manajemen pengetahuan pad a pltn - digilib-batan

11
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DES EMBER 2006 ISSN 1978-0176 MANAJEMEN PENGETAHUAN PAD A PLTN DAHLIA C SINAGA, YUDI PRAMONO Badan Pengawas Tenaga Nuklir (B APE TEN) Jl. Gajah Mada No.8 Jakarta 10120 [email protected] Abstrak MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA PLTN. Banyak pekerja yang saat ini melakukan pengoperasian dan perawatan PLTN di beberapa negara mencapai usia pensiun. Sebagian dari mereka dulunya adalah SDM yang bertanggung-jawab untuk komisioning dan operasi awal dari instalasi, dan mereka telah mempelajari permasalahan mengenai karakteristik desain dan operasi instalasi. Operasi PLTN yang aman, handal (memenuhi persyaratan keselamatan) dan efektif dari segi biaya mensyaratkan bahwa pekerja hendaknya memiliki dan memelihara pengetahuan, keahlian dan sikap yang diperlukan untuk melakukan pekerjaannya. Pengetahuan tersebut mencakup tidak hanya kompetensi teknis, namun juga kompetensi yang terkait dengan manajemen, komunikasi dan kerjasama tim yang efektif. Ketika pekerja yang memiliki pengetahuan tasit (yang melekat pada setiap individu) ini pensiun, transfer informasi tersebut menjadi permasalahan kritis, meskipun biasanya telah ada pekerja pengganti yang juga mempunyai pengetahuan tasit untuk kelangsungan operasi. Operasi PLTN dalam jangka waktu yang panjang mensyaratkan bahwa selurnh pengetahuan eksplisit dan tasit harns ditransfer kepada pekerja barn ketika mereka masuk kerja. Metode yang digunakan beberapa organisasi pengoperasi PLTN untuk tujuan tersebut, terorganisasi dalam beberapa kategori, yaitu budayaliklim organisasi, organisasi kerja, sistem manajemen informasi serta sistem pelatihan dan pengembangan individu. Pengalihan pengetahuan yang efektif kepada generasi barn pekerja PLTN ini dapat dilaksanakan dengan manajemen pengetahuan atas dasar keragaman kualitas alih pengetahuan, perlunya pengalihan pengetahuan tasit ke eksplisit, penciptaan budaya berbagi ilmu serta penyimpanan dan pengembangan metode alih ilmu. Kata kunci : PLTN, manajemen pengetahuan, pengetahuan tasit Abstract KNOWLEDGE MANAGEMENT OF NPP. Many of the personnel currently operating and maintaining NPPs in several countries are reaching retirement eligibility. In most cases, these are the people who were responsible for the commissioning and initial operation of the plant, through which they learned a great deal about the plant design and operating characteristics. The safe, reliable, and cost-effective operation ofNPPs requires that personnel possess and maintain the requisite knowledge, skills, and attitudes to do their jobs properly. Such knowledge includes not only the technical competencies required by the nature of the technology and particular engineering designs, but also the competencies associated with effective management, communication and teamwork. As those workers who are in possession of this tacit knowledge leave the workplace for retirement, the effective capture and transfer of that information becomes even more critical. Although this need has always existed as individuals transferred to other jobs or left the organization, there have usually been others in the organization who also had the tacit knowledge to provide continuity of operation. The long term operation of NPPs requires that this entire body of explicit and tacit knowledge be transferred to new personnel as they enter the workforce. The methods being used by some NPP operating organizations for this purpose are organized in categories: organizational climate/culture, work organization, information management systems, training systems and individual development. The effective transfer of knowledge to the next generation of NPP personnel may be a need for knowledge management based on the variability in the quality of knowledge transfer, additional efforts to transfer tacit knowledge to explicit knowledge, knowledge-sharing culture and development of knowledge retention and transfer method. Dahlia C Sinaga dkk. 175 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PENGETAHUAN PAD A PLTN - Digilib-BATAN

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGY AKARTA, 21-22 DES EMBER 2006ISSN 1978-0176

MANAJEMEN PENGETAHUAN PAD A PLTN

DAHLIA C SINAGA, YUDI PRAMONO

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (B APE TEN)Jl. Gajah Mada No.8 Jakarta 10120

[email protected]

Abstrak

MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA PLTN. Banyak pekerja yang saat ini melakukan pengoperasiandan perawatan PLTN di beberapa negara mencapai usia pensiun. Sebagian dari mereka dulunya adalahSDM yang bertanggung-jawab untuk komisioning dan operasi awal dari instalasi, dan mereka telahmempelajari permasalahan mengenai karakteristik desain dan operasi instalasi. Operasi PLTN yang aman,handal (memenuhi persyaratan keselamatan) dan efektif dari segi biaya mensyaratkan bahwa pekerjahendaknya memiliki dan memelihara pengetahuan, keahlian dan sikap yang diperlukan untuk melakukanpekerjaannya. Pengetahuan tersebut mencakup tidak hanya kompetensi teknis, namun juga kompetensi yangterkait dengan manajemen, komunikasi dan kerjasama tim yang efektif. Ketika pekerja yang memilikipengetahuan tasit (yang melekat pada setiap individu) ini pensiun, transfer informasi tersebut menjadipermasalahan kritis, meskipun biasanya telah ada pekerja pengganti yang juga mempunyai pengetahuantasit untuk kelangsungan operasi. Operasi PLTN dalam jangka waktu yang panjang mensyaratkan bahwaselurnh pengetahuan eksplisit dan tasit harns ditransfer kepada pekerja barn ketika mereka masuk kerja.Metode yang digunakan beberapa organisasi pengoperasi PLTN untuk tujuan tersebut, terorganisasi dalambeberapa kategori, yaitu budayaliklim organisasi, organisasi kerja, sistem manajemen informasi serta sistempelatihan dan pengembangan individu. Pengalihan pengetahuan yang efektif kepada generasi barn pekerjaPLTN ini dapat dilaksanakan dengan manajemen pengetahuan atas dasar keragaman kualitas alihpengetahuan, perlunya pengalihan pengetahuan tasit ke eksplisit, penciptaan budaya berbagi ilmu sertapenyimpanan dan pengembangan metode alih ilmu.

