manajemen proteksi 20 kv (dharma karya 2011)

68
MAKALAH Tentang : MANAJEMEN PROTEKSI 20 kV PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI Meningkatkan Keandalan Jaringan Menawarkan kontinyuitas pasokan Tenaga Listrik Disusun Oleh GESMULYADI QADRI 8208451-Z Diajukan dalam DHARMA KARYA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TAHUN 2011 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI Tahun 2011

Upload: itho-aprilino

Post on 27-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Elektro

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

MAKALAH

Tentang :

MANAJEMEN PROTEKSI 20 kV

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Meningkatkan Keandalan Jaringan

Menawarkan kontinyuitas pasokan Tenaga Listrik

Disusun Oleh

GESMULYADI QADRI 8208451-Z

Diajukan dalam

DHARMA KARYA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

TAHUN 2011

PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI Tahun 2011

Page 2: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Salah satu tantangan utama Visi Distribusi 2012 adalah keandalan dan kualitas jaringan. Seiring

dengan hal tersebut pada tanggal 12 Desember 2008 PLN Distribusi Bali mendeklarasikan World

Class Services. Salah satu sasaran strategisnya adalah Peningkatan Mutu & Keandalan. Beberapa

Indikator Keandalan yang menjadi Parameter Kinerja WCS adalah Susut, SAIDI, SAIFI, Tegangan

Ujung di bawah Standar dan Kecepatan Pelayanan Teknik (Respon Time). Agar parameter kinerja

ini bisa tercapai maka perlu dilakukan langkah strategis yang memberikan kontribusi signifikan

terhadap perbaikan kinerja yaitu melalui program pembenahan sistem proteksi 20 kV Bali.

Pembenahan Sistem Proteksi 20 kV menjadi sangat penting setelah di tahun 2010, jajaran Direksi

PT PLN (Persero) mencanangkan Program Perang Padam 9.3.45 yaitu 9 kali padam dalam

setahun, 3 Jam pelanggan padam dalam setahun dan 45 menit respon time. Program Perang

Padam ini akan menjadi sangat sulit dicapai oleh PLN Distribusi Bali dalam waktu dekat jika

dilakukan dengan cara biasa mengingat gap antara target Perang Padam dengan realisasi kinerja

tahun sebelumnya yang sangat jauh. Karena itu program pembenahan proteksi harus terus

diimprovisasi sehingga diperoleh model manajemen yang ideal sebagai upaya pembenahan

proteksi secara menyeluruh dalam rangka percepatan pencapaian kinerja baik Program Perang

Padam, Visi Distribusi 2012 maupun Program WCS.

1.2 Tujuan

Tujuan dibangunnya Manajemen Proteksi 20 kV adalah terbentuknya sistem yang mampu:

a. Mengintegrasikan peran Area Jaringan, Area Pengatur Distribusi, Kantor Distribusi dan P3B

dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan sistem proteksi.

b. Mengoptimalkan kerja relay dan recloser jaringan distribusi 20 KV melalui pembenahan

sistem proteksi sesuai dengan Road Map PLN Distribusi Bali.

c. Membangun wadah Transfer Knowledge antar SDM Proteksi bagaimana merencanakan dan

menganalisa nilai seting proteksi menggunakan Simulator Koordinasi Proteksi.

d. Membangun Community of Practise (COP) Proteksi PLN Bali sebagai komunitas engineer

yang memiliki minat untuk terjun dalam dunia proteksi.

1.3 Permasalahan

PT PLN (Persero) adalah perusahaan yang menjual jasa pelayanan tenaga listrik. Kontinyuitas dan

kualitas pasokan tenaga listrik harus dijaga yang dikenal dengan kehandalan tenaga listrik. Untuk

menjamin kehandalan tenaga listrik, dibutuhkan asuransi kontinyuitas dan kualitas pasokan tenaga

Page 3: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

2

listrik. Asuransi yang dimaksud ada pada kehandalan sistem proteksi jaringan tenaga listrik.

Dengan demikian jaringan tenaga listrik akan handal jika didukung oleh sistem proteksi yang

handal. Potret kinerja gangguan di sisi 20 kV di tahun 2007 menunjukkan :

1. Gangguan Incoming 20 kV yang diakibatkan oleh gangguan distribusi 20 kV masih tinggi

sehingga terjadi pemadaman yang sangat luas.

2. Gangguan Penyulang 20 kV yang diakibatkan oleh gangguan di ujung jaringan masih tinggi

sehingga terjadi pemadaman yang cukup luas

3. Gangguan Penyulang 20 kV maupun incoming 20 kV karena penyebab yang sama berulang

Agar potret di atas tidak berulang, maka perlu dilakukan :

1. Evaluasi kinerja koordinasi antar peralatan proteksi

2. Reseting peralatan proteksi dari Incoming 20 kV s/d recloser di ujung jaringan Distribusi 20 kV.

3. Melakukan Monitoring dan Evaluasi kinerja Peralatan proteksi agar selalu up to date

Untuk melaksanakan ketiga program proteksi ini bukanlah hal yang mudah. Banyak kendala yang

dihadapi dari berbagai sisi yaitu :

1. Data

- Loss data

- Data tidak terupdate

2. Kondisi Asset

- Umur peralatan proteksi yang sudah tua

- Teknologi peralatan proteksi yang bervariasi

3. Information Technology (IT)

- Belum ada aplikasi bantu menghitung koordinasi proteksi

- Belum ada aplikasi bantu analisa dan evaluasi tingkat keandalan proteksi

4. SDM

- Regenerasi SDM belum optimal

- Ketergantungan kepada SDM sangat tinggi sehingga jika SDM terkait tidak ada di

tempat, maka program proteksi sulit berjalan

5. Komunikasi dan Koordinasi

- Sulit dan ruwetnya koordinasi antar internal unit PLN Distribusi Bali (Kantor Distribusi,

Area, Rayon dan APD)

- Sulit dan ruwetnya koordinasi dengan eksternal unit (PLN Pusat dan P3B)

6. Prosedur implementasi perubahan seting proteksi di lapangan

- Prosedur standard pelaksanaan yang kurang jelas

- Belum ada aturan yang mengamankan pegawai saat eksekusi

Page 4: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

3

7. Ancaman Keandalan Jaringan Tenaga Listrik

- Tidak ada Sistem Monitoring dan Evaluasi tingkat kegagalan peralatan proteksi

- Tidak ada ”Team Task Force’ yang terorganisir

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pembangunan Manajemen Proteksi 20 kV

Berdasarkan kondisi yang ada di lapangan, dijumpai banyak dan kompleknya kendala yang

dihadapi. Oleh karena itu pembenahan sistem proteksi dilakukan secara bertahap. Untuk

memudahkan implementasi, maka dibangun roadmap proteksi 2008 – 2012 beserta indikatornya

yaitu sebagai berikut :

Adapun indikator pencapaian roadmap proteksi 2008 – 2012 adalah sebagai berikut :

Untuk mendukung pelaksanaan roadmap, maka dibangunlah Manajemen Proteksi 20 kV.

Manajemen ini dirintis mulai tahun 2007 dan berjalan hingga tahun 2011. Manajemen Proteksi 20

kV terdiri dari 2 modul yaitu :

1. Modul Manajemen Prosedur

Yaitu serangkaian SOP yang terintegrasi membentuk Proses Bisnis Sistem Proteksi 20 kV. SOP

ini resmi diterbitkan berdasarkan Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Distribusi bali

Nomor 063.K/GM/2009 dan diperbarui oleh Keputusan General General Manager PT PLN

Page 5: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

4

(Persero) Distribusi bali Nomor 048.K/GM/2010 sehingga eksistensi Manajemen Proteksi 20 kV

bisa terjaga. Adapun SOP yang dimaksud meliputi :

1.1 SOP Manajemen SDM dan Manajemen SOP Proteksi

1.2 SOP Pelaksanaan Seting Peralatan Proteksi (Usulan Kantor Distribusi)

1.3 SOP Pelaksanaan Seting Peralatan Proteksi (Usulan Area)

1.4 SOP Pelaksanaan Seting Peralatan Proteksi (Area Pengatur Distribusi)

1.5 SOP Pelaksanaan Pemeliharaan Seting Peralatan Proteksi

1.6 SOP Pelaksanaan Pemeliharaan Data Aset Proteksi

2. Modul Simulator Koordinasi Proteksi

Yaitu aplikasi bantu yang dibangun untuk menganalisa kebutuhan kinerja peralatan proteksi

meliputi :

2.1 Analisa kebutuhan dan keandalan seting proteksi

2.2 Perencanaan posisioning peralatan proteksi

2.3 Tracing titik gangguan di Jaringan Distribusi 20 kV

Untuk melihat keterkaitan Manajemen Proteksi 20 kV terhadap dukungan pencapaian Visi

Distribusi 2012 dan program Perang Padam adalah sebagai berikut :

Dari gambaran Proses Bisnis di atas dapat disampaikan secara ringkas :

a. Output dari Manajemen Prosedural Proteksi berupa Form Proteksi 1-12. Form ini diupload

di intranet sebagai database terpusat sehingga data selalu terupdate dan bersambung.

b. Output Manajemen Proteksi sebagai sumber informasi untuk user baik internal maupun

eksternal PLN Distribusi Bali

Page 6: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

5

c. Terbentuknya Wadah Sharing Knowledge yang sekaligus sebagi wadah untuk

meminimalisasi ketergantungan SDM

d. Pola koordinasi dan komunikasi antar unit jelas dan ringkas

2.2 Roll Out Pemanfaatan Produk Manajemen Proteksi 20 kV

Produk Manajemen Proteksi 20 kV telah di ”roll out” ke :

- Seluruh unit PLN Distribusi Bali (Contoh dokumen terkait rangkaian implementasi Manajemen

Proteksi 20 kV terlampir).

- PLN Distribusi Jakarta Raya & Tangerang (melalui RAKORDIS Jawa Bali 2010 di Denpasar)

- PLN Distribusi Jawa Tengah (melalui Tim SKP2Q)

- PLN Distribusi Jawa Barat (melalui RAKORDIS Jawa Bali 2010 di Denpasar)

Pemanfaatan Produk Manajemen Proteksi 20 kV dalam kasus perbaikan proteksi daerah vital:

- Pembenahan proteksi Bandara Soekarno Hatta Jakarta semester II tahun 2010

- Pembenahan proteksi Bandara Ngurah Rai Denpasar semester I tahun 2011

- Produk Unggulan PT PLN (Persero) Distribusi Bali 2010

2.3 Kontribusi terhadap perbaikan kinerja perusahaan

Untuk mengukur tingkat keberhasilan implementasi Manajemen Proteksi 20 kV maka kami

tampilkan trend terhadap perbaikan kinerja PT PLN (Persero) Distribusi Bali sebagai berikut :

BAB III PENUTUP

Sebagai kesimpulan akhir, bahwa dengan diterapkannya Manajemen Proteksi 20 kV di PT PLN

(Persero) Distribusi Bali pada khususnya memberikan :

1. Dampak terhadap percepatan perbaikan kinerja perusahaan

2. Mendukung pencapaian Visi Distribusi 2012 dan program Perang Padam 9.3.45

Page 7: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

Manajemen Proteksi Distribusi Bali

SRBAPDKantor DistribusiUnit Pelaksana

Start

Laporan Gangguan

(Lampiran A)

Mal Function Relay Proteksi

Mengajukan permintaan Reseting

(Lampiran B)

Pemeliharaan

Analisa Koordinasi Sistem Proteksi Eksisting menggunakan Simulator

Koordinasi Sistem Proteksi (Lampiran C)

Koordinatif

Analisa penyebab selain selektifitas kerja antar relay

Menentukan nilai seting baru dengan

menggunakan Simulator Koordinasi

Sistem Proteksi (Lampiran D)

Membuat kesepakatan nilai seting baru antara PLN Dist Bali, APD dan

SRB (Lampiran E)Pelaksanaan

Reseting(Lampiran J)

Pelaksanaan Reseting

Pelaksanaan Reseting

Melakukan tinjauan secara visual,

pengukuran dan test inject

Surat Pemberitahuan ketidak sesuaian kerja incoming-penyulang

(Lampiran I)

Evaluasi selektifitas kerja relay dengan menggunakan FMKR (Form Monitoring Kerja Relay)

Lampiran G

Analisa Evaluasi kerja relay proteksi

Laporan Analisa dan Evaluasi Kinerja Relay Proteksi (Lampiran H)

Laporan Analisa dan Evaluasi Kinerja Relay

Proteksi

End

Ya

Berita Acara Pelaksanaan reseting

sistem proteksi (Lampiran F)

upload ke intranet

Tidak

Ya Tidak

Updating Data Jardis Upload Data ke

Intranet

Page 8: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

LAMPIRAN MANAJEMEN PROTEKSI PLN DISTRIBUSI BALI

LAMPIRAN A : LAPORAN GANGGUAN WEB APD BALI DAN FORM DATA UPDATE JARDIS LAMPIRAN B : PERMOHONAN RESETING SISTEM PROTEKSI DARI UNIT PELAKSANA (VIA EMAIL) LAMPIRAN C : ANALISA KOORDINASI SISTEM PROTEKSI EKSISTING DENGAN SIMULATOR KOORDINASI SISTEM PROTEKSI LAMPIRAN D : ANALISA NILAI RESETING BARU DENGAN SIMULATOR KOORDINASI SISTEM PROTEKSI LAMPIRAN E : NOTULEN RAPAT BERSAMA & SURAT JAWABAN KE SRB LAMPIRAN F : BERITA ACARA PELAKSANAAN RESETING LAMPIRAN G : FORMULIR MONITORING KERJA RELAY (FMKR) LAMPIRAN H : LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI KINERJA RELAY PROTEKSI LAMPIRAN I : SURAT PEMBERITAHUAN KETIDAKSESUAIAN KERJA INCOMING-PENYULANG DARI P3B RJTB LAMPIRAN J : DOKUMENTASI PELAKSANAAN RESETING

Page 9: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

LAMPIRAN A LAPORAN GANGGUAN

WEB APD BALI DAN FORM DATA UPDATE JARDIS

Page 10: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

Report Gangguan Distribusi Bali (Web APD Bali)Tanggal 1 Januari 2009

No Gardu/Penyulang IndikasiArus GGN

TGL TRIPTGL REC

TGL BUKA TGL TUTUPTGL

MANUVERR/M

LAMA PADAM

Arus T1

Arus T2

KWH LOSES

Kel.Kode GGN

KET Petugas

1 GI Pemaron/Celukan Bawang EF 25 1/1/2009 0:01 1/1/2009 0:02 R 0:01:00 0 0 12.27 SKTM/51 Dicoba tutup gagal Imran

2 GI Pemaron/Celukan Bawang EF 25 1/1/2009 0:02 1/1/2009 0:24 R 0:22:00 0 0 269.9 SKTM/51Lokalisir LBS_Pole I coba

tutup aman Imran3 GI Pemaron/Pupuan EF 61 1/1/2009 0:01 1/1/2009 0:03 R 0:02:00 26 48 59.87 SUTM/49 Dicoba tutup aman Imran4 GI Amlapura/Duda EF 68 1/1/2009 0:53 1/1/2009 0:54 R 0:01:00 68 68 33.37 SUTM/49 Dicoba tutup aman Imran

5 GI Pemaron/Celukan Bawang EF 0 1/1/2009 1:51 1/1/2009 4:20 1/1/2009 1:52 R 0:01:00 0 0 0 SKTM/51 Dicoba tutup gagal Imran6 GI Pemaron/Pupuan EF 45 1/1/2009 1:51 1/1/2009 1:52 R 0:01:00 44 44 22.08 SUTM/49 Dicoba tutup Aman Imran

7 GI Pemaron/Celukan Bawang EF 0 1/1/2009 4:20 1/1/2009 4:23 R 0:03:00 0 0 0 SKTM/51

Lokalisir sampai LBS Pole I, dicoba masuk aman.

Gangguan MVTIC tembus dpn Htl. Taman Sari. Imran

8 GI Payangan/4_Campuhan OC/M 122 1/1/2009 8:33 1/1/2009 8:35 R 0:02:00 16 16 119.74 SUTM/41a Dicoba tutup aman. Sujana

9 GI Pemaron/Celukan Bawang 0 1/1/2009 10:23 1/1/2009 14:12 RR 3:49:00 0 0 0Pemadaman Terencana/92 DC test Arya

10 GI Pemaron/Lovina 0 1/1/2009 14:17 1/1/2009 14:48 RR 0:31:00 0 0 0Pemadaman Terencana/98 Penjamperan di BL 69 Arya

11 GI Amlapura/Candra Buana OC 19 1/1/2009 19:01 1/1/2009 19:02 R 0:01:00 19 19 9.32 SUTM/41d

Dicoba tutup aman,trip saat memasukan CO

Jagat nata. Midana12 GI Amlapura/Duda OC/M 67 1/1/2009 23:02 1/1/2009 23:03 R 0:01:00 67 65 32.88 SUTM/41d Dicoba masuk aman. Anom

Average 36 0:24:35 20 21.67 46.62Total 36 4:55:00 20 21.67 559.43

Page 11: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

FORM UPDATE JARINGAN DISTRIBUSIPT PLN (Persero) AJ BALI UTARA

TAHUN 2009

No Nama Penyulang

Identitas Pelanggan Identitas Recloser/Relay Identitas Seting Relay

KeteranganNama pelanggan Daya kontrak

(kVA)Daya Trafo

(kVA)Nama (lokasi) recloser/relay merk/type No seri Respon Time

(ms) CT (P/S)Seting

OCR Hiset GFR ThermalI> tms kurva I>> t Io> tms kurva Is Konst

1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 211 P Yeh Taluh Rec Paramasidhi Entec E05020001 0.1 1000/1 240 0.2 IEC - SI 3250 0 40 0.11 IEC - SI

Rec Polsektif Entec E05020002 0.1 1000/2 190 0.12 IEC - SI 2000 0 20 0.1 ANSI - VIRec Tie Penarukan Cooper E05020008 0.1 1000/1 190 0.12 IEC - SI 2000 0 20 0.1 ANSI - VI

PT Paramasidhi 345 400 SEG - I W U 2-3 123456 0.5 10/5 40 0.05 IEC - SI 120 0 4 0.05 IEC - SIPDAM Buleleng 555 630 MIF II/ ratio 5 123475 0.1 20/5 64 0.05 IEC - SI 200 0 7 0.05 IEC - SI 0,34 In=6,8 13

KeteranganUntuk Kolom 8, agar diisi waktu respon relay mulai dari relay menerima sinyal gangguan sampai mekanik PMT trip

Rec Tie Penarukan

0,24

NECBA 150mm2Yeh Taluh Rec Paramasidhi Rec Polsektif

Pelanggan PDAM Buleleng

AAACS 150 mm2

0,462AAACS 150 mm2

NECBA 150mm2

0,22

0,096

AAACS 150 mm2

0,022

AAACS 150 mm2

3,19AAAC 150 mm2

MVTIC 150mm2

0,4532

0,036

0,18

MVTIC 150 mm2 AAACS 150 mm2

2,365

AAACS 150 mm2

5,5...A 150 A 100 A

110 A

Pelanggan PT Paramasidhi

Page 12: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

LAMPIRAN B PERMOHONAN RESETING SISTEM PROTEKSI DARI UNIT PELAKSANA

(VIA EMAIL)

Page 13: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

From: Agus Yudhistira Sujana Sent: Wednesday, March 18, 2009 5:19 PM To: Subrata I Ketut Cc: A. Herman Suprapto; Ges Mulyadi; Riasa I Putu; Anom Suta I Gst. Md.; Adi Priyanto; Suartika I Nyoman Subject: Resetting Proteksi P.Klungkung Semangat Pagi, Sehubungan dengan Gangguan P.Klungkung pada hari selasa 17 Maret 2009 yang lalu, dengan ini kami mengharapkan agar dapat dilakukan resetting sistem proteksi yang terpasang pada P.Klungkung dari hilir ke hulu. Pada hari selasa tersebut, P.Klungkung mengalami trip sebanyak 4 kali. Setelah dilakukan inspeksi ditemukan isolator tembus yang lokasinya di pertigaan Gunaksa. Lokasi Gangguan tersebut berada pada line utama F.Dawan. Adapun kronologis Gangguan P.Klungkung:

JAM ARUS GANGGUAN NO. TANGGAL PENYULANG INDIKASI

TRIP TUTUPLAMA

PADAM PENYEBAB GANGGUAN R S T N

1 17-Mar-09 Klungkung EF 4:49 4:50 0:01 Isolator Tembus 102 320 109 225

2 17-Mar-09 Klungkung EF 4:50 4:51 0:01 Isolator Tembus 160 376 169 222

3 17-Mar-09 Klungkung EF 4:51 4:53 0:02 Isolator Tembus 103 353 129 253

4 17-Mar-09 Klungkung EF 6:49 6:51 0:02 Isolator Tembus 74 322 83 253

Demikian informasi dari kami. Semoga resetting P.Klungkung dapat segera dilakukan sehingga bila terjadi Gangguan pada feeder tidak menyebabkan trip P.Klungkung. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih Salam Agus

Page 14: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

From: Ansats Pramandreas Simamora Sent: Wednesday, May 13, 2009 5:47 PM To: Ges Mulyadi Cc: A. Herman Suprapto; Wiratha Wayan; Wijaya Nyoman; Bambang Suryono; Suarta Gede; Sudarta I Wayan; Edy Dahliawan Subject: Up date kondisi proteksi AJ Bali Utara Selamat Pagi. Salam Proteksi Terlampir kami sampaikan FKMR rayon Singaraja yang berhasil kami down load setelah kabel data tersedia. Untuk itu kami mohon maaf atas keterlambatan ini. Untuk koordinasi recloser dengan GI ternyata sudah cukup handal. Ini terbukti dari besarnya arus hubung singkat yang bisa dicover oleh recloser di jaringan. Pada file terlampir bisa dilihat pada recloser Bakti Seraga, recloser Anturan dan recloser BLKI dimana arus hubung singat (OC) yang tercover bisa sampai 2500 A (selama ini kalo arusnya sebesar ini maka biasanya lolos ke GI). Untuk ini, maka kami ucapkan terima kasih atas bantuannya. Kami mengusulkan agar form FKMR pada kolom arus gangguan agar dibuat lebih detail arus gangguan per phasa. Jadi kami usul supaya bisa ditambah kolomnya. Untuk rayon Singaraja, masih ada 2 (dua) penyulang yang belum diresetting yaitu penyulang sukasada (menjadi loop scheme) dengan penyulang sawan (penyulang baru). Setelah kami survey ke lapangan maka, terlampir kami kirimkan pula gambar jaringan dan inventarisnya, demikian juga untuk penyulang di wilayah UJ Tejakula dan Uj Negara. Untuk itu kami mohon bantuan analisa dari Bapak dan mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa diresetting karena tanggal 10 Mei 2009 recloser Runuh trip dengan arus gangguan 1743 A dan lolos sampai GI. Selanjutnya terlampir pula data sisa penyulang dan proteksi di jaringan yang belum diresetting untuk wilayah kerja AJ Bali Utara. Kami mohon agar kami bisa dibantu dalam hal analisa setting, koordinasi dengan APD dan setting alat proteksi di lapangan. Demikian yang bisa kami sampaikan Pak. Atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih Salam Ansats Pram Andreas SAO Pengatur Operasi Distrubusi PT. PLN (PERSERO) Distribusi Bali AJ Bali Utara

Page 15: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

From: Ansats Pramandreas Simamora Sent: Friday, September 26, 2008 3:46 PM To: A. Herman Suprapto Cc: Wijaya Nyoman; Artika Nyoman; Suarta Gede; Trijaya Made; Warsa I Wayan; Afriansyah; Suartika I Nyoman; Budhyasa I Putu Gd.; Kariana Putu; Agus Yudhistira Sujana; Agus Dian Jaya Putu; Bambang Suryono Subject: RE: Form Inventarisasi Asset Proteksi AJ Bali Utara Terima kasih Pak. Untuk pilot project kami usulkan dilakukan di penyulang Yeh Taluh dan Liligundi. -----Original Message----- From: A. Herman Suprapto Sent: 26 September 2008 14:41 To: Ansats Pramandreas Simamora Cc: Wijaya Nyoman; Artika Nyoman; Suarta Gede; Trijaya Made; Warsa I Wayan; Afriansyah; Suartika I Nyoman; Budhyasa I Putu Gd.; Kariana Putu; Agus Yudhistira Sujana; Agus Dian Jaya Putu; Bambang Suryono Subject: FW: Form Inventarisasi Asset Proteksi AJ Bali Utara Trims atas respon cepatnya, tolong mulai dievaluasi penyulang mana yang akan kita jadikan pilot projek reseting. herman

From: Ansats Pramandreas Simamora Sent: Thursday, September 25, 2008 4:28 PM To: Afriansyah Cc: A. Herman Suprapto; Wijaya Nyoman; Bambang Suryono; Artika Nyoman; Suarta Gede; Trijaya Made; Warsa I Wayan Subject: Form Inventarisasi Asset Proteksi AJ Bali Utara Semangat Pagi Terlampir kami sampaikan data inventarisasi asset proteksi di AJ Bali Utara Mohon diterima Salam -----Original Message----- From: Wijaya Nyoman Sent: 19 September 2008 10:14 To: Ansats Pramandreas Simamora Cc: Bambang Suryono Subject: FW: RE: Form Inventarisasi Asset Proteksi Mohondapat dipenuhi termasuk proteksi yg baru di pasang Demikian dan terimakasih Salam ;wijaya

Page 16: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

LAMPIRAN C ANALISA KOORDINASI SISTEM PROTEKSI EKSISTING DENGAN

SIMULATOR KOORDINASI SISTEM PROTEKSI

Page 17: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

ANALISA KOORDINASI SISTEM PROTEKSI RESETING PENYULANG YEH TALUH

MENGGUNAKAN SIMULATOR KOORDINASI SISTEM PROTEKSI

Form Seting Eksisting

Page 18: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

Grafik Koordinasi Antar Relay Proteksi

a) Jalur Koordinasi 1

Page 19: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

b) Jalur Koordinasi 2

Page 20: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

c) Jalur Koordinasi 3

Page 21: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

LAMPIRAN D ANALISA NILAI RESETING BARU

DENGAN SIMULATOR KOORDINASI SISTEM PROTEKSI

Page 22: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

ANALISA KOORDINASI SISTEM PROTEKSI EKSISTING PENYULANG YEH TALUH

MENGGUNAKAN SIMULATOR KOORDINASI SISTEM PROTEKSI

Form Seting Eksisting

Page 23: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

Grafik Koordinasi Antar Relay Proteksi

a) Jalur Koordinasi 1

Page 24: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

b) Jalur Koordinasi 2

Page 25: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

c) Jalur Koordinasi 3

Page 26: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

LAMPIRAN E NOTULEN RAPAT BERSAMA

& SURAT JAWABAN KE SRB

Page 27: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

NOTULEN

Rapat Koordinasi Penanganan Proteksi P. Yeh Taluh dan P. Liligundi

GI Pemaron

PT PLN (Persero) Distribusi Bali – APD – AJ Bali Utara - SRB

Denpasar, 10 November 2008

1. Rapat Koordinasi Proteksi Penyulang Yeh Taluh dan Penyulang Liligundi di

Kantor Distribusi diperoleh setingan sebagaimana terlampir.

2. Berdasarkan kondisi tersebut maka dilakukan perhitungan untuk setting OCR

dan GFR Penyulang Yeh Taluh dan Penyulang Liligundi, dengan hasil sebagai

berikut:

Penyulang Yeh Taluh

OC OC INSTAN

( HISET ) EF

PROTEKSI KONDISI

I set tms kurva I set t I set tms kurva

Existing 1000 0.25 IEC - SI 4000 0.3 100 0.15 IEC - SI INC P. YEH

TALUH Reseting 1000 0.25 IEC - SI 4000 0.3 100 0.15 IEC - SI

Existing 300 0.05 IEC - SI 2400 0.05 50 0.3 DEFINITE OUT P. YEH

TALUH Reseting 300 0.29 IEC - SI 4000 0 58 0.16 IEC - SI

Existing 250 2 A (101) 1500 0 50 0.3 DEFINITE REC.

PARAMASIDHI Reseting 243 0.2 IEC - SI 3250 0 50 0.1 IEC - SI

Existing 200 1 A (101) 800 0 40 1 A (101) REC.

POLSEKTIF Reseting 192 0.12 IEC - SI 2000 0 40 0.05 ANSI - VI

Existing 150 0.5 A (101) 600 0 30 0.05 A (101) REC TIE

Reseting 120 0.05 IEC - SI 1200 0 40 0 DEFINITE

Existing 16 0.05 IEC - SI 64 0 2 0.1 DEFINITE PLGN

PDAM Reseting 64 0.05 IEC - SI 200 0 7 0.05 IEC - SI

Existing 10 0.05 IEC - SI 40 0 10 0.05 DEFINITE PLGN

PT.PARAMASIDHI Reseting 40 0.05 IEC - SI 120 0 4 0.05 IEC - SI

Page 28: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

Penyulang Liligundi

OC OC INSTAN

( HISET ) EF

PROTEKSI KONDISI

I set tms kurva I set t I set tms kurva

Existing 1000 0.25 IEC - SI Block 0 100 3.6 DEFINITE INC P.

LILIGUNDI Reseting 1000 0.25 IEC - SI Block 0 100 3.6 DEFINITE

Existing 300 0.05 IEC - SI 1200 0 60 0.5 DEFINITE OUT P.

LILIGUNDI Reseting 300 0.31 IEC - SI 4400 0 60 0.2 IEC - SI

Existing 250 1 A (101) 1500 0 40 1 A (101) REC.

BAKTISERAGA Reseting 210 0.23 IEC - SI 3300 0 55 0.14 IEC - SI

Existing 200 1 A (101) 800 0 40 1 A (101) REC.

DELOD PEKEN Reseting 200 0.12 IEC - SI 2500 0 52 0.07 IEC - SI

Existing 150 0.5 A (101) 600 0 30 0.5 A (101) REC. TIE

PANARUKAN Reseting 120 0.05 IEC - SI 1200 0 40 0 DEFINITE

Existing 0 0 0 0 0 0 0 0 PLGN

FKIP UDAYANA Reseting 27 0.05 IEC - SI 90 0 5 0.05 DEFINITE

3. Setting relay Penyulang Yeh Taluh dan Penyulang Liligundi akan dilaksanakan

mulai tanggal 13 November 2008

4. Untuk koordinasi melalui email/ telepon setting relay antara AJ, APD, SRB dan

kantor Distribusi ditunjuk contact person sebagai berikut:

Distribusi Bali

- Ges Mulyadi, [email protected], Hp 081933040427

- Afriansyah, [email protected], Hp 081337558211

APD

- I Ketut Subrata, [email protected], Hp 081916239078

SRB

- I Ketut Arbawa, [email protected], Hp 08123991910

- I Made Boby, [email protected], Hp 081558000794

AJ Bali Utara

- Ansats P.A.S, [email protected], Hp 08179925549

Page 29: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)
Page 30: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)
Page 31: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)
Page 32: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

KESEPAKATAN KOORDINASI

SETING PROTEKSI SISTEM BALI 13-14 APRIL 2009

1. Seting relay proteksi incoming disepakati sebagai berikut :

Seting OC Incoming Trafo GI - I> = 1,2 kali Inom trafo - t kerja = 1 detik pada saat arus hubung singkat 3 fasa di bus 20 kV

seting high set OC - I>> = 4 kali Inom trafo - t kerja = 0.4 s Seting EF - Io> = 0,2 kali I Fault Maksimum di bus 20 kV = 60 A - t kerja = 2 detik pada saat arus hubung singkat 1 fasa di bus 20 kV - kurva = Standar Inverse Selisih Waktu Kerja Outgoing dan Incoming ∆t (OC, High Set, EF) = 0,4 s Khusus untuk trafo type TTUB dan TTHRV karena terdapat kelemahan konstruksi maka seting I>> tetap 4 In dengan t=0,4 s, dan setting OC tetap dengan t = 0,7 s pada saat arus hubung singkat 3 fasa di bus 20kV.

2. Opening time CB 20 kV typical 3 cycle = 60 ms, apabila terdapat hasil uji melebihi 100 ms maka harus dilakukan perbaikan.

3. Kesepakatan Bersama Pengelolaan Proteksi Trafo- Penyulang 20 kV telah direview dan di tandatangani

bersama.

4. COP (Community of Practise) Koordinasi Proteksi Trafo-Penyulang dengan nama anggota terlampir.

5. Setiap perubahan seting baik outgoing ataupun incoming agar diinformasikan kepada masing-masing pihak via email.

6. Untuk koordinasi setting relay antara AJ, APD, RJTB SRB, RJTB P3B dan kantor Distribusi ditunjuk

contact person sebagai berikut: Distribusi Bali

Ges Mulyadi, [email protected], Hp 081933040427 Afriansyah, [email protected], Hp 081337558211

Page 33: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)
Page 34: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)
Page 35: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)
Page 36: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)
Page 37: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)
Page 38: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

JAWA BALI

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Pengelolaan Sistem proteksi Trafo – Penyulang 20 kV 1

KESEPAKATAN BERSAMA

DALAM PENGELOLAAN SISTEM PROTEKSI TRAFO - PENYULANG 20 KV

BAB I P E N D A H U L U A N

Sehubungan dengan serah terima asset 20 kV dari PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali kepada PT PLN (Persero) Distribusi Bali sesuai Surat Direktur Pengusahaan No.293/455/DITUSAHA/1996/K Tanggal 09 Juli 1996 perihal Pelimpahan Pengelolaan Operasi dan Batas Kepemilikan Aset dan SK Dir 0274.K Tahun 2008 perihal Pedoman Pengelolaan Aset Distribusi, maka diperlukan kesepakatan bersama dalam pengelolaan sistem proteksi trafo - penyulang 20 kV agar :

• Batas wewenang dan tanggung jawab menjadi jelas, serta

• Kemungkinan terjadi kesalahan dalam koordinasi sistem proteksi dapat diperkecil.

Setelah serah terima asset, maka batas pengelolaan sistem proteksi seperti Gambar I.1, L.1.a, L.1.b dan L.1.c diatur sebagai berikut :

PLN-P3B Jawa Bali : 1. Sistem proteksi trafo berikut sistem catu daya dan wiringnya yang meliputi :

• Pengaman utama terhadap gangguan internal trafo tidak perlu dikoordinasikan dengan sisi hilir, sehingga tidak termasuk dalam lingkup kesepakatan ini.

• Pengaman terhadap gangguan external trafo (OCR/GFR dan SBEF) harus dikoordinasikan dengan sistem pengaman penyulang 20 kV.

2. UFR yang terpasang di kubikel 20 kV untuk kebutuhan load shedding.

PLN Distribusi Bali : 1. Sistem proteksi penyulang, kopel dan rel 20 kV harus dikoordinasikan dengan sisi hulu

(OCR, GFR). 2. Penentuan penempatan lokasi UFR.di kubikel 20 kV untuk kebutuhan load shedding. 3. Sistem proteksi khusus penyulang konsumen tegangan menengah, gardu hubung harus

dikoordinasikan dengan sisi hulu. 4. Penentuan penempatan lokasi UFR untuk konsumen tegangan tinggi.

LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan yang diatur dalam kesepakatan bersama ini meliputi kegiatan yang diuraikan sebagai berikut :

1. PENGELOLAAN SISTEM PROTEKSI TRAFO-PENYULANG 20 KV.

Bab II memberikan penjelasan tentang penyelesaian masalah sistem proteksi oleh kedua belah pihak dan kewajiban masing-masing pihak dalam pengelolaan sistem proteksi

Page 39: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

JAWA BALI

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Pengelolaan Sistem proteksi Trafo – Penyulang 20 kV 2

2. FAKTOR TEKNIS YANG DIPERHATIKAN DALAM KOORDINASI PROTEKSI TRAFO-PENYULANG 20 KV.

Bab III memberikan garis besar tentang karakteristik peralatan primer, kondisi sistem dan statistik gangguan yang perlu diperhatikan dan diikuti dalam melakukan koordinasi sistem proteksi.

` 150kV

NGR

Incomming Feeder

ASET MILIK PT PLN (Persero) Distribusi Bali

ASET MILIK PT PLN (Persero) P3B

PENYULANG 20 kV

Gambar - I.1

BATAS PEMILIKAN ASSET INSTALASI 20 kV

Page 40: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

JAWA BALI

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Pengelolaan Sistem proteksi Trafo – Penyulang 20 kV 3

BAB II

PENGELOLAAN SISTEM PROTEKSI TRAFO – PENYULANG 20 KV

Kepemilikan dan pengelolaan aset 20 kV telah dilimpahkan dari PLN P3B JAWA BALI ke PLN Distribusi Bali. Agar ada kejelasan tentang batas kewajiban dan tanggung jawab dalam mengelola sistem proteksi trafo – penyulang 20 kV, maka disusun aturan pelaksanaan yang meliputi kegiatan sebagai berikut :

• Penetapan setelan/ koordinasi sistem proteksi,

• Investigasi penyebab gangguan,

• Pengembangan sistem proteksi,

• Pengelolaan relai frekuensi rendah (UFR) untuk pelepasan beban penyulang,

• Penyetelan ulang (resetting) sistem proteksi,

• Pemeliharaan sistem proteksi.

2.1 PENETAPAN ATAU PERENCANAAN KOORDINASI SISTEM PROTEKSI Pelaksanaan koordinasi sistem proteksi pada masing-masing instalasi di trafo dan penyulang berpedoman pada pengoperasian sistem 20 kV radial, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Setelan relai untuk OCR, GFR, SBEF (50/51/51G/51NS) dan recloser, ditetapkan oleh masing-masing pihak dengan mengikuti batasan-batasan teknis dengan tetap memperhatikan kualitas pelayanan, seperti yang ditetapkan pada BAB III atau,

2. Setelan relai didiskusikan kembali bila ada kasus khusus yang belum diatur pada Bab III.

Kewajiban masing-masing pihak dalam menetapkan koordinasi sistem proteksi trafo – penyulang 20 kV sebagai berikut :

PLN P3B Jawa Bali:

• Menyediakan data hubung singkat di rel tegangan tinggi 150kV yang akan dipakai PLN Distribusi Bali sebagai dasar dalam menetapkan setelan rele OCR (50/51) penyulang 20 kV.

• Menetapkan dan melaksanakan penyetelan rele SBEF di NGR dan OCR di incoming sisi sekunder trafo.

• Menginformasikan kepada PLN Distribusi Bali setelan rele tersebut diatas berikut data trafo arusnya.

• Bila ada perubahan setelan rele disisi pengaman trafo, maka prosedure yang diikuti adalah sesuai penjelasan pada butir 2.5.

Page 41: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

JAWA BALI

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Pengelolaan Sistem proteksi Trafo – Penyulang 20 kV 4

PLN Distribusi Bali

• Menetapkan dan melaksanakan penyetelan rele OCR dan GFR (50/51/51G) di sisi penyulang 20 kV.

• Menginformasikan kepada PLN P3B JAWA BALI setelan rele penyulang tersebut berikut data transformator instrument untuk relai proteksi.

• Bila ada perubahan setelan rele disisi penyulang, maka prosedure yang diikuti adalah sesuai penjelasan pada butir 2.5.

2.2. INVESTIGASI PENYEBAB GANGGUAN TRAFO TRIP. Untuk menyelesaikan masalah sistem proteksi yang menyebabkan PMT trafo trip, akan dilakukan oleh Tim Penanggulangan Gangguan Transformator PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali Sub Region Bali dan PT PLN (Persero) Distribusi Bali. Dengan cara ini masing-masing pihak akan mendapatkan informasi yang sama dan aktual, untuk selanjutnya akan diperoleh penyelesaian yang optimal, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

2.2.1 Sumber data investigasi gangguan Untuk keperluan investigasi, data gangguan yang berlaku adalah data yang bersumber dari :

Hirarki - 1 : • DFR atau (digital fault recorder) • SCADA di APD DIST BALI atau RCC P3B JB SRB • Rekaman gangguan berupa osilografi rele atau besaran

yang diukur rele

Hirarki - 2 : • Indikasi rele yang bekerja

Hirarki - 3 : • Laporan Operator

Hirarki tersebut diatas menunjukkan tingkat kepercayaan terhadap data.

2.2.2 Kewajiban masing-masing pihak

Kewajiban masing-masing pihak dalam melaksanakan investigasi gangguan adalah sebagai berikut :

PLN P3B JAWA BALI :

• Menyediakan data sesuai butir 2.2.1, yang tersedia disisi incoming 20 kV.

• Tim Penanggulangan Gangguan Transformator PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali Sub Region Bali dan PT PLN (Persero) Distribusi Bali melakukan investigasi bersama selambat – lambatnya 2 x 24 jam setelah gangguan.

Page 42: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

JAWA BALI

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Pengelolaan Sistem proteksi Trafo – Penyulang 20 kV 5

PLN Distribusi Bali:

• Menyediakan data sesuai butir 2.2.1, yang tersedia disisi penyulang dan rel 20 kV.

• Tim Penanggulangan Gangguan Transformator PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali Sub Region Bali dan PT PLN (Persero) Distribusi Bali melakukan investigasi bersama selambat – lambatnya 2 x 24 jam setelah gangguan.

Laporan hasil investigasi dibuat oleh Tim Penanggulangan Gangguan Transformator PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali Sub Region Bali dan PT PLN (Persero) Distribusi Bali .

2.2.3 Penerapan/ Implementasi Hasil Investigasi Penerapan hasil investigasi bersama pada masing-masing instalasi, baik berupa setelan relai atau pekerjaan lainnya seperti perbaikan, penyempurnaan dan pengembangan sistem proteksi, menjadi tanggung jawab masing-masing pemilik aset dan pelaksanaannya dilaporkan kepada Manajemen kedua belah pihak.

2.3 PENGEMBANGAN POLA PENGAMAN TRAFO – PENYULANG Kaidah dasar dalam koordinasi penyetelan relai arus lebih (pola kaskade), adalah dengan menyetel relai disisi hilir lebih cepat dari sisi hulu dengan beda waktu minimal 0.4 detik. Kaidah dasar penyetelan batas arus lebih adalah sebesar 1.2 kali kemampuan peralatan terendah. Setelan tersebut harus dipastikan masih dapat bekerja dengan baik.

Bila kaidah dasar pada pola kaskade tersebut tidak dapat memberikan pengamanan yang optimum pada trafo dan penyulang, maka perlu diterapkan pola Non Kaskade, sesuai kesepakatan bersama.

Bila dijumpai kondisi seperti tersebut diatas maka masing-masing pihak berkewajiban melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

Kewajiban PLN P3B JAWA BALI :

• PLN P3B JB Sub Region Bali memberitahukan kepada PLN APD DIST BALI dan memberi saran alternatif penyelesaiannya.

Kewajiban PLN Distribusi Bali: • PLN APD DIST BALI mempelajari dan mengupayakan alternatif penyelesaian

masalah tersebut.

Page 43: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

JAWA BALI

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Pengelolaan Sistem proteksi Trafo – Penyulang 20 kV 6

2.4 PENGELOLAAN UFR UNTUK PELEPASAN BEBAN PENYULANG Rele UFR untuk keperluan pelepasan beban yang ada saat ini sebagian terpasang pada kubikel incoming 20 kV milik PLN P3B JAWA BALI dan sebagian lagi terpasang pada kubikel 20 kV lainnya milik PLN Distribusi Bali, diperlukan kejelasan dalam pengelolaan UFR yang diatur sebagai berikut :

Kewajiban PLN P3B JAWA BALI SUB REGION BALI:

• Menentukan nilai setting UFR dan alokasi pelepasan beban pada setiap tahapan frekuensi.

• Menerapkan setting yang telah ditetapkan pada UFR yang terpasang di kubikel 20 kV.

Kewajiban PLN Distribusi Bali :

• Menentukan lokasi kubikel yang masuk dalam program pelepasan beban.

• Memberikan laporan secara real time perihal unjuk kerja UFR.

Apabila jumlah beban yang dilepas tidak terpenuhi, maka untuk menyelamatkan sistem perlu diterapkan sistem pelepasan beban dengan Manual load shedding, (MLS), sehingga jumlah beban yang dilepas tetap sesuai dengan yang diprogramkan. Lokasi gardu induk yang diprogramkan untuk penerapan MLS akan ditetapkan bersama.

2.5 PENYETELAN ULANG (RESETTING) SISTEM PROTEKSI Setiap melakukan perubahan setelan relai (OCR,GFR) Incoming dan Outgoing/Penyulang harus diinformasikan kepada pihak terkait secara tertulis/email. Setelah dilakukan perubahan setelan, relai harus diuji pada nilai setelan yang baru (sesuai dengan keputusan Direksi No. 075.K/016/DIR/1996, tanggal 9 Agustus 1996), dimana pelaksanaannya dilakukan oleh pemilik aset. Kewajiban PLN P3B JAWA BALI SUB REGION BALI:

• Menentukan dan menerapkan nilai setting yang baru dari pengaman trafo sesuai kaidah.

Kewajiban PLN Distribusi Bali :

• Menentukan dan menerapkan nilai setting yang baru dari penyulang sesuai kaidah.

2.6 PEMELIHARAAN SISTEM PROTEKSI

Pemeliharaan peralatan dan sistem proteksi dilakukan dengan mengikuti petunjuk sesuai Surat Keputusan Direksi No. 075.K/016/DIR/1996, tanggal 09 Agustus 1996 tentang Pedoman Petunjuk Pemeliharaan Proteksi dan pelaksanaannya menjadi tanggung jawab masing-masing pemilik aset.

Page 44: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

JAWA BALI

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Pengelolaan Sistem proteksi Trafo – Penyulang 20 kV 7

Kewajiban PLN P3B JAWA BALI Sub Region Bali :

• Melaksanakan pemeliharaan terhadap peralatan dan sistem proteksi yang terpasang pada kubikel 20 kV incoming.

Kewajiban PLN Distribusi Bali:

• Melaksanakan pemeliharaan terhadap peralatan dan sistem proteksi yang terpasang disemua kubikel 20 kV kecuali kubikel incoming.

Page 45: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

JAWA BALI

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Pengelolaan Sistem proteksi Trafo – Penyulang 20 kV 8

BAB III FAKTOR TEKNIS YANG DIPERHATIKAN DALAM KOORDINASI

PENGAMAN TRAFO - PENYULANG

Kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam melakukan koordinasi proteksi sistem adalah terjaminnya kontinuitas penyaluran tenaga listrik yang diukur dengan indeks sering dan lamanya padam. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah dan lama padam pada penyediaan tenaga listrik, antara lain : a/. jumlah gangguan pada peralatan primer, b/. kondisi sistem/ jaringan dan c/. kinerja sistem proteksi. Agar sistem proteksi dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka dalam melakukan koordinasi sistem pengaman harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

• Keamanan peralatan,

• Keamanan sistem,

• Kebutuhan konsumen.

Perhatian terhadap keamanan peralatan dan sistem serta kebutuhan konsumen harus diberikan secara proporsional, agar secara sistem akan diperoleh indeks sering dan lama padam yang optimum. Pengamanan yang berlebih terhadap peralatan dan sistem dapat menyebabkan tingginya jumlah padam, sedangkan perhatian yang berlebih terhadap kebutuhan konsumen dapat membahayakan peralatan dan sistem . Lamanya waktu pemulihan setelah terjadi gangguan sangat tergantung pada tingkat kerusakan peralatan atau luas padam yang ditimbulkan. Sebagai contoh bahwa kerusakan permanen pada trafo akan menyebabkan pemadaman yang luas dan waktu pemulihan yang lebih lama serta biaya untuk perbaikan yang lebih tinggi.

Dengan memperhatikan hal tersebut maka dalam mengkoordinasikan sistem pengaman trafo, keamanan dari trafo tersebut merupakan salah satu faktor yang harus lebih diperhatikan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan koordinasi pengaman trafo dan penyulang antara lain sebagai berikut :

• Pola operasi dan konfigurasi sistem, • Kemampuan trafo terhadap beban lebih, • Ketahanan trafo terhadap gangguan hubung singkat eksternal, • Trafo arus untuk relai proteksi, • Statistik gangguan, • Penutup balik otomatis, • Pentanahan sistem dan konfigurasi belitan trafo,

Page 46: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

JAWA BALI

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Pengelolaan Sistem proteksi Trafo – Penyulang 20 kV 9

• Kondisi spesifik yang berpotensi menyebabkan PMT trafo trip, • Ketahanan kabel terhadap gangguan hubung singkat tanah, • Pengamanan yang berlapis dan sumber DC, • Waktu pemisahan gangguan, • Penggunaan Pola Pengaman Non kaskade. 3.1 POLA OPERASI DAN KONFIGURASI SISTEM

Pola yang dipakai pada pengoperasian sistem 20 kV adalah radial, dimana secara normal jaringan 20 kV tidak dioperasikan paralel, dengan netral sistem 40 Ohm, dengan panjang saluran baku sesuai SPLN 59 : 1985, tentang keandalan pada sistem distribusi 20 kV.

3.2 KEMAMPUAN TRAFO TERHADAP BEBAN LEBIH ( OVERLOAD ) Sesuai standar international IEC 354 tahun 1991 diijinkan untuk membebani trafo melebihi nilai pengenal seperti yang disebutkan pada papan nama (name plate). Namun disadari bahwa pembebanan lebih tersebut akan mengurangi umur trafo dan pengurangan umur tersebut tidak dapat ditetapkan secara akurat hanya dengan mengandalkan data operasi rutin. Memperhatikan suhu sekitar rata-rata (ambient temperature) yang lebih tinggi dari nilai standard serta faktor umur, maka kemampuan trafo menjadi lebih rendah dari nilai pengenal pada name plate.

Meskipun pembebanan lebih terhadap trafo tenaga menurut IEC diijinkan namun hendaknya hal tersebut sejauh mungkin dihindari dan bila terpaksa dilakukan harus dengan persetujuan pemilik instalasi (PLN P3B JAWA BALI).

3.3 KETAHANAN TRAFO TERHADAP GANGGUAN HUBUNG SINGKAT EKSTERNAL Dalam melakukan koordinasi pengaman trafo, dampak termis dan mekanis sebagai akibat dari arus gangguan eksternal perlu diperhatikan. Untuk arus gangguan rendah yang mendekati julad (range) beban-lebih, pengaruh mekanis kurang diperhitungkan, kecuali bila jumlah gangguan eksternal tersebut cukup tinggi. Pada arus gangguan yang mendekati batas kemampuan desain trafo, dampak mekanis lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh thermis. Menurut standar internasional IEC, ketahanan trafo terhadap gangguan hubung singkat eksternal adalah 2 detik (trafo baru). Walaupun ketahanan trafo terhadap arus hubung singkat eksternal dalam standar international ditetapkan 2 detik tetapi mempertimbangkan usia trafo, maka waktu kerja relai OCR disisi incomming untuk gangguan tiga fasa di rel 20 kV ditentukan 1 detik, kecuali untuk Trafo UNINDO type TTHRV dan TTUB sebesar 0.7 detik.

Page 47: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

JAWA BALI

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Pengelolaan Sistem proteksi Trafo – Penyulang 20 kV 10

Sampai batas tertentu arus gangguan hubung singkat eksternal akan menyebabkan penurunan umur sebagai akibat pengaruh thermis. Namun diatas batas tersebut pengaruh thermis bersamaan dengan pengaruh dinamis akan menyebabkan penurunan umur trafo secara progresif dan penurunan tersebut akan dipercepat lagi bila jumlah gangguan makin tinggi. ANSI/ IEEE C57.109-1985 merekomendasikan bahwa untuk arus gangguan yang besarnya melebihi atau sama dengan 50% dari gangguan maksimum (≥ 0.5 In/Xt), maka waktu pemutusan gangguan harus dipercepat (tidak lagi mengikuti karakteristik termis trafo).

Memperhatikan hal tersebut diatas dan mempertimbangkan dioperasikannya recloser untuk gangguan fasa-fasa, maka rele momen di penyulang untuk gangguan fasa-fasa harus diaktifkan.

Sedangkan High Set di sisi Incoming di seting pada arus 4 kali Arus Nominal Trafo dengan waktu kerja 0.4 detik.

3.4 TRAFO ARUS ( CT ) UNTUK RELAI PROTEKSI

Trafo arus untuk relai proteksi pada penyulang 20 kV menggunakan kelas P (istilah

dalam IEC 185), yang ketelitiannya dijamin baik sampai dengan arus lebih tertentu,

sesuai dengan beban (burden) trafo arus yang tertera pada papan nama (name plate),

misalnya 5P10 atau 5P20 dengan beban 10 VA.

Spesifikasi tersebut yang menyatakan 10 atau 20 kali arus nominal CT akan menjadi

batas atas dalam memilih setelan arus untuk relai momen di penyulang.

Bila batas atas tersebut tidak sesuai dengan batas seperti ditetapkan pada butir 3.3 maka yang dipilih adalah nilai yang terkecil.

3.5 STATISTIK GANGGUAN Dari data statistik diketahui bahwa penyebab trip dan kerusakan trafo yang paling dominan adalah akibat dari arus gangguan external yang terjadi pada penyulang. Semakin tinggi jumlah gangguan external maka semakin besar peluang terjadinya kerusakan trafo. Kondisi tersebut merupakan kendala yang penyelesaiannya memerlukan koordinasi antara PLN P3B Jawa Bali Sub Region Bali dengan PLN APD DIST Bali .

Untuk mengurangi kerusakan trafo oleh kondisi tersebut tidak dapat hanya

Page 48: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

JAWA BALI

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Pengelolaan Sistem proteksi Trafo – Penyulang 20 kV 11

mengandalkan pada sistem proteksi. Untuk mengurangi kerusakan trafo sebagai akibat dari tingginya jumlah gangguan external, cara yang paling efektif adalah dengan menurunkan jumlah gangguan jaringan yang dipasok oleh trafo tersebut.

3.6 PENUTUP BALIK OTOMATIS ( RECLOSER )

salah satu usaha untuk meningkatkan

erasikan untuk gangguan satu fasa ke tanah.

3.7 PENTA

mengamankan sistem

istik rele SBEF di sisi Incoming dipilih Long Time Inverse (LTI) dengan kriteria :

Penggunaan recloser pada SUTM merupakan keandalan pasokan daya disistem 20 kV khususnya untuk menurunkan jumlah dan lama padam saat terjadi gangguan temporer yang umumnya berupa gangguan tanah. Disisi lain bekerjanya recloser dirasakan oleh trafo sebagai meningkatnya jumlah gangguan external yang membahayakan trafo khususnya bila recloser beroperasi pada gangguan fasa-fasa. Dengan uraian diatas maka dalam mengaktifkan recloser perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

3.6.1 Pengoperasian recloser

• Fitur Reclose hanya diop

• Fitur Reclose hanya dioperasikan pada penyulang SUTM.

NAHAN SISTEM DAN KONFIGURASI BELITAN TRAFO

Dengan adanya Netral Grounding Resistor (NGR) maka dalam selain memperhatikan keamanan trafo juga perlu memperhatikan keamanan NGR itu sendiri.

Karakter

• Arus di seting pada 30 % kali Arus Nominal NGR

• Waktu kerja pada Arus Nominal NGR sebesar 30 % batas kemampuan thermis NGR.

• Untuk trip sisi Primer diperlambat 2 detik dari seting diatas.

Karakteristik rele GFR di sisi Incoming dipilih Standard Inverse (SI) dengan kriteria :

• Arus di seting pada 20 % kali Arus Nominal NGR/ Arus Gangguan satu fasa ke tanah maksimum.

• Waktu kerja relai GFR incoming sebesar 2 detik.

• Beda waktu penyetelan relai GFR disisi Penyulang adalah 0.4 detik terhadap incoming

Page 49: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

JAWA BALI

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Pengelolaan Sistem proteksi Trafo – Penyulang 20 kV 12

3.8 KONDISI SPESIFIK YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN PMT TRAFO TRIP 3.8.1 Yang disebabkan oleh kegagalan sistem pengaman

Dari pengalaman operasi, penyebab tripnya PMT trafo pada saat terjadi gangguan di penyulang, disamping kordinasi sistem proteksi yang tidak tepat, dapat juga disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

• Kelambatan pembukaan PMT penyulang,

• Kegagalan proteksi penyulang, sebagai akibat dari : a/. trafo arus jenuh, b/. relai pengaman rusak, c/. suplai DC terganggu dan d/. sirkit tripping tidak sempurna.

• Pengaman utama trafo salah kerja.

Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa meskipun koordinasi sistem proteksi sudah dilakukan secara optimal, namun peluang tripnya PMT trafo pada saat gangguan penyulang masih tetap ada. Bila kondisi ini ditemukan, maka perlu dilakukan investigasi bersama sesuai prosedur yang diuraikan pada butir 2.2.

3.8.2 Yang disebabkan oleh pola operasi tidak sesuai Seringkali dijumpai bahwa PMT trafo ikut trip oleh kondisi sebagai berikut :

• Gangguan pada penyulang terjadi pada saat penyulang tersebut paralel dengan penyulang lain.

• Pada sistem 20 kV dengan NGR tahanan rendah 40 Ohm, trafo trip pada saat pemisah/ cut out di jaringan terbuka satu fasa.

Pola operasi pada kondisi diatas diharapkan untuk dihindari.

Page 50: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

JAWA BALI

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Pengelolaan Sistem proteksi Trafo – Penyulang 20 kV 13

3.9 PENGAMAN YANG BERLAPIS DAN SUMBER DC

Pada dasarnya setiap bagian dari sistem harus masuk ke dalam daerah pengamanan sistem proteksi. Untuk menghindari keadaan dimana ada bagian sistem yang tidak teramankan karena gagalnya sistem proteksi maka diusahakan agar setiap bagian dari sistem harus diamankan minimal oleh dua sistem pengaman berlapis (redundance). Untuk mengurangi kemungkinan kedua sistem pengaman gagal bersama-sama maka agar diusahakan bagian dari peralatan proteksi yang dipakai bersama-sama oleh kedua sistem pengaman tersebut seminimal mungkin. Untuk mendapatkan sistem pengaman yang berlapis, maka disamping mengandalkan pada pengaman utama diperlukan pengamanan cadangan yang dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :

• Pengaman cadangan lokal atau,

• Pengaman cadangan - jauh dari sistem proteksi yang berada di gardu induk jauh.

Untuk alasan operasional maka perlu pemisahan sumber DC yang digunakan untuk keperluan Proteksi dan kontrol antara penyulang dan Trafo.

3.10 WAKTU PEMISAHAN GANGGUAN

Tuntutan konsumen terhadap mutu pelayanan semakin meningkat, antara lain yang menginginkan berkurangnya jumlah dan lama kedip tegangan yang diakibatkan gangguan pada sistem. Gangguan kedip tegangan dirasakan oleh konsumen dan seringkali mengakibatkan motor-motor di konsumen trip. Lama kedip tegangan dipengaruhi langsung oleh fault clearing time dari sistem.

Mengingat tuntutan pelayanan yang semakin meningkat, maka perlu diupayakan agar fault clearing time dapat lebih singkat, namun tidak boleh mengorbankan selektifitas.

Page 51: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

JAWA BALI

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Pengelolaan Sistem proteksi Trafo – Penyulang 20 kV 14

a

150 kV

150 kV

d C

a

b

a

b

Keterangan : OCR Penyulang 20 kV

OCR Trafo sisi 20 kV

OCR Trafo sisi Primer

OCR Gardu Induk jauh

a

b c

d

Gambar-L.3.1 Daerah pengaman trafo - penyulang 20 kV

a a

Page 52: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)
Page 53: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

LAMPIRAN : KAJIAN KASUS TRIP GI SANUR TRAFO III TAHUN 2008

1. Identifikasi Kasus Data Kejadian (AJ Batan) - Jurnal Gangguan No Tgl kejadian Penyulang trip Penyebab 1 17/11/2008 - Kabel incoming tergali (terpacul) 2 20/11/2008 Panjer LA trafo DS0386 disambar petir 3 20/12/2008 Renon LA trafo DS0136 disambar petir 4 29/12//2008 Renon Tidak diketahui

- Posisi Gangguan a. Gangguan penyebab tripnya GI Sanur hanya berada di P Panjer dan P Renon b. P. Renon tidak terdapat recloser jaringan c. P. Panjer memiliki satu recloser jaringan loop dan gangguan berada di depan recloser

(recloser jaringan tidak trip) Data Seting relay outgoing dan incoming GI Sanur Trafo III

Seting relay Tgl kejadian Relay Igang

(A) Indi kasi I> kurva tms I>> t Io> kurva Tms

17/11/08 Inc EF 1700 SI 0.75 Blok Blok Panjer 7000 OC ins 320 SI 0.05 2600 0 52 SI 0.05 20/11/08 Inc OC ins 1700 SI 0.75 5900 0 0 0 0 Renon 6000 OC ins 320 SI 0.05 3200 0 60 SI 0.07 20/12/08 Inc OC ins 1700 SI 0.75 5900 0 0 0 0 Renon 7000 OC ins 320 SI 0.05 3200 0 60 SI 0.07 29/12/08 Inc OC ins 1700 SI 0.75 5900 0 0 0 0

2. Analisa Kejadian

Tinjauan Kejadian - Jurnal Gangguan

Dari 14 penyulang yang tersambung ke incoming trafo III GI Sanur, hanya 2 Penyulang (P Panjer dan P Renon) yang menjadi penyebab tripnya incoming trafo III GI Sanur

- Posisi Gangguan a. Penyulang Panjer dan Penyulang Renon Ihs 3 fasa : 10918 A Ihs 2 fasa : 9465 A

Ihs 1 fasa : 282 A Arus gangguan : > 6000 A

b. Recloser Undiknas Penyulang Panjer Ihs 3 fasa : 4043 A Ihs 2 fasa : 3503 A

Ihs 1 fasa : 268 A Arus gangguan : > 6000 A

c. Kesimpulan : Gangguan terjadi di depan recloser jaringan

Page 54: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

Tinjauan Koordinasi seting incoming dan outgoing (P Panjer dan P Renon)

Incoming vs Penyulang Panjer Incoming vs Penyulang Renon Koordinasi OC 3 Fasa

0

1

2

3

4

5

6

0

750

1500

2250

3000

3750

4500

5250

6000

6750

7500

8250

9000

9750

incoming sanur trf III Penyulang Panjer

Koordinasi OC 3 Fasa

0

1

2

3

4

5

6

0

750

1500

2250

3000

3750

4500

5250

6000

6750

7500

8250

9000

9750

incoming sanur trf III Penyulang Renon

Keterangan 1. waktu koordinasi terkecil = 0 detik

(range hiset) di arus gangguan > 5900 A 2. Ihs 3 fasa incoming = 10918 A 3. Ihs 3 fasa P Panjer = 10918 A 4. I gangguan > 6000 A

Keterangan 1. waktu koordinasi terkecil=0 dtk (range

hiset) di arus gangguan > 5900 A 2. Ihs 3 fasa incoming = 10918 A 3. Ihs 3 fasa P Renon = 10918 A 4. I gangguan > 6000 A

Kesimpulan Kerja relay P Panjer dengan Incoming tidak koordinatif pada range arus gangguan 5900 A < Igangg < 10918 A, padahal arus gangguan terjadi pada titik > 6000 A

Kesimpulan Kerja relay P Renon dengan Incoming tidak koordinatif pada range arus gangguan 5900 A < Igangg < 10918 A, padahal arus gangguan terjadi pada titik > 6000 A

3. Ringkasan Kesimpulan

Penyebab relay incoming GI Sanur trafo III trip : - Gangguan terjadi di daerah kerja outgoing dan incoming dengan arus gangguan rata-rata

> 6000 A - Penyebab gangguan adalah berada di antara outgoing dan incoming (kabel incoming

tercangkul) Kerja relay proteksi outgoing dengan incoming tidak koordinatif

Page 55: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

LAMPIRAN F BERITA ACARA

PELAKSANAAN RESETING

Page 56: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)
Page 57: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

LAMPIRAN G FORMULIR MONITORING KERJA RELAY

(FMKR)

Page 58: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

Nama Unit :Thn/Bulan : 2009 Mei

R S T N

P_Blahbatuh Jumat 1-May-09 17:53 OG OC 86 2690 2570 94.2

Pemutus tegangan menengah terbuka, pelebur tegangan menengah putus karena sebab lain (penjor/layang-layang)

layang-layang nempel di jaringan

P_Buahan Sabtu 2-May-09 19:57 OG EF 280 90 90 200SUTM lepas dari Isolator konduktor lepas dari isolator kena

travers di Br.Tengipis Buahan

P_Campuhan 3-May-09 1:28 OG EF 380 90 80 273Rele bekerja tanpa penyebab yang jelas, PMT masuk kembali

P_Susut 3-May-09 18:24 OG EF 203 43 41 156

Pemutus tegangan menengah terbuka, pelebur tegangan menengah putus karena pohon / dahan

Bambu nempel di Jaringan phs R di Abuan Kaja

P_Campuhan 4-May-09 6:02 OG OC/M 141 1740 1620 81Lain - lain Saklar utama gardu UB 73 di monkey

forest tembus 3 phasa

P_Kedisan 5-May-09 12:20 OG OC 2180 2160 48 0

Pemutus tegangan menengah terbuka, pelebur tegangan menengah putus karena binatang dalam Gardu

Ular nempel di PY 26 Ds. Bresela Payangan

P_Susut 6-May-09 20:06 OG EF 0 277 0 239Lighning arester rusak Ditemukan arrester rusak di Gardu SS

013 Dn Tiga (Fasa S)

P_Ulakan 8-May-09 2:42 OG EF 0 178 0 168Lighning arester rusak Arrester tembus di CO pengambian

Hote Amankila

P_Susut 15-May-09 12:11 OG OC 1460 1450 0 0Rele bekerja tanpa penyebab yang jelas, PMT masuk kembali

P_Lebih 22-May-09 4:45 OG EF 79 71 324 249

Pemutus tegangan menengah terbuka, pelebur tegangan menengah putus karena sebab lain (penjor/layang-layang)

Layangan nempel di Traves Br Lebih Duur Kaja

P_Susut 22-May-09 20:46 OG EF 52 252 62 198Rele bekerja tanpa penyebab yang jelas, PMT masuk kembali

P_Blahbatuh 26-May-09 8:43 OG OC 65 2650 2530 965

Pemutus tegangan menengah terbuka, pelebur tegangan menengah putus karena pohon / dahan

Ditemukan Pohon Bambu kena SUTM di Br Tojan Pering Blahbatuh

P_Ulakan 26-May-09 22:50 OG OC 137 212 282 41

Pemutus tegangan menengah terbuka, pelebur tegangan menengah putus karena hujan / petir atau gangguan sementara (Intermittent fault yg lain)

Kondisi Hujan dan Petir

P_Campuhan 28-May-09 8:49 OG OC/M 141 22100 21200 0

Pemutus tegangan menengah terbuka, pelebur tegangan menengah putus karena binatang dalam Gardu

Monyet naik ke JTM di Hotel Camplung Sari (UB.66)

AJ Bali Timur

FORM MONITORING KERJA RELAY (FMKR)

Identifiksi Gangguan

Nama Penyulang

Catatan : Diisi setiap ada trip penyulang, Recloser, GH (> dan < 5 menit)

Penyebab gangguan KeteranganSeting relay (normal/alt)Igangg(A)

Hari Tanggal Jam Relay trip (OG, Rec,GH) Indikasi

Page 59: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

LAMPIRAN H LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI

KINERJA RELAY PROTEKSI

Page 60: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT. PLN (PERSERO)

DISTRIBUSI BALI

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI Kinerja Relay Proteksi di Penyulang

Sistem Kelistrikan Bali April 2009

Subject ANEV Proteksi Source : - FMKR April 2009 - Update laporan proteksi April 2009 - Laporan gangguan APD (< dan > 5 menit)

Tanggal 08 Mei 2009

UNIT : AJ BALI SELATAN Kondisi existing asset jaringan : Belum terdata / tidak terupdate Kondisi existing pelanggan TM : Belum terdata / tidak terupdate Jarak GI-Recloser terdekat : Belum terdata Kondisi Jumlah Gangguan : - Total (OG, GH, Recloser) : 85 kali (April) - Menyebabkan trip outgoing : 85 kali (April) - Menyebabkan trip outgoing : 106 kali (Maret) Analisa

1. % Gangguan-Rec Penyulang Trip : 100 % 2. % Gangguan-Rec Section Trip : 0 % 3. Indikator Dominan Gangguan : EF 4. Penyebab Dominan Gangguan : pohon, layang-layang dan penjor

Evaluasi 1. Analisa tingkat selektifitas kerja Recloser maupun relay di jaringan belum optimal

disebabkan data belum memadai 2. Hampir setiap terjadi gangguan akan menyebabkan penyulang trip. Hal ini

mengindikasikan tidak optimalnya kerja recloser atau relay proteksi di jaringan 3. Gangguan penyulang didominasi oleh gangguan fasa-tanah dengan penyebab pohon,

layang-layang dan penjor yang mengindikasikan perlindungan terhadap jaringan telanjang masih harus ditingkatkan

4. Terjadi penurunan jumlah gangguan dari 106 kali (Maret 09) menjadi 85 kali (April 09), tetapi gangguan masih dominan menyebabkan outgoing trip

Rekomendasi Solusi

1. Penertiban dokumentasi data proteksi beserta assetnya (minimal disesuaikan dengan “form inventaris proteksi” yang pernah dikirimkan pada kesempatan pertama)

2. Melakukan reseting recloser, relay jaringan, relay penyulang dan relay pelanggan. Reseting akan dilaksanakan setelah reseting incoming oleh SRB terlaksana (reseting incoming sesuai notulen rapat proteksi 13-14 April 2009).

3. Mengoptimalkan perabasan dan merutinkan inspeksi terhadap SUTM telanjang yang berpotensi menyebabkan gangguan EF (mewaspadai penyebab gangguan : Penjor, layang-layang, pelepah, dsb)

4. Melakukan pemeliharaan rutin GH terutama inject relay untuk memastikan respon time relay (dihitung mulai relay merasakan gangguan hingga PMT trip)

Page 61: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT. PLN (PERSERO)

DISTRIBUSI BALI

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI Kinerja Relay Proteksi di Penyulang

Sistem Kelistrikan Bali April 2009

Subject ANEV Proteksi Source : - FMKR April 2009 - Update laporan proteksi April 2009 - Laporan gangguan APD (< dan > 5 menit)

Tanggal 08 Mei 2009

UNIT : AJ BALI UTARA Kondisi existing asset jaringan : Terupdate Kondisi existing pelanggan TM : Terupdate Jarak GI-Recloser terdekat : Terupdate = 0.724 km Kondisi Jumlah Gangguan : - Total (OG, GH, Recloser) : 23 kali (April) - Menyebabkan trip outgoing : 11 kali (April) - Menyebabkan trip outgoing : 10 kali (Maret) Analisa

1. % Gangguan Penyulang : 47,83 % 2. % Gangguan Section : 52,17 % 3. Indikator Dominan Gangguan : EF 4. Penyebab Dominan Gangguan : pohon, layang-layang dan penjor 5. Seting thermal pelanggan menggunakan seting gangguan

Evaluasi 1. Selektifitas kerja Recloser maupun relay di jaringan sudah baik 2. Hampir setiap terjadi gangguan bisa terseleksi oleh Recloser atau relay di jaringan. Hal ini

berpotensi menekan angka SAIDI SAIFI, FGTM, mengoptimalkan penyaluran tenaga listrik dan menjaga citra perusahaan

3. Penyebab gangguan didominasi oleh gangguan fasa-tanah. 4. Terjadi kenaikan jumlah gangguan penyulang dari 10 kali (Maret 09) menjadi 11 kali

(April 09), 5. Seting relay Thermal pelanggan masih ada yang belum disesuaikan dengan ketentuan

TDL dan ketentuan koordinasi relay proteksi 6. Masih ada relay pelanggan yang tidak layak untuk dipasang

Rekomendasi Solusi 1. Melanjutkan proses update dokumentasi data proteksi beserta assetnya (disesuaikan

dengan “form inventaris proteksi” yang pernah dikirimkan pada kesempatan pertama) 2. Melanjutkan reseting recloser, relay jaringan, relay penyulang dan relay pelanggan.

Reseting akan dilanjutkan setelah reseting incoming oleh SRB terlaksana (reseting incoming sesuai notulen rapat proteksi 13-14 April 2009).

3. Mengoptimalkan perabasan dan merutinkan inspeksi terhadap jaringan yang berpotensi menyebabkan gangguan EF dengan prioritas sepanjang jaringan dari GI sampai recloser I

4. Melakukan pemeliharaan rutin GH terutama inject relay untuk memastikan respon time relay (dihitung mulai relay merasakan gangguan hingga PMT trip)

5. Menyesuaikan/mengganti jenis relay pelanggan yang tidak sesuai ketentuan 6. Khusus untuk kasus di GH Seririt, agar dilakukan :

- Pemasangan relay baru untuk Feeder Kota sebagai pengganti relay lama yang rusak - Melakukan uji fungsi CT cubicle dan inject relay (mengetahui respon time trip PMT)

Page 62: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT. PLN (PERSERO)

DISTRIBUSI BALI

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI Kinerja Relay Proteksi di Penyulang

Sistem Kelistrikan Bali April 2009

Subject ANEV Proteksi Source : - FMKR April 2009 - Update laporan proteksi April 2009 - Laporan gangguan APD (< dan > 5 menit)

Tanggal 08 Mei 2009

UNIT : AJ BALI TIMUR

Kondisi existing asset jaringan : Terupdate Kondisi existing pelanggan TM : Terupdate Jarak GI-Recloser terdekat : Terupdate = 1.59 km Kondisi Jumlah Gangguan : - Total (OG, GH, Recloser) : 40 kali (April) - Menyebabkan trip outgoing : 34 kali (April) - Menyebabkan trip outgoing : 21 kali (Maret) Analisa

1. % Gangguan Penyulang : 85 % 2. % Gangguan Section : 15 % 3. Indikator Dominan Gangguan : EF 4. Seting EF incoming menggunakan kurva Definitesehingga kurva koordinasi EF ke relay

proteksi hilir harus menggunakan Definite 5. Penyebab Dominan Gangguan : pohon, layang-layang dan penjor 6. Seting relay thermal pelanggan dimulai pada saat > 1.05 In sehingga waktu kerja >>60

menit

Evaluasi 1. Selektifitas kerja Recloser maupun relay di jaringan cukup baik 2. Sebagian kecil gangguan bisa terseleksi oleh Recloser atau relay di jaringan. 3. Penyebab gangguan didominasi oleh gangguan fasa-tanah. 4. Gangguan EF menyebabkan simpatitik trip 5. Terjadi kenaikan jumlah gangguan penyulang dari 21 kali (Maret 09) menjadi 34 kali

(April 09), 6. Seting relay Thermal pelanggan masih ada yang belum disesuaikan dengan ketentuan

TDL dan ketentuan koordinasi relay proteksi

Rekomendasi Solusi 1. Melanjutkan proses update dokumentasi data proteksi beserta assetnya (disesuaikan

dengan “form inventaris proteksi” yang pernah dikirimkan pada kesempatan pertama) 2. Melanjutkan reseting recloser, relay jaringan, relay penyulang dan relay pelanggan.

Reseting akan dilanjutkan setelah reseting incoming oleh SRB terlaksana (reseting incoming sesuai notulen rapat proteksi 13-14 April 2009).

3. Mengoptimalkan perabasan dan merutinkan inspeksi terhadap jaringan yang berpotensi menyebabkan gangguan EF dengan prioritas sepanjang jaringan dari GI sampai recloser I

4. Melakukan pemeliharaan rutin GH terutama inject relay untuk memastikan respon time relay (dihitung mulai relay merasakan gangguan hingga PMT trip)

5. Menyesuaikan/mengganti jenis relay pelanggan yang tidak sesuai ketentuan

Page 63: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

PT. PLN (PERSERO)

DISTRIBUSI BALI

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI Kinerja Relay Proteksi di Penyulang

Sistem Kelistrikan Bali April 2009

Subject ANEV Proteksi Source : - FMKR April 2009 - Update laporan proteksi April 2009 - Laporan gangguan APD (< dan > 5 menit)

Tanggal 08 Mei 2009

UNIT : APD BALI

Kondisi existing asset proteksi : Terupdate Kondisi Jumlah Gangguan : - Total (INC dan OG) : 130 kali (April) - Menyebabkan trip incoming: 0 kali (April) - Menyebabkan trip incoming: 2 kali (Maret) -> 2 kali UFR Analisa

1. % Gangguan Incoming : 0 % 2. % Gangguan Penyulang : 100 % 3. Indikator Dominan Gangguan : EF 4. Beberapa seting penyulang rendah

Evaluasi 1. Selektifitas kerja relay penyulang terhadap incoming sudah baik 2. Sebagian penyulang tidak bisa dikoordinasikan dengan relay proteksi di sisi hilir 3. Penyebab gangguan penyulang trip didominasi oleh gangguan fasa-tanah. 4. Terjadi penurunan jumlah gangguan incoming dari 2 kali (Maret 09) menjadi 0 kali (April

09),

Rekomendasi Solusi 1. Melakukan pemeliharaan rutin GI terutama inject relay untuk memastikan respon time

relay (dihitung mulai relay merasakan gangguan hingga PMT trip) dan membuat laporan ke Kantor Induk

2. Melanjutkan reseting relay penyulang untuk dikoordinasikan dengan peralatan proteksi di sisi hilir dengan tetap mempertimbangkan koordinasi terhadap incoming . Reseting akan dilanjutkan setelah reseting incoming oleh SRB terlaksana (reseting incoming sesuai notulen rapat proteksi 13-14 April 2009).

3. Menghindari penggunaan kurva definite untuk seting EF

Page 64: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

LAMPIRAN I SURAT PEMBERITAHUAN

KETIDAKSESUAIAN KERJA INCOMING-PENYULANG

DARI P3B RJTB

Page 65: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)
Page 66: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)

LAMPIRAN J DOKUMENTASI

PELAKSANAAN RESETING

Page 67: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)
Page 68: Manajemen Proteksi 20 KV (Dharma Karya 2011)