manajemen keperawatan.docx

27
 MANAJEMEN KEPERAWATAN Menurut Gillies (1986) manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. MPKP sebagai Pelayanan Prima Keperawatan  Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model praktek keperawatan professional (MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono (2000) di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit lain. Menurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan kondisi sumber daya manusia yang ada yaitu: 1. Model P raktek Keperawatan Profesional III Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua professional dan ada yang sudah doktor. Di ruangan tersebut juga dilakukan penelitian keperawatan khususnya penelitian khusus. 2. Model P raktek Keperawata n P rofesional II Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan spesialis yang dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer. Di ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan. 3. Model P raktek Keperawata n P rofesional I Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan, metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan. Metode yang digunakan pada model ini adalah kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang disebut tim primer. 4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal pengembangan yang akan menuju professional I. MPKP di Rumah Sakit Jiwa  Di rumah sakit jiwa telah dikembangkan MPKP dengan memodifikasi MPKP yang telah dikembangkan di rumah sakit umum. Beberapa modifikasi yang dilakukan meliputi 3 jenis yaitu: 1. MPKP Transisi 

Upload: ucy-cynekio-darma

Post on 22-Jul-2015

204 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 1/27

 

MANAJEMEN KEPERAWATAN 

Menurut Gillies (1986) manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah

suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan

keperawatan secara profesional.

MPKP sebagai Pelayanan Prima Keperawatan 

Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model praktek keperawatan

professional (MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono (2000) di Rumah

Sakit Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit lain. Menurut Sudarsono (2000),

MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan kondisi sumber daya manusia yang ada

yaitu:

1. 

Model Praktek Keperawatan Profesional III 

Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua professional dan ada yang sudah

doktor. Di ruangan tersebut juga dilakukan penelitian keperawatan khususnya penelitiankhusus.

2.  Model Praktek Keperawatan Profesional II 

Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan spesialis yang

dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer. Di ruangan ini digunakan hasil-hasil

penelitian keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan.

3.  Model Praktek Keperawatan Profesional I 

Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan, metode pemberian asuhan

keperawatan dan dokumentasi keperawatan. Metode yang digunakan pada model ini adalah

kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang disebut tim primer.

4.  Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula 

Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal pengembangan yang akan menuju

professional I.

MPKP di Rumah Sakit Jiwa 

Di rumah sakit jiwa telah dikembangkan MPKP dengan memodifikasi MPKP yang telah

dikembangkan di rumah sakit umum. Beberapa modifikasi yang dilakukan meliputi 3 jenis

yaitu:

1.  MPKP Transisi 

Page 2: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 2/27

 

MPKP dasar yang tenaga perawatnya masih ada yang berlatar belakang pendidikan SPK,

namun Kepala Ruangan dan Ketua Timnya minimal D3 keperawatan.

2.  MPKP Pemula 

MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan

3.  MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu 

  MPKP I

MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan. Karu dan Katim mempunyai

pendidikan minimal S1 Keperawatan

  MPKP II

MPKP intermediate yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan dan mayoritas Sarjana

Ners Keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa.

  MPKP III

MPKP Advance yang semua tenaganya minimal Sarjana Ners Keperawatan, sudah memiliki

tenaga spesialis keperawatan jiwa dan doktor keperawatan yang bekerja di area keperawatan

 jiwa.

MPKP jiwa telah diterapkan di berbagai rumah sakit jiwa di Indonesia (Bogor, Lawang,

Pakem, Semarang, Magelang, Solo, RSUD Duren Sawit, dan BPKJ Banda Aceh). Bentuk 

MPKP yang dikembangkan adalah MPKP Transisi dan MPKP Pemula.

Penatalaksanaan kegiatan keperawatan dilakukan berdasarkan 4 pilar nilai profesional,yaitu:

  Manajemen Keperawatan 

  Compensatory Reward 

  Professional Relationship 

  Patient Care Delivery. 

Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak orang sehingga perlu

menerapkan manajemen yaitu dalam bentuk manajemen keperawatan. Manajemen

keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk 

memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies, 1989).

Model praktek keperawatan mensyaratkan pendekatan manajemen (manajemen approach)

sebagai pilar praktek professional yang pertama. Oleh karena itu proses manajemen harus

dilaksanakan dengan disiplin untuk menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien atau

keluarga merupakan praktek yang professional.

Pendekatan Manajemen di MPKP 

Di ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk proses manajemen yang

terdiri dari tahapan proses:

1.  Perencanaan (planning) 

2.  Pengorganisasian (organizing) 

Page 3: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 3/27

 

3.  Pengarahan (directing) 

4.  Pengendalian (controlling) 

PERENCANAAN 

Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal

yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan

tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan itu

dilakukan.

Jenis-jenis perencanaan terdiri dari: 1.  Rencana jangka panjang, yang disebut juga perencanaan strategis yang disusun untuk 3

sampai 10 tahun.

2. 

Rencana jangka menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5 tahun.3.  Rencana jangka pendek dibuat 1 jam sampai dengan 1 tahun.

Hirarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan, kebijakan,

dan prosedur (Marquis & Houston, 1998).

Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi

dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan

 jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan, dan tahunan.

A.  Visi Di Ruang MPKP Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta

tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi.

B.  Misi Di Ruang MPKP Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah

ditetapkan.

C.  Filosofi Di Ruang MPKP Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai kegiatan yang menjadi rujukan semua kegiatan dalam

organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka panjang. Nilai-nilai

dalam filosofi dapat lebih dari satu.

D.  Kebijakan Di Ruang MPKP Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambilan keputusan.

E.  Rencana Jangka Pendek Di Ruang MPKP Rencana jangka pendek yang diterapkan di ruang MPKP terdiri dari rencana harian, bulanan

dan tahunan.

1.  Rencana harian Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan

perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan

peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi

pada saat operan dan pre conference.

Page 4: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 4/27

 

a.  Rencana Harian Kepala Ruangan 

Isi rencana harian Kepala Ruangan meliputi:

  Asuhan keperawatan

  Supervisi Katim dan Perawat pelaksana

  Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkaitKegiatan tersebut meliputi antara lain:

  Operan

  Pre conference dan Post conference

  Mengecek SDM dan sarana prasarana

  Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan perhatian khusus

  Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana

  Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur/insidentil

  Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi.

  Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore, malam, dan

besok sesuai tingkat ketergantungan pasien.

b.  Rencana Harian Ketua Tim 

Isi rencana harian Ketua Tim adalah:

  Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung jawabnya.

