manajemen program nu care lazisnu kabupaten...
TRANSCRIPT
MANAJEMEN PROGRAM NU CARE-LAZISNU
KABUPATEN PEKALONGAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
NANDA AFIF ALIM
NIM : 1113053000090
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/ 1441 H
i
ABSTRAK
Nanda Afif Alim 1113053000090, Manajemen Program Nu-Care
Lazisnu Kabupaten Pekalongan.
Sejak adanya peraturan pemerintah tentang perundang-undangan
zakat No. 23 Tahun 2011 melahirkan peningkatan kesadaran masyarakat
dalam menunaikan zakat kepada lembaga pengelola zakat, sehingga lembaga
pengelola zakat mengalami peningkatan dalam manajemen dana zakat, infaq
dan shadaqah untuk mewujudkan kesejahteraan umat Islam. Peningkatan
yang dialami oleh berbagai lembaga dana zakat tersebut melahirkan
program-program baru di beberapa lembaga zakat sebagai upaya untuk terus
meningkatkan manajemen dana zakat dan infaq dari masyarakat, dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan bersama dalam mewujudkan program-
program pemberdayaan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Perkembangan
dari berbagai program-program lembaga zakat tersebut juga dikembangkan
oleh PBNU melalui UPZIS LAZISNU dengan membentuk lembaga zakat,
infaq dan shadaqah. Terbentuknya LAZISNU terbilang unik, karena selain
bertujuan untuk progam pemberdayaan, LAZISNU juga pengembangan
progam NU-Care. Oleh sebab itu, penelitian ini hendak mengkaji manajemen
progam NU-Care LAZISNU Kabupaten Pekalongan.
Penelitian ini dilakukan untuk memperlajari manajemen program
NU-CARE yang diterapkan oleh LAZISNU Kabupaten Pekalongan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan
menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai
instrumen penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan bahwa dalam
pengembangan pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqoh, UPZIS
LAZISNU Kabupaten Pekalongan melakukan berbagai manajemen progam,
dari mulai pembentukan progam Nu-Care yang meliputi NU-Preuneur, Nu-
Skill dan NU-Smart, dalam manejemen objek pengalangan dana, LAZISNU
mengoptimalkan para donatur pada BANOM NU, para pengusaha dan para
jamaah NU. Sehingga dengan program-program ini LAZISNU dapat
mewujudkan programnya baik pengimplementasian NU-Care maupun NU-
Smart di Kabupaten Pekalongan.
Kata Kunci: Manajemen, Program dan LAZISNU.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamien, segala puji serta segala syukur wajib
kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
ridhonya, dengan mengalir keridlhoan dan keberkahannya didalam setiap
langkah penulis perjuangan penulis, sehingga penulis dapat melewati proses
perjuangan pannjang dan menghadapi tugas akhir dengan baik. Sholawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya yang Insyaallah kita
sebagai pengikutnya sangat mengharap syafaat beliau di Yaumul Qiyamah,
dengan meneruskan ajaran-ajaran yang dibawakannya.
Dalam penulisan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih
yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran
penulisan Skripsi ini baik dorongan moril, karena tanpa bantuan dan
dukungan tersebut sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA sebagai Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Siti Napsiah, S.Ag, M.SW sebagai wakil Dekan I (satu) Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Dr. Sihabudin Noor, M.A, sebagai Wakil Dekan II (dua) Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunnikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
iii
5. Drs. Cecep Chastawijaya, M.A, sebagai Wakil Dekan III (tiga)
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Drs. Sugiharto, MA, sebagai Ketua Program Studi Manajemen
Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Amirudin, M.Si, sebagai Sekertaris Program Studi Manajemen
Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
8. Drs. Cecep Chastawijaya, M.A sebagai Dosen Pembimbing Akademik
yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, nasihat serta
waktunya dari awal perkuliahan hingga saat ini.
9. Drs. Hassanuddin Ibnu Hibban, MA sebagai Dosen pembimbing
skripsi yang mempunyai pengaruh dan peran yang besar untuk
penulisan dalam penyelesaian Skripsi ini.
10. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta
para staff TU dan Akademik yang selama ini telah memberikan ilmu
pengetahuan, semangat, informasi, dan bantuannya dengan tulus dan
ikhlas.
11. Seluruh staff dan petugas perpustakaan baik perpustakaan umum uin
syarif hidayatullah jakarta maupun perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
12. Suharbadi, S.Fil.I Ketua Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah
Nahdlatul Ulama yang telah memberi izin kepada penulis dalam
melakukan penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini.
iv
13.Ayahanda, Munfaizin yang selalu memberikan motivasi hidup agar
menjadi orang yang berguna dan bermanfaat serta telah membiayaiku
sampai lulus dan wisuda. Ibu Suswati adalah sosok penyemangat
hidup tetapi takdir berkata lain, sebelum saya lulus dan wisuda beliau
sudah diambil olek sang kholik Allah SWT. Namun do’a yang selalu
ibunda berikan mengantarkan saya bisa menyandang gelar Sarjana.
14.Saudara-saudaraku kakaku tercinta, Mba Nesti dan Mas Firman yang
selalu memberikan motivasi, masukan dan nasihat yang terbaik.
15.Untuk Sahabat seperjuangan yang selalu menemani langkah
penulisan, Zulbi, Dzaki, Kiki, Dadan, Lutfi, Fatih, Firoh, Amrini dll.
16.Teman-teman seperjuangan Manajemen Dakwah angkatan 2013
khususnya kosentrasi Manajemen Ziswaf, Angkatan PMII Alang-
alang mursyidin serta keluarga besar IKA PMII Komfakda.
Demikian Penulis sampaikan terimakasih atas dukungannya sehingga
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Jakarta, 26 September 2019
Nanda Afif Alim
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Batasan Masalah ......................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 6
E. Metodelogi Penelitian ................................................................. 7
F. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 12
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen .................................................................................. 19
1. Pengertian Manajemen .......................................................... 19
2. Unsur Manajemen ................................................................. 21
B. Strategi Sebagai Penunjang Manajemen ..................................... 22
1. Pengertian Strategi ................................................................ 22
2. Unsur Strategi ....................................................................... 24
3. Fungsi Strategi ...................................................................... 25
4. Tahapan Strategi ................................................................... 27
C. Program ....................................................................................... 29
1. Pengertian Program ............................................................... 29
2. Langkah Perencanaan Program ............................................. 30
3. Macam-macam Program ....................................................... 32
4. Tujuan Program .................................................................... 33
D. Program Nu Care-Lazisnu .......................................................... 33
vi
BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lazisnu Kab. Pekalongan .............................. 35
B. Sejarah Lazisnu Kab. Pekalongan ............................................... 35
C. Struktur Organisasi Lazisnu Kab. Pekalongan ........................... 37
D. Visi Misi Lazisnu Kab. Pekalongan ............................................ 41
E. Budaya Lembaga Lazisnu Kab. Pekalongan .............................. 42
F. Sumber Dana Lazisnu Kab. Pekalongan ..................................... 43
G. Penerima (Mustahiq) ................................................................... 43
H. Empat Pilar Program Lazisnu ..................................................... 44
I. Sasaran Program Utama .............................................................. 44
J. Penghimpunan Dana (Fund-Raising) .......................................... 45
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Manajemen Program NU Care-Lazisnu Kab. Pekalongan ......... 47
B. Manajemen Sasaran Penggalangan Dana Lazisnu ...................... 49
C. Koin-NU: Manajemen Program NU Care-Lazisnu Kab.
Pekalongan .................................................................................. 51
BAB V PEMBAHASAN
A. Program NU-Care Peduli : Bantuan Sosial Kemanusiaan ........... 59
B. Program NU-Smart: Pemberdayaan Untuk Pelajar NU............... 64
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 69
B. Saran ........................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 71
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak adannya peraturan pemerintah perihal peraturan
pengelolaan zakat melalui Undang-Undang No. 23 Tahun
2011 memberikan dampak yang signifikan bagi lembaga
pengelolaan zakat. Dampak ini melahirkan peningkatan
keasadaran masyarakat dalam menunaikan zakat kepada
lembaga pengelola zakat, sehingga lembaga pengelola zakat
mengalami peningkatan dalam manajemen dana zakat.1
Peningkatan yang dialami oleh berbagai lembaga dana
zakat tersebut melahirkan program-program baru di beberapa
lembaga zakat sebagai upaya untuk terus meningkatkan
manajemen dana zakat dan infaq dari masyarakat, dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan bersama dalam
mewujudkan program-program pemberdayaan dan
kesejahteraan bagi masyarakat yang membutuhkan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Qardawi, menurutnya para ulama
kontemporer sepakat bahwa dengan pengelolaan manajemen
dana zakat, maka akan melahirkan tujuan mewujudkan
kesejahteraan umat Islam.2
1 Hamka, Standar Operasional Prosedur Lembaga Pengelola Zakat,
(Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam,
Direktorat Pemberdayaan Zakat 2012), h. 31. 2 Yusuf Qardhawi, Likay Tanjaha Muassasataal Zakâhfi Tathbîqi Al-
Mu'akhir, terj. Asmuni Sholihin, Zamaksyari (Jakarta: MediaDakwah,1997), h.
138.
2
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim
terbesar di dunia dengan jumlah berkisar 13% dari jumlah
muslim di berbagai penjuru dunia.3 Sekitar 87% penduduk
Indonesia ialah bergama muslim.4 Dengan penduduk yang
mayoritas muslim, potensi pengelolaan zakat dan infaq perlu
dimaksimalkan untuk melahirkan program yang dapat
mewujudkan kesejahteraan bagi umat Islam. Terlebih keadaan
Indonesia saat ini, sejak 2016 Badan Pusat Statistik
mengeluarkan data bahwa jumlah penduduk miskin di
Indonesia mencapai 28,01 juta jiwa dari total jumlah penduduk
di Indonesia.5 Hal ini secara presentase menunjukkan bahwa
penduduk miskin meningkat.
Keadaan di atas tentu membutuhkan berbagai elemen
untuk mengatasasinya, salah satunya melalui program
pemberdayaan dari berbagai lembaga pengelola zakat yang
dapat mengakomodir dana zakat, infaq, sadaqah, wakaf, hibah
dan hadiah yang selanjutnya dapat dikelola dengan sistem
manajemen yang baik untuk kepentingan kesejahteraann umat.
Dalam rangka ini, posisi dan peran amil sangat diperlukan
untuk evektivitas kesejahteraan umat Islam.6 Mereka tidak
3 Pew Research Center’s Forum on Religion and Public Life, Mapping
the Global Muslim Population, diakses dalam situs www.pewforum.org. 12
Agustus 2019. 4 Badan Pusat Statistik (BPS), Penduduk Menurut Wilayah dan Agama
yang Dianut Tahun 2010, https://sp2010.bps.go.id/. 5 https://www.bps.go.id/brs/view/id/1229
6 SjechulHadiPermono, Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi
Kerakyatan, (Jakarta: ZikrulHakim, 2005), h. 101.
3
hanya dituntut untuk pengumpulan, pengelolaan, dan
pendistribusian, melainkan harus memikirkan upaya untuk
mensejahterakan umat Islam melalui dana zakat, infaq,
shadaqah, wakaf dan hadiah.7
Pemanfaatan pengelolaan manajemen dana zakat, infaq,
sadaqah, wakaf dan hadiah secara produktif dapat melahirkan
kesejahteraan secara individu dan kelompok masyarakat yang
membutuhkan.8 Bahkan tidak hanya itu, pengelolaan dana
zakat, infaq dan sadaqoh jika dikelola dengan baik, akan
mampu melahirkan peningkatan etos kerja dan mewujudkan
pemerataan ekonomi untuk umat Islam demi mewujudkan
keadilan dalam kebutuhan ekonomi, sehingga dapat
menciptakan kesejahteraan ummat.9
Konsep manajemen yang baik sebagai upaya
mewujudkan misi kesejahteraan pada mulanya pernah
digalakkan sejak masa Nabi Muhammad SAW. Pada saat Nabi
SAW menjabat sebagai seorang pemimpin negarawan (the
prophet and statesmen). Dan pada tahap selanjutnya, misi
kesejahteraan umat dipraktekan oleh Sahabat Abu Bakar
rayang mengefektifkan penghimpunan zakat untuk
7 Irfan Syauqi Beik dan Tiara Tsani, “Menurunkan Kemiskinan Melalui
Pendayagunaan Zakat”, Iqtishidia Jurnal Ekonomi Islam Republika, Februari
2012, h. 79. 8 Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah dan Bertambah,
(Jakarta:Gema Insani Press, 2007), h. 170. 9 Didin Hafifuddin. Zakat dalam Perekonomian Modern. (Jakarta.
Gema Insani. 2002). h. V.
4
kesejahteraan umat Islam.10
Sejarah Islam pada masa lalu
merupakan sebuah pijakan yang harus terus digalakkan untuk
melahirkan kesejahteraan pada masyarakat. Hal ini senada
dengan perintah al-Quran QS. at-Taubah: 103.
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. At- Taubah:103)
Ayat di atas merupakan perintah kepada umat Islam
agar dapat melakukan manajemen pengelolaan dana zakat,
infaq dan sadaqoh melalui harta-harta orang-orang yang
mampu, karena didalam hartannya ada hak-hak untuk
kesejahteraan umat. Membantu pemeratan harta (ekonomi)
untuk mewujudkan keadilan ekonomi bagi seluruh umat Islam.
Sejalan dengan ayat tersebut, belakangan telah lahir
beragam lembaga pengelola zakat dan infaq yang melakukan
pengelolaan majemen secara baik melalui beberapa progam,
seperti lembaga LAZIS-NU Kabupaten Pekalongan, bagian
lembaga Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama’ (PCNU) Kab.
