manajemen kasus blighted ovum

15
LAPORAN KASUS BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Diajukan kepada yang terhormat : dr. Achmad Suparmono, SpOG Selaku Pembimbing Obsgin RSUD Wonosari Disusun oleh : Bayu Zeva Wirasakti (05711146)

Upload: bayu-zeva-wirasakti

Post on 21-Jan-2016

94 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

manajemen kasus pada pasien dengan diagnosa blighted ovum (BO)

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Kasus Blighted Ovum

LAPORAN KASUS BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Diajukan kepada yang terhormat :

dr. Achmad Suparmono, SpOG

Selaku Pembimbing Obsgin

RSUD Wonosari

Disusun oleh :

Bayu Zeva Wirasakti (05711146)

Bagian/SMF Obstetri dan GinekologiFakultas Kedokteran UII/RSUD Wonosari

2013

Page 2: Manajemen Kasus Blighted Ovum

IDENTITAS PASIEN :

Nama : Ny. Parmiyati

Umur : 27 tahun

Gravida : G2P1A0

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tani

Status : Istri

Alamat : Watu Sigar, Ngawen

No. RM : 151855

KRONOLOGIS

Tanggal 11- 06- 2013 pkl. 11. 00 WIB

Ax : Os datang dari poli dengan keterangan post mondok o/k abortus imminen. Os

merasa hamil 2 bulan, pernah mondok o/k abortus imminen, pernah mengeluh

mengeluarkan flek- flek dari jalan lahir, seminggu yll, tidak pernah

dipijat.Pasien kontrol ke poli, keluhan ( - ), kemudian dilakukan USG ulang

oleh dr. Achmad. S, Sp. OG dengan kesimpulan Blighted Ovum.

Riwayat obstetri :

I = Laki-laki, 11 tahun, sehat, bidan.

II = Hamil ini.

HPM : 05- 11- 2004

UK : 10+2 mg

Px Fisik: KU: Baik, CM, tidak anemis

VS : TD : 100/70 mmHg

N : 80 x/m

R : 20 x/m

t : afebris

Kepala : mesocephal

Leher : tak ada pembesaran kelenjar lymphonodi

Page 3: Manajemen Kasus Blighted Ovum

Mata : konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik

Hidung : dbn

Mulut : dbn

Dada : jantung, paru – paru dbn

Perut : Inspeksi : permukaan perut lebih rendah dr dada,

stria gravidarum (-)

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), massa tumor (-),

TFU tak teraba.

Alat kelamin : dbn

Ekstremitas : dbn

Inspekulo: v/u tenang, dinding vagina licin, serviks utuh mencucu,OUE tertutup,

darah (-), jaringan (-), livid (+).

PD : v/u tenang, dinding vagina licin, serviks utuh mencucu, OUE tertutup,

corpus uteri setelur angsa, RF, parametrium kanan/kiri lemas.

Px penunjang :

Hasil Laboratorium : Hb :12,3 gr%

AL : 5000 /mm3

Hemogram : 0/0/0/2/59/30/2

AT : 290000

HMT : 37%

AE : 4.2 μ/l

CT : 3 ‘’

BT : 1‘’

Gol : B

USG : GS (+) sesuai dengan 10 mg, fetal pool (-) sesuai dengan gambaran

Blighted Ovum.

Page 4: Manajemen Kasus Blighted Ovum

Dx: Blighted Ovum

Tx : - Mondok

- Dilatasi dan Kuretase

- Maltiron 1x1

Pkl: 17. 15

Dilatasi dilakukan dengan menggunakan busi ukuran disesuaikan.

Telah dilakukan kuretase a/i Blighted Ovum

Sondase ± 8 cm, RF, jaringan ± 50 ml, pendarahan 25 ml.

Dx: Post kuretase a/i blighted ovum P1A0

Tx: - Amoxycillin 3x500 mg

- Asam mefenamat 3x500 mg

- Maltiron 1x1 tab

- Methilat tab. 3x1

sabtu, 12-06-2005

Dx: Post kuretase a/i Blighted Ovum

Tx: - Amoxycillin 3x500 mg

- Asam mefenamat 3x500 mg

- Maltiron 1x1 tab

- Methilat 3x1

Page 5: Manajemen Kasus Blighted Ovum

Blighted Ovum

A.  Definisi

Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita dalam keadaan hamil

tetapi tidak ada janin di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga

merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada

awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut,

bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun

positif.

Blighted Ovum

Blighted ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika ovum yang telah

dibuahi menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel berkembang

membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu sendiri. Blighted

ovum biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang wanita tahu tentang

Page 6: Manajemen Kasus Blighted Ovum

kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya menyebabkan tubuh

wanita secara alami mengalami keguguran.

B.     Etiologi

Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan penyebab

sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali kromosom

abnormal pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan

karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat

disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang

buruk.

Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses

pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit

kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta

faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan

blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena

kualitas sperma atau ovum menjadi turun.

C.    Patofisiologi

Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat

berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang

sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta

tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human

chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur

(ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam

rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti

Page 7: Manajemen Kasus Blighted Ovum

mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes

kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon

HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon

kehamilan.

D.    Gejala dan Tanda

Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala dan tanda-

tanda mungkin termasuk:

·         Periode menstruasi terlambat

·         Kram perut

·         Minor vagina atau bercak perdarahan

·         Tes kehamilan positif pada saat gejala

·         Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan

perdarahan

·         Hampir sama dengan kehamilan normal

E.     Diagnosis

1.      Anamnesis

2.      Pemeriksaan Fisik

3.      Pemeriksaan Penunjang (USG) à diagnosis pasti, bisa dilakukan saat kehamilan

memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar

dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya

kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilan

anembriogenik dapat ditegakkan ilapada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 30

mm, tidak dijumpai adanya strukturmudigah dan kantong kuning telur.

Page 8: Manajemen Kasus Blighted Ovum

Gambar 1 : Blighted Ovum

Gambar 2 : Kehamilan Normal

F.    Pencegahan

Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan

seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran berulang di awal

kehamilan. Blighted ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih

dari satu kali pada wanita.

Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa

tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang

hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya,

melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan

Page 9: Manajemen Kasus Blighted Ovum

kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin

dan membiasakan pola hidup sehat.

G.    Penatalaksanaan

Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah

mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalis untuk

memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena

infeksi maka maka dapat diobatai agar tidak terjadi kejadian berulang. Jika penyebabnya

antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil

sungguhan. Penyebab blighted ovum yang dapat diobati jarang ditemukan, namun masih

dapat diupayakan jika kemungkinan penyebabnya diketahui. Sebagai contoh, tingkat

hormon yang rendah mungkin jarang menyebabkan kematian dini ovum. Dalam kasus

ini, pil hormon seperti progesteron dapat bekerja. Namun efek samping dari pemakaian

hormon adalah sakit kepala, perubahan suasana hati, dan lain-lain. Jika terjadi kematian

telur di awal kehamilan secara berulang, maka pembuahan buatan mungkin efektif dalam

memproduksi kehamilan. Dalam hal ini perlu donor sperma atau ovum untuk memiliki

anak. Akan tetapi, pembuahan buatan itu mahal dan tidak selalu bekerja dan risiko

kelahiran kembar seringkali lebih tinggi. Jika belum berhasil maka adopsi adalah pilihan

lain bagi banyak pasangan.

Pada pasien diterapi dengan pemberian preparat misoprostol, setelah terjadi

dilatasi serviks kemudian dilakukan kuretase.

Page 10: Manajemen Kasus Blighted Ovum

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Blighted Ovum (Kehamilan Kosong). www.dokter sehat.com

Anne Jackson Bracker. 2006. Blighted Ovum / Anembryogenic Pregnancy.

http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted%20ovum.pdf

Alan H., et al. 2006. Blighted Ovum. Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis

& Treatment-Ninth Ed. DeCherney. http://www.marchofdimes.com

Nasrudin AM, Eddy R Moeljono, Putra Rimba. 2006. Efektivitas Misoprostol 400

mcg Pervaginam Untuk Dilatasi Serviks Pada Kasus Blighted Ovum. Bagian Obstetri dan

Ginekologi Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin.

Agoes Oerip Poerwoko, Anantyo Binarso Mochtar, Hary Tjahjanto. 2008. Efek

Misoprostol Sublingual pada Kasus Blighted Ovum dan Missed Abortion. Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro : Media Medika Indonesiana

Juminten Saimin, Eddy R. Moeljono, Retno B. Farid. 2008. Pemakaian Tablet

Misoprostol 100 Mikrogram Per Vaginam Untuk Dilatasi Servix  Sebelum Tindakan

Kuretase. Subbagian Fetomaternal Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin