laporan pkl - batan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk menunjang pelaksanaan perkuliahan, maka Universitas Sriwijaya
melakukan program praktek baik yang dilakukan di laboratorium maupun praktek
lapangan. Pada program studi Pendidikan Kimia, mata kuliah Biokimia, Kimia
Anorganik Fisik dan Termodinamika harus dipelajari oleh mahasiswa. Materi
pada Biokimia membahas tentang teknologi vaksin, serum, rekayasa genetika, dll.
Sedangkan pada Kimia Anorganik Fisik dan Termodinamika membahas tentang
industri kimia, untuk menunjang penguasaan kedua materi tersebut. Mata kuliah
ini memerlukan adanya praktikum di laboratorium, dan praktek kerja lapangan.
Agar mahasiswa dapat menambah wawasannya terhadap kedua mata kuliah
tersebut, maka dari Program Studi Kimia merencanakan untuk mengadakan
Praktek Kuliah Lapangan.
Pada kunjungan kami ke BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) itu
berkaitan dengan mata kuliah Termodinamika. Adapun yang menjadi objek
kunjungan adalah reaktor nuklir. Seperti yang diketahui, di dalam nuklir terjadi
reaksi fisi (pembelahan inti) yang berkaitan dengan materi Termodinamika. Selain
itu perubahan suhu dan tekanan yang berpengaruh dalam reaktor nuklir serta
energi yang dihasilkan dapat dihitung besar dan perubahannya melalui mata
kuliah Termodinamika.
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Sebagai penunjang dalam peningkatan penguasaan ilmu pada mata kuliah
Kimia Termodinamika
2. Mengetahui Jurnal Kimia melalui Degenerasi Penelitian Ilmiah.
1.3 Manfaat Kegiatan
1. Mahasiswa dapat mengerti teori dan praktek secara konkret terhadap mata
kuliah tersebut.
2. Mahasiswa mempunyai wawasan tentang Jurnal Kimia melalui Degenerasi
Penelitian Ilmiah.
1.4 Bentuk Kegiatan
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka strategi yang dilakukan
adalah dengan mengadakan kunjugan beberapa tempat dengan bentuk kegiatan
sebagai berikut :
1. Ramah-tamah
2. Pengenalan BATAN dan penjelasan mengenai NUKLIR
3. Studi banding Laboratorium ;
- Reaktor Nuklir Research
1.5 Jumlah Peserta Praktik Kuliah Lapangan
1. Mahasiswa mengikuti PKL ini berjumlah 59 orang (daftar mahasiswa
terlampir)
2. Dosen Pembimbing
a. Dr. Effendi Nawawi, M.Si
b. Desi, S.Pd. M.T
1.6 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan : Selasa, 5 Juni 2012 pukul 13.00-15.00 WIB
Tempat Pelaksanaan : BATAN-Bandung Jl.Tamansari No.71 Bandung
40132
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan BATAN
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia
diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun
1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap
kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan
Pasifik. Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan
tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah
No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga
Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi
Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5
Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi
nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.
Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di
bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom
pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula
beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara
lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian
Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW
(1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan
bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktifdanfasilitas nuklir
lainnya.
Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No.
10 tentang ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur
pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN)dengan unsur pengawas
tenaga nuklir (BAPETEN).
1954 Pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan
Radioaktivitet
1958Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga
Tenaga Atom (PP No.65 Tahun 1958)
1964Penetapan UU No.31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Tenaga Atom 1964
1965
Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan
Pengoperasian Reaktor Triga Mark II berdaya 250
kW oleh Presiden RI serta Perubahan nama Lembaga
Tenaga Atom menjadi Badan Tenaga Atom Nasional
(BATAN)
1966Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA)
Pasar Jumat, Jakarta 1966
1967 Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta
1968Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60
PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI
1970Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA
Bandung
1971Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis pada
daya 1 MW
1972Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN
(KP2-PLTN)
1979
Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini
dengan daya 100 kW di PPTA Yogyakarta oleh
Presiden RI
1984 Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di
PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI
1987Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA.
Siwabessy dengan daya 30 MW
1988
Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan
Limbah Radioaktif di PPTA Serpong oleh Presiden
RI
1989
Peresmian pengoperasian Instalasi Radioisotop dan
Radiofarmaka, Instalasi Elemen Bakar Eksperimental
di PPTA Serpong oleh Presiden RI.
1990
Peresmian Instalasi Radiometalurgi, Instalasi
Keselamatan dan Keteknikan Nuklir, Laboratorium
Mekano Elektronik Nuklir di PPTA Serpong -
Tangerang oleh Presiden RI
1992
Peresmian pengoperasian Instalasi Spektrometri
Neutron, Instalasi Penyimpanan Elemen Bakar Bekas
dan Pemindahan Bahan Terkontaminasi di PPTA
Serpong - Tangerang oleh Presiden RI
1994Peresmian pengoperasian Mesin Berkas Elektron 2
MeV di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI
1995
Dalam memperingati HUT RI ke 50, BATAN
berhasil melaksanakan "Whole Indonesian
Core" untuk Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy.
