manajemen penanggulangan banjir di kelurahan …
TRANSCRIPT
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN
PACCERAKKANG KOTA MAKASSAR
MUH. WAHYUDI
Nomor Stambuk : 10561 03966 11
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
i
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN
PACCERAKKANG KOTA MAKASSAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Administrasi Negara
Disusun dan Diajukan Oleh
MUH. WAHYUDI
Nomor Stambuk : 10561 03966 11
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
MUH. WAHYUDI. Manajemen Penanggulangan Banjir Di Kelurahan
Paccerakkang Kota Makassar (dibimbing oleh Ruskin Azikin dan Samsir
Rahim).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen
penanggulangan banjir dan faktor yang mempengaruhi manajemen
penanggulangan banjir di kelurahan paccerakkang serta memberikan pemahaman
kepada masyarakat bahwa manajemen merupakan salah satu unsur yang penting
dalam organisasi untuk membuat suatu kegiatan dan mencapai suatu tujuan
tertentu yang telah di tetapkan karena menyangkut bagaimana cara
menyelesaiakan suatu masalah dengan mengatur segala aspek yang berkaitan
dengan hal yang ingin di capai untuk mencapai tujuan. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti terdorong untuk menggambarkan dan menjelaskan manajemen
penanggulangan banjir di kelurahan paccerakkang kota Makassar.
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menjelaskan
manajemen penanggulangan banjir di kelurahan paccerakkang kota Makassar
dengan informan sebanyak 9 orang yang dipilih berdasarkan pandangan bahwa
informan memiliki pengetahuan dan informasi mengenai permasalahan yang
diteliti yakni Staff BPBD, Lurah Paccerakkang, Pegawai kelurahan paccerakkang,
dan 5 orang masyarakat. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti adalah observasi, wawancara terhadap informan serta didukung dengan
dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen penanggulangan banjir
di kelurahan paccerakkang cukup baik namun masih banyak masyarakat yang
beranggapan belum terlaksana dengan baik dan masih perlu banyak perbaikan.
Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang mengeluh dengan manajemen
penanggulangan banjir di kelurahan paccerakkang. Adapun faktor yang
mempengaruhi manajemen penanggulangan banjir yaitu pimpinan, tingkah laku
pegawai, tingkah laku kelompok kerja dan faktor eksternal.
Kata Kunci : manajemen, banjir, pemerintah kelurahan paccerakkang
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya yang tiada henti diberikan kepada hambaNya. Shalawat
dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Manajemen Penanggulangan
Banjir Di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar” dapat terselesaikan dengan
baik yang sekaligus menjadi tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. Ruskin Azikin, M.M selaku pembimbing I dan Bapak Samsir
Rahim, S. Sos., M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
2. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar.
vii
4. Bapak Drs. H. Muhammad Idris, M.Si selaku penasehat akademik selama
menempuh kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Seluruh Dosen jurusan Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Pemerintahan di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.
6. Pemerintah Kelurahan Paccerakkang yang telah memberikan izin penelitian
Kepada penulis.
7. Teristimewa kedua orang tua saya Ayahanda Massinai dan Ibunda Marsi
Ningsih serta segenap Keluarga yang telah mendidik, mendoakan, senantiasa
memberikan nasehat, semangat dan bantuan baik moral maupun materil.
8. Buat Nenek Pia yang Selalu memberikan motivasi, semangat dan nasehat serta
mendoakan penulis.
9. Buat sahabat-sahabatku yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini
Rosnina, Risma, Riska Nur, Kasmir, Nurhayati, Nurlia, Safriani, Hafis, Ihsan,
dan yang memberikan motivasi sehingga saya dapat menyelesaikannya dan
teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Administrasi Negara angakatan 2011
penulis mengucapkan terimakasih.
10. Buat semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak sempat disebutkan satu-persatu terimakasih atas bantuannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyususnan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mohon kritik
viii
ix
DAFTAR ISI
Halaman Pengajuan Skripsi ......................................................................... i
Halaman Persetujuan ..................................................................................... ii
Halaman Penerimaan Tim ............................................................................. iii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................ iv
Abstrak .......................................................................................................... v
Kata Pengantar .............................................................................................. vi
Daftar Isi ........................................................................................................ ix
Daftar Tabel .................................................................................................. xi
Daftar Gambar ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Kegunaan Penelitian .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Manajemen ..................................................................... 6
1. Pengertian Manajemen .......................................................... 6
2. Asal Muasal Manajemen ....................................................... 7
3. Fungsi-Fungsi Manajemen .................................................... 7
4. Ciri-Ciri Manajemen ............................................................. 8
5. Teori-Teori Manajemen ........................................................ 9
6. Prinsip-Prinsip Manajemen ................................................... 14
B. Konsep Penanggulangan Banjir ................................................... 17
1. Jenis-Jenis Banjir .................................................................. 17
2. Penyebab Banjir .................................................................... 19
3. Pencegahan Banjir ................................................................. 20
4. Penanggulangan Sebelum, Saat, Dan Sesudah Banjir .......... 20
C. Kerangka pikir .............................................................................. 25
D. Fokus penelitian ........................................................................... 26
E. Deskipsi Fokus penelitian ............................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................... 28
B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................. 28
C. Sumber Data ................................................................................ 29
x
D. Informan Penelitian ..................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 30
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 31
G. Keabsahan Data ............................................................................ 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Lokasi Penelitian ................................................... 34
1. Keadaan Wilayah ................................................................... 34
2. Keadaan Penduduk ................................................................. 34
3. Sarana Dan Prasarana ............................................................ 34
4. Struktur Organisasi ............................................................... 35
B. Manajemen Penanggulangan Banjir Dikelurahan
Paccerakkang Kota Makassar ...................................................... 36
1. Perencanaan ........................................................................... 37
2. Pengorganisasian .................................................................... 53
3. Pengarahan ............................................................................. 62
4. Pengendalian / Pengawasan .................................................. 74
C. Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen
Penanggulangan Banjir Di Kelurahan Paccerakkang ................. 77
1. Manajer / Pimpinan ............................................................... 77
2. Tingkah Laku Pegawai .......................................................... 80
3. Tingkah Laku Kelompok Kerja ............................................ 81
4. Faktor Eksternal Organisasi .................................................. 83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 85
B. Saran ............................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 88
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Tabel Informan Penelitian ……………………………………. 30
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pikir ………………………………...…………………. 25
Gambar 2. Struktur Organisasi ……………………………………………….. 36
Gambar 3. Proses Perencanaan Penanggulangan Banjir .…………………….. 38
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak
besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung
berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es,
gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah
penyakit. Beberapa bencana alam terjadi tidak secara alami Contohnya adalah
kelaparan, yaitu kekurangan bahan pangan dalam jumlah besar yang disebabkan
oleh kombinasi faktor manusia dan alam. Dua jenis bencana alam yang
diakibatkan dari luar angkasa jarang mempengaruhi manusia, seperti asteroid dan
badai matahari. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah masalah yang sering
terjadi di Negara ini yaitu banjir.
Bencana banjir merupakan kejadian alam yang dapat terjadi setiap saat dan
sering mengakibatkan kerugian jiwa, harta dan benda. Kejadian banjir tidak dapat
dicegah, namun hanya dapat dikendalikan dan dikurangi dampak kerugian yang
diakibatkannya. Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh
alur sungai atau saluran. Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang
sumbernya bisa dari mana saja. Dan air itu keluar dari sungai atau saluran karena
sungai atau salurannya sudah melebihi kapasitasnya, Kondisi inilah yang disebut
banjir.
Banjir merupakan salah satu bencana alam yang dapat mengganggu
aktifitas masyarakat, bahkan dapat merugikan masyarakat baik itu dari segi
2
ekonomi, pembangunan, materi maupun dari segi fisikologi. Banjir adalah situasi
dimana suatu daerah sedang digenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar.
Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba- tiba yang
disebabkan tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang
sungai sehingga merusak rumah- rumah penduduk maupun menimbulkan korban
jiwa.
Karateristik geografis dan geologis wilayah Indonesia adalah salah satu
kawasan rawan bencana banjir. Sekitar 30% dari 500 sungai yang ada di Indonesia
melintas wilayah penduduk padat. Lebih dari 220 juta penduduk, sebagian adalah
miskin dan tinggal di daerah rawan banjir. Pada umumnya bencana banjir tersebut
terjadi di wilayah Indonesia bagian Barat yang menerima curahan hujan lebih
tinggi dibandingkan dengan di bagian Timur. Pada umumnya banjir disebabkan
oleh curah hujan yang tinggi di atas normal, sehingga sistem pengaliran air yang
terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem saluran drainase dan
kanal penampung banjir buatan yang ada tidak mampu menampung akumulasi air
hujan tersebut sehingga meluap.
Kota Makassar dari Tahun 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal dengan
Ujung Pandang adalah Kota terbesar dikawasan Indonesia Timur dan sekaligus
Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota ini terletak di pesisir barat daya pulau
Sulawesi dan berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten
Kepulauan Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan
Kabupaten Gowa di sebelah selatan.
3
Makassar adalah Kota terbesar keenam setelah Jakarta, Surabaya, Bandung,
Medan, dan Semarang. Makassar memiliki wilayah seluas 175,77 km² dan
penduduk sebesar kurang lebih 1,4 juta jiwa. Kota Makassar memiliki beberapa
kawasan pemukiman penduduk yang rawan terjadi banjir saat puncak musim
hujan yang panjang dan musim hujan yang deras. Pemukiman rawan banjir ini
sebagian besar di wilayah Timur Makassar yakni salah satu dari kawasan tersebut
adalah Kelurahan Paccerakkang. Penulis memilih Kelurahan Paccerakkang dari
pada Kelurahan yang lain karena Kelurahan Paccerakkang salah satu bagian dari
wilayah makassar yang sering mengalami banjir dan hampir setiap musim hujan
deras dan musim hujan yang panjang rawan terjadi banjir. Untuk meminimalisir
terjadinya banjir yang terjadi di wilayah ini, maka Kelurahan Paccerakkang Perlu
penanggulangan banjir.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mengamanatkan pada pasal 35 dan 36 agar setiap daerah dalam upaya
penanggulangan bencana, mempunyai perencanaan penanggulangan bencana.
Secara lebih rinci disebutkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Kelurahan Paccerakkang merupakan salah satu Kelurahan di Kota
Makassar yang memiliki kawasan dataran rendah yang hampir setiap musim hujan
yang panjang, rawan terjadi banjir. Banjir yang terjadi di akibatkan karena
drainase yang buruk, banyaknya renase-renase dan sedimen yang ada di got,
semakin padatnya bangunan- bangunan yang menyebabkan kurangnya daya
resapan air dan air kiriman dari daerah tetangga. Perilaku masyarakat dalam
4
penanganan sampah sangat berperan dalam proses terjadinya drainase yang buruk
di Kota Makassar, hal ini terjadi akibat seringnya masyarakat membuang sampah
pada selokan dan tidak membuang sampah pada tempatnya karena kurangnya
tempat pembuangan sampah yang membuat masyarakat membuang sampah
disembarang tempat.
Semakin padatnya bangunan- bangunan yang menyebabkan daya resapan
air semakin berkurang, ini diakibatkan karena semakin bertambahnya jumlah
penduduk serta tanah kosong yang menjadi daya resapan air telah didirikan
bangunan- bangunan sebagai mata pencaharian warga, sedangkan topografi
kelurahan ini adalah kawasan dataran rendah yang muda tergenang banjir dan
membutuhkan daya resapan yang cukup, perluasan sungai serta perluasan kanal
demi kelancaran aliran air ke sungai karena apabila perjalanan aliran air ini lambat
dan curah hujan semakin tinggi yang mengakibatkan tanggul tidak mampu
menampung jumlah air yang banyak dan gelombang yang tinggi maka otomatis
air ini meluap ke rumah-rumah warga.
Menyimak uraian tersebut, maka perlu penelitian tentang bagaimana
Manajemen penanggulangan banjir di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah adalah:
1. Bagaimana Manajemen Penanggulangan Banjir Di Kelurahan Paccerakkang
Kota Makassar?
2. Faktor-Faktor Apa Yang Mempengaruhi Manajemen Penanggulangan Banjir
Di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar?
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui Manajemen Penanggulangan Banjir Di Kelurahan
Paccerakang Kota Makassar
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen
Penanggulangan Banjir Di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar.
D. Kegunaan Penelitian
Setelah penelitian dan penulisan ini berakhir,manfaat yang diharapkan oleh
penulisan adalah:
1. Kegunaan Teoritas
Hasil Penelitian sebagai kajian ilmiah dan diharapkan dapat menjadi wacana
untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penelitian berikutnya.
2. Kegunaan Praktis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengaplikasikan dan
mensosialisasikan teori yang diperoleh selama perkuliahan. Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan mengenai Manajemen
Penanggulangan Banjir Dapat di gunakan oleh Kelurahan Paccerakkang dalam
rangka Menjalankan tugasnya di bidang Penanggulangan Banjir agar lebih
efektiv dan efisien. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
memberikan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan sebagai pemasukan
dalam menentukan Manajemen Penanggulangan Banjir selanjutnya.
6
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Manajemen
Manajemen sebagai ilmu pengetahuan itu sendiri telah dipelajari sejak lama
dan telah di organisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya
menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini kemudian diteliti
dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-
prinsip yang diwujudkan dalam bentuk suatu teori.
1. Pengertian Manajemen
Ada berbagai macam defenisi manajemen, misalnya Manullang (1985:17)
mendefenisikan manajemen sebagai “ Seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.”
Sedangkan Menurut Gibson, Donelly & Ivancevich (1996:4) mendefenisikan
manajemen sebagai“ Suatu proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu
untuk mengoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil-hasil yang
tidak bisa dicapai apabila satu individu bertindak sendiri “.
Dua defenisi diatas kelihatannya berbeda, tetapi apabila dicermati pada
prinsipnya adalah sama.. Yang dimaksud dengan proses oleh Gibsin, Donelly dan
Ivancevich sebenarnya adalah penerapan ilmu dan seni sebagaimana
dimaksudkan oleh Manullang. Sedangkan pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan dan pengawasan oleh Gibson dan kawan-kawan disebut sebagai
7
mengoordinasikan berbagai aktivitas lain. Menurut Ricky W. Griffin (2003:7 )
Manajemen merupakan suatu proses yang kompleks, menantang, dan menarik.
2. Asal Muasal Manajemen
Studi Manajemen yang modern dimulai sekitar tahun 1900. Namun,
terdapat kemungkinan bahwa awal mula proses manajemen dimulai dari
organisasi keluarga, yang kemudian berkembang ke suku, dan akhirnya
mempengaruhi unit politik formal seperti yang ditemukan di awal Babilonia (5000
SM). Bangsa Mesir, Cina, Yunani, Dan Romawi tercatat sejarah sebagai bangsa
yang melakukan kegiatan manajerial besar seperti pembangunan piramida,
mengorganisasikan pemerintah, merencanakan maneuver militer, mengoperasikan
perusahaan perdagangan yang melintasi pelosok dunia, dan mengendalikan
imperium dengan wilayah tersebar luas.
3. Fungsi-Fungsi Manajemen Manajemen
a. Perencanaan
Rencana memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur
terbaik untuk mencapai sasaran tersebut serta memungkinkan.Langkah-
langkah perencanaan adalah pemilihan tujuan organisasi, sasaran ditetapkan
untuk sub unit-sub unit organisasi dan program-program ditetapkan.
b. Pengorganisasian
Manajer telah menetapkan sasaran dan mengembangkan rencana atau program
untuk mencapainya, maka ia harus merancang dan mengembangkan sebuah
organisasi yang dapat menjalankan program itu dengan berhasil. Sasaran yang
berbeda membutuhkan organisasi yang berbeda untuk mencapainya.Staffing
8
adalah perekrutan, penempatan dan pelatihan karyawan yang memenuhi syarat
untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi.
c. Pengarahan
Setelah rencana disusun, struktur organisasi telah ditentukan, serta staf telah
direkrut dan dilatih, maka langkah selanjutnya adalah mengatur gerakan ke
arah sasaran organisasi yang telah ditetapkan.Fungsi ini dikenal dengan
sebutan pemimpin (leading), pengarahan (directing), pemotivasian
(motivating), penggerakan (actuating) dan masih banyak lagi.
d. Pengendalian
Fungsi pengendalian dari manajemen menakup 3 (tiga) unsur utama yaitu : (1)
Menetapkan standar prestasi. (2) Mengukur prestasi yang sedang berjalan dan
membandingkan dengan standard yang telah ditetapkan. (3) Mengambil
tindakan untuk memperbaiki prestasi yang tidak sesuai dengan standard.
4. Ciri-Ciri Manajemen
Ciri-Ciri Manajemen dalam kegiatannya antara lain sebagai berikut.
a. Dalam manajemen, ada pembagian kerja secara jelas dan tegas.
b. Manajemen ialah suatu hal yang dapat dipelajari.
c. Dalam mencapai tujuan terdapat penyatuan pikiran, perasaan, kemauan,
tenaga, bahan, alat, waktu, dan ruangan.
d. Pencapaian tujuan dilakukan secara sistematis, terpadu, tekontrol, dan
konsisten.
e. Tujuan merupakan sasaran manajemen dan manajemen berusaha untuk
mencapai tujuan yang telah diterapkan.
9
f. Manajemen digunakan terhadap usaha-usaha kelompok, bukan usaha individu
(perseorangan) tertentu.
5. Teori-Teori Manajemen
Teori Manajemen Ada 6 Yaitu :
a. Aliran klasik
Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi
manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada
penerapan fungsi-fungsi tersebut. Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik
Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di
Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan perhatian terhadap
masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan,
industri maupun masyarakat.
Kelebihan:
Metode ilmiah dapat diterapkan pada bermacam-macam kegiatan organisasi,
selain organisasi industri.
1) Teknik efisiensi dan penelitian waktu dan gerak (time and motion study)
mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
2) Metode pemilikan dan pengembangan tenaga kerja menunjukkan
pentingnya latihan dan pendidikan untuk meningkatkan efektivitas kerja.
3) Metode ini juga mampu memberikan rancangan kerja dan mendorong
manajer untukmencari alternatif terbaik dalam melaksanakn suatu
pekerjaan.
10
4) Manajemen klasik menyediakan banyak teknik dan pendekatan terhadap
manajemen yang masih relevan saat ini sebagai contoh pemahaman secara
menyeluruh mengenai sifat dari pekerjaan yang dilaksanakan, pemilihan
orang yang tepat untuk melakukan pekerjaan tersebut, dan melakukan
pendekatan keputusan secara rasional semuanya adalah ide yang berguna
dan maing-masing dikembangkan selama periode ini.
