manajemen pengembangan mutu guru (studi kasus di …digilib.uin-suka.ac.id/7428/2/bab i, v, daftar...
TRANSCRIPT
i
MANAJEMEN PENGEMBANGAN MUTU GURU (Studi Kasus Di MA Salafiyah Muadalah Pondok Tremas Pacitan)
Oleh :
ALI MUFRON, S.Pd.I
NIM. 1120411011
TESIS
Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Islam
YOGYAKARTA
2013
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ali Mufron, S.Pd.I
NIM : 1120411011
Jenjang : Magister
Program Studi : Pendidikan Islam
Konsentrasi : Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam (MKPI)
menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya.
Yogyakarta, 26 Januari 2013
Saya yang menyatakan,
Ali Mufron, S.Pd.I.
NIM. 1120411011
iii
PENGESAHAN
Tesis berjudul : Manajemen Pengembangan Mutu Guru (Studi Kasus Di MA
Salafiyah Muadalah Pondok Tremas Pacitan)
Nama : Ali Mufron, S.Pd.I.
NIM : 1120411011
Prodi : Pendidikan Islam
Konsentrasi : Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam (MKPI)
Tanggal ujian : 14 Februari 2013
Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister
Pendidikan Islam.
Yogyakarta, 14 Februari 2013
Direktur,
Prof. Dr. H. Khoiruddin, M.A.
NIP. 19641008 199103 1 002
iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI
UJIAN TESIS
Tesis berjudul : Manajemen Pengembangan Mutu Guru (Studi Kasus Di MA
Salafiyah Muadalah Pondok Tremas Pacitan)
Nama : Ali Mufron, S.Pd.I.
NIM : 1120411011
Prodi : Pendidikan Islam
Konsentrasi : Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam (MKPI)
telah disetujui tim penguji munaqosah
Ketua : Dr. Abdul Munip, M.Ag., M.Pd. ( )
Sekretaris : Dr. Ocktoberrinsyah, M. Ag. ( )
Pembimbing/Penguji : Dr. H. Hamdan Daulay, M.Si., M.A. ( )
Penguji : Prof. Dr. H. Maragustam Siregar, M.A. ( )
diuji di Yogyakarta pada tanggal 14 Februari 2013
Waktu : 08.00 - 09.00
Hasil/Nilai : 95,5 / A+
IPK : 3,64
Predikat : Memuaskan/ Sangat memuaskan/ Cumlaude*
v
NOTA DINAS PEMBIMBING
Kepada Yth.
Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap penulisan tesis yang
berjudul :
MANAJEMEN PENGEMBANGAN MUTU GURU
(Studi Kasus di MA Salafiyah Muadalah Pondok Tremas Pacitan)
yang ditulis oleh :
Nama : Ali Mufron, S.Pd.I.
NIM : 1120411011
Program studi : Pendidikan Islam
Konsentrasi : Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam (MKPI)
Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar
Magister Pendidikan Islam.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 26 Januari 2013
Pembimbing,
Dr. H. Hamdan Daulay, M.Si., M.A.
NIP. 196612091994031004
vi
ABSTRAK
ALI MUFRON. Manajemen Pengenbangan Mutu Guru (Studi Kasus Di
MA Salafiyah Muadalah Pondok Tremas Pacitan). Tesis. Yogyakarta: Program
Studi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2013.
Guru yang berkualitas adalah salah satu komponen terpenting dalam suatu
lembaga pendidikan, karena guru merupakan ujung tombak, bahkan bersifat
menentukan isi kurikulum de facto karena guru mengorganisasikan pesan
pengajaran bagi siswa yang tentu akan berimplikasi kepada kualitas peserta didik.
Sebaliknya apabila mutu pribadi, keilmuan dan kecakapan keguruan dari seorang
guru buruk, pasti akan menghambat proses serta hasil belajar siswa. Guru yang
berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
efisien dan akan lebih mampu mengelola proses pembelajaran, sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Jadi keberhasilan proses
pembelajaran sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola proses
pembelajaran. Guru dikatakan bermutu apabila seorang guru dapat menampilkan
kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya, yaitu mampu dalam
mempersiapkan pengajaran, mampu dalam melaksanakan pengajaran dan mampu
mengevaluasi atau penilaian pengajaran. Maka sudah menjadi kewajiban bagi
pihak sekolah untuk merealisasikan usaha-usaha yang mengarah pada pembinaan
dan pengembangan mutu guru secara intensif.
Dalam pendidikan, manajemen dapat diartikan sebagai aktifitas
memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun fungsi-fungsi
pokok manajemen terdiri dari Planning, Organizing, Staffing, Motivating dan
Controlling. Dengan adanya fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat diterapkan
dalam manajemen pengembangan mutu guru sehingga dalam pelaksanaannya
dapat terencana dan teorganisir dengan baik.
Obyek penelitian adalah di Madrasah Aliyah Salafiyah Muadalah Pondok
Tremas Pacitan, karena MA Pondok Tremas merupakan lembaga pendidikan yang
umurnya cukup tua dan mempunyai prestis di Indonesia. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif studi kasus yaitu
mengadakan penelitian pada konteks dari suatu kebutuhan sebagaimana adanya
(alami) berdasarkan fakta empiris tanpa dilakukan perubahan dan interfensi oleh
peneliti. Bentuk pelaksanaan manajemen pengembangan mutu guru di MA
Pondok Tremas mencakup aspek pengadaan guru baru, yang dilaksanakan melalui
langkah kebutuhan guru, rekrutmen dan seleksi, dalam hal ini dilakukan secara
hati-hati dan terorganisir dengan baik, selanjutnya yaitu melalui kegiatan
pembinaan dan pengembangan mutu guru baik bagi guru baru maupun guru lama
seperti studi lanjut gelar, pertemuan kelompok kerja guru, penataran dan
lokakarya serta studi banding dan sertifikasi guru. Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti mengenai pelaksanaan manajemen pengembangan mutu
guru di MA Pondok Tremas telah dilaksanakan secara optimal sehingga
menghasilkan guru-guru yang bermutu.
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN1
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543/b/U/1987, taggal 22
Januari 1988.
Konsonan Tunggal
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Keterangan
alif tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
ba b Be
ta t Te
(a Es (dengan titik di atas
jim j Je
(a Ha (dengan titik di bawah
kha kh Ka dan Ha
dal d De
(al Zet (dengan titik di atas
ra r Er
zai z Zet
sin s Es
syin sy Es dan Ye
(ad Es (dengan titik di bawah
(a De (dengan titik di bawah
(a Te (dengan titik di bawah
(a Zet (dengan titik di bawah
ain Koma terbalik di atas
gain g Ge
fa f Ef
qaf q Qi
kaf k Ka
lam l El
mim m Em
1 Program Pascasarjana UIN Sunann Kalijaga, Pedoman Penulisan Tesis, (Yogyakarta:
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2008), hlm. 21 24
viii
nun n En
wawu w We
ha h Ha
hamzah Apostrof
ya y Ye
Konsonan Rangkap karena syaddah ditulis rangkap
ditulis iddah
Ta marbutah
1. Bila dimatikan ditulis h
ditulis
Ditulis
hibah
jizyah
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap
ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila
dikendaki lafal aslinya).
Bila diikuti dengan kata sandang al serta bacaan kedua itu terpisah, maka
ditulis dengan h.
