manajemen kelas

7
MANAJEMEN KELAS Oleh : SUTRISNO, S.Kom Manajemen kelas merupakan sebuah istilah yang dipergunakan oleh pendidik untuk mendeskripsikan metode dalam rangka mencegah perilaku-perilaku buruk para siswa dan cara-cara pencegahannya bila perilaku buruk itu muncul. Dengan kata lain, manajemen kelas merupakan sebuah teknik yang dipergunakan oleh guru untuk menjaga keteraturan dan kontrol atas kelas. Prespektif Tentang Manajemen Kelas Pekerjaan terbesar guru adalah mengembangkan komunitas belajar demokratis yang semua siswanya dihargai, saling menghormati satu sama lain, dan termotivasi untuk bekerja bersama – sama. Manajemen kelas yang baik membutuhkan guru yang mampu menciptakan hubungan autentik dengan siswa dan mengembangkan etika kepedulian. Ada dua ide lain yang dapat memberikan prespektif tambahan tentang manajemen kelas : 1. Manajemen kelas barangkali merupakan tantangan terpenting yang dihadapi para guru pemula . Reputasi seorang guru baru dikalangan teman-teman sejawat, otoritas sekolah, dan siswa, akan sangat dipengaruhi oleh kemampuannya untuk melaksanakan fungsi manajerial dalam pengajarannya, khususnya menciptakan lingkungan belajar yang tertib, dan kemampuannya menangani berbagai macam perilaku siswa. 2. Manajemen kelas dan pengajaran saling terkait erat. Manajemen kelas bukanlah tujuan, tetapi hanyalah salah satu bagian dari peran kepemimpinan guru secara keseluruhan, tidak dapat dipisahkan dari aspek – aspek pengajaran lainnya. Dukungan Teoritis dan Empiris 1. Reinforcement Theory ( Teori Penguatan ) Teori penguatan menekankan tentang sentralisasi kejadian eksternal dalam mengarahkan perilaku dan pentingnya penguat positif dan negatif ( Skiner, 1956 ). Guru yang menerapkan prinsip – prinsip behavioral untuk manajemen kelas menggunakan rewards dalam bentuk nilai yang baik, pujian, dan hak istimewa untuk menguatkan perilaku yang diinginkan dan menggunakan hukuman, seperti nilai buruk, teguran, dan kehilangan hak istimewa, untuk menekan kecenderungan dan tindakan yang tidak diinginkan. 1

Upload: trysnokoe

Post on 05-Jul-2015

255 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen kelas

MANAJEMEN KELASOleh : SUTRISNO, S.Kom

Manajemen kelas merupakan sebuah istilah yang dipergunakan oleh pendidik untuk mendeskripsikan metode dalam rangka mencegah perilaku-perilaku buruk para siswa dan cara-cara pencegahannya bila perilaku buruk itu muncul. Dengan kata lain, manajemen kelas merupakan sebuah teknik yang dipergunakan oleh guru untuk menjaga keteraturan dan kontrol atas kelas.

Prespektif Tentang Manajemen Kelas

Pekerjaan terbesar guru adalah mengembangkan komunitas belajar demokratis yang semua siswanya dihargai, saling menghormati satu sama lain, dan termotivasi untuk bekerja bersama – sama. Manajemen kelas yang baik membutuhkan guru yang mampu menciptakan hubungan autentik dengan siswa dan mengembangkan etika kepedulian.

Ada dua ide lain yang dapat memberikan prespektif tambahan tentang manajemen kelas :

1. Manajemen kelas barangkali merupakan tantangan terpenting yang dihadapi para guru pemula .Reputasi seorang guru baru dikalangan teman-teman sejawat, otoritas sekolah, dan siswa, akan sangat dipengaruhi oleh kemampuannya untuk melaksanakan fungsi manajerial dalam pengajarannya, khususnya menciptakan lingkungan belajar yang tertib, dan kemampuannya menangani berbagai macam perilaku siswa.

2. Manajemen kelas dan pengajaran saling terkait erat.Manajemen kelas bukanlah tujuan, tetapi hanyalah salah satu bagian dari peran kepemimpinan guru secara keseluruhan, tidak dapat dipisahkan dari aspek – aspek pengajaran lainnya.

Dukungan Teoritis dan Empiris

1. Reinforcement Theory ( Teori Penguatan )Teori penguatan menekankan tentang sentralisasi kejadian eksternal dalam mengarahkan perilaku dan pentingnya penguat positif dan negatif ( Skiner, 1956 ). Guru yang menerapkan prinsip – prinsip behavioral untuk manajemen kelas menggunakan rewards dalam bentuk nilai yang baik, pujian, dan hak istimewa untuk menguatkan perilaku yang diinginkan dan menggunakan hukuman, seperti nilai buruk, teguran, dan kehilangan hak istimewa, untuk menekan kecenderungan dan tindakan yang tidak diinginkan.