  Melakukan supervisi perawat pelaksana.

  Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain.

  Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas.

Kegiatan tersebut meliputi antara lain:  Operan

  Pre conference dan Post conference

  Merencanakan asuhan keperawatan

  Melakukan supervisi perawat pelaksana.

  Menulis dokumentasi

  Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep

  Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas

c.  Rencana Harian Perawat Pelaksana 

Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien

yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shift sore dan malam

agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai

ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.

Kegiatan tersebut meliputi antara lain:

  Operan

  Pre conference dan Post conference

  Mendokumentasikan askep

Page 5: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 5/27

 

2.  Rencana bulanan 

a.  Rencana bulanan karu Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai MPKP

dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut

dalam rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu

adalah:  Membuat jadual dan memimpin case conference

  Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga

  Membuat jadual dinas

  Membuat jadual dan memimpin rapat bulanan perawat

  Membuat jadual dan memimpin rapat tim kesehatan

  Membuat jadual supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana

  Melakukan audit dokumentasi

  Membuat laporan bulanan

b.  Rencana bulanan ketua Tim Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang

dilakukan ditimnya. Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:

  Mempresentasikan kasus dalam case conference

  Meminpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga

  Melakukan supervisi perawat pelaksana.

3.  Rencana tahunan Setiap akhir tahun Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang

dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya.

Rencana kegiatan tahunan mencakup:

  Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan (aktifitasyang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi mutu pelayanan.

  Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.

  Penyegaran terkait materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah pencapaiannya. Ini

bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkannya

dimasa mendatang.

  Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karier perawat

(pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan

formal, membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.

PENGORGANISASIAN 

Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu

kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat,

baik vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan

sistem penugasan modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal ada kepala ruangan,

ketua tim, dan perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien.

Pengorganisasian di ruang MPKP terdiri dari:

Page 6: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 6/27

 

A.  Pengorganisasian Tenaga 

  Struktur organisasi 

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi (Sutopo,2000). Pada pengertian struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan

menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau

dikoordinasikan. Struktur organiosasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.

  Daftar Dinas Ruangan 

Daftar yang berisi jadual dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab dinas/shift

  Daftar Pasien 

Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat dalam tim,

penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat menjalankan dinas di tiap shift.

I. Struktur Organisasi Ruang MPKP 

Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan system penugasan Tim Primer

keperawatan. Ruang MPKP dipimpin Kepala Ruangan yang membawahi dua atau lebih

Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat

Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien. Struktur Organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan:

1.  Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP a.  Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim dan tiap Tim diketuai masing-

masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih.

b.  Kepala ruangan bekerja sama dengan ketua Tim mengatur jadual dinas (pagi, sore, malam)

c.  Kepala Ruangan membagi pasien untuk masing-masing Tim.

d.  Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi tertentu. Kepala

Ruangan dapat memindahkan Perawat Pelaksana dari Tim ke Tim yang mengalami

kekurangan anggota.

e.  Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabilakarena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah

perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti Kepala Ruangan

adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota

Tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara anggota tim.

f.  Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.

g.  Ketua mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien baik yang

diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota Timnya.

h.  Kolaborasi dengan Tim Kesehatan lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua Tim karena

suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat

paling kompeten yang ada di dalam Tim.

i.  Masing-masing Tim memiliki buku Komunikasi.

Page 7: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 7/27

 

 j.  Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung

 jawabnya.

2.  Uraian Tugas (Job Deskripsi) Personil di MPKP 

a.  Kepala Ruangan 

a.  Management Approach: a.  Perencanaan

a)  Menyusun visi

b)  Menyusun misi

c)  Menyusun filosofi

d)  Menyusun Rencana Jangka Pendek: Harian, Bulanan, Tahunan

b.  Pengorgansasian

  Menyusun struktur organisasi

  Menyusun jadual dinas

  Membuat daftar alokasi pasien

c.  Pengarahan

  Mamimpin operan

  Menciptakan iklim motivasi

  Mengatur pendelegasian

  Melakukan supervisi

d.  Pengendalian

  Mengevaluasi indikator mutu

  Melakukan audit dokumentasi

  Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.

  Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan

b.  Compensatory reward 

  Melakukan penilaian kinerja ketua Tim dan Perawat Pelaksana

  Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf 

c.  Professional Relationship 

  Memimpin rapat keperawatan

  Memimpin konfrensi kasus

  Melakukan rapat tim kesehatan

  Melakukan kolaborasi dengan dokter

d.  Pasien care delivery 

  Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan

b.  Ketua Tim a.  Management Approach: a.  Perencanaan

  Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian, Rencana Bulanan)

b.  Pengorgansasian

  Menyusun jadual dinas bersama Kepala Ruangan

  Membagi alokasi pasien kepada Perawat Pelaksanac.  Pengarahan

  Memimpin Pre Conference

  Memimpin Post Conference

 

Menciptakan iklim motivasi di Timnya  Mengatur pendelegasian dalam Timnya

Page 8: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 8/27

 

  Melaksanakan supervisi kepada anggota Timnya

d.  Pengendalian

  Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh Perawat

Pelaksana

  Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana

b.  Compensatory reward 

  Menilai kinerja Perawat Pelaksana

c.  Professional Relationship 

  Melaksanakan konfrensi kasus

  Melakukan kolaborasi dengan dokter

d.  Pasien care delivery 

  Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan

c.  Perawat Pelaksana 

a.  Perencanaan   Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian)

b.  Pasien Care Delivery 

  Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan

II.  Daftar Dinas Ruangan 

Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah

mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadual dinas

perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadual dinas

pada minggu yang selanjutnya bekerjasama dengan Ketua Tim. Setiap Tim mempunyaianggota yang berdinas pada pagi, sore, dan malam, dan yang lepas dari dinas (libur) terutama

yang telah berdinas pada malam hari.

III.  Daftar Pasien 

Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap Tim selama

24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama

dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu mencantumkan diagnosa

dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien dapat juga menggambarkan

tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga

terwujudlah keperawatan pasien yang holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi

kolega kesehatan lain keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan keperawatan

pasien. Daftar pasien di Ruangan diisi oleh ketua Tim sebelum operan dengan dinas

berikutnya dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.

Contoh Daftar Pasien:

No Nama

Pasien

Nama

Dokter

Nama Katim Perawat

PJ

Pagi Sore Malam

7/11-07 6/11-07 6/11-07

12

Tim I

FerriZulkifli

Dr. AntonDr. Anton

AnitaAnita

BetiUjang

BetiBeti

UlfaUlfa

UjangUjang

Page 9: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 9/27

 

3

4

5

6

7

Arman

Bary

Dullah

Ahmad

Dirman

Dr. Anton

Dr. Meti

Dr. Meti

Dr. Meti

Dr. Anton

Anita

Anita

Anita

Anita

Anita

Henny

Ulfa

Tito

Pusti

Anita

Henny

Henny

Tito

Tito

Anita

Pusti

Ulfa

Pusti

Pusti

Pusti

Ujang

Ujang

Ujang

Ujang

Ujang

Tim II

Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh ketua Tim

berdasarkan jadual dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari dinas pagi ke dinas

sore. Contoh diatas menunjukkan:

  Dinas pagi tanggal 7 November 2007 adalah Beti, Henny, Tito dan Anita. Beti merawat Ferrisebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli sebagai perawat asosiet karena Ujang yang

bertanggung jawab sedang dinas malam.

 

Dinas sore tanggal 6 November 2007 adalah Ulfa dan Pusti.  Dinas malam tanggal 6 November 2007 adalah Ujang.

B.  Klasifikasi Pasien 

Pasien diklasifikasikan berdasarkan system klasifikasi yang dibagi dalam tiga kelompok 

berdasarkan tingkat ketergantungan klien:

1)  Perawatan total : klien memerlukan 7 jam perawatan langsung per 24 jam

2)  Perawatan parsial : klien memerlukan 4 jam perawatan langsung per 24 jam

3)  Perawatan mandiri: klien memerlukan 2 jam perawatan langsung per 24 jam

Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori di atas adalah sebagai berikut:

a.  Kategori I : Perawatan mandiri /  self care Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi

emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift, tindakan

pengobatan biasanya ringan dan sederhana.

b.  Kategori II : Perawatan sedang /  partial / intermediate care Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan, memberi dorongan

agar mau makan, eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk kekamar mandi. Penampilan pasien sakit sedang. Tindakan perawatan pada pasien ini monitor

tanda-tanda vital, periksa urin reduksi, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran

drainase atau infus. Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk mendukung

emosi 5  –  10 menit/shift. Tindakan dan pengobatan 20  –  30 menit/shift atau 30  –  60

menit/shift dengan mengobservasi efek samping obat atau reaksi alergi.

c.  Kategori III : Perawatan total/intensive care Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilakukan sendiri, semua dibantu oleh perawat, penampilan

sakit berat. Pasien memerlukan observasi terus-menerus.

Petujuk penetapan jumlah berdasarkan derajat ketergantungan: 

Page 10: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 10/27

 

1.  Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh

perawat yang sama selama 22 hari.

2.  Setiap pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi pasien (minimal memenuhi tiga

kriteria).

3.  Kelompok pasien sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda tally (I)

pada kolom yang tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat diketahui berapa jumlah pasien yang ada dalam klasifikasi minimal, parsial dan total.

4.  Bila hanya mempunyai satu kriteria dari hasil klasifikasi tersebut maka pasien

dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.

Klasifikasi Pasien berdasarkan Derajat Ketergantungan: 

Kriteria ketergantungan

Jumlah pasien perhari sesuai kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst

Perawatan minimal :

Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan

sendiri

Makan dan minum dilakukan sendiri

Ambulasi dengan pengawasan

Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift

Pengobatan minimal, status psikologis stabil

Pengobatan prosedur memerlukan persiapan

Perawatan parsial :

Kebersihan diri dibantu, makan dan minum

dibantu

Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

Folley kateter, intake output dicatat

Pasien dengan pasang infus, persiapan

pengobatan memerlukan prosedur

Perawatan total :Segalanya diberi bantuan

Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2

 jam

Makan memerlukan NGT, intravena terapi

Pemakaian suction

Gelisah/disorientasi

Jumlah total pasien per hari

Page 11: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 11/27

 

Kebutuhan Tenaga Perawat 

Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pada suatu ruang rawat:

JUMLAH

PASIEN 

KLASIFIKASI PASIEN 

Minimal  Parsial  Total Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,48 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60

dst

Sebagai contoh, suatu ruang rawat dengan 22 pasien ( 3 pasien dengan perawatan minimal,

14 pasien dengan perawatan parsial dan 5 pasien dengan perawatan total ) maka jumlah

perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi adalah:

3 x 0,17 = 0,51

14 x 0,27 = 3,78

5 x 0,36 = 1,90

Jumlah 6,90 6 – 7 orang perawat

Libur/cuti = ± 5 orang

n perawat = jumlah kebutuhan perawat setiap hari + 5 orang + kepala ruangan + ketua tim.

Kepala ruangan mengalokasikan setiap pasien baru pada tim tertentu dengan

mempertimbangkan beban kerja tim tersebut. Beban kerja dapat terkait dengan jumlah pasien

dan tingkat ketergantungan pasien.

PENGARAHAN 

Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai

tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai

padanan pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan

pada akhirnya yang bermuara pada ”melaksanakan” kegiatan yang telah direncanakan

sebelumnya (Marquis & Houston, 1998).

Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola, jika perlu

dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang

manajer harus melakukan upaya-upaya (Marquis & Houston, 1998)sebagai berikut:

1.  Menciptakan iklim motivasi

2.  Mengelola waktu secara efisien

3.  Mendemonstarikan keterampilan komunikasi yang terbaik 

4.  Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi

5.  Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi

6.  Negosiasi

Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagaiberikut: 

Page 12: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 12/27

 

1.  Menciptakan budaya motivasi

2.  Manajemen waktu: Rencana Harian

3.  Komunikasi efektif melalui kegiatan:

a.  Operan antar shift

b.  Pre conference timc.  Post conference tim

4.  Manajemen konflik 

5.  Pendelegasian dan supervisi

A.  MENCIPTAKAN BUDAYA MOTIVASI 

1.  Pengertian Motivasi adalah prilaku yang ditunjukkan oleh seseorang individu untuk memuaskan

kebutuhannya. Karena kebutuhan manusia bervariasi, maka motivasi memiliki rentang yang

sangat luas. Pemenuhan kebutuhan individu merupakan salah satu cara memotivasi (Marquis

& Houston, 1998).

Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui:

a.  Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan mengkomunikasikan harapan

tersebut secara efektif 

b.  Bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf 

c.  Membuat keputusan yang bijaksana

d.  Mengembangkan konsep kerja kelompok 

e.  Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan tujuan

organisasif.  Mengenali staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa

pimpinan mengetahui keunikan dirinya

g.  Menghilangkan blok tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah

dikerjakan

h.  Memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri

i.  Melibatkan staf dalam pengambilan semua keputusan

 j.  Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di belakang semua keputusan dan

tindakan

k.  Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering

mungkin

l.  Menciptakan hubungan saling percaya dan saling tolong dengan staf m.  Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya

n.  Menjadi role model bagi staf 

o.  Memberikan reinforcement sesering mungkin

2.  Penerapan Penciptaan Iklim Motivasi di MPKP 

Di ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan dengan cara sebagai berikut:

a.  Budaya pemberian reinforcement positif 

Reinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan memberikan reward.

Reward yang diberikan di MPKP adalah pemberian pujian yang tulus. Masing-masing staf 

Page 13: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 13/27

 

dibudayakan untuk memberikan pujian yang tulus diantara mereka terhadap kinerja dan

penampilan.

b.  Doa bersama sebelum memulai kegiatan

c.  Memanggil staf secara periodik untuk mengenal masalah setiap personil secara mendalam

dan membantu penyelesaiannya.

d.  Manajemen Sumber Daya Manusia melalui penerapan pengembangan jenjang karir dankompetensi

e.  Sistem reward yang fair sesuai dengan kinerja

3.  Evaluasi Aktivitas Menciptakan Iklim Motivasi Aktivitas menciptakan iklim motivasi dievaluasi oleh kepala ruangan dan ketua tim setiap 6

bulan sekali (per semester) dengan menggunakan suatu instrumen/kuisioner.

B.  MANAJEMEN WAKTU 

1.  Pengertian Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang dipunyai. Tahapan

majanemen waktu meliputi 3 tahapan yaitu:

a.  Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas

b.  Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelesaikan tugas sebelum

memulai tugas yang lain.

c.  Membuat prioritas ulang berdasarkan informasi yang diterima

2.  Penerapan Manajemen Waktu di MPKP Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja harian

yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadual kerja yang disusun secara berurutan yang

disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.

3.  Evaluasi Aktivitas Manajemen Waktu Aktivitas manajemen waktu dievaluasi melalui instrumen/kuisioner

C.  PENDELEGASIAN 

1.  Pengertian Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam organisasi

pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Pendelegasian dilaksanakan melalui proses:

a.  Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan

b.  Identifikasi ketrampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk 

melaksanakan tugas

c.  Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan

d.  Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya

e.  Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas

f.  Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah

tertentu, manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi nara sumberuntuk menyelesaikan masalah yang dihadapi

Page 14: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 14/27

 

g.  Evaluasi kinerja setelah tugas selesai

h.  Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan

2.  Penerapan Pendelegasian di MPKP 

Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala Ruangankepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui

mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara

berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian terencana dan

pendelegasian insidentil.

Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai

konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya dapat berupa:

a.  Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas

sementara karena alasan tertentu

b.  Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift

c.  Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakankeperawatan yang telah direncanakan

Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir

maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian

adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift,

tergantung pada personil yang berhalangan.

3.  Prinsip-prinsip Pendelegasian tugas di MPKP a.  Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugas

b.  Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten dan setara

dengan kemampuan yang digantikan tugasnya

c.  Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal secara terinci, baik lisan

maupun tertulis

d.  Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi

rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi

e.  Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan

hasilnya.

4.  Evaluasi Penerapan Pendelegasian Tugas Pendelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen/kuisioner yang

diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self evaluasi

D.  SUPERVISI 

1.  Pengertian Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan

tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan

tersebut. Supervisi dilakukan untuk memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan.

Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemempuan yang mumpuni dalam bidangyang disupervisi. Dalam struktur organisisi, supervisi biasanya dilakukan oleh atasan

Page 15: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 15/27

 

terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi diharapkan kegiatan

yang dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang dan menghasilkan

keluaran (produk) seperti yang diinginkan.

Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih kepada

pengawasan partisipatif yaitu dalam proses pengawasan dihargai dahulu pencapaian atau halpositif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih kurang agar

meningkat. Dengan demikian bawahan tidak merasakan bahwa ia sekedar dinilai akan tetapi

dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar.

2.  Penerapan Supervisi di MPKP Di MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan

pelayanan di MPKP sesuai dengan standar mutu professional yang telah ditetapkan. Supervisi

dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun asuhan

keperawatan serta menguasai pilar-pilar professional yang diterapkan di MPKP. Untuk itu

pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut:

a.  Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap KepalaRuangan.

b.  Kepala Ruangan Keperawatan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat

Pelaksana.

c.  Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana.

Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf 

perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi adalah kemampuan

manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim disupervisi terkait dengan

kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan perawat

pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuahan keperawatan yang dilaksanakan.

Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka

disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah dipahami

oleh staf dan jadwal supervisi.

3.  Evaluasi Aktivitas Supervisi Aktivitas supervisi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim yang melakukan

supervisi dengan menggunakan instrumen/kuisioner dengan cara self evaluasi

E.  KOMUNIKASI EFEKTIF 

1.  Pengertian Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya pengarahan.

Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi. Komunikasi yang kurang baik dapat

mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi adalah

proses tukar menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi antara 2 orang atau

lebih yang bekerjasama.

2.  Penerapan Komunikasi di MPKP 

Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP 

Page 16: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 16/27

 

a.  Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dari

dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan,

sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab shift sore.

b.  Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk 

rencana kegiatan pada hari tersebut yang dipimpin oleh katim atau PJ tim. Jika yang dinaspada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference

adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim atau PJ.

c.  Post Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan

sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil

askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin

oleh katim atau PJ tim.

3.  Evaluasi Pelaksanaan Aktivitas Komunikasi di MPKP Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi

dilakukan sekali tiap bulan dengan menggunakan instrumen/kuisioner.

F.  MANAJEMEN KONFLIK 

1.  Pengertian Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan orang yang lain.

Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar belakang yang

berbeda konflik mudah terjadi. Demikian juga di ruang MPKP konflik pun bisa terjadi. Untuk 

mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu dibudayakan upaya-upaya mengantisipasi

konflik dan mengatasi konflik sedini mungkin di ruang MPKP.