Kata kunci : PLTN, manajemen pengetahuan, pengetahuan tasit

Abstract

KNOWLEDGE MANAGEMENT OF NPP. Many of the personnel currently operating and maintainingNPPs in several countries are reaching retirement eligibility. In most cases, these are the people who wereresponsible for the commissioning and initial operation of the plant, through which they learned a great dealabout the plant design and operating characteristics. The safe, reliable, and cost-effective operation ofNPPsrequires that personnel possess and maintain the requisite knowledge, skills, and attitudes to do their jobsproperly. Such knowledge includes not only the technical competencies required by the nature of thetechnology and particular engineering designs, but also the competencies associated with effectivemanagement, communication and teamwork. As those workers who are in possession of this tacit knowledgeleave the workplace for retirement, the effective capture and transfer of that information becomes even morecritical. Although this need has always existed as individuals transferred to other jobs or left theorganization, there have usually been others in the organization who also had the tacit knowledge to providecontinuity of operation. The long term operation of NPPs requires that this entire body of explicit and tacitknowledge be transferred to new personnel as they enter the workforce. The methods being used by someNPP operating organizations for this purpose are organized in categories: organizational climate/culture,work organization, information management systems, training systems and individual development. Theeffective transfer of knowledge to the next generation of NPP personnel may be a need for knowledgemanagement based on the variability in the quality of knowledge transfer, additional efforts to transfer tacitknowledge to explicit knowledge, knowledge-sharing culture and development of knowledge retention andtransfer method.

Dahlia C Sinaga dkk. 175 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

Page 2: MANAJEMEN PENGETAHUAN PAD A PLTN - Digilib-BATAN

SEMINARNASIONALIISDMTEKNOLOGlNUKLlR

YOGYAKARTA,21-22 DESEMBER2006ISSN 1978-0176

Keywords: NPP, knowledge management, tacit knowledge

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di banyak negara anggota IAEA, dalamkaitannya dengan perawatan dan operasi PLTNyang handal, faktor ekonomi dan demografimemiliki potensi yang penting. Banyak pekerjasaat ini melakukan pengoperasian danperawatan PLTN di negara tersebut mencapaiusia pensiun. Sebagian dari mereka dulunyaadalah orang-orang yang bertanggung-jawabuntuk komisioning dan operasi awal dariinstalasi, dan mereka telah mempelajaripermasalahan mengenai karakteristik desaindan operasi instalasi.

Operasi PLTN yang aman, handal(memenuhi persyaratan keselamatan) daneffektif dari segi biaya mensyaratkan bahwapekerja hendaknya merniliki dan memeliharapengetahuan, keaWian dan sikap yangdiperlukan untuk melakukan pekerjaannya.Pengetahuan tersebut mencakup tidak hanyakompetensi teknis, namun juga kompetensiyang terkait dengan manajemen, komunikasidan kerjasama tim yang efektif.

Program pe1atihan pekerja secara umumtelah mengarah pada pengetahuan eksplisityang tertuang dalam prosedur, kebijaksanaandan dokumen tertulis. Namun pengetahuan tasityang berada dalam pikiran seseorang tidaktertuang dalam pola yang formal.

Pada saat pekerja yang memilikipengetahuan tasit ini pensiun, transfer informasitersebut menjadi permasalahan kritis, meskipunbiasanya telah ada pekerja pengganti dalamorganisasi tersebut yang juga mempunyaipengetahuan tasit untuk kelangsungan operasi.Operasi jangka panjang PLTN mensyaratkanbahwa seluruh pengetahuan eksplisit dan tasithams ditransfer kepada pekerja barn pada saatmereka masuk kerja. Sehubungan dengan haltersebut, teknik barn dan berbeda mungkindiperlukan untuk menjamin kelangsungantransfer pengetahuan yang efektif dan sesuaiwaktu.

Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah untukmemberikan:

Informasi pentingnya kepedulianterhadap isu signifikan dalam industri nuklir(PLTN) sehubungan penuaan pekerja dantransfer pengetahuan.

Informasi dalam menanggapi isu melaluikonsep manajemen pengetahuan dari organisasipengoperasi PLTN demi kelangsungan transferpengetahuan.

Lingkup Bahasan

Termasuk dalam lingkup bahasan di siniadalah identifikasi isu yang umum dan pentingbagi organisasi pengoperasi PLTN yangberkaitan dengan transfer pengetahuan kepadagenerasi barn pekerja PLTN. Makalah ini jugamengidentifikasi praktik yang efektif terkaitdengan isu tersebut oleh organisasi pengoperasiPLTN. Pe1aksanaan yang efektif tersebut tidakmencakup justifikasi atau pertimbangan teoritis.

Makalah ini menyediakan informasiumum mengenai pengalaman yang berkaitandengan konteks penuaan pekerja. Informasiyang tersedia mengenai transfer pengetahuanmencakup materi yang dipe1ajari dalamorganisasi pengoperasi PLTN dan contoh yangdipilih dari strategi manajemen untukmenghindari PLTN dari kehilanganpengetahuan eksplisit dan tasit yang signifikan.Karenanya, informasi yang diberikan dalamdokumen ini dapat memberikan kemampuanmenghadapi tantangan usia Ianjut danpensiunnya para pekerja saat ini secara efektif,terntama dalam hal mempertahankan supayapengetahuan penting terkait denganpengoperasian dan perawatan PLTN tetapterjaga.

Makalah ini juga diharapkan bergunabagi manajer dan spesialis teknis dari organisasifasilitas nuklir, badan pengawas, organisasipelatihan dan pendidikan, organisasi pendukungteknis industri, maupun pengambil keputusandari pihak pemerintah.

Metode yang digunakan berdasar kajiandokumen teknis yang diperoleh dari laporansurvei yang didistribusikan kepada organisasipengoperasi PLTN untuk mentransferpengetahuan eksplisit dan tasit kepada generasipersonil PLTN berikutnya serta statuspengembangan manajemen pengetahuan.Se1anjutnya akan diuraikan mengenai:

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 176 Dahlia C Sinaga dkk.

Page 3: MANAJEMEN PENGETAHUAN PAD A PLTN - Digilib-BATAN

SEMINARNASIONALIISDMTEKNOLOGINUKLIRYOGYAKARTA,21-22 DESEMBER2006ISSN 1978-0176

informasi status dan kecenderunganpekerja di industri PLTN.

praktik efektif yang telah dikembangkanuntuk transfer pengetahuan industri nuklirsecara singkat. Pembahasan tidak terlalu rincisebagai upaya pertimbangan budaya organisasimaupun karakteristik regional dan nasional.

PEMBAHASANPERMASALAHAN

Status dan Kecenderungan Pekerja Di PL TN

Di banyak negara anggota IAEA, padasaat ini, bekeIja di PLTN kurang mempunyaiprestise dibanding saat lampau, temtamadibandingkan pada saat PLTN komisioningpertama kalinya pada tahun 1970-an. Terdapatjuga ketidakpastian yang lebih besar mengenaimasa depan jangka panjang dari PLTN saat inidibanding saat awalnya. Terlebih di beberapanegara telah diambil tindakan untukmenghentikan operasi sebelum akhir jadwalumur instalasi, atau persetujuan telah dibuatuntuk mengistirahatkan PLTN.

