implementasi penanggulangan bencana banjir oleh...

113
IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH BPBD PROVINSI DKI JAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Rizal Wahyudha NIM: 1111054100047 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M  

Upload: phamhuong

Post on 23-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA

BANJIR OLEH BPBD PROVINSI DKI JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Rizal Wahyudha

NIM: 1111054100047

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

 

Page 2: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

 

Page 3: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

 

Page 4: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

 

Page 5: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

i

ABSTRAK

RIZAL WAHYUDHA

IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH

BPBD PROVINSI DKI JAKARTA

Bencana banjir yang sering terjadi di Provinsi DKI Jakarta yang

dikarenakan tingginya volume hujan serta kondisi daerah pengaliran sungai yang

tidak mampu menahan air hujan sering membuat aktifitas masyarakat terganggu.

Perhatian pemerintah dan masyarakat secara umum terhadap perlunya standar

kehidupan yang lebih baik, telah mendorong terbentuknya berbagai layanan

sosial.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) merupakan lembaga

penanggulangan bencana yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Gubernur. Lembaga ini adalah lembaga pemerintah non-departemen yang

melaksanakan tugas penanggulangan bencana di daerah baik Provinsi maupun

Kabupaten atau Kota dengan berpedoman pada kebijakan yang ditetapkan oleh

Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana implementasi penanggulangan

bencana banjir yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi DKI Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan

pendekatan kualitatif, tehnik pengumpulan data dengan cara wawancara,

observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan empat informan, yang

terdiri dari bidang pencegahan dan kesiapsiagaan (bidang 1), bidang kedaruratan

dan logistik (bidang 2), bidang rehabilitasi dan rekontruksi (bidang 3), dan tokoh

masyarakat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi DKI Jakarta melakukan tahapan sesuai dengan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.

Pada tahapan pra bencana banjir BPBD Provinsi DKI Jakarta melakukan tahapan

kesiagaan, peringatan dini, dan mitigasi. Saat bencana terjadi BPBD Provinsi DKI

Jakarta melakukan tahapan tanggap darurat dan penanggulangan bencana. BPBD

Provinsi DKI Jakarta juga melakukan tahapan rehabilitasi dan rekontruksi pada

saat pasca bencana banjir.

 

Page 6: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang karena kasih sayang dan

pertolongannya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Implementasi Penanggulangan Bencana Banjir Oleh BPBD Provinsi DKI

Jakarta”. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis sampaikan kepada

junjungan Nabi Besar Kita, Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan

umatnya untuk selalu bersyukur dan ikhlas dalam menjalankan hidup.

Pada kesempatan ini penulis juga akan menyampaikan rasa terimakasih

kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi serta berdedikasi untuk

memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sampaikan ucapan terimakasih

kepada:

1. Kedua orang tua penulis, papah Azhar dan Mamah Nelda yang selalu

menyebut nama anaknya dalam setiap do’a. Dan juga kepada keluarga

besar Almarhum Ali Luis dan Almarhum Zainal Abidin terimakasih atas

semangat dan dukungannya.

2. Segenap Jajaran Dekanat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A, Bapak

Suparto, M. Ed, Ph. D Selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr.

Roudhonah, M.Ag Selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,

Serta Dr. H. Suhaimi, M.Si Selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan. Semoga selalu diberikan kesehatan dan Allah melipat-

gandakan segala kebaikan yang telah mereka lakukan.

 

Page 7: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

iii

3. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M. Si selaku Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial dan Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, MA selaku sekretaris

Program Studi Kesejahteraan Sosial. terimakasih atas nasihat dan

bimbingannya.

4. Kepada dosen pembimbing saya Bapak Muhtadi, M.Si yang senantiasa

bersabar dan teliti selama membimbing penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

5. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial, serta seluruh Dosen

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan terimakasih saya kepada

Bapak dan Ibu.

6. Kepada lembaga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi

DKI Jakarta Terimakasih telah menerima peneliti dengan tangan terbuka

dan kesempatannya untuk penulis belajar mengenai hal-hal baru.

7. Kepada teman sehimpun secita HMI Cabang Ciputat khususnya kepada

Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Teruslah merasa hijau dan kau akan tetap tumbuh, yakinkan

dengan iman, usahakan dengan ilmu, sampaikan dengan amal. Yakin Usaha

Sampai.

8. Kepada Himpunan Mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial dan keluarga

besar mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tidak bisa dipungkiri bahwa penulis lahir disini, dan akan berkembang di

luar. Dedikasikan jiwa ragamu, bersama kita maju.

 

Page 8: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

iv

9. Terimakasih kepada teman-teman Jaitra, Balatentara, RR, Hydrant, DPP all,

Guerrier Sans, Dakwah, dan Aula Insan Cita. Yang selalu memberikan

canda, tawa, dan senyum kepada penulis.

10. Tanpa mengurangi rasa hormat dan bangga, kepada para senior kawan-

kawan yang telah mengenal Rizal Wahyudha. Terimakasih yang sebesar-

besarnya atas segala bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung,

dan dukungannya selama penulis berada di Ciputat. Penulis yakin dan

percaya bahwa tanpa bantuan dan dukungan selama ini, maka proses ini

tidak akan sampai.

Jakarta, 19 April 2018

Penyusun,

Rizal Wahyudha

1111054100047

 

Page 9: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 15

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 15

D. Metodologi Penelitian 16

E. Pedoman Penulisan Skripsi 22

F. Tinjauan Pustaka 22

G. Sistematika Penulisan . 23

BAB II KAJIAN TEORI

A. Implementasi 25

B. Penanggulangan Bencana 26

1. Penanggulangan 26

2. Definisi Bencana 27

3. Jenis-Jenis Bencana 28

4. Penyebab Bencana 29

5. Dampak-Dampak Bencana 30

6. Tahapan-Tahapan Penanggulangan Bencana 32

7. Bencana Banjir 38

 

Page 10: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

vi

C. Pelayanan Kesejahteraan Sosial 39

1. Definisi Kesejahteraan Sosial 39

2. Usaha Kesejahteraan Sosial 41

3. Definisi Pelayanan Kesejahtaeraan Sosial 43

BAB III PROFIL BPBD PROVINSI DKI JAKARTA

A. Sejarah BPBD Provinsi DKI Jakarta 47

B. Dasar Pembentukan BPBD Provinsi DKI Jakarta 49

C. Lambang BPBD Provinsi DKI Jakarta 50

D. Visi dan Misi BPBD Provinsi DKI Jakarta 51

E. Peran BPBD Provinsi DKI Jakarta 51

F. Tugas dan Fungsi BPBD Provinsi DKI Jakarta 52

G. Tata Kerja BPBD Provinsi DKI Jakarta 53

H. Program BPBD untuk Penanggulangan Bencana ……54

I. Struktur Organisasi BPBD Provinsi DKI Jakarta 55

J. Titik Rawan Bencana Banjir DKI Jakarta 56

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

A. Pra Bencana Banjir 58

1. Kesiagaan 58

2. Peringatan Dini 59

3. Mitigasi 61

B. Saat Bencana Banjir 62

1. Tanggap Darurat 62

2. Penanggulangan Bencana Banjir 65

 

Page 11: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

vii

C. Pasca Bencana Banjir 67

1. Rehabilitasi 67

2. Rekontruksi 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 72

B. Saran 75

DAFTAR PUSTAKA 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

Page 12: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor non-alam maupun faktor

manusia.Bencana mengakibatkan korbanjiwa manusia, kerusakan lingkungan,

kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Sedangkan, sejahtera yang secara etimologis diartikan sebagai keadaan

aman, sentausa, makmur, selamat/terlepas dari segala macam gangguan,

kesukaran, dan sebagainya.1

Berdasarkan pengertian tersebut, maka

kesejahteraan diartikan sebagai keadaan atau kondisi seseorang diliputi rasa

aman, tenteram, makmur, selamat/terlepas dari segala macam gangguan dan

kesukaran. Gangguan atau kesukaran ini sering diujudkan berupa gangguan

keshatan, gangguan kenikmatan atau gangguan kerja, dan sebagainya.2

Salah satu dari berbagai gangguan yang menyebabkan seseorang

dikatakan tidak sejahtera seperti yang disebutkan diatas adalah menyangkut

kesehatan jasmani dan rohani. Karena kesehatan termasuk dalam kategori

kebutuhan dasar manusia sebagai faktor-faktor yang dipakai oleh manusia

untuk mempertahankan keberadaannya atau eksistensinya.3Kesehatan baik

1 C. Pramuwito, Pengantar Ilmu KesejahteraanSosial (Yogyakarta: Balai Besar

Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 1997), h. 23.

2C. Pramuwito, Pengantar Ilmu KesejahteraanSosial (Yogyakarta: Balai Besar Penelitian

Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 1997), h. 23.

3C. Pramuwito, Pengantar Ilmu KesejahteraanSosial (Yogyakarta: Balai Besar Penelitian

Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 1997),h. 12.

 

Page 13: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

2

secara jasmani maupun rohanisangat penting bagi seorang individu untuk

aktivitasnya sehari-hari.

Ketika terjadinya suatu bencana maka kita berhadapan dengan

masalah yang berhubungan dengan manusia, sehingga kondisi serta

kebutuhan manusia yang menjadi para korban bencana harus didahulukan

mengingat bencana alam tersebut berdampak pada rasa aman, tenteram,

makmur, yangmerupakan syarat akan terpenihinya kesejahteraan

seseorang. Oleh karena itu korban bencana alam dapat dikatakan sebagai

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Yang dimaksud dengan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS) adalah seseorang atau keluarga yang karena suatu hambatan,

kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan

karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan

lingkungannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

(jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar.

Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa

kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial maupun perubahan

lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung atau

menguntungkan. Menurut Kementerian Sosial Republik Indonesia, saat

ini tercatat ada 26 jenis PMKS yang salah satunya adalah korban bencana

alam.Korban bencana alam adalah orang atau sekelompok orang yang

menderita atau meninggal dunia akibat bencana yang diakibatkan oleh

peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara

lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,

 

Page 14: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

3

angin topan, dan tanah longsor. Dengan kriteria4

seseorang atau

sekelompok orang yang mengalami:

a. Seseorang atau sekelompok orang yang mengalami

b. Korban jiwa

c. Kerusakan lingkungan

d. Kerugian harta benda

f. Dampak psikologis.

Pada zaman modern saat ini, seluruh warga dunia tidak akan luput

dari bencana, baik bencana alam maupun bencana yang merupakan akibat

dari perilaku diri kita sendiri, karena bencana yang terjadi penyebabnya

berkaitan dengan dosa yang diperbuat oleh tangan-tangan manusia itu

sendiri, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam surat Ar Rum ayat

41:

والبحزبماكسبتأيديالناسليذيقهمبعضظهز الفسادفيالبز

(١٤الذيعملىالعلهميزجعىن) “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka

sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali

(ke jalan yang benar).” [Ar Rum : 41]

Bencana sendiri akan terus menghantui kita semua seumur hidup,

namun kita sebagai manusia hanya bisa menyiasati bencana tersebut agar

tidak menimbulkan kerusakan yang parah. Di sinilah dimana Pengelolaan

Bencana (Disaster Management) berperan sangat penting. Mengambil

dari kalimat pepatah, "sedia payung sebelum hujan", kita harus

4Buku Panduan Pemutakhiran Data PMKS dan PSKS DIY 2012, diakses pada Senin, 28

Maret 2016dari www.dinsos.jogjaprov.go.id/jenis-jenis-pmks/

 

Page 15: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

4

mempersiapkan segalanya sebelum bencana terjadi, misalnya

menyelamatkan semua peralatan rumah tangga sebelum banjir terjadi.

Bahaya bencana dapat terjadi di mana saja dengan sedikit atau

tanpa peringatan, maka sangat penting bersiaga terhadap bahaya bencana

untuk mengurangi risiko bencana. Selain itu, agar masyarakat mengetahui

langkah-langkah penanggulangan bencana sehingga dapat mengurangi

ancaman dan dampak, meyiapkan diri secara tepat bila terjadi ancaman,

menyelamatkan diri, memulihkan diri, dan memperbaiki kerusakan yang

terjadi agar menjadi masyarakat yang aman, mandiri dan berdaya tahan

terhadap bencana.

Bencana alam adalah salahsatu suatu kejadian atau peristiwa pada

alam yang mempunyai dampak yang bisa mengakibatkan jumlah populasi

pada manusia terancam, salah satu bagian dari bencana adalah banjir.5

Menurut KBBI, banjir berarti berair banyak dan deras, kadang-kadang

meluap (tentang kali dan sebagainya).6Banjir lebih memungkinkan terjadi

di dataran-dataran rendah.

Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

Indonesia, merupakan peristiwa alam yang tidak dapat dicegah. Peristiwa

banjir merupakan akibat dari berbagai sebab. Misalnya hujan deras dan

lama serta kondisi daerah pengaliran sungai yang tidak mampu menahan

air hujan, akan menimbulkan aliran permukaan yang besar. Bila palung

sungai tidak mampu lagi menampung aliran permukaan yang besar,

5Macam-Macam Bencana Alam dan Penyebabnya Beserta Pengertiannya, artikel diakses

pada 27 Desember 2017 https://lenterahidup.net/macam-macam-bencana-alam-dan-penyebabnya/ 6Kamus Besar Bahasa Indonesia, artikel diakses pada 27 Desember 2017

https://kbbi.web.id/banjir

 

Page 16: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

5

terjadilah banjir. Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya banjir,

diantaranya adalah:

1. Curah hujan pada musim penghujan, curah hujan yang tinggi akan

mengakibatkan banjir di sungai dan bilamana melebihi tebing sungai

maka akan timbul banjir atau genangan.

2. Kapasitas drainase yang tidak memadai hampir semua kota-kota di

Indonesia mempunyai drainase daerah genangan yang tidak

memadai, sehingga kota tersebut sering menjadi sasaran musim

banjir.

3. Sampah disiplin masyarakat untuk membuang sampah ke sungai. Di

kota-kota besar hal ini sangat mudah dijumpai. Pembuangan sampah

di alur sungai dapat meninggikan muka air banjir karena

menghalangi aliran.

4. Drainase lahan drainase perkotaan dan pengembangan lahan

pertanian pada daerah bantuan banjir akan mengurangi kemampuan

bantaran dalam menampung debit air yang tinggi.

Oleh karena itu pada suatu kota, besarnya debit banjir dapat ditinjau

dengan analisa hidrologi yang merupakan metode penghitungan debit

banjir rencana berdasarkan data curah hujan dengan menggunakan

metode statistik.

Di wilayah DKI Jakarta, ancaman banjir tersebar di 37 Kecamatan,

125 Kelurahan dan 634 Rw dengan jumlah penduduk yang terdampak

diperkirakan mencapai 122.130 Jiwa. Sebanyak 24.130 Jiwa (25 % dari

 

Page 17: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

6

total pengungsi) masuk kedalam kategori penduduk rentan dan 20 Jiwa

terancam.7

Pada tahun 2007 banjir di Jakarta tercatat merupakan yang paling

parah di abad ke 21 ini. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(Bappenas) mencatat jumlah pengungsi akibat banjir Jakarta ketika itu

mencapai 590 ribu jiwa. Korban jiwa yang disebabkan oleh banjir di

wilayah Jabodetabek pada tahun 2007 mencapai 79 jiwa. Sementara total

kerusakan dan kerugian yang dapat dihitung akibat langsung banjir senilai

Rp 5,2 triliun. Sementara, dampak ekonomi atau tidak langsung akibat

banjir mencapai Rp 3,6 triliun.8

Januari 2013 jebolnya tanggul Johannes Latuharhary menyebabkan

air mengalir deras hingga ke Bundaran HI. Hal ini mengakibatkan lantai

bawah tanah Gedung UOB terendam karena memiliki ketinggian lantai

dasar nyaris sama dengan jalan. Setelah dilakukan penyedotan air dan

pengeringan basemen diketahui bahwa dalam lantai bawah itu ada dua

orang yang meninggal akibat tenggelam, sementara dua lainnya dalam

kondisi lemas dan kaku karena terendam air dalam waktu yang lama.

Tidak hanya itu ditemukan pula 47 mobil terendam di lantai basement 1

dan 2.

Kematian akibat tenggelam ini menjadi salah satu tragedi dalam

sejarah banjir di Jakarta. Banjir ini sebenarnya sudah dimulai sejak

Desember 2012, dan baru mencapai puncaknya pada Januari 2013. Badan

7Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta, artikel diakses pada 2

Januari 2016 dari http://bpbd.jakarta.go.id/news/detail/955 8Badan Perencanaan Nasional , artikel diakses pada 2 Januari 2016 dari

https://www.bappenas.go.id/files/3713/5462/9576/laporan banjir__20081123055830__995__0.pdf

 

Page 18: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

7

Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan jumlah resmi korban

yang tercatat selama banjir Jakarta 2013 mencapai 20 korban jiwa, dan

33.502 orang terpaksa mengungsi. Sementara versi Pemerintah DKI

Jakarta banjir 2013 membuat 35 Kecamatan tergenang, 1.226.487 jiwa

terdampak banjir, 38 orang meninggal dan membuat 83.554 orang

mengungsi.9

Sementara itu pada tahun 2014 lalu dampak ekonomi banjir

berkurang menjadi Rp 5 triliun . meskipun demikian jumlah pengungsi

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 yaitu mencapai lebih

dari 38 ribu jiwa. Korban jiwa juga mengalami peningkatan menjadi 23

orang.10

Pada 2015 lalu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri

DKI Jakarta, Sarman Simanjorang menyebut ada 75 ribu toko dan kios di

Jakarta yang lumpuh akibat banjir. Jika diasumsikan satu kios

mendapatkan penghasilan 20 juta perhari maka sehari tutup akibat banjir

membuat Jakarta merugi Rp1,5 triliun. Beberapa pusat jual beli dan

perdagangan di Jakarta menjadi lumpuh akibat banjir. Pembeli tidak bisa

mengakses pusat perbelanjaan dan toko yang terendam tak lagi bisa

berjualan.

Tidak hanya itu, Penduduk terpaksa mengungsi karena wilayahnya

tergenang air, ribuan penduduk Jakarta terpaksa mengungsi ke tempat-

tempat yang lebih aman. Di pengungsian mereka harus mau tidur di

tempat seadanya serta makan seadanya.

9Data ini diambil dari; https://tirto.id/berapa-kerugian-akibat-banjir-di-jakarta-cjo4

10Ika Akbarwati, “Sejarah Banjir Jakarta,” artikel diakses pada 6 Januari 2016 dari

https://www.selasar.com/budaya/sejarah-banjir-jakarta

 

Page 19: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

8

Kerugian material akibat banjir menyebabkan rumah-rumah

penduduk rusak termasuk perabotan rumah. Selain itu karena ditinggal

mengungsi banyak orang kehilangan harta benda karena dicuri orang.

Akibat banjir juga dirasakan berbagai perusahaan di Jakarta, perusahaan-

perusahaan tidak bisa beropersi tempat bekerja karena tergenang air dan

listrik yang mati.

Dampak psikologis bagi penduduk yang terkena banjir Masyarakat

yang mengalami banjir banyak yang sedih dan putus asa karena harus

tinggal di pengungsian dalam waktu lama, tidak bisa bekerja, tidak bisa

sekolah dan setelah banjir mereda mereka pun harus membersihkan

kembali rumah mereka yang penuh dengan lumpur dan sampah-sampah

akibat banjir.11

Perhatian pemerintah dan masyarakat secara umum terhadap

perlunya standar kehidupan yang lebih baik, telah mendorong

terbentuknya berbagai layanan sosial. Pelayanan sosial adalah kegiatan

terorganisir untuk meningkatkan kondisi orang-orang yang kurang

beruntung dalam masyarakat. Pemerintah Indonesia, khususnya

Kementerian Sosial dan sejumlah besar organisasi-organisasi non

pemerintah, telah memainkan peranan penting dalam bidang pelayanan

sosial.12

Layanan sosial (Social Services) itu sendiri, pada dasarnya

merupakan suatu program ataupun kegiatan yang didesain secara konkret

11

Penyebab dan Dampak Banjir di Jakarta; http://isbd

alv.blogspot.co.id/2014/03/penyebab-dan-dampak-banjir-di-jakarta.html 12

C. Pramuwito, Pengantar Ilmu KesejahteraanSosial (Yogyakarta: Balai Besar

Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 1997),h. 21.

 

Page 20: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

9

untuk menjawab masalah, kebutuhan masyarakat ataupun meningkatkan

taraf hidup masyarakat. Layanan sosial itu sendiri dapat ditujukan pada

individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam komunitas, ataupun

komunitas sebagai suatu kesatuan.13

Karena yang dapat menyebabkan

bencana adalah hilangnya loyalitas terhadap sesama orang beriman dan

hilangnya sikap berlepas diri dari orang-orang kafir, sebagaimana firman

Allah Subhanahu wata'ala pada surat Al-Anfaal ayat 73:

تفعلىهتكهفتنةفيالرضوالذيه إل كفزوابعضهمأولياءبعض

(٣٧وفسادكبيز) “Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi

pelindung bagi sebagian yang lain. jika kamu (hai Para muslimin)

tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya

akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.”

[Al Anfaal : 73]

Penanggulangan terhadap ancaman bencana yang tidak mengenal

waktu dan tempat, juga memerlukan pengelolaan secara menyeluruh baik

sebelum terjadi bencana, saat terjadi terjadi bencana maupun juga pasca

terjadinya bencana. Penanggulangan bencana harus ditangani secara

terpadu dan terkoordinasi, serta menekankan pada upaya penanganan

secara sistemik, termasuk kebijakan-kebijakan sosial terkait. Kebijakan

sosial memiliki fungsi pencegah, penyembuh, dan pengembangan.

Kebijakan sosial adalah ketetapan yang didesain secara kolektif untuk

mencegah terjadinya masalah sosial, mengatasi masalah sosial sebagai

wujud kewajiban negara dalam memenuhi hak-hak sosial

13

Adi Isbandi Rukminto, Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial,

dan Kajian Pembangunan) (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), h.107.

 

Page 21: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

10

warganya.14

Meskipun tidak dapat dicegah, banjir dapat diusahakan untuk

dikendalikan.

Usaha kesejahteraan sosial dengan mengacu pada program

penanggulangan bencana yang secara kongkrit, bertujuan untuk

mengembalikan keberfungsian sosial para korban bencana pada kondisi

yang normal dan merupakan suatu tanggung jawab bersama semua

kalangan baik pemerintah, swasta maupun lapisan dan golongan

masyarakat lainnya untuk turut andil dalam proses penanggulangan

bencana.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah lembaga

pemerintah non departemen yang melaksanakan tugas penanggulangan

bencana di daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/ Kota dengan

berpedoman pada kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dalam Undang-Undang no. 8 tahun 2008 tentang BNPB, pasal 63

ayat 1 adalah sebagai berikut:15

“Untuk melaksanakan tugas penanggulangan bencana di daerah

baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota dibentuk Badan

Penanggulangan Bencana Daerah selanjutnya disebut BPBD yang

ditetapkan dengan peraturan Daerah.”

Usaha pengendalian banjir tidak bertujuan untuk menghilangkan

sama sekali kemungkinan terjadinya banjir, tetapimemperkecil

kemungkinan tersebut sampai batas tertentu. Batas ini biasanya

14

Edi Suharto, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik (Bandung: Alfabeta, 2013), h.

11. 15

Anggota IKAPI, Undang-undang Penanggulangan Bencana, (Bandung: Fokus Media,

2011), h. 224.

 

Page 22: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

11

dinyatakan dalam bentuk besarnya debit puncak banjir untuk periode

ulang tertentu, misalnya lima, sepuluh, lima puluh tahun dan seterusnya.

Usaha pengendalian banjir yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal

Pengairan Kementerian PUPR, antara lain adalah pembuatan,

pemeliharaan, dan pengelolaan waduk, tanggul, pintu air, saluran banjir

dan bangunan pengendali banjir lainnya.

Untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan timbulnya

kerugian atau bencana akibat banjir, diusahakanlah penanggulangan

banjir baik secara fisik maupun secara non-fisik. Penanggulangan secara

fisik dapat berupa pembersihan palung sungai dan bantaran, perbaikan

darurat tanggul, pintu air dan bangunan pengendalian lainnya.

Penanggulangan secara non-fisik merupakan usaha pencegahan terjadinya

perlakuan yang salah terhadap alam dan lingkungannya, peningkatan

kewaspadaan masyarakat menjelang musim hujan, penyuluhan,

pelaksanaan ketentuan hukum/perundang-undangan dan sebagainya.

Lebih lanjutnya, salah satu penyebab timbulnya bencana (di

Indonesia) karen masyarakat tidak memahami karakteristik ancaman

bencana. Yang seringkali dipahami, bencana terjadi secara tiba-tiba

sehingga masyarakat tidak siap menghadapinya. Akibatnya adalah timbul

korban jiwa dan kerusakan/kerugian yang cukup besar.16

Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Propinsi

DKI Jakarta juga harus disinkronkan dengan Rencana Nasional

Penanggulangan Bencana (RENAS PB). Penyelarasan ini bertujuan untuk

16

Nurjanah, dkk Manajemen Bencana (Bandung: Alfabeta,2012), h. 23.

 

Page 23: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

12

melihat ketercapaian program nasional dan memudahkan Propinsi DKI

Jakarta mendapatkan akses bantuan dalam pelaksanaan program yang

telah menjadi kebijakan nasional.

Pemilihan strategi pada tahap pra bencana sub kelas terdapat

potensi bencana dilakukan untuk memberi perlindungan fisik kepada

masyarakat apabila terjadi potensi bencana. Tindakan pada tahapan ini

merupakan langkah kesiapsiagaan seluruh jajaran aparat pemerintah

dimana potensi bencana sudah dapat terdeteksi. Tindakan ini dilakukan

untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa maupun kerugian harta benda

milik masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana. Selain itu

tindakan ini juga akan memudahkan upaya tanggap darurat apabila

bencana itu terjadi sehingga peran semua pihak dapat berjalan efektif

berdasarkan sistem yang telah dirancang dan disepakati bersama.17

Implementasi penanggulangan merupakan tahap yang krusial dalam

proses kebijakan publik. Suatu program kebijakan harus

diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan.

Implementasi dipandang secara luas mempunyai makna pelaksanaan

undang-undang di mana berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik

bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya meraih

tujuan-tujuan kebijakan atau program-program.18

Pemerintah Propinsi DKI Jakarta telah dan sedang melakukan

berbagai upaya untuk mengendalikan banjir. Berbagai infrastruktur yang

17

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta tahun 2013-2017 (Jakarta: BPBD,

2013), h. 116. 18

Pasolong dan HarbaniTeori Administrasi Publik (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 57.

 

Page 24: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

13

termasuk diantara seperti pembangunan polder, normalisasi kali,

pembangunan tanggul, pembangunan banjir kanal, revisi tata ruang dan

pengembangan rencana Megapolitan yang melibatkan daerah penyangga

Jakarta. Untuk menahan air pasang masuk ke wilayah daratan, maka

kawasan sepanjang pantai Utara DKI Jakarta dibangun tanggul.

Kemudian dibawah tanggul-tanggul itu dibangun polder. Dengan

demikian air yang berada di bawah permukaan air pasang langsung

masuk ke sistem Polder dan di situ dipasang pompa untuk membuang air

ke laut.

Setiap tahunnya juga dilakukan pekerjaan normalisasi dan

pembangunan saluran air baru. Untuk antisipasi banjir, DPU Propinsi

DKI Jakarta telah melaksanakan berbagai pekerjaan infrastruktur

diantaranya19

:

a. Pengerukan Kali/Saluran/ Waduk (2008, 2009, 2010)

b. Layanan Pembersih di 144 Kali / Saluran

c. Peninggian Tanggul ROB (Muara Angke, Muara Baru, Marunda,

Cilincing, Kamal)

d. Genangan Jalan Arteri & Kolektor 123 lokasi

e. Pembersihan Mulut Air dan Saluran Mikro (Jetting)

f. Pembangunan Polder (Marunda, Dewa Ruci, Kapuk I, II, III, Kapuk

Poglar, Kampung Bandan, Banglio, Jatikramat)

g. Pembangunan 26 Waduk Retensi

19

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta tahun 2013-2017 (Jakarta: BPBD,

2013) h. 62

 

Page 25: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

14

h. Normalisasi Kali Pesanggarahan, Angke dan Sunter (Pemprov DKI

dan Pemerintah Pusat)

i. Perbaikan Pompa Underpass dan Pompa Sistem Polder

j. Pembangunan Pompa ( Poglar, Kampung Bandan, Kapuk I & II,

Thamrin, Kebon Nanas, Jalan Batu, Pangeran Jayakarta, Kartini,

Sumur Batu, Dwi Warna )

k. Penertiban Bangunan di Atas Badan Air.

Dari definisi dan penjelasan singkat di atas, menjadi menarik untuk

membahas lebih mendalam mengenai banjir sebagai salah satu bencana

yang sering terjadi di daerah Jakarta.

Maka, disinilah saya pikir mengapa manajemen bencana menjadi

tidak kalah penting peranannya dalam perubahan yang terjadi pada

masyarakat. Terutama implementasi penanggulangan bencana banjir di

Provinsi DKI Jakarta yang setiap tahunnya menghadapi bencana banjir.

Menjadi menarik untuk mengkaji bagaimana implementasi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta untuk

menghadapi bencana banjir di Ibu Kota Indonesia. Dalam hal ini peneliti

ingin meneliti mengenai”IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN

BENCANA BANJIR OLEH BPBD PROVINSI DKI JAKARTA”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Setelah pemaparan yang cukup melalui sub bab latar belakang

masalah, agaknya menjadi hal yang cukup penting untuk membatasi

 

Page 26: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

15

masalah dalam penelitian ini demi effesiensi waktu dan efektivitas

penelitian, maka penelitian akan dibatasi seputar penerapan

penanggulangan bencana banjir pada tahun 2013-2016, yang diharap

dapat berimbas pada terwujudnya kesejahteraan sosial serta faktor-faktor

penghambat dan pendukung dalam penanggulangan bencana banjir.

2. Perumusan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan, peneliti merumuskan

masalah dalam penelitian ini mengenai

a. Bagaimana implementasi tahapanpenanggulangan bencana banjir di

Provinsi DKI Jakarta oleh BPBD Provinsi DKI Jakarta?

b. Apa faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam penanggulangan

bencana banjir?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi dari tahapan

penanggulangan bencana banjir di Provinsi DKI Jakarta oleh BPBD

Provinsi DKI Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Setiap karya ilmiah seyogyanya membawa manfaat bagi bidang

keilmuan sebagai khasanah pengetahuan bagi para akademisi maupun

praktisi. Dengan adanya penelitian ini, penyusun berharap dapat

 

Page 27: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

16

memberikan pencerahan bagi pembaca serta masukan bagi lembaga

yang bergerak dalam bidang penanggulangan bencana.

b. Manfaat Praktis

Bagi pengamalannya, penyusun berharap agar penelitian ini

dapat memberikan kontribusi dalam pengkajian peran Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta bagi

masyarakat serta secara aktif membangun kesadaran dan mendukung

gerakan untuk memberikan kesadaran kepada pengelola lembaga akan

peran pentingnya dalam penanggulangan bencana yang dalam hal ini

lembaga dalam mengimplementasikan tahapan penanganannya pada

bencana banjir yang berimbas pada masalah sosial yang ada

dikalangan masyarakat Provinsi DKI Jakarta.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan pada tujuan diatas, penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif dengan maksud tujuan karena peneliti ingin

melakukan penelitian secara mendalam.

Metode penelitian kualitatif menyajikan secara langsung hakikat

hubungan antara peneliti dan responden.20

Penelitian ini bersifat

deskriptif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar,

dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan

20

Lexy J. Moleong, Metodolgi Penelitian Kualitatif , Edisi Revisi, (PT Remaja Rosda

Karya. Bandung: February 2009), Cet-ke20, h.10.

 

Page 28: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

17

metode kualitatif. Selain itu, semuanya yang dikumpulkan

berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.21

Dari pendekatan penelitian kualitatif di atas berdasarkan tujuan

penelitian yang ingin melihat bagaimana implementasi

penanggulangan bencana diterapkan di lembaga Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta.

2. Sumber Data

Dalam Penelitian ini sedikitnya terdapat dia jenis sumber data

yang dijadikan acuan dalam melakukan penelitian.

a. Data primer yaitu berupa data yang diperoleh dari partisipan atau

sasaran penelitian. Data primer yang penulis gunakan adalah

observasi dan interview atau wawancara langsung kepada unsur

terkait penyelenggara program penanggulangan bencana banjir oleh

Badan Penanggulangan Bencana Banjir Daerah Provinsi DKI

Jakarta.

b. Data sekunder yaitu berupa catatan atau dokumen yang diperoleh

dari berbagai sumber dan literatur, buku-buku, internet juga

beragam sumber atau tulisan-tulisan lainnya terkait dengan

penanggulangan bencana banjir oleh Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta.

21

Lexy J. Moleong, Metodolgi Penelitian Kualitatif , Edisi Revisi, (PT Remaja Rosda

Karya. Bandung: February 2009), Cet-ke20,h.11.

 

Page 29: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

18

3. Waktu dan Lokasi Penelitian

a. Penelitian ini mengambil lokasi di Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi DKI Jakarta,Balaikota Blok F Lt 3 Jl. Merdeka

Selatan, Gambir, Jakarta Pusat.

b. Waktu penelitian ini dimulai Maret 2017 sampai dengan Maret

2018.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam menemukan data-data yang absah secara objektif, maka

dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik pengumpulan data

yang dapat dilakukan dengan Observasi (pengamatan), Interview

(wawancara), Dokumentasi.22

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif teknik pemilihan

responden dalam penelitian ini adalah menggunakan metode purposive

sampling. Purposive sampling adalah sampel yang dipilih karena

pertimbangan-pertimbangan agar sesuai dengan tujuan penulis. Dalam

penelitian ini, tidak semua responden dapat menjadi informan, harus

disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Hal yang terpenting disini

bukan jumlah respondennya melainkan potensi dari setiap kasus untuk

memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang

dipelajari.23

a. Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta

22

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2010) h. 62-63. 23

Lexyi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2001) cet. Ke-15. h. 9.

 

Page 30: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

19

pencatatan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan

mempertimbangkan antar aspek dalam fenomena tersebut.24

Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam

kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai

sumber data.

b. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dalam

penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi

partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan

observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang

yang ada didalamnya.25

Berikut ini informan dari penelitian ini;

24

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h. 143. 25

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2010)h. 72.

No Informan

Jenis Informasi yang

dikaji

Metode

Pengumpulan

Data

1.

2.

Tri Indrawan (Kabid

Pencegahan dan

Kesiapsiagaan)

Endang Achadiat (Kabid

Kedaruratan dan Logistik)

Pencegahan bencana

banjir oleh BPBD Provinsi

DKI Jakarta

Implementasi strategi dan

kesiapsiagaan tahapan

penanggulangan bencana

Wawancara

Pribadi

Wawancara

Pribadi

 

Page 31: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

20

Wawancara demikian digunakan untuk mengurangi sedapat-dapatnya

variasi yang bisa terjadi antara seorang yang wawancarai dengan yang

lainnya.

c. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap

dari metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.26

5. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan subjek penelitian yaitu BPBD Provinsi DKI

Jakarta, maka hal tersebut akan dikemukakan di sini bahwa, analisis

data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh darihasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, melakukan

26

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2010) h. 82.

3.

4.

5.

Joko Indro Martono

(Kabid Rehabilitasi dan

Rekontruksi)

Sukarto (Ketua RT 007

RW 09 Kampung

Melayu)

Agus Hendrawan (Tokoh

Masyarakat)

Rehabilitasi dan

rekontruksi

Implementasi

penanggulangan bencana

oleh BPBD Dinas Sosial

Provinsi DKI Jakarta

Penerapan

penanggulangan bencana

oleh BPBD Dinas Sosial

Provinsi DKI Jakarta

Wawancara

Pribadi

Wawancara

Pribadi

Wawancara

Pribadi

 

Page 32: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

21

sintesa, menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.27

6. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah, data yang diperoleh data yang telah

teruji dan valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data diujikan

lewat diskusi atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan

melihat realitas sosial serta tentang isu-isu yang sedang berkembang,

oleh karena itu peneliti melakukan perbaikan-perbaikan untuk

mendapatkan data yang relevan.

Selain itu teknik untuk keabsahan data yang berikutnya adalah

dengan Triangulasi sumber yang berarti, untuk mendapatkan data dari

sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.28

Sebagai

gambaran atas data yang telah dikumpulkan dari sumber yang berbeda

sebagai cara perbandingan data yang didapat dari observasi dan

wawancara. Penulis melakukan wawancara dari informan yang satu ke

informan yang lain, dan melakukan wawancara terhadap hasil dari

observasi.

27

Lexyi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2001) cet. Ke-15.h. 244. 28

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alvabeta, 2007), Cet-ke5,

h.83.

 

Page 33: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

22

E. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan

dalam skripsi ini merujuk pada buku ”Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah”29

yang ditertbitkan oleh CeQda UIN Jakarta 2007”.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka sebagai

langkah penyusunan skripsi yang diteliti agar terhindar dari kesamaan

judul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelumnya, serta sebagai

referensi penelitian yang berhubungan dengan manajemen bencana.

Setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka penulis menemukan

beberapa skripsi yang berhubungan dengan disabilitas, tetapi peneliti

akan memaparkan dari sudut yang berbeda, yaitu:

Nama : Ersyad Tonnedy (105054102070)

Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

ProgramStudi Kesejahteraan Sosial 2010.

Judul : Tahapan Penanggulangan Bencana Situ Gintung Oleh

PKPU.