Cara-cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi:

a.  Bersaing

b.  Berkolaborasi

c.  Menghindar

d.  Mengakomidasi

e.  Berkompromi

Mengatasi konflik dengan bersaing adalah penanganan konflik dimana seseorang atau satu

kelompok berupaya memuaskan kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan dampaknya

pada orang lain atau kelompok lain. Cara inbi kurang sehat bila diterapkan karena bisa

menimbulkan potensi konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang merasa dikalahkan.Untuk itu organisasi sebaiknya menghindari metode penyelesaian konflik jenis ini.

Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua belah pihak yang

sedang berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk kerjasama. Berbagai pihak yang terlibat

konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan mencari dan

menemukan persamaan kepentingan dan bukan perbedaan. Situasi yang diinginkan adalah

tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Istilah lain cara penyelesaian konflik ini disebut juga

win-win solution. 

Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik dimana pihak yang sedang berkonflik 

mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri ataumenekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau masalah). Cara ini tidak 

Page 17: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 17/27

 

dianjurkan dalam upaya penyelesaian konflik karena masalah mendasar tidak diselesaikan,

penyelasaian yang terjadi adalah penyelesaian semu. Untuk itu tidak dianjurkan organisasi

untuk menggunakan metode ini.

Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang

berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih tinggi.Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain. Ini suatu upaya lose  –  

win solution. Upaya penyelesaian konflik dengan akomodasi sebaiknya juga tidak digunakan

terlalu sering karena kepuasan tidak terjadi secara penuh dan bisa menimbulkan potensi

konflik di masa mendatang.

Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang berkonflik 

mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan dua belah pihak 

tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah. Ini adalah lose-

lose solution di mana masing-masing pihak akan mengorbankan kepentingannya agar

hubungan yang dijalin tetap harmonis.

2.  Penerapan Manajemen Konflik di MPKP Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win solution. 

Suatu upaya berkolaborasi. Untuk itu pembudayaan kolaborasi antar staf menjadi prioritas

utama dalam menyelenggarakan pengelolaan ruangan MPKP.

Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian

masalah (problem solving) yang meliputi:

a.  Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada pihak 

yang berkonflik.

b.  Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik.

c.  Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan.

d.  Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan.

e.  Menerapkan solusi pilihan

f.  Mengevaluasi peredaan konflik.

Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi

belum berhasil maka kepala ruangan dapat berkonsultasi dengan kepala Seksi Perawatan atau

Konsultan.

3.  Evaluasi Penerapan Aktivitas Penyelesaian Konflik 

Aktivitas penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP. Evaluasi

dilakukan dengan menggunakan instrumen/kuisioner.

PENGENDALIAN 

Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan. Fayol

mendefinisikan kontrol sebagai ”Pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan

rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang

ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat

Page 18: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 18/27

 

diperbaiki dan tidak terjadi lagi”. Pengontrolan penting dilakukan untuk mengetahui fakta

yang ada, sehingga jika muncul isue dapat segera direspon dengan cara duduk bersama.

Pengendalian adalah upaya mempertahankan kualitas, mutu atau standar. Output (hasil) dari

suatu pekerjaan dikendalikan agar memenuhi keinginan (standar) yang telah ditetapkan.

Pengendalian difokuskan pada proses yaitu pelaksanaan asuhan keperawatan dan pada output(hasil) yaitu kepuasan pelanggan (pasien), keluarga, perawat dan dokter. Indikator mutu yang

merupakan output adalah BOR, ALOS, TOI, audit dokumen keperawatan. Survei masalah

keperawatan diperlukan untuk rencana yang akan datang.

Kepala Ruangan akan membuat laporan hasil kerja bulanan tentang semua kegiatan yang

dilakukan terkait dengan MPKP. Data tentang indikator mutu dapat bekerja sama dengan tim

rumah sakit atau ruangan membuat sendiri.

Jadi pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa aktifitas sebenarnya

sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin kualitas serta

pengevaluasian penampilan, langkah-langkah yang harus dilakukan dalampengendalian/pengontrolan meliputi:

a.  Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja

b.  Melakukan pengukuran prestasi kerja

c.  Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar

d.  Mengambil tindakan korektif 

Peralatan atau instrumen dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk menunjukkan standar

yang telah ditetapkan atau tersedia. Audit merupakan penilaian pekerjaan yang telah

dilakukan. Terdapat tiga kategori audit keperawatan yaitu:

1.  Audit struktur

2.  Audit proses

3.  Audit hasil

Audit Struktur berfokus pada sumber daya manusia; lingkungan perawatan, termasuk 

fasilitas fisik, peralatan, organisasi, kebijakan, prosedur, standar, SOP dan rekam medik;

pelanggan. Audit Proses merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan keperawatan untuk menentukan

apakah standar keperawatan tercapai. Pemeriksaan dapat bersifat retropektif, concurrent, atau

peer review. Retropektif  adalah audit dengan menelaah dokumen pelaksanaan asuhankeperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi asuhan keperawatan. Concurrent adalah

mengobservasi saat kegiatan keperawatan sedang berlangsung. Peer review adalah umpan

balik sesama anggota tim terhadap pelaksanaan kegiatan.

Audit hasil adalah audit produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien, kondisi SDM, dan

indikator mutu.

1.  Kondisi pasien dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan, yaitu:

a.  Audit dokumentasi asuhan keperawatan

b.  Survey masalah baru

c.  Kepuasan pasien dan keluarga2.  Kondisi SDM dapat berupa efektifitas dan efisiensi serta kepuasan, yaitu

Page 19: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 19/27

 

a.  Kepuasan tenaga kesehatan: perawat, dokter

b.  Penilaian kinerja perawat

3.  Indikator mutu umum yaitu:

a.  Prosentasi pemakaian tempat tidur (BOR)

b.  Rata-rata lama rawat seorang pasien (ALOS)c.  Tempat tidur tidak terisi (TOI)

d.  Angka infeksi nasokomial (NI)

e.  Angka dekubitus dan sebagainya.

A.  Indikator mutu umum:

1.  Penghitungan Tempat Tidur Terpakai (BOR)  Bed occupancy rate adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu

tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat

tidur rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik adalah 80  –  90 % sedangkan

standar nasional BOR adalah 70 – 80 %.

