manajemen puskesmas

18
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hendrik L. blum (1974), menyatakan derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : faktor lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain yaitu sumber daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan mental, dan sistem budaya. John Gordon menggambarkan adanya interaksi antara 3 faktor yaitu faktor lingkungan (environment), pejamu (host) dan penyebab penyakit (agent). Ketidakseimbangan antara ketiga factor tersebut dapat menyebabkan penyakit. Menurut pasal 22 Undang – undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan menyebutkan antaralain : (1) Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. (2) Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan lainnya. (3) Kesehatan lingkungan meliputi a. Penyehatan air, tanah, dan udara b. Pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan. c. Pengendalian vektor penyakit d. Penyehatan atau pengamanan lainnya.

Upload: ari-fiesh

Post on 05-Dec-2014

44 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kom

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PUSKESMAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hendrik L. blum (1974), menyatakan derajat kesehatan masyarakat

dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : faktor lingkungan, perilaku

manusia, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor tersebut saling

terkait dengan beberapa faktor lain yaitu sumber daya alam, keseimbangan

ekologi, kesehatan mental, dan sistem budaya.

John Gordon menggambarkan adanya interaksi antara 3 faktor

yaitu faktor lingkungan (environment), pejamu (host) dan penyebab penyakit

(agent). Ketidakseimbangan antara ketiga factor tersebut dapat menyebabkan

penyakit. Menurut pasal 22 Undang – undang Nomor 23 tahun 1992 tentang

Kesehatan menyebutkan antaralain :

(1) Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas

lingkungan yang sehat.

(2) Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan

pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan lainnya.

(3) Kesehatan lingkungan meliputi

a. Penyehatan air, tanah, dan udara

b. Pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan

kebisingan.

c. Pengendalian vektor penyakit

d. Penyehatan atau pengamanan lainnya.

(4) Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan

meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan sstandar dan

persyaratan.

Insiden penyakit Pneumonia balita yang tercatat di Puskesmas

tahun 2002 sebesar 3/10.000 balita, insiden diare pada tahun 2003 374/1000

penduduk, pada tahun 1999 WHO memperkirakan setiap tahunnya di

Indonesia terjadi 538.000 kasus baru TB. Sampai saaat ini diketahui bahwa

penyakit terbanyak di Wilayah kerja Puskesmas didominasi oleh penyakit

yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan. Maka keberadaan

klinik sanitasi yang bertujuan meningkatnya pengetahuan, kesadaran,

Page 2: MANAJEMEN PUSKESMAS

kemampuan dan perilaku masyarakat untuk mewujudkan lingkungan sehat

dan perilaku hidup bersih dan sehat sangat diperlukan.

B. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif,

kuratif dan promotif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan

berkesinambungan.

2. TUJUAN KHUSUS

a. Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan perilaku

masyarakat untuk mewujudkan lingkungan dan perilaku hidup bersih

dan sehat.

b. Meningkatnya pengetahuan, kesadaran dan kemampuan

masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi penyakit berbasis

lingkungan serta masalah kesehatan lingkungan dengan sumberdaya

yang ada.

Page 3: MANAJEMEN PUSKESMAS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN KLINIK SANITASI

Klinik sanitasi merupakan suatu upaya atau kegiatan yang

mengintegrasikan pelayanan kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif

yang difokuskan pada penduduk yang berisiko tinggi untuk mengatasi

masalah penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan

pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas bersama masyarakat

yang dapat dilaksanakan secara pasif dan aktif di dalam dan diluar puskesmas.

a. Petugas klinik sanitasi

Adalah tenaga kesehatan lingkungan / tenaga kesehatan lain / tenaga

pelaksana yang ditunjuk oleh pimpinan puskesmas untuk melksanakan

kegiatan Kilik Sanitasi.

b. Klien

Penderita penyakit yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan yang

dirujuk oleh petugas medis ke ruang klinik sanitasi.

c. Ruang klinik sanitasi

Suatu ruangan atau tempat dalam gedung puskesmas yang dipergunakan

untuk penyuluhan dan konsultasi oleh pertugas klinik sanitasi terhadap

klin.

A. MANAJEMEN PUSKESMAS

1. PERENCANAAN

Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai

unit pelaksana teknis dinas, aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan

masyarakat yang merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan

masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh DKK, bertanggungjawab untuk

melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan

lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan, mutu

pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta

mentapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.

Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin

puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana

Page 4: MANAJEMEN PUSKESMAS

pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagia acuan

dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas . Selain itu, kebijakan

sistem puskesmas perlu ditinjau setiap akan melakukan perencanaan

program, kebijakan tersebut meliputi kebijakan mandiri dari Puskesmas

serta adanay fungsi dan upaya puskesmas yang berlandaskan pada UUD

1945 pasal 28, UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25 tahun 1999, PP

No.25 tahun 2000 serta PP No.48 tahun 2000dimana tujuan dari kebijakan

tersebut adalah untuk mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi

kemitraan, unit kesehatan amndiri, akontabilitas dan teknologi tepat guna.

Budgeting dalam perencanaan menejemn keuangan dikelola

sendiri oleh puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan dari

pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial

masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk

jemis pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai ciri – ciri barang

atau jasa public seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, P2M dan

pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri – ciri barang atau jasa swasta

seperti pengobatan individu.

2. ORGANIZING

Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan

menetapkan struktur organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai

fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I, adapun pola organisasi

meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar tidak

terajdi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan

berpengaruh terhadap kualitas program yang ditangani.

Struktur organisasi dan tata kerja :

Struktur organisasi puskesmas

1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas

2. Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha

3. Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.

Tugas pokok :

1. Kepala Puskesmas

Page 5: MANAJEMEN PUSKESMAS

Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan

puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan

fungsional.

2. Kepala urusan tata usaha

Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat

menyurat serta pencatatan dan pelaporan.

3. Unit I

Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga

berencana dan perbaikan gizi.

4. Unit II

Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium

sederhana.

5. Unit III

Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga

kerja dan manula.

6. Unit IV

Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan

sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan

khusus lainnya.

7. Unit V

Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya

masyarakat dan penyuluhankesehatan masyarakat, kesehatan remaja

dan dana sehat.

8. Unit VI

Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap

9. Unit VII

Melaksanakan kegiatan kefarmasian.

3. ACTUATING

a. Sistem ketenagaan

Juster (1984) menyatakan bahwa pendidikan merupakan

faktor yang penting dalam seorang pekerja. Melalui pendidikan akan

menghasilkan perubahan keseluruhan cara hidup seseorang.

Page 6: MANAJEMEN PUSKESMAS

Pearlin dan Kohn (1966) menyatakan bahwa seseorang

yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai keinginan

untuk mengembangkan dirinya sedangkan mereka yang berasal dari

tingkat pendidikan rendah cenderung untuk emmpertahnkan kondisi

yang telah ada.

Sistem ketenagaan yang ada di puskesmas dilaksanakan

sesuai program yang dikembangkan serta kemampuan dana dengan

diketahui oleh DKK, kuantitas tenaga didasarkan pada kebutuhan

priorotas layanan kesehatan dan pendayagunaan tenaga kesehatan

disesuaikan dengan kebutuhan layanan kesehatan dan profesionalisme

pekerjaan.

Sesuai PP RI No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

yang seharusnya ada adalah tenaga medis, kesehatan masyarakat

(penyuluh kesehatan, sanitarian), tenaga gizi, tenaga keperawatan,

farmasi, dan teknisi medis (analis dan perawat gigi).

b. Pengembangan Staff

Tujuan : kegiatan pengembangan staff ditujukan untuk meningkatkan

produktifitas organisasi.

Jenis – jenis pengembangan staff :

1. Pelatihan induksi

Merupakan indoktrinasi standart dan singkat bagi filosofi unit

kerja, tujuan, program, kebijaksanaan dan peraturan yang diberikan

kepada masing – masing pekerja selam atiga hari pertama kerja

untuk memastikan identifikasi dengan filosofi unit kerja,tujuan dan

norma – norma.

2. Orientasi

Merupakan pelatihan perseorangan yang dipakai untuk

mengakrabkan pegawai baru dengan tanggungjawab pekerjaan,

tempat kerja, pelangan dan rekan kerja.

3. Kelanjutan pendidikan

Hal ini termasuk kegiatan pembelajaran yang direncanakandibalik

program pendidikan dasar keperawatan dan dirancang untuk

memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap bagi peningkatan

praktek keperawatan.

c. Konsep – konsep pengembangan staff

Page 7: MANAJEMEN PUSKESMAS

1. Daya saing

Ketidaksesuaian yang dapt diukur antara daya saing dan pekerjaaan

seseorang sebenarnya dengan tingkat daya saing ayng diinginkan.