Perbedaan skripsi penulis adalah penelitian ini mengarah pada

bencana non alam yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

rangkaian peristiwa non alamyang berupa jebolnya tanggul situ gintung.

Selain itu subjek dan penelitian yang berbeda.

29

Hamid Nasuhi, dkk., IdrisThaha, ed., PedomanPenulisanKaryaIlmiah (Skripsi, Tesis,

danDisertasi) (Jakarta: CeQDA(Center for Quality Development and Assurance, 2007)

 

Page 34: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

23

Nama : Furqon Hasani (10250074)

Universitas : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga DIY,

FakultasIlmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program

Studi Kesejahteraan Sosial 2015.

Judul : Peran BPBD ( Badan Penanggulangan Bencana

Daerah)Kabupaten Bantul dalam Mitigasi Bencana Alam.

Dari skripsi ini peneliti mendapatkan bahan acuan mengenai

bagaimana implementasi penanggulangan bencana yang

diimplementasikan di dua daerah yang berbeda sehingga diharapkan

dapat menarik kesimpulan dari kedua karya ilmiah ini.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, yang terdiri sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,

pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB II Kajian Teori, yang terdiri dari pengertian Implemetasi,

Penanggulangan Bencana, dan Pelayanan Kesejahteraan

Sosial.

BAB III Profil BPBD Provinsi DKI Jakarta, Meliputi latar

belakang berdirinya BPBD Provinsi DKI Jakarta. Tujuan

BerdirinyaBPBD Provinsi DKI Jakarta, Struktur

 

Page 35: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

24

Organisasi, fungsi dan divisi yang bergerak di BPBD

Provinsi DKI Jakarta.

BAB IV Temuan dan Analisis, merupakan bentuk analisa

mengenaiImplementasi Penanggulangan Bencana Banjir

yang dilakukan oleh BPBD Provinsi DKI Jakarta.

BAB V Penutup, dalam hal ini akan ditarik beberapa kesimpulan

dari pemikiran sebelumnya serta saran-saran sebagai

bentuk hasil dari analisa dalam penelitian penyusun.

 

Page 36: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

25

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Implementasi

Secara etimologis konsep implementasi berasal dari Bahasa Inggris

yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement

(mengimplementasikan) berati to provide the means for carrying out

(menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical

effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu.

Pengertian implementasi selain secara estimologis di atas, dijelaskan

juga menurut Van Meter dan Van Horn bahwa:1

“Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh

individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah

atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah

digariskan dalam keputusan kebijakan”.

Pandangan Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi merupakan

tindakan oleh individu, pejabat, kelompok badan pemerintah atau swasta yang

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam suatu

keputusan tertentu. Badan-badan tersebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan

pemerintah yang membawa dampak pada warganegaranya.2

Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan

sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu

tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat tertentu.

Kemudian, agar kebijakan atau ketetapan yang telah dirancang dan

1Dini Rachma, “Implementasi Menurut Para Ahli”.

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=112335 artikel di akses pada 19 November 2016. 2 Implementasi Kebijakan. http://all-about-theory.blogspot.com/2010/03/implementasi-

kebijakan.html artikel diakses pada 19 November 2016.

 

Page 37: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

26

dilaksanakan tersebut dapat mencapai tujuannya yaitu mempengaruhi

warganegaranya atau masyarakat perlu agaknya dilakukan sosialisasi.

B. Penanggulangan Bencana

1. Penanggulangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penanggulangan adalah

suatu proses, perbuatan dan cara menanggulangi. Penanggulangan bencana

menurut UU RI No. 24/ 2007 adalah serangkaian upaya yang meliputi

penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana,

kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan

rekontruksi.3

Penanganan bencana berangkat dari keterbatasan manusia dalam

memprediksi dan menghadapi bencana. Jadi pengertian ini justru

berangkat dari sikap bahwa bencana tidak sepenuhnya dapat

dikendalikan.4

Penanggulangan bencana tidak dapat dilaksanakan dengan

mengandalkan suatu instansi saja, melainkan mutlak diperlukan adanya

kerja sama antar instansi. Karena sebagai suatu sistem kerja sama, disini

dapat secara langsung bersama-sama menangani proyek tertentu. Namun

juga dapat secara partial yaitu tidak langsung, dimana saling melengkapi

untuk penanggulangan bencana yang terjadi di suatu daerah.5

3 Sembiring, Himpunan Peraturan Perundang-undangan RI: Penanggulangan Bencana,

h. 10. 4 Susanto, Sebuah Pendekatan Strategic Management: Disaster Management di Negeri

Rawan Bencana, h. 3. 5 Soeladi, Manajemen Bencana Alam Tsunami, (Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1995), h. 9.

 

Page 38: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

27

Perinsipnya, manajemen bencana adalah bagaimana mengatasi

keterbatasan manusia dalam memprediksi dan menghadapi bencana, yang

kemudian dituangkan dalam strategi dan kebijakan dalam mengantisipasi,

mencegah dan menangani bencana.6

2. Definisi Bencana

Bencana adalah suatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau

karena ulah manusia, terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, sehingga

menyebabkan hilangnya jiwa manusia, harta benda dan kerusakan

lingkungan, kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan

segala sumberdayanya.7

Sedangkan definisi menurut undang-undang Nomor 24 Tahun 2007

Pasal 1 angka 1:

“Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak

psikologis”.

Berdasarkan definisi bencana, bahwa dapat digeneralisasi bahwa

untuk dapat disebut bencana harus dipenuhi beberapa kriteria/kondisi

sebagai berikut:8

a. Ada peristiwa,

b. Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia,

c. Terjadi secara tiba-tiba akan tetapi dapat juga terjadi secara perlahan-

lahan/bertahap

6 Susanto, Sebuah Pendekatan Strategic Management: Disaster Management di Negeri

Rawan Bencana, h. 18. 7 Nurjanah, dkk., Manajemen Bencana (Bandung: Alfa Beta, 2012), h. 10.

8 Nurjanah, dkk., Manajemen Bencana (Bandung: Alfa Beta, 2012), h. 11-12.

 

Page 39: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

28

d. Menimbulkan hilangnya jiwa manusia, harta benda, kerugian sosial-

ekonomi, kerusakan lingkungan, dan lain-lain,

e. Berada diluar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya.

3. Jenis-Jenis Bencana

Pada umumnya jenis bencana dikelompokan ke dalam enam

kelompok berikut:9

a. Bencana geologi yaitu letusan gunung api, gempa bumi/tsunami,

longsor/gerakan tanah.

b. Bencana hydro-meteorologi antara lain banjir, banjir bandang,

badai/angin topan, kekeringan, rob/air laut pasang, kebakaran hutan.

c. Bencana biologi antara lain epidemi, penyakit tanaman/hewan.

d. Bencana kegagalan teknologi antara lain kecelakaan/kegagalan industri,

kecelakaan transportasi, kesalahan design teknologi, kelalaian manusia

dalam pengoperasian produk teknologi.

e. Bencana lingkungan antara lain pencemaran, abrasi pantai, kebakaran

(urban fire), kebakaran hutan.

f. Bencana sosial antara lainkonflik sosial, terorisme/ledakan bom, dan

eksodus (pengungsian secara besar-besaran).

Menurut Undang-Undang No 24 tahun 2007 tentang

penanggulangan bencana, bencana diklasifikasikan atas 3 jenis sebagai

berikut:

9 Nurjanah, dkk., Manajemen Bencana (Bandung: Alfa Beta, 2012), h. 20.

 

Page 40: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

29

a. Bencana Alam

Adalah bencana yang bersumber dari fenomena alam seperti gempa

bumi, letusan gunung berapi, banjir, topan, tsunami dll.

b. Bencana Non Alam

Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa non alam antara lain

berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik, dan wabah

penyakit.

c. Bencana Sosial

Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian

peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial

antar kelompok, antar komunitas masyarakat dan teror.

4. Penyebab Bencana

Penyebab bencana dapat dibagi dua yaitu alam dan manusia (dapat

juga karena faktor keduanya). Secara alami bencana akan selalu terjadi di

muka bumi, misalnya tsunami, gempa bumi, gunung meletus, jatuhnya

benda-benda dari langit ke bumi, tidak ada hujan pada suatu lokasi pada

waktu yang relatif lama sehingga menimbulkan bencana kekeringan atau

sebaliknya curah hujan yang sangat tinggi di suatu lokasi yang

menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor.

Bencana oleh aktivitas manusia adalah terutama akibat eksploitasi

alam yang berlebihan, alih tata guna lahan meningkat, pertumbuhan

penduduk yang mengakibatkan kebutuhan pokok dan non-pokok

meningkat.10

Bencana yang dikarenakan ulah manusia, antara lain dapat

10

Kodoatie dan Sjarief, Pengelolaan Bencana Terpadu, h. 68.

 

Page 41: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

30

juga disebabkan oleh gencarnya pembangunan fisik terutama dikota, yang

tidak atau kurang memperhatikan aspek kelestarian dan keseimbangan

alam.11

Salah satu hal yang sangat penting dalam pengelolaan bencana

adalah penegakan hukum (Law Enforcement). Peraturan perundangan telah

banyak diterbitkan, namun pada implementasinya sering dilanggar.

Pelanggaran tidak diikuti dengan sanksi maupun hukuman yang tegas

walaupun sudah dinyatakan dalam aturan. Sehingga ada istilah yaitu Low

law enforcement.12

Proses penggunaan lahan yang terus-menerus, lama kelamaan dapat

menimbulkan gerakan masa. Gerakan masa yang dapat menimbulkan

bencana adalah gerakan masa yang terjadi pada daerah yang berpenghuni,

sehingga dapat menimbulkan resiko kerugian terhadap harta maupun jiwa.

Penggunaan lahan bersifat dinamis, mempunyai kecenderungan merubah

faktor-faktor topografi, keadaan tanah, batuan dan vegetasi alam, sehingga

dapat mengganggu stabilitas.13

5. Dampak-Dampak Bencana

Dampak bencana yaitu pengaruh atau segala sesuatu yang terjadi

akibat bencana. Berbagai dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya

bencana adalah kematian, luka-luka, kerusakan, kehilangan dan

kehancuran harta benda, sumber mata pencaharian dan sumber pertanian,

11

Warto Dkk, Ujicoba Pola Manajemen Penanggulangan Korban Bencana Alam pada

Era Otonomi Daerah (Yogyakarta: Departemen Sosial RI, 2003), h. 11. 12

Kodoatie dan Sjarief, Pengelolaan Bencana Terpadu, h. 93. 13

Sutikno, dkk., “Dampak Penggunaan Lahan Terhadap Bencana Alam Akibat Gerakan

Massa Tanah/Batuan di Daerah Tamanggung, Jateng” (Laporan Penelitian Fakultas Geologi

Universitas Gajah Mada, 1992), h. 10.

 

Page 42: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

31

gangguan proses produksi, gangguan gaya hidup, kehilangan tempat

tinggal, kerusakan infrastruktur, gangguan sistem pemerintahan, kerugian

ekonomi, dampak psikologi, dan lain-lain.14

Dampak bencana bervariasi tergantung pada kondisi, kerentanan

lingkungan dan masyarakat.15

Namun seiring dengan berjalannya waktu,

dampak bencana secara fisik perlahan teratasi dengan berbagai program

bantan dari berbagai organisasi, baik pemerintah maupun LSM.16

Para korban selamat saat terjadi bencana mengalami persoalan dalam

penyesuaian diri terhadap konflik fisik, psikologis, dan sosial yang ada

setelah terjadinya bencana. Seringkali kondisi tersebut memunculkan

konflik batin bagi korban yang bersangkutan untuk bisa menerima

kenyataan bahwa kondisi kini sudah tidak seperti dulu.17

Bencana sebagai

suatu pengalaman traumatik, karena dalam waktu sekejap perubahan di

lingkungan dan diri sendiri terjadi secara sangat bermakna.18

Bencana juga merupakan salah satu faktor besar yang dapat

menghambat lajunya pembangunan nasional, dalam pembangunan terdapat

fungsi-fungsi pembangunan, dimana fungsi tersebut mempunyai tugas

yang harus dilaksanakan yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi

(economic growth), perawatan masyarakat (community care), dan

14

Kodoatie dan Sjarief, Pengelolaan Bencana Terpadu, h. 146. 15

Hidayati, Panduan Siaga BencanaBerbasis Masyarakat, h. 65. 16

Nurrachman, Pemulihan Trauma: Panduan Praktis Pemulihan Trauma Akibat

Bencana Alam, h. 11. 17

Saru Arifin, “Studi Model Kebijakan Mitigasi Difabel Korban Bencana Alam (Studi

Kasus di Kabupaten Bantul, Yogyakarta),” (Laporan Penelitian Fakultas Hukum Universitas Islam

Indonesia, 2008), h. 5. 18

Nurrachman, Pemulihan Trauma: Panduan Praktis Pemulihan Trauma Akibat

Bencana Alam, h. 4.

 

Page 43: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

32

pengembangan manusia (human development).19

Semua fungsi

pembangunan tersebut dapat terhambat atau bahkan hilang apabila terjadi

suatu bencana. Bencana juga merupakan salah satu faktor penyebab

menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, berbagai unsur

terkait harus menjadikan pengurangan resiko bencana sebagia prioritas

pembangunan nasional, sehingga bencana dapat dicegah atau paling tidak

dapat dikurangi dampaknya.20

6. Tahapan – Tahapan Penanggulangan Bencana

Pengertian tahapan dapat diartikan sebagai suatu tingkatan ataupun

jenjang.21

Sedangkan pengertian penanggulangan adalah suatu proses,

perbuatan dan cara menanggulangi.22

Penanggulangan bencana menurut

UU RI No. 24 Tahun 2007 adalah serangkaian upaya yang meliputi

penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,

kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan

rekontruksi.23

Para pihak yang terlibat untuk pengelolaan bencana meliputi unsur-

unsur pemerintah (enabler), perguruan tinggi, Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM), sukarelawan/ti (volunteer), swasta/ investor,

kontraktor, konsultan, masyarakat dan lain-lain. Pemerintah dibantu

stakeholders lainnya sebagai mitra dalam pengelolaan bencana secara

terpadu. Para pihak dapat memberikan kontribusi sesuai dengan peran

19

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung:Refia

Aditama, 2005), h. 5. 20

Syamsul Maarif, SIP, M.Si. “Indonesia Supermarket Bencana,” Jurnal Perempuan no.

40, Maret 2005, h. 47. 21

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 884. 22

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 898. 23

Sembiring, Himpunan Peraturan Perundang-undangan RI: Penanggulangan Bencana,

h. 10.

 

Page 44: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

33

masing-masing, mulai dari jauh sebelum bencana, saat bencana, dan pasca

bencana.24

Tahapan penanggulangan bencana dapat diartikan sebagai suatu

proses berjenjang dan berkelanjutan yang bertujuan untuk meminimalisir

dampak suatu bencana, melalui serangkaian kegiatan pencegahan bencana,

tanggap darurat, rehabilitasi dan rekontruksi, agar terciptanya suatu

kondisi yang aman namun tetap waspada terhadap bencana. Jadi

manajemen bencana bukanlah hanya sekedar memberikan pertolongan

kepada korban yang terkena bencana seperti yang selama ini dipahami.

Penanganan bencana harus dilakukan jauh sebelum bencana terjadi dan

juga setelah terjadinya bencana.25

Manajemen bencana merupakan suatu proses terencana yang

dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman melalui 3 (tiga)

tahapan sebagai berikut:26

a. Pra Bencana

1) Kesiagaan

Kesiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui

langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

Mnurut Gillespie dan Streeter, Kesiagaan adalah sebagai

perencanaan, identifikasi sumber daya, sistem peringatan dan

24

Kodoatie dan Sjarief, Pengelolaan Bencana Terpadu, h. 105. 25

Susanto, Sebuah Pendekatan Strategic Management: Disaster Management di Negeri

Rawan Bencana, h. 9. 26

Agus Joko Haryanto, “Manajemen Bencana Dalam Menghadapi Ancaman Industri di

PT. Lautan Otsuka Chemical Cilegon Tahun 2012,” (Tesis S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Universitas Indonesia, 2012), h. 20.

 

Page 45: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

34

pelatihan, simulasi, dan tindakan pra bencana lainnya yang diambil

untuk tujuan utama meningkatkan keamanan dan efektifitas respons

masyarakat selama bencana.27

Membangun kesiagaan adalah unsur penting, namun tidak mudah

dilakukan karena menyangkut sikap mental dan budaya serta disiplin

ditengah masyarakat. Kesiagaan adalah tahapan yang paling strategis

karena sangat menentukan ketahanan anggota masyarakat dalam

menghadapi datangnya suatu bencana.

2) Peringatan Dini

Peringatan dini adalah langkah yang dilakukan dengan memberi

peringatan kepda masyarakat tentang bencana yang akan terjadi

sebelum kejadian, seperti banjir, gempa bumi, tsunami, letusan

gunung api, atau badai.28

Peringatan dini disampaikan dengan segera kepada semua pihak,

khususnya mereka yang berpotensi terkena bencana di tempat

masing – masing. Peringatan didasarkan berbagai informasi teknis

dan ilmiah yang dimiliki, diolah atau diterima dari pihak berwenang

mengenai kemungkinan akan datangnya suatu bencana.

3) Mitigasi

Mitigasi bencana adalah upaya untuk mencegah atau mengurangi

dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana.

27 Gillespie, D.F., & Streeter, C.L., Conceptualizing and Measuring Disaster

Preparedness.

International Journal of Mass Emergencies and Disaters, 5 (2), Hal. 24 28

Ramli, Soehatman. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS

18001. Jakarta : Dian Rakyat, 2010. Hal. 32

 

Page 46: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

35

Dari batasan ini sangat jelas mitigasi bersifat pencegahan sebelum

kejadian. Mitigasi bencana harus dilakukan secara terencana dan

komprehensif melalui berbagai upaya dan pendekatan.

a) Pendekatan Teknis

Secara teknis mitigasi bencana dilakukan untuk mengurangi

dampak suatu bencana misalnya:

Membuat rancangan atau desain yang kokoh dari bangunan

sehingga tahan terhadap gempa.

Membuat material yang tahan terhadap bencana, misalnya

material yang tahan api.

Membuat rancangan teknis pengaman, misalnya tanggul banjir,

tanggul lumpur, tanggul tangki untuk mengendalikan

tumpahan bahan berbahaya.

b) Pendekatan Manusia

Pendekatan secara manusia ditujukan untuk membentuk manusia

yang paham dan sadar mengenai bahaya bencana. Untuk itu

perilaku dan cara hidup manusia harus dapat diperbaiki dan

disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan potensi bencana yang

dihadapinya.

c) Pendekatan Administratif

Pemerintah atau pimpinan organisasi dapat melakukan

pendekatan administratif dalam menajemen bencana, khususnya

di tahap mitigasi sebagai contoh:

 

Page 47: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

36

Penyusunan tata ruang dan tata lahan yang memperhitungkan

aspek risiko bencana.

Sistem perizinan dengan memasukan aspek analisa risiko

bencana.

Penerapan kajian bencana untuk setiap kegiatan dari

pembangunan industri berisiko tinggi.

Mengembangkan program pembinaan dan pelatihan bencana di

seluruh tingkat masyarakat dan lembaga pendidikan.

Menyiapkan prosedur tanggap darurat dan organisasi tanggap

darurat disetiap organisasi baik pemerintahan maupun industri

berisiko tinggi.

d) Pendekatan Kultural

Masih ada anggapan dikalangan masyarakat bahwa bencana itu

adalah takdir sehingga harus diterima apa adanya. Hal ini tidak

sepenuhnya benar, karena dengan kemampuan berpikir dan

berbuat, manusia dapat berupaya menjauhkan diri dari bencana

disesuaikan dengan kearifan masyarakat lokal uyang telah

membudaya sejak lama.

b. Saat Bencana

1) Tanggap Darurat

Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk

menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan

penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan

 

Page 48: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

37

kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,

penyelamatan serta pemulihan prasarana dan sarana.

a) Menyelamatkan manusia dan korban (resque).

b) Menyelamatkan harta benda dan dokumen penting.

c) Perlindungan masyarakat umum (salvege).

2) Penanggulangan Bencana

Selama kegiatan tanggap darurat, upaya yang dilakukan adalah

menanggulangi bencana yang terjadi sesuai dengan sifat dan

jenisnya. Penanggulangan bencana memerlukan keahlian dan

pendekatan khusus menurut kondisi dan skala kejadian.

Tim tanggap darurat diharapkan mampu menangani segala bentuk

bencana. Oleh karena itu tim tanggap darurat harus diorganisir dan

dirancang untuk dapat menangani berbagai jenis bencana.

c. Pasca Bencana

1) Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai

pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi

atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan

kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.29

2) Rekontruksi

Rekonstruksi adalah perumusan kebijakan dan usaha serta

langkahlangkah nyata yang terencana baik, konsisten dan

29

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana No. 11 tahun 2008 tentang

pedoman rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana

 

Page 49: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

38

berkelanjutan untuk membangun kembali secara permanen semua

prasarana, sarana dan sistem kelembagaan, baik di tingkat

pemerintahan maupun masyarakat, dengan sasaran utama tumbuh

berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya

hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran dan partisipasi

masyarakat sipil dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat di

wilayah pasca bencana. Lingkup pelaksanaan rekonstruksi terdiri

atas program rekonstruksi fisik dan program rekonstruksi non fisik.30

7. Bencana Banjir

Banjir merupakan limpasan air yang melebihi tinggi muka air normal

sehingga melimpas dari palung sungai yang menyebabkan genangan pada

lahan rendah disisi sungai. Lazimnya banjir disebabkan oleh curah hujan

yang tinggi diatas normal. Akibatnya, sistem pengaliran air yang terdiri

dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem saluran drainise dan

kanal penampung banjir buatan yang ada tidak mampu menampung

akumulasi air hujan sehingga meluap. Kemampuan/daya tampung sistem

pengaliran air dimaksud tidak selamanya sama, akan tetapi berubah akibat

sedimentasi, penyempitan sungai akibat fenomena alam dan ulah manusia,

tersumbat sampah serta hambatan lainnya.31

Fenomena banjir selalu dikaitkan dengan sungai. Banjir terjadi

apabila debit air yang mengalir melalui bagian penampang sungai tidak

tersalurkan dan tertampung sampai lembah aliran sungai. Tidak

tersalurkannya air sungai dengan baik disebabkan oleh badan sungai yang

30 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 ayat 1 pasal 10 dan pasal 11 tentang

Penanggulangan Bencana. 31

Nurjanah, dkk., Manajemen Bencana (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 24.

 

Page 50: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

39

semakin sempit karena didesak permukiman warga. Banjir juga dapat

terjadi karena sungai tersumbat sampah sehingga daya mengalirkan air

tidak seimbang. Sayangnya, hal ini sering terjadi di kota-kota besar,

misalnya di kota metropolitan Jakarta. Pengangkutan kayu log dengan cara

menghanyutkan kayu lewat sungai (yang sering kita temui di Sungai

Mahakam dan Sungai Kapuas di Kalimantan) merupakan penyebab baru

terjadinya banjir.32

Pada umumnya, banjir terjadi pada musim hujan. Banjir di wilayah

Daerah Aliran Sungai (DAS) sangat tergantung pada waktu hujan, lama

hujan, dan banyaknya curah hujan. Sistem DAS dapat memiliki luasan

sempit ataupun luasan yang besar. Pada permulaan musim hujan, jarang

terjadi banjir sebab air hujan yang turun baru mampu membasahi lapisan

tanah permukaan. Akibatnya, air hujan yang menjadi aliran permukaan

masih sedikit. Apabila lapisan tanah sudah mulai penuh air, jumlah aliran

permukaan bertambah banyak, dan apabila aliran permukaan ini tidak ada

yang menghambat, hampir semuanya mengalir ke sungai. Hambatan aliran

air di permukaan dapat berupa serasah hutan dan tanaman hutan.33

C. Pelayanan Kesejahteraan Sosial

1. Definisi Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial adalah mencakup berbagai tindakan yang

dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang

32

Sukandarrumidi, Bencana Alam dan Bencana Anthropogene (Yogyakarta: Kanisius,

2010) h. 141. 33

Sukandarrumidi, Bencana Alam dan Bencana Anthropogene (Yogyakarta: Kanisius,

2010) h. 144.

 

Page 51: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

40

lebih baik, sedangkan menurut rumusan Undang-Undang Republik

Indonesia No.6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok

kesejahteraan, pasal 2 ayat 1 „Kesejahteraan Sosial ialah suatu tata

kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spirituil yang diliputi

oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang

memungkinkan bagi setiap warganegara untuk mengadakan usaha

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang

sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung

tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila”.34

Pengertian Kesejahteraan Sosial menurut Sumarnonugroho adalah

kesejahteraan sosial sebagai suatu fungsi terorganisasi adalah suatu fungsi

terorganisasi adalah kumpulan kegiatan-kegiatan yang bermaksud untuk

memungkinkan individu-individu, keluarga-keluarga, kelompok-kelompok

dan komunitas-komunitasmenanggulangi masalah sosial yang diakibatkan

oleh perubahan kondisi-kondisi.35

Pengertian kesejahteraan sosial sedikitnya mengandung empat

makna, yaitu36

:

1. Sebagai kondisi sejahtera. Pengertian ini biasanya menunjuk pada istilah

kesejahteraan sosial sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan material

dan non material. Kondisi sejahtera terjadi manakala kehidupan

34

Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Jakarta: FISIP

UI Press, 2005), h. 16 35

Muhammad Suud, 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial (Jakarta: Prestasi Pusataka, 2006),

h.9 36

Edi Suharto, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik (Bandung: Alfabeta, 2001), h.

104

 

Page 52: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

41

manusia aman dan bahagia karena kebutuhan dasar akan gizi,

kesehatan, pendidikan, tempat tinggal , dan pendapatan dapat terpenuhi.

2. Sebagai pelayanan sosial. Di Inggris, Australia dan Selandia Baru,

pelayanan sosial umumnya mencakup lima bentuk, yakni jaminan

sosial, pelayanan kesehatan, pendidikan perumahan dan pelayanan

sosial personal.

3. Sebagai tinjauan sosial, diberikan kepada orang yang tidak mampu,

karena sebagian besar penerima manfaat adalah orang-orang miskkin,

cacat, pengangguran, Keadaan ini dapat menimbulkan konotasi negatif

pada istilah kesejahteraan, seperti kemiskinan, kemalasan, dan

ketergantungan.

4. Sebagai proses atau usaha terencana. Yang dilakukan oleh perorangan,

lembaga-lembaga sosial, masyarakat maupun badan-badan pemerintah

untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan menyelenggarakan

pelayanan sosial.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, terlihat bahwa

kesejahteraan sosial mencakup pengertian yang luas yaitu suatu keadaan

dimana individu, keluarga, dan masyarakat merasa baik, sehat dan

sejahtera karena kebutuhan hidupnya baik dalam kebutuhan fisik, mental,

sosial, spiritual dan ekonomi terpenuhi secara wajar untuk memperbaiki

keberfungsian sosial dan meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.

2. Usaha Kesejahteraan Sosial

Salah satu bentuk usaha kesejahteraan sosial adalah terbentuknya

lembaga sosial atau organisasi atau panti sosial yang merupakan wadah

 

Page 53: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

42

pelaksanaan usaha-usaha kesejahteraan sosial dimana usaha kesejahteraan

sosial mengacu pada program, pelayanan dan berbagai kegiatan secara

kongkrit (nyata) berusaha menjawab kebutuhan ataupun masalah yang

dihadapi anggota masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri dapat

diarahkan pada individu, keluarga, kelompok, ataupun komunitas.

Usaha kesejahteraan sosial memberikan sumbangan untuk

mewujudkan kesejahteraan fisik, mental dan sosial setiap warga dari

segala lapisan. Untuk mewujudkan tujuan dari kesejahteraan sosial

sebagaimana telah dikemukakan, perlu disusun suatu program-program

dan kegiatan yang bermuara pada tujuan kesejahteraan sosial. Program-

program itulah yang biasa disebut usaha kesejahteraan sosial yang meliputi

semua upaya, program dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan,

membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan

sosial.37

Sebagai suatu upaya untuk meningkatkan taraf kesejahteraan

masyarakat, Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) menjadi sebuah rutinitas

sebagai upaya pengembangan sumber-sumber daya dalam menumbuhkan,

membina dan meningkatkan terwujudnya kesejahteraan sosial serta

menunjang usaha-usaha lain yang mempunyai tujuan yang sama. Upaya

tersebut didasarkan prinsip-prinsip dasar kesejahteraan sosial, yakni,

pertama setiap manusia berhak untuk mendapatkan taraf kesejahteraan

yang sebaik-baiknya. Kedua, usaha kesejahteraan sosial merupakan

tanggung jawab bersama antara Negara dan masyarakat. Ketiga, dalam

37

Fauzik Lendriyono, ed., Beberapa Pemikiran tentang pembangunan Kesejahteraan

Sosial (Malang: UMM Press, 2007), h. 120

 

Page 54: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

43

melaksanakan kesejahteraan sosial akan sangat diwarnai oleh sistem nilai

yang berlaku dalam masyarakat, seperti nilai-nilai kemanusiaan,

kekeluargaan, kegotong-royongan, kebersamaan dan kesetiakawanan.38

Usaha kesejahteraan sosial seharusnya merupakan upaya yang

nyata baik ia bersifat langsung ataupun tidak langsung, sehingga apa yang

dilakukan dapat dirasakan sebagai upaya yang benar-benar diunjukan

untuk menangani masalah ataupun kebutuhan yang dihadapi warga

masyarakat, dan bukan sekedar progra, pelayanan ataupun kegiatan yang

lebih dititik beratkan pada upaya menghidupi organisasinya sendiri

ataupun menjadikan sebagai “punggung” untuk sekedar mengekspresikan

penampilan diri sendiri dalam suatu lembaga.

Belakangan ini juga cukup populer bentuk usaha kesejahteraan

sosial dengan memberikan pelayanan semi panti yang lebih terbuka dan

tidak kaku. Para pekerja sosial menentukan program kegiatan,

pendampingan, dan berbagai pelayanan sosial dalam rumah singgah.

Rumah terbuka untuk aktifitas, rumah belajar, rumah persinggahan, rumah

keluarga pengganti.39

3. Definisi Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Pelayanan kesejahteraan sosial adalah serangkaian kegiatan

pelayanan yang ditujukan untuk membantu individu, keluarga, kelompok,

organisasi, dan masyarakat yang membutuhkan atau mengalami

permasalahan sosial, baik yang bersifat pencegahan, perlindungan,

38

Pramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial (Yogyakarta: Balai Besar Penelitian

dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1997), h. 46. 39

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika

Aditama, 2006), h. 164.

 

Page 55: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

44

pemberdayaan, pelayanan dan rehabilitasi sosial maupun pengembangan

guna mengatasi permasalahan yang dihadapi dan atau memenuhi

kebutuhan secara memadai, sehingga mereka mampu melaksanakan fungsi

sosial.

Pelayanan kesejahteraan sosial diartikan juga sebagai bentuk

tindakan nyata atau aktivitas yang dilaksanakan oleh individu, kelompok,

masyarakat, dan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau

menanggulangi permasalahan masyarakat sehingga terwujud kesejahteraan

sosial yang diharapkan.40

Dalam pengertian lebih luas, Romanyshyn menyatakan, bahwa

pelayanan kesejahteraan sosial bukan hanya sebagai usaha memulihkan,

memelihara, dan meningkatkan kemampuan keberfungsian sosial individu

dan keluarga, melainkan juga sebagai usaha untuk menjamin berfungsinya

kolektivitas seperti kelompok sosial, organisasi, serta masyarakat.41

The Social Work Dicitionary, menyebutkan bahwa pelayanan

kesejahteraan sosial merupakan aktivitas pekerja sosial dan profesi lain

dalam rangka membantu orang agar berkecukupan, mencegah

ketergantungan, memperkuat relasi keluarga, memperbaiki keberfungsian

sosial, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Jenis pelayanan

kesejahteraan sosial yang spesifik adalah membantu orang memanfaatkan

sumber-sumber finansial untuk memenuhi kebutuhan, mengevaluasi

kemampuan orang dalam memelihara anak dan ketergantungan yang lain,

40

Dwi Heru Sukoco, Modul Diklat Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Tingkat Ahli

Madya (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departement Sosial), h. 88. 41

Warto, dkk. Efektivitas Program Pelayanan Sosial di Panti dan No Panti (Yogyakarta:

B2P3KS Press, 2009), h. 10.

 

Page 56: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

45

konseling dan psikoterapi, penghubung dan rujukan, mediasi, advokasi

kasus sosial, menginformasikan organisasi yang menyediakan pelayanan

kesehatan, dan meningkatkan klien dengan sistem sumber.42

Menurut Alfred J. Khan, pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh

lembaga kesejahteraan sosial disebut dengan “pelayanan kesejahteraan

sosial”. Di Negara-negara berkembang tertentu, pelayanan kesejahteraan

sosial dimaksudkan sebagai pelayanan yang difokuskan pada bantuan

untuk perorangan atau keluarga yang mengalami masalah penyesuaian diri

dan pelaksanaan fungsi sosial, atau ketelantaran. Di Negara lainnya

digunakan istilah “pelayanan sosial” untuk mencakup apa yang terkandung

dalam pengertian pelayanan kesejahteraan sosial di atas ditambah

dengan43

:

1. Bantuan sosial, yaitu dengan ditekankan pada pemberian bantuan uang

dan atau barang

2. Program-program kesehatan yang tidak tercakup oleh program yang

dikembangkan oleh swasta

3. Pendidikan

4. Perumahan rakyat

5. Program-program ketenaga kerjaan

6. Fasilitas Umum

Secara ideologis, pelayanan kesejahteraan sosial didasari

keyakinan bahwa tindakan sosial dan pengorganisasian sosial merupakan

42

Dwi Heru Sukoco, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategis

(Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial), h. 102. 43

Nurdin Widodo, dkk, Studi Pelayanan Sosial Remaja Putus Sekolah Terlantar melalui

Panti Sosial Bina Remaja (Jakarta: P3KS Press, 2009), h. 24.

 

Page 57: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

46

suatu wujud nyata dari kebijakan sosial sebagai representasi kehendak

publik dalam mempromosikan kesejahteraan warga Negara.44

Dari beberapa uraian mengenai pengertian pelayanan kesejahteraan

sosial diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesejahteraan

sosial adalah suatu kegiatan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dan

pemecahan masalah yang dialami oleh individu, keluarga, dan masyarakat

yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi sosial, dan lembaga swadaya

masyarakat agar mereka memiliki kepercayaan diri sehingga mampu

menjalankan fungsi sosial dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat.

44

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, dan Intervensi

Komunitas (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h. 14.

 

Page 58: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

47

BAB III

PROFIL BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)

PROVINSI DKI JAKARTA

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah lembaga

pemerintah non-departemen yang melaksanakan tugas penanggulangan bencana di

daerah baik Provinsi maupun Kabupaten atau Kota dengan berpedoman pada

kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan

Bencana.1

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) merupakan lembaga

penanggulangan bencana yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Gubernur. BPBD dipimpin oleh seorang kepala, yang dijabat secara ex

officio oleh Sekretaris Daerah (Sekda), yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Gubernur.

A. Sejarah BPBD Provinsi DKI Jakarta

Sistem kelembagaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting

serta memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pelaksanaan

sistem penanggulangan bencana di suatu wilayah. Jika sebelumnya

pemerintah daerah membentuk Satkorlak sebagai organisasi yang bertugas

untuk mengatasi bencana, maka dengan dikeluarkannya UU No.24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana, maka terjadi perubahan lembaga dari

Satkorlak menjadi Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

1 Peraturan Presiden no 08 tahun 2008, Tentang Badan Nasional Penanggulangan

Bencana, pasal 1 ayat 1.

 

Page 59: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

48

BPBD dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008,

menggantikan Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan Bencana (Satkorlak)

ditingkat Provinsi dan Satuan Pelaksana Penanganan Bencana (Satlak PB) di

tingkat Kabupaten atau Kota, yang keduanya dibentuk berdasarkan peraturan

Presiden Nomor 83 Tahun 2005.

Di dalam alinea ke-IV Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

diamanatkan bahwa Negara Republik Indonesia berkewajiban melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial. Amanat tersebut dilaksanakanoleh Pemerintah dan

pemerintah daerah bersama semua komponenbangsa melalui pembangunan

nasional.

Bahwa amanat Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana

tersebutdiatas, khususnya untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh

tumpah darah Indonesia, dalam hal perlindungan terhadap kehidupan dan

penghidupan termasuk perlindungan atas bencana, dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan umum yang berlandaskan Pancasila, telah dituangkan dalam

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana. Tugas penyelenggaraan

penanggulangan bencana tersebut ditangani oleh Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat Pusat dan Badan

Penanggulangan Bencanan Daerah (BPBD) di tingkat Daerah, yang di dalam

 

Page 60: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

49

ketentuan Pasal 18 dan 19 disebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas dan

fungsi penanggulangan bencana di daerah dibentuk Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD).

