentripetal.

Page 5: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

proses perkembangan spasial sentripetal

Merupakan proses pengisian ruang-ruang yang masih kosong (the Spatial Infilling Process/SIP).

SIP Tipe 1. Terjadi di bagian dalam permukiman yg sdh ada, merupakan pembangunan yg berskala kecil dan pada umumnya merupakan pembangunan rumah perorangan. Lahan milik perorangan, peruntukan jelas dan status hukumnya jelas.

SIP Tipe 2. Bertambahnya permukiman atau bangunan-bangunan non permukiman yg tjd diluar daerah permukiman yg sdh ada. Jelas kepemelikannya atau kepenguasaannya.

SIP Tipe 3. Proses terjadinya permukiman atau bangunan non permukiman pd lahan-lahan yg tidak bertuan atau dianggap tidak bertuan karena penguasa lahan dan pemilik lahan tdk pernah mengurusi lahannya dalam waktu yang lama.

dampaknya apa?

Page 6: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

konsekuensi spasial secara fisikal

Perkembangan spasial secara vertikal.

1. Upaya intensifikasi fungsi di bagian dalam kota, langkanya lahan kosong dan makin tingginya frekuensi dan volume kegiatan kota.

2. Perkembangan ini telah mengubah struktur tata ruang kota, khususnya bagian pusat kota yang semula hanya CBD kemudian jg berfungsi sbg residential district (muncul apartemen).

Page 7: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

penguasaan pengelolaan lahanJerat kapitalisme dalam UU Penanaman Modal. Jalan keluar atas pemenuhan devisa negara melalui jalan pintas, salah satunya melalui investasi dan hutang luar negeri, dimana tanah Indonesia yang dijadikan komoditasnya.

Dampak Penelantaran Tanah. Setiap orang berhak mempunyai akses terhadap salah satu sumber agraria, yaitu tanah. Negara bertanggungjawab untuk mengatur, mengurus, mengelola dan mengawasi setiap peruntukkannya utk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

Rakyat berhak Mengelola. Tiap-tiap warga negara Indonesia, baik laki-laki maupun wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh sesuatu hak atas tanah serta untuk mendapat manfaat dan hasilnya baik bagi diri sendiri maupun keluarganya.  Hal ini sudah jelas tertera dalam pasal 33 UUD 1945 dan UUPA 1960 pasal 9.

Page 8: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

contoh pengelolaan lahan berbasis masyarakat

Kawasan Hutan dijadikan hutan desa dengan melibatkan masyarakat, diakomodir dlm wadah Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD).

Pengelolaan Lahan Kritis pada DAS Brantas Hulu berbasis Masyarakat.

Pengelolaan Lahan di Wilayah Pesisir berdasarkan Daya Dukung Lahan dan Kepentingan Masyarakat.

Page 9: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

teknik manajemen spasial kota8 butir dalam manajemen spasial kota (Urban Future: A Global Agenda for Twenty First Century Cities):

Pengelolaan kota harus memberdayakan masyarakat utk kesejahteraan warganya, tercipta lapangan kerja.

Pemenuhan kebutuhan tempat tinggal yang cukup.

Pencapaian kondisi lingkungan yang sustainable.

Pemanfaatan lahan secara efisien.

Perlindungan alami dalam kota, pinggiran kota, berupa RTH, lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Pelestarian bangunan-bangunan bernilai sejarah yang tinggi.

Prioritas perhatian pd penduduk miskin & kurang beruntung lainnya.

Mengerahkan bantuan thd penduduk kurang beruntung dgn memberdayakan mereka utk bertindak aktif produktif.

Page 10: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

pengemb perkotaan & wilayah dlm Sustainable Development Goals…(1)

Spesifik pada tujuan ke-11, yaitu Kota dan Komunitas Bekelanjutan.

Tujuan ke-11 akan support program lainnya:

1. Tercapainya tujuan air bersih & sanitasi (tujuan 6).

2. Energi terbarukan (tujuan 7).

3. Konsumsi yg bertanggungjawab (tujuan 12).

4. Aksi Iklim (tujuan 13).

Page 11: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

pengemb perkotaan & wilayah dlm Sustainable Development Goals…(2)

Tujuan ke-11 akan memberikan manfaat langsung utk mencapai tujuan:

1. Tidak ada kemiskinan (tujuan 1).

2. Kesehatan (tujuan 3).

3. Lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi (tujuan 8).

4. Pengurangan kesenjangan (tujuan 10).

Page 12: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

pengemb perkotaan & wilayah dlm Sustainable Development Goals…(3)

Tujuan ke-11 dapat menghasilkan panduan menuju tercapainya:

1. Tujuan inovasi dan infrastruktur (tujuan 9).

2. Kedamaian dan keadilan (tujuan 16).

3. Kemitraan untuk mencapai tujuan (tujuan 17).

Page 13: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

manajemen lahan perkotaan

Manajemen lahan perkotaan di Indonesia sangat rumit dan kompleks.

Sistem ekonomi campuran (mixed-economy countries) berbeda dgn negara sosialis, bahwa lahan dimiliki secara absolut oleh negara.

Rencana pembangunan pemerintah terkendala karena faktor lahan.

Diperlukan manajemen lahan yg menempatkan pemerintah sbg fasilitator pembangunan atau konversi lahan untuk mengarahkan perubahan fungsi lahan yang terencana dan terbentuknya lingkungan kota yg teratur.

Page 14: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

batasan manajemen lahan perkotaan

Pengelolaan lahan yg dilakukan oleh pemerintah dalam perencanaan, jaringan infrastruktur, dan fungsi pengaturan utk perluasan kota dgn tujuan terciptanya kerangka fisik dan hukum bagi proyek pembangunan dan pembebasan tanah yg dilakukan swasta atau pemilik tanah melalui mekanisme pasar.

