pembangkit listrik tenaga nuklir (pltn)

28
KEADAAN PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT INDONESIA MAKALAH BAHASA INDONESIA Disusun untuk memenuhi tugas sebagai prasyarat dalam memenuhi nilai pelajaran Bahasa Indonesia Oleh: Ali Anzi Muntazhar NIS 9954343934 Andi Nadya Tita Alia NIS 9966551323 Citra Fida Asteria NIS 9950423147 Sakinah Mawaddah Rahmadhania NIS 9951766169 i

Upload: sknramadhaniah

Post on 19-Jun-2015

8.716 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

KEADAAN PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT INDONESIA

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas sebagai prasyarat dalam memenuhi nilai pelajaran Bahasa Indonesia

Oleh:

Ali Anzi Muntazhar NIS 9954343934

Andi Nadya Tita Alia NIS 9966551323

Citra Fida Asteria NIS 9950423147

Sakinah Mawaddah Rahmadhania NIS 9951766169

KELAS XII IPA 1

SMA LAZUARDI GLOBAL ISLAMIC SCHOOL

i

Page 2: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat

dan hidayahNya kami diberikan kesehatan dan kemudahan dalam pembuatan diskusi

ini. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga,

serta sahabat-sahabatnya, yang merupakan panutan bagi kita semua.

Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua, adik-

adik, dan seluruh keluarga kami, atas doa, dukungan, dan bantuannya kami dapat

menyelesaikan diskusi ini dengan baik dan maksimal. Terima kasih juga kami

ucapkan kepada Ibu Karina selaku pembimbing dan guru bahasa Indonesia yang

senantiasa membimbing dan memberikan semangat serta doanya kepada kami dalam

proses pembuatan diskusi ini. Terima kasih kepada seluruh teman-teman kami, dan

semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam pembuatan diskusi ini.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, kami sadar dalam pembuatan diskusi

ini terdapat kekurangan-kekurangan, ataupun kesalahan. Oleh karena itu kami mohon

kritik dan saran demi kesuksesan diskusi ini. Terima kasih.

Depok, 22 Oktober 2012

Penulis

ii

Page 3: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... iv

A. Latar Belakang...................................................................................... 1B. Rumusan Masalah...................................................................................2C. Tujuan Makalah......................................................................................2D. Manfaat Makalah....................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN....................................................................................................3

A. Deskripsi Teoritis....................................................................................3B. Pembahasan.............................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii

Page 4: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

DAFTAR GAMBAR

Gambar I..................................................................................................................8

Gambar II................................................................................................................11

Gambar III...............................................................................................................12

iv

Page 5: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat seakan

memaksa pemerintah Indonesia untuk menambah kapasitas

produksi listrik nasional. Selain itu ketergantungan pasokan

listrik nasional kepada batu bara dan solar untuk menghidupkan

PLTU-PLTU menghabiskan uang negara karena subsidi dan

dampak lingkungannya.

Rencana pemerintah yang dilaksanakan oleh PLN untuk

membangun 44 pembangkit tenaga listrik dengan total daya

10.000 megawatt terdiri dari pembangkit tenaga uap saja,

dengan pasokan bahan bakar fosil yang terbatas dan

memunculkan banyak masalah. Dan salah satu pemecah

masalahnya adalah pembangkit tenaga nuklir dengan banyak

kelebihannya.

Di Indonesia rencana pembangunannya pun sudah

didiskusikan semenjak 1959 dengan mengadakan seminar

seminar di beberapa universitas di Yogyakarta dan Bandung.

Bahkan pada bulan Agustus tahun 1991, sebuah perjanjian

kerja tentang studi kelayakan telah ditandatangani oleh

Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan

Perusahaan Konsultan NEWJEC Inc. Tetapi karena krisis

moneter di tahun 1998 proyek tersebut gagal diselesaikan.