1996
Pembentukan PT Batan Teknologi (persero), Divisi :
Produksi Elemen Bakar Reaktor, Produksi
Radioisotop, Produksi Instrumentasi dan Rekayasa
Nuklir
1997
Penetapan UU No.10 Tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran yang memisahkan Badan
Pelaksana dan Badan Pengawas penggunaan tenaga
nuklir
1998
Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi
Badan Tenaga Nuklir Nasional dengan Keppres
No.197 Tahun 1998
2000
Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MWdi
Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung
olehWakil Presiden RI
2001Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir
(PATN) menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
2003
Penyerahan hasil " " kepada Presiden RI; Pencapaian
10% jumlah varietas unggul tanaman pangan
nasional; Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 350
keV, 10 mA di PPTN Yogyakarta:Pengoperasian
Pusat Pelatihan dan Diseminasi Teknologi
Peternakan - Pertanian Terpadu di Kalsel
2004Pencapaian target 10% varietas unggul tanaman
pangan nasional menggunakan teknik nuklir
2005 Terwujudnya perpustakaan digital di bidang nuklir
2006Pencapaian 1 juta hektar penyebaran varietas padi
unggul BATAN di seluruh Indonesia
2008 50 tahun BATAN Berkarya
2.2 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran dan Keppres RI
No. 64/2005, BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen,
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh
seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Tugas pokok BATAN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai ketentuan
Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas,
BATAN menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir.
2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN.
3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang
penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir,
4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
2.3 Visi dan Misi
Visi
Energi Nuklir sebagai pemercepat kesejahteraan bangsa.
Misi
1. Melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir,
isotop dan radiasi dalam mendukung program pembangunan nasional
2. Melaksanakan manajemen kelembagaan untuk mendukung kegiatan
penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi
2.4 Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam
pembangunan nasional dengan peran :
1. Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dan
pemanfaatan/pendayagunaanya oleh masyarakat dalam mendukung program
pembangunan nasional
2. Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem
inovasi dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan
energi nuklir, isotop dan radiasi
Sasaran
Sasaran pembangunan iptek nuklir yang ingin dicapai adalah :
1. Peningkatan hasil litbang enisora berupa bibit unggul tanaman pangan,
tersedianya insfrastruktur dasar pembangunan PLTN, pemahaman masyarakat
terhadap teknologi nuklir, pemanfaatan aplikasi teknologi isotop dan radiasi
untuk kesehatan; dan
2. Peningkatan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem
inovasi meliputi kelembagaan iptek, sumber daya iptek dan penguatan jejaring
iptek dalam rangka mendukung pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan
dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi di masyarakat
2.5 Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
Badan Tenaga Nuklir Nasional disingkat BATAN, adalah Lembaga
Pemerintah Non Kementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan
tenaga nuklir. Kepala Batan saat ini dijabat oleh Dr. Hudi Hastowo yang
menggantikan Kepala BATAN periode sebelumnya yaitu Dr. Soedyartono
Soentono, M.Sc. BATAN mengoperasikan 3 buah reaktor nuklir di Indonesia, 2
buah reaktor Triga mark II dan sebuah reaktor nuklir 30 MW di Serpong.
Fasilitas Nuklir
Untuk melaksanakan kegiatan Litbangyasa iptek nuklir telah dibangun dan
dilengkapi berbagai fasilitas /sarana penelitian yang tersebar di beberapa lokasi
yaitu Kawasan Nuklir Serpong di Kawasan Puspiptek, Kawasan Nuklir Bandung,
Kawasan Nuklir Yogyakarta, Kawasan Nuklir Pasar Jumatdi Jakarta, Stasiun
Pemantauan Gempa Mikro dan Meteorologi di ujung Watu dan Ujung Lemah
Abang Jepara, dan unit Penelitian Eksplorasi Penambangan Uranium di Kalan,
Kalimantan Barat
Kawasan Nuklir Bandung
Kawasan Nuklir Bandung dibangun pada tahun 196 yang menempati area
sekitar 3 hektar dan merupakan tempat dibangunnya reaktor pertama di Indonesia.
Di kawasan ini terdapat Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR).
Kegiatan yang dilakukan meliputi pendayagunaan reaktor untuk penelitian dan
pembinaan keahlian, litbang bahan dasar, radioisotop dan senyawa bertanda,
instrumentasi dan teknik analisis radiometri, pengawasan keselamatan kerja
terhadap radiasi dan lingkungan. Kedokteran nuklir pertama kali dikembangkan di
Kawasan Nuklir Bandung yang merupakan embrio dari kedokteran nuklir di
Indonesia. Saat ini kegiatan kedokteran nuklir dikembangkan lebih lanjut di
beberapa rumah sakit di Indonesia. Untuk mendukung pelaksanaan litbang,
Kawasan Nuklir Bandung dilengkapi dengan berbagai fasilitas antara lain Reaktor
Triga Mark II dengan daya 250 kW (1965). Daya reaktor ini pada tahun 1971
ditingkatkan menjadi 1000 kW dan kemudian menjadi 2000 kW pada tahun 2000.
Fasilitas lain yang terdapat di kawasan ini adalah laboratorium fisika, kimia dan
biologi, produksi isotop dan senyawa bertanda.
2.6 Reaktor Nuklir
Reaktor menurut arti sesungguhnya adalah tempat berlangsungnya reaksi.
Apabila ditinjau berdasarkan pada proses reaksinya maka ada beberapa jenis
reactor, yaitu : reactor kimia, reactor bakar dan reactor nuklir. Reaktor nuklir
adalah tempat berlangsungnya reaksi nuklir. Reactor nuklir sudah banyak
digunakan baik di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Reactor
yang beroperasi di dunia sebagian besar digunakan sebagai pembangkit listrik
tenaga nuklir (PLTN).
Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir
paling banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor penelitian
digunakan untuk pembuatan radioisotop (isotop radioaktif) dan untuk penelitian.
Awalnya, reaktor nuklir pertama digunakan untuk memproduksi plutonium
sebagai bahan senjata nuklir.
Saat ini, semua reaktor nuklir komersial berbasis pada reaksi fisi nuklir,
dan sering dipertimbangkan masalah risiko keselamatannya. Sebaliknya, beberapa
kalangan menyatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan cara
yang aman dan bebas polusi untuk membangkitkan listrik. Daya fusi merupakan
teknologi ekperimental yang berbasi pada reaksi fusi nuklir. Ada beberapa piranti
lain untuk mengendalikan reaksi nuklir, termasuk di dalamnya pembangkit
thermoelektrik radioisotop dan baterai atom, yang membangkitkan panas dan daya
dengan cara memanfaatkan peluruhan radioaktif pasif, seperti halnya Farnsworth-
Hirsch fusor, di mana reaksi fusi nuklir terkendali digunakan untuk menghasilkan
radiasi neutron.
Energi potensial nuklir adalah energi potensial yang terdapat pada partikel
di dalam nukleus atom. Partikel nuklir seperti proton dan neutron tidak terpecah di
dalam proses reaksi fisi dan fusi, tapi kumpulan dari mereka memiliki massa lebih
rendah daripada jika mereka berada dalam posisi terpisah/ sendiri-sendiri. Adanya
perbedaan massa ini dibebaskan dalam bentuk panas dan radiasi di reaksi nuklir
(panas dan radiasinya mempunyai massa yang hilang, tapi terkadang terlepas ke
sistem, dimana tidak terukur). Energi matahari adalah salah satu contoh konversi
energi ini. Di matahari, proses fusi hidrogen mengubah 4 miliar ton materi surya
per detik menjadi energi elektromagnetik, yang kemudian diradiasikan ke angkasa
luar.
Dalam fisika nuklir, sebuah reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana
dua nuklei atau partikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang
berbeda dari produk awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi dapat melibatkan lebih
dari dua partikel yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila
partikel-partikel tersebut bertabrakan dan berpisah tanpa berubah (kecuali
mungkin dalam level energi), proses ini disebut tabrakan dan bukan sebuah reaksi.
Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.
Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom
baru dan menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi
nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan
menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi
elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan
gamma yang sagat berbahaya bagi manusia.
Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti
bintang di alam semesta. Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan prinsip reaksi
fusi tak terkendali. Contoh reaksi fisi adalah ledakan senjata nuklir dan
pembangkit listrik tenaga nuklir.
Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fisi nuklir adalah Plutonium
dan Uranium (terutama Plutonium-239, Uranium-235), sedangkan dalam reaksi
fusi nuklir adalah Lithium dan Hidrogen (terutama Lithium-6, Deuterium,
Tritium).
Berdasarkan fungsinya reactor nuklir dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Reactor penelitian / riset yaitu reactor nuklir yang digunakan untuk tujuan
penelitian , pengujian bahan, pendidikan atau pelatihan dan bias juga untuk
memproduksi radioisotope.
2. Reactor daya , yaitu reactor nuklir yang digunakan untuk menghasilkan daya
listrik / pembangkit tenaga listrik.
Ada perbedaan antara kedua reaktor ini, yaitu pada reaktor penelitian yang
diutamakan adalah pemanfaatan yang dihasilkan dari reaksi nuklir untuk
keperluan berbagai penelitian dan produksi radioisotop. Sedangkan panas yang
dihasilkan dirancang sekecil mungkin, sehingga dapat dibuang ke lingkungan.
Pada reaktor daya yang dimanfaatkan adalah uap yang bersuhu dan bertekanan
tinggi yang dihasilkan oleh reaksi fisi untuk memutar turbin, sedangkan neutron
yang dihasilkan sebagian diserap dengan elemen kendali, dan sebagian diubah
menjadi neutron untuk berlangsungnya reaksi berantai.
RSG G.A Siwabessy merupakan salah satu reactor riset yang mempunyai
daya nominal 30 Mw dan menggunakan bahan bakar uranium dengan perkayaan
rendah. Raktor ini mulai dibangun tahun 1983 dan diresmikan operasinya padda
tanggal 20 agustus 1987 oleh Presiden Republik Indonesia.
Nama G.A siwabessy diberikan sebagai penghormatan atas jasa Prof. G.A
Siwabessy sebagai perintis kegiatan tenaga nuklir di Indonesia.
RSG G.A Siwabessy merupakan reactor jenis kolam, berbahan bakar jenis
MTR dalam bentuk disperse U3O8Al dengan perkayaan lebih kecil dari 20 % U-
235 dalam kelongsong Al. reactor ini dengan nominam 30 Mw dapat
menghasilkan netron termal di fasilitasi iradiasi sebesar 2 x 1014n/cm2det.
RSG G.A Siwabessy mempunyai system keselamatan yang sangat baik,
dimana apabila terjadi kegagalan pada system reactor, maka system proteksi
reactor menanggapi kegagalan tersebut dengan tindakan penyelamatan otomatis
berupa pemadaman reactor dan diikuti tindakan lain yang disesuaikan dengan
sebab kegagalan system tersebut.
RSG G.A Siwabessy didesain dan dipasok oleh perusahaan interatom
GmbH yang sekarang bergabung menjadi Siemens AG dari republic Federasi
jerman. RSG G.A Siwabessy dengan seluruh fasilitas pendukungnya akan
dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut :
1. Fasilitas reactor serbaguna digunakan selain untuk kegiatan litbang bidang
teknologi nuklir juga untuk melayani kegiatan iradiasi nuklir.
2. Fasilitas Power ramp Test atau fasilitas uji daya ramp adalah fasilitas iradiasi
dengan loop pendingin yang digunakan untuk menguji pin elemen bakar
reactor daya jenis PWR/BWR pada daya yang berubah-ubah.
3. Fasilitas Radiografi Neutron adalah fasilitas yang digunakan untuk
melakukkan radiografi material dengan menggunakan berkas neutron.
4. Fasilitas Cyrano dan Chouca Rig adalah fasilitas uji (statis) pin elemen bakar
reactor daya. Fasilitas ini berupa sebuah rig yang dapat dibongkar pasang di
dalam kolam reactor secara vertical dan choucha rig adalah fasilitas iradiasi
untuk uji bahan struktur reactor.
5. Fasilitas iradiasi untuk analisis aktivasi neutron (AAN). AAN adalah suatu
teknis analisis dengan membuat bahan uji menjadi radioaktif dengan iradiasi
neutron.
6. Fasilitas silicon Doping adalah fasilitas yang digunakan untuk mengiradiasi
kristal tunggal silicon menjadi bahan semikonduktor.
7. Fasilitas produksi radioisotope adalah fasilitas proses fisi maupun aktivasi
jenis radioisotope untuk keperluan medis ( Tc-99m, I-125, I-131,dll)
8. Fasilitas system rabbit, ini digunakan untuk melakukan aktivasi neutron dan
produksi radioisotope dengan waktu radiasi pendek. Ada 2 sistem rabbit, yaitu
hydraulic dan pneumatic.
Berdasarkan bahan pendingin yang digunakan :
1. Reaktor berpendingin air, meliputi reaktor jenis PWR (Pressurized Water
Reactor = reaktor air tekan), BWR (Boiling Water Reactor = reaktor air
didih), GMBWR (Graphite Moderated Boiling Water Reactor = reaktor air
didih moderasi grafit), PHWR (Pressurized Heavy Water Reactor = reaktor
air berat tekan).
2. Reaktor berpendingin gas, gas yang biasa digunakan adalah CO2 dan N2.
Reaktor yang termasuk dalam jenis ini adalah MR (Magnox Reactor =
reaktor magnox) dan AGR (Advanced Gas-Cooled Reactor = reaktor maju
berpendingin gas).
Berdasarkan bahan moderator (pemerlambat) yang digunakan :
1. Reaktor air ringan : bahan moderasi yang digunakan adalah air ringan.
Reaktor dalam kelompok ini adalah : PWR, BWR, BMBWR.
2. Reaktor air berat : bahan moderasi yang digunakan adalah air berat (air yang
mempunyai kandungan Deuterium lebih besar daripada air ringan). Reaktor
dalam kelompok ini adalah : PHWR dan Reaktor Candu (Canadium-
Deuterium-Uranium).
3. Reaktor grafit : bahan moderasi yang digunakan adalah grafit. Reaktor dalam
kelompok ini adalah : MR, AGR, dan RBMR (reaktor yang digunakan oleh
Rusia).
Prinsip Kerja Reaktor Nuklir
Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk
keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali
di dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat
komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali,
dan perisai beton.
Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan mengalami
fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar adalah uranium U.
Elemen bahan bakar dapat berbentuk batang yang ditempatkan di dalam teras
reaktor.
Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi uranium berada dalam
kelajuan yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang memungkinkan terjadinya fisi
nuklir adalah neutron lambat sehingga diperlukan material yang dapat
memperlambat kelajuan neutron ini. Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron
yang umumnya berupa air. Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air sebagai
moderator yang berfungsi memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan
kehilangan sebagian energinya saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir
dalam reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi berantai
yang terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk
memicu fisi nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-
neutron di dalam teras reaktor. Bahan seperti boron atau kadmium sering
digunakan sebagai batang kendali karena efektif dalam menyerap neutron.
skema reaktor nuklir
Batang kendali didesain sedemikian rupa agar secara otomatis dapat
keluar-masuk teras reaktor. Jika jumlah neutron di dalam teras reaktor melebihi
jumlah yang diizinkan (kondisi kritis), maka batang kendali dimasukkan ke dalam
teras reaktor untuk menyerap sebagian neutron agar tercapai kondisi kritis. Batang
kendali akan dikeluarkan dari teras reaktor jika jumlah neutron di bawah kondisi
kritis (kekurangan neutron), untuk mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang
diizinkan.
Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir
dapat membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Diperlukan sebuah pelindung
di sekeliling reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif di dalam reaktor tidak
menyebar ke lingkungan di sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton
yang dibuat mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui sangat efektif menyerap
sinar hasil radiasi zat radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan perisai.
2.7 Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) adalah Lembaga Pemerintah
Non Departemen (LPND) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden. BAPETEN bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala
kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia melalui peraturan perundangan,
perizinan, dan inspeksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
BAPETEN didirikan pada tanggal 8 Mei 1998 dan mulai aktif berfungsi pada
tanggal 4 Januari 1999.
Sudah 60 tahun yang lalu sejak dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki di bulan Agustus 1945. Ledakan nuklir tersebut melepaskan panas dan
radiasi yang luar biasa, dan mengakibatkan banyak penderitaan, kehancuran dan
korban jiwa. Sekalipun energi nuklir pernah memberikan stikma buruk sebagai
tenaga pemunah massal, berbagai aplikasi tenaga nuklir telah memberikan
manfaat di saat ini dan dikemudian hari, termasuk di Indonesia.
Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia
Berlawanan dengan kebanyakan pendapat orang, tenaga nuklir
memberikan banyak manfaat bagi peradaban manusia. Berbagai macam
penggunaan tenaga nuklir muncul dalam kehidupan kita. Selama lebih dari seratus
tahun, tenaga nuklir telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kontribusi nyata tampak dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Dalam
bidang pertanian, kita menggunakan teknik nuklir untuk menghasilkan varietas
padi unggul dan murah, sehingga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi kita. Selain
itu, teknologi radiasi juga telah banyak digunakan industri, terutama untuk
memeriksa volume produk minuman dalam kemasan, ketebalan kertas, kualitas
pipa dan lain sebagainya.
Sinar radiasi juga dapat digunakan sebagai teknik perunut, diagnosa proses
industri, analisa komposisi dan uji bahan tak rusak. Radiasi sinar gamma juga
banyak digunakan untuk membasmi bakteria dalam proses sterilisasi makanan. Di
berbagai belahan dunia, tenaga nuklir telah dan akan menjadi alternatif penting
dalam menyediakan tenaga listrik tanpa menghasilkan gas rumah kaca, sehingga
bisa mengurangi efek rumah kaca di planet kita ini.
Memandang hal di atas, pemerintah Indonesia, bersama dengan Dewan
Perwakilan Rakyat, membuat UU No 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran,
yang menunjukkan pentingnya energi nuklir bagi kesejahteraan kita dan perlunya
keselamatan dalam penggunaanya. Usaha untuk meningkatkan manfaat dari
energi nuklir dilaksanakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN),
sedangkan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) diberikan wewenang dan
tanggung jawab melalui tugas pengawasan untuk meminimalisasi resiko yang
berkaitan dengan penggunaan tenaga nuklir di Indonesia.
Pengawasan penggunaan tenaga nuklir dimaksudkan untuk menjamin
pemakaian yang baik dan benar dengan tetap menjaga penggunaan khusus untuk
tujuan damai dan memberikan manfaat dan kesejahteraan pada masyarakat seluas-
luasnya.
BAPETEN - Badan Pengawas Tenaga Nuklir di Indonesia
Pengawasan tenaga nuklir di Indonesia tidak bisa dihindari dan sangat
diperlukan. Dengan makin berkembangnya teknologi nuklir dan penggunaannya
di masyarakat makin meluas, pengawasan ditujukan untuk memastikan
keselamatan masyarakat dan lingkungan. Berdasarkan Undang-Undang,
BAPETEN melaksanakan kewajiban pemerintah dalam mengawasi penggunaan
tenaga nuklir. UU Tenaga Nuklir tahun 1997 memberikan mandat pada
BAPETEN untuk membuat peraturan, menerbitkan izin, melakukan inspeksi dan
mengambil langkah penegakan peraturan untuk menjamin kepatuhan pengguna
tenaga nuklir terhadap peraturan dan ketentuan keselamatan.
TUGAS POKOK
Melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga
nuklir dengan menyelenggarakan peraturan, perizinan dan inspeksi.
FUNGSI
Perumusan kebijaksanaan nasional di bidang pengawasan pemanfaatan
tenaga nuklir; penyusunan rencana dan program nasional di bidang pengawasan
pemanfaatan tenaga nuklir; pembinaan dan penyusunan peraturan serta
pelaksanaan pengkajian keselamatan nuklir, keselamatan radiasi, dan pengamanan
bahan nuklir; pelaksanaan perizinan dan inspeksi terhadap pembangunan dan
pengoperasian reaktor nuklir, instalasi nuklir, fasilitas bahan nuklir, dan sumber
radiasi serta pengembangan kesiapsiagaan nuklir; pelaksanaan kerjasama dibidang
pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir dengan instansi Pemerintah atau
organisasi lainnya baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia; pelaksanaan
pengawasan dan pengendalian bahan nuklir; pelaksanaan bimbingan dan
penyuluhan terhadap upaya yang menyangkut keselamatan dan kesehatan pekerja,
anggota masyarakat dan perlindungan terhadap lingkungan hidup; pelaksanaan
pembinaan sumber daya manusia di lingkungan BAPETEN; pelaksanaan
pembinaan administrasi, pengendalian dan pengawasan di lingkungan
BAPETEN; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Presiden.
TUJUAN
1. Terjaminnya kesejahteraan, keamanan dan ketentraman masyarakat;
2. Menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja dan anggota masyarakat serta
perlindungan terhadap lingkungan hidup;
3. Memelihara tertib hukum dalam pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir;
4. Meningkatkan kesadaran hukum pengguna tenaga nuklir untuk menimbulkan
budaya keselamatan di bidang nuklir;
5. Mencegah terjadinya perubahan tujuan pemanfaatan bahan nuklir;
6. dan Menjamin terpeliharanya dan ditingkatkannya disiplin petugas dalam
pelaksanaan pemanfaatan nuklir.
