manajemen pemeliharaan dan pemanfaatan kuda … · ringkasan debora arny widowati. d14070121. 2011....

94
MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA NON-ATLET DI NUSANTARA POLO CLUB, JAGORAWI GOLF COUNTRY CLUB, CIBINONG, KABUPATEN BOGOR SKRIPSI DEBORA ARNY WIDOWATI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: hathuy

Post on 02-Mar-2019

270 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA

NON-ATLET DI NUSANTARA POLO CLUB, JAGORAWI GOLF

COUNTRY CLUB, CIBINONG, KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

DEBORA ARNY WIDOWATI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

RINGKASAN

DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan

Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi Golf Country

Club, Cibinong, Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan

Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Prof. Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS

Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Didid Diapari, M.Si

Kuda merupakan hewan yang telah lama didomestikasi. Saat ini kuda banyak

digunakan untuk olahraga, seperti pacuan kuda dan polo. Upaya penanganan kuda

pasca atlet tidak ada di peternakan kuda lain, namun di Nusantara Polo Club (NPC)

terdapat proses manajemen tersendiri untuk kuda pasca atlet. Kuda pasca atlet

dimanfaatkan menjadi kuda olahraga yang disewakan, dan sebagian dimanfaatkan

untuk pembiakan (breeding). Kuda pasca atlet tersebut juga dimanfaatkan untuk

terapi berkuda anak-anak penderita autis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan menganalisis manajemen

pemeliharaan kuda non-atlet dan pemanfaatannya. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Juli hingga September 2010 di Nusantara Polo Club (NPC), Cibinong,

Kabupaten Bogor. NPC merupakan salah satu klub polo berkuda di Indonesia. Kuda

non-atlet yang diamati berjumlah 43 ekor, dengan umur dan bangsa yang beragam.

Responden yang juga merupakan bagian penting dari penelitian ini berjumlah 22

orang. Metode yang digunakan berupa pengamatan, dokumentasi, dan wawancara

responden. Data yang dikumpulkan antara lain meliputi informasi: identitas kuda,

pemeliharaan kuda, pakan, analisa zat makanan, pertambahan bobot badan,

pemanfaatan kuda, pola latihan, perkawinan kuda, penanganan kesehatan kuda,

identitas petugas, dan identitas pengunjung (guest).

Nusantara Polo Club (NPC) memiliki sekelompok kuda atlet dan juga non-

atlet yang ditempatkan di kandang berbeda. Kuda yang diamati dalam penelitian ini

yaitu kelompok kuda non-atlet. Kuda terdiri dari 21 ekor jantan dan 22 ekor betina,

dengan kisaran umur tiga bulan hingga 30 tahun. Pemeliharaan kuda mencakup

pembersihan kuda dan kandangnya, pemasangan tapal (sepatu kuda), pencukuran

rambut, pemberian pakan, pemberian latihan (exercise), dan penanganan kesehatan

kuda. Kuda diberi pakan hijauan dan konsentrat, serta diberi tambahan wheat bran

dan oat (khusus pejantan). Salah satu cara untuk mengetahui kondisi kuda secara

umum, terutama pada kuda yang sedang bertumbuh (umur ≤ 8 tahun), yaitu dengan

menghitung pertambahan bobot badannya. Estimasi bobot badan diperoleh dengan

mengukur panjang badan dan lingkar dada kuda. Hasil pengukuran memperlihatkan

bahwa kuda yang mengalami peningkatan bobot badan sebanyak 81,82%, yang

mengalami penurunan bobot badan sebanyak 9,09%, dan yang tidak mengalami

perubahan bobot badan sebanyak 9,09% dari total kuda sebanyak 11 ekor. Kuda non-

atlet di NPC dimanfaatkan untuk riding guest (latihan berkuda pengunjung), chukka

athlete (latihan polo atlet), chukka guest (latihan polo pengunjung), breeding

(perkawinan), dan training (dilatih menjadi kuda polo).

Salah satu unsur terpenting dalam manajemen pemeliharaan kuda yaitu faktor

manusia. Petugas yang bertanggungjawab atas kuda non-atlet di NPC yaitu sebanyak

17 orang. Pemeliharaan kuda oleh petugas dilakukan dengan cukup baik, karena

Page 3: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

ii

hanya sedikit kuda yang mengalami penurunan bobot badan. Wawancara pengunjung

yang menyewa kuda juga dilakukan untuk mengetahui identitasnya dan manfaat

berolahraga dengan kuda. Kegiatan berkuda ternyata juga dapat dijadikan terapi

untuk penderita autis. Seorang anak autis menjadi bisa lebih berkonsentrasi setelah

rutin melakukan terapi berkuda.

Pemeliharaan masing-masing kuda berbeda sesuai dengan tujuan

pemanfaatannya, pola latihan (exercise) yang diberikan juga berbeda dan tidak

semua kuda diberikan latihan. Pemanfaatan kuda yang paling utama yaitu penyewaan

kuda pasca atlet ke pengunjung untuk berlatih berkuda atau bermain polo, kegiatan

ini disebut riding lessons di NPC. Pemanfaatan lain yaitu untuk kegiatan perkawinan

kuda. Kuda non-atlet memiliki kisaran umur dan bangsa yang beragam,

pemanfaatannya juga berbeda-beda, sehingga pemeliharaannya cukup berbeda. Kuda

atlet memiliki satu tujuan pemanfaatan yaitu hanya dipakai untuk berolahraga polo,

sehingga pemeliharaan sama, pola latihannya pun lebih rutin.

Kata-kata kunci: kuda non-atlet, pemeliharaan kuda, pemanfaatan kuda

Page 4: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

ABSTRACT

Management and Utilized of Non-Athlete Horse’s in Nusantara Polo Club,

Jagorawi Golf Country Club, Cibinong, Regency of Bogor

Widowati, D. A., P. H. Siagian, D. Diapari

Nusantara Polo Club (NPC) has athlete and non-athlete horses which are

maintenanced. Horses which are observed in this study are 43 non-athlete horse.

Horses are researched to know their maintenances and their utilized. The data are got

from observation, documentation, and questionnaire. Horse’s maintenance include

horse and stable cleansing, make horseshoes, hairs shaving, feeding, exercise, and

healthy management. Non-athlete horse in NPC are utilized for riding lessons

activity, chukka athlete’s training, breeding, and training. Maintenances for each

utilized are different enough. A horse should utilized for many things. Non-athlete

horse in NPC are lots in variation, so their maintenances are many kinds too. Healthy

horses can be utilized optimally. Riding activity actually brings a positive influence

for the riders. Riding activity are also beneficial for the children’s autism therapy.

Keywords: non-athlete horse, horse’s maintenance, horse’s utilized

Page 5: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA

NON-ATLET DI NUSANTARA POLO CLUB, JAGORAWI GOLF

COUNTRY CLUB, CIBINONG, KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

DEBORA ARNY WIDOWATI

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 6: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

Judul : Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di

Nusantara Polo Club, Jagorawi Golf Country Club, Cibinong,

Kabupaten Bogor

Nama : Debora Arny Widowati

NIM : D14070121

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,

(Prof. Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS) (Dr. Ir. Didid Diapari, M.Si)

NIP: 19460825 197711 1 001 NIP: 19620617 199002 1 001

Mengetahui:

Ketua Departemen

Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

(Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr.Sc.)

NIP: 19591212 198603 1 004

Tanggal Ujian: 2 Maret 2011 Tanggal Lulus:

Page 7: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 22 September 1990 di Solo, Jawa Tengah.

Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ir. Bambang

Widodo, MT dan Ibu Suparny.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Savitri pada tahun 1996, dan

menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Jaka Mulya IV pada tahun 2002.

Pendidikan lanjutan tingkat pertama dimulai pada tahun 2002 dan diselesaikan pada

tahun 2004 di SLTP Negeri 252 Jakarta Timur. Penulis melanjutkan pendidikan di

SMA Negeri 61 Jakarta pada tahun 2004, kemudian meneruskan pendidikan di SMA

St. Antonius Jakarta pada tahun 2005 hingga tahun 2007. Penulis diterima di Institut

Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI) dan diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,

Fakultas Peternakan pada tahun 2008.

Selama mengikuti perkuliahan, Penulis aktif pada beberapa Unit Kegiatan

Mahasiswa diantaranya Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB, Paduan Suara

Mahasiswa Agriaswara IPB, dan aktif dalam beberapa kepanitiaan dalam kegiatan di

Institut Pertanian Bogor serta Fakultas Peternakan IPB. Penulis pernah mengikuti

kegiatan magang di Bagian Nutrisi Ternak Terapan, Bagian Produksi Ternak Perah,

dan Bagian Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan IPB, pada bulan Februari

2009. Penulis juga berkesempatan menjadi penerima beasiswa PPA (Peningkatan

Prestasi Akademik) pada tahun 2010/2011.

Page 8: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala

limpahan berkat-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang

berjudul “Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara

Polo Club, Jagorawi Golf Country Club, Cibinong, Kabupaten Bogor” ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Memelihara kuda tidaklah mudah, dibutuhkan ketekunan dan kedisiplinan,

agar kuda yang dirawat selalu sehat dan berperawakan baik hingga tua. Secara garis

besar pemeliharaan kuda mencakup pembersihan kandang dan kuda, pemberian

pakan, dan perawatan kuda. Pemeliharaan kuda dibedakan berdasarkan pemanfaatan

kuda tersebut. Di Nusantara Polo Club, kuda non-atletnya dimanfaatkan untuk

berbagai hal dan pemanfaatan kuda tersebut memberikan keuntungan bagi pemilik.

Salah satu pemanfaatannya yaitu untuk terapi berkuda anak penderita autis.

Tak ada gading yang tak retak, Penulis menyadari skripsi ini jauh daripada

sempurna. Besar harapan Penulis atas kritik dan saran dari semua pihak untuk

membuat skripsi ini menjadi lebih baik. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat

bagi dunia peternakan terutama dalam budidaya kuda. Akhir kata, Penulis

mengucapkan banyak terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu dalam

penulisan ini.

Bogor, Februari 2011

Penulis

Page 9: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ........................................................................................ i

ABSTRACT ........................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xii

PENDAHULUAN .................................................................................. 1

Latar Belakang ............................................................................ 1

Tujuan ........................................................................................ 2

Manfaat ...................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3

Kuda ........................................................................................... 3

Jenis dan Kelas Kuda .................................................................. 4

Kuda Argentina ........................................................................... 4

Criollo ............................................................................. 4

Appaloosa ................................................................................... 5

Thoroughbred ............................................................................. 5

Kuda Sandel................................................................................ 5

Kuda Sumba dan Sumbawa (Poni Lokal) .................................... 6

Kuda Poni Polo ........................................................................... 6

Gaya Berjalan ............................................................................. 7

Penentuan Umur Kuda Berdasarkan Gigi .................................... 8

Manajemen Peternakan Kuda ...................................................... 8

Sumber Daya Manusia ..................................................... 9

Pakan Kuda ................................................................................. 9

Pakan Hijauan dan Konsentrat ......................................... 11

Kebutuhan Anak Kuda..................................................... 12

Kebutuhan Energi Kuda Laktasi ...................................... 12

Kebutuhan Nutrisi Kuda Tua ........................................... 13

Kesejahteraan Kuda .................................................................... 13

Lingkungan Kandang....................................................... 13

Page 10: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

ix

Kebersihan Kuda ............................................................. 15

Perlakuan Panas dan Dingin............................................. 15

Latihan (Exercise) Kuda.............................................................. 15

Reproduksi Kuda ........................................................................ 17

Seleksi Kuda .................................................................... 17

Estrus (Birahi) ................................................................. 18

Pengawinan ..................................................................... 18

Kebuntingan .................................................................... 19

Kelahiran ......................................................................... 19

Penyakit Kuda............................................................................. 20

Tendinitis (Bowed Tendon) ............................................. 20

Kolik ............................................................................... 20

Founder (Laminitis) ......................................................... 21

Luka ................................................................................ 21

Nusantara Polo Club ................................................................... 21

MATERI DAN METODE ...................................................................... 22

Waktu dan Lokasi ....................................................................... 22

Materi ......................................................................................... 22

Prosedur ...................................................................................... 22

Analisis Data .............................................................................. 25

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 26

Kondisi Umum Lokasi Penelitian ................................................ 26

Bangunan Kandang.......................................................... 27

Identitas Kuda ............................................................................. 30

Pemeliharaan Kuda ..................................................................... 33

Pakan Kuda ................................................................................. 37

Analisis Zat Makanan ...................................................... 39

Pertambahan Bobot Badan .......................................................... 41

Pemanfaatan Kuda ...................................................................... 44

Penggunaan Kuda Olahraga ........................................................ 46

Pola Latihan ................................................................................ 50

Perkawinan Kuda ........................................................................ 53

Penanganan Kesehatan Kuda ...................................................... 57

Identitas Petugas ......................................................................... 60

Identitas Pengunjung (Guest) ...................................................... 61

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 63

Kesimpulan ................................................................................. 63

Saran........................................................................................... 64

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 66

LAMPIRAN ........................................................................................... 68

Page 11: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Penggolongan Kuda Menurut Bobot dan Tinggi Pundak 4

2. Jumlah Kuda Menurut Rentang Umur dan Jenis Kelamin 30

3. Jumlah Kuda Menurut Bangsa dan Jenis Kelamin 32

4. Kegiatan Penapalan dan Pencukuran Kuda 37

5. Pemberian Pakan Konsentrat dan Mineral pada Kuda 38

6. Analisis Proksimat Pakan Kuda (Berdasarkan Bahan

Kering) 40

7. Konsumsi PK Berdasarkan Jenis Kuda 40

8. Perubahan Bobot Badan Kuda (Umur ≤ 8 Tahun)

Berdasarkan Identitas dan Konsumsi Pakan 42

9. Jumlah Kuda Menurut Penggunaannya 44

10. Frekuensi Pemakaian Kuda Selama Tiga Bulan 47

11. Curah Hujan dan Frekuensi Penggunaan Kuda

Selama Tiga Bulan Pengamatan 50

12. Identitas Kuda Breeding 54

13. Merk Obat yang Digunakan dan Fungsinya 59

14. Identitas Petugas di Nusantara Polo Club 60

15. Identitas Pengunjung yang Menyewa Kuda 62

Page 12: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pengukuran Panjang Badan dan Lingkar Dada Kuda 23

2. Foto Udara Nusantara Polo Club (Google Earth) 26

3. Bangunan Kandang Bravo 28

4. Kebersihan Kuda 35

5. Kegiatan Penapalan Kuda 36

6. Pakan Kuda 39

7. Aktivitas Para Siswa Spectrum 45

8. Kegiatan Riding Lessons 49

9. Latihan Kuda 52

10. Obat-obatan yang Digunakan untuk Kuda di NPC 60

Page 13: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Contoh Lembar Kuisioner 70

2. Tabel Identitas dan Pemanfaatan Kuda 73

3. Tabel Pertumbuhan Bobot Badan Kuda 75

4. Contoh Pencatatan Kegiatan Perkawinan Kuda 77

5. Foto Kuda Olahraga, (a) Reggie, (b) Pepe, (c) Bintangku,

(d) Pato. Kuda Poni Breeding, (e) Penny, (f) Tiffany 78

6. Foto Kuda Betina Breeding, (a) Rosa, (b) Larene, (c) Mayo-

nesa, (d) Uva. Pejantan, (e) Thypon West, (f) Trillionare 79

7. Foto Kuda Training, (a) Nona Rambo, (b) Blase, (c) Tuama,

(d) Turangga. Kuda Laktasi dan Anaknya, (e) Angely dan

Isabella 80

8. Contoh Sertifikat Kuda Pejantan 81

Page 14: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kuda merupakan hewan yang telah lama didomestikasi. Saat ini kuda banyak

dimanfaatkan tenaganya untuk membantu manusia. Kuda juga banyak digunakan

untuk olahraga, seperti pacuan kuda dan polo. Kebanyakan kuda memiliki

kepribadian mau bersahabat dengan manusia, kuda seperti memiliki hubungan yang

erat dengan pemiliknya atau orang yang merawatnya. Banyak orang memiliki

kegemaran atau hobi memelihara kuda, terlebih lagi jika kuda yang dipelihara dapat

dimanfaatkan sehingga menghasilkan keuntungan bagi pemilik.

Memelihara atau merawat kuda dibutuhkan ketekunan dan ketelatenan.

Pemeliharaan yang benar akan membuat kuda tumbuh optimal. Memelihara kuda

tetap sehat dan berperawakan baik hingga berumur 20 tahun atau lebih tidak dapat

dikatakan mudah, stamina kuda tua berbeda dengan stamina kuda muda. Menurut

Kidd (1995), kuda akan kehilangan kekuatan dan tidak bisa bekerja keras seperti

ketika kuda tersebut masih muda. Kuda masih akan sehat selama beberapa tahun,

asalkan diberikan pakan yang sesuai, teratur, olahraga ringan dan juga perlindungan

pada musim dingin.

Pemeliharaan masing-masing kuda tentu berbeda sesuai dengan

pemanfaatannya. Pemeliharaan kuda olahraga berbeda dengan pemeliharaan kuda

breeding. Pemeliharaan mencakup pembersihan kuda dan kandang, pemberian

pakan, perawatan kuda, dan pola latihan atau kegiatan yang dilakukan. Semuanya itu

perlu diketahui agar kuda dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai masing-masing

kegunaannya.

Pada umumnya, upaya penanganan kuda pasca atlet tidak ada di peternakan

kuda lain, namun di Nusantara Polo Club (NPC) terdapat proses manajemen

tersendiri untuk kuda pasca atlet. Kuda tua pasca atlet dimanfaatkan menjadi kuda

olahraga yang disewakan kepada pengunjung untuk berlatih berkuda atau

berolahraga polo. Kuda tersebut juga dipakai untuk terapi berkuda anak-anak

penderita autis. Seekor kuda dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, seperti yang

terjadi di NPC. Kuda pasca atlet juga dimanfaatkan untuk pembiakan (breeding)

kuda. Breeding kuda dilakukan untuk mendapatkan keturunan yang diharapkan

memiliki sifat-sifat yang diinginkan dari kedua tetuanya.

Page 15: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

2

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan menganalisis manajemen

pemeliharaan kuda non-atlet dan pemanfaatannya di Nusantara Polo Club, Cibinong,

Kabupaten Bogor.

Manfaat

Manfaat penelitian ini yaitu untuk mengupayakan manajemen pemeliharaan

yang lebih baik lagi, bagi kuda non-atlet yang masih dimanfaatkan untuk latihan

berkuda, polo, dan untuk pembiakan (breeding), serta kuda muda yang sedang dilatih

menjadi kuda atlet.

Page 16: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

TINJAUAN PUSTAKA

Kuda

Kuda termasuk golongan hewan dalam filum Chordata yaitu hewan yang

bertulang belakang, kelas Mamalia yaitu hewan yang menyusui anaknya, ordo

Perissodactyla yaitu hewan berteracak tidak memamahbiak, famili Equidae, dan

spesies Equus caballus (Blakely dan Bade, 1994).

Pemanfaatan kuda merupakan salah satu cara untuk menghemat waktu.

Beberapa kuda saat ini digunakan untuk menangani ternak dan dalam kegiatan

penebangan. Banyak kuda digunakan untuk kesenangan berkuda oleh orang-orang

dari segala usia. Beberapa kuda digunakan dalam parade dimana penampilannya

sangat penting. Kuda sangat penting dalam olahraga, seperti pacuan kuda, rodeo dan

polo (Bogart dan Taylor, 1977).

Ternak kuda selain dapat digunakan untuk konsumsi masyarakat (daging

kuda dan air susu), kuda juga dapat dimanfaatkan untuk berperang, untuk olahraga

dan rekreasi, keperluan pertanian secara luas dan untuk alat pengangkutan.

Kepemilikan ternak kuda juga dapat memberikan status sosial yang lebih tinggi bagi

pemiliknya (Parakkasi, 1986).

Bogart dan Taylor (1977) menambahkan, beberapa istilah digunakan oleh

orang-orang yang bekerja dengan kuda. Kuda jantan yang digunakan untuk

pembibitan disebut stallion. Gelding yaitu kuda jantan yang dikebiri sebelum

mencapai kematangan seksual. Kuda betina muda disebut filly dan kuda jantan muda

disebut colt, keduanya disebut dengan foal. Kuda betina dewasa disebut mare.

Kuda yang didomestikasi diharapkan dapat hidup hingga 25 tahun, untuk

kuda dialam bebas tentu berumur kurang dari itu. Kuda berkembang sangat baik

sejak dilahirkan ke dunia. Dalam waktu 24 jam sejak lahir, anak kuda dialam harus

mampu berpacu dengan ternak lain untuk bertahan hidup. Anak kuda telah memiliki

kaki (panjangnya hampir sama dengan kuda dewasa) dan naluri untuk bangkit dan

mulai bergerak segera setelah lahir. Selama bulan pertama hidup, tinggi anak kuda

meningkat sekitar sepertiga. Pada akhir tahun pertama, tingginya mencapai tiga-

perempat dari tinggi kuda dewasa. Setelah penyapihan, selama sekitar enam bulan

didomestikasi dan sedikit demi sedikit dibawa ke alam liar, kuda muda disebut

weanling. Pada tahun pertamanya, kuda disebut yearling. Setelah itu, kuda berumur

Page 17: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

4

dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya (Kidd, 1995). Pada pertengahan tahun (5-10

tahun), tubuh terbentuk sepenuhnya. Seluruh organ dalam telah berkembang

sepenuhnya, dan proporsi fisik sudah tetap (Edwards, 2002).

Kuda pada umumnya dewasa pada umur enam tahun. Jika kuda memiliki

kehidupan kerja yang panjang, kuda jangan dipaksa bekerja keras sampai kuda telah

dewasa tubuh. Seekor kuda mulai menjadi tua ketika telah berumur sekitar 15 tahun.

Pada saat tua, sistem tubuhnya bekerja kurang efisien daripada sebelumnya. Kuda

akan kehilangan kekuatan dan tidak bisa bekerja keras seperti ketika kuda tersebut

masih muda, tetapi kuda masih akan sehat selama beberapa tahun, asalkan diberikan

pakan yang sesuai, teratur, olahraga ringan dan juga perlindungan pada musim dingin

(Kidd, 1995).

Jenis dan Kelas Kuda

Kuda digolongkan menjadi kuda tunggang karena ukuran badannya,

penggolongan kuda menurut Blakely dan Bade (1994), dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Penggolongan Kuda Menurut Bobot dan Tinggi Pundak

Penggolongan Kuda Bobot Kuda (kg) Tinggi Pundak (cm)

Kuda Ringan 400-600 145-170

Kuda Tarik > 600 145-175

Kuda Poni 200-400 145

Kuda ringan dapat digolongkan menjadi tujuh kategori. Kategori yang paling

banyak dari kuda ringan adalah yang disebut three gaited horse.

Kuda Argentina

Criollo

Kuda ini berasal dari Argentina yang dianggap memiliki hubungan dengan

Barb, Andalusia dan Arab. Nenek moyang Criollo dibawa ke Amerika Selatan oleh

tentara Spanyol pada abad ke-16. Sekarang ini, peternakan kuda Criollo menjadi

populer. Kuda ini kebanyakan dikawinsilang dengan Thoroughbreds, kombinasi

yang kuat, bakat atletik dengan Thoroughbreds yang cepat untuk menghasilkan kuda

polo terbaik di dunia. Kuda ini memiliki kisaran tinggi 135-153 cm. Criollo

Page 18: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

5

merupakan kuda yang tangguh dan cerdas. Daya tahan, kecepatan dan gerakan

gesitnya membuat Criollo populer dan banyak dimanfaatkan peternak di Amerika

Selatan untuk menggembalakan ternak. Criollo juga digunakan untuk transportasi

dekat atau jauh dan juga membawa beban (Kidd, 1995).