Total Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir (PTLN) yang

beroperasi di dunia sekitar 437 reaktor dengan daya 371.762

v

Page 6: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

MW dan 64 reaktor yang sedang dibangun dan di prediksi akan

terus tumbuh seiring dengan tumbuhnya kebutukan listrik di

dunia. Sehingga penggunaan tenaga nuklir sebagai pembangkit

listrik bukan mustahil, bahkan mungkin kita bisa melihatnya

dalam 5-20 tahun kedepan.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui Pengaruh Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga

Nuklir (PLTN) pada kesejahteraan dan keselamatan

penduduk indonesia

2. Mengetahui Apakah Indonesia sebagai salah satu negara

dengan kebutuhan listrik terbesar di dunia berpotensi

dalam menerapkan teknologi PLTN.

3. Mengetahui bagaimana solusi yang harus ditempuh agar

Indonesia mampu menerapkan PLTN secara efisien tanpa

menimpulkan ancaman keselamatan penduduk.

D. Manfaat penelitian

1. Mengetahui dampak positif dan negatif dari pembangunan

PLTN terhadap rakyat indonesia,

2. Mengkaji berdasarkan kajian teoritis dan penelitian

peneliti-peneliti sebelumnya apakah Indonesia berpotensi

dalam menerapkan teknologi PLTN sebagai jawaban dari

masalah krisis listrik di Indonesia dengan pengembangan

yang efisien.

vi

Page 7: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

BAB I

PENDAHULUAN

E. Latar Belakang

Kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat seakan memaksa pemerintah

Indonesia untuk menambah kapasitas produksi listrik nasional. Selain itu

ketergantungan pasokan listrik nasional kepada batu bara dan solar untuk

menghidupkan PLTU-PLTU menghabiskan uang negara karena subsidi dan

dampak lingkungannya.

Rencana pemerintah yang dilaksanakan oleh PLN untuk membangun 44

pembangkit tenaga listrik dengan total daya 10.000 megawatt terdiri dari

pembangkit tenaga uap saja, dengan pasokan bahan bakar fosil yang terbatas dan

memunculkan banyak masalah. Dan salah satu pemecah masalahnya adalah

pembangkit tenaga nuklir dengan banyak kelebihannya.

Di Indonesia rencana pembangunannya pun sudah didiskusikan semenjak

1959 dengan mengadakan seminar seminar di beberapa universitas di Yogyakarta

dan Bandung. Bahkan pada bulan Agustus tahun 1991, sebuah perjanjian

kerja tentang studi kelayakan telah ditandatangani oleh Menteri Keuangan

vii

Page 8: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Republik Indonesia dengan Perusahaan Konsultan NEWJEC Inc. Tetapi

karena krisis moneter di tahun 1998 proyek tersebut gagal diselesaikan.

Total Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir (PTLN) yang beroperasi di dunia

sekitar 437 reaktor dengan daya 371.762 MW dan 64 reaktor yang sedang

dibangun dan di prediksi akan terus tumbuh seiring dengan tumbuhnya kebutukan

listrik di dunia. Sehingga penggunaan tenaga nuklir sebagai pembangkit listrik

bukan mustahil, bahkan mungkin kita bisa melihatnya dalam 5-20 tahun kedepan.

F. Rumusan Masalah

1. Apakah keberadaan PLTN di indonesia berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat indonesia?

2. Apakah Indonesia berpotensi dalam menerapkan nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik?

3. Bagaimana upaya agar tenaga nuklir yang digunakan dapat berlangsung dengan efisien dan aman?

G. Tujuan Penelitian

4. Mengetahui Pengaruh Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

pada kesejahteraan dan keselamatan penduduk indonesia

5. Mengetahui Apakah Indonesia sebagai salah satu negara dengan

kebutuhan listrik terbesar di dunia berpotensi dalam menerapkan teknologi

PLTN.

6. Mengetahui bagaimana solusi yang harus ditempuh agar Indonesia mampu

menerapkan PLTN secara efisien tanpa menimpulkan ancaman

keselamatan penduduk.

H. Manfaat penelitian

3. Mengetahui dampak positif dan negatif dari pembangunan PLTN terhadap

rakyat indonesia,

viii

Page 9: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

4. Mengkaji berdasarkan kajian teoritis dan penelitian peneliti-peneliti

sebelumnya apakah Indonesia berpotensi dalam menerapkan teknologi

PLTN sebagai jawaban dari masalah krisis listrik di Indonesia dengan

pengembangan yang efisien.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Kajian teori

I. Pembangkit

Orang yang membangkitkan, atau alat untuk membangkitkan sesuatu.