Sejalan dengan ketentuan Pasal 12 butir h Undang-Undang Nomor

24Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana untuk memberikan acuan

bagi pemerintah daerah dalam pembentukan BPBD sebagaimana tersebut di

atas, perlu ditetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan

Bencana tentang Pedoman Pembentukan BadanPenanggulangan Bencana

Daerah.2

B. Dasar Pembentukan BPBD Provinsi DKI Jakarta

Adapun dasar pembentukan BPBD Provinsi DKI Jakarta adalah:3

1. UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana;

3. Pepres Nomor 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan

Bencana;

4. Permendagri Nomor 46 Tahun 2008 Pedoman Organisasi dan Tata Kerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

5. Perka BNPB Nomor 3 tahun 2008 Pedoman Pembentukan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah;

6. Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 67 Tahun 2008 Tentang Petunjuk

Teknis Penanggulangan Bencana;

2 Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah

3 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta, artikel diakses pada 2

Maret 2017 dari http://bpbd.jakarta.go.id/profile

 

Page 61: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

50

7. Perda DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 2011 tentang Badan Penanggulangan

Bencana;

8. Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 26 Tahun 2011 tentang Badan

Penanggulangan Bencana Daerah;

9. Perda No. 11 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah;

10. Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 145 Tahun 2016 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

C. Lambang BPBD Provinsi DKI Jakarta

Berikut ini adalah logo atau lambang dari Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Gambar 1. Logo Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta

 

Page 62: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

51

D. Visi dan Misi BPBD Provinsi DKI Jakarta

Berikut Visi dan Misi BPBD Provinsi DKI Jakarta:4

1. Visi

Ketangguhan Kota Jakarta dalam Menghadapi Bencana

2. Misi

a. Melindungi warga Jakarta melalui pengurangan resiko bencana

b. Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat kota Jakarta

c. Meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana

E. Peran BPBD Provinsi DKI Jakarta

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana, lembaga utama yang khusus menangani

penanggulangan bencana di tingkat Provinsi adalah Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD). BPBD merupakan Satuan Perangkat Kerja Daerah

Provinsi DKI Jakarta yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi

DKI Jakarta Nomor 26 Tahun 2011.

SKPD ini bertugas untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan

terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan dan

mitigasi bencana, kesiapsiagaan, penanganan darurat, rehabilitasi serta

rekonstruksi secara adil dan setara, serta melakukan pengkoordinasian

pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan

menyeluruh.

4 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta, artikel diakses pada 2

Maret 2017 dari http://bpbd.jakarta.go.id/profile

 

Page 63: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

52

Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, BPBD tidak bekerja

sendiri tetapi bekerja sama dengan SKPD, lembaga dan instansi terkait.5

F. Tugas dan Fungsi BPBD Provinsi DKI Jakarta

Pengaturan tentang tugas dan fungsi BPBD diatur dengan pedoman

organisasi dan tata kerja BPBD yang ditetapkan denganPeraturan Menteri

Dalam Negeri, yaitu:6

1. Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah

a. Menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan

Pemerintah Daerah dan BNPB terhadap usaha Penanggulangan

Bencana yang mencakup pra Bencana, Tanggap Darurat Bencana dan

Pasca Bencana secara adil dan setara serta sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan;

b. Menetapkan standardisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

c. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana;

d. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;

e. Melaksanakan penyelenggaraan penanganan bencana di daerah;

f. Melaporkan penyelenggaraan penanganan bencana kepada Kepala

Daerah setiap 1 (satu) bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat

dalam keadaan darurat bencana;

5Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta, artikel diakses pada 2

Maret 2017 dari http://bpbd.jakarta.go.id/news/detail/955 6 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta, artikel diakses pada 11

Maret 2017 dari http://bpbd.jakarta.go.id/profile

 

Page 64: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

53

g. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;

h. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

APBD; dan

i. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2. Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

a. Perumusan dan penetapan kebijakan Penanggulangan encana dan

penanganan Pengungsi dengan bertindak cepat, tepat, efektif dan

efisien; dan

b. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan Penanggulangan Bencana secara

terpadu dan menyeluruh.

G. Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam menyelenggarakan penanggulangan bencana, BPBD memiliki tata

kerja sebagai berikut:7

1. Kepala BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota bertanggung jawab

mengendalikan dan mengarahkan pelaksanaan tugas UnsurPengarah dan

Unsur Pelaksana BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota.

2. Unsur Pengarah melaksanakan sidang anggota secara berkala dan/atau

sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkanoleh Kepala

BPBD selaku Ketua Unsur Pengarah PenanggulanganBencana.

3. Unsur Pengarah dapat mengundang lembaga pemerintah baik pusat

maupun daerah, lembaga usaha, lembaga internasional dan/ataupihak lain

7 Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana.

 

Page 65: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

54

yang dipandang perlu dalam sidang anggota UnsurPengarah

Penanggulangan Bencana.

4. Pimpinan Unsur Pelaksana BPBD

Provinsi/Kabupaten/Kotamengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi di

lingkunganmasing-masing BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota.

5. Pimpinan Unsur Pelaksana wajib menerapkan prinsip koordinasi,integrasi

dan sinkronisasi di lingkungan masing-masing maupunantar unit

organisasi dalam lingkungan BPBDProvinsi/Kabupaten/Kota serta dengan

instansi lain di luar BPBDdan organisasi kemasyarakatan sesuai bidang

tugasnya.

H. Program BPBD untuk Penanggulangan Bencana

Program BPBD untuk penanggulangan bencana antara lain;8

1. Peningkatan kapasitas dan simulasi penanggulangan bencana pada gedung

serta manajemen siswa yayasan/ sekolah penyandang disabilitas.

2. Penyediaan buffer logistik dan peralatan penanggulangan bencana.

3. JITU PASNA (Peningkatan kapasitas relawan dalam kajian kebutuhan

pasca bencana)

4. Penyediaan sarana pendukung pemulihan fisik pasca bencana.

8 Diakses pada 09 April 2018 pada laman;

https://bpbd.jakarta.go.id/assets/attachment/document/APBD_BPBD.pdf

 

Page 66: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

55

I. Struktur Organisasi BPBD Provinsi DKI Jakarta

Struktur BPBD terdiri dari

Gambar 2.

Struktur Organisasi BPBD Provinsi DKI Jakarta.

Pengaturan lebih lanjut tentang kedudukan, tanggung jawab dan

pengangkatan Kepala dan unsur pelaksana BPBD diatur danditetapkan

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.

 

Page 67: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

56

I. Titik Rawan Bencana Banjir Provinsi DKI Jakarta

Dokumentasi oleh BPBD DKI Jakarta

Gambar 3.

Titik Rawan Banjir Provinsi DKI Jakarta

Dokumentasi oleh BPBD DKI Jakarta

 

Page 68: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

57

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS

Kesejahteraan sosial sendiri menurut Midgley adalah suatu keadaan atau

kondisi kehidupan manusia yang tercipta ketika masalah-masalah sosial yang ada

dapat ditangani, kebutuhan-kebutuhan dapat terpenuhi, dan kesempatan-

kesempatan sosial dapat dimaksimalkan. Terlihat pada definisi ini, setiap masalah

yang memungkinkan untuk menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan

manusia baik secara perorangan ataupun dalam masyarakat yang lebih luas adalah

bagian dari penanganan masalah kesejahteraan sosial untuk mewujudkan well-

being yang optimal.

Salah satu dari sekian banyak hal yang berpotensi menimbulkan gangguan

bagi profesi ataupun kondisi kesejahteraan sosial adalah bencana, baik itu berupa

bencana alam, ataupun bencana buatan manusia. Selain peran alam yang

melahirkan siklus bencana, manusia juga berandil dalam bencana yang terjadi.

Bencana banjir seringkali melanda daerah Indonesia, terutama Jakarta.

Penyebab banjir terutama karena meluapnya sungai akibat curah hujan yang

tinggi. Namun dibalik terjadinya banjir banyak faktor-faktor penyebab banjir

antara lain curah hujan yang tinggi, pendangkalan sungai akibat sampah, perusak

alam, perusak lahan, penebangan hutan, dan pemukiman sembarangan.1

Berdasarkan hasil temuan, peneliti mendapat informasi mengenai

implementasi tahapan penanggulangan bencana banjir oleh Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta. Dengan menggabungkan

1 Aksi Cepat Tanggap, “5 Faktor-Faktor Penyebab Banjir”, artikel diakses pada 27

Desember 2017 dari https://blog.act.id/5-faktor-faktor-penyebab-banjir

 

Page 69: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

58

dan menganalisis data yang didapatkan dari lapangan dengan menggunakan

metode observasi dan wawancara, yang kemudian dihubungkan dengan teori-teori

yang telah dijelaskan pada BAB II.

Adapun sub yang akan dibahas di bab ini adalah tahapan-tahapan

penanggulangan bencana yang meliputi pra bencana (kesiagaan, peringatan dini,

dan mitigasi), saat bencana (tanggap darurat dan penanggulangan bencana), dan

pasca bencana (rehabilitasi dan rekontruksi).

A. Pra Bencana Banjir

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta (BPBD

DKI Jakarta) ikut terlibat dalam upaya penanganan bencana pada masa pra-

bencana pada saat sebelum terjadinya bencana. Karena pada dasarnya

tanggung jawab dan wewenang penanggulangan bencana berada pada

pemerintah dan pemerintahan daerah (dalam pasal 5 UU RI No. 24/ 2007).

Pada penanggulangan bencana banjir BPBD Provinsi DKI Jakarta

melakukan sesuai dengan tahapan.

1. Kesiagaan

Kesiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah

yang tepat guna dan berdaya guna.

Membangun kesiagaan adalah unsur penting, namun tidak mudah

dilakukan karena menyangkut sikap mental dan budaya serta disiplin

ditengah masyarakat. Kesiagaan adalah tahapan yang paling strategis

karena sangat menentukan ketahanan anggota masyarakat dalam

menghadapi datangnya suatu bencana.

 

Page 70: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

59

Berdasarkan temuan lapangan, kesiagaan ini dibangun melalui

kegiatan sosialisasi ataupun penyuluhan kepada agen masyarakat seperti

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), instansi pemerintah tingkat

kelurahan, Stake Holder, dan karang taruna.

Hal tersebut diungkapkan melalui wawancara di bawah ini:

“Pertama kita lakukan sosialisasi melalui berbagai macam

kegiatan, bisa melalui kegiatan di kelurahan atau dinas-dinas

terkait seperti dinsos maupun BPBD sendiri secara intensif

selalu memberikan sosialisasi terutama memberikan

pemahaman kepada masyarakat terkait apa-apa saja yang harus

mereka lakukan jika ada peringatan-peringatan potensi banjir,

hingga bagaimana penanganan jika sudah terdapat korban

pasca bencana banjir.”2

Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara pribadi dengan warga:

“Hmm waktu itu sih pernah beberapa kali ada lembaga

mengadakan seminar tentang penanggulangan bencana kalau

tidaksalah dinas sosial dengan lembaga lembaga lainnya,

kayanya sih waktu itu sama badan penanggulangan bencana

jakarta juga sih dan kita dikasih penyuluhan untuk melakukan

tanggap darurat jika ada banjir datang dan juga bagaimana cara

menyelamatkan korban yang terkena banjir.”3

Dari paparan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa BPBD

Provinsi DKI Jakarta sudah melakukan tahapan pra bencana sesuai dengan

tahapannya.

2. Peringatan Dini

Peringatan dini disampaikan dengan segera kepada semua pihak,

khususnya mereka yang berpotensi terkena bencana di tempat masing –

masing. Peringatan didasarkan berbagai informasi teknis dan ilmiah yang

2 Wawancara Pribadi Dengan Tri Indrawan.

3 Wawancara Pribadi Dengan Agus Hendrawan.

 

Page 71: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

60

dimiliki, diolah atau diterima dari pihak berwenang mengenai

kemungkinan akan datangnya suatu bencana.

Hal ini dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi DKI Jakarta melalui tiga tahapan. Mulai dari prakiriraan cuaca,

pemantauan debit air di sekitar hulu, dan kemudian jika debit air tersebut

meningkat ada sirine yang dipasangkan sensor untuk mengetahui jika

sudah masuk ke tahapan siaga 1. Kemudian, hal selanjutnya adalah

penyebarluasan informasi melaui berbagai media. Seperti; Speaker, lisan,

media sosial, dan aplikasi chat.

Mekanisme tersebut dijelaskan melalui wawancara di bawah ini:

“Untuk peringatan ada beberapa tahapan, kita punya tiga lapis

tahapan. Dalam kondisi normal biasanya kita beri informasi

yang sifatnya prakiraan cuaca, itu kita lakukan melalui sosial

media dan lewat group dari beberapa aplikasi chat.”4

Hal ini juga diperkuat melalui wawancara di bawah ini:

“Kalau akan terjadi banjir biasanya pak RT memberitahu

warganya kalau sudah siaga dan warga langsung akan

menyelamatkan harta benda yang harus diselamatkan seperti

berkas berkas yang harus diselamatkan.”5

Pemaparan berikutnya dijelaskan oleh kutipan wawancara berikut:

“Kemudian jika estalasi meningkat, ternyata debit air di pintu

air di hulu meningkat dan masuk siaga tiga, siaga tiga itu sudah

mulai awas, itu kita disaster warning system, mekanisme

kerjanya adalah sistem itu kita tempatkan di beberapa tempat

rawan banjir, contohnya di kampung melayu, di bukit duri, di

karet cina. Disana kita pasang alatnya, ada sirine dan speaker,

tapi dikendalikan dari sini. Ketka sungai di hulu itu sudah

siaga tiga, maka kita akan berikan informasi dari sini.”6

4 Wawancara Pribadi Dengan Tri Indrawan.

5 Wawancara Pribadi Dengan Agus Hendrawan.

6 Wawancara Pribadi Dengan Tri Indrawan.

 

Page 72: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

61

Informasi tersebut dikumpulkan dan disebarluaskan oleh badan

khusus yang disebut PUSDATIM (Pusat data dan informasi kebencanaan).

3. Mitigasi

Mitigasi bencana adalah upaya untuk mencegah atau mengurangi

dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana. Dari batasan ini sangat

jelas mitigasi bersifat pencegahan sebelum kejadian. Mitigasi bencana

harus dilakukan secara terencana dan komprehensif melalui berbagai

upaya dan pendekatan.

“Dari segi struktural itu kita melakukan mitigasi-mitigasi.

Kebanyakan banjir kiriman itu dari kali, bagaimana caranya

agar warga sekitar kali itu tidak kebanjiran, kita buatlah

tanggul-tanggul di pinggir kali, kemudian jika kali sudah

dangkal kita melakukan pengerukan sehingga daya tampung

airnya lebih banyak, waduk-waduk juga dilakukan normalisasi

dari penduduk-penduduk yang tidak punya tempat tinggal yang

biasanya membangun bangunan dipinggir kali, dan sampah-

sampah kita bersihkan agar nantaran waduk kembali steril.”7

Mitigasi juga biasanya melakukan pendekatan teknis, pendekatan

manusia, dan pendekatan adminitratif untuk meminimalisir dampak suatu

masalah bencana. Karena perilaku dan cara hidup kita harus disesuaikan

dengan kondisi lingkungan dan potensi bencana yang dihadapinya.

Pemerintah atau pimpinan organisasi dapat melakukan pendekatan

administratif dalam menajemen bencana, khususnya di tahap mitigasi

seperti penyusunan tata ruang dan tata lahan, melakukan aspek analisa

risiko bencana, dan melakukan pengembangkan program pembinaan dan

pelatihan bencana di seluruh tingkat masyarakat dan lembaga pendidikan.

7 Wawancara Pribadi Dengan Tri Indrawan.

 

Page 73: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

62

B. Saat Bencana Banjir

Seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab sebelumnya bahwa dimana

hal yang disampaikan mengenai kondisi terakhir tingkat debit air di pintu air.

Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi tingkat kepanikan

masyarakat.

Hal tersebut sebagaimana kutipan wawancara dibawah ini:

“Tentunya melakukan evakuasi. BPBD mengkoordinir seluruh

unit yang terlibat penanggulangan bencana, khususnya evakuasi.

Karena banyak yang terlibat dalam penanggulangan bencana,

bukan hanya BPBD.”8

Oleh karena itu jika sudah terjadi bencana diharapkan masyarakat dapat

membantu melakukan kegiatan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan

kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan serta

pemulihan sarana dan prasarana sebagai hasil dari kegiatan tahapan pra

bencana yang sudah dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi DKI Jakarta sehingga saat terjadinya bencana masyarakat

dan instansi mampu untuk bekerjasama dalam melakukan tanggap darurat.

1. Tanggap Darurat

Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani

dampak buruk yang ditimbulkan. Berdasarkan temuan lapangan, peneliti

menemukan bahwa tanggap darurat dilakukan oleh Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta melalui tahapan seperti

mengkoordinir unit yang terlibat dalam kegiatan evakuasi korban bencana

banjir.

8 Wawancara Pribadi dengan Endang Achadiat pada tanggal 25 Mei 2017.

 

Page 74: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

63

Hal ini dipaparkan melalui wawancara langsung sebagai berikut:

“BPBD mengkoordinir seluruh unit yang terlibat

penanggulangan bencana, khususnya evakuasi. Karena banyak

yang terlibat dalam penanggulangan bencana, bukan hanya

BPBD. BPBD adalah sebagai koordinator.”9

Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta juga

melakukan penyelamatan manusia (resque) untuk menyelamatkan jiwa

sebanyak mungkin seperti yang disampaikan dari hasil wawancara

dibawah ini:

“Tujuan evakuasi adalah bagaimana menyelamatkan jiwa

sebanyak mungkin, jadi orang yang bisa diselamatkan secara

cepat dan tepat itulah yang pertama, baru melakukan pada

yang memerlukan penanganan khusus, dan orang-orang yang

rentan seperti bayi, balita, lansia, dan penyandang

disabilitas.”10

Bukan hanya Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI

Jakarta yang melakukan tanggap darurat, tetapi masyarakat sekitar juga

melakukan tanggap darurat seperti yang dipaparkan dibawah ini:

“warga ikut berpartisipasi bahkan sebelum adanya bantuan

datang warga sudah ikut mengevakuasi barang barang

berharga nya dan turut membantu mengevakuasi korban banjir,

karena kalau kita hanya mengandalkan bantuan saja nantinya

malah telat untuk mengevakuasi korban dan malah takutnya

makin banyak korban jika menunggu bantuan datang.”11

Dari wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Badan

Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta sudah melakukan beberapa

tahapan yang ada di saat bencana. Namun pada temuan berikutnya ternyata

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta mengakui

bahwa mereka tidak melakukan penyelamatan terhadap harta benda

9 Wawancara Pribadi Dengan Endang Achadiat pada tanggal 25 Mei 2017.

10 Wawancara Pribadi Dengan Endang Achadiat pada tanggal 25 Mei 2017.

11 Wawancara Pribadi Dengan Agus Hendrawan pada tanggal 25 Mei 2017.

 

Page 75: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

64

masyarakat, karena dirasakan hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab

individu atau pemilik. Sebagaimana yang diungkapkan pada wawancara

berikut dimana hal tersebut tidak sesuai dengan tahapan yang ada di saat

bencana.

Berikut adalah hasil wawancaranya:

“Untuk diketahui kalau banjir di Jakarta masyarakat sudah

mengetahui kapan akan terjadi banjir, yaitu dengan

pemberitahuan siaga banjir, dari curah hujan BMKG selalu

memberikan informasi. Dan informasi dapat diakses dengan

mudah, dan banjir kiriman dari bogor, biasanya sudah

diketahui sembilan jam sebelumnya. Jadi masyarakat Jakarta

sudah siap dengan itu semua. Masyarakat dengan waktu yang

cukup banyak itu seharusnya sudah mampu mengungsikan

barang-barang berharganya. Jadi tidak terlalu sulit untuk itu”12

.

Kemudian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI

Jakarta melakukan perlindungan terhadap masyarakat umum dengan cara

menyiapkan tempat pengungsian, kebutuhan pangan, dan pengobatan

terhadap korban bencana banjir dengan cara mengkoordinir instansi

terkait.

Temuan ini dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut:

“Biasanya kami menyiapkan tempat-tempat pengungsian yang

baisanya juga sudah disepakati dengan masyarakat setempat.

Masyarakat sudah tahu diamana titik pengungsianya, nanti

tinggal kita memenuhi kebutuhan yang lain, misalkan untuk

makan, di support oleh dinas sosial dalam koordinasinya tetap

BPBD. Kemudian alat tidur dinas sosial juga punya, kalau

kurang BPBD juga bisa men-support, termasuk juga pakaian

layak pakai. Utntuk pengobatan atau pos kesehatan kita

koordinir puskesmas setempat. Karena dinas kesehatan juga

bagian dari BPBD.”13

Dari bahasan pada sub bab tanggap darurat bisa disimpulkan bahwa

ternyata Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta

12

Wawancara Pribadi Dengan Endang Achadiat pada tanggal 25 Mei 2017. 13

Wawancara Pribadi Dengan Endang Achadiat pada tanggal 25 Mei 2017.

 

Page 76: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

65

sudah melakukan fungsinya sebagai koordinator penanggulangan bencana

bagi korban bencana banjir.

Tetapi jika dilihat dari 3 point yang harus dilakukan seperti

menyelamatkan manusia dan korban (resque), menyelamatkan harta benda

dan dokumen penting, dan perlindungan masyarakat umum Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta tidak melakukan

penyelamatan harta benda karena hal tersebut biasanya sudah dilakukan

oleh korban bencana banjir saat diberikan peringatan oleh Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta.

2. Penanggulangan Bencana Banjir

Selama kegiatan tanggap darurat, upaya yang dilakukan adalah

menanggulangi bencana yang terjadi sesuai dengan sifat dan jenisnya.

Penanggulangan bencana memerlukan keahlian dan pendekatan khusus

menurut kondisi dan skala kejadian.

Dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah dituntut

untuk dapat memetakan segala sumber daya yang ada untuk

menanggulangi bencana. Seperti yang sudah diungkapkan pula bahwa

tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta disini

adalah sebagai koordinator dari berbagai unit yang terlibat maka

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta bertugas untuk

mengerahkan source yang telah dihimpun untuk ditempatkan sesuai

dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh kutipan berikut:

 

Page 77: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

66

“BPBD adalah koordinator penanggulangan bencana, yang

mengkoordinir seluruh pemangku penanggulangan

bencana...”14

“BPBD bisa saja melakukan koordinasi melalui 112, untuk

SKPD sekedar terjun ke lapangan, koordinasi dengan lurahnya

juga, atau kecamatan setempat. Kita juga ada dilapangan juga.

Ketika ada kekurangan dilapangan bisa segera mengkoordinir

SKPD yang terlibat.”15

Dari kutipan di atas dapat dikatakan bahwa pada tahapan

penanggulangan bencana ini dapat dimaksimalkan melalui pengerahan

seluruh sumber daya sehingga diharapkan penanggulangan bencana ini

berjalan efektif.

Pada kasus bencana banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi DKI Jakarta mengenal istilah rencana kontinjensi. Hal tersebut

diungkapkan dalam kutipan wawancara berikut:

“...Rencana kontinjensi adalah penyuluhan jika seandainya

terjadi banjir warga diberitahu apa yang harus dilakukan, dan

setelah banjir harus apa, jadi mereka tau harus berbuat apa.

Diberitahu juga tempat-tempat pengungsian terdekat jika

terjadi banjir. Jadi semua sudah terkoordinir dan terstruktur.

Rencana ini juga berisi kesepakatan warga, RT, RW dan

kelompok-kelompok masyarakat, misalnya jika terjadi banjir

apa saja barang-barang yang diperlukan, lalu siapa yang akan

menyiapkan makanan, kalau misalnya ada yang butuh di

evakuasi siapa yang akan menolong seperti itu....”16

Dari kutipan tersebut terlihat bahwa Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi DKI Jakarta telah menjawab tantangannya sebagai badan

yang ditugaskan untuk melakukan berbagai pendekatan sesuai dengan

jenis bencana yang harus ditanggulangi.

14

Wawancara Pribadi Dengan Endang Achadiat. 15

Wawancara Pribadi Dengan Endang Achadiat. 16

Wawancara Pribadi Dengan Tri Indrawan.

 

Page 78: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

67

C. Pasca Bencana Banjir

Pada pasca bencana ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi DKI Jakarta melakukan aksi pasca bencana dengan dua cara yaitu

rehabilitasi dan rekontroksi untuk menormalkan jalannya rutinitas keseharian

dari setiap individu.

1. Rehabilitasi

Pada rehabilitasi pada pasca bencana banjir biasanya Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta mendata

psikososial untuk mengetahui tingkat trauma dari setiap korban bencana

banjir.

Berikut kutipan dari hasil wawancara:

“...salah satunya itu psikososial. Kita melakukan

pendampingan biasa dalam waktu 3-5 hari. Dan itu dilakukan

secara terus menerus. Kita juga melakukan pendataan berapa

korban disitu, bukan korban saja dampak yang berdampak buat

anak2 apakah mereka menjadi tidak nyaman.”17

Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan

publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca

bencana, oleh karena itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi

DKI Jakarta melakukan trauma healing untuk memulihkan kembali

korban yang memiliki trauma karena terkena bencana banjir.

Hal ini ditemukan dari hasil wawancara sebagai berikut:

“Disini rehabilitasi sosial melakukan pendapingan seperti kita

menyembuhkan traumanya dengan trauma healing, ada

permainan, salah satu yang kita lakukan kami bekerjasama

dengan penanganan bencara seperti NGO, LSM Yayasan

Tanggul Bencana, untuk melakukan kegiatan sosial.”18

17

Wawancara Pribadi Dengan Joko Indro Martono. 18

Wawancara Pribadi Dengan Joko Indro Martono.

 

Page 79: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

68

Berbagai upaya dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi DKI Jakarta untuk mengembalikan kondisi psikologis

para korban bencana banjir terutama anak-anak.

Hal tersebut diungkapkan pada kutipan dibawah ini:

“...Yang kita lakukan disitu, daerah Kampung Melayu hmm...

suatu permainan yang intinya bahwa untuk menghibur anak-

anak...”19

Hal ini juga diperkuat pada hasil wawancara berikut:

“...buat rehabilitasi mungkin hanya sekedar menghibur anak-

anak yang rumanya terkena banjir, bikin permainan-permainan

biar anak-anaknya terhibur dan lupa kalau dirumahnya sedang

kena banjir...”20

Seperti juga yang diungkapkan pada penjelasan berikutnya dalam

wawancara tersebut bahwa pelaksanaan rehabilitasi pasca bencana ini

tidaklah sesederhana itu. Melainkan masih banyak aspek yang harus

dibenahi selain pembenahan atau rehabilitasi psikis para korban benacan

banjir. Berikut kutipan wawancaranya:

“...Cuma kalau diceritain memang sederhana tetapi kalau

dilaksanain itu bisa berhari-hari gitukan. Karna pak dedi dia

akan melakukan koordinasi bagaimana caranya, kalau dia ada

masuk asuransi dia akan koordinasikan dengan asuransinya,

kalo ada yang memang bisa membantu misalkan memperbaiki

rumahnya dia akan berkoordinasi dengan pihak NGO...”21

Dalam kutipan tersebut memperkuat penjelasan mengenai peran

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagai

pihak yang mengkoordinir unit-unti terkait dalam penanggulangan

bencana banjir, mereka membangun kerjasama kepada berbagai pihak,

19

Wawancara Pribadi Dengan Joko Indro Martono pada 10 April 2017. 20

Wawancara Pribadi Dengan Agus Hendrawan pada 11 Juni 2017. 21

Wawancara Pribadi Dengan Joko Indro Martono pada 10 April 2017.

 

Page 80: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

69

misalnya pada kasus kebakaran yang membutuhkan pembangunan rumah

masyarakat. Dalam kasus kebakaran ini Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi DKI Jakarta mengkoordinasikannya dengan BAZIS

(Badan Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh) sebagaimana yang dipaparkan

pada kutipan berikut:

“akan berkoordinasi dengan bazis karena misalkan nih

kebakaran gitukan habis semua terbakar. Pak Dedi akan

berkoordinasi dengan Bazis daerah Jakarta melalui lurah

membuat permohonan tapi itu waktunya agak lama...”22

Jadi rehabilitasi yang dilakukan disini tidak melulu bicara mengenai

tugas dan fungsi lembaga pemerintah, melainkan juga melibatkan badan-

badan swasta atau Non Government Organisation untuk turut andil dalam

usaha rehabilitasi korban. Hal ini dijelaskan melalui wawancara berikut:

“...program kita bukan hanya program pemerintah untuk

menangani masyarakat seperti saat kemarin banyak NGO yang

kerjasama yang melakukan kegiatan dibawah koordinasi kita

seperti dompet duafa mereka langsung memperbaiki motor-

motor orang karena disitu banyak tukang ojek jadi motor2

yang terendam banjir diperbaiki. Seperti handphone

menyervisnya secara gratis itu adalah salah satu contoh yang

dilakukan adalah pendekatan2 kepada komunitas komunitas

fungsi kita menggerakkan mereka semua dalam program

pemerintah.”23

Kegiatan rehabilitasi ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali

fungsi sosial ekonomi masyarakat pasca bencana banjir dan juga dimana

sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua

aspek kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.

2. Rekontruksi

22

Wawancara Pribadi Dengan Joko Indro Martono pada 10 April 2017. 23

Wawancara Pribadi Dengan Joko Indro Martono pada 10 April 2017.

 

Page 81: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

70

Rekontruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan

sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat

pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan

berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial, dan budaya.

Pada rekontruksi ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi DKI Jakarta akan terlebih dahulu melakukan observasi lapangan

sehingga dapat mengidentifikasi sejauh mana kerusakan fisik akibat

bencana banjir sehingga kemudian dapat menyusun rencana rekonstruksi

sesuai dengan kebutuhan lapangan.

Kegiatan tersebut dijelaskan melalui hasil wawancara di bawah ini:

“Penilaian kerusakan, dari saat ada bencana saya datang.

Melihat menganai besaran kerusakan, jadi saya akan

melakukan penilaian kerusakan secara fisik yang rusak tuh apa

misalkan bangunan atau gedung dilihat jenis besaran

bangunannya; permanen, semi-permanen atau ku-mis (kumuh

dan miskin).”24

Setelah mengetahui apa-apa saja yang dibutuhkan untuk

merehabilitasi kerusakan fisik di sini, Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi DKI Jakarta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak

terkait mulai dari tokoh masyarakat, RT, RW, sampai pada lurah.

Sebagaimana kutipan wawancara di bawah ini:

“Saya menilai kerusakan tersebut, saya mencarai data, data

primer dan sekunder. Artinya disitu saya akan mencarai data

dari masyarakat dan dari para pemegang kuasa disitu seperti

RT, RW, Tokoh Masyarakat sampai dengan lurah.”25

24

Wawancara Pribadi Dengan Joko Indro Martono pada 10 April 2017. 25

Wawancara Pribadi Dengan Joko Indro Martono pada 10 April 2017.

 

Page 82: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

71

Pada tahap rekontruksi ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi DKI Jakarta melihat sejauh mana kerugian masyarakat akibat

bencana banjir. Penjelasan tersebut diungkapkan pada kutipan sebagai

berikut:

“Apa yang dirugikan oleh masyarakat. Apakah dia itu hilang

mata pecahariannya, hilangnya sejauh mana, apakah hilang

keseluruhan atau hanya sebagaian sehingga dia bisa melakukan

survive.”26

Dari kutipan tersebut terlihat bahwa Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi DKI Jakarta telah menjawab tantangannya sebagai badan

yang ditugaskan untuk melakukan rekontruksi sesuai dengan jenis bencana

yang harus ditanggulangi.

26

Wawancara Pribadi Dengan Joko Indro Martono.

 

Page 83: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

72

BAB V

PENUTUP

Pada bab penutup ini, akan dibagi menjadi dua sub bab. Yaitu Sub Bab

Kesimpulan dan Saran. Yang diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Pada sub bab kesimpulan ini, peneliti akan memaparkan hasil

kesimpulan secara singkat dan jelas bedasarkan hasil temuan lapangan atau

observasi dan analisa. Dimana pembahasan meliputi 3 garis besar tahapan

penanggulangan bencana banjir yaitu diantaranya (1) Pra Bencana, (2) Saat

Bencana, dan (3) Pasca Bencana. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pra Bencana

a. Kesiagaan, pada tahapanpra bencana banjir Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta melakukan tahapan kesiagaan.

Kesiagaan adalah tahapan yang paling strategis karena sangat

menentukan ketahanan anggota masyarakat dalam menghadapi

datangnya suatu bencana. Dimana hal tersebut direalisasikan dalam

bentuk penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat melalui agen

masyarakat seperti Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), instansi

pemerintah tingkat Kelurahan, Stake Holder, dan Karang Taruna.

Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir kepanikan masyarakat

apabila akan terjadinya bencana banjir melanda.

 

Page 84: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

73

b. Peringatan Dini, pada tahapan pra bencana banjir Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta melakukan

peringatan dini. Peringatan dini didasarkan berbagai informasi teknis

dan ilmiah yang dimiliki, diolah atau diterima dari pihak berwenang

mengenai kemungkinan akan datangnya suatu bencana.

Hal ini dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi DKI Jakarta ketika mendapatkan informasi mengenai kondisi

debit air yang menandakan akan datangnya bencana banjir. Yang

kemudian informasi tersebut dilanjutkan kepada masyarakat yang

berada di daerah rawan bencana banjir melalui speaker, lisan, media

sosial, dan aplikasi chat. Informasi tersebut dihimpun oleh badan

khusus yang disebut PUSDATIM (Pusat data dan informasi

kebencanaan).

c. Mitigasi, mitigasi bersifat pencegahan sebelum kejadian. Pada pra

bencana mitigasi juga biasanya melakukan pendekatan teknis,

pendekatan manusia, dan pendekatan adminitratif untuk meminimalisir

dampak suatu masalah bencana. Pada saat mitigasi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta memiliki cara

penyusunan tata ruang dan tata lahan, melakukan aspek analisa risiko

bencana, dan melakukan pengembangkan program pembinaan dan

pelatihan bencana di seluruh tingkat masyarakat dan lembaga

pendidikan untuk mengurangi risiko bencana banjir.

 

Page 85: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

74

2. Saat Bencana

a. Tanggap Darurat, berdasarkan temuan lapangan, peneliti menemukan

bahwa tanggap darurat dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi DKI Jakarta melalui tahapan seperti mengkoordinir

unit yang terlibat dalam kegiatan evakuasi korban bencana banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta

melakukan kegiatan penyelamatan yang berupa evakuasi korban,

pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,

penyelamatan serta pemulihan prasarana dan sarana. Tetapi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta tidak

melakukan penyelamatan harta benda karena hal tersebut biasanya

sudah dilakukan oleh korban bencana banjir saat diberikan peringatan.

b. Penanggulangan Bencana, dalam hal ini Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta dituntut untuk dapat memetakan

segala sumber daya yang ada untuk menanggulangi bencana. Kemudian

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta

mengkoordinir instansi terkait untuk melakukan penanggulangan

bencana.

3. Pasca Bencana

a. Rehabilitasi, adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan

publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah

pasca bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI

Jakarta melakukan trauma healing untuk memulihkan kembali korban

 

Page 86: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

75

yang memiliki trauma karena terkena bencana banjir dengan melibatkan

badan-badan swasta atau Non Government Organisation untuk turut

andil dalam usaha rehabilitasi korban.

b. Rekontruksi, pada saat rekontruksi Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi DKI Jakarta melakukan pembangunan kembali semua

prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik

pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat. Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta akan terlebih dahulu melakukan

observasi lapangan sehingga dapat mengidentifikasi sejauh mana

kerusakan fisik akibat bencana banjir sehingga kemudian dapat

menyusun rencana rekonstruksi sesuai dengan kebutuhan lapangan.

B. Saran

Setelah merangkum kesimpulan kedalam beberapa poin diatas, pada

sub bab ini peneliti akan menjabarkan saran yang merupakan hasil analisis

dari kekurangan yang peneliti temukan dari setiap implementasi tahapan

penanggulangan bencana banjir oleh Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi DKI Jakarta yang dapat dibagi kedalam beberapa kategori di

bawah ini:

1. Saran Kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI

Jakarta

 

Page 87: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

76

a. Sebaiknya BPBD Provinsi DKI Jakarta mengaktifkan kembali drainase

yang sudah ada karena banyak drainase yang sudah tidak aktif di daerah

DKI Jakarta.

b. Sebaiknya BPBD Provinsi DKI Jakarta lebih memaksimalkan workshop

tentang penanggulangan bencana banjir untuk masyarakat yang tinggal

didaerah rawan bencana banjir.

c. Membuat seminar lingkungan agar masyarakat sadar akan pentingnya

menjaga, memelihara, dan melestarikan lingkungan sekitar sehingga

meminimalisir terjadinya bencana banjir.

d. Diharapkan BPBD Provinsi DKI Jakarta memperbanyak tenaga kerja

dari lulusan kesejahteraan sosial, karena minimnya tenaga kerja yang

lulusan dari jurusan kesejahteraan sosial.

2. Saran Kepada Program Studi Kesejahteraan Sosial

a. Diharapkan Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta memberi ruang lebih untuk pembahasan

penanggulangan bencana.

b. Memperbanyak referensi tentang penaggulangan bencana.

3. Saran Kepada Peneliti Berikutnya

a. Untuk peneliti yang ingin meneliti di lembaga ini khususnya mahasiswa

kesejahteraan sosial, masih terbuka untuk mendalami bagimana

penanggulangan bencana.

 

Page 88: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

77

b. Dalam melakukan penelitian terkait penanggulangan bencana

hendaknya dapat lebih peduli dengan lingkungan dan situasi sosial yang

kita hadapi.

 

Page 89: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

78

DAFTAR PUSTAKA

Akbarwati, Ika. “Sejarah Banjir Jakarta”. Artikel diakses pada 6 Januari 2016 dari

https://www.selasar.com/budaya/sejarah-banjir-jakarta

Aksi Cepat Tanggap. “5 Faktor-Faktor Penyebab Banjir”. Artikel diakses pada 27

Desember 2017 dari https://blog.act.id/5-faktor-faktor-penyebab-banjir

Anggota IKAPI. Undang-Undang Penanggulangan Bencana. Bandung: Fokus

Media, 2011.

Arifin, Saru. :Studi Model Kebijakan Mitigasi Difabel Korban Bencana Alam

(Studi Kasus di Kabupaten Bantul, Yogyakarta).” Laporan Penelitian

Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia, 2008.

BPBD Provinsi DKI Jakarta. Artikel diakses pada 2 januari 2016 dari

http://bpbd.jakarta.go.id/news/detail/955

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Dinas Sosial Provinsi Jogjakarta. “Buku Panduan Pemuktahiran Data PMKS dan

PSKS DIY 2012”. Artikel diakses pada 28 Maret 2016 dari

https://dinsos.jogjaprov.go.id/jenis-jenis-pmks/

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik.

Haryanto, Agus Joko. “Manajemen Bencana Dalam Menghadapi Ancaman

Industri di PT. Lautan Otsuka Chemical Cilegon Tahun 2012.” Tesis S2

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, 2012.

Hidayati. Panduan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat.

Implementasi Kebijakan http://all-about-

theory.blogspot.com/2010/03/implementasi-kebijakan.html Artikel

diakses pada 19 November 2016

Kodoatie dan Sjarief. Pengelolaan Bencana Terpadu.

 

Page 90: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

79

Lendriyono, Fauzik., ed. Beberapa Pemikiran tentang Pembangunan

Kesejahteraan Sosial. Malang: UMM Press, 2007.

Lentera Hidup. Macam-Macam Bencana Alam dan Penyebabnya Beserta

Pengertiannya artikel diakses pada 27 Desember 2017

Maarif, Syamsul. “Indonesia Supermarket Bencana”. Jurnal Perempuan, no. 5

(Maret 2005): h. 47

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. 20th ed. Bandung: PT Ramaja

Rosda Karya, 2009.

Nurjanah. Dkk. Manajemen Bencana. Bandung: Alfabeta, 2012.

Nurrachman. Pemukiman Trauma: Panduan Praktis Pemulihan Trauma Akibat

Bencana Alam.

Pasolong dan Harbani. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta, 2010.

Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD). Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta

2013-2017. Jakarta: BPBD, 2013.

Peraturan Presiden no. 8 tahun 2008. Tentang Badan Nasional Penanggulangan

Bencana.

Pramuwito, C. Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Balai Besar

Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 1997.

Rachma, Dini. “Implementasi Menurut Para Ahli”. Artikel diakses pada 19

November 2016 dari http://elibunikom.ac.id/download.php?id=112335

Rukminto, Adi Isbandi. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Jakarta:

FISIP UI Press, 2005.

Rukminto, Adi Isbandi. Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan

Sosial, dan Kajian Pembangunan). Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.

 

Page 91: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

80

Rukminto, Adi Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, dan

Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2011.

Sembiring. Himpunan Peraturan Perundang-undangan RI: Penanggulangan

Bencana.

Soeladi. Manajemen Bencana Alam Tsunami, Yogyakarta: Balaibesar Penelitian

dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1995.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. 5th ed. Banduung: CV Alfabeta,

2007.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. 13th ed.Bandung:

IKAPI, 2011.

Suharto, Edi. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta,

2013.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refia

Aditama, 2005.

Sukandarrumidi. Bencana Alam dan Bencana Anthropogene. Yogyakarta:

Kanisius, 2010.

Sukoco, Dwi Heru. Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategis.

Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial.

Sukoco, Dwi Heru. Modul Diklat Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Tingkat Ahli

Madya. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen

Sosial.

Susanto. Sebuah Pendekatan Strategic Management: Disaster Management di

Negeri Rawan Bencana.

 

Page 92: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

81

Sutikno. Dkk. “Dampak Penggunaan Lahan Terhadap Bencana Alam Akibat

Gerakan Massa Tanah/Batuan di Daerah Tamanggung, Jateng.”Laporan

Penelitian Fakultas Geologi, Universitas Gajahmada, 1992.

Suud, Muhammad. 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Prestasi Pustaka,

2006.

Warto, Dkk. Efektivitas Program Pelayanan Sosial di Panti dan Non Panti.

Yogyakarta: B2P3KS Press, 2009.

Warto. Dkk. Ujicoba Pole Manajemen Penanggulangan Korban Bencana Alam

pada Era Otonomi Daerah. Jogjakarta: Departemen Sosial RI, 2003.

Widodo, Nurdin, Dkk. Studi Pelayanan Sosial Remaja Putus Sekolah Terlantar

Melalui Panti Sosial Bina Remaja. Jakarta: P3KS Press, 2009.

 

Page 93: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

HASIL OBSERVASI

Waktu : Maret-Juni 2017

Tempat : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta

gambar 1. Logo Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi DKI Jakarta

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta bertempat

di Balaikota blok F lantai 3 jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, DKI

Jakarta. Pada saat pertama kali saya datang ke balaikota ternyata kantor Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta dipindahkan ke Gedung

Dinas Teknis Abdul Muis Lt.5, jl. Abdul Muis No. 66.

Selasa, 7 Maret 2017

Saya pertama kali berkunjung ke kantor BPBD Provinsi DKI Jakarta yang

berada di Gedung Dinas Teknis yang berada di jl. Abdul Muis dengan tujuan

untuk mengantarkan surat izin penelitian di BPBD Provinsi DKI Jakarta, maka

 

Page 94: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

saya masih ada rasa canggung saat pertama kali datang. Dari depan lobby terdapat

seseorang yang sedang duduk.

Seseorang yang sedang duduk adalah Pak Untung, saya menyapa Pak

Untung dan membuka obrolan kalau saya ingin melakukan penelitian di BPBD

Provinsi DKI Jakarta, lalu dengan senang hati Pak Untung mengantarkan saya ke

Lantai 3 gedung untuk dipertemukan oleh Kak Aura dan saya disambut baik

ditempat administrasi BPBD Provinsi DKI Jakarta.

Gambar 2. Lobby Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provonsi DKI Jakarta

Saat saya memberikan surat izin penelitian dari instansi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ternyata ada peraturan dari gubernur yang

 

Page 95: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

mengharuskan melakukan perizinan dahulu di Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang

bertempat di Kebon Sirih Nomor 18 Blok H Lantai 18.

Senin, 27 Maret 2017

Hari ini saya mengurus surat perizinan dari Pelayanan Terpadu Satu Pintu

untuk mendapatkan izin penelitian di BPBD Provinsi DKI Jakarta, sesuai dengan

peraturan dari gubernur yang mengharuskan adanya perizinan dari Pelayanan

Terpadu Satu Pintu agar penelitian saya di BPBD Provinsi DKI Jakarta memiliki

legalitas.

Jum’at, 31 Maret 2017

Setelah mendapatkan surat izin riset/penelitian dari Pelayanan Terpadu

Satu Pintu saya langsung mengantarkan surat izin kembali ke BPBD Provinsi DKI

Jakarta dengan 2 surat dari instansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan surat dari

Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk legalitas penelitian saya di BPBD Provinsi

DKI Jakarta. Saya langusng mengantarkan surat tersebut ke tempat Administrasi

BPBD Provinsi DKI Jakarta yang diterima oleh Kak Aura.

Sesudahnya saya mengantar surat perizinan, saya diperkenalkan oleh Pak

Andre untuk mengantarkan saya kepada Kepala Bidang di BPBD Provinsi DKI

Jakarta untuk diwawancara, tetapi karena saya datang dengan waktu yang sudah

terlalu siang ternyata kepala bidang sedang melakukan perjalanan dinas keluar

kantor.

 

Page 96: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

Karena tidak ada kepala bidang sedang dinas keluar kantor sayapun

kembali ketempat administrasi, disana saya membuka obrolan tentang sedikitnya

Lembaga BPBD Provinsi DKI Jakarta dengan Pak Andre dan Kak Aura dengan

maksud pendekatan emosional dengan mereka. Haripun menunjukan pukul 15.00

WIB, dan sayapun memutuskan untuk izin pulang terlebih dahulu.

Senin, 10 April 2017

Sore ini saya tiba pukul 15.00 WIB untuk bertemu dengan bapak Joko

Indro Martono selaku bidang rehabilitasi dan konstruksi. Kondisi kantor sepi, saya

Gambar 3.

Wawancara dengen Pak Joko Indro Martono

menanyakan mengapa hari ini kantor tidak seramai biasanya. Ternyata, ada

persiapan untuk acara Hari Kesiapsiagaan Nasional pada tanggal 26 april 2017 di

 

Page 97: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sebelumnya saya telah

membuat janji dengan pak joko via Whats app untuk melakukan wawancara.

Dalam wawancara kali ini, saya menanyakan tentang proses rehabilitasi

untuk perbaikan dan pemulihan masyarakat untuk normalisasi kehidupan

masyarakat pada wilayah pasca bencana. Setelah melakukan wawancara, hujan

turun sehingga saya tidak bisa pulang. Sambil menunggu hujan reda saya

menyempatkan untuk berbincang dengan ka Aura, setelah hujan reda sayapun

langsung izin pulang kerumah.

Jum’at, 25 Mei 2017 (Bidang 1, Tri Indrawan & Bidang 2, Endang Achadiat)

Hari ini saya tiba lebih awal pada pukul 09.00 WIB. Kondisi cuaca hari ini

sangat terik dan jalanan menuju kantor BPBD padat merayap. Kegiatan hari ini

adalah wawancara dengan bapak Tri Indrawan bidang Pencegahan dan

Kesiapsiagaan dan bapak Endang Achadiat sebagai ketua pada bidang Bidang

Kedaruratan dan Logistik.

Alhamdulillah pak Tri Indrawan menyambut saya dengan baik

diruangannya. Setelah berbincang-bincang santai dengan ditemani rujak yang

berada diatas mejanya saya memulai kegiatan wawancara pertama dengan pak Tri

Indrawan untuk membahas tentang bagaimana pencegahan banjir yang dilakukan

oleh BPBD provinsi DKI Jakarta, apakah ada peringatan khusus jika tiba-tiba

bencana datang dan hal-hal yang berkenaan dengan pencegahan dan kesiapsiagaan

pada bapak Tri. Disela-sela wawancara saya izin ketoilet karena ada hajat yang

 

Page 98: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

tidak tertahankan. Setelah itu saya melanjutkan wawancara dengan pak Tri sampai

pukul 11.00 WIB.

Gambar 4.

Wawancara dengan Pak Tri Indrawan

Sebelum saya melanjutkan wawancara dengan pak Endang, saya

beritirahat bersama pak Tri. Kami berbincang dirumah makan sebelah kantor

BPBD Provinsi DKI Jakarta hingga jam makan siang selesai. Kemudian kami

kembali kekantor dan sebelum memulai proses wawancara sesi ke-dua dengan

bapak Endang, saya diajak oleh pak Tri ke Pusat Data dan Informasi

(PUSDATIN) yang berada di sebelah ruangan BPBD Provinsi DKI Jakarta.

 

Page 99: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

Gambar 5.

Saya bersama Pak Tri di Ruangan PUSDATIN

Gambar 5. Gambar 6.

Ruangan PUSDATIN 1 Ruangan PUSDATIN 2

 

Page 100: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

Gambar 7.

Ruangan PUSDATIN 3

Selesai melihat-lihat ruangan Pusat Data dan Informasi BPBD Provinsi

DKI Jakarta saya melanjutkan wawancara dengan bapak Endang Achadiat untuk

membahas tanggap darurat

yang dilakukan BPBD

Provinsi DKI Jakarta ketika

banjir terjadi dan bagaimana

teknis evakuasi yang biasa

dilakukan oleh BPBD

Provinsi DKI.

Gambar 8. Wawancara dengan Pak Endang Achadiat

 

Page 101: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

Karena waktu sudah mulai sore, saya langsung izin untuk kembali ke

Ciputat. Senang rasanya hari ini sudah diberi kesempatan untuk melihat-lihat

ruang Pusat Data dan Informasi dari BPBD Provinsi DKI Jakarta.

Minggu, 11 Juni 2017

Siang ini saya berangkat dari Ciputat menuju Kampung Melayu untuk

mnegetahui implementasi penanggulangan bencana banjir yang dilakukan oleh

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta dengan melakukan

wawancara di Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Sesampainya di Kampung Melayu saya bertemu dengan tokoh masyarakat

yang bernama Pak Agus Hendrawan, beliau pernah menjadi korban banjir pada

bulan Februari dan Maret 2017 lalu. Banjir dengan ketinggian mencapai 100 CM

melanda permukiman kampung melayu tempat pak Agus Hendrawan tinggal

karena meluapnya kali ciliwung.

Setelah berbincang-bincang saya langsung meminta izin untuk

mewawancarai pak Agus untuk penelitian saya, dan dengan senang hati pak Agus

mau di wawancara karena kebetulan

pak Agus memiliki anak yang masih

Mahasiswa juga. Selesai wawancara

saya langsung pamit untuk kembali ke

Ciputat karena waktu juga sudah mulai

sore.

Gambar 9. Kali Ciliwung

Di Kawasan Kampung Melayu

 

Page 102: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

Pedoman Wawancara Implementasi Penanggulangan Bencana Banjir oleh BPBD

Provinsi DKI Jakarta

IDENTITAS INFORMAN

Jabatan : Kepala Pelaksana

Topik Wawancara : Profil BPBD Provinsi DKI Jakarta

Pertanyaan :

1. Bagaimana sejarah berdirinya BPBD Provinsi DKI Jakarta?

2. Bagaimana dasar pembentukannya?

3. Bagaimana tugas dan fungsi BPBD?

Jabatan : Kepala UPT. Pusat Data dan Informasi Kebencanaan

Topik Wawancara : Data rawan bencana banjir dan pra bencana

Pertanyaan :

1. Dimana saja titik rawan bencana banjir di DKI Jakarta?

2. Apakah di BPBD Provinsi DKI Jakarta melakukan proses Pra bencana?

3. Bagaimana proses kesiagaan yang dilakukan saat pra bencana?

4. Bagaimana proses peringatan dini khusus mereka yang berpotensi terkena bencana banjir?

5. Bagaimana mitigasi untuk mencegah dan mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh

banjir?

6. Apakah BPBD melakukan pendekatan teknis dengan membuat rancangan dari bangunan

sehingga bangunan rawan banir tidak terkena banjir?

7. Apakah saat pra bencana melakukan pendekatan manusia untuk membentuk masyarakat

yang paham dan sadar mengenai bahaya bencana?

8. Apakah BPBD melakukan pendekatan administratif kepada organisasi kemasyarakatan

dengan tujuan untuk meyiapkan prosedur tanggap darurat?

9. Bagaimana proses pendekatan kultural agar kemampuan berpikir dan berbuat masyarakat

dapat berupaya menjauhkan diri dari bencana khususnya banjir?

 

Page 103: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

Jabatan : Kepala Seksi Pencegahan

Topik Wawancara : Pencegahan bencana banjir dan pra bencana banjir

Pertanyaan :

1. Bagaimana pencegahan bencana banjir yang dilakukan BPBD Prov. DKI Jakarta?

2. Apakah di BPBD Provinsi DKI Jakarta melakukan proses Pra bencana?

3. Bagaimana proses kesiagaan yang dilakukan saat pra bencana?

4. Bagaimana proses peringatan dini khusus mereka yang berpotensi terkena bencana banjir?

5. Bagaimana mitigasi untuk mencegah dan mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh

banjir?

6. Apakah BPBD melakukan pendekatan teknis dengan membuat rancangan dari bangunan

sehingga bangunan rawan banir tidak terkena banjir?

7. Apakah saat pra bencana melakukan pendekatan manusia untuk membentuk masyarakat

yang paham dan sadar mengenai bahaya bencana?

8. Apakah BPBD melakukan pendekatan administratif kepada organisasi kemasyarakatan

dengan tujuan untuk meyiapkan prosedur tanggap darurat?

9. Bagaimana proses pendekatan kultural agar kemampuan berpikir dan berbuat masyarakat

dapat berupaya menjauhkan diri dari bencana khususnya banjir?

Jabatan : Ketua Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Topik Wawancara : Tanggap darurat dan penanggulangan bencana

Pertanyaan :

1. Bagaimana proses yang dilakukan saat bencana banjir?

2. Bagaimana tanggap darurat yang dilakukan BPBD saat bencana banjir?

3. Selama kegiatan tanggap darurat bagaimana upaya yang dilakukan untuk mananggulangi

bencana yang terjadi?

4. Bagaimana proses saat menyelamatkan korban bencana banjir?

5. Bagaimana proses untuk menyelamatkan harta benda dan dokumen penting?

6. Bagaimana proses perlindungan kepada masyarakat umum?

 

Page 104: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

Jabatan : Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi

Topik Wawancara : Rehabilitasi dan rekontruksi (pasca bencana)

Pertanyaan :

1. Apakah BPBD melakukan penanguulangan saat pasca bencana?

2. Bagaimana proses rehabilitasi untuk perbaikan dan pemulihan masyarakat untuk

normalisasi kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana?

3. Bagaimana proses rekontruksi atau pembangunan sarana dan prasarana?

4. Bagaimana mengembalikan tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial,

dan budaya pada wilayah pasca bencana?

 

Page 105: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

Transkip Hasil Wawancara Untuk Impementasi Penanggulangan Bencana Banjir Oleh

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta

NAMA : Tri Indrawan

JABATAN : Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (Bidang 1) BPBD

Provinsi DKI Jakarta

HARI, TANGGAL : Kamis, 25 Mei 2017

TEMPAT : Kantor BPBD Provinsi DKI Jakarta

Bagaimana pencegahan banjir yang dilakukan oleh BPBD provinsi DKI Jakarta?

Sebelumnya saya akan sampaikan penyebab banjir di DKI Jakarta, penyebab pertama itu

adalah kiriman, yang kedua itu curah hujan lokal maksudnya curah hujan yang terjadi di

sekitar Jakarta, dan yang ketiga adalah akibat naiknya air laut. Jika ini terjadi berbarengan

maka akan terjadi banjir besar. Pencegahannya itu ada beberapa hal yang harus dilakukan,

ada yang dari segi struktural dan non struktural.

Dari segi struktural itu kita melakukan mitigasi-mitigasi. Kebanyakan banjir kiriman itu dari

kali, bagaimana caranya agar warga sekitar kali itu tidak kebanjiran, kita buatlah tanggul-

tanggul di pinggir kali, kemudian jika kali sudah dangkal kita melakukan pengerukan

sehingga daya tampung airnya lebih banyak, waduk-waduk juga dilakukan normalisasi dari

penduduk-penduduk yang tidak punya tempat tinggal yang biasanya membangun bangunan

dipinggir kali, dan sampah-sampah kita bersihkan agar nantaran waduk kembali steril. Kalau

dari sisi non struktural kita harus memperkuat regulasi, itu bisa kita lakukan melalui perda,

pergub, kemudian ada juga pedoman, SOP, itu kita perkuat dan kita juga melakukan

pencegahan-pencegahan atau mitigasi. Mitigasi itu juga dibagi dua, ada yang struktural dan

non struktural. Yang struktural itu biasanya memakan waktu nya biasanya agak panjang,

karena sifat struktural berbentuk fisik, nonstruktural itu lebih soft, seperti yang disebutkan

tadi, dan ada juga pelatihan-pelatihan kepada masyarakat. Misalnya struktural sudah

dilakukan, maka dilakukan juga yang non struktural, karena jika masyarakatnya tidak

diberikan pemahaman dan pelatihan maka tidak akan berjalan baik. Kita harus mengelolanya

dari seluruh aspek.

Apakah ada peringatan khusus kepada warga ketika terdeteksi akan terjadi bencana?

Ada. Untuk peringatan ada beberapa tahapan, kita punya tiga lapis tahapan. Dalam kondisi

normal biasanya kita beri informasi yang sifatnya prakiraan cuaca, itu kita lakukan melalui

sosial media dan lewat group dari beberapa aplikasi chat. Kemudian jika estalasi meningkat,

ternyata debit air di pintu air di hulu meningkat dan masuk siaga tiga, siaga tiga itu sudah

mulai awas, itu kita disaster warning system, mekanisme kerjanya adalah sistem itu kita

tempatkan di beberapa tempat rawan banjir, contohnya di kampung melayu, di bukit duri, di

karet cina. Disana kita pasang alatnya, ada sirine dan speaker, tapi dikendalikan dari sini.

Ketka sungai di hulu itu sudah siaga tiga, maka kita akan berikan informasi dari sini. Disini

ada namanya PUSDATIM, itu adalah pusat data dan informasi kebencanaan, itu adalah

tempat mengumpulkan dan menyebarkan informasi, nah kalau ada informasi mengenai siaga

tiga tadi, akan diinformasikan melalui PUSDATIM itu, bisa melalui audio sirine atau

 

Page 106: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

informasi lisan. Kemudian juga siaga satu, kita da mekanisme penyebarluasan peringatan dini

melalui sms atau broadcast untuk semua masyarakat yang berada disepanjang sungai yang

berpotensi mengalami bencana banjir. Tujuanya dalah agar masyarakat tidak panik, lebih

hemat karena sms yang disebar hanya kepada warga terkait.

Kalau untuk perancangan bangunan disekitar wilayah rawan banjir, apakah ada saran

untuk konstruksi bangun harus seperti apa dari BPBD kepada warga sekitar?

Oh itu belum ada. Karena memang juga belum ada ketetapan kawasan rawan banjir. Tahun

ini baru akan disusun daftar kawasan rawan banjir. Mungkin dari daftar yang ada nanti bisa

dibentuk suatu regulasi bagaimana ketetuan pembangunan rumahnya.

Untuk penyuluhan kepada komunitas, misal ibu-ibu PKK atau lain sebagainya terkait

bencana banjir seperti apa?

Pertama kita lakukan sosialisasi melalui berbagai macam kegiatan, bisa melalui kegiatan di

kelurahan atau dinas-dinas terkait seperti dinsos maupun BPBD sendiri secara intensif selalu

memberikan sosialisasi terutama memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait apa-apa

saja yang harus mereka lakukan jika ada peringatan-peringatan potensi banjir, hingga

bagaimana penanganan jika sudah terdapat korban pasca bencana banjir.

Kalau masyarakat umum kita adakan seminar yang ada mereka hanya bengong, maka yang

efektif adalah kita ajak mereka untuk melakukan perencanaan kedaruratan, di BPBD

istilahnya dalah rencana kontijengsi, rencana kontinjensi adalah penyuluhan jika seandainya

terjadi banjir warga diberitahu apa yang harus dilakukan, dan setelah banjir harus apa, jadi

mereka tau harus berbuat apa. Diberitahu juga tempat-tempat pengungsian terdekat jika

terjadi banjir. Jadi semua sudah terkoordinir dan terstruktur. Rencana ini juga berisi

kesepakatan warga, RT, RW dan kelompok-kelompok masyarakat, misalnya jika terjadi

banjir apa saja barang-barang yang diperlukan, lalu siapa yang akan menyiapkan makanan,

kalau misalnya ada yang butuh di evakuasi siapa yang akan menolong seperti itu.

Jadi kita memberdayakan masyarakat, karena orang paling pertama yang melakukan

penyelamatan adalah orang-orang terdekat (masyarakat sekitar itu sendiri/gotong royong) dan

agar mereka juga tidak membahayakan diri sendiri. Karena kalau hanya menunggu petugas

datang, mereka bisa tenggelam duluan. Dalam penanggulangan bencana sebenarnya memang

bukan hanya masyarakat yang berperan, namun disini ada tiga pilar, pertama pemerintah,

yang kedua masyarakat, dan yang ketiga baru lembaga masyarakat. Ketiganya itu kita

rangkul kemudian kita bentuk forum pengurangan resiko bencana. Dalam hal ini perguruan

tinggi juga dapat ikut serta, jadi seharusnya perguruan tinggi banyak ikut berkecimpung

disini.

 

Page 107: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

Transkip Hasil Wawancara Untuk Impementasi Penanggulangan Bencana Banjir Oleh

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta

NAMA : Endang Achadiat

JABATAN : Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Bidang 2) BPBD Provinsi

DKI Jakarta

HARI, TANGGAL : Kamis, 25 Mei 2017

TEMPAT : Kantor BPBD Provinsi DKI Jakarta

Bagaimana pencegahan bencana banjir yang dilakukan oleh BPBD provinsi DKI

Jakarta?

Saya tidak bisa menjawab karena itu bukan tupoksi saya.

Apa yang dilakukan BPBD saat terjadi bencana banjir?

BPBD adalah koordinator penanggulangan bencana, yang mengkoordinir seluruh pemangku

penanggulangan bencana. Ketika terjadi bencana, pertama melakukan penyelamatan jiwa,

yang kedua pemenuhan kebutuhan dasar yang meliputi makan, tempat dan pakaian.

Lalu bagaimana tanggap darurat yang dilakukan BPBD ketika bencana banjir?

Ya seperti tadi, tentunya melakukan evakuasi. BPBD mengkoordinir seluruh unit yang

terlibat penanggulangan bencana, khususnya evakuasi. Karena banyak yang terlibat dalam

penanggulangan bencana, bukan hanya BPBD. BPBD adalah sebagai koordinator.

Dalam proses evakuasi, siapa yang didahulukan? Apakah anak-anak, lansia, atau ibu-

ibu?

Tujuan evakuasi adalah bagaimana menyelamatkan jiwa sebanyak mungkin, jadi orang yang

bisa diselamatkan secara cepat dan tepat itulah yang pertama, baru melakukan pada yang

memerlukan penanganan khusus, dan orang-orang yang rentan seperti bayi, balita, lansia, dan

penyandang disabilitas.

Saat proses penyelamatan tugas BPBD hanya sebatas koordinasi atau ikut turun ke

lapangan?

BPBD bisa saja melakukan koordinasi melalui 112, untuk skbd sekedar terjun ke lapangan,

koordinasi dengan lurahnya juga, atau kecamatan setempat. Kita juga ada dilapangan juga.

Ketika ada kekurangan dilapangan bisa segera mengkoordinir SKPD yang terlibat.

Biasanya jika bencana terjadi ada dokumen-dokumen penting yang harus

diselamatkan, adakah penanganan khusus untuk menyelamatkan dokumen-dokumen

korban bencana?

Untuk diketahui kalau banjir di Jakarta, masyarakat sudah mengetahui kapan akan terjadi

banjir, yaitu dengan pemberitahuan siaga banjir, dari curah hujan BMKG selalu memberikan

informasi dan informasi dapat diakses dengan mudah, dan banjir kiriman dari bogor, biasanya

 

Page 108: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

sudah diketahui sembilan jam sebelumnya. Jadi masyarakat Jakarta sudah siap dengan itu

semua. Masyarakat dengan waktu yang cukup banyak itu seharusnya sudah mampu

mengungsikan barang-barang berharganya. Jadi tidak terlalu sulit untuk itu.

Saat banjir bagaimana proses perlindungan kepada masyarakat umum nya?

Biasanya kami menyiapkan tempat-tempat pengungsian yang baisanya juga sudah disepakati

dengan masyarakat setempat. Masyarakat sudah tahu diamana titik pengungsianya, nanti

tinggal kita memenuhi kebutuhan yang lain, misalkan untuk makan, di support oleh dinas

sosial dalam koordinasinya tetap BPBD. Kemudian alat tidur dinas sosial juga punya, kalau

kurang BPBD juga bisa men-support, termasuk juga pakaian layak pakai. Utntuk pengobatan

atau pos kesehatan kita koordinir puskesmas setempat. Karena dinas kesehatan juga bagian

dari BPBD.

Kalau dari lembaga-lembaga non pemerintah yang ingin memberikan sumbangan

logistik, bagaimana alur pendistribusianya?

Dari lembaga-lembaga itu biasanya kita buka posko-posko ditempat dan dikumpulkan disitu,

kemudian di data, baru di distribusikan. Kekurangan-kekuranganya baru di support oleh

pemerintah. Memang sengaja juga sumbangan dari masyarakat yang diutamakan, baru setelah

itu pemeintah, karena memang di pasasl 25 dan 26 UU .... tahun 2007, disebutkan masyarakat

supaya ikut aktif.

 

Page 109: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

Transkip Hasil Wawancara Untuk Impementasi Penanggulangan Bencana Banjir Oleh

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta

NAMA : Joko Indro Martono

JABATAN : Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi (Bidang 3) BPBD

Provinsi DKI Jakarta

HARI, TANGGAL : Senin, 10 April 2017

TEMPAT : Kantor BPBD Provinsi DKI Jakarta

Apakah BPBD melakukan penanggulangan saat pasca bencana?

Penilaian kerusakan, dari saat ada bencana saya datang. Melihat menganai besaran

kerusakan, jadi saya akan melakukan penilaian kerusakan secara fisik yang rusak tuh apa

misalkan bangunan atau gedung dilihat jenis besaran bangunannya; permanen, semi-

permanen atau ku-mis (kumuh dan miskin). Kumuh miskin itu contohnya rumah yang dari

bedeng-bedeng tapi secara permanen mereka tinggal disitu. Saya menilai kerusakan tersebut,

saya mencarai data, data primer dan sekunder. Artinya disitu saya akan mencarai data dari

masyarakat dan dari para pemegang kuasa disitu seperti RT, RW, Tokoh Masyarakat sampai

dengan lurah. Dilanjutkan dengan pak dedi, pak dedi ini menilai secara perekonomian. Apa

yang dirugikan oleh masyarakat. Apakah dia itu hilang mata pecahariannya, hilangnya sejauh

mana, apakah hilang keseluruhan atau hanya sebagaian sehingga dia bisa melakukan survive.

Bagaimana proses rehabilitasi untuk perbaikan dan pemulihan masyarakat untuk

normalisasi kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana?

Yang kita lakukan disitu hmm suatu permainan yang intinya bahwa untuk menghibur anak-

anak disitu, dan itu daritadi penanggulangan kesehatan, penanggulangan perekonomian,

psikososial sudah masuk semua dipertanyaan ini.

Bagaimana proses rekontruksi atau pembangunan sarana dan prasarana?

kalo ada yang memang bisa membantu misalkan memperbaiki rumahnya dia akan

berkoordinasi dengan pihak NGO atau pak dedi akan berkoordinasi dengan bazis karena

misalkan nih kebakaran gitukan habis semua terbakar. Pak dedi akan berkoordinasi dengan

basiz melalui lurah membuat permohonan tapi itu waktunya agak lama. Tapi pada saat 3

sampai 5 hari ini pak putut dalam pendampingan psikososial itu berjalan terus, ada permainan

gitukan itu artinya program kita bukan hanya program pemerintah untuk menangani

masyarakat seperti saat kemarin banyak NGO yang kerjasama yang melakukan kegiatan

dibawah koordinasi kita seperti dompet duafa mereka langsung memperbaiki motor-motor

orang karena disitu banyak tukang ojek jadi motor2 yang terendam banjir diperbaiki. Seperti

handphone menyervisnya secara gratis itu adalah salah satu contoh yang dilakukan adalah

pendekatan2 kepada komunitas komunitas fungsi kita menggerakkan mereka semua dalam

program pemerintah. Adapun yang dilakukan pemerintah itu

 

Page 110: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

Bagaimana mengembalikan tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian,

sosial, dan budaya pada wilayah pasca bencana?

Disini kita melakukan sejauh mana mereka itu jatuh perekonomiannya. Trus dia memiliki

daya lenting bagaimana perekonomian disitu. Yang dimaksud daya lenting itu dalam waktu 3

hari atau seminggu dia bisa bekerja lagi, menghidupkan mata pencaharian lagi. Nah itu

perekonomian secara mendasar. Dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekontruksi itu salah

satunya itu psikososial kita melakukan pendataan berapa korban disitu, bukan korban saja

dampak yang berdampak buat anak2 apakah mereka menjadi tidak nyaman.

Jadi kalau pasca ya cerita gamblang nya kaya gitu, Cuma kalau diceritain memang sederhana

tetapi kalau dilaksanain itu bisa berhari-hari gitukan. Karna pak dedi dia akan melakukan

koordinasi bagaimana caranya, kalau dia ada masuk asuransi dia akan koordinasikan dengan

asuransinya,

 

Page 111: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

Transkip Hasil Wawancara untuk Impementasi Penanggulangan Bencana Banjir Oleh

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta

NAMA : Sukarto

JABATAN : Ketua RT 007 RW 09, Kampung Melayu

HARI, TANGGAL : Minggu, 18 Juni 2017

TEMPAT : Rumah Ketua RT 007 RW 09, Kampung Melayu

Apa yang telah dilakukan BPBD DKI Jakarta jika terjadi banjir di daerah ini?

Kalau misalnya banjir di sini, BPBD selalu memberikan peringatan. Peringatan pertama

biasanya seputar perkiraan cuaca. Kallau udah disiaga tiga, biasanya kampong melayu

dikabarin. Soalnya ini daerah rawan banjir. Biasanya, dengan sirine atau informasi lisan. Kedua,

evakuasi kalau misalnya ada banjir kiriman dari Bogor. Tempat pengungsian yang udah kita

sepakatin. Jadi, masyarakat udahtahu dimana titik pengungsiannya saat banjir. Ada juga

pemenuhan logistic, makanan, pakaian, pos kesehatan, ada juga proses rehabilitasi. Nah, itu

biasanya diperuntukkan untuk orang-orang yang trauma.

Bagaimana BPBD melakukan penanggulanngan masalah pasca banjir?

Biasanya sih BPBD kalau habis banjir melakukan perbaikan-perbaikan yang telah terjadi.

Beresin bekas banjir,benerin rumah warga yang rusak, jalanan yang tergenang, motor-motor

yang terendam banjir juga diperbaikan. Buat anak-anak, BPBD biasanya membuat permainan-

permainan untuk menghibur anak-anak. biar mereka lupa kalau sebenarnya habis banjir. Kadang

juga dibawain bantuan sembako sama pakaian.

Apakah warga terlibat secara langsung pada saat BPDB sedang melakukan

penanggulangan bencana banjir?

Iya. Biasanya malah warga duluan sebelum BPBD datang. Saya selalu kasih peringatan kepada

warga agar selalu antisipasi dengan banjir. Makannya pas banjir datang, warga sudah siap semua.

Nah, pas BPBD datang, baru kami kerja bareng untuk membereskan hal-hal yang kiranya berat.

Bagaimana BPBD melakukan sosialisasi terkait bencana banjir kepada masyarakat?

Kemarin sempet ada beberapa dari dinas sosial datang kesini untuk penyuluhan ke masyarakat

terkait banjir. Disitu kita diajarin tanggap bencana. Khususnya, saat terjadi banjir dan kebakaran.

Masyarakat sih udah tahu hal-hal yang harus dilakukan saat banjir datang. Seperti

 

Page 112: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

menyelematkan barang-barang pribadi yang dianggap penting. Maka ketika banjir datang

masyarakat udah siap.

Apakah BPBD sangat membantu dalam proses menanggulangi bencana banjir di daerah

ini?

Secara umum sangat membantu kita dalam proses menangani banjir. Terlebih dari proses

evakuasi warga sampai bagaimana membuat warga tenang akibat bencana. Nah, itu yang tidak

bisa kami lakukan sebagai warga. BPBD disitu perannya. Membuat warga senang dan cepat

melupakan banjir. Tempat pengungsian juga dibantu banyak oleh BPBD. Pokoknya saya

mewakili RT 007 sangat terbantu oleh BPBBD.

 

Page 113: IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41320/1/RIZAL... · Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian di dunia termasuk

Transkip Hasil Wawancara Untuk Impementasi Penanggulangan Bencana Banjir Oleh

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta

NAMA : Agus Hendrawan

JABATAN : Tokoh Masyarakat

HARI, TANGGAL : Minggu, 11 Juni 2017

TEMPAT : Kampung Melayu

Apa faktor yang menyebabkan banjir didaerah ini?

Hmm... apaya... biasanya sih kalo hujannya lebat dan lama bisa menyebabkan banjir, apalagi

ditambah kalau sudah ada banjir kiriman ampun ampunan saya bisa ga berangkat kerja buat

ngeluarin air dari dalam rumah.

Apakah ada peringatan khusus dari BPBD Provinsi DKI Jakarta kepada warga ketika

terditeksi akan terjadi bencana?

Kalau akan terjadi banjir biasanya pak RT memberitahu warganya kalau sudah siaga dan

warga langsung akan menyelamatkan harta benda yang harus diselamatkan seperti berkas

berkas yang harus diselamatkan.

Apakah BPBD Provinsi DKI Jakarta pernah melakukan penyuluhan untuk kesiagaan

banjir untuk masyarakat?

Hmm waktu itu sih pernah beberapa kali ada lembaga mengadakan seminar tentang

penanggulangan bencana kalau tidaksalah dinas sosial dengan lembaga lembaga lainnya,

kayanya sih waktu itu sama badan penanggulangan bencana jakarta juga sih dan kita dikasih

penyuluhan untuk melakukan tanggap darurat jika ada banjir datang dan juga bagaimana cara

menyelamatkan korban yang terkena banjir.

Saat banjir datang apakah warga ikut berpartisipasi dalam penanggulangan bencana

banjir?

Oh iya pasti lah warga ikut berpartisipasi bahkan sebelum adanya bantuan datang warga

sudah ikut mengevakuasi barang barang berharga nya dan turut membantu mengevakuasi

korban banjir, karena kalau kita hanya mengandalkan bantuan saja nantinya malah telat untuk

mengevakuasi korban dan malah takutnya makin banyak korban jika menunggu bantuan

datang.

Saat sudah terjadi bencana apakah BPBD melakukan rehabilitasi dan rekontruksi di

tempat terjadi bencana banjir?

Kalau buat rekontruksi iya untuk membantu membersihkan sampah sampah yang keangkat

air sungai dijalanan dan juga bangunan-bangunan seperti masjid. Kalau buat rehabilitasi

mungkin hanya sekedar menghibur anak-anak yang rumanya terkena banjir, bikin permainan-

permainan biar anak-anaknya terhibur dan lupa kalau dirumahnya sedang kena banjir yaa

walaupun anak-anak kalau ada banjir malah pada berenang di genangan banjirnya hehehe