Appaloosa

Menurut Kidd (1995), ciri khas kuda ini yaitu kulitnya yang spotted.

Appaloosa pertama kali dipelihara oleh suku Nez Perce dari Washington. Appaloosa

sekarang ditemukan di seluruh dunia, namun paling umum di Amerika. Kuda ini

memiliki kisaran tinggi 144-154 cm. Kepribadian kuda ini sangat mudah mengerti,

sangat mudah untuk ditangani, tangkas, atletik dan serbaguna. Kuda ini pandai

melompat, memiliki daya tahan yang cukup dan cepat dalam jarak jauh.

Thoroughbred

Kuda Thoroughbred dikembangkan oleh keluarga raja Inggris sebelum

diimpor ke Amerika, seiring dengan dibangunnya pemukiman pertama orang-orang

Amerika. Penggunaannya di Inggris menyebabkan muncul istilah “olahraga raja”

karena bangsawan Inggris baik laki-laki maupun wanitanya mengembangbiakan dan

melombakan Thoroughbred yang penampilannya bagus sekali. Selain

kecerdasannya, karakteristik yang menonjol adalah kecepatan lari dan daya tahannya

seperti telah dibuktikan selama ratusan tahun dalam arena perlombaan flat dan

jumping seperti Kentucky Derby dan English Grand National Steeplechase (Blakely

dan Bade, 1994).

Kuda Sandel

Sandelwood merupakan keturunan Indonesia yang berkualitas dan memiliki

persentase darah Arab yang cukup tinggi yang terkandung dalam tubuhnya. Kuda

Sandel adalah kuda yang sangat serbaguna dan dapat digunakan untuk kuda

tunggang, pembawa barang, pertanian, dan pekerja, serta flat racing yang dulu

pernah populer dan harness racing. Kuda ini sangat cepat dan gesit, dan sering

digunakan untuk balapan lokal tanpa pelana lebih dari tiga kilometer di pulau-pulau.

Sandelwood menghasilkan anak kuda poni yang sangat baik, dan banyak telah

diekspor ke Australia untuk alasan kebutuhan. Kuda ini juga diekspor ke negara-

negara Asia Tenggara untuk balap kuda poni. Sandelwood memiliki stamina dan

Page 19: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

6

daya tahan yang besar, tenang, dan sangat mudah untuk dikendalikan. Kuda ini

memiliki proporsi tubuh yang bagus dengan kepala kecil, telinga tegak, dan mata

yang terlihat cerdas. Kuda Sandel umumnya memiliki leher yang pendek berotot,

dada yang dalam dan panjang, punggung lurus, dan croup yang menonjol. Tinggi

kuda berkisar antara 122-132 cm (Equinekingdom, 2007).

Kuda Sandel berpotongan tubuh serasi, tidak terlalu binal, dan memiliki daya

tahan yang kuat. Sifat-sifat lain ialah agak gelisah tetapi mudah dilatih. Ukuran

tinggi rata-rata kuda jantan 1,26-1,33 m dan betina 1,24-1,26 m. Umumnya kuda

Sandel berwarna coklat, warna coklat tua kemerah-merahan dengan rambut ekor dan

kaki bagian bawah berwarna hitam, atau warna bopong (punggung sampai ekor

bergaris hitam). Bentuk kepala agak besar dengan leher lebar dan pendek, sedang

rambut kepala kasar dan berdiri. Disamping itu juga berkaki langsing dan berbulu di

bagian persendian. Menurut para ahli, jenis kuda seperti ini berdaya tahan kuat dan

mampu mengangkut dua atau lebih penunggang (Suharjono, 1990).

Kuda Sumba dan Sumbawa (Poni Lokal)

Kuda Sumba dan Sumbawa sama dalam segala hal, tetapi berasal dari pulau

yang berbeda sesuai dengan namanya. Kuda ini dapat ditemukan di seluruh

Indonesia, khususnya di Sumatera. Kuda berukuran kecil, sekitar 1,27 m, dan sangat

primitif dalam penampilan. Kepala yang besar bila dibandingkan dengan tubuh,

bentuk tubuh yang lurus atau menggembung, dan ada kemiripan dekat dengan kuda

Mongolia dan nenek moyangnya, kuda liar Asia dan Tarpan. Kemiripan ini diperkuat

oleh rambut yang didominasi warna dun (coklat keabu-abuan). Kuda sangat kuat

karena harus bertahan di wilayah yang pasturanya buruk dan juga dengan pakan yang

terbatas. Kuda Sumba dan Sumbawa digunakan sebagai pembawa beban, dan dapat

membawa beban diluar proporsi ukuran mereka (Edwards, 1994).

Kuda Poni Polo

Kuda poni polo bukan suatu bangsa (atau bukan lagi kuda poni), melainkan

adalah tipe khusus yang dikembangkan dan dikenali berdasarkan garis besar dan

penampilan umumnya. Awalnya, dibuat batas ketinggian yang ditetapkan

berdasarkan aturan main polo, namun ditiadakan setelah Perang Dunia I dan

sekarang ketinggian kuda poni polo rata-rata adalah sekitar 152 cm. Bangsa

Argentina mendominasi permainan dan memiliki fasilitas untuk menghasilkan

Page 20: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

7

sejumlah kuda berkualitas. Bangsa Argentina mengimpor Thoroughbred kemudian

menyilangkannya dengan kuda peranakan Criollo, untuk mendapatkan kuda yang

tangguh dan memiliki kecepatan yang baik. Dalam beberapa tahun terakhir,

American Quarter Horse juga menjadi bagian dalam pembiakan poni polo (Edwards,

2002).

Karakteristik kuda poni polo ini tampilannya seperti Thoroughbred. Kuda

harus cepat, berani, memiliki keseimbangan, dan sangat lincah. Langkah kaki rendah

tidak dipermasalahkan, karena lebih mudah untuk memukul bola dari sebuah kuda

poni yang lebih pendek langkahnya (Edwards, 2002).

Pemilihan tipe dan konformasi dasar kuda poni polo berdasarkan ketahanan

dan kecepatannya saat sedang membawa penunggang. Kuda juga harus memiliki

kemampuan yang baik untuk berhenti tiba-tiba, berputar, kemudian kembali berlari

kearah yang berlawanan. Temperamen kuda harus berani serta cerdas untuk

mendeteksi penempatan bola polo (Kacker dan Panwar, 1996).

Gaya Berjalan

Kuda saat berjalan memiliki gerak langkah yang panjang dan teratur. Dalam

gaya trot atau derap kaki digerakkan teratur tidak terlalu tinggi namun juga tidak

terlalu rendah. Pada gaya canter, gerakan kaki juga rendah, pendek, atau panjangnya

tergantung pada kecepatan canter yang diinginkan. Pada gaya gallop langkahnya

sangat panjang dan badan terentang dengan bagian belakang agak naik. Kaki depan

juga merentang lurus (Blakely dan Bade, 1994).

Bogart dan Taylor (1977) mendefinisikan beberapa istilah gaya berjalan kuda

khususnya yang sering dipakai dalam dunia pacuan kuda adalah:

1) Walk adalah gaya berjalan empat irama dimana setiap kaki menyentuh tanah

secara terpisah satu sama lain.

2) Trot adalah gaya berjalan dua irama diagonal dimana kaki kanan depan dan kaki

kiri belakang menginjak permukaan dataran dengan serentak, dan kaki kiri

depan dan kaki kanan belakang menginjak tanah dengan serentak.

3) Canter adalah gaya berjalan tiga irama. Kaki belakang menginjak permukaan

dengan serentak. Kedua kaki depan menginjak permukaan secara terpisah dan

berbeda waktu dengan pijakan kaki belakang.

4) Gallop adalah canter yang dilakukan dengan cepat.

Page 21: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

8

Penentuan Umur Kuda Berdasarkan Gigi

Umur kuda dapat diperkirakan melalui bentuk dan jumlah gigi. Anak kuda

yang berumur enam sampai sepuluh bulan mempunyai gigi sebanyak 24 buah yang

disebut dengan gigi susu, dimana gigi tersebut terdiri dari 12 gigi seri dan 12 gigi

geraham. Gigi seri meliputi tiga pasang pada bagian rahang atas dan tiga pasang pada

bagian rahang bawah (Bogart dan Taylor, 1977).

Seekor kuda mempunyai gigi susu yang kemudian akan diganti dengan gigi

tetap. Ada sebanyak enam gigi depan atas dan enam gigi depan bawah. Gigi tetap

mulai muncul berpasangan, dimulai pada umur 2,5 tahun. Baik gigi seri tengah atas

maupun bawah pada umur tiga tahun telah lengkap. Gigi tersebut akan jauh lebih

besar dan panjang dibandingkan dengan gigi susu. Umur empat tahun, pasangan

berikutnya akan menjadi lengkap dan tinggalah satu pasang gigi susu. Kuda berumur

lima tahun telah memiliki satu set gigi tetap yang lengkap dan tinggal satu pasang

gigi seri sementara. Hal yang menarik adalah perkembangan gigi taring pada umur

tersebut (meskipun bisa juga terjadi pada umur 3,5 tahun). Gigi taring selalu ada

pada kuda jantan dewasa atau kuda jantan muda, tetapi jarang ada pada kuda betina

(Blakely dan Bade, 1994).

Bogart dan Taylor (1977) menambahkan, kuda berumur enam sampai

delapan tahun gigi permanen telah usang yang dimulai dari bagian pusat hingga

bagian pertengahan mengarah kesamping.

Manajemen Peternakan Kuda

Manajemen peternakan kuda berkaitan dengan masalah-masalah

perencanaan, pengorganisasian peternakan kuda serta pelaksanaannya. Pelaksanakan

prinsip-prinsip manajemen memerlukan kelengkapan yang saling terkait, seperti

manusia, modal serta material atau sarana. Faktor manusia sangat menentukan

kelangsungan peternakan, karena tanpa kehadirannya tentu tidak akan ada

peternakan kuda. Unsur modal sebagai tenaga penggerak, disamping manusia yang

terampil dan memiliki keahlian khusus serta kelengkapan sarana, sangat menentukan

kelangsungan usaha peternakan (Suharjono, 1990).

Setelah perencanaan yang matang dengan tersedianya modal, maka langkah

berikutnya menentukan areal peternakan yang diperlukan. Selanjutnya dilakukan

upaya pengadaan kuda pejantan dan betina. Langkah berikutnya mencari tenaga yang

Page 22: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

9

ahli, seperti seorang manajer dan tenaga-tenaga ahli lainnya yang akan mengelola

segala kegiatan teknis didalam peternakan itu (Suharjono, 1990).

Sumber Daya Manusia

Memilih seorang manajer bagi sebuah peternakan serta tenaga-tenaga ahli

dan pembantu-pembantunya berdasarkan beberapa pertimbangan, seperti ia harus

berpribadi dan beritikat baik, memiliki rasa cinta kepada kuda serta memiliki

dedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Faktor terpenting dalam hal ini, yaitu adanya

rasa tanggungjawab dalam merawat dan menjaga keselamatan binatang

peliharaannya. Tenaga ahli dan pembantu-pembantunya pada suatu peternakan kuda

biasanya terdiri dari (Suharjono, 1990):

- Bagian kandang bertugas merawat kuda, membersihkan kandang dari kotoran

kuda serta memberi makan kepada kuda.

- Bagian kesehatan bertugas mengobati dan merawat kuda yang sakit, menolong

kuda yang melahirkan dan memberi perawatan sesudahnya, menjaga kesehatan

kuda secara keseluruhan.

- Bagian pertanian, bertugas menanam rumput dan melaksanakan pemeliharaan

seperti menyiram rumput pada musim kemarau dan memberi pupuk.

- Bagian listrik, air dan mesin bertugas menjaga jangan sampai ada gangguan pada

penggunaan listrik, air dan merawat semua mesin yang ada.

- Bagian administrasi bertugas mengerjakan administrasi kuda seperti laporan,

perkawinan, kelahiran, masuk dan keluar kuda serta masalah yang menyangkut

karyawan dan lain-lain.

- Bagian logistik bertugas melakukan pembelian makanan kuda, alat-alat, dan

sebagainya.

Pakan Kuda

Kuda tidak memamahbiak dan secara fisiologis tidak dapat melakukan proses

regurgitasi. Adanya cecum yang besar dan mengandung mikroorganisme, serta

mampu mencerna pakan berserat, maka kuda dapat memanfaatkan hijauan dan

jerami serta mengubahnya menjadi zat- zat gizi yang dapat diserap. Kebutuhan pakan

yang bersifat spesifik bervariasi, tergantung pada pemanfaatan kuda yang

bersangkutan. Kuda yang istirahat kebutuhan energinya lebih sedikit dibandingkan

kuda yang sedang bekerja, kuda yang sedang laktasi perlu lebih banyak protein, dan

Page 23: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

10

kebutuhan gizi kuda muda hampir seluruhnya lebih besar dibanding kuda dewasa

(Blakely dan Bade, 1994). Kebutuhan energi kuda olahraga biasanya terpenuhi

dengan mengganti setengah hingga sepertiga pakan berserat dengan pakan yang

mengandung zat tepung, terutama sereal biji-bijian (Medina et al., 2002).

Makanan dibutuhkan untuk menyediakan energi bagi tubuh untuk bekerja.

Unsur utama pada makanan yaitu karbohidrat (zat tepung dan gula), protein, lemak

atau minyak, vitamin, mineral dan elemen mikro. Air juga sangat penting, tubuh

kuda kemungkinan terdiri dari 70% air (McBane, 1994). Menurut Pagan (2008),

kuda yang dilatih membutuhkan air sekitar 90 liter, sedangkan kuda laktasi

membutuhkan sekitar 75 liter untuk sekresi susu per hari. Tingkat kebutuhan air

bergantung dari bentuk dan jenis pakan, suhu dan kelembaban lingkungan, dan status

fisiologi ternak.

Pakan dapat dianalisis untuk mengetahui nutrisi yang terkandung didalamnya,

dan pengetahuan dasar tentang komposisi beberapa pakan adalah penting ketika

menyiapkan ransum untuk kuda (Pilliner, 1993). Jenis-jenis pakan untuk kuda

terbagi dalam empat kategori (Pilliner, 1993) :

(1) Biji-bijian, adalah sebagai sumber energi dari ransum konsentrat, misalnya oat,

barley dan jagung.

(2) Pakan protein, berasal dari hewan (misalnya meat bone meal dan tepung susu)

atau dari tumbuhan (misalnya biji rami, kedelai dan kacang-kacangan atau

polong-polongan).

(3) Pakan intermediate, pakan ini termasuk jerami, umbi-umbian dan tepung

rumput.

(4) Hijauan, yaitu rumput, hay, haylage dan silase.

Pemberian pakan kuda untuk pemeliharaan yaitu pemberian secukupnya

untuk menjaga kondisi sehari-hari. Hal ini berarti menyediakan energi untuk otot-

otot usus, jantung dan paru-paru selama bekerja, energi untuk merumput, untuk

mempertahankan suhu tubuh dan untuk menggantikan sel-sel yang menjaga tubuh

agar dapat beraktivitas (Pilliner, 1993). Pemberian pakan hendaknya dibedakan

berdasarkan umur, jenis, tipe kuda, dan aktivitas harian kuda (Parakkasi, 1986).

Produksi terbagi dalam enam bentuk berbeda: pertumbuhan, kebuntingan,

laktasi, penggemukan, kerja dan pemulihan (penyembuhan dari sakit atau luka).

Page 24: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

11

Tambahan energi dan protein yang diwajibkan untuk kuda biasanya tersedia pada

konsentrat (Pilliner, 1993). Prinsip dasar pemberian pakan pada kuda sebenarnya

berdasarkan bobot badan dan juga umur. Umur kuda yang lebih muda membutuhkan

pakan yang lebih banyak baik dari segi kuantitas maupun kualitas karena kuda muda

masih dalam keadaan bertumbuh (Faris, 2009).

Pakan Hijauan dan Konsentrat

Makanan pokok bagi kuda adalah rumput. Ada bermacam-macam jenis

rumput yang dapat diberikan kepada kuda, diantaranya Panicum muticum,

Brachiaria mutica dengan ketinggian 1,20 m dan bermacam-macam jenis rumput

yang tumbuh di mana-mana dengan ketinggian 40 cm yang biasa diarit untuk

makanan ternak. Dengan makan rumput saja kuda sudah dapat hidup, tetapi untuk

mencapai prestasi maka kuda diberikan makanan tambahan berupa konsentrat.

Konsentrat terdiri dari jagung, gabah dan kacang-kacangan (kacang hijau atau

kedelai). Selain rumput dan konsentrat juga diberi vitamin dan mineral (Suharjono,

1990).

Hijauan merupakan bahan pakan yang berasal dari tumbuhan yang ditanam di

tanah, dirawat untuk menjadi pakan ternak. Beragam bentuk hijauan yang umum

yaitu pada pastura, dalam bentuk hijauan segar yang telah dipotong-potong, hay

(hijauan kering), silase, dan haylase. Untuk pakan kuda, hijauan yang paling penting

yaitu dalam bentuk segar di pastura dan dalam bentuk hay (Templeton, 1979).

Kualitas pakan kuda dipengaruhi oleh spesies tumbuhan tersebut, kesuburan tanah,

dampak iklim (seperti suhu dan kelembaban), dan juga yang tidak kalah pentingnya

yaitu umur panen tumbuhan (NRC, 1989). Hijauan untuk kuda harus bebas toksin

dan bebas dari bahan lain yang berbahaya bagi kuda.

Konsentrat atau sereal biji-bijian merupakan pakan utama yang menjadi

sumber energi, dan seluruh jenis biji-bijian kemungkinan bermanfaat bagi kuda.

Oats, biji-bijian tradisional untuk kuda, tinggi kandungan serat, namun energi yang

tercerna (digestible energy) rendah, dan bobotnya ringan dibanding biji-bijian yang

lain. Untuk anak kuda dan kuda tua yang giginya keropos, sebaiknya mengunyah

oats. Jagung merupakan sumber energi yang sempurna untuk kuda. Kandungan

protein pada jagung rendah namun digestible energy (DE) lebih tinggi daripada oats

(NRC, 1989).

Page 25: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

12

Kebutuhan Anak Kuda

Kuda muda, anak kuda yang bertumbuh harus diberi makan untuk tumbuh

dengan baik setelah penyapihan tetapi tidak digemukkan. Ketika tersedia padang

rumput yang baik, maka sebagian besar akan memberikan nutrisi yang dibutuhkan.

Sejumlah kecil butir-butiran dapat diberikan ketika hewan muda di pastura sedang

makan jerami yang berkualitas baik. Garam mineral mikro harus disediakan setiap

saat dan air bersih juga sangat penting (Bogar dan Taylor, 1977).

Pertumbuhan merupakan dasar produksi kuda. Hal ini dikarenakan kuda

berpenampilan tidak baik, atau memiliki kecepatan dan ketahanan yang diperlukan

jika pertumbuhan mereka terhambat atau kerangka mereka telah rusak akibat ransum

yang tidak memadai selama usia dini. Persyaratan ini menjadi semakin penting

ketika kuda dipaksa untuk penggunaan awal, seperti pelatihan dan balap kuda

berumur dua tahun. Anak kuda yang agak bebas diberi pakan juga tidak akan

mencapai bentuk tubuh yang diinginkan, bahkan jika mereka mendapat makanan

yang baik dikemudian hari. Hal ini sangat penting diperhatikan untuk bibit muda

yang akan dijual atau ditampilkan (Ensminger, 1991).

Pertumbuhan anak kuda tidak hanya bertambah besar dan berat, namun organ

dan jaringan dalam tubuh juga berkembang. Anak kuda yang baru lahir tumbuh

dengan sangat pesat, dan laju pertumbuhan menurun ketika kuda mencapai

kematangan. Kecenderungan pertumbuhan dan perkembangan menentukan

kebutuhan kuda atas energi, protein, mineral dan vitamin (Pilliner, 1992).

Kebutuhan Energi Kuda Laktasi

Jumlah energi yang diperlukan kuda laktasi akan tergantung pada seberapa

banyak susu yang diproduksi dan komposisi susu. Tidak diragukan bahwa kebutuhan

energi untuk induk menyusui jauh lebih besar daripada untuk kebuntingan, atau 15

kali lebih besar. Kebutuhan energi harian kuda menyusui anaknya mendekati seekor

kuda dalam medium untuk kerja keras; yaitu seekor kuda 500 kg akan memerlukan

tambahan 50 MJ DE per hari diatas kebutuhan pemeliharaannya. Kalsium dan fosfor

yang dibutuhkan untuk memproduksi susu secara substansial meningkatkan

kebutuhan kuda terhadap kedua mineral tersebut (Pilliner, 1992). Susu yang

diproduksi kuda laktasi sebanyak 5 kg tiap 100 kg bobot badan (Oftedal et al., 1983).

Page 26: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

13

Produksi susu pada kuda laktasi menambah kebutuhan nutrien protein dan

kalsium (Ca), karena susu merupakan sumber utama kedua nutrien tersebut. Sebagai

contoh, kebutuhan protein (gram/hari) untuk induk diawal laktasi adalah dua kali

kuda biasa dan kebutuhan Ca tiga kali kuda biasa. Berdasarkan total bahan kering,

ransum yang diberikan pada induk kuda diawal laktasi harus mengandung 13%

protein, 0,5% Ca, dan 0,34% P (Pond et al., 1995).

Kebutuhan Nutrisi Kuda Tua

Gigi kuda tua perlu diperhatikan, kehilangan gigi atau pembentukan

pinggiran yang tajam dapat menyebabkan ketidaknyamanan, yang nantinya

menyebabkan kerusakan kondisi. Sehingga kuda tua membutuhkan makanan yang

mudah untuk dikunyah; jerami dan gandum tidak akan cocok untuk gigi kuda tua dan

tidak akan dapat memproses makanan yang cukup untuk memungkinkan pencernaan

yang memadai (Pilliner, 1992).

Kesejahteraan Kuda

Kuda bukan hanya tidak memiliki kebebasan namun juga sangat bergantung

pada manusia yang membantu hampir dalam segala hal, seperti latihan, makanan, air,

sandang, grooming, kontrol lingkungan dan akses kekawanan (McBane, 1994).

Pemeliharaan yang baik dan perhatian yang benar untuk kuda akan

mengurangi masalah kesehatan dibandingkan pemeliharaan kuda yang tidak baik.

Kuda yang sejahtera, layaknya manusia, akan tumbuh subur, tahan serangan

penyakit, kondisinya akan cepat membaik setelah sakit atau terluka, tahan kerja dan

tekanan dan pada umumnya hidupnya lebih baik dibanding kuda yang tidak terurus

(McBane, 1994).

Untuk menjaga kuda tetap sehat maka pemilik atau manajer harus

memperhatikan enam hal mendasar: makanan, air, tempat tinggal, kawanan, ruang

pribadi dan kebebasan untuk bergerak (Pilliner, 1993).

Lingkungan Kandang

Membangun kandang kuda di daerah tropis, yang hanya mengenal dua

musim, yaitu musim panas dan hujan, tidaklah terlalu sukar. Usahakanlah agar

kandang tidak tertutup rapat, sehingga pertukaran hawa bisa berjalan teratur, tidak

Page 27: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

14

menimbulkan hawa panas didalamnya. Sebaiknya dicegah agar jangan sampai air

hujan masuk kedalam kandang. Kandang yang agak tertutup dibuatkan untuk kuda

yang melahirkan, yaitu untuk menjaga kesehatan anaknya (Suharjono, 1990).

Material untuk membangun kandang kuda sebaiknya terbuat dari bahan yang

kuat, misalnya dari batu dengan campuran bahan beton, kayu yang kuat atau kayu

gelondongan (bulat). Daun pintu tertutup rapih, lantai kandang sebaiknya yang

mudah dibersihkan dan kering. Jika lantai kandang dibuat dari semen, sebaiknya

lantai dilapisi serbuk gergaji atau rumput kering, sehingga kuda tidak terpeleset.

Kunci pintu dipasang ganda, karena kebanyakan kuda dapat membuka pintu sendiri

(Suharjono, 1990). Kandang kuda umumnya berbentuk single stall. Pada areal

perkandangan sebaiknya perlu disediakan tempat untuk latihan (exercise). Tempat

pakan hijauan atau hay harus berada setinggi bahu kuda, sedangkan tempat

konsentrat diletakkan beberapa meter dari tempat hijauan. Disediakan pula tempat air

minum, anak dan induk sebaiknya ditempatkan pada box stall (Tim Karya Tani

Mandiri, 2010).

Tiap bangunan kandang kuda dilengkapi dengan air bersih, sehingga tidak

sukar bagi karyawan menyediakan air untuk kuda secara terus-menerus, karena kuda

banyak minumnya, apalagi pada musim panas. Bagi kuda betina yang sedang

menyusui anaknya, air minum harus diperhatikan betul-betul, karena jika minumnya

kurang akan berakibat air susunya berkurang pula (Suharjono, 1990). McBane

(1994) menambahkan, peternakan kuda lebih baik dilengkapi dengan fasilitas

pendukung seperti tempat penyimpanan pakan, ruang groom pada setiap kandang

sehingga memudahkan dalam pengawasan kuda.

Kandang kuda berukuran 3 x 4 m2 dengan lantai beralas serbuk gaji atau

rumput kering (jerami). Kuda sedapat mungkin mendapatkan sinar matahari pagi.

Kuda dikeluarkan dari kandang sehari dua kali, yaitu pada pagi hari jam 07.00

sampai jam 09.00, kemudian jam 16.00 sampai jam 17.00 (Tim Karya Tani Mandiri,

2010).

Bangunan kandang harus dilengkapi dengan ventilasi yang sempurna.

Ventilasi yang sempurna dapat dibuat dengan pengaturan dinding yang sebagian

terbuka. Ventilasi yang sempurna sangat menguntungkan bagi kuda sebab ventilasi

berguna untuk mengeluarkan udara kotor (CO2) dari dalam kandang dan

Page 28: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

15

menggantikan udara segar (O2) dari luar. Dengan kondisi ini, udara segar didalam

kandang dapat dipertahankan (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Faktor paling penting

untuk mengurangi masalah pernafasan adalah dengan memastikan bahwa ventilasi

cukup stabil. Dengan posisi yang benar dan ukuran lubang udara, outlet, dan

penggunaan teknik udara, tidak ada alasan mengapa ventilasi tidak dapat

memberikan lingkungan yang nyaman (Pilliner, 1994).

Kebersihan Kuda

Grooming lebih dari sekedar menjaga kebersihan kuda, melainkan

merangsang sirkulasi darah dan getah bening dan memberikan kilau pada bulu kuda

dengan membawa minyak alami ke permukaan. Grooming yaitu menyikat dengan

cepat bagian atas tubuh, menghilangkan noda yang menempel, mencuci mata, hidung

lalu kaki. Pada waktu tertentu, kuda dapat dimandikan. Setelah kuda dicuci dan

dibilas, kuda dikeringkan dengan penyerap air atau keringat, lalu kepala, badan dan

kaki dihanduki sampai kering (Pilliner, 1994).

Sanitasi sangat penting untuk mengendalikan kuda dari serangan

parasit. Seekor kuda yang akan diperkenalkan kedalam kawanan harus diisolasi

selama sebulan sebelum menjalani aktivitas dengan kuda lain. Setiap penyakit hewan

mungkin telah diketahui sebelum periode isolasi sehingga diberi waktu untuk

menunjukkan diri. Menjaga kebersihan kandang dan perawatan kuda secara teratur

sangat mempengaruhi kesejahteraan kuda (Bogart dan Taylor, 1977).

Perlakuan Panas dan Dingin

Perlakuan dingin akan membantu untuk mengendalikan reaksi inflamasi dan

mengurangi rasa sakit. Setelah fase akut awal cedera telah berlalu, terapi panas dan

dingin bergantian dapat dilakukan untuk meningkatkan aliran darah ke daerah yang

terkena, membawa elemen-elemen penting untuk penyembuhan. Perawatan ini akan

membuat kuda tenang, sehingga kuda dapat beristirahat lebih efektif (Pilliner,1994).

Latihan (Exercise) Kuda

Kuda membutuhkan latihan untuk menjaga kesehatannya sama halnya

dengan atlet lainnya. Tindakan tersebut memberikan kesempatan bagi kuda untuk

merelaksasikan otot-otot yang tegang setelah hari-hari kerja yang dijalani

sebelumnya dan akan sangat berpengaruh terhadap psikologis kuda tersebut

Page 29: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

16

berkaitan dengan kelanjutan program latihan yang akan diberikan. Perlakuan latihan

yang tidak tepat akan menyebabkan luka pada otot maupun tulang bagi kuda atlet

(Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Agar kondisi fisik kuda tetap prima, keadaan cuaca juga perlu

dipertimbangkan pada saat akan menjalani latihan. Hal ini agar terjadi keseimbangan

antara temperatur tubuh dan lingkungan. Selain itu, kenyamanan lapangan tempat

kuda akan menjalani latihan hendaklah terjamin dari berbagai kemungkinan adanya

faktor penyebab kecelakaan. Penguasaan temperamen kuda juga diperlukan agar

kuda menuruti setiap perintah yang diberikan penunggang, tetap tenang pada saat

disaksikan orang banyak dan harus mempunyai insting untuk suka berlari-lari,

melompat, dan bermain. Seluruh tubuh (tulang, otot, kaki, dan tulang belakang) kuda

harus dapat bergerak dengan luwes, alami serta dinamis (Tim Karya Tani Mandiri,

2010).

Umbaran yang luas memberikan kemungkinan bagi anak kuda dapat tumbuh

dengan sempurna dan dapat mengembangkan otot-ototnya yang diperlukan

kemudian sebagai kuda pacu dan kuda olahraga. Induk kuda dan anaknya

memerlukan tempat umbaran yang agak luas, karena anaknya harus membiasakan

diri berlari. Anak kuda sampai umur dua tahun memerlukan tempat umbaran cukup

luas, karena di tempat itulah proses pertumbuhannya dibentuk. Dengan berlari akan

menumbuhkan otot-otot, sehingga pada saat yang diperlukan ia akan menjelma

sebagai kuda pacu atau kuda olahraga tangguh (Suharjono, 1990).

Latihan pertama yang dilakukan untuk kuda yang belum bisa ditunggangi

yaitu lungeing. Lungeing (longser), kadang dikenal sebagai longeing, adalah sarana

pelatihan yang sangat berguna. Ketika melongser kuda, kuda bergerak disekitar

pawang dalam lingkaran. Pawang mengendalikan kuda dengan menggunakan alat

bantu yang meminta dia untuk bergerak lebih cepat atau lebih lambat, tikungan di

lingkaran atau bergerak lebih dekat atau lebih jauh (Wikihow, 2010). Kegiatan ini

membantu kuda untuk menjaga keseimbangannya dan mendorongnya untuk

berkonsentrasi pada apa yang sedang dilakukan bukan yang terjadi di luar (Coldrey

dan Coldrey, 1990). Lungeing sebelum menunggangi kuda dapat menurunkan resiko

terjatuh, sehingga meningkatkan keselamatan. Namun, lungeing yang tidak benar

bisa sangat berbahaya bagi kuda dan penunggangnya (Wikihow, 2010).

Page 30: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

17

Reproduksi Kuda

Kuda adalah hewan yang bersifat nomadik dan bersemangat tinggi. Dalam

keadaan liar, efisiensi reproduksi pada kuda dapat mencapai 90% atau lebih. Dalam

kondisi domestik dengan campur tangan manusia, tingkat efisiensi reproduksi itu

sangat menurun. Oleh kurangnya kesempatan latihan fisik, banyaknya gangguan dan

penyakit serta faktor-faktor yang lain, menyebabkan rendahnya tingkat konsepsi atau

kebuntingan serta rendahnya tingkat kelahiran (Blakely dan Bade, 1994).

Seekor kuda betina dara akan mencapai pubertas atau masak kelamin pada

umur 12 sampai 15 bulan. Tetapi hendaknya kuda itu tidak dikawinkan sebelum

mencapai umur dua tahun dan bahkan lebih baik lagi setelah berumur tiga tahun.

Kuda betina bila dikawinkan pada umur yang lebih muda, biasanya tingkat

kebuntingannya rendah. Bila kuda betina dikawinkan pada umur tiga tahun dan kuda

itu dirawat dengan cermat maka selama hidupnya dapat dihasilkan sepuluh sampai

dua belas ekor anak karena kuda betina masih dapat beranak meski telah mencapai

umur 20 tahun atau lebih (Blakely dan Bade, 1994).

Seleksi Kuda

Biasanya kuda pejantan unggul akan memberikan keturunan yang unggul

pula, meskipun sering terjadi penyimpangan berupa keturunan yang kurang baik. Hal

ini bisa terjadi karena mungkin kondisi pejantan atau induknya kurang sehat, atau

berbagai sebab lain. Namun pada umumnya kuda pejantan menentukan baik tidaknya

keturunan yang dihasilkan. Memilih pejantan Thoroughbred atau jenis lainnya sesuai

program, kita perhatikan sertifikat kuda untuk mengetahui silsilah keturunannya.

Kuda jenis unggul memiliki sertifikat kuda yang dikeluarkan oleh badan atau

organisasi berwenang yang mengurusi kuda sesuai jenisnya (Suharjono, 1990).

Kehadiran kuda pejantan yang unggul, didampingi kuda betina berkualitas

unggul sebagai pasangannya, diharapkan akan meningkatkan mutu kuda. Kuda

betina berfungsi sebagai kuda induk. Karena itu sebaiknya kita memilih kuda betina

yang sehat, tegap, berbadan lebar dan panjang, agar jika mengandung akan dapat

dengan leluasa menempatkan anak dalam kandungannya. Memilih kuda betina lokal

sebagai induk tidak mudah, karena pada umumnya kuda lokal memiliki bagian-

bagian tubuh yang kurang menguntungkan, seperti bentuk kepala yang besar dan

Page 31: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

18

lebar, leher yang lebar dan pendek, bulu lebat dan kaku serta kaki yang pendek

(Suharjono, 1990).

Estrus (Birahi)

Siklus estrus seekor kuda betina rata-rata adalah 21 hari dengan kisaran

waktu antara 10 sampai 37 hari. Periode birahinya rata-rata adalah empat sampai

enam hari, dengan kisaran yang sangat luas yaitu dari hanya satu hari sampai birahi

yang berlangsung kontinyu atau terus menerus. Tanda-tanda birahi haruslah selalu

diamati dan perkawinan diadakan hanya bila nampak siklus birahi yang normal saja,

agar bisa didapat hasil yang sebaik-baiknya. Tanda-tanda birahi kuda adalah

kegelisahan, keinginan untuk ditemani oleh kuda lain, urinasi (kencing) yang

berulangkali serta pembengkakan dan pergerakan vulva (Blakely dan Bade, 1994).

Tim Karya Tani Mandiri (2010) menambahkan deteksi birahi yang hanya

dilakukan didalam kandang seringkali hasilnya nihil, apalagi bila hanya dilakukan

sekali dalam sehari. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, deteksi birahi dapat

dilakukan tiga kali sehari pada waktu pagi, tengah hari, dan menjelang malam.

Pengawinan

Dua atau tiga bulan sebelum masa pengawinan, kuda pejantan mulai

dipersiapkan, dengan memberinya makanan bergizi ditambah vitamin-vitamin agar

bisa menambah kesuburannya. Pejantan dalam kondisi yang baik diharapkan akan

menurunkan kuda yang sehat pula. Penambahan menu makanan bagi kuda pejantan

pada masa kawin berupa telur segar, susu bubuk dan madu asli (Suharjono, 1990).

Waktu pengawinan yang tepat bagi hewan betina merupakan faktor yang

penting, karena dapat menghasilkan keuntungan yang besar bagi peternak bila terjadi

kebuntingan pada waktu yang tepat. Sebaliknya, waktu pengawinan yang salah

cenderung menyebabkan gangguan reproduksi karena dapat menunda kebuntingan

(Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Ovulasi terjadi pada saat-saat akhir periode estrus. Telur yang dihasilkan

dapat hidup selama enam jam sedangkan sperma pejantan dapat bertahan hidup

sekitar 30 jam didalam saluran reproduksi betina. Oleh karena itu dianjurkan agar

seekor kuda betina yang birahi dikawinkan tiap hari atau dua hari sekali mulai pada

hari ketiga timbulnya estrus (Blakely dan Bade, 1994).

Page 32: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

19

Kebuntingan

Rataan masa kebuntingan seekor kuda betina adalah 335 hari dengan kisaran

315 sampai 350 hari. Kuda betina tertentu cenderung memiliki kebiasaan beranak

agak awal, sedangkan kuda lainnya agak lambat. Dengan memperhatikan

kecenderungan itu maka para peternak dapat lebih tepat memperkirakan saat

kelahiran kuda yang sedang bunting berdasar pengalaman waktu yang lalu (Blakely

dan Bade, 1994).

Kelahiran

Kuda melahirkan anak biasanya pada malam hari setelah matahari terbenam.

Sangat jarang kuda lahir siang hari, alasannya mengapa belum bisa diterangkan.

Biasanya membutuhkan situasi tenang dan sunyi serta tidak banyak gangguan. Pada

bulan ke-10 masa kebuntingannya, anak kuda makin besar dan berat menyebabkan

ambing (perut atas bagian belakang) induknya turun atau terlepas. Bagian pantat

kuda dekat ekor juga akan terlihat menurun. Jika diamati terus, ada gerakan anak

kuda yang mendorong dan hilang dibagian belakang dekat ekor induknya. Hal itu

pertanda baik karena anak kuda dalam kondisi hidup (Tim Karya Tani Mandiri,

2010).

Salah satu tanda awal bahwa kelahiran segera terjadi ialah bahwa betina itu

mulai nampak “membuang kantung”, yang tidak lain adalah gejala membesarnya

ambing (kelenjar susu). Munculnya zat seperti lilin (wax) yang terdapat pada ujung

puting. Biasanya dalam 12 sampai 24 jam saat kelahiran, lilin itu melunak dan jatuh

lalu mulai meneteskan air susu, kadang-kadang tetesan itu juga agak deras. Kira-kira

pada saat yang sama, kuda betina juga memperlihatkan pembengkakan serta relaksasi

yang jelas pada otot-otot vulva. Otot serta ligamen yang terkait dengan pelvis

mengalami relaksasi sehingga betina itu nampak longgar dibagian pelvisnya (Blakely

dan Bade, 1994).

Blakely dan Bade (1994) menambahkan betina pada saat itu biasanya

menjauhi kuda lainnya. Di padang rumput kuda itu akan menyendiri. Kadang-kadang

nampak agak galak, merentangkan daun telinga kearah belakang dan bila didekati

kuda lain akan disepaknya. Ekor diangkat, sering kencing, kadang-kadang menggigit

dan berdiri serta berbaring secara bergantian. Pada saat ini biasanya kantung air

(plasenta) pecah dan keluarlah air sebanyak delapan sampai 20 liter yang membantu

Page 33: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

20

melicinkan saluran peranakan. Bila anak berada dalam posisi yang normal, kontraksi

otot involunter didalam uterus serta otot-otot abdominal dapat mulai bekerja dan

kelahiran dapat terjadi dengan sendirinya secara mulus.

Penyakit Kuda

Tendinitis (Bowed Tendon)

Penyakit ini merupakan pembesaran tendon yang berada di belakang tulang

cannon pada kaki depan dan belakang. Bagian yang paling sering terserang adalah

kaki depan dan terletak tepat dibawah lutut, tepat diatas fedlock, atau diantaranya.

Keseleo berat merupakan penyebabnya, karena langkah yang panjang dan lemah:

teracak kaki yang terlalu panjang; kehabisan tenaga akibat kecelakaan atau latihan

yang dipaksakan; kelelahan otot pada akhir pacuan kuda yang panjang; penggunaan

sepatu kuda yang kurang baik; atau kuda yang badannya terlalu besar dibandingkan

struktur kakinya. Tanda-tanda tendinitis akut timbulnya cepat. Segera setelah luka,

atau bahkan pada saat terjadinya luka, kuda akan pincang, menyangga tumit dalam

posisi miring untuk menghilangkan tekanan. Bila diraba akan terasa panas, bengkak,

dan sakit (Blakely dan Bade, 1994).

Kolik

Gangguan pencernaan ini disebabkan oleh makan yang berlebihan, minum

berlebihan pada waktu panas, makanan berjamur, dan bahkan disebabkan oleh cacing

gelang. Usus terhalang atau terjepit, dan menimbulkan rasa sakit, sedangkan kuda

sangat sensitif. Tanda-tandanya adalah bergerak terus-menerus, kesakitan,

berkeringat, berguling-guling dan tentu saja adanya rasa tidak nyaman. Berguling-

guling (rolling) yang menyebabkan terbelitnya usus, merupakan hal yang fatal. Kuda

sebaiknya diikat untuk mencegah rolling. Tanda-tanda lainnya adalah bibir

menggulung dan kuda menolak untuk makan. Pengobatannya ialah dengan mengajak

kuda berjalan-jalan sampai dokter hewan datang. Minyak mineral seringkali

diberikan melalui pipa masuk kedalam lambung (stomach tube) untuk

menghilangkan pemadatan (compaction) (Blakely dan Bade, 1994).

Rasa nyeri pada perut kuda biasa disebut kolik. Hal ini dapat terjadi sebagai

sindrom jangka pendek, atau sebagai manifestasi kronis tingkat rendah. Pada

kenyataannya, kolik berarti nyeri pada perut atau usus. Kolik bukanlah penyakit,

Page 34: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

21

bukan juga diagnosa, hanya sindrom yang menunjukkan bahwa kuda merasakan sakit

di perut atau usus. Ini adalah sindrom umum dari beragam kondisi yang spesifik dan

berbeda yang mempengaruhi perut kuda (Pinsent, 1990).

Founder (Laminitis)

Laminae bertanduk dari kuku kuda yang dipenuhi oleh aliran darah,

menyebabkan berjalan yang tidak normal. Tiba-tiba timbul kepincangan yang sangat

sakit pada kaki depan, kadang-kadang juga pada keempat kaki, yang diikuti oleh

pertumbuhan kuku yang cepat yang harus seringkali dipotong. Founder berkaitan

dengan kebiasaan makan yang berlebihan, perubahan pakan secara drastis,

kekurangan latihan fisik, metritis (radang uterus pada kuda betina yang baru saja

beranak), dan minum air yang sangat dingin pada saat kuda sedang kepanasan.

Pengobatan dapat dilakukan dengan mengajak berdiri dalam kubangan atau air

dingin untuk mengurangi pembengkakan pembuluh darah. Pengobatan hipodermik

kemungkinan juga efektif, tetapi pada kebanyakan kasus, kerusakan tidak dapat

diperbaiki dan satu-satunya pengobatan adalah pemberian sepatu kuda yang sesuai

(Blakely dan Bade, 1994).

Luka

Kuku yang hilang, benda-benda tajam, kawat berduri, dan barang-barang

lainnya dapat menimbulkan masalah besar pada kuda. Kuda seringkali menjadi panik

pada saat-saat kritis, yang bahkan menyebabkan timbulnya gangguan lebih lanjut.

Pembersihan luka dengan baik, dijahit bila perlu, dan suntikan tetanus sebaiknya

dilakukan (Blakely dan Bade, 1994).

Nusantara Polo Club

Nusantara Polo Club adalah klub polo berkuda eksklusif pertama di Indonesia

yang dibangun oleh Prabowo Subianto di kawasan Jagorawi Golf & Country Club.

Nusantara Polo Club membina tim nasional polo Indonesia yang pada bulan

Desember 2007 berkesempatan mewakili Indonesia pada ajang turnamen polo SEA

Games 2007 Thailand. Pada tahun 2011, Nusantara Polo Club direncanakan akan

dijadikan tempat penyelenggaraan turnamen polo berkuda pada South East Asian

Games (SEA Games) tahun 2011 Indonesia (Npclub, 2009).

Page 35: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

MATERI DAN METODE

Waktu dan Lokasi

Penelitian dilaksanakan pada Juli-September 2010, bertempat di klub polo

berkuda Nusantara Polo Club, Jagorawi Golf and Country Club, Cibinong,

Kabupaten Bogor.

Materi

Jumlah kuda yang diamati dalam penelitian ini adalah 43 ekor terdiri dari 13

ekor kuda betina poni Argentina, tiga ekor kuda betina poni lokal, satu ekor kuda

betina G1 (generasi ke-1), satu ekor kuda betina G2 (generasi ke-2), tiga ekor kuda

betina G3 (generasi ke-3), 12 ekor kuda jantan poni Argentina, satu ekor kuda jantan

poni lokal, dua ekor kuda jantan Thoroughbred, satu ekor kuda jantan G1, empat

ekor kuda jantan G3, dan satu ekor kuda jantan G4 (generasi ke-4). Sejumlah kuda

yang telah disebutkan diatas berumur empat sampai 30 tahun. Satu ekor lagi

merupakan anak kuda betina (foal) poni polo berumur tiga bulan. Seluruh kuda

tersebut dipelihara di Nusantara Polo Club.

Responden yang terlibat dan merupakan bagian penting dalam penelitian ini

yaitu, tiga orang pelatih senior, satu orang penanggungjawab stable, satu orang tack

room, dua orang varrier, satu orang asisten dokter, sembilan orang groomer, dan

lima orang pengunjung yang menyewa kuda (guest). Peralatan yang digunakan yaitu

alat tulis, pita ukur, tongkat ukur, kamera, dan lembar wawancara yang telah

dipersiapkan terlebih dahulu.

Prosedur

Pertama-tama dilakukan penelitian pendahuluan sebelum penelitian utama

dimulai. Penelitian pendahuluan yaitu melakukan survei ke klub polo berkuda

Nusantara Polo Club, Jagorawi Golf and Country Club, Cibinong. Hasil penelitian

pendahuluan memberi informasi awal dan persiapan materi penelitian, juga sebagai

gambaran umum untuk mendukung pelaksanaan penelitian utama. Pengumpulan data

dilakukan melalui pengamatan langsung, dokumentasi dan wawancara dengan

responden dan juga beberapa pengunjung (guest) di Nusantara Polo Club.

Pengamatan secara keseluruhan dilakukan untuk menggambarkan secara deskriptif

Page 36: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

23

lokasi peternakan kuda, terutama kondisi lingkungan di Nusantara Polo Club,

Jagorawi Golf and Country Club, Cibinong.

Data yang dikumpulkan antara lain meliputi informasi :

1) Identitas kuda; nama, umur, jenis kelamin, bangsa, dan silsilah kuda.