Rumus penghitungan BOR sbb:

Jumlah hari perawatan 

BOR

= x 100% 

Jumlah TT x Jumlah hari persatuan waktu 

Catatan:

 

Jumlah hari perawatan adalah hasil penjumlahan lama hari rawat pasien yang keluar hidupatau mati dalam satu periode waktu

  Jumlah hari per satuan waktu adalah jumlah hari dalam satu periode waktu

2.  Penghitungan Rata-rata Lama Rawat (ALOS)  Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini

disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu

pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu

pengamatan lebih lanjut). Secara umum ALOS yang ideal adalah 6 – 9 hari.

Di MPKP pengukuran ALOS dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan dengan

rumus sbb:

Jumlah hari perawatan pasien keluar 

ALOS =

Jumlah pasien keluar (hidup + mati) 

Catatan:

  Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar hidup atau

mati dalam satu periode waktu.

  Jumlah pasien keluar (hidup atau mati): jumlah pasien yang pulang atau meninggal dalam

satu periode waktu.

Page 20: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 20/27

 

3.  Penghitungan Tempat Tidur Tidak Terisi (TOI) Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke

saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan gambaran tentang efisiensi penggunaan

tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1 – 3 hari.

Di MPKP pengukuran TOI dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan denganrumus sbb:

(Jumlah TT x hari)  – hari perawatan RS 

TOI =

Jumlah pasien keluar (hidup + mati) 

4.  Penghitungan Angka Infeksi Nasokomial Angka infeksi nasokomial adalah jumlah pasien infeksi yang didapat atau muncul selama

dalam perawatan di rumah sakit.

5.  Penghitungan Angka Dekubitus Angka dekubitus adalah jumlah pasien yang mengalami dekubitus selama dalam perawatan

di rumah sakit

B.  Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan 

Audit dokumentasi adalah kegiatan mengevaluasi dokumen asuhan keperawatan yang telah

dilaksanakan oleh perawat pelaksana.

Di MPKP kegiatan audit dilakukan oleh kepala ruangan, pada status setiap pasien yang telah

pulang atau meninggal dan hasil audit dibuat rekapan dalam satu bulan.

C.  Survey Kepuasan Menurut Philip Kotler, Survey kepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan yang dirasakan

seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang

dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang

Survey kepuasan yang akan dilakukan di ruang MPKP adalah kepuasan pasien, keluarga,

perawat dan tenaga kesehatan lain.

Di MPKP survey kepuasan pasien dilakukan setiap pasien pulang, diberikan saat selesaimenyelesaikan administrasi atau saat mempersiapkan pulang dengan cara pasien dan keluarga

mengisi angket yang disediakan. Survey kepuasan dilakukan 6 bulan sekali.

D.  Evaluasi Aktivitas Pengendalian Di MPKP aktivitas pengendalian dievaluasi melalui self evaluasi terhadap Kepala ruangan

tiap satu semester dengan menggunakan instrumen/kuisioner sbb:

Evaluasi Aktivitas Pengendalian di MPKP 

No  Kriteria  Sll  Sr  Kd  Tp 

1 BOR dihitung setiap satu bulan

Page 21: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 21/27

 

2 ALOS diukur setiap bulan

3 TOI diukur setiap bulan

4 Angka Infeksi Nasokomial dicatat setiap bulan

5 Survey kepuasan pasien dilakukan setiap ada pasien

pulang atau meninggal

6 Survey kepuasan keluarga dilakukan setiap adapasien pulang atau meninggal

7 Survey kepuasan tenaga kesehatan dilakukan setiap

ada pasien pulang atau meninggal

8 Survey masalah keperawatan dilakukan tiap bulan

9 Audit dokumen dilakukan tiap bulan

Petunjuk:

  Sll : selalu nilai 4

 Sr : sering nilai 3

  Kd : kadang-kadang nilai 2

  Tp : tidak pernah nilai 1

  Nilai :

Total nilai

x 100%

36

COMPENSATORY REWARD 

Compensatory reward (kompensasi penghargaan) menjelaskan manajemen keperawatan

khususnya manajemen sumber daya manusia (SDM) keperawatan. Fokus utama manajemen

keperawatan adalah pengelolaan tenaga keperawatan agar dapat produktif sehingga misi dan

tujuan organisasi dapat tercapai. Perawat merupakan SDM kesehatan yang mempunyai

kesempatan paling banyak melakukan praktek profesionalnya pada pasien yang dirawat di

Rumah Sakit. Seorang perawat akan mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan

yang profesional apabila perawat tersebut sejak awal bekerja diberikan program

pengembangan staf yang terstruktur. Metode dalam menyusun tenaga keperawatan

seharusnya teratur, sistematis, rasional, yang digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis

tenaga keperawatan yang dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien sesuai yang diharapkan.

Manajemen SDM di ruang MPKP berfokus pada proses rekruitmen, seleksi, kontrak kerja,

orientasi, penilaian kinerja, dan pengembangan staf perawat. Proses ini selalu dilakukan

sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawat baru.

A.  Proses Rekruitmen Tenaga Perawat di Ruang MPKP Rekruitmen di ruang MPKP berfokus pada rekruitmen perawat yang ada di rumah sakit.

Dalam menentukan perawat yang diperlukan di ruang MPKP, perlu diketahui kategori RuangMPKP yang akan dikembangkan. Misalnya Untuk level MPKP Profesional I diharapkan

Page 22: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 22/27

 

Karu dan Katim mempunyai latar belakang pendidikan Ners, Sarjana Keperawatan dengan

 jenjang karir minimal Perawat Klinik 3 (PK 3), serta seluruh perawat pelaksana minimal

mempunyai latar belakang pendidikan D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal

Perawat Klinik 2 (PK 2).

Proses rekuitmen perawat di ruang MPKP: 1.  Seluruh perawat di Rumah Sakit harus menyepakati level MPKP yang akan dipilih,

disesuaikan dengan sumber daya keperawatan yang ada di rumah sakit tersebut, diharapkan

minimal memilih MPKP level pemula.

2.  Setelah level disepakati maka kepala bidang perawatan melakukan sosialisasi pembentukan

ruang MPKP kepada pimpinan dan para pejabat struktural yang ada di rumah sakit untuk 

mendapatkan komitmen dan dukungan.

3.  Kepala ruangan melakukan sosialisasi kepada semua perawat yang ada di ruangan tentang

pembentukan ruang MPKP disertai kriteria perawat yang dibutuhkan dengan tujuan merekrut

perawat yang memenuhi kriteria. Kepala ruangan memotivasi perawat di ruangannya yang

memenuhi kriteria untuk mendaftarkan diri dengan mengisi formulir pendaftaran dan biodata.