5) Beberapa konsep inti dari model birokratif masih dapat digunakan di
dalam rancangan organisasi modern selama keterbatasan mereka diakui.
Manajer seharusnya mengakui bahwa efisiensi dan produktivitas dapat
diukur dan dikendalikan dalam banyak situasi
Kelemahan:
1) Peningkatan produktivitas memungkinkan peningkatan hasil, tetapi sering
mengakibatkan pemberhentian pekerja atau diubahnya upah.
2) Teori ini kurang melihat kebutuhan sosial para pekerja dan tidak pernah
melihat ketegangan-ketegangan yang terjadi karena kebutuhan itu tidak
terpenuhi. Hal ini terjadi karena manajer yang mengikuti aliran ini hanya
memperhatikan aspek material dan fisik.
3) Manajer juga harus mengakui keterbatasan dari perspektif klasik dan
menghindari fokus sempitnya terhadap efisiensi dari perspektif penting
lainnya. Kekurangan dari manajemen klasik ialah prespektif tersebut
menganggap remeh peran individu dalam organisasi.
11
b. Aliran perilaku:
Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini
memusatkan kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen
memahami manusia. Aliran perilaku muncul karena dalam pendekatan klasik,
efisiensi produksi dan keserasian kerja tidak dapat dicapai. Para manajer
masih menghadapi kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak selalu
mengikuti pola-pola perilaku yang rasional. Oleh karena itu dicari upaya untuk
membantu manajer mengatasi masalah organisasi melalui sisi perilaku
karyawan.
Aliran perilaku memandang organisasi pada hakikatnya adalah orang. Aliran
ini memandang aliran klasik kurang lengkap karena tidak mewujudkan
efisiensi produksi yang sempurna dan keharmonis an di tempat kerja. Manusia
dalam organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan tingkah
lakukanya, karena sering juga tidak rasional. Karena itu para manajer perlu
dibantu dalam meng hadapi manusia, antara lain dengan sosiologi dan
psikologi.
c. Aliran manajemen Ilmiah:
Aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk
mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif
merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah
manajemen. Manajemen ilmiah atau disebut juga manajemen modern adalah
kepemimpinan atau pengelolaan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dengan
12
menggunakan cara kerja yang berdasarkan prinsip - prinsip atau pedoman -
pedoman keilmuan.
Adapun ciri - ciri manajemen ilmiah atau modern adalah sebagai berikut :
1) Menggunakan cara kerja keilmuan dan prinsip - prinsip keilmuan sebagai
hasil percobaan dan penyelidikan yang ilmiah pula.
2) Terdapat nasionalisasi yaitu bekerja berdasarkan perhitungan - perhitungan
atau pemikiran yang cermat dan teliti, jadi meninggalkan cara kerja trial
and error.
3) Terdapat standarisasi yaitu bekerja berdasarkan ukuran - ukuran ( standar -
standar ) tertentu, baik dalam cara kerja, waktu yang digunakan, maupun
hasil produksi yang diharapkan. Terjadi peningkatan produktivitas sebagai
hasil kerja yang efektif dan efisien.
4) Cara kerja dan hasil kerjanya dapat mengikuti dan memenuhi tuntutan
kebutuhan jaman yang makin meningkat.
d. Aliran analisis sistem:
Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan
bidang lain untuk mengembangkan teorinya. Analisis sistem adalah
penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan (Jogiyanto Hartono, 1995).
13
Analisis sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan menginterpretasikan
kenyataan-kenyataan yang ada, mendiagnosa persoalan dan menggunakan
keduanya untuk memperbaiki sistem (Kristanto, 2003).
e. Aliran manajemen berdasarkan hasil:
Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter
Drucker pada awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-
hasil yang dicapai bukannya pada interaksi kegiatan karyawan. Manajemen
berdasarkan hasil bertujuan untuk mencapai hasil yang maksimal berdasarkan
perjanjian yang jelas dan terukur dibuat dimuka. Manajer menetapkan tujuan
dan prioritas menentukan dan membuat sumber daya yang tersedia yang
diperlukan waktu, uang, dan kapasitas. Karyawan memberikan waktunya,
pengetahuan dan kemampuan dan menunjukkan dalam kondisi yang dapat
memberikan hasil yang diperlukan. Dengan demikian, ia mengambil taggung
jawab pribadi untuk mencapai hasil tersebut.
Proses manajemen berdasarkan hasil sebaiknya top down dan bottom up dan
terdiri dari langkah-langkah berikut :
1) Penetapan target: tujuan perusahaan jangka panjang
2) Menerjemahkan tujuan perusahaan dengan tujuan divisi dan individu
3) Hasil perjanjian berorientasi tentang tujuan
4) Implementasi, self kemudi dan pelaporan manajemen
5) Penilaian periodik, kontrol kemajuan dan penyesuaian
f. Aliran manajemen mutu:
14
Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk
mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen. Manajemen mutu adalah aspek
dari seluruh fungsi manajemen yang menetapkan dan melaksanakan kebijakan
mutu dan merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang menekankan
kepada upaya menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam
kegiatan organisasi. Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai
sifat mutu dan sifat sistem mutu serta komitmen manajemen untuk bekerja
dalm berbagai cara. Manajemen mutu sangat memerlukan figure pemimpin
yang mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisai dapat
memberikan konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut
dapat dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa
mutu suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan,
tetapi menjadi tanggung jawab seluruh anggota dalam organisasi.Pencapaian
mutu yang diinginkan memerlukan kesepakatan dan partisipasi seluruh
anggota organisasi, sedangkan tanggung jawab manajemen mutu ada pada
pimpinan puncak.
6. Prinsip-Prinsip Manajemen
Menurut Henry Fayol yang mengemukkaan 14 prinsip manajemen antara
lain sebagai berikut.
a. Pembagian Kerja (Division of Labour)
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga
pelaksanaan kerja akan berjalan efektif. Oleh karena itu, pembagian kerja
harus didasarkan dari prinsip the right man in the right place dan bukan atas
15
dasar like and dislike. Pembagian kerja ini akan meningkatkan efisiensi
pelaksanaan kerja seseorang dalam suatu organisasi/instansi/perusahaan.
b. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)
Wewenang mencakup hak untuk memberi perintah dan dipatuhi, biasanya dari
atasan ke bawahan. Wewenang ini harus diikuti dengan pertanggungjawaban
kepada pihak yang memberikan perintah.
c. Disiplin (Dicipline)
Disiplin mencakup mengenai rasa hormat dan taat kepada peranan dan tujuan
organisasi.
d. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu hanya
dari satu alasan
e. Kesatuan Arah (Art of Direction)
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan harus
diarahkan oleh seorang manajemer dengan penggunaan satu rencana.
f. Meletakkan kepentingan Organisasi dari pada kepentingan sendiri (Sub
Ordination of Individual Interest to General Interest)
Kepentingan Organisasi harus didahulukan dari Kepentingan Individu seorang
karyawan. Termasuk kepentingan Individu Manager itu sendiri.
g. Balas Jasa/Pemberian Upah (Remuneration)
Kompensasi untuk pekerjaan yang dilakukan haruslah adil, baik bagi
karyawan maupun dengan pemilik.
h. Sentralisasi/Pemusatan (Centralization)
16
Dalam pengambilan keputusan harus ada keseimbangan yang tepat antara
sentralisasi desentralisasi.
i. Hierarki
Adanya hierarki akan menentukan batas kewenangan yang harus dimiliki oleh
masing-masing karyawan dalam perusahaan. Dengan adanya hierarki, setiap
karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari
siapa ia mendapatkan perintah.
j. Ketertiban (Order)
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama bagi
kelangsungan dan kenyamanan orang bekerja dalam perusahaan.
k. Keadilan dan Kejujuran (Equity)
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Dalam hal ini, harus ada perlakuan yang sama dalam
sebuah organisasi.
l. Stabilitas Kondisi Karyawan
Kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan
berjalan dengan lancar. Kestabilan dapat terwujud karena adanya disiplin kerja
yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.
m. Inisiatif (Initiative)
Bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan
rencana pekerjaan meskipun beberapa kesalahan mungkin terjadi.
n. Semangat Kesatuan, Semangat Korps
17
Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan,yaitu rasa senasip dan
sepanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.
Manajer yang baik akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de
corps ) sehingga karyawan akan memiliki kebanggaan, kesetiaan, dan rasa
memiliki fungsi terhadap perusahaan.
B. Konsep Penanggulangan Banjir
Banjir adalah peristiwa dimana terbenamnya daratan oleh air. Hal ini
dikarenakan adanya volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena
adanya luapan air yang berlebihan pada suatu tempat akibat adanya curah hujan
lebat, adanya luapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai. (Marlina dkk:
2011). Banjir adalah meluapnya aliran sungai akibat air melebihi kapasitas
tampungan sungai sehingga meluap dan menggenangi dataran atau daerah yang
lebih rendah disekitarnya. Banjir adalah situasi dimana suatu daerah sedang
digenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar. (Saputra, 2011).
1. Jenis-Jenis Banjir
Banjir Bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan
tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan di sepanjang sungai
sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa
dalam (Saputra, 2011). Banjir Bandang adalah banjir yang terjadi akibat
meluapnya sungai. Lebih lengkapanya lagi, banjir bandang bias terjadi di daerah
dataran rendah yang diakibatkan turunnya hujan secara terus menerus dan muncul
secara tiba-tiba. Banjir bandang dapat terjadi akibat adanya penjenuhan air di
wilayah tersebut yang berlangsung sangat cepat, sehingga tanah tidak mampu lagi
18
menyerap air yang banyak dalam (Marlina, 2011). Anna (2013) ada beberapa
macam- macam banjir seperti berikut ini:
a. Banjir Air adalah banjir yang umum. Penyebab dari banjir ini adalah
meluapnya air sungai, danau, atau Got sehingga air akan melebur lalu
menggenangi daratan dan di kenal dengan banjir air. Umumnya hujan
seperti ini disebabkan oleh hujan yang turun terus menerus hingga sungai
atau danau tidak lagi mampu nampung air.
b. Banjir Cileuncang adalah jenis banjir yang hampir sama dengan banjir air.
Namun banjir cileuncang ini diakibatkan oleh hujan yang sangat deras
dengan debit air yang sangat banyak dan akhirnya air- air yang melimpah
ini tidak bisa mengalir ke Got-got di sekitar rumah warga. Jadi perbedaan
banjir air dengan banjir cileuncang yaitu banjir air terjadi dalam waktu
yang cukup lama sengkan banjir cileuncang adalah banjir dadakan yang
langsung terjadi saat hujan turun.
c. Banjir Bandang yaitu banjir yang tak hanya materi air saja tetapi juga
mengangkut material lain berupa lumpur.
d. Banjir Rob (Laut pasang) adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya
air laut.
e. Banjir Lahar Dingin yaitu banjir yang biasa terjadi ketika terjadi erupsi
gunung berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari
puncak gunung dan mengalir kedaratan yang ada di bawahnya. Lahar
dingin ini mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga air sungai akan
mudah meluap dan bias melebur ke pemukiman warga.
19
f. Banjir Lumpur merupakan banjir yang identik dengan peristiwa banjir
lapindo. Banjir ini mirip dengan banjir bandang, tetapi lebih disebabkan
oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan menggenangi daratan.
2. Penyebab Banjir
Hujan dalam jangka waktu yang panjang atau besarnya curah hujan selama
berhari-hari erosi tanah Menyisakan batuan yang menyebabkan air hujan mengalir
deras di atas permukaan tanah tanpa terjasi resapan, Buruknya penanganan
sampah yang menyumbat saluran-saluran air sehingga tubuh air meluap dan
membanjiri daerah sekitarnya. Keadaan tanah dan Tanaman tanah yang ditumbuhi
banyak tanaman mempunyai daya serap air yang besar. Tanah yang tertutup
semen, paving, atau aspal sama sekali tidak menyerap air. Pembabatan hutan juga
dapat merupakan penyebab banjir (Madi, 2014).
Penyebab banjir yang dikemukakan oleh Saputra (2011) sebagai berikut:
a. Curah hujan tinggi dalam jangka waktu yang panjang.
b. Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut.
c. Erosi tanah menyisakan batuan yang menyebabkan air hujan mengalir
deras di atas permukaan tanah tanpa terjadi resapan.
d. Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan
dipinggir sungai.
e. Kurangnya tutupan lahan didaerah hulu sungai.
f. Buruknya penanganan sampah yang menyumbat saluran- saluran air
sehingga tubuh air meluap dan membanjiri daerah sekitarnya.
20
g. Pembangunan tempat pemukiman dimana tanah kosong diubah menjadi
jalan atau tempat parkir yang menyebabkan hilangnya daya serap air
hujan.
h. Pembangunan tempat pemukiman bisa menyebabkan meningkatnya resiko
banjir sampai enam kali lipat dibandingkan tanah terbuka yang biasanya
mempunyai daya serap air tinggi. Masalah ini sering terjadi di kota- kota
besar yang pembangunannya tidak terencana dengan baik.
i. Peraturan pembuatan sumur resapan di daerah perkotaan kurang diawasi
pelaksanaanya.
j. Bendungan dan saluran air yang rusak walaupun tidak sering terjadi,
namun bisa menyebabkan banjir terutama pada saat hujan deras yang
panjang.
k. Keadaan tanah dan tanaman, tanah yang ditumbuhi banyak tanaman
mempunyai daya serap air yang besar. Tanah yang tertutup semen, paving
atau aspal sama sekali tidak menyerap air.
l. Didaerah bebatuan, daya serap air sangat kurang sehingga bisa
menyebabkan banjir kiriman atau banjir bandang.
3. Pencegahan Banjir
Pencegahan banjir menurut Madi (2014) yaitu Pemerintah hendaknya
mengatur perizinan pembangunan gedung, rumah, pusat perbelanjaan atau
bangunan-bangunan yang lain. Membuat saluran air yang cukup, baik oleh
pemerintah maupun penduduk. Menjaga kebersihan lingkungan.
4. Penanggulangan Sebelum, Saat Dan Sesudah Banjir
21
Menurut Saputra (2011) adapun penanggulangan sebelum, saat dan sesudah
banjir sebagai berikut:
a. Penanggulangan sebelum terjadinya banjir
Pola penanganan sebelum banjir pola penanganan bencana banjir dilakukan
dengan mengutamakan upaya kesiapsiagaan dan kecepatan bertindak sejak
kesiapsiagaan tanggap darurat hingga pemulihan darurat.
Adapun kegiatan yang dilakukan seperti: 1). Pemantauan cuaca, 2).
Pemantauan debit air sungai, 3). Pengamatan peringatan dini, 4). Penyebaran
informasi, 5). Inventarisasi kesiapsiagaan, 6). Penyiapan peta rawan banjir, 7).
Penyiapan sumberdaya untuk tanggap darurat, 8). Penyiapan tenaga medis dan
para-medis dan ambulance, 9). Penyiapan jalur evakuasi dan lokasi penampungan
sementara, 10). Penyiapan keamanan.
b. Pola penanganan saat terjadi banjir
Adapun yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam menangani saat
terjadinya banjir yaitu:
1) Pendirian POSKO
2) Pengerahan personil (Tim Reaksi Cepat)
Mengerahkan kekuatan personil dari berbagai unsure operasi (pemerintah
dan non-pemerintah) terutama untuk penyelamatan dan perlindungan
dengan membentuk TRC untuk memberikan pertolongan/ penyelamatan
dan inventarisasi kerusakan.
3) Pemenuhan kebutuhan dasar dalam penampungan sementara.
22
a) Distribusi bantuan (Hunian sementara, pangan dan sandang) pada
tahap awal, bantuan pangan berupa makanan siap-santap.
b) Pendirian dapur umum.
c) Pemberian layanan air bersih, jamban dan sanitasi lainnya.
d) Pemberian layanan kesehatan, perawatan dan rujukan.
e) Pengoperasian peralatan sesuai kebutuhan di lapangan, termasuk alat-
alat berat.
4) Pengarahan sarana transportasi udara/laut
Dilakukan pada situasi/kondisi tertentu yang memerlukan kecepatan untuk
penyelamatan korban bencana dan distribusi bantuan kepada
masyarakat/korban bencana terisolasi.
5) Koordinasi dan Komando
Setiap kejadian penting dilaporkan kepada POSKO. Penyampaian laporan
perkembangan penanganan bencana ke media massa melalui POSKO yang
diapkan pemerintah.
Tindakan yang harus dilakukan oleh masyarakat saat terjadi banjir yaitu:
a) Jika memungkinkan ajaklah anggota keluarga atau kerabat atau orang
disekitar anda untuk menyelamatkan diri.
b) Selamatkan barang- barang berharga sehingga tidak rusak atau hilang
terbawah banjir.
c) Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga biasa menjadi dasar
untuk tindakan selanjutnya.
23
d) Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan
aliran listrik diwilayah yang terkena bencana.
e) Mengungsi kedaerah- daerah aman sedini mungkin saat genangan air
masih memungkinkan untuk disebrangi.
f) Hindari berjalan didekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
g) Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan
penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah atu Camat.
h) Terus pantau pengumuman dan berita dari radio.
i) Siap sedialah dengan semua peralatan darurat standar.
j) Jika di arahkan oleh posko atau RT / RW untuk keluar dan mengungsi,
segera lakukan.
c. Konsep penanganan sesudah banjir
Memperbaiki sarana/prasarana yang rusak agar dapat berfungsi normal dan
masyarakat dapat beraktivitas kembali.
Menurut Manu (2014) ada beberapa cara untuk penanggulangan bencana
banjir :
1) Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik. Sungai
dan selokan adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari
dengan sampah atau menjadi tempat pembuangan sampah yang akhirnya
menyebabkan sungai dan selokan menjadi tersumbat.
2) Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan
yang dapat menyerap air dengan cepat.
24
3) Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuar lahan
hijau untuk penyerapan air.
4) Berhenti membangun perumahan ditepi sungai, karena akan
mempersempit sungai dan sampah rumah juga akan masuk sungai.
5) Berhenti membangun gedung-gedung tinggi dan besar, karena akan
menyebabkan bumi ini akan semakin sulit menahan bebanya dan membuat
permukaan tanah turun.
6) Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran
sungai, karena pohon berperan penting untuk pencegahan banjir.
Sebenarnya menebang pohon tidak dilarang bila kita akan menanam
kembali pohon tersebut dan tidak membiarkan hutan menjadi gundul.
