manajemen penanggulangan banjir di kelurahan …

111
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN PACCERAKKANG KOTA MAKASSAR MUH. WAHYUDI Nomor Stambuk : 10561 03966 11 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN

PACCERAKKANG KOTA MAKASSAR

MUH. WAHYUDI

Nomor Stambuk : 10561 03966 11

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

i

MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN

PACCERAKKANG KOTA MAKASSAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh

MUH. WAHYUDI

Nomor Stambuk : 10561 03966 11

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

ii

Page 4: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

iii

Page 5: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

iv

Page 6: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

v

ABSTRAK

MUH. WAHYUDI. Manajemen Penanggulangan Banjir Di Kelurahan

Paccerakkang Kota Makassar (dibimbing oleh Ruskin Azikin dan Samsir

Rahim).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen

penanggulangan banjir dan faktor yang mempengaruhi manajemen

penanggulangan banjir di kelurahan paccerakkang serta memberikan pemahaman

kepada masyarakat bahwa manajemen merupakan salah satu unsur yang penting

dalam organisasi untuk membuat suatu kegiatan dan mencapai suatu tujuan

tertentu yang telah di tetapkan karena menyangkut bagaimana cara

menyelesaiakan suatu masalah dengan mengatur segala aspek yang berkaitan

dengan hal yang ingin di capai untuk mencapai tujuan. Berdasarkan hal tersebut,

peneliti terdorong untuk menggambarkan dan menjelaskan manajemen

penanggulangan banjir di kelurahan paccerakkang kota Makassar.

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menjelaskan

manajemen penanggulangan banjir di kelurahan paccerakkang kota Makassar

dengan informan sebanyak 9 orang yang dipilih berdasarkan pandangan bahwa

informan memiliki pengetahuan dan informasi mengenai permasalahan yang

diteliti yakni Staff BPBD, Lurah Paccerakkang, Pegawai kelurahan paccerakkang,

dan 5 orang masyarakat. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti adalah observasi, wawancara terhadap informan serta didukung dengan

dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen penanggulangan banjir

di kelurahan paccerakkang cukup baik namun masih banyak masyarakat yang

beranggapan belum terlaksana dengan baik dan masih perlu banyak perbaikan.

Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang mengeluh dengan manajemen

penanggulangan banjir di kelurahan paccerakkang. Adapun faktor yang

mempengaruhi manajemen penanggulangan banjir yaitu pimpinan, tingkah laku

pegawai, tingkah laku kelompok kerja dan faktor eksternal.

Kata Kunci : manajemen, banjir, pemerintah kelurahan paccerakkang

Page 7: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya yang tiada henti diberikan kepada hambaNya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Manajemen Penanggulangan

Banjir Di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar” dapat terselesaikan dengan

baik yang sekaligus menjadi tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Ruskin Azikin, M.M selaku pembimbing I dan Bapak Samsir

Rahim, S. Sos., M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

2. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Page 8: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

vii

4. Bapak Drs. H. Muhammad Idris, M.Si selaku penasehat akademik selama

menempuh kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

5. Seluruh Dosen jurusan Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Pemerintahan di

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Pemerintah Kelurahan Paccerakkang yang telah memberikan izin penelitian

Kepada penulis.

7. Teristimewa kedua orang tua saya Ayahanda Massinai dan Ibunda Marsi

Ningsih serta segenap Keluarga yang telah mendidik, mendoakan, senantiasa

memberikan nasehat, semangat dan bantuan baik moral maupun materil.

8. Buat Nenek Pia yang Selalu memberikan motivasi, semangat dan nasehat serta

mendoakan penulis.

9. Buat sahabat-sahabatku yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini

Rosnina, Risma, Riska Nur, Kasmir, Nurhayati, Nurlia, Safriani, Hafis, Ihsan,

dan yang memberikan motivasi sehingga saya dapat menyelesaikannya dan

teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Administrasi Negara angakatan 2011

penulis mengucapkan terimakasih.

10. Buat semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak sempat disebutkan satu-persatu terimakasih atas bantuannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyususnan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mohon kritik

Page 9: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

viii

Page 10: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

ix

DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi ......................................................................... i

Halaman Persetujuan ..................................................................................... ii

Halaman Penerimaan Tim ............................................................................. iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................ iv

Abstrak .......................................................................................................... v

Kata Pengantar .............................................................................................. vi

Daftar Isi ........................................................................................................ ix

Daftar Tabel .................................................................................................. xi

Daftar Gambar ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

D. Kegunaan Penelitian .................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Manajemen ..................................................................... 6

1. Pengertian Manajemen .......................................................... 6

2. Asal Muasal Manajemen ....................................................... 7

3. Fungsi-Fungsi Manajemen .................................................... 7

4. Ciri-Ciri Manajemen ............................................................. 8

5. Teori-Teori Manajemen ........................................................ 9

6. Prinsip-Prinsip Manajemen ................................................... 14

B. Konsep Penanggulangan Banjir ................................................... 17

1. Jenis-Jenis Banjir .................................................................. 17

2. Penyebab Banjir .................................................................... 19

3. Pencegahan Banjir ................................................................. 20

4. Penanggulangan Sebelum, Saat, Dan Sesudah Banjir .......... 20

C. Kerangka pikir .............................................................................. 25

D. Fokus penelitian ........................................................................... 26

E. Deskipsi Fokus penelitian ............................................................ 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................... 28

B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................. 28

C. Sumber Data ................................................................................ 29

Page 11: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

x

D. Informan Penelitian ..................................................................... 29

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 30

F. Teknik Analisis Data ................................................................... 31

G. Keabsahan Data ............................................................................ 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi dan Lokasi Penelitian ................................................... 34

1. Keadaan Wilayah ................................................................... 34

2. Keadaan Penduduk ................................................................. 34

3. Sarana Dan Prasarana ............................................................ 34

4. Struktur Organisasi ............................................................... 35

B. Manajemen Penanggulangan Banjir Dikelurahan

Paccerakkang Kota Makassar ...................................................... 36

1. Perencanaan ........................................................................... 37

2. Pengorganisasian .................................................................... 53

3. Pengarahan ............................................................................. 62

4. Pengendalian / Pengawasan .................................................. 74

C. Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen

Penanggulangan Banjir Di Kelurahan Paccerakkang ................. 77

1. Manajer / Pimpinan ............................................................... 77

2. Tingkah Laku Pegawai .......................................................... 80

3. Tingkah Laku Kelompok Kerja ............................................ 81

4. Faktor Eksternal Organisasi .................................................. 83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 85

B. Saran ............................................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 88

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Tabel Informan Penelitian ……………………………………. 30

Page 13: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pikir ………………………………...…………………. 25

Gambar 2. Struktur Organisasi ……………………………………………….. 36

Gambar 3. Proses Perencanaan Penanggulangan Banjir .…………………….. 38

Page 14: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak

besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung

berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es,

gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah

penyakit. Beberapa bencana alam terjadi tidak secara alami Contohnya adalah

kelaparan, yaitu kekurangan bahan pangan dalam jumlah besar yang disebabkan

oleh kombinasi faktor manusia dan alam. Dua jenis bencana alam yang

diakibatkan dari luar angkasa jarang mempengaruhi manusia, seperti asteroid dan

badai matahari. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah masalah yang sering

terjadi di Negara ini yaitu banjir.

Bencana banjir merupakan kejadian alam yang dapat terjadi setiap saat dan

sering mengakibatkan kerugian jiwa, harta dan benda. Kejadian banjir tidak dapat

dicegah, namun hanya dapat dikendalikan dan dikurangi dampak kerugian yang

diakibatkannya. Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh

alur sungai atau saluran. Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang

sumbernya bisa dari mana saja. Dan air itu keluar dari sungai atau saluran karena

sungai atau salurannya sudah melebihi kapasitasnya, Kondisi inilah yang disebut

banjir.

Banjir merupakan salah satu bencana alam yang dapat mengganggu

aktifitas masyarakat, bahkan dapat merugikan masyarakat baik itu dari segi

Page 15: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

2

ekonomi, pembangunan, materi maupun dari segi fisikologi. Banjir adalah situasi

dimana suatu daerah sedang digenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar.

Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba- tiba yang

disebabkan tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang

sungai sehingga merusak rumah- rumah penduduk maupun menimbulkan korban

jiwa.

Karateristik geografis dan geologis wilayah Indonesia adalah salah satu

kawasan rawan bencana banjir. Sekitar 30% dari 500 sungai yang ada di Indonesia

melintas wilayah penduduk padat. Lebih dari 220 juta penduduk, sebagian adalah

miskin dan tinggal di daerah rawan banjir. Pada umumnya bencana banjir tersebut

terjadi di wilayah Indonesia bagian Barat yang menerima curahan hujan lebih

tinggi dibandingkan dengan di bagian Timur. Pada umumnya banjir disebabkan

oleh curah hujan yang tinggi di atas normal, sehingga sistem pengaliran air yang

terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem saluran drainase dan

kanal penampung banjir buatan yang ada tidak mampu menampung akumulasi air

hujan tersebut sehingga meluap.

Kota Makassar dari Tahun 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal dengan

Ujung Pandang adalah Kota terbesar dikawasan Indonesia Timur dan sekaligus

Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota ini terletak di pesisir barat daya pulau

Sulawesi dan berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten

Kepulauan Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan

Kabupaten Gowa di sebelah selatan.

Page 16: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

3

Makassar adalah Kota terbesar keenam setelah Jakarta, Surabaya, Bandung,

Medan, dan Semarang. Makassar memiliki wilayah seluas 175,77 km² dan

penduduk sebesar kurang lebih 1,4 juta jiwa. Kota Makassar memiliki beberapa

kawasan pemukiman penduduk yang rawan terjadi banjir saat puncak musim

hujan yang panjang dan musim hujan yang deras. Pemukiman rawan banjir ini

sebagian besar di wilayah Timur Makassar yakni salah satu dari kawasan tersebut

adalah Kelurahan Paccerakkang. Penulis memilih Kelurahan Paccerakkang dari

pada Kelurahan yang lain karena Kelurahan Paccerakkang salah satu bagian dari

wilayah makassar yang sering mengalami banjir dan hampir setiap musim hujan

deras dan musim hujan yang panjang rawan terjadi banjir. Untuk meminimalisir

terjadinya banjir yang terjadi di wilayah ini, maka Kelurahan Paccerakkang Perlu

penanggulangan banjir.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mengamanatkan pada pasal 35 dan 36 agar setiap daerah dalam upaya

penanggulangan bencana, mempunyai perencanaan penanggulangan bencana.

Secara lebih rinci disebutkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun

2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

Kelurahan Paccerakkang merupakan salah satu Kelurahan di Kota

Makassar yang memiliki kawasan dataran rendah yang hampir setiap musim hujan

yang panjang, rawan terjadi banjir. Banjir yang terjadi di akibatkan karena

drainase yang buruk, banyaknya renase-renase dan sedimen yang ada di got,

semakin padatnya bangunan- bangunan yang menyebabkan kurangnya daya

resapan air dan air kiriman dari daerah tetangga. Perilaku masyarakat dalam

Page 17: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

4

penanganan sampah sangat berperan dalam proses terjadinya drainase yang buruk

di Kota Makassar, hal ini terjadi akibat seringnya masyarakat membuang sampah

pada selokan dan tidak membuang sampah pada tempatnya karena kurangnya

tempat pembuangan sampah yang membuat masyarakat membuang sampah

disembarang tempat.

Semakin padatnya bangunan- bangunan yang menyebabkan daya resapan

air semakin berkurang, ini diakibatkan karena semakin bertambahnya jumlah

penduduk serta tanah kosong yang menjadi daya resapan air telah didirikan

bangunan- bangunan sebagai mata pencaharian warga, sedangkan topografi

kelurahan ini adalah kawasan dataran rendah yang muda tergenang banjir dan

membutuhkan daya resapan yang cukup, perluasan sungai serta perluasan kanal

demi kelancaran aliran air ke sungai karena apabila perjalanan aliran air ini lambat

dan curah hujan semakin tinggi yang mengakibatkan tanggul tidak mampu

menampung jumlah air yang banyak dan gelombang yang tinggi maka otomatis

air ini meluap ke rumah-rumah warga.

Menyimak uraian tersebut, maka perlu penelitian tentang bagaimana

Manajemen penanggulangan banjir di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana Manajemen Penanggulangan Banjir Di Kelurahan Paccerakkang

Kota Makassar?

2. Faktor-Faktor Apa Yang Mempengaruhi Manajemen Penanggulangan Banjir

Di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar?

Page 18: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui Manajemen Penanggulangan Banjir Di Kelurahan

Paccerakang Kota Makassar

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen

Penanggulangan Banjir Di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar.

D. Kegunaan Penelitian

Setelah penelitian dan penulisan ini berakhir,manfaat yang diharapkan oleh

penulisan adalah:

1. Kegunaan Teoritas

Hasil Penelitian sebagai kajian ilmiah dan diharapkan dapat menjadi wacana

untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penelitian berikutnya.

2. Kegunaan Praktis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengaplikasikan dan

mensosialisasikan teori yang diperoleh selama perkuliahan. Penelitian ini

diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan mengenai Manajemen

Penanggulangan Banjir Dapat di gunakan oleh Kelurahan Paccerakkang dalam

rangka Menjalankan tugasnya di bidang Penanggulangan Banjir agar lebih

efektiv dan efisien. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu

memberikan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan sebagai pemasukan

dalam menentukan Manajemen Penanggulangan Banjir selanjutnya.

Page 19: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

6

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Manajemen

Manajemen sebagai ilmu pengetahuan itu sendiri telah dipelajari sejak lama

dan telah di organisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya

menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini kemudian diteliti

dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-

prinsip yang diwujudkan dalam bentuk suatu teori.

1. Pengertian Manajemen

Ada berbagai macam defenisi manajemen, misalnya Manullang (1985:17)

mendefenisikan manajemen sebagai “ Seni dan ilmu perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya

manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.”

Sedangkan Menurut Gibson, Donelly & Ivancevich (1996:4) mendefenisikan

manajemen sebagai“ Suatu proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu

untuk mengoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil-hasil yang

tidak bisa dicapai apabila satu individu bertindak sendiri “.

Dua defenisi diatas kelihatannya berbeda, tetapi apabila dicermati pada

prinsipnya adalah sama.. Yang dimaksud dengan proses oleh Gibsin, Donelly dan

Ivancevich sebenarnya adalah penerapan ilmu dan seni sebagaimana

dimaksudkan oleh Manullang. Sedangkan pengorganisasian, penyusunan,

pengarahan dan pengawasan oleh Gibson dan kawan-kawan disebut sebagai

Page 20: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

7

mengoordinasikan berbagai aktivitas lain. Menurut Ricky W. Griffin (2003:7 )

Manajemen merupakan suatu proses yang kompleks, menantang, dan menarik.

2. Asal Muasal Manajemen

Studi Manajemen yang modern dimulai sekitar tahun 1900. Namun,

terdapat kemungkinan bahwa awal mula proses manajemen dimulai dari

organisasi keluarga, yang kemudian berkembang ke suku, dan akhirnya

mempengaruhi unit politik formal seperti yang ditemukan di awal Babilonia (5000

SM). Bangsa Mesir, Cina, Yunani, Dan Romawi tercatat sejarah sebagai bangsa

yang melakukan kegiatan manajerial besar seperti pembangunan piramida,

mengorganisasikan pemerintah, merencanakan maneuver militer, mengoperasikan

perusahaan perdagangan yang melintasi pelosok dunia, dan mengendalikan

imperium dengan wilayah tersebar luas.

3. Fungsi-Fungsi Manajemen Manajemen

a. Perencanaan

Rencana memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur

terbaik untuk mencapai sasaran tersebut serta memungkinkan.Langkah-

langkah perencanaan adalah pemilihan tujuan organisasi, sasaran ditetapkan

untuk sub unit-sub unit organisasi dan program-program ditetapkan.

b. Pengorganisasian

Manajer telah menetapkan sasaran dan mengembangkan rencana atau program

untuk mencapainya, maka ia harus merancang dan mengembangkan sebuah

organisasi yang dapat menjalankan program itu dengan berhasil. Sasaran yang

berbeda membutuhkan organisasi yang berbeda untuk mencapainya.Staffing

Page 21: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

8

adalah perekrutan, penempatan dan pelatihan karyawan yang memenuhi syarat

untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi.

c. Pengarahan

Setelah rencana disusun, struktur organisasi telah ditentukan, serta staf telah

direkrut dan dilatih, maka langkah selanjutnya adalah mengatur gerakan ke

arah sasaran organisasi yang telah ditetapkan.Fungsi ini dikenal dengan

sebutan pemimpin (leading), pengarahan (directing), pemotivasian

(motivating), penggerakan (actuating) dan masih banyak lagi.

d. Pengendalian

Fungsi pengendalian dari manajemen menakup 3 (tiga) unsur utama yaitu : (1)

Menetapkan standar prestasi. (2) Mengukur prestasi yang sedang berjalan dan

membandingkan dengan standard yang telah ditetapkan. (3) Mengambil

tindakan untuk memperbaiki prestasi yang tidak sesuai dengan standard.

4. Ciri-Ciri Manajemen

Ciri-Ciri Manajemen dalam kegiatannya antara lain sebagai berikut.

a. Dalam manajemen, ada pembagian kerja secara jelas dan tegas.

b. Manajemen ialah suatu hal yang dapat dipelajari.

c. Dalam mencapai tujuan terdapat penyatuan pikiran, perasaan, kemauan,

tenaga, bahan, alat, waktu, dan ruangan.

d. Pencapaian tujuan dilakukan secara sistematis, terpadu, tekontrol, dan

konsisten.

e. Tujuan merupakan sasaran manajemen dan manajemen berusaha untuk

mencapai tujuan yang telah diterapkan.

Page 22: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

9

f. Manajemen digunakan terhadap usaha-usaha kelompok, bukan usaha individu

(perseorangan) tertentu.

5. Teori-Teori Manajemen

Teori Manajemen Ada 6 Yaitu :

a. Aliran klasik

Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi

manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada

penerapan fungsi-fungsi tersebut. Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik

Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di

Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan perhatian terhadap

masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan,

industri maupun masyarakat.

Kelebihan:

Metode ilmiah dapat diterapkan pada bermacam-macam kegiatan organisasi,

selain organisasi industri.

1) Teknik efisiensi dan penelitian waktu dan gerak (time and motion study)

mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.

2) Metode pemilikan dan pengembangan tenaga kerja menunjukkan

pentingnya latihan dan pendidikan untuk meningkatkan efektivitas kerja.

3) Metode ini juga mampu memberikan rancangan kerja dan mendorong

manajer untukmencari alternatif terbaik dalam melaksanakn suatu

pekerjaan.