Hak atas tanah meliputi: Hak Milik, HGU, HGB, Hak Pakai, Hak Sewa, Hak Membuka Hutan, Hak Memungut Hasil Hutan dan Hak-hak lain yg tidak termasuk sebelumnya.

Page 15: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

kegiatan penatagunaan lahan

Kegiatan pendataan penatagunaan lahan. Cek perkembangan pemanfaatan lahan, kesesuaian dan ketidaksesuaian,

Kegiatan merencanakan penatagunaan lahan (produk rencana tata ruang).

Kegiatan menyelenggarakan penatagunaan lahan. Diatur secara tertib, mengakomodir semua kepentingan, tidak tumpang tindih, tidak merugikan pihak lain, dapat dipantau perkembangannya.

Kegiatan pengendalian penggunaan lahan. Mekanisme perijinan (izin lokasi

Page 16: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

hak atas tanah

Hak Milik —> Sertifikat SHM

Hak Guna Usaha —> Sertifikat HGU

Hak Guna Bangunan—> Sertifikat HGB

Hak Pakai —> Sertifikat HP

Page 17: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

hak milikHak Milik adalah yang terkuat dan terpenuh, dan berlaku turun-temurun dalam jangka waktu yang tidak terbatas,

Pemiliknya warga Negara Indonesia dan dimungkinkan badan hukum tertentu sesuai PP No. 38 Tahun 1963, dapat dialihkan kepada pihak lain,

Dapat dijadikan jaminan hutang,

Dapat hilang karena tanahnya jatuh kepada Negara yang disebabkan oleh pencabutan hak; penyerahan sukarela; ditelantarkan; pengalihan kepada warga Negara/badan hukum asing.

Page 18: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

hak guna usahaHGU biasanya diberikan untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dalam bidang usaha pertanian, perikanan atau peternakan, dan dengan jangka waktu yang terbatas dan dapat diperpanjang (maksimal 35 tahun).

Pemiliknya warga Negara Indonesia dan atau badan hukum yang ada dan didirikan berdasarkan hukum Indonesia, dapat dialihkan kepada pihak lain serta dapat dijadikan jaminan hutang.

HGU ini dapat dihapus karena jangka waktunya berakhir; dihentikan jangka waktunya; dilepaskan oleh pemegangnya; dicabut untuk kepentingan umum; ditelantarkan; tanahnya musnah.

Page 19: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

hak guna bangunanHGB ini berarti mendirikan dan mempunyai bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri; dengan jangka waktu yang terbatas dan dapat diperpanjang (maksimal 30 tahun).

Pemiliknya warga Negara Indonesia dan atau badan hukum yang ada dan didirikan berdasarkan hukum Indonesia yang dapat memiliki hak tersebut; dapat dialihkan kepada pihak lain; dapat dijadikan jaminan hutang.

HGB ini akan tidak berlaku lagi karena jangka waktunya berakhir; dihentikan jangka waktunya; dilepaskan oleh pemegangnya; dicabut untuk kepentingan umum; ditelantarkan; tanahnya musnah.

Page 20: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

hak pakai

HP ini dapat dimiliki oleh warga negara Indonesia dan warga Negara asing yang berkedudukan di Indonesia dan atau badan hukum yang ada dan didirikan berdasarkan hukum Indonesia serta badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia yang dapat memiliki hak tersebut untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain dalam jangka waktu tertentu selama tanahnya masih diperlukan (maksimal 25 tahun).

HP ini dapat dialihkan kepada pihak lain ataupun jaminan hutang.

Page 21: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

pentingnya kebijakan pertanahanBanyaknya kasus pertanahan yang terjadi. Antar instansi pemerintah, antar instansi pemerintah pusat, antar PEMDA dan PemPus, antar PEMDA-PemProv/Kab/Kota, antar masy-Pemerintah, dan antar Masyarakat.

Faktor penyebab: kesejahteraan, kepastian hukum hak atas tanah/sengketa, penggunaan sistem pendaftaran tanah negatif, cakupan peta dasar pertnahan yang minim, minimnya jumlah tanah yang tersertifikasi, penguasaan tanah terlantar hingga diperjualbelikan, perbedaan dasar pemahaman atas hukum tanah yang berlaku terutama di bagian timur Indonesia (tanah adat atau ulayat).

Page 22: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

arah kebijakan pengelolaan pertanahan nasional

Kebijakan sistem pendaftaran tanah stelsel positif. Untuk kepastian hukum bagi pemilik sertifikat atau pemilik hak atas tanah.

Kebijakan redistribusi tanah dan access reform. Waktu dan sumber tanahnya.

Pembentukan pengadilan khusus pertanahan. Hasil keputusan beberapa pengadilan yang berbeda pada beberapa acara peradilan yang juga berbeda untuk kasus yang sama, selain akan menimbulkan potensi konflik yang berkepanjangan antara pihak-pihak yang bersengketa, juga akan merusak kepastian hukum hak atas tanah yang pada akhirnya juga memengaruhi iklim investasi suatu negara.

Pembentukan bank tanah.

Page 23: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

sumber literatur:Manajemen Kota, Perspektif Spasial, Hadi Sabari Yunus. 2005. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Mewariskan Kota Layak Huni, Nirwono Joga. 2017. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta.

Kota Sebagai Ekosistem yang Lestari Prinsip dan Praktek, Peter Newman & Isabella Jennings. 2014. Bayumedia Publishing: Malang

Page 24: MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN · Manajemen Perkotaan Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas, Achmad Nurmandi. 2014. JKS’G: Yogyakarta

sekian….