Privatisasi dan pasar energi bebas telahmenciptakan ketidakpastian finansial yang lebihbesar. Upaya pengurangan dan pembahandalam organisasi pengoperasi dapatmenghasilkan pengurangan karyawan,sekaligus mengurangi juga tingkat pengetahuanorganisasi. Dengan kata lain, saat ini lebih sulituntuk menarik minat orang-orang ke industriPLTN. Pertumbuhan kesempatan/peluangteknologi informasi bagi profesional muda telahmenghasilkan lebih sedikit pelajar yang meraihgelar dibidang engineering secara umum, tidakhanya dalam teknik nuklir. Sebagian pekeIjayang berpengalaman telah berimigrasi kenegara lain karena kesempatan yang lebihbesar. Situasi yang diuraikan di atas tidakterjadi di seluruh negara.

Kecenderungan positif saat ini di industrinuklir mencakup pembangunan PLTN bam diAsia, wacana konstruksi ulang di Eropa,pembahasan serius mengenai PLTN di AmerikaUtara, implementasi perpanjangan umurinstalasi, meningkatkan kineIja keselamatandan operasional seluruh instalasi, danpengembangan desain inovatif dengan PLTNgenerasi IV. Keberhasilan seluruh upaya inibergantung pada tersedianya pekerja yangterkualifikasi cukup baik untukimplementasinya.

Kecenderungan Industri Nuklir

Data PRIS IAEA menunjukkan bahwa477 unit PLTN berstatus operasi pada tahun2003 (443 PLTN pada Januari 2006) atau lebihdari 80% (355) telah beroperasi selama 15tahun atau lebih. Kebanyakan staf teknis danprofesional yang mulai bekerja pada awaloperasi PLTN tetap dipekeIjakan sekitar 5tahun ke depan, pekeIja yang membesarkanPLTN mempunyai pengalaman minimum 20tahun, yang paling muda bemsia 40 tahun-an,dan kebanyakan adalah lebih tua. Untuk PLTNyang mulai beroperasi tahun 1960 dan 1970,gelombang pensiun yang pertama sudah teIjadi.Oleh karenanya, instalasi tersebut sudahberpengalaman dalam mengatasi masalahpenuaan pekerja dan transfer teknologi.

Akhir-akhir ini, rekstrukturisasi danpengurangan pekeIjaiperampingan telahmenjadi suatu realita bagi organisasi PLTN.Perampingan, dalam beberapa kasus, telahmemperburuk isu penuaan pekerja dan apabilatidak tepikirkan dengan baik, tidak cukup waktuuntuk merencanakan transisi yang terorganisasidengan baik bagi pekerja pengganti.Dekomisioning PLTN yang lebih awalmenciptakan kebutuhan khusus.

Strategi Mengatasi Permasalahan PenuaanPekerja PLTN

Dalam makalah terdahulu sudahdiidentifikasi strategi yang diperlukan untukmengatasi penuaan pekerja di PLTN, dimanauntuk instalasi bam, pendekatan yang palingefektif terhadap operator pengganti akanmempertimbangkan isu yang dimulai dengantahap komisioning. Tahap desain dankomisioning juga merupakan waktu terbaikuntuk membuat keputusan strategis sedemikianhingga informasi apa yang akan dimasukkandalam sistem pendokumentasian instalasi(pengetahuan eksplisit) dan pengetahuan apayang akan tetap diingat oleh pekeIja instalasi(pengetahuan tasit).

Pengolahan Pengetahuan Eksplisit PentingBagi Operator

Kemajuan dalam teknologi informasimemungkinkan pendokumentasian PLTN yangsangat canggih yang dapat diperbahami secaraefisien. Secara umum, internet mempermudahpertukaran dan akses informasi di seluruh

Dahlia C Sinaga dkk. 177 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

Page 4: MANAJEMEN PENGETAHUAN PAD A PLTN - Digilib-BATAN

dunia, secara cepat dan efisien. Sementaraintranet yang menggunakan teknologi yangsarna menjadi sangat umum diantara organisasipengoperasi PLTN. Dimungkinkan jugapengambilan infonnasi dan revisi bahan(misalnya analisis modifikasi instalasi,perubahan prosedur, umpan balik pengalamanoperasi, perubahan peraturan, dan tindakanperubahan lainnya).

Penggunaan sistem manajemen instalasiterintegrasi (misal IBSF di PLTN Muhleberg diSwiss dan Inspektorat Keselamatan NuklirFederal Swiss) mempunyai pengaruhmenguntungkan dalam alih pengetahuan.Beberapa sistem dapat mengotomatisasipenyimpanan pengurnpulan dan presentasi dataoperasi instalasi maupun dokumen instalasilainnya, termasuk informasi dasar desain, yangapabila tanpa sistem tersebut menyita beberapatahun studi untuk memperoleh dan mengaksespengetahuan yang dibutuhkan. Di sisi lainsistem surveilan teras yang baru menawarkankemungkinan visualisasi 3 dimensi yang tidakdiketahui sebelurnnya, menuntun pengetahuanyang baru dan menawarkan kemungkinan baruuntuk penyediaan/pemeliharaan dan pengalihanpengetahuan.

Dokumen usang yang besar yang secaraoriginal terarsip dapat dicari dengan teks, judul,referensi, tanggal atau periode waktu, statuspemrosesan, pengirim dan sejumlahkarakteristik tambahan. Setelah dokumendipindai dengan kode akses, hubungan kedokumen tersebut secara otomatisdidistribusikan ke organisasi dengan e-mailsesuai dengan aturan yang ditetapkan. Ini jugamerupakan sarana yang ampuh untuh alihpengetahuan bagi pekerja barn.

Kecenderungan Teknologi Informasi UntukManajemen Pengetahuan

Kebanyakan organisasi pengoperasiPLTN menggunakan teknologi infonnasi (IT)untuk memperbaiki sistem pendesainan,pengembangan dan implementasi programpelatihan dan fungsi manajemen sumber dayamanusia (SDM) lainnya. Penggunaan perangkatIT untuk manajemen pengetahuan (KM) belumumum di kebanyakan organisasi pengoperasiPLTN. E-leaming digunakan umurnnya dengancara terbatas (misalnya pelatihan penyegaran).Beberapa organisasi pengoperasi telah

SEMINARNASIONALIISDMTEKNOLOGINUKLIR

YOGYAKARTA,21-22DESEMBER2006ISSN 1978-0176

mengintegrasikan sistem manajemen operasiterkomputerisasi, termasuk perencanaan ketjadan pengendalian, dan fungsi manajemendokumen dan keluarannya sudah tersedia padaintranet.