2. Minat

Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menerima atau

menolak objek, orang, untuk mendukung pertumbuhan dan

perkembangan.

3. Kebutuhan pendidikan

Merupakan keadaan memiliki kualitas atau kemampuan yang

dianggap perlu bagi peran tertentu.

4. Pembelajaran teknis

Perubahan dalam perilaku yang disadari dan disengaja terutama

kognitif dan psikomotor yang terjadi sebagai respon terhadap

stimulus yang diberikan oleh pengajar.

d. Tahapan pengembangan staff

1. Awal usia 20 – 25 tahun : membuat arah pekerjaan

2. Usia 20 – 30 tahun : menjawab pekerjaan dan

tekanan pribadi dengan mempertanyakan komitmen pada pekerjaan

dan hubungan keluarga.

3. Akhir usia 30 tahun : mengaitkan dirinya dengan

pembimbing yang memungkinkan mengunggulinya.

4. Usia 40 tahun : memisahkan diri dari pembimbing

5. Usia 50 tahun : pengembangann dan perbaikan

pengetahuan dan keterampilan.

e. Mengorganisir sumber daya pengembangan staf

Keberhasilan usaha pengembangan staf tergantung pada penataan

sumber daya yang sesuai. Sumber – sumber pendidikan lanjutan untuk

pegawai keperwatan dapat brupa pengajar, sumber daya dari konsorsia

kesehatan, afiliasi dengan perguruan tinggi, organisasi keperawatan

professional dan tugas belajar.

f. Motivasi staf

Menurut Stoner dan Freeman (1995), Ngalim Purwanto (2000),

Shortel & Kaluzni (1994) motivasi adalah karakteristik psikologi

manusia yang membrikan kontribusi pada tingkat komitmen seseorang.

Page 8: MANAJEMEN PUSKESMAS

Hal in termasuk faktor – faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan

mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu.

Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

organisasi, motivasi yang tepat dapat memajukan dan mengembangkan

oraganisasi. Unsur manusia dalam organisasi terdiri dari 2 kelompok

orang yaitu orang yang memimpin (manajer) dan orang yang dipimpin

(pegawai / pekerja). Manajer bertanggungjawab untuk memotivasi

orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi.

Motivasi dalam organisasi kerja ditinjau dari segi perannya

terdapat 2 macam yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi

positif adalah motivasi yang menimbulkan harapan yang sifatnay

menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai misalnya gaji,

fasilitas, karier, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan

keselamatan dan lain – lain. Sedangkan motivasi negatif adalah

motivasi yang menimbulkan rasa takutmisalnya ancaman, tekanan,

intimidasi dan semacamnya. Dengan motivasi negatif orang lain dapat

digerakkan oleh pihak yang memotivasi untuk tujuan tertentu, namun

hal ini tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama.

Stanford (1970), mengatakan bahwa ada 3 unsur penting dalam

motivasi yaitu antara kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan

muncul karena ada sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang, baik

fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk

memenuhi kebutuhan sedangkan tujuan adalah akhir dari suatu siklus

motivasi.

g. Komunikasi dalam manajemen

1) Proses komunikasi

Tappen (1995) mendefinisikan komuniksi adalah suatu

pertukaran pikiran, perasaan dan pendapat dan memberikan nasehat

dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerjasama. Komunikassi

juga merupakan suatuseni untuk dapat menyusun dan menghantarkan

suatu pesan dengan cara yang muadah sehinga orang lain dapat

mnegrti dan menerima.

2) Komunikasi dalam keperawatan

Unsur yang ada dalam setiap komunikasi adalah pengirim

pesan (sender), pesan (massage), penerima pesan (receiver). Pesan

Page 9: MANAJEMEN PUSKESMAS

dapat berupa verbal, tertulis maupun non verbal. Lingkungan internal

maupun eksternal juga dilibatkan, yang termasuk lingkungan internal

adalah nilai – nilai, kepercayaan, temperamen dan tingkat stress

sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan cuaca, suhu, waktu.