Dengan melakukan cara penanggulangan banjir tersebut kita dapat
mencegah bencana banjir. Karena selama ini pemerintah pun telah bekerja keras
untuk mencegah terjadinya banjir, tetapi semua masyarakat pun harus mendukung
agar semua bisa teratasi dengan baik.
C. Kerangka Pikir
Keterlibatan pemerintah secara aktif dalam proses Penanggulangan banjir
di kelurahan paccerakkang pada akhirnya akan berkolerasi secara positif terhadap
sikap dan perilaku masyarakat dalam mengurangi dan meminimalis banjir yang
terjadi. Manajemen disebutkan diatas dimana kita lihat bahwa Kepala Lurah
merupakan tokoh penting di kelurahan Paccerakkang dalam Penanggulangan
banjir. Manajemen ini dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan
pemerintah kelurahan yang akan dilaksanakan beberapa indikator. (1)
25
Perencanaan. (2) Pengorganisasian. (3) Pengarahan. (4) Pengendalian. Serta, hal-
hal yang dapat mempengaruhi Manajemen, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
bagan sebagai berikut:
Bagan Kerangka Pikir
Gambar 1. Kerangka Pikir
Dari bagan di atas menjelaskan bahwa tugas kelurahan bukan hanya
melayani masyarakat dalam mengurus kartu tanda penduduk tetapi juga bertugas
menjaga lingkungan masyarakat. Kelurahan Paccerakkang dalam manajemen
Penanggulangan banjir dibutuhkan beberapa tahap. tahap pertama yaitu
melakukan perencanaan agar banjir di kelurahan Paccerakkang bisa terkendali,
kemudian melakukan pengorganisasian atau menetapkan tugas kepada bawahan
dan melibatkan masyarakat. setelah itu dilakukan pengarahan kepada bawahan
dan masyarakat, dan tahap akhir adalah pengendalian yang dilakukan oleh
kelurahan untuk memperbaiki kesalahan kesalahan yang terjadi dalam manajemen
banjir.
Fungsi Manajemen
1. Perencanaan Penanggulangan Banjir
2. Pengorganisasian Penanggulangan Banjir
3. Pengarahan Penanggulangan Banjir
4. Pengawasan/Pengendalian
Penanggulangan Banjir
Manajemen Penanggulangan Banjir Di
Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar
Faktor Yang
Mempengaruhi
Manajemen
Penanggulangan
Banjir
Berhasil atau tidak Manajemen Penanggulangan
Banjir Di Kelurahan Paccerakkang
26
Setelah semua tahap selesai maka dilihat pula faktor apa saja yang
mempengaruhi manajemen Penanggulangan banjir. Setelah dilakukan Manajemen
Penanggulangan Banjir maka dilihatlah hasilnya berhasil atau tidaknya banjir di
kelurahan paccerakkang.
D. Fokus Penelitian
Manajemen Penanggulangan Banjir Di Kelurahan Paccerakkang dengan
indicator: (1) Perencanaan. (2) Pengorganisasian. (3) Pengarahan. (4)
Pengendalian. Serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam mencapai efektivitas
Penanggulangan banjir.
E. Deskripsi Fokus penelitian
1. Perencanaan yang dilakukan yaitu dengan : (1) Perencanaan tujuan dan
pengenalan bahaya (2) Analisis kemungkinan dampak banjir (3) Perumusan
tindakan penanggulangan banjir (4) Pemilihan tindakan penanggulangan
banjir (5) Mekanisme penanggulangan banjir.
2. Pengorganisasian yang dilakukan dengan : (1) Menetapkan struktur organisasi
yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab. (2)
Pembagian Tugas yang dimana pemberian tugas harus sesuai dengan
kemampuan tenaga kerja. (3) Partisipasi masyarakat (4) Peran pemerintah dan
pemerintah daerah (5) Partisipasi lembaga usaha / bisnis.
3. Pengarahan dilakukan beberapa tahap yaitu : (1) pemberian motivasi kepada
tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan. (2) Memberikan perintah. (3) Memberikan petunjuk kepada tenaga
kerja mengenai apa yang harus dilakukan.
27
4. Pengawasan dilakukan dengan melaksanakan tugas : (1) melakukan
pengawasan internal atau yang terjadi dalam wilayah pemerintah kelurahan.
(2) Melakukan pengawasan eksternal atau yang terjadi diluar wilayah
pemerintah kelurahan.
5. Faktor mempengaruhi Manajemen Pengendalian Banjir Di Kelurahan
Paccerakkang Kota Makassar yaitu: (1) Pimpinan. (2) Tingkah Laku
Organisasi. (3) Tingkah Laku Kelompok. (4) Faktor Eksternal.
28
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dalam waktu rentang dua bulan setelah ujian
proposal penelitian. Tempat penelitian dikelurahan paccerakkang kota Makassar.
Pemilihan lokasi penelitian ini dikarenakan wilayah ini sering terjadi banjir dan
hampir setiap tahun banjir di kelurahan ini terjadi.
Kelurahan Paccerakkang mempunyai manajemen penanggulangan banjir
yang bertujuan untuk mengatasi masalah banjir yang sering terjadi diwilayahnya.
Namun pada kenyataannya manajemen penanggulangan banjir masih banyak
kekurangan yang mengakibatkan kelurahan paccerakkang masih sering terjadi
banjir, hal ini dikarenakan manajemen penanggulangan banjir belum bisa tercapai
dengan maksimal. Masih banyak yang harus diperbaiki terutama dalam
mengantisipasi banjir yang datang. Hal inilah yang mendasari peneliti mengambil
lokasi di wilayah ini sebagai lokasi penelitian.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini yaitu: penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu jenis
penelitian yang bertujuan untuk memodifikasi data-data yang telah
dikumpulkan dilapangan berdasarkan bersifat narasi.
2. Tipe penelitian
Tipe penelitian ini bersifat fenomenologis yaitu menggambarkan pengalaman
yang dilihat oleh informan berkaitan dengan Penanggulangan banjir.
29
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data, yang diperoleh
langsung dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, termasuk apa yang di
peroleh dari informasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpulan data atau data tidak langsung, misalnya lewat
dokumen.
D. Informan penelitian
Menurut Nasution Dalam Sugiyono (2012:223) menyatakan dalam
Penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai
instrument dalam penelitian utama. Dalam mengumpulkan data yang diinginkan,
sehingga informan yang dipilih adalah para informan yang mampu memberikan
informasi yang lebih mendalam mengenai Manajemen Penanggulangan Banjir Di
Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar.
30
Informan dalam penelitian ini terdiri dari Lurah Paccerakkang, Pegawai
Kelurahan, dan Masyarakat.
No Nama Informan Inisial Jabatan/Status Jumlah
1 Ekayani Prativi, SH EP Lurah Paccerakkang 1 orang
2 Jumanang, SE JM Sekertaris Lurah 1 orang
3 Darmawati DR Masyarakat 1 orang
4 Elfrida EL Masyarakat 1 orang
5 Abdul Haidiman AH Masyarakat 1 orang
6 Sri Wahyuni SW Masyarakat 1 orang
7 Kasmir Yusuf KY Masyarakat 1 orang
8 Drs. Muh. Amran
Kudus, MM
AK Kabid. Pencegahan &
Kesiapsiagaan BPBD
1 orang
9 Aula Zulfikar AZ Staff Pencegahan 1 orang
JUMLAH 9 orang
Tabel 1. Informan Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 tahapan
yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah data dikumpulkan oleh peneliti sendiri secara pribadi dengan
turun ke lapangan, serta berusahsa sendiri mengumpulkan informasi melalui
observasi atau wawancara mendalam.peneliti mengobservasi apa adanya dan
mengajukan pertanyaan dalam wawancara menurut perkembangan wawancara
secara wajar berdasarkan ucapan dan buah pikiran yang dicetuskan oleh orang
diwawancarai. Setiap kali peneliti mewawancarai seorang informasi dan
31
informasi tersebut mengatakan bahwa ada informasi lain yang perlu
diwawancarai karena lebih mengetahui permasalahan, maka penulis harus
melakukan berkenaan dengan apa yang dikatakan oleh informasi awal
tersebut, sehingga semakin lama semakin banyak informasi yang diperoleh.
2. Wawancara
Wawancara adalah wawancara mendalam (indepth), teknik wawancara
mendalam akan dipergunakan terutama untuk mengkonstruksikan kegiatan
dan kejadian disekitar, serta untuk memvertifikasi dan memperluas
data/informasi yang sudah diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang
digunakan adalah dengan menggunakan interview guide, agar terjaga pokok-
pokok dan yang direncanakan dapat tercapai.Adapun yang menjadi
informasi/sasaran wawancara antara lain: Kepala Kelurahan, Pegawai dan
Masyarakat.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan yang tertulis atau film baik yang
dipersiapkan untuk penelitian, pengujian suatu peristiwa, maupun yang tidak
dipersiapkan untuk penelitian. Dokumen sebagai sumber data dapat
dimanfaatkan untuk menganalisa, menafsirkan bahkan untuk meramalkan.
Dokumen yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini bisa dari sumber mana
saja, sepanjang berhubungan dengan Manajemen Penanggulangan Banjir
Kelurahan Paccerakkang Misalnya: dokumen bencana banjir, dokumen berupa
arsip dan laporan pada lembaga pemerintah yang terkait mengenai
penanggulangan banjir.
32
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari desa data yang
telah didapati melalui observasi dan wawancara dikumpulkan dan dikelompokkan
selanjutnya hasil olahan data tersebut dianalisis berdasarkan metode kualitatif,
yaitu menganalisanya sesuai dengan gelaja atau obyek yang diteliti dan
menginterprestasikan hasil analisis tersebut berdasarkan teori yang ada untuk
pengambalian kesimpulan hasil penelitian sehingga mudah dipahami oleh penulis
sendiri maupun pembaca.
Adapun tahapan/langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Reduksi Data yaitu peneliti memilih data yang dianggap penting dan
mendukung dalam pemecahan masalah penelitian. Reduksi data merupakan
suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa.
2. Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang
memberi kemungkinan dan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3. Verifikasi mengenai masalah penelitian berdasarkan penyajian data penelitian.
Makna-makna yang muncul dari data harus diamati, diuji kebenarannya
kekokohannya dan kecocokannya yang merupakan validitasnya. Ketiga
komponen berinteraksi sampai didapat suatu kesimpulan yang benar. Maka
diperoleh data yang akurat dalam bentuk proposisi sebagai temuan dalam
penelitian ini.
33
G. Keabsahan data
Keabsahan data yang dipakai dalam penulisan proposal ini adalah trigulasi,
trigulasi dalam pengujian kredibilitas adalah pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Menurut Willian Wiersama
dalam Sugiyono (2012), ia mengatakan bahwa ada tiga macam trigulasi yaitu:
1. Trigulasi Dengan Sumber
Trigulasi dengan sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber
suatu informan. Data yang telah dianalisis oleh peneliti tersebut menghasilkan
suatu kesimpulan, selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dari
sumber data tersebut:
2. Trigulasi Dengan Teknik
Trigulasi dengan teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber data yang sama dengan teknik
yang berbeda.Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan
dokumentasi.
3. Trigulasi Dengan Waktu
Trigulasi dengan waktu yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, dan pada saat sore hari saat narasumber sudah
merasa jauh dan dipenuhi oleh banyak masalah. Bila hasil uji menghasilkan
data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai
ditemukan kepatian datanya.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Dan Lokasi Penelitian
1. Keadaan wilayah
Kelurahan Paccerakkang adalah salah satu kelurahan yang berada di
Kecamatan Biringkanaya dari sekian banyak kelurahan di kecamatan
biringkanaya. Antara lain kelurahan yang berada di biringkanaya adalah
Kelurahan Paccerakkang, Kelurahan Daya, Kelurahan Pai, Kelurahan Sudiang
Raya, Kelurahan Sudiang, Kelurahan Bulurokeng dan Kelurahan Untia. Menurut
jaraknya, letak masing-masing kelurahahan ke ibukota kecamatan berkisar antara
2-3 km. Paccerakkang memiliki luas wilayah 7,80Km2 yang berdekatan dengan
kelurahan sudiang dan daya. Kelurahan paccerakkang memiliki letak geografis
yang rendah dengan topografi bukan pantai antara permukaan laut.
2. Keadaan Penduduk
Menurut data kependudukan kelurahan paccerakkang memiliki 9.623
rumah tangga yang bertempat tinggal di wilayah kelurahan paccerakkang. Jumlah
keseluruhan penduduk di kelurahan paccerakkang adalah 32.453 jiwa penduduk
yang berada di wilayah tersebut dengan kepadatan 4.161/Km2.
3. Sarana dan Prasarana
Jumlah sekolah di kelurahan paccerakkang sekitar 18 sekolah yang terdiri 8
sekolah negeri dan 10 swasta, jumlah seluruh guru adalah 223 guru. Kesehatan di
kelurahan paccerakkang terdiri dari puskesmas dan posyandu, dan berpusat di
daerah paccerakkang raya. Mayoritas penduduk Kelurahan
35
paccerakkang adalah beragama Islam, menyusul agama Protestan dan Katolik.
Jumlah tempat ibadah di Kelurahan Paccerakkang cukup memadai, terdapat 9
buah Mesjid dan 2 buah Gereja. Saran perdagangan yang terdapat di Kelurahan
Paccerakkang antara lain kelompok pertokoan, pasar tradisional, swalayan
/toserba dan rumah makan. Sedangkan keuangan di Kelurahan Paccerakkang
Jumlah Bank yang ada di Kelurahan Paccerakkang sebanyak 3 buah, dimana Bank
Pemerintah sebanyak 1 buah dan Bank Swasta sebanyak 2 buah yang bertempat di
Kelurahan Paccerakkang.
4. Struktur Organisasi
Sebelum, dikemukakan struktur organisasi Kelurahan Paccerakkang Kota
Makassar, terlebih dahulu harus dipahami pengertian struktur organisasi secara
teoritis agar memudahkan dalam menelaah pembahasan selanjutnya. Struktur
oraganisasi menurut The Leang Gie (1976) adalah sebagai berikut “ Struktur
organisasi adalah yang menunjukkan segenap tugas pekerjaan untuk mencapai
tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi tersebut serta wewenang dan
tanggung jawab anggota organisasi yang memikul tiap-tiap tugas pekerjaan itu”.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka jelaslah kiranya betapa besar
peranan organisasi secara keseluruhan di dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Ditinjau dari sudut organisasi, maka pemerintah Kelurahan
Paccerakkang Kota Makassar merupakan salah satu wujud organisasi di dalam
lembaga pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi dalam proses pencapaian
tujuan nasional.
36
Adapun susunan atau struktur organisasi kantor Kelurahan Paccerakkang
Kota Makassar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 2. Struktur Organisasi
B. Manajemen Penanggulangan Banjir Di Kelurahan Paccerakkang Kota
Makassar
Banjir merupakan suatu hal yang dapat menyebabkan kerugian, banjir juga
merupakan genangan air yang berlebihan. Banjir di sebabkan oleh beberapa faktor
antaranya curah hujan yang tinggi, adanya drainase dan banjir kiriman dari daerah
lain. Serta masih banyak penyebab lainnya. Istilah banjir termaksud didalam
kategori bencana alam yang tidak bisa untuk kita ketahui terjadinya.
Penanggulangan merupakan suatu usaha atau proses untuk mencegah,
menyelesaiakan atau memecahkan suatu masalah yang terjadi, penanggulangan
Lurah
Ekayani Prativi, SH
Sekertaris Lurah
Jumanang, SE
Jabatan
Fungsional
Seksi Pemerintah
Ketentraman Dan
Ketertiban Umum
Hadera
Seksi
Pemberdayaan dan
Masyarakat Kesra
Nurhaena, Mp.Ba
Seksi Kebersihan
Umar, SH
Ekonomi Dan
Pembangunan
Sarce Serre
37
juga bertujuan menyelesaiakan suatu masalah publik yang sedang terjadi atau
yang akan terjadi.
Berdasarkan hasil dokumen dan studi lapangan bahwa dalam melakukan
penanggulangan banjir di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar diperlukan
suatu tindakan yang teratur dan sistematis dalam penanggulangan banjir, maka
untuk menyelesaikan masalah tersebut di butuhkan suatu Manajemen sehingga
proses penanggulangan banjir dapat terlaksana dengan baik dan benar. Dalam
melaksanakan Manajemen Penanggulangan Banjir hal hal yang perlu di
perhatikan ialah : Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Dan Pengendalian
atau pengawasan. Untuk mengetahui penerapan indikator Manajemen Kelurahan
Paccerakkang maka dilakukan penelitian dan wawancara sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu aktifitas menyusun tujuan organisasi lalu
dilanjutkan dengan menyusun rencana rencana guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Perencanaan dilaksanakan dalam penentuan tujuan organisasi secara
keseluruhan dan merupakan langkah terbaik untuk mencapai tujuannya itu.
Perencanaan adalah proses awal yang paling penting dari seluruh fungsi
manajemen karena fungsi yang lain tidak akan berjalan tanpa perencanaan terlebih
dahulu.
38
Adapun proses perencanaan penanggulangan banjir dikelurahan
Paccerakkang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3. Proses Penanggulangan Banjir
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa langkah pertama adalah pengenalan
bahaya bencana yang mengancam wilayah tersebut. Kemudian menganalisis
dampak banjir yang akan terjadi pada wilayah tersebut Kemudian bahaya /
ancaman tersebut di buat daftar dan disusun langkah-langkah / kegiatan untuk
penangulangan banjir. Kemudian pemilihan tindakan atau kegiatan yang akan di
lakukan untuk penanggulangan banjir. Setelah itu menyusun mekanisme
penanggulangan banjir. Dalam menyusun perencanaan pemerintah Kelurahan ikut
berpartisipasi dalam memberikan informasi tentang bahaya yang akan terjadi serta
ikut serta dalam menyusun tindakan tidakan penanggulangan banjir. Rencana
yang sudah tersusun akan di koordinasikan ke pemerintah Kecamatan kemudian
Kecamatan mengkoordinasikan perencanaan yang tersusun tersebut ke pemerintah
Perencanaan Tujuan Dan Pengenalan Bahaya
Perumusan Tindakan Penanggulangan Banjir
Analisis Kemungkinan Dampak Banjir
Pemilihan Tindakan Penanggulangan Banjir
Mekanisme Penanggulangan Banjir
Alokasi Tugas Dan Peran Instansi
39
Kelurahan Paccerakkang. Disini lah Peran pemerintah Kelurahan untuk
menjalankan tugas yang telah di rencanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah
Daerah dalam Penanggulangan Banjir
a. Perencanaan Tujuan Dan Pengenalan Bahaya
Tujuan yang ingin di capai ditentukan pada proses perencanaan tujuan yang
berfungsi untuk apa kegiatan ini dilakukan. Dalam menentukan suatu tujuan harus
jelas apa tujuan atau target yang ingin dicapai. Dalam hal ini pada umum nya
penanggulangan banjir bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada
masyarakat dalam bencana banjir tersebut. Kemudian membangun partisipasi dan
kemitraan publik serta swasta, didalam masyarakat bertujuan mendorong
semangat gotong royong dan menciptakan perdamaian dalam masyarakat.
Pengenalan bahaya dilakukan dengan melihat potensi yang akan terjadi pada
wilayah tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Staff Pencegahan BPBD
yaitu sebagai berikut :
“Tujuan penanggulangan banjir tentunya agar dapat mencegah atau
minimalisir terjadinya banjir. Dilihat dari potensi bencana yang ada di
kelurahan paccerakkang, Paccerakkang merupakan wilayah yang berada
didataran rendah dan terletak di pinggir sungai, jadi kelurahan tersebut bisa
terjadi banjir atau tergenangnya air. Bisa juga dilihat dari aspek
pembangunannya yang semakin pesat dan padat yang bisa mengakibatkan
wilayah resapan air berkurang. Jadi ini yang dimaksud pengenalan bahaya.
(Hasil Wawancara AK, 20 November 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
penanggulangan banjir adalah mencegah dan minimalisir terjadinya banjir.
kelurahan Paccerakkang mempunyai lokasi yang datarannya rendah yang terletak
40
tidak jauh dari sungai yang ada sehingga potensi kelurahan paccerakkang ini
cukup tinggi untuk terjadinya banjir atau genangan air yang ada. Selain itu
kelurahan Paccerakkang juga semakin pesat dan padat dalam pembangunan
sehingga mengurangi resapan air yang ada yang mengakibatkan banjir yang bisa
datang kapan saja.
Banyaknya bangunan bangunan yang didirikan diatas timbunan danau yang
menjadi penampungan air juga menyebabkan terjadinya banjir. Semakin banyak
bangunan maka semakin berkurang pula daya resapan air. Maka inilah pengenalan
bahaya yang akan terjadi di daerah kelurahan Paccerakkang kota Makassar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Lurah Paccerakkang Kota
Makassar :
“Ya, Bagaimana supaya tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut,
karena harta benda memang penting tetapi jiwa lebih penting lagi dari pada
harta, jadi tujuannya untuk mengantisipasi korban jiwa, kemudian supaya
tidak terjadi banjir yang lebih dalam parah lagi dan untuk ketentraman
masyarakat, serta harus dilakukan kerja bakti rutin. Dalam penanggulangan
kita juga harus mengenal bahaya yang akan datang sehingga kita bisa berhati
hati dan mencegah bahaya tersebut (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober
2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa perencanaan tujuan
dari kelurahan yaitu supaya tidak ada korban jiwa dalam banjir tersebut yang
artinya kelurahan melindungi masyarakat dalam bencana banjir yang menimpa
masyarakatnya. Selain itu membangun semangat gotong royong warga dalam
penanggulangan banjir serta membangun ketentraman kepada masyarakat agar
merasa aman dan nyaman. Selain itu juga dalam pengenalan bahaya banjir yang
akan datang, haruslah mengetahui lokasi mana saja yang membahayakan bagi
41
masyarakat sehingga cepat untuk di cegah atau masyarakat bisa berhati hati dalam
bahaya tersebut.
Hasil wawancara lainnya di ungkapkan oleh Kabid. Pencegahan dan
Kesiapsiagaan BPBD sebagai berikut :
“Potensi terjadinya ancaman bencana banjir saat Ini disebabkan keadaan badan
sungai rusak, kerusakan daerah tangkapan air, pelanggaran tata-ruang wilayah,
pelanggaran hukum meningkat, perencanaan pembangunan kurang terpadu, dan
disiplin masyarakat yang rendah. Dan yang kami lihat pada kelurahan
paccerakkang potensi nya adalah berada didataran renda, pelanggaran tata ruang
wilayah dan kurangnya kesadaran masyarakat. Dalam mengenali bahaya banjir
perlu diketahui lokasi lokasi mana saja yang berada di wilayah Paccerakkang
yang berpotensi banjir yang bisa membahayakan. (Hasil Wawancara AZ, 20
November 2015 )”.
Dari wawancara tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa yang perlu di
tekankan dalam mengenali bahaya banjir yaitu potensi yang terjadi pada wilayah
paccerakkang. Potensi yang dimaksud adalah potensi bencana yang akan terjadi.
Dari wawancara tersebut menyebutkan bahwa disebabkan oleh wilayah yang
rendah sehingga memicu terjadinya banjir dikelurahan Paccerakkang Kota
Makassar. Selain itu pelanggaran tata ruang wilayah juga mengakibatkan
terjadinya banjir karena daya resapan air berkurang.
Selain yang disebutkan diatas bahwa kedisiplinan masyarakat juga sangat
berpengaruh yang bisa mengakibatkan terjadinya banjir jika masyarakat
membuang sampah sembrang tempat dan merusak lingkungan.
b. Analisis Kemungkinan Dampak Banjir.
Setelah melakukan pengenalan bahaya banjir selanjutnya dilakukanlah
analisis kemungkinan dampak banjir. Mencari dan merusmuskan dampak banjir
yang akan terjadi di wilayah tersebut. Dampak yang ditimbulkan bisa
42
dikategorikan jadi dua jenis yaitu dampak positif dan dampak negatifnya yang
dimana masing masing dampak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap
pengaruh lingkungan dan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah di kemukakan oleh informan
Kabid. Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BPBD Makassar ialah :
“dampak yang ditimbulkan bemacam macam yaitu dampak terhadap
lingkungan masyarakat yang dimana masyarakat memiliki rasa takut
terhdap bencana tersebut diwilayahnya. Tetapi bisa juga berdampak positif
misalnya masyarakat saling bahu membahu untuk menanggulangi banjir
tersebut (Hasil Wawancara AK, 20 November 2015)”.
Dari hasil wawancara yang telah di simak diatas bahwa analisis dampak
banjir terbagi menjadi dua yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak
positif dari banjir tersebut yaitu masyarakat semakin erat dalam silaturahmi dan
saling bantu membantu dalam kesulitan yang mereka hadapi. Dampak negative
yang di timbulkan yaitu masyarakat sering memiliki rasa was was atau rasa takut
dalam diri sehingga membuat masyarakat resah akan adanya banjir yang akan
datang.
Hasil wawancara dari informan yang lainnya adalah Lurah Paccerakkang
sebagai berikut:
“dampak yang kita rasakan disini adalah banjir bisa merusak sarana dan
prasarana, memutuskan jalan atau jalur transportasi, mengganggu aktivitas
sehari hari yang dimana masyarakat tidak dapat beraktifitas secara normal
dan anak anak yang ingin kesekolah harus melewati banjir dulu sebelum
sampai kesekolah. Banjir juga dapat mencemari lingkungan. Dampak
positif banjir mungkin salah satunya saling membantu sesama masyarakat.
(Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.
Dari hasil wawancara dari informan yang telah ditentukan dapat
disimpulkan bahwa dampak yang dirasakan oleh warga kelurahan paccerakkang
43
yaitu rusaknya sarana dan prasarana misalnya merusak rumah warga, jalanan,
jembatan dan lain lain. Selain itu banjir juga dapat mengganggu aktifitas
masyarakat seperti sekolah yang terganggu, kerja yang terganggu, bahkan bisa
menghentikan semua aktifitas untuk sementara waktu. Dampak lain nya dapat
mengganggu jalannya jalur transportasi seperti motor, mobil dan truk bahkan
tidak bisa melewati jalur tersebut karena genangan air yang cukup tinggi. Selain
itu banjir pun dapat mencemari lingkungan masyarakat yang dimana banjir
membawa sampah, kotoran dan limbah lainnya yang dapat mencemari halaman
rumah bahkan sumber air yang ada.
Dari beberapa wawancara informan dapat kita ketahui bahwa dampak
banjir bermacam macam, dampak positif kemungkinannya sedikit sedangkan
kemungkinan dampak negative cukup banyak dan cukup memprihatinkan bagi
masyarakat dan wilayah Paccerakkang.
c. Perumusan Tindakan Penanggulangan Banjir
Dalam merumuskan tindakan penanggulangan banjir diperlukan berbagai
macam pemikiran dalam menyelesaikan penanggulangan banjir tersebut.
Perumusan tindakan dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai
macam tindakan tindakan dalam penanggulangan banjir, mulai dari sebelum
terjadinya banjir saat terjadinya banjir dan pasca banjir setelah terjadinya banjir.
Semua yang harus dilakukan dalam penanggulangan banjir dikumpulkan menjadi
satu.
Berdasarkan hasil wawancara dari informan penelitian Kabid. Pencegahan
Dan Kesiapsiagaan BPBD Makassar adalah sebagai berikut :
44
“dalam melakukan tindakan atau mengumpulkan tindakan kami
mengadakan rapat bersama, mengundang pihak kecamatan kelurahan dan
masyarakat dalam mencari solusi tindakan tindakan yang akan dilakukan
dalam penanggulangan banjir. Apakah kita hanya bisa diam saja tanpa
melakukan tindakan sedikit-pun dan membiarkan kondisi menjadi tidak
sehat karena bencana banjir. Pastinya tidak kami akan melakukan upaya
upaya dalam penanggulangan banjir tersebut. (Hasil Wawancara AK, 20
November 2015)”.
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita simpulkan bahwa dalam
melakukan tindakan perlu diakan rapat dengan mengundang berbagai pihak untuk
mengeluarkan pendapat mereka masing masing dalam merumuskan tindakan
tindakan yang akan dipilih untuk penanggulangan banjir. Dalam menghadapi
bencana ini kita tidak bisa diam saja tanpa menyusun tindakan tindakan apapun
karena banjir akan datang dan merusak semua yang ada.
Dalam merumuskan tindakan haruslah universal yang menyangkut semua
pihak agar tindakan yang dilakukan semakin banyak dan baik. Setidaknya
mengeluarkan pendapatnya tentang tindakan yang akan dilakukan dalam
penanggulangan banjir.
Hasil wawancara lebih rinci di ungkapkan oleh lurah Paccerakkang adalah
sebagai berikut :
“Tindakan tindakan yang kami rumuskan ialah Membuat fungsi sungai dan
selokan dapat bekerja dengan baik, melakukan penanaman tanaman atau
pohon yang dapat menyerap air, berhenti membangun ditepi sungai, hindari
penebangan pohon dan hutan, melakukan kerja bakti bersama, melakukan
pembuangan sampah secara teratur sesuai prosedur, dan masih banyak lagi
(Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara lurah Paccerakkang bahwa Alternatif
tindakan yang dirumuskan adalah membuat fungsi sungai dan selokan. Sungai dan
45
selokan adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari dengan sampah
atau menjadi tempat pembuangan sampah yang akhirnya menyebabkan sungai dan
selokan menjadi tersumbat. Kemudian tindakan berikutnya melakukan penanaman
pohon atau tanaman yang bisa membuat resapan air menjadi cepat. Berhenti
membangun di tepi sungai maksudnya ialah tidak melakukan pembangunan
dipinggir sungai yang bisa mengurangi daya resapan air. Serta tidak menebang
pohon yang digunakan sebagai resapan air.
Dari beberapa hasil wawancara tersebut jelas diketahui bahwa dalam
merumuskan tindakan tindakan penanggulangan banjir diperlukan pemikiran dari
berbagai pihak sehingga bisa memperbanyak tindakan tindakan yang baik dan
efektif dalam penanggulangan banjir.
d. Pemilihan Tindakan Penanggulangan Banjir
Setelah dilakukan perumusan tindakan penanggulangan banjir langkah
selanjutnya adalah pemilihan tindakan atau penentuan tindakan yang telah
dirumuskan sebelumnya. Tindakan yang mana dibuat sedemikan rupa yang dipilih
untuk penanggulangan banjir tersebut. Pilihan tindakan yang dimaksud di sini
adalah berbagai upaya penanggulangan yang akan dilakukan berdasarkan
perkiraan ancaman bahaya yang akan terjadi dan kemungkinan dampak yang
ditimbulkan. Tindakan yang akan dilakukan terbagi menjadi beberapa tahap yaitu
Pencegahan, Kesiapsiagaan, Tanggap Darurat dan pemulihan.
Berdasarkan hasil wawancara dari informan penelitian Kabid. Pencegahan
Dan Kesiapsiagaan BPBD Makassar sebagai berikut :
“tindakan yang dilakukan pemerintah seperti pembuatan dan penempatan
tanda-tanda peringatan, bahaya, larangan memasuki daerah rawan bencana
46
dan sebagainya sehingga masyarakat dapat berhati hati melewati daerah
tersebut. Kemudian pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan
tentang penataan ruang, ijin mendirikan bangunan (IMB), kemudian
pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsure pendukungnya.
pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan
sumber daya, perbaikan sarana dan prasarana umum (Hasil Wawancara
AK, 20 November 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa tindakan yang dilakukan dalam
penanggulangan banjir mulai tahap pencegahan dengan cara melakukan tindakan
pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, bahaya, larangan memasuki
daerah rawan bencana. Hal ini dilakukan agar masyarakat dan pengguna jalan bisa
mengetahui dan lebih berhati hati dalam melewati daerah tersebut. Kemudian
tindakan selanjutnya pengawasan terhadap bangunan bangunan yang harus sesuai
dengan tata ruang wilayah, hal ini untuk mencegah adanya bangunan liar yang
membuat daya resapan air berkurang yang mengakibatkan banjir.
Tindakan selanjutnya ialah pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan
segenap unsur pendukungnya, hal ini masuk dalam kategori kesiapsiagaan dalam
penanggulangan banjir. Tindakan selanjutnya dalam tanggap darurat yaitu
pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan
sumber daya dan terakhir adalah tindakan pemulihan atau pasca terjadinya banjir
yaitu perbaikan sarana dan prasarana umum yang rusak disebabkan oleh banjir
yang melanda daerah tersebut.
Hasil wawancara lain di ungkapkan oleh informan staff Pencegahan
bencana BPBD Makassar sebagai berikut :
“untuk pencegahan kami memilih tindakan melakukan pelatihan dasar
kebencanaan bagi aparat dan masyarakat, kemudian pada saat
kesiapsiagaan tindakan yang dilakukan ialah pelatihan siaga / simulasi /
gladi / teknis bagi setiap sector Penanggulangan bencana (SAR, sosial,
47
kesehatan, prasarana dan pekerjaan umum), untuk tanggap darurat biasanya
kami melakukan tindakan penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana, dan pemulihan tindakan yang baik adalah perbaikan lingkungan
daerah bencana (Hasil Wawancara AZ, 20 November 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara dari informan diatas dapat ditarik simpulan
bahwa dalam memilih tindakan penanggulangan bencana dipilih secara baik dan
bijak. Tindakan pencegahan yang dilakukan adalah pelatihan dasar kebencanaan
aparat dan masyarakat bertujuan agar aparat dan masyarakat lebih mengetahui dan
memahami tata cara penanggulangan bencana dengan baik khusus nya banjir.
Kemudian tindakan yang dilakukan pada saat kesiapsiagaan melakukan pelatihan
siaga terhadap SAR , masyarakat,kesehatan dan pekerja umum.
Tindakan dalam melakukan tanggap darurat yaitu melakukan penyelamatan
terhadap korban banjir dan evakuasi ketempat yang lebih aman dari banjir.
Kemudian tindakan selanjutnya yaitu perbaikan lingkungan daerah yang terkena
bencana banjir dengan bergotong royong untuk memperbaiki kerusakan yang
diakibatkan oleh banjir.
Hasil Wawancara informan penelitian oleh Lurah Paccerakkang adalah
sebagai berikut :
“Tindakan yang kami lakukan disini dalam mencegah banjir adalah
mengadakan penyuluhan tentang penanggulangan bencana, mengadakan
kerja bakti bersama, kemudian menyiapkan sumber daya seperti personil
dan sarana prasarana, memenuhi kebutuhan masyarakat atau memberikan
bantuan berupa sembako kepada masyarakat yang terkena banjir dan
pemulihan dan pembersihan bekas sisa banjir dirumah rumah masyarakat
dan jalan (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara dari lurah paccerakkang yang mengatakan
bahwa pencegahan yang dilakukan oleh kelurahan ialah mengadakan penyuluhan
agar masyarakat dan aparat bisa lebih memahami prosedur penanggulangan
48
banjir, mengadakan kerja bakti bersama guna untuk mencegah tergenangnya air
terutama pada selokan dan membersihkan drainase yang ada diselokan.
Pada saat bencana banjir melanda tindakan yang dilakukan adalah
mengevakuasi warga yang terkena banjir agar menghindari korban jiwa.
Memberikan bantuan sumbangan berupa makanan atau kebutuhan pokok kepada
korbaan banjir agar bisa bertahan hidup. Selanjutnya setelah terjadinya banjir
maka aparat dan masyarakat bekerja sama untuk membersihkan kotoran atau
lumpur sisa banjir yang telah merusak. Serta memperbaiki fasilitas umum yang
telah dirusak oleh bencana banjir.
Dari beberapa hasil wawancara tersebut dapat kita susun bahwa pilihan
tindakan yang dilakukan dalam penanggulangan banjir dikelurahan Paccerakkang
dapat dilihat dari beberapa tahap yang pertama adalah tahap Pencegahan yaitu
1) Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, bahaya, larangan
memasuki daerah rawan bencana dsb.
2) Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan tentang penataan ruang,
ijin mendirikan bangunan (IMB), dan peraturan lain yang berkaitan dengan
pencegahan bencana.
3) Pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat.
4) Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat.
5) Melakukan kerja bakti secara rutin
Kemudian pada tahap kesiapsiagaan tindakan yang dipilih adalah sebagai berikut :
1) Pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukungnya.
49
2) Pelatihan siaga / simulasi / gladi / teknis bagi setiap sector Penanggulangan
bencana (SAR, sosial, kesehatan, prasarana dan pekerjaan umum).
3) Penyediaan sumber daya.
Pada tahap tanggap darurat pemilihan tindakan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1) pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan
sumber daya.
2) penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana banjir ke lokasi yang
lebih aman.
3) pemenuhan kebutuhan dasar atau memberikan bantuan kepada korban banjir.