Page 23: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

10

4) Manajemen klasik menyediakan banyak teknik dan pendekatan terhadap

manajemen yang masih relevan saat ini sebagai contoh pemahaman secara

menyeluruh mengenai sifat dari pekerjaan yang dilaksanakan, pemilihan

orang yang tepat untuk melakukan pekerjaan tersebut, dan melakukan

pendekatan keputusan secara rasional semuanya adalah ide yang berguna

dan maing-masing dikembangkan selama periode ini.

5) Beberapa konsep inti dari model birokratif masih dapat digunakan di

dalam rancangan organisasi modern selama keterbatasan mereka diakui.

Manajer seharusnya mengakui bahwa efisiensi dan produktivitas dapat

diukur dan dikendalikan dalam banyak situasi

Kelemahan:

1) Peningkatan produktivitas memungkinkan peningkatan hasil, tetapi sering

mengakibatkan pemberhentian pekerja atau diubahnya upah.

2) Teori ini kurang melihat kebutuhan sosial para pekerja dan tidak pernah

melihat ketegangan-ketegangan yang terjadi karena kebutuhan itu tidak

terpenuhi. Hal ini terjadi karena manajer yang mengikuti aliran ini hanya

memperhatikan aspek material dan fisik.

3) Manajer juga harus mengakui keterbatasan dari perspektif klasik dan

menghindari fokus sempitnya terhadap efisiensi dari perspektif penting

lainnya. Kekurangan dari manajemen klasik ialah prespektif tersebut

menganggap remeh peran individu dalam organisasi.

Page 24: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

11

b. Aliran perilaku:

Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini

memusatkan kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen

memahami manusia. Aliran perilaku muncul karena dalam pendekatan klasik,

efisiensi produksi dan keserasian kerja tidak dapat dicapai. Para manajer

masih menghadapi kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak selalu

mengikuti pola-pola perilaku yang rasional. Oleh karena itu dicari upaya untuk

membantu manajer mengatasi masalah organisasi melalui sisi perilaku

karyawan.

Aliran perilaku memandang organisasi pada hakikatnya adalah orang. Aliran

ini memandang aliran klasik kurang lengkap karena tidak mewujudkan

efisiensi produksi yang sempurna dan keharmonis an di tempat kerja. Manusia

dalam organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan tingkah

lakukanya, karena sering juga tidak rasional. Karena itu para manajer perlu

dibantu dalam meng hadapi manusia, antara lain dengan sosiologi dan

psikologi.

c. Aliran manajemen Ilmiah:

Aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk

mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif

merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah

manajemen. Manajemen ilmiah atau disebut juga manajemen modern adalah

kepemimpinan atau pengelolaan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dengan

Page 25: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

12

menggunakan cara kerja yang berdasarkan prinsip - prinsip atau pedoman -

pedoman keilmuan.

Adapun ciri - ciri manajemen ilmiah atau modern adalah sebagai berikut :

1) Menggunakan cara kerja keilmuan dan prinsip - prinsip keilmuan sebagai

hasil percobaan dan penyelidikan yang ilmiah pula.

2) Terdapat nasionalisasi yaitu bekerja berdasarkan perhitungan - perhitungan

atau pemikiran yang cermat dan teliti, jadi meninggalkan cara kerja trial

and error.

3) Terdapat standarisasi yaitu bekerja berdasarkan ukuran - ukuran ( standar -

standar ) tertentu, baik dalam cara kerja, waktu yang digunakan, maupun

hasil produksi yang diharapkan. Terjadi peningkatan produktivitas sebagai

hasil kerja yang efektif dan efisien.

4) Cara kerja dan hasil kerjanya dapat mengikuti dan memenuhi tuntutan

kebutuhan jaman yang makin meningkat.

d. Aliran analisis sistem:

Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan

bidang lain untuk mengembangkan teorinya. Analisis sistem adalah

penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian

komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi

permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang

diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan (Jogiyanto Hartono, 1995).

Page 26: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

13

Analisis sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan menginterpretasikan

kenyataan-kenyataan yang ada, mendiagnosa persoalan dan menggunakan

keduanya untuk memperbaiki sistem (Kristanto, 2003).

e. Aliran manajemen berdasarkan hasil:

Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter

Drucker pada awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-

hasil yang dicapai bukannya pada interaksi kegiatan karyawan. Manajemen

berdasarkan hasil bertujuan untuk mencapai hasil yang maksimal berdasarkan

perjanjian yang jelas dan terukur dibuat dimuka. Manajer menetapkan tujuan

dan prioritas menentukan dan membuat sumber daya yang tersedia yang

diperlukan waktu, uang, dan kapasitas. Karyawan memberikan waktunya,

pengetahuan dan kemampuan dan menunjukkan dalam kondisi yang dapat

memberikan hasil yang diperlukan. Dengan demikian, ia mengambil taggung

jawab pribadi untuk mencapai hasil tersebut.

Proses manajemen berdasarkan hasil sebaiknya top down dan bottom up dan

terdiri dari langkah-langkah berikut :

1) Penetapan target: tujuan perusahaan jangka panjang

2) Menerjemahkan tujuan perusahaan dengan tujuan divisi dan individu

3) Hasil perjanjian berorientasi tentang tujuan

4) Implementasi, self kemudi dan pelaporan manajemen

5) Penilaian periodik, kontrol kemajuan dan penyesuaian

f. Aliran manajemen mutu:

Page 27: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

14

Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk

mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen. Manajemen mutu adalah aspek

dari seluruh fungsi manajemen yang menetapkan dan melaksanakan kebijakan

mutu dan merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang menekankan

kepada upaya menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam

kegiatan organisasi. Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai

sifat mutu dan sifat sistem mutu serta komitmen manajemen untuk bekerja

dalm berbagai cara. Manajemen mutu sangat memerlukan figure pemimpin

yang mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisai dapat

memberikan konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut

dapat dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa

mutu suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan,

tetapi menjadi tanggung jawab seluruh anggota dalam organisasi.Pencapaian

mutu yang diinginkan memerlukan kesepakatan dan partisipasi seluruh

anggota organisasi, sedangkan tanggung jawab manajemen mutu ada pada

pimpinan puncak.

6. Prinsip-Prinsip Manajemen

Menurut Henry Fayol yang mengemukkaan 14 prinsip manajemen antara

lain sebagai berikut.

a. Pembagian Kerja (Division of Labour)

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga

pelaksanaan kerja akan berjalan efektif. Oleh karena itu, pembagian kerja

harus didasarkan dari prinsip the right man in the right place dan bukan atas

Page 28: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

15

dasar like and dislike. Pembagian kerja ini akan meningkatkan efisiensi

pelaksanaan kerja seseorang dalam suatu organisasi/instansi/perusahaan.

b. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)

Wewenang mencakup hak untuk memberi perintah dan dipatuhi, biasanya dari

atasan ke bawahan. Wewenang ini harus diikuti dengan pertanggungjawaban

kepada pihak yang memberikan perintah.

c. Disiplin (Dicipline)

Disiplin mencakup mengenai rasa hormat dan taat kepada peranan dan tujuan

organisasi.

d. Kesatuan Perintah (Unity of Command)

Setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu hanya

dari satu alasan

e. Kesatuan Arah (Art of Direction)

Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan harus

diarahkan oleh seorang manajemer dengan penggunaan satu rencana.

f. Meletakkan kepentingan Organisasi dari pada kepentingan sendiri (Sub

Ordination of Individual Interest to General Interest)

Kepentingan Organisasi harus didahulukan dari Kepentingan Individu seorang

karyawan. Termasuk kepentingan Individu Manager itu sendiri.

g. Balas Jasa/Pemberian Upah (Remuneration)

Kompensasi untuk pekerjaan yang dilakukan haruslah adil, baik bagi

karyawan maupun dengan pemilik.

h. Sentralisasi/Pemusatan (Centralization)

Page 29: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

16

Dalam pengambilan keputusan harus ada keseimbangan yang tepat antara

sentralisasi desentralisasi.

i. Hierarki

Adanya hierarki akan menentukan batas kewenangan yang harus dimiliki oleh

masing-masing karyawan dalam perusahaan. Dengan adanya hierarki, setiap

karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari

siapa ia mendapatkan perintah.

j. Ketertiban (Order)

Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama bagi

kelangsungan dan kenyamanan orang bekerja dalam perusahaan.

k. Keadilan dan Kejujuran (Equity)

Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan. Dalam hal ini, harus ada perlakuan yang sama dalam

sebuah organisasi.

l. Stabilitas Kondisi Karyawan

Kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan

berjalan dengan lancar. Kestabilan dapat terwujud karena adanya disiplin kerja

yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.

m. Inisiatif (Initiative)

Bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan

rencana pekerjaan meskipun beberapa kesalahan mungkin terjadi.

n. Semangat Kesatuan, Semangat Korps

Page 30: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

17

Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan,yaitu rasa senasip dan

sepanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.

Manajer yang baik akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de

corps ) sehingga karyawan akan memiliki kebanggaan, kesetiaan, dan rasa

memiliki fungsi terhadap perusahaan.

B. Konsep Penanggulangan Banjir

Banjir adalah peristiwa dimana terbenamnya daratan oleh air. Hal ini

dikarenakan adanya volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena

adanya luapan air yang berlebihan pada suatu tempat akibat adanya curah hujan

lebat, adanya luapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai. (Marlina dkk:

2011). Banjir adalah meluapnya aliran sungai akibat air melebihi kapasitas

tampungan sungai sehingga meluap dan menggenangi dataran atau daerah yang

lebih rendah disekitarnya. Banjir adalah situasi dimana suatu daerah sedang

digenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar. (Saputra, 2011).

1. Jenis-Jenis Banjir

Banjir Bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan

tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan di sepanjang sungai

sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa

dalam (Saputra, 2011). Banjir Bandang adalah banjir yang terjadi akibat

meluapnya sungai. Lebih lengkapanya lagi, banjir bandang bias terjadi di daerah

dataran rendah yang diakibatkan turunnya hujan secara terus menerus dan muncul

secara tiba-tiba. Banjir bandang dapat terjadi akibat adanya penjenuhan air di

wilayah tersebut yang berlangsung sangat cepat, sehingga tanah tidak mampu lagi

Page 31: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

18

menyerap air yang banyak dalam (Marlina, 2011). Anna (2013) ada beberapa

macam- macam banjir seperti berikut ini:

a. Banjir Air adalah banjir yang umum. Penyebab dari banjir ini adalah

meluapnya air sungai, danau, atau Got sehingga air akan melebur lalu

menggenangi daratan dan di kenal dengan banjir air. Umumnya hujan

seperti ini disebabkan oleh hujan yang turun terus menerus hingga sungai

atau danau tidak lagi mampu nampung air.

b. Banjir Cileuncang adalah jenis banjir yang hampir sama dengan banjir air.

Namun banjir cileuncang ini diakibatkan oleh hujan yang sangat deras

dengan debit air yang sangat banyak dan akhirnya air- air yang melimpah

ini tidak bisa mengalir ke Got-got di sekitar rumah warga. Jadi perbedaan

banjir air dengan banjir cileuncang yaitu banjir air terjadi dalam waktu

yang cukup lama sengkan banjir cileuncang adalah banjir dadakan yang

langsung terjadi saat hujan turun.

c. Banjir Bandang yaitu banjir yang tak hanya materi air saja tetapi juga

mengangkut material lain berupa lumpur.

d. Banjir Rob (Laut pasang) adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya

air laut.

e. Banjir Lahar Dingin yaitu banjir yang biasa terjadi ketika terjadi erupsi

gunung berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari

puncak gunung dan mengalir kedaratan yang ada di bawahnya. Lahar

dingin ini mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga air sungai akan

mudah meluap dan bias melebur ke pemukiman warga.

Page 32: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

19

f. Banjir Lumpur merupakan banjir yang identik dengan peristiwa banjir

lapindo. Banjir ini mirip dengan banjir bandang, tetapi lebih disebabkan

oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan menggenangi daratan.

2. Penyebab Banjir

Hujan dalam jangka waktu yang panjang atau besarnya curah hujan selama

berhari-hari erosi tanah Menyisakan batuan yang menyebabkan air hujan mengalir

deras di atas permukaan tanah tanpa terjasi resapan, Buruknya penanganan

sampah yang menyumbat saluran-saluran air sehingga tubuh air meluap dan

membanjiri daerah sekitarnya. Keadaan tanah dan Tanaman tanah yang ditumbuhi

banyak tanaman mempunyai daya serap air yang besar. Tanah yang tertutup

semen, paving, atau aspal sama sekali tidak menyerap air. Pembabatan hutan juga

dapat merupakan penyebab banjir (Madi, 2014).

Penyebab banjir yang dikemukakan oleh Saputra (2011) sebagai berikut:

a. Curah hujan tinggi dalam jangka waktu yang panjang.

b. Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut.

c. Erosi tanah menyisakan batuan yang menyebabkan air hujan mengalir

deras di atas permukaan tanah tanpa terjadi resapan.

d. Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan

dipinggir sungai.

e. Kurangnya tutupan lahan didaerah hulu sungai.

f. Buruknya penanganan sampah yang menyumbat saluran- saluran air

sehingga tubuh air meluap dan membanjiri daerah sekitarnya.

Page 33: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

20

g. Pembangunan tempat pemukiman dimana tanah kosong diubah menjadi

jalan atau tempat parkir yang menyebabkan hilangnya daya serap air

hujan.

h. Pembangunan tempat pemukiman bisa menyebabkan meningkatnya resiko

banjir sampai enam kali lipat dibandingkan tanah terbuka yang biasanya

mempunyai daya serap air tinggi. Masalah ini sering terjadi di kota- kota

besar yang pembangunannya tidak terencana dengan baik.

i. Peraturan pembuatan sumur resapan di daerah perkotaan kurang diawasi

pelaksanaanya.

j. Bendungan dan saluran air yang rusak walaupun tidak sering terjadi,

namun bisa menyebabkan banjir terutama pada saat hujan deras yang

panjang.

k. Keadaan tanah dan tanaman, tanah yang ditumbuhi banyak tanaman

mempunyai daya serap air yang besar. Tanah yang tertutup semen, paving

atau aspal sama sekali tidak menyerap air.

l. Didaerah bebatuan, daya serap air sangat kurang sehingga bisa

menyebabkan banjir kiriman atau banjir bandang.

3. Pencegahan Banjir

Pencegahan banjir menurut Madi (2014) yaitu Pemerintah hendaknya

mengatur perizinan pembangunan gedung, rumah, pusat perbelanjaan atau

bangunan-bangunan yang lain. Membuat saluran air yang cukup, baik oleh

pemerintah maupun penduduk. Menjaga kebersihan lingkungan.

4. Penanggulangan Sebelum, Saat Dan Sesudah Banjir

Page 34: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

21

Menurut Saputra (2011) adapun penanggulangan sebelum, saat dan sesudah

banjir sebagai berikut:

a. Penanggulangan sebelum terjadinya banjir

Pola penanganan sebelum banjir pola penanganan bencana banjir dilakukan

dengan mengutamakan upaya kesiapsiagaan dan kecepatan bertindak sejak

kesiapsiagaan tanggap darurat hingga pemulihan darurat.

Adapun kegiatan yang dilakukan seperti: 1). Pemantauan cuaca, 2).

Pemantauan debit air sungai, 3). Pengamatan peringatan dini, 4). Penyebaran

informasi, 5). Inventarisasi kesiapsiagaan, 6). Penyiapan peta rawan banjir, 7).

Penyiapan sumberdaya untuk tanggap darurat, 8). Penyiapan tenaga medis dan

para-medis dan ambulance, 9). Penyiapan jalur evakuasi dan lokasi penampungan

sementara, 10). Penyiapan keamanan.

b. Pola penanganan saat terjadi banjir

Adapun yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam menangani saat

terjadinya banjir yaitu:

1) Pendirian POSKO

2) Pengerahan personil (Tim Reaksi Cepat)

Mengerahkan kekuatan personil dari berbagai unsure operasi (pemerintah

dan non-pemerintah) terutama untuk penyelamatan dan perlindungan

dengan membentuk TRC untuk memberikan pertolongan/ penyelamatan

dan inventarisasi kerusakan.

3) Pemenuhan kebutuhan dasar dalam penampungan sementara.

Page 35: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

22

a) Distribusi bantuan (Hunian sementara, pangan dan sandang) pada

tahap awal, bantuan pangan berupa makanan siap-santap.

b) Pendirian dapur umum.

c) Pemberian layanan air bersih, jamban dan sanitasi lainnya.

d) Pemberian layanan kesehatan, perawatan dan rujukan.

e) Pengoperasian peralatan sesuai kebutuhan di lapangan, termasuk alat-

alat berat.

4) Pengarahan sarana transportasi udara/laut

Dilakukan pada situasi/kondisi tertentu yang memerlukan kecepatan untuk

penyelamatan korban bencana dan distribusi bantuan kepada

masyarakat/korban bencana terisolasi.

5) Koordinasi dan Komando

Setiap kejadian penting dilaporkan kepada POSKO. Penyampaian laporan

perkembangan penanganan bencana ke media massa melalui POSKO yang

diapkan pemerintah.

Tindakan yang harus dilakukan oleh masyarakat saat terjadi banjir yaitu:

a) Jika memungkinkan ajaklah anggota keluarga atau kerabat atau orang

disekitar anda untuk menyelamatkan diri.

b) Selamatkan barang- barang berharga sehingga tidak rusak atau hilang

terbawah banjir.

c) Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga biasa menjadi dasar

untuk tindakan selanjutnya.

Page 36: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

23

d) Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan

aliran listrik diwilayah yang terkena bencana.

e) Mengungsi kedaerah- daerah aman sedini mungkin saat genangan air

masih memungkinkan untuk disebrangi.

f) Hindari berjalan didekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.

g) Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan

penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah atu Camat.

h) Terus pantau pengumuman dan berita dari radio.

i) Siap sedialah dengan semua peralatan darurat standar.

j) Jika di arahkan oleh posko atau RT / RW untuk keluar dan mengungsi,

segera lakukan.

c. Konsep penanganan sesudah banjir

Memperbaiki sarana/prasarana yang rusak agar dapat berfungsi normal dan

masyarakat dapat beraktivitas kembali.

Menurut Manu (2014) ada beberapa cara untuk penanggulangan bencana

banjir :

1) Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik. Sungai

dan selokan adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari

dengan sampah atau menjadi tempat pembuangan sampah yang akhirnya

menyebabkan sungai dan selokan menjadi tersumbat.

2) Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan

yang dapat menyerap air dengan cepat.

Page 37: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

24

3) Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuar lahan

hijau untuk penyerapan air.

4) Berhenti membangun perumahan ditepi sungai, karena akan

mempersempit sungai dan sampah rumah juga akan masuk sungai.

5) Berhenti membangun gedung-gedung tinggi dan besar, karena akan

menyebabkan bumi ini akan semakin sulit menahan bebanya dan membuat

permukaan tanah turun.

6) Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran

sungai, karena pohon berperan penting untuk pencegahan banjir.