3) Prinsip komunikasi manajer keperawatan

Tahapan komunikasi :

a. Manajer harus mengerti struktur organisasiagar dapat

memahami sasaran dai pengambilan keputusan

b. Komunikasi merupakanbagian proses yang tak terpisahkan

dalam kebijakan organisasi. Manajer harus mempertimbangkan isi

komunikasi termasuk dampaknya terhadap orang yg dipimpinnya.

c. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.

d. Manajer harus meminta umpan balik agar dapat mengetahui

keefektifan dan keakuratan komunikasi.

e. Komponen penting lainnya bagi seorang manajer adalah

menajdi pendengar yang baik.

4. CONTROLLING

Controlling dalam manajemen puskesmas merupakan indikator

keberhasilan puskesmas yang meliputi 2 faktor yaitu menjadi indikator

pencapaian sehat meliputi lingkungan, perilaku masyarakat, layanan

kesehatan dan status kesehatan mrliputi KEP balita, insiden penyakit yang

berbasis lingkungan dan kesehatna ibu dan anak. Selain itu juga

merupakan indicator penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,

pemberdayaan masyarakat dan keluarga, pelayanan kesehatan tingkat I

meluputi :

a. Evaluasi

Salah satu ukuran pengawasan yang digunakan oleh

manajer guna mencapai ahsil organisasi adalah system penilaian kerja

karyawan. Melalui evaluasi regular dari setiap pelaksanaan kerja

pegawai manajer dapat mencapai beberapa tujuan.

Prinsip – prinsip evaluasi :

1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar

pelaksanaan kerja, orientasi tingkah laku untuk posisi yang

ditempati.

Page 10: MANAJEMEN PUSKESMAS

2. Sample tingkah laku perawat yang cukup representative

3. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar

pelaksanaan kerjadan bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang.

4. Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan

strategi perbaikan yang diperlukan.

5. Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas

6. Pertemuan evaluasi antara perawat dan menajer sebaiknya

dilakukan dalam waktu yang tepat.

7. Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih

sehingga membantu dalam pelaksanaan kerja.

Alat evalausi :

1. laporan tanggapan bebas

2. Pengurutan ayng sederhana

3. Checklist pelaksanaan kerja

4. Penilian grafik (Henderson, 1984)

b. Kontrol kualitas

Merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan

pelayanan yang memenuhi standar professional dan dapat diterima

oleh klien.

- Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah

pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakaian jasa

pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata – rata

penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan standar

atau kode etik profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1996)

- Kriteria mutu pelayanan kesehatan

1. Struktur

Kriteria rumah sakit, unit keperawatan (LOD, visi dan misi,

konsep asuhan keperawatan)

2. Proses

Fungsi, proses interpersonal, metode pengorganisasian,

perspektif keperawatan proesional, praktek keperawatan

professional.

3. Tujuan

Page 11: MANAJEMEN PUSKESMAS

Tingkat kesehatan atau kesejahteraan, kemampuan fungsional,

kepuasan pasien, sumberpenggunaan/ pengeluaran efektif dan

efisien, kejadian dan proses yang tidak menyenangkan.

- Syarat pelayanan berkualitas

Efficacy

a) Efficacy (kamanjuran)

b) Appropriatennes (kepantasan)

c) Accebility (mudah dicapai)

d) Accepbility (diterima)

e) Effectiveness (keberhasilan)

f) Efficiency (ketepatan)

g) Continuity (terus - menerus)

- Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu

a) Menetapkan masalah mutu pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan

b) Menetapkan penyebab masalah mutu

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

c) Menetapkan cara penyelesaian masalah

mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

d) Menetapkan cara penyelesaian masalah

mutu pelayanan kesehatanan.

e) Menyusun sasaran tudak lanjut untuk lebih

memantapkan serta meningkatkan mutu pelayanan.

Page 12: MANAJEMEN PUSKESMAS

DAFTAR PUSTAKA

1. Effendy, Nasrul. Dasar – dasar keperawatan kesehatan

masyarakat. Jakarta : EGC,1998.

2. Montaque, Brown. Manajemen perawatan kesehatan : Strategi,

struktur dan proses. Jakarta : EGC, 1997.

3. Mukono. Prinsip dasar kesehatan lingkungan. Surabaya :

Airlangga university Press. 2000.

4. Notoatmodjo, Soekodjo. Pengembangan sumber daya manusia.

Jakarta : PT. Asdi Mahasatya. 2003.