II. Listrik

Daya atau kekuatan yang ditimbulkan oleh adanya pergesekan atau melalui proses

kimia, dapat digunakna untuk menghasilkan panas atau cahaya, atau untuk

menjalankan mesin.

III. Kesejahteraan

Hal atau keadaan sejahtera; keamanan, keselamatan, ketentraman.

IV. Pengaruh

ix

Page 10: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk

watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.

(http://kamusbahasaindonesia.org/)

V. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

a. Pengertian PLTN

PLTN adalah stasiun pembangkit listrik thermal dimana panas yang dihasilkan

diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_nuklir)

PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan

baik ketika daya keluarannya konstan . Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit

berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada

tahun 2005 mempunyai daya 600-1200 MWe.

Reaktor nuklir yang pertama kali membangkitkan listrik adalah stasiun

pembangkit percobaan EBR-I pada 20 Desember 1951 di dekat Arco, Idaho, Amerika

Serikat. Pada 27 Juni 1954, PLTN pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk

jaringan listrik (power grid) mulai beroperasi di Obninsk, Uni Soviet. PLTN skala

komersil pertama adalah Calder Hall di Inggris yang dibuka pada 17 Oktober 1956.

Hingga saat ini, terdapat 442 PLTN berlisensi di dunia dengan 441 diantaranya

beroperasi di 31 negara yang berbeda. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 17%

daya listrik dunia (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_nuklir).

b. Jenis – jenis PLTN

1. Reaktor Fisi

x

Page 11: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi nuklir dari isotop

fissil uranium dan plutonium.

2. Reaktor cepat

Meski reaktor nuklir generasi awal berjenis reaktor cepat, tetapi perkembangan

reaktor nuklir jenis ini kalah dibandingkan dengan reaktor thermal.

Keuntungan reaktor cepat diantaranya adalah siklus bahan bakar nuklir yang

dimilikinya dapat menggunakan semua uranium yang terdapat dalam urainum alam,

dan juga dapat mentransmutasikan radioisotop yang tergantung di dalam limbahnya

menjadi material luruh cepat.

3. Reaktor Fusi

Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya

sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih

baik. Namun demikian, saat ini masih terdapat kendal-kendala bidang keilmuan,

teknik dan ekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna pembangkitan

listrik.

c. Keuntungan dan Kerugian Pemakaian PKLN

Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:

1. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal). Gas

rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan

dan hanya sedikit menghasilkan gas).

2. Tidak mencemari udara, tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti karbon

monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate,

atau asap fotokimia.

xi

Page 12: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

3. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal).

4. Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan.

5. Ketersedian bahan bakar yang melimpah, karena sangat sedikit bahan bakar

yang diperlukan.

Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN:

1. Risiko kecelakaan nuklir. Kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan

Chernobyl (yang tidak mempunyai containment building).

2. Limbah nuklir, yaitu limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dan

dapat bertahan hingga ribuan tahun. Amerika Serikat siap menampung limbah

PLTN dan Reaktor Riset. Limbah tidak harus disimpan di negara pemilik

PLTN dan Reaktor Riset. Untuk limbah dari industri pengguna zat radioaktif

dapat diolah di Instalasi Pengolahan Limbah Zat Radioaktif, seperti yang

dimiliki oleh BATAN Serpong.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_nuklir)

B. Pembahasan

Indonesia dengan jumlah total penduduk kurang lebih 250 miliyar, yaitu negara

keempat dengan penduduk terbesar di dunia, tidak dijauhkan dari krisis kebutuhan

listrik yang semakin marak ditemukan. Dengan semakin banyaknya kebutuhan yang

harus dipenuhi, masyarakat dituntut harus hemat dalam pemakaian bahan bakar. Hal

ini dilatar belakangi karena bahan bakar umum yang dipakai umumnya oleh

pemerintah adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, atau tidak dapat

digunakan kembali setelah habis karena terbatas. Ilmuan pun dituntut untuk

menghasilkan inovasi dan ide – ide baru guna menemukan sebuah teknologi yang

xii

Page 13: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

dapat digunakan untuk menjadi bahan bakar yang tidak terbatas jumlahnya, termasuk

teknologi pembangkit tenaga listrik. Energi listrik yang dibangkitkan dari

pembakaran bahan-bahan fosil (misalkan minyak, gas, batubara) telah menyebabkan

berbagai permasalahan. Permasalahan yang ditimbulkannya semakin mendapat

perhatian yang serius. Jadi pembicaraan mengenai masalah masa depan bumi akibat

efek rumah kaca pada saat ini adalah lebih relevan dibanding menakut-nakuti

masyarakat dengan istilah nuklir.

Pembakaran bahan-bahan fosil itu menyebabkan terjadinya pelepasan gas-gas

sulfur dioksida, nitrogen oksida, maupun karbon dioksida yang antara lain

menyebabkan timbulnya hujan asam. Dari hasil pengumpulan pendapat yang baru-

baru ini diadakan di Kanada, 45% responden memberi peringkat pertama pada

masalah hujan, danau dan ekosistem lain yang rusak akibat hujan asam ini. Hujan

asam ini merubah tingkat keasaman (pH) tanah dalam hal mana pada akhirnya akan

mempengaruhi zat-zat nutrisi yang sangat diperlukan pepohonan itu. Daya rusak

hujan asam ini juga amat mempengaruhi keutuhan bangunan.

Gambar 1. Kehadiran PLTN sama sekali tidak merusak lingkungan

Akibat dari pembakaran bahan-bahan fosil ini adalah terjadinya apa yang disebut

sebagai efek rumah kaca (greenhouse effect). Terjadinya efek rumah kaca ini akan

menyebabkan naiknya suhu di permukaan bumi. Apabila efek rumah kaca ini tidak

segera diatasi akibat yang amat buruk akan dirasakan terutama kehidupan liar di bumi

xiii

Page 14: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

serta bidang pertanian dan juga banyak bidang lain. Hal ini lebih disebabkan karena

para ilmuwan sudah tidak mampu lagi meramalkan musim-musim serta

perubahannya dan juga iklim yang ada di bumi ini karena kekacauan cuaca yang

terjadi.

Suatu tindakan perlu diambil untuk mengatasi masalah krisis tersebut, salah

satunya dengan pemilihan PLTN sebagai pembangkit energi listrik merupakan.

Secara tidak langsung keberadaan PLTN akan sangat mempengaruhi kesejahteraan

masyarakat Indonesia. Apabila penerapan dan pemanfaatan PLTN dimanfaatkan

seefisien mungkin, maka usaha tersebut akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Kebutuhan listrik terpenuhi dengan biaya yang terbilang lebih murah,

dan membantu sisi perekonomian masyarakat. Banyak sumbangan yang diberikan

PLTN dalam pelestarian lingkungan, baik bagi udara (PLTN tidak mengemisikan

asap yang mengandung oksida-oksida sulfur maupun nitrogen serta logam-logam

berat dan karbondioksida) maupun air (air lepasan PLT fosil mengandung logam-

logam berat serta zat-zat organik yang berakibat pada rusaknya ekologi danau

maupun sungai, air lepasan PLTN sama sekali tidak mengandung polutan-polutan itu)

dan tanah sebagai komponen utama lingkungan. Selain itu, PLTN tidak menyita lahan

yang luas.

Di dalam batubarapun terdapat zat-zat radioaktif seperti uranium dan thorium

meskipun dalam kadar kecil. Pada laporan tahunan mengenai keselamatan PLTN

Kanada yang diterbitkan tahun 1988, Professor Kenneth Hare yang adalah inspektur

komisi keselamatan PLTN, Ontario Hydro maupun AECL (Atomic Energy of Canada

Limited) berada dalam keadaan yang sangat baik dan sama sekali tidak mengalami

gangguan serius dengan adanya PLTN. Informasi ini didasarkan pada analisis selama

30 tahun yang dilakukan terhadap para pekerja PLTN. Hal ini diperkuat oleh laporan

komisi energi dan pertambangan Kanada yang menyatakan bahwa PLTN-PLTN di

Kanada beroperasi pada tingkat resiko paling rendah baik pada para pekerja maupun

masyarakat sekitar.

xiv

Page 15: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Dunia mencatat Indonesia adalah salah satu negara pertama Asia yang

mengembangkan teknologi nuklir. Pada 1954, Indonesia menciptakan momentum

dalam teknologi nuklir, dengan mendirikan Komisi Nasional Radioaktivitas dan

Energi Atom, lompatan yang jauh melampaui prestasi banyak negara

(http://monitoringmedia.wordpress.com/category/pembangunan-pltn/).

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudi Rubiandini

mengatakan bahwa di Indonesia telah berdiri 3 PLTN, satu pembangkit terdapat di

Batan (Badan Tenaga Nuklir Nasional), satu di Bandung dengan daya mencapai 60

MW, dan di Serpong dengan daya 2 MW. Namun ketiga pembangkit tersebut belum

diberdayakan lebih lanjut, masih menjadi mainan para peneliti.

Indonesia dipandang cukup potensial dalam menggunakan Pembangkit Listrik

tenaga Nuklir (PLTN) walau terletak pada Ring of Fire. Hal ini dikarenakan wilayah

Indonesia yang luas sehingga masih banyak yang stabil dan aman untuk PLTN.

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Djarot S Wisnubroto,

mengungkapkan bahwa Ring of Fire terletak di pesisir barat Sumatra dan pesisir

selatan Indonesia. Namun wilayah selain itu dirasa cukup pantas sebagai lokasi

PLTN. Hingga saat ini pun BATAN masih mengkaji Pulau Bangka di timur

Sumatera yang saat ini dinilai sebagai salah satu wilayah yang cukup stabil.

Pengkajiannya masih berjalan dan dijadwalkan baru selesai pada akhir 2013.

Disamping itu Kalimantan dan banyak wilayah lainnya dinilai sangat stabil. Namun

dengan kemampuan PLTN dalam membangkitkan energi rata-rata 1.000 MW per unit

lebih sesuai dipasang di wilayah yang masyarakatnya membutuhkan listrik skala

besar seperti Jawa dan Sumatera.

(http://article.wn.com/ Indonesia_pantas_dan_butuh_tenaga_nuklir/)

Berbagai usaha dilakukan guna melindungi kesehatan dan keselamatan

masyarakat. Usaha ini dilakukan untuk menjamin agar zat radioaktif tidak terlepas ke

lingkungan, baik selama operasi maupun bila terjadi kecelakaan. Tindakan ini

xv

Page 16: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

dilakukan supaya PLTN tetap dapat dipertahankan dalam kondisi aman. Sistem

keselamatan reaktor dapat dibagi atas 2 kategori, yaitu keselamatan terpasang dan

pertahanan berlapis. Keselamatan terpasang dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah

air dan uranium. Bila suhu dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yang ditangkap

U-235, dengan kata lain jumlah reaksi pembelahan, akan berkurang. Akibatnya,

panas yang dihasilkan juga berkurang.

Pada pertahanan berlapis, PLTN punya sistem pengamanan/pertahanan berlapis-

lapis. Pertahanan satu adalah matriks bahan bakar itu sendiri. Lebih dari 99% zat hasil

belah akan tetap berada dalam matriks bahan bakar itu. Selama operasi atau bila

terjadi kecelakaan, kelongsong bahan bakar akan berfungsi sebagai penghalang kedua

untuk mencegah keluarnya zat radioaktif. Lalu, jika zat radioaktif masih bisa lolos

dari penghalang kedua, masih ada penghalang ketiga, yaitu sistem pendingin, Lepas

dari sistem pendingin, masih terdapat penghalang keempat berupa perisai biologis.

Lalu, bila zat radioaktif itu masih dapat lolos, ada penghalang kelima, yaitu sistem

pengungkung berupa pelat baja dan beton setebal 2 m.

Gambar 1. Pertahanan berlapis pada PLTN.

Selama operasi PLTN, pencemaran radioaktif pada lingkungan dapat dikatakan

tidak ada. Air sungai atau air laut yang digunakan untuk mengangkut panas dari

kondensor sama sekali tidak mengandung zat radioaktif karena tidak bercampur

dengan air pendingin yang bersirkulasi di dalam reaktor. Gas radioaktif yang dapat

xvi

Page 17: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

keluar dari reaktor tetap terkungkung di dalam sistem pengungkung PLTN. Setelah

melalui sistem ventilasi dengan filter berlapis-lapis, gas radioaktif dikeluarkan dari

cerobong yang jumlahnya sangat kecil sehingga dampaknya terhadap lingkungan

tidak berarti.

Limbah padatnya pun tidak dibuang, melainkan disimpan dalam suatu kolom

penyimpanan elemen bakar bekas yang terletak di dalam gedung reaktor. Selanjutya,

elemen bakar bekas ini dikirim ke instalasi olah ulang. Di sini, bagian yang masih

dapat dimanfaatkan dipisahkan kembali, sedangkan bagian yang tidak dapat

dimanfaatkan dicampur dengan gelas dan dipadatkan. Setelah disimpan kira-kira 50

tahun dalam tempat penyimpanan sementara, limbah padat ini dipindahkan ke tempat

penyimpanan akhir yang berada jauh dibawah permukaan tanah, sekitar 2000 m

dalam struktur lapisan geologis. Maka, berdasarkan hal-hal tersebut, jelaslah bahwa

selama operasi PLTN tidak ada zat radioaktif yang dilepaskan ke lingkungan. Dengan

perkataan lain kehadiran PLTN sebenarnya aman bagi manusia selama

pengoperasiannya mengikuti disiplin prosedur teknis yang diharuskan. Yaitu

ditempatkan pada daerah yang stabil, atau aman gempa. Sistem pengoperasian dan

keamanan yang ketat, dengan teknis sesuai ketentuan yang ditetapkan seperti yang

diterapkan pada negara-negara yang sukses menerapkan pemakaian tenaga nuklir

(Iran, Amerika Serikat, dsb), serta Manajemen dan pengontrolan yang kritis dan

teratur (file.upi.edu/.../EFEK_RUMAH_KACA).

xvii

Page 18: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Gambar 2. Kehadiran PLTN sama sekali tidak membawa dampak negatif pada

kehidupan

C. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kehadiran PLTN sebenarnya

aman bagi manusia dan sama sekali tidak ada alasan mendasar untuk menolak

kehadirannya. Dalam era tinggal landas, dengan titik berat pada industrialisasi,

pasokan listrik sangat dibutuhkan. Dengan semakin berkurangnya bahan bakar fosil

(minyak, batubara) serta tingkat pencemaran PLT batubara, PLTN merupakan pilihan

tepat untuk memenuhi kebutuhan listrik khususnya masyarakat Indonesia.

Indonesia pula sebagai negara yang kaya akan bahan bakar uranium, serta

memiliki banyak pulau atau daerah-daerah luas yang memadai dikembangkannya

PLTN, sangat berpotensi menerapkan teknologi ini dengan penerapan yang tepat dan

sesuai aturan tentunya agar manfaat didapatkan tanpa mengancam keselamatan

masyarakat.

D. Saran

Hendaknya ditambahkan pula literatur tambahan dari buku-buku menyangkut

PLTN dan penerapannya untuk memperjelas dan menguatkan hipotesis yang diteliti,

serta perlu adanya peninjauan lebih luas mengenai teori dan kondisi tempat dimana

PLTN akan digunakan di Indonesia agar proses berjalan dengan aman.

xviii

Page 19: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_nuklir

http://kamusbahasaindonesia.org/

http://monitoringmedia.wordpress.com/category/pembangunan-pltn/

www.batan.go.id/ 

http://finance.detik.com/read/2012/09/05/174657/2009128/1034/ssst-indonesia-ternyata-punya-2-pembangkit-listrik-tenaga-nuklir

http://article.wn.com/view/2012/09/28/Indonesia_pantas_dan_butuh_tenaga_nuklir/

file.upi.edu/.../EFEK_RUMAH_KACA

xix