2.8 Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui materi atau ruang dalam bentuk
partikel berenergi atau gelombang elektromagnetik. Radiasi tertentu memiliki
energi yang cukup untuk membuat electron keluar dari orbit atom materi yang
dilaluinya. Proses ini disebut ionisasi dan radiasi yang bias menimbulkan ionisasi
disebut radiasi pengion. Karena proses interaksi dengan materi seperti ini maka
radiasi pengion akan mengalami penurunan intensitas ketika melewati materi.
Radioaktifitas
Radioaktifitas adalah proses spontan dan alami ketika atom yang tidak
stabil dari isotope sebuah unsur radioaktif mengalami transformasi atau meluruh
menuju kondisi stabil dengan cara memancarkan atau meradiasikan kelebihan
energi dalam bentuk partikel atau gelombang elektromagnetik. Jumlah inti atom
suatu material radioaktif yang meluruh dalam jangka waktu tertentu dinamakan
aktifitas dari material tersebut. Umur paruh suatu unsur atau material radioaktif
adalah waktu yang diperlukan oleh unsur tersebut agar aktifitasnya berkurang
menjadi setengah dari aktifitas awalnya.
Radiasi Dalam Kehidupan Sehari-hari
Tubuh manusia dalam kehidupan sehari-hhari akan menerima paparan
radiasi pengion secara alami yang disebut natural background radiation. Radiasi
ini berasal dari luar angkasa yang diseebut radiasi kosmik, radiasi terrestrial dari
material radioaktif dalam kerak bumi, gas radioaktif di atmosfir dan radiasi dari
dalam tubuh yang berasal dari makanan dan minuman yang masuk ke dalam
tubuh.
Efek Radiasi
Radiasi dapat berinteraksi langsung dengan molekul tubuh dan
merusaknya. Pada prinsipnya DNA tubuh memiliki kemampuan mengagumkan
untuk memperbaiki sel-sel yang rusak akibat radiasi. Jika DNA mengalami
kerusakan, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu kerusakan akan diperbaiki
sebelum siklus tumbuh sel tubuh selesai. Jika tidak, maka sel akan mati. Terdapat
pula kemungkinan lainnya yaitu sel akan selamat tapi berperilaku menyimpang
akibat kerusakan DNA yang dikkenal dengan istilah mutasi. Sel dengan DNA
mutsi ini bias terus tumbuh sehingga bisa menimbulkan kanker.
a. Efek langsung
Pengaruh langsung akibat menerima dosis radiasi yang sangat besar dalam
waktu singkat bisa berupa terbakar, terjadi perubahan komponen darah,
kelelahan, diare, pusing, dan kematian. Pengaruh ini akan berkembang dalam
satuan jam, hari, atau minggu yang bergantung pada dosis radiasi yang
diterima.
b. Efek tertunda
Katarak akan timbul dalam waktu berbulan-bulan atau beertahun-tahun setelah
lensa mata menerima dosis radiasi 200-300rem demikian juga kanker
mungkin timbul 10-15 tahun setelah tubuh menerima dosis radiasi.
Pemanfaatan Radiasi
a. Bidang Medis
Radiasi pengion bisa dimanfaatkan dengan banyak cara di biidang pengobatan
medis (radiotherapy). Yang paling dikenal adalah untuk mendiagnosa
pencitraan misalkan CT (computer tomography) Scan dan pengobatan kanker.
b. Bidang industry
Penggunaan terbesar radiasi pengion di bidang industry adalah dalam
modifikasi karakteristik suatu materi. Radiasi dapat dipergunakan untuk
menginisiasi terjadinya polimerisasi, memperkeras polimer atau menaikkan
titik leleh. Penggunaan utama lainnya adalah untuk mensterilkan peralatan
kedokteran
c. Peralatan Rumah Tangga
Salah satu peralatan yang sering dijumpai di rumah maupun gedung adalah
detector asap untuk peringatan kebakaran.
2.9 Reaktor Daya (PLTN)
a. Reaktor air mendidih
Reaktor jenis ini memanfaatkan air sebagai pendingin reactor dan moderator.
Panas yang dihasilkan oleh reaksi fisi dalam elemen bakar akan diserap oleh
air, sehingga air akan mendidih dan berubah menjadi uap. Uap yang
dihasilkan akan digunakan untuk menggerakkan turbin generator sehingga
dihasilkan listrik.
Moderator adalah medium untuk memperlambat kecepatan partikel neutron
cepat. Air pendingin digunakan untuk mengambil panas yang dihasilkan
dalam teras reactor (reactor core) sehingga temperatur air akan naik.
Temperatur air dibiarkan meningkat hingga mencapai titik didih. Uap yang
dihasilkan pada proses pendidihan air kemudian disalurkan untuk memutar
turbin yang terhubung dengan generator listrik. Dalam reaktor tipe ini, uap
yang terbentuk akan menyebabkan reaktivitas reaktor menjadi negatif.
Reaktivitas negative dapat menahan kenaikan daya reaktor, sehingga
penambahan reaktivitas (penaikan daya reaktor) dapat dikendalikan secara
stabil dengan batang pengendali.
b. Reaktor air bertekanan
Reaktor ini menggunakan air sebagai pendingin. Reactor ini memiliki dua
system sirkulasi pendingin, yaitu primer dan sekunder. Sirkulasi pendingin
primer berhubungan langsung dengan sumber panas. Sirkulasi pendingin
sekunder dibuat bertekanan tinggi sehingga tidak akan mendidih walaupun
berada dalam temperature yang sangat tinggi. Panas dari system pendingin
primer dialirkan ke system sekunder. Air dalam system sekunder ini akan
berubah menjadi uap dan kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin
generator dan menghasilkan listrik.
Dalam PWR, kalor yang dihasilkan dalam batang-batang bahan bakar
diangkut keluar dari teras reaktor oleh air yang terdapat di sekitarnya (sistem
pendingin primer). Air ini secara terus-menerus dipompakan oleh pompa
primer ke dalam reaktor melalui saluran pendingin reaktor (sistem pendingin
primer).
Gambar 12.2. Diagram PLTN Jenis PWR
Untuk mengangkut kalor sebesar mungkin, suhu air dikondisikan mencapai
3000C. Untuk menjaga air tidak mendidih (yang dapat terjadi pada suhu 1000C
pada tekanan 1 atm), air diberi tekanan 160 atm. Air panas diangkut melalui
suatu alat penukar panas (heat exchanger), dan kalor dari air panas
dipindahkan ke air yang mengalir di sekitar alat penukar panas (sistem
pendingin sekunder). Kalor yang dipindahkan ke sistem pendingin sekunder
memproduksi uap yang memutar turbin. Turbin dikopel dengan suatu
generator listrik, tempat daya keluaran listrik menuju konsumen melalui
kawat transmisi tegangan tinggi. Setelah keluar dari turbin, uap didinginkan
kembali menjadi air oleh pengembun (condenser) dan kemudian dikembalikan
lagi ke alat penukar panas oleh pompa sekuder.
2.10 Limbah Radioaktif
Limbah radioaktif merupakan hasil samping dari kegiatan pemanfaatan
teknologi nuklir. Dalam limbah radioaktif ini terdapat unsur-unsur radioaktif yang
masih memancarkan radiasi. Limbah radioaktif tidak boleh dibuang ke lingkungan
karena radiasi yang dipancarkan berpotensi memberikan efek merugikan terhadap
kesehatan manusia.
Program pengelolaan limbah radioaktif ditujukan untuk menjamin agar tidak
seorang pun akan menerima paparan radiasi melebihi nilai batas yang dizinkan.
Terdapat hal-hal unik yang menguntungkan dalam rangka pengelolaan limbah
radioaktif:
1. Sifat fisika dari zat radioaktif yang selalu meluruh menjadi zat stabil (tidak
radioaktif lagi). Karena terjadi peluruhan, maka jumlah zat radioaktif akan
selalu berkurang oleh waktu. Sifat ini sangat menguntungkan karena cukup
hanya dengan meyimpan secara aman, zat radioaktif sudah berkurang dengan
sendirinya.
2. Sebagian besar zat radioaktif yang terbentuk dalam teras reaktor nuklir
umumnya memiliki waktu paro yang sangat pendek, mulai orde beberapa
detik hingga beberapa hari. Hal ini menyebabkan peluruhan zat radioaktif
yang sangat cepat yang berarti terjadi pengurangan volume limbah yang
sangat besar dalam waktu relatif singkat.
3. Saat ini telah berhasil dikembangkan berbagai jenis alat ukur yang sangat peka
terhadap radiasi. Dengan alat ukur ini keberadaan zat radioaktif skecil apa pun
selalu dapat dipantau.
Pengolahan Limbah Radioaktif
Secara keseluruhan, pengelolaan limbah radioaktif yang lazim dilakukan
meliputi tiga pendekatan pokok bergantung besar kecilnya volume limbah, tinggi
rendahnya aktivitas zat radioaktif serta sifat-sifat fisika dan kimia limbah tersebut.
Tiga pendekatan pokok itu meliputi :
1. Limbah radioaktif dipekatkan dan dipadatkan yang pelaksanaannya dilakukan
di dalam wadah khusus untuk selanjutnya disimpan dalam waktu yang cukup
lama. Cara ini efektif untuk pengelolaan limbah radioaktif cair yang
mengandung zat radioaktif beraktivitas sedang dan atau tinggi.
2. Limbah radioaktif disimpan dan dibiarkan meluruh dalam tempat
penyimpanan khusus sampai aktivitasnya sama dengan aktivitas zat radioaktif
lingkungan. Cara ini efektif jika dipakai untuk pengelolan limbah radioaktif
cair atau padat yang beraktivitas rendah dan berwaktu paroh pendek.
3. Limbah radioaktif diencerkan dan didispersikan ke lingkungan. Cara ini
efektif untuk pengelolaan limbah radioaktif cair atau gas beraktivitas rendah.
Dengan ketiga pendekatan itu diharapkan bahwa aktivitas limbah radioaktif
yang lepas ke lingkungan sama dengan aktivitas zat radioaktif yang secara
alamiah sudah ada pada lingkungan. Dengan cara itu faktor keselamatan manusia
dan lingkungan tetap merupakan prioritas utama dalam pemanfaatn teknologi
nuklir.