Pekalongan, berkhidmah dalam manajemen pengelolaan zakat,
infaq dan sadaqoh yang keberadaanya disahkan melalui SK PC
10
Ahmad Rofiq, Fiqh Kontektual (Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 2004),
h. 260.
5
NU Kab. Pekalongan No. : PC.11.21/510/SK/V/2017 tentang
pengesahan antar waktu pengurus cabang lembaga amil zakat,
infaq, dan shodaqoh nahdlatul ulama’ (LAZISNU) PCNU
Kab. Pekalongan masa khidmat 2017-2018 sebagai lembaga
amil zakat infaq dan shodaqoh di Kabupaten Pekalongan.11
Salah satu program menarik LAZIS-NU Kabupaten
Pekalongan ialah mengaplikasikan program NU-CARE.
Program tersebut secara manajemen terbilang sangat unik,
karena sistem pengelolaan dan penarikan zakat, infaq dan
sadaqohnya berupa tabungan bulanan yang diakomodir per-
daerah masing-masing. Oleh sebab itulah, penulis tertarik
untuk mengangkat penelitian dengan judul “Manajemen
Program Nu Care-Lazisnu Kabupaten Pekalongan” .
B. Batasan Masalah
Penulis memberikan batasan masalah agar pembahasan
pada pelaksanaan penelitian ini tidak melebar dan tetap dalam
ruang lingkupnya. Batasan pembahasan dalam penelitian ini
yaitu Manajemen Program NU CARE yang diterapkan oleh
LAZISNU Kabupaten Pekalongan pada tahun 2019.
11
Suharbadi, “Wawancara Selaku Ketua LAZISNU Kabupaten
Pekalongan, 2 Agustus 2019.
6
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah
yang telah dipaparkan, penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
a. Bagaimana program NU CARE-LAZISNU Kabupaten
Pekalongan?
b. Bagaimana manajemen program NU CARE yang
diterapkan oleh LAZISNU Kabupaten Pekalongan?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk megetahui program NU CARE-LAZISNU
Kabupaten Pekalongan.
b. Untuk megetahui manajemen program NU-CARE yang
diterapkan oleh LAZISNU Kabupaten Pekalongan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Akademis
Dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan
tambahan wawasan dan sumber bacaan serta informasi
mengenai Manajemen Program NU CARE-LAZISNU
Kabupaten Pekalongan.
7
b. Penulis
Menambahkan pengetahuan penulis dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama
kuliah.
c. Lembaga
Dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan
saran dan masukan yang baik serta bermanfaat kepada
lembaga. Sehingga dapat diterapkan dalam
meningkatkan jumlah penerimaan dana ZIS dan mampu
mengelola dengan lebih produktif.
E. Metodologi Penelitian
Metedologi berasal dari metode dan logos, metode
berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos
artinya ilmu atau pengetahuan, dengan demikian metetodologi
dapat diartikan cara melakukan sesuatu dengan menggunakan
ilmu pengetahuan secara seksama untuk mencapai tujuan.
Adapun penelitian adalah berasal dari Bahasa Inggris research
yang kemudian diadopsi menjadi kata riset dalam Bahasa
Indonesia. Secara Etimologi, research berasal dari kata re
yang berarti mencari, dengan demikian research adalah
mencari kembali.12
Penelitian merupakan bentuk kegiatan dengan
mengumpulkan dan mengklarifikasi untuk kemudian
menemukan sifat-sifat umum yang dapat dipandang sebagai
12
M. Hariwijaya, Cara Mudah Menyusun Proposal, (Yogyakarta:
Pararaton, 2009), cet-2. h. 53.
8
hukum, kaidah dan dalil-dalil atau generalisasi terhadap
fenomena yang berada dalam bidang yang diteliti dengan
menggunakan prosedur yang sistematik.13
Dengan demikian
metedologi penelitian ialah upaya untuk menjelaskan dan
menggambarkan bagaimana dilaksanakan secara sistematis
dan bagaimana landasan teori tentang rancangan penelitian
dan model yang didahului dengan rancangan pengumpulan,
pengelolaan dan analisis data.
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu metode
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara
holistik (utuh).14
Data tersebut berasal dari naskah,
wawancara, catatan lapangan, video tape, dokumen pribadi,
catatan, dan dokumen resmi lainnya.15
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini terdiri dari dua jenis,
yaitu :
13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif-
Kualitatif dan R&D (Bandung:Alfabeta, 2013), h. 153. 14
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik,
Ed.1, Cet-1, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 82 15
Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 1997), h. 6.
9
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari
sumber pertama dimana sebuah data didapatkan. Data
primer yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh
pengumpul data dari objek risetnya.16
Pada penelitian ini
yang menjadi sumber data primer yaitu berasal dari
wawancara dengan pengurus dan ketua LAZISNU
Kabupaten Pekalongan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber kedua yang berperan sebagai pelengkap dari data
primer. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam
bentuk yang sudah jadi dan sudah dikumpulkan.17
Adapun data sekunder yang penulis dapatkan yaitu
berupa media cetak, literature kepustakaan, dan internet
serta arsip LAZISNU Kab. Pekalongan.
3. Subyek dan Objek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah kantor
LAZISNU Kab. Pekalongan yang beralamat di Jl. Raya
Bebekan, Kemoren, Karangdowo, Kec. Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah 51173. Sedangkan
yang menjadi objek penelitian ini adalah manajemen
program Nu Care-Lazisnu Kabupaten Pekalongan.
16
H.M. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia,
(Yogyakarta: Graha Ilham, 2004), h. 69. 17
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta:
PT.Rajawali Pers, 2008), h. 5.
10
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah
kantor LAZISNU Kab. Pekalongan Jl. Raya Bebekan,
Kemoren, Karangdowo, Kec. Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan Jawa Tengah 51173. Sedangkan waktu
penelitian ini diperkirakan dimulai pada Juli 2019.
5. Metode Pengumpulan Data
Data penelitian kualitatif tidak berupa angka atau
hitung-hitungan. Data tersebut biasanya berupa teks, foto,
cerita, dan gambar.18
Adapun metode pengumpulan data
yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
a. Observasi
Observasi ialah sebuah pengamanatan yang
dilakukan secara sistematis dan analisis untuk
mencermati tingkah laku sosial, sehingga dengan
observasi dapat mengetahui hubungan sebuah peristiwa
dengan jelas.19
Dalam teknik observasi yang harus
dilakukan ialah mengendalikan pengamatan langsung
dengan objek penelitian.
18
Conny R Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta; PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010), h.108. 19
Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta : Lembaga
Penelitian UIN Jakaerta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h. 8.
11
b. Wawancara
Wawancara ialah sebuah proses untuk memperoleh
tujuan penelitian dengan cara melakukan tanya jawab.20
Dalam melakukan wawancara diajukan sesuai dengan
beberapa alur pertanyaan kepada informan. Wawancara
yang penulis lakukan pada penelitian ini yaitu dengan
pengurus LAZISNU Kab. Pekalongan. Adapun
diantaranya yang penulis wawancarai yaitu : Bapak
Suharbadi selaku Ketua LAZISNU Kabupaten
Pekalongan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu penelurusan berbagai macam
dokumen seperti buku, majalah, koran, notulen rapat,
peraturan-peraturan, dan sumber infornasi lain yang
dilakukan peneliti.21
Metode ini didapatkan dengan cara
menggunakan data historis dari LAZISNU Kabupaten
Pekalongan baik dari dokumen resmi, maupun data
lainnya yang bersumber dari studi kepustakaan, jurnal,
artikel, dan skripsi.
6. Teknis Analisis Data
Teknik analisis data merupakan sebuah proses
mengorganisasikan sebuah data dalam katagori dan uraian
dasar, yang kemudian dilakukan analisis untuk
20
Moh.Nazir, Metode Penelitian, Cet-6, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2005), h.193 21
B.Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, Cet-6,
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h.146.
12
mendapatkan data. Hal ini disesuaikan dengan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.22
Data yang diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel
maupun tulisan-tulisan yang didapat melalui internet
kemudian diklasifikasikan kebenarannya untuk dimasukan
dalam variabel, kemudian diinterprestasikan. Begitu pula
data yang diperoleh dari hasil lapangan, maka setiap
pertanyaaan dan jawaban dari wawancara akan dimasukkan
ke variabel yang tepat untuk diinterpretasikan.
7. Teknik Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis berpedoman dan
mengacu pada “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” yang
ditetapkan oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tanggal 14 Juni 2017.
F. Tinjauan Pustaka
Dari beberapa pembacaan penelitian sebelumnya,
banyak pendapat yang harus diperhatikan dan menjadi
perbandingan selanjutnya. Setelah penulis melakukan kajian
kepustakaan, penulis menemukan beberapa penelitian
sebelumnya yang mirip dan setema dengan peneliti yang
diangkat oleh penulis, sebagaimana berikut:
22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan
Praktek, (Jakarta:Bulan Bintang, 2003), h. 11.
13
Tabel 1. Tinjauan Pustaka 1.
Nama Peneliti Alpiyan Suyadi
Judul Penelitian
Pengelolaan Zakat Pada
Lembaga Amil Zakat Infaq
dan Shodaqoh Nahdatul
Ulama Lampung Untuk
Mengentaskan Kemiskinan
Program Studi Jurusan Manajemen Dakwah
Tahun 2017
Keterangan dan Isi
Penelitian
Membahas tentang sistem
pengelolaan zakat di
Lembaga Amil Zakat Infaq
dan Shodaqoh Nahdatul
Ulama Lampung untuk
mengentaskan kemiskinan
masyarakat Lampung.
Perbedaan
Penelitian ini fokus
penelitiannya pada lembaga
pengelola zakat, infaq dan
shodaqoh di Lampung dalam
mengatasi kemiskinan di
daerah tersebut.
Persamaan Sama-sama meneliti lembaga
di bawah naungan Nahdhatul
14
Ulama.
Tabel 2. Tinjauan Pustaka 2.
Nama Peneliti Wahyu Wulandari
Judul Penelitian
Analisis Pelaksanaan
Pengelolaan Koin Nu Di
Kecamatan Gemolong
Kabupaten Sragen Dalam
Perspektif Hukum Islam
Program Studi Ekonomi Syariah
Tahun 2018
Keterangan dan Isi
Penelitian
Membahas tentang sistem
pelaksanaan pengelolaan
Koin Nu di Kecamatan
Gemolong Kabupaten
Sragen dalam perspektif
hukum Islam
Perbedaan
Penelitian ini fokus
penelitiannya sistem
pelaksanaan pengelolaan
Koin Nu di Kecamatan
Gemolong Kabupaten
Sragen dalam perspektif
hukum Islam.
Persamaan Sama-sama meneliti lembaga
15
di bawah naungan Nahdhatul
Ulama.
Tabel 3. Tinjauan Pustaka 3.
Nama Peneliti Syaipudin Elman
Judul Penelitian Strategi Penyaluran Dana
Zakat Baznas Untuk
Pemberdayaan Ekonomi
Program Studi Ekonomi Syariah
Tahun 2015
Keterangan dan Isi
Penelitian
Membahas tentang Stategi
Penyaluran Dana Zakat
Baznas Untuk Pemberdayaan
Ekonomi.
Perbedaan
Penelitian ini fokus
penelitiannya pada lembaga
Badan Zakat Nasional dalam
menyalurkan dana zakat
untuk pemberdayaan
ekonomi.
Persamaan Sama-sama meneliti lembaga
zakat.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulis dalam membahas masalah
yang diteliti, maka penulis membagi pembahasan dalam enam
bab, setiap bab terdiri dari sub bab. Bab-bab tersebut secara
16
keseluruhan saling berkaitan satu sama lain, yang diawali
dengan pendahuluan dan diakhir dengan penutup yang berupa
kesimpulan dan saran-saran. Adapun sistematika penulisannya
yaitu:
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menerangkan secara garis besar
mengenai pembahasan tentang semua yang sudah dilakukan,
adapun isi dalam bab ini adalah: latar belakang masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metedologi penelitian, tinjaua pustaka serta
sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI.
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan
kajian teoritas mengenai pengertian manajemen, hubungan
manajemen dengan strategi program, tujuan program dan
macam-macam program. Tujuan dan manfaat progam NU-
CARE dari rancangan, metode, prinsip-prinsip hingga output
yang dihasilkan
BAB III: GAMBARAN UMUM PENELITIAN.
Dalam bab ini berisi gambaran umum profil dan sejarah
berdirinya LAZISNU Kabupaten Pekalongan, visi-misi,
produk, program, dan struktur organisasi.
BAB IV: DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada bab ini berisikan data dan temuan penelitian.
17
BAB V: PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan hasil penelitian yang peneliti
peroleh dari LAZISNU Kabupaten Pekalongan.
BAB VI : PENUTUP
Dalam bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil
pembahasan. Bab ini juga berisi saran yang bermanfaat untuk
lembaga yang telah diteliti sesuai dengan hasil pembahasan
dan analisa.
18
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Menurut KBBI manajemen diartikan sebagai sebuah
proses yang efektif dalam menjalankan program sesuai
dengan tujuan yang dicapai.23
Dalam pengertian lain,
makna manajemen lebih diartikan sebagai administrasi,
karena manajemen selalu identik dengan administrasi.24
Manajemen juga sering diartikan sebagai ilmu, kiat
dan professional. Diartikan sebagai ilmu karena manajemen
merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha memahami
pengelolaan dalam perencanaan pekerjaan. Manajemen
dimaknai sebagai kiat, karena manajemen berusaha
mengatur sebuah lembaga atau perusahaan. Dan diartikan
sebagai profesi, karena manajemen hanya bisa dirancang
dan di kerangka oleh sebuah profesi tertentu, seperti ketua
lembaga atau manajer perusahaan.
Manajemen juga berhubungan erat dengan
terbentuknya sistem. Karena manajemen merupakan sebuah
proses untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien, melalui pengelolaan fungsi-fungsi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan
23
Lukman Ali, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet II (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997), h. 623. 24
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Cet I (Bandung: PT.
Remaja Rasindo, 2002), h. 19.
20
personalia (staffing), pengarahan (leading), serta
pengawasan (controlling).25
Secara istilah manajemen dikenal dengan
“management” yang berarti pengelolaan.26
Manajemen
merupakan sebuah proses kerjasama yang melibatkan
beberapa orang dalam satu kelompok untuk mewujudkan
sebuah tujuan.27
Manajemen juga diartikan sebagai sebuah
proses yang dilakukan untuk mencapai tujuan dalam
mendayagunakan kemampuan beberapa orang.28
Dengan
demikian, dalam pelaksanaannya manajemen selalu
melibatkan banyak hal, seperti akomodasi, lokasi, sumber
daya manusia dan keilmuan untuk memecahkan sebuah
persoalan (masalah).
Manajemen sering digunakan untuk membangun
kerangka konseptual dalam sebuah pekerjaan, menganalisa
proses pekerjaan, hingga melakukan identifikasi dalam
sebuah progam pekerjaan untuk mencapai sebuah tujuan
pekerjaan yang lebih baik. Karena pada dasarnya,
manajemen ialah sebuah proses yang berhubungan dengan
sebuah kelembagaan secara menyeluruh, untuk
25
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Cet I (Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 1999), h. 1 26
Syafaruddin & Nurmawati, Pengelolaan Pendidikan
MengembangkanKeterampilan Manajemen Pendidikan Menuju Sekolah Efektif
(Medan: perdana Publishing, 2011), h. 16. 27
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta:
Ciputat Press, 2005), h. 41. 28
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UI, Manajemen Pendidikan
(Bandung: Al-Fabeta, 2009), h. 86.
21
mewujudkan visi lembaga menuju potensi yang lebih
baik.29
Maka untuk mewujudkan pelaksanaan manajemen
dibutuhkan struktur organisasi yang tertatata, dan terarah
sesuai priosedur yang sudah ditentukan. Karena manajemen
merupakan sebuah proses pengaturan dalam lembaga dan
organisasi untuk mencapai sebuah tujuan tertentu, sehingga
manajemen juga berhubungan dengan kemampuan
mengarahkan sebuah organisasi untuk mencapai hasil yang
diinginkan.30
Sedangkan prinsip dari manajemen itu sendiri
membutuhkan data dan informasi yang cepat, lengkap, dan
akurat. Pengaplikasian manajemen dalam sebuah organisasi
akan membantu organisasi itu sendiri dapat berjalan dengan
efektif dan efisien.
2. Unsur Manajemen
Unsur dalam pelaksanaan manajemen terdiri atas
manusia, material, mesin, metode, dan markets. Untuk lebih
jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut31
:
a. Manusia adalah faktor penting dalam pelaksanaan
manajemen, karena manusia itu sendiri sebagai objek
29
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UI, Manajemen Pendidikan, h.
86. 30
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan, h. 41. 31
Agustini, Pengelolaan dan Unsur-unsur Manajemen (Jakarta: Citra
Pustaka, 2013), h. 61.
22
yang merancang dan menentukan sebuah manajemen
untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Material, dalam sebuah kegiatan material merupakan
sebuah alat untuk menjalankan pelaksanaan manajemen
itu sendiri.
c. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menjadi
alat manajemen agar mencapai tujuan yang maksimal.
d. Markets, merupakan penunjang kesuksesan sebuah
manajemen.
B. Staregi Sebagai Penunjang Manajemen
1. Pengertian Strategi
Secara etimologis strategi berasal dari bahasa Yunani
“strategos” yang berarti “generalship” atau perihal yang
yang dikerjakan para pemimpin-pemimpin militer untuk
merancang sebuah peperangan.32
Secara istilah strategi
ialah perihal cara menguasai dan mendayagunakan sumber
daya suatu objek masyarakat untuk mencapai sebuah
tujuan.33
Maka strategi merupakan ilmu perencanaan
sumber daya untuk operasi besar-besaran.34
Strategi sangat
dibutuhkan untuk mewujudkan sebuah progam mencapai
tujuan tertentu.35
Pandji Anoraga menyatakan, bahwa
32
Rachmat, Manajemen Strategi, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 2 33
Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan, (Jakarta: CSIS, 1978), h.7 34
Jemsley Hutabarat dan Martani Huseini, Pengantar Manajemen
Strategik Kontemporer: Strategik di tengah Operasional, (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2006), h. 16. 35
Rachmat, Manajemen Strategi, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 2
23
strategi merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka
panjang untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu.36
Menurut Rahmat strategi merupakan sekumpulan akivitas
untuk mengantarkan nilai yang unik.37
Karena strategi
selalu menargetkan perihal sebuat target yang akan terjadi
di masa depan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi
dimaknai beberapa arti, Pertama, strategi ialah ilmu dan
seni yang menggunakan semua sumber daya untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu. Kedua, strategi
merupakan ilmu dan seni dalam memimpin untuk
menghadapi musuh dalam perang. Ketiga, strategi ialah
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus.38
Ketika strategi dilakukan secara matang, maka akan
menghasilkan harapan tujuan yang telah ditetapkan. Karena
strategi merupakan rangkaian tindakan sebuah organisasi
untuk mencapai kinerja yang maksimal. Oleh sebab itu,
strategi sering disebut sebagai sebuah kegiatan untuk
mencapai tujuan.39
36
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis,(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.
339 37
Rachmat, Manajemen Strategi, h. 2 38
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h.1376. 39
Sofjan Assauri, Strategic Management: Sustainable Competitive
Advantages, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 3.
24
2. Unsur Strategi
Dalam ilmu strategi terdapat beberapa unsur bagian
strategi, yakni sebagaimana berikut:
a. Arena (tempat) untuk mengatur operasi aktivitas strategi.
Dalam hal ini arena merupakan unsur terpenting dalam
pemilihan keputusan menjalankan langkah-langkah
strategi. Arena merupakan unsur yang ditekankan dalam
menetapkan tujuan dari strategi itu sendiri. Dalam ranah
arena, meliputi sasaran tempat dan lokasi, serta arah
jangkauan objek sasaran strategi.
b. Differentiators merupakan strategi yang ditetapkan,
dalam sebuah produk maka differentiators ialah sebuah
produk yang hendak dipasarkan untuk mengatur
persaingan pasar yang meliputi, progam, teknis,
pengelolaan dan pelaksanaan.
c. Sarana pendukung, dalam unsur ini sarana pendukung
merupakan kendaraan yang akan digunakan untuk
menuju arena sasaran. Dalam memutuskan unsur ini
harus mempertimbangkan beberapa hal penting yang
sesuai dengan medan dan arah menuju objek tujuan
arena sasaran.
d. Tahapan rencana, unsur ini merupakan penetapan-
penetapan pelaksaan strategi, dari mulai waktu
pelaksanaan hingga langkah-langkah apa saja yang
dilakukan dalam pelaksaan strategi itu sendiri.
25
e. Pemikiran ekonomis, unsur ini merupakan tujuan dari
manfaat dan keuntungan dari sebuah gagasan strategis
yang telah dilaksanakan.40
3. Fungsi Strategi
Pada dasarnya strategi memiliki fungsi unjuk
menjalankan sebuah program secara tepat dan efektif.
Dalam hal ini, ada beberapa langkah yang harus dilakukan
agar strategi dapat dilakukan secara tepat dan efektif,
sebagaimana berikut:
a. Mengkomunikasikan tujuan dan maksud strategi kepada
objek (sasaran strategi), pada tahap ini strategi
dirumuskan sebagai sebuah tujuan yang ingin
dilaksanakan sesuai dengan capaian yang maksimal
kepada objek sasaran. Dari mulai bagaimana progam
pelaksanaan, langkah-langkah pelaksanaan strategi,
hingga menjelaskan tentang alternatif-alternatif strategi
antara kapabilitas tujuan pelaksaan strategi hingga arena
strategi dari berbaga faktor, seperti lingkungan dan
kondisi masyarakat sekitar untuk menjangkau teknologi,
keadaan ekonomi hingga faktor nilai budaya sosial
masyarakat setempat.
b. Menjelaskan keunggulan strategi dengan keuntungan,
peluang dan dukungan dari faktor-faktor lingkungan
sasaran objek strategi. Dalam hal ini strategi difungsikan
40
Sofjan Assauri, Strategic Management: Sustainable Competitive
Advantages, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 3.
26
untuk mengeksploitasi peluang-peluang untuk
mensukseskan strategi yang direncanakan, sekaligus
mengoptimalkan peluang-peluang baru yang dapat
dimanfaatkan untuk menunjang jalannya pelaksanaan
strategi.41
c. Memanfaatkan keberhasilan dan kesuksesan sekaligus
untuk menyelidiki adanya peluang-peluang baru. Dalam
fungsi ini akan menghasilkan strategi eksplorasi. Dalam
strategi eksplorasi akan menghasilkan nilai baru yang
kemudian akan menghasilkan sumber daya yang lebih
banyak dari yang digunakan sekarang.
d. Menghasilkan sumber-sumber daya yang lebih banyak
dari sumber sebelumnya.
e. Mengkordinasikan kegiatan ke depan. Strategi akan
membantu pengkordinasian dalam menunjukkan
bagaimana para individu bekerja sama dengan yang lain.
f. Dapat mengatasai dan menanggapi perkara-perkara yang
baru dijumpai sepanjang waktu.42
41
Sofjan Assauri, Strategic Management: Sustainable Competitive
Advantages, h. 7. 42
Sofjan Assauri, Strategic Management: Sustainable Competitive
Advantages, h. 7.
27
4. Tahapan Strategi
Dalam pelaksanaan sebuah strategi, terdapat beberapa
tahapan, sebagaimana berikut:
a. Perumusan
Perumusan merupakan tahap awal dalam
melaksanakan strategi, dalam perumusan mencakup visi
misi, identifikasi memanfaatkan peluang,
mengidentifikasi pencegahan terhadap perihal tidak
terlaksananya organisasi, mengevaluasi kesadaran
kekuatan dan kekurangan dalam sebuah strategi, serta
menetapkan tujuan jangka panjang manfaat pelaksaan
strategi hingga alternatif-alternatif strategi lain untuk
mencapai sebuah tujuan strategi.43
b. Penerapan
Penerapan strategi merupakan lanjutan dari
perumusan strategi, dalam penerapan strategi berarti
melaksanakan aktivitas strategi sesuai dengan rumusan
strategi. Dalam pelaksanaanya, penerapan strategi
membutuhkan disiplin, komitmen dan usaha yang
maksimal. Keberhasilan penerapan strategi tergantung
subyek (pelaku strategi), baik pimpinan maupun
pembantu pelaksana dalam melaksanakan rumusan
strategi.44
Karena penerapan strategi merupakan sebuah
43
Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep, terj. Dono Sunardi
(Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 6. 44
Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep, h. 6
28
tindakan pelaksanaan strategi yang mengarahkan dan
mengendalikan pemanfaatan sumber-sumber daya
melalui strategi yang dipilih.45
Dengan kata lain,
penerapan strategi merupakan proses manajemen dalam
rangka mewujudkan strategi dalam tindakan melalui
pengembangan program, dan prosedur.46
c. Penilaian
Dalam strategi, penilaian merupakan tahap akhir.
Dalam hal ini penilaian merupakan evaluasi pelaksaan
progam dilihat dari berbagai dampak dan hasil akhir.47
Tahap penilian ini merupakan tolak ukur untuk
mengetahui, apakah tujuan strategi terwujud ataukah
justru sebaliknya.
Dalam hal ini terdapat tiga tahapan sebagai
berikut48
:
1. Meninjau dua faktor eksternal dan internal sebagai
landasan tolak ukur pencapaian strategi, serta
meninjau hambatan-hambatan dari dua faktor tersebut
untuk dilakukan evaluasi.
45
Amirullah, Manajemen Strategi: Teori-Konsep-Kinerja, (Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2015), h. 17. 46
J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis, terj.
Julianto Agung, (Andi: Yogyakarta, 2003), h. 17. 47
J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis, h.
19. 48
Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep, h. 6.
29
2. Mengukur kinerja untuk mendalami terjadinya
kegagalan rencana strategi dan melakukan evaluasi
terhadap pencapaian sasaran yang dinyatakan.
3. Mengambil langkah yang diperlukan bila terdapat
tindakan yang tidak sesuai dengan pencapaian yang
diharapkan.
C. Program
1. Pengertian Program
Program merupakan rencana konsep untuk mencapai
sebuah target dan sasaran.49
Biasanya program berkaitan
dengan perencanaan, persiapan, dan desain.50
Perencanaan
dan desain sering dimaknai sebagai gambaran beberapa
kegiatan yang bersifat ter-arah sesuai dengan target sasaran
pencapaian kegiatan dalam waktu tertentu. Maka
perencanaan progam merupakan penentu keberhasilan
dalam sebuah pekerjaan.51
Program merupakan metode untuk mencapai sebuah
target (sasaran).52
Sebuah program cenderung dengan
perumusan terkait dengan rencana kegiatan untuk mencapai
49
Muhaimin, Suti’ah dan Sugeng Listyo Prabowo, Manajemen
Pendidikan, (Jakarta:.Kencana, 2009), h. 349. 50
Desain berasal dari bahasa dari kata decine, yang berarti penentuan
yang dilakukan, Mudasir, Desain Pembelajaran, (Indragiri Hulu : STAI Nurul
Falah, 2012), h. 1. 51
Mudasir, Desain Pembelajaran, (Indragiri Hulu : STAI Nurul Falah,
2012), h. 2-3. 52
Ramandita Shalfiah, “Peran Pemberdayaan dan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) Dalam Mendukung Program-Program Pemerintahan Kota
Bontang”, E Journal Ilmu Pemerintahan, Vol. 1, No. 3, (2013), h. 978.
