evaluasi penanggulangan bencana banjir dalam pemanfaatan ruang di kelurahan hedam distrikheram kota...

113
TUGAS AKHIR EVALUASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN HEDAM DISTRIK HERAM KOTA JAYAPURA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaavan- USTJ Disusun Oleh : MIDA EMILOU MAYOR 11 141 049 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA 2015

Upload: alfa-makatitasuabey

Post on 15-Dec-2015

308 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

Tugas AkhirMida Emilou MayorFakultas Teknik Sipil Dan PerencanaanProgram Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

TUGAS AKHIR

EVALUASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIRDALAM PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN HEDAM

DISTRIK HERAM KOTA JAYAPURA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana TeknikProgram Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota

Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaavan- USTJ

Disusun Oleh :

MIDA EMILOU MAYOR11 141 049

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA2015

Page 2: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

i

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Tugas Akhir : Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam

Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam Distrik Heram

Kota Jayapura

Nama : Mida Emilou Mayor

NIM : 11 141 049

Fakultas : Teknik Sipil Dan Perencanaan

Program Studi : Perencanaan Wilayah Dan Kota (S-1)

Telah Disetujui Dan Diperiksa Oleh :

Mengetahui :

Dosen Pemimbing I

Ir.A.SUKOHEDI, M.MTLektor

Dosen Pemimbing II

AGUS HARTOPO, M.MT

Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota

Ketua,

NORMALIA ODE YANTHY, MTLektor

Page 3: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir : Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir DalamPemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam Distrik HeramKota Jayapura

Nama : Mida Emilou MayorNIM : 11 141 049Fakultas : Teknik Sipil Dan PerencanaanProgram Studi : Perencanaan Wilayah Dan Kota (S-1)

Telah dipertanggungjawabkan di depan Pembimbing dan Tim PengujiProgram Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota

Universitas Sains Dan Teknologi Jayapura

Mengetahui/Menyetujui:

Disahkan Oleh :

Dosen Pemimbing I

Ir.A.SUKOHEDI, M.MTLektor

Dosen Penguji II

ALBERTH E.S. ABRAUW, ST.M.Sc

Dosen Pemimbing II

AGUS HARTOPO, M.MT

Dosen Penguji I

CENTURIO ASMURUF, M.Eng

DekanFakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan

JOKO PURCAHYONO, M.MTLektor

KetuaProgram Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota

NORMALIA ODE YANTHY, MTLektor

Dosen Penguji III

Ir.A.SUKOHEDI, M.MTLektor

Page 4: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Ruang Di Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

menyatakan bahwa penelitian yang diajukan sebagai salah satu syarat untukmemperoleh gelar Kesarjanaan pada Program Studi Perencanaan Wilayah DanKota Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Sains Dan TeknologiJayapura bukan merupakan karya orang lain atau murni merupakan hasilpenelitian dan penulisan saya. Sepanjang pengetahuan saya, didalamnya jugatidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh oranglain, kecuali secara tertulis diakui dalam naska ini dan disebutkan dalam daftarpustaka. Apabilah dalam Tugas Akhir ini ternyata ditemui duplikasi, jiplakan, danplagiat dari Tugas Akhir orang lain ataupun hasil penulisan milik pihak lain, makasaya secara sadar dan bertanggung jawab bersedia menerima sanksi untukdibatalkan kelulusan saya dan melepas Gelar Kesarjanaan saya.

Jayapura, 14 Februari 2015

Mida Emilou Mayor

Nama/ NIM : Mida Emilou Mayor/11141049

Judul Penelitian : Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan

Page 5: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sukses Tak Akan Pernah Dicapai Tanpa Doa Dari Mama & PapaDan Kesuksesan Terbesar Adalah Ketika Saya Mampu Membuat Mama Dan Papa Menangis

Bangga “Karena Tuhan Yesus Menjawab Doa Mereka”(Alfa M. Suabey)

Dengan Ungkapan Syukur Kepada Tuhan Yesus, Tugas Akhir iniKupersembahkan Untuk Papa Dan Mama Tersayang;

Dan Juga Untuk Yang Tercinta;

Ronni M.Suabey

Ade Epen Mayor

Kak Bani Mayor

Ade Phemyralna Sewimara

------------------------------------------------------

Yusuf Mayor – Thressia Wanggan

Page 6: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

v

EVALUASI PENANGGULANGAN BANJIR DALAM PEMANFAATANRUANG DI KELURAHAN HERAM DISTRIK HERAM KOTA

JAYAPURA

Kata Kunci: Evaluasi,Banjir, Pemanfaatan Ruang

ABSTRAK

Bencana banjir yang terjadi terus menerus di Kota Jayapura sangatlah merugianmasyarakat terutama dari segi ekonomi, kawasan rawan bencana banjir adalahkawasan Perumnas IV Dan Perumahan Organda Kelurahan Hedam DistrikHeram . Dari peristiwa ini timbul pertanyaan bagaimana dan sejauh mana upayayang dilakukan pemerintah Kota Jayapura, masyarakat maupun stakeholderlainnya dalam mengatasi masalah banjir. Tujuan penelitian ini adalahmengevaluasi upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, danstakeholders lainnya dalam mengatasi masalah banjir di Perumnas IV danPerumahan Organda. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalahmetode komparatif yaitu membandingkan upaya yang dilakukan seluruhstakeholder,kondisi eksisting dan standar teori dari data sekunder dan primeryang di dapat melalui Istansi Pemerintah dan hasil Survey/Observasi. Dari hasilpenelitian ditemukan beberapa masalah penyebab banjir yaitu Pengendapan didrainase primer/Kali Acai, Kerusakan Box Kawat saringan sampah di mulut GoaAlami aliran sungai bawah tanah Kali Acai, Sampah yang menyumbat mulut Goaalami aliran sungai bawah tanah Kali Acai, dan kurangnya daerah resapan air.Dari hasil penelitian ini maka direkomendasikan mengenai pengawasan danpeningkatan pembersihan endapan di Kali Acai, Peningkata dan pemeliharaandrainase oleh pemerintah dan masyarakat, dan pembuatan lubang resapanbiopori sebagai alternatif lain untuk mengurangi genangan air.

Page 7: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada Tuhan

Yesus Kristus karena rencana dan kehendak- Nya, penulis dapat menyelesaikan

laporan Tugas Akhir dengan judul “EVALUASI PENANGGULANGAN

BENCANA BANJIR DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN

HEDAM DISTRIK HERAM KOTA JAYAPURA“

Laporan Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjan Teknik (ST), pada Program Studi Perencanaan Wilayah

Dan Kota Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Sains Dan

Teknologi Jayapura.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Joko Purcahyono, M.MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan

2. Ibu Normalia Ode Yanthy, MT, selaku Ketua Program Studi Perencanaan

Wilayah dan Kota

3. Bapak Klinius Toker, ST, selaku Sekertaris Prodi Perencanaan Wilayah

Dan Kota.

4. Bapak Ir. Sukohedi, M.MT, selaku Dosen Pembimbing I

5. Bapak Agus Hartopo M.MT,selaku Dosen pembimbing II

6. Bapak Centurio Asmuruf, M.Eng,selaku Dosen Penguji I

7. Bapak Alberth E. S. Abrauw, ST.M.Sc,selaku Dosen Penguji II

Page 8: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

vii

8. Bapak dan Ibu Dosen di Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas

Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Sains Dan Teknologi Jayapura.

9. Kedua Orang Tua tercinta Yusuf Mayor – Thressia Wanggan. Dan keluarga

besar Mayor di Timika.

10. Kekasih yang selalu membantu dalam suka maupun duka Ronny M.Suabey,

Kak Ardiyanto Max, dan ade Phemyralna Sewimara, Terimah kasih buat

semua bantuan dukungan yang telah di berikan. Love You So Much.

11. Buat teman-teman Planologi angkatan 2011 ”Ivan, Johan, Gusty, Elly,

Candra, Yulianus, Ever, Frengky, Dorsius, Icul, Obet, Jhonly, Anis, Alen,

Albert, Irwan, Rinda, Caca, Dina, Nav, Tina, Rosi, Mince, Kedua Sherly”

kam saja trada yang blok.

12. Semua Orang yang telah berjasa dan peduli sejak penulis mengenyam

kuliah di Universitas Sains Dan Teknologi Jayapura sampai selesai.

Penulis menyadari sepenuhnya penulisan laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan karena itu kritik dan saran yang sangat membangun demi

kesempurnaan laporan ini sangat diharapkan.

Akhir kata semoga penulisan “ Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir

Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura ”

dapat berguna bagi pembaca.

Jayapura, Februari 2015

Penulis

Page 9: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

LEMBAR PERYATAAN BEBAS PLAGIAT................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................... 4

1.3 Hipotesa ........................................................................................... 4

1.4 Tujuan ............................................................................................... 4

1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Khusus ........................................................................ 5

1.4 Sasaran ............................................................................................. 5

1.5 Ruang Lingkup Wilayah .................................................................. 6

1.5.1 Lingkup Wilayah ..................................................................... 6

1.5.2 Lingkup Substantif .................................................................. 7

Page 10: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

ix

1.6 Sistematika Penulisan ...................................................................... 7

1.7 Kerangka Pikir .................................................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1Pengertian Banjir ............................................................................... 10

2.2 Sistem Peringatan Dini Tentang Banjir ............................................ 16

2.3 Renaturalisasi sungai ........................................................................ 18

2.4 Pemanfaatan Ruang Di Kawasaan Rawan Bencana Banjir (KRB) . 23

2.4.1 Ruang Lingkup ........................................................................ 23

2.4.2 Pengendalian Pemanfaatan Ruang KRB ................................. 25

2.4.2.1 Sistem Perijinan .......................................................... 25

2.4.2.2 Pengawasan ................................................................. 27

2.4.2.3 Penertiban .................................................................... 29

2.4.2.4 Kelembagaan ............................................................... 30

2.4.2.5 Peran Masyarakat ........................................................ 34

BAB III METODEOLOGI

3.1 Data dan Sumber Data ..................................................................... 35

3.2 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 35

3.3 Metode Analisis ............................................................................... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDY

4.1 Gambaran Umum Wilayah Makro ................................................... 41

Page 11: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

x

4.1.1 Batas Administratif ................................................................. 41

4.1.2 Letak Geografis ....................................................................... 43

4.1.3 Kondisi Fisik Dasar Wilayah Studi Makro ............................. 43

4.1.4 Kependudukan Wilayah Studi Makro Kota Jayapura .............. 51

4.2 Gambaran Umum Wilayah Mikro ................................................... 54

4.2.1 Gambaran Umum Distrik Heram ............................................ 54

4.2.1.1 Batas Administratif ..................................................... 54

4.2.1.2 Ketinggian dari Permukaan air laut.............................. 57

4.2.1.3 Iklim ............................................................................ 57

4.2.1.4 Musim ......................................................................... 57

4.2.1.5 Ekonomi ...................................................................... 57

4.2.1.6 Infrastruktur ................................................................. 57

4.2.1.7 Kesehatan .................................................................... 58

4.2.2 Gambaran Umum Kelurahan Hedam ...................................... 58

4.2.2.1 Batas – Batas Administratif ........................................ 58

4.2.2.2 Kondisi geografis ........................................................ 60

4.2.2.3 Kependudukan ............................................................. 60

4.2.2.5 Bidang Pembangunan .................................................. 61

4.2.2.4.1 Sarana Umum ............................................... 61

4.3 Kondisi Eksiting Sarana Penanggulangan Banjir ............................ 62

4.4 Zona Rawan Banjir .......................................................................... 64

Page 12: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

xi

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1 Kebijakan Penanganan Masalah Banjir Di Kota Jayapura ............ 65

5.1.1 Latar belakang kebijakan .......................................................... 65

5.1.2 Analisa Kebijakan ..................................................................... 67

5.1.2.1 Pilihan Kebijakan ......................................................... 67

5.1.2.2 Pelembagaan Kebijakann ............................................. 67

5.1.2.3 Instrumen Kebijakan Dalam Masalah

Penanggulangan Banjir ................................................. 68

5.2 Faktor penyebab banjir di Kota Jayapura ......................................... 69

5.2.1 Faktor Penyebab banjir Secara Umum di kota jayapura ........ 69

5.2.2 Identifikasi Penyebab Banjir Secara Khusus Di Lokasi Studi . 70

5.3 Evaluasi Penanggulangan Banjir di Perumnas IV dan Organda ...... 76

5.3.1 Evaluasi Sistem Drainase ......................................................... 76

5.3.2 Evaluasi Penanggulangan Banjir Yang Dilakukan Oleh

Pemerintah ................................................................................ 78

5.3.3 Evaluasi Penanggulngan Banjir Yang Dilakukan Oleh

Masyarakat ................................................................................ 79

5.4 Alternatif Penangulangan Banjir/Genangan Air ............................... 79

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 80

6.2 Rekomendasi dan Saran .................................................................. 82

Page 13: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

xii

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Pelayanan Minimum Bidang Drainase Dan

Pengendalian Banjir ........................................................................ 17

Tabel 2.2 Pengawasan .................................................................................... 28

Tabel 2.3 Lingkup Tugas Kelembagaan Perijinan, Lembaga Penawasan,

Lembaga Penertiban....................................................................... 32

Tabel 2.4 Lingkup Tugas Kelembagaan Dalam Pengendalian Pemanfaatan

Ruang KRB .................................................................................... 33

Tabel 4.1 Rata – rata Suhu Udara Kota Jayapura Tahun 2013 ...................... 47

Tabel 4.2 Rata – Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan

Di Kota Jayapura Tahun 2013 ...................................................... 48

Tabel 4.3 Rata – rata Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin

Kota Jayapura Tahun 2013 .............................................................. 49

Tabel 4.4 Perkembangan Guna Lahan/Pemanfaatan Sumber Daya

Alam Kota Jayapura Tahun 2013 .................................................. 52

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Dirinci Per Distrik

Kota Jayapura 2013 ....................................................................... 52

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Dirinci Per Kelurahan / Kampung

Kota Jayapura Tahun 2013 ............................................................. 52

Tabel 4.7 Tabel Kelurahan dan Luas Wilayah Mikro .................................... 55

Tabel 4.8 Jumlah penduduk menurut Agama (tahun 2012) .......................... 60

Tabel 4.9 Sarana Peribadatan ........................................................................ 61

Tabel 4.10 Sarana Kesehatan ......................................................................... 61

Page 15: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

xiv

Tabel 4.11 Sarana Olahraga ............................................................................ 61

Tabel 4.12 Tempat Usaha ............................................................................... 62

Tabel 4.13 Jenis Dan Ukuran Drainase ........................................................... 64

Tabel 5.1 Faktor Penyebab Banjir di Padang Bulan dan Organda .................. 71

Tabel 5.2 Evaluasi Drainase Perumnas IV dan Organda ................................ 77

Page 16: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Sketsa Perumnas IV dan Organda ............................................ 6

Gambar 1.2 Alur Kerangka Pikir .................................................................... 9

Gambar 2.1 Metode Kolam Konservasi........................................................... 13

Gambar 2.2 Metode Biopori ........................................................................... 15

Gambar 2.3 Mengaktifkan Tanggul Sodetan Atau Oxbox .............................. 20

Gambar 2.4 Penanaman Bantaran Dan Tebing Dengan Vegetasi ................... 21

Gambar 2.5 Pelebaran daerah bantaran sungai untuk konsentrasi hulu .......... 22

Gambar4.1 Peta Administrasi Kota Jayapura ................................................. 42

Gambar 4.2 Peta Morfologi Kota Jayapura .................................................... 46

Gambar4.3 Peta Pola Penggunaan Lahan Kota Jayapura ............................... 50

Gambar4.4 Peta pembagian BWK C Heram .................................................. 56

Gambar4.5 Sketsa Wilayah kelurahan Hedam ................................................ 59

Gambar4.6 Skema Drainase Perumnas IV dan Organda ................................ 63

Gambar5.1 Sistem Drainase Perumahan Organda .......................................... 73

Gambar5.2 Sistem Drainase Perumnas IV ...................................................... 74

Gambar5.3 Aliran Kali Acai ........................................................................... 75

Page 17: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

BAB l

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai

perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam

arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir

diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap

atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.

Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran

air, terutama drainase primer/sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah

dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat

banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain,

orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan

biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia

terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air

lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik (Wikipedia.com).

Kota Jayapura sebagai ibu kota dan pusat pemerintahan dan perekonomian

Provinsi Papua telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan

pesat ini ditandai meningkatnya sarana dan prasarana pembangunan yang ada di Kota

Page 18: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2

Jayapura. Hal ini tentu saja bukan hanya membawa dampak yang baik bagi

masyarakat Kota Jayapura, tetapi juga membawa dampak buruk. Salah satu masalah

yang paling sering muncul di daerah perkotaan akibat pesatnya pertumbuhan

ekonomi dan pembangunan adalah masalah banjir. Maka aspek yang paling penting

untuk ditata dan disempurnakan dalam pembangunan infrastruktur adalah prasarana

pengendalian banjir kota. Terdapat indikasi bahwa tingkat kebutuhan akan prasarana

tersebut sudah jauh di atas kapasitas jaringan drainase yang ada, terutama untuk kota-

kota yang sedang mengalami proses pembangunan. Rencana induk atau master plan

banjir yang menyeluruh untuk Kota Jayapura belum ditata dan disiapkan secara

detail.

Kota Jayapura sangat rentan terhadap banjir, ketika terjadi hujan deras

terutama di beberapa titik seperti Pasar Yotefa dengan ketinggian bisa mencapai 1,5

Meter (PapuaPos.com 24/01/2013,. Entrop dua RT terendam banjir (tempo.com

11/02/2012), Organda, Padang bulan, Perumnas III, Perumnas IV, Banjir dan tanah

longsor di APO dan DOK V yang menyebabkan 1 orang meninggal dan 9 orang luka

(detiknews.com 23/02/2014), Perumnas IV atau lebih umumnya Wilayah distrik

Jayapura selatan, Jayapura utara, Abepura Dan Distrik Heram. Untuk itu dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar wilayah distrik di Kota Jayapura Memiliki

kawasan rawan bencana Banjir.

Kawasan rawan bencana banjir adalah daerah Kelurahan Hedam Distrik

Heram yaitu Perumnas IV ( RW 7,RW 8, RW 9,RW1O, RW 11) dan Perumahan

Page 19: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 3

Organda (RW 4) . Dari data yang di kumpulkan di beberapa media masa dalam

beberapa tahun terakhir (2010-2014) pada setiap tahunnya sering terjadi banjir antara

2 sampai 4 kali terjadinya banjir dengan ketinggian banjir antara 30 cm sampai 4

meter pada daerah yang paling rendah. Sesuai Data yang tercatat Kantor SAR

Jayapura pada tanggal 12 Juni 2013 terjadi banjir dengan ketinggian mecapai 4

meter, selang beberapa hari kemudian yaitu tanggal 20 Juni 2013 kembali terjadi

banjir dengan ketinggian mencapai 2 Meter. Dari semua kejadian banjir diatas rata-

rata membutuhkan waktu 1-3 hari untuk surutnya banjir. Titik – titik

Ada beberapa faktor penyebab banjir yang terlihat pada lokasi studi untuk

banjir di Perumnas IV dan Organda yaitu, 1) Sistem drainase yang belum optimal, 2)

Alih fungsi lahan terutama di kawasan hutan lindung Gunung Cyclop atau kawasan

perbukitan di Perumnas IV dan Organda, 3) Curah hujan tinggi, 4) Kurangnya daerah

resapan air di kawasan permukiman 5) Sampah dan sedimentasi di Sungai Acai atau

drainase primer.

Dari Permasalahan diatas maka evaluasi terhadap penangulangan banjir

sangat penting untuk dilakukan di kawasan Perumnas IV dan kawasan Organda,

untuk itu penulis mencoba membuat suatu penelitian tetang “Evaluasi

Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam

Distrik Heram Kota Jayapura.

Page 20: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 4

1.2. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya pemerintah, masyarakat dan stakeholdel lainnya dalam

mengatasi permasalahan banjir dan genangan air di perumnas IV dan Organda

Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura.

2. Bagaimana Efektifitas dari upaya penanganan masalah banjir di Perumnas IV

dan Organda Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura.

1.3. Hipotesa

Berdasarkan Rumusan masalah penulis menarik Hipotesa yaitu :

1. Upaya pemerintah, masyarakat dan Stakehoder lainya dalam penanganan

banjir di Perumnas IV dan Organda belum terlihat optimal.

2. Banjir yang terus terjadi di Perumnas IV dan Organda Kelurahan Hedam

Distrik Heram Kota Jayapura membuktikan bahwa program penangulangan

banjir yang dilakukan belum efektif.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

Page 21: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 5

1.4.1. Tujuan Umum

Untuk mengevaluasikan upaya penanggulangan bencana banjir dalam

pemanfaatan ruang di Perumnas IV dan Organda Kelurahan Hedam Distrik Heram

Kota Jayapura

1.4.2. Tujuan Khusus

Sebagaimana masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dilakukan

penelitian ini yakni :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor non alami penyebab banjir atau akibat

kelalaian manusia

2. Mengidentifikasi efektifitas upaya penanganan masalah banjir di Kelurahan

Hedam Distrik Heram.

1.5. Sasaran

Setelah melihat daripada tujuan diatas, maka sasaran yang akan dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tercapainya suatu program penaganan banjir yang efektif di lokasi studi.

2. Menjadi ukuran dalam menilai kinerja pemerintah dalam melayani

masyarakat.

Page 22: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 6

1.6. Ruang Lingkup Studi

1.6.1. Lingkup Wilayah

Penelitian ini memiliki lingkup wilayah yang meliputi wilayah

administrasi Kota Jayapura tepatnya pada Distrik Heram dengan fokus masalah

di:

1. Padang Bulan (Perumnas IV)

2. Perumahan Organda

Gambar 1.1. Sketsa Perumnas IV Dan Organda

Page 23: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 7

1.6.2. Lingkup Substantif

Ruang lingkup substansi dalam pembahasan materi terbatas antara lain pada :

1. Kondisi fisik dan lingkungan

2. Permasalahan-permasalahan secara spasial yang terjadi akibat banjir

3. Strategi-strategi sebagai bentuk upaya pengendalian banjir

4. Prioritas pembangunan yang dilaksanakan penanggulangan banjir

5. Permasalahan sarana dan prasarana

1.7. Sitematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian tentang “Evaluasi Penanggulangan

Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam Distrik Heram

Kota Jayapura , terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN,

Pada bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup studi, sistematika penulisan, dan

kerangka pikir.

BAB II LANDASAN TEORI,

Dalam bab ini berisikan tentang kajian-kajian teori atau referensi yang dapat

digunakan untuk membantu penyusunan studi ini.

Page 24: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 8

BAB III METODE PENELITIAN,

Pada bab ini berisikan tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian

dan proses penyusun laporan.

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDY,

Berisikan tentang gambaran umum lokasi studi ataupun rona wilayah studi baik

dalam lingkup makro maupun mikro, yang meliputi karakteristik fisik dasar

wilayah, pola penggunaan lahan, kepedudukan serta sarana dan prasarana yang

terdapat pada lokasi penelitian.

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN,

Dalam bab ini dijelaskan mengenai upaya penanggulangan bencana banjir di

Kota Jayapura khususnya Di Perumnas IV dan Organda Distrik Heram

Kelurahan Hedam dan Evaluasi terhadap program tersebut

BAB VI PENUTUP,

Berisikan tentang kesimpulan, saran serta rekomendasi dari keseluruhan

pembahasan penelitian.

1.8. Kerangka Pikir

Alur kerangka pikir penelitian yang merupakan pola pikir dalam

penelitian ini dimana untuk evaluasi dari upaya penanggulangan banjir dapat yang

Page 25: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 9

Evaluasi Bencana Banjir

Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir DalamPemanfaatan Ruang

Kondisi wilayah studi

Program penanggulangan banjirKelebihan dan Kekurangan

REKOMENDASIPENANGGULANGAN BANJIR DAN

PEMANFAATAN RUANG

telah dilakukan dengan melihat kondisi wilayah dan program apa yang telah

dilakukan untuk mengatasi permasalahan banjir tersebut. Dari program yang telah

dilaksanakan dan informasi di lokasi studi maka dapat di tetapkan kelebihan dan

kekurangan yang menjadi dasar untuk evaluasi terhadap program yang telah di

laksanakan. Dari sinilah dapat ditentukan strategi guna optimalisasi terhadap

program‒program yang belum berjalan dengan baik. Bagan alur kerangka pikir

dapat di lihat pada gambar 1.2.

Gambar 1.2 : Alur Kerangka Pikir

Page 26: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Banjir

Menurut Haryono (1999), genangan air/banjir pada umumnya terjadi akibat

adanya hujan lebat dengan durasi lama sehingga meningkatkan volume air dan

mempercepat akumulasi aliran permukaan (run off) pada permukaan tanah. Akhir-

akhir ini banjir terjadi dimana-mana, hal ini terjadi disebabkan oleh intensitas dan

frekuensi curah hujannya meningkat.

Sedangkan menurut Irianto (2003), kajian masalah banjir terlebih dahulu

harus dianalisa penyebab utamanya sebelum menyusun strategi antisipasinya. Secara

teoritis banjir terjadi dengan intensitas cenderung meningkat merupakan akibat dari

masukan sistem yang berlebihan, dalam hal curah hujan yang melibihi normalnya

atau sering dikenal dengan curah hujan perkecualian (eksepsional). Kejadian banjir

yang terus berulang merupakan hasil (resultan) dari kerusakan sistem dalam hal ini

adalah daerah aliran sungai (DAS).

Banjir adalah merupakan suatu keadaan sungai dimana aliran airnya tidak

tertampung oleh palung sungai, karena debit banjir lebih besar dari kapasitas sungai

yang ada. Secara umum penyebab terjadinya banjir dapat dikategorikan menjadi dua

hal, yaitu karena sebab – sebab alami dan karena tindakan manusia. Yang termasuk

sebab alami diantaranya :

Page 27: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 11

Curah hujan-Pada musim penghujan curah hujan yang tinggi akan

mengakibatkan banjir di sungai dan bilamana melebihi tebing sungai, maka

akan timbul banjir atau genangan .

Pengaruh fisiografi-Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, dan

kemiringan Daerah Pengaliran Sungai (DPS), kemiringan sungai, Geometri

hidrolik (Bentuk penampang seperti lebar, kedalaman, potongan memanjang,

material dasar sungai), lokasi sungai .

Erosi dan sedimentasi-Erosi di DPS berpengaruh terhadap kapasitas

penampungan sungai, karena tanah yang tererosi pada DPS tersebut apabila

terbawa air hujan ke sungai akan mengendap dan menyebabkan terjadinya

sedimentasi. Sedimentasi akan mengurangi kapasitas sungai dan saat terjadi

aliran yang melebihi kapasitas sungai dapat menyebabkan banjir.

Kapasitas sungai-Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai

disebabkan oleh pengendapan yang berasal dari erosi dasar sungai dan

tebing sungai yang berlebihan, karena tidak adanya vegetasi penutup.

Pengaruh air pasang-Air laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada

waktu banjir bersamaan dengan air pasang yang tinggi, maka tinggi

genangan/ banjir menjadi lebih tinggi karena terjadi aliran balik (back water)

Yang termasuk penyebab banjir akibat tindakan manusia diantaranya :

Perubahan kondisi daerah pengaliran sungai

Page 28: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 12

Perubahan DPS seperti penggundulan hutan, usaha pertanian yang kurang

tepat, perluasan kota dan perubahan tata guna lainnya dapat memperburuk

masalah banjir karena berkurangnya daerah resapan air dan sediment yang

terbawa ke sungai akan memperkecil kapasitas sungai yang mengakibatkan

meningkatnya aliran banjir.

Kawasan kumuh

Perumahan kumuh yang terdapat di bantaran sungai merupakan penghambat

aliran sungai.

Sampah

Pembuangan sampah di alur sungai dapat meninggikan muka air banjir

karena menghalangi aliran.

Berdasarkan kajian menurut Maryono (2000), ada beberapa metode

pencegahan banjir perkotaan, yaitu metode kolam konservasi, metode river side

polder, metode sumur peresapan, dan metode pengembangan areal perlingsungan air

tanah (ground water protection area).

1. Metode kolam konservasi. Dalam metode ini dikatakan dengan membuat

kolam-kolam air, baik di perkotaan, permukiman, pertanian, atau perkebunan.

Kolam konservasi ini dibuat untuk menampung air hujan terdahulu,

diresapkan dan sisanya dapat dialirkan ke sungai secara perlahan-lahan.

Kolam konservasi dapat dibuat dengan memanfaatkan daerah-daerah bekas

Page 29: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 13

galian pasir atau galian material lainnya, atau secara ekstra dibuat dengan

menggali suatu areal atau bagian tertentu (Gambar 2.1.)

2. Metode river side polder. Metode menahan air dengan mengelola/menahan

kelebihan air (hujan) disepanjang bantaran sungai. Pembuatan polder pinggir

sungai ini dilakukan dengan memperlebar bantaran sungai di berbagai tempat

secara selektif disepanjang sungai. Lokasi polder perlu dicari, sejauh mungkin

polder dengan pintu-pintu hidraulik teknis dan tanggul-tanggul lingkar

hidraulis yang mahal. Pada saat muka air naik (banjir), sebagian air akan

mengalir ke polder dan akan keluar jika banjir reda, sehingga banjir di bagian

hilir dapat dikurangi dan konservasi air terjaga (Gambar 2.1.).

Sumber: Maryono, 2000

Gambar 2.1. Metoda Kolam Konservasi Dan Metode River Side Polder

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 13

galian pasir atau galian material lainnya, atau secara ekstra dibuat dengan

menggali suatu areal atau bagian tertentu (Gambar 2.1.)

2. Metode river side polder. Metode menahan air dengan mengelola/menahan

kelebihan air (hujan) disepanjang bantaran sungai. Pembuatan polder pinggir

sungai ini dilakukan dengan memperlebar bantaran sungai di berbagai tempat

secara selektif disepanjang sungai. Lokasi polder perlu dicari, sejauh mungkin

polder dengan pintu-pintu hidraulik teknis dan tanggul-tanggul lingkar

hidraulis yang mahal. Pada saat muka air naik (banjir), sebagian air akan

mengalir ke polder dan akan keluar jika banjir reda, sehingga banjir di bagian

hilir dapat dikurangi dan konservasi air terjaga (Gambar 2.1.).

Sumber: Maryono, 2000

Gambar 2.1. Metoda Kolam Konservasi Dan Metode River Side Polder

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 13

galian pasir atau galian material lainnya, atau secara ekstra dibuat dengan

menggali suatu areal atau bagian tertentu (Gambar 2.1.)

2. Metode river side polder. Metode menahan air dengan mengelola/menahan

kelebihan air (hujan) disepanjang bantaran sungai. Pembuatan polder pinggir

sungai ini dilakukan dengan memperlebar bantaran sungai di berbagai tempat

secara selektif disepanjang sungai. Lokasi polder perlu dicari, sejauh mungkin

polder dengan pintu-pintu hidraulik teknis dan tanggul-tanggul lingkar

hidraulis yang mahal. Pada saat muka air naik (banjir), sebagian air akan

mengalir ke polder dan akan keluar jika banjir reda, sehingga banjir di bagian

hilir dapat dikurangi dan konservasi air terjaga (Gambar 2.1.).

Sumber: Maryono, 2000

Gambar 2.1. Metoda Kolam Konservasi Dan Metode River Side Polder

Page 30: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 14

3. Metode Sumur Resapan. Metode ini merupakan metode praktis dengan cara

membuat sumur-sumur untuk mengalirkan air hujan yang jatuh apada atap

perumahan atau kawasan tertentu. Sumur resapan ini juga dapat

dikembangkan pada areal oleh raga dan wisata. Perlu diketahui bahwa sumur

peresapan ini hanya dikhususkan untuk air hujan dan tidak boleh memasukan

air limbah rumah tangga.

4. Metode Pengembangan Areal Perlindungan Air Tanah. Metode ini dilakukan

dengan cara menetapkan kawasan lindung untuk air tanah, dimana di kawasan

tersebut tidak boleh dibangun apapun. Areal tersebut dkhususkan untuk

meresapkan air hujan ke dalam tanah. Pada berbagai kawasan perlu segera

mungkin dicari tempat-tempat yang cocok secara geologi dan ekologi sebagai

areal untuk recharge dan perlindungan air tanah sekaligus sebagai bagian

penting dari komponen drainase kawasan.

5. Metode Biopori

Biopori adalah lubang-lubang dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai

aktifitas organisme di dalamnya seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan

fauna tanah lainnya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara dan akan

menjadi tempat berlalunya air dalam tanah .

Page 31: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 15

Gambar 2.2 Metode Biopori

Selanjutnya menurut Irianto (2003, rekayasa dan rancang bangun antisipasi

serta minimalisasi resiko banjir dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu:

1. Curah hujan perkecualian (eksepsional). Perubahan iklim global yang terjadi

belakangan ini ternyata berdampak pada terjadinya akumulasi curah hujan

tinggi dalam waktu yang singkat. Dengan curah hujan tahunan yang relatif

sama, namun dengan durasi yang singkat akan berdampak pada meningkatnya

intensitas banjir yang terjadi. Apalagi kalau curah hujannya

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 15

Gambar 2.2 Metode Biopori

Selanjutnya menurut Irianto (2003, rekayasa dan rancang bangun antisipasi

serta minimalisasi resiko banjir dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu:

1. Curah hujan perkecualian (eksepsional). Perubahan iklim global yang terjadi

belakangan ini ternyata berdampak pada terjadinya akumulasi curah hujan

tinggi dalam waktu yang singkat. Dengan curah hujan tahunan yang relatif

sama, namun dengan durasi yang singkat akan berdampak pada meningkatnya

intensitas banjir yang terjadi. Apalagi kalau curah hujannya

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 15

Gambar 2.2 Metode Biopori

Selanjutnya menurut Irianto (2003, rekayasa dan rancang bangun antisipasi

serta minimalisasi resiko banjir dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu:

1. Curah hujan perkecualian (eksepsional). Perubahan iklim global yang terjadi

belakangan ini ternyata berdampak pada terjadinya akumulasi curah hujan

tinggi dalam waktu yang singkat. Dengan curah hujan tahunan yang relatif

sama, namun dengan durasi yang singkat akan berdampak pada meningkatnya

intensitas banjir yang terjadi. Apalagi kalau curah hujannya

Page 32: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 16

2. Kerusakan sistem daerah aliran sungai (DAS). Laju pertumbuhan penduduk

yang sangat tinggi dan terkonsentrasi pada wilayah tertentu menyebabkan

terjadinya alih fungsi lahan. Lahan yang dahulunya merupakan areal pertanian

(cultivated land) akibat bertambahnya jumlah penduduk lahan-lahan tersebut

berubah menjadi daerah permukiman, sehingga penggunaan lahan melampaui

daya dukungnya.

2.2. Sistem Peringatan Dini Tentang Banjir

Menurut Irianto (2003), sistem peringatan dini tentang banjir dimaksudkan

supaya masyarakat di daerah endemik banjir memperoleh informasi awal tentang

besaran (magnitude) banjir yang mungkin terjadi serta waktu evakuasi korban

sehingga resiko yang ditimbulkan dapat diminimalkan. Sistem peringatan dini sangat

penting, hal ini disebabkan karena:

1. Intensitas dan keragaman hujan menurut ruang dan waktu sangat tinggi

sehingga bisa terjadi secara tiba-tiba atau yang dikenal dengan banjir

kiriman/bandang (flash food).

2. Curah hujan yang tinggi umumnya terjadinya pada sore sampai malam hari

sebagai akibat proses orografi, sehingga terjadinya debit puncak umumnya

malam hari di saat masyarakat sedang tidur.

Page 33: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 17

Selanjutnya menurut Irianto (2003), resiko banjir dapat juga diminimalkan

dengan perbaikan sistem daerah aliran sungai (renaturalisasi sungai). Untuk itu perlu

dilakukan peningkatan jumlah dan kualitas vegetasi penutup tanah maupun daya

tampung jaringan hidrologi daerah aliran sungai. Caranya antara lain yaitu dengan

menanami kembali kawasan daerah aliran sungai dengan tanaman yang akarnya

mampu meretensi air dan melakukan perbaikan bila terdapat penyempitan jaringan

hidrologi.

Jaringan hidrologi yang optimal dalam menampung aliran permukaan akan

membantu menyediakan air secara merata di seluruh permukaan daerah aliran sungai,

menurunkan debit banjir, memperpanjang waktu respons daerah sungai berupa selang

antara aliran sungai pada musim kemarau sesuai dengan standar pelayanan minimal

drainase.

Tabel 2.1. Standar Pelayanan Minimal Bidang Drainase Dan Pengendalian

Banjir

BidangPelayanan

Indikator Standar Pelayanan KeteranganKuantitas Kualitas

Cakupan TingatPelayanan

Drainase danpengendalianbanjir

Luas penangananbanjir tertanganidi daerahperkotaan

Tidak adagenangan banjirdi daerahperkotaan > 10Ha

Di lokasigenangan :Dengan tinggigenangan rata-rata> 30 cm, lamagenangan >2jam,ferekuensikejadian banjir >2kali/tahun.

Tidak terjadigenangan banjirbila terjadigenangan. Tinggigenangan rata-rata <30cm. lamagenangan <2jam,frekuensikejadian banjir <2kali/jam.

Indikasipenanganan :Genangan <10 Ha,penanganandrainase mikro,penanganandrainase makro.

Sumber : Keputusan Kementrian Permukiman dan Prasarana Wilaya No.53/KPTS/M/2001

Page 34: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 18

2.3. Renaturalisasi sungai

Untuk mencegah terjadinya banjir pada daerah perkotaan mengingatkan kita

pentingnya merenaturalisasi sungai-sungai yang ada. Menurut Maryono (2000),

renaturalisasi adalah usaha koreksi terhadap kesalahan konsep hidraulik murni pada

pembangunan wilayah sungai dekade lalu dan sekaligus menghambat laju

pembangunan sungai dengan konsep hidraulik murni yang sekarang masih sering

dilakukan.

Di Swiss renaturalisasi ini sering disebut river revitalization, di kawasan

Eropa lain disebut river restoration, sedangkan di Amerika dan Kanada disebut

renaturalization. Renaturalisasi didefenisikan sebagai usaha mengembalikan kondisi

sungai atau wilayah air ke kondisi natural atau paling tidak mendekati, setelah

sebelumnya dilakukan koreksi terhadap berbagai pembangunan seperti sodetan,

pelurusan, penanggulangan, penalutan, pemindahan sungai, maupun penutupan alur.

Selanjutnya menurut Maryono (2000), tujuan renatulisasi adalah untuk

meningkatkan kualitas ekosistem dan keanekaragaman hayati wilayah sungai,

meningkatkan konservasi air di hulu, meningkatkan retensi ekologi hidraulik

sepanjang sungai, menurunkan intensitas banjir di hilir, menanggulangi kekeringan,

kelongsoran di hulu serta meningkatkan kualitas air sungai. Lokasi renaturalisasi

harus dipilih secara selektif sehingga apa yang terjadi dapat terkontrol dengan baik.

Namun di era keterbukaan ini mudah-mudahan usulan ini bisa menjadi entry

point untuk merevisi kekurangan-kekurangan konsep lama yang dampaknya sedang

Page 35: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 19

dirasakan hari ini. Sebagian orang menganggap bahwa konsep renaturalisasi ini

bersifat Eropa Sentris sehingga mengkhawatirkan ketetapan aplikasinya di Indonesia.

Mereka lupa bahwa pelurusan, sodetan dan pembuatan tanggul adalah juga produk

Eropa 300 tahun silam. Pada prinsipnya renaturalisasi, konservasi, dan konsep back

to nature merupakan konsep yang sebenarnya sudah dianut secara tradisional oleh

bangsa-bangsa di dunia termasuk di Indonesia.

Berdasarkan kajian Maryono (2000), disajikan berbagai macam metode

renaturalisasi yang sedang giat dilakukan di beberapa Negara Eropa, Kanada,

Amerika, dan Jepang. Diharapkan metoda-metoda ini dapat diimplementasikan di

Indonesia. Di antara metode tersebut ada yang membuka kembali tanggul yang

menutup oxbow sungai lama atau mengaktifkan oxbow menjadi sungai lagi tanpa

harus menutup sungai sodetan, menanami bantaran dan tebing sungai yang telah

diluruskan dengan berbagai vegetasi, menginisiasi sungai yang diluruskan menjadi

meander, membangun pulau buatan di sungai, dan memperlebar bantaran banjir di

sepanjang sungai.

Mengaktifkan tanggul sodetan atau oxbow buatan (Gambar 2.2) di sungai

bekas pelurusan sodetan biasanya disebut danau oxbow buatan (initial oxbow lake).

Sedangkan oxbow lake adalah danau oxbow natural hasil proses alamiah terputusnya

meander sungai setelah ratusan tahun terjadi penggerusan. Energi kelebihan atas

putusnya meander secara alamiah ini akan diredam meander-meander lain di bagian

hulu-hilirnya.

Page 36: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 20

Sumber: Maryono, 2000

Gambar 2.3 Mengaktifkan Tanggul Sodetan Atau Oxbow

Danau oxbow buatan merupakan penggal ekosistem sungai yang mati, airnya

diam, kualitas airnya jelek dan sering menjadi sarang nyamuk, selain biasanya

menjadi tempat pembuangan sampah masyarakat. Lambat laun oxbow buatan ini akan

dangkal dan tertutup sedimen, baik sedimen yang berasal dari daerah sekitarnya

maupun endapan sisa-sisa vegetasi. Akhir dari perkembangan oxbow baik alamiah

maupun hasil sodetan adalah berupa hutan moor atau dijadikan areal persawahan,

industri dan pemukiman oleh penduduk setempat.

Cara renaturalisasi oxbow adalah dengan membuka kembali tanggul pembatas

oxbow dengan sungai utama. Dengan dibukanya tanggul pemisah, aliran air sungai

akan melewati oxbow kembali, di samping air masih dapat melewati sungai sodetan

yang ada. Aliran air yang kembali ke danau oxbow akan mengurangi kecepatan air ke

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 20

Sumber: Maryono, 2000

Gambar 2.3 Mengaktifkan Tanggul Sodetan Atau Oxbow

Danau oxbow buatan merupakan penggal ekosistem sungai yang mati, airnya

diam, kualitas airnya jelek dan sering menjadi sarang nyamuk, selain biasanya

menjadi tempat pembuangan sampah masyarakat. Lambat laun oxbow buatan ini akan

dangkal dan tertutup sedimen, baik sedimen yang berasal dari daerah sekitarnya

maupun endapan sisa-sisa vegetasi. Akhir dari perkembangan oxbow baik alamiah

maupun hasil sodetan adalah berupa hutan moor atau dijadikan areal persawahan,

industri dan pemukiman oleh penduduk setempat.

Cara renaturalisasi oxbow adalah dengan membuka kembali tanggul pembatas

oxbow dengan sungai utama. Dengan dibukanya tanggul pemisah, aliran air sungai

akan melewati oxbow kembali, di samping air masih dapat melewati sungai sodetan

yang ada. Aliran air yang kembali ke danau oxbow akan mengurangi kecepatan air ke

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 20

Sumber: Maryono, 2000

Gambar 2.3 Mengaktifkan Tanggul Sodetan Atau Oxbow

Danau oxbow buatan merupakan penggal ekosistem sungai yang mati, airnya

diam, kualitas airnya jelek dan sering menjadi sarang nyamuk, selain biasanya

menjadi tempat pembuangan sampah masyarakat. Lambat laun oxbow buatan ini akan

dangkal dan tertutup sedimen, baik sedimen yang berasal dari daerah sekitarnya

maupun endapan sisa-sisa vegetasi. Akhir dari perkembangan oxbow baik alamiah

maupun hasil sodetan adalah berupa hutan moor atau dijadikan areal persawahan,

industri dan pemukiman oleh penduduk setempat.

Cara renaturalisasi oxbow adalah dengan membuka kembali tanggul pembatas

oxbow dengan sungai utama. Dengan dibukanya tanggul pemisah, aliran air sungai

akan melewati oxbow kembali, di samping air masih dapat melewati sungai sodetan

yang ada. Aliran air yang kembali ke danau oxbow akan mengurangi kecepatan air ke

Page 37: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 21

hilir sehingga resiko banjir juga berkurang. Sementara konservasi air di hulu dapat

ditingkatkan dan ekosistem daerah sungai oxbow akan hidup kembali. Menanami

kembali bantaran tebing dengan vegetasi setempat akan meningkatkan kualitas

ekosistem dan retensi air banjir sehingga menjamin stabilitas tebing sungai (Gambar

2.3).

Sumber: Maryono, 2000

Gambar 2.4 Penanaman Bantaran Dan Tebing Dengan Vegetasi

Berikutnya adalah menginisiasi meander. Sungai yang telah diluruskan dapat

dimeanderkan lagi dengan cara menginisiasi meander di berbagai tempat secara

berselang-seling. Sarana inisiasi ini dapat dipakai vegetasi setempat atau kombinasi

bronjong batu dan vegetasi. Secara simultan maka sungai yang bersangkutan akan

membentuk meander atau berkelok-kelok lagi, diservifikasi flora dan fauna

meningkat, banjir dihulu berkurang.