2) Pemeliharaan kuda; untuk mengetahui manajemen pemeliharaan dengan

mengamati langsung manajemen pemeliharaan yang dilakukan dan informasi ini

digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan kuda.

3) Pakan; mengetahui jenis pakan yang diberikan baik rumput maupun konsentrat,

jumlah, tambahan makanan dan frekuensi pemberian pakan setiap hari.

4) Analisa zat makanan; hijauan dan konsentrat, sampelnya dianalisa di

laboratorium untuk mengetahui kebutuhan nutrisi kuda.

5) Estimasi bobot badan; mengukur panjang badan (PB) dan lingkar dada (LD),

ditunjukkan pada Gambar 1, setelah itu dicari bobot badan dengan persamaan

menurut Pilliner (1992):

Bobot badan (kg) = (lingkar dada (cm))2 x panjang badan (cm)

8717

Gambar 1. Pengukuran Panjang Badan dan Lingkar Dada Kuda

Pengukuran panjang badan pada tubuh kuda dari point of shoulder hingga point

of buttock. Lingkar dada kuda diukur melingkar rongga dada di belakang sendi

bahu (os scapula) menggunakan pita ukur. Bobot badan diketahui untuk

selanjutnya menentukan pertambahan bobot badan (PBB) kuda.Pemanfaatan

kuda; meliputi pengelompokan kuda sesuai penggunaannya, dan frekuensi

pemakaian kuda.

6) Pola latihan; meliputi latihan seperti apa yang diterapkan pada masing-masing

tipe kuda.

Page 37: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

24

7) Pengawinan kuda; meliputi jumlah, bangsa, frekuensi, dan interval waktu kuda

yang dikawinkan, serta tingkat keberhasilan.

8) Penanganan kesehatan kuda; meliputi kesehatan, kondisi, penyakit yang sering

dialami dan cara pengobatannya, serta penanganan lain yang diberikan kepada

kuda.

9) Identitas petugas; meliputi umur, pendidikan terakhir, lama bekerja di NPC, dan

tanggungjawab pekerjaan.

10) Identitas pengunjung (guest); informasi yang didapat seperti asal, umur,

pekerjaan, alasan menyewa kuda, frekuensi menyewa kuda, dan sebagainya.

Page 38: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

25

Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini, termasuk data hasil wawancara

ditabulasikan dan dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan informasi mengenai

manajemen pemeliharaan kuda secara keseluruhan.

Data juga dianalisis secara kuantitatif, dengan rumus (Walpole, 1993):

𝑥 = 𝑥𝑖

𝑛𝑖=1

𝑛

Keterangan:

𝑥 : Rataan sampel

xi: Data sejumlah i

n: Ukuran sampel

Setelah nilai rataan didapat, selanjutnya dicari nilai persentasenya dengan

rumus:

Y = 𝑥 x 100%

Keterangan :

Y: Persentase rataan dari peubah yang diamati (peubah kuantitatif)

𝑥 : Rataan sampel

Page 39: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Nusantara Polo Club (NPC) adalah klub polo berkuda eksklusif pertama di

Indonesia, letaknya di kawasan Jagorawi Golf Country Club, Cibinong, Kabupaten

Bogor. Kota Bogor memiliki suhu rata-rata tiap bulan 26°C dengan suhu terendah

21,8°C dan tertinggi 30,4°C. Kelembaban udara 70%, curah hujan rata-rata setiap

tahun sekitar 3500–4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan

Januari (BMKG, 2010).

Nusantara Polo Club (NPC) memiliki dua bangunan kandang. Kandang

pertama disebut dengan kandang Alfa, merupakan kandang bagi kuda yang masih

aktif digunakan sebagai atlet polo. Kandang kedua disebut dengan kandang Bravo, di

kandang inilah ditempatkan kuda tua pasca atlet yang masih dimanfaatkan sebagai

kuda olahraga dan sebagian untuk kuda kawin, terdapat juga beberapa kuda muda

yang sedang dilatih untuk nantinya menjadi kuda polo. Letak kandang Alfa dan

kandang Bravo berjarak sekitar 200 meter, dapat dilihat pada Gambar 2. Selain

bangunan kandang, NPC juga memiliki lapangan polo, lapangan untuk berkuda

(riding), beberapa pastura, ladang rumput untuk pakan, dan bangunan lain yang

menunjang kegiatan di NPC, seperti kantor, pos satpam, gudang pakan, ruang

peralatan (tack room), mess, dapur, dan lounge bar.

Gambar 2. Foto Udara Nusantara Polo Club (Google Earth), A. Kandang Alfa

dan B. Kandang Bravo

Page 40: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

27

Kuda yang diamati dalam penelitian ini yaitu kelompok kuda non-atlet yang

berada di kandang Bravo. Rataan suhu di kandang pengamatan adalah 26°C dengan

kisaran 23-31°C, dan rataan kelembabannya 68% dengan kisaran 50–79%. Data

tersebut diperoleh dari hasil pengukuran suhu dan kelembaban dengan menggunakan

termo-hygrometer yang ditempatkan di tengah-tengah kandang. Menurut Ensminger

(2010), suhu yang nyaman untuk kuda yaitu berkisar antara 7,22-23,88°C, namun

yang paling baik pada suhu 12,77°C. Kelembaban yang dapat diterima pada kisaran

50-75%, namun yang paling baik yaitu pada kelembaban 60%.

Kepulauan Indonesia termasuk daerah Cibinong, Jawa Barat beriklim tropis,

sehingga kisaran suhunya diatas kisaran suhu yang nyaman untuk kuda. NPC

memiliki kuda lokal, kuda impor, dan kuda hasil persilangan. Kuda lokal tentunya

sudah terbiasa dengan suhu daerah tropis yang cukup tinggi, sehingga cepat untuk

beradaptasi. Kuda hasil persilangan kuda lokal dengan kuda impor juga mudah

beradaptasi dengan suhu di kandang NPC, karena lahir di Indonesia sehingga sejak

awal terbiasa dengan iklim tropis. Kuda impor, yang kebanyakan berasal dari

Argentina (negara subtropis), cukup sulit beradaptasi dengan suhu di kandang NPC.

Efek negatif bagi kuda impor yang disebabkan karena tingginya suhu, yaitu

konsumsi pakannya rendah, sehingga kualitas pakan yang diberikan harus baik.

Pemakaian kipas di kandang, memandikan kuda, atau pemberian air minum secara

ad libitum merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi suhu lingkungan

yang tinggi. Pengaturan bangunan kandang yang sebagian terbuka juga merupakan

cara untuk menjaga kuda tetap nyaman. Dinding kandang yang sebagian terbuka

membuat aliran udara mengalir lancar dan mempercepat evaporasi atau pengeluaran

panas pada tubuh melalui kulit.

Bangunan Kandang

Kandang Bravo memiliki dua jenis bangunan kandang, perbedaannya dapat

dilihat pada Gambar 3. Kandang pertama (Gambar 3a) ditempati 33 ekor kuda,

bangunannya berupa stall individu berukuran 3 x 3 m2. Materialnya terdiri dari kayu

gelondongan, beratapkan kirai bambu, dan berlantai semen dengan alas (bedding)

untuk kuda adalah serut gergaji. Wadah pakan berupa drum besar yang dibelah

menjadi dua, begitu juga dengan wadah air minum. Air disalurkan dari kran air ke

Page 41: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

28

drum melalui selang. Bagian atas kandang dilengkapi dengan beberapa kipas angin,

yang dinyalakan pada siang hari atau saat suhu lingkungan panas, dan juga

dilengkapi dengan beberapa lampu bohlam, yang dinyalakan pada waktu hari gelap.

Kondisi kandang ini sudah tidak baik lagi, karena sebagian atapnya bocor, dan

kayunya juga sebagian sudah melapuk.

(a) (b)

Gambar 3. Bangunan Kandang Bravo, (a) Kandang Pertama Bermaterial

Kayu, (b) Kandang Kedua Berupa Bangunan Permanen.

Kandang pertama ditempati kuda tua pasca atlet, kuda betina breeding, kuda

lokal, dan kuda afkir. Kandang individu berukuran 3 x 3 m2 sudah cukup nyaman

bagi jenis kuda yang telah disebutkan sebelumnya, karena sistem kandang di NPC

merupakan sistem kombinasi. Sistem kombinasi yaitu pemeliharaan kuda tidak terus-

menerus di kandang, tetapi kuda juga dibiarkan beraktivitas diluar kandang, seperti

di pastura (McBane, 1994). Pemeliharaan kuda di kandang untuk kuda tua pasca

atlet, kuda betina breeding, kuda lokal, dan kuda afkir tidak jauh berbeda. Kuda di

kandang hanya untuk berlindung, beristirahat, makan, dan minum. Kuda tua pasca

atlet dan sebagian kuda lokal beraktivitas di lapangan atau di jalan sekitar kandang

setiap pagi dan sore hari, sedangkan kuda betina breeding , kuda lokal lainnya, dan

kuda afkir beraktivitas dengan ditempatkan di umbaran pada pagi hari selama

beberapa jam. Pembahasan lebih lanjut mengenai aktivitas kuda dijelaskan pada sub

bab berikutnya. Kekurangan pada bangunan kandang pertama yaitu, atap kandang

yang bocor menyebabkan lantai tergenang air dan serut gergaji untuk alas lantai kuda

(bedding) basah. Alas lantai yang basah dapat menyebabkan kuku kuda menjadi

lapuk, sehingga mudah terkikis. Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada

Page 42: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

29

kuku kuda. Kelebihannya yaitu tiap stall individu hanya dibatasi kayu gelondongan,

sehingga kuda tetap dapat berinteraksi dengan kuda lain di sampingnya.

Kandang kedua (Gambar 3b) yang ditempati 10 ekor kuda juga berupa stall

individu, berukuran 4 x 4 m2, merupakan bangunan permanen terdiri dari batu bata

dan semen, beratapkan seng, berlantai semen dan alasnya serut gergaji. Wadah pakan

dan minum juga menggunakan drum, namun beberapa stall memiliki bak air di

sudutnya. Kandang kedua ini ditempati kuda muda berumur 4-5 tahun yang sedang

dilatih, kuda pejantan breeding, kuda laktasi, dan anak kuda berumur tiga bulan.

Setiap stall individu ditempati satu ekor kuda, kecuali kuda laktasi ditempatkan

bersama anaknya yang masih menyusu. Pemeliharaan tiap-tiap kuda juga tidak terus-

menerus di kandang. Kuda muda dilatih di umbaran setiap pagi atau sore hari, kuda

pejantan breeding beraktivitas di jalan sekitar kandang setiap pagi dan sore hari, dan

kuda laktasi beserta anaknya ditempatkan di umbaran setiap pagi hari.

Ukuran stall individu bangunan kandang kedua lebih luas dibanding kandang

pertama. Hal ini cukup baik bagi kuda muda, karena kuda muda lebih suka bergerak-

gerak didalam kandang. Hal terpenting pada pemeliharaan kuda laktasi dan anaknya,

yaitu penyediaan air bersih untuk minum yang selalu tersedia, dan juga alas lantai

kandang dijaga agar selalu kering dan pemberiannya lebih banyak. Alas lantai

kandang yang tebal diperlukan anak kuda untuk alas tidur dan agar anak kuda merasa

hangat. Kondisi bangunan kedua yaitu atapnya tidak bocor, sehingga serut gergaji

untuk alas lantai kandang selalu kering, berbeda dengan kandang pertama.

Kekurangan pada kandang kedua yaitu, tiap stall dibatasi oleh dinding yang cukup

tinggi, sehingga kuda tidak dapat berinteraksi dengan kuda disampingnya.

Bangunan kandang di NPC pada umumnya dapat dikatakan baik, karena

menurut Suharjono (1990) material untuk membangun kandang kuda sebaiknya

terbuat dari bahan yang kuat, misalnya dari batu dengan campuran bahan beton, kayu

yang kuat atau kayu gelondongan (bulat). Pengaturan dinding yang sebagian terbuka

juga membuat bangunan kandang memiliki ventilasi yang sempurna. Ventilasi yang

sempurna sangat menguntungkan bagi kuda sebab ventilasi berguna untuk

mengeluarkan udara kotor (CO2) dari dalam kandang dan menggantikan udara segar

(O2) dari luar (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Page 43: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

30

Identitas Kuda

Jumlah kuda yang diamati selama penelitian adalah 43 ekor yang terdiri dari

21 ekor kuda jantan dan 22 ekor kuda betina. Kuda jantan termuda berumur empat

tahun dan yang tertua berumur 30 tahun. Kuda betina termuda berumur tiga bulan,

sedangkan kuda betina tertua berumur 30 tahun. Data umur kuda ini, didapat dari

perkiraan umur oleh penanggungjawab stable di NPC, bukan dari sertifikat (sertifikat

kuda non-atlet di NPC tidak ada, kecuali pejantan breeding poni Argentina). Umur

kuda dapat diperkirakan melalui bentuk dan jumlah gigi (Bogart dan Taylor, 1977),

namun keakuratannya hanya sampai umur 10 tahun, selebihnya sulit menentukan

umurnya (Edwards, 2002). Jumlah kuda yang dikelompokkan berdasarkan rentang

umur dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Kuda Menurut Rentang Umur dan Jenis Kelamin

Umur (tahun) Jumlah kuda (ekor)

Total (ekor) Jantan Betina

< 2 - 1 1

2 – 6 5 4 9

7 – 14 7 4 11

≥ 15 9 13 22

Total 21 22 43

Umur kuda non-atlet di NPC beragam dan tidak merata. Jumlah kuda paling

banyak yaitu pada rentang umur ≥ 15 tahun yang berjumlah 22 ekor (51,16%),

terlihat bahwa lebih daripada setengah jumlah kuda non-atlet merupakan kuda tua.

Penggolongan umur kuda di NPC terdiri dari anak kuda, kuda muda, kuda dewasa,

dan kuda tua. Kuda yang berumur kurang dari dua tahun masih disebut sebagai anak

kuda (foal), dikarenakan kuda belum dewasa kelamin. Kuda biasanya telah mencapai

kematangan seksual pada umur dua tahun. Kuda umur dua hingga enam tahun

disebut sebagai kuda muda (middle years) yang sedang mengalami pertumbuhan dan

perkembangan, kuda pada umumnya dewasa pada umur enam tahun (Kidd, 1995).

Umur tujuh hingga 14 tahun, sudah dapat dikatakan kuda dewasa, kuda dewasa di

NPC berjumlah 11 ekor. Seekor kuda mulai menjadi tua ketika telah berumur sekitar

15 tahun (Kidd, 1995).

Page 44: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

31

Aktivitas dominan dari kuda tua (umur ≥ 15 tahun) yaitu disewakan ke

pengunjung, dalam sehari kuda ini dapat beraktivitas selama 90-120 menit. Hal ini

membuat postur tubuh kuda tua berbeda dengan kuda dengan umur di bawah 15

tahun. Kuda tua yang sudah lama menjadi kuda polo atau kuda olahraga, seluruh

tubuhnya (tulang, otot, kaki, dan tulang belakang) dapat bergerak dengan lentur dan

dinamis, karena latihan rutin yang telah dilakukan selama bertahun-tahun (Pilliner,

1993). Kuda olahraga tua saat ditunggangi, gerakannya tidak kaku, dan lebih mudah

dikendalikan. Otot-otot pada kuda olahraga tua lebih terlihat dan telah terbentuk

sepenuhnya, berbeda dengan kuda yang masih bertumbuh (umur 2-6 tahun).

Perototan pada kuda muda belum terlihat dengan jelas, postur tubuhnya juga lebih

kecil dari kuda tua. Kuda yang sedang bertumbuh baru boleh dilatih pada umur tiga

tahun (Suharjono, 1990), pada awal latihan kuda muda sulit untuk dikendalikan,

setelah bisa ditunggangi pun gerakannya masih kaku. Hal ini membuat penunggang

yang menaiki kuda olahraga muda harus lebih berhati-hati dibandingkan dengan

yang menaiki kuda olahraga tua. Salah satu hal yang harus dihindari saat

menunggangi kuda olahraga muda yaitu dengan tidak membuat gerakan tiba-tiba

(mendadak), apabila kuda terkejut maka dapat membahayakan penunggang dan kuda

itu sendiri.

Bangsa kuda non-atlet juga lebih beragam, namun bangsa yang dominan

adalah poni Argentina. Jumlah kuda non-atlet menurut pengelompokan bangsanya

dapat dilihat pada Tabel 3.

Bangsa kuda yang paling banyak dipelihara adalah poni Argentina sejumlah

25 ekor, yang terdiri dari kuda jantan sebanyak 12 ekor dan betina 13 ekor. Kuda ini

didatangkan dari Brunei Darusallam pada tahun 2007, setelah mengikuti SEA

GAMES di Thailand. Kuda ini tidak lagi dijadikan kuda atlet, karena umurnya sudah

tua. Menurut beberapa petugas, kuda poni Argentina ini kualitasnya sangat baik,

walaupun sudah tua namun stamina dan kemampuannya bermain polo tidak kalah

dengan kuda atlet yang masih muda. Kualitasnya dikatakan sangat baik karena kuda

tersebut murni keturunan poni Argentina, atau kedua tetuanya merupakan bangsa

poni Argentina.

Page 45: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

32

Tabel 3. Jumlah Kuda Menurut Bangsa dan Jenis Kelamin

Bangsa Jenis Kelamin

Jumlah (ekor) Jantan (ekor) Betina (ekor)

Poni Argentina 12 13 25

G3 4 3 7

Thoroughbred 2 - 2

Poni lokal (sumba) - 2 2

G1 1 1 2

Sandelwood 1 1 2

G2 - 1 1

G4 1 - 1

Poni polo - 1 1

Total 21 22 43

Keterangan : G1= persilangan betina poni lokal dengan pejantan Thoroughbred, G2= persilangan

betina G1 dengan pejantan Thoroughbred, G3= persilangan betina G2 dengan pejantan

Thoroughbred, G4= persilangan betina G3 dengan pejantan Thoroughbred, poni polo=

persilangan betina Sandelwood dengan pejantan poni Argentina.

Karakteristik kuda poni Argentina yaitu kepala lebar dengan mata yang lebar

dan telinga tegak. Otot leher dan dada lebar, punggungnya pendek dan dalam. Paha

relatif pendek namun kuat, dan kakinya kecil namun keras. Warna bulu biasanya

solid dan kebanyakan berwarna coklat keabuan. Karakteristik kuda Thoroughbred

yaitu umumnya kepala tampak elegan dan cerdas. Leher melengkung dan bahu

miring mengarah ke belakang. Dada yang dalam dan tampak kuat (Kidd, 1995).

Kuda hasil persilangan kuda poni lokal dengan Thoroughbred memiliki karakteristik

menyerupai Thoroughbred namun proporsi tubuhnya sedikit lebih kecil daripada

Thoroughbred. Karakteristik kuda poni lokal, yaitu kepala kecil, telinga tegak, dan

mata yang terlihat cerdas. Leher yang pendek berotot, dada yang dalam dan panjang,

punggung lurus, dan croup yang menonjol (Equinekingdom, 2007).

Salah satu alasan dibangunnya peternakan kuda ini karena pemilik sangat

menyukai kuda dan olahraga polo. Kuda yang diamati memang tidak lagi digunakan

sebagai kuda atlet, namun kuda masih dipelihara dan dimanfaatkan. Pemilik tidak

berminat menjual kuda yang dipeliharanya, apabila ada kuda yang mati maka yang

dilakukan adalah mengautopsi kemudian mengubur kuda tersebut.

Page 46: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

33

Kuda tua pasca atlet dimanfaatkan sebagai kuda olahraga, disewakan kepada

pengunjung yang datang untuk berlatih berkuda (riding) atau bermain polo. Kuda

betina olahraga juga dimanfaatkan sebagai kuda breeding. Hampir semua kuda

olahraga berbangsa Poni Argentina dan termasuk kuda tua, karena umurnya lebih

dari 14 tahun. Sebelumnya telah disebutkan bahwa semua kuda betina poni

Argentina yang disewakan kepada pengunjung juga dimanfaatkan sebagai kuda

breeding, kuda dikawinkan dengan pejantan poni Argentina. Kegiatan ini diharapkan

dapat menghasilkan anak-anak kuda bangsa Poni Argentina yang nantinya akan

menjadi kuda polo berkualitas baik, namun hal ini tidak terjadi di NPC. Penyebabnya

adalah karena kuda betina poni Argentina masih melakukan aktivitas rutinnya

sebagai kuda olahraga. Aktivitas rutin yang dilakukan ternyata mengganggu siklus

birahi kuda. Menurut Suharjono (1990), sebaiknya kuda betina bekas kuda pacu atau

olahraga harus diistirahatkan dahulu selama enam bulan sebelum dipersiapkan untuk

kawin.

Selain kuda olahraga dan breeding, terdapat pula kuda muda berumur 4-5

tahun yang sedang dilatih menjadi kuda polo. Kuda tersebut berbangsa G1, G2, G3,

dan G4. Kuda ini memiliki darah Thoroughbred dan bagus dijadikan kuda pacu,

namun karena pemilik ingin kuda miliknya menjadi kuda polo, maka latihan yang

diberikan merupakan latihan untuk kuda polo. Kualitas permainan kuda muda ini

belum diketahui, karena selama pengamatan kuda masih dalam proses pelatihan.

Terdapat juga kuda yang tidak dimanfaatkan, hanya dipelihara saja (kuda afkir).

Pemeliharaan yang dilakukan tentu berbeda sesuai dengan kegunaan dan kondisi

fisiologis masing-masing kuda. Pemeliharaan dan pemanfaatan kuda akan dibahas

dalam sub bab tersendiri.

Tidak semua kuda di NPC merupakan milik Prabowo Subianto (pendiri

NPC). Dari 43 ekor kuda, sebanyak 28 ekor adalah milik pribadi dan 15 ekor lagi

merupakan kuda yang dititipkan untuk dirawat di NPC. Pemilik kuda tersebut antara

lain, pengunjung (guest) yang biasa menyewa kuda di NPC, ajudan Prabowo,

pemilik Jagorawi Golf Country Club (JGCC), dokter hewan, dan salah satu atlet.

Pemeliharaan Kuda

Urutan kegiatan pemeliharaan kuda olahraga pada pagi hari adalah sebagai

berikut: kegiatan dimulai pukul 06.00 WIB, pertama kuda disikat (brushing) atau

Page 47: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

34

diroskam, kemudian exercise yaitu walking selama kira-kira 45 menit, apabila pada

saat itu merupakan jadwal kuda untuk disewakan maka kegiatan walking diganti

dengan kegiatan bersama pengunjung (guest), bisa berupa riding, stick and ball atau

pertandingan polo. Kegiatan bersama pengunjung biasanya selama 45 menit hingga

satu jam. Selesai melakukan kegiatan tersebut tentu kuda berkeringat, kuda

diistirahatkan sebentar lalu dimandikan, kemudian kuda dikeringkan diluar kandang,

sambil menunggu kuda kering petugas akan membersihkan kandang kuda, setelah itu

kuda kembali dimasukkan ke kandang, dan diberi pakan.

Kegiatan pada sore hari yang dimulai pukul 15.00 WIB sama dengan kegiatan

pada pagi hari. Kuda yang telah disewakan pada pagi hari dapat disewakan kembali

pada sore hari, dan apabila kuda tidak dipergunakan pengunjung maka kegiatan yang

dilakukan kuda adalah exercise. Jadi, dalam sehari kuda melakukan kegiatan walking

atau bersama pengunjung selama 90 hingga 120 menit, dan diusahakan tidak lebih

dari 120 menit karena kuda akan kelelahan dan menyebabkan turunnya stamina.