Sistem yang sedikit berbeda berupajaringan keselamatan terintegrasi sudah mulaidirintis dalam ANSN (Asian Nuclear SafetyNetwork) [http://www-ansn.iaea.org] yangdimaksudkan untuk berbagi pengetahuan teknisdan pengalaman praktik relevan untukkeselamatan di antara negara peserta programanggaran ekstra IAEA (EBP) mengenaiKeselamatan Instalasi Nuklir di negara AsiaTenggara, Pasifik dan Timur jauh. Dalam tahappercobaan ini ANSN berkonsentrasi padapendidikan dan pelatihan. IAEA, China,Jennan, Jepang, Korea dan AS adalah penyediautama bahan pelatihan. Untuk di Indonesiatelah dilaksanakan atas ketjasama Bapeten danBatan, dan sejauh ini telah menunjukkan kinerjayang cukup menunjang kesiapan menuju eraPLTN di Indonesia kelak.

Identifikasi, Pengambilan, DanPemanfaatan Pengetahuan Tasit PadaOrganisasi PL TN

Istilah "pengetahuan tasit" digunakanuntuk menggambarkan pengetahuan yangmelekat pada setiap individu, berlawanandengan "pengetahuari eksplisit" yang telahdiambil dalam berbagai bentuk sepertidokumen, desain teknik, database, atau bahanpelatihan. Pengetahuan tasit mencakup apayang terkadang diacu sebagai "pengetahuantribal". Berkaitan dengan tugas rutin dariseorang operator lapangan untuk melaksanakantugasnya, pengetahuan eksplisit yangberhubungan dengan tugasnya mungkindiberikan dalam checklist atau prosedur, sertaberupa informasi yang direkam selama tugastersebut. Pengetahuan tasit yang berkaitanmungkin berupa pengenalan kondisi abnormalatau potensi masalah berdasar atas panca-indera(bau yang berhubungan dengan peralatan rusak,suara yang mengindikasikan degradasi kinetjaalat yang berputar, penglihatan yangberhubungan dengan seuatu kebocoran uap,rasa kontaminan pada udara, dan lain-lain).Biasanya sukar untuk mengungkapkanpengetahuan tasit secara langsung (atau secara

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BA TAN 178 Dahlia C Sinaga dkk.

Page 5: MANAJEMEN PENGETAHUAN PAD A PLTN - Digilib-BATAN

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

lengkap) dengan kata-kata. Seringkali caramenyajikannya hanya melalui metafora,gambar, dan berbagi metode pengungkapanyang tidak memerlukan bahasa formal. Padatingkat praktik, banyak para ahli terkadangtidak mampu untuk mengungkapkan secarajelas seluruh yang mereka tahu dan dapatdilakukan, serta bagaimana mereka membuatkeputusan maupun menyimpulkan (dalam halini mereka tahu bahwa mereka dapatmenceritakan (atau menulis). Tidak terdapatbagian yang jelas antara pengetahuan tasit daneksplisit namun agak berupa spektrum. UntukPLTN pengetahuan eksplisit utamanyamengenai apa yang dilakukan atau bagaimanasesuatu dilakukan (misalnya menghidupkanpompa apabila isi tangki setengah penuh) danpengetahuan tasit mengenai bagaimana inidilakukan. Kebanyakan pengajaran danpembelajaran di sekolah berhubungan denganpengetahuan eksplisit.

Beberapa dokumen teknis TECDOC­IAEA yang ada te1ah difokuskan padapendekatan sistematik untuk pe1atihan (SAT)dan sarana penetapan dan kualifikasi pegawaiPLTN lainnya untuk melaksanakan pekerjaanmereka. Dokumen-dokumen tersebut terutamadifokuskan pada pengetahuan eksplisit.Tentunya metodologi tersebut akan diperlukanketika pekerja generasi baru mulai melakukankegiatan pengoperasian dan perawatan PLTN.

Dalam upaya terlaksananya seluruh tugaspekerja PLTN, penting juga untuk menaruhperhatian pada pengetahuan tasit yang terdapatpada pekerja dengan memberikan keahliankhusus yang dikembangkan melaluipembe1ajaran individual dan pengalaman yangbelum diambil melalui pendokumentasian danpelaksanaan pe1atihanyang normal.

Dari se1uruh pengetahuan daninformasi yang tersedia, banyak yang tidakrelevan secara langsung untuk me1engkapi misiPLTN. Oleh karenanya, identifikasipengetahuan tasit yang krusial bagi misi PLTNtersebut, dan penting bagi pengoperasian danperawatan PLTN harus ditetapkan, dankemudian disediakan bagi mereka yangmemerlukannya. Pengetahuan tasit yangpenting bagi misi tersebut berupa siklus umurtotal dari desain instalasi, konstruksi, operasi,optimisasi siklus umur, dan penutupan tapakpada akhimya. lni juga melebarkan spektrum

aktivitas kerja yang meliputi operasi,perawatan, rekayasa, proyek, dan fungsi-fungsipendukung.

Hasil-hasil dari survei IAEA mengenaitopik menunjukkan bahwa dalam industri nuklirpendekatan utama untuk pengalihanpengetahuan tasit adalah melalui penugasanpekerja berpengalaman untuk membimbingpekerja baru. Pengalaman telah menunjukkanbahwa satu pembatasan dasar beberapa transferpengetahuan tasit secara perorangan berpotensiuntuk keragaman kualitas pengalihan.Sehingga, pengalihan secara personalseharusnya dilengkapi, dengan sistempendukung yang meliputi pedoman, bantuankerja, rencana pengembangan individu,pelatihan lapangan (OJT) terstruktur dankomunitas praktik yang membantumenyediakan alih pengetahuan tasit berkualitastinggi dan konsisten maupun menyediakansuatu cara untuk mengalihkan pengetahuantasit, ke pengetahuan eksplisit bila sesuai.

Berikut adalah informasi yang berkaitandengan metode dimana organisasi pengoperasiPLTN selalu berupaya mengidentifikasi,mengambil, memelihara dan mengalihkanpengetahuan yang penting bagi misi, secaraefektif.

Metode Yang Digunakan UntukMengidentifikasi Dan MengambilPengetahuan Tasit Yang Penting Bagi MisiPLTN

Dua organisasi yang merespon surveiIAEA memberikan informasi terinci berkaitandengan metode terstruktur mereka untukmengidentifikasi dan mengambil pengetahuantasit (maupun sebagai pengetahuan eksplisit)yang penting bagi misi PLTN.