Kemudian Tindakan pada tahap terakhir yaitu tahap pemulihan atau pasca
bencana banjir adalah sebagai berikut:
1) Perbaikan daerah bencana banjir
2) Perbaikan sarana dan prasarana umum
3) Melakukan kerja bakti bersama untuk membersihkan sisa sisa banjir
4) Dan memberikan motivasi kepada masyarakat.
Dengan demikian tindakan yang dilakukan dalam penanggulangan banjir di
kelurahan Paccerakkang tersusun dengan baik sehingga penanggulangan banjir
dapat di laksanakan dengan baik pula.
e. Mekanisme Penanggulangan Banjir.
Setelah melakukan pilihan tindakan maka langkah selanjutnya adalah
mekanisme penanggulangan banjir. Mekanisme adalah sebuah proses pelaksanaan
oleh seseorang / beberapa orang dengan menggunakan tatanan dan aturan serta
adanaya alur komunikasi dan pembagian tugas sesuai profesionalitas. Dengan
50
adanya mekanisme tersebut maka penanggulangan banjir dapat di laksanakan
sesuai prosedur dan rencana yang telah disusun.
Hasil wawancara informan Kabid. Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BPBD
Makassar sebagai berikut :
“mekanisme penanggulangan bencana itu ada tiga, pertama pra bencana ,
saat tanggap darurat, dan pasca bencana. Pada pra bencana fungsi BPBD
bersifat koordinasi dan pelaksana, Pada saat Darurat bersifat koordinasi,
komando dan pelaksana. Pada pasca bencana bersifat koordinasi dan
pelaksana. Kordinasi yang dimaksud itu masyarakat ,kecamatan dan
kelurahan paccerakkang.(Hasil Wawancara AK, 20 November 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara dari informan kepala Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Makassar dapat kita simpulkan bahwa mekanisme
penanggulangan bencana ada tiga tahap. Yaitu pra bencana, tanggap darurat dan
pasca bencana. Setiap tahap tersebut Bedan Penanggulangan Bencana Daerah
mempunyai peran dan fungsi yang berbeda. Pada pra bencana Badan
Penanggulangan Bencana Daerah berfungsi sebagai kordinasi dan juga pelaksana
yang dimana dalam proses perencanaan BPBD kordinasi dengan kelurahan dan
kecamatan serta masyarakat.
Kemudian pada tanggap darurat BPBD berfungsi sebagai kordinasi
komando dan pelaksana. Selain berkordinasi BPBD juga memberikan komando
kepada kecamatan dan kelarahan serta masyarakat dalam mengatasi banjir yang
terjadi. Kemudian pada pasca bencana peran BPBD adalah kordinasi dan
pelaksana.
Hasil wawancara yang lain kemukakan oleh lurah paccerakkang kota
Makassar sebagai berikut :
51
“mekanisme nya yaitu perencanaan penanggulangan banjir, pencegahan,
pendidikan dan pelatihan / penyuluhan banjir, kesiapsiagaan, peringatan
dini, Mitigasi bencana, pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi,
kerusakan, dan sumber daya, penentuan status keadaan darurat bencana,
penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan dan pemulihan dengan segera prasarana dan
sarana vital, rehabilitasi dan rekonstruksi (Hasil Wawancara EP, 20
Oktober 2015)”.
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita simpulkan bahwa mekanisme
penanggulangan banjir terdapat 3 tahapan yaitu pra bencana, tanggap darurat, dan
pasca bencana. Pada tahap pra bencana terdapat 2 keadaan yaitu pertama, dalam
situasi tidak terjadi bencana meliputi perencanaan penanggulangan banjir dan
pencegahan serta pelatihan dan penyuluhan banjir. Yang kedua dalam situasi
terdapat potensi banjir yang meliputi kesiapsiagaan, peringatan dini dan mitigasi
bencana.
Kemudian pada tahap tanggap darurat yaitu pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya, penyelamatan dan evakuasi
masyarakat yang rumahnya terendam banjir, serta memenuhi kebutuhan pokok
para korban banjir. Pada tahap pasca bencana yaitu rehabilitasi dan konstruksi.
Dengan demikian mekanisme penanggulangan banjir tersusun dengan
secara baik dan terstruktur. Mekanisme tersebut terbagi dalam 3 tahapan, Pada pra
bencana maka fungsi BPBD bersifat koordinasi dan pelaksana, Pada saat Darurat
bersifat koordinasi, komando dan pelaksana, Pada pasca bencana bersifat
koordinasi dan pelaksana.
f. Alokasi Tugas Dan Peran Instansi
Setelah perencanaan tersusun dan mekanisme berjalan dengan baik serta
tersusun dengan sangat baik, maka langkah selanjutnya ialah alokasi tugas dan
52
peran kelurahan Paccerakkang dalam penanggulangan banjir. Pada tahap ini
kelurahan paccerakkang melaksanakan apa yang telah ditetapkan oleh Badan
Penanggulangan Bencana Daerah. Dalam pelaksanaan ini kelurahan Paccerakkang
langsung melaksanakan tugas yang diberikan.
Hasil Wawancara Informan Kabid. Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BPBD
Makassar sebagai berikut :
“Kelurahan paccerakkang juga ikut berperan dalam proses perencanaan
penanggulangan banjir, ikut serta dalam rapat perencanaan penanggulangan
banjir. Pihak kelurahan juga berkordinasi dengan BPBD tentang
perkembangan yang terjadi diwilayah paccerakkang tersebut. Setelah kami
membuat perencanaan. Maka kami kordinasikan dengan kelurahan
paccerakkang untuk dijalankan sesuai prosedur yang sudah ditentukan
(Hasil Wawancara AK, 20 November 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut disimpulkan bahwa dalam proses
penanggulangan banjir, kelurahan Paccerakkang juga ikut berperan dan
bertanggung jawab dalam penanggulangan banjir tersebut. Kelurahan
paccerakkang melaporkan kejadian bencana diwilayahnya kepada Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Makassar, Kemudian ikut serta dalam
penyusunan perencanaan Penanggulangan banjir. Setelah perencanaan diputuskan
dan disusun dengan baik, maka selanjutnya BPBD kordinasikan kepada kelurahan
paccerakkang untuk melaksanakan tugasnya.
Dalam melaksanakan tugas dan peran nya, kelurahan Paccerakkang
memiliki suatu pedoman langkah langkah atau tindakan tindakan yang diberikan
oleh BPBD dan akan dilaksanakan oleh kelurahan dalam penanggulangan bencana
tersebut khusus nya banjir di kelurahan Paccerakkang. Sehingga pemerintah
53
kelurahan dapat menjalankan tindakan tersebut dengan dibantu oleh BPBD dan
menjalankan sesuai prosedur yang telah direncanakan sebelumnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Lurah Paccerakkang Kota
Makassar :
“Dari BPBD Makassar dilakukan pelatihan tentang bagaimana SOP
Penanggulangan Banjir terhadap pegawai , Kemudian disampaikan kepada
masyarakat, memberikan pendidikan mengenai cara penanggulangan banjir,
membuat posko banjir untuk antisipasi banjir, kemudian membersihkan
sedimen drainase yang ada di saluran air, akan dilakukan kerja bakti secara
rutin tiap seminggu 1 kali pegawai dan masyarakat bekerja sama dalam
membersihkan sampah di saluran air (Hasil Wawancara,EP, 20 Oktober
2015)”.
Berdasarkan hasil Wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa rencana
kerja ditentukan oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) yang
kemudian di amanatkan oleh instansi pemerintahan yang dilakukan oleh kelurahan
paccerakkang untuk menjalankan SOP atau standar Operasional Presedur. Setelah
kelurahan diberikan tugas maka yang dilakukan ialah dengan cara memberikan
pemahaman kepada masyakat tentang penanggulangan banjir agar masyarakat
lebih sadar dan paham tentang bencana banjir. Kemudian dari paparan di atas
bahwa selalu di adakan kerja bakti atau membersihkan saluran air agar
memperlancar jalannya air. Sosialisasi kepada masyarakat juga sangat penting
agar kesadaran masyarakat lebih dalam lagi mengenai banjir, seperti tidak
membuang sampah sembarangan, serta memberikan himbauan kepada masyarakat
agar memperhatikan kebersihan pekarangan nya masing masing.
2. Pengorganisasian
54
Pengorganisasian adalah suatu aktifitas pengaturan dalam sumber daya
manusia dan sumber daya fisik lainnya. Organisasi juga merupakan
pengelompokan semua orang, alat , tugas tanggung jawab dan wewenang yang
dimiliki sedemikian rupa sehingga memunculkan kesatuan yang bisa digerakkan
untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini pemerintah berperan penting untuk
menentukan tugas apa yang harus di kerjakan, siapa personil yang
menjalankannya, bagaimana tugasnya, dan siapa yang harus bertanggung jawab
dalam tugas tersebut.
Pengorganisasian Manajemen Penanggulangan Banjir dapat dilihat dari
penetapan struktur, pembagian tugas, partisipasi masyarakat, peran pemerintah
dan pemerintah daerah, dan peran lembaga usaha.
a. Penetapan struktur
Penetapan struktur dilakukan dengan cara mencari, menyeleksi atau
merekrut pegawai yang mampu menyelesaikan penanggulangan banjir yang ada di
paccerakkang. Setelah melakukan perekrutan maka dilakukan pelatihan dan
pengembangan kepada pegawai yang terpilih dalam mencapai tujuan organisasi
tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Lurah Paccerakkang Kota
Makassar :
“penetapan struktur disini dipilih oleh pemerintah kota yang ditugaskan
dikelurahan ini. Tetapi kalau persoalan banjir penetapan struktur dipilih
dengan musyawarah siapa yang bertugas diposko, bagian kebersihan,
kordinator lapangan / kerja bakti dan semua itu kami tidak sembarangan
dalam memilih orang terutama dalam pelaksanaan tugas penanggulangan
banjir (Hasil Wawancara,EP, 20 Oktober 2015)”.
55
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat di kemukakan bahwa pemilihan
struktur organisasi dilakukan oleh pemerintah kota, akan tetapi kelurahan juga
menugaskan beberapa sumber daya manusia di tempat tempat tertentu, misalnya
di POSKO banjir, mengangkut sampah dan menggerakkan masyarakat untuk
bekerja bakti bersama.
Selain itu penetapan struktur juga dilakukan secara musyawarah tanpa
memihak siapapun tetapi tetap yang menentukan adalah Lurah paccerakkang.
Lurah paccerakkang juga mengatakan bahwa tidak sembarang orang dipilih untuk
tugas tersebut, hal ini dapat di lihat dari kinerja petugas petugas yang telah dipilih
dalam penanggulangan banjir.
b. Pembagian tugas
Pembagian tugas mutlak harus dilakukan oleh organisasi agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam pelaksanaan pekerjaan. Setiap organisasi harus diberi tugas
sesuai latar belakang dan kemampuannya. Setiap anggota bertanggung jawab
dalam setiap pelaksanaan tugasnya. Pembagian tugas berfungsi agar tidak ada
anggota organisasi yang melakukan semua pekerjaan dengan sendiri. Organisasi
yang baik adalah organisasi yang membagi tugas sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki setiap anggota organisasi.
Pembagian tugas yang jelas akan memberikan tanggung jawab pada setiap
anggota organisasi , dalam melaksanakan tugas akan terjalin kerjasama, akan
dapat digunakan dalam mengembangkan organisasi kearah yang lebih baik dimasa
yang akan datang.
Hasil Wawancara dengan informan Lurah Paccerakkang kota Makassar:
56
“Ya kalau pembagian tugasnya pastilah sesuai dengan kemampuan dan
keahlian yang dimiliki oleh petugas tersebut. Dan penempatannya juga
harus sesuai dengan tugas yang diberikan. Karena kalau salah memberikan
tugas atau tempat bisa bisa petugas tersebut kebingungan mau buat apa
karena bukan ditempatkan pada tempatnya serta sesuai tugasnya masing
masing, (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.
Dari wawancara diatas bisa di tarik kesimpulan bahwa setiap pegawai atau
petugas yang telah dipilih bersama di tempatkan pada tugasnya sesuai
kemampuan dan keahlian yang dimiliki masing masing dan ditempatkan juga
sesuai tempatnya masing masing. Karena setiap aparat atau petugas yang dipilih
mempunyai tugas dan tanggung jawab masing masing dan tidak bisa di tukar atau
diganti fungsinya atau bahkan semua berfokus pada satu tugas tersebut karena
semua hal tersebut bisa membuat struktur tidak berjalan dengan baik dan benar
bahkan tujuan tidak bisa tercapai dengan maksimal atau bahkan sama sekali tidak
bisa tercapai tujuan tersebut.
c. Partisipasi masyarakat
Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan
pembuatan keputusan tentang apa yang dilakukan, dalam pelaksanaan program
dan pengambilan keputusan untuk bekerjasama dalam organisasi atau kegiatan
khusus. Masyarakat sangat berperan penting dalam suatu tujuan yang ditetapkan
organisasi pemerintah setempat, karena masyarakat merupakan suatu yang sangat
membantu dalam hal ini.
Secara nyata peran masyarakat itu terlibat pada pra bencana, saat bencana,
dan pascabencana. Peran masyarakat pada saat pra bencana antara lain (1)
Berpartisipasi pembuatan analisis risiko bencana, (2) Melakukan penelitian terkait
kebencanaan, (3) Membuat Rencana Aksi Komunitas, (4) Aktif dalam Forum
57
Penanggulangan Rencana Banjir, (5) Melakukan upaya pencegahan banjir, (6)
Bekerjasama dengan pemerintah dalam upaya mitigasi, (7) Bekerjasama
mewujudkan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.
Peran masyarakat pada saat bencana antara lain (1) Memberikan informasi
kejadian bencana ke BPBD atau iInstansi terkait, (2) Melakukan evakuasi
mandiri, (3) Melakukan kaji cepat dampak bencana, dan (4) Berpartisipasi dalam
respon tanggap darurat sesuai bidang keahliannya.
Sementara itu peran masyarakat pada saat pascabencana adalah (1)
Berpartisipasi dalam pembuatan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi, dan (2)
Berpartisipasi dalam upaya pemulihan dan pembangunan sarana dan prasarana
umum.
Berdasarkan hasil wawancara dari informan Lurah Paccerakkang Kota
Makassar:
“ya masyarakat aktif dalam bekerja sama contohnya dalam bekerja bakti
yang diadakan tiap seminggu 1 kali dan dimana masyarakat bergotong
royong saling bahu membahu dalam mengantisipasi adanya banjir, apalagi
jika banjir terjadi pasti masyarakat saling membantu agar tidak ada korban
jiwa (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.
Dari Hasil wawancara tersebut disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat
sangat berperan penting dalam menentukan tujuan. Karena semangat gotong
royong inilah yang diperlukan setiap organisasi dan publik untuk mencapai suatu
tujuan bersama sehingga tujuan tersebut akan lebih mudah untuk dicapai dengan
baik dan efektif.
Hasil Wawancara dari informan masyarakat kelurahan paccerakkang:
58
“Masyarakat berpartisipasi jika ada pemberitahuan dari kelurahan untuk
kerja bakti dan gotong royong kadang kadang saya membantu kadang juga
tidak ikut serta(Hasil Wawancara DR, 30 September 2015)”.
Dari hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa warga siap
berpartisipasi dalam penanggulangan banjir. Jika kelurahan memberikan aba-aba
kerja bakti, warga siap membantu walaupun sebagian warga juga malas
membantu.
Begitupun Hasil Wawancara dengan Informan Masyarakat Kelurahan
paccerakkang yang lainnya :
“Kalau disini masyarakat sangat aktif dalam gotong royong dan dikerahkan
oleh masing masing ketua RT. Apalagi pada saat banjir datang pasti saling
membantu warga disini (Hasil Wawancara AH, 11 Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat
sangat antusias dalam ikut serta untuk penanggulangan banjir yang di arahkan
oleh masing masing ketua RT dan dibantu oleh masyarakat. Partisipasi
masyarakat tidak hanya dilihat pada kerja bakti tetapi juga pada saat terjadi banjir
mereka saling tolong menolong menyelamatkan diri dan tetangganya.
Hal tersebut juga dinyatakan oleh informan masyarakat yang lain:
“Disini kita saling membantu kalau banjir datang dan mulai tinggi, awalnya
kita menyelamatkan diri masing masing tetapi setelah itu kami membantu
tetangga atau yang lain yang membutuhkan (Hasil Wawancara EL, 03
Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara oleh informan tersebut mengatakan bahwa
pada saat terjadi banjir dan mulai membahayakan tentunya masyarakat
menyelamatkan dirinya masing masing dan tidak lupa pula saling membantu dan
bekerja sama membantu warga lainnya.
Tanggapan selanjutnya muncul dari informan masyarakat yang lain:
59
“Yang kulihat disini warga ikut partisipasi dalam penanggulangan banjir,
mereka kadang membantu kelurahan seperti misalnya dalam membuang
sampah saling mengingatkan agar tidak terjadi banjir yang parah (Hasil
Wawancara SW, 17 Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut disimpulkan bahwa warga ikut serta
dalam penanggulangan banjir dengan cara tidak membuang sampah di
sembarangan tempat dan saling mengingatkan antara warga yang satu dengan
yang lainnya supaya membuang sampah pada tempatnya. Hal tersebut dilakukan
supaya membantu kelurahan untuk menanggulangi banjir.
“Warga disini sebagian yang ikut dalam membantu penanggulangan banjir,
gotong royong dan saling bekerja sama, kerja bakti juga sering dilakukan
disini untuk bantu penanggulangan banjir (Hasil Wawancara KY, 18
Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat di tarik simpulan bahwa
warga ikut dalam penanggulangan banjir. Salah satu yang sering dilakukan warga
adalah dengan kerja bakti dan gotong royong untuk menanggulangi banjir yang
sering terjadi.
Partisipasi yang disebutkan disini adalah bagaimana pihak kelurahan dapat
bekerja sama dengan masyarakat sehingga masyarakat juga bisa ikut berperan
aktif dalam manajemen penanggulangan banjir. Masyarakat dalam hal ini sering
kerja bakti bersama dan juga saling mengingatkan untuk membuang sampah pada
tempatnya, bukan pada selokan selokan sehingga menyebabkan tergenangnya air
atau bahkan menyebabkan banjir dikelurahan paccerakkang.
d. Peran Pemerintah dan Pemerintah Kelurahan
Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam
penyelenggaraan Penanggulangan Banjir. Secara khusus tanggung jawab itu
60
dilaksanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat
pemerintah pusat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat
pemerintah daerah serta Pemerintah Kelurahan Paccerakkang.