Sebenarnya menebang pohon tidak dilarang bila kita akan menanam

kembali pohon tersebut dan tidak membiarkan hutan menjadi gundul.

Dengan melakukan cara penanggulangan banjir tersebut kita dapat

mencegah bencana banjir. Karena selama ini pemerintah pun telah bekerja keras

untuk mencegah terjadinya banjir, tetapi semua masyarakat pun harus mendukung

agar semua bisa teratasi dengan baik.

C. Kerangka Pikir

Keterlibatan pemerintah secara aktif dalam proses Penanggulangan banjir

di kelurahan paccerakkang pada akhirnya akan berkolerasi secara positif terhadap

sikap dan perilaku masyarakat dalam mengurangi dan meminimalis banjir yang

terjadi. Manajemen disebutkan diatas dimana kita lihat bahwa Kepala Lurah

merupakan tokoh penting di kelurahan Paccerakkang dalam Penanggulangan

banjir. Manajemen ini dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan

pemerintah kelurahan yang akan dilaksanakan beberapa indikator. (1)

Page 38: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

25

Perencanaan. (2) Pengorganisasian. (3) Pengarahan. (4) Pengendalian. Serta, hal-

hal yang dapat mempengaruhi Manajemen, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

bagan sebagai berikut:

Bagan Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka Pikir

Dari bagan di atas menjelaskan bahwa tugas kelurahan bukan hanya

melayani masyarakat dalam mengurus kartu tanda penduduk tetapi juga bertugas

menjaga lingkungan masyarakat. Kelurahan Paccerakkang dalam manajemen

Penanggulangan banjir dibutuhkan beberapa tahap. tahap pertama yaitu

melakukan perencanaan agar banjir di kelurahan Paccerakkang bisa terkendali,

kemudian melakukan pengorganisasian atau menetapkan tugas kepada bawahan

dan melibatkan masyarakat. setelah itu dilakukan pengarahan kepada bawahan

dan masyarakat, dan tahap akhir adalah pengendalian yang dilakukan oleh

kelurahan untuk memperbaiki kesalahan kesalahan yang terjadi dalam manajemen

banjir.

Fungsi Manajemen

1. Perencanaan Penanggulangan Banjir

2. Pengorganisasian Penanggulangan Banjir

3. Pengarahan Penanggulangan Banjir

4. Pengawasan/Pengendalian

Penanggulangan Banjir

Manajemen Penanggulangan Banjir Di

Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar

Faktor Yang

Mempengaruhi

Manajemen

Penanggulangan

Banjir

Berhasil atau tidak Manajemen Penanggulangan

Banjir Di Kelurahan Paccerakkang

Page 39: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

26

Setelah semua tahap selesai maka dilihat pula faktor apa saja yang

mempengaruhi manajemen Penanggulangan banjir. Setelah dilakukan Manajemen

Penanggulangan Banjir maka dilihatlah hasilnya berhasil atau tidaknya banjir di

kelurahan paccerakkang.

D. Fokus Penelitian

Manajemen Penanggulangan Banjir Di Kelurahan Paccerakkang dengan

indicator: (1) Perencanaan. (2) Pengorganisasian. (3) Pengarahan. (4)

Pengendalian. Serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam mencapai efektivitas

Penanggulangan banjir.

E. Deskripsi Fokus penelitian

1. Perencanaan yang dilakukan yaitu dengan : (1) Perencanaan tujuan dan

pengenalan bahaya (2) Analisis kemungkinan dampak banjir (3) Perumusan

tindakan penanggulangan banjir (4) Pemilihan tindakan penanggulangan

banjir (5) Mekanisme penanggulangan banjir.

2. Pengorganisasian yang dilakukan dengan : (1) Menetapkan struktur organisasi

yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab. (2)

Pembagian Tugas yang dimana pemberian tugas harus sesuai dengan

kemampuan tenaga kerja. (3) Partisipasi masyarakat (4) Peran pemerintah dan

pemerintah daerah (5) Partisipasi lembaga usaha / bisnis.

3. Pengarahan dilakukan beberapa tahap yaitu : (1) pemberian motivasi kepada

tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian

tujuan. (2) Memberikan perintah. (3) Memberikan petunjuk kepada tenaga

kerja mengenai apa yang harus dilakukan.

Page 40: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

27

4. Pengawasan dilakukan dengan melaksanakan tugas : (1) melakukan

pengawasan internal atau yang terjadi dalam wilayah pemerintah kelurahan.

(2) Melakukan pengawasan eksternal atau yang terjadi diluar wilayah

pemerintah kelurahan.

5. Faktor mempengaruhi Manajemen Pengendalian Banjir Di Kelurahan

Paccerakkang Kota Makassar yaitu: (1) Pimpinan. (2) Tingkah Laku

Organisasi. (3) Tingkah Laku Kelompok. (4) Faktor Eksternal.

Page 41: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

28

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan dalam waktu rentang dua bulan setelah ujian

proposal penelitian. Tempat penelitian dikelurahan paccerakkang kota Makassar.

Pemilihan lokasi penelitian ini dikarenakan wilayah ini sering terjadi banjir dan

hampir setiap tahun banjir di kelurahan ini terjadi.

Kelurahan Paccerakkang mempunyai manajemen penanggulangan banjir

yang bertujuan untuk mengatasi masalah banjir yang sering terjadi diwilayahnya.

Namun pada kenyataannya manajemen penanggulangan banjir masih banyak

kekurangan yang mengakibatkan kelurahan paccerakkang masih sering terjadi

banjir, hal ini dikarenakan manajemen penanggulangan banjir belum bisa tercapai

dengan maksimal. Masih banyak yang harus diperbaiki terutama dalam

mengantisipasi banjir yang datang. Hal inilah yang mendasari peneliti mengambil

lokasi di wilayah ini sebagai lokasi penelitian.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini yaitu: penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu jenis

penelitian yang bertujuan untuk memodifikasi data-data yang telah

dikumpulkan dilapangan berdasarkan bersifat narasi.

2. Tipe penelitian

Tipe penelitian ini bersifat fenomenologis yaitu menggambarkan pengalaman

yang dilihat oleh informan berkaitan dengan Penanggulangan banjir.

Page 42: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

29

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data, yang diperoleh

langsung dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, termasuk apa yang di

peroleh dari informasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpulan data atau data tidak langsung, misalnya lewat

dokumen.

D. Informan penelitian

Menurut Nasution Dalam Sugiyono (2012:223) menyatakan dalam

Penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai

instrument dalam penelitian utama. Dalam mengumpulkan data yang diinginkan,

sehingga informan yang dipilih adalah para informan yang mampu memberikan

informasi yang lebih mendalam mengenai Manajemen Penanggulangan Banjir Di

Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar.

Page 43: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

30

Informan dalam penelitian ini terdiri dari Lurah Paccerakkang, Pegawai

Kelurahan, dan Masyarakat.

No Nama Informan Inisial Jabatan/Status Jumlah

1 Ekayani Prativi, SH EP Lurah Paccerakkang 1 orang

2 Jumanang, SE JM Sekertaris Lurah 1 orang

3 Darmawati DR Masyarakat 1 orang

4 Elfrida EL Masyarakat 1 orang

5 Abdul Haidiman AH Masyarakat 1 orang

6 Sri Wahyuni SW Masyarakat 1 orang

7 Kasmir Yusuf KY Masyarakat 1 orang

8 Drs. Muh. Amran

Kudus, MM

AK Kabid. Pencegahan &

Kesiapsiagaan BPBD

1 orang

9 Aula Zulfikar AZ Staff Pencegahan 1 orang

JUMLAH 9 orang

Tabel 1. Informan Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 tahapan

yaitu :

1. Observasi

Observasi adalah data dikumpulkan oleh peneliti sendiri secara pribadi dengan

turun ke lapangan, serta berusahsa sendiri mengumpulkan informasi melalui

observasi atau wawancara mendalam.peneliti mengobservasi apa adanya dan

mengajukan pertanyaan dalam wawancara menurut perkembangan wawancara

secara wajar berdasarkan ucapan dan buah pikiran yang dicetuskan oleh orang

diwawancarai. Setiap kali peneliti mewawancarai seorang informasi dan

Page 44: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

31

informasi tersebut mengatakan bahwa ada informasi lain yang perlu

diwawancarai karena lebih mengetahui permasalahan, maka penulis harus

melakukan berkenaan dengan apa yang dikatakan oleh informasi awal

tersebut, sehingga semakin lama semakin banyak informasi yang diperoleh.

2. Wawancara

Wawancara adalah wawancara mendalam (indepth), teknik wawancara

mendalam akan dipergunakan terutama untuk mengkonstruksikan kegiatan

dan kejadian disekitar, serta untuk memvertifikasi dan memperluas

data/informasi yang sudah diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang

digunakan adalah dengan menggunakan interview guide, agar terjaga pokok-

pokok dan yang direncanakan dapat tercapai.Adapun yang menjadi

informasi/sasaran wawancara antara lain: Kepala Kelurahan, Pegawai dan

Masyarakat.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan yang tertulis atau film baik yang

dipersiapkan untuk penelitian, pengujian suatu peristiwa, maupun yang tidak

dipersiapkan untuk penelitian. Dokumen sebagai sumber data dapat

dimanfaatkan untuk menganalisa, menafsirkan bahkan untuk meramalkan.

Dokumen yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini bisa dari sumber mana

saja, sepanjang berhubungan dengan Manajemen Penanggulangan Banjir

Kelurahan Paccerakkang Misalnya: dokumen bencana banjir, dokumen berupa

arsip dan laporan pada lembaga pemerintah yang terkait mengenai

penanggulangan banjir.

Page 45: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

32

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari desa data yang

telah didapati melalui observasi dan wawancara dikumpulkan dan dikelompokkan

selanjutnya hasil olahan data tersebut dianalisis berdasarkan metode kualitatif,

yaitu menganalisanya sesuai dengan gelaja atau obyek yang diteliti dan

menginterprestasikan hasil analisis tersebut berdasarkan teori yang ada untuk

pengambalian kesimpulan hasil penelitian sehingga mudah dipahami oleh penulis

sendiri maupun pembaca.

Adapun tahapan/langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah:

1. Reduksi Data yaitu peneliti memilih data yang dianggap penting dan

mendukung dalam pemecahan masalah penelitian. Reduksi data merupakan

suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa.

2. Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang

memberi kemungkinan dan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Verifikasi mengenai masalah penelitian berdasarkan penyajian data penelitian.

Makna-makna yang muncul dari data harus diamati, diuji kebenarannya

kekokohannya dan kecocokannya yang merupakan validitasnya. Ketiga

komponen berinteraksi sampai didapat suatu kesimpulan yang benar. Maka

diperoleh data yang akurat dalam bentuk proposisi sebagai temuan dalam

penelitian ini.

Page 46: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

33

G. Keabsahan data

Keabsahan data yang dipakai dalam penulisan proposal ini adalah trigulasi,

trigulasi dalam pengujian kredibilitas adalah pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Menurut Willian Wiersama

dalam Sugiyono (2012), ia mengatakan bahwa ada tiga macam trigulasi yaitu:

1. Trigulasi Dengan Sumber

Trigulasi dengan sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber

suatu informan. Data yang telah dianalisis oleh peneliti tersebut menghasilkan

suatu kesimpulan, selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dari

sumber data tersebut:

2. Trigulasi Dengan Teknik

Trigulasi dengan teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber data yang sama dengan teknik

yang berbeda.Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan

dokumentasi.

3. Trigulasi Dengan Waktu

Trigulasi dengan waktu yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat

narasumber masih segar, dan pada saat sore hari saat narasumber sudah

merasa jauh dan dipenuhi oleh banyak masalah. Bila hasil uji menghasilkan

data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai

ditemukan kepatian datanya.

Page 47: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Dan Lokasi Penelitian

1. Keadaan wilayah

Kelurahan Paccerakkang adalah salah satu kelurahan yang berada di

Kecamatan Biringkanaya dari sekian banyak kelurahan di kecamatan

biringkanaya. Antara lain kelurahan yang berada di biringkanaya adalah

Kelurahan Paccerakkang, Kelurahan Daya, Kelurahan Pai, Kelurahan Sudiang

Raya, Kelurahan Sudiang, Kelurahan Bulurokeng dan Kelurahan Untia. Menurut

jaraknya, letak masing-masing kelurahahan ke ibukota kecamatan berkisar antara

2-3 km. Paccerakkang memiliki luas wilayah 7,80Km2 yang berdekatan dengan

kelurahan sudiang dan daya. Kelurahan paccerakkang memiliki letak geografis

yang rendah dengan topografi bukan pantai antara permukaan laut.

2. Keadaan Penduduk

Menurut data kependudukan kelurahan paccerakkang memiliki 9.623

rumah tangga yang bertempat tinggal di wilayah kelurahan paccerakkang. Jumlah

keseluruhan penduduk di kelurahan paccerakkang adalah 32.453 jiwa penduduk

yang berada di wilayah tersebut dengan kepadatan 4.161/Km2.

3. Sarana dan Prasarana

Jumlah sekolah di kelurahan paccerakkang sekitar 18 sekolah yang terdiri 8

sekolah negeri dan 10 swasta, jumlah seluruh guru adalah 223 guru. Kesehatan di

kelurahan paccerakkang terdiri dari puskesmas dan posyandu, dan berpusat di

daerah paccerakkang raya. Mayoritas penduduk Kelurahan

Page 48: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

35

paccerakkang adalah beragama Islam, menyusul agama Protestan dan Katolik.

Jumlah tempat ibadah di Kelurahan Paccerakkang cukup memadai, terdapat 9

buah Mesjid dan 2 buah Gereja. Saran perdagangan yang terdapat di Kelurahan

Paccerakkang antara lain kelompok pertokoan, pasar tradisional, swalayan

/toserba dan rumah makan. Sedangkan keuangan di Kelurahan Paccerakkang

Jumlah Bank yang ada di Kelurahan Paccerakkang sebanyak 3 buah, dimana Bank

Pemerintah sebanyak 1 buah dan Bank Swasta sebanyak 2 buah yang bertempat di

Kelurahan Paccerakkang.

4. Struktur Organisasi

Sebelum, dikemukakan struktur organisasi Kelurahan Paccerakkang Kota

Makassar, terlebih dahulu harus dipahami pengertian struktur organisasi secara

teoritis agar memudahkan dalam menelaah pembahasan selanjutnya. Struktur

oraganisasi menurut The Leang Gie (1976) adalah sebagai berikut “ Struktur

organisasi adalah yang menunjukkan segenap tugas pekerjaan untuk mencapai

tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi tersebut serta wewenang dan

tanggung jawab anggota organisasi yang memikul tiap-tiap tugas pekerjaan itu”.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka jelaslah kiranya betapa besar

peranan organisasi secara keseluruhan di dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Ditinjau dari sudut organisasi, maka pemerintah Kelurahan

Paccerakkang Kota Makassar merupakan salah satu wujud organisasi di dalam

lembaga pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi dalam proses pencapaian

tujuan nasional.

Page 49: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

36

Adapun susunan atau struktur organisasi kantor Kelurahan Paccerakkang

Kota Makassar dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 2. Struktur Organisasi

B. Manajemen Penanggulangan Banjir Di Kelurahan Paccerakkang Kota

Makassar

Banjir merupakan suatu hal yang dapat menyebabkan kerugian, banjir juga

merupakan genangan air yang berlebihan. Banjir di sebabkan oleh beberapa faktor

antaranya curah hujan yang tinggi, adanya drainase dan banjir kiriman dari daerah

lain. Serta masih banyak penyebab lainnya. Istilah banjir termaksud didalam

kategori bencana alam yang tidak bisa untuk kita ketahui terjadinya.

Penanggulangan merupakan suatu usaha atau proses untuk mencegah,

menyelesaiakan atau memecahkan suatu masalah yang terjadi, penanggulangan

Lurah

Ekayani Prativi, SH

Sekertaris Lurah

Jumanang, SE

Jabatan

Fungsional

Seksi Pemerintah

Ketentraman Dan

Ketertiban Umum

Hadera

Seksi

Pemberdayaan dan

Masyarakat Kesra

Nurhaena, Mp.Ba

Seksi Kebersihan

Umar, SH

Ekonomi Dan

Pembangunan

Sarce Serre

Page 50: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

37

juga bertujuan menyelesaiakan suatu masalah publik yang sedang terjadi atau

yang akan terjadi.

Berdasarkan hasil dokumen dan studi lapangan bahwa dalam melakukan

penanggulangan banjir di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar diperlukan

suatu tindakan yang teratur dan sistematis dalam penanggulangan banjir, maka

untuk menyelesaikan masalah tersebut di butuhkan suatu Manajemen sehingga

proses penanggulangan banjir dapat terlaksana dengan baik dan benar. Dalam

melaksanakan Manajemen Penanggulangan Banjir hal hal yang perlu di

perhatikan ialah : Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Dan Pengendalian

atau pengawasan. Untuk mengetahui penerapan indikator Manajemen Kelurahan

Paccerakkang maka dilakukan penelitian dan wawancara sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu aktifitas menyusun tujuan organisasi lalu

dilanjutkan dengan menyusun rencana rencana guna mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Perencanaan dilaksanakan dalam penentuan tujuan organisasi secara

keseluruhan dan merupakan langkah terbaik untuk mencapai tujuannya itu.

Perencanaan adalah proses awal yang paling penting dari seluruh fungsi

manajemen karena fungsi yang lain tidak akan berjalan tanpa perencanaan terlebih

dahulu.

Page 51: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

38

Adapun proses perencanaan penanggulangan banjir dikelurahan

Paccerakkang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3. Proses Penanggulangan Banjir

Sebagaimana diuraikan di atas bahwa langkah pertama adalah pengenalan

bahaya bencana yang mengancam wilayah tersebut. Kemudian menganalisis

dampak banjir yang akan terjadi pada wilayah tersebut Kemudian bahaya /

ancaman tersebut di buat daftar dan disusun langkah-langkah / kegiatan untuk

penangulangan banjir. Kemudian pemilihan tindakan atau kegiatan yang akan di

lakukan untuk penanggulangan banjir. Setelah itu menyusun mekanisme

penanggulangan banjir. Dalam menyusun perencanaan pemerintah Kelurahan ikut

berpartisipasi dalam memberikan informasi tentang bahaya yang akan terjadi serta

ikut serta dalam menyusun tindakan tidakan penanggulangan banjir. Rencana

yang sudah tersusun akan di koordinasikan ke pemerintah Kecamatan kemudian

Kecamatan mengkoordinasikan perencanaan yang tersusun tersebut ke pemerintah

Perencanaan Tujuan Dan Pengenalan Bahaya

Perumusan Tindakan Penanggulangan Banjir

Analisis Kemungkinan Dampak Banjir

Pemilihan Tindakan Penanggulangan Banjir

Mekanisme Penanggulangan Banjir

Alokasi Tugas Dan Peran Instansi

Page 52: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

39

Kelurahan Paccerakkang. Disini lah Peran pemerintah Kelurahan untuk

menjalankan tugas yang telah di rencanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah

Daerah dalam Penanggulangan Banjir

a. Perencanaan Tujuan Dan Pengenalan Bahaya

Tujuan yang ingin di capai ditentukan pada proses perencanaan tujuan yang

berfungsi untuk apa kegiatan ini dilakukan. Dalam menentukan suatu tujuan harus

jelas apa tujuan atau target yang ingin dicapai. Dalam hal ini pada umum nya

penanggulangan banjir bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada

masyarakat dalam bencana banjir tersebut. Kemudian membangun partisipasi dan

kemitraan publik serta swasta, didalam masyarakat bertujuan mendorong

semangat gotong royong dan menciptakan perdamaian dalam masyarakat.

