manajemen resiko
TRANSCRIPT
Akuntansi Internasional – Manajemen Risiko Keuangan
Pendahuluan
Para eksekutif keuangan di seluruh dunia mencoba mencari cara untuk meminimalkan eksposur yang
dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas.
Oleh karena itu, industri jasa keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti
swap suku bunga, dan opsi. Kebanyakan instrument keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di
luar neraca oleh sejumlah perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan secara internasional.
Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali tertutupi dan sampai
dengan sekarang pembuat standar akuntansi di seluruh dunia melakukan pembahasan atas prinsip
pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk keuangan ini.
Materi pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan internal dan masalah pengendalian
yang terkait dengan masalah yang sangat penting.
Daftar Istilah Penting:
1. Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih disukai atas suatu
transaksi tidak tersedia.
2. Balance sheet hedge (lindung nilai neraca): Mengurangi eksposur valuta asing yang dihadapi dengan
membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri suatu perusahaan.
3. Counterparty (pihak lawan): Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu transaksi.
4. Credit risk (risiko kredit): Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas kewajibannya.
5. Derivatif (derivatif): Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus dengan
nilai yang berasal dari instrument atau komoditas keuangan lainnya.
6. Economic exposure (eksposur ekonomi): Pengaruh perubahan kurs valuta asing terhadap biaya dan
pendapatan perusahaan di masa depan.
7. Exposure management (manajemen eksposur): Penyusunan struktur dalam perusahaan untuk
meminimalkan pengaruh buruk perubahan kurs terhadap laba.
8. Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing): Komitmen penjualan/pembelian
perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang asing.
9. Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar dua negara atau lebih.
10. Liquidity risk (risiko likuiditas): Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan suatu instrument
keuangan dengan tepat waktu.
11. Market discontinuities (diskontinuitas pasar): Perubahan nilai pasar secara mendadak dan signifikan.
12. Market risk (risiko pasar): Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam harga valuta asing,
kredit komoditas, dan ekuitas.
page 1 of 12
Akuntansi Internasional – Manajemen Risiko Keuangan
13. Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva bersih): Kelebihan posisi aktiva terhadap
posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
14. Net exposed liability position (risiko potensial posisi kewajiban bersih): Kelebihan posisi kewajiban
terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi negatif).
15. Net investment (investasi bersih): Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih yang terjadi pada suatu
perusahaan.
16. National amount (jumlah nasional): Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak untuk
menentukan penyelesaian.
17. Operational hedge (lindung nilai operasional): Perlindungan risiko valuta asing yang memfokuskan
pada variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban suatu perusahaan dalam mata uang
asing.
18. Option (opsi): Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak keuangan sebesar
harga yang ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu di masa datang.
19. Regulatory risk (risiko regulator): Risiko bahwa suatu undang-undang public akan membatasi
maksud penggunaan suatu produk keuangan.
20. Risk mapping (pemetaan risiko): Mengamati hubungan temporal berbagai risiko pasar dengan
berbagai variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan dan menganalisis
kemungkinan terjadinya.
21. Structural hedges (lindung nilai struktural): Pemilihan atau relokasi operasi untuk mengurangi
keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.
22. Tax risk (risiko pajak): Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang diinginkan.
23. Translation exposure (eksposur translasi): Mengukur pengaruh dalam mata uang induk perusahaan
atas perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban dalam mata uang
asing.
24. Transaction potential risk (risiko potensial transaksi): Keuntungan atau kerugian valuta asing yang
timbul dari penyelesaian atau konversi transaksi dalam mata uang asing.
25. Value at risk (nilai atas risiko): Risiko kerugian atas portofolio perdagangan suatu perusahaan yang
disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.
26. Value driver (pemicu nilai): Akun-akun neraca dan laporan laba rugi yang mempengaruhi nilai
perusahaan.
page 2 of 12
Akuntansi Internasional – Manajemen Risiko Keuangan
Hal Mendasar
Tujuan utama manajemen risiko : meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak
terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.
Risiko volatilitas harga=risiko pasar atau value-at-risk mengacu pada peluang kerugian atas portofolio
perusahan yang diperdagangkan, yang dapat mencakup instrument lindung nilai, yang disebabkan oleh
perubahan dalam harga aktiva, suku bunga, volatilitas pasar, atau likuiditas pasar.
Bentuk risiko selain risiko pasar yang harus diperhatikan oleh akuntan manajemen:
1. Risiko likuiditas. Karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan dapat diperdagangkan
secara bebas.
2. Risiko kredit. Kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen resiko tidak dapat
memenuhi kewajibannya.
3. Risiko regulasi. Pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan
tertentu. Contoh: Bursa efek Kuala Lumpur tidak mengizinkan penggunaan short sales sebagai alat
lindung nilai terhadap penurunan harga ekuitas.
4. Risiko pajak. Transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang
diinginkan.
5. Risiko asuransi. Peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai bagian dari
transaksi yang hendak dilindungi nilai.
Mengapa mengelola risiko keuangan?
Manajemen risiko dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengidentifikasi,
mengendalikan/mengelola risiko keuangan yang dihadapi secara aktif. Jika nilai perusahaan menyamai
nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko yang aktif dapat dibenarkan dengan
beberapa alasan berikut.
1. Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Aliran arus
kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejuta laba, sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi
arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan, atau
risiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.
2. Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko
bisnisnya yang utama. Contohnya pada perusahaan manufaktur, ia dapat melakukan lindung nilai
risiko suku bunga dan mata uang, sehingga dapat berkonsentrasi pada produksi dan pemasaran.
3. Para pemberi pinjaman, karyawan, dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen
eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi risiko yang lebih rendah dibandingkan
page 3 of 12
Akuntansi Internasional – Manajemen Risiko Keuangan
dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur perusahaan untuk menyeimbangkan
kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi. Produk derivative juga memungkinkan dana
pension yang dikelola pemberi kerja memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan member
kesempatan untuk berinvestasi dalam instrument tertentu tanpa harus membeli atau menjual
instrument terkait secara nyata. Karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko harga dan suku bunga
tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur
membatasi risiko yang dihadapi oleh konsumen.
Peranan Akuntansi:
1. Mengidentifikasi Risiko Pasar
Kerangka dasar untuk identifikasi risiko adalah dengan pemetaan risiko. Pemetaan risiko diawali
dengan mengamati hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan
pesaingnya. Pemetaan risiko yang dikembangkan oleh JP. Morgan/Chase adalah Kubus Pemetaan
Risiko.
Perusahaan Anda Kompetitor Y Kompetitor Z
Pemicu NilaiRisiko Pasar
Mata uang asing
Suku bunga
Harga Komoditas
Harga Ekuitas
Lain-lain
Pendapatan
Harga pokok penjualan
Beban operasi
Pajak
Aktiva lancar
Kewajiban lancar
Aktiva tetap
Lain-lain
2. Mengkuantifikasi Penyeimbangan
Maksudnya adalah peran akuntan untuk menyeimbangkan yang berkaitan dengan alternative
strategi respons risiko. Mungkin manajemen lebih menyukai untuk mempertahankan beberapa
risiko yang dihadapi dari pada harus melakukan lindung nilai apabila biaya lindung risiko lebih besar
dari pada manfaatnya. Akuntan harus bisa mengukur manfaat dari biaya lindung nilai dibandingkan
page 4 of 12
Akuntansi Internasional – Manajemen Risiko Keuangan
dengan biayanya plus biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang dari spekulasi pergerakan
pasar.
3. Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang
Dalam bab ini, peranan akuntansi dibatasi hanya pada potensi risiko harga tertentu, yaitu perubahan
kurs valuta asing. Hal ini karena risiko kurs valuta asing merupakan salah satu bentuk risiko paling
umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multi nasional. Dalam dunia kurs mengambang,
manajemen risiko mencakup:
a. antisipasi pergerakan kurs;
b. pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan;
c. perancangan strategi perlindungan yang memadai; dan
d. pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
Peramalan atas perubahan kurs
Informasi yang sering digunakan dalam pembuatan ramalan kurs (yaitu depresiasi mata uang)
berkaitan dengan perubahan dalam factor-faktor berikut:
a. Perbedaan inflasi (inflation differential): Bukti menunjukkan bahwa laju inflasi yang lebih tinggi
di suatu negara, cendrerung akan diimbangi dalam beberapa watu dengan pergerakan, dengan
nilai yang setara tetapi berlawanan dalam nilai mata uangnya.
b. Kebijakan moneter (monetary policy): Suatu peningkatan dalam pasokan uang suatu negara
yang melebihi laju pertumbuhan riil hasil keluaran nasional mendorong timbulnya inflasi, yang
mempengaruhi kurs.
c. Neraca perdagangan (balance of trade): Pemerintah seringkali memanfaatkan devaluasi mata
uang untuk menyelesaikan neraca perdagangan yang tidak menguntungkan (yaitu apabila
ekspor < impor).