Electronuc1ear, pemilik dan operatorPLTN di Brazil, menerapkan langkahsistematik untuk mempertahankan pengetahuanyang penting di bidang keteknikan, dan proyekkhusus ditetapkan pada Januari 2001 untuktujuan tersebut. Keluasan serta lokuspengetahuan praktis (know-how) yang adadiidentifikasi, diklasifikasi dan perbedaandalam pengetahuan yang penting (tasit daneksplisit) dievaluasi. Informasi yang diberikantidak hanya mengenai indentifikasi danpengambilan pengetahuan yang penting namunjuga berupa pendekatan Electronuc1ear yang

Dahlia C Sinaga dkk. 179 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BA TAN

Page 6: MANAJEMEN PENGETAHUAN PAD A PLTN - Digilib-BATAN

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER2006ISSN 1978-0176

Pengetahuan dan ketrampilan unik apa yang mereka

mempunyai 7.

pertanyaanumum

3. Integrasi para staf, pelatihan, pekerjaan dandesain ulang organisasi, perbaikan prosesdan respon-respon lainnya

Proses dan alat yang digunakan TVAuntuk identifikasi dan penyimpananpengetahuan meliputi prosedur terkait sertaformulir pengumpulan data. Tema dan contohkuisioner dari beberapa pertanyaan yangdisebarkan antara lain:

Tabel 1. Contoh Kuisioner Pertanyaan

Organisasi Energi di Inggris, BEPET saat1m melaksanakan upaya "benchmarking"manajemen pengetahuan yang lingkup surveidan kesimpulannya berkaitan dengan prosesmemancing pemikiran bahwa kebanyakanorganisasi PLTN mungkin mengambil manfaatdari pertanyaan ke diri sendiri. Bidangpenelitiannya diarahkan untuk:1. Menciptakan budaya pengetahuan

organisasi2. Mendukung manajemen pimpinan untuk

mengatur pengetahuan.3. Mengembangkan, menyebarkan

pengetahuan berdasar produk dan solusipermasalahan

4. Memaksimalkan modal intelektual.

5. Menciptakan atmosfir berbagi ilmu.6. Menetapkan budaya pembelajaran yang

kontinyu.7. Mengelola pengetahuan pengguna untuk

tujuan peningkatan kualitasSejumlah organisasi pengoperasi PLTN

mengindikasikan bahwa beberapa pengetahuantasit dikonversi menjadi pengetahuan eksplisit

terencana untuk penyimpanan dan alihpengetahuan.

Walaupun tersedia di beberapa sistemklasifikasi berdasar taksonomi, yang digunakandi Electronuclear, tidak ada satupun yanglangsung bisa digunakan untuk memenuhitujuan yang diharapkan. Contoh klasifikasipada level yang sarna adalah :1. Pengetahuan praktis untuk rancang bangun

instalasi: desain instalasi, dan pendukungoperasi instalasi

2. Pengetahuan praktis tentang pelaksanaanfisik instalasi.

3. Pengetahuan praktis tentang operaSlinstalasi

4. Pengetahuan praktis mengenai kegiatanumum yang menunjang.

Pada level di bawahnya, contoh sistemklasifikasi untuk butir (1) di atas berupa:klasifikasi yang terdiri dari: Desain sistemmekanik, Desain mekanik, Desain listrik,Desain instrumentasi dan kendali, dll.

Otoritas Tenesse Valley (TVA),perusahaan distribusi dan pembangkit listrik(BUMN) terbesar di AS, memiliki danmengoperasikan beberapa PLTN sebagaibagian armada pembangkitnya. TVA telahmengembangkan, mencoba, dan menyebarkanproses identifikasi dan menyerap pengetahuantak terdokumentasi dari pekerja yang mendekatimasa pensiun. Dengan proses tersebutmemungkinkan jalur manajer untuk:1. Mengidentifikasi pengetahuan dan keahlian

"beresiko" kritis/penting, terutama yangberhubungan dengan attrisi (penguranganpegawai)

2. Mengevaluasi resiko yang berhubungandengan hilangnya pengetahuan dankeahlian kritis serta memberi perhatianpada bidang yang paling beresiko

3. Mengembangkan, menerapkan danmengevaluasi tindakan (pendokumentasian,pembimbingan, pelatihan, rekayasa ulang,pertukaran keahlian, dll.) untuk mengelolaresiko.

Hasil-hasil . dari proses tersebut yangdiperoleh sampai saat ini berupa:1. Pendekatan yang efektif untuk kebutuhan

kritis organisasi2. Proses dan alat bagi tingkat manajer untuk

mengelola pekerja/karyawan mereka

pertanyaan

terkait tugas

pertanyaanterkait fakta

atau informasi

pertanyaanterkait

pengenalan

pola kerja

Pengetahuan apa yang hilang bila

mereka keluar dari peke~aan 7

Jawabannya menunjuk kepada

pengetahuan yang lebih tinggiseperti analisis masalah dan

pemecahan masalah

Bagaimana cara menjalankan

pengujian atau mengoperasikan

peralatan yang khusus 7

Apa yang diketahui oleh pekerja

dan daftar rincian mengenai peta,

manual dan informasi lainnya 7.

Apa yang dipelajari dan

memperdalam jenis kesalahan dan

cara memperbaikinya.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 180 Dahlia C Sinaga dkk.

Page 7: MANAJEMEN PENGETAHUAN PAD A PLTN - Digilib-BATAN

181

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

antara lain melalui konversi pengetahuanmengenai materi pelatihan, serta melaluipengembangan pedoman OJT (on the jobtraining), struktur transfer pengetahuaneksplisit yang terkait dengan tugas khususdiidentifikasi dan dialihkan dengan konsistendan tidak memandang individu yang terlibat.