Pengenalan bahaya dilakukan dengan melihat potensi yang akan terjadi pada

wilayah tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Staff Pencegahan BPBD

yaitu sebagai berikut :

“Tujuan penanggulangan banjir tentunya agar dapat mencegah atau

minimalisir terjadinya banjir. Dilihat dari potensi bencana yang ada di

kelurahan paccerakkang, Paccerakkang merupakan wilayah yang berada

didataran rendah dan terletak di pinggir sungai, jadi kelurahan tersebut bisa

terjadi banjir atau tergenangnya air. Bisa juga dilihat dari aspek

pembangunannya yang semakin pesat dan padat yang bisa mengakibatkan

wilayah resapan air berkurang. Jadi ini yang dimaksud pengenalan bahaya.

(Hasil Wawancara AK, 20 November 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

penanggulangan banjir adalah mencegah dan minimalisir terjadinya banjir.

kelurahan Paccerakkang mempunyai lokasi yang datarannya rendah yang terletak

Page 53: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

40

tidak jauh dari sungai yang ada sehingga potensi kelurahan paccerakkang ini

cukup tinggi untuk terjadinya banjir atau genangan air yang ada. Selain itu

kelurahan Paccerakkang juga semakin pesat dan padat dalam pembangunan

sehingga mengurangi resapan air yang ada yang mengakibatkan banjir yang bisa

datang kapan saja.

Banyaknya bangunan bangunan yang didirikan diatas timbunan danau yang

menjadi penampungan air juga menyebabkan terjadinya banjir. Semakin banyak

bangunan maka semakin berkurang pula daya resapan air. Maka inilah pengenalan

bahaya yang akan terjadi di daerah kelurahan Paccerakkang kota Makassar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Lurah Paccerakkang Kota

Makassar :

“Ya, Bagaimana supaya tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut,

karena harta benda memang penting tetapi jiwa lebih penting lagi dari pada

harta, jadi tujuannya untuk mengantisipasi korban jiwa, kemudian supaya

tidak terjadi banjir yang lebih dalam parah lagi dan untuk ketentraman

masyarakat, serta harus dilakukan kerja bakti rutin. Dalam penanggulangan

kita juga harus mengenal bahaya yang akan datang sehingga kita bisa berhati

hati dan mencegah bahaya tersebut (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober

2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa perencanaan tujuan

dari kelurahan yaitu supaya tidak ada korban jiwa dalam banjir tersebut yang

artinya kelurahan melindungi masyarakat dalam bencana banjir yang menimpa

masyarakatnya. Selain itu membangun semangat gotong royong warga dalam

penanggulangan banjir serta membangun ketentraman kepada masyarakat agar

merasa aman dan nyaman. Selain itu juga dalam pengenalan bahaya banjir yang

akan datang, haruslah mengetahui lokasi mana saja yang membahayakan bagi

Page 54: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

41

masyarakat sehingga cepat untuk di cegah atau masyarakat bisa berhati hati dalam

bahaya tersebut.

Hasil wawancara lainnya di ungkapkan oleh Kabid. Pencegahan dan

Kesiapsiagaan BPBD sebagai berikut :

“Potensi terjadinya ancaman bencana banjir saat Ini disebabkan keadaan badan

sungai rusak, kerusakan daerah tangkapan air, pelanggaran tata-ruang wilayah,

pelanggaran hukum meningkat, perencanaan pembangunan kurang terpadu, dan

disiplin masyarakat yang rendah. Dan yang kami lihat pada kelurahan

paccerakkang potensi nya adalah berada didataran renda, pelanggaran tata ruang

wilayah dan kurangnya kesadaran masyarakat. Dalam mengenali bahaya banjir

perlu diketahui lokasi lokasi mana saja yang berada di wilayah Paccerakkang

yang berpotensi banjir yang bisa membahayakan. (Hasil Wawancara AZ, 20

November 2015 )”.

Dari wawancara tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa yang perlu di

tekankan dalam mengenali bahaya banjir yaitu potensi yang terjadi pada wilayah

paccerakkang. Potensi yang dimaksud adalah potensi bencana yang akan terjadi.

Dari wawancara tersebut menyebutkan bahwa disebabkan oleh wilayah yang

rendah sehingga memicu terjadinya banjir dikelurahan Paccerakkang Kota

Makassar. Selain itu pelanggaran tata ruang wilayah juga mengakibatkan

terjadinya banjir karena daya resapan air berkurang.

Selain yang disebutkan diatas bahwa kedisiplinan masyarakat juga sangat

berpengaruh yang bisa mengakibatkan terjadinya banjir jika masyarakat

membuang sampah sembrang tempat dan merusak lingkungan.

b. Analisis Kemungkinan Dampak Banjir.

Setelah melakukan pengenalan bahaya banjir selanjutnya dilakukanlah

analisis kemungkinan dampak banjir. Mencari dan merusmuskan dampak banjir

yang akan terjadi di wilayah tersebut. Dampak yang ditimbulkan bisa

Page 55: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

42

dikategorikan jadi dua jenis yaitu dampak positif dan dampak negatifnya yang

dimana masing masing dampak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap

pengaruh lingkungan dan masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah di kemukakan oleh informan

Kabid. Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BPBD Makassar ialah :

“dampak yang ditimbulkan bemacam macam yaitu dampak terhadap

lingkungan masyarakat yang dimana masyarakat memiliki rasa takut

terhdap bencana tersebut diwilayahnya. Tetapi bisa juga berdampak positif

misalnya masyarakat saling bahu membahu untuk menanggulangi banjir

tersebut (Hasil Wawancara AK, 20 November 2015)”.

Dari hasil wawancara yang telah di simak diatas bahwa analisis dampak

banjir terbagi menjadi dua yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak

positif dari banjir tersebut yaitu masyarakat semakin erat dalam silaturahmi dan

saling bantu membantu dalam kesulitan yang mereka hadapi. Dampak negative

yang di timbulkan yaitu masyarakat sering memiliki rasa was was atau rasa takut

dalam diri sehingga membuat masyarakat resah akan adanya banjir yang akan

datang.

Hasil wawancara dari informan yang lainnya adalah Lurah Paccerakkang

sebagai berikut:

“dampak yang kita rasakan disini adalah banjir bisa merusak sarana dan

prasarana, memutuskan jalan atau jalur transportasi, mengganggu aktivitas

sehari hari yang dimana masyarakat tidak dapat beraktifitas secara normal

dan anak anak yang ingin kesekolah harus melewati banjir dulu sebelum

sampai kesekolah. Banjir juga dapat mencemari lingkungan. Dampak

positif banjir mungkin salah satunya saling membantu sesama masyarakat.

(Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.

Dari hasil wawancara dari informan yang telah ditentukan dapat

disimpulkan bahwa dampak yang dirasakan oleh warga kelurahan paccerakkang

Page 56: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

43

yaitu rusaknya sarana dan prasarana misalnya merusak rumah warga, jalanan,

jembatan dan lain lain. Selain itu banjir juga dapat mengganggu aktifitas

masyarakat seperti sekolah yang terganggu, kerja yang terganggu, bahkan bisa

menghentikan semua aktifitas untuk sementara waktu. Dampak lain nya dapat

mengganggu jalannya jalur transportasi seperti motor, mobil dan truk bahkan

tidak bisa melewati jalur tersebut karena genangan air yang cukup tinggi. Selain

itu banjir pun dapat mencemari lingkungan masyarakat yang dimana banjir

membawa sampah, kotoran dan limbah lainnya yang dapat mencemari halaman

rumah bahkan sumber air yang ada.

Dari beberapa wawancara informan dapat kita ketahui bahwa dampak

banjir bermacam macam, dampak positif kemungkinannya sedikit sedangkan

kemungkinan dampak negative cukup banyak dan cukup memprihatinkan bagi

masyarakat dan wilayah Paccerakkang.

c. Perumusan Tindakan Penanggulangan Banjir

Dalam merumuskan tindakan penanggulangan banjir diperlukan berbagai

macam pemikiran dalam menyelesaikan penanggulangan banjir tersebut.

Perumusan tindakan dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai

macam tindakan tindakan dalam penanggulangan banjir, mulai dari sebelum

terjadinya banjir saat terjadinya banjir dan pasca banjir setelah terjadinya banjir.

Semua yang harus dilakukan dalam penanggulangan banjir dikumpulkan menjadi

satu.

Berdasarkan hasil wawancara dari informan penelitian Kabid. Pencegahan

Dan Kesiapsiagaan BPBD Makassar adalah sebagai berikut :

Page 57: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

44

“dalam melakukan tindakan atau mengumpulkan tindakan kami

mengadakan rapat bersama, mengundang pihak kecamatan kelurahan dan

masyarakat dalam mencari solusi tindakan tindakan yang akan dilakukan

dalam penanggulangan banjir. Apakah kita hanya bisa diam saja tanpa

melakukan tindakan sedikit-pun dan membiarkan kondisi menjadi tidak

sehat karena bencana banjir. Pastinya tidak kami akan melakukan upaya

upaya dalam penanggulangan banjir tersebut. (Hasil Wawancara AK, 20

November 2015)”.

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita simpulkan bahwa dalam

melakukan tindakan perlu diakan rapat dengan mengundang berbagai pihak untuk

mengeluarkan pendapat mereka masing masing dalam merumuskan tindakan

tindakan yang akan dipilih untuk penanggulangan banjir. Dalam menghadapi

bencana ini kita tidak bisa diam saja tanpa menyusun tindakan tindakan apapun

karena banjir akan datang dan merusak semua yang ada.

Dalam merumuskan tindakan haruslah universal yang menyangkut semua

pihak agar tindakan yang dilakukan semakin banyak dan baik. Setidaknya

mengeluarkan pendapatnya tentang tindakan yang akan dilakukan dalam

penanggulangan banjir.

Hasil wawancara lebih rinci di ungkapkan oleh lurah Paccerakkang adalah

sebagai berikut :

“Tindakan tindakan yang kami rumuskan ialah Membuat fungsi sungai dan

selokan dapat bekerja dengan baik, melakukan penanaman tanaman atau

pohon yang dapat menyerap air, berhenti membangun ditepi sungai, hindari

penebangan pohon dan hutan, melakukan kerja bakti bersama, melakukan

pembuangan sampah secara teratur sesuai prosedur, dan masih banyak lagi

(Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara lurah Paccerakkang bahwa Alternatif

tindakan yang dirumuskan adalah membuat fungsi sungai dan selokan. Sungai dan

Page 58: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

45

selokan adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari dengan sampah

atau menjadi tempat pembuangan sampah yang akhirnya menyebabkan sungai dan

selokan menjadi tersumbat. Kemudian tindakan berikutnya melakukan penanaman

pohon atau tanaman yang bisa membuat resapan air menjadi cepat. Berhenti

membangun di tepi sungai maksudnya ialah tidak melakukan pembangunan

dipinggir sungai yang bisa mengurangi daya resapan air. Serta tidak menebang

pohon yang digunakan sebagai resapan air.

Dari beberapa hasil wawancara tersebut jelas diketahui bahwa dalam

merumuskan tindakan tindakan penanggulangan banjir diperlukan pemikiran dari

berbagai pihak sehingga bisa memperbanyak tindakan tindakan yang baik dan

efektif dalam penanggulangan banjir.

d. Pemilihan Tindakan Penanggulangan Banjir

Setelah dilakukan perumusan tindakan penanggulangan banjir langkah

selanjutnya adalah pemilihan tindakan atau penentuan tindakan yang telah

dirumuskan sebelumnya. Tindakan yang mana dibuat sedemikan rupa yang dipilih

untuk penanggulangan banjir tersebut. Pilihan tindakan yang dimaksud di sini

adalah berbagai upaya penanggulangan yang akan dilakukan berdasarkan

perkiraan ancaman bahaya yang akan terjadi dan kemungkinan dampak yang

ditimbulkan. Tindakan yang akan dilakukan terbagi menjadi beberapa tahap yaitu

Pencegahan, Kesiapsiagaan, Tanggap Darurat dan pemulihan.

Berdasarkan hasil wawancara dari informan penelitian Kabid. Pencegahan

Dan Kesiapsiagaan BPBD Makassar sebagai berikut :

“tindakan yang dilakukan pemerintah seperti pembuatan dan penempatan

tanda-tanda peringatan, bahaya, larangan memasuki daerah rawan bencana

Page 59: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

46

dan sebagainya sehingga masyarakat dapat berhati hati melewati daerah

tersebut. Kemudian pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan

tentang penataan ruang, ijin mendirikan bangunan (IMB), kemudian

pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsure pendukungnya.

pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan

sumber daya, perbaikan sarana dan prasarana umum (Hasil Wawancara

AK, 20 November 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa tindakan yang dilakukan dalam

penanggulangan banjir mulai tahap pencegahan dengan cara melakukan tindakan

pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, bahaya, larangan memasuki

daerah rawan bencana. Hal ini dilakukan agar masyarakat dan pengguna jalan bisa

mengetahui dan lebih berhati hati dalam melewati daerah tersebut. Kemudian

tindakan selanjutnya pengawasan terhadap bangunan bangunan yang harus sesuai

dengan tata ruang wilayah, hal ini untuk mencegah adanya bangunan liar yang

membuat daya resapan air berkurang yang mengakibatkan banjir.

Tindakan selanjutnya ialah pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan

segenap unsur pendukungnya, hal ini masuk dalam kategori kesiapsiagaan dalam

penanggulangan banjir. Tindakan selanjutnya dalam tanggap darurat yaitu

pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan

sumber daya dan terakhir adalah tindakan pemulihan atau pasca terjadinya banjir

yaitu perbaikan sarana dan prasarana umum yang rusak disebabkan oleh banjir

yang melanda daerah tersebut.

Hasil wawancara lain di ungkapkan oleh informan staff Pencegahan

bencana BPBD Makassar sebagai berikut :

“untuk pencegahan kami memilih tindakan melakukan pelatihan dasar

kebencanaan bagi aparat dan masyarakat, kemudian pada saat

kesiapsiagaan tindakan yang dilakukan ialah pelatihan siaga / simulasi /

gladi / teknis bagi setiap sector Penanggulangan bencana (SAR, sosial,

Page 60: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

47

kesehatan, prasarana dan pekerjaan umum), untuk tanggap darurat biasanya

kami melakukan tindakan penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena

bencana, dan pemulihan tindakan yang baik adalah perbaikan lingkungan

daerah bencana (Hasil Wawancara AZ, 20 November 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara dari informan diatas dapat ditarik simpulan

bahwa dalam memilih tindakan penanggulangan bencana dipilih secara baik dan

bijak. Tindakan pencegahan yang dilakukan adalah pelatihan dasar kebencanaan

aparat dan masyarakat bertujuan agar aparat dan masyarakat lebih mengetahui dan

memahami tata cara penanggulangan bencana dengan baik khusus nya banjir.

Kemudian tindakan yang dilakukan pada saat kesiapsiagaan melakukan pelatihan

siaga terhadap SAR , masyarakat,kesehatan dan pekerja umum.

Tindakan dalam melakukan tanggap darurat yaitu melakukan penyelamatan

terhadap korban banjir dan evakuasi ketempat yang lebih aman dari banjir.

Kemudian tindakan selanjutnya yaitu perbaikan lingkungan daerah yang terkena

bencana banjir dengan bergotong royong untuk memperbaiki kerusakan yang

diakibatkan oleh banjir.

Hasil Wawancara informan penelitian oleh Lurah Paccerakkang adalah

sebagai berikut :

“Tindakan yang kami lakukan disini dalam mencegah banjir adalah

mengadakan penyuluhan tentang penanggulangan bencana, mengadakan

kerja bakti bersama, kemudian menyiapkan sumber daya seperti personil

dan sarana prasarana, memenuhi kebutuhan masyarakat atau memberikan

bantuan berupa sembako kepada masyarakat yang terkena banjir dan

pemulihan dan pembersihan bekas sisa banjir dirumah rumah masyarakat

dan jalan (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara dari lurah paccerakkang yang mengatakan

bahwa pencegahan yang dilakukan oleh kelurahan ialah mengadakan penyuluhan

agar masyarakat dan aparat bisa lebih memahami prosedur penanggulangan

Page 61: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

48

banjir, mengadakan kerja bakti bersama guna untuk mencegah tergenangnya air

terutama pada selokan dan membersihkan drainase yang ada diselokan.

Pada saat bencana banjir melanda tindakan yang dilakukan adalah

mengevakuasi warga yang terkena banjir agar menghindari korban jiwa.

Memberikan bantuan sumbangan berupa makanan atau kebutuhan pokok kepada

korbaan banjir agar bisa bertahan hidup. Selanjutnya setelah terjadinya banjir

maka aparat dan masyarakat bekerja sama untuk membersihkan kotoran atau

lumpur sisa banjir yang telah merusak. Serta memperbaiki fasilitas umum yang

telah dirusak oleh bencana banjir.

Dari beberapa hasil wawancara tersebut dapat kita susun bahwa pilihan

tindakan yang dilakukan dalam penanggulangan banjir dikelurahan Paccerakkang

dapat dilihat dari beberapa tahap yang pertama adalah tahap Pencegahan yaitu

1) Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, bahaya, larangan

memasuki daerah rawan bencana dsb.

2) Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan tentang penataan ruang,

ijin mendirikan bangunan (IMB), dan peraturan lain yang berkaitan dengan

pencegahan bencana.

3) Pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat.

4) Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat.

5) Melakukan kerja bakti secara rutin

Kemudian pada tahap kesiapsiagaan tindakan yang dipilih adalah sebagai berikut :

1) Pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukungnya.

Page 62: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

49

2) Pelatihan siaga / simulasi / gladi / teknis bagi setiap sector Penanggulangan

bencana (SAR, sosial, kesehatan, prasarana dan pekerjaan umum).

3) Penyediaan sumber daya.

Pada tahap tanggap darurat pemilihan tindakan yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

1) pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan

sumber daya.

2) penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana banjir ke lokasi yang

lebih aman.

3) pemenuhan kebutuhan dasar atau memberikan bantuan kepada korban banjir.