Ditulis Karamah al-auliy
2. Bila ta marbutah hidup atau dengan harkat fathah, kasrah, dan dammah
ditulis t.
Ditulis Karamah al-auliy
Vokal pendek
kasrah
fathah
dammah
ditulis
ditulis
ditulis
i
a
u
ix
Vokal panjang
fathah + alif
fathah + ya mati
kasrah + ya mati
dammah + wawu mati
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
jhiliyyah
yas
karm
fur
Vikal Rangkap
fathah + ya mati
fathah + wawu mati
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ai
bainakum
au
qaulun
x
KATA PENGATAR
Tiada kata patut penulis ucapkan, selain kata yang penuh makna dalam
kehidupan sebagai tanda terima kasih kepada yang maha Agung Allah SWT. Atas
segala anugerah, petunjuk dan kasih sayang-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan penulisan tesis ini.
alawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada uswah hasanah kita
Nabi Muhammad SAW, teriring pula pada keluarga, sahabat dan para
pengukutnya, termasuk kita semua. Aamiin..
Selajutnya, dengan selesainya penulisan tesis ini, penulis mengucapkan
terima kasih dan pengahrgaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. H. Musa Asyarie selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga sang
motivator yang selalu menjadi insipirasi bagi saya untuk manatap masa depan
yang lebih bermakna.
2. Prof. Dr. H. Khoiruddin, M.A. selaku Direktur Pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
3. Prof. Dr. H. Maragustam Siregar, M.A. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Dr. Hamdan Daulay, M.Si., M.A. selaku dosen pembimbing yang selalu
memberi bimbingan, arahan dan motivasi sehingga penulis bisa meyelesaikan
penulisan tesis ini.
xi
5. Seluruh guru besar dan dosen Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
yang telah memberikan banyak ilmu dan wawasan kepada penulis sehingga
penulis bisa menyelesaikan penulisan tsis ini.
6. Masayikh Perguruan Islam Pondok Tremas dan seluruh civitas akademika
MA Pondok Tremas yang telah memberikan izin dan membantu penelitian
yang penulis lakukan sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian tesis ini.
7. Rima Umaimah, S.Pd.I., M.Pd.I istri tercinta yag senantiasa menjadi embun
penyejuk dan sekaligus penyemangat yang dengan setia menemani hari-hari
penulis sehingga terselesaikannya penulisan tesis ini.
8. Bapak, ibu, bapak mertua, ibu mertua dan seluruh keluarga yang telah
bersusah payah memberikan dukungan materil dan moril sehingga saya bisa
menempuh pendidikan dengan penuh optimis.
9. Seluruh teman-teman MKPI angkatan tahun 2011
10. Seluruh teman guru dan karyawan MA Pondok Tremas tempat penulis
berbagi pengalaman.
Yogyakarta, 26 Januari 2013
Peneliti,
Ali Mufron, S.Pd.I.
NIM. 1120411011
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ii
PENGESAHAN DIREKTUR ..........................................................................iii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI ....................................................................iv
NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................v
ABSTRAK .........................................................................................................vi
PEDOMAN TRANSLATERISASI .................................................................vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................x
DAFTAR ISI ......................................................................................................xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1 B. Rumusan Masalah .......................................................................8 C. Tujuan Penelitian ........................................................................9 D. Kegunaan Penelitian....................................................................9 E. Kajian Pustaka .............................................................................9 F. Kerangka Teori............................................................................12 G. Metode Penelitian........................................................................16 H. Sistematika Pembahasan .............................................................22
BAB II : MANAJEMEN PENGEMBANGAN MUTU GURU
A. Manajemen ...................................................................................25 1. Definisi Manajemen ................................................................25 2. Dasar-Dasar Manajemen ........................................................27 3. Fungsi-Fungsi Manajemen .....................................................28
B. Mutu Guru ....................................................................................33 1. Definisi Mutu Guru ................................................................33 2. Fungsi Mutu Guru ..................................................................36 3. Kriteria Mutu Guru .................................................................37
C. Kegiatan Pembelajaran .................................................................40 1. Definisi Pembelajaran .............................................................40 2. Tujuan Pembelajaran ..............................................................41 3. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas
Pembelajaran ..........................................................................43
4. Ciri-Ciri Pembelajaran ...........................................................44 5. Strategi Pembelajaran ............................................................45
D. Tinjauan Tentang Manajemen Pengembangan Mutu Guru .........49 1. Manajemen Pengembangan Mutu Guru ................................49 2. Pembinaan Dan Pengembangan Mutu Guru ..........................55
xiii
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Mutu Guru .......................................................................................90
4. Kendala Dalam Pengembangan Mutu Guru ...........................92
BAB III : PROFIL PONDOK TREMAS PACITAN
A. Gambaran Umum Geografis Wilayah Pondok Tremas ................95 B. Sejarah Berdirinya Pondok Tremas .............................................96 C. Landasan Dan Tujuan Pondok Tremas ........................................99 D. Periodesasi Kepemimpinan Pondok Tremas ................................104
1. Periode KH. Abdul Manan .....................................................104 2. Periode KH. Abdullah ............................................................106 3. Periode KH. Dimyathi ............................................................109 4. Periode KH. Hamid Dimyathi ................................................112 5. Periode KH. Habib Dimyathi Dan KH. Haris Dimyathi ........118 6. Periode KH. Fuad Habib Dan KH. Luqman Haris .................128
E. Struktur Organisasi Pondok Tremas.............................................130 F. Sistem Pendidikan Pondok Tremas ..............................................131
BAB IV : MANAJEMEN MUTU GURU DI MA PONDOK TREMAS
A. Penyajian Data .............................................................................142 1. Bentuk Pelaksanaan Manajemen Pengembangan Mutu
Guru Di MA Pondok Tremas ................................................142
2. Mutu Guru MA Pondok Tremas .............................................157 3. FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Pengembangan
Mutu Guru Di MA Pondok Tremas .......................................162
4. Kendala Atau Hambatan-Hambatan Dalam Manajemen Pengembangan Mutu Guru Di MA Pondok Tremas .............164
B. Analisis Data ...............................................................................165 1. Bentuk Pelaksanaan Manajemen Pengembangan Mutu
Guru Di MA Pondok Tremas ................................................165
2. Mutu Guru MA Pondok Tremas .............................................172 3. FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Pengembangan
Mutu Guru Di MA Pondok Tremas .......................................174
4. Kendala Atau Hambatan-Hambatan Dalam Manajemen Pengembangan Mutu Guru Di MA Pondok Tremas .............176
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................177 B. Saran-Saran ..................................................................................178
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana disepakati oleh para praktisi pendidikan bahwa
pendidikan bisa berjalan karena dibangun oleh beberapa komponen dasar
seperti: guru, siswa, kurikulum, bangunan, fisik, media pembelajaran dan
sebagainya. Namun dari kesemua yang dianggap mendasar itu, faktor
komponen manusia yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan merupakan
faktor yang paling menentukan.1
Keberadaan guru yang bermutu bagi suatu bangsa amatlah penting,
apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi
keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman
dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran
nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu
dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri.2
Adapun pengertian guru menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, yakni sebagaimana tercantum dalam Bab I
Ketentuan Umum pasal 1 ayat (1) sebagai berikut: guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
1 Abdul Munir, Seni Mengelola Lembaga Pendidikan Islam, (Ciputat: PT. Arta Karya
Indonesia, 2010), hlm. 6. 2 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
1998), hlm. 7.