Pengalaman dalam berbagai bidangmenyarankan bahwa tidak masalah apa metodeyang digunakan untuk mengidentifikasi danmengambil pengetahuan tasit, keberhasilanmereka akan bergantung pada iklim organisasiyang menghargai seseorang untuk berbagipengetahuan tasit mereka. Di antara metodetersebut, organisasi pengoperasi PLTNmengindikasi pemanfaatannya untukmenetapkan dan menjaga iklim organisasi,meliputi:1. Kolaborasi yang saling percaya, terbuka

dan jujur, komunikasi terbuka dankerjasama tim memudahkan untukpertukaran pengetahuan tasit yang salingmenguntungkan di semua tingkat.Pengetahuan tasit yang pentingdiidentifikasi dan diambil melaluikerjasama tim setiap hari dan juga melaluiwawancara evaluasi kinerja danpenyesuaian tujuan setiap tahun. (Beznau,Swiss)

2. PLTN Gosgen (Swiss) menyarankan agaridentifikasi, pengambilan dan pengalihanpengetahuan tidak hanya dipertimbangkansebagai suatu proses penyampaianpengetahuan ke pihak lain, namun yangsarna pentingnya adalah sikapkeingintahuan staf yang belajar. Padabudaya organisasi PLTN Gosgen, sikapingin tahu, kritis dan bertanya dari pekerjakepada atasannya atau sejawatnya yangberpengalaman adalah penting. Dalamproses bertanya dan menjawab pertanyaanmengenai pekerjaan pengetahuan tasitdibuat eksplisit, atau paling tidak di-sharedengan cara terbuka.

3. PLTN Muhleberg di Swissmengindikasikan bahwa unsur pokok dariidentifikasi pengetahuan yang pentingadalah budaya komunikasi yang baik yangdapat membentuk kerjasama tim yangbagus. OSART dari PLTN Muhleberg padatahun 2000 membuktikannya dan pekerjamempunyai kepekaan kerjasama tim yang

Dahlia C Sinaga dkk.

bagus dan memberikan kontribusipertukaran pengetahuan yang efektif.

Bidang lain yang penting untukdiidentifikasi dan diserap pengetahuan tasitnyaadalah pemanfaatan pengalaman operasiyang efektif; pendokumentasian analisis clanpembahasan kejadian, baik internal maupuneksternal organisasi; pembelajaran identifikasimasalah dan tindakan koreksi. Penilaianpengalaman operasi telah mengukuhkanpentingnya pengetahuan tasit karena dalambanyak hal, tindakan koreksi bergantung padapengetahuan tasit di belakang prosedur tertulis.Pendekatan manajemen mutu seringkali ticlakmemperhitungkan pentingnya pengetahuan tasitclanhanya menekankan pengetahuan eksplisit.

Tabel 2 menunjukkan beberapa contohpemanfaatan pengalaman operasi yang efektifuntuk mengidentifikasi pengetahuan tasit yangpenting:

Organisasi pengoperasi PLTN umumnyamempunyai ratio pengetahuan eksplisitterhadap tasit yang lebih tinggi dibandingkebanyakan organisasi industrial. Hal ini adalahkarena keketatan dalam informasi desain,prosedur dan bahan pelatihan PLTN yangterdokumentasi. Untuk PLTN yang lebih tua,ratio tersebut terkadang lebih rendah terkaitdengan keperluan untuk operasi yang aman danhandal. Sejumlah organisasi pengoperasi PLTNmengindikasikan pentingnya peningkatanidentifikasi dan pengambilan pengetahuan tasit(maupun, untuk praktek yang luas, untukmengalihkan pengetahuan tasit ke eksplisit),terutama untuk kegiatan/proyek penting seperti;pembaharuan atau perpanjangan izin,penilaian keselamatan berkala, modernisasisistem kenda/i, laju penaikan daya, daninstalasi simulator ruang kenda/i khusus­instalasi. Sebagai contoh, pengetahuan menurutclasar desain untuk aliran minimum yangdipersyaratkan untuk suatu sistem keselamatanPLTN mungkin belum secara penuhdidokumentasikan selama proses desain, danmungkin dibutuhkan untuk pembaharuan izininstalasi. Pengetahuan tasit ini dapat dialihkanke pengetahuan eksplisit. Tidak semuapengetahuan tasit dapat diubah menjadipengetahuan eksplisit (para pakar tahu lebihbanyak clari yang dapat diucapkan (ataudituliskan)).

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Page 8: MANAJEMEN PENGETAHUAN PAD A PLTN - Digilib-BATAN

Tabel 2. Pemanfaatan Pengalaman Operasi untukIdentifikasi Pengetahuan Tasit yang Penting:

Pengalaman

operasi, manual

instruksi pengujiandan manual

operasi,

pengalaman yang

dibuat pada

pelatihansimulator.

Transformasi pengetahuan tasit ke eksplisit

ini adalah sukar karena pembawa

pengetahuan tasit tidak sadar akan proporsi

yang besar dari pengetahuannya dan seringtidak terlalu bagus pada pendokumentasian

pengetahuan mereka.

Pengetahuan tasit seringkali sukar untuk

dideskripsikan. Oleh karenanya, sebagai

tambahan untuk mengupayakan perubahan

pengetahuan tasit ke eksplisit, PLTN

Gosgen menetapkan pentingnya

mengalihkan pengetahuan tasit secara

langsung dengan mengalihkannya secara

perorangan pada peke~aan tersebut.

Sebagai upaya untuk mengenalkan bentuk

alih pengetahuan ini, staf berpengalaman

dan spesialis melakukan pekerjaaannya

secara umum bersama dengan personil

yang kurang berpengalaman yang nantinya

akan bertanggungjawab untuk peke~aan ini

Secara bertahap Analisis kejadian,

meningkatkan yang sekali

manual operasi dan teridentifikasi

pelatihan berdasar dialihkan ke

pengetahuan dokumentasiinstalasi, program

pelatihan atau

hanya pada

pelatihan sesaat.

Pengetahuan tasit

yang dimiliki

peke~a.

PLTN

(Negara)

Gosgen

(Swiss)

Cemavoda

(Rumania)

Diablo

Canyon(AS)

INPO

P. Lepreau

(Kanada)

Metode pengalihan

tasit ke eksplisitPendokumentasian,analisis dan

pembahasan

kejadian

"pengetahuan tribal"

situs web, pedoman

saku (desk guide)dan bank soal

Mengembangkan

database yangekstensif

Identifikasi masalah

dan tindakan

koreksinx,a

Jenis pengetahuan

Pengalaman

operasi,

pengetahuan tasit

yang tidakterdokumentasi.

Pengetahuan tasitberdasar masalah

danlokasike~a

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

Pemeliharaan dan Pengalihan PengetahuanTasit Yang Penting Bagi Misi OrganisasiPengoperasi PL TN

Sekali telah teridentifikasi dan terambil,pengetahuan tasit yang penting bagi misiPLTN, sebagai upaya untuk pemanfaatan yangefektif, perlu dipelihara dalam organisasi, dandialihkan ke yang membutuhkannya. Berikutini disediakan beberapa contoh metode yangdigunakan beberapa organisasi pengoperasiPLTN untuk tujuan tersebut, dan terorganisasidalam empat kategori:

1. Budaya/iklim organisasional2. Organisasi kerja3. Sistem manajemen informasi4. Sistem pelatihan dan pengembangan

individu

BudayaJiklim organisasi

Sistem perencanaan suksesi yangsistematik ditetapkan bagi personil kunci.Penerus posisi kunci teridentifikasi paling tidaksetahun ke depan dan informasinyadikomunikasikan secara terbuka dalam upayauntuk menciptakan kondisi yang bagus bagialih pengetahuan yang bagus. Penerus daridalam organisasi lebih disukai.

Lingkungan saling menghormatl danpercaya yang menguntungkan pada seluruhtingkatan, terutama antara pekerja yang lebihtua yang mengalihkan pengetahuan, dan seluruhpekerja baru, memudahkan alih pengetahuan,terutama yang berkaitan dengan pengetahuantasit. (Pekerja berpengalaman dikenalkan dandihargai untuk pengalihan pengetahuan danpendatang baru menghormati pekerja yanglebih tua).

Janganlah menganggap bahwa alihpengetahuan akan terjadi hanya karenakesempatan diberikan: memantau hasil-hasilsecara reguler, dan memperoleh umpan baliksebagai upaya untuk memperbaikinya secaraberangsur. Mungkin saja pekerja yang lebihmuda tidak perlu mempelajari dengan cara yangsarna dengan pekerja yang akan pensiun.

Pekerja berbagi dan menyebarkanpengetahuan tasitnya dalam tim, tidak terisolasi,komunikasi terbuka diarahkan ke atas, kebawah maupun secara horizontal, Pekerjamendapat penghargaan dalam mengantisipasikebutuhan dari pekerja lainnya dan dalammempersiapkan agar kerja dapat dilaksanakan

182Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BA TAN Dahlia C Sinaga dkk.

Page 9: MANAJEMEN PENGETAHUAN PAD A PLTN - Digilib-BATAN

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

secara efisien. Dukungan manajemen pimpinandengan bukti kata serta tindakan.

Organisasi kerja

Diupayakan terbentuk komunitas ketjayang efektif dibidang seperti faktor manusia,analisis resiko, dan kepemimpinan tim, dengantujuan untuk berbagi pengalaman danpelaksanaan yang baik.

Tim yang bekerja meliputi gabunganpekerja muda dan berpengalaman, dan jugagabungan para pakar sebagai upayamemungkinkan berbagi pengetahuan, dengantujuan untuk mengembangkan keluwesan dalamorganisasi kerja.

Pengarahan sebelum pelaksanaan ketjadipersyaratkan bagi semua pekerja namunkebanyakan merupakan tugas rutin dan palingsederhana.

Profesional muda beperan sebagaianggota penuh dalam kelompok kerja,pertemuan, konferensi, komite penilai dankeselamatan. Mereka membawa ide segar,energi dan sikap keingintahuan pada pekerjaantersebut. Proksi (pengganti) terdefinisi untukseluruh fungsi. Proksi-proksi tersebutdiharapkan menggantikan secara penuhseseorang yang mewakili selama setiapketidakhadiran.

Rotasi peketjaan digunakan sebagaisarana penting bagi pengalihan pengetahuan.Sebagai contoh, petugas perawatan, yangmelakukan pekerjaan tertentu selama tidakberoperasi akan ditugasi suatu pekerjaanberbeda untuk masa di luar tugas berikutsehingga mereka terkualifikasi dalam sejumlahbidang.

Pada saat sebelum orang pensiun,misalnya setahun ke depan, mereka dibebaskandari banyak kerjanya sehingga mempunyaiwaktu untuk mendokumentasikanpengetahuannya secara sistematik. Secaraparalel, mereka bekerja dengan penggantinya.lni adalah filosofi perusahaan untukmengorganisasi suksesi dengan suatu caradimana yang akan diganti tidak memandangpenggantinya sebagai pesaing. Orangtermotivasi untuk berbagi pengetahuan danbeketja dengan tim.

Sistem manajemen informasi

Database digunakan untuk merunut danmenyimpan hasil-hasil dan tindakan koreksiyang berhubungan dari pengalaman operasi.Pengetahuan dan informasi terdokumentasidalam satu database resmi yang dapat diaksesdengan mudah oleh seluruh staf. Informasipengetahuan seharusnya tidak terdokumentasidalam berkas petugas yang tidak dapat diaksesoleh lainnya dan tidak konsisten dengandokumen lainnya.

Pengetahuan eksplisit (dan untukmemperIuas kelayakan pengetahuan tasit)diambil secara sistematik dalam pustaka,dokumen, prosedur dan pada situs web. Apabilalayak/patut, pengetahuan tasit diubah menjadipengetahuan eksplisit.

Proses updating prosedur dipermudah.Petugas didorong untuk mengusulkanmodifikasi prosedur kapanpun merekamemandang prosedur tersebut perIu diperbaiki.

Untuk setiap perbaikan kerjamenghendaki formulir dilengkapi. Dengandemikian, masalah yang terdeteksi danpenyelesaian yang diusulkan tersedia untukmanfaat di masa mendatang. Taksonomi untukpendokumentasi juga harus dipertimbangkan.

Proses membuat peringkat prioritasrelatif terhadap penyimpanan pengetahuanadalah penting. Adanya suatu "formula" sangatmembantu karena memudahkan bagikebanyakan individu di industri nuklir karenaakan membantu organisasi untukmemprioritaskan isu apa yang berhubungandengan penyimpanan pengetahuan untukdigunakan pertama. Ini perIu karena kegiatanalih pengetahuan memerIukan banyak waktu.

Pada saat analisis kejadian pengetahuantasit dialihkan ke dalam dokumen, instruksi danpelatihan menggunakan metode SOL (Safetythrough Organized Learning)

Sistem manajemen informasi sendiritidak dapat secara penuh menggantikaninteraksi tatap muka, terutama karena terkaitdengan pengetahuan tasit. (para pakar lebihtahu dari apa yang diucapkan (atau ditulis)).

Sistem pelatihan dan pengembanganindividu

unitKelompok kerja permanen (mewakili

teknis), menganalisis kebutuhan

Dahlia C Sinaga dkk. 183 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir- SATAN

Page 10: MANAJEMEN PENGETAHUAN PAD A PLTN - Digilib-BATAN

pengetahuan yang penting dan mengusulkantindakan khusus termasuk pelatihan.

Banyak pekerja berpengalaman terlibatdalam kursus pelatihan (sebagai pelatih paruhwaktu) dengan tujuan untuk mengalihkanpengalamannya bagi peserta pelatihan.

Untuk setiap perubahan posisi kerja,sistem penyesuaian pekerja khususdiberlakukan dengan pembinaan dan metodeback-up. Pedoman bimbingan diberikan untukmemastikan konsistensi dalam alihpengetahuan.

Rencana pengembangan individudiperbaharui setiap tahun bagi setiap pekerjadengan pembimbingnya sebagai bagian sistempenilaian kinerja.

Keputusan apakah seseorang kompetenatau tidak untuk melaksanakan tugasdiputuskan dengan penunjukan individumelakukan tugas maupun pengetahuan teoritis.Ini memastikan bahwa individu mampumelaksanakan tugas tersebut dan material yangdigunakan untuk melatih berisi informasi yangmemadai, (baik pengetahuan eksplisit maupuntasit), yang memungkinkan pelatihan mengenaitugas.

Semua petugas pengganti berpartisipasidalam "masa pelatihan" setiap bulan. Selamawaktu tersebut, analisis kejadian dan keadaanoperasional khusus dilakukan secara rinci.Apabila pengetahuan tasit yang pentingteridentifikasi, semua petugas yang relevandiberi informasi mengenai fakta ini. Informasiini juga digunakan untuk memperbaharuidokumen-dokumen instalasi.

Pemeliharaan pengetahuan tasitdikerjakan dengan upgrading dokumentasiinstalasi (terutama paket pelatihan dan manualoperasi), untuk menjamin agar setiap orangpeduli terhadap informasi baru.

Sekali informasi yang teridentifikasi,dikendalikan dengan suatu database. Informasiini dijaga melalui penilaian modifikasi,pengalaman operasional, perubahan prosedur,dU., untuk mengidentifikasi apakah databaseperlu diperbaharui.

Pengetahuan yang penting bagi misiPLTN diambil dari situs web dan pustaka.

Pengetahuan tasit yang penting untukmenyelesaikan masalah seringkali terdistribusidiantara sejumlah pekerja. Oleh karenanya,komunikasi dan kolaborasi adalah penting

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

untuk pendokumentasian dan pengalihanpengetahuan tasit.

Pengetahuan tasit dibuat eksplisit dengansistem manajemen dokumentasi PLTN dantersedia bagi seluruh petugas dengan saranajaringan komputer internet. Sistem manajemendokumen elektronik memungkin orang untuksecara cepat, mudah dan akurat memperolehinformasi yang penting.

Hail-hasil analisis kejadian dan insideninternal maupun eksternal dikomunikasikansetiap bulan kepada petugas melalui sistemmanajemen informasi.

Jalur organisasi mengorganisasipengalihan pengetahuan kepada pekerja barudengan program-program orientasi umum.Organisasi pelatihan mendukung upayakemudahan berbagi pelajaran untukmemastikan keefektifan dan efisiensi upayatersebut.

Pengetahuan baru yang penting segeradisebarkan ke seluruh kelompok terkait danjuga digunakan untuk merevisi seluruhpelatihan praktek maupun dokumen/prosedurterkait.

KESIMPULAN

Kesimpulan utama dari makalah yangberkaitan dengan pengambilan danpemeliharaan pengetahuan yang penting, sertapengalihan pengetahuan secara efektif kepadagenerasi baru pekerja PLTN ini dapatdilaksanakan dengan manajemen pengetahuanatas dasar bahwa:

Pengalaman telah menunjukkan bahwasatu dasar pembatasan utama pengalihanpengetahuan tasit setiap individu adalahberpotensi untuk keragaman kualitas alihpengetahuan. Sehingga, pengalihan secarapersonal seharusnya dilengkapi, dengan sistempendukung yang meliputi pedoman, bantuankerja, rencana pengembangan individu,pelatihan lapangan (OJT) terstruktur dankomunitas praktik yang membantumenyediakan alih pengetahuan tasit berkualitastinggi dan konsisten maupun cara untukmengalihkan pengetahuan tasit, ke pengetahuaneksplisit bila sesuai.

Industri nuklir memiliki fraksipengetahuan eksplisit yang lebih besar daripadaindustri lainnya, karena kebutuhannya akanprosedur, spesifikasi, basis desain, analisis

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 184 Dahlia C Sinaga dkk.

Page 11: MANAJEMEN PENGETAHUAN PAD A PLTN - Digilib-BATAN

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

keselamatan yang terdokumentasi dengan baik,dan lain-Iainya. Ini memudahkan tugaspengalihan pengetahuan. Pada instalasi yanglebih tua, terdapat kebutuhan bagi upayatambahan mengalihkan pengetahuan tasit keeksplisit dalam menunjang inisiatif strategiutama seperti perpanjangan izin instalasi,penilaian keselamatan berkala, up-gradeinstalasi utama, dan pengembangan simulatorruang kendali khusus-instalasi.

Tantangan dalam penyebaranpengetahuan eksplisit adalah membuat pekerjapeduli akan ketersediaan pengetahuan tersebut,memberikan kemudahan akses, dalam formatdan bentuk yang mudah digunakan.

Pengetahuan tasit adalah lebih sukardiidentifikasi dan disebarkan. Tantangan dalamhal ini adalah untuk mengidentifikasi apa yangdapat diubah ke pengetahuan eksplisit danuntuk menciptakan lingkungan dimanapengetahuan tasit dibagi dan disebarkan secararutin (budaya berbagi ilmu). Tidak terdapatsistem manajemen informasi yang dapatmenggantikan kebutuhan interaksi tatap-muka,terutama untuk pengalihan pengetahuan tasit(para pakar tahu lebih dari yang merekakatakan, atau mereka tulis).

Banyak organisasi pengoperasi PLTNtelah mengambil langkah positif danmenentukan, berkaitan dengan situasi penuaantenaga kerja. Langkah yang sesuai dapatdipertimbangkan untuk digunakan oleh yanglain, antara lain rekomendasi yang berupapenyimpanan dan metode pengalihanpengetahuan yang dikembangkan oleh TVAdan didistribusikan secara bebas pada situsweb-nya.

DAFT AR PUST AKA

1. PRAMONO Y. dan SINAGA D.C., 2006,"Permasalahan Sumber Daya Manusia danStrategi Mengatasi Penuaan Tenaga Kerjapada PLTN saat ini", Seminar KeselamatanNuklir, Jakarta.

2. IAEA-TECDOC 1399, 2004. "The nuclearpower industry's ageing workforce: Transferof knowledge to the next generation",

3. LOKOLLO G., 2006, "ANSN-The objective andthe mission", presentasi Rakor SosialisasiANSN, ..

4. SUMBARDJO S., 2006, "Asian Nuclear SafetyNetwork" presentasi Rakor SosialisasiANSN.

Dahlia C Sinaga dkk. 185 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir- BATAN