30
pelaksanaan dalam tahap yang maksimal.53
Progam selalu
selalu dihubungkan dengan kesatuan kegiatan yang
merupakan realisasi atas sebuah kebijakan yang
berkeseinambungan,54
baik berbentuk nyata (tangible)
maupun abstrak (intaanglible).55
Oleh sebab itu, program
merupakan sebuah aktivitas yang terencana dan sistematis
untuk menghasilkan target tertentu.
2. Langkah Perencanaan Program
Dalam melakukan perencanaan sebuah program
diperlukan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Perkiraan (Forecasting), perkiraan forecasting dalam
sebuah progam dilakukan oleh seorang pimpinan
(organisasi/lembaga) untuk menentukan perkiraan waktu
untuk mengatur pelaksanaan yang sistematis.56
b. Tujuan (Objectivitas, Goals, Purpose, Target), tujuan
merupakan arah yang di tuju untuk menjalankan
pelaksanaan kegiatan yang akan dicapai. Tujuan ini
merupakan tolak ukur keberhasilan sebuah progam.
c. Kebijakan (Policies), kebijakan merupakan pernyataan
yang menghasilkan pedoman untuk menyalurkan
53
Rusydi Ananda, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta:
Perdana Publising, 2017), h. 5. 54
Rusydi Ananda, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan, h. 5. 55
Rusydi Ananda, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan, h. 5. 56
M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : Galia Indonesia,
1996) Cet. Ke-1, h. 51.
31
pemikiran dalam men gambil sebuah keputusan.57
Kebijakan lebih condong pada pemecahan persoalan
yang memberikan inisiatif.
d. Program (Proraming), dalam langkah ini progam
merupakan susuna kegiatan yang didesain untuk
melaksanakan kebijakan dalam rangka mencapai
tujuan.58
e. Jadwal (Schedule), jadwal merupakan daftar
dimulainnya sebuah pekerjaan, bagaimana pekerjaan itu
di mulai dan diakhiri merupakan bagian dari pengaturan
jadwal (Schedule).59
.
f. Prosedur (Prosedure), prosedur merupakan rencana
pelaksanaan kegiatan, prosedur sering juga berhubungan
dengan metode yang akan digunakan untuk menangani
kegiatan-kegiatan yang dilakukan.60
g. Anggaran (Budget), anggaran merupakan perkiraan yang
harus dikeluarkan oleh pihak dan pendapat (Income).61
Anggaran ialah sebuah bentuk rencana kegiatan dalam
bentuk kualitatif atau angka.
57
Djati Julitriasa dan Jhon Suprianto, Manajemen Umum Sebuah
Pengantar, (Yogyakarta : BPFE, 1998), Cet-1, h. 34. 58
E.K Mochtar Efendi, Manajemen : Suatu Pendekatan Berdasarkan
Ajaran Islam, (Jakarta : Bhatar Karya Aksara, 1986), h. 37. 59
Djati Julitriasa dan Jhon Suprianto, Manajemen Umum Sebuah
Pengantar, h. 47. 60
A.M, Kadarman dan JusUf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen :
Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: PT Garamedia Pustaka Utama, 1994),
Cet. Ke-4, h. 47. 61
E.K Mochtar Efendi, Manajemen : Suatu Pendekatan Berdasarkan
Ajaran Islam, h. 81.
32
3. Macam-macam Program
Berdasarkan macamnya, jenis progam dibagi menjadi
beberapa macam, sebagaimana berikut62
:
a. Dari segi tujuan, program ada yang macamnya
dilaksanakan untuk mencari keuntungan dan adapula
yang bertujuan untuk kegiatan sukarela (kegiatan
sosial).
b. Dari segi jenis, program meliputi pendidikan, koperasi,
kemasyarakatan, pertanian, pelatihan dan sebagainya.
c. Dari segi waktu, program ada yang berjangka waktu
pendek, adapula yang berjangka waktu panjang.
Sedangkan untuk mengatur ukuran waktu progam,
biasannya bersifat relatif.
d. Dari segi keluasan, ada beberapa program yang bersifat
sempit dan hanya mencakup beberapa variabel.
e. Dari segi pelaksanaan, program ada yang bersifat
menjangkau lingkup progam masyarakat kecil, adapula
progam yang ruang lingkupnya lebih pada cakupan
progam untuk masyarakat luas (diikuti oleh banyak
pihak yang terkait).
f. Dari segi sifat, ada program yang dianggap penting dan
tidak penting, pada ranah progam penting mencakup
nasib orang banyak mengenai, sedangkan kecil yang
kurang penting ialah progam sebaliknya.
62
Suharsimi Arikunto, Penilian Program Pendidikan, h. 1-3.
33
4. Tujuan Program
Tujuan dilaksanakannya sebuah program ialah untuk
menentukan tujuan dan pencapaian yang akan di raih.
Berdasarkan tujuannya, di bagi menjadi dua bagian,
pertama tujuan umum untuk menunjukkan tujuan khusus
(obyektif). Sedangkan tujuan khusus menunjukkan output
dari program jangka panjang, tujuan utama dari program
khusus outputnya jangka pendek.63
D. Program NU CARE-LAZISNU
NU CARE-LAZISNU merupakan rebranding dari
Lembaga Amil Zakat Infaq Shadaqah Nahdlatul Ulama
(LAZISNU). Lembaga tersebut didirikan tahun 2004 sesuai
dengan amanah Muktamar NU ke-31 yang diselenggarakan di
Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah. Tujuan awal
berdirinya NU CARE LAZISNU sebagai lembaga nirlaba
milik Nahdlatul Ulama (NU) senantiasa bergerak untuk
membantu kesejahteraan masyarakat serta mengangkat harkat
kemaslahatan umat dan kepentingan sosial melalui
pendayagunaan dana Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) serta dana-
dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Dalam hal ini, Ketua Pengurus Pusat (PP) LAZISNU
yang diberikan amanat pertama kalinya untuk
mengembangkan NU CARE LAZISNU adalah Prof. Dr. H.
Fathurrahman Rauf, M.A., seorang akademisi dari Universitas
63
Suharsimi Arikunto, Penilian Program Pendidikan, (Yogyakarta:
Bina Aksara, 1998), h. 35.
34
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Pada periode
pertama, Lazisnu memfokuskan pada internal lembaga.
Selanjutnya pada tahun 2010 dengan diselenggarakan
Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-32, di Makassar,
Sulawesi Selatan, memberikan amanah kepada KH. Masyhuri
Malik sebagai Ketua PP LAZISNU menggantikan Prof. Dr. H.
Faturrahman Rauf, MA. Ketua terpilih dipercaya memimpin
PP LAZISNU untuk masa kepengurusan 2010-2015. Hal itu
telah diperkuat oleh SK Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) No.14/A.II.04/6/2010 tentang Susunan Pengurus
LAZISNU periode 2010-2015. Hingga pada akhir
kepengurusan tahun 2015, LAZISNU terus berkembang dan
bersaing dengan lembaga lainnya.
Pada tahun 2013 hingga 2016 NU CARE LAZISNU
memfokuskan diri pada pembentukan cabang di berbagai
wilayah tingkat kabupaten maupun kota. Hingga pada awal
tahun 2017, NU CARE LAZISNU mendapatkan pengesahan
dan pemberian izin operasional dari pengurus pusat NU CARE
LAZISNU tertera dalam Surat Keputusan Nomor
103/LAZISNU/III/2017.64
64
https://nucarelazisnu.org/sejarah/
35
BAB III
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Gambaran Umum LAZISNU Kabupaten Pekalongan
LAZISNU Kabupaten Pekalongan merupakan badan
lembaga dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama’ (PCNU)
Kab. Pekalongan yang berkhidmah dalam pengelolaan zakat,
infaq dan shadaqoh yang keberadaanya disahkan melalui SK
PC NU Kab. Pekalongan No: PC.11.21/510/SK/V/2017
tentang pengesahan antar waktu pengurus cabang lembaga
amil zakat, infaq, dan shodaqoh nahdlatul ulama’ (LAZISNU)
PCNU Kab. Pekalongan masa khidmat 2017-2018 sebagai
lembaga amil zakat infaq dan shodaqoh di Kab. Pekalongan.
B. Sejarah LAZISNU Kabupaten Pekalongan
Sejarah berdirinya LAZISNU Kabupaten Pekalongan
tidak terlepas dengan sejarah berdirinya LAZISNU Pusat yang
didirikan sebagai lembaga nirlaba milik Pengurus Besar
Nahdhatul Ulama (NU) dengan tujuan untuk berkhidmat
dalam membantu masyarakat dalam mewujudkan
kesejahteraan sosial melalui pendayagunaan dana Zakat, Infaq,
dan Sedekah (ZIS), serta dana-dana Corporate Social
Responsibility (CSR).
Pada masa awal terbentuknya LAZISNU, yang menjadi
ketua Pengurus Pusat (PP) LAZISNU pertama ialah Prof. Dr.
H. Fathurrahman Rauf, M.A., seorang tokoh akademisi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
36
Pada masa periode awal ini, LAZISNU hanya fokus pada
lembaga internal saja.
Memasuki tahun 2010 kepengurusan LAZISNU mulai
berkembang dengan bergantinya kepengurusan baru melalui
hasil Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-32, di Makassar,
Sulawesi. Hasil Muktamar memutuskan amanah kepengurusan
LAZISNU dilanjutkan kepada KH. Masyhuri Malik sebagai
Ketua PP LAZISNU untuk menggantikan Prof. Dr. H.
Faturrahman Rauf, MA.
KH. Masyhuri Malik diberi amanah untuk memimpin PP
LAZISNU masa kepengurusan 2010-2018. Dengan diperkuat
melalui SK Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
No.14/A.II.04/6/2010 tentang Susunan Pengurus LAZISNU
periode 2010-2018. Hingga akhir kepengurusan, LAZISNU
terus berkembang dan bersaing dengan lembaga lainnya.
Pasca berjalannya kepemimpinan KH. Masyhuri Malik,
LAZISNU pada tahun 2013 membuat progam NU-CARE
LAZISNU yang diberikan kepada LAZISNU kepengurusan
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, sesuai
dengan Surat Keputusan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama
(PWNU) Jawa Tengah No. PW.11/050/SK/XI/2013. Surat
Keputusan tersebutlah yang menjadi dasar kepengurusan
wilayah Jawa Tengah yang berlaku sejak tahun 2013 hingga
2018. Sejak itulah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama
37
(PWNU) Jawa Tengah mengaktifkan seluruh LAZISNU di
wilayah Jawa Tengah hingga ke Kabupaten Pekalongan.
Kabupaten Pekalongan menjadi salah satu Kabupaten
yang terbilang aktif dalam menjalankan progam kerja PWNU
Jawa Tengah dalam menjalankan progam NU-CARE untuk
kemasalahatan umat. Namun pada kepengurusan 2013-2017
progam belum terlalu kondusif untuk di jalankan, dalam artian
progam berjalan tapi masih menemukan banyak kendala pada
lembaga internal LAZISNU Kabupaten Pekalongan. Barulah
pada tahun 2017 hingga saat ini LAZISNU Kabupaten
Pekalongan terlah berhasil menjalankan progam-progam NU-
CARE dari mulai funraising, pengumpulan dana ZIS hingga
pelaksanaan untuk mewujudkan kemaslahatan pada
masyarakat NU Kabupaten Pekalongan.65
C. Struktur Organisasi LAZISNU Kabupaten Pekalongan
Struktur organisasi LAZISNU Kabupaten Pekalongan
dikeluarkan bersdasarkan SK PCNU Kabupaten Pekalongan
Nomor : 096/PC/A.I/11.21/II/19 tentang pengesahan pengurus
cabang lembaga amil zakat, infaq dan zakat dan shadaqah
Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Pekalongan masa
khidmat 2018-2023 bismillahirrahmanirrahim pengurus
cabang nahdlatul ulama kabupaten pekalongan:
Menimbang : Bahwa untuk melengkapi Perangkat
Organisasi Nahdlatul Ulama Kabupaten Pekalongan Masa
65
Suharbadi, “Wawancara Selaku Ketua Upzis Nu Care – Lazisnu Kab.
Pekalongan, 12 Juli 2019.
38
Khidmat 2018-2023 perlu segera disahkan Pengurus Cabang
Lembaga Lembaga Amil Zakat, Infaq Dan Zakat Dan
Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten
Pekalongan.
Mengingat :
1. Keputusan Muktamar NU ke-33 tahun 2015 di Jombang.
2. Anggaran Dasar NU bab VI pasal 13, Bab VII pasal 16 ayat
2; Anggaran Rumah Tangga NU Bab V pasal 16, 17, dan
20.
3. Keputusan Konferensi Besar NU di Lombok, Nomor
005/Konbes/XI/2017 tentang Keorganisasian.
4. Keputusan Konferensi Cabang NU Ke-17 Kabupaten
Pekalongan di Pucung Tirto, Nomor 05/Konfercab NU-
XVII/IV/2018 tentang Organisasi.
Memperhatikan :
1. Hasil Rapat PCNU Kabupaten Pekalongan tanggal 22
Ramadhan 1439 H / 6 Juni 2018 M.
2. Hasil Rapat Syuriyah-Tanfidziyah PCNU Kabupaten
Pekalongan tanggal 25 Ramadhan 1439 H / 9 Juni 2018 M.
Dengan senantiasa memohon taufiq, hidayah dan ridlo
Allah Subhanahu wa Ta’ala
Memutuskan dan menetapkan :
1. Mengesahkan Pengurus Cabang Amil Zakat, Infaq Dan
Zakat Dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZIS NU)
39
Kabupaten Pekalongan Masa Khidmat 2018-2023 seperti
tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini.
2. Menugaskan kepada Pengurus Cabang Lembaga Amil
Zakat, Infaq Dan Zakat Dan Shadaqah Nahdlatul Ulama
(LAZISNU) Kabupaten Pekalongan tersebut untuk
melaksanakan kewajibannya, dengan keharusan agar
senantiasa berpedoman kepada AD/ART NU serta
petunjuk-petunjuk PBNU.
3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
sampai berakhirnya Masa Khidmat PCNU Kabupaten
Pekalongan 2018-2023. Kelak dikemudian hari apabila
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, maka
akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Pekalongan Pekalongan : 09 Jumadil
Akhir 1440 H bertepatan dengan 14 Februari 2019 M.
Dengan lampiran SK PCNU Kabupaten Pekalongan No:
096/PC/A.I/11.21/II/19. Dengan susunan struktur organisasi
lembaga amil zakat, infaq dan zakat dan shadaqah Nahdlatul
Ulama (LAZISNU) Kabupaten Pekalongan masa khidmat
2018-2023.
Dewan Syari’ah: Drs. KH. Muhammad Dhukron
KH. MuchasinZabidi KH.Machrus, S.Ag
Ky. Muhammad Ulin Nuha
Penasehat : Drs H Imronudin Usman, M.Si
Drs. H. Suchaimi, M.Si
40
H. Mahrus Hudlori
H. Abdurohim Hidayat
Ketua : Suharbadi, S.Fil.l
Wakil Ketua : H. Abdul Fattah, S.Pd.I Sutarno, S.H
Sekretaris : Affan Fajrul Falah,S.S
Wakil Sekretaris : Saiful BAhri, S.Pd
Bendahara : Sri Kismawati, S.Pd
Bidang Program Pentasyarufan & Pendayagunaan
Anggota : Muhammad Yusuf, S.AP
M. Arieza Irfani, S.Pd.I
Dr. Mochammad Syahriza
Dr. Faza Khilwan Amna, MMR
Dr. Fahmi Zahwan Khinana
Bidang Fundrising/ Penghimpunan
Anggota : Edi Mustofa, S.Pd.I
Ulin Nuha
Amir Mahmud, S.Pd.I
Rohmat
Azizun Chakim,S.Pd.I
Wagino,S.Pd
Abdul Majid, S.Pd.I
Dedi Laksana, S.I.Pust
Mujahidin, S.H
Bambang Ismawanto
41
Bidang Manajemen Keuangan & Administrasi
Anggota : Wahidatul Maghfiroh, S.E
Ernawati, S.Pd.I
Bidang Media & IT
Anggota : Ahmad Kholidin
Yasir Aman, S.Kom
Mohammad Syaiful
Bidang Pendidikan, Pelatihan & Pengembangan
Anggota : Ziaul Khaq, M.Si
Ditetapkan di Pekalongan Pekalongan pada 09 Jumadil
Akhir 1440 H, bertepatan pada 14 Februari 2019 M oleh
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Pekalongan.66
D. Visi Misi LAZISNU Kabupaten Pekalongan
1. Visi
Bertekad menjadi lembaga pengelola dana
masyarakat (zis) yang didayagunakan secara amanah dan
professional untuk kemandirian umat.
2. Misi
Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk
mengeluarkan zakat, infaq, dan shadaqoh dengan rutin dan
tepat.
Mendayagunakan dana zakat, infaq, shadaqoh secara
professional, transparan, tepat guna, dan tepat sasaran.
66
Surat Keputusan PCNU Kabupaten Pekalongan Nomor :
096/Pc/A.I/11.21/Ii/19, 2019.
42
Menyelanggarakan program pemberdayaan
masyarakat guna mengatasi problem kemiskinan,
pengangguran, dan minimnya akses pendidikan yang layak
bagi masyarakat yang kurang mampu.
E. Budaya Lembaga LAZISNU Kab. Pekalongan
UPZIS-LAZISNU merupakan lembaga amil zakat, infaq,
dan shadaqah yang memiliki kredibilitas tinggi dan dipercaya
masyarakat karena mengembangkan dan mendayagunakan
pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah secara MANTAP
(Modern, Akuntable, Transparan, Amanah dan Profesional).
1. Modern : sikap, cara berpikir dan cara bertindak sesuai
dengan tuntunan zaman (wal akhdzu bil jadiidil ashlah)
2. Akuntable : pertanggungjawaban terhadap aktivitas
kelembagaan dan keuangan yang sesuai dengan UU tentang
Pengelolaan Zakat no. 23 tahun 2011 dan syariat islam
yang rahmatan lil’alamin
3. Transparan : open management, terbuka dengan prinsip-
prinsip yang berlaku dalam UU no. 23 tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat dan Syariat Islam yang rahmatan lil
alamin.
4. Amanah : dapat dipercaya dalam pengelolaan dana dari
donator baik berupa dana zakat, infaq, dan shdaqah, csr dan
lain sebagainnya.
5. Profesional : dalam pengelolaan dana zakat, infaq,
shadaqah, CSR dan lain sebagainnya, selalu
43
mengedepankan layanan yang terbaik sesuai dengan
kesepakatan antar pihak, tidak melanggar aturan dan etika
yang berlaku.
F. Sumber Dana LAZISNU Kabupaten Pekalongan
1. Munfiq (orang yang berinfaq)
2. Muzakki (orang yang berzakat)
3. Mutashoddiq (orang yang bersedekah)
4. Pengurus PCNU dan banom, aghniya’, PNS di lingkungan
pemerintah kab. Pekalongan
5. Pemerintah BUMN : zakat corporate, csr, sinergi program
6. Lembaga swasta/NGOs: Perusahaan, yayasan, Lembaga
donor lainnya
G. Penerima (Mustahiq)
Penerima zakat merupakan delapan ciri-ciri yang
dikatagorikan sebagai Asnaf, yaitu:
1. Fakir
2. Miskin,
3. Amil
4. Muaallaf
5. Riqob
6. Gharim,
7. Fi Sabilillah,
8. Ibnu Sabil
44
H. Empat Pilar Program LAZISNU
1. NU-Care (Nu peduli: dana bantuan kemanusiaan) adalah
dana untuk aksi tanggap darurat bencana, bantuan
kehidupan, bantuan kesehatan, dan aksi layanan bantuan
kemanusiaan lainnya
2. NU-Preneur : layanan bantuan modal dan pendampingan
usaha bagi usaha kecil untuk pemberdayaan ekonomi dan
kemandirian usaha, penyertaan modal usaha bergulir tanpa
agunan tanpa bunga untuk perdagangan kecil besearan
kisaran Rp. 1-5 juta rupiah, didampingi oleh lazisnu dari
sisi manajemen, skill, process, marketing dan
pendampingan rohani
3. NU-Skill : layanan pembekalan pelatihan ketrampilan kerja
terapan bagi remaja yang putus sekolah atau tidak
melnjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi
keluarga kurang mampu, berbasis kebutuhan local agar
terserap pasar kerja di daerah, sehingga tidak menjadi urban
apalagi TKI, pendampingan magang, dan bantuan
permodalan.
4. NU-Smart : bantuan dana pendidkan/beasiswa dan akses
pendidikan yang layak bagi siswa siswi dari keluarga tidak
mampu, guru madrasah swasta/pesantren.
I. Sasaran Program Utama
1. NU-Care : bantuan dana kemanusiaan untuk faqir miskin,
anak yatim duafa’, orang jompo dan tanggap bencana
45
2. NU-Smart : pemberian beasiswa pendidikan bagi siswa dan
santri yang punya semangat belajar tinggi dari keluarga
kurang mampu
J. Penghimpunan Dana (Fund-Raising)
Dengan cara mengoptimalkan penghimpunan dana
zakat, infaq, dan shodaqoh dari para aghniya’ dan pengurus
PCNU dan Banom dengan memohon kesediannya untuk
menyampaikan lewat Upzsi-Lazsinu kab. Pekalongan.
Menghimpun dana sosial dari pegawa negeri (PNS) di
lingkungan pemerintah kab. Pekalongan.
UPZIS-LAZISNU Kabupaten Pekalongan berusaha
mengemban amanah untuk menjadi “jembatan” antara muzaki,
munfiq, dan mutashoddiq yang ingin mengeluarkan hartanya
baik zakat, infaq, maupun shodaqoh dengan amanah,
professional, akuntable, dan kami akan mneyalurkan kepada
mustahiq.67
67
Suharbadi, “Wawancara Selaku Ketua Upzis Nu Care – Lazisnu Kab.
Pekalongan, 12 Juli 2019.
46
47
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Dari data dan temuan yang penulis temukan, penulis
menemukan beberapa mnajemen progam yang dilakukan oleh
UPZIS LAZISNU Kabupaten Pekalongan. Salah satu yang
menjadi manajemen progam unggulan LAZISNU ialah
progam NU-Care yang bertujuan untuk kepedulian terhadap
masyarakat Kabupaten Pekalongan demi mewujudkan
penyaluran dana zakat, infaq dan shaqadah dan bantuan
kemanusiaan lainnya.68
A. Manejemen Program NU Care-Lazisnu Kab. Pekalongan
Manejemen merupakan upaya perencanaan untuk
menghasilkan sebuah tujuan tertentu. Dalam kaitanya dengan
program NU Care, LAZISNU Kabupaten Pekalongan
membagi manajemen progam NU-CARE menjadi beberapa
bagian.
Berikut Tabel.
68
Suharbadi, “Wawancara Selaku Ketua Upzis Nu Care – Lazisnu Kab.
Pekalongan, 13-14 Juli 2019.
NU-Preneur
NU-Skil
NU-Smart
NU-Care
48
1. Manejemen Program NU-Preneur, progam ini merupakan
progam di bawah progam NU-care yang fokus pada
pemberdayaan masyarakat melalui ekonomi dengan progam
pemberian bantuan modal usaha kecil di masyarakat, dan
melakukan pendampingan usaha, baik diarahkan untuk
usaha dagang kecil-kecilan dengan pemberian modal
1.500.000 diringi dengan pendampingan pemasaran,
manajemen hingga pendampingan rohani.
2. Manejemen Program NU-Skill, progam NU-Skil
merupakan progam pemberdayaan melalui pelatihan kerja
terapan untuk mendukung masyarakat agar kreatif dan
inovatif dalam menghadapi persaingan global. Progam
pelatihan ini di upayakan untuk masyarakat yang kurang
mampu kemudian diberikan pengarahan dan bimbingan
serta diberikan pendampingan sampai mendapatkan
pekerjaan yang layak dan semestinya.
3. Manejemen Program NU-Smart, progam ini merupakan
progam pemberdayaan bantuan dana dari LAZISNU yang
diberikan kepada masyarakat kurang mampu, namun
ditujukan kepada anak-anaknya untuk dalam membantu
membiayai biaya pendidikan (beasiswa), sehingga keluarga
yang kurang mampu dapat di bantu untuk mendorong putra
putrinya dalam melaksanakan aktivitas belajar (pendidikan
formal). Program NU-Smaert bertujuan untuk mendukung
49
siswa dan santri yang punya semangat belajar tinggi dari
keluarga kurang mampu.69
Beberapa program di atas merupakan program-program
NU-Care LAZISNU Kabupaten Pekalongan sebagai upaya
untuk melakukan cita-cita pemberdayaan kepada masyarakat
kurang mampu di Kabupaten Pekalongan.70
B. Manajemen Sasaran Penggalangan Dana Lazisnu
Pada tahapan pengoptimalan penampungan dana zakat,
infaq dan shadaqoh, UPZIS-LAZISNU Kabupaten Pekalongan
memiliki tiga target sumber pengoptimalan zakat, infaq dan
shadaqoh, tiga target tersebut yaitu:
1. Golongan aghniya’ dan para pengurus Banom NU di
Kabupaten Pekalongan. Golongan aghniya’ ini sasarannya
ialah warga Kabupaten Pekalongan yang tergolong sudah
mampu dan kaya, dalam artian mapan dari segi usaha,
penghasilan dan aset yang sudah cukup untuk menjadi tolak
ukur seseorang megeluarkan zakat dan shodaqoh. Dalam
hal ini UPZIS-LAZISNU melakukan penjelasan tentang
pentingnya zakat dan shodaqoh untuk masyarakat yang
membutuhkan, serta melakukan penawaran kerjasama
anatara UPZIS LAZISNU dengan pihak yang terkait
sebagai jembatan untuk menyalurkan zakat, infaq dan
shodaqoh kepada masyarakat yang membutuhkan.
69
Suharbadi, “Wawancara Selaku Ketua Upzis Nu Care – Lazisnu Kab.
Pekalongan, 13-14 Juli 2019. 70
Suharbadi, “Wawancara Selaku Ketua Upzis Nu Care – Lazisnu Kab.
Pekalongan, 13-14 Juli 2019.
50
Sedangkan pengurus Banom juga demikian, para pengurus
Cabang di bawah pimpinan Nahdhatul Ulama Kabupaten
Pekalongan yang dirasa sudah mampu dan cukup, maka
dianjurkan untuk menyalurkan dana zakat, infaq dan
shadaqoh untuk kemasalahatan umat.
2. Golongan Pegawai Negeri Sipil, pada golongan ini UPZIS
LAZISNU Kabupaten Pekalongan melakukan
penghimpunan dana sosisial dari pegawa negeri (PNS) di
lingkungan pemerintah Kabupaten Pekalongan.