2
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan dasar dan menengah.3
Secara konseptual, unjuk kerja guru menurut Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan dan Johson, sebagaimana yang dikutip oleh Martinis Yamin
mencakup tiga aspek, yaitu; (a) kemampuan profesional, (b) kemampuan
sosial, dan (c) kemampuan personal (pribadi).4
Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Tugas dan peran guru tidaklah
terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan
komponen strategis yang memiliki peran yang penting dalam menentukan
gerak maju kehidupan bangsa.
Karena guru yang berkualitas merupakan salah satu unsur yang
terpenting dalam meningkatkan mutu pendidikan, maka untuk melaksanakan
tugasnya guru harus memiliki kemampuan akademik dan ketrampilan yang
memadai disamping ditunjang pula oleh kepribadian yang positif, fasilitas dan
kesempatan. Oleh karena itu sangat perlu untuk meningkatkan usaha
pembinaan guru baik yang dilaksanakan oleh lembaga maupun dari kesadaran
guru itu sendiri.
Posisi serta peran guru dalam pendidikan sekolah (pembelajaran)
merupakan ujung tombak, bahkan bersifat menentukan isi kurikulum de facto
(kurikulum operasional dan eksperiensial) karena guru mengorganisasi pesan
3 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
(Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm. 2-3. 4 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2007), hlm. 4.
3
pengajaran bagi siswanya. Berdasarkan pada pola nilai yang dihayatinya, visi
keilmuannya (bidang keguruan dan bidang studi), dan dengan kecakapan
keguruannya (didaktis-metodis), guru mengolah serta mengatur kembali isi
kurikulum formal (sebagaimana ditetapkan Mendikbud) menjadi program atau
satuan pelajaran yang merangsang belajar siswa, dalam kondisi negatif,
apabila mutu pribadi, keilmuan dan kecakapan keguruan dari seorang guru
jelek, pasti akan merusak (minimal menghambat) proses serta hasil belajar
siswa.5
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal
dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Dalam proses pembelajaran
sebagian besar hasil belajar peserta didik ditentukan oleh peranan guru. Guru
yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang
efektif dan akan lebih mampu mengelola proses pembelajaran, sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Jadi keberhasilan proses
pembelajaran sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola
proses pembelajaran.
Ahmad Badawi mengatakan bahwa dalam mengajar, guru dikatakan
berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik
dalam usaha mengajarnya. Kelakuan guru tersebut diharapkan mencerminkan
kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran yang berkualitas
meliputi: kemampuan dalam mempersiapkan pengajaran, kemampuan dalam
5 A. Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Kanesius, 1994), hlm. 38.
4
melaksanakan pengajaran dan kemampuan mengevaluasi atau penilaian
pengajaran.6
Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin
tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia
pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa di masa depan
tercermin dari potret diri para guru masa kini, dan gerak maju dinamika
kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah-tengah
masyarakat.7
Guru harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan,
pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang
sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.
Disinilah tugas guru untuk senantiasa meningkatkan wawasan ilmu
pengetahuan, meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga apa yang
diberikan kepada siswanya tidak terlalu ketinggalan dengan perkembangan
kemajuan zaman.8
Pada titik inilah, penegasan ulang akan arti penting mutu guru menjadi
signifikan. Melihat peran yang begitu strategis pada guru, maka tidak ada
alasan untuk tidak memikirkan, merumuskan dan merealisasikan upaya
pengembangan kualitasnya. Sebab demikian, dipandang perlu adanya
pelaksanaan manajemen pengembangan mutu guru dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. Jadi
6 B. Suryo Subroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 1997),
20. 7 Moh. Uzer Usman, Menjadi, 7.
8 Ibid,. hlm. 3
5
kebutuhan akan guru yang bermutu merupakan suatu kebutuhan yang
mendesak disamping komponen-komponen yang lain.
Terkait dengan penjelasan tentang manajemen mutu guru diatas, salah
satu lembaga pendidikan yang mengimplementasikan manajemen tersebut
adalah MA Salafiyah Mu'adalah Pondok Tremas Pacitan. Yang mana,
lembaga tersebut berupaya meningkatan, mengelola dan mengembangkan
lembaganya agar menghasilkan guru yang profesional dan siswa yang
berkualitas, meskipun masih banyak hambatan yang ditemui.
Berdasarkan pada Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003
pasal 30 ayat 3, dan 4 serta PP tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
nomor 19 tahun 2005 pasal 93, maka pendidikan di pondok pesantren sudah
mendapatkan pengakuan yang jelas, dan memperoleh fasilitas yang sama
seperti institusi-institusi pendidikan lainnya manakala mengikuti regulasi-
regulasi yang telah ditetapkan pemerintah.9
Pendidikan di pondok pesantren yang tidak mengikuti standar
kurikulum Depag RI maupun Departemen Pendidikan Nasional di kalangan
pondok pesantren disebut dengan pendidikan pondok pesantren muadalah
(pendidikan pondok pesantren yang disetarakan dengan Madrasah
Aliyah/SMA).10
Pondok Tremas adalah salah satu pondok yang cukup tua umurnya,
yang kalau ditinjau dari letak geografisnya berada di desa Tremas, kecamatan
9 Profil dan Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah, ( Jakarta :
Departemen Agama RI Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, 2009), hlm. 4. 10
Asrori S. Karni, Etos Studi Kaum Santri Wajah Baru Pendidikan Islam ,(Bandung :
PT Mizan Pustaka, 2009), hlm. 190.
6
Arjosari, kabupaten Pacitan, Profinsi Jawa Timur. Pesantren ini dirintis oleh
Almarhum KH. Abdul Manan pada tahun 1830 dan dalam perkembangannya
memgalami enam periodesasi kepemimpinan hingga sekarang, dan masih
tetap mempertahankan sistem pendidikan khas pesantren secara mandiri baik
kurikulumnya maupun proses pembelajaran dan pendidikannya.11
Di Indonesia, diantara 32 pesantren yang mendapatkan status
muadalah adalah MA Pondok Tremas Pacitan. Realisasi status Pesantren
Muadalah yang diperoleh MA Pondok Tremas berdasarkan SK Dirjen
Pendidikan Islam Nomor: DJ.II/DT.II.II/507/2006.12
Di MA Salafiyah Muadalah Pondok Tremas untuk manajemen guru
telah mengupayakan pelatihan-pelatihan peningkatan mutu guru, yaitu berupa
pertemuan kelompok kerja guru, penataran dan lokakarya, work shop, studi
banding, diskusi kelompok antara guru bidang studi dan lain-lain. Madrasah
tersebut meningkat prestasinya dalam bidang akademik yaitu mendapatkan
akreditasi A dari tahun 2006 sampai sekarang diantara pesantren-pesantren
muadalah se-Indonesia. Meskipun demikian, kekayaan potensi yang ada
tidak akan berarti apa-apa tanpa didukung oleh adanya manajerial dan sistem
yang tertata dengan baik.13
Akan tetapi penulis menemukan keunikan dalam perekrutan guru di
lembaga tersebut, yaitu hanya menerima guru dari alumnus pesantren tersebut
11
Luqman Haris Dimyathi dan Muhamad Muadin, S.Pd.I, Profil Perguruan Islam
"Pondok Tremas" Pacitan, hlm. 7 12
Hasil wawancara dengan H. Abdillah Nawawi, Lc. (Kepala MA Pondok Temas), Sabtu,
15 September 2012, jam 09.30 WIB. 13
Hasil wawancara dengan Drs. Agus Salim (Guru MA Pondok Temas), Sabtu, 16
September 2012, jam 10.00 WIB.