d. Neraca pembayaran (balance of payment): Suatu negara yang menghabiskan (mengimpor) dan
berinvestasi lebih banyak di luar daripada yang dihasilkan (diekspor) atau diterimanya dalam
bentuk investasi luar negeri akan mengalami tekanan penurunan nilai mata uangnya.
e. Cadangan moneter dan kapasitas utang luar negeri (international monetary reserves and debt
capacity): Suatu negara yang mengalami defisit neraca pembayaran terus menerus dapat
mengantisipasi terjadinya devaluasi dengan menurunkan tabungan (yaitu jumlah cadangan
moneter internasional) atau menurunkan kapasitas pinjaman luar negerinya. Karena jumlah
sumber daya ini menurun, kemungkinan terjadinya devaluasi meningkat.
page 5 of 12
Akuntansi Internasional – Manajemen Risiko Keuangan
f. Anggaran nasional (national budget): Defisit yang disebabkan oleh pengeluaran pemerintah
yang sangat besar juga memperburuk inflasi.
g. Kurs forward (forward exchange quotations): Suatu mata uang asing yang dapat diperoleh untuk
penyerahan di masa depan dengan tingkat diskonto yang signifikan menandakan berkurangnya
kepercayaan terhadap mata uang tersebut.
h. Kurs tidak resmi (unofficial rates): Peningkatan dalam selisih antara kurs resmi dan tidak resmi
atau kurs pasar gelap, dengan menunjukan tekanan yang makin meningkat terhadap
pemerintah untuk menyesuaikan kurs resminya dengan kurs pasar yang lebih realistic.
i. Perilaku mata uang terkait (behavior of related currencies): Mata uang suatu negara umumnya
bergerak dalam pola yang sama dengan mata uang negara-negara yang memiliki ikatan ekonomi
yang erat.
j. Perbedaan suku bunga (interest rate differentials): Perbedaan suku bunga antara dua negara
menunjukkan prediksi perubahan dalam kurs spot pada masa mendatang.
k. Harga opsi ekuitas luar negeri (foreign equity option prices): Karena arbitrase mengaitkan suatu
harga ekuitas luar negeri di negara asal dengan nilai mata uang domestic, perubahan dalam
harga opsi suatu ekuitas asing dalam mata uang domestic menendakan perubahan dalam
ekspektasi pasar terhadap kurs valuta asing di masa depan.
Faktor politik juga dapat mempengaruhi nilai mata uang di banyak negara. Jika peramalan kurs tidak
mungkin atau terlalu mahal dilakukan, maka manajer keuangan dan akuntan harus mengatur
masalah-masalah perusahaan mereka sedemikian rupa untuk meminimaliskan pengaruh buruk
perubahan kurs. Proses ini dikenal sebagai manajemen potensi risiko.
Manajemen Potensi Risiko
Potensi terhadap risiko valuta asing timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva
bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi
risiko valas ini berpusat pada 2 jenis potensi risiko, yaitu translasi dan transaksi.
4. (Mengukur) Potensi Risiko Translasi
a. Potensi Risiko Translasi
Potensi ririko translasi mengukur perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang
domestic atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Terdapat 2 jenis posisi potensi risiko translasi:
1) Potensi risiko positif=Aktva terpapar > kewajiban terpapar.
- Nilai mata uang asing menurun, berarti kerugian translasi.
page 6 of 12
Akuntansi Internasional – Manajemen Risiko Keuangan
- Nilai mata uang asing meningkat, berarti keuntungan translasi.
2) Potensi risiko negatif=Aktiva terpapar < kewajiban terpapar.
- Nilai mata uang asing menurun, berarti keuntungan translasi.
- Nilai mata uang asing meningkat, berarti kerugian translasi.
b. Potensi Risiko Transaksi
Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang
timbul dari penyesuaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan
kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.
5. (Mencatat dan mengevaluasi efektivitasnya) Akuntansi untuk Produk Lindung Nilai
Setelah mengidentifikasi potensi risiko, selanjutnya adalah merancang strategi lindung nilai untuk
meminimalkan atau menghilangkan potensi risiko tersebut. Strategi ini mencakup lindung nilai
neraca, operasional, dan kontraktual.
a. Lindung Nilai Neraca
Strategi perlindungan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan
kewajiban perusahaan yang terpapar. Beberapa metode lindung nilai pada suatu anak
perusahaan yang berlokasi di negara yang rentan terhadap devaluasi adalah:
1) Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang
diperlukan untuk mendukung operasi berjalan.
2) Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal kepada
induk perusahaan.
3) Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dari piutang dagang yang beredar dalam
mata uang local.
4) Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang local.
5) Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.
6) Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam persediaan dan aktiva lainnya dalam
mata uang local yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
7) Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.
b. Lindung Nilai Operasional
Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan
dan beban dalam mata uang asing. Pengendalian biaya yang lebih ketat memungkinkan margin
keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian mata uang.
page 7 of 12
Akuntansi Internasional – Manajemen Risiko Keuangan
c. Lindung Nilai Kontraktual
Salah satu bentuk lindung nilai dengan instrumen keuangan, baik instrumen derivatif maupun
instrument dasar. Produk instrument ini mencakup kontrak forward, future, opsi, dan gabungan
ketiganya.
Pengetahuan atas aturan pengukuran akuntansi untuk derivatif merupakan suatu hal yang penting
ketika merancang strategi lindung nilai yang efektif bagi perusahaan.
Komponen dasar laporan laba rugi (tanpa pajak):
Pendapatan operasi (-) Beban operasi=Laba operasi.
Laba operasi (+) Pendapatan lain-lain (-) Beban lain-lain=Laba Bersih.
Para analisis biasanya memusatkan perhatian pada laba operasi ketika mengevaluasi seberapa baik
manajemen telah menjalankan usaha intinya. Perlakuan akuntansi untuk derivative keuangan yang
telah diterima internasional adalah menetapkan nilai produk menurut pasar dengan timbul
keuntungan/kerugian yang diakui sebagai bagian dari laba non-operasi. Setidaknya di AS, terdapat
pengecualian dalam beberapa kasus jika transaksi memenuhi criteria lindung nilai yang memadai,
mencakup hal-hal berikut:
a. Pos-pos yang sedang dilindung nilai menimbulkan risiko pasar yang harus dihadapi perusahaan.
b. Perusahaan mendeskripsikan strategi lindung nilai.
c. Perusahaan menentukan instrument yang akan digunakan untuk lindung nilai.
d. Perusahaan mencatat alasannya mengapa lindung nilai yang dilakukan kemungkinan besar akan
efektif dilakukan.
Beberapa produk manajemen risiko valuta asing dasar:
1. Kontrak Forward Valas
Merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang
dipertukarkan dengan mata uang domestic, pada suatu tanggal di masa mendatang, berdasarkan
kurs tetap yang disebut kurs forward. Kontrak forward menimbulkan keuntungan atau kerugian
transaksi apabila kurs pada tanggal transaksi berbeda dari kurs yang berlaku pada tanggal laporan
keuangan interim atau tanggal penyelesaian.
2. Future Keuangan
Seperti kontrak forward, tetapi future keuangan merupakan kontrak dalam bentuk standar yang
berisi provisi standar terkait dengan ukuran dan tanggal pengiriman, dan diperdagangkan pada
sebuah bursa terorganisir (Pasar Moneter Internasional, Bursa Future Keuangan Internasional),
dinilai berdasarkan nilai pasar pada akhir tiap-tiap hari dan harus memenuhi ketentuan margin
page 8 of 12
Akuntansi Internasional – Manajemen Risiko Keuangan
periodek. Keuntungan menimbulkan pembayaran tunai, sedangkan kerugian menimbulkan
penambahan margin (margin call).
3. Opsi Mata Uang
Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau menjual (put) suatu
mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdasarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum
tanggal kadaluarsa (eksekusi) yang telah ditentukan. Opsi jenis Eropa hanya dapat dieksekusi pada
tanggal kadaluwarsa. Sedangkan opsi jenis Amerika dapat dieksekusi kapan saja hingga tanggal
kadaluwarsa.
4. Swap Mata Uang
Pertukaran saat ini dan di masa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang
telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan
akses terhadap pasar modal yang sebelumnya tidak dapat diakses dengan biaya yang relative rendah
dan tanpa menimbulkan risiko kurs.
Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk
memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivative dan
lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang
universal terhadap akuntansi untuk derivative keuangan.
Sebelum standar ini dibuat, standar akuntansi global untuk produk derivative tidak lengkap, tidak
konsisten dan dikembangkan secara bertahap. kebanyakan instrument keuangan, yang sifatnya dapat
dieksekusi, diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca. Provisi dasar standar ini adalah:
1. Seluruh instrument derivative dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban. Instrumen
derivative dicatat sebesar nilai wajarnya, termasuk yang melekat pada kontrak utama yang tidak
dicatat sebesar nilai wajarnya.