Sebelum menetapkan proses rekruitmen perlu ditetapkan  jumlah perawat yang dibutuhkan.

Jenis tenaga perawat terdiri dari kepala ruangan (Karu), perawat primer (PP) sebagai ketua

tim, dan perawat pelaksana. Selain itu juga perlu ditetapkan kriteria perawat yang

dibutuhkan.

B.  Proses seleksi tenaga perawat di ruang MPKP Proses seleksi perawat di ruang MPKP:

1.  Proses seleksi dimulai dari telaah dokumen untuk menetapkan perawat yang

memenuhi syarat menjadi kepala ruangan, perawat primer/ketua tim, dan perawat

pelaksana/asosiet.

2.  Semua perawat yang memenuhi kriteria dipanggil untuk tes tulis. Hasil tes tulis

menetapkan perawat pelaksana yang memenuhi kriteria dan bakal calon ketua tim dan

kepala ruangan.

3.  Perawat yang lulus tes tulis mengikuti tes wawancara.

4.  Tahap seleksi selanjutnya adalah presentasi yang diikuti oleh perawat yang memenuhi

kriteria karu dan katim untuk memilih kepala ruangan.

Jika nama dan jumlah perawat telah ditetapkan sesuai dengan hasil tes maka pimpinan rumah

sakit membuat surat keputusan (SK) penempatan perawat yang bekerja di ruang MPKP.

Sebelum perawat bekerja di ruang MPKP, mereka diminta untuk membuat pernyataan akan

kesediaannya bekerja dan mengembangkan ruang MPKP dan menandatanganinya. Perawat

diberikan penjelasan tentang lingkup kerja dan pengembangan karir.

C.  Proses orientasi tenaga perawat di ruang MPKP Setiap perawat yang akan bekerja di ruang MPKP harus melalui masa orientasi yang sering

disebut pelatihan awal sebelum seseorang bekerja pada unit kerja tertentu. Orientasi berupa

pelatihan tentang informasi budaya kerja MPKP dan informasi umum tentang rumah sakit

(visi, misi, program jangka pendek dan jangka panjang, program mutu, kebijakan dan

peraturan). Kegitatan orientasi menggunakan metode klasikal, praktik lapangan dan praktik 

kerja.

Page 23: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 23/27

 

Kegiatan prientasi dilakukan pada perawat baru yang akan bekerja di ruang MPKP. Karu dan

Katim membuat rencana orientasi.

Kegiatan MPKP yang akan diorientasikan pada program orientasi adalah: 

1.  Kepala Ruangan 

1)  Pendekatan Management: d.  Perencanaan

a)  Mengembangkan visi dan misi

b)  Mempunyai filosofi

c)  Menetapkan Rencana Jangka Pendek 

e.  Pengorgansasian

a)  Membuat struktur organisasi

b)  Membuat jadual dinas bersama ketua tim

c)  Membuat daftar pasien bersama ketua tim

f.  Pengarahana)  Mamimpin operan

b)  Mengawasi dan mengarahkan kegiatan pre dan post conference 

c)  Memberi motivasi pada tim perawat di ruangan

d)  Mendelegasikan tugas pada bawahan dengan jelas

e)  Memfasilitasi kolaborasi dengan anggota tim kesehatan yang lain dalam pelaksanaan

pelayanan kesehatan.

f)  Mengawasi perawat primer dan perawat pelaksana dalam mengelola pasien melalui

komunikasi langsung.

g)  Memperoleh informasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan melalui supervisi dan

mendengarkan laporan langsung dari perawat primer.h)  Melakukan pengawasan tidak langsung:

  Mengecek daftar hadir perawat primer, perawat pelaksana, pekarya dan petugas TU.

  Mengecek kedisiplinan.g.  Pengendalian

a)  Menetapkan indikator mutu

b)  Melakukan audit dokumentasi

c)  Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.

d)  Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan

2)  Compensatory reward a.  Melakukan rekruitmen tenaga perawat

b.  Melakukan seleksi tenaga perawatc.  Melakukan orientasi

d.  Melakukan penilaian kinerja

e.  Melakukan pengembangan tenaga perawat

3)  Hubungan Professional a.  Memimpin rapat keperawatan

b.  Mengawasi pelaksanaan konfrensi kasus

c.  Mengikuti rapat tim kesehatan

d.  Mengawasi pelaksanaan visit dokter

4)  Asuhan keperawatan a.  Menguasai asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan yang ada

Page 24: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 24/27

 

2.  Perawat Primer/Ketua Tim 

1)  Pendekatan Managemen: a.  Perencanaan

a)  Membuat pengkajian lengkap, perencanaan, dan menentukan kriteria evaluasi untuk pasien

b)  Membuat rencana jangka pendek b.  Pengorgansasian

a)  Menyusun jadual dinas bersama Kepala Ruangan

b)  Membuat daftar pasien bersama Kepala Ruangan

c)  Membagi tugas kepada perawat pelaksana sesuai dengan kemampuan perawat pelaksana

d)  Bekerjasama dengan tim kesehatan yang lain untuk mengintegrasikan pelayanan keperawatan

dengan pelayanan kesehatan lain

c.  Pengarahan

a)  Memimpin kegiatan ronde keperawatan, konferensi kasus, Pre dan Post Conference

b)  Memberikan pengarahan pada perawat pelaksana masing-masing secara individual

c)  Memberikan motivasi kepada perawat pelaksana

d)  Mendelegasikan tugas kepeda perawat pelaksana secara jelasd.  Pengendalian

a)  Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh Perawat

Pelaksana

b)  Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana

2)  Compensatory reward 1.  Melakukan orientasi kepada perawat baru

2.  Menilai kinerja Perawat Pelaksana

3)  Hubungan Professional A.  Memimpin konfrensi kasus

B.  Mengikuti visit dokter

4)  Asuhan keperawatan 1.  Menguasai asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan yang ada

3.  Perawat Pelaksana 

1)  Membuat rencana jangka pendek (rencana harian) tindakan keperawatan yang ditugaskan

oleh perawat primer

2)  Melaksanakan tindakan keperawatan

3)  Melakukan evaluasi serta dokumentasi keperawatan4)  Mengikuti ronde keperawatan, konferensi kasus, dan pre dan post conference.

5)  Melakukan kerja sama dengan perawat pelaksana lain dibawah timnya.