Hasil wawancara informan Kabid. Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BPBD
Makassar sebagai berikut :
“Tugas utama BNPB yaitu bertanggung jawab atas penanggulangan
bencana, memberikan pedoman dan mengarahkan aparat, memberikan
informasi kepada masyarakat tentang kegiatan yang akan dilakukan,
memberikan laporan kepada presiden, mempertanggung jawabkan bantuan
sosial dan anggaran Negara untuk penanggulangan banjir (Hasil
Wawancara AK, 20 November)”.
Berdasarkan hasil wawancara mengatakan bahwa tugas BNPB antara lain
(1) Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap Penanggulangan bencana, (2)
Menetapkan standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan, (3) Menyampaikan
informasi kegiatan kepada masyarakat, (4) Melaporkan penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana kepada Presiden 1 kali per bulan dalam kondisi normal
dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana, (5) Menggunakan dan
mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan internasional, (6)
Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sementara itu hasil wawancara informan Kabid. Pencegahan Dan
Kesiapsiagaan BPBD Makassar yaitu :
“BPBD juga memiliki tanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan
penanggulangan banjir. Tugas BPBD yaitu membuat perencanaan
penanggulangan banjir, memberikan pedoman sesuai perintah daerah.
Menetapkan standarisasi penanggulangan banjir, dan memberikan
informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan yang dilaksanakan (Hasil
Wawancara AK, 20 November 2015)”.
61
Berdasarkan hasil wawancara tugas BPBD antara lain (1) Memberikan
pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan BNPB
terhadap Penanggulangan bencana, (2) Menetapkan standarisasi dan kebutuhan
penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Berdasarkan hasil wawancara informan Lurah Paccerakkang tentang peran
pemerintah kelurahan sebagai berikut:
“tugas pokok kelurahan dalam penanggulangan banjir adalah melaksanakan
tindakan tindakan yang telah di rencanakan oleh Badan Penanggulangan
Bencana Daerah atau BPBD, mengawasi masyarakat, memberikan
informasi kepada masyarakat tentang kegiatan atau penyuluhan banjir, dan
bertanggung jawab atas dana social yang diberikan oleh pemerintah untuk
korban banjir (Hasil Wawancara EP 20 Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara tugas pemerintah Kelurahan adalah
menjalankan kegiatan atau langkah langkah Perencanaan yang dibuat oleh BNPB
dan BPBD, melakukan tindakan tindakan perencanaan banjir, mengawasi kinerja
aparat dan masyarakat dalam penanggulangan banjir, dan bertanggung jawab atas
penduduk yang sedang mendapatkan bencana, serta ikut dalam pembuatan
perencanaan penanggulangan banjir.
e. Peran Lembaga Usaha / Bisnis
Peran nyata lembaga usaha / Bisnis juga sangat penting dalam
penanggulangan banjir. Keterlibatan lembaga bisnis bisa membantu dalam
penanggulangan banjir baik dari sebelym terjadinya bencana, saat terjadi nya
bencana sampai pasca bencana banjir. Pertama yang akan dibahas adalah peran
pra bencana.
Berdasarkan hasil wawancara dari informan Kabid. Pencegahan Dan
Kesiapsiagaan BPBD Makassar sebagai berikut :
62
“keterlibatan lembaga usaha memang cukup penting dalam
penanggulangan banjir, keterlibatannya antara lain, membantu
kesiapsiagaan masyarakat, melakukan upaya pencegahan, dan juga bekerja
sama dengan pemerintah membangun peringatan dini (Hasil Wawancara
AK, 20 November 2015)”.
Hasil Wawancara mengemukakan Peran lembaga usaha pada saat pra
bencana antara lain (1) Membuat kesiapsiaagaan internal lembaga usaha (business
continuity plan), (2) Membantu kesiapsiagaan masyarakat, (3) Melakukan upaya
pencegahan banjir, seperti konservasi lahan, (4) Melakukan upaya mitigasi
struktural bersama pemerintah dan masyarakat, (5) Bekerjasama dengan
pemerintah membangun sistem peringa.tan dini.
Berdasarkan hasil wawancara informan Lurah Paccerakkang kota Makassar
adalah sebagai berikut :
“adanya lembaga usaha sangat membantu masyarakat yang terkena
musibah banjir, mereka turut membantu sesuai dengan keahliannya masing
masing, memberikan bantuan peralatan evakuasi, membantu kebutuhan
dasar korban banjir, melakukan perbaikan bangunan yang rusak akibat
banjir serta terlibat dalam aksi rehabilitas dan rekontruksi penanggulangan
banjir (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita simpulkan bahwa keterlibatan
lembaga usaha pada saat bencana antara lain (1) Melakukan respon tanggap
darurat di bidang keahliannya, (2) Membantu mengerahkan relawan dan kapasitas
yang dimilikinya, (3) Memberikan dukungan logistik dan peralatan evakuasi, dan
(4) Membantu upaya pemenuhan kebutuhan dasar korban banjir.
Sedangkan peran lembaga usaha pada saat pascabencana antara lain (1)
Terlibat dalam pembuatan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi, (2)
Membantu pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai dengan kapasitasnya,
dan (3) Membangun sistem jaringan pengamanan ekonomi.
63
3. Pengarahan
Pengarahan merupakan fungsi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
kinerja dengan optimal dan menciptakan suasana lingkungan kerja yang dinamis,
sehat dan yang lainnya. Dalam hal ini bagaimana cara memotivasi pekerja dan
memberikan tugas sesuai dengan kemampuannya masing masing. Serta
penempatannya harus sesuai dengan kemampuannya. Pengarahan yang dilakukan
oleh kelurahan kepada pegawai, petugas dan masyarakatnya dalam
penanggulangan banjir dapat dilihat dari indikator: pemberian perintah, pemberian
petunjuk, dan memberikan motivasi .
a. Pemberian perintah
Perintah adalah suatu instruksi resmi dari seorang atasan kepada bawahan
untuk mengerjakan atau untuk tidak melakukan sesuatu,guna merealisasi tujuan
suatu organisasi. Adapun batasan yang digunakan ,ada empat unsur suatu perintah
yaitu Instruksi resmi, dari atasan kepada bawahan, mengerjakan atau tidak
mengerjakan, dan merealisasi tujuan organisasi.
Unsur diatas tersebut menyatu,apabila salah satu unsur tidak terpenuhi
maka itu bukanlah dikatakan sebagai perintah. Suatu perintah adalah instruksi
resmi ,baik berbentuk lisan maupun tulisan. Perintah dikatakan resmi apabila yang
mengeluarkan perintah itu adalah orang yang mempunyai wewenang untuk
melakukan itu. Yang dimaksud dengan mempunyai wewenang ialah bahwa
bilamana bawahan tidak melaksanakannya, maka orang yang mengeluarkan
perintah itu dapat melakukan tindak sanksi. Sanksi disini memiliki pengertian
sebagai akibat dari sebuah kesalahan yang dilakukan oleh bawahan.
64
Berdasarkan hasil wawancara dari informan pegawai kelurahan
paccerakkang:
“ya dia tetap memberikan perintah kepada saya tetapi dengan tegas dan
ramah kepada bawahannya. Perintahnya itu ya palingan harus keliling
keperumahan perumahan warga untuk memungut sampah dan saya
palingan disuruh mengarahkan warga untuk membuang sampah
dipembuangan sampah yang telah disediakan oleh pemerintah (Hasil
Wawancara, JM, 20 Oktober 2015)”.
Berdasarkan wawancara tersebut dikatakan bahwa dalam memberikan
tugas dan perintah kepada masyarakat atau pegawainya tidak dengan marah
marah, tetap tegas tetapi ramah dalam menyampaikan perintah atau memerintah
pegawai dan masyarakatnya, serta dalam memerintah masyarakat bukan dengan
perintah seperti biasanya tetapi mengajak masyarakat untuk sama sama
melaksanakan perintah yang diberikan.
Berdasarkan hasil wawancara dari masyarakat kelurahan paccerakkang
kota Makassar:
“dalam memberikan perintah kelurahan selalu menjelaskan dengan tegas
dan dengan memberikan perintah secara lembut dan baik. agar di
perhatikan masalah sampah yang ada disekitar rumah masing masing
masyarakat, buang sampah pada tempatnya dan jangan membuat selokan
menjadi mampet atau tersumbat (Hasil Wawancara, AH, 11 oktober
2015)”.
Dari jawaban yang di nyatakan oleh AH bahwa kelurahan telah
memberikan perintah kepada masyarakat dengan baik dan benar dengan
menyampaikan agar sampahnya selalu di perhatikan agar tidak terjadi genangan
genangan yang menimbulkan banjir di daerah tersebut. Dalam memberikan
perintah Lurah juga mempunyai ketegasan tetapi tidak menakut nakuti
65
masyarakat, tegas dalam artian disini adalah tegas dalam yang dimana sikap Lurah
tidak memaksa dan tidak menyakiti siapapun.
Berdasarkan hasil wawancara oleh informan masyarakat kelurahan
paccerakkang:
“masyarakat diberikan perintah untuk membuang sampah pada tempatnya
agar tidak banjir dan masyarakat juga harus menjaga lingkungannya (Hasil
Wawancara DR, 30 September 2015)”.
Dari hasil wawancara tersebut dapat di lihat bahwa dalam memberikan
perintah kepada masyarakat kelurahan selalu memerintahkan untuk membuang
sampah pada tempatnya dan menjaga lingkungan agar tidak terjadi banjir.
Hal serupa juga dikatakan oleh masyarakat paccerakkang yang lainnya :
“Kita disuruh untuk tidak buang sampah dan disuruh agar memperhatikan
lingkungan terutama saluran air (Hasil Wawancara EL, 03 Oktober 2015)”.
Dari hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa diperintahkan untuk
buang sampah ditempat yang sudah ditentukan serta diperintahkan agar
memperhatikan saluran saluran air agar sampah sampah tidak ada didalam saluran
tersebut.
Hasil Wawancara Berikutnya disampaikan oleh masyarakat kelurahan
paccerakkang:
“Lurah selalu memberikan perintahnya dengan baik kepada pegawainya
dan juga masyarakat, perintah untuk jangan buang sampah disembarang
tempat, perintah mengungsi jika air mulai tinggi dan lain lain (Hasil
Wawancara SW, 17 Oktober 2015)”.
Hasil wawancara tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa lurah dalam
memerintah atau memberikan perintah kepada masyarakat dan pegawainya
dengan baik dan mudah dimengerti. Memberikan perintah berupa larangan untuk
66
tidak membuang sampah disembrang tempat dan mengungsi jika banjir mulai
tinggi.
Hasil wawancara terakhir disampaikan juga oleh warga lainnya yang
tinggal di paccerakkang:
“saya melihat lurah memberi perintah kepada bawahannya itu tegas dan
baik, begitupun kepada masyarakat. Kita disuruh kerja bakti setiap minggu
dan membersihkan saluran sekitar rumah kita masing masing (Hasil
Wawancara KY, 18 Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa dalam pemberian
perintah, Lurah paccerakkang selalu tegas dan baik dalam memberikan peintah
kepada bawahannya, begitupun juga kepada masyarakatnya. Perintah yang di
keluarkan kepada masyarakat berupa kerja bakti tiap minggu.
Dari beberapa jawaban wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Lurah
dalam memberikan perintah sifatnya tegas dan baik kepada pegawainya dan juga
masyarakat. Perintah yang sering di sampaikan kepada masyarakat yaitu
membuang sampah pada tempatnya dan juga melakukan kerja bakti yang
diadakan setiap minggu untuk mengantisipasi banjir yang akan datang.
b. Memberikan petunjuk
Berdasarkan hasil wawancara dari informan pegawai di kelurahan
paccerakkang:
“Ibu Lurah dalam memberi petunjuk dia selalu memberikan penjelasan
tentang apa yang harus dilakukan. Kalau dia kasi tugas dia juga selalu
menjelaskan baik baik agar pegawai paham dengan tugasnya, kalau perlu
lurah memberikan contoh terlebih dahulu (Hasil Wawancara JM, 20
Oktober 205)”.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat ditanggapi bahwa dalam pemberian
tugas diperlukan petunjuk terlebih dahulu agar pegawai yang diberikan tugas tidak
67
salah dalam bekerja. Menjelaskan dengan baik dan mudah dimengerti bahkan
memberikan contoh terlebih dahulu untuk melakukan tugas yang diberikan.
Hasil wawancara Informan Masyarakat Kelurahan Paccerakkang Kota
Makassar:
“Kita sebagai masyarakat hanya nurut dan mengikuti petunjuk yang
diberikan oleh kelurahan, misalnya memungut sampah dan membuangnya
pada tempat yang sudah disediakan oleh kelurahan serta jika terjadi banjir
harus mengungsi ketempat yang lebih aman (Hasil Wawancara AH, 11
Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa warga hanya
menurut dan mengikuti semua petunjuk dari Lurah Paccerakkang dan dalam
memberikan petunjuk kepada masyarakat yang terkena banjir yaitu memberikan
petunjuk agar masyarakat mengungsi ke tempat yang aman jika banjir akan datang
agar tidak terjadi korban.
Hal tersebut sama yang dikatakan dengan masyarakat lainnya:
“Palingan kelurahan memeberikan petunjuk tentang cara membuang
sampah dan menanggulangi banjir atau antisipasi banjir yang akan datang
jadi kita ikutin saja karena demi kebaikan kita semua agar tidak terjadi
korban jiwa (Hasil Wawancara DR, 30 September 2015)”.
Berdasarkan wawancara tersebut bahwa lurah memberikan petunjuk
mengenai membuang sampah pada tempatnya dan cara mengantisipasi banjir yang
akan datang. Dalam perintah ini masyarakat harus mengikuti apa yang diberikan
oleh Lurah karena untuk kebaikan masyarakat tersebut dan kebaikan semua
masyarakat agar tidak terjadi banjir dan mengakibatkan korban jiwa.
Hal Serupa juga dinyatakan oleh warga lainnya dalam hasil wawancara
berikut :
68
“Petunjuk yang biasa kami dapat ketika banjir datang adalah dengan
mengamankan harta benda yang kita miliki termaksud jiwa kita yang paling
penting agar tidak menjadi korban jiwa dalam banjir yang datang disini,
kami juga biasa pergi mengungsi ketempat posko yang sudah disediakan
oleh kelurahan (Hasil Wawancara EL, 03 Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara dari EL dapat kita lihat bahwa saat terjadi
banjir, kelurahan memberikan petunjuk agar warga segera meninggalkan tempat
tinggal mereka jika air sudah mulai tinggi. Ketika banjir sudah tinggi warga
segera diberi petunjuk agar menyelamatkan barang barang berharga terutama
menyelamatkan diri untuk mengungsi ketempat yang telah disediakan yaitu posko
banjir kelurahan paccerakkang atau mengungsi ketempat yang lebih aman agar
korban jiwa tidak terjadi dalam banjir tersebut.
Hasil wawancara diatas dikuatkan oleh pernyataan warga lainnya:
“Kalau banjir datang di daerah kami. Kami mengikuti petunjuk yang
disampaikan oleh kelurahan untuk pergi mengungsi ketempat yang sudah di
sediakan oleh kelurahan walaupun kami harus meninggalkan rumah kami
sementara waktu sampai air kembali turun dan normal (Hasil Wawancara
SW, 17 Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara mengatakan bahwa kelurahan memberikan
petunjuk kepada warga agar segera meninggalkan rumah masing masing yang
terkena banjir dan mengungsi ke tempat yang telah disediakan oleh kelurahan.
Warga lebih baik meninggalkan rumahnya untuk sementara waktu sampai
keadaan kembali normal seperti biasa.
Sama halnya yang dinyatakan oleh KY, salah sat informan masyarakat
yang menjelaskan bahwa:
“Ya mau gimana lagi kita harus ikut petunjuk yang diberikan oleh
kelurahan kepada masyarakat agar tidak terjadi korban jiwa, palingan kita
disuruh pergi ke posko atau mencari tempat yang lebih aman lagi, dan juga
69
palingan kita disuruh membuang sampah pada tempat sampah yang sudah
disediakan (Hasil Wawancara KY, 18 Oktober 2015)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dalam dilihat bahwa warga
diberikan petunjuk agar mengikuti apa yang disampaikan oleh kelurahan. Mencari
tempat yang lebih aman dan menyelamatkan diri serta barang barang berharga
sehingga tidak ada korban jiwa. Selain itu kelurahan juga memberikan petunjuk
untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah
kelurahan agar banjir tidak semakin parah.
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa jawaban informan masyarakat
di atas dapat disimpulkan bahwa kelurahan selalu memberikan petunjuk kepada
pegawai dengan menjelaskan dengan baik dan mudah dimengerti tentang tugas
yang diberikan. Petunjuk yang diberikan kepada masyarakat agar membuang
sampah pada tempat yang sudah di sediakan. Selain itu jika terjadi banjir
masyarakat di beri petunjuk agar pergi mencari tempat yang aman atau ke posko
yang sudah disediakan oleh kelurahan, selain itu pemberian petunjuk juga dapat
memberikan suatu pembelajaran tugas apa yang harus dilakukan oleh pegawai dan
masyarakat kelurahan paccerakkang.
Jika petunjuk tidak di ikuti maka merekalah yang menanggung resikonya
sendiri. Misalnya jika terjadi banjir kelurahan memberikan petunjuk agar
mengarah ke posko penanganan banjir. Dan jika ada warga yang menolak
pastinya warga tetap bertahan di rumah mereka dan resiko nya mereka sendiri
yang tanggung karena atas dasar kemauan mereka sendiri.
c. Memberikan motivasi
70
Pengertian motivasi dalam Irianto (2005) dijelaskan, motivasi berasal dari
katamove yang artinya “bergerak”. Definisi motivasi masih sering diperdebatkan.
Diantaranya berbunyi: “Motivasi adalah sesuatu yang menggerakan atau
mendorong seseorang atau kelompok orang, untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu”. Salah satu unsur dari motivasi adalah motif
(= motive, alasan, atau sesuatu yang memotivasi).
Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta
merubah kelakuan. Fungsi motivasi tersebut adalah pertama, Mendorong
timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul
sesuatu tindakan atau perbuatan. Kedua, Motivasi berfungsi sebagai pengaruh
artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Ketiga,
Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Berdasarkan hasil wawancara dari informan salah satu petugas di
kelurahan paccerakkang:
“Motivasi yang saya dapat dari lurah itu seperti semangat untuk bekerja
serta memberikan bonus jika pekerjaan yang diberikan kepada saya bagus
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, kalau kenaikan gaji sih itu
tergantung dari pegawai nya, apakah dia sudah lama mengabdi dan rajin
dalam bekerja atau tidak (Hasil Wawancara JM, 20 Oktober 2015)”.