1

Page 2: Manajemen kelas

2. Ekologi Kelas dan Proses Kelompok Prespektif ini mengkaji bagaimana kerjasama dan keterlibatan siswa diperoleh sehingga kegiatan – kegiatan belajar yang penting dapat diselesaikan. Fungsi utama guru dari sudut pandang ini adalah merencanakan dan mengorkestrasikan berbagai kegiatan kelompok agar dapat mengalir dengan lancar.

3. Tradisi Child – Centered Perilaku buruk merupakan akibat instruksi yang berusaha menekan siswa, sekalipun hal itu dimaksudkan untuk kebaikan mereka sendiri atau untuk kebaikan masyarakat atau akibat situasi pengendalian kita terhadap perilaku dan berusaha membuat siswa melakukan yang kita inginkan dan bukan membantu mereka menjadi orang – orang yang canggih secara moral, yang memikirkan tentang dirinya sendiri dan sekaligus peduli pada orang lain.

Mempersiapkan Manajemen Kelas Yang Efektif

1. Manajemen Kelas Preventatif

Banyak masalah yang terkait dengan perilaku buruk siswa yang ditangani oleh guru – guru efektif melalui pendekatan preventatif dan membahas tentang berbagai tuntutan manajemen yang terkait dengan pendekatan pengajaran tertentu.

a). Menetapkan Aturan dan Prosedur Aturan adalah pernyataan yang menyebutkan apa yang diharapkan untuk dilakukan atau untuk tidak dilakukan oleh siswa. Biasanya, aturan dibuat secara tertulis, dimengerti dengan jelas oleh siswa, dan dibuat minimum.Prosedur adalah cara untuk menyelesaikan pekerjaan atau kegiatan lainnya.

b). Gerakan Siswa

Pengelola kelas yang efektif merancang cara untuk membuat gerakan yang dibutuhkan oleh siswa berjalan lancar. Mereka mengorganisasikan prosedur antrean dan distribusi yang efisien; Mereka menetapkan aturan yang meminimalkan disrupsi dan memastikan keselamatan.

c). Pembicaraan Siswa

Pengelola kelas yang efektif memiliki sejumlah aturan yang jelas, yang mengatur kapan siswaboleh berbicara. Kebanyakan guru mempreskripsikan kapan bicara dilarang, kapan bicara dengan dengan suara rendah diizinkan dan disarankan, dan kapan boleh bebas berbicara.

2

Page 3: Manajemen kelas

d). Mengajarkan Aturan dan Prosedur

Pengelola kelas yang efektif pada umumnya hanya menetapkan beberapa aturan dan prosedur saja, mengajarkannya dengan cermat kepada siswa, dan menjadikannya sesuatu yang rutin dengan menggunakannya secara konsisten. Di kebanyakan kelas hanya dibutuhkan beberapa aturan, tetapi bagi guru untuk memastikan bahwa siswa memahami maksud setiap aturan dan landasan moral atau landasan praktis untuk aturan yang maksud.

e). Menjaga Konsistensi

Pengelola kelas yang efektif konsisten dalam menegakkan aturan dan menerapkan prosedur. Bila tidak, aturan dan prosedur apa pun akan buyar dengan cepat.

f). Mencegah Perilaku Menyimpang dengan Smoothness dan Momentum

Meminimalkan perilaku disruptif dan memperlambat pelajaran sulit dipelajari oleh guru pemula, seperti banyak ketrampilan manajemen efektif lainnya, karena begitu banyaknya aspek manajemen yang bersifat situasional. Kelancaran dan momentum bervariasi sesuai sifat masing – masing kelas – apa yang merupakan dangle di sebuah kelas mungkin tidak demikian halnya di kelas lain, atau apa yang overdwelling untuk sebuah kelompok mungkin tepat untuk kelompok lain.

g). Memulai PelajaranPengelola kelas yang efektif merencanakan dan melaksanakan prosedur yang membantu agar segala sesuatunya dapat dimulai dengan cepat dan pasti.

h). TransisiSistem cuing ( memberi isyarat ) dan signaling ( memberi signal ) digunakan oleh guru – guru Efektif untuk mengelola periode transisi yang sulit. Cues digunakan oleh guru untuk memberi tanda kepada siswa bahwa mereka akan segera mengganti kegiatan atau tugas dan segera mempersiapkan diri.