7
dari beberapa siswa yang berprestasi dan dianggap berkompeten, meskipun
ada tiga orang guru yang mengambil dari luar untuk mengajar mata pelajaran
umum, hal tersebut dikarenakan kurikulum yang diterapkan di madrasah
tersebut berbeda dengan kurikulum di sekolah-sekolah pada umumnya yaitu
dengan menggunakan kurikulum lokal atau kurikulum yang tidak mengikuti
kemenag, jadi tidak semua guru dari luar yang bukan alumnus pesantren
tremas bisa mengajar dengan mudah di lembaga tersebut karena sebagian
besar pembelajaranya dengan kitab yang berbahasa arab dan harus diterjamah
terlebih dahulu dengan makna jawi (berbahasa jawa).14
Perekrutan dengan metode tersebut di lembaga-lembaga pendidikan
jarang ditemui. Sebenarnya tidak bisa dipungkiri bahwa di dalam sebuah
lembaga pendidikan tentu membutuhkan beberapa tenaga pengajar atau guru
yang sesuai dengan bidangnya. Akan terasa kabur jika materi yang diajarkan
disampaikan oleh seorang guru yang bukan bidangnya. Guru yang berkualitas
tentu akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas pula. Berbeda ketika
MA Pondok Tremas menerima guru dari pesantren yang lain tentu akan
memberi warna yang berbeda dan menambah khazanah keilmuan yang ada di
madrasah tersebut. Akan tetapi tentunya metode perekrutan yang diaplikasian
di MA Pondok Tremas mempunyai kelebihan dan juga kekurangan.
Alasan penulis mengambil judul tesis ini adalah: Pertama, penulis
berpendapat bahwa mutu gutu sangat berpengaruh terhadap proses belajar
mengajar. Kedua, Penulis berpendapat bahwa kegagalan pendidikan di
14
Hasil wawancara dengan Muhammad, SH. (Guru MA Pondok Temas), Sabtu, 15
September 2012, jam 12.00 WIB.
8
Indonesia salah satu penyebabnya adalah tingkat mutu guru yang kurang baik.
Untuk itu, penulis ingin mengetahui pembenaran asumsi tersebut melalui
penelitian langsung ke MA Salafiyah Muadalah Pondok Tremas Pacitan.
Ketiga, berawal dari adanya intruksi pemerintah dalam penyetaraan standar
kualifikasi tenaga pendidik minimal S1. Penulis melihat, intruksi tersebut
ditanggapi tenaga pendididik hanya sebagai pemenuhan administratif yang
tanpa memperhatikan peningkatan mutu dalam proses belajar mengajar.
Keempat, adanya tenaga pengajar yang mengajar tidak sesuai dengan latar
belakang pendidikannya akan berdampak terhadap kualitas pendidikan.
Penulis ingin mengetahui apakan tenaga pengajar di MA Salafiyah Muadalah
Tremas mengalami masalah yang sama ataukan tidak.
Dari latar belakang pemikiran di ataslah yang mendorong penulis
untuk membahas permasalahan dalam tesis ini yang berjudul Menajemen
Pengembangan Mutu Guru (Studi Kasus di MA Salafiyah Muadalah Pondok
Tremas Pacitan).
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan penelitian ini lebih terarah, maka masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan manajemen pengembangan mutu guru di
Madrasah Aliyah Salafiyah Muadalah Pondok Tremas?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi dan menghambat pengembangan
mutu guru di MA Pondok Tremas?
9
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pola manajemen pengembangan mutu guru di MA
Salafiyah Muadalah Pondok Tremas.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan menghambat
pengembangan mutu guru di MA Pondok Tremas.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti, penelitian ini sebagai sarana untuk menambah wawasan
keilmuan tentang ilmu manajemen mutu guru di lembaga pendidikan.
2. Bagi madrasah yang diteliti, Sebagai informasi dan pedoman dalam hal
manajemen pengembangan mutu guru dan dapat meningkatkan kualitas
belajar mengajar di MA Salafiyah Muadalah Pondok Tremas, sehingga
memungkinkan terbentuknya seorang pemimpin yang memiliki tanggung
jawab yang besar terhadap kelangsungan proses pembelajaran dan
kemajuan lembaga.
3. Bagi Guru, Sebagai bahan masukan dan pertimbangan para guru dalam
meningkatkan mutunya demi terlaksananya proses pembelajaran yang
optimal.
E. Kajian Pustaka
Berkenaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan dengan
mengambil tema Manajemen Pengembangan Mutu Guru (Studi Kasus di MA
Salafiyah Muadalah Pondok Tremas ) maka dikalangan Universitas Islam
10
Negeri Sunan Kalijaga sendiri dijumpai beberapa penelitian yang relevan yang
telah dilakukan sebelumnya. Adapun tesis yang ada relevansinya dengan judul
tesis penulis, diantaranya adalah:
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Abdur Razak tentang
Manajemen Sumber Daya Guru ( Studi Kasus di MAN Palembang). Penelitian
ini secara umum menemukan bahwa adanya upaya pengembangan sumber
daya manusia (guru) yang dilakukan pihak sekolah diantaranya melalui
penyeleksian dan pengembangan profesionalisme guru agar pelajaran yang
diberikan sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya, dan juga
pengembangan ini melalui pelatihan dan penataran mata pelajaran.15
Fathul Mujib, dalam tesisnya yang berjudul Strategi Pengembangan
Profesionalitas Guru Swasta di MAN Kota Kediri. Penelitia ini memfokuskan
penelitian kepada guru-guru swasta. Dijumpai bahwa pengembangan
profesionalitas guru dilakukan melalui pelatihan dan penataran dan hal ini
masih sangat bergantung kepada pihak di luar pemerintah.16
Atin Rahmawati, Tesis dengan judul Penyelengggaraan Manajemen
Sumber Daya Manusia di MAN Yogyakarta I. Hasil penelitian menitik
beratkan pada pemberdayaan unsur kepala sekolah, guru dan tenaga
administratif di sekolah dengan cara memberi analisis dan uraian yang diberi
nama jabatan,tugas dan tanggung jawab untuk posisi tersebut.17
15
Abdur Rozak, Manajemen Sumber Daya Guru, Tesis, ( Studi Kasus di MAN
Pemalang), (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2006). 16
Fathul Mujib, Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru Swasta di MAN Kota
Kediri, Tesis, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2003). 17
Atin Rahmawati, Penyelenggaraan manajemen SUMBER Daya Manusia di MAN
Yogyakarta I, Tesis, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2006).
11
Penelitian lain dalam tesis Ngadino yang berjudul, Implementasi
Manajemen Sumber daya Manusia Di SMA negeri Patikraja Banyumas Jawa
Tengah. Hal penting yang diangkat dalam penelitian ini adalah adanya faktor
internal (kekuatan alam) yakni kepala sekolah, guru, dan karyawan sebagai
solusi untuk meraih kemajuan di lembaga pendidikan SMAN Patikraja
Banyumas. Adapun partisipasi yang tinggi dari dari masyarakat setempat
merupakan salah satu faktor internal (kekuatan dari luar baik dukungan moral
maupun material bagi kemajuan yang ada).18
Menurut penulis, penelitian tersebut hanya bersifat deskriptif dengan
menceritakan apa yang terjadi di objek penelitian, sementara dimensi
analisisnya sangat lemah. Penelitian tersebut juga tidak mengungkap banyak
tentang tiori sumber daya manusia dan bagaimana tahapan pelaksanaan di
objek yang diteliti serta hasil yang diperoleh.