Selama masa orientasi, dilakukan evaluasi atau penilaian terhadap kinerja perawat dalam

melaksanakan budaya MPKP. Selanjutnya bagi perawat yang telah menjalani masa orientasi

dilakukan penentuan apakah perawat tersebut diterima atau tidak di ruang MPKP. Penentuan

dilakukan oleh pimpinan keperawatan dan fasilitator (konsultan).

D.  Penilaian kinerja Penilaian kinerja di ruang MPKP ditujukan pada kepala ruangan, perawat primer dan perawat

asosiet. Kemampuan tiap SDM dievaluasi dengan menggunakan supervisi baik secaralangsung (observasi) maupun tidak langsung (melalui dokumentasi). Kinerja kepala ruangan

Page 25: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 25/27

 

disupervisi/ dievaluasi oleh kepala bidang perawatan dan fasilitator/konsultan; kinerja

perawat primer disupervisi/ dievaluasi oleh kepala bidang perawatan, fasilitator/konsultan

dan kepala ruangan; kinerja perawat pelaksana disupervisi/ dievaluasi oleh kepala ruangan

dan perawat primer. Kepala Bidang Perawatan bertanggung jawab mengobservasi dan

menilai keberlllangsungan seluruh aktivitas di ruang MPKP. Dalam supervisinya didampingi

oleh fasilitator atau konsultan.

E.  Pengembangan tenaga perawat

Pengembangan tenaga perawat merupakan salah satu proses yang berhubungan dengan

manajemen SDM. Tujuannya adalah membantu masing-masing perawat mencapai kinerja

sesuai dengan posisinya dan untuk pengakuan/penghargaan terhadap kemampuan profesional

tenaga perawat yang akan memaksimalkan pencapaian jenjang karir. Bentuk pengembangan

tenaga perawat di ruang MPKP adalah Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan dan Program

pengembangan jenjang karier.

Pada tahap awal bekerja di ruang MPKP, perawat mendapat penjelasan tentang proses

pengembangan yang dapat diikuti.

HUBUNGAN PROFESIONAL 

Hubungan Profesional dalam pemberian pelayanan keperawatan merupakan standar dari

hubungan antara pemberi pelayanan keperawatan (tim kesehatan) dan penerima pelayanan

keperawatan (klien dan keluarga) (Cameron, 1997).

Pada pelaksanaannya hubungan profesional bisa terjadi secara internal artinya hubungan

yang terjadi antara pemberi pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat,antara perawat dengan tim kesehatan dan lain-lain. Sedangkan hubungan profesional secara

eksternal adalah hubungan yang terjadi antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.

Kedua hubungan tersebut merupakan suatu siklus yang tidak terpisahkan dalam pemberian

pelayanan kesehatan.

Hubungan profesional secara internal yang terjadi di ruang MPKP yaitu: 

  Rapat perawat ruangan

  Case conference

  Rapat tim kesehatan

 

Visit dokter

A.  Rapat perawat ruangan Yang dimaksud dengan rapat tim keperawatan suatu media komunikasi untuk menyampaikan

informasi permasalahan yang ditemukan pada klien, evaluasi hasil kerja secara keseluruhan,

informasi/ peraturan/ perkembangan IPTEK, dan lain-lain. Fokus pembicaraan adalah

membahas hsil-hasil kerja keperawatan selama sebulan semua aktivitas ruang MPKP (laporan

bulanan).

B.  Case conference 

Page 26: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 26/27

 

Yang dimaksud dengan case conference (konferensi kasus) adalah diskusi kelompok tentang

kasus asuhan keperawatan klien/keluarga. Dilakukan dua kali perbulan dan kasusnya

bergantian antar tim. Topik atau isi dari kasus yang disampaikan adalah:

1.  Kasus pasien baru

2.  Kasus pasien yang tidak ada perkembangan3.  Kasus pasien pulang

4.  Kasus pasien yang meninggal

5.  Kasus pasien dengan masalah yang jarang ditemukan

C.  Rapat tim kesehatan Rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antara tim kesehatan untuk membahas

manajerial ruang MPKP. Fokus pembicaraan rapat ini adalah membahas hal-hal yang terkait

dengan manajerial.

D.  Kolaborasi dengan Dokter 

1.  Visit dokter 

Visit dokter adalah kunjungan dokter ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

pada pasien, dan ketua tim bertanggung jawab melakukan kolaborasi serta mendampingi

dokter saat melakukan pemeriksaan dan menyampaikan informasi tentang pasien

2.  Konsultasi dengan Dokter 

Konsultasi dengan Dokter adalah melaporkan kondisi pasien kepada dokter. Konsultasi via

telepon dilakukan jika menurut perawat pasien membutuhkan tindakan kedokteran. Pada saat

 berkonsultasi mungkin saja dokter memberikan ”instruksi” berupa tindakan yang

dilaksanakan oleh perawat. Untuk ini dokter perlu menandatanganinya di status pasien.

3.  Konsultasi dengan Dokter via telepon 

Konsultasi dengan Dokter via telepon adalah melaporkan kondisi pasien kepada dokter

melalui telepon. Konsultasi via telepon dilakukan jika menurut perawat pasien membutuhkan

tindakan kedokteran. Pada saat berkonsultasi mungkin saja dokter memberikan ”instruksi”berupa tindakan yang dilaksanakan oleh perawat. Untuk ini diperlukan seorang saksi yang

ikut mendengarkan ”instuksi” tersebut. 

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN 

Tujuan profesi keperawatan adalah memberikan pelayanan kepada klien dan juga

mempertahankan hidupnya profesi itu sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut perawat perlu

memiliki ketrampilan intelektual, teknikal, interpersonal, dan etik. Semua ketrampilanini harus tampak dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien.

Page 27: MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx

5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 27/27

 

 

Praktek keperawatan profesional dengan ciri praktek yang didasari dengan ketrampilan

intelektual,  teknikal, interpersonal dapat dilaksanakan dengan menerapkan suatu metode

asuhan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode asuhan untuk praktek 

profesional tersebut adalah proses keperawatan, suatu rangkaian asuhan yang terdiri dari

pengkajian, menyusun diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan, implementasi danevaluasi.

Salah satu pilar praktek profesional keperawatan adalah pelayanan keperawatan dengan

menggunakan  patient care delivery system tertentu. Patient care delivery system yang

diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses

keperawatan. 

Di MPKP dibuat standar asuhan keperawatan secara ilmiah berdasarkan masalah-masalah

keperawatan yang ditemukan di MPKP.

Dalam pemberian asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan tahap-tahap komunikasitherapeutik.