Dari hasil wawancara tersebut bahwa motivasi yang diberikan berupa
dorongan semangat untuk bekerja dan berupa bonus yang diberikan jika pekerjaan
pegawai atau petugas tersebut sangat memuaskan atau sangat rajin dalam bekerja.
Motivasi juga bisa dalam hal menaikkan gaji petugas yang sudah lama mengabdi
71
dengan catatatan prestasinya sangat baik dan bisa selalu diandalkan dalam
mengerjakan pekerjaan yang diberikan.
Lain halnya dengan motivasi yang diberikan kepada masyarakat tentu jelas
berbeda dengan motivasi yang diberikan untuk pegawainya. Hal ini dapat dilihat
dari hasil wawancara dari beberapa masyarakat :
“kalau motivasi yang saya dapat hanya berupa kata kata saja dan semangat,
tidak ada yang berupa materi atau uang. Palingan kelurahan memberikan
alat-alat saja untuk kerja bakti tiap minggu (Hasil Wawancara DR, 30
September 2015)”.
Hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa lurah memberikan motivasi
berupa kata kata dan semangat serta memberikan alat-alat untuk keperluan kerja
bakti dan membersihkan rumah warga sendiri sendiri. Kata kata yang dikeluarkan
oleh lurah bisa menjadi motivasi atau semangat bagi warga dalam melakukan
aktifitasnya.
Sedikit berbeda yang dikatakan oleh salah satu informan masyarakat dalam
hasil wawancara:
“Selama ini yang saya dapat tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh
kelurahan, jika banjir terjadi disini kelurahan selalu memberikan bantuan
berupa sembako dan lain lain untuk memberikan motivasi terhadap
masyarakat Tetapi kadang kadang saya tidak dapat karena tidak mencukupi
atau diarahkan untuk kegiatan lainnya jadi saya disini jarang mendapatkan
bantuan tersebut (Hasil Wawancara EL, 03 Oktober 2015)”.
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita lihat bahwa pihak kelurahan
memberikan bantuannya terhadap korban banjir berupa bantuan sembako dan lain
lain sebagai motivasi kepada warga agar lebih bersabar dan semangat. Tetapi
dalam pembagian bantuan tersebut kadang ada warga yang tidak kebagian alasan
karena tidak mencukupi atau kadang pula dipakai untuk keperluan lainnya.
72
Sedikit berbeda dengan yang dinyatakan oleh salah satu informan
masyarakat dibawah ini:
“Memberikan bantuan agar tetap semangat meskipun banjir terjadi di
wilayah ini. Bantuan berupa makanan dan minuman untuk kebutuhan
pokok. Dan saya selalu mengungsi di luar jika air tinggi dan dapat bantuan
dari kelurahan berupa sembako, kalau yang lain saya tidak tau apa dapat
atau tidak (Hasil Wawancara AH, 11 Oktobber 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa motivasi yang didapatkan
saat terjadi banjir adalah berupa makanan dan minuman untuk bantuan kebutuhan
pokok sehingga warga mengungsi ke tempat lain jika air didaerah tersebut sudah
mulai tinggi. Dalam hal ini bapak AH termasuk orang yang selalu mendapatkan
bantuan dari kelurahan jika terjadi banjir didaerahnya.
Berbeda dengan apa yang dinyatakan oleh informan masyarakat dibawah
ini:
“Ya motivasi berupa makanan tapi kadang kadang juga tidak dapat karena
tidak cukup bantuan dari kelurahan, motivasi yang lain juga kadang di
berikan semangat untuk bekerja sama dalam penanggulangan banjir ini
(Hasil Wawancara, SW, 17 Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara mengatakan bahwa warga diberikan
motivasi untuk selalu bekerja sama dalam menanggulangi banjir di wilayahnya.
Selain itu jika terjadi banjir diberikan motivasi berupa bantuan sembako yang di
berikan kelurahan untuk para korban banjir, namun pemberian motivasi tersebut
belum adil dalam pembagiannya karena sebagian warga mendapatkan dan
sebagian warga lagi tidak mendapatkan.
Tanggapan lain muncul dari masyarakat yang juga tinggal di sekitar
daerah banjir:
73
“Saya rasa kalau motivasi jarang ya, karena setau saya kelurahan hanya
memberikan bantuannya saja kepada masyarakat yang rumahnya banjir, ya
bantuannya itu berupa beras, minyak dan gula. Nggak tau kalau yang lain
nya apakah ada yang dapat lebih dari itu atau gimana (Hasil Wawancara,
KY, 18 Oktober 2015)”.
Berdasarkan wawancara tersebut mengatakan bahwa kelurahan
memberikan bantuannya kepada masyarakat yang rumahnya terkena banjir saja
dengan memberikan sembako berupa beras, gula , minyak dan lain lainnya.
Namun tidak bisa dipastikan apakah pembagian tersebut merata kepada semua
warga yang terkena banjir atau tidak merata.
Dari hasil wawancara beberapa masyarakat mengatakan bahwa motivasi
yang diberikan beda beda tetapi tetap sama tujuannya yaitu memberikan motivasi.
Motivasi yang diberikan sudah baik kepada masyarakat yaitu menyalurkan
bantuan kepada masyarakat agar masyarakat tidak putus asa dan bisa kembali
semangat lagi yaitu bantuan berupa sembako seperti beras, mie instan, minyak,
gula dan kebutuhan lainnya.
Tetapi motivasi atau bantuan yang diberikan oleh kelurahan sepertinya
tidak berjalan dengan mulus dan lancar karena ada pihak tertentu yang berbuat
curang dan tidak menjalankan amanah yang diberikan kepada Lurah. Keberadaan
pihak ini tentunya sangat merugikan berbagai pihak. Terutama masyarakat.
Kelurahan sudah menugaskan kepada petugas tertentu untuk menyalurkan batuan
kepada masyarakat, akan tetapi tidak berjalan sesuai rencana yang di terapkan
oleh kelurahan.
Adanya penyimpangan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab ini
menjadi persoalan dalam hal ini. Kelurahan telah memberikan bantuannya dengan
74
baik dan kelurahan juga sudah memberikan dan menghitung semua bantuan yang
akan disalurkan tetapi bantuan tersebut tidak sampai kepada masyarakat, ada yang
menyalahgunakan sebagai kepentingan kelarganya dan ada juga dijual untuk
mendapatkan keuntungan.
Hal ini sangat meresahkan masyarakat karena banyak yang mengeluh tidak
mendapat bagian dari kalurahan. Masyarakat juga merasa kelurahan tidak adil
dalam membagikan bantuan, ada yang dapat banyak ada yang dapatnya sedikit
bahkan ada yang tidak mendapatkan sama sekali padahal kelurahan sudah
membagikannya dengan adil. Hal ini lah yang mungkin harus diperbaiki oleh
kelurahan agar masyarakat bisa mendapatkan bantuan dan termotivasi untuk
membantu penanggulangan banjir di kelurahan paccerakkang ini.
4. Pengawasan / Pengendalian
Pengawasan atau pengendalian merupakan kegiatan dalam menilai suatu
kinerja yang berdasarkan pada standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu
perbaikan apabila dibutuhkan. Suatu bentuk pengawasan yang bagus seharusnya
sesuai dengan kebutuhan dan sifat organisasi. Pengawasan / Pengendalian
penanggulangan banjir dapat dilihat dengan indikator Internal dan Eksternal.
a. Internal
Faktor internal yang berperan adalah organisasi tersebut dalam hal ini
adalah pemerintah kelurahan. Yang dimana pemerintah tersebut mengawasi banjir
yang berada di wilayahnya baik yang akan terjadi maupun yang sedang terjadi.
Berdasarkan hasil wawancara informan dari Lurah Paccerakkang Kota
Makassar :
75
“Dengan memperhatikan kerja petugas petugas yang telah di tunjuk sebagai
yang menjalankan suatu tugas yang diberikan. Mengawasi dana bantuan
yang disalurkan kepada masyarakat. Kita juga harus memperhatikan
sampah sampah kita agar jangan ada yang bertumpuk dan berserakan,
perhatikan juga saluran air diperumahan perumahan jika ada drainase maka
cepatlah bersihkan sebelum terjadi genangan air yang menyebabkan banjir.
Jika terjadi banjir kami hanya bisa memantau dan memastikan tidak ada
korban jiwa dalam kejadian tersebut dan semua masyarakat selamat (Hasil
Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita katakan bahwa pengendalian dan
pengawasan yang dilakukan pemerintah kelurahan paccerakkang dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya Lurah terus mengawasi kerja petugas yang telah
di tugaskan dalam penanggulangan banjir, apakah petugas tersebut bekerja dengan
baik dan tidak membuat kesalahan.
Kemudian hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah saluran air atau
tempat aliran air pembuangan. Melakukan pantauan tiap minggu terhadap saluran
air agar tidak ada yang menyumbat saluran tersebut. Dan selalu membersihkan
saluran tersebut agar sampah tidak menumpuk di saluran air tersebut. Cara untuk
membersihkan sampah disaluran biasanya dilakukan bersama atau dengan kata
lain kerja bakti.
Kemudian selanjutnya pada saat banjir terjadi yang dilakukan adalah
memantau keadaan masyarakat dan ketinggian air. Jika ketinggian air melewati
batas maka masyarakat akan segara mengungsi ketempat yang lebih tinggi agar
tidak menjadi korban jiwa. Kemdian kelurahan juga harus mengevaluasi kinerja
petugas yang diberikan amanah serta memperbaiki hal hal yang perlu untuk
diperbaiki.
b. Eksternal
76
Faktor eksternal adalah masyarakat itu sendiri atau masyarakat yang
berada diwilyah tersebut. Pengawasan eksternal dilakukan oleh pemerintah
kelurahan terhadap masyarakat nya.
Berdasarkan hasil wawancara informan dari Lurah Paccerakkang Kota
Makassar :
“Kami juga mengawasi masyarakat disini, memperhatikan masyarakat yang
sedang terkena musibah banjir agar tidak ada korban jiwa, kami juga
mengawasi masyarakat agar tidak membuang sampah disembarang tempat
.membuang sampah pada tempatnya. Mengawasi dalam kerja bakti, berapa
masyarakat yang ikut berpartisipasi. Selain itu masyarakat juga saling
menegur satu sama lain jika berbuat kesalahan atau ada yang membuang
sampah sembarangan dan tidak memperhatikan lingkungannya (Hasil
Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.
Dari hasil wawancara diatas disimpulkan bahwa pemerintah kelurahan
juga melakukan pengawasan terhadap masyarakatnya yang sedang terkena
musibah banjir agar tidak ada korban jiwa dalam bencana ini. Kemudian
pemerintah kelurahan malukan pengawasan masyarakat yang membuang sampah
sembarang tempat dan membuangnya pada tempat yang di sediakan. Hal ini
disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungannya.
Hal selanjutnya pemerintah kelurahan mengawasi masyarakat dalam aktif
bekerja bakti atau partisipasi masyarakat, berapa jumlah yang ikut partisipasi
dalam penanggulangan banjir ini. Dalam melakukan pengawasan pemerintah
kelurahan juga dibantu oleh masyarakat lainnya yang dimana saling menegur jika
ada masyarakat yang berbuat kesalahan. Saling mengingatkan untuk menjaga
lingkungan karena semua itu demi kebaikan masyarakat itu sendiri. Masyarakat
77
juga mengawasi banjir yang akan datang diwilayahnya agar masyarakat bisa
antisipasi korban jiwa dan kerugian harta benda.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Penanggulangan Banjir
Di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar
1. Manajer / Pimpinan
Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh manajer atau pimpinan
mempengaruhi dalam beberapa hal seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan
dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang
digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi
antara mamajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada
permasalahan yang dimiliki pegawai dan masyarakat dari waktu ke waktu, serta
kebutuhan akan kepuasan dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dari informan pegawai kelurahan
paccerakkang:
“Ibu lurah termaksud pemimpin yang baik tegas dan ramah, dalam
mengambil keputusan atau kebijakan dia tidak pernah memaksakan
kehendaknya apalagi sampai marah marah (Hasil Wawancara JM, 20
Oktober 2015)”.
Dari hasil wawancara pegawai kelurahan menyatakan bahwa Lurah
sebagai pemimpin di wilayah ini adalah pemimpin yang baik tegas dan ramah.
Dalam mengambil keputusan atau kebijakan tidak memaksakan kehendak dan
tidak mengandalkan emosi. Pemimpin seperti ini lumayan bagus jika
dibandingkan dengan pemimpin pada umumnya.
78
Berbeda dengan hasil wawancara yang disampaikan oleh salah satu
informan masyarakat:
“tindakannya sih kayak cuek gitu tapi saya yakin dia mengambil kebijakan
yang baik dan benar cuman kadang juga kebijakannya saya tidak setujui
dan tidak suka dengan kebijakannya (Hasil Wawancara DR, 30 September
2015)”.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat dilihat bahwa Lurah kelihatan cuek
kepada masyarakatnya namun dia selalu mengambil kebijakan yang cukup bai dan
benar walapun kebijakan tersebut tidak disetujui oleh sebagian masyarakat karena
kebijakannya tidak disukai oleh masyarakat.
Hasil wawancara informan masyarakat yang satu ini sedikit berbeda
dengan yang disampaikan masyarakat sebelumnya:
“Tindakan ibu lurah lumayan tegas sih, dia juga selalu ramah dalam
menyampaikan keinginannya, tapi masalahnya baru baru ada kebijakannya
yang memberatkan warga, karena mengambil beras raskin harus pungut
sampah dulu (Hasil Wawancara EL, 03 Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa Lurah sebagi pemimpin
kelihatan tegas tetapi ramah dalam menyampaikan kebijakannya. Namun
ketegasan ibu lurah kadang dipandang tidak baik oleh masyarakat karena
kebijakan tersebut tidak sesuai dengan apa yang di inginkan oleh masyarakatnya.
Seperti kebijakan yang baru baru ini dia terapkan yang dirasa memberatkan
masyarakat.
Hal yang sama dikatakan oleh AH sebagai informan masyarakat:
“Yang saya lihat dari ibu lurah sebagai pemimpin itu lumayan tegas yah,
dan lumayan bijak juga dalam mengambil suatu keputusan yang berusaha
tidak merugikan masyarakatnya cuman masyarakat pada awalnya tidak
menerima tapi lama kelamaan terima kok (Hasil Wawancara AH, 11
Oktober 2015)”.
79
Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa pemimpin
kelurahan paccerakkang cukup tegas dan bijak dalam mengambil suatu kebijakan
yang tidak merugikan berbagai pihak. Dalam membuat kebijakan pada awalnya
masyarakat tidak setuju tetapi berjalannya waktu masyarakat akan mengerti dan
menerima kebijakan yang diberikan oleh Lurah.
Pernyataan tersebut didukung oleh informan masyarakat SW dibawah ini:
“Menurut saya sebagai pemimpin harus tegas dan harus disiplin dalam
berbagai hal. Dan saya lihat dari ibu lurah itu lumayan (Hasil Wawancara
SW, 17 Oktober 2015)”.
Dari hasil wawancara mengatakan bahwa seorang pemimpin harus tegas
dalam mengambil suatu tindakan dan disiplin dalam berbagai hal terutama dalam
bekerja dan hal tersebut telah dimiliki oleh Lurah paccerakkang dan dinilai
lumayan baik dalam memimpin wilayah ini.
“Ibu lurah jika mengambil kebijakan biasanya menuai protes oleh
masyarakat karena kadang kebijakannya menyulitkan masyarakat itu
sendiri, kalau masalah lainnya belum tau yang pasti dia berusaha jadi yang
terbaik (Hasil Wawancara KY, 18 Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa dalam mengambil suatu
kebijakan Lurah biasanya menuai protes yang cukup keras oleh masyarakat
karena kebijakan tersebut dirasa memberatkan masyarakat dan menyulitkan
masyarakat. Namun setiap pemimpin pasti selal memberikan yang terbaik untuk
semua dan berusaha menjadi yang baik.
Dari jawaban hasil wawancara dari beberapa informan mengatakan bahwa
pemimpin sangat berperan penting dalam suatu organisasi apalagi dalam
menyelesaikan suatu masalah. Menurut warga kedisiplinan dan ketegasan ibu
80
lurah sudah lumayan bagus tetapi yang harus dilihat dengan baik adalah ketika dia
mengambil suatu kebijakan kadang kala dip rotes oleh bawahannya atau
masyarakat. Hal ini dapat kita lihat bahwa seorang pemimpin harus mengambil
suatu kebijakan yang baik untuk masyarakat yang tidak menuai protes atau dapat
di terima oleh masyarakat.
Seorang pemimpin juga harus mampu berkomunikasi dengan baik kepada
bawahannya dan masyarakat agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam
menyampaikan suatu kebijakan. Pemimpin juga harus mampu mengetahui
permasalahan yang terjadi pada lingkungan pegawainya dan masyarakatnya
sehingga seorang pemimpin mampu menyelesaikan masalah atau mencarikan
alternative pemecahan masalah yang baik dan benar.
2. Tingkah laku pegawai
Tingkah laku pegawai mempengaruhi melalui kepribadian mereka,
terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk
memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi pegawai memainkan bagian penting,
karena cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau gagalnya
hubungan antar manusia.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Lurah Paccerakkang Kota
Makassar :
“Sikap atau tingkah laku pegawai disini berbeda beda, ada pegawai yang
cepat puas dalam hasil yang mereka buat dan ada juga pegawai yang belum
puas dengan hasil kerjanya sendiri dan berusaha terus untuk
mengembangkan dirinya agar mereka dapat kepuasan sendiri. Kalau
masalah komunikasinya juga beragam karakternya masing masing. Ada
yang komunikasinya lancar dan baik baik saja. Ada juga yang
komunikasinya kurang sehingga mereka kadang salah paham atau
81
menanggapi perintah yang saya berikan dan mereka juga ada yang tidak
komunikasikan masalah mereka (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.
Hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa tingkah laku pegawai
dikelurahan paccerakkang berbeda beda setiap individunya dan setiap individu
berbeda beda karakternya. Ada individu yang merasa dirinya sudah puas dalam
pekerjaannya dan merasa baik dalam bekerja tetapi ada juga pegawai yang merasa
dirinya kurang baik dalam bekerja jadi individu tersebut akan terus meningkatkan
kerjanya semaksimal mungkin agar individu tersebut merasa puas dalam
melakukan tugasnya.
Dalam memuaskan kebutuhan pribadi mereka, setiap individu melakukan
caranya sendiri sendiri karena dalam bekerja selalu memaksimalkan pekerjaannya
agar kebutuhan yang dia inginkan bisa tercapai dengan baik dan terlaksana.
Kemudian setiap individu juga sangat berpengaruh dalam berkomunikasi karena
komunikasi adalah hal yang sangat penting setiap individu untuk berinteraksi
dengan individu lainnya dalam suatu organisasi.
Hasil wawancara menegaskan bahwa komunikasi pegawai berbeda beda
tetapi pada dasarnya tetap sama dan diharuskan berkomunikasi dengan baik agar
tidak terjadi kesalahpahaman dalam melakukan tugas dan aktivitas masing
masing. Komunikasi antara individu satu dengan yang lainnya sangat berpengaruh
untuk organisasi dalam mencapai tujuan organisasi tersebut karena tanpa adanya
komunikasi yang baik, maka tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi tidak bisa
terpenuhi dengan baik atau bahkan tidak tercapai.
3. Tingkah laku kelompok kerja
82
Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan
persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam
organisasi. Kelompok-kelompok berkembang dalam organisasi dengan dua cara,
yaitu secara formal, utamanya pada kelompok kerja dan informal, sebagai
kelompok organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada
kelompok kerja dan informal, sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan
minat.
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan informan Lurah Paccerakkang Kota
Makassar:
“Setiap kelompok kerja berbeda tingkah lakunya, misalnya kelompok kerja
di kelurahan paccerakkang dengan kelompok kerja kebersihan atau bisa
juga dengan kelompok masyarakat. Ketiga jelas beda tingkah lakunya,
pegawai lebih cenderung mementingkan kantor, kebersihan lebih
mementingkan masalah keluarganya. Kalau masyarakat pasti
lingkungannya. Kalau masalah kelompok kelompok seperti akrab saya rasa
disini kami semua bersahabat jadi tidak ada istilah kelompok ini dengan
kelompok itu (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.
Dari Hasil Wawancara Tersebut dapat di simpulkan bahwa kelompok kerja
di kelurahan paccerakkang berbeda beda karakternya dan kepentingannya masing
masing karena setiap kelompok memiliki pemikiran yang berbeda beda dan juga
mempunyai tujuan yang beda beda. Sehingga hal ini lah yang membuat kelompok
satu dengan kelompok lainnya berbeda pendapat dalam membat keputusan atau
kebijakan publik secara bersama atau musyawarah.
Dari uraian tersebut dapat pula di ketahui bahwa didalam organisasi tidak
boleh ada perbedaan kelompok karena itu bisa menyebabkan konflik yang bisa
berujung pada pertikaian sesama anggota organisasi tersebut. Dalam organisasi di
kelurahan paccerakkang semua sama tidak ada yang berbeda, pegawai dikantor
83
kelurahan semuanya adalah sahabat sehingga semua pegawai satu pemikiran dan
satu tujuan.
4. Faktor eksternal organisasi
Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi pada organisasi
tersebut. Keadaan ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi
organisasi. Keadaan ekonomi adalah faktor utama dalam suatu organisasi karena
tanpa adanya ekonomi suatu organisasi dapat dikatakan hampa atau tidak berjalan
dengan baik.
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Lurah Paccerakkang Kota
Makassar:
“yah memang faktor yang utama itu adalah masalah dana, dalam mengatasi
penanggulangan banjir tentunya perlu dana apalagi jika banjir terjadi pasti
kita perlu dana yang cukup besar untuk menyalurkan bantuan, dan dana
yang kami dapat itu dari pemerintah pusat kota Makassar atau kadang juga
kita meminta sumbangan diluar untuk mengurangi beban yang dipikul oleh
para korban, meskipun gitu pasti masih banyak yang mengeluh tidak
kebagian tapi kami terus berupaya agar bisa memperbaiki apa apa yang
salah (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dpat disimpulkan bahwa yang
menjadi faktor utama dalam penanggulangan banjir adalah ekonomi atau masalah
dana karena dalam memberikan bantuan kepada korban banjir itu membutuhkan
dana yang lumayan besar. Dalam mencari dana untuk bantuan bencana banjir
kelurahan diberi bantuan oleh pemerintah pusat kota Makassar dan di lengkapi
dengan sumbangan sumbangan yang diberikan oleh pihak pihak luar yang berada
di luar kelurahan paccerakkang.
Namun lagi lagi masih banyak yang perlu di benahi dalam masalah dana
ini karena masih ada pihak pihak yang tidak bertanggung jawab yang menyalah
84
gunakan dana bantuan yang diberikan oleh kelurahan. Dana bantuan tersebut
dibagikan tidak merata, ada yang mendapatkan banyak karena hubungan keluarga
dan ada yang bahkan tidak mendapatkan bagian sedikitpun karena alasan tidak
mencukupi atau digunakan untuk kegiatan lain. Hal inilah yang menjadi
permasalahan buruknya penyaluran dana bantuan kelurahan paccerakkang.
Berdasarkan faktor faktor yang mempengaruhi manajemen
penanggulangan banjir dikelurahan paccerakkang, masih banyak hal hal yang
harus diperbaiki, seperti pimpinan atau Lurah harus lebih memperhatikan lagi
masalah kebijakan yang dikeluarkannya agar masyarakat setuju dan tidak menuai
protes, kemudian tingkah laku pegawai juga merupakan hal yang cukup penting
bagi organisasi terutama dalam hal komunikasi yang baik dan dapat dimengerti.
Hal yang selanjutnya yang menjadi faktor pengaruh manajemen
penanggulangan banjir dkelurahan paccerakkang adalah masalah tingkah laku
kelompok kerja organisasi yang mungkin berbeda pendapat dengan kelompok
kerja yang lainnya. Dan yang terakhir yang juga menentukan faktor pengaruh
manajemen penanggulangan banjir ialah masalah ekonomi yang harus diperbaiki
lagi agar tidak terjadi penyimpangan dalam menyalurkan dana bantuan dan tidak
terjadi lagi istilah kekeluargaan dalam bantuan tersebut.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen Penanggulangan Banjir Di Kelurahan Paccerakkang Kota
Makassar.
a. Perencanaan
Perencanaan yang dibuat mulai dari menentukan tujuan kelurahan
paccerakkang dalam penanggulangan banjir ialah Mencegah dan
mengurangi banjir serta menghindari korban jiwa. Penanggulangan dibuat
oleh BPBD yang menyusun perencanaan atau kegiatan yang akan
dilakukan dalam penanggulangan banjir. Kemudian setelah rencana
tersusun dengan baik maka dibuatlah pedoman penanggulangan bencana
dan di kordinasikan kepada kelurahan. Kelurahan menjalankan tugas
sesuai dengan rencana yang telah di tentukan.
b. Pengorganisasian
Penentuan struktur organisasi kelurahan paccerakkang dilakukan langsung
dari pemerintah Makassar sedangkan tenaga kerja dipilih oleh lurah
dengan melakukan musyawarah. Melibatkan masyarakat dan keterlibatan
lembaga usaha / bisnis juga sangat membantu dalam penanggulangan
banjir.
c. Pengarahan
Dalam memberikan perintah kepada pegawai dan masyarakat, terlebih
dahulu diberi penjelasan terhadap apa yang akan dikerjakan. Pemberian
86
motivasi perlu untuk meningkatkan semangat pegawai dan masyarakat,
namun motivasi yang diberikan masih kurang baik.
d. Pengawasan / Pengendalian
Pengawasan internal maupun eksternal yang dilakukan kelurahan
paccerakkang belum maksimal karena masih banyak yang perlu dibenahi
atau di perbaiki terutama petugas yang diberikan amanah untuk
memberikan bantuan kepada korban banjir. Sedangkan pengawasan
eksternal sulit di lakukan karena banjir datang dari daerah lain dan masuk
di paccerakkang.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Penanggulangan Banjir Di
Kelurahan Paccerakkang
a. Pimpinan
Lurah dalam memimpin kelurahan paccerakkang cukup baik dan disiplin
serta tegas dalam mengambil kebijakan namun kebijakan tersebut kadang
tidak disetujui oleh masyarakat.
b. Tingkah laku pegawai
Tingkah Laku Pegawai kelurahan paccerakkang berbeda beda yaitu
merasa puas dengan apa yang dikerjakan dan adapula yang belum merasa
puas dengan kebutuhannnya.
c. Tingkah laku kelompok kerja
Tingkah laku kelompok kerja Kelurahan paccerakkang masih belum baik
karena masih menimbulkan konflik dan beda pendapat antara kelompok
87
satu dengan yang lainnya sehingga memicu suatu kesalah pahaman dan
tidak bisa melakukan aktifitas dengan baik..
d. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang utama adalah ekonomi. Ekonomi di kelurahan
paccerakang cukup baik namun penggunaannya masih belum dapat
dipertanggung jawabkan terutama dalam menyalurkan bantuan korban
banjir dikelurahan paccerakkang.
B. Saran
1. Dalam memilih tenaga kerja di kelurahan paccerakkang harus sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki setiap pegawai dan sesuai tugas dan fungsinya
masing masing tanpa memperhatikan kekeluargaan. Serta memilih petugas
yang dapat dipercaya
2. Diharapkan agar dalam melakukan suatu pekerjaan dan melibatkan masyarakat
harus diberikan motivasi yang baik agar pegawai dan masyarakat bisa bekerja
dengan baik.
3. Diharapkan agar dana yang dimiliki oleh kelurahan untuk bantuan korban
banjir harus dimanfaatkan dengan sebaik baiknya dan tidak disalah gunakan
serta harus bisa dipertanggung jawabkan.
4. Dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini, penulis berharap agar
dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan variabel-variabel yang diteliti
sebelumnya.
88
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, James L, Ivancevich, John M. Donelly Jr. James H. 1995. Organisasi
Dan Manajemen. Perilaku Struktur Proses. Ahli Bahasa : Wahid,
Djoerban, Jakarta : Erlangga.
Griffin Riccky.2003. Manajemen (Edisi Tujuh Jilid 1). Ahli Bahasa : Gina Gania,
Jakarta : Erlangga
Handoko, T. Hani.2003.Manajemen. Cetakan Kedelapan belas.Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.
Hasibuan, Melayu S. P. 2002. Manajemen. Dasar, Pengertian Dan Masalah.
Jakarta : Haji Masagung.
………………………. 2003. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan
Produktifitas, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Irianto, A. (2005). Born to Win Kunci sukses yg tak pernah gagal. Jakarta:
Gramedia Pustaka utama
John, Robert, Michael.2006. Perilaku Dan Manajemen Organisasi, Ahli Bahasa :
Gina Gania. Jakarta : Erlangga.
Manullang, M.2005. Dasar-dasar Manajemen, Medan : Penerbit Graha Indonesia
Manullang,M .2001.dasar-dasar manajemen.Yogyakarta : gadjah mada university
press.
Manullang, M. Marihot, Manullang. 2001. Manajemen Personalia. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Marlina, Lina. dkk. 2011. Buku Pintar Bencana Alam, Jakarta: Harmoni.
Rivai, Verihzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo
persabda.
Saputra, Guntur. 2011. Kiat Praktis Menghadapi Gempa,Tsunami Dan Bencana
Alam Lainya, Yogyakarta: Goeboek Indonesia.
Sugiyono. 2012. Metode penelitian Kualitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung:
Alfabeta Persabda.
Usman, Husaini. 2011. Manajemen ( Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan ),
Yogyakarta : Bumi Aksara.
89
Wibowo. 2012.Manajemen Kinerja, Jakarta : Rajawali Pers.
Winardi.2000.Manajer dan Manajemen. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Winarsih Septi Atik dan Ratminto. 2012. Manajemen Pelayanan “Pengembangan
Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Stansar
Pelayanan Minimal” . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sumber Internet
Anna. 2013. Macam-Macam Banjir.(Online). http.//anneahira.Com/2013/macam-
macam-banjir. Html.diakses 28 april 2015.
Artikel Bermanfaat. 2014. Ciri-Ciri Manajemen.(Online). http://ciri-
cirinya.blogspot.com/2014/08/ciri-ciri-manajemen.html.diakses 28 April
2015.
Madi. 2014. Penyebab Dampak Dan Penanggulangan Banjir. (Online).
http://mahdif. Blogspot. Com/2014/03/Penyebab-Dampak-Dan- Penanggulangan-
Banjir. Html.di akses 28 April 2015.
Sugeng. 2010. 4 Fungsi Utama Dalam Manajemen.
http://kiteklik.blogspot.com/2010/11/4-fungsi-utama-dalam-manajemen.
html. diakses 28 April 2015.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
FOTO DOKUMENTASI
Wawancara Ibu Lurah Paccerakkang Ekayani Prativi
Wawancara Ibu Darmawati
Wawancara Ibu Elfrida
Wawancara saudari Sri Wahyuni
Wawancara Bapak Abdul Haidiman
Dokumentasi kerja bakti
MATRIKS INSTRUMEN PENELITIAN
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR
DI KELURAHAN PACCERAKKANG KOTA MAKASSAR NO Fokus Masalah Indikator Pertanyaan Penelitian Informan Keterangan
1
Manajemen banjir
yang dilakukan
kelurahan
paccerakkang
kota makassar
1. Perencanaan
a. Perencanaan
Tujuan Dan
Pengenalan
Bahaya.
b. Analisis dampak
banjir.
c. Perumusan
tindakan
penanggulangan
banjir.
d. Pemilihan
tindakan
penanggulangan
banjir.
e. Mekanisme
penanggulangan
banjir.
1. Bagaimana Perencanaan tujuan
kelurahan paccerakkang dalam
mengatasi masalah banjir dan
pengenalan bahaya bencana?
2. Bagaimana analisis kemungkinan
dampak bencana banjir ?
3. Bagaimana langkah dalam
merumuskan suatu tindakan dalam
penanggulangan banjir?
4. Bagaimana cara memilih tindakan
penanggulangan banjir dan tindakan
apa yang dipilih dalam
penanggulangan banjir?
5. Bagaimana mekanisme dalam
penanggulangan bencana banjir di
kelurahan Paccerakkang?
6. Bagaimana alokasi tugas dalam
penanggulangan banjir dan apa peran
Lurah, Kabid
Pencegahan dan staff
pencegahan BPBD
Lurah, Kabid
Pencegahan dan
Kesiapsiagaan BPBD
Lurah, Kabid
Pencegahan dan
Kesiapsiagaan BPBD
Lurah, Kabid
Pencegahan dan staff
pencegahan BPBD
Lurah, Kabid
Pencegahan dan
Kesiapsiagaan BPBD
f. Alokasi tugas dan
peran instansi.
2. Pengorganisasian
a. Penetapan
Struktur
b. Pembagian Tugas
c. Partisipasi
Masyarakat
d. Peran pemerintah
dan pemerintah
daerah
e. Peran lembaga
usaha / Bisnis
3. Pengarahan
a. Pemberian
Perintah
pemerintah kelurahan paccerakkang?
7. Bagaimana cara kelurahan
menetapkan struktur untuk
menanggulangi banjir ?
8. Dalam mengatasi banjir,
bagaimanakah cara membagikan tugas
pada sumber daya manusia di
kelurahan paccerakkang kota
Makassar ?
9. Bagaimana partisipasi masyarakat
dalam mengatasi masalah banjir di
kelurahan paccerakkang kota makassar
?
10. Apa peran pemerintah dan pemerintah
daerah dalam penanggulangan banjir
di kelurahan Paccerakkang?
11. Bagaimana peran lembaga usaha dan
bisnis dalam penanggulangan banjir?
12. Bagaimanakah sikap pemerintah
kelurahan dalam memberikan perintah
kepada pegawai dan masyarakatnya
untuk mengatasi banjir?
13. Bagaimana sikap pemerintah
Lurah, Kabid
Pencegahan dan
Kesiapsiagaan BPBD
Lurah
Lurah
Lurah dan Masyarakat
Kabid Pencegahan dan
Kesiapsiagaan BPBD
dan Lurah
Paccerakkang
Kabid Pencegahan dan
Kesiapsiagaan BPBD
dan Lurah
Paccerakkang
Pegawai Kelurahan dan
Masyarakat
2
Faktor Yang
Mempengaruhi
Manajemen
Penanggulangan
Banjir
b. Memberikan
Petunjuk
c. Memberikan
Motivasi
4. Pengendalian /
Pengawasan
a. Internal
b. Eksternal
a. Pimpinan
b. Tingkah Laku
Pegawai
kelurahan dalam memberikan petunjuk
penanggulangan banjir kepada
masyarakat?
14. Dalam setiap pekerjaan tentunya kita
selalu membutuhkan motivasi dalam
melaksanakan tugas, apakah
pemerintah kelurahan memberikan
motivasi dan apa motivasi yang di
berikan?
15. Bagaimana cara pemerintah kelurahan
paccerakkang mengawasi atau
mengendalikan manajemen
penanggulangan banjir dalam lingkup
pemerintah?
16. Bagaimana cara pemerintah kelurahan
paccerakkang mengawasi atau
mengendalikan banjir yang terjadi
diluar pemerintah kelurahan?
17. Pimpinan di kelurahan paccerakkang
adalah Lurah. Menurut anda
bagaimana tanggapan anda tentang
Lurah Paccerakkang?
18. Setiap individu berbeda beda.
Bagaimana menurut anda tentang
tingkah lak pegawai di kelurahan ini?
Pegawai Kelurahan dan
Masyarakat
Pegawai Kelurahan dan
Masyarakat
Lurah
Lurah
Pegawai dan
masyarakat
Lurah
c. Tingkah Laku
Kelompok Kerja
d. Faktor Eksternal
Organisasi
19. Bagaimana pendapat anda tentang
tingkah lak kelompok kerja di
kelurahan paccerakkang?
20. Faktor eksternal utama organisasi
yaitu ekonomi. Menurut anda
bagaimana faktor eksternal di
kelurahan paccerakkang?
Lurah
Lurah
RIWAYAT HIDUP
Muh. Wahyudi, lahir pada tanggal 26
Oktober 1993 di Kota Makassar Provinsi
Sulawesi Selatan, buah hati dari pasangan
Massinai dan Marsinengsih. Penulis
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Penulis pertama kali menempuh pendidikan
pada tahun 1999 di sekolah dasar negeri
sipala 1 Makassar dan tamat pada tahun
2005. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah menengah
pertama pada tahun 2005 di SMP Negeri 35 Makassar dan tamat pada tahun 2008.
Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ketingkat sekolah menengah
kejuruan pada tahun 2008 di SMK Komputer Mutiara Ilmu Makassar dan tamat
pada tahun 2011. Selanjutnya penulis kembali menempuh pendidikan pada tingkat
perguruan tinggi pada tahun 2011 dan memperoleh gelar Strata 1 (S1) pada
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di
Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 2016.