Kemudian Tindakan pada tahap terakhir yaitu tahap pemulihan atau pasca

bencana banjir adalah sebagai berikut:

1) Perbaikan daerah bencana banjir

2) Perbaikan sarana dan prasarana umum

3) Melakukan kerja bakti bersama untuk membersihkan sisa sisa banjir

4) Dan memberikan motivasi kepada masyarakat.

Dengan demikian tindakan yang dilakukan dalam penanggulangan banjir di

kelurahan Paccerakkang tersusun dengan baik sehingga penanggulangan banjir

dapat di laksanakan dengan baik pula.

e. Mekanisme Penanggulangan Banjir.

Setelah melakukan pilihan tindakan maka langkah selanjutnya adalah

mekanisme penanggulangan banjir. Mekanisme adalah sebuah proses pelaksanaan

oleh seseorang / beberapa orang dengan menggunakan tatanan dan aturan serta

adanaya alur komunikasi dan pembagian tugas sesuai profesionalitas. Dengan

Page 63: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

50

adanya mekanisme tersebut maka penanggulangan banjir dapat di laksanakan

sesuai prosedur dan rencana yang telah disusun.

Hasil wawancara informan Kabid. Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BPBD

Makassar sebagai berikut :

“mekanisme penanggulangan bencana itu ada tiga, pertama pra bencana ,

saat tanggap darurat, dan pasca bencana. Pada pra bencana fungsi BPBD

bersifat koordinasi dan pelaksana, Pada saat Darurat bersifat koordinasi,

komando dan pelaksana. Pada pasca bencana bersifat koordinasi dan

pelaksana. Kordinasi yang dimaksud itu masyarakat ,kecamatan dan

kelurahan paccerakkang.(Hasil Wawancara AK, 20 November 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara dari informan kepala Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Makassar dapat kita simpulkan bahwa mekanisme

penanggulangan bencana ada tiga tahap. Yaitu pra bencana, tanggap darurat dan

pasca bencana. Setiap tahap tersebut Bedan Penanggulangan Bencana Daerah

mempunyai peran dan fungsi yang berbeda. Pada pra bencana Badan

Penanggulangan Bencana Daerah berfungsi sebagai kordinasi dan juga pelaksana

yang dimana dalam proses perencanaan BPBD kordinasi dengan kelurahan dan

kecamatan serta masyarakat.

Kemudian pada tanggap darurat BPBD berfungsi sebagai kordinasi

komando dan pelaksana. Selain berkordinasi BPBD juga memberikan komando

kepada kecamatan dan kelarahan serta masyarakat dalam mengatasi banjir yang

terjadi. Kemudian pada pasca bencana peran BPBD adalah kordinasi dan

pelaksana.

Hasil wawancara yang lain kemukakan oleh lurah paccerakkang kota

Makassar sebagai berikut :

Page 64: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

51

“mekanisme nya yaitu perencanaan penanggulangan banjir, pencegahan,

pendidikan dan pelatihan / penyuluhan banjir, kesiapsiagaan, peringatan

dini, Mitigasi bencana, pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi,

kerusakan, dan sumber daya, penentuan status keadaan darurat bencana,

penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana, pemenuhan

kebutuhan dasar, perlindungan dan pemulihan dengan segera prasarana dan

sarana vital, rehabilitasi dan rekonstruksi (Hasil Wawancara EP, 20

Oktober 2015)”.

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita simpulkan bahwa mekanisme

penanggulangan banjir terdapat 3 tahapan yaitu pra bencana, tanggap darurat, dan

pasca bencana. Pada tahap pra bencana terdapat 2 keadaan yaitu pertama, dalam

situasi tidak terjadi bencana meliputi perencanaan penanggulangan banjir dan

pencegahan serta pelatihan dan penyuluhan banjir. Yang kedua dalam situasi

terdapat potensi banjir yang meliputi kesiapsiagaan, peringatan dini dan mitigasi

bencana.

Kemudian pada tahap tanggap darurat yaitu pengkajian secara cepat dan

tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya, penyelamatan dan evakuasi

masyarakat yang rumahnya terendam banjir, serta memenuhi kebutuhan pokok

para korban banjir. Pada tahap pasca bencana yaitu rehabilitasi dan konstruksi.

Dengan demikian mekanisme penanggulangan banjir tersusun dengan

secara baik dan terstruktur. Mekanisme tersebut terbagi dalam 3 tahapan, Pada pra

bencana maka fungsi BPBD bersifat koordinasi dan pelaksana, Pada saat Darurat

bersifat koordinasi, komando dan pelaksana, Pada pasca bencana bersifat

koordinasi dan pelaksana.

f. Alokasi Tugas Dan Peran Instansi

Setelah perencanaan tersusun dan mekanisme berjalan dengan baik serta

tersusun dengan sangat baik, maka langkah selanjutnya ialah alokasi tugas dan

Page 65: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

52

peran kelurahan Paccerakkang dalam penanggulangan banjir. Pada tahap ini

kelurahan paccerakkang melaksanakan apa yang telah ditetapkan oleh Badan

Penanggulangan Bencana Daerah. Dalam pelaksanaan ini kelurahan Paccerakkang

langsung melaksanakan tugas yang diberikan.

Hasil Wawancara Informan Kabid. Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BPBD

Makassar sebagai berikut :

“Kelurahan paccerakkang juga ikut berperan dalam proses perencanaan

penanggulangan banjir, ikut serta dalam rapat perencanaan penanggulangan

banjir. Pihak kelurahan juga berkordinasi dengan BPBD tentang

perkembangan yang terjadi diwilayah paccerakkang tersebut. Setelah kami

membuat perencanaan. Maka kami kordinasikan dengan kelurahan

paccerakkang untuk dijalankan sesuai prosedur yang sudah ditentukan

(Hasil Wawancara AK, 20 November 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut disimpulkan bahwa dalam proses

penanggulangan banjir, kelurahan Paccerakkang juga ikut berperan dan

bertanggung jawab dalam penanggulangan banjir tersebut. Kelurahan

paccerakkang melaporkan kejadian bencana diwilayahnya kepada Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Makassar, Kemudian ikut serta dalam

penyusunan perencanaan Penanggulangan banjir. Setelah perencanaan diputuskan

dan disusun dengan baik, maka selanjutnya BPBD kordinasikan kepada kelurahan

paccerakkang untuk melaksanakan tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas dan peran nya, kelurahan Paccerakkang

memiliki suatu pedoman langkah langkah atau tindakan tindakan yang diberikan

oleh BPBD dan akan dilaksanakan oleh kelurahan dalam penanggulangan bencana

tersebut khusus nya banjir di kelurahan Paccerakkang. Sehingga pemerintah

Page 66: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

53

kelurahan dapat menjalankan tindakan tersebut dengan dibantu oleh BPBD dan

menjalankan sesuai prosedur yang telah direncanakan sebelumnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Lurah Paccerakkang Kota

Makassar :

“Dari BPBD Makassar dilakukan pelatihan tentang bagaimana SOP

Penanggulangan Banjir terhadap pegawai , Kemudian disampaikan kepada

masyarakat, memberikan pendidikan mengenai cara penanggulangan banjir,

membuat posko banjir untuk antisipasi banjir, kemudian membersihkan

sedimen drainase yang ada di saluran air, akan dilakukan kerja bakti secara

rutin tiap seminggu 1 kali pegawai dan masyarakat bekerja sama dalam

membersihkan sampah di saluran air (Hasil Wawancara,EP, 20 Oktober

2015)”.

Berdasarkan hasil Wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa rencana

kerja ditentukan oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) yang

kemudian di amanatkan oleh instansi pemerintahan yang dilakukan oleh kelurahan

paccerakkang untuk menjalankan SOP atau standar Operasional Presedur. Setelah

kelurahan diberikan tugas maka yang dilakukan ialah dengan cara memberikan

pemahaman kepada masyakat tentang penanggulangan banjir agar masyarakat

lebih sadar dan paham tentang bencana banjir. Kemudian dari paparan di atas

bahwa selalu di adakan kerja bakti atau membersihkan saluran air agar

memperlancar jalannya air. Sosialisasi kepada masyarakat juga sangat penting

agar kesadaran masyarakat lebih dalam lagi mengenai banjir, seperti tidak

membuang sampah sembarangan, serta memberikan himbauan kepada masyarakat

agar memperhatikan kebersihan pekarangan nya masing masing.

2. Pengorganisasian

Page 67: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

54

Pengorganisasian adalah suatu aktifitas pengaturan dalam sumber daya

manusia dan sumber daya fisik lainnya. Organisasi juga merupakan

pengelompokan semua orang, alat , tugas tanggung jawab dan wewenang yang

dimiliki sedemikian rupa sehingga memunculkan kesatuan yang bisa digerakkan

untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini pemerintah berperan penting untuk

menentukan tugas apa yang harus di kerjakan, siapa personil yang

menjalankannya, bagaimana tugasnya, dan siapa yang harus bertanggung jawab

dalam tugas tersebut.

Pengorganisasian Manajemen Penanggulangan Banjir dapat dilihat dari

penetapan struktur, pembagian tugas, partisipasi masyarakat, peran pemerintah

dan pemerintah daerah, dan peran lembaga usaha.

a. Penetapan struktur

Penetapan struktur dilakukan dengan cara mencari, menyeleksi atau

merekrut pegawai yang mampu menyelesaikan penanggulangan banjir yang ada di

paccerakkang. Setelah melakukan perekrutan maka dilakukan pelatihan dan

pengembangan kepada pegawai yang terpilih dalam mencapai tujuan organisasi

tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Lurah Paccerakkang Kota

Makassar :

“penetapan struktur disini dipilih oleh pemerintah kota yang ditugaskan

dikelurahan ini. Tetapi kalau persoalan banjir penetapan struktur dipilih

dengan musyawarah siapa yang bertugas diposko, bagian kebersihan,

kordinator lapangan / kerja bakti dan semua itu kami tidak sembarangan

dalam memilih orang terutama dalam pelaksanaan tugas penanggulangan

banjir (Hasil Wawancara,EP, 20 Oktober 2015)”.

Page 68: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

55

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat di kemukakan bahwa pemilihan

struktur organisasi dilakukan oleh pemerintah kota, akan tetapi kelurahan juga

menugaskan beberapa sumber daya manusia di tempat tempat tertentu, misalnya

di POSKO banjir, mengangkut sampah dan menggerakkan masyarakat untuk

bekerja bakti bersama.

Selain itu penetapan struktur juga dilakukan secara musyawarah tanpa

memihak siapapun tetapi tetap yang menentukan adalah Lurah paccerakkang.

Lurah paccerakkang juga mengatakan bahwa tidak sembarang orang dipilih untuk

tugas tersebut, hal ini dapat di lihat dari kinerja petugas petugas yang telah dipilih

dalam penanggulangan banjir.

b. Pembagian tugas

Pembagian tugas mutlak harus dilakukan oleh organisasi agar tidak terjadi

tumpang tindih dalam pelaksanaan pekerjaan. Setiap organisasi harus diberi tugas

sesuai latar belakang dan kemampuannya. Setiap anggota bertanggung jawab

dalam setiap pelaksanaan tugasnya. Pembagian tugas berfungsi agar tidak ada

anggota organisasi yang melakukan semua pekerjaan dengan sendiri. Organisasi

yang baik adalah organisasi yang membagi tugas sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki setiap anggota organisasi.

Pembagian tugas yang jelas akan memberikan tanggung jawab pada setiap

anggota organisasi , dalam melaksanakan tugas akan terjalin kerjasama, akan

dapat digunakan dalam mengembangkan organisasi kearah yang lebih baik dimasa

yang akan datang.

Hasil Wawancara dengan informan Lurah Paccerakkang kota Makassar:

Page 69: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

56

“Ya kalau pembagian tugasnya pastilah sesuai dengan kemampuan dan

keahlian yang dimiliki oleh petugas tersebut. Dan penempatannya juga

harus sesuai dengan tugas yang diberikan. Karena kalau salah memberikan

tugas atau tempat bisa bisa petugas tersebut kebingungan mau buat apa

karena bukan ditempatkan pada tempatnya serta sesuai tugasnya masing

masing, (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.

Dari wawancara diatas bisa di tarik kesimpulan bahwa setiap pegawai atau

petugas yang telah dipilih bersama di tempatkan pada tugasnya sesuai

kemampuan dan keahlian yang dimiliki masing masing dan ditempatkan juga

sesuai tempatnya masing masing. Karena setiap aparat atau petugas yang dipilih

mempunyai tugas dan tanggung jawab masing masing dan tidak bisa di tukar atau

diganti fungsinya atau bahkan semua berfokus pada satu tugas tersebut karena

semua hal tersebut bisa membuat struktur tidak berjalan dengan baik dan benar

bahkan tujuan tidak bisa tercapai dengan maksimal atau bahkan sama sekali tidak

bisa tercapai tujuan tersebut.

c. Partisipasi masyarakat

Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan

pembuatan keputusan tentang apa yang dilakukan, dalam pelaksanaan program

dan pengambilan keputusan untuk bekerjasama dalam organisasi atau kegiatan

khusus. Masyarakat sangat berperan penting dalam suatu tujuan yang ditetapkan

organisasi pemerintah setempat, karena masyarakat merupakan suatu yang sangat

membantu dalam hal ini.

Secara nyata peran masyarakat itu terlibat pada pra bencana, saat bencana,

dan pascabencana. Peran masyarakat pada saat pra bencana antara lain (1)

Berpartisipasi pembuatan analisis risiko bencana, (2) Melakukan penelitian terkait

kebencanaan, (3) Membuat Rencana Aksi Komunitas, (4) Aktif dalam Forum

Page 70: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

57

Penanggulangan Rencana Banjir, (5) Melakukan upaya pencegahan banjir, (6)

Bekerjasama dengan pemerintah dalam upaya mitigasi, (7) Bekerjasama

mewujudkan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.

Peran masyarakat pada saat bencana antara lain (1) Memberikan informasi

kejadian bencana ke BPBD atau iInstansi terkait, (2) Melakukan evakuasi

mandiri, (3) Melakukan kaji cepat dampak bencana, dan (4) Berpartisipasi dalam

respon tanggap darurat sesuai bidang keahliannya.

Sementara itu peran masyarakat pada saat pascabencana adalah (1)

Berpartisipasi dalam pembuatan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi, dan (2)

Berpartisipasi dalam upaya pemulihan dan pembangunan sarana dan prasarana

umum.

Berdasarkan hasil wawancara dari informan Lurah Paccerakkang Kota

Makassar:

“ya masyarakat aktif dalam bekerja sama contohnya dalam bekerja bakti

yang diadakan tiap seminggu 1 kali dan dimana masyarakat bergotong

royong saling bahu membahu dalam mengantisipasi adanya banjir, apalagi

jika banjir terjadi pasti masyarakat saling membantu agar tidak ada korban

jiwa (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.

Dari Hasil wawancara tersebut disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat

sangat berperan penting dalam menentukan tujuan. Karena semangat gotong

royong inilah yang diperlukan setiap organisasi dan publik untuk mencapai suatu

tujuan bersama sehingga tujuan tersebut akan lebih mudah untuk dicapai dengan

baik dan efektif.

Hasil Wawancara dari informan masyarakat kelurahan paccerakkang:

Page 71: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

58

“Masyarakat berpartisipasi jika ada pemberitahuan dari kelurahan untuk

kerja bakti dan gotong royong kadang kadang saya membantu kadang juga

tidak ikut serta(Hasil Wawancara DR, 30 September 2015)”.

Dari hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa warga siap

berpartisipasi dalam penanggulangan banjir. Jika kelurahan memberikan aba-aba

kerja bakti, warga siap membantu walaupun sebagian warga juga malas

membantu.

Begitupun Hasil Wawancara dengan Informan Masyarakat Kelurahan

paccerakkang yang lainnya :

“Kalau disini masyarakat sangat aktif dalam gotong royong dan dikerahkan

oleh masing masing ketua RT. Apalagi pada saat banjir datang pasti saling

membantu warga disini (Hasil Wawancara AH, 11 Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat

sangat antusias dalam ikut serta untuk penanggulangan banjir yang di arahkan

oleh masing masing ketua RT dan dibantu oleh masyarakat. Partisipasi

masyarakat tidak hanya dilihat pada kerja bakti tetapi juga pada saat terjadi banjir

mereka saling tolong menolong menyelamatkan diri dan tetangganya.

Hal tersebut juga dinyatakan oleh informan masyarakat yang lain:

“Disini kita saling membantu kalau banjir datang dan mulai tinggi, awalnya

kita menyelamatkan diri masing masing tetapi setelah itu kami membantu

tetangga atau yang lain yang membutuhkan (Hasil Wawancara EL, 03

Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara oleh informan tersebut mengatakan bahwa

pada saat terjadi banjir dan mulai membahayakan tentunya masyarakat

menyelamatkan dirinya masing masing dan tidak lupa pula saling membantu dan

bekerja sama membantu warga lainnya.

Tanggapan selanjutnya muncul dari informan masyarakat yang lain:

Page 72: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

59

“Yang kulihat disini warga ikut partisipasi dalam penanggulangan banjir,

mereka kadang membantu kelurahan seperti misalnya dalam membuang

sampah saling mengingatkan agar tidak terjadi banjir yang parah (Hasil

Wawancara SW, 17 Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut disimpulkan bahwa warga ikut serta

dalam penanggulangan banjir dengan cara tidak membuang sampah di

sembarangan tempat dan saling mengingatkan antara warga yang satu dengan

yang lainnya supaya membuang sampah pada tempatnya. Hal tersebut dilakukan

supaya membantu kelurahan untuk menanggulangi banjir.

“Warga disini sebagian yang ikut dalam membantu penanggulangan banjir,

gotong royong dan saling bekerja sama, kerja bakti juga sering dilakukan

disini untuk bantu penanggulangan banjir (Hasil Wawancara KY, 18

Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat di tarik simpulan bahwa

warga ikut dalam penanggulangan banjir. Salah satu yang sering dilakukan warga

adalah dengan kerja bakti dan gotong royong untuk menanggulangi banjir yang

sering terjadi.

Partisipasi yang disebutkan disini adalah bagaimana pihak kelurahan dapat

bekerja sama dengan masyarakat sehingga masyarakat juga bisa ikut berperan

aktif dalam manajemen penanggulangan banjir. Masyarakat dalam hal ini sering

kerja bakti bersama dan juga saling mengingatkan untuk membuang sampah pada

tempatnya, bukan pada selokan selokan sehingga menyebabkan tergenangnya air

atau bahkan menyebabkan banjir dikelurahan paccerakkang.

d. Peran Pemerintah dan Pemerintah Kelurahan

Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam

penyelenggaraan Penanggulangan Banjir. Secara khusus tanggung jawab itu

Page 73: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

60

dilaksanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat

pemerintah pusat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat

pemerintah daerah serta Pemerintah Kelurahan Paccerakkang.