Kuda olahraga betina, kegiatannya juga sama seperti yang telah diuraikan diatas,

walaupun dimanfaatkan juga sebagai kuda breeding.

Kegiatan kuda pejantan breeding sama dengan kegiatan kuda olahraga,

namun perbedaannya kuda pejantan tidak disewakan kepada pengunjung. Untuk

kuda betina breeding dan kuda yang tidak dimanfaatkan, kegiatan pemeliharaannya

yaitu kuda ditempatkan di umbaran (paddock) dari pukul 07.00–10.00 WIB.

Sementara itu, petugas akan membersihkan kandang kuda. Pukul 10.00 WIB, kuda

dimandikan, setelah kering dimasukkan ke kandang, kemudian diberi pakan.

Pemeliharaan pada sore hari, hanya pembersihan kandang dan pemberian pakan.

Kuda laktasi dan anak kuda juga ditempatkan di umbaran pada pukul 08.30 WIB

selama 15-30 menit. Induk kuda dan anaknya memerlukan tempat umbaran yang

agak luas, karena anaknya harus membiasakan diri berlari. Anak kuda sampai usia

dua tahun memerlukan tempat umbaran cukup luas, karena di tempat itulah proses

pertumbuhannya dibentuk (Suharjono, 1990).

Pemeliharaan kuda muda yang sedang dilatih (training) juga sama dengan

kuda olahraga, namun kegiatan exercise pada kuda training berbeda. Pola latihan

kuda termasuk kuda training akan dibahas dalam sub bab tersendiri.

Page 48: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

35

Perawatan kuda seperti menyikat (brushing) bulu kuda, biasanya disebut

roskam atau grooming, dilakukan agar bulu kuda tidak cepat rontok. Kuda yang

harus rutin diroskam adalah kuda impor (poni Argentina dan Thoroughbred), karena

kuda impor memang lebih rentan mengalami kerontokan bulu dibanding kuda lokal.

Terlebih kuda impor tua, jika tidak dirawat dengan baik bulunya mudah rontok dan

menjadi kasar. Grooming lebih dari sekedar menjaga kebersihan kuda, melainkan

merangsang sirkulasi darah dan getah bening dan memberikan kilau pada bulu kuda

dengan membawa minyak alami ke permukaan (Pilliner, 1994). Kegiatan untuk

menjaga kebersihan kuda dapat dilihat pada Gambar 4.

(a) (b)

Gambar 4. Kebersihan Kuda, (a) Alat Roskam dan Sikat, (b) Petugas

Memandikan Kuda

Penyikatan dilakukan dengan alat roskam dan sikat seperti diperlihatkan pada

Gambar 4(a). Pemandian kuda meliputi pembersihan tubuh kuda dan pencungkilan

kotoran pada kaki atau tapal kuda. Petugas memakai sabun cuci piring untuk

membersihkan kuda saat mandi. Menurut petugas, seharusnya surai (rambut pada

tengkuk kuda) dan ekor kuda dibersihkan dengan sampo yang biasa dipakai manusia

untuk melembutkan, namun hanya kuda atlet yang menggunakan sampo, sedangkan

kuda non-atlet tidak. Kegiatan memandikan kuda dapat dilihat pada Gambar 4(b).

Kegiatan rutin yang lain untuk pemeliharaan kuda, yaitu penapalan dan

pencukuran kuda. Tapal yang dipasang akan melindungi kaki kuda dari batu dan

kerikil atau benda tajam yang terinjak, benda-benda tersebut dapat menyebabkan

luka pada kaki, kerusakan kuku, bahkan menimbulkan penyakit kuku pada kuda.

Pemasangan sepatu kuda (tapal) atau penggantian tapal kuda dilakukan sebulan

Page 49: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

36

sekali, sedangkan untuk kuda betina breeding dan kuda yang tidak dimanfaatkan

tidak dilakukan pemasangan tapal, anak kuda (foal) juga belum dipasang tapal.

Kegiatan penapalan kuda beserta peralatan yang digunakan ditunjukkan pada

Gambar 5.

(a) (b) (c)

Gambar 5. Kegiatan Penapalan Kuda, (a) Alat-alat penapalan, (b) Sepatu

Kuda (Tapal), (c) Pemasangan Tapal Kuda

Pencukuran surai dan rambut pada pangkal ekor kuda dilakukan dua minggu

sekali atau ketika bulu surai dan rambut ekor terlihat mulai memanjang. Pencukuran

tidak dilakukan pada kuda betina breeding, untuk kuda betina olahraga tetap

dilakukan penapalan dan pencukuran, walaupun sesekali dikawinkan. Kuda betina

yang hanya dimanfaatkan untuk breeding tidak dicukur karena untuk membantu

proses pengawinan kuda. Menurut petugas apabila surai kuda betina breeding

dicukur, maka tidak ada “pegangan” kuda pejantan untuk menaikinya, kuda pejantan

tidak bisa bertahan lama saat menaiki kuda betina karena licin. Namun untuk kuda

pejantan sendiri dilakukan pencukuran, karena surai yang dicukur merupakan ciri

khas pejantan poni polo. Pencukuran dilakukan dengan alat cukur elektrik berukuran

besar. Pada saat kuda olahraga melakukan kegiatan bersama pengunjung, maka

rambut ekornya akan dipilin rapi kemudian diikat agar ekornya tidak mengganggu

penunggangnya selama beraktivitas. Kegiatan penapalan dan pencukuran pada

masing-masing jenis kuda dapat dilihat pada Tabel 4.

Pembersihan kandang yaitu mengambil kotoran kuda dan serut gergaji yang

kotor dan basah karena tercampur kotoran atau urine kuda, kemudian diganti dengan

serut gergaji yang bersih. Kotoran dikumpulkan didalam karung, kemudian ditumpuk

di suatu tempat terbuka, dibiarkan terkena hujan dan panas matahari agar melapuk.

Page 50: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

37

Biasanya kotoran kuda tersebut digunakan oleh petugas yang bekerja di tempat golf,

untuk menyuburkan rumput di lapangan golf. Selain itu kotoran kuda juga disebar di

ladang rumput untuk pakan kuda.

Tabel 4. Kegiatan Penapalan dan Pencukuran Kuda

Jenis Kuda Penapalan Kuda Pencukuran Kuda Keterangan

Kuda olahraga Rutin 1x/bulan Rutin 1x/2 minggu Tapal dilepas saat

dikawinkan (betina)

Kuda pejantan

breeding

Rutin 1x/bulan Rutin 1x/2 minggu Tapal dilepas saat

dikawinkan

Kuda betina breeding,

afkir, laktasi, dan anak

kuda

Tidak dilakukan Tidak dilakukan -

Kuda training Rutin 1x/bulan Belum rutin

dilakukan

Pemasangan tapal

sejak kuda mulai

dilatih

Pakan Kuda

Pemberian pakan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pemeliharaan

kuda. Kegiatan ini dilakukan setiap pagi dan sore hari, pakan kuda berupa rumput,

konsentrat, dan tambahan makanan lain, seperti diperlihatkan pada Gambar 6.

Rumput yang diberikan yaitu jenis Brachiaria mutica yang sudah dilayukan selama

sekitar setengah hari di bawah matahari. Tiap ekor kuda diberi 20 kg rumput dalam

sehari, masing-masing 10 kg pada pagi dan sore hari. Kuda laktasi diberi 40 kg

rumput, setiap pagi dan sore hari masing-masing 20 kg. Anak kuda hanya

mengkonsumsi susu, tetapi sedikit-sedikit mulai mengkonsumsi rumput. Kuda yang

ditempatkan di umbaran sebenarnya mengkonsumsi lebih daripada 20 kg rumput

dalam sehari, karena kuda bebas mengkonsumsi atau merumput. Kuda laktasi pun

mengkonsumsi rumput lebih daripada 40 kg dalam sehari dengan alasan yang sama.

Rumput di umbaran yang dikonsumsi kuda berjenis Cynodon dactylon.

Konsentrat yang diberikan merupakan produksi Royal Horse dengan merk

FRINGAN. Pemberian konsentrat berbeda-beda takarannya untuk setiap ekor sesuai

dengan kegunaan kuda tersebut dan juga fungsi fisiologisnya. Perbedaan pemberian

konsentrat dan mineral pada kuda dengan pemanfaatan yang berbeda dapat dilihat

pada Tabel 5.

Page 51: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

38

Tabel 5. Pemberian Pakan Konsentrat dan Mineral pada Kuda

Jenis Kuda Konsentrat (kg)

Jumlah

(kg)

Mineral (gram) Jumlah

(gram) Pagi Sore Pagi Sore

Kuda olahraga 3 3 6 5 5 10

Kuda pejantan 2,5 2,5 5 5 5 10

Kuda lokal 2 2 4 5 5 10

Kuda laktasi 0,5 0,5 1 10 10 20

Kuda lokal diberi pakan konsentrat lebih sedikit, karena bobot badannya lebih

kecil dibanding kuda impor atau keturunannya. Konsentrat yang diberikan sudah

dicampur dengan mineral (Ca, elektrolit) dan garam masing-masing sebanyak lima

gram untuk setiap pemberian konsentrat, jadi dalam sehari kuda diberi tambahan

mineral 10 gram dan juga garam 10 gram. Untuk kuda laktasi sendiri, mineral yang

diberikan jumlahnya dua kali lipat kuda biasa, jadi dalam sehari diberikan 20 gram

mineral. Kebutuhan kalsium tambahan terjadi pada akhir kebuntingan dan selama

laktasi (NRC, 1989).

Menurut Suharjono (1990), pemberian pakan kuda bentuk pellet (konsentrat)

untuk kuda olahraga sebanyak 3,75 kg pada pagi hari dan 4,5 kg pada sore hari.

Pemberian konsentrat untuk kuda istirahat sebanyak 3,75 kg pada pagi dan sore hari.

Kuda istirahat meliputi kuda betina yang tidak bunting, pejantan sesudah masa

kawin, kuda pacu dan olahraga yang tidak dilatih karena cedera atau sedang

memperbaiki kondisi. Jumlah konsentrat yang diberikan untuk kuda di NPC,

takarannya lebih sedikit dibandingkan dengan menurut Suharjono (1990). Selisih

jumlah konsentrat yang diberikan untuk kuda olahraga sebesar 2,25 kg. Kuda lokal

dianggap sebagai kuda istirahat, selisih jumlah konsentrat yang diberikan sebesar 3,5

kg.

Kuda di NPC diberikan mineral tambahan berupa kalsium, karena konsentrat

dan dedak mengandung sedikit kalsium, sehingga kuda membutuhkan tambahan

kalsium. Menurut Pilliner (1992), kuda dewasa dalam sehari dapat diberi tambahan

kalsium sebanyak 23 gram, kuda laktasi sebanyak 33 gram, dan anak kuda berumur

tiga bulan sebanyak 37 gram. Pemberian kalsium untuk kuda dewasa di NPC lebih

sedikit, dan anak kuda berumur tiga bulan belum diberikan kalsium.

Page 52: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

39

(a) (b)

Gambar 6. Pakan Kuda, (a) Rumput Brachiaria mutica, (b) Konsentrat Royal

Horse FRINGAN

Pemberian wheat bran untuk semua kuda dilakukan tiga kali dalam

seminggu, yaitu pada setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat masing-masing kuda

sebanyak 0,5 kg. Wheat bran atau dedak gandum merupakan by-product dari

penggilingan gandum, seratnya tidak mudah dicerna (Pilliner, 1992). Pemberiannya

dicampur terlebih dahulu dengan konsentrat, setiap pagi dan sore hari masing-masing

sebanyak 0,25 kg. Pejantan breeding diberi tambahan oat sebanyak 0,25 kg, setiap

pagi dan sore hari masing-masing sebanyak 0,125 kg. Oats adalah biji-bijian yang

dijadikan pakan kuda dan biasa ditambahkan pada semua ransum konsentrat, tinggi

kandungan serat, namun energi yang tercerna (digestible energy) rendah (Pilliner,

1992). Oat adalah biji-bijian yang merupakan sumber energi dari ransum konsentrat

(Pilliner, 1993). Selain itu, konsentrat untuk pejantan juga suka dicampur dengan

sebutir telur dan satu sendok madu untuk menambah energi saat musim kawin.

Analisis Zat Makanan

Pakan yang diberikan pada ternak kuda, yaitu rumput, konsentrat, wheat

bran, dan oat. Sampel dari masing-masing pakan diteliti di Laboratorium Ilmu dan

Teknologi Pakan IPB, untuk diketahui analisa zat makanannya dan kandungan gross

energy (GE). Hasil analisis proksimat (berdasarkan bahan kering) pada kelima jenis

pakan yang diberikan pada kuda diperlihatkan pada Tabel 6. Nilai protein kasar (PK)

yang didapat dari hasil analisis dapat digunakan untuk mengetahui besarnya

konsumsi PK masing-masing kuda.

Page 53: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

40

Tabel 6. Analisis Proksimat Pakan Kuda (Berdasarkan Bahan Kering)

Pakan Hasil Analisa Kimiawi (%)

GE*

(Kcal/kg) BK* Abu PK* SK* LK* Bet-N*

Rumput 65,24 9,99 7,36 44,03 1,16 37,35 2950

Konsentrat 88,17 9,87 14,69 18,67 4,39 52,39 3624

Wheat bran 86,64 4,81 19,94 15,20 3,60 56,44 3620

Oat 89,56 2,81 15,45 10,67 2,78 68,28 3564

Keterangan: *BK= Bahan Kering, PK= Protein Kasar, SK= Serat Kasar, LK= Lemak Kasar, Bet-N=

Bahan Extrak Tanpa Nitrogen, dan GE= Gross Energy (Energi Bruto)

Sumber: Hasil Analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan IPB (2010)

Berdasarkan perhitungan total pakan yang dikonsumsi dengan kandungan PK

berdasarkan BK dari masing-masing pakan, didapat konsumsi PK untuk masing-

masing kuda seperti diperlihatkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Konsumsi PK Berdasarkan Jenis Kuda

Jenis Kuda Konsumsi PK (gram/ekor/hari)

Tanpa Wheat Bran Dengan Wheat Bran NRC (1989)

Kuda olahraga 1739,1 1824,8 1312

Kuda pejantan poni

Argentina 1640,9 1726,6 820

Kuda laktasi* 2050,3 2136 1427

Kuda lokal* 1479,1 1564,8 536 Keterangan: * Ditempatkan di umbaran pada pagi hari

Tabel 7 menunjukkan jumlah konsumsi PK masing-masing kuda dengan

wheat bran serta tanpa wheat bran, karena wheat bran hanya diberikan setiap hari

Senin, Rabu, dan Jumat. Konsumsi PK yang dihitung tidak termasuk rumput yang

dikonsumsi kuda di umbaran.

Menurut NRC (1989), kebutuhan PK masing-masing kuda dalam sehari

sebagai berikut: kuda pekerja intensif atau dapat dikatakan kuda olahraga (seperti

kuda pacu dan polo) sebesar 1312 gram per ekor, kuda pejantan 820 gram per ekor,

kuda laktasi 1427 gram per ekor, dan kuda poni lokal (kuda istirahat) 536 gram per

ekor. Kuda pekerja intensif membutuhkan PK yang lebih tinggi dibanding kuda

pejantan, karena energi dari makanan yang digunakan oleh kuda pekerja lebih tinggi

dibanding kuda pejantan. Aktivitas kuda pekerja intensif dalam sehari lebih berat dan

Page 54: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

41

lebih lama dibandingkan dengan kuda pejantan. Kebutuhan PK kuda laktasi juga

tinggi karena produksi susu pada kuda laktasi menambah kebutuhan nutrien protein

dan kalsium (Ca).

Berdasarkan Tabel 7, kebutuhan PK masing-masing kuda sudah terpenuhi.

Jumlah protein yang terkandung dalam ransum yang diberikan melebihi kebutuhan

PK kuda menurut NRC (1989). Apabila kebutuhan potein bagi kuda yang sedang

bertumbuh terpenuhi, maka pertumbuhan badan, otot, dan tulangnya akan baik.

Bulunya bagus (mengkilat dan tidak mudah rontok) dan energi yang diperlukan

untuk beraktivitas juga tercukupi. Hal ini dibuktikan di NPC, kuda yang sedang

bertumbuh mengalami peningkatan bobot badan per hari yang cukup tinggi,

pertumbuhannya otot dan tulangnya baik (tidak mudah cidera), dan bulu kuda muda

terlihat mengkilat dan tidak mudah rontok. Konsumsi PK kuda pejantan poni

Argentina dua kali lebih banyak dari kebutuhan PK menurut NRC (1989), hal ini

menyebabkan pertambahan bobot kuda pejantan per hari cukup tinggi, padahal kuda

melakukan exercise selama 60 menit setiap hari dan setiap bulan dikawinkan

sebanyak 4-8 kali. Pemberian zat makanan yang melebihi kebutuhan dapat

menyebabkan kegemukan dan tingkat birahi pada kuda pejantan menjadi rendah. Hal

ini dapat diatasi dengan mengurangi pemberian rumput, karena setengah dari jumlah

protein berasal dari rumput. Rumput yang diberikan sebanyak 13,05 kg bobot kering.

Menurut Pilliner (1992), kuda pejantan breeding diberikan pakan rumput sebanyak

tujuh kilogram dalam sehari.

Kuda tua yang diberikan protein melebihi kebutuhannya, akan menyimpan

zat makanan tersebut dalam bentuk daging atau lemak. Kebanyakan kuda tua di NPC

merupakan kuda olahraga yang melakukan aktivitas rutin seperti berlari atau bermain

polo setiap harinya. Aktivitas tersebut membutuhkan energi yang cukup tinggi.

Apabila jumlah protein dalam pakan yang diberikan kurang, maka tidak ada

kelebihan zat makanan yang dapat disimpan sebagai cadangan, dan kuda dapat

mengalami penurunan bobot badan. Hal ini tidak terjadi di NPC, kuda tua masih

dapat dimanfaatkan untuk berkuda di NPC, walaupun umur kuda mencapai 30 tahun.

Penampakan tubuh kuda terlihat baik, stamina tetap terjaga, dan tidak terjadi kasus

kematian pada kuda tua selama pengamatan.

Page 55: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

42

Pertambahan Bobot Badan

Bobot badan (BB) kuda didapat melalui pengukuran panjang badan (PB) dan

lingkar dada (LD) yang selanjutnya diestimasi dengan rumus (Pilliner, 1992):

BB (kg) = (LD (cm))2 x PB (cm)

8717

Walaupun nilai bobot badan yang didapat tidak begitu akurat, namun metode

ini cukup cepat dan mudah dilakukan untuk membantu pengamatan terhadap kondisi

kuda. Pengukuran bagian tubuh kuda untuk mengestimasi bobot badannya dilakukan

pada awal dan akhir penelitian, atau selama dua bulan. Perubahan bobot badan kuda

yang diamati hanya pada kuda yang masih bertumbuh atau yang berumur kurang

daripada sembilan tahun. Menurut Bogart dan Taylor (1977), gigi permanen kuda

berhenti bertumbuh pada umur delapan tahun. Hal ini menandakan pertumbuhan

fisik kuda juga tidak lagi bertumbuh setelah kuda berumur delapan tahun.

Identitas kuda dan hasil yang didapat dari perubahan bobot badan kuda (umur

≤ 8 tahun) yang terukur selama dua bulan pengamatan (61 hari) diperlihatkan pada

Tabel 8.

Tabel 8. Perubahan Bobot Badan Kuda (Umur ≤ 8 Tahun) Berdasarkan Identitas dan

Konsumsi Pakan

No. Nama Kuda Umur

(tahun) Bangsa Kuda

Konsumsi Pakan

(kg/ekor/hari) PBB

(kg/ekor/hari)

R* K* WB* O*

1 Blase 4 G3 20 6 0,5 - 0,14

2 Nona Rambo 4 G3 20 6 0,5 - 0,52

3 Turangga 4 G3 20 6 0,5 - 0,21

4 Buttercup 4 G3 20 6 0,5 - 0,71

5 Tiffany 4 Kuda sumba 20 4 0,5 - 0,00

6 Tuama 5 G4 20 6 0,5 - 0,09

7 Gayatri 5 G3 20 6 0,5 - 0,13

8 Trillionare 6 Poni Argentina 20 5 0,5 0,25 0,25

9 Thypon West 7 Poni Argentina 20 5 0,5 0,25 0,33

10 Happy Road 8 Poni Argentina 20 5 0,5 0,25 0,30

11 Jenggo** 8 G1 20 5 0,5 - -0,06

Keterangan: * R = Rumput, K = Konsentrat, WB = Wheat bran (pemberian hanya setiap hari Senin,

Rabu, dan Jumat), O = Oat

** ditempatkan di umbaran (pukul 07.00-10.00)

Page 56: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

43

Hasil pengukuran memperlihatkan bahwa kuda yang mengalami peningkatan

bobot badan jumlahnya lebih banyak dibanding kuda yang mengalami penurunan

bobot badan. Kuda yang mengalami peningkatan bobot sebanyak sembilan ekor dari

11 ekor kuda atau 81,82%, sedangkan kuda yang mengalami penurunan bobot badan

sebanyak satu ekor atau 9,09%. Sementara satu ekor kuda atau 9,09% tidak

mengalami penurunan atau peningkatan bobot badan.

Nilai pertambahan bobot badan (PBB) kuda yang berumur empat tahun rata-

rata cukup tinggi dibanding nilai PBB kuda yang berumur di atas empat tahun. Hal

ini dikarenakan hewan muda memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi

dibandingkan kuda dewasa dan kuda tua (Hogan, 1996). Aktivitas kuda muda hanya

exercise selama 20 menit setiap hari, sehingga pakan yang dikonsumsi tidak banyak

digunakan untuk aktivitas, melainkan menambah bobot badan kuda muda.

Rataan PBB kuda bernama Blase tidak setinggi kuda lain yang berumur

empat tahun, dikarenakan Blase mengalami masalah pencernaan. Pakan yang

dikonsumsi tidak tercerna dengan baik, sehingga fesesnya agak cair (mencret). Kuda

yang masih bertumbuh seharusnya mengalami peningkatan bobot badan, terlebih

kuda muda. Pakan yang diberikan juga memenuhi kebutuhan PK kuda, namun salah

satu kuda muda berumur empat tahun, yaitu Tiffany tidak mengalami pertambahan

bobot badan, dan ternyata Tiffany merupakan kuda sumba. Kuda poni lokal yang

berukuran kecil pertumbuhan badannya lebih lambat dibanding kuda impor atau

keturunannya. Masalah kesehatan juga dapat menyebabkan kuda tidak mengalami

pertambahan bobot badan.

Kuda pada umumnya dewasa pada umur enam tahun (Kidd, 1995). Tiga kuda

poni Argentina yang berumur 6-8 tahun (Trillionare, Thypon West, Happy Road),

memiliki nilai PBB yang juga cukup tinggi, walaupun termasuk kuda dewasa. Hal ini

dapat disebabkan pejantan poni Argentina diberi pakan oat sebanyak 0,25 kg per

hari, pemberian oat dapat menambah asupan gizi pada kuda pejantan poni Argentina.

Selain itu, seekor kuda G1 berumur delapan tahun (Jenggo) mengalami

penurunan bobot badan sebanyak 0,06 kg per hari, padahal Jenggo juga ditempatkan

di umbaran setiap pagi hari selama kurang lebih tiga jam. Kuda yang mengalami

penurunan bobot badan dapat disebabkan beberapa hal, seperti masalah kesehatan

yang membuat nafsu makan berkurang. Salah satu gejala pertama dari masalah

Page 57: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

44

apapun biasanya adalah rendahnya nafsu makan atau bahkan tidak mau makan sama

sekali (Blakely dan Blade, 1994).

Dengan mengetahui informasi pertumbuhan bobot badan kuda, maka kondisi

atau kesehatan kuda secara umum dapat diketahui. Ketidakdisiplinan petugas yang

memberi pakan juga dapat menjadi salah satu penyebabnya. Namun, nilai pendugaan

bobot badan yang didapat juga sangat dipengaruhi oleh keakuratan pengukuran

panjang badan dan lingkar dada, karena posisi tubuh kuda yang tidak tegak dapat

menurunkan atau menaikkan ukuran panjang badan kuda.

Pemanfaatan Kuda

Kuda non-atlet di NPC dimanfaatkan untuk berbagai hal, seperti yang telah

diuraikan pada sub bab sebelumnya. Jumlah kuda menurut penggunaannya dapat

dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Kuda Menurut Penggunaannya

Penggunaan Jantan (ekor) Betina (ekor) Jumlah (ekor)

Riding Guest+Chukka Athlete+Chukka Guest 8 3 11

Breeding 4 5 9

Training 5 1 6

Riding Guest+Chukka Guest 2 3 5

Riding Guest+Breeding - 4 4

Riding Guest+Chukka Athlete+Chukka

Guest+Breeding - 1 1

Riding Guest+Chukka Guest+Breeding - 1 1

Riding Guest - 1 1

Tidak/belum digunakan 3 2 5

Total 22 21 43

Satu ekor kuda dapat digunakan untuk sejumlah hal, misalnya kuda yang

digunakan untuk riding guest dapat juga digunakan sebagai kuda breeding. Riding

guest yaitu kuda yang disewakan kepada pengunjung untuk dipakai berlatih

menunggang kuda. Kedua, kuda dimanfaatkan untuk chukka athlete, yaitu kuda

dipakai untuk berlatih polo oleh para atlet. Selanjutnya, kuda dimanfaatkan untuk

chukka guest, yaitu kuda disewakan kepada pengunjung atau tim yang ingin

bertanding polo, atau yang ingin berlatih stick and ball dalam permainan polo.

Page 58: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

45

Chukka yaitu permainan polo yang berlangsung dalam periode tujuh menit (Npclub,

2009). Kuda yang dipakai atlet untuk berlatih polo, pasti dipakai juga untuk riding

dan chukka guest. Sebagian kuda digunakan sebagai kuda breeding atau untuk

dikawinkan. Beberapa kuda juga dipelihara sebagai kuda training, yaitu kuda yang

sedang dilatih untuk menjadi kuda polo. Beberapa ekor kuda tidak digunakan untuk

apapun, karena menurut petugas, kuda tidak bisa ditunggangi atau sulit dikendalikan

sehingga tidak bisa dimanfaatkan sebagai kuda olahraga.Sebanyak 17 ekor kuda atau

39,53% dari total kuda, murni dimanfaatkan sebagai kuda olahraga. Sebelas ekor

kuda atau 25,58% dari total kuda digunakan untuk riding guest, chukka athlete, dan

chukka guest. Lima ekor kuda atau 11,63% dari total kuda digunakan untuk riding

dan chukka guest, serta satu ekor kuda atau 2,33% dari total kuda untuk riding guest

saja. Kuda olahraga yang juga digunakan sebagai kuda breeding ada enam ekor.

Kuda yang digunakan khusus untuk breeding sebanyak sembilan ekor, terdiri dari

empat ekor kuda jantan dan lima ekor kuda betina. Kuda training terdiri dari lima

ekor kuda jantan dan satu ekor kuda betina. Sebanyak lima ekor kuda tidak

dimanfaatkan, satu ekor diantaranya merupakan anak kuda.

Kuda yang masih dimanfaatkan sebagai kuda olahraga juga digunakan untuk

terapi anak-anak yang menderita autisme. Kegiatan yang dilakukan para siswa

Spectrum dapat dilihat pada Gambar 7.

(a) (b)

Gambar 7. Aktivitas Para Siswa Spectrum, (a) Siswi memberikan pakan ke

kuda, (b) Siswa berkuda didampingi pelatih dan pengasuhnya

Selama kurang lebih satu tahun NPC bekerjasama dengan Spectrum.

Spectrum merupakan sekolah khusus untuk anak penderita autis, Asperger, disleksia,

dan semacamnya. Aktivitas yang dilakukan para siswa Spectrum yaitu mengenal

Page 59: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

46

jenis pakan ternak serta praktek memberikan pakan ke ternak, selain itu berkuda

mengelilingi lapangan satu kali putaran. Kegiatan ini tentunya didampingi oleh

pelatih. Manfaat dari kegiatan berkuda ini, yaitu untuk meningkatkan keberanian dan

membuat siswa bisa lebih berkonsentrasi.

Autisme adalah suatu gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi

otak. Akibatnya, anak tidak mampu berinteraksi dengan dunia luar secara efektif.

Anak penderita autis seolah sibuk dengan dunianya sendiri.. Anak autis dilatih

konsentrasi, keseimbangan, perasaan, kepekaan, dan emosi dengan menunggang

kuda (Republikaonline, 2010).

Penderita autisme atau biasa disebut Autism Spectrum Disorders (ASD)

mengalami gangguan yang mempengaruhi tiga bidang utama perkembangan:

komunikasi (verbal dan nonverbal), interaksi sosial dan kebiasaan, serta minat dan

kegiatan. Bagi komunitas profesional yang telah sejak lama meneliti ASD, metode

pengobatan non-tradisional seperti terapi hewan mungkin sulit untuk diterima. Tidak

ada studi penelitian yang mempelajari bahwa terapi hewan mendukung kesembuhan

penderita ASD, namun beberapa orang melaporkan bahwa terjadi perubahan positif

pada pasien yang mengikuti terapi. Tidak ada yang mengklaim bahwa terapi hewan

merupakan “obat” bagi penderita ASD, juga tidak ada yang tahu secara pasti

mengapa terapi hewan bisa memiliki dampak positif pada beberapa individual. Ada

yang berhipotesis bahwa mungkin ada pengaruh input sensorik dari hewan, stimulasi

motorik dari aktivitas, kontak sosial dengan penerimaan kondisi yang tidak biasa,

dan sejumlah alasan lainnya. Terapi menunggang kuda disebut Hippotherapy. North

American Riding for the Handicapped Association (NARHA) atau Asosiasi Berkuda

Amerika Utara untuk Penyandang Cacat adalah badan pusat yang menilai dan

mensertifikasi instruktur Hippotherapy (Yapko, 2003).

Penggunaan Kuda Olahraga

Kegiatan latihan berkuda oleh pengunjung atau sebutannya di NPC yaitu

riding lessons, mulai diresmikan sejak Januari 2009. Frekuensi pemakaian kuda

olahraga selama bulan Juni, Juli, dan Agustus tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel

10.

Seekor kuda yang telah dipakai pada pagi hari dapat dipakai kembali pada

sore harinya. Setiap kegiatan riding lessons baik latihan berkuda maupun stick &

Page 60: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

47

ball, kuda yang digunakan adalah dua ekor. Satu ekor kuda ditunggangi pengunjung,

sedangkan kuda lain ditunggangi oleh pelatih (trainer). Latihan berkuda untuk anak

kecil berumur 4-10 tahun disebut pony ride, kegiatan ini hanya membutuhkan satu

kuda karena pelatih tidak menunggang kuda, melainkan menuntun kuda yang

ditunggangi oleh anak. Frekuensi pemakaian kuda yang tertera pada Tabel 8 juga

meliputi kuda yang dipakai baik oleh pengunjung ataupun pelatih.

Pengamatan frekuensi pemakaian kuda olahraga selama penelitian yaitu pada

bulan Juni, Juli, dan Agustus 2010 masing-masing 110, 146, dan 145 kali oleh 22

ekor kuda yang digunakan dengan frekuensi penggunaan tiap ekor kuda yang tidak

sama.

Tabel 10. Frekuensi Pemakaian Kuda Selama Tiga Bulan

No Nama Kuda Frekuensi Pemakaian (Kali)

Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010

1 Surdo 8 8 13

2 Titan 6 5 8

3 Pepe 4 4 5

4 Comadreja 9 9 15

5 Luisa 12 14 11

6 Black 4 10 2

7 Via L 4 5 7

8 Cappilla 10 12 3

9 Massita 10 12 14

10 Bintang 5 8 8

11 Jack 1 9 3

12 Reggie 7 8 8

13 Laloja 6 5 6

14 Penny 1 6 8

15 Benvinida 11 13 12

16 Aldonondo 8 13 10

17 Shinta 1 1 2

18 Pato 3 3 3

19 Mechita 0 1 4

20 Gayatri* 0 0 1

21 Tuama* 0 0 1

22 Turangga* 0 0 1

Jumlah 110 146 145

Keterangan: * kuda training

Tabel 8 memperlihatkan bahwa frekuensi pemakaian kuda terbanyak yaitu

pada bulan Juli (146 kali). Kuda yang paling sering digunakan pada bulan Juni dan

Juli yaitu Luisa, sedangkan pada bulan Agustus yaitu Comadreja. Luisa dan

Page 61: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

48

Comadreja sering digunakan karena staminanya bagus, mudah dikendalikan, dan

sedang tidak mengalami cidera. Kuda yang paling sedikit digunakan pada bulan Juni,

yaitu Jack, Penny, Shinta, dan Mechita. Jack hanya dipakai satu kali karena setelah

pemakaian terakhir kakinya cidera sehingga jalannya terpincang-pincang. Penny

merupakan kuda poni yang hanya boleh ditunggangi anak kecil, pemakaiannya satu

kali karena pada bulan Juni belum libur sekolah sehingga anak kecil yang datang

tidak banyak, dan yang menunggangi Penny hanya satu anak. Shinta dipakai hanya

satu kali karena staminanya kurang bagus dibanding kuda lain, begitu juga dengan

Mechita yang tidak dipakai pada bulan Juni. Kuda yang paling sedikit digunakan

pada bulan Juli, yaitu Shinta dan Mechita, pemakaian masing-masing hanya satu

kali. Jack tidak lagi menjadi kuda yang paling sedikit dipakai, dikarenakan cidera

kakinya telah pulih. Penny juga lebih banyak dipakai pada bulan Juli, karena sudah

mulai libur sekolah, sehingga banyak anak kecil yang melakukan kegiatan pony ride.

Shinta dan Black merupakan kuda yang paling sedikit digunakan pada bulan

Agustus, Black hanya dipakai dua kali karena pada pemakaian terakhir Black

terjatuh dan hidungnya terluka hingga mengeluarkan darah. Mechita pada bulan

Agustus lebih banyak dipakai dibanding bulan-bulan sebelumnya dikarenakan Black

kuda yang biasa dipakai terluka, sedangkan permintaan pemakaian kuda oleh

pengunjung banyak, sehingga Mechita dipakai untuk menggantikan Black.

Pada bulan Agustus 2010, terdapat tiga kuda training (Gayatri, Tuama, dan

Turangga) yang dipakai. Kuda tersebut tidak untuk dipakai pengunjung, namun

ditunggangi oleh pelatih. Kuda training diikutkan dalam kegiatan riding lessons

sebagai bagian dari pola latihan yang diberikan. Urutan total frekuensi pemakaian

kuda dari yang tertinggi hingga yang terendah, yaitu bulan Juli sebanyak 146 kali,

bulan Agustus sebanyak 145 kali, dan bulan Juni sebanyak 110 kali. Tingginya

frekuensi pemakaian kuda pada bulan tertentu menunjukkan banyaknya kegiatan

riding lessons di bulan tersebut.

Publikasi tentang penggunaan kuda olahraga di NPC hanya dari mulut ke

mulut, karena pemilik tidak mau terlalu terbuka untuk umum. Kuda yang dipakai

untuk kegiatan riding lessons tentu kuda olahraga. Kegiatan ini meliputi berlatih

riding, pony ride untuk anak kecil, berlatih stick and ball, dan bermain polo, lebih

jelasnya bagaimana kegiatan berlangsung dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 62: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

49

Nusantara Polo Club (NPC) memiliki pencatatan kegiatan riding lessons

setiap bulannya. Kegiatan riding lessons ini dibagi menjadi dua sesi, pagi hari pukul

6.30–10.00 WIB dan sore hari pukul 15.00–16.30 WIB. Lokasi kegiatan ini

berlangsung di lapangan polo yang terdapat di NPC, baik didalam lapangan maupun

di sekelilingnya.

(a) (b)

(c)

Gambar 8. Kegiatan Riding Lessons, (a) Latihan Berkuda oleh Pengunjung,

(b) Latihan Stick&Ball oleh Pengunjung, (c) Olahraga Polo

Intensitas curah hujan pada bulan Juni, Juli, Agustus 2010, dan rataannya

dapat dilihat pada Tabel 11. Intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada bulan

Agustus 2010, yaitu sebanyak 226 mm. Rataan curah hujan selama tiga bulan yaitu

sebesar 185,33 mm. Apabila total frekuensi pemakaian kuda dikaitkan dengan

intensitas curah hujan, dengan asumsi semakin rendah intensitas curah hujan maka

semakin tinggi frekuensi pemakaian kuda. Hasil yang didapat ternyata intensitas

curah hujan tidak berbanding terbalik dengan frekuensi pemakaian kuda. Frekuensi

pemakaian kuda yang paling tinggi terjadi di bulan Juli 2010, sebanyak 146 kali,

pada bulan itu intensitas curah hujannya paling rendah. Bulan Agustus 2010,

intensitas curah hujan paling tinggi, namun ternyata frekuensi pemakaian kuda

Page 63: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

50

sebanyak 145 kali, hanya berbeda satu kali dengan bulan Juli 2010. Pada bulan Juni

2010, walaupun intensitas curah hujan lebih rendah daripada bulan Agustus yaitu

sebesar 167 mm, namun frekuensi pemakaian kudanya lebih rendah.

Tabel 11. Curah Hujan dan Frekuensi Penggunaan Kuda Selama Tiga Bulan

Pengamatan

Bulan Frekuensi (kali) Curah Hujan (mm)

Juni 110 167

Juli 146 163

Agustus 145 226

Total 401 556

Rataan 133,67 185,33

Sumber: Stasiun Klimatologi Darmaga, Bogor (2010)

Masa liburan terutama sekolah dapat menjadi hal yang mempengaruhi

frekuensi pemakaian kuda setiap bulan di NPC. Liburan sekolah pada bulan Juli dan

Agustus bersamaan dengan libur hari raya Idul Fitri, itulah mengapa frekuensi

pemakaian kuda bulan Juli dan Agustus meningkat dibanding bulan Juni. Selain itu,

jumlah hari hujan per bulan atau waktunya (pagi, siang, sore, malam) juga sangat

mempengaruhi frekuensi pemakaian kuda per bulan. Bulan Agustus, walaupun curah

hujannya paling tinggi, namun kebanyakan hujan turun pada siang (11.00-13.00

WIB) dan malam hari, sehingga tidak mengganggu kegiatan riding lessons.

Pemilihan kuda yang akan dipakai ditentukan oleh penanggungjawab stable

di NPC. Kuda yang dipilih tentu kuda yang sehat, tidak sedang cidera pada pinggang

atau kaki, karena akan membahayakan pengunjung yang menungganginya.

Penanggungjawab stable juga mengetahui mana kuda yang bersifat tenang atau yang

agresif. Penanggungjawab stable akan memberikan kuda yang tenang dan mudah

diatur untuk pengunjung yang baru pertama kali latihan berkuda, bagi pengunjung

yang sudah terbiasa maka akan diberikan kuda yang agresif dan lincah.

Pola Latihan

Kuda olahraga selalu melakukan exercise berupa walking setiap pagi dan sore

hari masing-masing 45 menit, namun tidak dilakukan apabila ada pengunjung yang

menggunakan kuda tersebut untuk riding lessons. Menurut Bogart dan Taylor

Page 64: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

51

(1977), walk adalah gaya berjalan empat irama dimana setiap kaki menyentuh tanah

secara terpisah satu sama lain. Pengaruh dari walk khususnya pada permukaan jalan

yang kasar adalah menjadikan tulang kuat dan strukurnya baik (Hammer, 1993).

Exercise ini dilakukan di jalan beraspal sekitar wilayah NPC, seperti diperlihatkan

pada Gambar 9(a). Selama 45 menit exercise, kuda tidak hanya melakukan gaya

berjalan walk, namun juga diselingi trot selama kurang lebih satu menit. Trot adalah

gaya berjalan dua irama diagonal dimana kaki kanan depan dan kaki kiri belakang

menginjak permukaan dataran dengan serentak, dan kaki kiri depan dan kaki kanan

belakang menginjak tanah dengan serentak (Bogart dan Taylor, 1977).

Exercise perlu dilakukan agar kuda tidak lupa isyarat dari penunggangnya

untuk melakukan gaya berjalan tertentu atau gerakan lainnya dan juga agar stamina

tetap terjaga. Sebagai contoh, menghentakkan kaki kanan ke bagian perut kuda saat

posisi kuda diam akan membuat kuda mulai berjalan, dan menghentakkan kaki ke

bagian perut kuda saat kuda berjalan maka akan membuat kuda berjalan lebih cepat.

Membelokkan kuda ke kanan dapat dilakukan dengan menarik tali kekang kuda ke

kanan, apabila ingin membelokkan ke kiri maka tali kekang ditarik ke kiri.

Melakukan gerakan berdiri, duduk, kemudian berdiri lagi, begitu seterusnya diatas

kuda, akan membuat kuda berjalan atau berlari trot. Memberhentikan kuda dapat

dilakukan dengan menarik tali kekang kuda kearah belakang. Gerakan canter tidak

dapat dilakukan di jalan beraspal karena licin. Menurut Bogart dan Taylor (1977),

canter adalah gaya berjalan tiga irama, kaki belakang menginjak permukaan dengan

serentak, lalu kedua kaki depan menginjak permukaan secara terpisah. Apabila hujan

deras, maka kegiatan exercise tidak dilakukan karena berbahaya bagi kuda dan juga

penunggangnya. Jika hujan tidak terlalu deras, kegiatan ini tetap dilakukan, namun

hanya berputar-putar di paddock. Pola latihan kuda atlet lebih teratur dan rutin

dibanding kuda olahraga pasca atlet. Kuda pasca atlet tidak lagi berlatih stick and

ball dan schooling seperti yang dilakukan kuda atlet.

Enam ekor kuda training telah berada di NPC selama kira-kira 3,5 bulan

dihitung dari pertengahan Juni hingga akhir September 2010. Pemiliknya

menginginkan kudanya menjadi kuda polo. Kisaran umur kuda adalah 4-5 tahun,

sehingga kuda sudah boleh dilatih. Menurut Suharjono (1990), kuda pada umur tiga

tahun baru mulai dilatih. Kuda olahraga tidak boleh terlalu dini dilatih karena

Page 65: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

52

punggungnya belum kuat dan mudah cedera. Sebelum dilatih, kuda dikastrasi

terlebih dahulu. Kastrasi dilakukan untuk membuat kuda jantan menjadi lebih mudah

ditangani, biasanya dilakukan pada kuda pacu (McBane, 2001). Selama dua bulan

pertama, pola latihan kuda training adalah dilongser (lungeing) selama 20 menit

setiap pagi dan sore hari. Menurut Coldrey dan Coldrey (1990), pelajaran pertama

untuk kuda yang belum bisa ditunggangi atau masih sulit dikendalikan yaitu

lungeing. Lungeing yaitu kuda bergerak membentuk lingkaran atau mengelilingi

pelatih yang memegang tali kendali kuda sepanjang 10-15 meter, seperti

diperlihatkan pada Gambar 9(b).

(a) (b)

Gambar 9. Latihan Kuda, (a) Exercise Kuda Olahraga, dan (b) Kegiatan

Lungeing Kuda Training

Tali diperlukan untuk mengendalikan kuda berlari lebih cepat atau lebih

lambat, membuat kuda berhenti atau berlari lagi, dan latihan ini membantu kuda

untuk bisa berkonsentrasi. Setelah dua bulan kegiatan lungeing ini berjalan, kuda

mulai dilatih ke tahap berikutnya. Kuda ditunggangi oleh pelatih dan ditempatkan

bersama kuda training lainnya dalam satu paddock untuk belajar bersosialisasi,

kegiatan ini disebut schooling. Schooling juga melatih keselarasan antara

penunggang dengan kuda yang ditungganginya. Kuda belajar memahami kehendak

penunggangnya dengan isyarat yang diberikan. Apabila kuda masih sulit

dikendalikan saat ditunggangi, maka kuda kembali dilongser. Kegiatan schooling ini

terkadang dilakukan saat riding lessons, yang terpenting kuda dibiasakan untuk

ditunggangi dan bersosialisasi dengan kuda lain. Kegiatan ini dilakukan tiap pagi

hari atau sore hari saja selama kurang lebih 30-45 menit. Tahap selanjutnya apabila

kuda sudah lancar ditunggangi, maka kuda dapat berlatih stick and ball. Kegiatan ini

Page 66: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

53

mengenalkan kuda pada peralatan untuk bermain polo, yaitu stick untuk memukul

bola polo (mallet) dan bola polo sendiri. Latihan stick and ball ini juga membiasakan

kuda merasakan posisi penunggangnya selama si penunggang melakukan gerakan

mengangkat mallet (posisi siap memukul bola), memukul bola, dan gerakan lainnya.

Kuda juga akan terbiasa dengan mallet atau bola yang menyentuhnya. Namun hingga

akhir September 2010, latihan stick and ball untuk kuda training belum dilakukan.

Pejantan breeding melakukan exercise setiap pagi dan sore hari masing-

masing selama 30 menit. Exercise yang dilakukan hanya berjalan saja (walk), namun

terkadang diselingi dengan trot. Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga stamina kuda

pejantan. Tidak ada latihan untuk kuda betina breeding, kuda laktasi, anak kuda, dan

kuda afkir. Namun kuda tidak hanya dibiarkan didalam stall terus menerus, tetapi

kuda digembalakan di suatu umbaran. Perlu upaya untuk mengurangi lamanya kuda

berada dalam stall dengan mengajak kuda keluar dan berlatih (exercise). Kandang

bukanlah lingkungan yang alami bagi kuda (Christie, 2008).

Perkawinan Kuda

Kegiatan perkawinan (breeding) kuda di NPC dimulai sejak Mei 2009. Saat

ini ada 12 ekor kuda betina dan lima ekor kuda jantan yang digunakan untuk

breeding. Satu ekor kuda betina dan satu ekor kuda jantan dipelihara di kandang

Alfa, sehingga tidak termasuk dalam kuda pengamatan. Identitas kuda breeding yang

diamati tertera pada Tabel 12.

Sebanyak delapan ekor betina merupakan bangsa Poni Argentina dengan

umur termuda 20 tahun dan tertua 30 tahun. Kuda betina masih dapat beranak meski

telah mencapai umur 20 tahun atau lebih (Blakely dan Bade, 1994). Tiga ekor kuda

betina merupakan kuda poni lokal dengan umur 4 dan 10 tahun. Sebagian kuda yang

digunakan masih dimanfaatkan sebagai kuda olahraga. Apabila kuda olahraga

tersebut menunjukkan tanda-tanda kebuntingan, maka kegiatannya sebagai kuda

olahraga akan berhenti. Kuda Angely selain dimanfaatkan sebagai kuda breeding

sebelumnya juga terkadang digunakan sebagai pony ride. Semenjak Angely

menunjukkan tanda-tanda kebuntingan hingga saat ini menjadi kuda laktasi, maka

kegiatannya sebagai pony ride dihentikan.

Pejantan yang digunakan untuk breeding ada sebanyak lima ekor. Tiga ekor

merupakan pejantan poni Argentina, satu ekor kuda G1, dan satu ekor kuda Arab

Page 67: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

54

(kuda tidak diamati). Pejantan poni Argentina dikatakan juga sebagai pejantan polo,

karena kuda betina yang dikawinkan dengan pejantan ini akan menghasilkan anak

kuda poni tipe polo. Kriteria seleksi untuk kompetensi reproduksi pada kuda jantan

tidak jauh berbeda dengan kuda betina, yaitu sebagai berikut: sejarah, temperamen

dan libido, usia, konformasi umum, pemeriksaan saluran reproduksi, evaluasi air

mani, kelainan kromosom, pengambilan sampel darah, infeksi, dan manajemen

umum pembiakan (Oftedal et al., 1983). Tiga ekor kuda jantan poni Argentina

merupakan pejantan utama yang paling sering dikawinkan, karena pejantan ini

merupakan pejantan unggul. Suharjono (1990) berpendapat bahwa kuda jenis unggul

memiliki sertifikat kuda yang dikeluarkan oleh badan atau organisasi berwenang

yang mengurusi kuda sesuai jenisnya. Biasanya kuda pejantan unggul akan

memberikan keturunan yang unggul pula.

Tabel 12. Identitas Kuda Breeding

No. Nama Kuda Umur (tahun) Bangsa Keterangan

Betina :

1 Mechita 30 Poni Argentina Kuda olahraga

2 Rosa 24 Poni Argentina

3 Larene 21 Poni Argentina

4 Comadreja 25 Poni Argentina Kuda olahraga

5 Lovisnita 25 Poni Argentina Kuda olahraga

6 Gatita 20 Poni Argentina

7 Mayonesa 20 Poni Argentina

8 Tiffany 4 Kuda Sumba Pony ride

9 Penny 10 Kuda Sumba Pony ride

10 Uva 20 Poni Argentina

11 Angely 10 Sandelwood Laktasi

Jantan :

12 Trillionare 6 Poni Argentina

13 Happy Road 8 Poni Argentina

14 Thypon West 7 Poni Argentina

15 Jenggo 8 G1

Seekor kuda jantan G1 hanya dimanfaatkan sebagai “pencari” kuda betina

birahi atau estrus, selama kegiatan breeding hanya satu kali kuda tersebut

dikawinkan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Kisaran umur kuda pejantan

dari enam hingga delapan tahun. Umur tidak terlalu mempengaruhi pemilihan kuda

jantan breeding, namun yang harus lebih diperhatikan adalah kesehatan dan kondisi

kuda (Oftedal et al., 1983).

Page 68: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

55

Pencatatan kegiatan perkawinan kuda di NPC ini sangat sederhana, data yang

dicatat hanya tanggal pengawinan, nama pejantan, dan nama betina. Data lain berupa

tanggal dilakukannya USG beserta hasilnya dan tanggal beranak. Siklus birahi

masing-masing kuda betina juga tidak dicatat. Pencatatannya sederhana karena

kegiatan ini bukan fokus utama NPC, karena NPC lebih berfokus pada kegiatan

riding lessons dan latihan atlet. Terdapat waktu atau bulan dimana tidak dilakukan

kegiatan pengawinan sama sekali, biasanya pada bulan liburan (pada bulan tersebut

ada hari raya), karena pada bulan liburan pengunjung yang menyewa kuda lebih

banyak. Silsilah dari kuda betina breeding yang digunakan tidak diketahui, sehingga

tidak dimasukkan dalam pencatatan.

Prosedur kegiatan pengawinan kuda adalah sebagai berikut; pertama-tama

mencari kuda betina birahi dengan bantuan pejantan G1 (Jenggo). Kuda jantan akan

membaui betina yang sedang birahi. Seekor pejantan dapat dengan yakin mencium

aroma betina pada musim kawin. Kuda pejantan menggunakan penciuman dan

penglihatannya pada keputusan akhir dan semuanya distimulasi oleh sistem hormon

dan sistem saraf (McBane, 2001).

Petugas juga mengamati kuda betina mana yang memperlihatkan tanda-tanda

estrus, biasanya dilihat dari vulva yang bengkak dan berlendir. Setelah didapat

selanjutnya kuda pejantan yang akan digunakan untuk mengawini, penisnya

dibersihkan dan diberi minyak pelicin. Kemudian, proses pengawinan dilakukan,

beberapa petugas bersiap untuk memegangi kuda betina dan saat kuda jantan menaiki

kuda betina, seorang petugas memegang ekor kuda betina agar tidak menghalangi

vulva. Penis masuk kedalam vulva dibantu oleh tangan petugas. Setelah selesai

pengawinan, betina dibawa jalan agar tidak kencing, karena menurut petugas, apabila

kuda betina kencing maka sperma akan ikut keluar. Setelah semua proses

pengawinan selesai, kuda betina dimasukkan kedalam kandang, kemudian diberi

rumput. Pengawinan kuda dilakukan satu hingga empat hari berturut-turut selama

masa birahi.

Selama kegiatan breeding ini, dua ekor kuda telah beranak. Kuda pertama

beranak pada tanggal 25 Mei 2010 dan yang kedua pada tanggal 8 Juni 2010,

keduanya adalah kuda Sandel. Apabila dilihat tanggal terakhir kuda dikawinkan,

maka dapat diketahui perkiraan berapa lama kebuntingannya. Kuda pertama terakhir

Page 69: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

56

dikawinkan pada tanggal 3 Juli 2009, maka lama kebuntingannya adalah ±326 hari.

Kuda kedua terakhir dikawinkan pada 30 Juni 2009, maka lama kebuntingannya

yaitu ±343 hari. Kuda kedua ternyata beranak 14 hari setelah kuda pertama beranak,

padahal tanggal terakhir dikawinkan lebih awal dari kuda pertama. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Blakely dan Bade (1994), bahwa kuda betina tertentu cenderung

memiliki kebiasaan beranak agak awal, sedangkan kuda lainnya agak lambat. Rataan

masa kebuntingan seekor kuda betina adalah 335 hari dengan kisaran 315 sampai

350 hari.

Induk kuda kedua yang beranak pada 8 Juni 2010 bunting dengan anak kuda

kembar, namun induk kuda mati setelah beranak, kemungkinan karena kuda tersebut

sudah tua. Hasil autopsi yang dilakukan menunjukkan bahwa induk kuda tersebut

terbelit ususnya dan biasanya kuda yang beranak kembar peluang hidupnya kecil

baik bagi induk maupun anaknya. Terkadang induk kuda akan mati saat beranak atau

setelah beranak, meninggalkan anaknya yang akan bertumbuh, kasus ini biasanya

terjadi pada anak kembar (Ensminger, 1991). Anak dari induk kuda tersebut yang

satu mati, yang lain masih hidup hingga saat ini. Anak kuda tanpa induk tersebut

otomatis tidak mendapat kolostrum dan susu dari induknya, sehingga petugas

memberinya susu yang biasa dikonsumsi bayi. Induk kuda pertama yang beranak

pada bulan Mei 2010, anaknya hanya bertahan hidup kurang daripada dua minggu,

karena terserang kolik. Kemudian petugas menyatukan anak kuda tanpa induk

dengan induk kuda yang masih kehilangan anaknya, dan induk kuda mau menyusui

anak kuda tersebut, sehingga anak kuda mendapat nutrisi dari susu induk tirinya.

Anak kuda poni polo yang merupakan hasil dari kegiatan perkawinan di NPC

menjadi awal proses grading up yang dapat menghasilkan kuda polo Indonesia.

Seperti halnya pada Kuda Pacu Indonesia (KPI), yang berawal dari persilangan kuda

lokal dengan kuda Thoroughbred. Keturunannya terus disilangkan dengan pejantan

Thoroughbred, sehingga hasil akhir didapat kuda yang kemampuan serta staminanya

hampir setara dengan Thoroughbred. Begitu juga dengan kuda poni polo yang

berawal dari persilangan kuda betina poni lokal dengan kuda pejantan poni Argentina

murni, keturunannya harus dikawinkan dengan pejantan poni Argentina, begitu

seterusnya, hingga didapat kuda keturunan yang kualitasnya hampir setara dengan

kuda polo poni Argentina.

Page 70: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

57

Selain itu hasil dari kegiatan breeding yang dilakukan yaitu USG, dan

hasilnya diketahui dua ekor kuda bunting dan umur kebuntingan kedua kuda tersebut

sekitar delapan bulan. Kuda yang berhasil bunting merupakan kuda yang tidak

banyak beraktivitas, karena tidak ada kuda olahraga yang berhasil bunting walaupun

sudah berkali-kali dikawinkan. Aktivitas rutin yang dilakukan kuda olahraga ternyata

mengganggu siklus birahi kuda.

Penanganan Kesehatan Kuda

Selama dua bulan pengamatan, beberapa kuda mengalami sakit atau luka

ringan, ada juga yang mengalami sakit kronis. Nusantara Polo Club (NPC)

bekerjasama dengan seorang dokter hewan yang sewaktu-waktu datang apabila ada

kuda yang mengalami sakit cukup kronis, kuda yang akan dikastrasi, kuda yang akan

beranak, dan pemeriksaan kebuntingan (USG). Salah seorang petugas di NPC

merupakan asisten dokter hewan yang cukup mengerti penyakit kuda dan pengobatan

secara umum.

Penyakit yang biasa diderita kuda olahraga adalah tendinitis, gejalanya adalah

pembengkakan pada tendon. Kelelahan pada otot merupakan salah satu penyebabnya

(Blakely dan Bade, 1994). Penanganannya dilakukan dengan mengompres kaki kuda

menggunakan handuk yang direndam pada air panas atau air dingin. Penanganan

lainnya adalah melumuri dengan krim yang disebut poultis pada kaki yang bengkak,

kemudian ditutup dengan handuk atau kain, dilakukan setiap hari hingga kaki tidak

lagi bengkak. Penyakit kuku seperti trombus dan laminitis juga biasa dialami kuda.

Menurut asisten dokter hewan di NPC, penyakit kuku pada kuda biasa disebabkan

oleh kaki kuda yang terlalu sering menginjak kerikil atau batu dan penggunaan tapal

yang tidak sesuai. Kuku kuda terus-menerus bertumbuh dan kuku yang tidak

dipotong atau dikikir akan menjadi panjang dan menekuk, sehingga dapat

menimbulkan kepincangan saat berjalan (Colville dan Bassert, 2002). Permasalahan

pada kuku kuda yang tua yaitu kukunya menjadi lebih lunak. Untuk mengeraskannya

maka kuku kuda diolesi dengan cairan kental berwarna hitam dengan merk Stock

Hom.

Penyakit dalam yang pernah diderita beberapa kuda di NPC yaitu kolik.

Blakely dan Bade (1994) berpendapat bahwa gangguan pencernaan ini disebabkan

oleh makan yang berlebihan, minum berlebihan pada waktu panas, makanan

Page 71: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

58

berjamur, dan bahkan disebabkan oleh cacing gelang. Tanda-tandanya adalah

bergerak terus-menerus, kesakitan, berkeringat, berguling-guling dan tentu saja

adanya rasa tidak nyaman. Pemberian pakan hijauan yang sedikit dan konsentrat

yang banyak juga dapat meningkatkan risiko kuda terkena kolik (Christie, 2008).

Pengobatan kolik yang dilakukan di NPC adalah dengan memberikan obat merk

Flunixil, pertolongan pertama untuk penyakit dalam dan juga mengajak kuda

berjalan-jalan. Flunixil mengandung zat aktif yaitu flunixin meglumine dan

kandungan lain seperti phenol sebagai pengawet, sodium formaldehyde, dan

sulphoxylate dihydrate. Pada kuda, injeksi flunixin meglumine diindikasikan untuk

meringankan peradangan dan rasa sakit yang terkait dengan gangguan otot-tulang,

dan untuk meringankan nyeri organ dalam tubuh yang berhubungan dengan kolik.

Dua ekor kuda pejantan pernah terkena kolik karena memakan serut gergaji yang

digunakan untuk alas lantai kandang, oleh sebab itu pencegahan dilakukan dengan

memasang masker pada moncong kuda agar kuda tidak memakan serut gergaji.

Pemasangan masker dilakukan setelah kuda habis mengkonsumsi pakan rumput dan

konsentrat.

Seekor kuda mati pada saat penelitian berlangsung dan menurut dokter hewan

penyebabnya adalah karena saluran pembuangan kotoran tersumbat, sehingga kuda

tersebut hanya dapat mengeluarkan kotoran yang cair. Salah satu pengobatannya

adalah dengan pemberian infus Ringer Laktat atau Natrium Klorida 0,9% sebanyak

10 liter per hari. Pada akhirnya, kuda tersebut mati akibat dehidrasi tinggi dan juga

ususnya terbelit.

Beberapa kuda mengalami luka luar, misalnya luka didalam hidung kuda

hingga mengeluarkan darah, penyebabnya kuda terjatuh saat dipakai berolahraga

polo. Pengobatannya dilakukan dengan pemberian antibiotik dan Betadine. Ada juga

kuda yang bahunya robek terkena paku, maka penanganannya dilakukan dengan

menjahit luka yang robek tersebut kemudian menutupinya dengan plester agar

jahitannya tidak terbuka. Anak kuda berumur dua bulan biasanya banyak mengalami

kerontokan bulu, untuk mempercepat pertumbuhan bulu baru pada kulitnya maka

dioles dengan Baby Oil.

Pemberian obat cacing dilakukan rutin satu kali tiap 3-4 bulan. Obat cacing

yang digunakan berbeda-beda setiap pemberian, agar cacing tidak kebal terhadap

Page 72: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

59

obat nantinya. Selain obat cacing, NPC memiliki persediaan obat yang cukup

lengkap dan disimpan dalam suatu ruangan. Obat-obatan yang tersedia dan

digunakan di NPC beserta fungsinya dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Merk Obat yang Digunakan dan Fungsinya

Merk Obat Fungsi Obat

Etadryl Untuk gatal dan alergi

Flunixil Sebagai pertolongan pertama untuk penyakit dalam (kolik)

Metacam Semacam doping

Fynadine paste Untuk menghilangkan rasa sakit dan gelisah

Biosalamine Untuk penguat otot

Dexadreson Sebagai anti radang

Xylazin Sebagai obat bius

Dermcusal Merupakan obat oles anti nyeri

B. M. S. O Merupakan obat oles anti nyeri

Furosix (Lasik) Untuk bengkak pada otot agar cairan keluar bersama urin dan juga

untuk kuda yang susah kencing

Phenylject Untuk menambah stamina

Acridinpulver Untuk kompres kuku luka atau bernanah

Chinosol substant Untuk kompres kuku luka atau bernanah

Penicillin-G Meiji Merupakan antibiotik

Vitamin B-Neuron Memenuhi kebutuhan vitamin B-Neuron

Vitamin C Memenuhi kebutuhan vitamin C

Paraffin Untuk melancarkan buang air besar

Gastrucid Untuk maag

Norit Untuk kuda yang mencret

Novamidon (antalgin) Untuk penghilang nyeri

Aureomycin Untuk penyakit mata

Fluoroszein SE Thilo Untuk penyakit mata

Degraseptin Semacam antiseptik

Sumber: NPC (2010)

Obat-obatan yang cukup sering dipakai adalah Flunixil, Biosalamine,

Phenylject, Pennicillin-G Meiji, dan vitamin, seperti ditunjukkan pada Gambar 10.

Obat lainnya jarang digunakan. Hal ini menandakan penyakit yang biasa

menyerang kuda di NPC yaitu penyakit dalam seperti kolik. Kuda olahraga yang

sering digunakan juga membutuhkan penguat otot dan penambah stamina. Vitamin

juga biasa diberikan pada kuda untuk memenuhi kebutuhannya.

Page 73: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

60

Gambar 10. Obat-obatan yang Digunakan untuk Kuda di NPC

Identitas Petugas

Seluruh kuda non-atlet di NPC ditangani oleh 17 orang petugas. Identitas

petugas seperti nama, posisi, umur, pendidikan terakhir, dan lama bekerja di NPC

diperlihatkan pada Tabel 14.

Tabel 14. Identitas Petugas di Nusantara Polo Club

No. Nama Posisi Umur

(Tahun)

Pendidikan

Terakhir

Lama Bekerja

(Tahun)

1 Painen Trainer 45 SD 3

2 Wartono Trainer 38 STM 3

3 Pepen Trainer 35 STM 3

4 Guguk PJ stable 27 D1 4

5 Endang Tack room dan groomer 23 SMP 3

6 Dudung Asisten dokter hewan 41 SMP 4

7 Jajang Farrier 47 SMP 4

8 Supriatna asisten farrier 21 SMP 1

9 Mulyadi Groomer 35 SD 3

10 Jhon Groomer 33 STM 4

11 Agnan Groomer 27 SMP 3

12 Yadi Groomer 26 SD 3

13 Mahmudin Groomer 24 SMP ¼

14 Arul Groomer 23 SMP ¾

15 Ramdan Groomer 22 STM 4

16 Leo Groomer 21 SMP 1

17 Surahman Groomer 20 SMP 1

Petugas-petugas tersebut terdiri dari trainer berjumlah tiga orang,

penanggungjawab stable satu orang, penanggungjawab tack room satu orang, asisten

dokter hewan satu orang, Farrier dan asistennya berjumlah dua orang, serta groomer

Page 74: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

61

berjumlah 10 orang. Trainer sebelumnya adalah atlet polo, kini bertugas melatih

pengunjung yang ingin berkuda atau bermain polo, dan juga melatih kuda training

yang akan dijadikan kuda polo. Penanggungjawab stable bertugas memperhatikan

bangunan kandang dan kesehatan kuda, mengawasi kinerja groomer, menentukan

kuda yang akan dipakai guest, dan menangani kegiatan breeding di NPC.

Penanggungjawab tack room bertugas menakar pakan dan merawat peralatan kuda.

Asisten dokter hewan bertugas mengawasi kondisi kuda dan membantu dokter

hewan. Farrier dan asistennya bertugas merawat kuku kuda dan memasang atau

mengganti tapal kuda. Groomer bertugas membersihkan kuda dan kandangnya,

mengajak kuda exercise, dan memasang peralatan pada kuda apabila kuda hendak

dipakai guest atau atlet.

Petugas yang berhubungan dengan kuda non-atlet seluruhnya adalah pria.

Sebanyak lima orang petugas telah bekerja di NPC selama sekitar empat tahun, enam

orang petugas selama sekitar tiga tahun, tiga orang petugas selama sekitar satu tahun,

dan dua orang petugas telah bekerja selama kurang dari satu tahun. Kisaran umur

petugas adalah 20 hingga 47 tahun, dan kebanyakan (52,94%) berpendidikan lulusan

SMP. Selain itu lulusan SD (17,65%), STM (23,53%), dan satu orang lulusan D1.

Kebanyakan petugas sudah memiliki pengalaman bekerja dengan kuda sebelumnya,

kecuali petugas yang belum sampai setahun bekerja di NPC. Petugas senior akan

mengajari petugas yang baru masuk serta mengawasi kinerjanya. Seorang groomer

dapat merawat dua hingga empat kuda dan kuda yang dirawat satu tipe. Misalnya,

seorang groomer merawat kuda olahraga semua atau kuda lokal semua. Efisiensi

waktu tercapai apabila groomer merawat maksimal empat kuda.

Identitas Pengunjung (Guest)

Dalam penelitian ini, beberapa pengunjung (guest) yang menyewa kuda juga

diwawancarai, untuk diketahui identitasnya serta alasan menyewa kuda di NPC.

Identitas pengunjung yang dapat diwawancarai disajikan pada Tabel 15.

Secara keseluruhan kebanyakan pengunjung yang datang adalah pria dewasa

dan biasanya bukan warga Indonesia. Sebanyak lima orang pengunjung yang terdiri

dari pria Amerika berumur 35 tahun, wanita Indonesia berumur 17 tahun, wanita

Prancis berumur 35 tahun, anak perempuan Indonesia berumur sembilan tahun, dan

suster dari anak lelaki Indonesia berumur 15 tahun diwawancarai. Para responden

Page 75: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

62

mengatakan bahwa ternyata olahraga dengan kuda membawa dampak positif bagi

penunggangnya, seperti menjaga stamina dan menambah konsentrasi.

Tabel 15. Identitas Pengunjung yang Menyewa Kuda

No Nama Asal Umur

(th) Pekerjaan Alasan Frekuensi

Sumber

informasi

1 Del Mear Amerika 35 Wirausaha Belajar

olahraga polo

3x/minggu Teman

2 Daninya Indonesia 17 Pelajar Suka kuda dan

bermain polo

2x/minggu Orang tua

(pemilik

JGCC)

3 Laetitia Prancis 32 Housewife Hobi 1x/minggu Teman

suami

4 Rachel Indonesia 9 Pelajar Hobi, suka

kuda

tidak tentu Orangtua

5 Andrew* Indonesia 15 Pelajar

(penderita autis)

Untuk terapi 1x/minggu Sekolah

(Spectrum)

Keterangan: * yang diwawancarai susternya

Latihan berkuda di NPC ternyata memang tidak dipublikasikan secara luas,

terbukti dari pengunjung yang datang, mengetahui informasi tentang NPC dari teman

atau orang tua, bukan dari televisi, iklan di media cetak, atau web. Ada yang

mengetahui informasi tentang NPC dari sekolah, karena memang NPC adalah

bekerjasama dengan Spectrum untuk terapi autis seperti yang telah disampaikan pada

sub bab sebelumnya.

Seorang siswa Spectrum bernama Andrew mengikuti terapi berkuda rutin

dengan biaya sendiri, tidak hanya dari kegiatan sekolah. Berkomunikasi dengan anak

penderita autisme tidaklah mudah. Seorang pelatih yang melatih anak autis harus

sabar, karena penderita autisme memang tidak langsung merespon pertanyaan atau

perintah yang disampaikan. Sebelum dilatih berkuda, anak tersebut harus diketahui

kemampuannya, apabila memang benar-benar tidak bisa menunggang kuda,

sebaiknya tidak dipaksakan. Pada umumnya penderita autisme bisa mendengar,

namun sulit berbicara dan lambat merespon, sehingga untuk berkomunikasi

digunakan bahasa isyarat dengan tangan. Pada saat berkuda, pelatih harus sering

mengajak berkomunikasi anak tersebut, diarahkan untuk berkonsentrasi selama

menunggang kuda, jangan sampai anak tersebut melamun.

Page 76: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

63

Menurut seorang pelatih yang melatih Andrew, setelah beberapa bulan

Andrew mengikuti terapi, ada perubahan positif yang terjadi. Sebelumnya Andrew

banyak diam saat ditanya, namun kini Andrew sudah bisa menjawab walaupun hanya

dengan jawaban singkat.

Page 77: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Nusantara Polo Club (NPC) memiliki 43 ekor kuda non-atlet dengan kisaran

umur dan bangsa yang beragam, yang dipelihara dan dimanfaatkan untuk berbagai

tujuan. Pemeliharaan seperti pembersihan kandang dan kuda, penanganan kesehatan

adalah sama untuk setiap kuda. Penapalan dan pencukuran kuda hanya dilakukan

pada kuda olahraga, sedangkan pada kuda breeding tidak dilakukan (kecuali pejantan

polo). Pemberian pakan berupa hijauan, dan konsentrat yang sudah dicampur garam

dan mineral, serta wheat bran untuk kuda secara keseluruhan sama, perbedaan hanya

pada takarannya. Pakan rumput dan pemberian mineral pada kuda laktasi dua kali

lipat kuda biasa. Pemberian pakan dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari.