3. Golongan kelas menangah, golongan kelas menengah
ditargetkan kepada seluruh anggota Jamiyyah Nahdhatul
Ulama di Kabupaten Pekalongan yang berkeinginan
berinfaq melalui tabungan KOIN-NU. Dalam hal ini
kemudian UPZIS-LAZISNU Kabupaten memberikan kotak
infaq KOIN-NU kepada seluruh jamaahnya berkeinginan
berinfaq melalui tabungan KOIN-NU. Tabungan KOIN-NU
diharapkan agar para jamaah menabung semampunya
setiap hari baik 500 hingga 1000 rupiah setiap harinya
untuk kemudian pada tiap bulannya dapat disalurkan
kepada lembaga NU Per-wilayah ranting kelurahan dan
desa, kemudian diserahkan ketingkat anak cabang
Kecamatan hingga ke UPZIS-LAZISNU Cabang
Kabupaten Pekalongan.71
71
Suharbadi, “Wawancara Selaku Ketua Upzis Nu Care – Lazisnu Kab.
Pekalongan, 13-14 Juli 2019.
51
C. KOIN NU : Manajemen Program NU Care-Lazisnu Kab.
Pekalongan
KOIN-NU dari segi bentuk memiliki beberapa makna,
dalam koin tersebut terpapar itba’ logo NU dengan jumlah
bintangnya sembilan yang bermakna itba’ para wali wali
songo, selain itu angka sembilan juga merupakan tertinggi.
Munculnya program KOIN-NU dalam tubuh LAZISNU tidak
terlepas dari hasil keputusan Muktamar Nahdhatul Ulama di
Jombang. Pada waktu itu, mengusung tema peningkatan
ekonomi Nahdhatul Ulama dengan basis keummatan sebagai
bentuk perhatian khusus untuk mewujudkan kesejahteraan
umat Islam. Melihat latar belakang jamiyyah Nahdhatul Ulama
yang di dominasi oleh kalangan Islam tradisional yang ada di
daerah pedesaan, maka PBNU berupaya inigin mewujudkan
jamiyyah Nahdhatul Ulama yang mandiri dan kuat dalam hal
52
ekonomi. Dari latar belakang inilah kemudian LAZISNU
Nahdhatul Ulama membuat pengoptimalan dana infaq dan
shodaqoh melalui KOIN-NU.72
KOIN-NU merupakan sebuah program gerakan
UPZIS-LAZISNU Kabupaten Pekalongan dalam
mengumpulkan dana receh (koin) dari per-anggota jamiyyah
Nahdhatul Ulama. Harapan diadakannya progam KOIN-NU
ini diharapkan agar setiap warga NU bisa mengisi botol kecil
tersebut dengan uang koin recehan. Melalui progam KOIN-
NU ini, dapat membantu siapapun dapat berinfaq dan
bershodaqoh, baik anak kecil, remaja maupun dewasa, karena
nilai dalam program ini untuk bershodaqoh dan berinfaq tidak
harus dengan nilai uang yang besar, namun dari koin
recehanpun bisa digunakan untuk sedekah demi mewujudkan
kesejahteraan umat.
Menurut Suharbadi, KOIN-NU adalah bagian dari
sebuah cita-cita Nahdhatul Ulama dalam menjalankan
pemberdayaan bagi masyarakat warga Nahdhatul Ulama agar
memiliki ekonomi yang kuat dan mandiri. Nahdhatul Ulama
merupakan sebuah organisasi keagamaan yang besar yang
ingin mewududkan pemberdayaan bagi waegannya, akan
tetapi selama ini masih terkendala pada pendanaan. Oleh sebab
itulah, di munculkan program KOIN-NU sebagai bagian dari
gerakan warga NU untuk berinfaq demi kemajuan umat
72
Suharbadi, “Wawancara Selaku Ketua Upzis Nu Care – Lazisnu Kab.
Pekalongan, 13-14 Juli 2019.
53
bersama. Sehingga ketika warga NU membutuhkan dana
alokasi khusus bantuan dana kemiskinan, kesehatan dan
pendidikan dapat teratasi. 73
Ada beberapa alasan pengurus UPZIS-LAZISNU
Kabupaten Pekalongan menggunakan gerakan KOIN-NU ialah
sebagaimana berikut:
Pertama, Jumlah warga Nahdhatul Ulama di
Kabupaten Pekalongan tergolong banyak dan mendominasi,
namun rata-rata mereka berasal dari kalangan ekonomi
menengah kebawah, sehingga mendorong mereka yang
dengan keadaan ekonomi kebawahpun bisa ikut serta berinfaq.
Kedua, program KOIN-NU dapat memberikan
kesempatan bagi warga Nahdhatul Ulama Kabupaten
Pekalongan, meskipun dalam keadaan kondisi keuangan yang
sempit.
Ketiga, KOIN-NU memberikan kemudahan dan
keringanan bagi setiap warga Nahdhatul Ulama dalam
meksanakan infaq.
Ke-empat, dengan adannya program KOIN-NU setiap
warga akan lebih sering berinfaq dengan uang koin (recehan),
sehingga setiap kali berinfaq dapat diniati untuk hajat yang
berbeda, karena infaq dapat diniatkan untuk wasilah atau
perantara hajat tertentu.
73
Suharbadi, “Wawancara Selaku Ketua Upzis Nu Care – Lazisnu Kab.
Pekalongan, 13-14 Juli 2019.
54
Kelima, mayoritas warga Nahdhatul Ulama, ialah
kalangan tradisional, dengan adannya gerakan KOIN-NU ini
setiap warga dapat lebih mudah dalam berinfaq, karena setiap
warga Nahdhatul Ulama memiliki botol infaq sendiri di rumah
masing-masing.
Ke-enam, program KOIN-NU memungkinkan warga
Nahdhatul Ulama untuk mewariskan dan mewasiatkan sistem
infaq dengan koin ini kepada anak cucu keturunannya.
Gerakan program KOIN-NU memiliki tujuan dari
pihak UPZIS-LAZISNU Kabupaten Pekalongan untuk
mengumpulkan uang receh (dari koin) dengan target seluruh
warga Nahdhatul Ulama di rumahnya masing-masing, dengan
tujuan untuk menjadi mendorong Nahdhatul Ulama dalam
mewujudkan progam kemandirian dan pemberdayaan
masyarakat yang mensejahterakan umat. Beberapa tujuan lain
ialah sebagaimana berikut:
1. Dapat dijadkan sebagai pendidikan sistem pengelolaan
managemen bagi LAZISNU Kabupaten Pekalongan.
2. Dapat mendidik loyalitas warga Nahdhatul Ulama dalam
memberikan sumbangsih kepada Nahdhatul Ulama.
3. Bisa menjadikan ajang silaturahmi dalam membangun
hubungan kerbersamaan antar sesama warga Nahdhatul
Ulama dengan pengurus Nahdhatul Ulama.
4. Dapat membantu mendukung progam-progam Nahdatul
Ulama yang masih terhambat dalam pendanaan.
55
5. Dapat mengentaskan kemiskinan, karena dengan infaq
akan dilipatgandakan hartannya, serta berinfaq dapat
membantu warga lain yang membutuhkan, terutama
kaum fakit miskin.
Gerakan KOIN-NU dilakukan dengan penggalangan
dana dari warga NU, dengan progam gerakan seribu rupiah
setiap hari, yang nantinya setiap 35 hari kumpulan koin di
kumpulken kepada pengurus Nahdhatul Ulama per-masing-
masing ranting hingga di kumpulken ke Pengurus Anak
Cabang, selama 35 hari tersebut dianggap sebagai satu
putaran, dan setiap pengurus diwajibkan memiliki KOIN-NU
dari wakil UPZIS-LAZISNU diwajibkan memiliki buku
pendataan. Pengurus penggalangan dana ditujukan kepada
setiap anggota pengurus NU ranting (kelurahan/desa) masing-
masing.
Setiap warga Nahdhatul Ulama mendapatkan Botol infaq
KOIN NU dengan bentuk yang seragam. Keseragaman dalam
bentuk botol NU ini memiliki tujuan menciptakan
keseragaman, memudahkan sistem kordinasi, serta
meminimalisir konflik. Hasil dari pengumpulan infain KOIN-
NU tidak boleh dipinjamkan untuk kepentingan pribadi,
karena dikhawatirkan dapat menimbulkan kecemburuan sosial,
melunturkan warga NU untuk tetap istiqomah dalam berinfaq,
serta dapat menghilangkan kepercayaan terhadap warga NU
56
terhadap sistem yang telah terbangun hingga berdampak pada
trauma terhadap kebijakan organisasi.
Pelaksanaan program KOIN-NU juga merupakan bagian
dari cita-cita bersama warga Nahdhatul Ulama dalam upaya
mewujudkan jama’ah yang mandiri, dan dapat mengentaskan
berbagai perosalan sosial, terlebih masalah kemiskinan
(kesejahteraan umat Islam warga Nahdhatul Ulama).
Pelaksanaan progam gerakan KOIN-NU dilakukan dengan
melaksanakan sosialisasi ke ranting-ranting NU tingkat
kelurahan dan desa dengan memberikan penjelasan tujuan
gerakan KOIN-NU hingga informasi-informasi yang berkaitan
dengan KOIN NU tersebut.
Karena dalam ajaran Islam, infaq merupakan suatu hal
yang dianjurkan, yakni dengan melakukan pemberian sukarela
tanpa megharapkan imbalan apapun, semata-mata hanya
mengharap ridho Allah SWT. Sebagaimana dalam QS. al-
Baqarah: 254 dijelaskan sebagai berikut :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di
jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada
lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang
kafir itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al Baqarah : 254)
Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa berinfaq
merupakan perintah Allah SWT kepada orang yang beriman
57
(membelanjakan hartanya) di jalan Allah, memberikan
sebagian rezekinya untuk orang yang kurang mampu, karena
sebgain harta kita ada hak untuk mereka (fakir miskin).
Infaq merupakan ibadah yang dianjurkan dalam Islam,
dalam berinfaq, tidak memiliki syarat-syarat seperti zakat,
karena nilai infaq disesuaikan dengan kemampuan masing-
masing dengan ikhlas dan tidak memaksa. Dalam hubunganya
dengan kotak infaq KOIN-NU, pengelolaan dana yang
dilakukan LAZISNU Kabupaten Pekalongan berasal dari
berbagai tingkatan mulai dari pengurus ranting Nahdhatul
Ulama, Banser, Ansor, Fatayat, muslimat, dan anak-anak
IPNU-IPPNU dibawah naungan Pengurus Cabang Nahdhatul
Ulama Kabupaten Pekalongan.74
74
Suharbadi, “Wawancara Selaku Ketua Upzis Nu Care – Lazisnu Kab.
Pekalongan, 13-14 Juli 2019.
58
59
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam kaitannya dengan program NU CARE-LAZISNU
Kabupaten Pekalongan, penulis menemukan dua program
kegiatan yang berhasil dilakukan oleh LAZISNU Kabupaten
Pekalongan untuk mewujudkan program NU-CARE. Dua
program kegiatan tersebut merupakan representasi program
yang telah terealisasi sebagai bentuk upaya keberhasilan
manajemen program NU-CARE di kabupaten Pekalongan, dua
program NU-CARE yang sudah terelesaikan.
A. Program NU-CARE Peduli: Bantuan Sosial Kemanusiaan
Program NU-Care peduli merupakan program unggulan
UPZIS-LAZISNU Kabupaten Pekalongan yang ditujukan
untuk membantu kemanusiaan, baik dari mulai aksi tanggap
darurat untuk korban bencana yang ada dikalangan masyarakat
Kabupaten Pekalongan dan masyarakat daerah kabupaten
lainnya, aksi tanggap kesehatan dengan memberikan bantuan
kesehatan terhadap masyarakat Kabupaten Pekalongan, serta
aksi bantuan layanan kemanusiaan lainnya, terutama
membantu masyarakat yang masih hidup dibawah kelayakan
sebagaimana umumnya.
Dalam program NU-Care peduli aksi tanggap darurat
bencana, awal tahun 2019 UPZIS-LAZISNU Kabupaten
Pekalongan melakukan aksi tanggap gerakan peduli terhaap
60
musibah-musibah yang terjadi di beberapa tempat di
Indonesia, dari mulai gerakan penggalangan tanggap donasi
bencana gempa di Lombok, donasi bencana tsunami di Banten,
donasi bencana rob (banjir di daerah pesisir) di kota dan
kabupaten Pekalongan, donasi untuk bencana Palu dan
Donggala, hingga melakukan aktivitas sosial dengan
memberikan hewan Qurban untuk masyarakat kota dan
kabupaten Pekalongan yang terkena rob (banjir di daerah
pesisir Pekalongan). Seluruh kegiatan penggalangan donasi
tersebut dulakukan sebagai bentuk kepedulian sosial
LAZISNU Kabupaten Pekalongan kepada orang yang terkena
musibah.75
Melalui tanggap darurat kepedulian ini, UPZIS
LAZISNU melakukan penggalangan dan pengumpulan dana
dari berbagai lembaga dan komunitas tanggap bencana,
kemudian UPZIS-LAZISNU Kabupaten Pekalongan
melakukan organisir untuk dapat tertasharufkan.76
75
Maghfiroh, “Wawancara Selaku Staf Administrasi UPZIZ LAZIZNU
Kabupaten Pekalongan”, 5 Agustus 2019. 76
Maghfiroh, “Wawancara Selaku Staf Administrasi UPZIZ LAZIZNU
Kabupaten Pekalongan”, 5 Agustus 2019.
61
Tabel I Pelaksanaan NU-Care
No
Nama Program Jumlah dana Keterangan
1. Gerakan Donasi
Peduli Gempa
untuk Lombok
RP. 27.000.000,-
Tersalurkan
2. Donasi Tsunami di
Banten
Rp. 20.000.000,-
Tersalurkan
3. Donasi Banjir Rob
di Wilayah Pesisir
Pekalongan
Rp. 18.000.000,-
Tersalurkan
4. Donasi Peduli
Tsunami Palu dan
Donggala
Rp. 22.000.000,-
Tersalurkan
5. Bantuan Binatang
Qurban ke daerah
pesisir Pekalongan
yang terkena Rob
Rp. 10.000.000,-
Tersalurkan
Jumlah Rp. 97.000.000,-
Selain program NU-Care peduli tahap bencana,
UPZIS-LAZISNU Kabupaten Pekalongan juga melakukan
upaya pemberdayaan melalui pembangunan masyarakat
yang masih berada dalam keadaan yang kurang layak. Salah
satunnya ialah membantu masyarakat Karangdadap
Kabupaten Pekalongan membangun toilet umum karena di
daerah tersebut masyarakatnya masih belom banyak
memiliki toilet dimasing-masing rumah, kemudian
melakukan pemberdayaan dengan memberikan bantuan
biaya pengobatan bagi masyarakat yang kurang mampu,
hingga melaksanakan pengobatan gratis dibeberapa titik
daerah di Kabupaten Pekalongan, hingga melaksanakan
62
progam stand pengobatan gratis (memberikan obat gratis
bagi masyarakat Kabupaten Pekalongan).
Tabel II Progam Terlaksana
No Nama Bantuan Bantuan Pelaksanaan
1. Bantuan Jamban
kepada salah
satu warga di
Karangdadap
Rp.5.000.000,- 15 April 2019
2. Bantuan
Pengobatan
kepada warga
yang kurang
mampu di
Kecamatan
Karangdadap
Rp.2.000.000,- 17 April 2019
3. Bantuan
Pengobatan
kepada warga
yang kurang
mampu di
Kecamatan
Kedungwuni
Rp.2.000.000,- 17 April 2019
4. Bantuan
Pengobatan
Gratis Di MWC
Bantuan
pemeriksaan
kesehatan
25 Januari2019
63
NU Buaran
5. Stand
Pengobatan dan
membnerikan
obat Gratis di
Bligo, Buaran
Cek kesehatan
gratis
1 Februari2019
Jumlah RP. 9.000.000,-
Progam NU-Care peduli lainnya yang sudah
terealisasi ialah pemberian Qurban kepada masyarakat
daerah Tegaldowo, Jeruk Sari dan Tirto, dengan bentuk
memberikan sumbangan empat ekor kambing di masing-
masing lokasi. Lokasi tersebut menjadi pilihan penyaluran
kepedulian UPZIS-LAZISNU Kabupaten Pekalongan
karena di lokasi tersebut rawan terjadi bencana banjir, baik
banjir rob maupun banjir dari luapan sungai, karena daerah
tersebut terbilang rendah diantara daerah-daerah lainnya di
Kabupaten Pekalongan.
Tabel III Progam Terealisasi
No Qurban Bentuk Terlaksana
1. Qurban di daerah
Kel. Tegaldowo
4 kambing 14 Agustus
2019
2.
Qurban di daerah
Kel. Jeruksari
4 kambing 14 Agustus
2019
3. Qurban di daerah
Kel. Tirto
4 kambing 14 Agustus
2019
Beberapa progam di atas merupakan bagian dari
usaha UPZIS-LAZISNU Kabupaten Pekalongan dalam
mewujudkan tujuan manajemen progam LAZIZNU. Pada
64
dasarnya perealisasian progam memang belum sepenuhnya
maksimal, namun hal demikian merupakan upaya UPZIS-
LAZISNU yang dimaksudkan ingin mewujudkan umat
Islam yang sejahtera, yang nantinya terus akan ditingkatkan
dari tahun per-tahun. Dana yang dikumpulkan merupakan
hasil penggalangan dana dari berbagai kelompok dan
komunitas di Kabupaten Pekalongan yang diorganisi oleh
UPZIS-LAZISNU Kabupaten Pekalongan, serta sebagain
dari progam KOIN-NU yang dihasilkan dari beberapa
kecamatan di Kabupaten Pekalongan. Dana sumber koin
KOIN-NU dari beberapa kecamatan memang tidak
sepenuhnya diberikan kepada LAZISNU Cabang
Kabupaten Pekalonga, karena sebagian pengumpulan dana
juga digunakan untuk pemberdayaan di Kecamatan masing-
masing, serta untuk menunjang berjalannya organisasi di
rangkupan wilayah Anak Cabang Nahdhatul Ulama di
Kecamatan masing-masing.77
B. Program NU-Smart: Pemberdayaan Untuk Pelajar NU
Program NU-Smart merupakan progam MU-CARE
yang alokasikan untuk beasiswa pendidikan bagi siswa-
siswi yang tidak mampu di Kabupaten Pekalongan. Salah
satu pendukung terealisasinnya program bantuan ini tidak
lain dari bantuan gerakan KOIN-NU yang digalakkan di
desa-desa Kabupaten Pekalongan oleh pengurus NU tingkat
77
Maghfiroh, “Wawancara Selaku Staf Administrasi UPZIZ LAZIZNU
Kabupaten Pekalongan”, 5 Agustus 2019.
65
Anak Cabang di Kecamatan masing-masing hingga sampai
pada pengurus ranting masing-masing (pengurus
desa/kelurahan).
Program KOIN-NU ini berhasil meemberikan
kesadaran terhadap warga NU untuk berinfak, sehingga
hasil dari pengumpulan infaqnya dapat digunakan untuk
kegiatan-kegiatan sosial dengan tujuan pemberdayaan
termasuk kegiatan bantuan pendidikan dalam program NU-
Smart ini. Program KOIN-NU di Kabupaten Pekalongan
berjalan sejak Februari 2019 hingga sampai saat ini. Hasil
pengalangan KOIN-NU ini diakumulasi setiap satu bulan
sekali, dilaporkan ke cabang dengan presentase hasil 40%
untuk ranting, 20% untuk mwc, dan 40% untuk cabang
UPZIS-LAZISNU Kabupaten Pekalongan yang selanjutnya
digunakan untuk program-program yang bersifat upaya
pemberdayaan untuk kesejahteraan umat Islam di
Kabupaten Pekalongan.
66
Ket: Tabel IV Bantuan Terhadap Siswa NU
Pada tahapan pelaksanaan upaya pemberdayaan pada
ranah bantuan pendidikan ini UPZIS-LAZISNU Kabupaten
Pekalongan berhasil memberikan bantuan kepada siswa-siswi
yang kurang mampu setiap bulan sekali di kecamatan yang
berbeda dalam bentuk memberikan tas dan buku serta
memberikan uang beasisa untuk bantuan keperluan
pembiayaan sekolah. Pada tahapan pemberian beasiswa ini
berlangsung tindak lanjut, dalam artian melakukan pemberian
secara berkala hingga siswa-siswi dapat menyelesaikan
pendidikannya masing-masing, berikut progam yang
No Kecamatan Tanggal Jumlah Bantuan
1. Lebak Barang 30
Januari
2019
20
Orang
Tas Sekolah dan
uang
2. Kandang
Serang
25
Februari
25
Orang
Tas Sekolah dan
uang
3. Petungkriyono 25 Maret
2019
11
Orang
Tas Sekolah dan
uang
4. Talun 23 Maret
2019
16
Orang
Tas Sekolah dan
uang
5. Doro 20 April
2019
25
Orang
Tas Sekolah dan
uang
6. Wonokerto 30 Mei
2019
20
Orang
Tas Sekolah dan
uang
7. Kajen 25 Juni
2019
19
Orang
Tas Sekolah dan
uang
8. Bojong 30 Juli
2019
15
Orang
Tas Sekolah dan
uang
9. Wonopringgo 29
Agustus
2019
18
Orang
Tas Sekolah dan
uang
67
terealisasi berdasarkan data UPZIS-LAZISNU Kabupaten
Pekalongan.
Beberapa data tersebut menunjukkan bahwa UPZIS-
LAZISNU telah melakukan upaya pemberdayaan masyarakat
melalui bantuan dana pendidikan terhadap siswa-siswi yang
kurang mampu di Kabupaten Pekalongan.
Selain memberikan bantuan kepada siswa siswi yang
kurang mampu, UPZIS-LAZISNU juga bekerjasama dengan
LP Ma;arif NU Kabupaten Pekalongan, dengan memberikan
bantuan beasiswa pendidikan yang diberikan kepada siswa
berprestasi Lembaga Pendidikan Ma’arif NU pada tanggal 15
Juli 2019 senilai Rp. 5.000.000 untuk 11 orang siswa yang
dianggap berprestasi oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif pada
acara Halal Bihalal LP Ma’arif.
Bantuan lain juga diberikan kepada mahasiswa baru
ITSNU kab. Pekalongan sebanyak 20 mahasiswa, meliputi
biaya penuh kuliah senilai Rp. 174.000.000 pada saat
launching kampus baru ITSNU pada tanggal 8 September
2019. Dana didapatkan dari donator tetap sebanyak 155
donatur.
Bantuan-bantuan di atas merupakan bagian dari upaya
yang digalakkan oleh UPZIS-LAZISNU Kabupaten
Pekalongan dalam melakukan tujuan pemberdayaan
masyarakat Kabupaten Pekalongan, tentunya menurut Ibu
Maghfiroh beberapa progam yang sudah terealisasi ini
68
nantinya akan terus digalakkan dan ditingkatkan demi
terwujudnya umat yang sejahtera melalui upaya
pengoptimalan pemberdayaan umat khusunya masyarakat
Kabupaten Pekalongan.78
78
Maghfiroh, “Wawancara Selaku Staf Administrasi UPZIS-LAZISNU
Kabupaten Pekalongan”, 5 Agustus 2019.
69
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini merupakan pemaparan kesimpulan dan
saran dari hasil penelitian penulis selama melakukan penelitian
manajemen program Nu Care-Lazisnu Kabupaten Pekalongan,
dari hasil yang didapatkan, penulis mendapat dua hasil
kesimpulan sebagaimana berikut:
1. Manajemen progam NU-Care ialah sebuah progam
kepedulian yang dilakukan oleh UPZIS-LAZISNU
Kabupaten Pekalongan, meliputi beberapa progam seperti
NU-Preneur, program ini fokus pada pemberdayaan
masyarakat melalui ekonomi usaha kecil di masyarakat,
NU-Skill, progam NU-Skil merupakan program
pemberdayaan melalui pelatihan kerja terapan untuk
mendukung masyarakat agar kreatif dan inovatif, NU-
Smart, progam ini merupakan program pemberdayaan
bantuan dana dari LAZISNU yang diberikan kepada
masyarakat kurang mampu, namun ditujukan kepada anak-
anaknya untuk dalam membantu membiayai biaya
pendidikan (beasiswa).
2. Manajemen Program NU CARE-LAZISNU kabupaten
Pekalongan dalam mewujudkan upaya pemberdayaan
terealisasi melalui dua program yakni NU-Care Peduli dan
NU-Smart. Program NU-Care Peduli terealisasi dengan
70
memberikan bantuan kepada para masyarakat di
lingkungan Pekalongan dan beberapa daerah di Indonesia
yang mengalami musibah. Bentuk upaya pemberdayaan
yang dilakukan pada upaya ini ialah memberikan
penyaluran dana bantuan melalui uang. Selain membantu
aksi tanggap bencana, upaya pemberdayaan lainnya pada
program NU-Care peduli ialah dengan memberikan
perhatian terhadap masyarakat daerah terbelakang, seperti
memberikan bantuan pemberian toilet masyarakat,
memberikan pengobatan gratis, memberikan bantuan obat-
obatan memberikan dana bantuan biaya kesehatan dan lain
sebagainnya. sedangkan dalam upaya pemberdayaan pada
program NU-Smart ialah memberikan bantuan berupa tas
dan uang sekolah terhadap siswa-siswi tidak mampu di
beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Pekalongan
dengan tahapan setiap bulan, serta memberikan bantuan
beasiswa kepada para siswa berprestasi, dan memberikan
bantuan mahasiswa berpreatasi untuk mahasiswa di ITS
NU Pekalongan.
B. Saran
Saran dari penulis ialah semoga bisa dijadikan sebagai
rujukan kedepan untuk penelitian selanjutnya, serta semoga
kepada pihak LAZISNU Kabupaten Pekalongan dapat
merealisasikan seluruh progam NU CARE-LAZISNU yang
masih masif terealisasikan tidak sepenuhya.
71
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. 2015. Manajemen Strategi: Teori-Konsep-Kinerja.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Anoraga, Pandji. 2004. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Penilian Program Pendidikan.
Yogyakarta: Bina Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian Sebuah
Pendekatan Praktek. Jakarta:Bulan Bintang,.
Assauri, Sofjan. 2016. Strategic Management: Sustainable
Competitive Advantages. Jakarta: Rajawali Pers.
Beik, Irfan Syauqi dan Tiara Tsani. 2012. “Menurunkan
Kemiskinan Melalui Pendayagunaan Zakat”, Iqtishidia
Jurnal Ekonomi Islam Republika, Februari.
David, Fred R. 2011. Manajemen Strategis Konsep, terj. Dono
Sunardi (Jakarta: Salemba Empat.
Efendi, E.K Mochtar. 1986. Manajemen : Suatu Pendekatan
Berdasarkan Ajaran Islam. Jakarta : Bhatar Karya Aksara.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan
Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. Ed.1, Cet-1.
Hafidhuddin, Didin. 2007. Agar Harta Berkah dan Bertambah.
Jakarta:Gema Insani Press.
Hafifuddin, Didin. 2002. Zakat dalam Perekonomian Modern.
Jakarta. Gema Insani.
Hamka. 2012. Standar Operasional Prosedur Lembaga
Pengelola Zakat. Kementrian Agama RI Direktorat
72
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat
Pemberdayaan Zakat.
Hidayati, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Jakaerta dengan UIN Jakarta
Press.
Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen, 2003. Manajemen
Strategis, terj. Julianto Agung dan Andi, Yogyakarta.
Hutabarat, Jemsley dan Martani Huseini, 2006. Pengantar
Manajemen Strategik Kontemporer: Strategik di tengah
Operasional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Julitrias, Djati dan Jhon Suprianto. 1998. Manajemen Umum
Sebuah Pengantar. Yogyakarta : BPFE. Cet-1.
Kadarman, A.M, dan JusUf Udaya. 1994. Pengantar Ilmu
Manajemen : Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT
Garamedia Pustaka Utama. Cet. Ke-4.
Kartasasmita, Ginandjar. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat:
Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: PT.
Pustaka Cidesindo.
Kartasasmita, Ginanjar. 1997. Administrasi Pembangunan.
Jakarta, LP3ES.
M. Hariwijaya. 2009. Cara Mudah Menyusun Proposal.
Yogyakarta: Pararaton. Cet-2.
M. Manullang. 1996. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta : Galia
Indonesia. Cet. Ke-1.
Maleong, Lexy J. 1997. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
73
Mudasir. 2012. Desain Pembelajaran. Indragiri Hulu : STAI
Nurul Falah.
Mudasir. 2012. Desain Pembelajaran. Indragiri Hulu : STAI
Nurul Falah.
Muhaimin, Suti’ah dan Sugeng Listyo Prabowo. 2009.
Manajemen Pendidikan. Jakarta:.Kencana.
Muhammad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam.
Jakarta: PT.Rajawali Pers.
Murtopo, Ali. 1978. Strategi Kebudayaan. Jakarta: CSIS.
Muslim, Aziz. 2009. Metodologi Pengembangan Masyarakat.
Yogyakarta: Teras.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Cet-6.
Permono, Sjechul Hadi. 2005. Spektrum Zakat Dalam
Membangun Ekonomi Kerakyatan. Jakarta: ZikrulHakim.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Qardhawi, Yusuf. 1997. Likay Tanjaha Muassasataal-Zakâhfi
Tathbîqi al-Mu'akhir, ter. Asmuni Sholihin, Zamaksyari.
Jakarta: Media Dakwah.
Rachmat. 2014. Manajemen Strategi, Bandung: Pustaka Setia.
Rofiq, Ahmad. 2004. Fiqh Kontektual. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar.
Sandjaja, B. dan Albertus Heriyanto. 2010. Panduan Penelitian,
Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet-6..
74
Semiawan, Conny R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif.
Jakarta; PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Shalfiah, Ramandita, 2013. “Peran Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dalam Mendukung
Program Pemerintahan Kota Bontang”, e Journal Ilmu
Pemerintahan, Vol. 1, No. 3.
Sumarsono, H.M. Sonny. 2004. Metode Riset Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Graha Ilham.
Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Perencanaan Pembangunan
Daerah Otonom dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:
Penerbit Citra Utama Sumaryadi.
Surahmad, Wiranto. 1987. Metodologi Penelitian. Bandung:
Tarsito,
Sururi, Ahmad. “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program
Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan
Wanasalam Kabupaten Lebak”, Jurnal Administrasi
Negara, Vol. 3, No. 2, (Januari – April).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
PANDUAN PENELITIAN
MANAJEMEN PROGRAM NU-CARE LAZISNU
KABUPATEN PEKALONGAN
1. Pengantar
Daftar pertanyaan bertujuan untuk mengumpulkan data
tentang manajemen program NU-CARE Lazisnu
Kabupaten Pekalongan. Hasil penelitian ini akan di
analisis dalam penyusunan skripsi untuk memenuhi syarat
sarjana sosial di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Profil Narasumber
Narasumber I
Nama : Suharbadi S.Fil.I
Selaku : Ketua UPZIS LAZISNU Kabupaten Pekalongan
Narasumber II
Nama : Magfiroh
Selaku : Staf Administrasi UPZIS-LAZIZNU Kabupaten
Pekalongan
3. Daftar Pertanyaan
a. Suharbadi
1) Bagaimana Sejarah Singkat UPZIS LAZISNU
Kabupaten Pekalongan?
Sejarah berdirinya LAZISNU Kabupaten
Pekalongan tidak terlepas dengan sejarah
berdirinya LAZISNU Pusat Pengurus Besar
Nahdhatul Ulama. Kemudian dari pusat sampai ke
pengurusan Wilayah Jawa Tengah dan setelah itu
sampai ke Kabupaten Pekalongan. Namun pada
kepengurusan 2013-2017 progam belum terlalu
kondusif untuk di jalankan, dalam artian progam
berjalan tapi masih menemukan banyak kendala
pada lembaga internal LAZISNU Kabupaten
Pekalongan. Barulah pada tahun 2017 hingga
saat ini LAZISNU Kabupaten Pekalongan telah
berhasil menjalankan progam-progam NU-CARE
dari mulai funraising, pengumpulan dana ZIS
hingga pelaksanaan untuk mewujudkan
kemaslahatan pada masyarakat NU Kabupaten
Pekalongan.
2) Bagaimana Manajemen Progam yang di terapkan
dalam LAZISNU Kabuapten Pekalongan?
Untuk memanjemen sebuah progam ya saya
kira berjalan sudah seperti semestinya, namun
manejemen dasar dari progam LAZISNU sendiri
yang terpenting ialah mewujudkan LAZISNU yang
memiliki kredibilitas tinggi dan dipercaya
masyarakat karena mengembangkan dan
mendayagunakan pengelolaan zakat, infaq, dan
shadaqah secara MANTAP (Modern, Akuntable,
Transparan, Amanah dan Profesional).
3) Bagaimana peran UPZIS LAZISNU dalam
memajemen target pasar?
Dengan cara mengoptimalkan
penghimpunan dana zakat, infaq, dan shodaqoh
dari para aghniya’ dan pengurus PCNU dan
Banom dengan memohon kesediannya untuk
menyampaikan lewat Upzis-Lazisnu kab.
Pekalongan. Menghimpun dana sosial dari
pegawai negeri (PNS) di lingkungan pemerintah
kab. Pekalongan.
UPZIS-LAZISNU Kabupaten Pekalongan
berusaha mengemban amanah untuk menjadi
“jembatan” antara muzaki, munfiq, dan
mutashoddiq yang ingin mengeluarkan hartanya
baik zakat, infaq, maupun shodaqoh dengan
amanah, professional, akuntable, dan kami akan
mneyalurkan kepada mustahiq
Pada tahapan pengoptimalan penampungan
dana zakat, infaq dan shadaqoh, UPZIS-LAZISNU
Kabupaten Pekalongan memiliki tiga target
sumber pengoptimalan zakat, infaq dan shadaqoh,
tiga target tersebut yaitu: Golongan aghniya’ dan
para pengurus Banom NU di Kabupaten
Pekalongan. Golongan aghniya’ ini sasarannya
ialah warga Kabupaten Pekalongan yang
tergolong sudah mampu dan kaya, dalam artian
mapan dari segi usaha, penghasilan dan aset yang
sudah cukup untuk menjadi tolak ukur seseorang
megeluarkan zakat dan shodaqoh. Dalam hal ini
UPZIS-LAZISNU melakukan penjelasan tentang
pentingnya zakat dan shodaqoh untuk masyarakat
yang membutuhkan, serta melakukan penawaran
kerjasama anatara UPZIS LAZISNU dengan pihak
yang terkait sebagai jembatan untuk menyalurkan
zakat, infaq dan shodaqoh kepada masyarakat
yang membutuhkan. Sedangkan pengurus Banom
juga demikian, para pengurus Cabang di bawah
pimpinan Nahdhatul Ulama Kabupaten
Pekalongan yang dirasa sudah mampu dan cukup,
maka dianjurkan untuk menyalurkan dana zakat,
infaq dan shadaqoh untuk kemasalahatan umat
dan Golongan Pegawai Negeri Sipil, pada
golongan ini UPZIS LAZISNU Kabupaten
Pekalongan melakukan penghimpunan dana
sosisial dari pegawa negeri (PNS) di lingkungan
pemerintah Kabupaten Pekalongan.
Golongan kelas menengah, golongan kelas
menengah ditargetkan kepada seluruh anggota
Jamiyyah Nahdhatul Ulama di Kabupaten
Pekalongan yang berkeinginan berinfaq melalui
tabungan KOIN-NU. Dalam hal ini kemudian
UPZIS LAZISNU Kabupaten memberikan kotak
infaq KOIN-NU kepada seluruh jamaahnya
berkeinginan berinfaq melalui tabungan KOIN-
NU. Tabungan KOIN-NU diharapkan agar para
jamaah menabung semampunya setiap hari baik
500 hingga 1000 rupiah setiap harinya untuk
kemudian pada tiap bulannya dapat disalurkan
kepada lembaga NU Per-wilayah ranting
kelurahan dan desa, kemudian diserahkan
ketingkat anak cabang Kecamatan hingga ke
UPZIS-LAZISNU Cabang Kabupaten Pekalongan
b. Maghfiroh
1) Apa saja yang dihasilkan dari pengoptimalan
manajemen progam NU-Care?
Pengoptimalan manajemen progam NU-
CARE menghasilkan dua progam kegiatan
terealisasi sebagai bentuk upaya keberhasilan
manajemen progam NU-CARE di kabupaten
Pekalongan, dua progam NU-CARE yang sudah
terelesaikan ialah sebagaimana ialah, NU-CARE
peduli terhadap beberapa masyarakat yang
terkena musibah, dan kedua NU-Smart yakni
bentuk kepedulian LAZISNU kepada siswa yang
berprestasi, dan berhubungan dengan biaya
pendidikan. Kedua progam dapat terealisasi
berkat manajemen yang diterapkan oleh LAZISNU
Kabupaten Pekalongan dalam mengoptimalkan
progamnya yakni NU-CARE.
2). Terkait dengan keberhasilan yang sudah terealisasi?
Lalu sejauhmana manajemen berpengaruh
terhadap pengaplikasian dua progam tersebut?
Pertama, dalam progam NU-Care peduli
aksi tanggap darurat bencana, awal tahun 2019
UPZIS-LAZISNU Kabupaten Pekalongan
melakukan aksi tanggap gerakan peduli terhadap
musibah-musibah yang terjadi di beberapa tempat
di Indonesia, dari mulai gerakan penggalangan
tanggap donasi bencana gempa di Lombok, donasi
bencana tsunami di Banten, donasi bencana rob
(banjir di daerah pesisir) di kota dan kabupaten
Pekalongan, donasi untuk bencana Palu dan
Donggala, hingga melakukan aktivitas sosial
dengan memberikan hewan Qurban untuk
masyarakat kota dan kabupaten Pekalongan yang
terkena rob (banjir di daerah pesisir Pekalongan).
Seluruh kegiatan penggalangan donasi tersebut
dulakukan sebagai bentuk kepedulian sosial
LAZISNU Kabupaten Pekalongan kepada orang
yang terkena musibah.
Melalui tanggap darurat kepedulian ini,
UPZIS -LAZISNU melakukan penggalangan dan
pengumpulan dana dari berbagai lembaga dan
komunitas tanggap bencana, kemudian UPZIS-
LAZISNU Kabupaten Pekalongan melakukan
organisir untuk dapat tasharufkan.
Selain progam NU-Care peduli tahap
bencana, UPZIS-LAZISNU Kabupaten
Pekalongan juga melakukan upaya pemberdayaan
melalui pembangunan masyarakat yang masih
berada dalam keadaan yang kurang layak. Salah
satunnya ialah membantu masyarakat
Karangdadap Kabupaten Pekalongan membangun
toilet umum karena di daerah tersebut
masyarakatnya masih belom banyak memiliki
toilet dimasing-masing rumah, kemudian
melakukan pemberdayaan dengan memberikan
bantuan biaya pengobatan bagi masyarakat yang
kurang mampu, hingga melaksanakan pengobatan
gratis dibeberapa titik daerah di Kabupaten
Pekalongan, hingga melaksanakan progam stand
pengobatan gratis (memberikan obat gratis bagi
masyarakat Kabupaten Pekalongan).
Progam NU-Care peduli lainnya yang sudah
terealisasi ialah pemberian Qurban kepada
masyarakat daerah Tegaldowo, Jeruk Sari dan
Tirto, dengan bentuk memberikan sumbangan
empat ekor kambing di masing-masing lokasi.
Lokasi tersebut menjadi pilihan penyaluran
kepedulian UPZIS-LAZISNU Kabupaten
Pekalongan karena di lokasi tersebut rawan
terjadi bencana banjir, baik banjir rob maupun
banjir dari luapan sungai, karena daerah tersebut
terbilang rendah diantara daerah-daerah lainnya
di Kabupaten Pekalongan. Beberapa progam di
atas merupakan bagian dari usaha UPZIS-
LAZISNU Kabupaten Pekalongan dalam
mewujudkan tujuan manajemen progam LAZISNU.
Sedangkan pelaksanaan progam NU-SMART telah
direalisasikan dengan membantu para siswa dan
memberikan beasiswa terhadap mahasiswa ITSNU
Kabupaten Pekalongan.
Pekalongan, 14 Oktober 2019
Mengetahui
Suharbadi
Ketua UPZIS LAZISNU
DOKUMENTASI
Peneliti melakukan observasi di kantor UPZIS LAZISNU
Kabupaten Pekalongan
Peneliti melakukan wawancara dengann Ketua UPZIS LAZISNU
Kabupaten Pekalongan