2. Keuntungan/kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrument derivative, bukanlah aktiva atau
kewajiban. Secara otomatis, keduanya diakui sebagai laba jika direncanakan sebagai lindung nilai.
Terdapat 3 jenis hubungan lindung nilai yang hendak diakui, diukur, dan diungkapkan. Lindung nilai
wajar (fair value-FV) yang mencakup aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang diakui dan
komitmen perusahaan dalam mata uang asing, lindung nilai investasi bersih dalam operasi luar
negeri (NI) dan lindung nilai arus kas yang mencakup transaksi berdenominasi valas yang
diperkirakan akan terjadi.
page 9 of 12
Akuntansi Internasional – Manajemen Risiko Keuangan
3. Lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan akuntansi khusus, yaitu
keuntungan atau kerugian atas instrument lindung nilai secara tepat harus mengimbangi
keuntungan atau kerugian sesuatu yang dilindung nilai.
4. Hubungan lindung nilai harus terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pembaca laporan.
5. Keuntungan/kerugian dari investasi bersih dalam mata uang asing (posisi aktiva atau kewajiban
terpapar bersih) pada awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya. Selanjutnya
direklasifikasikan ke dalam laba berjalan jika anak perusahaan tersebut dijual atau dilikuidasi.
6. Keuntungan/kerugian dari lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang belum pasti, seperti
perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui sebagai bagian dari laba komprehensif.
Keuntungan/kerugian diakui dalam laba apabila transaksi yang diperkirakan terjadi itu
mempengaruhi laba.
Isu Praktik
Bebarapa isu praktek pengakuan dan pengukuran instrument derivative adalah berkaitan dengan
penentuan nilai wajar. Wallace menyebutkan terdapat 64 kemungkinan perhitungan untuk mengukur
perubahan dalam nilai wajar atas risiko yang sedang dilindungi nilai dan atas instrument lindung nilai.
Kompleksitas pelaporan keuangan juga semakin meningkat jika lindung nilai dianggap “tidak efektif”
untuk mengimbangi risiko valas. Pada dasarnya, lindung nilai yang sngat efektif tidak akan mampu
menghilangkan seluruh pengaruh perubahan valas terhadap laba.
Lindung Nilai atas Aktiva, Kewajiban yang Diakui atau Komitmen Perusahaan yang Belum Diakui
Untuk lebih memahami instrument lindung nilai atas aktiva, kewajiban yang diakui/komitmen
perusahaan yang belum diakui, perhatikan ilustrasi berikut.
Pada tanggal 1 September, sebuah perusahaan manufaktur Kanada menjual secara kredit barang dagang
kepada sebuah importer Meksiko dengan jumlah 1 juta Peso Meksiko (Mexican Peso-Mp). Kurs dolar
Kanada/Peso adalah C$0,14=Mp1. Piutang dalam peso itu akan jatuh tempo dalam waktu 90 hari. Nilai
peso mulai terdepresiasi sebelum piutang itu tertagih. Pada akhir bulan, kurs dolar Kanada/Peso adalah
C$0,13=Mp1; Pada tanggal 1 Desember adalah C$0,11=Mp1. Eksportir Kanada berharap untuk
menerima C$140.000 untuk piutang sebesar Mp1.000.000 jika kurs spot tetap dan tidak berubah hingga
1 Desember. Untuk menghindari risiko menerima lebih kecil dari C$140.000 apabila nilai peso menurun
sebelum 1 Desember, eksportir Kanada tersebut membeli kontrak forward pada tanggal 1 September
untuk menyerahkan Mp1.000.000 dalam dolar Kanada pada tanggal 1 Desember dengan kurs forward
C$0,13=Mp1. Dalam contoh ini, peso dijual sebesar diskon, karena kurs spot lebih besar dari pada kurs
forward. Total diskon atas kontrak forward itu adalah C$10.000 [(Kurs spot C$0,14-Kurs forward
page 10 of 12
Akuntansi Internasional – Manajemen Risiko Keuangan
C$0,13)x Jumlah nominal Mp1.000.000] dan merupakan harga atas pengurangan ketidakpastian.
Akibatnya, eksportir Kanada itu mengubah status penerimaan sebesar C$140.000 yang tidak pasti
menjadi penerimaan sebesar C$130.000 yang pasti. Pada tanggal laporan keuangan berikutnya sebelum
jatuh tempo, jumlah kontrak forward (kewajiban dalam peso) dikalikan dengan kurs spot yang berlaku
pada tanggal tersebut. Perubahan dalam kurs spot menyebabkan keuntungan/kerugian transaksi
terhadap kontrak forward. Dengan demikian, jika kurs yang berlaku pada tanggal 1 Desember adalah
C$0,11=Mp1, maka eksportir Kanada memperoleh keuntungan sebesar C$30.000 (Kurs spot 0,14-kurs
spot masa depan C$0,11=Kewajiban sebesar Mp1.000.000). Seandainya kontrak forward tidak dibeli,
maka eksportir tersebut hanya menerima sebesar C$110.000 dari konversi piutang dagang sebesar
Mp1.000.000. Dengan demikian, kontrak forward mengimbangi kerugian transaksi atas piutang dalam
mata uang asing dengan keuntungan transaksi yang berasal dari utang dalam mata uang asing.
Lindung Nilai Investasi Bersih dalam Operasi Luar Negeri
Kerugian translasi terjadi jika nilai mata uang asing mengalami penurunan relative terhadap mata uang
induk perusahaan dan juga terjadi jika anak perusahaan luar negeri memiliki posisi kewajiban bersih
terpapar dan nilai mata uang asing meningkat relative terhadap mata uang induk perusahaan. Oleh
karena itu, cara untuk meminimalkan kerugian ini adalah dengan membeli kontrak forward. Strategi ini
berarti menggunakan keuntungan transaksi yang direalisasikan dari kontrak forward untuk
mengimbangi kerugian translasi.
Berspekulasi dalam Mata Uang Asing
Terdapat peluang untuk meningkatkan laba dilaporkan dengan menggunakan kontrak forward dan opsi
dalam pasar valas. Kontrak forward yang dibeli untuk spekulasi pada awalnya dicatat sebesar kurs
forward (kurs forward merupakan indikator kurs spot yang terbaik yang berlaku jika kontrak telah jatuh
tempo). Keuntungan/kerugian transaksi yang diakui sebelum penyelesaian bergantung pada antara kurs
forward awal dan kurs yang tersedia untuk periode kontrak yang tersisa.
Pengungkapan
Sebelum dikeluarkannya FAS 133 dan IAS 39, pengungkapan keuangan perusahaan tidak member tahu
kepada pembaca apakah atau sejauh mana manajemen telah menggunakan kontrak derivatif.
Akibatnya, sulit dilakukan analisis atas pengaruh potensial kontrak derivative terhadap kinerja yang
dilaporkan dan terhadap karakteristik risiko suatu perusahaan. Pengungkapan dalam FAS 133 dan IAS 39
tersebut adalah:
1. Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi lindung nilai.
2. Deskripsi pos-pos yang dilindung nilai.
page 11 of 12
Akuntansi Internasional – Manajemen Risiko Keuangan
3. Identifikasi risiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai.
4. Deskripsi mengenai instrument lindung nilai.
5. Jumlah yang tidak dimasukkan dalam penilaian efektivitas lindung nilai.
6. Justifikasi awal (apriori) bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk
meminimalkan risiko pasar.
7. Penilaian berjalan mengenai efektivitas lindung nilai actual dari seluruh derivative yang digunakan
selama periode berjalan.
Kendali Keuangan
Setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.
Umpan balik dari sistem evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman
kelembagaan dalam praktek menajamen risiko. Penilaian kinerja program manajemen risiko juga
memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi tepat untuk digunakan. Jadi
intinya, pengendalian keuangan yang efektif adalah dengan sistem evaluasi kinerja.
Acuan yang Tepat
Objek dari manajemen risiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan risiko dan
biaya. Oleh karena itu, standar yang tepat digunakan untuk menilai kinerja actual merupakan bagian
yang diperlukan dalam setiap sistem penilaian kinerja. Acuan ini perlu diperjelas di bagian awal sebelum
pembuatan program perlindungan dan harus didasarkan pada konsep biaya kesempatan. Dalam
manajemen risiko valas, pertanyaan-pertanyaan berikut ini harus dipertimbangkan ketika hendak
memilih sebuah acuan:
1. Apakah acuan yang tepat mewakili suau kebijakan yang seharusnya diikuti?
2. Apakah acuan ini dapat diperjelas di bagian awal?
3. Apakah acuan ini memberikan strategi dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan alternative
lainnya?
Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan risiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan
eksternal. Pendekatan tim merupakan cara yang efektif dalam merumuskan tujuan risiko keuangan,
standar kinerja, serta sistem pengawasan dan pelaporan.
--- by & wp ---
page 12 of 12