Untuk pejantan polo diberi tambahan oat, sedangkan anak kuda hanya

mengkonsumsi susu induk. Pemeliharaan kuda dilakukan dengan cukup baik,

terbukti dari pengamatan pertumbuhan bobot badan selama dua bulan pada kuda

yang masih bertumbuh (umur ≤ 8 tahun), sebanyak 81,82% mengalami peningkatan

bobot badan.

Pemanfaatan kuda non-atlet di NPC yaitu untuk riding guest (latihan berkuda

pengunjung), chukka athlete (latihan polo atlet), chukka guest (latihan polo

pengunjung), breeding (perkawinan), dan training (dilatih menjadi kuda polo). Ada

kuda yang murni hanya dimanfaatkan sebagai kuda olahraga, namun beberapa betina

selain dijadikan kuda olahraga juga dijadikan kuda breeding. Kuda yang diberikan

latihan (exercise) hanya kuda olahraga, kuda training, dan pejantan polo, sisanya

hanya ditempatkan di umbaran.

Penanganan kesehatan kuda dilakukan oleh asisten dokter hewan, dengan

pemberian obat-obatan atau perawatan lainnya. Apabila penyakit kuda cukup kronis,

maka dokter hewan yang menangani. Pemeliharaan kuda yang baik oleh petugas

akan membuat stamina kuda terjaga dan kuda dapat dimanfaatkan secara optimal.

Pemeliharaan kuda non-atlet beragam sesuai dengan tujuan pemanfaatannya, berbeda

dengan kuda atlet yang pemeliharaannya seragam, karena kisaran umur dan tujuan

pemanfaatannya pun sama.

Page 78: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

65

Saran

Pencatatan kegiatan perkawinan kuda di NPC diharapkan dapat lebih rinci

dan teratur, dengan menambahkan silsilah kuda dan periode estrus masing-masing

kuda betina. Anak kuda poni polo yang merupakan hasil dari kegiatan perkawinan di

NPC dapat menjadi awal proses grading up yang menghasilkan kuda polo Indonesia.

Kuda poni polo yang berawal dari persilangan kuda betina poni lokal dengan kuda

pejantan poni Argentina murni, keturunannya harus dikawinkan dengan pejantan

poni Argentina, begitu seterusnya, hingga didapat kuda keturunan yang kualitasnya

hampir setara dengan kuda polo poni Argentina.

Penelitian lanjutan dapat dilakukan untuk mengetahui kebutuhan nutrisi dan

energi masing-masing kuda sesuai pemanfaatannya dan kesesuaiannya dengan pakan

yang diberikan.

Page 79: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama Penulis mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan

Yesus Kristus atas kasih dan anugerah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir.

Pollung H. Siagian, MS dan Dr. Ir. Didid Diapari, M.Si selaku dosen pembimbing

skripsi atas bimbingan, arahan dan curahan waktu yang telah diberikan. Kepada Ir.

Sri Darwati, M.Si dan Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si, selaku dosen penguji yang banyak

memberikan masukan dalam penulisan, serta Ir. Afton Atabany, M.Si selaku panitia

sidang. Dr. Ir. Rarah Ratih A. Maheswari, DEA selaku pembimbing akademik yang

selalu membimbing dan memotivasi Penulis sejak terdaftar sebagai mahasiswa Ilmu

Produksi dan Teknologi Peternakan. Ucapan terima kasih juga Penulis sampaikan

kepada Manajer Nusantara Polo Club (NPC) yang telah memberi kesempatan kepada

Penulis untuk melaksanakan penelitian, beserta seluruh karyawan NPC, khususnya

petugas kandang Bravo yang sangat membantu dalam penelitian ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta Bapak Ir.

Bambang Widodo, MT dan Ibu Suparny yang selalu mencurahkan kasih sayang, baik

berupa perhatian ataupun materi serta doa yang selalu dipanjatkan untuk Penulis, dan

kepada adik-adik tercinta Sara Christine Widowati serta Tria Asri Widowati.

Ucapan terima kasih kepada Putri dan keluarganya yang telah banyak

membantu. Teman-teman sebimbingan yang saling memberi semangat selama

penelitian dan penulisan. Kepada Paulina, Kade, Dian, Wardhani, Sarwar, Cintya,

Vania, Priskilla, Diny S., Fuad dan Andre atas bantuan dan dukungannya, serta

segenap teman-teman di IPTP 44 yang tak dapat disebutkan satu persatu atas

dukungan dan kebersamaannya selama ini. Kepada seluruh staf Pengajar Fakultas

Peternakan atas ilmu yang telah diberikan kepada Penulis. Tak lupa ucapan terima

kasih ini Penulis sampaikan kepada Abhang, Reni, Renando, Robert, Tharra, Merry,

Meikhal dan Nancy yang telah memberi banyak bantuan, hiburan, serta semangat.

Juga kepada adik-adik Kelompok Kecil Pemuridan, teman-teman PMK terutama di

KPP, teman-teman di Perwira 77 dan di Wisma Jenius. Besar harapan Penulis,

skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia peternakan.

Penulis

Page 80: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

DAFTAR PUSTAKA

Blakely, J. & D. H. Bade. 1994. Ilmu Peternakan. Edisi keempat. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

BMKG. 2010. Informasi Cuaca Bogor. http://klimatbogor.net. [25 Oktober 2010].

Bogart, R. & R. E. Taylor. 1977. Scientific Farm Animal Production. Burgess

Publishing Company, Minnesota.

Christie, J. 2008. Horse behavior and stable vices. Regents of the University of

Minnesota.http://www.extension.umn.edu/distribution/livestocksystems/DI8

538.pdf. [25 Oktober 2010].

Coldrey, C. & V. Coldrey. 1990. Breaking and Training Young Horses. The

Crowood Press Ltd, Wiltshire.

Colville, T. & J. M. Bassert. 2002. Clinical Anatomy and Physiology for Veterinary

Technicians. Mosby Inc., Massachussets.

Edwards, E. H. 1994. The Encyclopedia of the Horse. Dorling Kindersley, London.

Edwards, E. H. 2002. Smithsonian Handbooks. Horses. Dorling Kindersley Limited,

London.

Ensminger, M. E. 1991. Animal Science. Animal Agriculture Series. Ninth Edition.

Interstate Publishers, Inc. Danville, Illinois.

Ensminger, M. E. 2010. Breeding and Raising Horses: Buildings and Equipment.

http://www.healthguidance.org/entry/9009/1/Breeding-And-Raising-Horses-

Buildings-And-Equipment.html. [24 Januari 2011].

Equinekingdom. 2007. Sandalwood. http://www.equinekingdom.com/breeds/ponies/

sandalwood.htm. [3 November 2010].

Faris, I. 2009. Pola latihan kuda pacu di pulo mas dalam rangka menghadapi

kejuaraan Derby Nasional 2009. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Hammer, D. 1993. Understanding Fitness and Training. Ward Lock Book, London.

Hogan, J. 1996. Ruminant Nutrition and Production in the Tropics and Subtropics.

Australian Centre for International Agricultural Research, Canberra.

Kacker, R. N. & B. S. Panwar. 1996. Textbook of Equine Husbandry. Vikas

Publishing House Pvt Ltd, New Delhi.

Kidd, J. 1995. Horses and Ponies of The World. Ward Lock, London.

McBane, S. 1994. Modern Stable Management. Ward Lock, London.

McBane, S. 2001. Modern Horse Breeding. The Lyons Press, Connecticut.

Medina, B., I. D. Girard, E. Jacotot, & V. Julliand. 2002. Effect of a preparation of

saccharomyces cerevisiae on microbial profiles and fermentation patterns in

the large intestine of horses fed a high fiber or a high starch diet. J. Anim.

Sci. 80:2600-2609.

Page 81: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

68

Morel, D. 2008. Equine Reproductive Physiology, Breeding and Stud Management.

3rd Edition. CAB International, Cambridge.

Npclub. 2009. Nusantara Polo Club. http://npclub.wordpress.com/. [23 Januari

2011].

NRC. 1989. Nutrient Requirements of Horse. 5th Revised Edition. National

Academy Press, Washington.

Oftedal, O. T., Hints, H. F., & Schryver, H. F. 1983. Lactation in the horse: milk

composition and intake by foals. Journal of Nutrition 113, 2096-2106.

Pagan, J. D. 2008. Water most overlooked nutrient for horses. Feedstuffs. Vol. 80,

No. 53, December 29.

Parakkasi, A. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. Universitas

Indonesia Press, Jakarta.

Pilliner, S. 1992. Horse Nutrition and Feeding. Blackwell Science Ltd, London.

Pilliner, S. 1993. Getting Horses Fit. Second Edition. Blackwell Science Ltd,

London.

Pilliner, S. 1994. Prepare to Win: Care of the Competition Horse. B. T. Batsford Ltd,

London.

Pinsent, P. J. N. 1990. Outline of Clinical Diagnosis in The Horse. Butterworth &

Co., London.

Pond, W. G., D. C. Church, & K. R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and

Feeding. Fourth Edition. John Wiley & Sons. Inc., United States.

Republikaonline. 2010. Terapi Berkuda Bagi Anak Autis.

http://republika.co.id:8080/koran/152/102930/Terapi_Berkuda_Bagi_Anak_

Autis. [4 Januari 2011].

Suharjono, U. 1990. Kuda. Yayasan Pamulang Equestrian Centre, Jakarta.

Templeton, W. C. 1979. Forages for horses. Proc. Annu. Ky. Horsemen’s

Shortcourse 3:81.

Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya Beternak Kuda. Nuansa Aulia,

Bandung.

Walpole, R. E. 1993. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Wikihow. 2010. Lunge a Horse. http://www.wikihow.com/Lunge-a-Horse. [8

November 2010].

Yapko, D. 2003. Understanding Autism Spectrum Disorders. Jessica Kingsley

Publishers, London.

Page 82: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

LAMPIRAN

Page 83: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

70

Lampiran 1. Contoh Lembar Kuisioner

1. Identitas petugas : groomer/ tack room/ pelatih/ penanggungjawab stable/

pengunjung (langsung ke nomor (10))/ lainnya ..............................................

(lingkari salah satu)

- Nama petugas : .............................................................................................

- Umur : ............... tahun

- Tingkat pendidikan terakhir petugas : SD/ SMP/ SMA/ PT (D3/ S1/ S2)/

lainnya....................................................(lingkari salah satu)

- Sudah berapa lama melatih/ merawat kuda di Nusantara Polo Club (NPC) :

................................................................

- Pekerjaan/ tanggung jawab yang dilakukan di NPC : .......................................

............................................................................................................................

- Pengalaman yang pernah didapat selama di NPC : ..........................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

Setelah menjawab pertanyaan nomor (1), jika groomer lanjut ke nomor (2), tack

room ke nomor (4), pelatih ke nomor (7), penanggungjawab stable ke nomor (8)

2. Identitas kuda

- Nama kuda : ............................................

- Nomor kuda :...........................................

- Umur kuda :..................................thn/ bln; melihat gigi :.............. thn/ bln

- Jenis kelamin kuda: (a) betina (b) jantan

- Jenis atau bangsa kuda : ..................................................

- Morfologi kuda : ...............................................................................................

- Silsilah kuda : ..............................................................(gunakan lembaran

tambahan jika perlu)

- Sejak kapan kuda diafkirkan atau tidak lagi dipakai sebagai kuda atlet :

...........................................................................................................................

, alasan : ............................................................................................................

Lanjutkan ke nomor (3).

3. Estimasi Bobot Badan:

- Panjang badan kuda pada awal pengamatan : ................... cm

- Lingkar dada kuda pada awal pengamatan : ................... cm

- Bobot badan kuda pada awal pengamatan : ................... cm

- Panjang badan kuda pada akhir pengamatan : ................... cm

- Lingkar dada kuda pada akhir pengamatan : ................... cm

- Bobot badan kuda pada akhir pengamatan : ................... cm

- Pertambahan bobot badan kuda selama pengamatan : ........................ cm

Lanjutkan ke nomor (4)

4. Penanganan Kesehatan

- Kesehatan dan kondisi kuda : ...........................................................................

- Penyakit yang sering/pernah dialami kuda dan bagaimana cara

penanganannya : ...............................................................................................

...........................................................................................................................

- Penanganan lain yang diberikan pada kuda : ....................................................

Lanjutkan ke nomor (5)

5. Pemeliharaan Kuda

Page 84: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

71

- Kondisi kandang (luas, material, alas, arah, dll) kuda : ....................................

.............................................................................................................................

- Frekuensi pembersihan kandang dalam sehari atau seminggu : .......................

- Perawatan yang diberikan pada kuda : .............................................................

- Perawatan yang diberikan setelah latihan : .......................................................

- Frekuensi pembersihan kuda dalam waktu tertentu: ........ /hari; ........ /minggu

- Pembersihan seperti apa yang diberikan pada kuda : .......................................

- Frekuensi kuda beristirahat dalam sehari : .........................

- Frekuensi pembersihan/penggantian tapal kuda dalam waktu tertentu :

.................... /minggu; .................... /bulan

Groomer sampai sini, tack room lanjutkan ke nomor (6)

6. Pakan

- Jenis rumput yang diberikan : ...........................................................................

- Banyaknya rumput yang diberikan dalam sehari : ........... kg, atau ........... ikat

- Jenis konsentrat yang diberikan : ......................................................................

- Banyaknya konsentrat yang diberikan dalam sehari : ......................................

- Frekuensi kuda diberi pakan (rumput, konsentrat) dalam sehari :

...........................................................................................................................

- Tambahan makanan lain untuk kuda : (a) ada (b) tidak ada,

jika ada apa dan kapan diberikan : ....................................................................

lanjutkan ke nomor (8)

7. Pola latihan dan penggunaan

- Pola latihan yang diterapkan :............................................................................

............................................................................................................................

- Lama latihan dalam sehari: ...................................................................

- Lama penggunaan kuda maksimal dalam sehari?...................................

- Perawatan yang diberikan seusai penggunaan : ................................................

- Seberapa sering kuda digunakan: .....................................................................

- Hal yang dilakukan jika kuda melawan/ diam saja menanggapi instruksi:

...........................................................................................................................

- Bagaimana pemilihan kuda yang digunakan untuk pengunjung (guest) dan

untuk pelatih: ....................................................................................................

- Banyaknya kuda yang sering dipakai untuk latihan berkuda/ latihan polo?

.............. ekor, kuda yang mana saja: ...............................................................

...........................................................................................................................

Pelatih sampai sini.

8. Pengawinan Kuda

- Sejak kapan breeding project ada di NPC : ......................................................

- Jumlah kuda dan kuda apa saja yang digunakan dalam breeding project :

...........................................................................................................................

- Kapan kuda dikawinkan : .................................................................................

- Jenis pejantan dan betina yang dikawinkan : ....................................................

...........................................................................................................................

- Banyaknya penyilangan kuda yang sudah dilakukan sejak breeding project

dimulai : ............................................................................................................

- Bagaimana tingkat keberhasilan pengawinan kuda (laju kebuntingan) :

...........................................................................................................................

Page 85: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

72

Lanjut ke nomor (9)

9. Pemanfaatan Lain dan Kesejahteraan Kuda

- Jika ada yang mau membeli kuda di NPC : (a) dijual, alasan .........................

...................................................................... (b) tidak dijual, alasan ................

...........................................................................................................................

- Penanganan kuda yang mati : ...........................................................................

- Kuda yang ada diperoleh dari : kuda bekas atlet/ membeli/ hasil penyilangan

kuda yang sudah ada/ lainnya ...........................................(lingkari salah satu)

Penanggungjawab stable sampai sini.

10. Pengunjung (guest):

- Nama : ...................................................

- Pekerjaan : .............................................

- Asal : .....................................................

- Alasan menyewa kuda di Nusantara Polo Club : ..............................................

- Biaya yang dikeluarkan dengan satu kali transaksi : ........................................

- Seberapa sering menyewa kuda dalam seminggu/ sebulan/ setahun : ..............

- Dari mana mendapat informasi tentang penyewaan kuda di NPC :..................

........................................................................................................................... - Kapan biasanya menyewa kuda : liburan/ akhir minggu/ lainnya ....................

....................................................

Page 86: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

73

Lampiran 2. Tabel Identitas dan Pemanfaatan Kuda

No. Nama Kuda Bangsa Kuda Umur

(tahun)

Jenis

kelamin

Penggunaan

Riding guest Chukka athlete Chukka guest Breeding Training

1 Bintangku G3 12 Jantan √ √ √

2 Pepe Poni Argentina 22 Jantan √ √ √

3 Surdo Poni Argentina 23 Jantan √ √ √

4 Pato Poni Argentina 20 Jantan √ √ √

5 Mechita Poni Argentina 30 Betina √

6 Laloja Poni Argentina 20 Betina √ √ √

7 Reggie Poni Argentina 12 Jantan √ √ √

8 Nicoten Sandelwood 12 Jantan

9 Margareth G1 11 Betina

10 Shinta G2 5 Betina √

11 Rosa Poni Argentina 24 Betina

12 Aldonondo Poni Argentina 23 Jantan √

13 Via Levina G3 12 Betina √ √ √

14 Gayatri G3 5 Betina

15 Larene Poni Argentina 21 Betina

16 Capilla Poni Argentina 21 Betina √

17 Cathy Poni Argentina 24 Betina √ √ √

18 Comadreja Poni Argentina 25 Betina √ √ √ √

19 Luisa Poni Argentina 20 Betina √

20 Janoko Thoroughbred 13 Jantan

21 Lovisnita Poni Argentina 25 Betina √

√ √

22 Jack Poni Argentina 30 Jantan √

23 Gatita Poni Argentina 20 Betina

Page 87: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

74

Lampiran 2. (Lanjutan)

24 Titan Poni Argentina 20 Jantan √ √ √

25 Jenggo G1 8 Jantan

26 Mayonesa Poni Argentina 20 Betina

27 Tiffany kuda sumba 4 Betina √

28 Penny kuda sumba 10 Betina √

29 Bima Thoroughbred 15 Jantan

30 Benvinida Poni Argentina 23 Jantan √ √ √

31 Massita Poni Argentina 22 Betina √

32 Black Poni Argentina 21 Jantan √ √ √

33 Uva Poni Argentina 20 Betina

34 Blase G3 4 Jantan

35 Nona Rambo G3 4 Betina

36 Trillionare Poni Argentina 6 Jantan

37 Happy Road Poni Argentina 8 Jantan

38 Thypon West Poni Argentina 7 Jantan

39 Tuama G4 5 Jantan

40 Turangga G3 4 Jantan

41 Angely Sandelwood 10 Betina √

42 Isabella Poni polo 3 bln Betina

43 Buttercup G3 4 Jantan √

Page 88: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

75

Lampiran 3. Tabel Pertumbuhan Bobot Badan (PBB) Kuda

No. Nama Kuda Panjang Badan (cm) Lingkar Dada (cm) Bobot Badan (kg)

PBB Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir

1 Bintangku 117 112 177 173 420,5 384,54 -35,96

2 Pepe 115 110 182 180 436,99 408,86 -28,13

3 Surdo 125 120 181 178 469,79 436,17 -33,62

4 Pato 111 108 183 179,5 426,44 399,20 -27,24

5 Mechita 106 103 165 166 331,06 325,60 -5,46

6 Laloja 110 111 175 174 386,46 385,53 -0,93

7 Reggie 109 107 180 179 405,14 393,30 -11,84

8 Nicoten * 93 148,5 235,27

9 Margareth * 95 152 251,79

10 Shinta * 117 174 406,36

11 Rosa 103 108 174 174 357,74 375,11 17,37

12 Aldonondo 112 114 185 185 439,74 447,59 7,85

13 Via Levina 105 108 174 174 364,69 375,11 10,42

14 Gayatri 102 107 167 165 326,34 334,18 7,84

15 Larene 109 103 184 179 423,34 378,60 -44,74

16 Capilla 111 104 177 173 398,94 357,07 -41,87

17 Cathy 110 111 178 180 399,82 412,57 12,75

18 Comadreja 109 109 181 179 409,65 400,65 -9,00

19 Luisa 107 109 175,5 176 378,07 387,33 9,26

20 Janoko 106 107 182 178,5 402,79 391,10 -11,69

21 Lovisnita 118 118 183 180 453,33 438,59 -14,74

22 Jack 108 103 185 181 424,03 387,10 -36,93

23 Gatita 106 108 177 175 380,96 379,43 -1,53

Page 89: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

76

Lampiran 3. (Lanjutan)

24 Titan 110 106 176 176 390,89 376,67 -14,22

25 Jenggo 107 107 160 159 314,24 310,32 -3,92

26 Mayonesa 110 106 174 173 382,05 363,94 -18,11

27 Tiffany 90 90 143 143 211,13 211,13 0,00

28 Penny 89 89 150 149 229,72 226,67 -3,05

29 Bima 113 114 182 178 429,39 414,36 -15,03

30 Benvinida 117 111 173 174 401,71 385,53 -16,18

31 Massita 113 111 170 170 374,65 368,01 -6,64

32 Black 113 111 180 178 420,01 403,46 -16,55

33 Uva 113 114 180 180 420,01 423,72 3,71

34 Blase 113 113 171 173 379,06 387,97 8,91

35 Nona Rambo 101 107 175,5 178 356,87 388,92 32,05

36 Trillionare 104 108 184 184 403,93 419,46 15,53

37 Happy Road 110 114 187,5 188 443,64 462,23 18,59

38 Thypon West 110 115 186 186 436,57 456,41 19,84

39 Tuama 104 108 176 174 369,56 375,11 5,55

40 Turangga 106 106 171 174 355,57 368,16 12,59

41 Angely 97 94 152 152 257,09 249,14 -7,95

42 Isabella 56 77 84 100 45,33 88,33 43,00

43 Buttercup 105 105 165,5 176 329,93 373,12 43,19

Keterangan: * = kuda tidak sempat diukur panjang badan dan lingkar dadanya

Page 90: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

77

Lampiran 4. Contoh Pencatatan Kegiatan Perkawinan Kuda

No Kuda betina

breeding

Mei 2009 Pejantan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 Mayonesa √ √ √ Trillionare

2 Tamara * √ √ √ Thypon West

3 Gatita √ √ √ √ √ Thypon West

4 Mechita √ √ √ Trillionare

5 Morocha *

6 Angely

7 Comadreja

8 Rosa

9 Lovisnita

10 Portena **

11 Larene

12 Uva

13 Penny

Keterangan: * = mati

** = kuda kandang Alfa

Page 91: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

78

Lampiran 5. Foto Kuda Olahraga, (a) Reggie, (b) Pepe, (c) Bintangku, (d) Patto.

Kuda Pony Ride-Breeding, (e) Penny, (f) Tiffany

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Page 92: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

79

Lampiran 6. Foto Kuda Betina Breeding, (a) Rosa, (b) Larene, (c) Mayonesa, (d)

Uva. Pejantan, (e) Thypon West, (f) Trillionare

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Page 93: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

80

Lampiran 7. Foto Kuda Training, (a) Nona Rambo, (b) Blase, (c) Tuama, (d)

Turangga. Kuda Laktasi dan Anaknya, (e) Angely dan Isabella

(a) (b)

(c) (d)

(e)

Page 94: MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA … · RINGKASAN DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi

81

Lampiran 8. Contoh Sertifikat Kuda Pejantan