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 21

hilir sehingga resiko banjir juga berkurang. Sementara konservasi air di hulu dapat

ditingkatkan dan ekosistem daerah sungai oxbow akan hidup kembali. Menanami

kembali bantaran tebing dengan vegetasi setempat akan meningkatkan kualitas

ekosistem dan retensi air banjir sehingga menjamin stabilitas tebing sungai (Gambar

2.3).

Sumber: Maryono, 2000

Gambar 2.4 Penanaman Bantaran Dan Tebing Dengan Vegetasi

Berikutnya adalah menginisiasi meander. Sungai yang telah diluruskan dapat

dimeanderkan lagi dengan cara menginisiasi meander di berbagai tempat secara

berselang-seling. Sarana inisiasi ini dapat dipakai vegetasi setempat atau kombinasi

bronjong batu dan vegetasi. Secara simultan maka sungai yang bersangkutan akan

membentuk meander atau berkelok-kelok lagi, diservifikasi flora dan fauna

meningkat, banjir dihulu berkurang.

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 21

hilir sehingga resiko banjir juga berkurang. Sementara konservasi air di hulu dapat

ditingkatkan dan ekosistem daerah sungai oxbow akan hidup kembali. Menanami

kembali bantaran tebing dengan vegetasi setempat akan meningkatkan kualitas

ekosistem dan retensi air banjir sehingga menjamin stabilitas tebing sungai (Gambar

2.3).

Sumber: Maryono, 2000

Gambar 2.4 Penanaman Bantaran Dan Tebing Dengan Vegetasi

Berikutnya adalah menginisiasi meander. Sungai yang telah diluruskan dapat

dimeanderkan lagi dengan cara menginisiasi meander di berbagai tempat secara

berselang-seling. Sarana inisiasi ini dapat dipakai vegetasi setempat atau kombinasi

bronjong batu dan vegetasi. Secara simultan maka sungai yang bersangkutan akan

membentuk meander atau berkelok-kelok lagi, diservifikasi flora dan fauna

meningkat, banjir dihulu berkurang.

Page 38: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 22

Memperlebar daerah bantaran banjir dan memanjangkan sungai (Gambar 2.4)

juga bisa dilakukan. Daerah bantaran banjir (flood plain) yang biasanya berubah

menjadi areal pertanian atau dibuat talud memanjang dan diuruk dapat

direnaturalisasi dengan membuka kembali talud, tanggul, atau mengeruk kembali

timbunan yang ada.

Sumber: Maryono, 2000

Gambar 2.5 Pelebaran Daerah Bantaran Sungai Untuk Konsentrasi Hulu

Di samping itu pada bantaran-bantaran yang sempit diperlebar secara

proporsional. Areal terbuka bantaran sungai dapat dibiarkan sebagai kolam retensi

bantaran atau direvegetasi dengan tanaman yang sesuai. Cara ini sangat efektif untuk

menahan banjir dan meningkatkan konservasi air di hulu. Membangun pulau-pulau

buatan (lihat Gambar 2.5) menjadi pilihan lain.

Pulau-pulau sungai buatan pada normalisasi dan pelurusan sungai umumnya

dikeruk atau dihilangkan. Dalam renaturalisasi pembuatan pulau-pulau di tengah

sungai ini umumnya sangat digemari di Eropa karena merupakan komponen ekologi-

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 22

Memperlebar daerah bantaran banjir dan memanjangkan sungai (Gambar 2.4)

juga bisa dilakukan. Daerah bantaran banjir (flood plain) yang biasanya berubah

menjadi areal pertanian atau dibuat talud memanjang dan diuruk dapat

direnaturalisasi dengan membuka kembali talud, tanggul, atau mengeruk kembali

timbunan yang ada.

Sumber: Maryono, 2000

Gambar 2.5 Pelebaran Daerah Bantaran Sungai Untuk Konsentrasi Hulu

Di samping itu pada bantaran-bantaran yang sempit diperlebar secara

proporsional. Areal terbuka bantaran sungai dapat dibiarkan sebagai kolam retensi

bantaran atau direvegetasi dengan tanaman yang sesuai. Cara ini sangat efektif untuk

menahan banjir dan meningkatkan konservasi air di hulu. Membangun pulau-pulau

buatan (lihat Gambar 2.5) menjadi pilihan lain.

Pulau-pulau sungai buatan pada normalisasi dan pelurusan sungai umumnya

dikeruk atau dihilangkan. Dalam renaturalisasi pembuatan pulau-pulau di tengah

sungai ini umumnya sangat digemari di Eropa karena merupakan komponen ekologi-

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 22

Memperlebar daerah bantaran banjir dan memanjangkan sungai (Gambar 2.4)

juga bisa dilakukan. Daerah bantaran banjir (flood plain) yang biasanya berubah

menjadi areal pertanian atau dibuat talud memanjang dan diuruk dapat

direnaturalisasi dengan membuka kembali talud, tanggul, atau mengeruk kembali

timbunan yang ada.

Sumber: Maryono, 2000

Gambar 2.5 Pelebaran Daerah Bantaran Sungai Untuk Konsentrasi Hulu

Di samping itu pada bantaran-bantaran yang sempit diperlebar secara

proporsional. Areal terbuka bantaran sungai dapat dibiarkan sebagai kolam retensi

bantaran atau direvegetasi dengan tanaman yang sesuai. Cara ini sangat efektif untuk

menahan banjir dan meningkatkan konservasi air di hulu. Membangun pulau-pulau

buatan (lihat Gambar 2.5) menjadi pilihan lain.

Pulau-pulau sungai buatan pada normalisasi dan pelurusan sungai umumnya

dikeruk atau dihilangkan. Dalam renaturalisasi pembuatan pulau-pulau di tengah

sungai ini umumnya sangat digemari di Eropa karena merupakan komponen ekologi-

Page 39: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 23

hidraulik yang sangat vital dan secara cepat dapat menyediakan lokasi

berkembangnya keanekaragaman hayati sekaligus dapat menaikkan retensi hidraulik.

Selanjutnya menurut Maryono (2000), untuk membangun pulau di sungai

perlu dipelajari dan diteliti karakteristik pulau yang pernah ada dilokasi tersebut.

Pulau-pulau buatan di sungai yang paling stabil adalah pulau buatan yang baik

bentuk, formasi, maupun tata letaknya di sungai mengikuti karakteristik pulau

alamiah yang pernah ada.

Pembuatan pulau ditengah sungai dapat dilakukan dengan cara langsung, yaitu

dengan membangun pulau ditengah sungai dan cara tidak langsung yaitu membuat

pelebaran di suatu penggal sungai sehingga kecepatan aliran sungai turun.,

pengendapan ditengah sungai terbentuk, selanjutnya secara simultan terbentuk pulau

sungai. Keterlambatan renaturalisasi sungai biasanya banyak mendapat kesulitan

misalnya, mahalnya pembongkaran kembali bantaran yang telah di talud dan

seterusnya.

2.4. Pemanfaatan Ruang Di Kawasan Rawan Bencana Banjir (KRB)

2.4.1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman ini meliputi tipologi kawasan rawan bencana banjir

(KRB), pemanfaatan ruang KRB, pengendalian pemanfaatan ruang di KRB,

kelembagaan, dan peran masyarakat .

Page 40: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 24

Tipologi KRB merupakan pengelompokan kawasan yang berpotensi tinggi

mengalami bencana banjir, sebagai contoh : daerah pesisir/ pantai, daerah

dataran banjir (flood plain area), daerah sempadan sungai, dan daerah cekungan.

Pemanfaatan ruang di KRB bertujuan untuk memberikan pedoman bagi

pemerintah dan masyarakat untuk melakukan kegiatan dalam KRB. Ketentuan

pemanfaatan ruang di KRB dirumuskan berdasarkan tingkat resiko/ kerawanan

KRB.

Pengendalian pemanfaatan ruang KRB dilakukan melalui kegiatan :

perijinan, pengawasan dan penertiban. Perijinan merupakan instrumen pengendalian

pemanfaatan ruang KRB yang bertujuan untuk menyeleksi permohonan kegiatan

pemanfaatan ruang atau investasi yang sesuai dengan rencana pemanfaatan ruang

yang telah ditetapkan. Pengawasan pemanfaatan ruang KRB bertujuan untuk

memastikan pemanfaatan ruang KRB sesuai dengan rencana tata ruang KRB.

Kegiatan pengawasan dilakukan oleh kelembagaan yang ditetapkan dan peran

masyarakat. Penertiban pemanfaatan ruang KRB bertujuan agar penyimpangan

pemanfaatan ruang di KRB dapat dicegah dan diantisipasi. Kegiatan penertiban

dilakukan melalui perumusan kebijakan dan mekanisme sistem perijinan.

Kelembagaan dalam pedoman ini bertujuan untuk menguraikan fungsi, ruang

lingkup tugas dan lembaga/instansi yang bertanggung jawab dalam pengendalian

pemanfaatan ruang KRB.

Peran masyarakat dalam memantau keseimbangan lingkungan sekitarnya

Page 41: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 25

makin penting. Peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang KRB

terbagi menjadi : hak, kewajiban, bentuk, dan prosedur peran masyarakat.

2.4.2. Pengendalian Pemanfaatan Ruang KRB

Pengendalian pemanfaatan ruang KRB dilakukan melalui 3 (tiga) kegiatan

utama, yaitu :

a) Sistem perijinan

b) Pengawasan

c) Penertiban

2.4.2.1. Sistem Perijinan

Kebijakan sistem perijinan merupakan bagian dari pengendalian pemanfaatan

ruang KRB. Sistem perijinan yang dikeluarkan instansi pemerintah dalam rangka

pengendalian pemanfaatan ruang terdiri dari :

a. IjinLokasi

Ijin Lokasi yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah kota/kabupaten

merupakan mekanisme penertiban dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

Ijin lokasi untuk KRB dapat diberikan berdasarkan :

Sesuai dengan rencana pemanfaaran ruang dalam RTRW kota/kabupaten;

Sesuai dengan kriteria pemanfaatan ruang untuk KRB;

Memiliki rencana evakuasi (emergency exit plan).

Page 42: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 26

b. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

IMB dikeluarkan oleh instansi pemerintah kota/kabupaten, merupakan

mekanisme dalam penertiban pengendalian pemanfaatan ruang. IMB untuk

KRB dapat diberikan berdasarkan :

Sesuai dengan Ijin Lokasi yang telah dikeluarkan oleh instansi

Pemda kota/kabupaten;

Sesuai dengan kriteria mendirikan bangunan yang ditetapkan untuk KRB;

Memiliki rencana detil enginering yang lengkap, aman dan sesuai dengan

kriteria mendirikan bangunan di KRB;

Memiliki rencana evakuasi darurat (emergency exit plan).

c. Ijin Penggunaan Bangunan (IPB)

IPB dikeluarkan oleh instansi pemerintah kota/kabupaten yang terkait,

merupakan mekanisme penertiban dalam pengendalian pemanfaatan

ruang. IPB dapat diberikan berdasarkan :

a) Sesuai dengan IMB yang telah dikeluarkan oleh instansi Pemda

kota/kabupaten;

b) Sesuai dengan kriteria penggunaan bangunan yang ditetapkan

untuk KRB;

c) Memiliki rencana evakuasi darurat (emergency exit plan).

Page 43: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 27

2.4.2.2. Pengawasan

Pengawasan merupakan bagian dari pengendalian pemanfaatan ruang yang

bertujuan untuk mengamati, memeriksa kesesuaian pemanfaatan ruang dengan

rencana tata ruang. Pengawasan perlu dilakukan agar pemanfaatan ruang tidak

menyimpang dan tidak melanggar rencana tataruang. Penyimpangan dan

pelanggaran terhadap rencana tataruang KRB berpotensi untuk menimbulkan

musibah bahaya banjir.

Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang dilakukan oleh lembaga terkait,

yang meliputi: lembaga pemerintah (pusat, propinsi, kabupaten/kota) maupun

lembaga non pemerintah (LSM) yang peduli lingkungan. Pengawasan terhadap

pemanfaatan ruang dilakukan oleh lembaga terkait dimana lokasi KRB berada, baik

lembaga pemerintah daerah maupun lembaga non pemerintah (LSM).

Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang dilakukan dengan menggunakan :

Norma, Standar, Pedoman dan Manual bidang penataan ruang KRB. Lingkup tugas

dan kelembagaan pengawasan pemanfaatan ruang diuraikan lebih lanjut dalam

butir 8 tentang Kelembagaan.

Page 44: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 28

Tabel 2.2. Pengawasan

Tipologi KRB Perijinan

Ijin Terbatas Ijin Bersyarat DilarangPantai A 1 Kawasan lindung Sebagian kegiatan

budidayaSemua kegiatanbudidaya

A 2

A 3 Perikanan, permukiman,perdagangan,industri, pertanian,pertambangan, pariwisata,perhubungan

Kegiatan ygmenyebabkanterjadinya banjir

Dataranbanjir

B 1 Kawasan lindung Semua kegiatanbudidaya

B 2 Sebagiankegiatanbudidaya

B 3 Permukiman permukiman, perdagangan,industri, pertanian,pertambangan, pariwisata,perhubungan

Kegiatan ygmenyebabkanterjadinya banjir

SempadanSungai

C 1 Kaw. Lindung Semua kegiatanbudidaya

C 2 Kaw. Lindung dansebagian budidaya

C 3 Kaw. Lindung dansebagian budidaya

permukiman, perdagangan,industri, pertanian,pertambangan, pariwisata,perhubungan

Kegiatan ygmenyebabkanterjadinya banjir

Cekungan D 1 Kaw. Lindung Kaw. Lindung dansebagian keg.Budidaya

Semua kegiatanbudidaya

D 2 Kaw. Lindung dansebagian budidaya

Kaw. Lindung dansebagian keg. Budidaya

D 3 Permukiman Kegiatan ygmenyebabkanterjadinya banjir

Sumber : DPU, Pedoman Bahan Konstruksi dan Rekayasa Sipil, 2004

Page 45: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 29

2.4.2.3. Penertiban

Penertiban merupakan bagian dari pengendalian pemanfaatan ruang

KRB untuk : memberikan peringatan, pemberian sanksi sampai kepada

eksekusi di lapangan terhadap penyimpangan dan pelanggaran pemanfaatan ruang

terhadap rencana tataruang KRB yang telah ditetapkan. Penertiban perlu dilakukan

demi penegakan hukum dan kepentingan masyarakat banyak, yaitu agar

kebijakan dan peraturan penataan ruang KRB dapat dilaksanakan. Kebijakan dan

peraturan penataan ruang KRB bertujuan untuk menjaga kelestarian

lingkungan/ekosistem guna mencegah terjadinya bencana banjir di KRB.