BAB III
PENUTUP
BATAN tidak hanya bergerak pada penelitian dan pengembangan energi
nuklir saja, tetapi juga melakukan aplikasi teknik nuklir untuk kesejahteraan
masyarakat, baik di bidang kesehatan, peternakan dan pertanian. Akan tetapi,
BATAN belum “diizinkan” untuk memproduksi tenaga nuklir untuk tingkat yang
lebih tinggi, dikarenakan melihat bahaya radiasi nuklir yang sangat berbahaya.
Demikian laporan ini kami buat, terima kasih atas segala dukungan yang
telah diberikan kepada kami sehingga kegiatan ini dapat berlangsung dengan
lancar dan selesai tepat pada waktunya serta dapat dicapai hasil yang diharapkan.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
demi kesempurnaan kegiatan kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Badan Tenaga Nuklir Nasional, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Tenaga_Nuklir_Nasional, diakses
tanggal 20 Juni 2012)
Anonim. Badan Pengawas Tenaga Nuklir, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pengawas_Tenaga_Nuklir, diakses
tanggal 20 Juni 2012)
BATAN , http://www.batan.go.id
BAPETEN, http://www.bapeten.go.id/
LAMPIRAN I
PESERTA PRAKTEK KULIAH LAPANGAN KE BATAN BANDUNG
a. Peserta Kampus IndralayaNo. NAMA NIM NO. HP1. Prima Wulansari 06091010001 089823741452. Ermita Ratnastiti 06091010002 0852733558863. Etrie Jayanti 06091010003 0852684394394. Tiara Romadhona 06091010004 081958976643/
0823726902305. Khoirun Nisak 06091010005 0852866825096. Amalia Karella Pilihan 06091010006 0852738123417. Ria Usmika 06091010007 0857640527088. Imelda Gustia Ningsih 06091010008 085268682120/
0857585820219. Rahayu Wandari 06091010009 08575883834110. Siti Oryza Sativa 06091010010 08526662405111. Destia Nurdina 06091010012 08536885455512. Arrahma Nurizka 06091010013 08138500011613. Fani Khumairah 06091010014 08566950433414. Surgantini Rahayu 06091010015 08538153088415. Yuni Wijayanti 06091010016 08578825375416. Zulaiha 06091010017 0899435324817. Kiki Marisa 06091010018 08566940923718. Tri Oktaviani 06091010019 08575885175219. Abi Rahmat Hidayat 06091010020 08217832296120. Irma Tiara 06091010021 08526874949621. Irine Wulandary 06091010022 0898303432822. Anita H Simbolon 06091010023 08538082204823. Fefti Asnia 06091010024 08137967338124. Arief Maulana 06091010026 08781165107725. Kiki Sumiyati 06091010027 0899448722826. Ayuwuni Vidiani Putri 06091010028 08526834026027. Retno Warianti 06091010029 08538435335228. Dika Fajriani 06091010030 08527960377129. Yunny Puspita Anggraini 06091010031 0899984909430. Sri Hartini 06091010032 08566926069631. Luciana Mentari 06091010033 085367013659
32. Anggun Prabawati 06091010035 08578811163633. Seni Metasari 06091010036 08781181362634. Herdi 06091010037 08576916849235. Elviani Barus 06091010038 08576001795836. Melia Loveyanti 06091010039 08527316116337. Fitri Aprianti 06091010040 08578891124238. Meydian Elytasari 06091010041 08526831578939. Budiono 06091010042 08576980942640. Munika 06091010043 08536710005341. Zainal 06091010044 08218516250342. Ismi Ariningsih 06091010045 085769207135
Total 42 ORANG
b. Peserta Kampus PalembangNo. NAMA NIM NO. HP1. Fika Tivany 06091410001 0819588238192. Sarinarulita 06091410002 0813735678523. Ari Fanjiono 06091410003 0857647000364. Winda Aryani 06091410004 0819964317285. Dwi Alviani 06091410005 071194028046. Rananda Vinsiah 06091410006 05369905004/ 0831770661777. Pegi Yulianti 060914100078. Dili Apriana Aksari 06091410008 0821825330789. Ria Sita Ariska 06091410009 085769133333/ 08535772700710. Rahma Fitriani 06091410010 08528677728411. Anggri Gustiani 06091410011 08578903448012. Qonitah Khairunnisa 06091410012 081958577780/ 08535772707013. Ade Putri Prasetya 06091410013 08526639779914. Marya Ulfa 06091410014 085368216757/ 0899891532615. Dita Kurnia Sari 06091410016 08199611102516. Novriyani 06091410017 08536855182217. Utarie Effrilia 06091410018 087897422522/ 085357729802
Total 17 ORANG
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI FOTO
Visi-Misi BATAN
Miniatur bangunan BATAN
Penyerahan Cinderamata
Peserta PKL
Presentasi oleh pihak BATAN
Mesin Detector Radiasi
Contoh Kit Kering Radiofarmaka
Pemaparan Mengenai Kit Kering Radiofarmaka
Miniatur Reaktor Triga Mark II
Selongsong Nuklir yang berisi senyawa radioaktif
Reaktor Triga Mark II (tampak atas)
Reaktor Triga Mark II
(tampak depan)
Teras Reaktor
Ruang Monitoring Reaktor
Air Pendingin Reaktor
Miniatur Teras Reaktor
Nitrogen Cair
Mesin Pembuat Nitrogen Cair
Tempat Pembuangan Limbah Padat