i). Mengakhiri PelajaranGuru – guru efektif mengantisipasi potensi masalah manajemen yang terkait dengan akhir pelajaran dengan memasukkan prosedur – prosedur berikut :- Menyisakan waktu yang cukup untuk menyelesaikan kegiatan penutup- Memberikan pekerjaan rumah lebih awal sehingga ketidakjelasan dapat

diatasi sebelum menit akhir pelajaran- Menetapkan prosedur rutin untuk mengumpulkan pekerjaan siswa, sehingga

waktu pelajaran tidak harus dikorbankan untuk kegiatan tersebut- Menetapkan prosedur alerting dan cuing untuk menyiagakan siswa bahwa

akhir pelajaran akan segera tiba dan beberapa tugas tertentu perlu diselesaikan sebelum mereka meninggalkan kelas

3

Page 4: Manajemen kelas

- Mengajari siswa yang lebih tua bahwa kelas akan dibubarkan oleh guru, bukan oleh bel sekolah

j). Mengembangkan Tanggung Jawab Siswa

Salah satu dimensi lain manajemen kelas melibatkan aturan dan prosedur untuk mengelola dan menempatkan tanggung jawab kepada siswa atas pekerjaannya. Pedoman berikut yang diadaptasi dari rekomendasi Emmer, Evertson, dan Anderson ( 1980 ) dan Evertson, Emmer, dan Worsham ( 2002 ), seharusnya dimasukkan ke dalam rencana manajemen preventatif secara keseluruhan yang dibuat oleh guru :- Komunikasikan dengan jelas tugas – tugas dan prasyarat untuk

menyelesaikannya.- Bagaimana cara kerja prosedur untuk memantau pekerjaan siswa- Konsisten dalam memeriksa pekerjaan yang telah selesai dikerjakan- Memberikan umpan balik yang tepat pada hasil pekerjaan siswa

2. Menangani Perilaku yang Tidak Semestinya dan Mengganggu ( Disruptif )

Disrupsi dapat bervariasi mulai dari berbicara pada saat mereka mestinya mendengarkan guru atau menolak mengikuti kegiatan kelompok kecil sampai membentak guru dan menghentakkan kaki di kelas. Menangani perilaku disrupsi membutuhkan sejumlah pemahaman dan repertoar ketrampilan khusus.

a). Penyebab Perilaku Buruk

Para guru mungkin ingin memikirkan tentang penyebab perilaku yang tidak semestinya tetapi mereka seharusnya juga berhati – hati untuk tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menganalisis semacam ini karena dua alasan :i. Mengetahui penyebab perilaku buruk siswa, meskipun membantu dalam

menganalisis masalahnya, belum tentu menyebabkan perubahan apa pun pada perilaku itu.

ii. Terlalu banyak menangani penyebab psikologis atau sosiologis perilaku buruk, khususnya yang tidak dapat dipengaruhi guru, dapat mengakibatkan penerimaan dan / atau pengunduran diri.

b). Menangani Perilaku Buruk

Pendekatan umum yang direkomendasikan bagi guru – guru pemula untuk menangani perilaku disruptif adalah dengan tidak terlalu ngotot mencari penyebabnya, tetapi memfokuskan pada perilaku buruk itu sendiri dan mencari cara untuk mengubahnya, paling tidak selama siswa yang bersangkutan berada dalam kelas. Pendekatan ini menekankan pentingnya menengarai secara akurat perilaku buruk itu dan melakukan intervensi yang cepat dan tepat.

4

Page 5: Manajemen kelas

c). OverlappingnessBerarti mampu menengarai siswa yang berbuat tidak semestinya dan menanganinya secara tidak mencolok sehingga pelajarannya tidak terganggu.

d). Merespons “ Desist Incident” dengan CepatModel Jones bersifat non verbal dan berguna untuk perilaku buruk ringan . Prosedur yang direkomendasikan oleh Evertson dan Emmer berkonsentrasi pada menghentikan perilaku yang tidak semestinya dengan cepat dan memastikan bahwa siswa paham mereka berbuat salah. Model LEAST termasuk prosedur untuk perilaku buruk ringan maupun masalah – masalah yang cukup serius yang perlu di tangani dalam waktu cukup lama.Guru – guru efektif menciptakan berbagai prosedur yang bekerja bagi dirinya, dan ini mencakup aspek – aspek yang terdapat dalam masing – masing model.

e). Menggunakan HadiahSalah satu prinsip yang tidak dapat dipungkiri lagi dalam psikologi adalah bila perilaku tertentu diperkuat, perilaku itu cenderung akan diulangi; sebaliknya perilaku yang tidak di perkuat cenderung berkurang atau menghilang.Prinsip ini berlaku untuk kelas dan memberikan cara kepada guru untuk menangani perilaku siswa.

f). PujianPujian adalah hadiah yang paling mudah di berikan oleh guru, akan tetapi pujian harus digunakan dengan tepat agar efektif.

g). Rewads dan PrevilegesGuru juga dapat mendorong perilaku yang diinginkan melalui pemberian rewads dan previleges kepada siswa. Reward ( hadiah ) yang dapat diberikan oleh guru termasuk antara lain:

- Point untuk jenis pekerjaan atau perilaku tertentu yang dapat menambah nilai siswa

- Simbol – simbol seperti bintang emas, happy face, atau piagam penghargaan - Piagam kehormatan khusus untuk prestasi akademik dan perbuatan sosial

Privilege ( hak istimewa ) yang dapat diberikan guru termasuk :- Dijadikan ketua kelas atau pembantu guru- Diberi waktu ekstra untuk istirahat- Diberi waktu khusus untuk mengerjakan proyek individual khusus- Dibebaskan dari beberapa tugas wajib- Diberi waktu bebas untuk membaca

5

Page 6: Manajemen kelas

-h). Hukuman dan Pinalti Koersif

Hukuman dan pinalti digunakan untuk menekan pelanggaran aturan dan prosedur. Secara sosial, hukuman dan pinalti guru yang dapat diterima pada kenyataannya agak terbatas, termasuk :- Mengurangi point untuk perilaku buruk yang pada gilirannya, akan

mempengaruhi nilai siswa- Tidak memperbolehkan siswa untuk istirahat atau melarang pulang sekolah

setelah sekolah usai- Menghapus hak istimewa- Mengeluarkan siswa dari kelas atau mengirim siswa ke konselor atau

administrator

Program – Program Manajemen Kelas

Program – program ini berasal dari teori atau prespektif tertentu dan membutuhkan partisipasi di tingkat sekolah. Para kreator program mengembangkan materi untuk membantu guru memahami cara penggunaan program tersebut. Program – program tradisional yang didasarkan pada teori penguatan :a. Assertive Discipline

Sebagian program manajemen kelas dan program pendisiplinan dibangun di seputar konsep – konsep sentral guru yang bertindak dengan penuh percaya diri dan asertif dalam menghadapi perilaku buruk siswa dan mengadministrasikan pinalti – pinalti yang telah di terapkan sebelumnya untuk pelanggaran aturan kelas.

Asertif discipline adalah salah satu pendekatan manajemen kelas yang menekankan bahwa guru meminta dengan tegas agar siswa berperilaku baik dan merespons setiap pelanggaran secara asertif.

b. Respons AsertifGuru seharusnya merespons perilaku buruk siswa dengan gaya asertif dan bukan dengan merespons secara pasif atau memusuhi.Gaya asertif menuntut guru untuk benar – benar jelas dalam mengungkapkan harapannya dan merespons perilaku buruk siswa dengan tegas dan penuh percaya diri.

c. KonsekuensiMenurut pendekatan Canter dan Canter, konsekuensinya harus dibuat sederhana dan dirancang sedemikian rupa agar implimentasinya tidak akan menyebabkan disrupsi berat terhadap kegiatan instruksional yang sedang berjalan.

d. Konsekuensi Logis Dreikurs

6

Page 7: Manajemen kelas

Pendekatan Dreikurs menekankan pentingnya kelas yang demokratis yang siswanya boleh berpendapat dalam menetapkan aturan. Dreikurs melihat konsekuensi logis terhadap perilaku lebih dari sekedar sebagai hukuman yang sewenang – wenang. Tujuan jangka panjang pendekatan pendisiplinan ini adalah untuk membuat siswa memahami alasan perilaku buruk mereka dan menemukan cara untuk memuaskan kebutuhan untuk merasa berguna dan kebutuhan afiliasinya dengan cara yang dapat diterima secara sosial.

Program – program Yang Mengarah Pada Swakelola ( Self- Manajemen ) dan Komunitas

Program – program manajemen kelas yang mendasarkan diri pada premis – premis yang berakar pada psikologi humanistik dan prinsip – prinsip mengajar dan belajar konstruktivis dan child-centered.a. Glasser’s Classroom Meetingb. Melaksanakan Classroom Meetingc. Saran – saran untuk memulai dan melaksanakan Classroom Meetingd. Perencanaane. Melaksanakan pertemuan

Sebagian besar ketrampilan siswa dan guru yang dibutuhkan untuk kesuksesan pertemuan, antara lain:a. Membentuk iklimb. Mengidentifikasi permasalahanc. Menangani nilai – nilaid. Mengidentifikasi berbagai alternatif rangkaian tindakane. Membuat komitmen publikf. Tindak lanjut dan asesmen

7