Penertiban terhadap pemanfaatan ruang KRB dilakukan oleh lembaga

terkait, yang meliputi: lembaga pemerintah (pusat, propinsi, kabupaten/ kota)

yang membidangi hukum dan ketertiban umum. Lembaga yang bertugas untuk

menegakkan ketertiban dalam pemanfaatan ruang KRB di uraikan lebih lanjut

dalam butir 8 tentang Kelembagaan.

Tindakan penertiban pemanfaatan ruang KRB dilakukan setelah

mendapatkan rekomendasi dari lembaga pengawas pemanfaatan ruang, tentang

terjadinya penyimpangan dan pelanggaran pemanfaatan ruang terhadap rencana tata

ruang KRB. Penertiban terhadap pemanfaatan ruang KRB dilakukan secara

bertahap, melalui pendekatan yang persuasif, akomodatif dan manusiawi.

Penertiban terhadap pemanfaatan ruang KRB meliputi: sanksi administratif,

sanksi denda, dan tindakan eksekusi di lapangan. Sanksi-sanksi tersebut antara lain,

Page 46: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 30

meliputi :

1) Peringatan tertulis;

2) Penghentian kegiatan sementara;

3) Penghentian sementara pelayanan umum (listrik, telepon, air bersih, dan lain-

lain);

4) Penutupan lokasi;

5) Pencabutan ijin;

6) Pembatalan ijin;

7) Pembongkaran bangunan;

8) Pemulihan fungsi ruang;

9) Denda;

10) Pidana.

2.4.2.4. Kelembagaan

Pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan rawan bencana banjir

(KRB), dilaksanakan dengan tujuan untuk meminimalkan dampak bencana. Dalam

rangka mendukung hal tersebut perlu dilakukan upaya untuk memperkuat

kelembagaan di masing-masing tingkat pemerintahan dalam lingkup kawasan,

baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/ kota, serta mengoptimalkan peran

masyarakat.

Page 47: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 31

Untuk melaksanakan tugas dalam pengendalian pemanfaatan ruang KRB,

maka perlu ditetapkan lembaga yang akan mengurus KRB. Lembaga yang diusulkan

adalah yang memiliki fungsi dan tanggung jawab dalam bidang pengendalian

bencana banjir dan lingkungan hidup. Lingkup tugas lembaga ini meliputi 3 (tiga)

kegiatan, yaitu: kegiatan perijinan, pengawasan dan penertiban pemanfaatan ruang.

Lembaga yang ditunjuk, berdasarkan hirarki administratif dan tipologi KRB, yaitu:

a) KRB dalam wilayah kabupaten kota oleh lembaga pemerintah kota/kabupaten;

b) KRB lintas wilayah kabupaten/kota oleh lembaga pemerintah provinsi

c) KRB lintas wilayah propinsi oleh Pemerintah Pusat.

Instansi yang diusulkan antara lain adalah :

a) Perijinan : Dinas Perijinan, Dinas Tata ruang kota/kabupaten, Dinas

Sektoral terkait.

b) Pengawasan : Dinas Pengawasan Pembangunan kota/ kabupaten, Dinas

LH, LSM tokoh masyarakat

c) Penertiban : Dinas Keamanan & Ketertiban, Kejaksaan, Kepolisian

Page 48: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 32

Table 2.3 Lingkup Tugas Lembaga Perijinan, Lembaga Pengawasan,

Lembaga Penertiban :

Nama Lembaga

Lembaga Perijinan Lembaga Pengawasan Lembaga Penertiban

Melakukan seleksi proposal

investasi pemanfaatan

ruang KRB;

Mengeluarkan ijin prinsip;

Mengeluarkan ijin lokasi;

Mengeluarkan Ijin

mendirikan bangunan

(IMB);

Mengeluarkan ijin

penggunaan bangunan

(IPB).

Menyusun laporan

pemanfaatan ruang KRB;

Melakukan pemantauan

kegiatan pemanfaatan

ruang KRB;

Melakukan tinjauan

lapangan;

Menyusun evaluasi

pemanfaatan ruang KRB.

Melakukan upaya-upaya

persuasip terhadap

terjadinya penyimpangan

pemanfaatan ruang;

Melakukan tindakan-

tindakan terhadap pelaku

penyimpangan

pemanfaatan ruang, seperti:

mengirimkan peringatan,

teguran dan somasi

Melakukan penuntutan

terhadap pelaku

penyimpangan

pemanfaatan ruang sesuai

dengan peraturan &

perundangan yang berlaku;

Menjatuhkan sanksi

perdata maupun pidana;

Melakukan eksekusi

terhadap putusan

pengadilan.

Sumber :DPU, Pedoman Konstruksi dan Rekayasa Sipil, 2004

Page 49: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 33

Tabel 2.4 : Lingkup Tugas Kelembagaan Dalam Pengendalian Pemanfaatan

Ruang KRB

No Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan RuangKawasan Rawan Bencana Banjir (KRB)

Lembaga

1 Perijinan Ijin prinsip - Dinas Tata Kota/Ruang- Dinas sektoral terkait

Ijin Lokasi - Dinas terkait- Dinas perijinan- Dinas Tata Kota/

Kabupaten

IMB - Dinas Tata Ruang/Kota- Dinas perijinan

IPB - Dinas Tata Ruang- Dinas terkait

2 Pengawasan Pelaporan - Dinas sektor terkait- Investor (User)- LSM, masyarakat

Pemantauan - Dinas pengawasanpembangunan kota/kab

- Dinas sektor terkait- LSM, tokoh masyarakat- Perguruan Tinggi- Pers

Evaluasi - Dinas KLH- Dinas Tata Kota/Ruang- Dinas sektor terkait

3. Penertiban Sanksi administratif :peringatan/ teguran/somasi/eksekusi lapangan

- Dinas pengawasanpembangunan kota/kab.

- Dinas KLH

Sanksi perdata - Dinas Ketertiban /Keamanan

Sanksi pidana - Pengadilan / kejaksaan /kepolisian

Sumber :DPU, Pedoman Konstruksi dan Rekayasa Sipil, 2004

Page 50: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 34

2.4.2.5. Peran Masyarakat

Undang-Undang Nomor 24 Tahung 1992 tentang Penataan Ruang

mengamanatkan bahwa penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah

dengan peran masyarakat, seperti masyarakat hukum adat, masyarakat ulama,

masyarakat intelektual. Ruang lingkup penataan ruang meliputi perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Page 51: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

BAB III

METODEOLOGI

3.1. Data Dan Sumber Data

Untuk menerangkan, menjelaskan, dan memecahkan permasalahan yang

sesuai dengan maksud penelitian, maka data yang diguna kan dalam penelitian ini

adalah data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden yang

menjadi objek penelitian yaitu melalui survey dan observasi di lokasi Studi

dari subjek penelitian.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak-pihak atau instansi

yang ada hubungannya dengan penelitian ini, yaitu Bappeda, Kantor Distrik

Heram, Kantor Kelurahan Heram, BPS kota Jayapura

3.2. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka metode

yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan

daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan yang

sama diajukan kepada semua responden, dalam kalimat dan urutan yang

Page 52: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 36

seragam(Sulistyo-Basuki, 2006: 110).

Wawancara dilakukan di dua lokasi titik penelitian yaitu Perumnas IV dan

Perumahan Organda, Wawancara Tokoh masyasrakat dalam hal ini kepala

kelurahan Heram dan Ketua RW dalam lokasi Fokus Penelitian.

b. Observasi

Observasi terhadap kondisi eksisting Lingkungan dan objek penelitian.

Dalam tahap ini peneliti hanya mengamati dan mencatat permasalahan

yang terjadi di lokasi studi.

c. Permintaan Data sekunder

Permintaan data sekunder di instansi pemerintah yaitu BAPPEDA Kota

Jayapura, Kantor Kelurahan Hedam, Kantor Distrik Heram Dan Badan

Pusat Statistik Kota Jayapura.

d. Data Media

Memperoleh keterangan dan pernyataan pemerintah daerah di media masa

mengenai penaganan masalah banjir di perumnas IV dan Organda

3.3. Metode Analisis

Dalam metode pengolahan data ini akan dianalisa data-data yang

dikumpulkan secara langsung dilapangan. Analisa ini menggunakan dua metode

yaitu:

Page 53: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 37

1. Analisa Data Kualitatif

Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk

proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa

a. Mengorganisasikan Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek (Lurah dan Ketua RW)

melalui wawancara mendalam (indepth inteviwer), Penulis membuat

pertanyaan dalam bentuk tertulis selanjutnya ditanyakan kepada

responden, hasil wawancara dibuat dalam bentuk tertulis. Selanjutnya

data wawancara yang telah dicata dilanjutkan dengan observasi kepada

objek yang akan diteliti yaitu sarana penangulangan banjir sesuai

penjelasan dari subjek.

b. Pengelompokan Berdasarkan Kategori, Tema Dan Pola Jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data,

perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di

luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman

wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai

acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dalam penelitian ini

penulis memberikan Coding pada tiga kategori data yaitu (1)Upaya

pemerintah Kota Jayapura dalam menangulangi banjir,(2)Upaya

Page 54: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 38

Masyarakat dalam menangulangi banjir,(3)data Kondisi Eksisting sebagai

pembanding dan evaluasi dari upaya pemerintah dan masyarakat.

c. Menguji Asumsi Atau Permasalahan Yang Ada Terhadap Data

Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data

tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada

tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kemabali

berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga

dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis (mengenai

Faktor penyebab banjir, cara penangulanan banjir) dengan kondisi

eksisting dan upaya yang telah dialkukan.

d. Mencari Alternatif Penjelasan Bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,

peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan

yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari

suatau alternative penjelasan lain tetnag kesimpulan yang telah didapat.

Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternative

penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-

hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya.

Page 55: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 39

Alternatif lain dalam menjelaskan data penulis tidak mengunakan

referensi tambahan melainkan masukan saran dari dosen pembimbing.

e. Menulis Hasil Penelitian

Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu

hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah

kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan

yang dipakaia dalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-

data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi

dengan subjek dan significant other (Tokoh Masyarakat). Proses dimulai

dari data-data yang diperoleh dari subjek dan significant other, dibaca

berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya,

kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan

pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara

keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan

dari hasil penelitian. Selain itu data hasil observasi dibuat dalam catatan

dan dokumentasi, hasil observasi diselanjutnya ditampilkan dalam

sebuah wacana tertulis dan gambar Peta.

Page 56: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 40

2. Analisis Komparatif

Analisis komparatif bersifat membandingkan. Menurut Nazir (2005:

58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin

mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis

faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena

tertentu. Teknik analisa dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan

data penagulangan banjir dari seluruh subjek dengan objek Penelitian.

Page 57: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 41

BAB IV

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

4.1. Gambaran Umum Wilayah Makro

Kota Jayapura Merupakan Ibu Kota Provinsi Papua dimana setiap sektor

kegiatan yang ada dan berkembang di dalamnya mempengaruhi pertumbuhan

Kota tersebut. Kota Jayapura merupakan wilayah/kawasan dimana sebagian

wilayah kotanya tertata dengan baik dan sudah memiliki status pemanfaatan

wilayah yang ditetapkan oleh undang – undang. Kota Jayapura terbentuk sejak

tanggal 21 September 1993 terletak dibagian utara Provinsi Papua, luas Kota

Jayapura 940 Km2 atau 94.000 Ha, terdiri dari 5 Distrik, terbagi menjadi 25

Kelurahan dan 14 Kampung.

4.1.1. Batas Administrasi

Kota Jayapura berbatasan dengan negara tetangga yaitu Papua New

Guinea, dengan batas wilayah administrasi :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan samudra pasifik.

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Negara PNG.

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kab. Keerom.

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kab. Jayapur

Untuk lebih jelasanya dapat dilihat pada gambar 4.1. peta administrasi

Kota Jayapura.

Page 58: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 42

Page 59: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 43

4.1.2. Letak Geografis

Kota Jayapura memiliki letak geografis yaitu 1028’17,26” – 3058’082”

Lintang Selatan dan 137034’10,6” – 14100’8,22” Bujur Timur. Dapat dilihat pada

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kota Jayapura.

4.1.3. Kondisi Fisik Dasar Wilayah Studi Makro

4.1.3.1. Topografi

Kondisi topografi cukup bervariasi, mulai dari dataran hingga landai dan

berbukit – bukit, dengan ketinggian mencapai ± 700 meter dpl. Secara umum

bentuk morfologi daerah terdiiri atas morfologi struktural, morfologi alluvial, dan

morfologi rawa serta pantai dengan luas wilayah 940 Km2.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2 Peta Topografi/

Kelengan Kota Jayapura

Secara garis besar topografi Kota Jayapura dapat dikelompokan menjadi 3

(tiga) satuan morfologi, yaitu :

a) Morfologi Dataran

Mempunyai karakteristik kemiringan lereng 0 – 8 % dengan penyebaran

menempati 25% wilayah Kota Jayapura dataran ini terdiri dari : dataran

pantai, rawa, dan dataran alluvial. Satuan ini disusun oleh endapan pantai

seperti kerikil, karang, pasir, dan lempung.

Page 60: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 44

b) Morfologi Bergelombang

Menempati ± 10% dari wilayah Kota Jayapura penyebaran satuan ini hampir

diseluruh wilayah Kota Jayapura dengan luas yang bervariasi, karakteristik

kemiringan lereng 8 – 30 % yang disusun oleh batuan sedimen dan

metamorf.

c) Morfologi Terjal

Menempati ± 65%, berdasarkan penyebaran, umumnya terletak dibagian

barat wilayah Kota Jayapura. Kemiringan lereng berkisar 30 – 60 % disusun

oleh batuan sedimen dan metamorf.

4.1.3.2. Kondisi Morfologi

Kota Jayapura menempati dari pada daerah perbukitan dan dataran yang

memanjang dari timur pada ketinggian antara 0 – 780 M DPL. Namun secara

umum permukiman menempati pada ketinggian antara 0 – 500 M DPL, yang

menyebar paling tinggi disekitar kaki gunung, merahriboh dan kompleks

Universitas Cendrawasih pada ketinggian sekitar 485 M DPL. Secara umum

morfologi daerah penelitian terbagi 3 (tiga) satuan morfologi, yaitu satuan satuan

morfologi perbukitan, satuan morfologi dataran pantai, dan satuan morfologi

pendataran.

Page 61: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 45

a) Satuan Morfologi Perbukitan

Satuan morfologi ini meliputi dibagian barat meliputi wilayah

Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Entrop, Abepura, Abepantai,

Nafri, dan Koya Koso. Pada ketinggian antara 10 – 780 meter dpl.

Tersusun oleh batuan ultranik.

b) Satuan Morfologi Dataran Pantai

Morfologi ini menempati disepanjang pantai dengan ketinggian

antara 0 – 10 Meter dpl. Dimulai dari Hamadi pasar, Argapura,

Batu Putih, Apo, Dok II Bawah, Dok V Bawah, Dok VII, dan Dok

IX Bawah.

c) Satuan Morfologi Pendataran

Satuan morfologi ini menempati bagian timur wilayah Koya Barat,

Koya Tengah, Koya Timur, Holtekamp, Skouw Mabo, Skouw

Yambe, dan Skouw Sae. Pada ketinggian < 10 meter dpl dan

semakin melandai kearah pantai, tersusun oleh endapan dan

endapan rawa. Terdiri atas lumpur, danau, pasir, dan kerikil.

Page 62: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 46

z

Gambar 4.2 Peta Morfologi Kota Jayapura

Page 63: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 47

4.1.3.3. Hidrologi

Di Kota Jayapura banyak dijumpai sungai – sungai dan rawa – rawa baik

dalam ukuran besar maupun kecil. Adapun sungai yang melewati Kota Jayapura

antara lain Sungai Anafre, Sungai Kloofkamp, Sungai Entrop, Sungai APO,

Sungai Acai, dan Sungai Tami. Sungai – sungai ini dimanfaatkan sebagai sumber

air bersih bagi masyarakat Kota Jayapura dan juga sebagai irigasi pertanian.

4.1.3.4. Iklim dan Curah Hujan

Iklim di wilayah perencanaan adalah iklim tropis yang termasuk dalam

karakteristik Af – Aw berdasarkan skala Koppen. Suhu rata-rata 320 C (Badan

Meteorologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura).

Curah hujan berkisar antara 1.500 – 2.500 mm/tahun. Pada tabel berikut

dapat dilihat hasil pengukuran curah hujan dalam 1 (satu) tahun.

Tabel 4.1. Rata – rata Suhu Udara Kota Jayapura Tahun 2013

No Bulan

Rata – rata Suhu Udara ( 0 C )

Minimum Mutlak Maksimum Mutlak

2010 2011 2010 2011

1 Januari 24,8 25,0 31,1 33,1

2 Februari 24,6 24,9 31,2 31,4

3 Maret 24,9 25,3 31,4 32,5

4 April 24,7 25,1 31,9 32,0

5 Mei 25,9 25,5 32,6 32,1

6 Juni 25,7 24,6 32,8 31,6

7 Juli 25,8 24,8 32,7 31,5

8 Agustus 25,3 24,6 32,2 31,5

9 September 25,8 24,8 32,1 31,8

10 Oktober 25,7 25,2 32,3 31,7

Page 64: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 48

11 November 25,1 25,3 32,2 31,9

12 Desember 25,3 25,2 32,2 32,1

Sumber : Badan Meteorologi Dan Geofisika Wilayah V Jayapura,2013

Tabel 4.2. Rata – rata Curah Hujan/Hari Hujan Kota Jayapura Tahun 2013

No Bulan Curah Hujan

( mm )

Hari Hujan

1 Januari 115 13

2 Februari 223,1 14

3 Maret 172,9 18

4 April 172,9 17

5 Mei 116,4 11

6 Juni 285,1 20

7 Juli 167,4 17

8 Agustus 268,2 20

9 September 197,0 20

10 Oktober 315,8 20

11 November 147,4 18

12 Desember 265,3 18

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura,2013

4.1.3.5. Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin

Kelembaban udara cukup tinggi, rata – rata 80%. Sedangkan tekanan

udaranya bervariasi, makin tinggi dengan permukaan laut makin rendah tekanan

udaranya.

Page 65: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 49

Tabel 4.3.Rata – rata Kelembaban Udara Dan Kecepatan Angin Kota

Jayapura Tahun 2013

No Bulan Kelembaban Udara( % )

Kecepatan Angin( Knot )

1 Januari 77 6,3

2 Februari 77 6,2

3 Maret 79 6,6

4 April 80 5,7

5 Mei 77 5,7

6 Juni 82 5,9

7 Juli 80 5,9

8 Agustus 81 6,4

9 September 80 6,9

10 Oktober 79 7,4

11 November 79 6,7

12 Desember 80 5,9

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura,2013

4.1.3.6. Perkembangan Guna Lahan/Pemanfaatan Sumber Daya Alam

Kota Jayapura dengan luas wilayah 94.000 Ha didominasi oleh kawasan

terbuka berupa hutan sekunder sampai primer. Kawasan terbuka meliputi fungsi

lindung dan fungsi budidaya. Secara terperinci pemanfaatan lahan di Kota

Jayapura yang dikelompokan dalam kawasan berdasarkan funsinya (kawasan

lindung dan kawasan budidaya) lihat tabel 4.4.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 4.3 yaitu Peta Guna

Lahan/Pola Ruang Kota Jayapura.

Page 66: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 50

z

Gambar 4.3 Peta Pola Penggunaan Lahan

Page 67: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 51

Tabel 4.4.Perkembangan Guna Lahan/Pemanfaatan Sumber Daya Alam

Kota Jayapura Tahun 2013

No. Pemanfaatan Lahan Penggunaan Lahan Luas Areal (Ha) Persentase

1. Kawasan Budidaya Permukiman 8.537,82 9,08

Wilayah Produksi 3.082,00 3,28

Alang-alang 1.875,00 1,99

Rawa/Pasang-surut 75,00 0,08

Danau 650,00 0,69

Jumlah Kawasan Budidaya 14.219,82 15,12

2. Kawasan Lindung Hutan Belum Difungsikan 68.891,20 73,29

Hutan Lindung Peg. Jar 2.246,00 2,39

Hutan Lindung Abepura 561,20 0,60

Cagar Alam Peg. Cycloop 6.431,78 6,84

Taman Wisata Tel. Youtefa 1.650,00 1,76

Jumlah Kawasan Lindung 79.780,18 84,88

JUMLAH TOTAL 94.000 100

Sumber : BPS Kota Jayapura,2013

4.1.4. Kependudukan Wilayah Studi Makro Kota Jayapura

Kota Jayapura yang penduduknya heterogen, yaitu terdiri dari semua

suku bangsa yang ada di Indonesia ini terwakili di Jayapura. Jumlah penduduk

Kota Jayapura tahun 2013 adalah 256.701 jiwa dengan laju pertumbuhan

penduduk 4,10% per tahun.

Page 68: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 52

Tabel 4.5.Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Dirinci Per Distrik

Kota Jayapura Tahun 2013

No Distrik Jumlah Penduduk

( Jiwa )

Luas Wilayah

( KM2 )

Kepadatan

1 Jayapura Utara 68.663 51,00 1.346

2 Jayapura Selatan 70.668 43,40 1.628

3 Abepura 77.235 155,70 496

4 Muara Tami 11.757 626,70 19

5 Heram 42.689 63,20 675

Jumlah 271,021 940,00 4.164

Sumber : BPS Kota Jayapura,2013

Tabel 4.6. Jumlah Penduduk Dirinci Per Kelurahan / Kampung

Kota Jayapura Tahun 2013

No Distrik

Status Pemerintahan Luas Wilayah

( KM2 )

Jumlah

Penduduk

( Jiwa )Kampung Kelurahan

I Jayapura

Utara

1. Angkasapura

2. Trikora

3. Mandala

4. Tanjung Ria

5. Imbi

6. Bhayangkara

7. Gurabesi

6,44

1.90

13,24

1,46

0,34

13,57

7,05

4.499

5.362

5.114

14.140

9.989

13.033

16.215

Page 69: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 53

- Kayu Batu 7,00 311

51,00 68.663

II Jayapura

Selatan

- Tobati

- Kayu Pulau

8. Numbay

9. Argapura

10. Hamadi

11. Ardipura

12. Entrop

9,30

3,70

7,10

16,30

2,70

2,50

1,80

8.804

7.587

19.838

17.045

16.638

188

568

43,40 70.668

III Abepura

- Enggros

- Nafri

- Koya Koso

13. Asano

14. Awiyo

15. Abepantai

16. Kota Baru

17. Yobe

18. Vim

19. Wahno

20. Waymhorock

12,07

9,98

2,90

13,08

6,50

10,22

5,90

5,80

19,05

34,16

36,04

7.808

12.723

2.944

8.544

7.842

14.244

8.576

9.852

420

1.416

2.866

155,70 77.235

IV Muara

Tami

- Holtekamp

- Skouw Sae

- Skouw Yambe

- Skouw Mabo

- Koya Tengah

- Moso

21. Koya Timur

22. Koya Barat

110,50

62,70

63,30

72,70

81,50

87,70

75,60

72,70

3.493

4.632

1.030

581

596

596

383

446

626,70 11.757

Page 70: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 54

V Heram

- Waena Kampung

- Yoka

23. Hedam

24. Yabansai

25. Waena

22,05

12,43

14,24

4,36

10,12

11.490

10.623

16.615

1.825

2.136

63,20 42.689

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kota Jayapura 940,00 217.012

Sumber : BPS Kota Jayapura,2013

4.2. Gambaran Umum Wilayah Mikro

4.2.1. Gambaran Umum Distrik Heram

4.2.1.1. Wilayah Administratif

Distrik Heram memiliki luas wilayah 63,20 km2 (6.320 Ha) yang teridiri

dari 3 kelurahan dan 2 kampung. Batas – batas administrasi Distrik Heram:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Jayapura Selatan

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Arso Kabupaten

Keerom

- Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Abepura

- Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Sentani Timur

Kabupaten Jayapura.

Adapun penyebarannya sebagai berikut :

Page 71: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 55

Tabel 4.7 Tabel Kelurahan dan Luas Wilayah Mikro

No. Kelurahan/Kampung Luas Wilayah

(Km2)

%

1 Kelurahan Hedam 22.05 35.60

2 Kelurahan Yabansai 12.43 19.66

3 Kelurahan Waena 14.24 22.53

4 Kampung Waena 4.36 6.89

5 Kampung Yoka 10.12 16.01

Jumlah 63.20 100.00

Sumber : Kantor Distrik Heram,2013

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.4 Peta

BWK C Kota Jayapura.

Page 72: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 56Gambar 4.4 Peta BWK C Kota Jayapura

Page 73: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 57

4.2.1.2. Ketinggian dari Permukaan air laut

Topografi Distrik Heram sebagai besar berbukit/gunung 700 mtr diatas

permukaan air laut

4.2.1.3. Iklim

Distrik Heram tergolong beriklim tropis basah dengan suhu minimum

290C dan maksimum 31.80 C, curah hujam rata-rata 146 mm/tahun, kelembaban

udara rata-rata 80,42 %.

4.2.1.4. Musim

Variasi curah hujan antara 42-255 mm/tahun dengan jumlah hari hujan

rata-rata bervariasi antara 148-175 hari hujan/tahun, musim hujan dan musim

kemarau tidak teratur.

4.2.1.5. Ekonomi

Sebagian besar perekonomian masyarakat di Distrik Heram ditopang dari

dunia usaha yaitu perdagangan dan jasa.

4.2.1.6. Infrastruktur

Infrastruktur di Distrik Heram sudah cukup tersedia, yaitu : Sarana jalan

cukup tersedia sehingga memudahkan dalam berkoordinasi dan berkonsolidasi

dalam mendukung aktifitas pereokonomian masayarakat. Penggunaan air bersih

bagi sebagai besar masyarakat dari PDAM yaitu mencapai 70 % sedangan sisanya

Page 74: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 58

menggunakan air tanah. Layanan energi listrik PLN bagi masyarakat telah

tersedia.

4.2.2. Gambaran Umum Kelurahan Hedam

4.2.2.1. Batas – batas Administrasi

Kelurahan HEDAM merupakan kelurahan induk dari 2 (dua) kelurahan

dan 2 (dua) kampung yang ada di Distrik Heram Kota Jayapura.

Batas –batas Wilayah Kelurahan Hedam

- Sebelah Utara berbatasan dengan Hutan Lindung

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Lindung

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kota Baru

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Waena dan Yabansai

Kelurahan Hedam memiliki luas wilayah 2.811,4 km². kelurahan

Hedam merupakan barometer bagi 2 (dua) kelurahan dan 2 (dua) kampung

yang ada di Distrik Heram Kota Jayapura, karena letaknya sangat strategis

dimana menjadi pertumbuhan Ekonomi dengan pesat dan juga merupakan

pintu gerbang antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura Provinsi

Papua.

Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Gambar 4.5 sketsa Wilayah

kelurahan Hedam.

Page 75: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 59Gambar 4.5 Sketsa Wilayah Kelurahan Hedam

Page 76: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 60

4.2.2.2. Kondisi Geografis

- Ketinggian Tanah dari permukaan laut = 18 mdpl

- Curah Hujan : (2.764) mm/tahun

- Topografi …………………………… = 33 oc 22 oc (Min)

4.2.2.3. Kependudukan

Data penduduk Distrik Heram dengan Jumlah Kepala Keluarga = 3.196

kk dapat dilihat melalui table dibawah ini :

Tabel 4.8. Jumlah Penduduk Menurut Agama (Tahun 2012)

Sumber ; kantor kelurahan hedam, 2013

Agama Jenis Kelamin Jumlah

L P

IslamKristen ProtestanKristen KatolikHinduBudha

2.0482.7201.8884411

2.9972.9581.132555

5.0455.6783.0209926

Jumlah Total 6.711 7.157 13.868

Page 77: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 61

4.2.2.5 Bidang Pembangunan

4.2.2.5.1. Sarana Umum

Tabel 4.9 Sarana Peribadatan

No. Sarana Peribadatan Jumlah (buah)1. Masjid 32. Gereja 153. Vihara ---4. Pura ---

Jumlah Total 18 buahSumber : Kantor Kelurahan Hedam,2013

Tabel 4.10 Sarana Kesehatan

Sarana Kesehatan

Puskesmas Posyandu Dokter Praktek BidanPraktek

Apotik

1 Unit Posyandu REBALI PERUMNAS IV Posyandu WALIKAMBAIPADANG BULAN I

Posyandu BAHAGIA PADANGBULAN II

Posyandu EMEREUW ORGANDA

- buah 1 buah 6 buah

Sumber : Kantor Kelurahan Hedam ,2013

Tabel 4.11 Sarana Olahraga

No.Sarana Olahraga

Lapangan Jumlah (buah)1. Sepak Bola 1 Buah2. Basket 3 Buah

3. Fudsal 3 Buah4. Volly 4 Buah5. Tenis 1 Buah

Sumber : Kantor Kelurahan Hedam,2013

Page 78: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 62

Tabel 4.12. Tempat Usaha

Sumber : Kantor Kelurahan Hedam,2013

4.3. Kondisi Eksiting Sarana Penanggulangan Banjir

Sesuai dengan identifikasi lokasi studi sarana penangulangan banjir atau

genangan air di Prumnas IV dan Organda adalah sistem drainase yang terdiri dari

No.Jenis Tempat Usaha Jumlah (buah)

.1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Warnet

Hotel

Pasar

Toko

Kios

Saumile

Meubele

Batu Tela

Air Mineral

Dealer Zusuki (Mobil)

Suzuki (Motor)

Rumah Makan

Warung Makan

Bengkel

Cucian Mobil

Cucian Motor

11

--

--

127

371

10

12

3

5

1

1

30

73

9

--

3

Page 79: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 63

drainase Primer, Drainase Sekunder Dan Drainase tersier. Seluruh saluran drainase

tersier yang terdapat di sekitar rumah alirannya terpusat pada satu jalur drainase

sekunder, sistem drainase yang ada di perumnas IV dan organda beroutlet di Kali acai

yang berfungsi sebagai saluran drainase primer. Sepanjang aliran drainase ada dua

Goa Kart yang akan dilewati oleh aliran air yaitu di daerah poltekes dan daerah

organda dekat perkebunan kangkung. Untuk Sistem Jaringan dan Jenis drainase dapat

dilihat pada Gambar 4.6. ukuran dan jenis drainase dapat dilihat pada tabel 4.13.

Sumber : Penulis 2014

Gambar 4.6. Skema Drainase Perumnas IV Dan Organda

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 63

drainase Primer, Drainase Sekunder Dan Drainase tersier. Seluruh saluran drainase

tersier yang terdapat di sekitar rumah alirannya terpusat pada satu jalur drainase

sekunder, sistem drainase yang ada di perumnas IV dan organda beroutlet di Kali acai

yang berfungsi sebagai saluran drainase primer. Sepanjang aliran drainase ada dua

Goa Kart yang akan dilewati oleh aliran air yaitu di daerah poltekes dan daerah

organda dekat perkebunan kangkung. Untuk Sistem Jaringan dan Jenis drainase dapat

dilihat pada Gambar 4.6. ukuran dan jenis drainase dapat dilihat pada tabel 4.13.

Sumber : Penulis 2014

Gambar 4.6. Skema Drainase Perumnas IV Dan Organda

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 63

drainase Primer, Drainase Sekunder Dan Drainase tersier. Seluruh saluran drainase

tersier yang terdapat di sekitar rumah alirannya terpusat pada satu jalur drainase

sekunder, sistem drainase yang ada di perumnas IV dan organda beroutlet di Kali acai

yang berfungsi sebagai saluran drainase primer. Sepanjang aliran drainase ada dua

Goa Kart yang akan dilewati oleh aliran air yaitu di daerah poltekes dan daerah

organda dekat perkebunan kangkung. Untuk Sistem Jaringan dan Jenis drainase dapat

dilihat pada Gambar 4.6. ukuran dan jenis drainase dapat dilihat pada tabel 4.13.

Sumber : Penulis 2014

Gambar 4.6. Skema Drainase Perumnas IV Dan Organda

Page 80: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 64

Tabel 4.13. Jenis Dan Ukuran Drainase

Perumnas IV Organda

Jenis Ukuran Jenis Ukuran

Primer Lebar 3 M

Tinggi 2 M

Primer Lebar 3m

Tinggi 1,5m – 3m

Sekunder Lebar 40 Cm

Tinggi 30 Cm

Sekunder Lebar 80 Cm

Tinggi 40 Cm

Tersier Lebar 20 Cm

Tinggi 20 Cm

Tersier Lebar 20 Cm

Tinggi 20 Cm

Sumber : Hasil survey 2014

4.4. Zona Rawan Banjir

Melihat kondisi topografi dan morfologi perumnas IV dan Perumahan

Organda termasuk dalam zona rawan banjir di Kota Jayapura. Dalam Perda Kota

Jayapura No Tahun 2010 tentang rencana induk drainase juga telah di tetapkan

kawasan ini sebagai prioritas pembangunan drainase karena merupakan daerah rawan

banjir.

Beberapa titik banjir di kelurahan hedam adalah Padang bulan

sosial,Perumnas IV, dan perumahan Organda (RW 04, RW 07, RW 08, RW 09, RW

11 ).

Page 81: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1. Kebijakan Penanganan Masalah Banjir Di Kota Jayapura

5.1.1. Latar Belakang Kebijakan

Kebersihan, keindahan, kenyamanan suatu perkotaan merupakan suatu syarat

mutlak yang harus dipikirkan saat ini oleh seluruh pemerintah kota yang ada di

indonesia secara khusus pemerintah Kota Jayapura. Apabila Kota Jayapura Bebas

dari sampah akan menjadikan kota tersebut semakin memiliki daya tarik tersendiri,

sehingga setiap orang yang berada di kota tersebut akan merasa nyaman dan tidak

mengalami gangguan kesehatan. Tidak hanya kebersihan kota saja, akan tetapi suatu

kota harus bebas dari banjir. Apalagi suatu kota bebas dari masalah banjir maka

segala aktivitas warga masyarakat di kota tersebut tidak akan terganggu. Aktivitas

yang di maksud di sini adalah aktifitas yang dilakukan oleh masyatrakat sehar-hari,

seperti kegiatan perdagangan, pemerintahan, sekolah, dan lain-lain. Selain itu juga

suatu kota akan menjadi semakin menarik untuk dijadikan tempat tinggal yang layak

apabila, ketersediaan air bersih dapat dinikmati oleh semua orang. Sebagaimana

diketahui, air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar yang paling sering

digunakan oleh masyarakat perkotaan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-

hari. Permasalahan banjir di Kota Jayapura yang terjadi selalu menimbulkan

kerugian bagi mereka yang terkena banjir baik secara langsung maupun tidak

langsung yang dikenal sebagai dampak banjir.

Page 82: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 66

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya banjir adalah masih buruknya

manajemen sistem drainase di Kota Jayapura. Menurutt Suripin (2004) bahwa

kualitas manajemen suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem drainase yang ada.

Jika suatu kota memiliki sistem drainase yang baik, maka kota tersebut akan bebas

dari genangan air atau masalah banjir. Sistem jaringan drainase yang tidak baik akan

merugikan kota dan masyarakat, karena menganggu lingkungan, menghambat

transportasi dan memberikan dampak buruk terhadap aktifitas sosial ekonomi.

Kota Jayapura secara geografis dan topografis cukup bervariasi, mulai dari

dataran hingga landai dan berbukit / gunung 700 meter di atas permukaan air laut.

Kota Jayapura dengan luas wilayah 94.000 Ha terdapat ± 30% daerah yang tidak

layak huni, karena terdiri dari perbukitan yang terjal, rawa-rawa dan hutan dengan

kemiringan 40% bersifat konservasi dan hutan lindung. Kondisi dengan kemiringan

ditambah dengan variasi curah hujan antara 45-255 mm/th dengan jumlah hari hujan

rata-rata bervariasi antara 148-175 hari hujan / tahun menambah genangan air kalau

hujan turun. Kawasan Padang Bulan adalah gambaran buruk kalau hujan turun dalam

hitungan jam sebagian perumahan di Perumnas IV dan perumahan

Organdaterendam banjir, karena itu analisis dan formulasi menjadi sebuah tahap

penting dalam menyusun sebuah strategi kebijakan secara menyeluruh dalam

memecahkan masalah, sehingga dibutuhkan suatu paradigma baru untuk

menggantikan paradigma untuk mengatasi persoalan banjir di Kota Jayapura

Page 83: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 67

5.1.2. Analisa Kebijakan

5.1.2.1. Pilihan Kebijakan

Untuk menangani permasalahan banjir di Kota Jayapura, di butuhkan suatu

pilihan kebijakan yang berorientasi pada asas proporsional dan komperhensif.

Dimana pilihan kebijakan yang dimaksud disini adalah, merumuskan suatu rancangan

perautran daerah yang memiliki kekuatan hukum tetap, sehingga dalam proses

pelaksanaanya dapat dijalankan sesuai dengan ketentuan-ketentuan perundang-

undagan yang berlaku.

Pilihan kebijakan yang dapat digunakan dalam menangani masalah banjir di

Kota Jayapura dapat dilakukan dengan mengeluarkan peraturan daerah tentang

revitalisasi sistem drainase yang ada Kota Jayapura., Perda no.5 Tahun 2010 Tentang

Rencana Induk Drainase. Dimana sistem drainase tersebut ditujukan untuk mencegah

hal yang tidak menyenangkan bagi publik Kota Jayapura. Salah satu cara yang dapat

dilukan adalah dengan mendatangkan ahli drainase yang dapat menganalisa sistem

drainase di Kota Jayapura, sehingga nantinya sistem drainase tersebut tidak

menganggu jalannnya pembangunan di Kota Jayapura.

5.1.2.2. Pelembagaan Kebijakann

Hampir sama dengan proses pembuatan undang-undang, proses pembuatan

Perda juga dapat muncul melalui dua jalur, yaitu atas usulan eksekutif (pemda) dan

atas usulan legislatif (DPRD). Selama kebijakan otonomi bergulir yang ditandai

dengan lahirnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang

Page 84: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 68

kemudian di revisi menjadi UU No 32 tahun 2004, sebagai instrumen hukum dari

pemerintah pusat yang dijadikan landasan atau acuan dalam menyusun peraturan di

tingkat daerah. Sehingga di dalam menangani persoalan sampah, banjir, dan

kebutuhan air bersih, maka di perlukan adanya pelembagaan kebijakan yang mampu

untuk mengatur jalannya pelaksanaan program penanggulangan Masalah sampah,

banjir dan kebutuhan air bersih

Sebagaimana yang telah di bahas dalam bagian pilihan kebijakan tentang

pengaturan sistem drainase di Kota Jayapura, maka untuk mendukung hal tersebut

diperlukan surat keputusan waliKota Jayapura tentang membangun sistem drainase

perkotaan yang mencakup masalah pengoperasian dan pemeliharaan. Sehingga

nantinya dalam pengoperasian dan pemeliharaan dapat didukung oleh lembaga

pengawas yang bertujuan untuk memonitoring tugas dan tanggungjawab yang

dilaksanakan

5.1.2.3. Instrumen Kebijakan Dalam Menangani Masalah Banjir

Dalam melaksanakan instrumen kebijakan dapat ditinjau dari dua aspek yaitu

aspek teknis dan non teknis :

Apek teknis :

1. Menyusun pedoman penanganan masalah banjir secara terpadu dengan

melibatkan instansi-instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum

Kota Jayapura, Dinas Tata Ruang Kota, Dinas Kebersihan dll,

Page 85: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 69

2. Menata ulang manajemen pengelolaan sistem drainase di Kota

Jayapura mulai dari manajemen struktur organisasi, pengelolaan

drainase, pegendalian sampai pada tahap monitoring.

Aspek Non Teknis :

Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat, yang tinggal di

daerah rawan banjir, terhadap kinerja sarana dan prasarana pengendali

banjr dan sistem drainase

5.2. Faktor Penyebab Banjir Di Kota Jayapura

5.2.1. Identifikasi Penyebab Banjir Secara Umum Di Kota Jayapura

Faktor penyebab banjir di Kota Jayapura adalah faktor alam dan sudah tentu

tidak terlepas akibat dari campur tangan manusia itu sendiri. Disamping curah hujan

yang sangat tinggi 1.500 – 2.500 mm/tahun. Faktor yang miris sebagai penyebab

terjadinya banjir adalah berkurangnya daerah catchment area (daerah resapan air

hujan) akibat penebangan liar dan peralihan fungsi hutan menjadi lahan perkebunan

serta ditambah lagi dengan pembangunan rumah untuk tempat tinggal di wilayah hulu

(Puncak gunung/perbukitan) seperti KPR (Kompleks Perumahan Rakyat), hotel dan

Villa. Berkurangnya catchment area di wilayah perbukitan di wilayah Kota Jayapura

ini menyebabkan air hujan yang tercurah dengan intensitas tinggi di bagian hulu yang

umumnya adalah puncak perbukitan tidak dapat tertahan apalagi meresap dengan

baik ke permukaan tanah sehingga air yang sangat banyak ini hanya meluncur deras

Page 86: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 70

ke bagian bawah melalui lereng dan celah-celah gunung yang tentunya

membahayakan masyarakat penghuni rumah yang ada di bawahnya.

Ada satu hal klasik lagi yang merupakan penyebab terjadinya banjir yang

terjadi di wilayah Kota Jayapura, yakni kesadaran masyarakat setempat dalam hal

membuang sampah. Banyaknya sampah plastik yang sengaja dibuang oleh

masyarakat setempat ke aliran sungai memberikan kontribusi aktif terhadap

terjadinya banjir yang dampaknya justru merugikan masyarakat itu sendiri. Bukti

nyata akan sampah plastik yang sengaja dibuang masyarakat pada aliran sungai yakni

dengan banyaknya sampah bekas bungkusan makanan dan minuman, kantung plastik

dan masih banyak lagi sampah limbah rumah tangga yang ikut terbawa aliran banjir

sampai ke tengah-tengah bagian jalan raya.

5.2.2. Identifikasi Penyebab Banjir Secara Khusus Di Lokasi Studi

Pada masa pemerintahan belanda sampai awal pembangunan perumnas IV

tahun 1994 kawasan ini bukan merupakan daerah banjir. Selesai pembangunan tahun

1996 hingga tahun 1998 kawasan ini tidak pernah mengalami banjir, namun awal

tahun 1999 kawasan ini mulai sering mengalami banjir dan yang terparah terjadi pada

15 juli 1999(1).

Banjir di Perumnas IV dan Padang bulan merupakan banjir genangan yang

terjadi pada saat hujan deras. Faktor banjir secara umum di Kota Jayapura yang telah

di bahas diatas sudah tentu sangatlah berpengaruh pada lokasi studi Perumnas IV dan

(1)Dikutip dari Tesis Malla Paruntung/Faktor-faktor yang mempengaruhi pemelihan lokasi perumahan perumnas IV padang bulan Kota JayapuraTahun 2004

Page 87: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 71

Peumahan Organda. WaliKota Jayapura, Drs. Benhur Tommy Mano, MM(2)

mengatakan, terjadinya banjir di Perumahan Organda dan Perumnas IV Padang

Bulan, disebabkan karena saluran air atau drainase yang tidak lancar, Dari hasil

survey di lapangan berupa idetifikasi dan wawancara(3) di dapatkan bahwa Faktor

utama penyebab banjir di padang bulan dan organda adalah pada sistem drainase.

Namun ada juga Faktor lain, untuk lebih lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 5.1. Faktor Penyebab Banjir Di Padang Bulan Dan Organda

NO Objek Masalah Keterangan

1 Drainase/

Kali Acai

- Sedimentasi/Pengendapan - Terjadi pengendapan

material lumpur di saluran

drainase primer sehingga

dimensi drainase

berkurang

- Endapan Juga terjadi di

titik X1 dan Titik X2

sehingga mulut saluran

menjadi kecil

- Sampah - Saluran drainase primer

tersumbat oleh sampah.

(2)www. papua Post.com Kamis, 31 Januari 2013 23:36 Banjir Perumnas IV dan Organda Akibat Saluran Drainase Hedam(3)Wawancara Kepala Kelurahan Hedam, 5 Januari 2015, 11:00 WIT

Page 88: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 72

- Sumbatan sampah pada

Titik X1 dan X2

- Box Kawat Saringan

Sampah

- Box Kawat Saringan

Sampah Pada titik X1 dan

X2 telah rusak

2 Daerah

Resapan

Air

- Kurangya daerah resapan

Air

- Perumnas IV dan Organda

merupakan kawasan padat

perumahan sehingga

hampir seluruh permukaan

tanah sudah tertutup oleh

beton dan aspal

- Alih fungsi lahan diatas

perbukitan sekitar

Perumnas IV dan Organda

Ket : Titik X adalah Box Kawat saringan sampah pada lubang alami aliran Drainase Primer kali Acai

Sumber : Hasil Survey 2014

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa faktor utama penyebab

banjir di perumnas IV dan Organda Tereletak Pada permasalahan drainase dan

kurangnya daerah resapan air. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran

masyarakat dan pemerintah dalam menangani masalah ini.

Page 89: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 73

Gambar 5.1. Sistem Drainase perumahan Organda

Skala 1 : 66

Page 90: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 74

Gambar 5.2. Sistem Drainase Perumnas IV

Skala 1 : 60

Page 91: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 75

Keterangan : X1 : Aliran air Goa Kart Perumnas IVX2 : Aliran air Goa Kart Organda

Gambar 5.4.Aliran Kali Acai Dan Letak Mulut Goa( titik X) Karts/Sungai

Bawah Tanah

Page 92: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 76

5.3. Evaluasi Penanggulangan Banjir Di Perumnas IV dan Organda

Dari hasil identifikasi di lokasi studi yang telah di jelaskan sebelumnya ada

tiga hal yang akan di tinjau kinerjanya. Tiga hal yang di maksud adalah :

1. Evaluasi Sistem Drainase

2. Evaluasi penaganan banjir oleh pemerintah

3. Evaluasi penanganan banjir oleh masyarakat

5.3.1. Evaluasi Sistem Drainase

Berdasarkan keterangan dari masyarakat di lokasi studi pengerokan drainase

primer/kali acai yang dilakukan oleh pemerintah sangatlah efektif dalam

menangulangi genangan air saat terjadi hujan. Setiap kali pengerokan dilakukan

kapasitas drainase menjadi normal sehingga dapat menampung dan mengalirkan air

dengan baik. Jika hujan dalam beberapa hari semakin lama terjadi pengendapan

lumpur tanah di dalam drainase primer yang mengakibatkan kapasistas drainase

berukurang karena pendangkalan, selain itu pada box saringan sampah pada lubang

alami di titik X1 dan X2 sering tersumbat dengan sampah dan endapan lumpur, jika

terjadi demikian maka pada saat hujan deras dalam beberapa menit saja kawasan

padang bulan dan organda sudah terendam air.

Berdasarkan hasil diatas penulis berasumsi untuk Jenis dan ukuran drainase

sudah cukup baik dalam menampung dan mengalirkan air hujan, namun ada beberapa

hal perlu di kaji ulang dan di perbaiki yang telah di uraikan pada tabel di bawah ini :

Page 93: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 77

Tabel 5.2 Evaluasi Drainase perumnas IV dan Organda

Jenis

saluran

drainase

Keterangan Lokasi

perumnas IV

Organda Masalah

Primer kapasistas

saluran

Cukup Baik Cukup Baik -

Kemiringan

saluran

Dikaji Ulang Di kaji Ulang Sering terjadi

pengendapan

Dinding

drainase

Perlu

perbaikan di

beberapa titik

Perlu Perbaikan

Di beberapa titik

Rusak

/Ditimbuhi

tanaman

Box kawat

saringan

Sampah

Perlu

diperbaiki

Perlu diperbaiki Telah Rusak

Sekunder Jumlah Saluran Di kaji ulang Di kaji Ulang Hanya satu

saluran

Kapasitas

saluran

Di kaji Ulang Di Kaji Ulang Ukuran yang

kecil untuk

menampung

seluruh aliran

air dari drainase

Page 94: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 78

Titik X1 dan X2 adalah dua mulut goa alami dimana aliran air kali acai masuk

masuk melewatinya. Titik X1 berada di Poltekes dengan panjang aliran bawah tanah

sekitar 300 meter. Titik X2 berada di pinggir areal perkebunan kangkung belakang

kampus USTJ dengan pajang aliran bawah tanah sekitar 417 meter. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada gambar 5.3. Dari hasil identifikasi di lapangan terdapat saringan

sampah berupa Box Pipa di pasang kawat besi pada titik X1 dan X2. Kondisi kawat

telah rusak sehigga fungsinya sebagai penyaring sampah tidak maksimal

memnyebabkan sumbatan sampah pada mulut goa alami.

5.3.2. Evaluasi Penanggulangan Banjir Yang Dilakukan Oleh Pemerintah

Dalam Perda Kota Jayapura No 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Induk

Drainase telah di tetapkan zona rawan banjir yang menjadi perhatian pemerintah Kota

Jayapura. Salah satu program untuk menangulangu banjir adalah dengan perbaikan

drainase dan perawantan. Dalam penyataanya wali Kota Jayapura Drs Benhur

Tommy Mano, MM mengatakan bahwa, pemerintah telah berupanya menangulangi

banjir dengan melakukan pengerukan kali acai dan larangan buang sampah disungai.

tersier

Kemiringan

saluran

Baik Baik -

Sumber : hasil Survey 2014

Page 95: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 79

Dari hasil survey lokasi studi, informasi yang didapatkan dari masyarakat dan

kelurahan hedam mengenai kinerja pemerintah daerah dalam menangulangi banjir

adalah pengerokan kali acai, namun seringkali sudah terjadi banjir baru penaganan

atau pengerokan dilakukan, jadi dalam hal ini pemerintah dinilai lamban.

5.3.3. Evaluasi Penagulangan Banjir Yang Dilakukan Oleh Masyarakat

Dari hasil wawancara ketua RW di Organda dan perumnas IV didapakan

bahwa ,Kesadaran masyarakat dalam menagulagi banjir yang di perumnas IV dan

Organda sangat kurang, sampai saat ini masyarakat hanya mengandalkan pemerintah

sebagai aktor utama dalam menangulangi banjir. Selain itu ada sebagian masyarakat

yang memanfaatkan endapan lumpur di drainase primer sebagai kebun sayuran

kangkung, padahal hal ini tentulah sangat dilarang. Sampah yang meyumbat di mulut

goa alam sebenarnya bisa diangkat oleh masyarakat secara manual, namun hal ini

tidak pernah dilakukan.

5.4. Alternatif Penangulangan Banjir/Genangan Air

Dengan melihat kondisi Perumnas IV dan Organda yang padat dengan

perumahan sehingga alternative pencegahan banjir genangan air yang sesuai dengan

kondisi ini adalah pembuatan lubang resapan biopori, terknologi ini sangat efektif dan

efisien dalam pembuatanya sehingga tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga ,biaya

dan hanya membutuhkan sedikit ruang.

Page 96: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 80

Lubang resapan Biopori adalah teknologi sederhana yang tepat guna dan

ramah lingkungan. Lubang Biopori ini mampu meningkatkan daya resap air hujan

kedalam tanah sehingga mampu mengurangi resiko banjir akibat meluapnya air

hujan. Selain itu, teknologi ini juga mampu meningkatkan jumlah air bersih didalam

Tanah.

Lubang resapan Biopori sebaiknya dibuat pada drainase tersier guna

mengurangi debit air yang mengalir ke drainase sekunder, lubang resapan biopori

juga sebaiknya dipasang pada daerah paling rawan genangan air.

Page 97: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

BAB VI

PERNUTUP

6.1. Kesimpulan

Sesuai pembahasan pada bab sebelumnya maka penulis menarik kesimpulan

mengenai hasil evaluasi di lokasi studi, kesimpulan yang di ambil antara lain :

1. Penyebab Banjir di Padang bulan dan Organda adalah :

a. Sedimentasi atau pengendapan sehingga kapasitas Drainase Primer/Kali

Acai untuk menampung aliran air semakin berkurang.

b. Tersumbatnya mulut Goa Alam ( titik X ) sebagai pintu saluran bawah

tanah oleh sampah dan pengendapatn lumpur.

c. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah pada sungai masih

sangat kurang. Hal ini terbukti dari banyaknya sampah di Kali Acai.

d. Kurangnya daerah resapan air karena Hampir seluruh permukaan tanah di

kawasan Perumnas IV dan Organda tertutup oleh bangunan dan beton.

2. Perhatian Pemerintah untuk menangulangi banjir di padang bulan sudah

cukup baik walaupun masih ada beberapa kekurangan yang perlu di

tingkatkan karena kondisi alam kota jayapura yang memiliki curah hujan

cukup tinggi.

Page 98: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Tugas AkhirEvaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan RuangDi Kelurahan Hedam Distrik Heram Kota Jayapura

PRORAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 82

6.2. Rekomendasi Dan Saran

Dari kesimpulan diatas yang telah diuraikan maka ada beberapa hal yang

penulis sarankan yaitu :

1. Perlunya perbaikan box saringan sampah pada mulut goa alami sebagai aliran

Kali Acai.

2. Pemantauan Kali Acai harus sering dilakukan oleh pemerintah agar waktu

pengerokan sungai disesuakan dengan endapan yang terpantau.

3. Masyarakat harus sadar dengan tidak membuang sampah di sungai, salah satu

cara yang paling efektif adalah menulis larangan di sepanjang Kali Acai dan

menyediakan tempat sampah umum di sepanjang jalan utama, hal ini tentunya

akan lebih berhasil lagi jika ada sanksi yang dikenakan bagi pelanggar.

4. Membuat lubang resapan Biopori pada drainase tersier dan sekunder, hal ini

sangat baik untuk mengurangi genagan air yang terjadi.

Page 99: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, S. 2007. Persepsi dan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pembangunan HutanRakyat dalam Upaya Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Tesis IlmuLingkungan. Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Banjir “htttp://Id. M. Wikipedia.org/wiki/banjir.2014“ ,dikinjungi pada tanggal 23 Desember2014

Banjir Dan Tanah Longgsor Di APO Dan Dok V “ http://detiknews.com “ di kunjungi padatanggal 13 November 2014

Banjir Di Kota jayapura “http://www.Papua Post.com“ di kunjungi pada tanggal 13November 2014

Banjir Merendam Sebagian Kota Jayapura “http://www.tempo.com“ di kunjungi padatanggal 13 November 2014

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Kota Jayapura, 2008. “ RencanaTata Ruang Wilayah Kota jayapura “

Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kota jayapura, 2013 ” Kota Jayapura Dalam Angka ”

Dinas Pekerjaan Umum ( DPU ) Kota Jayapura,2004.“Pedoman Bahan Konstruksi danRekayasa Sipil”

Distrik Heram, 2013 ”Profil Distrik Heram”

Gtor Irianto.2003, “Banjir Dan Kekeringan”,Penerbit CV. Universal Pustaka . Media. Bogor

Haryono, Sukarto. Ir .M.Si.1999, “Draianse Perkotaan“.Penerbit PT. Mediatama Saptakarya. Jakarta

Kelurahan Hedam, 2013 “ Profil Kelurahan Hedam

Keputusan Kementrian Permukiman dan Prasarana Wilayah No.53/KTSP/M/2001 “ Standarpelayanan minimal bidang drainase dan pengendalian banjir “

Kodoatie, Robert J. Dan Sugiyanto, 2002, BANJIR – Beberapa penyebab dan metodepengendaliannya dalam perspektif Lingkungan, Cetakan 1 Tahun 2002, PenerbitPustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kondatie, Robert J. dan Roestam S. Jarief. 2005, “ Pengelolahan Sumber Daya Air Terpadu “. Penerbit Andi, Yogyakarta

Kambuaya Lorens.Http://www.lorenstskambuaya.blogspot.com

Page 100: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Maryono, 2000 “Menangani Banjir, Kekeringan Dan Lingkungan “. Gadja Mada UniversitasPress. Yogyakarta

Paruntung Malla 2004, Tesis “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan LokasiPerumahan Perumnas IV Padang Bulan Kota Jayapura “

Siswoko. 1985. Pola Pengendalian Banjir pada Sungai. Buletin pengairan 2.1985 Jakarta:Dirjen Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum

Supriharjo Rimadewi,Dian Rahmawati,Karina Pradinie. 2013,“Diktat Metodologi PenelitianKualitatif “.Institut Teknologi Sepuluh November . Surabaya

Tarjono, 1996. Kajian Erosi Permukaan dan Perlakuan Konservasi Tanah di Sub DASGobeh Kabupaten Dati II Wonogiri.Tesis. Yogyakarta: Pascasarjana UGM.

Page 101: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Banjir Organda Drainase Perumahan Organda

Endapan pada Drainase Primer di Padang Bulan Drainase Primer / Kali Acai

Page 102: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

Mulut Goa pada perumahan organda Penyaring sampah pada mulut goa

Kondisi Jembatan pada mulut goa Kondisi daerah disekitar mulut goa

Page 103: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

METODE BIOPORI

Page 104: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

PETA KAWASAN PERUMNAS IV

Page 105: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

PETA DRAINASE PERUMNAS IV

Page 106: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

PETA KAWASAN PERUMNAS IV

Page 107: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

PETA KAWASAN PERUMAHAN ORGANDA

Page 108: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

PETA DRAINASE PERUMAHAN ORGANDA

Page 109: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

PETA KAWASAN PERUMAHAN ORGANDA

Page 110: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura
Page 111: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

HARI TANGGAL : ……………………………………………………………………..

WAKTU/TEMPAT :………………………………………………………………………

NAMA RESPONDEN :………………………………………………………………………

TTL :………………………………………………………………………

PEKERJAAN :.........................................................................

PENDIDIKAN TERAKHIR :……………………………………………………………………..

Target waktu : Minimal 40 menit/Responden

TUJUAN WAWANCARA :

1. UNTUK MEMAHAMI DAN MENGUMPULKAN INFORMASI TERKAIT DENGAN MASALAH BANJIR DI PERUMNAS IV DAN ORGANDA2. UNTUK MENGALI PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT MENGENAI UPAYA PENANGGULANGAN BANJIR DI PADANG BULAN DAN

PERUMNAS IV.3. UNTUK MENGETAHUI LAYANAN PEMERINTAH DAN UPAYA MASYARAKAT DALAM MENANGANI PERMASALAHAN BANJIR.

DATA TEKS WAWANCARA RESPONDEN

EVALUASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DALAM PEMANFAATAN RUANG

DI KELURAHAN HEDAM DISTRIK HERAM KOTA JAYAPURA

Page 112: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

PANDUAN PEMBUKAAN

1. UCAPKAN SALAM.2. JELASKAN KEPADA RESPONDEN TENNG TUJUAN WAWANCARA SECARA PRIBADI.3. YAKINKAN KEPADA RESPONDEN BAHWA DATA YANG DIKUMPULKAN HANYA UNTUK TUJUAN STUDI.4. RESPONDEN BERHAK UNTUK TIDAK MEMBERIKAN JAWABAN LEBIH DENGAN ALASAN KEAMAANAN ATAUPUN PRIVASI LAINNYA.5. PERTANYAAN TIDAK BOLEH KELUAR DARI INTI PERMASALAHAN.6. UCAPKAN TERIMAKASIH SESUDAH WAWANCARA.

NO PERTANYAAN JAWABAN1 Berapa lamakah anda tinggal

di kawasan ini?

2 Sejauh mana anda mengenalkawasan ini ?

3 Menurut anda, apa factorpenyebab banjir yang ada dikawasan ini ?

4 Sudah berapa lama banjirselalu terjadi, seberapasering?

Page 113: Evaluasi Penanggulangan Bencana Banjir Dalam Pemanfaatan Ruang Di Kelurahan Hedam DistrikHeram Kota Jayapura

5 Sejauh ini apa upayamasyarakat dalam mengatasibanjir di kawasan ini ?

6 Menurut anda, bagaimanaperhatian pemerintah kotajayapura terhadap masalah ini?

7Sebagai masyarakat apa yangada usulkan kepadapemerintah terkait masalahbanjir?

8 Untuk masyarakat sendiri,bagaimana kesadaran tentangaturan yang pemerintah buatdalam hal mecegah banjir?