Hasil wawancara informan Kabid. Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BPBD

Makassar sebagai berikut :

“Tugas utama BNPB yaitu bertanggung jawab atas penanggulangan

bencana, memberikan pedoman dan mengarahkan aparat, memberikan

informasi kepada masyarakat tentang kegiatan yang akan dilakukan,

memberikan laporan kepada presiden, mempertanggung jawabkan bantuan

sosial dan anggaran Negara untuk penanggulangan banjir (Hasil

Wawancara AK, 20 November)”.

Berdasarkan hasil wawancara mengatakan bahwa tugas BNPB antara lain

(1) Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap Penanggulangan bencana, (2)

Menetapkan standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan, (3) Menyampaikan

informasi kegiatan kepada masyarakat, (4) Melaporkan penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana kepada Presiden 1 kali per bulan dalam kondisi normal

dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana, (5) Menggunakan dan

mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan internasional, (6)

Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sementara itu hasil wawancara informan Kabid. Pencegahan Dan

Kesiapsiagaan BPBD Makassar yaitu :

“BPBD juga memiliki tanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan

penanggulangan banjir. Tugas BPBD yaitu membuat perencanaan

penanggulangan banjir, memberikan pedoman sesuai perintah daerah.

Menetapkan standarisasi penanggulangan banjir, dan memberikan

informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan yang dilaksanakan (Hasil

Wawancara AK, 20 November 2015)”.

Page 74: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

61

Berdasarkan hasil wawancara tugas BPBD antara lain (1) Memberikan

pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan BNPB

terhadap Penanggulangan bencana, (2) Menetapkan standarisasi dan kebutuhan

penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

Berdasarkan hasil wawancara informan Lurah Paccerakkang tentang peran

pemerintah kelurahan sebagai berikut:

“tugas pokok kelurahan dalam penanggulangan banjir adalah melaksanakan

tindakan tindakan yang telah di rencanakan oleh Badan Penanggulangan

Bencana Daerah atau BPBD, mengawasi masyarakat, memberikan

informasi kepada masyarakat tentang kegiatan atau penyuluhan banjir, dan

bertanggung jawab atas dana social yang diberikan oleh pemerintah untuk

korban banjir (Hasil Wawancara EP 20 Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara tugas pemerintah Kelurahan adalah

menjalankan kegiatan atau langkah langkah Perencanaan yang dibuat oleh BNPB

dan BPBD, melakukan tindakan tindakan perencanaan banjir, mengawasi kinerja

aparat dan masyarakat dalam penanggulangan banjir, dan bertanggung jawab atas

penduduk yang sedang mendapatkan bencana, serta ikut dalam pembuatan

perencanaan penanggulangan banjir.

e. Peran Lembaga Usaha / Bisnis

Peran nyata lembaga usaha / Bisnis juga sangat penting dalam

penanggulangan banjir. Keterlibatan lembaga bisnis bisa membantu dalam

penanggulangan banjir baik dari sebelym terjadinya bencana, saat terjadi nya

bencana sampai pasca bencana banjir. Pertama yang akan dibahas adalah peran

pra bencana.

Berdasarkan hasil wawancara dari informan Kabid. Pencegahan Dan

Kesiapsiagaan BPBD Makassar sebagai berikut :

Page 75: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

62

“keterlibatan lembaga usaha memang cukup penting dalam

penanggulangan banjir, keterlibatannya antara lain, membantu

kesiapsiagaan masyarakat, melakukan upaya pencegahan, dan juga bekerja

sama dengan pemerintah membangun peringatan dini (Hasil Wawancara

AK, 20 November 2015)”.

Hasil Wawancara mengemukakan Peran lembaga usaha pada saat pra

bencana antara lain (1) Membuat kesiapsiaagaan internal lembaga usaha (business

continuity plan), (2) Membantu kesiapsiagaan masyarakat, (3) Melakukan upaya

pencegahan banjir, seperti konservasi lahan, (4) Melakukan upaya mitigasi

struktural bersama pemerintah dan masyarakat, (5) Bekerjasama dengan

pemerintah membangun sistem peringa.tan dini.

Berdasarkan hasil wawancara informan Lurah Paccerakkang kota Makassar

adalah sebagai berikut :

“adanya lembaga usaha sangat membantu masyarakat yang terkena

musibah banjir, mereka turut membantu sesuai dengan keahliannya masing

masing, memberikan bantuan peralatan evakuasi, membantu kebutuhan

dasar korban banjir, melakukan perbaikan bangunan yang rusak akibat

banjir serta terlibat dalam aksi rehabilitas dan rekontruksi penanggulangan

banjir (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita simpulkan bahwa keterlibatan

lembaga usaha pada saat bencana antara lain (1) Melakukan respon tanggap

darurat di bidang keahliannya, (2) Membantu mengerahkan relawan dan kapasitas

yang dimilikinya, (3) Memberikan dukungan logistik dan peralatan evakuasi, dan

(4) Membantu upaya pemenuhan kebutuhan dasar korban banjir.

Sedangkan peran lembaga usaha pada saat pascabencana antara lain (1)

Terlibat dalam pembuatan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi, (2)

Membantu pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai dengan kapasitasnya,

dan (3) Membangun sistem jaringan pengamanan ekonomi.

Page 76: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

63

3. Pengarahan

Pengarahan merupakan fungsi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi

kinerja dengan optimal dan menciptakan suasana lingkungan kerja yang dinamis,

sehat dan yang lainnya. Dalam hal ini bagaimana cara memotivasi pekerja dan

memberikan tugas sesuai dengan kemampuannya masing masing. Serta

penempatannya harus sesuai dengan kemampuannya. Pengarahan yang dilakukan

oleh kelurahan kepada pegawai, petugas dan masyarakatnya dalam

penanggulangan banjir dapat dilihat dari indikator: pemberian perintah, pemberian

petunjuk, dan memberikan motivasi .

a. Pemberian perintah

Perintah adalah suatu instruksi resmi dari seorang atasan kepada bawahan

untuk mengerjakan atau untuk tidak melakukan sesuatu,guna merealisasi tujuan

suatu organisasi. Adapun batasan yang digunakan ,ada empat unsur suatu perintah

yaitu Instruksi resmi, dari atasan kepada bawahan, mengerjakan atau tidak

mengerjakan, dan merealisasi tujuan organisasi.

Unsur diatas tersebut menyatu,apabila salah satu unsur tidak terpenuhi

maka itu bukanlah dikatakan sebagai perintah. Suatu perintah adalah instruksi

resmi ,baik berbentuk lisan maupun tulisan. Perintah dikatakan resmi apabila yang

mengeluarkan perintah itu adalah orang yang mempunyai wewenang untuk

melakukan itu. Yang dimaksud dengan mempunyai wewenang ialah bahwa

bilamana bawahan tidak melaksanakannya, maka orang yang mengeluarkan

perintah itu dapat melakukan tindak sanksi. Sanksi disini memiliki pengertian

sebagai akibat dari sebuah kesalahan yang dilakukan oleh bawahan.

Page 77: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

64

Berdasarkan hasil wawancara dari informan pegawai kelurahan

paccerakkang:

“ya dia tetap memberikan perintah kepada saya tetapi dengan tegas dan

ramah kepada bawahannya. Perintahnya itu ya palingan harus keliling

keperumahan perumahan warga untuk memungut sampah dan saya

palingan disuruh mengarahkan warga untuk membuang sampah

dipembuangan sampah yang telah disediakan oleh pemerintah (Hasil

Wawancara, JM, 20 Oktober 2015)”.

Berdasarkan wawancara tersebut dikatakan bahwa dalam memberikan

tugas dan perintah kepada masyarakat atau pegawainya tidak dengan marah

marah, tetap tegas tetapi ramah dalam menyampaikan perintah atau memerintah

pegawai dan masyarakatnya, serta dalam memerintah masyarakat bukan dengan

perintah seperti biasanya tetapi mengajak masyarakat untuk sama sama

melaksanakan perintah yang diberikan.

Berdasarkan hasil wawancara dari masyarakat kelurahan paccerakkang

kota Makassar:

“dalam memberikan perintah kelurahan selalu menjelaskan dengan tegas

dan dengan memberikan perintah secara lembut dan baik. agar di

perhatikan masalah sampah yang ada disekitar rumah masing masing

masyarakat, buang sampah pada tempatnya dan jangan membuat selokan

menjadi mampet atau tersumbat (Hasil Wawancara, AH, 11 oktober

2015)”.

Dari jawaban yang di nyatakan oleh AH bahwa kelurahan telah

memberikan perintah kepada masyarakat dengan baik dan benar dengan

menyampaikan agar sampahnya selalu di perhatikan agar tidak terjadi genangan

genangan yang menimbulkan banjir di daerah tersebut. Dalam memberikan

perintah Lurah juga mempunyai ketegasan tetapi tidak menakut nakuti

Page 78: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

65

masyarakat, tegas dalam artian disini adalah tegas dalam yang dimana sikap Lurah

tidak memaksa dan tidak menyakiti siapapun.

Berdasarkan hasil wawancara oleh informan masyarakat kelurahan

paccerakkang:

“masyarakat diberikan perintah untuk membuang sampah pada tempatnya

agar tidak banjir dan masyarakat juga harus menjaga lingkungannya (Hasil

Wawancara DR, 30 September 2015)”.

Dari hasil wawancara tersebut dapat di lihat bahwa dalam memberikan

perintah kepada masyarakat kelurahan selalu memerintahkan untuk membuang

sampah pada tempatnya dan menjaga lingkungan agar tidak terjadi banjir.

Hal serupa juga dikatakan oleh masyarakat paccerakkang yang lainnya :

“Kita disuruh untuk tidak buang sampah dan disuruh agar memperhatikan

lingkungan terutama saluran air (Hasil Wawancara EL, 03 Oktober 2015)”.

Dari hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa diperintahkan untuk

buang sampah ditempat yang sudah ditentukan serta diperintahkan agar

memperhatikan saluran saluran air agar sampah sampah tidak ada didalam saluran

tersebut.

Hasil Wawancara Berikutnya disampaikan oleh masyarakat kelurahan

paccerakkang:

“Lurah selalu memberikan perintahnya dengan baik kepada pegawainya

dan juga masyarakat, perintah untuk jangan buang sampah disembarang

tempat, perintah mengungsi jika air mulai tinggi dan lain lain (Hasil

Wawancara SW, 17 Oktober 2015)”.

Hasil wawancara tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa lurah dalam

memerintah atau memberikan perintah kepada masyarakat dan pegawainya

dengan baik dan mudah dimengerti. Memberikan perintah berupa larangan untuk

Page 79: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

66

tidak membuang sampah disembrang tempat dan mengungsi jika banjir mulai

tinggi.

Hasil wawancara terakhir disampaikan juga oleh warga lainnya yang

tinggal di paccerakkang:

“saya melihat lurah memberi perintah kepada bawahannya itu tegas dan

baik, begitupun kepada masyarakat. Kita disuruh kerja bakti setiap minggu

dan membersihkan saluran sekitar rumah kita masing masing (Hasil

Wawancara KY, 18 Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa dalam pemberian

perintah, Lurah paccerakkang selalu tegas dan baik dalam memberikan peintah

kepada bawahannya, begitupun juga kepada masyarakatnya. Perintah yang di

keluarkan kepada masyarakat berupa kerja bakti tiap minggu.

Dari beberapa jawaban wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Lurah

dalam memberikan perintah sifatnya tegas dan baik kepada pegawainya dan juga

masyarakat. Perintah yang sering di sampaikan kepada masyarakat yaitu

membuang sampah pada tempatnya dan juga melakukan kerja bakti yang

diadakan setiap minggu untuk mengantisipasi banjir yang akan datang.

b. Memberikan petunjuk

Berdasarkan hasil wawancara dari informan pegawai di kelurahan

paccerakkang:

“Ibu Lurah dalam memberi petunjuk dia selalu memberikan penjelasan

tentang apa yang harus dilakukan. Kalau dia kasi tugas dia juga selalu

menjelaskan baik baik agar pegawai paham dengan tugasnya, kalau perlu

lurah memberikan contoh terlebih dahulu (Hasil Wawancara JM, 20

Oktober 205)”.

Berdasarkan wawancara tersebut dapat ditanggapi bahwa dalam pemberian

tugas diperlukan petunjuk terlebih dahulu agar pegawai yang diberikan tugas tidak

Page 80: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

67

salah dalam bekerja. Menjelaskan dengan baik dan mudah dimengerti bahkan

memberikan contoh terlebih dahulu untuk melakukan tugas yang diberikan.

Hasil wawancara Informan Masyarakat Kelurahan Paccerakkang Kota

Makassar:

“Kita sebagai masyarakat hanya nurut dan mengikuti petunjuk yang

diberikan oleh kelurahan, misalnya memungut sampah dan membuangnya

pada tempat yang sudah disediakan oleh kelurahan serta jika terjadi banjir

harus mengungsi ketempat yang lebih aman (Hasil Wawancara AH, 11

Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa warga hanya

menurut dan mengikuti semua petunjuk dari Lurah Paccerakkang dan dalam

memberikan petunjuk kepada masyarakat yang terkena banjir yaitu memberikan

petunjuk agar masyarakat mengungsi ke tempat yang aman jika banjir akan datang

agar tidak terjadi korban.

Hal tersebut sama yang dikatakan dengan masyarakat lainnya:

“Palingan kelurahan memeberikan petunjuk tentang cara membuang

sampah dan menanggulangi banjir atau antisipasi banjir yang akan datang

jadi kita ikutin saja karena demi kebaikan kita semua agar tidak terjadi

korban jiwa (Hasil Wawancara DR, 30 September 2015)”.

Berdasarkan wawancara tersebut bahwa lurah memberikan petunjuk

mengenai membuang sampah pada tempatnya dan cara mengantisipasi banjir yang

akan datang. Dalam perintah ini masyarakat harus mengikuti apa yang diberikan

oleh Lurah karena untuk kebaikan masyarakat tersebut dan kebaikan semua

masyarakat agar tidak terjadi banjir dan mengakibatkan korban jiwa.

Hal Serupa juga dinyatakan oleh warga lainnya dalam hasil wawancara

berikut :

Page 81: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

68

“Petunjuk yang biasa kami dapat ketika banjir datang adalah dengan

mengamankan harta benda yang kita miliki termaksud jiwa kita yang paling

penting agar tidak menjadi korban jiwa dalam banjir yang datang disini,

kami juga biasa pergi mengungsi ketempat posko yang sudah disediakan

oleh kelurahan (Hasil Wawancara EL, 03 Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara dari EL dapat kita lihat bahwa saat terjadi

banjir, kelurahan memberikan petunjuk agar warga segera meninggalkan tempat

tinggal mereka jika air sudah mulai tinggi. Ketika banjir sudah tinggi warga

segera diberi petunjuk agar menyelamatkan barang barang berharga terutama

menyelamatkan diri untuk mengungsi ketempat yang telah disediakan yaitu posko

banjir kelurahan paccerakkang atau mengungsi ketempat yang lebih aman agar

korban jiwa tidak terjadi dalam banjir tersebut.

Hasil wawancara diatas dikuatkan oleh pernyataan warga lainnya:

“Kalau banjir datang di daerah kami. Kami mengikuti petunjuk yang

disampaikan oleh kelurahan untuk pergi mengungsi ketempat yang sudah di

sediakan oleh kelurahan walaupun kami harus meninggalkan rumah kami

sementara waktu sampai air kembali turun dan normal (Hasil Wawancara

SW, 17 Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara mengatakan bahwa kelurahan memberikan

petunjuk kepada warga agar segera meninggalkan rumah masing masing yang

terkena banjir dan mengungsi ke tempat yang telah disediakan oleh kelurahan.

Warga lebih baik meninggalkan rumahnya untuk sementara waktu sampai

keadaan kembali normal seperti biasa.

Sama halnya yang dinyatakan oleh KY, salah sat informan masyarakat

yang menjelaskan bahwa:

“Ya mau gimana lagi kita harus ikut petunjuk yang diberikan oleh

kelurahan kepada masyarakat agar tidak terjadi korban jiwa, palingan kita

disuruh pergi ke posko atau mencari tempat yang lebih aman lagi, dan juga

Page 82: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

69

palingan kita disuruh membuang sampah pada tempat sampah yang sudah

disediakan (Hasil Wawancara KY, 18 Oktober 2015)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dalam dilihat bahwa warga

diberikan petunjuk agar mengikuti apa yang disampaikan oleh kelurahan. Mencari

tempat yang lebih aman dan menyelamatkan diri serta barang barang berharga

sehingga tidak ada korban jiwa. Selain itu kelurahan juga memberikan petunjuk

untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah

kelurahan agar banjir tidak semakin parah.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa jawaban informan masyarakat

di atas dapat disimpulkan bahwa kelurahan selalu memberikan petunjuk kepada

pegawai dengan menjelaskan dengan baik dan mudah dimengerti tentang tugas

yang diberikan. Petunjuk yang diberikan kepada masyarakat agar membuang

sampah pada tempat yang sudah di sediakan. Selain itu jika terjadi banjir

masyarakat di beri petunjuk agar pergi mencari tempat yang aman atau ke posko

yang sudah disediakan oleh kelurahan, selain itu pemberian petunjuk juga dapat

memberikan suatu pembelajaran tugas apa yang harus dilakukan oleh pegawai dan

masyarakat kelurahan paccerakkang.

Jika petunjuk tidak di ikuti maka merekalah yang menanggung resikonya

sendiri. Misalnya jika terjadi banjir kelurahan memberikan petunjuk agar

mengarah ke posko penanganan banjir. Dan jika ada warga yang menolak

pastinya warga tetap bertahan di rumah mereka dan resiko nya mereka sendiri

yang tanggung karena atas dasar kemauan mereka sendiri.

c. Memberikan motivasi

Page 83: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

70

Pengertian motivasi dalam Irianto (2005) dijelaskan, motivasi berasal dari

katamove yang artinya “bergerak”. Definisi motivasi masih sering diperdebatkan.

Diantaranya berbunyi: “Motivasi adalah sesuatu yang menggerakan atau

mendorong seseorang atau kelompok orang, untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu”. Salah satu unsur dari motivasi adalah motif

(= motive, alasan, atau sesuatu yang memotivasi).

Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta

merubah kelakuan. Fungsi motivasi tersebut adalah pertama, Mendorong

timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul

sesuatu tindakan atau perbuatan. Kedua, Motivasi berfungsi sebagai pengaruh

artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Ketiga,

Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan

cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Berdasarkan hasil wawancara dari informan salah satu petugas di

kelurahan paccerakkang:

“Motivasi yang saya dapat dari lurah itu seperti semangat untuk bekerja

serta memberikan bonus jika pekerjaan yang diberikan kepada saya bagus

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, kalau kenaikan gaji sih itu

tergantung dari pegawai nya, apakah dia sudah lama mengabdi dan rajin

dalam bekerja atau tidak (Hasil Wawancara JM, 20 Oktober 2015)”.

Dari hasil wawancara tersebut bahwa motivasi yang diberikan berupa

dorongan semangat untuk bekerja dan berupa bonus yang diberikan jika pekerjaan

pegawai atau petugas tersebut sangat memuaskan atau sangat rajin dalam bekerja.

Motivasi juga bisa dalam hal menaikkan gaji petugas yang sudah lama mengabdi

Page 84: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

71

dengan catatatan prestasinya sangat baik dan bisa selalu diandalkan dalam

mengerjakan pekerjaan yang diberikan.

Lain halnya dengan motivasi yang diberikan kepada masyarakat tentu jelas

berbeda dengan motivasi yang diberikan untuk pegawainya. Hal ini dapat dilihat

dari hasil wawancara dari beberapa masyarakat :

“kalau motivasi yang saya dapat hanya berupa kata kata saja dan semangat,

tidak ada yang berupa materi atau uang. Palingan kelurahan memberikan

alat-alat saja untuk kerja bakti tiap minggu (Hasil Wawancara DR, 30

September 2015)”.

Hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa lurah memberikan motivasi

berupa kata kata dan semangat serta memberikan alat-alat untuk keperluan kerja

bakti dan membersihkan rumah warga sendiri sendiri. Kata kata yang dikeluarkan

oleh lurah bisa menjadi motivasi atau semangat bagi warga dalam melakukan

aktifitasnya.

Sedikit berbeda yang dikatakan oleh salah satu informan masyarakat dalam

hasil wawancara:

“Selama ini yang saya dapat tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh

kelurahan, jika banjir terjadi disini kelurahan selalu memberikan bantuan

berupa sembako dan lain lain untuk memberikan motivasi terhadap

masyarakat Tetapi kadang kadang saya tidak dapat karena tidak mencukupi

atau diarahkan untuk kegiatan lainnya jadi saya disini jarang mendapatkan

bantuan tersebut (Hasil Wawancara EL, 03 Oktober 2015)”.

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita lihat bahwa pihak kelurahan

memberikan bantuannya terhadap korban banjir berupa bantuan sembako dan lain

lain sebagai motivasi kepada warga agar lebih bersabar dan semangat. Tetapi

dalam pembagian bantuan tersebut kadang ada warga yang tidak kebagian alasan

karena tidak mencukupi atau kadang pula dipakai untuk keperluan lainnya.

Page 85: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

72

Sedikit berbeda dengan yang dinyatakan oleh salah satu informan

masyarakat dibawah ini:

“Memberikan bantuan agar tetap semangat meskipun banjir terjadi di

wilayah ini. Bantuan berupa makanan dan minuman untuk kebutuhan

pokok. Dan saya selalu mengungsi di luar jika air tinggi dan dapat bantuan

dari kelurahan berupa sembako, kalau yang lain saya tidak tau apa dapat

atau tidak (Hasil Wawancara AH, 11 Oktobber 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa motivasi yang didapatkan

saat terjadi banjir adalah berupa makanan dan minuman untuk bantuan kebutuhan

pokok sehingga warga mengungsi ke tempat lain jika air didaerah tersebut sudah

mulai tinggi. Dalam hal ini bapak AH termasuk orang yang selalu mendapatkan

bantuan dari kelurahan jika terjadi banjir didaerahnya.

Berbeda dengan apa yang dinyatakan oleh informan masyarakat dibawah

ini:

“Ya motivasi berupa makanan tapi kadang kadang juga tidak dapat karena

tidak cukup bantuan dari kelurahan, motivasi yang lain juga kadang di

berikan semangat untuk bekerja sama dalam penanggulangan banjir ini

(Hasil Wawancara, SW, 17 Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara mengatakan bahwa warga diberikan

motivasi untuk selalu bekerja sama dalam menanggulangi banjir di wilayahnya.

Selain itu jika terjadi banjir diberikan motivasi berupa bantuan sembako yang di

berikan kelurahan untuk para korban banjir, namun pemberian motivasi tersebut

belum adil dalam pembagiannya karena sebagian warga mendapatkan dan

sebagian warga lagi tidak mendapatkan.

Tanggapan lain muncul dari masyarakat yang juga tinggal di sekitar

daerah banjir:

Page 86: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

73

“Saya rasa kalau motivasi jarang ya, karena setau saya kelurahan hanya

memberikan bantuannya saja kepada masyarakat yang rumahnya banjir, ya

bantuannya itu berupa beras, minyak dan gula. Nggak tau kalau yang lain

nya apakah ada yang dapat lebih dari itu atau gimana (Hasil Wawancara,

KY, 18 Oktober 2015)”.

Berdasarkan wawancara tersebut mengatakan bahwa kelurahan

memberikan bantuannya kepada masyarakat yang rumahnya terkena banjir saja

dengan memberikan sembako berupa beras, gula , minyak dan lain lainnya.

Namun tidak bisa dipastikan apakah pembagian tersebut merata kepada semua

warga yang terkena banjir atau tidak merata.

Dari hasil wawancara beberapa masyarakat mengatakan bahwa motivasi

yang diberikan beda beda tetapi tetap sama tujuannya yaitu memberikan motivasi.

Motivasi yang diberikan sudah baik kepada masyarakat yaitu menyalurkan

bantuan kepada masyarakat agar masyarakat tidak putus asa dan bisa kembali

semangat lagi yaitu bantuan berupa sembako seperti beras, mie instan, minyak,

gula dan kebutuhan lainnya.

Tetapi motivasi atau bantuan yang diberikan oleh kelurahan sepertinya

tidak berjalan dengan mulus dan lancar karena ada pihak tertentu yang berbuat

curang dan tidak menjalankan amanah yang diberikan kepada Lurah. Keberadaan

pihak ini tentunya sangat merugikan berbagai pihak. Terutama masyarakat.

Kelurahan sudah menugaskan kepada petugas tertentu untuk menyalurkan batuan

kepada masyarakat, akan tetapi tidak berjalan sesuai rencana yang di terapkan

oleh kelurahan.

Adanya penyimpangan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab ini

menjadi persoalan dalam hal ini. Kelurahan telah memberikan bantuannya dengan

Page 87: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

74

baik dan kelurahan juga sudah memberikan dan menghitung semua bantuan yang

akan disalurkan tetapi bantuan tersebut tidak sampai kepada masyarakat, ada yang

menyalahgunakan sebagai kepentingan kelarganya dan ada juga dijual untuk

mendapatkan keuntungan.

Hal ini sangat meresahkan masyarakat karena banyak yang mengeluh tidak

mendapat bagian dari kalurahan. Masyarakat juga merasa kelurahan tidak adil

dalam membagikan bantuan, ada yang dapat banyak ada yang dapatnya sedikit

bahkan ada yang tidak mendapatkan sama sekali padahal kelurahan sudah

membagikannya dengan adil. Hal ini lah yang mungkin harus diperbaiki oleh

kelurahan agar masyarakat bisa mendapatkan bantuan dan termotivasi untuk

membantu penanggulangan banjir di kelurahan paccerakkang ini.

4. Pengawasan / Pengendalian

Pengawasan atau pengendalian merupakan kegiatan dalam menilai suatu

kinerja yang berdasarkan pada standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu

perbaikan apabila dibutuhkan. Suatu bentuk pengawasan yang bagus seharusnya

sesuai dengan kebutuhan dan sifat organisasi. Pengawasan / Pengendalian

penanggulangan banjir dapat dilihat dengan indikator Internal dan Eksternal.

a. Internal

Faktor internal yang berperan adalah organisasi tersebut dalam hal ini

adalah pemerintah kelurahan. Yang dimana pemerintah tersebut mengawasi banjir

yang berada di wilayahnya baik yang akan terjadi maupun yang sedang terjadi.

Berdasarkan hasil wawancara informan dari Lurah Paccerakkang Kota

Makassar :

Page 88: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

75

“Dengan memperhatikan kerja petugas petugas yang telah di tunjuk sebagai

yang menjalankan suatu tugas yang diberikan. Mengawasi dana bantuan

yang disalurkan kepada masyarakat. Kita juga harus memperhatikan

sampah sampah kita agar jangan ada yang bertumpuk dan berserakan,

perhatikan juga saluran air diperumahan perumahan jika ada drainase maka

cepatlah bersihkan sebelum terjadi genangan air yang menyebabkan banjir.

Jika terjadi banjir kami hanya bisa memantau dan memastikan tidak ada

korban jiwa dalam kejadian tersebut dan semua masyarakat selamat (Hasil

Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita katakan bahwa pengendalian dan

pengawasan yang dilakukan pemerintah kelurahan paccerakkang dilakukan

dengan berbagai cara, misalnya Lurah terus mengawasi kerja petugas yang telah

di tugaskan dalam penanggulangan banjir, apakah petugas tersebut bekerja dengan

baik dan tidak membuat kesalahan.

Kemudian hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah saluran air atau

tempat aliran air pembuangan. Melakukan pantauan tiap minggu terhadap saluran

air agar tidak ada yang menyumbat saluran tersebut. Dan selalu membersihkan

saluran tersebut agar sampah tidak menumpuk di saluran air tersebut. Cara untuk

membersihkan sampah disaluran biasanya dilakukan bersama atau dengan kata

lain kerja bakti.

Kemudian selanjutnya pada saat banjir terjadi yang dilakukan adalah

memantau keadaan masyarakat dan ketinggian air. Jika ketinggian air melewati

batas maka masyarakat akan segara mengungsi ketempat yang lebih tinggi agar

tidak menjadi korban jiwa. Kemdian kelurahan juga harus mengevaluasi kinerja

petugas yang diberikan amanah serta memperbaiki hal hal yang perlu untuk

diperbaiki.

b. Eksternal

Page 89: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

76

Faktor eksternal adalah masyarakat itu sendiri atau masyarakat yang

berada diwilyah tersebut. Pengawasan eksternal dilakukan oleh pemerintah

kelurahan terhadap masyarakat nya.

Berdasarkan hasil wawancara informan dari Lurah Paccerakkang Kota

Makassar :

“Kami juga mengawasi masyarakat disini, memperhatikan masyarakat yang

sedang terkena musibah banjir agar tidak ada korban jiwa, kami juga

mengawasi masyarakat agar tidak membuang sampah disembarang tempat

.membuang sampah pada tempatnya. Mengawasi dalam kerja bakti, berapa

masyarakat yang ikut berpartisipasi. Selain itu masyarakat juga saling

menegur satu sama lain jika berbuat kesalahan atau ada yang membuang

sampah sembarangan dan tidak memperhatikan lingkungannya (Hasil

Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.

Dari hasil wawancara diatas disimpulkan bahwa pemerintah kelurahan

juga melakukan pengawasan terhadap masyarakatnya yang sedang terkena

musibah banjir agar tidak ada korban jiwa dalam bencana ini. Kemudian

pemerintah kelurahan malukan pengawasan masyarakat yang membuang sampah

sembarang tempat dan membuangnya pada tempat yang di sediakan. Hal ini

disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga

lingkungannya.

Hal selanjutnya pemerintah kelurahan mengawasi masyarakat dalam aktif

bekerja bakti atau partisipasi masyarakat, berapa jumlah yang ikut partisipasi

dalam penanggulangan banjir ini. Dalam melakukan pengawasan pemerintah

kelurahan juga dibantu oleh masyarakat lainnya yang dimana saling menegur jika

ada masyarakat yang berbuat kesalahan. Saling mengingatkan untuk menjaga

lingkungan karena semua itu demi kebaikan masyarakat itu sendiri. Masyarakat

Page 90: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

77

juga mengawasi banjir yang akan datang diwilayahnya agar masyarakat bisa

antisipasi korban jiwa dan kerugian harta benda.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Penanggulangan Banjir

Di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar

1. Manajer / Pimpinan

Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh manajer atau pimpinan

mempengaruhi dalam beberapa hal seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan dan

prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan

dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang

digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi

antara mamajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada

permasalahan yang dimiliki pegawai dan masyarakat dari waktu ke waktu, serta

kebutuhan akan kepuasan dan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dari informan pegawai kelurahan

paccerakkang:

“Ibu lurah termaksud pemimpin yang baik tegas dan ramah, dalam

mengambil keputusan atau kebijakan dia tidak pernah memaksakan

kehendaknya apalagi sampai marah marah (Hasil Wawancara JM, 20

Oktober 2015)”.

Dari hasil wawancara pegawai kelurahan menyatakan bahwa Lurah

sebagai pemimpin di wilayah ini adalah pemimpin yang baik tegas dan ramah.

Dalam mengambil keputusan atau kebijakan tidak memaksakan kehendak dan

tidak mengandalkan emosi. Pemimpin seperti ini lumayan bagus jika

dibandingkan dengan pemimpin pada umumnya.

Page 91: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

78

Berbeda dengan hasil wawancara yang disampaikan oleh salah satu

informan masyarakat:

“tindakannya sih kayak cuek gitu tapi saya yakin dia mengambil kebijakan

yang baik dan benar cuman kadang juga kebijakannya saya tidak setujui

dan tidak suka dengan kebijakannya (Hasil Wawancara DR, 30 September

2015)”.

Berdasarkan wawancara tersebut dapat dilihat bahwa Lurah kelihatan cuek

kepada masyarakatnya namun dia selalu mengambil kebijakan yang cukup bai dan

benar walapun kebijakan tersebut tidak disetujui oleh sebagian masyarakat karena

kebijakannya tidak disukai oleh masyarakat.

Hasil wawancara informan masyarakat yang satu ini sedikit berbeda

dengan yang disampaikan masyarakat sebelumnya:

“Tindakan ibu lurah lumayan tegas sih, dia juga selalu ramah dalam

menyampaikan keinginannya, tapi masalahnya baru baru ada kebijakannya

yang memberatkan warga, karena mengambil beras raskin harus pungut

sampah dulu (Hasil Wawancara EL, 03 Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa Lurah sebagi pemimpin

kelihatan tegas tetapi ramah dalam menyampaikan kebijakannya. Namun

ketegasan ibu lurah kadang dipandang tidak baik oleh masyarakat karena

kebijakan tersebut tidak sesuai dengan apa yang di inginkan oleh masyarakatnya.

Seperti kebijakan yang baru baru ini dia terapkan yang dirasa memberatkan

masyarakat.

Hal yang sama dikatakan oleh AH sebagai informan masyarakat:

“Yang saya lihat dari ibu lurah sebagai pemimpin itu lumayan tegas yah,

dan lumayan bijak juga dalam mengambil suatu keputusan yang berusaha

tidak merugikan masyarakatnya cuman masyarakat pada awalnya tidak

menerima tapi lama kelamaan terima kok (Hasil Wawancara AH, 11

Oktober 2015)”.

Page 92: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

79

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa pemimpin

kelurahan paccerakkang cukup tegas dan bijak dalam mengambil suatu kebijakan

yang tidak merugikan berbagai pihak. Dalam membuat kebijakan pada awalnya

masyarakat tidak setuju tetapi berjalannya waktu masyarakat akan mengerti dan

menerima kebijakan yang diberikan oleh Lurah.

Pernyataan tersebut didukung oleh informan masyarakat SW dibawah ini:

“Menurut saya sebagai pemimpin harus tegas dan harus disiplin dalam

berbagai hal. Dan saya lihat dari ibu lurah itu lumayan (Hasil Wawancara

SW, 17 Oktober 2015)”.

Dari hasil wawancara mengatakan bahwa seorang pemimpin harus tegas

dalam mengambil suatu tindakan dan disiplin dalam berbagai hal terutama dalam

bekerja dan hal tersebut telah dimiliki oleh Lurah paccerakkang dan dinilai

lumayan baik dalam memimpin wilayah ini.

“Ibu lurah jika mengambil kebijakan biasanya menuai protes oleh

masyarakat karena kadang kebijakannya menyulitkan masyarakat itu

sendiri, kalau masalah lainnya belum tau yang pasti dia berusaha jadi yang

terbaik (Hasil Wawancara KY, 18 Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa dalam mengambil suatu

kebijakan Lurah biasanya menuai protes yang cukup keras oleh masyarakat

karena kebijakan tersebut dirasa memberatkan masyarakat dan menyulitkan

masyarakat. Namun setiap pemimpin pasti selal memberikan yang terbaik untuk

semua dan berusaha menjadi yang baik.

Dari jawaban hasil wawancara dari beberapa informan mengatakan bahwa

pemimpin sangat berperan penting dalam suatu organisasi apalagi dalam

menyelesaikan suatu masalah. Menurut warga kedisiplinan dan ketegasan ibu

Page 93: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

80

lurah sudah lumayan bagus tetapi yang harus dilihat dengan baik adalah ketika dia

mengambil suatu kebijakan kadang kala dip rotes oleh bawahannya atau

masyarakat. Hal ini dapat kita lihat bahwa seorang pemimpin harus mengambil

suatu kebijakan yang baik untuk masyarakat yang tidak menuai protes atau dapat

di terima oleh masyarakat.

Seorang pemimpin juga harus mampu berkomunikasi dengan baik kepada

bawahannya dan masyarakat agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam

menyampaikan suatu kebijakan. Pemimpin juga harus mampu mengetahui

permasalahan yang terjadi pada lingkungan pegawainya dan masyarakatnya

sehingga seorang pemimpin mampu menyelesaikan masalah atau mencarikan

alternative pemecahan masalah yang baik dan benar.

2. Tingkah laku pegawai

Tingkah laku pegawai mempengaruhi melalui kepribadian mereka,

terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk

memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi pegawai memainkan bagian penting,

karena cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau gagalnya

hubungan antar manusia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Lurah Paccerakkang Kota

Makassar :

“Sikap atau tingkah laku pegawai disini berbeda beda, ada pegawai yang

cepat puas dalam hasil yang mereka buat dan ada juga pegawai yang belum

puas dengan hasil kerjanya sendiri dan berusaha terus untuk

mengembangkan dirinya agar mereka dapat kepuasan sendiri. Kalau

masalah komunikasinya juga beragam karakternya masing masing. Ada

yang komunikasinya lancar dan baik baik saja. Ada juga yang

komunikasinya kurang sehingga mereka kadang salah paham atau

Page 94: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

81

menanggapi perintah yang saya berikan dan mereka juga ada yang tidak

komunikasikan masalah mereka (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.

Hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa tingkah laku pegawai

dikelurahan paccerakkang berbeda beda setiap individunya dan setiap individu

berbeda beda karakternya. Ada individu yang merasa dirinya sudah puas dalam

pekerjaannya dan merasa baik dalam bekerja tetapi ada juga pegawai yang merasa

dirinya kurang baik dalam bekerja jadi individu tersebut akan terus meningkatkan

kerjanya semaksimal mungkin agar individu tersebut merasa puas dalam

melakukan tugasnya.

Dalam memuaskan kebutuhan pribadi mereka, setiap individu melakukan

caranya sendiri sendiri karena dalam bekerja selalu memaksimalkan pekerjaannya

agar kebutuhan yang dia inginkan bisa tercapai dengan baik dan terlaksana.

Kemudian setiap individu juga sangat berpengaruh dalam berkomunikasi karena

komunikasi adalah hal yang sangat penting setiap individu untuk berinteraksi

dengan individu lainnya dalam suatu organisasi.

Hasil wawancara menegaskan bahwa komunikasi pegawai berbeda beda

tetapi pada dasarnya tetap sama dan diharuskan berkomunikasi dengan baik agar

tidak terjadi kesalahpahaman dalam melakukan tugas dan aktivitas masing

masing. Komunikasi antara individu satu dengan yang lainnya sangat berpengaruh

untuk organisasi dalam mencapai tujuan organisasi tersebut karena tanpa adanya

komunikasi yang baik, maka tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi tidak bisa

terpenuhi dengan baik atau bahkan tidak tercapai.

3. Tingkah laku kelompok kerja

Page 95: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

82

Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan

persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam

organisasi. Kelompok-kelompok berkembang dalam organisasi dengan dua cara,

yaitu secara formal, utamanya pada kelompok kerja dan informal, sebagai

kelompok organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada

kelompok kerja dan informal, sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan

minat.

Berdasarkan Hasil Wawancara dengan informan Lurah Paccerakkang Kota

Makassar:

“Setiap kelompok kerja berbeda tingkah lakunya, misalnya kelompok kerja

di kelurahan paccerakkang dengan kelompok kerja kebersihan atau bisa

juga dengan kelompok masyarakat. Ketiga jelas beda tingkah lakunya,

pegawai lebih cenderung mementingkan kantor, kebersihan lebih

mementingkan masalah keluarganya. Kalau masyarakat pasti

lingkungannya. Kalau masalah kelompok kelompok seperti akrab saya rasa

disini kami semua bersahabat jadi tidak ada istilah kelompok ini dengan

kelompok itu (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.

Dari Hasil Wawancara Tersebut dapat di simpulkan bahwa kelompok kerja

di kelurahan paccerakkang berbeda beda karakternya dan kepentingannya masing

masing karena setiap kelompok memiliki pemikiran yang berbeda beda dan juga

mempunyai tujuan yang beda beda. Sehingga hal ini lah yang membuat kelompok

satu dengan kelompok lainnya berbeda pendapat dalam membat keputusan atau

kebijakan publik secara bersama atau musyawarah.

Dari uraian tersebut dapat pula di ketahui bahwa didalam organisasi tidak

boleh ada perbedaan kelompok karena itu bisa menyebabkan konflik yang bisa

berujung pada pertikaian sesama anggota organisasi tersebut. Dalam organisasi di

kelurahan paccerakkang semua sama tidak ada yang berbeda, pegawai dikantor

Page 96: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

83

kelurahan semuanya adalah sahabat sehingga semua pegawai satu pemikiran dan

satu tujuan.

4. Faktor eksternal organisasi

Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi pada organisasi

tersebut. Keadaan ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi

organisasi. Keadaan ekonomi adalah faktor utama dalam suatu organisasi karena

tanpa adanya ekonomi suatu organisasi dapat dikatakan hampa atau tidak berjalan

dengan baik.

Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Lurah Paccerakkang Kota

Makassar:

“yah memang faktor yang utama itu adalah masalah dana, dalam mengatasi

penanggulangan banjir tentunya perlu dana apalagi jika banjir terjadi pasti

kita perlu dana yang cukup besar untuk menyalurkan bantuan, dan dana

yang kami dapat itu dari pemerintah pusat kota Makassar atau kadang juga

kita meminta sumbangan diluar untuk mengurangi beban yang dipikul oleh

para korban, meskipun gitu pasti masih banyak yang mengeluh tidak

kebagian tapi kami terus berupaya agar bisa memperbaiki apa apa yang

salah (Hasil Wawancara EP, 20 Oktober 2015)”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dpat disimpulkan bahwa yang

menjadi faktor utama dalam penanggulangan banjir adalah ekonomi atau masalah

dana karena dalam memberikan bantuan kepada korban banjir itu membutuhkan

dana yang lumayan besar. Dalam mencari dana untuk bantuan bencana banjir

kelurahan diberi bantuan oleh pemerintah pusat kota Makassar dan di lengkapi

dengan sumbangan sumbangan yang diberikan oleh pihak pihak luar yang berada

di luar kelurahan paccerakkang.

Namun lagi lagi masih banyak yang perlu di benahi dalam masalah dana

ini karena masih ada pihak pihak yang tidak bertanggung jawab yang menyalah

Page 97: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

84

gunakan dana bantuan yang diberikan oleh kelurahan. Dana bantuan tersebut

dibagikan tidak merata, ada yang mendapatkan banyak karena hubungan keluarga

dan ada yang bahkan tidak mendapatkan bagian sedikitpun karena alasan tidak

mencukupi atau digunakan untuk kegiatan lain. Hal inilah yang menjadi

permasalahan buruknya penyaluran dana bantuan kelurahan paccerakkang.

Berdasarkan faktor faktor yang mempengaruhi manajemen

penanggulangan banjir dikelurahan paccerakkang, masih banyak hal hal yang

harus diperbaiki, seperti pimpinan atau Lurah harus lebih memperhatikan lagi

masalah kebijakan yang dikeluarkannya agar masyarakat setuju dan tidak menuai

protes, kemudian tingkah laku pegawai juga merupakan hal yang cukup penting

bagi organisasi terutama dalam hal komunikasi yang baik dan dapat dimengerti.

Hal yang selanjutnya yang menjadi faktor pengaruh manajemen

penanggulangan banjir dkelurahan paccerakkang adalah masalah tingkah laku

kelompok kerja organisasi yang mungkin berbeda pendapat dengan kelompok

kerja yang lainnya. Dan yang terakhir yang juga menentukan faktor pengaruh

manajemen penanggulangan banjir ialah masalah ekonomi yang harus diperbaiki

lagi agar tidak terjadi penyimpangan dalam menyalurkan dana bantuan dan tidak

terjadi lagi istilah kekeluargaan dalam bantuan tersebut.

Page 98: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Manajemen Penanggulangan Banjir Di Kelurahan Paccerakkang Kota

Makassar.

a. Perencanaan

Perencanaan yang dibuat mulai dari menentukan tujuan kelurahan

paccerakkang dalam penanggulangan banjir ialah Mencegah dan

mengurangi banjir serta menghindari korban jiwa. Penanggulangan dibuat

oleh BPBD yang menyusun perencanaan atau kegiatan yang akan

dilakukan dalam penanggulangan banjir. Kemudian setelah rencana

tersusun dengan baik maka dibuatlah pedoman penanggulangan bencana

dan di kordinasikan kepada kelurahan. Kelurahan menjalankan tugas

sesuai dengan rencana yang telah di tentukan.

b. Pengorganisasian

Penentuan struktur organisasi kelurahan paccerakkang dilakukan langsung

dari pemerintah Makassar sedangkan tenaga kerja dipilih oleh lurah

dengan melakukan musyawarah. Melibatkan masyarakat dan keterlibatan

lembaga usaha / bisnis juga sangat membantu dalam penanggulangan

banjir.

c. Pengarahan

Dalam memberikan perintah kepada pegawai dan masyarakat, terlebih

dahulu diberi penjelasan terhadap apa yang akan dikerjakan. Pemberian

Page 99: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

86

motivasi perlu untuk meningkatkan semangat pegawai dan masyarakat,

namun motivasi yang diberikan masih kurang baik.

d. Pengawasan / Pengendalian

Pengawasan internal maupun eksternal yang dilakukan kelurahan

paccerakkang belum maksimal karena masih banyak yang perlu dibenahi

atau di perbaiki terutama petugas yang diberikan amanah untuk

memberikan bantuan kepada korban banjir. Sedangkan pengawasan

eksternal sulit di lakukan karena banjir datang dari daerah lain dan masuk

di paccerakkang.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Penanggulangan Banjir Di

Kelurahan Paccerakkang

a. Pimpinan

Lurah dalam memimpin kelurahan paccerakkang cukup baik dan disiplin

serta tegas dalam mengambil kebijakan namun kebijakan tersebut kadang

tidak disetujui oleh masyarakat.

b. Tingkah laku pegawai

Tingkah Laku Pegawai kelurahan paccerakkang berbeda beda yaitu

merasa puas dengan apa yang dikerjakan dan adapula yang belum merasa

puas dengan kebutuhannnya.

c. Tingkah laku kelompok kerja

Tingkah laku kelompok kerja Kelurahan paccerakkang masih belum baik

karena masih menimbulkan konflik dan beda pendapat antara kelompok

Page 100: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

87

satu dengan yang lainnya sehingga memicu suatu kesalah pahaman dan

tidak bisa melakukan aktifitas dengan baik..

d. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang utama adalah ekonomi. Ekonomi di kelurahan

paccerakang cukup baik namun penggunaannya masih belum dapat

dipertanggung jawabkan terutama dalam menyalurkan bantuan korban

banjir dikelurahan paccerakkang.

B. Saran

1. Dalam memilih tenaga kerja di kelurahan paccerakkang harus sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki setiap pegawai dan sesuai tugas dan fungsinya

masing masing tanpa memperhatikan kekeluargaan. Serta memilih petugas

yang dapat dipercaya

2. Diharapkan agar dalam melakukan suatu pekerjaan dan melibatkan masyarakat

harus diberikan motivasi yang baik agar pegawai dan masyarakat bisa bekerja

dengan baik.

3. Diharapkan agar dana yang dimiliki oleh kelurahan untuk bantuan korban

banjir harus dimanfaatkan dengan sebaik baiknya dan tidak disalah gunakan

serta harus bisa dipertanggung jawabkan.

4. Dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini, penulis berharap agar

dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan variabel-variabel yang diteliti

sebelumnya.

Page 101: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

88

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, James L, Ivancevich, John M. Donelly Jr. James H. 1995. Organisasi

Dan Manajemen. Perilaku Struktur Proses. Ahli Bahasa : Wahid,

Djoerban, Jakarta : Erlangga.

Griffin Riccky.2003. Manajemen (Edisi Tujuh Jilid 1). Ahli Bahasa : Gina Gania,

Jakarta : Erlangga

Handoko, T. Hani.2003.Manajemen. Cetakan Kedelapan belas.Yogyakarta:

BPFE Yogyakarta.

Hasibuan, Melayu S. P. 2002. Manajemen. Dasar, Pengertian Dan Masalah.

Jakarta : Haji Masagung.

………………………. 2003. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan

Produktifitas, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Irianto, A. (2005). Born to Win Kunci sukses yg tak pernah gagal. Jakarta:

Gramedia Pustaka utama

John, Robert, Michael.2006. Perilaku Dan Manajemen Organisasi, Ahli Bahasa :

Gina Gania. Jakarta : Erlangga.

Manullang, M.2005. Dasar-dasar Manajemen, Medan : Penerbit Graha Indonesia

Manullang,M .2001.dasar-dasar manajemen.Yogyakarta : gadjah mada university

press.

Manullang, M. Marihot, Manullang. 2001. Manajemen Personalia. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

Marlina, Lina. dkk. 2011. Buku Pintar Bencana Alam, Jakarta: Harmoni.

Rivai, Verihzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo

persabda.

Saputra, Guntur. 2011. Kiat Praktis Menghadapi Gempa,Tsunami Dan Bencana

Alam Lainya, Yogyakarta: Goeboek Indonesia.

Sugiyono. 2012. Metode penelitian Kualitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung:

Alfabeta Persabda.

Usman, Husaini. 2011. Manajemen ( Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan ),

Yogyakarta : Bumi Aksara.

Page 102: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

89

Wibowo. 2012.Manajemen Kinerja, Jakarta : Rajawali Pers.

Winardi.2000.Manajer dan Manajemen. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Winarsih Septi Atik dan Ratminto. 2012. Manajemen Pelayanan “Pengembangan

Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Stansar

Pelayanan Minimal” . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sumber Internet

Anna. 2013. Macam-Macam Banjir.(Online). http.//anneahira.Com/2013/macam-

macam-banjir. Html.diakses 28 april 2015.

Artikel Bermanfaat. 2014. Ciri-Ciri Manajemen.(Online). http://ciri-

cirinya.blogspot.com/2014/08/ciri-ciri-manajemen.html.diakses 28 April

2015.

Madi. 2014. Penyebab Dampak Dan Penanggulangan Banjir. (Online).

http://mahdif. Blogspot. Com/2014/03/Penyebab-Dampak-Dan- Penanggulangan-

Banjir. Html.di akses 28 April 2015.

Sugeng. 2010. 4 Fungsi Utama Dalam Manajemen.

http://kiteklik.blogspot.com/2010/11/4-fungsi-utama-dalam-manajemen.

html. diakses 28 April 2015.

Page 103: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 104: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

FOTO DOKUMENTASI

Wawancara Ibu Lurah Paccerakkang Ekayani Prativi

Wawancara Ibu Darmawati

Page 105: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

Wawancara Ibu Elfrida

Wawancara saudari Sri Wahyuni

Page 106: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

Wawancara Bapak Abdul Haidiman

Dokumentasi kerja bakti

Page 107: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

MATRIKS INSTRUMEN PENELITIAN

MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR

DI KELURAHAN PACCERAKKANG KOTA MAKASSAR NO Fokus Masalah Indikator Pertanyaan Penelitian Informan Keterangan

1

Manajemen banjir

yang dilakukan

kelurahan

paccerakkang

kota makassar

1. Perencanaan

a. Perencanaan

Tujuan Dan

Pengenalan

Bahaya.

b. Analisis dampak

banjir.

c. Perumusan

tindakan

penanggulangan

banjir.

d. Pemilihan

tindakan

penanggulangan

banjir.

e. Mekanisme

penanggulangan

banjir.

1. Bagaimana Perencanaan tujuan

kelurahan paccerakkang dalam

mengatasi masalah banjir dan

pengenalan bahaya bencana?

2. Bagaimana analisis kemungkinan

dampak bencana banjir ?

3. Bagaimana langkah dalam

merumuskan suatu tindakan dalam

penanggulangan banjir?

4. Bagaimana cara memilih tindakan

penanggulangan banjir dan tindakan

apa yang dipilih dalam

penanggulangan banjir?

5. Bagaimana mekanisme dalam

penanggulangan bencana banjir di

kelurahan Paccerakkang?

6. Bagaimana alokasi tugas dalam

penanggulangan banjir dan apa peran

Lurah, Kabid

Pencegahan dan staff

pencegahan BPBD

Lurah, Kabid

Pencegahan dan

Kesiapsiagaan BPBD

Lurah, Kabid

Pencegahan dan

Kesiapsiagaan BPBD

Lurah, Kabid

Pencegahan dan staff

pencegahan BPBD

Lurah, Kabid

Pencegahan dan

Kesiapsiagaan BPBD

Page 108: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

f. Alokasi tugas dan

peran instansi.

2. Pengorganisasian

a. Penetapan

Struktur

b. Pembagian Tugas

c. Partisipasi

Masyarakat

d. Peran pemerintah

dan pemerintah

daerah

e. Peran lembaga

usaha / Bisnis

3. Pengarahan

a. Pemberian

Perintah

pemerintah kelurahan paccerakkang?

7. Bagaimana cara kelurahan

menetapkan struktur untuk

menanggulangi banjir ?

8. Dalam mengatasi banjir,

bagaimanakah cara membagikan tugas

pada sumber daya manusia di

kelurahan paccerakkang kota

Makassar ?

9. Bagaimana partisipasi masyarakat

dalam mengatasi masalah banjir di

kelurahan paccerakkang kota makassar

?

10. Apa peran pemerintah dan pemerintah

daerah dalam penanggulangan banjir

di kelurahan Paccerakkang?

11. Bagaimana peran lembaga usaha dan

bisnis dalam penanggulangan banjir?

12. Bagaimanakah sikap pemerintah

kelurahan dalam memberikan perintah

kepada pegawai dan masyarakatnya

untuk mengatasi banjir?

13. Bagaimana sikap pemerintah

Lurah, Kabid

Pencegahan dan

Kesiapsiagaan BPBD

Lurah

Lurah

Lurah dan Masyarakat

Kabid Pencegahan dan

Kesiapsiagaan BPBD

dan Lurah

Paccerakkang

Kabid Pencegahan dan

Kesiapsiagaan BPBD

dan Lurah

Paccerakkang

Pegawai Kelurahan dan

Masyarakat

Page 109: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

2

Faktor Yang

Mempengaruhi

Manajemen

Penanggulangan

Banjir

b. Memberikan

Petunjuk

c. Memberikan

Motivasi

4. Pengendalian /

Pengawasan

a. Internal

b. Eksternal

a. Pimpinan

b. Tingkah Laku

Pegawai

kelurahan dalam memberikan petunjuk

penanggulangan banjir kepada

masyarakat?

14. Dalam setiap pekerjaan tentunya kita

selalu membutuhkan motivasi dalam

melaksanakan tugas, apakah

pemerintah kelurahan memberikan

motivasi dan apa motivasi yang di

berikan?

15. Bagaimana cara pemerintah kelurahan

paccerakkang mengawasi atau

mengendalikan manajemen

penanggulangan banjir dalam lingkup

pemerintah?

16. Bagaimana cara pemerintah kelurahan

paccerakkang mengawasi atau

mengendalikan banjir yang terjadi

diluar pemerintah kelurahan?

17. Pimpinan di kelurahan paccerakkang

adalah Lurah. Menurut anda

bagaimana tanggapan anda tentang

Lurah Paccerakkang?

18. Setiap individu berbeda beda.

Bagaimana menurut anda tentang

tingkah lak pegawai di kelurahan ini?

Pegawai Kelurahan dan

Masyarakat

Pegawai Kelurahan dan

Masyarakat

Lurah

Lurah

Pegawai dan

masyarakat

Lurah

Page 110: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

c. Tingkah Laku

Kelompok Kerja

d. Faktor Eksternal

Organisasi

19. Bagaimana pendapat anda tentang

tingkah lak kelompok kerja di

kelurahan paccerakkang?

20. Faktor eksternal utama organisasi

yaitu ekonomi. Menurut anda

bagaimana faktor eksternal di

kelurahan paccerakkang?

Lurah

Lurah

Page 111: MANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN …

RIWAYAT HIDUP

Muh. Wahyudi, lahir pada tanggal 26

Oktober 1993 di Kota Makassar Provinsi

Sulawesi Selatan, buah hati dari pasangan

Massinai dan Marsinengsih. Penulis

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Penulis pertama kali menempuh pendidikan

pada tahun 1999 di sekolah dasar negeri

sipala 1 Makassar dan tamat pada tahun

2005. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah menengah

pertama pada tahun 2005 di SMP Negeri 35 Makassar dan tamat pada tahun 2008.

Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ketingkat sekolah menengah

kejuruan pada tahun 2008 di SMK Komputer Mutiara Ilmu Makassar dan tamat

pada tahun 2011. Selanjutnya penulis kembali menempuh pendidikan pada tingkat

perguruan tinggi pada tahun 2011 dan memperoleh gelar Strata 1 (S1) pada

Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di

Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 2016.