Penelitian yang akan penulis lakukan tentu saja tidak ingin mengulang
hal yang sama dari penelitian tersebut diatas. Untuk itu, penelitian ini untuk
membangun landasan yang kuat dengan mamaparkan tiori manajemen
pengembangan mutu guru, kemudian dengan landasan tersebut penulis akan
mengkaji sejauh mana pelaksanaannya di MA Salafiyah Muadalah Pondok
Tremas.
Jadi secara keseluruhan maksud yang terkandung dalam judul tesis ini
adalah: suatu kajian atau telaah tentang usaha Madasah Aliyah Salafiyah
Muadalah Pondok Tremas dalam upaya pengembangan mutu guru dalam
18
Ngadino, Implementasi Manajemen Sumber daya Manusia Di SMA negeri Patikraja
Banyumas Jawa Tengah, Tesis, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2005).
12
meningkatkan kualitas proses pembelajaran, sehingga menghasilkan nilai
tambah terhadap komponen-komponen tersebut dan menghasilkan siswa yang
berkualitas.
F. Kerangka Teori
1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah Suatu Proses sosial yang direncanakan untuk
menjamin kerjasama, partisipasi dan keterlibatan sejumlah orang dalam
mencapai sasaran dan tujuan tertentu yang ditetapkan secara efektif.
Manajemen mengandung unsur pembimbingan, pengarahan dan pengarahan
sekelompok orang terhadap pencapaian sasaran umum.19
Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa daya tahan suatu organisasi
ataupun institusi dalam arena persaingan global dewasa ini sangat ditentukan
oleh seberapa kuatanya sistem manajemen sumber daya yang dimilikinya.
Istilah manajemen dipahami dengan makna yang beragam. Manajemen
dipahami sebagai rangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakan, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya dalam
mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
secara efesien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.20
Dalam definisi yang lain manajemen diartikan sebagai proses
merencanakan dan mengambil keputusan, memimpin dan mengendalikan
19
E. Mulyasa, manajemen Madrasah Aliyah, (Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam departemen Islam, 1998) hlm. 1. 20
Sudjana, Manajemen Progran Pendidikan Untuk Pendidikan Non Formal dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Bandung: falah Productio, 2004), hlm. 16.
13
sumber daya manusia, keuangan, fasilitas, dan informasi guna mencapai
sasaran organisasi dengan cara efisien dan efektif.21
Husaini Usman Menjelaskan Lebih Lengkap bahwa manajemen adalah
suatu proses bagaimana mengelola sumber daya yang dimiliki, baik sumber
daya yang berupa man, money, materials, machines, methods, marketing, and
minutes + informasi guna tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien. Mengelola disini meliputi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (leading) dan pengendalian
(controlling).22
Bila diamati dari beberapa definisi yang dipaparkan di atas, maka
dapat dijumpai adanya kesamaan-kesamaan serta dapat ditarik konklusi bahwa
istilah manajemen merupakan sebuah proses yang berkesinambungan yang
terdiri dari tahapan-tahapan yang di dalamnya dilakukan pengembangan dan
pemberdayaan berbagai sumber daya yang dimiliki, dan ini dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Mutu Guru
Mutu berasal dari bahasa latin, gualis. Mutu menurut Deming adalah
kesesuaian menurut pasar. Mutu menurut Juran ialah kecocokan dengan
produk. Mutu menurut Crosby ialah kesesuaian dengan yang diisyaratkan.23
Dalam definisi yang absolut, sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari
standar yang tinggi yang tidak dapat diungguli. Mutu dapat juga digunakan
21
Soebagio Atmodiwiro, Manajemen pendidikan Indonesia, (Jakarta: ardadizya Jaya,
2000), hlm. 5. 22
Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik dan riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), hlm. 2. 23
Ibid., 447.
14
sebagai suatu konsep yang relatif. Definisi relatif tersebut memandang mutu
bukan sebagai sesuatu atribut produk dan layanan, tetapi sesuatu yang
dianggap berasal dari produk dan layanan tersebut. Mutu dapat dikatakan ada
apabila sebuah layanan memenuhi spesifikasi yang ada. Mutu merupakan
sebuah cara yang menentukan apakah produk terakhir sesuai dengan standar
atau belum.24
Beberapa pandangan jurusan tentang mutu adalah: 1). Meraih mutu
merupakan proses yang tidak mengenal akhir, 2). Perbaikan mutu merupakan
proses berkesinambungan, bukan program sekali jalan, 3). Mutu memerlukan
kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan administrator, 4). Pelatihan
massal merupakan persyaratan mutu, 5). Setiap orang disekolah mesti
mendapat pelatihan.25
Mutu dibidang pendidikan meliputi mutu input, proses, output dan
outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berproses. Proses
pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang PAKEMB
(Pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan, dan bermakna). Output
dinyatakan bermutu jika hasil belajar akademik dan nonakademik siswa
tinggi. Outcome dinyatakan bermutu lulusan cepat terserap didunia kerja, gaji
wajar, semua pihak mengakui kehebatan lulusan dan merasa puas.
Mutu bermanfaat pada dunia pendidikan karena 1). Meningkatkan
pertanggungjawaban (akuntabilitas) sekolah kepada masyarakat dan
24
Edwar Sallis, Total Quality Management In Education, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2008),
hlm. 51-53. 25
Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007),
hlm. 9.
15
pemerintah yang telah memberikan biaya kepada sekolah, 2). Menjamin mutu
lulusannya, 3). Bekerja lebih profesional, dan 4). Meningkatkan persaingan
yang sehat.26
Manusia ( man ) sebagai salah satu sumber daya yang harus dikelola
memiliki karakter tersendiri yang sangat berbeda dengan sumber daya yang
lainnya. Hal ini bisa dimaklumi karena manusia merupakan sumber daya yang
hidup dinamis yang mampu mempengaruhi dan dipengaruhi sehingga dalam
pengelolaannya harus menggunakan treatment tersendiri.
Dalam tatanan ini pengembangan sumber daya manusia (sumber daya
guru) dapat dipahami sebagai suatu proses peningkatan mutu dan kualitas atau
kemampuan manusia (guru) dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi
(secara mikro) atau pengembangan bangsa (secrara makro).27
Menurut Bruce Joycee seperti yang ditulis oleh Sudarwan Danim
dalam kaitanya dengan peningkata mutu guru ini, ada tiga sasaran yang dituju
yaitu untuk memenuhi kebutuhan social guru agar menikmati kehidupan
pribadinya secara lebih baik.28
Dengan kata lain Manajemen mutu guru, dimaksudkan sebagai suatu
upaya untuk meningkatkan derajat kompetensi seorang guru; baik melalui
peningkatan kualifikasi akademis, pengembangan profesi dan karir ataupun
melalui aktifitas dan kegiatan pengembangan lainya, Hal ini sudah barang
tentu sangat berarti bagi seorang guru dalam menjalankan tugasnya di sekolah.
26
Husaini Usman, Manajemen...., hlm. 481. 27
Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber daya Manusia, (Jakarta: Rieneka Cipta,
1998), hlm. 2. 28
Sudarwan Danim, Inovasi pendidikan dalam upaya peningkatan profesionalisme
tenaga kependidikan, (Bandung: Pustaka setia, 2002), hlm. 20.
16
Pada akhirnya akan memberi pengaruh pada penguasaan materi ajar,
metodologi pengajaran, menumbuhkan sikap professional, motivasi dan
komitmen guru.
Dengan pengertian ini proses peningkatan mutu guru sesungguhnya
bukan hanya menjadi tanggung jawab institusi dimana mereka berada, baik
dalam level sekolah maupun tingkatan yang lebih tinggi diatasnya. Karena
perhatian yang diberikan baik berupa bimbingan administrasi, bimbingan karir
atau mungkin fasilitas akademis dapat memberikan manfaat yang besar agar
dapat menjalankan tugas keguruannya secara maksimal.
G. Metode Penelitian
Untuk mempermudah kajian ini perlu dilakukan langkah-langkah
penelitian sebagai berikut:
1. Jenis Peneletian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif studi kasus. Penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Dengan demikian penelitian ini lebih menekankan
analisanya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada
analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati
dengan menggunakan logika ilmiah.
Menurut Bogdan dan Taylor dikutip oleh Moleong, yang
dinamakan metode kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang
17
menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan pelaku yang diamati.29
Metodede ini dipakai dalam rangka untuk melihat dan memahami
suatu obyek penelitian berdasarkan fakta yang ada. Dengan metode
kualitatif ini diharapkan akan terungkap gambaran mengenai realitas
sasaran penelitian, yakni tentang manajeman mutu guru di MA Salafiyah
Muadalah Pondok Tremas Pacitan tahun pelajaran 2012/2013 tanpa
tepengaruh oleh pengukuran formalitas. Dari temuan di lapangan tersebut
kemudian akan dianalisa secara rasional dengan teori-teori manajemen
mutu yang ada.
2. Lokasi Penelitian
Objek penelitian yang penulis pilih adalah di Madrasah Aliyah
Salafiyah Muadalah Pondok Tremas yang terletak di Jl. Patrem No. 21
Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan.
3. Sumber Data
Sumber data penelitian ini terdiri dari tiga bagian yakni manusia,
suasana dan dokumentasi. Sumber data manusia disini adalah kepala
sekolah, guru, pihak-pihak yang terkait di Madrasah Aliyah Salafiyah
Muadalah Pondok Tremas. Penelitian terhadap suasana ditujukan pada
kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan
dokumen sebagai sumber data akan berfungsi sebagai indikator dari
produk tingkat komitmen subyek yang diteliti.
29
Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),
hlm. 3.
18
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini penulis berusaha untuk dapat memilih
dan menggunakan metode pengumpulan data yang sesuai dengan
permasalahan yang akan dipecahkan.
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Metode observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan
dengan sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti.30
Adapun
teknik observasi yang peneliti lakukan adalah dengan obeservasi
partisipasif (participation observation). Metode observasi ini
digunakan untuk menggali informasi melalui pengamatan secara
langsung terhadap kondisi obyek penelitian. Metode obsevasi ditandai
dengan adanya interaksi sosial secara langsung antara peneliti dengan
apa yang diteliti. Metode ini dilakukan untuk memperoleh data yang
berkaitan dengan situasi umum di madrasah.
Dengan teknik observasi partisipan seperti ini memungkinkan
bagi peneliti untuk mengamati gejala-gejala penelitian secara lebih
dekat. Data yang ingin diperoleh dari teknik observasi ini adalah
keadaan mengenai lingkungan madrasah yang meliputi kegiatan guru
dan murid ketika proses pembelajaran berlangsung.
30
Sutrisno Hadi, Metodologi Pesearch 2, ( Yogyakarta: Andi, 2004 ), hlm.151.
19
b. Wawancara
Metode interview atau wawancara merupakan bentuk
komunikasi antara dua orang yang melibatkan seseorang yang ingin
memperoleh informasi dari seseorang dengan mengajukan pertanyaan
berdasarkan tujuan tertentu. Teknik wawancara yang digunakan adalah
wawancara terstruktur atau wawancara mendalam. Wawncara ini
bersifat luwes, susunan pertanyaan-pertanyaan dan susunan kata-kata
dalam setiap pertanyaan dapat diubah saat wawancara.31
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui informasi secara
lebih detail dan mendalam dari informan sehubungan dengan fokus
masalah yang diteliti. Dari wawancara ini diperoleh respon atau opini.
Untuk membantu peneliti dalam memfokuskan masalah yang diteliti
dalam memfokuskan masalah yang diteliti dibuat pedoman wawancara
dan pengamatan, baik dilakukan dalam keadaan formal maupun
informal yang dilakukan terhadap obyek penelitian. Sumber pertama
adalah kepala madrasah sebagai pelaku utama dalam kegiatan
manajemen madrasah. Kemudian para guru yang ada di madrasah
sebagai unsur yang menerima berbagai kebijakan manajerial.
Disamping itu wawancara juga bias dilakukan terhadap para staf dan
karyawan.
Proses wawancara dilakukan secara informal terbimbing.
Metode ini dilakukan agar proses wawancara dapat berlangsung secara
31
Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Rosdakarya,2004 ), hlm.180.
20
lugas, tidak kaku serta terarah dalam menggali informasi yang benar-
benar dibutuhkan yang berkaitan dengan materi penelitian.
Adapun data yang ingin diperoleh dari teknik wawancaa ini
adalah tentang tujuan pendidikan, kualitas proses pembelajaran, mutu
guru dan manajemen pengembangannya serta hal-hal lain yang terkait.
c. Dokumentasi
Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi
artinya peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya.32
Teknik ini digunakan untuk mencari data tentang struktur
organisasi sekolah, nama guru, jabatan dan mata pelajaran yang
diajarkan, data tentang pendidikan akhir guru dan hal-hal lain yang
relevan.
5. Uji Keabsahan Data
Setelah data berhasil dikumpulkan, kemudian diuji keabsahannya
dengan teknik triangulasi data.33
Tujuan Triangulasi data adalah untuk
mengetahui sejauhmana temuan-temuan di lapangan betul-betul
representatif untuk dijadikan pedoman analisis dan juga untuk
mendapatkan informasi yang luas tentang perspektif penelitian.
Teknik yang digunakan dalam triangulasi data ini, banyak
menggunakan metode atau banyak sumber untuk satu data, yaitu
membandingkan antara hasil wawancara dengan hasil observasi, antara
32
Ibid., hlm. 134. 33
Ibid., hlm. 178.
21
ucapan sumber data di depan umum dengan ketika sendirian secara
informal, antara hasil wawancara dengan dokumen yang diperoleh.
Untuk keperluan triangulasi data juga dilakukan check-richek, cross
check, konsultasi dengan kepala sekolah dan para guru, para siswa dan
juga tenaga ahli di bidangnya atau karyawan.
6. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis model
interaksi yang dikembangkan oleh Milles dan Huberman, ada empat
komponen analisis data yang dilakukan yaitu:
a. Pengumpulan data
Data yang berhasil dikumpulkan melalui observasi, wawancara
dan dokumentasi dicatat dalam bentuk catatan lapangan. Catatan
lapangan tersebut berisi apa yang dikemukakan oleh informan dan
juga catatan tentang tafsiran terhadap informasi yang diberikan
responden.
b. Reduksi data
Setelah mengumpulkan data maka langkah berikutnya adalah
mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat
abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti,
proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap
berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah penyusunan dalam
satuan-satuan, satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada
langkah berikutnya
22
Reduksi data diperlukan karena banyaknya data dari masing-
masing informan yang dianggap tidak relevan dengan fokus penelitian
sehingga perlu dibuang atau dikurangi. Reduksi data dilakukan
dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian
ini. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
tajam tentang obyek pengamatan yang telah dilakukan dalam
penelitian.
c. Display data
Data yang sudah direduksi tersebut selanjutnya disajikan
dalam bentuk table atau gambar, tulisan yang telah tersusun
sistematis. Dengan demikian data tersebut mudah dikuasai dan
memudahkan pula dalam penarikan kesimpulan.
d. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan secara sementara, kemudian dilengkapi
dengan data-data pendukung lainnya yang dilakukan sejak penelitian
awal berlangsung. Setiap peroleh data dianalisis dan disimpulkan
meskipun masih agak kabur. Tetapi lama-kelamaan akan semakin
jelas dengan semakin banyaknya data yang diperoleh dan mendukung
verifikasi.
H. Sistematika Pembahasan
Agar penelitian ini mudah dipahami, maka penulis menyusun
sistematika pembahasan yang terdiri dari :
23
Bab I : Menguraikan tentang bab pendahuluan yang mencakup latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian
pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II : Menguraikan tentang bab kajian teori yang terdiri dari
beberapa sub bab, yaitu: pengertian manajemen, Fungsi-fungsi manajemen,
tinjauan tentang mutu guru (yang tersusun dari beberapa variabel: definisi
mutu guru, fungsi mutu guru, kriteria mutu guru), tinjauan tentang kegiatan
pembelajaran (yang tersusun dari beberapa variabel: tujuan pembelajaran,
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran, ciri-ciri
pembelajaran, strategi pembelajaran), tinjauan tentang manajemen
pengembangan mutu guru (yang tersusun dari beberapa variabel: manajemen
pengembangan mutu guru, pembinaan dan pengembangan mutu guru, faktor-
faktor yang mempengaruhi pengembangan mutu guru, kendala atau hambatan-
hambatan dalam pengembangan mutu guru).
Bab III : Menguraikan tentang menjelaskan tentang gambaran umum
lokasi penelitian yaitu Pondok Pesantren Salafiyah Tremas, yang meliputi:
letak geografis, sejarah singkat berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi,
keadaan peserta didik, keadaan pendidik, sarana dan prasarana serta kegiatan
intrakurikuler, kurikuler dan eksrtakurikuler Pondok Pesantren Salafiyah
Tremas.
Bab IV : Menguraikan tentang penyajian dan analisis data (yang
tersusun dari beberapa variabel: bentuk pelaksanaan manajemen
pengembangan mutu guru di MA Salafiyah Muadalah Pondok Tremas, mutu
24
guru MA Salafiyah Muadalah Pondok Tremas, faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan mutu guru di MA Salafiyah Muadalah Pondok
Tremas, kendala atau hambatan-hambatan dalam manajemen pengembangan
mutu guru di MA Salafiyah Muadalah Pondok Tremas).
Bab V : Merupakan penutup dari tesis ini yang meliputi kesimpulan
dan saran.
177
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai manajemen pengembangan mutu guru dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di MA Pondok Tremas,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bentuk pelaksanaan manajemen pengembangan mutu guru di MA Pondok
Tremas yang mencakup beberapa aspek, pertama pengadaan guru baru,
yang dilaksanakan melalui langkah penentuan kebutuhan guru, rekrutmen
dan seleksi. Kedua yaitu pembinaan dan pengembangan mutu guru yang
diperuntukkan bagi guru lama maupun guru baru yang dilaksanakan
melalui kegiatan orientasi guru baru, rapat dewan guru, studi lanjut gelar,
pertemuan kelompok kerja guru, penataran dan lokakarya, workshop, studi
banding, diskusi kelompok antara guru bidang studi, penugasan, reward
dan sertifikasi guru. Adapun mutu guru MA Pondok Tremas dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran meliputi dua dimensi
utama yaitu kemampuan dalam hal persiapan pengajaran atau perencanaan
pengajaran, kemampuan dalam melaksanakan pengajaran serta
kemampuan dalam melaksanakan evaluasi.
2. Diantara faktor- faktor yang mempengaruhi pengembangan mutu guru di
MA Pondok Tremas adalah kelengkapan sarana dan prasarana yang
disediakan sekolah sebagai penunjang kegiatan pembelajaran dan tingkat
178
kesejahteraan masing masing guru sangat berpengaruh terhadap upaya
bagi pengembangan mutu guru itu sendiri.
3. Kendala atau hambatan- hambatan yang dihadapi MA Pondok Tremas
dalam pengembangan mutu guru diantaranya adalah terbatasnya waktu
yang tersedia bagi guru untuk mengembangkan wawasan keilmuannya
dikarenakan padatnya jadwal guru untuk mengajar, minimnya anggaran
yang ada bagi pembiayaan seluruh kegiatan-kegiatan yang diorientasikan
bagi pembinaan dan pengembangan mutu guru serta efektifitas penerapan -
penerapan kegiatan yang selama ini diorientasikan bagi pembinaan dan
pengembangan mutu guru.
B. SARAN- SARAN
1. Dalam upaya melaksanakan program pembinaan dan pengembangan mutu
guru hendaknya tercipta hubungan yang harmonis antara guru , kepala
sekolah serta semua pihak yang terkait demi suksesnya kegiatan atau
program tersebut serta harus adanya kejelasan informasi antar guru dan
personil yang terkait, tanpa adanya kejelasan informasi mengenai
kegiatan-kegiatan yang diorientasikan bagi pembinaan dan pengembangan
mutu guru maka guru-guru akan menjadi kebingungan, sehingga informasi
tersebut tidak bisa diakses oleh semua guru.
2. Hendaknya setiap kegiatan yang diorientasikan bagi pembinaan dan
pengembangan mutu guru terjadwal dengan rapi sehingga tidak ada
kemungkinan terganggunya proses pembelajaran disekolah. Dalam setiap
179
kegiatan semua guru mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk
dapat mengikuti pembinaan dan pengembangan mutu guru, oleh karena itu
sekolah harus berupaya seadil-adilnya untuk mengatur keikutsertaan setiap
guru agar tidak terjadi kesenjangan dan kecemburuan antar guru dan tiap
guru bisa mendapatkan kesempatan yang sama. Kegiatan manajemen
pengembangan mutu guru harusnya tidak menjadi kegitan ceremonial
belaka tetapi harus benar-benar dikoordinir dan dilaksanakan serta
diterapkan dengan sebaik-baiknya karena secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap peningkatan mutu guru dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.
3. Guru merupakan faktor yang mempunyai peran amat penting bagi
terwujudnya pembelajaran yang berkualitas maka hendaknya guru
senantiasa berusaha untuk mengembangkan kemampuannya serta
menekuni profesinya dengan penuh kesungguhan, keikhlasan dan
kesabaran juga kedisiplinan yang tinggi guna mewujudkan generasi-
generasi bangsa yang bermoral dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, Perencanaan Pempelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2006).
A. Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Kanesius, 1994).
Abdul Munir, Seni Mengelola Lembaga Pendidikan Islam, (Ciputat: PT. Arta
Karya Indonesia, 2010).
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenda Media, 2003).
Asrori S. Karni, Etos Studi Kaum Santri Wajah Baru Pendidikan Islam
,(Bandung : PT Mizan Pustaka, 2009).
B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2002).
______________, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta,
1997).
Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Rosdakarya,2004 ).
E. Mulyasa, Manajemen Madrasah Aliyah, (Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam departemen Islam, 1998).
Edwar Sallis, Total Quality Management In Education, (Yogyakarta: IRCiSoD,
2008).
George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993).
G.R. Terry, Dasar-Dasa Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996).
Hartono, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996).
Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik dan riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006).
James A.F Stoner, dkk, Manajemen, (Jakarta: Prehalindo, 1996).
Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2007).
J.J. Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
1994).
Lalu M. Azhar, Supervisi Klinis, (Surabaya: Usaha Nasional, 1996).
Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000).
Luqman Haris Dimyathi dan Muhamad Muadin, S.Pd.I, Profil Perguruan Islam
"Pondok Tremas" Pacitan.
Lukman Haris dan Jamaludin Al-Ghozi, Selayang Pandang Perguruan Islam
Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur ( Pacitan: Majlis Maarif Press,
2001).
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. Bina Aksara,
1988).
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen SDM, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000).
Mamduh M. Hanafi, Manajemen, (Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan
YKPN, 1997).
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2007).
Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Logos Wacana,
1999).
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991).
M. Manulang, Dasar-Dasar Organisasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990).
Moh. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan,
(Bandung: Alfabeta, 2003).
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 1998).
_______________, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2005).
Muhammad, Mengenal Pondok Pesantren Tremas dan Perkembangannya.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran , (Jakarta: Bumi Aksara, 1995).
Piet A. Sahertian, Profil Mendidik Profesional, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994).
Piet Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1981).
Profil dan Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah, ( Jakarta :
Departemen Agama RI Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok
Pesantren, 2009).
Roestiyah N.K., Masalah-Masalah Keguruan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989).
_____________, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: PT. Bina Aksra,
1984).
_____________, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: PT. Bina Aksara
Ilmu, 1989).
Ronggo Saputro, Mengenal Daerah Pacitan dan Perkembangannya, (Surabaya:
Suradipa, 1980).
Roestiyah N.K., Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: PT. Bina Aksara,
1989).
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011).
Sanusi Uwes, Manajemen Pengembangan Mutu Guru, (Jakarta: Logos Wacana
Ilmu, 1999).
Sudjana, Manajemen Progran Pendidikan Untuk Pendidikan Non Formal dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Bandung: falah Productio,
2004).
Soebagio Atmodiwiro, Manajemen pendidikan Indonesia, (Jakarta: ardadizya
Jaya, 2000).
Roestiyah, NK, Masalah-Masalah Ilmu Kerguruan, (Jakarta: PT. Bina Aksara,
1989).
Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber daya Manusia, (Jakarta: Rieneka
Cipta, 1998).
Sudarwan Danim, Inovasi pendidikan dalam upaya peningkatan profesionalisme
tenaga kependidikan, (Bandung: Pustaka setia, 2002).
Sutrisno Hadi, Metodologi Pesearch 2, ( Yogyakarta: Andi, 2004 ).
Sukarna, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Penerbit Mandar Maju, 1992).
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1980).
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1994).
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1980).
Soekartawi. Meningkatkan Efektivitas Mengajar, (Jakarta: PT. Dunia Pustaka
Jaya, 1995).
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1995).
Suharsimi, Manajemen Kurikulum, (Yogyakarta: Jurusan Administrasi Pendidikan
FIP UNY, 2000).
Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, (Yogyakarta:
Kanisius 1996).
Team Majlis Maarif, Potret diri Perguruan Islam Pondok tremas dan
Perkembangannya
Terry G.R., Principles of Management. (3 rd ed), (Homewood IL: Richard D.
Irwin, INC, 1997).
T. Hani Handoko, Managemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1995).
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen (Bandung: Citra Umbara, 2006).
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: Bigraf Publishing,
2000).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
SILSILAH PENDIRI PONDOK TREMAS
http://pondoktremas.com/new/index.php?option=com_content&view=article&id=139:bani-kh-dimyathie&catid=45:silsilah-keturunan&Itemid=130http://pondoktremas.com/new/index.php?option=com_content&view=article&id=139:bani-kh-dimyathie&catid=45:silsilah-keturunan&Itemid=130
Gambar 1. Pelatihan Peningkatan Mutu Guru MA Pondok Tremas
Gambar 2. Peserta Pelatihan Peningkatan Mutu Guru
Gambar 3. Pelatihan Metode Pembelajaran dan Teknologi Pembelajaran
Gambar 4. Dr. Abdul Munip, M.Pd. Narasumber UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Gambar 5. MGMP MA Pondok Tremas
Gambar 6. Peserta MGMP MA Pondok Tremas
Gambar 7. Penugasan Pelatihan Jaringan di UGM Yoyakarta
Gamabr 8. Workshop Guru MA Pondok Tremas
Gambar 9. PBM di MA Pondok Tremas
Gambar 10. PBM di MA Pondok Tremas
Gambar 11. Gedung I MA Pondok Tremas
Gambar 12. Gedung II MA Pondok Tremas
Gambar 13. Rusuna Pondok Tremas
Gambar 14. Asrama Pondok Tremas
Gambar 15. Asrama Pondok Tremas
Gambar 16. Masjid Pondok Tremas
Gambar 17. Diskusi Siswa MA Pondok Tremas di Perpustakaan
Gambar 18. PBM Lab Komputer MA Pondok Tremas
Gambar 19. Guru Putra MA Pondok Tremas
Gambar 20. Guru Putri MA Pondok Tremas
Gambar 21. Presiden RI Bersama pengasuh dan para santri
Gambar 22. Kunjungan MENDIKBUD di Pondok Tremas
HALAMAN JUDULPERNYATAAN KEASLIANPENGESAHANPERSETUJUANNOTA DINASABSTRAKPEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATINKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Rumusan MasalahC. Tujuan PenelitianD. Kegunaan PenelitianE. Kajian PustakaF. Kerangka TeoriG. Metode PenelitianH. Sistematika Pembahasan
BAB II MANAJEMEN PENGEMBANGAN MUTU GURUA. ManajemenB. Mutu GuruC. Kegiatan PembelajaranD. Tinjauan Tentang Manajemen Pengembangan Mutu Guru
BAB III PROFIL PONDOK TREMAS PACITANA. Gambaran Umum Geografis Wilayah Pondok TremasB. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren TremasC. Landasan Dan Tujuan Pondok Pesantren TremasD. Periodesasi Kepemimpinan Pondok Pesantren TremasE. Struktur Organisasi Pondok TremasF. Sistem Pendidikan Pondok Tremas
BAB IV MANAJEMEN MUTU GURU DI MA PONDOK TREMASA. PENYAJIAN DATAB. ANALISIS DATA
BAB V PENUTUPA. KesimpulanB. SARAN- SARAN
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRAN