manajemen fungsi audit internal sektor publik · pdf filedesain sampul dan isi : ... berbagai...

120
Disusun Oleh: Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 2007 Fungsi Audit Internal Manajemen Sektor Publik

Upload: vandieu

Post on 06-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Disusun Oleh:

Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara2007

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 2: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik

Oleh Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)

Departemen Keuangan Republik Indonesia

Bekerja sama dengan Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA)

Desain sampul dan isi : Tim YPIA

Diterbitkan pertama kali oleh :

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Jl. Bintaro Utama Sektor V

Bintaro Jaya Tangerang 15223

Indonesia

Telp : 021 7361654 - 56

Fax : 021 7361653

Cetakan Pertama : Desember 2007

Buku ini bisa di download bebas melalui Website :

www.stan-star.ac.id

Page 3: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

KataSambutanDengan mengucapkan syukur alhamdulillah pada tahun 2007 ini

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dipercaya oleh Asian Development

Bank (ADB) untuk melaksanakan salah satu kegiatan reformasi birokrasi yakni

penyusunan program pelatihan auditor internal non-gelar bagi Inspektorat di

daerah. Hal ini didasarkan pada tekad pemerintah untuk melakukan reformasi

dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam kerangka good governance

mencakup reformasi audit pemerintahan daerah.

Dalam hubungan ini, pemerintah telah menetapkan proyek yang

disebut dengan State Audit Reform Sector Development Project (STAR-SDP).

Pelaksanaan STAR-SDP mendapat dukungan pendanaan yang berasal dari

Asian Development Bank (ADB) dan pemerintah Belanda.

Sejalan dengan tekad untuk menyukseskan penyelenggaraan otonomi

daerah, pemerintah juga menetapkan bahwa STAR-SDP mencakup proyek

peningkatan kuantitas dan kualitas auditor di lingkungan pemerintah daerah

melalui program pendidikan jangka pendek (non-gelar). Proyek pendidikan

non-gelar bagi auditor inspektorat daerah ini diserahkan kepada STAN –

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Departemen Keuangan

RI dan pelaksanaannya harus melibatkan konsultan independen serta didukung

oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).

Modul ini merupakan bagian dari kegiatan STAR-SDP tersebut yang

dikhususkan bagi auditor inspektorat daerah. Semoga modul ini bermanfaat

bagi para auditor inspektorat daerah dan para instruktur pelatihan audit internal

sektor publik serta pihak lain yang tertarik untuk mendalami audit internal

sektor publik.

Selaku pimpinan STAN saya sangat bangga dengan kegiatan ini dan

peningkatan yang telah dicapai khususnya dalam hal pengembangan Sumber

Daya Manusia (SDM) aparatur negara, namun tidak cukup sampai di sini, kita

harus dapat mencapai kinerja yang lebih baik di masa mendatang.

Page 4: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Akhirnya pada kesempatan ini, atas nama Direktur Sekolah Tinggi

Akuntansi Negara saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang

penuh dedikasi telah bekerja keras dalam pembuatan modul ini dan juga pihak

BAPPENAS serta Tim Teknis STAR-SDP STAN yang telah mendukung dengan

kemampuan profesionalisme sehingga proyek ini dapat berhasil dengan baik.

Semoga di tahun-tahun mendatang kita tetap meningkatkan kinerja.

Suyono Salamun, Ph.D

Direktur Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Page 5: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

iModul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Daftar Isi.............................................................................................. i

Bab 1 Pendahuluan........................................................................... 01

A. Latar Belakang..................................................................... 01

B. Tujuan Pembelajaran Umum............................................... 02

C.Tujuan Pembelajaran Khusus.............................................. 03

D.Deskripsi Singkat Struktur Modul......................................... 03

E. Metodologi Pembelajaran.................................................... 04

Bab 2 Arti Penting dan Peran Inspektorat di Lingkungan

Pemerintah Daerah................................................................. 05

A. Pendahuluan........................................................................ 05

B. Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah........ 06

C.Bagaimana Pengelolaan Inspektorat Daerah Saat Ini?........ 07

D.Tantangan Masa Depan Fungsi Pengawasan Inspektorat..... 09

E. Pengelolaan Fungsi Pengawasan Inspektorat..................... 14

Bab 3 Membangun Organisasi Inspektorat yang kokoh

di Sektor Publik...................................................................... 17

A. Pendahuluan........................................................................ 17

B. Fondasi Keberhasilan Fungsi Pengawasan Inspektorat...... 18

C.Kedudukan Inspektorat di Struktur Organisasi

Pemerintahan Daerah.......................................................... 22

D.Audit Charter Inspektorat..................................................... 24

E. Independensi dan Obyektivitas Inspektorat.......................... 29

F. Uraian Tugas Auditor Inspektorat......................................... 32

G.Pengembangan Manual Kebijakan dan Pedoman Audit...... 38

Bab 4 Pengendalian Pekerjaan Audit di Inspektorat....................... 45

A. Pendahuluan........................................................................ 45

B. Pengendalian Tugas Audit................................................... 46

C.Kartu Penugasan Setiap Pekerjaan Audit............................ 47

D.Anggaran dan Jadwal Rencana Penugasan Audit............... 49

E. Laporan Kemajuan Pekerjaan Audit (Laporan Progres)......... 53

F. Risiko Audit.......................................................................... 54

DaftarIsi

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 6: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

ii Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Bab 5 Pengelolaan dan Pengembangan Staf Audit

di Inspektorat Daerah................................................................ 57

A. Pendahuluan........................................................................... 57

B. Persyaratan Kualitas.............................................................. 58

C. Sumber untuk Mendapatkan Staf Audit................................. 62

D.Bagaimana Proses Menyeleksi Auditor Internal..................... 65

E. Orientasi untuk Auditor yang Baru.......................................... 68

F. Pendidikan dan Pelatihan....................................................... 69

G.Pertemuan rutin staf............................................................... 71

H.Penilaian staf.......................................................................... 73

I. Penugasan Audit.................................................................... 75

Bab 6 Program Kerja Pengawasan Tahunan dan Perencanaan

Audit Jangka Panjang............................................................... 77

A. Pendahuluan.......................................................................... 77

B. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)....................... 78

C.Penentuan Obyek Audit dengan Penilaian Risiko Makro........ 81

D.Perencanaan Audit Jangka Panjang....................................... 85

E. Penetapan Rencana Tujuan dan Sasaran Fungsi

Pengawasan........................................................................... 87

Bab 7 Quality Assurance Fungsi Pengawasan Inspektorat 91

A. Pendahuluan 91

B. Standar Profesi untuk Quality Assurance 92

C.Mengevaluasi Produktivitas Pekerjaan Audit 93

D.Quality Assurance di Inspektorat 97

E. Elemen Quality Assurance 97

Daftar Pustaka....................................................................................... 113

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 7: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

01

A.Latar Belakang

Reformasi pemerintahan yang terjadi di Indonesia sepuluh tahun

terakhir telah membawa banyak perubahan besar, baik di bidang politik, sosial,

ekonomi, maupun penyelenggaraan pemerintahan. Perubahan-perubahan

tidak hanya terjadi pada sistem pemerintahan pusat, melainkan juga pada

sistem pemerintahan daerah di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu perubahan

yang mendasar dan cukup signifikan adalah berlakunya otonomi daerah.

Dengan berlakunya otonomi daerah, maka setiap daerah dapat mengatur

sendiri daerahnya dan tidak tergantung lagi kepada pusat. Perubahan ini tentu

membawa suatu konsekuensi yang berat bagi setiap kepala daerah, yaitu

berupa semakin besarnya tanggung jawab untuk mengelola daerah sesuai

dengan prinsip tatakelola pemerintahan daerah yang baik.

Kondisi saat ini, masih ada daerah dalam penyelenggaraan

pemerintahannya yang belum siap dengan sistem pemerintahan yang baru

untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah sesuai dengan tatakelola

pemerintahan yang baik. Banyak terjadi kasus di sejumlah daerah yang

berkaitan dengan masalah korupsi, ketidakberesan, penyalahgunaan wewenang

dan jabatan, pelanggaran, dan masih banyak lagi kasus pidana lainnya.

Mengapa hal ini dapat terjadi? Lemahnya pengendalian internal dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan salah satu penyebab

terjadinya ketidakefisienan dan ketidakefektifan penyelenggaraan pemerintahan

daerah dan tentunya berdampak pada pemborosan anggaran dan keuangan

daerah. Di samping itu, akibat lemahnya pengendalian internal dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah, ada sebagian oknum di lingkungan

pemerintahan daerah yang tidak atau belum siap dengan berlakunya otonomi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

1Bab

Pendahuluan

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 8: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik02

daerah, terutama berkaitan dengan masalah etika dan moral dari oknum

pejabat pemerintahan daerah tersebut yang rendah. Di sisi lain, masih menjadi

tanda tanya besar di kalangan profesi audit internal mengenai sejauh mana

peran serta dari fungsi pengawasan termasuk para pejabat pengawas yang

berada di lingkungan fungsi pengawasan atau inspektorat daerah, baik tingkat

provinsi, kabupaten, maupun kota, terutama dalam upaya untuk mengawal

berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang memenuhi prinsip tata kelola pemerintahan daerah

yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam modul ”Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik” ini,

dibahas mengenai peran inspektorat di lingkungan pemerintahan daerah,

termasuk permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bagaimana

Inspektorat menerapkan peran dan fungsinya tersebut. Pembahasan dalam

modul juga mencakup berbagai elemen-elemen yang dibutuhkan agar

pengelolaan Inspektorat Daerah dapat efektif. Topik-topik yang dibahas pada

bab-bab di dalam modul ini, antara lain mengenai organisasi fungsi pengawasan

Inspektorat Daerah saat ini dan bagaimana harapannya di masa depan,

terutama dalam pengelolaan sumber daya manusia (staf audit) di Inspektorat

Daerah, perencanaan audit jangka panjang, dan pengendalian mutu pekerjaan

audit.

Modul ”Manajemen Fungsi Audit Internal ” ini merupakan satu paket

dengan modul-modul lain yang dibuat untuk program pendidikan dan

peningkatan kompetensi auditor inspektorat. Tujuan penyusunan modul ini

adalah untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme auditor inspektorat.

Setelah membaca dan mempelajari paket modul ini, para auditor inspektorat

dapat melaksanakan tugas auditnya dengan lebih berhasil.

B.Tujuan Pembelajaran Umum

Modul ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan kepada para

auditor Inspektorat Daerah tentang mengelola dengan efektif fungsi pengawasan

inspektorat. Dengan mempelajari modul ini, para auditor inspektorat dapat

memperoleh pengetahuan mengenai pengelolaan inspektorat dan elemen-

elemen yang dibutuhkan untuk menciptakan fungsi pengawasan yang efektif.

Diharapkan setelah mempelajari modul ini, para auditor inspektorat dapat

lebih menempatkan dirinya sebagai mitra kerja manajemen pemerintahan

daerah untuk pencapaian tujuan dan sasaran penyelenggaraan daerah yang

ditetapkan.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 9: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

03Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

C.Tujuan Pembelajaran Khusus

Modul ini diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan kepada

para auditor inspektorat untuk memahami dan menjelaskan pentingnya:

1. Peran dan arti penting fungsi pengawasan Inspektorat Daerah di dalam

membantu penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan tatakelola

pemerintahan daerah yang baik.

2. Membangun struktur organisasi fungsi pengawasan yang efektif dengan

dukungan dan komitmen kepala daerah dan seluruh satuan kerja perangkat

daerah.

3. Menetapkan persyaratan kualitas yang dibutuhkan para auditor inspektorat

dan peningkatan kompetensi profesional secara kontinyu.

4. Membuat suatu perencanaan audit yang terpadu dan strategis dikaitkan

dengan rencana strategi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

5. Membuat program peningkatan mutu pekerjaan dan kinerja auditor dalam

pelaksanaan tugas auditnya.

D.Deskripsi Singkat Struktur Modul

Pembahasan materi dalam modul ini lebih dimaksudkan untuk meningkat-

kan pengetahuan dan pemahaman mengenai pengelolaan fungsi pengawasan

Inspektorat Daerah. Topik-topik yang akan dibahas merupakan elemen-elemen

penting sebagai fondasi dan pilar yang sangat dibutuhkan untuk membangun

fungsi pengawasan yang efektif. Pada bagian awal dari modul, pembaca dapat

memperoleh gambaran mengenai bagaimana perkembangan dan arti penting

fungsi pengawasan inspektorat serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

Pada bab-bab berikutnya, para pembaca akan memperoleh pengetahuan yang

lebih rinci mengenai pilar-pilar yang dibutuhkan sebagai elemen-elemen penting

untuk membangun fungsi pengawasan Inspektorat Daerah.

Secara rinci, pembagian bab-bab dalam modul Manajemen Fungsi

Audit Internal Sektor Publik ini adalah sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Bab 2 Arti Penting dan Peran Inspektorat di Lingkungan Pemerintah Daerah.

Bab 3 Membangun Fungsi Pengawasan Inspektorat yang Kokoh di Sektor Publik.

Bab 4 Pengendalian Pekerjaan Audit di Inspektorat.

Bab 5 Pengelolaan dan Pengembangan Staf Audit di Inspektorat Daerah.

Bab 6 Program Kerja Pengawasan Tahunan dan Perencanaan Audit Jangka

Panjang.

Bab 7 Quality Assurance Fungsi Pengawasan Inspektorat.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 10: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik04

E. Metodologi Pembelajaran

Untuk mempelajari modul ini, peserta dianjurkan untuk membaca

seluruh materi yang ada serta mencoba latihan dan kasus yang disediakan

di dalam buku kerja (workbook) dari modul ini. Instruktur akan membantu

peserta untuk memahami materi melalui pemaparan di kelas. Agar proses

pendalaman materi dapat berlangsung secara baik, perlu dilakukan diskusi

kelompok sehingga seluruh peserta menjadi aktif dalam proses belajar-

mengajar.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 11: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

05

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan pembaca dapat:

• Menjelaskan arti dan peran penting fungsi pengawasan yang dilaksana-

kan oleh Inspektorat Daerah dalam membantu dan mendukung

terciptanya penyelenggaraan pemerintahanan daerah sesuai dengan

tatakelola yang baik dan memadai.

• Menjelaskan bagaimana pengelolaan yang efektif dari fungsi pengawasan

di sektor publik, khususnya di lingkungan pemerintahan daerah.

• Menjelaskan permasalahan dan tantangan ke depan yang dihadapi

fungsi pengawasan Inspektorat Daerah dan strategi yang tepat untuk

pengelolaan fungsi pengawasan inspektorat yang efektif.

A. Pendahuluan

Badan Pengawas Daerah (Bawasda) atau yang sekarang ini lebih

dipopulerkan dengan sebutan Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota (selanjutnya

di singkat dengan Inspektorat) merupakan suatu lembaga pengawasan di

lingkungan pemerintahan daerah, baik untuk tingkat provinsi, kabupaten, atau

kota, memainkan peran yang sangat penting dan signifikan untuk kemajuan

dan keberhasilan pemerintah daerah dan perangkat daerah di lingkungan

pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan di daerah dan

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Berhasilnya penugasan audit sangat tergantung pada bagaimana

fungsi pengawasan yang dijalankan dapat dikelola dengan memadai. Untuk

itu, pimpinan Inspektorat harus mampu mengelola dengan baik agar fungsi

pengawasan dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi penyelenggaraan

pemerintahan daerah secara keseluruhan.

Paradigma baru fungsi pengawasan di lingkungan pemerintahan

daerah membuka suatu cakrawala baru bahwa peran dan fungsi auditor

inspektorat tidak hanya dimaksudkan untuk mencari kelemahan-kelemahan

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

2BabArti Penting dan PeranInspektorat di Lingkungan

DaerahPemerintah

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 12: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik06

yang berhasil dijumpai atau diidentifikasi, melainkan juga berperan sebagai

mitra kerja pemerintah daerah untuk memudahkan setiap satuan kerja perangkat

daerah di unit kerja masing-masing agar dapat mencapai tujuan dan sasaran

kegiatan operasionalnya dengan efektif dan efisien. Begitu pula, ukuran

keberhasilan setiap pekerjaan audit tidak hanya tergantung dari banyaknya

temuan audit atau dapat dilaksanakannya seluruh rencana audit tahunan yang

telah ditetapkan, melainkan lebih ditekankan pada bagaimana rekomendasi

perbaikan yang disampaikan dapat ditindaklanjuti dengan baik dan berhasil.

Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian dan pertimbangan penting

auditor inspektorat dan pimpinan fungsi pengawasan di lingkungan pemerintahan

daerah. Untuk mencapai keinginan dan harapan tersebut, setiap pekerjaan

audit yang dilakukan harus terkoordinasi dengan baik antara fungsi pengawasan

dengan berbagai fungsi, aktivitas, kegiatan, ataupun program yang dijalankan

Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Bagaimanapun,

keberhasilan daerah untuk mencapai tujuannya tidak terlepas dari adanya

koordinasi yang efektif di antara berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah

selaku pelaksana urusan pemerintahan di daerah. Koordinasi yang terjalin

baik ini tentunya akan menjadi semakin lengkap dan sempurna dengan

keterlibatan Inspektorat yang menjalankan fungsi pengawasannya dengan

efektif dan diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi daerah untuk

pencapaian tujuan dan sasarannya.

B. Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan di daerah dilakukan

oleh berbagai pihak, antara lain oleh pejabat pemerintah daerah sebagai

jajaran manajemen dan oleh inspektorat. Pengawasan penyelenggaraan

pemerintahan daerah oleh pejabat pemerintah daerah dilakukan melalui

monitoring dan evaluasi atas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Monitoring

adalah kegiatan mengamati, mengawasi keadaan dan pelaksanaan di tingkat

lapangan yang secara terus menerus atau berkala di setiap tingkatan untuk

program yang sesuai dengan rencana yang telah disusun. Sementara itu,

evaluasi adalah proses kegiatan penilaian kebijakan daerah, akuntabilitas

kinerja daerah atau program dan kegiatan pemerintahan daerah untuk

meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kegiatan monitoring

dan evaluasi yang dimaksudkan di sini dilakukan terhadap administrasi umum

pemerintahan dan urusan pemerintahan daerah.

Pelaksanaan kegiatan pengawasan oleh inspektorat dikoordinasikan

oleh Kepala Inspektorat. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 13: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

07Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

No. 23 Tahun 2007, Kepala Inspektorat, baik di tingkat provinsi, kabupaten,

dan kota disebut dengan Inspektur Provinsi, dan Inspektur Kabupaten/Kota.

Kegiatan yang dilakukan oleh inspektorat adalah kegiatan pemeriksaan (audit),

yang meliputi:

1. Pemeriksaan secara berkala dan komprehensif terhadap kelembagaan,

pegawai daerah, keuangan daerah, barang daerah, dan urusan pemerintahan.

2. Pemeriksaan dana dekonsentrasi.

3. Pemeriksaan tugas pembantuan.

4. Pemeriksanaan terhadap kebijakan pinjaman dan hibah luar negeri.

Selain pemeriksaan tersebut, auditor Inspektorat dapat juga melakukan

pemeriksaan tertentu dan pemeriksaan terhadap laporan mengenai indikasi

kemungkinan terjadinya tindak penyimpangan, korupsi, kolusi, dan nepotisme

di dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pelaksanaan kegiatan

pengawasan ini dikoordinasikan oleh Kepala Inspektorat, yang dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 23 Tahun 2007, kepala

Inspektorat, baik di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota disebut dengan

Inspektur Jenderal, Inspektur Provinsi, dan Inspektur Kabupaten/Kota.

Setiap auditor di inspektorat daerah diharapkan dapat menerapkan

kecermatan profesinya dengan memadai. Dengan adanya berbagai perubahan

keadaan baik lingkungan pemerintahan daerah maupun di lingkungan inspektorat

itu sendiri, para auditor inspektorat juga dituntut untuk lebih memainkan peran

pentingnya sebagai konsultan internal pemerintah daerah dan mitra kerja yang

efektif dari para kepala daerah dan aparat pemerintah di Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) di daerahnya masing-masing. Begitu pula, dengan melihat

berbagai kegiatan pengawasan yang harus dijalankan, para auditor atau pejabat

pengawas pemerintah di inspektorat dituntut untuk selalu siap dan sigap dalam

melaksanakan peran dan fungsi pengawasannya.

C.Bagaimana Pengelolaan Inspektorat Daerah Saat Ini ?

Sebagaimana diketahui dan bukan suatu hal yang baru bahwa

permasalahan saat ini adalah umumnya inspektorat, baik tingkat provinsi,

kabupaten, dan kota, masih banyak yang belum dikelola dengan efektif dan

memadai sesuai dengan standar profesi dan kompetensi yang dibutuhkan.

Fungsi pengawasan yang dilakukan Inspektorat belum berfungsi dengan baik

karena masih ditata atau dikelola dengan cara yang tradisional dan belum

disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Masih banyak juga

persepsi yang keliru di lingkungan satuan kerja perangkat daerah mengenai

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 14: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik08

peran dan fungsi pengawasan inspektorat. Di satu sisi, harus disadari bahwa

gejala tersebut timbul disebabkan karena perilaku auditor inspektorat itu sendiri

yang kurang persuasif dalam melaksanakan penugasan auditnya ataupun

juga karena rendahnya kompetensi teknis yang dimiliki para auditor Inspektorat.

Sedangkan di sisi lainnya, masih banyak para pimpinan atau kepala daerah

serta sebagian aparat pemerintah daerah yang belum memahami sepenuhnya

arti penting dan peran fungsi pengawasan yang dijalankan oleh Inspektorat

Daerahnya. Banyak juga yang masih berpendapat bahwa auditor inspektorat

adalah pemeriksa yang dalam melaksanakan pekerjaan auditnya hanya

berusaha mencari kesalahan-kesalahan auditi dan tidak mempertimbangkan

hal yang sudah dicapai oleh audit.

Konsekuensi hubungan yang tidak harmonis ini seringkali mengakibatkan

timbul jurang pemisah (gap) atau konflik dan ketidaksukaan banyak orang

terhadap auditor inspektorat. Banyak juga yang berpandangan bahwa auditor

Inspektorat hanya memahami masalah audit dan pengendalian, sedangkan

bagaimana aktivitas operasional penyelenggaraan pemerintahan daerah,

termasuk berbagai kendala, permasalahan, kerentanan suatu kegiatan, atau

risiko serta potensinya di lingkungan daerah dianggap bukan sebagai wilayah

kompetensi auditor. Dengan demikian, auditor dianggap tidak ahli dan tidak

tahu menahu soal bagaimana aktivitas operasional atau penyelenggaraan

pemerintahan daerah dilaksanakan. Sebagai contoh, dalam pengadaan barang

atau jasa, auditor dianggap hanya memahami masalah pengendalian dan

auditnya saja. Auditor Inspektorat dianggap tidak memahami proses pengadaan,

peraturan perundangan yang melandasinya dan kendala-kendala yang dihadapi.

Hal tersebut memang ada benarnya, artinya bahwa hal itu merupakan pendapat

yang logis, karena auditor memang bukan ahli secara khusus di aktivitas

operasional tersebut.

Namun demikian, dengan keberadaan auditor ditengah-tengah aktivitas

mereka, diharapkan auditor dapat memberikan nilai tambah sehingga apa

pun kegiatan yang dilaksanakan, maka dapat dicapai dengan cara yang paling

efektif, efisien, dan ekonomis. Banyak pihak yang juga masih meyakini bahwa

keberadaan auditor hanyalah untuk “mencari” temuan, khususnya temuan

negatif, untuk membongkar kecurangan, penggelapan, atau pelanggaran yang

mengandung tindak pidana.

Masih sedikit sekali orang yang berpandangan bahwa auditor memiliki

potensi untuk berperan sebagai mitra kerja, yaitu konsultan dalam memudahkan

atau memberikan bantuan fasilitasi setiap orang yang melaksanakan aktivitas

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 15: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

09Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

operasional dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, terutama untuk

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Banyak pula orang

berpendapat bahwa kebanyakan masalah-masalah yang diungkapkan auditor

adalah masalah-masalah yang sudah berlalu (basi) sehingga laporan hasil

audit yang dibuat auditor merupakan hal yang sia-sia saja atau sudah terlambat

untuk pengambilan keputusan.

Sebagai simpulannya mengapa pengelolaan pada fungsi pengawasan

Inspektorat Daerah banyak belum efektif dan memadai, yaitu karena masih

adanya anggapan yang keliru bahwa fungsi pengawasan atau audit internal

yang ada di dalam suatu organisasi, seperti inspektorat adalah sekadar

memenuhi persyaratan struktur organisasi yang harus ada dan bukan dipandang

sebagai lembaga yang mampu untuk memberikan nilai tambah di dalam

organisasi, seperti halnya organisasi di pemerintahan daerah.

D.Tantangan Masa Depan Fungsi Pengawasan Inspektorat

Permasalahan saat ini adalah bagaimana membangun kepercayaan

masyarakat serta mengubah persepsi yang keliru mengenai auditor inspektorat

sebagai aparat pengawas internal pemerintah daerah. Tantangan atau pertanyaan

berikutnya adalah bagaimana agar pekerjaan audit yang dilaksanakan mampu

mengetahui dan mengidentifikasi dengan segera setiap permasalahan, risiko

dan potensinya yang dapat mengganggu kelancaran kegiatan dan program

yang sudah dicanangkan di daerah masing-masing, sehingga tujuan, target,

dan sasaran kegiatan yang sudah dianggarkan di dalam APBD dan program

pembangunan daerah dapat tercapai dengan cara yang paling efektif , ekonomis,

dan efisien. Semua upaya yang diinginkan ini sangat tergantung kepada fungsi

pengawasan itu sendiri, yaitu kepercayaan masyarakat dan keberhasilan

pekerjaan audit sangat tergantung pada bagaimana lembaga pengawasan ini

dapat dikelola dengan baik. Adanya tantangan ini merupakan titik tolak untuk

setiap pimpinan atau kepala inspektorat untuk mampu mengelola organisasi

fungsi pengawasannya dengan efektif.

Menyadari akan hal tersebut, penting bagi pimpinan atau kepala

inspektorat untuk dapat mentransformasi peran dari fungsi pengawasan

inspektorat daerah, di antaranya melalui:

• Pemantapan status dan kedudukan organisasi fungsi pengawasan

inspektorat yang mampu memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan

seluruh kegiatan dan program pemerintah daerah.

Page 16: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

• Penyusunan perencanaan pekerjaan audit yang efektif, baik untuk

perencanaan penugasan audit, program kerja pengawasan tahunan,

maupun perencanaan audit jangka panjang yang mengacu pada pola

rencana strategis dan rencana kerja seluruh satuan kerja perangkat daerah.

• Peningkatan kemampuan teknis dan profesionalisme para auditor di

lingkungan inspektorat daerah, yaitu agar peran aktifnya sebagai mitra

kerja Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

dapat ditingkatkan dan diwujudkan dengan berhasil.

• Penyempurnaan kebijakan, sistem, prosedur, dan pola pendekatan audit

dan fungsi pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah daerah

saat ini dan mendatang untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah yang

berhasil.

• Peningkatan hubungan dan koordinasi pekerjaan audit dan fungsi pengawasan

dengan auditor eksternal (misal: BPK) dan Perguruan Tinggi terutama berkaitan

dengan peran inspektorat daerah untuk mereviu laporan keuangan daerah

dan penilaian kinerja satuan kerja perangkat daerah, serta untuk meningkatkan

pengetahuan berbagai fungsi yang ada di pemerintahan daerah.

• Peningkatan komunikasi dan koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan

dengan para auditi di seluruh jajaran satuan kerja perangkat daerah.

• Sosialisasi dan promosi mengenai arti penting dan arah strategi dari

inspektorat daerah sebagai mitra kerja pemerintah daerah dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berhasil.

• Penciptaan iklim kerja yang konstruktif di lingkungan fungsi pengawasan

inspektorat daerah dan budaya kerja yang mendukung tata kelola

pemerintahan daerah yang baik.

Untuk merealisasikan hal tersebut, perlu diambil langkah-langkah

yang konkrit, antara lain melalui pembangunan citra fungsi pengawasan

inspektorat daerah dan pembangunan organisasi, manajemen, dan sumber

daya manusia (auditor) sehingga mampu memberikan nilai tambah, serta

mendukung terciptanya tatakelola pemerintahan yang baik, pengelolaan risiko

atas kegiatan dan program, serta penciptaan lingkungan pengendalian yang

memadai di lingkungan pemerintah daerah. Berbagai usaha ini tentunya harus

dimulai melalui penyusunan rencana kerja inspektorat yang mengacu pada

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik10

Page 17: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

11

rencana strategis dan kerja pemerintahan daerah serta didukung oleh berbagai

upaya perbaikan dan peningkatan pengelolaan fungsi pengawasan Inspektorat

Daerah yang efektif. Diharapkan Inspektorat dan seluruh pejabat pengawasnya

mengikuti terus perkembangan dan arah aktivitas kegiatan dan penyelenggaraan

program yang dilaksanakan oleh setiap satuan kerja perangkat daerah di

masing-masing daerahnya.

Untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada pemerintah daerah,

inspektorat juga diminta turut ambil bagian dalam melakukan pengawasan

dan pengendalian mutu pelayanan kepada publik atau masyarakat, khususnya

yang berada di lingkungan pemerintahan daerah. Dalam era otonomi daerah

yang dikembangkan saat ini, sudah selayaknya posisi fungsi pengawasan

inspektorat daerah menempati posisi yang strategis untuk mendukung usaha-

usaha pemerintah daerah dan seluruh satuan kerja perangkat daerah dalam

mewujudkan kesejahteraan untuk seluruh lapisan masyarakat daerah.

Untuk meningkatkan arti dan peran penting fungsi pengawasan

inspektorat di lingkungan pemerintahan daerah, para auditor inspektorat juga

harus secara aktif menjadi mitra kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah. Tidaklah

lengkap arti penting inspektorat tanpa diimbangi dengan perannya sebagai

konsultan dan katalis. Dewasa ini perkembangan dan paradigma baru auditor

internal baik di sektor privat maupun publik telah membawa perubahan yang

signifikan dalam peran dan fungsi auditor internal. Dari pengertian auditor

internal sesuai dengan tuntutan baru auditor internal yang dipublikasikan di

tahun 1999 oleh the Institute of Internal Auditors, Inc. (yaitu organisasi profesi

auditor internal internasional), peran dan fungsi auditor internal tidak lagi

hanya sekedar mendeteksi kesalahan (detective control), melainkan juga

untuk membantu mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan (preventive

control), serta mengarahkan atau mempertajam (directive control) aktivitas

operasional untuk mencapai tujuan atau target dan sasaran yang telah

ditetapkan. Dari pengertian tersebut, jelas keberadaan auditor internal harus

mampu memberikan nilai tambah bagi organisasi, serta mampu mendorong

terciptanya iklim tatakelola yang baik, pengelolaan risiko yang efektif, dan

penciptaan lingkungan pengendalian yang memadai. Wujud dari pengertian

tersebut adalah bahwa paling tidak seorang auditor internal harus memiliki

tiga peran, yaitu sebagai wacthdog (detective control), konsultan (preventive

control), dan katalis (directive control). Dari ketiga peran tersebut, dalam

perkembangan saat ini, bobot terbesar peran auditor internal adalah harus

sebagai konsultan, kemudian katalis, dan dalam jumlah bobot yang minimal

auditor internal juga menjalankan perannya sebagai watchdog.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Page 18: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Bagaimana menerapkan kondisi paradigma peran baru auditor internal

di lingkungan inspektorat? Dewasa ini, dengan berlakunya otonomi daerah,

setiap daerah dapat mengatur sendiri daerahnya dan tidak tergantung lagi

kepada pusat. Hal ini tentu membawa suatu konsekuensi yang berat bagi

setiap kepala daerah, yaitu berupa semakin besarnya tanggung jawab untuk

mengelola daerah sesuai dengan prinsip tata kelola pemerintahan daerah

yang baik. Dalam kenyataannya, banyak terjadi kasus di sejumlah daerah

yang berkaitan dengan masalah korupsi, penyalahgunaan wewenang dan

jabatan, pelanggaran, dan masih banyak lagi kasus pidana lainnya.

Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Di satu sisi mungkin disadari

bahwa masih ada oknum di pemerintahan daerah yang tidak siap dengan

berlakunya otonomi daerah dan etika dan moral oknum pejabat daerah tersebut

yang rendah, namun di sisi lain menjadi tanda tanya besar di kalangan profesi

audit internal mengenai sejauh mana peran serta fungsi pengawasan termasuk

di dalamnya auditor atau pejabat pengawas di lingkungan inspektorat daerah

dalam mengawal berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah.

Saat ini, masih ada kesan bahwa keberadaan fungsi pengawasan

inspektorat belum dioptimalkan sepenuhnya. Banyak kepala daerah maupun

satuan kerja perangkat daerah yang berada di bawah kepala daerah belum

mengetahui bahwa peran inspektorat sebenarnya bukan hanya mendeteksi sesuatu

yang sudah terjadi, melainkan juga harus lebih mengutamakan peran konsultan

dan katalisnya dalam mengawal berbagai kegiatan dan program yang dijalankan

di lingkungan pemerintahan daerah. Dengan demikian, apabila terdapat kondisi

yang berpotensi untuk menimbulkan risiko, auditor inspektorat dapat memberikan

rekomendasi yang konstruktif untuk meminimalkan peluang terjadinya risiko tersebut.

Oleh karenanya, sudah menjadi keharusan (mandatory) bagi seluruh

aparatur pemerintah daerah, yaitu pemerintah daerah dan seluruh satuan kerja

perangkat daerah untuk memberdayakan peran konsultan dan katalis dari

inspektorat. Dengan peran konsultan dan katalis ini, diharapkan berbagai

permasalahan dalam penyelenggaraan kegiatan dan program pemerintah

daerah dapat dicegah kemungkinan terjadinya atau diminimalkan dampak yang

ditimbulkannya. Perubahan paradigma ini harus benar-benar dilaksanakan oleh

para auditor inspektorat, artinya bahwa mereka harus memiliki komitmen yang

kuat untuk lebih mengembangkan peran konsultan dan katalisnya. Sementara

itu, diharapkan juga seluruh jajaran pemerintah daerah dan satuan kerja

perangkat daerah di bawahnya juga harus sudah menyadari peran konsultan

dan katalis dari para auditor inspektorat di daerahnya.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik12

Page 19: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

13

Untuk mewujudkan peran inspektorat sebagai konsultan dan katalis,

orang-orang di lingkungan inspektorat wajib mempunyai kompetensi yang

tinggi dalam bidangnya. Oleh karena itu, untuk merealisasikan kepentingan

tersebut, beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah:

• Para auditor atau pejabat pengawas di lingkungan inspektorat harus

meninggalkan paradigma lama untuk menuju paradigma baru sebagai

auditor internal di lingkungan pemerintah daerah.

• Dalam pelaksanaan pekerjaan penugasan di lapangan, para auditor

inspektorat harus lebih mengutamakan kepentingan pemerintah daerah

dalam pencapaian kegiatan dan progam yang sudah dicanangkan daripada

sekadar pencapaian target pekerjaan penugasan audit yang sudah

dijadwalkan di dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).

• Harus diperoleh komitmen yang tegas dan kontinyu dari pimpinan atau

kepala daerah serta seluruh jajaran satuan kerja perangkat daerah, yaitu

mengenai status, kedudukan, fungsi dan peran inspektorat di lingkungan

pemerintah daerah, bahwa unit kerja inspektorat merupakan bagian dari

struktur organisasi di pemerintahan daerah yang tidak dapat dipisahkan.

Jangan sampai ada kesan unit kerja inspektorat hanya sekadar melengkapi

struktur organisasi di pemerintahan daerah.

• Setiap pejabat pengawas atau auditor inspektorat harus selalu menunjukkan

nilai etika, integritas, dan komitmennya sebagai auditor profesional.

• Auditor inspektorat juga harus mampu bersikap independen dan obyektif

di dalam melaksanakan tugasnya, serta selalu menjunjung tinggi kejujuran

dalam setiap tindakan yang dilakukannya.

• Setiap perangkat daerah harus terbuka dengan masukan dari inspektorat

dan bersedia untuk menindaklanjuti temuan dalam rangka untuk perbaikan

kegiatan dan program di masa datang.

• Kepala inspektorat harus selalu siap untuk memberikan para staf terbaiknya

untuk dipromosikan atau kembali bergabung di berbagai aktivitas operasional

kegiatan atau program pada satuan kerja perangkat daerah.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Page 20: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik14

E. Pengelolaan Fungsi Pengawasan Inspektorat

Untuk merespon tantangan mengenai arti penting dan peran fungsi

pengawasan inspektorat di lingkungan pemerintah daerah, khususnya peran

konsultan dan katalisnya, setiap kepala inspektorat dan seluruh pimpinan di

jajaran pejabat pengawasnya dituntut untuk mampu melakukan pengelolaan

atau manajemen fungsi pengawasan inspektorat yang efektif. Berbagai upaya

dapat dilakukan untuk manajemen fungsi inspektorat yang efektif ini, di

antaranya adalah melalui peningkatan kompetensi teknis auditor di inspektorat,

menyamakan persepsi dengan auditi (kepala daerah dan seluruh aparatur

pemerintah daerah) mengenai peran dan fungsi inspektorat, peningkatan dan

penyempurnaan berbagai kebijakan dan prosedur audit, pemanfaatan

pendekatan audit yang sesuai dengan kebutuhan daerah, dan koordinasi

pekerjaan audit dengan pihak terkait lainnya, termasuk dengan auditor eksternal.

Pengelolaan atas fungsi pengawasan inspektorat tidak hanya terbatas

pada struktur organisasinya saja, melainkan juga termasuk pada pekerjaan

audit yang dilaksanakan. Pengendalian pekerjaan audit dimulai dari sebelum

pelaksanaan pekerjaan audit hingga pelaporan dan pemantauan tindak lanjut

terhadap rekomendasi yang disarankan, termasuk juga evaluasi mengenai

apakah pendekatan audit yang diterapkan sudah sesuai dengan kebutuhan

atau keadaan. Proses audit ini merupakan suatu proses yang kontinyu

sepanjang kegiatan dan program di pemerintah daerah dilaksanakan.

Keberhasilan manajemen fungsi pengawasan atau audit internal

inspektorat tidak boleh diukur dari volume atau jumlah temuan yang berhasil

dikumpulkan, melainkan juga harus lebih diarahkan pada manfaat apa yang

diterima dengan keberadaan dan hasil kerja Inspektorat. Beberapa ukuran

keberhasilan pengelolaan fungsi pengawasan inspektorat daerah yang efektif,

di antaranya adalah:

• Keberadaan fungsi pengawasan inspektorat dapat menciptakan nilai tambah

dan meningkatkan pengawasan yang efektif dan memadai dalam penyeleng-

garaan pemerintahan daerah dengan mengacu pada praktik-praktik dan

tata kelola pemerintahan yang baik.

• Kepala daerah mengajak kepala inspektoratnya dan/atau pejabat pengawas

di lingkungan inspektorat untuk membahas secara bersama berbagai

masalah penting atau signifikan dan kritikal yang membutuhkan penanganan

dan pengambilan keputusan yang segera.

Page 21: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

15Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

• Unit-unit kerja operasional atau satuan kerja perangkat daerah di lingkungan

pemerintahan daerah meminta auditor inspektorat untuk membantu

kelancaran kegiatan dan/atau program pemerintah daerah yang sedang

dan akan dilaksanakan.

• Auditor inspektorat dijadikan sumber untuk menetapkan nominasi mengisi

formasi di lingkungan pemerintah daerah.

• Meningkatnya kemampuan teknis dan analisis para auditor inspektorat

sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan daerah.

• Meningkatnya kepuasan kepala daerah dan satuan kerja perangkat daerah

terhadap hasil kerja auditor inspektorat.

Untuk mewujudkan manajemen fungsi pengawasan inspektorat daerah yang

efektif, berikut ini komponen-komponen yang menjadi fondasi dan pilar utama

keberhasilan manajemen fungsi pengawasan inspektorat daerah adalah:

Organisasi fungsi pengawasan Inspektorat yang kokoh.

• Pengendalian pekerjaan audit di lingkungan Inspektorat

• Pengelolaan dan pengembangan staf audit Inspektorat

• Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dan Perencanaan

Audit Jangka Panjang fungsi pengawasan Inspektorat

• Pelaksanaan Quality Assurance fungsi pengawasan Inspektorat.

Catatan:

Untuk selanjutnya, pada bab-bab berikut akan dibahas secara lebih rinci masing-

masing komponen yang menjadi fondasi dan pilar utama keberhasilan manajemen

fungsi pengawasan Inspektorat di lingkungan pemerintahan daerah.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 22: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik16

Halaman ini sengaja dikosongkan

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 23: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

17

A.Pendahuluan

Seperti aktivitas atau kegiatan lainnya di dalam suatu organisasi pada

lazimnya, keberhasilan fungsi pengawasan sangat tergantung pada bagaimana

fungsi ini dapat dikelola dengan baik. Pengelolaan yang baik dan efektif

menuntut penerapan strategi yang tepat atas fungsi pengawasan ini melalui

pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia dan komunikasi yang efektif di

antara semua pihak yang terlibat dan pihak pengguna jasa fungsi pengawasan

sebagai bagian dari pelayanannya kepada publik atau masyarakat.

Harus diakui bahwa pekerjaan audit yang efektif merupakan hasil dari

berbagai aktivitas yang dikoordinasikan, direncanakan, dan dilaksanakan

dengan memadai. Untuk memenuhi keinginan ini, dibutuhkan manajemen yang

baik, dimulai dari sebelum pekerjaan audit dilaksanakan, pelaksanaan auditnya,

dan kemudian dilanjutkan dengan penyampaian laporan, dan pemantauan

tindak lanjutnya. Manajemen fungsi pengawasan yang dimaksudkan di sini

adalah berbagai keputusan dan aktivitas yang berhubungan langsung dengan

pekerjaan audit, termasuk penugasan audit itu sendiri, supervisi, reviu, dan

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan pembaca dapat:

• Menjelaskan konsep dasar keberhasilan fungsi pengawasan

inspektorat.

• Menjelaskan kedudukan organisasi Inspektorat dalam struktur

organisasi di Pemerintahan Daerah

• Menjelaskan arti penting independensi dan obyektivitas organisasi

fungsi pengawasan Inspektorat.

• Menjelaskan perlunya pedoman atau manual kebijakan dan prosedur

audit untuk menciptakan konsistensi pelaksanaan pekerjaan audit.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

3BabMembangun Organisasi

diInspektorat yang Kokoh

Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 24: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik18

evaluasi atas pekerjaan-pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Dalam arti

yang lebih luas, manajemen fungsi pengawasan meliputi seluruh pekerjaan

administratif dan berbagai aktivitas kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan

fungsi pengawasan.

Persyaratan lain yang juga menjadi kunci keberhasilan fungsi

pengawasan adalah kepemimpinan yang kuat atas fungsi pengawasan.

Pimpinan di fungsi pengawasan haruslah orang yang sangat mengerti akan

kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan oleh berbagai komponen dan perangkat

di organisasi secara keseluruhan. Di samping itu, pimpinan fungsi pengawasan

harus paham berbagai kemungkinan risiko dan aktivitas pengendalian yang

dibutuhkan untuk memantapkan langkah organisasi secara keseluruhan dalam

tujuan, target, dan sasaran yang telah ditetapkan dan yang ingin dicapai dari

pelaksanaan aktivitas operasional yang sistematis. Dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang memenuhi tata kelola yang baik, fungsi pengawasan

(inspektorat) diharapkan dapat memberikan dukungan yang memadai untuk

keberhasilan pencapaian berbagai kegiatan dan program daerah yang telah

ditetapkan.

Dalam hubungannya dengan fungsi pengawasan di Inspektorat Daerah,

seorang inspektur sebagai pimpinan fungsi pengawasan harus mampu

menunjukkan kontribusi yang berarti dari fungsi pengawasan inspektorat untuk

keseluruhan organisasi dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pimpinan

fungsi pengawasan harus memiliki latar belakang yang kuat dan memadai

baik dari pendidikan maupun pengalamannya. Di samping itu, ia juga harus

memiliki perilaku dan sikap mental yang dapat menjadi contoh bagi seluruh

jajaran di bawahnya. Perilaku dan sikap mental yang memadai harus dapat

diwujudkan melalui nilai etika, integritas, dan komitmen yang dibangun dan

dilaksanakan di dalam tugas kesehariannya sebagai pimpinan. Dukungan dari

atas, yaitu kepala daerah sebagai pimpinan eksekutif tertinggi di daerah juga

harus diperoleh untuk memudahkan menjalankan peran dan tugasnya

memimpin fungsi pengawasan yang berhasil.

B.Fondasi Keberhasilan Fungsi Pengawasan Inspektorat

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 tahun 2007 yaitu

tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah (pasal 3) menyatakan bahwa pengawasan atas administrasi umum

pemerintahan dan urusan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh Pejabat

Pengawas Pemerintah. Selanjutnya dalam pasal tersebut juga dikatakan

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 25: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

19Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Pejabat Pengawas Pemerintahan

dikoordinasikan oleh Inspektur Jenderal, yaitu sebagai kepala inspektorat.

Berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan audit yang berada di bawah kendalinya,

tanggung jawab seorang kepala inspektorat meliputi penyusunan rencana

pengawasan jangka panjang yang kemudian diwujudkan dalam bentuk Program

Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT), pelaksanaan penugasan pengawasan,

menuangkan hasil pengawasan ke dalam laporan hasil audit, memantau tindak

lanjut hasil audit, dan pemutakhiran atas pelaksanaan tindak lanjut.

Di samping tanggung jawab yang dibebankan kepadanya, kepala

inspektorat daerah mempunyai tugas untuk mengelola administratif fungsi

pengawasannya (inspektorat) agar diperoleh pengelolaan inspektorat yang

efektif, efisien, dan ekonomis. Pengelolaan yang efektif atas inspektorat ini

menuntut kemampuan memimpin yang efektif dari seorang kepala inspektorat.

Kepala inspektorat juga bertanggung jawab mengarahkan seluruh auditornya

agar program kerja pengawasan tahunan yang telah ditetapkan dapat

dilaksanakan dengan memadai. Selanjutnya untuk memastikan keberhasilan

fungsi pengawasan dalam memberikan kontribusi yang berarti, seorang kepala

inspektorat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh jajaran

auditornya dalam memantau efektivitas tindak lanjut atas rekomendasi atau

perbaikan yang disarankan terhadap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan

daerah yang masih mengandung kelemahan.

Untuk pelaksanaan pekerjaan pengawasan yang efektif, maka kepala

daerah melalui pejabat pengawas pemerintah mempunyai kewenangan untuk

melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah. Pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan,

pemantauan, dan evaluasi. Dengan demikian, seorang inspektur atau kepala

inspektorat baik untuk tingkat provinsi, kabupaten, maupun kota mempunyai

tugas dan tanggung jawab yang cukup berat untuk melaksanakan kewenangan

yang diberikan kepadanya.

Permasalahan yang mungkin timbul adalah apakah tugas, tanggung

jawab, dan kewenangan yang dibebankan kepadanya, didukung oleh komitmen

pimpinan tertinggi di daerah, yaitu kepala daerahnya atau sebaliknya. Sangat

sulit bagi seorang inspektur untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab

yang dibebankan kepadanya tanpa dukungan dari pemerintah daerah dan

jajaran satuan kerja perangkat daerah di bawahnya. Dukungan dan komitmen

ini sebenarnya sangat tergantung pada nilai tambah dan manfaat yang dapat

dikontribusikan fungsi pengawasan inspektorat kepada seluruh perangkat

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 26: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

daerah. Tentunya harapan yang ingin dicapai dari kegiatan di pemerintahan

daerah adalah agar anggaran pemerintah daerah dapat terserap dengan efektif

dan efisien dan seluruh kegiatan dan progam mencapai target dan sasarannya

dengan cara yang paling optimal. Seorang kepala inspektorat harus mampu

mengelola fungsi pengawasannya secara efektif dan efisien, untuk memastikan

bahwa kegiatan inspektorat benar-benar dapat memberikan kontribusi atau

nilai tambah untuk keseluruhan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Untuk membangun fungsi pengawasan inspektorat daerah yang kokoh,

fondasi yang harus dibangun oleh seorang inspektur yang bertanggung jawab

untuk memimpin dan mengelola fungsi pengawasan inspektorat adalah bahwa:

• Seorang inspektur harus menyusun perencanaan penugasan auditnya, dan

bila mungkin, menggunakan perencanaan audit berbasis risiko. Pendekatan

ini merupakan pendekatan yang paling muktahir di dalam pekerjaan audit.

Dengan penerapan pendekatan ini maka akan memudahkan pejabat

pengawas pemerintahan daerah untuk menetapkan prioritas kegiatan

pengawasan yang dilaksanakan.

• Seorang Inspektur harus mengkomunikasikan dengan baik rencana kegiatan

audit dan kebutuhan sumber daya kepada pihak yang memiliki otoritas,

yaitu pemerintah daerah. Komunikasi ini penting untuk meminta komitmen

dari kepala pemerintah daerah terhadap penyelenggaran fungsi pengawasan

yang efektif.

• Seorang Inspektur harus memastikan bahwa seluruh sumber daya fungsi

pengawasan telah memadai dan dapat digunakan secara efektif untuk

merealisasikan rencana-rencana yang telah disetujui agar dapat diperoleh

hasil pengawasan yang optimal.

• Seorang Inspektur harus menyusun kebijakan dan prosedur audit sebagai

pedoman bagi seluruh pejabat pengawas pemerintahan untuk pelaksanaan

kegiatan fungsi pengawasan yang konsisten.

• Seorang Inspektur harus berkoordinasi dengan pihak internal dan eksternal

organisasi yang melakukan pekerjaan audit, yaitu untuk memastikan bahwa

seluruh ruang lingkup penugasan sudah memadai dan menghindarkan

atau meminimalkan kemungkinan adanya duplikasi dalam pekerjaan audit.

• Seorang Inspektur harus menyampaikan laporan secara berkala kepada

kepala daerahnya mengenai bagaimana kegiatan fungsi pengawasan

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik20

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 27: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

21

dilaksanakan. Umumnya, laporan yang disampaikan memuat informasi,

antara lain: perbandingan rencana dan realisasi yang mencakup sasaran,

wewenang, tanggung jawab, dan kinerja inspektorat sebagai fungsi

pengawasan.

Sebagai wujud dari pelaksanaan tugasnya, seorang inspektur harus memiliki

wewenang untuk dapat mengarahkan program kerja pengawasannya secara

komprehensif. Disamping itu, sebagai orang yang memimpin fungsi pengawasan

inspektorat, ia dan seluruh pejabat pengawas pemerintah daerah harus memiliki

wewenang untuk dapat melakukan akses yang penuh, bebas, dan tidak

terbatas terhadap:

• Administrasi umum pemerintahan, yang meliputi: kebijakan daerah,

kelembagaan, pegawai daerah, keuangan daerah, dan barang daerah.

• Urusan pemerintahan, yang meliputi: urusan wajib, urusan pilihan, dana

dekonsentrasi, tugas pembantuan, dan kebijakan pinjaman hibah luar negeri.

Sementara itu, untuk melaksanakan wewenang yang diberikan kepada pimpinan

fungsi pengawasan dan jajaran staf auditnya, pimpinan Inspektorat Daerah

bertanggung jawab atas:

• Kebijakan audit yang ditetapkan untuk memudahkan pelaksanaan berbagai

kegiatan pengawasan dan mengarahkan fungsi teknis dan administratif

inspektorat.

• Pengembangan dan pelaksanaan program kerja pengawasan yang

komprehensif untuk mengevaluasi pengendalian atas kegiatan dan program

dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dan mengidentifikasi

permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

• Pengujian efektivitas seluruh tingkatan perangkat kerja daerah dan

ketaatannya terhadap kebijakan dan peraturan pemerintah daerah yang

berlaku dan relevan.

• Pelaksanaan reviu atas prosedur dan dokumen/catatan dari penyelenggaraan

kegiatan dan program pemerintah daerah untuk memastikan kecukupan

terhadap tujuan dan sasaran pemerintahan daerah.

• Pelaksanaan pengujian khusus atas permintaan pemegang otoritas

pengawasan di daerah (kepala daerah dan DPRD) atas permasalahan

khusus yang terjadi.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Page 28: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik22

• Sesuai dengan buku pedoman Standar Profesi Audit Internal (SPAI)

mengenai bagaimana tugas, wewenang dan tanggung jawab kepala

inspektorat, seorang inspektur bertanggung jawab untuk mengelola secara

layak fungsi pengawasannya, sehingga:

• Pekerjaan audit memenuhi tujuan dan tanggung jawabnya serta sesuai

dengan pedoman kebijakan audit sebagaimana yang telah digambarkan

di dalam audit charter fungsi pengawasan inspektorat.

• Sumber-sumber yang tersedia dan dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan

audit di fungsi pengawasan diberdayakan dan dioptimalkan dengan cara-

cara yang paling efektif dan efisien.

• Pekerjaan penugasan audit telah memenuhi atau sesuai dengan apa yang

telah ditetapkan dalam persyaratan profesi.

C. Kedudukan Inspektorat di Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah

Hingga saat ini, masih terdapat berbagai pandangan, argumentasi,

atau opini yang luas mengenai di mana sebaiknya posisi kedudukan inspektorat

sebagai fungsi pengawasan ini harus ditempatkan di dalam struktur organisasi

pemerintahan daerah, yaitu agar efektif dan memenuhi persyaratan profesi.

Sebagian besar sepakat bahwa fungsi pengawasan harus ditempatkan dan/atau

bertanggung jawab langsung kepada pimpinan tertinggi di organisasi. Dalam

hal ini, untuk lingkungan pemerintahan daerah kepala inspektorat hendaknya

bertanggung jawab langsung kepada kepala daerahnya. Alasan yang mendasari

dari kesepakatan profesi ini adalah agar inspektorat memiliki jarak pandang,

wewenang, dan tanggung jawab yang memadai untuk mengevaluasi penilaian

manajemen atas aktivitas pengendalian internal yang terpasang di organisasi

pemerintahan daerah, termasuk juga mengevaluasi kemampuan pemerintah

daerah dan satuan kerja perangkat daerah yang ada di bawahnya dalam

mencapai tujuan operasional kegiatan dan program daerah secara efektif,

serta mengevaluasi efektivitas pemerintah daerah dalam mengelola, memantau,

dan meminimalkan risiko dikaitkan dengan pencapaian tujuan daerah yang

telah ditetapkan.

Dengan kedudukan yang tinggi dalam organisasi pemerintahan daerah,

inspektorat daerah diharapkan akan mampu memberikan peran konsultatif dan

katalisnya secara luas kepada berbagai jajaran pemerintah daerah, sehingga

seluruh jajaran perangkat daerah dari tingkatan tertinggi hingga terendah dapat

Page 29: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

23

memanfaatkan keahlian profesional auditor di bidang konsultatif ini dalam

pelaksanaan dan penyelesaian berbagai kegiatan dan program daerahnya.

Banyak pemerintah daerah dan jajaran perangkat daerah yang mulai menyadari

pentingnya menempatkan fungsi pengawasan inspektorat di posisi yang paling

maksimal dan terpisah dari aktivitas atau kegiatan operasional rutin

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kedudukan yang maksimal ini

memungkinkan fungsi pengawasan mampu secara memadai mengevaluasi

efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola yag diterapkan

di dalam kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Setiap pemerintah daerah, yaitu Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan

perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah harus

memberikan komitmen yang penuh dan mendukung keberadaan inspektorat

yang menjalankan fungsi pengawasan daerah. Untuk tetap menjaga

independensi dan obyektifitas inspektorat, kedudukan inspektorat harus bebas

dari berbagai kegiatan administratif dan penyelenggaraan urusan pemerintahan

daerah.

Inspektorat tidak boleh terlibat baik langsung ataupun tidak langsung

dengan urusan pemerintahan daerah. Fungsi inspektorat adalah memberikan

pelayanan kepada pemerintah daerah dan seluruh satuan kerja perangkat

daerah. Secara administratif, kepala inspektorat harus melaporkan hasil

pengawasannya kepada pemerintah daerah, dalam hal ini kepada gubernur,

bupati atau walikota, dan secara fungsional mengkoordinasikan hasil

pengawasannya dengan aparat pengawasan lainnya, baik internal maupun

eksternal.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada Bagian Ketiga

Pasal 5, ayat 5 dijelaskan bahwa Inspektur (Kepala Inspektorat) dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada

gubernur dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari sekretaris

daerah. Dalam pasal 12 tersebut juga dinyatakan bahwa Inspektur Kabupaten/

Kota (Kepala Inspektorat di tingkat Kabupaten/Kota) dalam melaksanakan

tugasnya bertanggung jawab langsung kepada bupati/walikota dan secara

teknis administratif mendapat pembinaan dari sekretaris daerah. Diagram di

bawah ini merupakan garis besar dari struktur organisasi pokok perangkat

daerah yang menggambarkan kedudukan dan status organisasi dari inspektorat

sebagai fungsi pengawasan dalam lingkungan penyelenggaraan pemerintahan

daerah.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Page 30: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

D.Audit Charter Inspektorat

Untuk lebih memperkuat posisi atau kedudukan dari fungsi peng-

awasannya di lingkungan pemerintahan daerah, kepala inspektorat harus

membuat “Audit Charter”, yaitu dokumen tertulis formal yang merumuskan

tujuan, wewenang, dan tanggung jawab inspektorat dalam menjalankan fungsi

pengawasannya. Audit Charter inspektorat adalah anggaran dasar dari unit

kerja inspektorat sebagai fungsi pengawasan yang menggambarkan tujuan,

wewenang, dan tanggung jawab dari inspektorat yang melaksanakan dan

berperan sebagai fungsi pengawasan internal di lingkungan pemerintah daerah.

Dokumen audit charter inspektorat memuat informasi penting mengenai:

• Posisi atau kedudukan inspektorat yang menjalankan peran dan fungsi

pengawasan di lingkungan pemerintahan daerah.

• Wewenang untuk melakukan akses ke catatatan/dokumen, personil/ pegawai,

barang atau harta kekayaan daerah sesuai dengan penugasan audit yang

dilakukan.

• Perumusan ruang lingkup fungsi pengawasan yang harus tercakup di

dalam program kerja inspektorat.

• Fondasi dari independensi, wewenang, dan status organisasi fungsi

pengawasan inspektorat.

• Dokumen audit charter yang ada di inspektorat juga menggambarkan

dukungan pemerintah daerah terhadap eksistensi dari fungsi pengawasan.

Komitmen kepala pemerintahan daerah akan fungsi pengawasan harus

24 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Kepala PEMDA DPRD

InspektoratSEKDA

BAPPEDA

DINAS DINAS DINAS DINAS DINAS

Page 31: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

25

dituangkan di dalam dokumen audit charter. Mengapa demikian? Agar efektif

dan dapat dipatuhi, audit charter harus ditandatangani oleh pimpinan tertinggi

di lingkungan pemerintahan daerah, dalam hal ini untuk pemerintah daerah

setingkat provinsi, kabupaten, atau kota, maka tingkatan kepala daerahnya

yang harus menandatangani dokumen audit charter ini adalah gubernur,

bupati, atau walikota.

• Dokumen audit charter tidak hanya sekadar untuk disimpan di ruang

inspektorat. Dokumen audit charter harus disebar dan didistribusikan ke

seluruh jajaran pemerintah daerah dan satuan kerja perangkat daerah,

yaitu agar mereka semua mengetahui dan memahami peran dan fungsi

pengawasan yang dilaksanakan oleh inspektorat. Di samping itu, mengapa

seluruh perangkat daerah perlu mendapatkan dokumen audit charter ini

adalah agar tercipta koordinasi pekerjaan yang baik dan agar semua pihak

mengetahui dan memahami kedudukan, status, dan posisi inspektorat

dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Komitmen dari pemerintah daerah akan peran dan fungsi inspektorat sangat

diperlukan, terutama dalam menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi yang

disarankan. Dokumen audit charter yang harus dimiliki oleh inspektorat

umumnya terdiri dari dua dokumen penting yang ada di dalamnya, yaitu:

Pernyataan Wewenang dan Tanggungjawab Inspektorat

Merupakan suatu dokumen yang memuat apa yang menjadi wewenang dan

tanggung jawab kepala inspektorat dan staf auditornya dalam menjalankan

peran dan fungsinya. Dokumen ini menggambarkan bagaimana perhatian

pemerintah daerah terhadap tujuan, misi, dan wewenang inspektorat di lingkungan

pemerintahan daerah. Dokumen ini harus betul-betul dibuat dengan baik karena

akan memberikan wewenang apa yang dibutuhkan dan tanggungjawab apa

yang harus dibebankan kepada auditor dalam menjalankan penugasan auditnya.

Pernyataan Kebijakan Fungsi Pengawasan

Dukungan dan komitmen manajemen terhadap eksistensi, peran dan fungsi

dari inspektorat harus dinyatakan dengan jelas dan tertulis serta disebarluaskan.

Dokumen ini memuat apa yang menjadi ruang lingkup pengawasan, kedudukan

dan status organisasi fungsi pengawasan di lingkungan pemerintah daerah,

tujuan dari fungsi pengawasan khususnya mengenai nilai tambah dan kontribusi

untuk meningkatkan tata kelola yang baik, wewenangnya untuk melaksanakan

penugasan audit, menerbitkan laporan hasil audit, membuat rekomendasi,

dan evaluasi tindakan perbaikan.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Page 32: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Pada halaman berikut dapat dilihat contoh dari dokumen audit charter Inspektorat

yang merupakan wujud peran dan fungsi pengawasan Inspektorat di lingkungan

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dokumen audit charter ini terdiri dari

dua bagian atau dokumen sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya,

yaitu dokumen yang memuat (1) Pernyataan Wewenang dan Tanggungjawab

Inspektorat dan (2) Pernyataan Kebijakan Fungsi Pengawasan, yang merupakan

dua dokumen dari dokumen audit charter sebagai satu kesatuan dokumen

yang tidak dapat dipisahkan dan harus dimiliki setiap fungsi pengawasan

Inspektorat sebagai wujud dukungan dan komitmen pemerintah daerah dan

seluruh satuan kerja perangkat daerah terhadap keberadaan dan peran

penting dari fungsi pengawasan inspektorat.

Badan Pengawas Daerah

Provinsi/Kabupaten/Kota ...........

PERNYATAAN MENGENAI WEWENANG & TANGGUNG JAWAB

Wewenang

Inspektur (Kepala Inspektorat) memiliki wewenang untuk mengarahkan

program kerja pengawasan secara luas dan komprehensif di lingkungan

Pemerintahan Daerah. Inspektur Provinsi/Kabupaten/Kota melalui Pejabat

Pengawas Pemerintah (auditor) melakukan pengujian dan evaluasi kecukupan

dan efektivitas sistem pengendalian manajemen yang diselenggarakan Satuan

Kerja Perangkat Daerah yaitu untuk mengarahkan berbagai aktivitas menuju

pencapaian tujuan sesuai dengan kebijakan dan rencana Pemerintah Daerah.

Dalam pencapaian aktivitas-aktivitas tersebut, Inspektur Provinsi/Kabupaten/

Kota dan seluruh Pejabat Pengawas Pemerintah (auditor) memiliki wewenang

untuk dapat melakukan akses yang penuh, luas, bebas, dan tidak terbatas

terhadap Adminsitrasi Umum Pemerintahan dan Urusan Pemerintahan

Daerah.

Tanggungjawab

Inspektur (Kepala Inspektorat) bertanggung jawab terhadap:

• Penyusunan kebijakan untuk berbagai aktivitas program pengawasan,

serta pengarahan terhadap fungsi teknis dan administratifnya.

• Pengembangan dan pelaksanaan program pengawasan yang komprehensif

untuk penilaian pengendalian manajemen yang diselenggarakan melalui

berbagai aktivitas.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik26

Page 33: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

27Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

• Pengujian efektivitas seluruh pemerintah daerah dan satuan perangkat

kerja daerah dalam mengurus sumber-sumber daerah serta ketaatannya

dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.

• Rekomendasi perbaikan dari sistem pengendalian manajemen yang didesain

untuk mengamankan sumber-sumber daerah, peningkatan pertumbuhan

daerah, dan memastikan ketaatan terhadap kebijakan dan peraturan daerah.

• Reviu prosedur dan catatan untuk memastikan kecukupannya mencapai

tujuan dimaksud, menilai kebijakan dan rencana berhubungan dengan

aktivitas atau fungsi yang direviu.

• Otorisasi penerbitan laporan hasil audit, termasuk rekomendasi perbaikan

yang disarankan.

• Penilaian kecukupan tindakan yang telah dilakukan untuk menindaklanjuti

kondisi kelemahan yang dilaporkan, penerimaan kecukupan tindakan

perbaikan, reviu yang kontinyu dengan pihak yang terkait sampai penyelesaian

yang memuaskan atas suatu masalah diperoleh.

• Pelaksanaan audit khusus yang diminta Pejabat Pemerintah Daerah,

termasuk reviu representasi/laporan yang dibuat oleh pihak di luar organisasi.

Berperan dalam kapasitasnya sebagai konsultan internal daerah yang

melingkupi area yang menjadi tanggungjawabnya.

Badan Pengawas Daerah

Provinsi/Kabupaten/Kota ...........

PERNYATAAN KEBIJAKAN

Merupakan kebijakan Pemerintah Daerah untuk menetapkan dan mendukung

Fungsi Pengawasan (Inspektorat) sebagai suatu fungsi penilai yang independen

untuk menguji dan mengevaluasi aktivitas di lingkungan Pemerintah Daerah.

Fungsi Pengawasan (Inspektorat) secara administratif melaporkan hasil

pengawasannya kepada Pejabat Pemerintah Daerah dan secara fungsional

mengkoordinasikan hasil pengawasannya dengan aparat pengawasan lainnya

yang terkait, baik internal maupun eksternal. Dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya, Pejabat Pengawas Pemerintah (auditor) memiliki akses

yang penuh, luas, bebas, dan tidak terbatas terhadap Adminsitrasi Umum

Pemerintahan dan Urusan Pemerintahan Daerah.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 34: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Tujuan utama dari Fungsi Pengawasan (Inspektorat) adalah membantu

Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam melaksanakan

tanggungjawabnya. Fungsi Pengawasan juga memberikan analisis, rekomendasi,

konseling, dan informasi berkenaan dengan aktivitas yang direviu.

Misi Fungsi Pengawasan (Inspektorat) adalah:

1. Mereviu penyelenggaraan pemerintahan oleh pemerintah daerah secara

berkala untuk menentukan apakah penyelenggaraan pemerintahan daerah

dilaksanakan secara efisien dan efektif.

2. Menentukan kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian accounting

dan operasional di lingkungan pemerintahan daerah.

3. Mereviu keandalan dan integritas informasi keuangan dan operasional dan

alat-alat yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi,

dan melaporkan informasi tersebut.

4. Mereviu sistem yang dibangun untuk memastikan ketaatan terhadap

berbagai kebijakan, rencana, prosedur, undang-undang, dan regulasi yang

dapat berpengaruh terhadap operasional, penyelenggaraan pemerintahan

daerah dan pelaporannya, serta menentukan kepatuhannya. Bila perlu,

memberikan saran kebijakan.

5. Mereviu alat-alat yang digunakan untuk mengamankan kekayaan daerah

dan memverifikasi keberadaan kekayaan daerah tersebut.

6. Menilai tingkat efisiensi dan ekonomis sumber-sumber yang digunakan,

mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kinerja operasional daerah,

dan merekomendasikan solusi yang sesuai atas permasalahan yang timbul.

7. Mereviu kegiatan dan program dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah, yaitu untuk memastikan apakah hasil yang dicapai konsisten

dengan tujuan dan sasarannya, dan apakah kegiatan dan program

dilaksanakan sesuai dengan rencana.

8. Menyajikan tindak lanjut yang memadai untuk memastikan tindakan

perbaikan dilakukan dan cukup efektif.

9. Mengkoordinasi pekerjaan audit dengan aparat pengawasan (auditor)

eksternal (BPK).

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik28

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 35: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

29Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

E. Independensi dan Obyektivitas Inspektorat

Mengenai independensi inspektorat sebagai fungsi pengawasan di

lingkungan pemerintahan daerah, satu hal yang harus menjadi ciri atau

karakteristik melekat yang menunjukkan independensi ini adalah bahwa

inspektur atau kepala inspektorat melaporkan hasil pengawasannya kepada

kepala daerah sebagai tingkatan pimpinan tertinggi dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Inspektorat yang melaksanakan fungsi pengawasan

juga harus bebas dari campur tangan pihak-pihak yang dapat mempengaruhi

secara tidak fair untuk penetapan ruang lingkup audit, pelaksanaan pekerjaan

audit, dan komunikasi hasil audit.

Untuk mempertahankan independensinya, unit kerja inspektorat harus

mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah sehingga para pejabat

pengawas pemerintahan ini (auditor inspektorat) akan mendapatkan kerjasama

dari perangkat daerah yang menjadi auditinya dan bebas melaksanakan

pekerjaan auditnya dari gangguan-gangguan yang dapat menghambat atau

mempengaruhi pekerjaan audit. Meskipun di dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat

Daerah, dinyatakan bahwa kepala inspektorat secara teknis administratif

mendapat pembinaan dari sekretaris daerah, namun kepala inspektorat tetap

bertanggung jawab secara langsung dan melaporkan hasil pengawasannya

kepada kepala pemerintah daerah (gubernur, bupati, atau walikota). Ia juga

harus mendapatkan akses untuk memungkinkannya berkomunikasi secara

langsung dengan kepala pemerintah daerah dan melakukan komunikasi yang

regular untuk mempertahankan independensinya.

Lebih teknis lagi berkaitan dengan independensi inspektorat sebagai

fungsi pengawasan di lingkungan pemerintahan daerah, maka harus dibuat

indikator-indikator yang jelas dan pasti untuk mewujudkan ciri atau karakteristik

independensi auditor inspektorat yang profesional dalam melaksanakan fungsi

pengawasan internal terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah,

termasuk juga masalah independensi yang harus dimiliki oleh pejabat pengawas

atau auditor inspektorat yang melakukan pekerjaan audit. Indikator-indikator

untuk mewujudkan independensi fungsi pengawasan inspektorat dapat dibagi

menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Independensi program kerja pengawasan

Bebas dari pihak-pihak yang dapat mempengaruhinya dalam penyusunan

program kerja pengawasan dan prosedur audit.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 36: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

2. Independensi pengujian audit:

- Bebas melakukan akses ke seluruh catatan, kekayaan, dan pegawai,

yaitu relevan dengan penugasan auditnya.

- Aktif bekerja sama dengan seluruh perangkat daerah selama pengujian

audit berlangsung.

- Bebas dari keinginan pihak-pihak tertentu yang berusaha mengarahkan

auditnya hanya untuk aktivitas-aktivitas tertentu saja dan melakukan

pengujian serta menetapkan bukti yang dapat diterima.

- Bebas dari kepentingan individual pihak-pihak tertentu dalam penugasan

auditnya dan pembatas pengujian audit.

3. Independensi pelaporan hasil pengawasan :

- Bebas dari perasaan keharusan untuk memodifikasi pengaruh atau

signifikansi dari fakta yang dilaporkan.

- Bebas dari tekanan untuk tidak memasukkan permasalahan yang

signifikan ke dalam laporan audit.

- Bebas dari berbagai usaha yang dapat melanggar dari judgmentnya

sebagai auditor profesional.

Seorang auditor Inspektorat harus memiliki sikap yang tidak memihak

dan menghindarikan diri dari kemungkinan terjadinya konflik kepentingan pada

dirinya. Obyektivitas seorang auditor profesional harus melekat di dalam

dirinya. Obyektivitas merupakan suatu sikap mental yang independen setiap

auditor, yang harus selalu tetap dijaganya dalam pelaksanaan penugasan

auditnya. Obyektivitas mensyaratkan bagi auditor untuk melaksanakan

pekerjaan penugasan audit dengan cara di mana dia memiliki keyakinan yang

sejujurnya dalam pelaksanaan pekerjaan audit dan tidak kompromi terhadap

kualitas keputusan yang dibuatnya. Auditor tidak boleh ditempatkan pada

suatu situasi di mana auditor tersebut tidak merasa cukup aman untuk membuat

suatu keputusan atau judgment yang obyektif berkaitan dengan penugasan

audit yang dilakukannya.

Untuk tetap menjaga kesinambungan obyektivitas auditor, maka dalam

penugasan audit kepada staf harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat

terhindarkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan. Seorang inspektur

atau kepala inspektorat secara periodik harus memperoleh informasi dari para

pejabat pengawas pemerintah atau staf audit inspektorat berkenaan dengan

permasalahan konflik kepentingan yang mungkin atau memang benar-benar

terjadi. Oleh karenanya perlu dilakukan rotasi penugasan bagi staf audit. Hasil

dari pekerjaan audit harus juga direviu sebelum komunikasi hasil penugasan

30 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 37: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

31Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

dilaksanakan. Kondisi ini diharapkan dapat memastikan dengan cukup memadai

bahwa pekerjaan audit telah dilaksanakan secara obyektif.

Tidak etis bagi seorang auditor inspektorat untuk menerima uang atau

hadiah dari auditinya, yaitu para penyelenggara pemerintahan daerah dan

atau dari yang terkait dengan auditi. Penerimaan uang atau hadiah dapat

menimbulkan suatu kesan bahwa auditor tersebut dapat terganggu

obyektivitasnya. Kesan bahwa obyektivitas tersebut terganggu bukan hanya

untuk penugasan audit yang sedang berlangsung, tetapi juga kemungkinannya

di masa datang. Penerimaan hadiah atau barang dalam bentuk, misalnya:

pulpen, kalender, atau barang sampel/contoh yang sudah berlaku umum

dengan nilai terbatas harus tidak boleh mempengaruhi obyektivitas dan

judgment profesional auditor dan kalau hal tersebut terjadi, wajib bagi auditor

untuk menolaknya. Auditor wajib melaporkan barang-barang atau hadiah yang

diterimanya segera kepada atasan atau supervisor auditnya (pengendali teknis

dan/atau pengendali mutu). Penerimaan barang atau hadiah dimaksud juga

harus diungkapkan (disclosed) di dalam laporannya kepada pihak-pihak yang

memiliki wewenang.

Dalam standar profesi diatur dengan tegas mengenai independensi

dan obyektivitas yang harus dimiliki auditor. Auditor harus segera melaporkan

kepada pimpinan auditnya jika memang terjadi konflik kepentingan atau

obyektivitas yang terganggu. Pimpinan audit kemudian harus membuat

penugasan ulang untuk pekerjaan audit dimaksud.

Pembatasan ruang lingkup adalah pembatasan yang dialami auditor dalam

menyelesaikan proses penugasan auditnya untuk mencapai tujuan audit yang

telah ditetapkan. Pembatasan ruang lingkup dapat meliputi pembatasan

terhadap:

1. Lingkup audit sebagaimana yang telah ditetapkan dalam dokumen audit

charter yang dimiliki inspektorat.

2. Akses auditor terhadap berbagai catatan, dokumen, pegawai dan kekayaan

daerah.

3. kerja pengawasan, baik jangka pendek maupun panjang yang disepakati

oleh pihak-pihak yang berkaitan.

4. Pelaksanaan prosedur audit yang dibutuhkan untuk penyelesaian setiap

pekerjaan penugasan audit.

5. Persetujuan terhadap rencana penggunaan staf audit dan anggaran

keuangan daerah untuk pekerjaan audit.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 38: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik32

Pembatasan ruang lingkup yang terjadi dengan sejumlah dampak potensialnya

harus dikomunikasikan secara tertulis kepada pihak-pihak yang memiliki otoritas.

F. Uraian Tugas Auditor Inspektorat

Dimilikinya anggaran dasar fungsi pengawasan yang tertuang di dalam

dokumen audit charter memungkinkan inspektorat sebagai fungsi pengawasan

dapat melaksanakan aktivitas kegiatan pekerjaan auditnya dengan independen

dan obyektif. Namun, satu hal penting lainnya yang juga harus menjadi

pertimbangan untuk pelaksanaan pekerjaan audit yang efektif adalah masalah

koordinasi pekerjaan dan pembagian tugas dari auditor yang melakukan

pekerjaan audit. Bahwa fungsi pengawasan inspektorat tidak akan efektif tanpa

adanya penempatan personil yang tepat sesuai dengan pembagian tugas dan

tanggungjawabnya. Wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki seorang

inspektur untuk mengarahkan fungsi pengawasan yang dipimpinnya tidak akan

berfungsi efektif tanpa adanya dukungan dari para stafnya yang tepat. Setiap

staf audit harus memiliki kedudukan organisasi yang jelas dalam posisi hirarkis

dan tingkatan remunerasinya. Untuk mendapatkan keinginan ini, perlu dibuatkan

uraian tugas atas setiap auditor yang ada di fungsi pengawasan.

Uraian tugas memiliki pengaruh signifikan di fungsi pengawasan.

Uraian tugas menggambarkan peran masing-masing pejabat pengawas

pemerintah (auditor) di fungsi pengawasan (Inspektorat). Fungsi pengawasan

harus diisi oleh orang-orang yang kompeten untuk pelaksanaan tugas.

Perkembangan profesi audit internal saat ini sangat menuntut auditor yang

profesional atas berbagai upaya pelaksanan audit yang dilaksanakan. Hanya

auditor yang memiliki kinerja baik dan terbaiklah yang dapat dipertahankan.

Prinsipnya adalah lebih baik memiliki jumlah auditor terbatas (jumlah yang

sedikit) tetapi dengan kompetensi tinggi dan memadai daripada memiliki

jumlah auditor yang banyak tetapi dengan kompetensi dan kemampuan yang

terbatas. Fungsi pengawasan membutuhkan orang-orang yang memiliki daya

intelegensia tinggi, intuitif, imajinatif, dan inisiatif tinggi. Biasanya, tipe auditor

ini sangat dicari dan memiliki nilai yang tinggi.

Dengan alasan latar belakang kompetensi yang tinggi tersebut, uraian

tugas harus dibuat dengan hati-hati. Dalam uraian tugas harus ditetapkan

persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas dengan

cara yang terbaik dan bukan hanya sekedar selesai saja untuk penugasan

yang dijalankan. Penggambaran uraian tugas sesuai dengan kompetensi yang

dimilikinya harus menjadi dasar dan dikaitkan langsung dengan remunerasi

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 39: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

33Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

yang diberikan kepada auditor yang berprestasi, agar hal ini dapat menjadi

daya tarik yang tinggi bagi siapapun auditornya, yaitu dalam rangka untuk

memberikan yang terbaik untuk setiap penugasan audit yang dilaksanakan.

Secara umum, uraian tugas auditor di lingkungan inspektorat terbagi

menjadi dua, yaitu uraian tugas secara struktural dan fungsional. Secara

struktural, jabatan tertinggi di fungsi pengawasan dipegang oleh Kepala

Inspektorat, yang dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 23 tahun

2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor

41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah istilah Bawasda diganti

menjadi Inspektorat dan Kepala Inspektorat diganti menjadi Inspektur, baik

tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Seorang inspektur atau kepala inspektorat

umumnya dibantu oleh beberapa orang di bidang masing-masing, yang

memegang jabatan sesuai dengan sifat atau jenis pekerjaan audit yang menjadi

area tanggung jawabnya, misalnya:

1. Kepala Bidang Pengawasan Administrasi Umum; individu ini bertanggung

jawab untuk memimpin, mengarahkan, dan mengkoordinasikan para staf

audit fungsi pengawasan yang melaksanakan pekerjaan penugasan audit

atas pelaksanaan anggaran (APBD), termasuk juga masalah keuangan

dan administrasi kegiatan dan program.

2. Kepala Bidang Pengawasan Operasional & Kinerja; individu ini bertanggung

jawab untuk memimpin, mengarahkan, dan mengkoordinasikan para staf

audit yang melaksanakan pekerjaan penugasan audit atas penilaian kinerja

dan efektivitas lembaga-lembaga daerah dalam rangka mendukung

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

3. Kepala Bidang Pengawasan Sistem Informasi; individu ini bertanggung

jawab untuk memimpin, mengarahkan, dan mengkoordinasikan para staf

audit yang melaksanakan pekerjaan penugasan audit yang berkenaan

dengan evaluasi yang efektif, efisien, dan ekonomis pemanfaatan teknologi

informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dan untuk mencapai

tujuan pemerintah daerah.

4. Kepala Bidang Pengawasan Khusus; individu ini bertanggung jawab untuk

memimpin, mengarahkan, dan mengkoordinasikan para staf audit yang

melakukan tugas audit khusus, seperti: investigasi, audit kecurangan, dan

sebagainya.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 40: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Lebih rinci, pokok-pokok uraian tugas dan tanggung jawab dari inspektur dan

para kepala bidang pengawasan yang berada di bawah inspektur adalah

sebagai berikut:

Uraian Tugas Inspektur:

1. Mengembangkan Audit Charter Inspektorat.

2. Mengembangkan tujuan dan sasaran fungsi pengawasan inspektorat.

3. Menetapkan kebijakan audit dan mengarahkan secara teknis dan

administratif fungsi pengawasan inspektorat.

4. Mengembangkan rencana kerja dan program audit jangka panjang dan

tahunan untuk mengevaluasi pengendalian manajemen di setiap kegiatan

dan program pemerintah daerah.

5. Mengembangkan staf audit yang ada di lingkungan inspektoratnya agar

memenuhi kompetensi yang dibutuhkan untuk pekerjaan audit yang

dilaksanakan.

6. Mengkoordinasikan pekerjaan audit di lingkungan inspektorat dengan

aktivitas audit yang dilakukan auditor eksternal.

7. Melakukan pengujian efektifitas di setiap tingkatan manajemen yang

dibebankan tugas dan tanggung jawab mengurus/mengelola sumber daya

organisasi dan pengujian ketaatannya terhadap kebijakan dan prosedur

yang ditetapkan.

8. Merekomendasikan perbaikan pengendalian manajemen yang didesain

untuk mengamankan sumber-sumber organisasi, meningkatkan pertumbuhan

daerah, dan memastikan ketaatannya terhadap undang-undang dan

peraturan pemerintah.

9. Melakukan reviu prosedur dan catatan untuk menilai kecukupannya dalam

mencapai tujuan organisasi pemerintah daerah yang ditetapkan.

10. Mengotorisasi laporan audit yang diterbitkan, termasuk rekomendasi untuk

perbaikan keadaan yang masih mengandung kelemahan.

11. Menilai kecukupan tindakan yang telah dilakukan manajemen atas kondisi

yang mengandung kelemahan yang dilaporkan, menerima tindakan

perbaikan yang sudah memadai, dan mereviu secara kontinyu bersama

dengan auditi atas tindakan perbaikan yang dilaksanakan.

12. Melakukan audit khusus yang diminta manajemen, termasuk tugas reviu

laporan keuangan daerah.

13. Menetapkan anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan berbagai

aktivitas di lingkungan fungsi pengawasan inspektorat.

14. Menyusun laporan aktivitas kegiatan fungsi pengawasan yang telah

dilaksanakan selama satu periode dan melaporkannya kepada kepala

daerah.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik34

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 41: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

35

15. Menjaga kualitas fungsi pengawasan inspektorat melalui pengembangan

program Quality Assurance.

Uraian Tugas Kepala Bidang Pengawasan:

Dengan arahan dari inspektur, tugas dan tanggung jawab kepala bidang

pengawasan di inspektorat adalah:

1. Menyiapkan rencana kerja audit jangka panjang atas berbagai kegiatan

dan program yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah.

2. Mengidentifikasi area-area yang akan menjadi target atau sasaran untuk

diaudit, menilai tingkat signifikannya, dan melakukan penilaian (assessment)

tingkat risiko kegiatan dan program pemerintah daerah, terutama untuk

masalah biaya, jadwal waktu, dan mutu pelaksanaannya.

3. Menetapkan struktur tim yang akan ditugaskan untuk melakukan pekerjaan

audit.

4. Memperoleh, menjaga, dan mengarahkan staf audit agar mampu

menyelesaikan pekerjaan audit yang dibebankan kepadanya.

5. Memberikan arahan kepada tim audit mengenai area kegiatan yang akan

diaudit dan menetapkan anggaran biaya untuk pekerjaan audit yang akan

dilaksanakan.

6. Mengembangkan sistem pengendalian biaya dan jadwal waktu audit agar

setiap penugasan sesuai dengan rencana kerja audit yang telah ditetapkan.

7. Menetapkan standar kinerja untuk pelaksanaan tugas audit dan melakukan

reviu atas kinerja dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.

8. Menyajikan kepada auditi dan manajemen komunikasi hasil penugasan

atas kegiatan dan program pemerintah daerah yang telah diaudit.

9. Membangun sistem pemantauan terhadap berbagai aktivitas fungsi

pengawasan untuk memastikan pencapaian atas tujuan fungsi pengawasan

dan kemampuannya memberikan pelayanan kepada pemerintah daerah

dan seluruh jajaran perangkat daerah.

Secara fungsional, uraian tugas auditor inspektorat mengikuti ketentuan

yang ditetapkan oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Sesuai

dengan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

19/1996 Tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, ditetapkan

di pasal 6 mengenai jenjang jabatan fungsional auditor adalah sebagai berikut:

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 42: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Selanjutnya, di dalam Keputusan Menpan No. 19/1996 Pasal 7

dijelaskan mengenai uraian tugas dan kegiatan auditor untuk masing-masing

jenjang jabatan fungsional auditor, Uraian tugas baik untuk auditor trampil

maupun ahli tergantung dari perannya di dalam penugasan audit, yaitu apakah

sebagai pengendali mutu, pengendali teknis, ketua tim, atau anggota tim.

Berikut sebagian dari uraian tugas dan kegiatan auditor trampil dan auditor

ahli dalam menjalankan perannya:

Peran Sebagai Anggota Tim:

1. Melaksanakan pemeriksaan akuntan.

2. Melaksanakan audit keuangan dan atau ketaatan.

3. Mengkompilasi laporan.

4. Menguji dan menilai dokumen.

5. Melaksanakan audit operasional.

6. Mengkaji sistem pengendalian manajemen obyek pengawasan.

7. Mengkaji hasil pengawasan.

8. Memantau tindak lanjut hasil pengawasan.

9. Meringkas hasil pengawasan untuk pihak yang berkompeten.

10. Melaksanakan audit khusus.

11. Melaksanakan audit akuntabilitas.

12. Mengumpulkan data dan atau informasi intelijen.

13. Mengkaji hasil audit (peer review).

14. Mengkaji kinerja obyek pengawasan.

15. Melaksanakan penelitian di bidang pengawasan.

16. Memproses penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi.

17. Memberikan kesaksian dalam peradilan kasus hasil pengawasan.

Peran Sebagai Ketua Tim:

1. Melaksanakan pemeriksaan akuntan.

2. Melaksanakan audit keuangan dan atau ketaatan.

3. Melaksanakan audit operasional.

4. Melaksanakan audit khusus.

36 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

AUDITOR TRAMPIL

Auditor Trampil Pemula.

Auditor Trampil Pratama.

Auditor Trampil Muda.

Auditor Ahli Pratama.

Auditor Ahli Muda.

Auditor Ahli Madya.

Auditor Ahli Utama.

AUDITOR AHLI

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 43: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

37Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

5. Melaksanakan audit akuntabilitas.

6. Menguji dan menilai dokumen.

7. Melaksanakan penelitian di bidang pengawasan.

8. Mengkaji hasil penelitian.

9. Mengkompilasi hasil pengawasan.

10. Meringkas hasil pengawasan untuk pihak yang berkompeten.

11. Mengkaji kinerja obyek pengawasan.

12. Mengkaji sistem pengendalian manajemen obyek pengawasan.

13. Mengkaji hasil audit (peer review)

14. Memantau tindak lanjut hasil pengawasan.

15. Memproses penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi.

16. Memberikan kesaksian dalam peradilan kasus hasil pengawasan.

17. Menyiapkan program kerja pengawasan tahunan.

18. Membina dan menggerakan Aparat Pengawasan Fungsional (APF).

19. Melaksanakan asistensi dan konsultansi di bidang pengawasan.

20. Melaksanakan penyuluhan di bidang pengawasan.

21. Membuat laporan akuntabilitas.

22. Mengkaji laporan hasil audit akuntabilitas.

23. Membuat laporan hasil pengawasan.

24. Mengkaji laporan hasil pengawasan.

25. Memaparkan hasil pengawasan.

Peran Sebagai Pengendali Teknis:

1. Mengkaji hasil pengawasan

2. Mengkaji kinerja obyek pemeriksaan.

3. Mengkaji hasil audit (peer review)

4. Memantau tindak lanjut hasil pengawasan.

5. Memproses penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi.

6. Memberikan kesaksian dalam peradilan kasus hasil pengawasan.

7. Menyiapkan kebijakan pengawasan tahunan.

8. Menyiapkan Rencana Kerja Pengawasan Tahunan.

9. Menyiapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan.

10. Menyusun pedoman dan atau sistem pengawasan.

11. Memutakhirkan pedoman dan atau sistem pengawasan.

12. Menyusun petunjuk pelaksanaan dan atau petunjuk teknis.

13. Mengkaji laporan hasil pengawasan.

Peran Sebagai Pengendali Mutu:

1. Menyiapkan perumusan kebijakan pengawasan.

2. Menyiapkan rencana induk pengawasan.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 44: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

3. Menyiapkan kebijakan pengawasan tahunan.

4. Menyiapkan Rencana Kerja Pengawasan Tahunan.

5. Menyiapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan.

6. Menyusun pedoman dan atau sistem pengawasan.

7. Memutakhirkan pedoman dan atau sistem pengawasan.

8. Menyusun petunjuk pelaksanaan dan atau petunjuk teknis pengawasan.

9. Memutakhirkan petunjuk pelaksanaan dan atau petunjuk teknis pengawasan.

10. Mengkaji diklat pengawasan.

Untuk memastikan apakah auditor melaksanakan penugasan audit sesuai

dengan uraian tugas dan memenuhi persyaratan mutu pekerjaan auditnya,

maka untuk monitoring dan pengendalian pekerjaan audit, antara lain dilakukan

melalui:

1. Kartu Otorisasi Penugasan Audit

2. Daftar Check list Administratif Penugasan Audit

3. Kartu Pengendali Jam Pekerjaan Audit

4. Indeks di Kertas Kerja Audit

5. Program Kerja Audit

6. Kertas Kerja Audit

7. Rapat Pembahasan

8. Ikhtisar/Lembar Temuan dan Rekomendasi.

9. Draft Laporan.

G. Pengembangan Manual Kebijakan dan Pedoman Audit

Seorang Inspektur yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan yang

berhasil dari fungsi pengawasan daerah harus menyusun manual kebijakan

dan pedoman audit yang memuat mengenai kebijakan dan prosedur audit.

Manual kebijakan dan pedoman audit digunakan untuk membimbing dan

mengarahkan para auditor inspektorat dalam melaksanakan pekerjaan audit.

Bentuk serta isi dari kebijakan dan prosedur audit yang harus termuat di dalam

manual audit tergantung dari kebutuhan inspektorat itu sendiri. Kebijakan

audit merupakan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pelaksanaan

tugas audit, sedangkan prosedur audit merupakan langkah-langkah audit yang

dikembangkan auditor untuk setiap penugasan audit yang dilakukan. Kebijakan

dan prosedur audit dimaksudkan untuk menjaga konsistensi atas pelaksanaan

tugas audit.

Berikut contoh butir-butir dalam manual kebijakan dan pedoman audit yang

perlu dimuat di dalam manual kebijakan dan pedoman audit:

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik38

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 45: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

39Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

KEBIJAKAN AUDIT INSPEKTORAT:

• Inspektorat merupakan lembaga pengawasan di lingkungan pemerintahan

daerah yang memainkan peran penting dan signifikan untuk kemajuan

dan keberhasilan pemerintah daerah dan perangkat daerah dalam

menyelenggarakan pemerintahan di daerah dan mencapai tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan dengan berhasil.

• Untuk menjaga independensi dan obyektivitas, kedudukan inspektorat

harus bebas dari berbagai kegiatan administratif dan penyelenggaraan

urusan pemerintahan daerah.

• Inspektorat memberikan pelayanan kepada pemerintah daerah dan seluruh

perangkat daerah.

• Secara administratif, Inspektur harus melaporkan hasil pengawasannya

kepada kepala daerah dan secara fungsional mengkoordinasikan hasil

pengawasannya dengan aparat pengawasan lainnya, baik internal maupun

eksternal.

• Pemerintah daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah

harus memberikan komitmen yang penuh dan mendukung keberadaan

inspektorat yang menjalankan fungsi pengawasan di daerah.

• Inspektur dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab

langsung kepada kepala daerah dan secara teknis administratif mendapat

pembinaan dari sekretaris daerah.

• Inspektorat merupakan mitra kerja pemerintah daerah yang memberikan

pandangan atau rekomendasi secara obyektif dan independen serta jasa

konsultasi yang dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan nilai dan

kinerja pemerintah daerah.

• Pemerintah daerah dan satuan kerja perangkat daerah bertanggung jawab

untuk melaksanakan rekomendasi atas hasil audit yang dilakukan oleh

auditor inspektorat yang telah disepakati bersama.

• Pelaksanaan rekomendasi merupakan salah-satu faktor bagi daerah untuk

menilai kinerja pemerintah daerah dan satuan kerja perangkat daerah.

• Dalam pelaksanaan audit, kepala daerah memastikan bahwa setiap

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 46: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik40

rekomendasi audit akan dan/atau telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja

perangkat daerah yang diaudit.

• Dalam pelaksanaan tugas audit, auditor harus selalu berpedoman kepada

kode etik dan standar audit serta peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan

dengan pelaksanaan audit internal.

• Dalam pelaksanaan tugas audit, auditor harus menjunjung tinggi prinsip-

prinsip obyektivitas (tidak memiliki keterikatan dengan aktivitas yang diaudit,

bebas dari prosedur atau konflik kepentingan selama berlangsungnya

audit, dan bukan merupakan bawahan secara langsung dari pihak yang

melakukan aktivitas kegiatan yang diaudit), menjunjung tinggi prinsip

kerahasiaan dan kehati-hatian, memiliki gabungan pengetahuan dan

pengalaman yang sesuai untuk melaksanakan penugasan audit.

PEDOMAN AUDIT UNTUK PENYUSUNAN KERTAS KERJA:

Maksud dan Tujuan:

• Tujuan utama penyusunan kertas kerja audit adalah :

1. Menyajikan dasar untuk perencanaan audit.

2. Merupakan catatan atas bukti yang dikumpulkan.

3. Menyajikan data untuk menentukan jenis laporan audit apa yang sesuai.

4. Membantu auditor dalam pelaksanaan dan supervisi audit.

5. Memungkinkan auditor untuk melakukan reviu mengenai kualitas audit.

6. Merupakan dokumentasi hasil audit.

• Penyusunan atau penyiapan kertas kerja audit juga dimaksudkan untuk:

1. Menyajikan suatu pengendalian atas penugasan audit, melalui pen-

dokumentasian apa yang telah dikerjakan dan apa yang masih belum/

sedang dikerjakan auditor.

2. Menyajikan suatu dasar untuk mempelajari pola dan tren berbagai

aktivitas yang ada dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

3. Menyajikan suatu rincian yang mendukung masalah-masalah yang

dibahas dengan satuan kerja perangkat daerah.

4. Sebagai suatu sumber bukti dalam suatu perkara litigasi atau tuntutan.

5. Menyajikan dasar untuk supervisi dan evaluasi dari kinerja audit.

6. Menyajikan data permanen untuk penggunaannya dalam perencanaan

dan pelaksanaan audit berikutnya atau masa depan.

7. Menyajikan pelatihan bagi auditor yang baru dalam memahami bagaimana

penugasan audit dilaksanakan.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 47: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

41Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Perencanaan Kertas Kerja Audit:

• Tujuan perencanaan kertas kerja audit adalah untuk menetapkan struktur

pendokumentasian proses audit. Perencanaan kertas kerja audit umumnya

disesuaikan dengan kebutuhan audit.

• Perencanaan meliputi suatu gambaran kertas kerja audit yang akan dibuat

atau dikembangkan, metode atau cara penyimpanan (filing systems), dan

beberapa estimasi ukuran atau bentuk kerja kerja yang dibutuhkan.

• Langkah pertama dalam perencanaan kertas kerja audit adalah meng-

identifikasi jenis bukti dan material pendukung lainnya yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan dan mencapai tujuan audit.

• Dalam perencanaan kertas kerja audit, auditor harus mempertimbangkan

penggunaan sistem indeks yang kompeten. Tujuan penggunaan indeks

adalah untuk memudahkan referensi dalam memperoleh informasi yang

dibutuhkan di dalam kertas kerja.

Penyiapan Kerangka Kertas Kerja:

• Penyiapan kerangka kerja untuk kertas kerja audit dilakukan setelah auditor

menyelesaikan perencanaan atas kertas kerja audit. Kerangka kerja yang

dibangun dalam kertas kerja audit, meliputi pekerjaan:

1. Penulisan judul dan tanggal audit pada bagian atas dari kertas kerja.

2. Pembuatan tabel yang berisi gambaran penugasan untuk setiap segmen

audit.

3. Pembuatan blangko-blangko lembaran kertas kerja untuk setiap segmen

audit (jika sudah ada dari audit tahun-tahun yang lalu).

4. Pembuatan teks dari proof worksheets yang disiapkan (Jika sudah ada

dari audit tahun-tahun yang lalu).

5. Penentuan daftar check list yang standar untuk semua kertas kerja audit.

6. Penulisan nama audit dan bagian audit dalam binder kertas kerja audit.

7. Penempatan dokumentasi administratif dalam bagian yang umum di

kertas kerja.

8. Penempatan audit program yang telah disusun di tahap perencanaan

audit.

Penyiapan Kertas Kerja:

• Kertas kerja disiapkan oleh tim audit yang mendapatkan penugasan audit.

- Kertas kerja harus menyampaikan urutan kronologis dari pekerjaan

yang dilaksanakan oleh auditor.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 48: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

• Dalam penyiapan kertas kerja, perlu diperhatikan bahwa pekerjaan audit

didokumentasikan dalam berbagai metode, yaitu:

1. Membuatkan salinan (copies) dari dokumen auditi dan diindikasikan

melalui penggunaan tick mark bahwa pekerjaan telah dilaksanakan.

2. Menuliskan suatu penjelasan naratif dari pekerjaan, seperti: bagaimana

observasi fisik atas persediaan dilakukan.

3. Menempatkan struk penghitungan ulang untuk menunjukkan bahwa

auditor telah melakukan penghitungan total terhadap suatu jumlah.

4. Membuat daftar butir-butir yang diinvestigasi.

5. Mendapatkan laporan dan menggunakan tick mark untuk menunjukkan

prosedur audit apa yang telah diikuti.

• Kertas kerja audit harus menunjukkan catatan-catatan yang direviu, maksud

dan tujuan, serta luasnya pengujian dan hasil reviu yang dilakukan.

• Kertas kerja harus mengidentifikasi sumber data yang asli berdasarkan

suatu cara yang memudahkan auditor untuk dukungannya atas kondisi

yang dilaporkan. kurang lebih satu hingga dua halaman untuk setiap bagian

yang diaudit. Umumnya, lembar ikhtisar ini disiapkan dalam bentuk naratif

dan memuat ikhtisar ringkas, seperti:

1. Fakta yang relevan, termasuk di dalamnya setiap permasalahan yang

ditemukan.

2. Kesimpulan auditor, termasuk rekomendasi audit.

3. Latar belakang permasalahan.

• Penyiapan kertas kerja audit harus mencakup pertimbangan auditor untuk

penggunaan cross-reference, yang mampu menyajikan kejelasan dan

kemudahan di antara berbagai kertas kerja untuk subyek yang sama dan

di antara kertas kerja dengan laporan audit. .

• Setiap staf auditor harus diberikan pedoman yang jelas dan tertulis mengenai

bagaimana penyiapan kertas kerja.

• Pedoman penyiapan kertas kerja harus mencakup suatu standar yang

baik dan memadai untuk suatu kertas kerja, yaitu yang meliputi masalah:

keakuratan, kelengkapan, kejelasan, kemampuan dapat dibaca, kerapihan,

saling berhubungan, dan keringkasan.

Adanya manual audit ini diharapkan akan membantu dan memudahkan

inspektur inspektorat menyampaikan arahannya. Manual audit ini harus di-

siapkan dengan maksud agar mampu menjelaskan kepada para staf auditnya

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik42

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 49: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

43

bagaimana penugasan audit tersebut harus dilaksanakan. Diharapkan pedoman

audit yang dibuat secara tertulis akan menciptakan konsistensi, kontinuitas,

dan standar yang baku dalam pelaksanaan penugasan audit yang dapat

diterima baik, serta merupakan alat untuk mengkoordinasikan berbagai upaya

dan tindakan para auditor dalam pekerjaan audit yang dilakukan.

Namun demikian, kadangkala manual audit yang tersedia dapat

juga menimbulkan satu dilema. Di satu sisi, manual audit merupakan alat bagi

para inspektur inspektorat untuk memberikan instruksi dan arahannya

bagaimana mencapai keseragaman dalam pekerjaan audit, siapa pun auditor

yang melaksanakan. Di sisi lain, kalau tidak hati-hati digunakan, bisa jadi

manual audit ini malahan dapat menghambat kreatifitas, imajinatif, dan inisiatif

auditor yang melaksanakan tugas pekerjaan audit. Pada hakekatnya, manual

kebijakan dan pedoman audit yang harus dimiliki oleh inspektorat adalah

dibutuhkan untuk:

1. Mencegah setiap auditor yang melaksanakan pekerjaan penugasan audit

untuk bertindak tidak konsisten atau menyimpang dari prosedur yang telah

ditetapkan.

2. Menjadi dasar pertimbangan untuk menetapkan kinerja audit yang harus

diikuti dan dievaluasi.

3. Memberikan kepastian bahwa produk akhir dari fungsi pengawasan

(inspektorat) telah memenuhi standar yang telah ditetapkan.

4. Memastikan bahwa kegiatan inspektorat mengarah pada pencapaian visi,

misi, dan tujuannya secara efektif dan efisien.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 50: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik44

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 51: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

45

A.Pendahuluan

Pelaksanaan pekerjaan audit merupakan realisasi atas setiap rencana

yang telah disusun, baik itu rencana kerja jangka panjang maupun tahunan.

Perencanaan audit disusun dengan mempertimbangkan berbagai faktor,

seperti:

1. Tingkat risiko maupun potensi risiko dalam penyelenggaraan aktivitas audit,

2. Penyelenggaraan aktivitas atau kegiatan operasional itu sendiri yang

dilaksanakan.

3. Kerentanan yang mungkin terjadi atas aktivitas ataupun aktiva yang

digunakan.

4. Pengendalian internal yang terpasang.

5. Strategi dan tujuan operasional.

6. Tujuan dan ruang lingkup audit.

7. Latar belakang perlunya audit dilakukan.

8. Keinginan untuk mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia di fungsi

pengawasan.

Hal penting yang ingin disampaikan di sini adalah bahwa perencanaan

audit merupakan alat yang cukup efektif untuk mengendalikan pelaksanaan

pekerjaan audit. Pengendalian tugas audit adalah untuk memastikan bahwa

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan pembaca dapat:

• Menjelaskan arti penting membangun pengendalian yang efektif untuk

setiap penugasan audit yang dilaksanakan.

• Menjelaskan berbagai model yang digunakan untuk mengendalikan

pekerjaan audit

• Menjelaskan proses pengendalian pekerjaan audit melalui pelaksanaan

supervisi.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

4BabPengendalianPekerjaan AuditdiInspektorat

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 52: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik46

setiap penugasan audit yang dilakukan sudah memenuhi standar audit yang

telah ditetapkan. Dalam pengendalian pekerjaan audit, banyak hal yang perlu

dipertimbangkan, di antaranya:

1. Kompleksitas pekerjaan audit yang dilaksanakan.

2. Kompetensi dan keterampilan serta pengalaman auditor.

3. Sumberdaya yang digunakan untuk pelaksanaan penugasan audit.

4. Lingkungan yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan penugasan audit.

B.Pengendalian Tugas Audit

Pelaksanaan tugas audit yang terkendali dan terstruktur dengan baik

memiliki peluang yang lebih besar untuk keberhasilannya mencapai tujuan

dan sasaran audit yang telah ditetapkan. Keberhasilan pekerjaan audit yang

dilaksanakan membutuhkan pengalaman dan kemampuan auditor untuk

menyelesaikan tugas audit yang dibebankan kepadanya. Satu tugas audit

yang sama namun dilaksanakan oleh dua orang auditor berbeda, kemungkinan

akan bervariasi hasilnya. Beberapa faktor yang menyebabkan kemungkinan

hasilnya berbeda adalah:

1. Pemahaman auditor internal terhadap masalah yang diidentifikasi.

2. Pengalaman atas permasalahan yang dijumpai.

3. Kompetensi yang dimiliki auditor.

4. Kemampuan analisis auditor.

5. Kreativitas, imajinatif, dan inisiatif auditor atas keputusan yang dibuatnya.

Tanpa adanya supervisi dan pengendalian atas anggaran biaya dan

waktu, jadwal yang telah ditetapkan, kemajuan (progress) laporan yang

disiapkan, serta tanpa pedoman perumusan yang jelas untuk arah pekerjaan

audit, maka akan membuat pekerjaan audit menjadi tidak efektif dan efisien.

Seorang inspektur atau kepala inspektorat di unit kerja audit harus memastikan

bahwa sumber-sumber audit yang digunakan telah sesuai dan diberdayakan

seoptimal mungkin, yaitu dalam rangka pencapaian yang efektif dan efisien

tujuan dan sasaran audit yang telah ditetapkan.

Disiplin merupakan kata kunci untuk menggambarkan seorang auditor

yang profesional dalam melaksanakan penugasan audit yang dibebankan

kepadanya. Disiplin merupakan suatu pemahaman yang jelas mengenai nilai-

nilai suatu pekerjaan audit yang dilaksanakan. Disiplin juga mengandung arti,

suatu pemahaman akan nilai-nilai mengenai, misalnya ketepatan waktu,

pemanfaatan anggaran biaya secara efektif dan efisien, serta komitmen dalam

penyelesaian tugas. Disiplin untuk menyelesaikan pekerjaan audit tepat waktu

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 53: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

47

merupakan salah satu bentuk yang esensial dalam pengendalian pekerjaan

audit. Bahwa pengendalian dapat terlaksana dengan berhasil sangat tergantung

pada tingkat profesionalisme dan komitmen auditor itu sendiri untuk menegakkan

faktor disiplin di dalam dirinya.

Tugas supervisi dan pengendalian pekerjaan audit di lingkungan

inspektorat merupakan kegiatan administrasi di dalam fungsi pengawasan.

Kegiatan supervisi dan pengendalian ini meliputi:

1. Pengendalian atas setiap pekerjaan audit.

2. Pemastian bahwa pelaksanaan pekerjaan audit sesuai dengan anggaran

yang tersedia dan jadwal waktu yang telah ditetapkan.

3. Identifikasi kemungkinan apakah anggaran perlu direvisi atau tidak.

4. Identifikasi laporan kemajuan pekerjaan dan gambaran mengenai proses

pekerjaan.

5. Reviu file permanen atas setiap pekerjaan audit.

6. Mengingatkan kepada auditor yang ditugaskan untuk selalu melakukan

apa yang harus dikerjakan untuk memulai suatu pekerjaan audit dengan

metode atau cara yang telah ditetapkan di dalam manual kebijakan dan

pedoman audit yang ada di lingkungan inspektorat.

C.Kartu Penugasan Setiap Pekerjaan Audit

Langkah pertama di dalam pengendalian penugasan audit adalah

memastikan apakah apa yang telah dilaksanakan sejauh ini sudah sesuai

dengan program kerja pengawasan dan manual kebijakan serta pedoman

audit yang telah ditetapkan. Di unit kerja inspektorat langkah pertama untuk

memastikan terciptanya pengendalian dalam penugasan audit adalah dengan

membuatkan semacam kartu pekerjaan atau formulir sebagai alat kendali atas

setiap pekerjaan audit yang dilaksanakan. Dalam kartu penugasan audit

termuat berbagai informasi penting berkaitan dengan pekerjaan audit yang

dilaksanakan. Kartu penugasan audit ini memuat informasi mengenai nomor

dan jenis pekerjaan audit yang akan dilaksanakan, nama-nama auditor yang

ditugaskan melakukan penugasan audit, termasuk nama pengendali teknis

dan pengendali mutu untuk pekerjaan audit dimaksud. Dalam kartu juga dimuat

informasi mengenai periode yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan

audit dimaksud serta anggaran yang dibutuhkan atau disediakan untuk

pekerjaan audit. Apabila pekerjaan audit sudah berfokus pada risiko, maka

pendekatan audit yang digunakan adalah pendekatan audit berbasis risiko,

sehingga beberapa informasi penting mengenai area yang berisiko dan potensi

risiko yang mungkin terjadi juga diidentifikasi di dalam kartu penugasan audit

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 54: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

ini. Kartu penugasan juga merupakan bentuk pengesahan (legitimasi) dari

pekerjaan audit yang dilaksanakan, yaitu setelah diperoleh persetujuan

(approval) dari inspektur atau kepala inspektorat untuk pekerjaan penugasan

audit yang akan dilaksanakan. Berikut ini contoh dari suatu kartu penugasan

audit untuk penugasan audit di inspektorat.

Satu hal penting yang perlu menjadi bahan pertimbangan dalam

membuat kartu pekerjaan ini adalah usahakan dibuat atau dirancang

sesederhana mungkin. Jangan terlalu memaksakan seluruh informasi harus

tercakup atau ada di dalam kartu penugasan audit. Perlu dihindarkan

memasukkan informasi yang terlalu rinci, termasuk rencana darurat (contingency

plan) ke dalam kartu pekerjaan ini. Kartu penugasan audit yang terlalu rumit

untuk dibuat dan dipahami, akan diabaikan atau hanya sekadar menjadi bagian

administratif saja dan akan kehilangan esensi fungsinya sebagai alat kendali

untuk pekerjaan audit yang dilaksanakan. Di samping itu, perkembangan

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik48

InspektoratProv/Kab/Kota.……..

KARTU PENUGASAN AUDITNo.………………………

Nomor Pekerjaan :………………… Tim Auditor : 1……….. / Ketua TimJenis Pekerjaan :…………………. 2. ………….. / AnggotaFile Permanen No. :………………… 3. …………../ Anggota

Lama Pekerjaan :…………………. Supervisor : .…………… / DalnisTanggal Dimulai :…………………. : ……………. / Daltu

Alokasi Anggaran :………………….Persetujuan Anggaran:………………….

Nama Auditi : …………………………………………………………………………….Tujuan Audit : …………………………………………………………………………….Ruang Lingkup : …………………………………………………………………………....

Hasil Penilaian Risiko Perencanaan Pekerjaan (Micro-risk Planning)- Identifikasi 5 area yang berisiko tinggi -

Deskripsi Area Berisiko Risiko Potensial/Kerentanan Alokasi Waktu 1. ………………………….. ………………………………… ………………… 2. ………………………….. ………………………………… ………………… 3. ………………………….. ………………………………… ………………… 4. ………………………….. ………………………………… ………………… 5. ………………………….. ………………………………… …………………

Persetujuan Pekerjaan :……………………………..…(Inspektur/Kepala Inspektorat)Tanggal Persetujuan :……………………………….

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 55: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

49Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

metodologi dan perangkat penugasan audit yang sudah terkomputerisasi

sangat memungkinkan auditor untuk memanfaatkan teknologi informasi berkaitan

dengan penggunaan kartu penugasan audit. Sebagai contoh, misalkan bahwa

kartu penugasan tidak perlu dibuat tercetak (hardcopy), melainkan cukup dibuat

softcopy saja. Baik yang sudah dalam bentuk cetakan ataupun yang softcopy,

distribusi dari kartu penugasan audit adalah sebagai berikut:

1. Satu asli tersimpan di kantor inspektorat (sebagai alat kendali oleh pengendali

mutu)

2. Satu tembusan diberikan kepada tim auditor yang ditugaskan.

3. Satu tembusan diberikan kepada supervisor yang bertanggung jawab untuk

penugasan (pengendali teknis)

4. Satu tembusan disimpan di dalam register sebagai arsip.

D.Anggaran dan Jadwal Rencana Penugasan Audit

Penugasan audit merupakan proses kreatif yang dipengaruhi oleh

inisiatif dan imajinatif auditor yang melaksanakan pekerjaan audit. Seringkali,

auditor beralasan bahwa keterbatasan anggaran biaya dan jadwal waktu audit

yang tersedia membuatnya tidak berdaya dan bahkan akan mematikan

kreatifitas, inisiatif, dan imajinatifnya dalam menyelesaikan pekerjaan audit,

yaitu karena harus mengejar waktu untuk target penyelesaian pekerjaan audit

dengan anggaran biaya yang juga terbatas. Tentunya, kondisi ini bukan menjadi

alasan bagi auditor dalam pekerjaan penugasan audit yang dilaksanakan.

Sebagai seorang profesional, auditor dituntut untuk selalu menggunakan

keahlian dan kemampuan dalam penyelesaian tugas auditnya. Bahwa setiap

aktivitas apapun kegiatannya memiliki anggaran biaya dan waktu yang ditetapkan

sesuai dengan alokasinya yang tersedia. Faktor utama yang harus menjadi

pertimbangan adalah bagaimana strategi harus dijalankan untuk mencapai

tujuan yang optimal dengan anggaran yang disediakan. Tidak ada kegiatan

yang anggarannya tanpa batasan. Justru, dengan adanya pengalokasian

anggaran biaya maupun waktu, maka ini merupakan tantangan bagaimana

auditor yang ditugaskan agar ia mampu menyelesaikan pekerjaan auditnya.

Di samping itu, anggaran biaya dan jadwal waktu yang dialokasikan untuk

setiap penugasan audit merupakan alat pengendalian yang efektif atas setiap

aktivitas pekerjaan audit yang dilaksanakan.

Memang benar bahwa anggaran biaya ataupun waktu yang dialokasi

tidaklah dibuat kaku, artinya tetap ada atau sangat memungkinkan adanya

revisi, yaitu setelah secara periodik pekerjaan yang dilaksanakan dievaluasi

progres atau kemajuannya. Di samping itu, sangat beralasan jika memang

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 56: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

estimasi anggaran biaya dan alokasi waktu pertimbangannya sudah tidak cost

beneficial (biaya lebih besar dari manfaatnya), pekerjaan tersebut ditunda dan

bahkan dihentikan. Di sisi lain, sangat memungkinkan jika memang manfaat

yang akan diperoleh lebih besar dari biaya dan waktu yang dialokasikan, maka

perlu ada revisi yang segera. Apalagi, kalau tambahan biaya yang diusulkan

dikaitkan dengan identifikasi berbagai risiko signifikan memiliki potensi untuk

dapat diungkapkan.

Dalam setiap aktivitas pekerjaan audit, anggaran biaya dan alokasi

waktu yang dibuat untuk setiap pekerjaan audit adalah sangat penting. Tanpa

dibuatkannya anggaran dan alokasi jadwal waktu, maka pekerjaan audit akan

terasa sangat membuang-buang waktu dan terkesan bahwa pekerjaan audit

yang dilaksanakan hanya sekadar membagi rata anggaran dan waktu yang

tersedia atas segmen (bagian) yang diaudit. Padahal, penentuan anggaran

biaya dan alokasi waktu dimaksudkan agar audit memfokuskan anggaran biaya

dan waktu pada area yang lebih berisiko tinggi dan perlu perhatian segera

dibandingkan segmen atau bagian yang lainnya. Oleh karenanya, anggaran

biaya dan waktu yang tersedia untuk setiap pekerjaan audit harus dibiasakan

untuk diikuti.

Agar efektif, anggaran biaya dan waktu sebagai alat kendali ini harus

mencakup catatan dan pelaporan terkini yang diharapkan mampu untuk

menyajikan informasi:

1. Bagaimana cara seorang pengendali teknis dan tim audit yang ditugaskan

untuk mampu membagikan anggaran biaya dan waktu ke dalam berbagai

segmen audit dari pekerjaan auditnya dan membuat catatan waktu yang

dipergunakan untuk melakukan audit atas segmen-segmen tersebut.

2. Bagaimana cara tim audit yang ditugaskan, khususnya anggota tim untuk

membuat laporan waktu yang dipakai selama periode waktu berjalan (dapat

harian atau mingguan), serta membuat ikhtisar dari hasilnya.

3. Bagaimana cara unit kerja inspektorat membuat laporan berjalan (laporan

progress), umumnya bulanan, yaitu mengenai status dari seluruh proyek

pekerjaan audit yang sedang dilaksanakan atau berjalan.

Berikut disajikan contoh lembar kerja untuk pengendalian anggaran

waktu atas setiap pekerjaan audit. Laporan pengendalian ini disampaikan

kepada unit kerja inspektorat dan tembusannya tetap disimpan sebagai kertas

kerja audit. Isi lembar kerja ini meliputi alokasi waktu audit ke berbagai segmen

setiap proyek pekerjaan audit, yaitu dimulai dengan rencana awal dan

dilanjutkan terus hingga penyelesaian laporan audit.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik50

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 57: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

51

Pengendalian waktu untuk penyelesaian pekerjaan audit dimulai sejak

dibuatkannya estimasi dari waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian

pekerjaan audit. Beberapa pertimbangan yang umumnya digunakan untuk

mengestimasi waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan atau

tugas audit adalah:

1. Pengalaman dari pekerjaan audit tahun yang lalu.

2. Kompetensi dari auditor yang ditugaskan untuk melaksanakan tugas audit.

3. Analisis yang akan datang untuk pekerjaan audit dengan melihat pada

tujuan dan ruang lingkup audit.

4. Estimasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan

(fieldwork), draft laporan, pertemuan dengan auditi, dan reviu oleh

pengendalai teknis (supervisor).

Waktu yang dianggarkan harus benar-benar dimaksudkan untuk

penyelesaian pekerjaan audit dan tidak dimaksudkan sebagian sebagai

cadangan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya ketidak-efisienan

dalam pelaksanaan tugas audit. Estimasi waktu harus menjadi dasar untuk

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

INSPEKTORATPROVINSI/KABUPATEN/KOTA :………………..

LEMBAR KERJA UNTUK ANGGARAN WAKTU

Nomor Pekerjaan:

KKA TAHAPAN ANGG. ANGG. ANGG. MgMg Mg Mg

Ref. AUDIT ORIG. REV. TOT. 1(kumulatif) (kumulatif) (kumulatif)

2 3 4

Perencanaan

Prelim. Survey

Evaluasi ICS

Fieldwork1. Segmen A2. Segmen B3. Segmen C4. dst

Total Fieldwork

Penulisan Lap

Tanggapan

TOTAL WAKTU

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 58: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

pekerjaan staf dan juga pedoman bagi setiap auditor yang bertugas. Estimasi

waktu ini kemudian diperbandingkan dengan waktu sebenarnya yang digunakan

selama pekerjaan, dan bila perlu estimasi waktu penyelesaian dapat dimodifikasi,

meskipun patut juga dipertimbangkan bahwa modifikasi ini akan mempengaruhi

anggaran waktu dan biaya serta dampak untuk pekerjaan audit lainnya.

Umumnya, dibuatkan laporan penggunaan waktu (time report), khususnya

bila terjadi perbedaan waktu yang terpakai antara yang dianggarkan dengan

realisasinya.

Sebagaimana sudah dijelaskan di atas, pengendalian pekerjaan audit

yang cukup efektif adalah melalui pengalokasian lamanya waktu untuk suatu

penugasan audit. Metode pengendalian ini cukup realistis untuk mengendalikan

pekerjaan audit, yaitu diawali dengan estimasi yang cermat dan hati-hati

terhadap waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian satu tugas pekerjaan

audit. Beberapa pertimbangan yang dapat dipakai dalam menentukan lamanya

waktu penugasan yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan audit:

1. Berdasarkan lamanya waktu yang digunakan untuk penugasan audit tahun-

tahun sebelumnya, apabila merupakan penugasan audit berulang (repeat

audit).

2. Analisis masa depan atas waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas

audit terutama terhadap tujuan dan ruang lingkup yang telah ditetapkan.

3. Prakiraan atau estimasi waktu lebih rinci yang dibutuhkan untuk pelaksanaan

pekerjaan lapangan, pembuatan draft laporan, pembahasan dengan auditi,

dan pekerjaan reviu serta editing, termasuk supervisi pekerjaan audit.

Waktu yang dianggarkan untuk pekerjaan audit adalah benar-benar

waktu yang dialokasikan untuk penyelesaian pekerjaan audit yang akan

dilaksanakan, tidak termasuk yang dicadangkan untuk kemungkinan adanya

tambahan pekerjaan yang diperlukan. Tindakan ini dimaksudkan untuk mencegah

atau menghindarkan diri dari terjadinya inefisiensi, ketidakhematan atau

pemborosan waktu dalam pelaksanaan pekerjaan audit. Waktu yang diestimasi

harus menjadi dasar penugasan staf dan juga menjadi pedoman untuk setiap

orang yang melakukan penugasan. Estimasi yang dibuat atas pekerjaan audit

harus dibandingkan nantinya dengan aktual atau realisasi anggaran yang

digunakan untuk penyelesaian pekerjaan audit. Bila memang dibutuhkan,

estimasi ini dapat direvisi atau dimodifikasi sesuai dengan waktu yang memang

benar-benar dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan audit. Laporan penggunaan

waktu yang dibuat oleh auditor harus dapat mengidentifikasi secara spesifik

untuk setiap staf audit yang ditugaskan atas penyelesaian pekerjaan audit yang

dilaksanakan, sehingga analisis yang akurat dapat dilakukan terhadap perbedaan

52 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 59: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

53Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

antara waktu yang dialokasikan dengan realisasi yang digunakan dalam

penyelesaian suatu penugasan audit.

Auditor yang melaksanakan penugasan audit harus menyiapkan secara rinci

catatan waktu yang sebenarnya digunakan dibandingkan dengan anggaran

waktu yang dialokasikan untuk penyelesaian pekerjaan audit. Klasifikasi rinci

yang dapat digunakan didasarkan pada:

1. Perencanaan audit dan survai pendahuluan

2. Pekerjaan lapangan

3. Supervisi pekerjaan audit

4. Laporan hasil audit, termasuk penyusunan draft laporan

5. Reviu dan editing

E. Laporan Kemajuan Pekerjaan Audit (Laporan Progres)

Laporan kemajuan pekerjaan audit umumnya disiapkan satu atau tiga

bulan sekali. Laporan progres ini mungkin juga disiapkan sesuai permintaan

atau kebutuhan, khususnya untuk memonitor sampai sejauh mana pekerjaan

audit telah diselesaikan. Dalam laporan kemajuan pekerjaan audit ini, seorang

supervisor (pengendali teknis) dapat memperoleh informasi terkini mengenai

status pekerjaan yang dilaksanakan, rencana tindakan yang akan dilakukan,

dan juga kendala-kendala yang dihadapi dalam penyelesaian pekerjaan audit.

Laporan kemajuan pekerjaan audit ini dipandang cukup efektif sebagai alat

untuk pengendalian pekerjaan audit. Namun, seorang pengendali teknis tentunya

mengharapkan dari tim auditnya diperoleh laporan progres yang sederhana

atau tidak terlalu rumit yang mampu menyajikan informasi yang terkini mengenai

status pekerjaan audit yang sedang dikerjakan.

Contoh format sederhana dari laporan progres yang disiapkan mingguan

di bawah ini menggambarkan posisi atau status pekerjaan audit yang di-

laksanakan. Laporan kemajuan pekerjaan audit yang disiapkan mingguan ini

didesain untuk menunjukkan anggaran yang dialokasikan, hari-hari yang

digunakan dan dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan audit. Di samping

itu, laporan mingguan ini juga menyajikan informasi mengenai tanggapan atas

masalah-masalah yang diantisipasi akan timbul serta informasi lain yang perlu

disampaikan di dalam laporan progres tersebut.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 60: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik54

LAPORAN PROGRES MINGGUANAkhir Minggu Ke……..….…..

Pekerjaan Audit: ………………………………………………………..

Jumlah Hari PenugasanAnggaran Waktu …………………...Kumulatif s/d minggu lalu ………………….Total Minggu ini ...........................Total Kumulatif s/d Minggun ini .............................Anggaran yang masih tersedia ..............................Yang masih dibutuhkan untuk penyelesaian ..............................

Segmen Audit atas Anggaran yang dialokasi:Jumlah Hari Penugasan

Segmen Audit Anggaran Realisasi1. …………………………………………… …………… ………….2. …………………………………………… ……………. ………….3. …………………………………………… ……………. ………….

Tindakan-tindakan untuk Perbaikan :1. …………………………………………… ……………. …………..2. …………………………………………… ……………. …………..3. …………………………………………… .…………… …………..

Permasalahan Potensial :………………………………………………………………………………………………

Ttd

………………………… Ketua Tim Audit

Contoh format dari laporan progres mingguan ini sangat fleksibel. Bentuk dan

informasi yang disajikan di dalam laporan progres dapat disesuaikan dengan

kebutuhan. Contoh dari laporan progres tersebut lebih difokuskan untuk

kebutuhan pengendalian jumlah hari yang dialokasikan untuk pekerjaan audit.

F. Risiko Audit

Dalam pekerjaan audit yang dilakukan, auditor harus mempertimbangkan

kemungkinan terjadinya risiko audit. Secara umum, risiko mengandung arti

hambatan-hambatan yang mungkin terjadi yang dapat menghalangi pencapaian

suatu tujuan yang telah ditetapkan. Risiko audit merupakan risiko yang mungkin

terjadi dalam penugasan audit yang dilaksanakan di mana auditor tidak dapat

mengungkapkan permasalahan yang mungkin terjadi dalam prosedur audit

yang normal, walaupun pekerjaan audit sudah dilakukan sesuai dan memenuhi

standar audit yang berlaku.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 61: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

55Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Risiko audit terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: risiko bawaan (inherent

risk), risiko pengendalian (control risk), dan risiko deteksi (detection risk). Risiko

bawaan adalah risiko yang disebabkan karena adanya potensi kerentanan yang

terkandung di dalam setiap pekerjaan, kegiatan, atau aktivitas yang dilaksanakan.

Kerentanan aktivitas, kegiatan ataupun aktiva yang digunakan dapat menimbulkan

terjadinya kesalahan atau ketidakberesan atas pelaksanaan kegiatan atau

penggunaan aktiva tersebut. Risiko pengendalian adalah kemungkinan kelemahan

pengendalian yang terjadi walaupun sudah dipasangkan pengendalian atas

suatu kegiatan dimaksud. Risiko deteksi adalah risiko tidak terdeteksinya suatu

masalah meskipun prosedur audit yang normal sudah dilaksanakan.

Dalam pekerjaan audit yang dilaksanakan, perlu dibedakan antara

risiko operasional, risiko audit, dan kegagalan audit. Risiko operasional adalah

hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dan dapat menghalangi pencapaian

tujuan operasional. Risiko audit sebagaimana yang sudah dijelaskan adalah

kemungkinan auditor tidak berhasil mengidentifikasi suatu masalah meskipun

prosedur audit normal sudah dilaksanakan. Kegagalan audit adalah ketidak-

mampuan auditor untuk mengungkapkan suatu masalah yang harus dideteksinya

disebabkan karena audit dilaksanakan tidak sesuai standar dan pekerjaan

audit dilaksanakan di bawah standar audit yang telah ditetapkan. Untuk

menghindarkan kegagalan dalam audit, auditor dan pimpinan fungsi pengawasan

harus menerapkan praktik-praktik yang memadai untuk mengendalikan pekerjaan

audit yang dilaksanakan.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 62: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik56

Halaman ini sengaja dikosongkan

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 63: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

57

A.Pendahuluan

Pengelolaan dan pengembangan staf merupakan bagian yang sangat

penting dalam tanggung jawab manajemen di organisasi manapun. Begitu

pula halnya di unit organisasi audit internal, dalam hal ini di Inspektorat Daerah.

Bahwa pimpinan unit kerja audit bertanggung jawab untuk pengelolaan yang

efektif terhadap staf auditornya. Beberapa tanggung jawab pimpinan dalam

pengelolaan dan pengembangan staf, di antaranya adalah:

1. Pembuatan uraian tugas untuk berbagai posisi auditor internal.

2. Penentuan standar kualitas auditor yang dibutuhkan untuk penugasan audit.

3. Pemilihan auditor dan sistem rekrutasi yang memadai.

4. Pendidikan dan pelatihan yang kontinyu bagi auditornya.

5. Evaluasi kinerja auditor.

Berikut akan diuraikan berbagai hal penting berkaitan dengan

pengelolaan dan pengembangan staf audit di fungsi pengawasan Inspektorat

Daerah. Pembahasan dalam bab ini dimulai dengan menentukan persyaratan

kualitas auditor yang dibutuhkan untuk melaksanakan penugasan atau

pekerjaan audit.

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan pembaca dapat:

• Menjelaskan persyaratan kualitas yang harus dimiliki auditor di

Inspektorat Daerah dan sumber darimana dapat diperolehnya.

• Menjelaskan bagaimana sistem rekrutasi yang efektif untuk

mendapatkan staf audit yang berkualitas.

• Menjelaskan bagaimana pengembangan staf audit agar selalu dapat

ditingkatkan kompetensinya untuk pelaksanaan tugas pekerjaan

auditnya.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

5BabPengelolaan danPengembangan Staf Auditdi Inspektorat Daerah

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 64: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik58

B.Persyaratan Kualitas

Pekerjaan audit yang profesional menuntut auditor yang melaksanakan

juga memiliki kemampuan profesional untuk melakukan tugas audit yang

dibebankan kepadanya. Persyaratan ini mengandung arti bahwa seorang

auditor wajib memiliki pengetahuan yang luas baik mengenai ilmu auditing

maupun pengetahuan teknis yang dikuasainya. Sebagai contoh: Amir yang

berprofesi sebagai auditor di Inspektorat Propinsi DKI Jaya dan memiliki latar

belakang pendidikan ilmu sosial, maka yang bersangkutan harus memiliki

kemampuan teknis, baik mengenai ilmu auditing maupun pengetahuan yang

memadai di bidang ilmu sosial.

Di samping persyaratan kemampuan teknis yang harus dimiliki, seorang

auditor juga harus memiliki kemampuan analisis sebagai dasar untuk mengambil

judgment dalam penugasan audit. Tidak seperti kemampuan teknis yang

dapat ditingkatkan terus melalui pendidikan dan pelatihan di bidang audit dan

pengetahuan yang dikuasainya, maka kemampuan teknis umumnya diperoleh

auditor berdasarkan pengalaman di lapangan dalam penugasan audit yang

dilakukan. Kualitas dari analisisnya bukan ditentukan dari lamanya menjadi

auditor, melainkan kemampuannya untuk memahami dan mengambil makna

dari permasalahan-permasalahan yang berhasil dicarikan solusi terbaiknya.

Persyaratan kualitas baik mengenai kemampuan teknis maupun analisis

tidak bisa dikompromikan. Profesi telah menetapkan standar yang tinggi bagi

siapapun yang ingin menjadi auditor internal. Tidak ada tawar menawar berkaitan

dengan kualitas yang telah distandarkan. Lebih baik memiliki beberapa

staf audit yang terbatas, namun kompeten daripada memiliki staf audit yang

banyak tetapi kualitas auditor-auditor tersebut di bawah persyaratan teknis

dan analisis yang memadai. Oleh karena itu, adalah kewajiban dari pimpinan

fungsi pengawasan Inspektorat Daerah untuk menetapkan atribut-atribut

pengetahuan, kemampuan teknis dan analisis, serta karakter kualitas pada

pemilihan dan pengembangan staf di lingkungan inspektorat daerahnya.

Wajib bagi seorang auditor untuk selalu meningkatkan pendidikannya

baik melalui jalur akademis maupun profesi, serta mengembangkan kemampuan

analisisnya melalui pengalaman yang diperolehnya di setiap penugasan yang

dilaksanakan. Dari peningkatan pendidikan yang dilakukan, diharapkan ini

akan mampu untuk mengembangkan pengetahuan, keahlian, dan disiplin

yang esensial untuk mencapai kinerja yang memadai dalam pekerjaan auditnya.

Ruang lingkup yang luas dari profesi audit internal membuat pengetahuan

HasilAuditKomunikasi

Page 65: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

59

auditor akan semakin lengkap. Namun demikian, tidak dimaksudkan bahwa

seorang auditor harus menguasai seluruh pengetahuan yang esensial. Paling

tidak, auditor tersebut menguasai dengan baik pengetahuan yang memang

dipelajarinya pada saat ia menuntut pendidikan dahulu. Sebagai contoh:

seorang auditor yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu pemerintahan,

diharapkan menguasai dengan baik dan terus meningkatkan pendidikan di

bidang disiplin ilmu pemerintahan. Sebagai satu tim audit, auditor yang berada

di dalam satu tim tersebut harus terdiri dari auditor-auditor yang memiliki

kecakapan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya.

Sesuai dengan buku pedoman Standar Profesi Audit Internal,

persyaratan kualitas seorang auditor internal diatur di butir 1200 di bawah

judul Keahlian dan Kecermatan Profesional. Berikut ini kutipan lengkap

mengenai keahlian dan Kecermatan Profesional (butir 1200) sebagaimana

tertuang di dalam buku SPAI (SPAI, 2004: 16 – 17).

Penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan

kecermatan profesional:

1210 Keahlian

Auditor internal harus memiliki pengetahuan dan keterampilan, dan kompetensi

lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan.

Fungsi Audit Internal secara kolektif harus memiliki atau memperoleh

pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tanggung jawabnya.

1210.1 - Penanggung jawab Fungsi Audit Internal harus memperoleh saran

dan asistensi dari pihak yang kompeten jika pengetahuan, keterampilan,

dan kompetensi dari staf auditor internal tidak memadai untuk

pelaksanaan sebagian atau seluruh penugasannya.

1210.2 - Auditor internal harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk

dapat mengenali, meneliti, dan menguji adanya indikasi kecurangan.

1210.3 - Fungsi Audit Internal secara kolektif harus memiliki pengetahuan

tentang risiko dan pengendalian yang penting dalam bidang teknologi

informasi dan teknik-teknik audit berbasis teknologi informasi yang

tersedia.

1220 Kecermatan Profesional

Auditor internal harus menerapkan kecermatan dan keterampilan yang layaknya

dilakukan oleh seorang auditor internal yang prudent dan kompeten.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 66: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

1220.1 - Dalam menerapkan kecermatan profesional, auditor internal perlu

mempertimbangkan:

a. Ruang lingkup penugasan.

b. Kompleksitas dan materialitas yang dicakup dalam penugasan.

c. Kecukupan dan efektifitas manajemen risiko, pengendalian, dan

proses governance.

d. Biaya dan manfaat penggunaan sumber daya dalam penugasan.

e. Penggunaan teknik-teknik audit berbantuan komputer dan teknik-

teknik analisis lainnya.

1230 Pengembangan Profesional yang Berkelanjutan (PPL)

Auditor internal harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan

kompetensinya melalui Pengembangan Profesional yang berkelanjutan.

Agar mampu mencapai persyaratan kualitas sebagaimana yang

ditetapkan di dalam standar profesi, maka atribut-atribut yang harus dimiliki

seorang auditor Inspektorat Daerah adalah:

1. Kecakapan dalam menerapkan standar, prosedur, dan teknik audit yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan penugasan.

2. Pemahaman memadai atas prinsip dan teknik akuntansi berkenaan dengan

audit atas masalah pengelolaan keuangan dan reviu atas laporan keuangan.

3. Pemahaman yang memadai atas prinsip-prinsip manajemen yang dibutuhkan

untuk mengenali dan mengevaluasi materialitas dan signifikannya penyimpangan

dari praktik-praktik bisnis yang baik dan memadai.

4. Kemampuan untuk mengetahui adanya masalah atau potensi masalah dan

menentukan penelitian lebih lanjut yang harus dilakukan atau bantuan

yang harus diperoleh.

Seorang auditor harus memiliki keahlian untuk berhubungan dengan

orang lain dan mampu berkomunikasi dengan efektif. Auditor harus memahami

dengan baik bagaimana seharusnya berhubungan dengan auditinya dan

mampu untuk selalu mempertahankan tingkat kepuasan auditinya. Auditor

juga harus mampu berkomunikasi lisan dan tertulis sehingga ia mampu secara

jelas dan efektif untuk menyampaikan berbagai hal kepada auditinya, seperti:

tujuan dan sasaran penugasan, evaluasi yang dilakukan, simpulan dan saran

atau rekomendasi.

Seorang penanggung jawab fungsi audit internal di inspektorat daerah

baik tingkat provinsi, kabupaten, atau kota, harus menetapkan kriteria yang

sesuai untuk persyaratan pendidikan dan pengalaman atas posisi audit internal

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik60

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 67: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

61

yang tersedia. Ia juga harus mampu untuk menentukan ruang lingkup pekerjaan

yang sesuai untuk auditornya, termasuk tingkat tanggung jawab yang dibebankan

sesuai posisi dimaksud. Jaminan yang semestinya juga harus diperoleh atas

kualifikasi dan kecakapan auditor yang akan direkrutnya.

Secara bersama, para auditor di lingkungan inspektorat harus memiliki

pegetahuan dan keahlian yang esensial untuk penerapan persyaratan profesi

di organisasinya. Atribut-atribut yang melekat ini, termasuk di dalamnya adalah

standar, prosedur, dan teknik audit. Beberapa karakter untuk suatu kualitas

yang memadai, misalnya: kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan

yang selalu berubah juga dibutuhkan seiring dengan meningkatnya permintaan

atas peran auditor internal.

Untuk mampu dan sukses berhubungan dengan orang lain, auditor

harus mampu untuk memperoleh pemahaman apa yang membuat orang lain

senang atau berlaku kasar. Auditor harus memiliki empati atas masalah orang

lain. Auditor harus sensitif dan mampu memahami apa yang membuat orang

lain tersebut frustasi atas masalah yang dihadapi. Auditor harus bisa memahami

bagaimana perasaan dan sikap mereka terhadap pekerjaan dan tugas yang

dibebankan kepadanya, juga termasuk bagaimana perasaan, sikap, dan

pandangan mereka atas atasannya, serta organisasi tempat ia beraktivitas/

bekerja. Auditor harus memiliki taktik dan strategi yang tepat agar mampu

memperoleh informasi melalui pertanyaan-pertanyaan yang produktif tanpa

harus membuat konflik dengan orang tersebut.

Terhadap masalah-masalah yang tingkat kesulitannya tinggi, auditor

harus mampu untuk menentukan dan mengambil sikap yang tegas. Auditor

harus mampu menahan diri dari berbagai tekanan yang dihadapi. Auditor

harus mampu untuk berupaya keras mendapatkan fakta yang dibutuhkan dan

mendokumentasikan sehingga dapat mampu untuk menahan serangan-

serangan yang mungkin dihadapi dalam penugasan auditnya.

Agar mampu memberikan pendapat yang profesional, seorang auditor

harus memiliki integritas, obyektivitas, dan tanggung jawab yang memadai

agar mampu menjalankan aktivitas profesinya. Seorang auditor internal harus

mampu untuk dapat mengembangkan suatu masalah berdasarkan fakta yang

terjadi, menempatkan fakta pada perspektif atau tempatnya, secara objektif

mengevaluasi materialitas dari temuan, tidak dipengaruhi unsur personal

(pribadi), benar-benar dapat dipercaya, dan bertanggung jawab sepenuhnya

atas penugasan yang dilakukan. Auditor juga harus menunjukkan sikap yang

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 68: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik62

positif, memiliki inisiatif dan imajinatif untuk mendapatkan berbagai cara

mengidentifikasi masalah dan potensi masalah yang berkembang.

C.Sumber untuk Mendapatkan Staf Audit

Calon untuk posisi auditor internal dapat diperoleh atau datang dari

berbagai sumber. Berikut ini merupakan sumber-sumber yang umumnya

menjadi alternatif untuk memperoleh auditor internal yang dibutuhkan:

1. Perguruan Tinggi

Dewasa ini mulai ada kecenderungan meningkatnya minat para lulusan

dari perguruan tinggi untuk menjadi internal auditor. Dalam sebuah artikel

berjudul “A Good Time To Be An Internal Auditor” dan ditulis di majalah

Internal Auditor terbitan bulan Juni 2004, diuraikan hasil penelitian di

Amerika Serikat yang menunjukkan meningkatnya minat para lulusan

perguruan tinggi yang ingin menjadi auditor internal. Beberapa alasan yang

dikemukakan di artikel tersebut mengapa mereka tertarik untuk menjadi

auditor internal, antara lain adalah: penghasilan yang memadai, jenjang

karir yang jelas, pengalaman berharga yang akan diperoleh, tempat

pelatihan, dan peran sebagai konsultan.

Bagaimana halnya dengan di Indonesia? Meskipun perkembangannya

belum sepesat seperti di Amerika Serikat, secara perlahan dapat dilihat

bahwa di kalangan lulusan perguruan tinggi mulai ada minat untuk menjadi

auditor internal. Satu bukti yang dapat diuraikan di sini adalah saat ini

semakin banyak auditor internal yang masih muda dan baru untuk mengikuti

ujian sertifikasi internasional (CIA). Namun demikian, untuk auditor internal

di kalangan sektor publik, seperti auditor di Inspektorat Daerah, hal ini masih

belum nampak adanya kecenderungan dari kalangan muda dan perguruan

tinggi untuk menjadi auditor di Inspektorat Daerah. Tentunya ini menjadi

tantangan bagi pimpinan di Inspektorat Daerah untuk mewujudkan hal ini.

Untuk menarik minat para mahasiswa di perguruan tinggi untuk nantinya

setelah mereka lulus berkeinginan menjadi auditor internal, banyak perguruan

tinggi khususnya di fakultas ekonomi jurusan akuntansi mulai mengenalkan

profesi ini. Satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan

mata kuliah audit internal sebagai salah satu mata kuliah keahlian yang

harus diambil oleh mahasiswa. Di sisi lain, pihak penyelenggara perguruan

tinggi juga mulai menyediakan program magang (internship) bagi mahasiswa

yang ingin mengambil kekhususan di bidang audit internal. Akhirnya, satu

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 69: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

63

upaya yang juga dilakukan asosiasi profesi untuk mengenalkan profesi ini

di kalangan kampus yaitu dengan mengadakan sosialisasi pengenalan

profesi audit internal ini di kalangan mahasiswa.

Keuntungan merekrut auditor internal dari perguruan tinggi adalah mereka

memiliki semangat kerja yang tinggi dan tentunya karena diseleksi dari

yang terbaik, maka pengetahuan yang mereka kuasai merupakan jaminan

kualitas untuk berhasilnya mereka dalam melaksanakan penugasan nantinya.

Beberapa hal yang merupakan kelemahan adalah bahwa mereka belum

memiliki pengalaman bekerja yang memadai, khususnya di bidang audit

internal. Di samping itu, mereka juga belum memahami secara baik budaya

atau kultur yang berkembang di tempat mereka bekerja.

2. Kantor Akuntan Publik

Perkembangan saat ini menunjukkan bahwa banyak juga audior internal

yang berasal dari kantor akuntan publik. Umumnya, mereka yang direkrut

adalah para auditor eksternal yang semula melakukan penugasan audit

laporan keuangan dan kemudian ditawarkan atau diberi kesempatan untuk

menjadi auditor internal di tempat mereka dahulu pernah melakukan audit

laporan keuangan tersebut. Keuntungan merekrut auditor internal yang

berasal dari kantor akuntan publik adalah umumnya auditor-auditor ini masih

muda, bersemangat, dan memiliki prospek karir yang baik untuk masa

depan. Di samping itu, mereka umumnya juga sudah memiliki pengalaman

untuk melakukan penugasan audit dan pengetahuan yang memadai

khususnya pengetahuan yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan.

Calon dari Akuntan Publik, perlu diberi “penyesuaian“ dahulu, karena sudut

pandang eksternal auditor berbeda dengan internal auditor.

3. Internal Organisasi

Cara memperoleh calon auditor internal yang berasal dari dalam organisasi

sendiri merupakan cara yang paling efektif. Hal ini disebabkan karena

calon auditor internal ini umumnya sudah sangat memahami budaya atau

kultur yang berkembang di organisasi. Yang dibutuhkan oleh mereka adalah

bagaimana mereka mampu untuk mempelajari atau mendalami ilmu auditing

sebagai bekal mereka untuk melakukan penugasan audit. Banyak pihak

menyatakan bahwa pemilihan calon auditor internal yang berasal dari

dalam organisasi sendiri merupakan cara yang paling ampuh untuk

mendapatkan auditor internal yang siap pakai karena mereka sudah paham

dengan budaya organisasi dan tinggal memperdalam ilmu auditing.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 70: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

4. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

Banyak pula peluang untuk mendapatkan calon auditor internal dari para

auditor pemerintah yang semula bekerja di Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan (BPKP). Pertimbangan mengapa auditor-auditor BPKP

dipilih untuk menjadi auditor internal adalah karena umumnya mereka

sudah memiliki kemampuan teknis audit dan pengetahuan yang memadai

serta pengalaman yang cukup dalam penugasan audit ketika mereka masih

menjadi auditor BPKP.

5. Sumber-sumber Lainnya

Di samping berbagai sumber yang sudah dipaparkan untuk kebutuhan

tenaga auditor internal, banyak sumber lain yang cukup potensial untuk

mendapatkan auditor internal. Satu hal yang dapat disampaikan di sini

adalah melalui organisasi profesi audit internal. Umumnya organisasi profesi

audit internal dapat membantu untuk mendapatkan auditor internal yang

dibutuhkan. Salah satu media yang biasa digunakan adalah iklan melalui

majalah profesi. Organisasi internasional untuk profesi audit internal memiliki

media majalah “Internal Auditor” yang penyebarannya sudah mendunia,

termasuk di Indonesia. Umumnya, di majalah tersebut dapat dicari kebutuhan

tenaga auditor internal yang sesuai dengan persyaratannya. Sumber lain

untuk mendapatkan auditor internal adalah melalui internet. Kemajuan

teknologi informasi telah sangat memungkinkan setiap orang dengan mudah

mendapatkan apa yang diinginkannya melalui internet, termasuk kebutuhan

akan tenaga auditor internal. Satu sumber yang umum adalah iklan melalui

media masa. Dari iklan di media masa baik cetak maupun elektronik, dapat

diperoleh informasi auditor internal yang dibutuhkan.

Bagaimana halnya untuk kebutuhan akan tenaga auditor internal di

lingkungan inspektorat daerah. Sampai dengan saat ini, untuk mengisi lowongan

kebutuhan tenaga auditor inspektorat daerah, diperoleh dari lingkungan dalam

sendiri yaitu mereka yang tadinya bekerja di operasional, misalnya di Dinas

Pekerjaan Umum, Dinas Pendapatan, Dinas Sosial, dan sebagainya kemudian

dialihtugaskan ke unit inspektorat untuk menjadi auditor di inspektorat. Cara

ini merupakan metode yang paling praktis dan tepat karena mereka yang

dipindahkan dari operasional ke inspektorat umumnya sudah sangat paham

dengan aktivitas operasional di lingkungan pemerintah daerah. Mereka tinggal

mendalami ilmu auditing (pengawasan) yang mungkin belum pernah mereka

dapatkan. Dengan cara ini, tidak perlu butuh waktu lama untuk mendapatkan

auditor inspektorat yang kompeten, dengan catatan bahwa sistem rekrutasinya

sudah sesuai dengan persyaratan kualitas auditor internal yang dibutuhkan.

64 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 71: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

65Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

(catatan: sistem rekrutasi auditor internal akan dibahas berikut ini). Seringkali

juga kebutuhan tenaga auditor inspektorat di daerah diperoleh atau pindahan

dari BPKP, yaitu karena pengalaman yang sudah teruji di bidang audit. Harus

disadari bahwa cara mendapatkan auditor internal dari lingkungan organisasi

sendiri merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan auditor internal yang

kompeten. Satu hal yang sangat mendasar dan berperan penting untuk

mendapatkan auditor internal yang profesional adalah keinginan atau minat

untuk menjadi auditor internal harus timbul dari diri masing-masing auditor

internal tersebut dan bukan dipaksakan karena tugas yang harus dilaksanakan.

D.Bagaimana Proses Menyeleksi Auditor Internal

Seringkali terjadi masalah yang timbul berkaitan dengan kinerja

auditor internal. Ada sebagian auditor internal yang memang menyenangi

tugasnya sebagai auditor. Namun, tidak jarang banyak juga yang tidak suka

berprofesi sebagai auditor. Mengapa hal ini dapat terjadi? Salah satu alasan

adalah bahwa cara menyeleksi kebutuhan auditor internal seringkali tidak

adil. Secara tradisional, seseorang ditunjuk untuk menjadi auditor internal

sebetulnya bukan atas kemauannya sendiri, melainkan “dipaksakan” oleh

tugas yang memang harus dilaksanakan. Akibatnya, semangat dan motivasinya

menjadi sangat rendah. Apalagi berkembang suatu kesan (image) bahwa

mereka yang dipindahtugaskan dari aktivitas operasional dan kemudian

menjadi auditor berarti telah “dibuang” atau “tidak terpakai lagi”. Kesan inilah

yang biasanya lebih dominan dan melekat, serta berdampak buruk terhadap

kinerja auditor. Memang harus disadari bahwa cara menyeleksi auditor internal

masih banyak tidak melibatkan pihak yang membutuhkan (dalam hal ini

Inspektorat Daerah atau inspektorat itu sendiri). Tidak ada proses yang baku

untuk menyeleksi kompetensi calon auditor internal yang akan bergabung di

inspektorat dan semuanya lebih diserahkan kepada mekanisme pihak

kepegawaian saja tanpa melibatkan audior inspektorat (dalam hal ini Inspektur

Jenderal). Oleh karenanya, ke depan siapapun yang terlibat dalam proses

ini harus berani menyeleksi auditor internal secara lebih transparan dan

melibatkan unsur penggunanya.

Paradigma baru auditor internal saat ini, mensyaratkan bahwa untuk

mendapatkan auditor internal yang profesional harus melibatkan auditor

atau pimpinan auditor. Jadi, proses ini bukan hanya urusan bagian personalia

atau kepegawaian saja melainkan unit kerja audit sebagai penerima

manfaatnya. Seleksi calon auditor internal yang baru ini harus melalui dua

tahapan, yaitu:

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 72: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik66

1. Wawancara (interviu)

Proses wawancara dengan calon auditor harus direncanakan dan diorganisir

dengan baik. Data berkaitan dengan calon auditor ini harus sudah dibaca/

dipelajari dengan hati-hati dan cermat dan bila mungkin menghubungi pihak

yang memberikan referensi untuk menanyakan hal ikhwal berkaitan dengan

latar belakang dan pengalaman si calon auditor internal tersebut. Sebaiknya

dalam menghubungi pihak yang memberikan referensi diusahakan tidak

melalui surat melainkan langsung menghubungi via telepon. Pihak yang

melakukan interviu harus sudah mengatur waktu agar tidak mengganggu

pekerjaan yang harus diselesaikan. Pimpinan audit internal bertanggung

jawab untuk menyeleksi lebih dahulu calon yang akan dipanggil untuk

diinterviu. Pimpinan unit audit internal dapat dibantu oleh asisten atau

wakilnya untuk melakukan seleksi awal terhadap calon auditor internal yang

akan dipanggil.

Karena proses interviu ini merupakan suatu seni dan layak untuk

dikembangkan, maka pihak yang menginterviu harus betul-betul ahli atau

menguasai proses ini, baik isi (content expert) maupun cara menginterviunya

(process expert). Oleh karenanya, pihak yang menginterviu harus memiliki

latar belakang ilmu dan pengetahuan audit internal yang memadai, teknik

berkomunikasi yang efektif, serta pengalaman audit yang luas.

Beberapa pertanyaan yang bisa diajukan pada saat proses interviu, khususnya

untuk calon auditor yang sudah berpengalaman melaksanakan penugasan

audit internal, antara lain:

1. Penugasan audit apa yang telah anda laksanakan?

2. Bagaimana pendekatan audit yang anda lakukan?

3. Laporan audit yang seperti apa yang pernah anda buat?

4. Apa yang anda ingin pertahankan dari pendidikan yang pernah anda ikuti?

5. Mengapa anda mau melakukan perubahan?

6. Apa yang anda suka dari profesi audit internal?

7. Apa yang anda tidak suka dari profesi audit internal?

8. Penugasan apa yang anda sukai?

9. Apa tujuan hidup anda?

10. Coba anda tunjukkan satu situasi tersulit yang harus anda hadapi?

Untuk auditor yang belum berpengalaman (auditor dengan pengalaman nol

tahun), pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan pada saat internviu,

antara lain adalah:

1. Apa yang anda ketahui mengenai konsep audit internal?

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 73: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

67Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

2. Darimana anda mengetahui profesi audit internal? Mengapa anda

menyukainya?

3. Penugasan audit apa yang paling anda sukai?

4. Apa anda mempunyai kepentingan di luar yang mungkin berhubungan

dengan audit internal?

5. Apa tujuan hidup anda?

Seluruh data hasil interviu ini harus diorganisir dan disimpan dengan baik

dan bila diperlukan sewaktu-waktu dapat dengan mudah diperoleh kembali,

khususnya bila ingin memperbandingkan kualitas dan kualifikasi antara

satu calon auditor dengan calon auditor lainnya untuk posisi yang sama.

Oleh karenanya, untuk setiap calon harus ada dokumen/catatan (record)

tersendiri dari hasil interviu yang telah dilakukan.

2. Test Tertulis

Di samping wawancara atau interviu yang dilaksanakan, bagi calon auditor

internal juga diberikan test tertulis yang dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

a. Test Kemampuan Menulis

b. Test Kemampuan Mengorganisir Ide/Pemikiran

c. Test Kemampuan untuk Membedakan Fakta dan Dugaan

Test Kemampuan menulis.

Model test ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan auditor menyelesaikan

masalah yang dihadapi dalam suatu situasi penugasan audit. Selanjutnya,

terhadap suatu kasus yang telah ditentukan, calon auditor tersebut diminta

untuk menyusun laporan hasil audit yang memberikan gambaran, antara

lain: (a) latar belakang informasi, (b) tujuan audit, (c) ruang lingkup audit,

(d) opini auditor, dan (e) rekomendasi untuk tindak lanjut perbaikan. Dari

kasus yang diselesaikan tersebut, kemudian dievaluasi dari diberi nilai.

Memang tidak mudah untuk memberikan penilaian atas kemampuan menulis

ini karena bagaimanapun akan terpengaruh oleh faktor subyektivitas si

evaluator. Oleh karenanya, untuk meminimalkan bisa dalam sistem evaluasi

ini, digunakan kriteria yang baku atau standar untuk penilaiannya dan

diberikan ukuran atau parameter yang digunakan dalam menilai hasil tulisan

calon auditor tersebut, misalkan:

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 74: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik68

Standar/Kriteria Baku

Kejelasan (clarity)

Saling Keterkaitan (coherence)

Struktur Kalimat

Bahasa (Language)

Total

Nilai

35

30

20

15

100

Test kemampuan mengorganisir ide.

Memberikan kesempatan kepada calon auditor internal untuk mengorganisir

satu permasalahan yang terdiri dari satu rangkaian (seri) pernyataan yang

harus disusun kembali berdasarkan urutan logisnya. Umumnya rangkaian

pernyataan ini diberi nomor yang berurutan tetapi urutan logis untuk

pernyataan-pernyataan tersebut diacak sedemikian rupa dan si calon auditor

diminta untuk menyusun atau mengorganisir kembali sehingga menjadi

urutan logis yang baik dan benar.

Test kemampuan membedakan fakta dengan dugaan.

Fakta merupakan suatu yang benar-benar terjadi, sementara dugaan

merupakan suatu kondisi yang tidak didukung oleh bukti yang cukup untuk

dapat dikategorikan sebagai fakta. Test untuk menguji kemampuan auditor

untuk membedakan fakta dan dugaan ini penting karena proses pengumpulan

fakta, penilaiannya, dan simpulan dari fakta yang terkumpul merupakan

sebagian besar dari pekerjaan audit.

E. Orientasi untuk Auditor yang Baru

Orientasi merupakan proses di mana para auditor yang baru bergabung

di lingkungan inspektorat (d/h Inspektorat Daerah) menjadi lebih terbiasa dan

familiar dengan situasi yang baru. Orientasi dimaksudkan untuk memberikan

arahan yang benar kepada para auditor yang baru bergabung. Tujuan dari

orientasi adalah agar para auditor ini memperoleh informasi yang dibutuhkan

sehingga mereka dapat dengan segera menjadi produktif.

Umumnya, bagi siapapun yang masuk ke suatu lingkungan yang baru,

pada hari pertama dia masuk kerja, maka suasana hati atau batinnya akan

campur aduk. Demikian pula halnya seorang auditor yang baru masuk ke

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 75: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

69Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

suatu lingkungan organisasi audit tempatnya yang baru, mungkin ia akan

mengalami suasana yang tidak dapat ia bayangkan sebelumnya. Sebagai

manusia, ia tentunya ingin kehadirannya dihargai dengan baik dan ke-

beradaannya ia harapkan dapat menambah nilai bagi organisasi. Ia juga

berharap suasana yang baru dapat diterima dan mampu menciptakan suasana

yang konstruktif. Para auditor ini juga mengharapkan mereka dapat belajar

dari orang-orang sekitar yang telah lebih dahulu bergabung. Para auditor yang

baru bergabung ini juga mengharapkan mereka dapat bekerja dengan nyaman

di tempat tugas yang baru.

Orientasi untuk auditor yang baru oleh karenanya harus direncanakan

dan dibangun dengan hati-hati. Sangat disarankan jika di unit kerja inspektorat

memiliki satu orang yang memiliki bakat atau kemampuan untuk mengajar

ditugaskan untuk memberi pembelajaran pada auditor yang baru. Orang yang

ditugaskan ini harus membuat suatu program dengan material yang didesain

dengan memadai sehingga mampu mengenalkan auditor yang baru dengan

lingkungan sekitar.

Umumnya, periode orientasi untuk auditor yang baru berlangsung

3 - 4 hari dan meliputi beberapa tahapan, yaitu: pengenalan staf, diskusi

kebijakan kantor dan metode audit, mempelajari kebijakan, prosedur, laporan

audit, dan kertas kerja, fasilitas elektronis dan pendukung, serta umpan balik

dari auditor baru atas apa yang telah dipelajari. Kedalaman dan intensitas

dari orientasi sangat tergantung dari latar belakang dan pengalaman auditor

yang baru tersebut. Oleh karenanya orientasi untuk auditor baru yang berlatar

belakang lulusan baru dari perguruan tinggi, pindahan pegawai dari operasional

menjadi auditor di inspektorat, dan auditor yang sudah berpengalaman dari

unit kerja organisasi lain sangat berbeda karakteristik orientasi yang dibutuhkan.

Perlu dibuat pedoman orientasi yang memuat mengenai informasi umum

mengenai organisasi dan unit kerja inspektorat. Pedoman ini harus dibuat dan

selalu tersedia bilamana dibutuhkan. Umumnya, di setiap organisasi audit

selalu tersedia buku pedoman mengenai struktur organisasi, kebijakan, dan

pedoman audit yang baku.

F. Pendidikan dan Pelatihan

Jika program orientasi dirancang untuk membuat auditor baru segera

menjadi produktif, maka untuk auditor yang sudah bergabung perlu juga dibuat

dan didesain program pendidikan dan pelatihan yang kontinyu. Setiap aktivitas

audit internal harus memiliki program pelatihan yang mampu untuk meningkatkan

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 76: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik70

terus kualitas pekerjaan audit. Program pelatihan yang dirancang ini harus

mampu untuk memberikan manfaat yang memadai baik kepada auditor itu

sendiri maupun organisasi audit secara keseluruhan.

Pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan profesi auditor dapat

dilakukan melalui dua jalur, yaitu: diklat sertifikasi dan diklat teknis substansi.

Diklat sertifikasi dimaksudkan untuk menempatkan auditor pada standar

minimal persyaratan untuk menjadi seorang auditor profesional. Dewasa ini,

auditor dapat mengikuti pendidikan sertifikasi baik untuk tingkat nasional

maupun internasional. Di tingkat nasional, khususnya bagi auditor di lingkungan

pemerintah atau sektor publik, terdapat sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor

(JFA) yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional BPKP.

Diklat sertifikasi JFA ini membagi kategori auditor menjadi 4 tingkatan, yaitu:

auditor tingkat terampil, auditor tingkat ketua tim, auditor tingkat pengendali

teknis, dan auditor tingkat pengendali mutu.

Di samping itu, auditor juga dapat mengikuti pendidikan sertifikasi

auditor yang diselenggarakan oleh Dewan Sertifikasi QIA (Qualified Internal

Auditor), di mana untuk pendidikannya dilakukan oleh Yayasan Pendidikan

Internal Audit (YPIA). Pendidikan QIA terbagi menjadi 3 jenjang, yaitu: tingkat

dasar, lanjutan, dan manajerial. Auditor yang telah melalui dan lulus di 3

jenjang tersebut berhak menyandang gelar profesi QIA (Qualified Internal

Auditor). Gelar sertifikasi QIA ini sudah diakui oleh organisasi profesi internal

auditor internasional, yaitu The Institute of Internal Auditors (The IIA, Inc.)

yang berpusat di Orlando, Florida, Amerika Serikat. Keuntungan dari pemegang

sertifikasi QIA adalah apabila auditor yang bersangkutan ingin mengikuti ujian

internasional CIA (Certified Internal Auditor), cukup ujian part I, II, dan III saja,

karena part IV langsung dibebaskan tidak perlu ujian lagi. Sertifikasi nasional

untuk internal auditor juga diselenggarakan oleh PPAK-STAN yang berlokasi

di daerah Salabintana, Sukabumi. Para auditor yang mengikuti pendidikan

sertifikasi di Salabintana ini setelah lulus juga akan memperoleh gelar profesi

PIA (Professional Internal Auditor). Untuk sertifikasi internal auditor inernasional

yang sudah mendunia adalah ujian sertifikasi CIA (Certified Internal Auditor).

Ujian ini terbagi menjadi 4 part dan peserta yang telah lulus keempat part

tersebut berhak menyandang gelar profesi CIA (Certified Internal Auditor).

Ujian ini diselenggarakan oleh the IIA, Inc., yaitu organisasi profesi internasional

untuk para auditor internal.

Di samping pendidikan sertifikasi untuk internal auditor, dalam rangka

untuk pendidikan dan pelatihan para auditor internal juga perlu diklat teknis

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 77: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

71Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

substansi. Pendidikan dan pelatihan ini merupakan pengembangan kemampuan

dan pengetahuan teknis di bidang audit, khususnya audit internal. Diharapkan

diklat teknis substansi ini dapat mampu meningkatkan kompetensi, keahlian

dan kemampuan auditor di dalam pelaksanaan penugasan auditnya. Sebaiknya

diklat teknis substansi dikemas dalam bentuk workshop dan diskusi berbagai

kasus yang relevan dan terkini. Beberapa diklat teknis substansi yang disarankan

untuk diikuti oleh para auditor internal, di antaranya adalah:

1. Proses dan Teknik Audit

2. Penulisan Laporan yang Efektif.

3. Fraud Auditing

4. Audit Berbasis Risiko

5. Pengendalian Internal Mutakhir (COSO)

6. Manajemen Risiko

7. Audit Teknologi Informasi

G.Pertemuan Rutin Staf

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya pertemuan

rutin staf. Pertermuan rutin ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk

berkomunikasi di antara sesama auditor inspektorat, memberi pengajaran

mengenai teknik-teknik baru audit, atau bahkan untuk sekedar rileks

mengendurkan ketegangan di sela-sela menjalankan penugasan auditnya.

Pertemuan rutin ini juga dapat digunakan untuk mendapatkan informasi

mengenai berbagai masalah administratif di lingkungan unit kerja inspektorat,

seperti: bagaimana penghitungan angka kredit sebagai peran fungsional

auditor, informasi terkini mengenai persiapan mereka untuk ujian sertifikasi

jabatan fungsional auditor, masalah kenaikan pangkat atau promosi, ataupun

informasi lain yang dipandang perlu untuk disampaikan.

Format pertemuan rutin yang diadakan dapat dengan berbagai bentuk.

Jika memang ada satu masalah kompleks yang harus disampaikan kepada

para auditor inspektorat, maka model yang dapat digunakan adalah dengan

model ruang kelas, yaitu salah satu di antara mereka yang lebih paham akan

bertindak sebagai fasilitator, sedangkan yang lain mendengarkan sebagai

pesertanya. Model ini juga baik untuk digunakan untuk penyampaian teknik-

teknik terbaru dalam audit, seperti: teknik audit sampling, audit berbasis risiko,

atau teknik penulisan laporan yang efektif. Di samping itu, bentuk pertemuan

dapat pula menggunakan model diskusi meja bundar (round-table discussion).

Model ini digunakan apabila pelaksanaan pertemuan lebih berupa forum

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 78: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik72

diskusi di antara sesama peserta (auditor inspektorat) dengan dipandu oleh

salah satu dari auditor tersebut yang bertindak sebagai fasilitator. Model ini

cocok jika dari hasil diskusi nanti ingin dicapai satu kesepakatan bersama

dari apa yang didiskusikan. Dalam model ini, sangat diharapkan semua peserta

diskusi berpartisipasi dalam memberikan masukan untuk nantinya diperoleh

hasil yang optimal.

Pertemuan staf ini harus diprogramkan secara rutin dan formal.

Umumnya, ditetapkan dahulu kapan pertemuan rutin ini akan diadakan secara

berkala, misalnya apakah satu minggu sekali, dua minggu sekali, dan

sebagainya. Sebagai contoh, di salah satu bank milik pemerintah, pertemuan

rutin ini diadakan satu minggu sekali setiap hari Jum’at (siang hari setelah

sholat Jum’at) selama kurang lebih 90 menit. Mereka menyebutnya acara

pertemuan rutin ini dengan nama “Jum’at Ilmiah”. Dalam pertemuan ini dibahas

berbagai topik terbaru yang dapat bermanfaat bagi pengetahuan dan

pengembangan staf audit. Di berbagai instansi pemerintah juga sering dilakukan

model pertemuan rutin staf ini dan umumnya mereka menyebutnya Pelatihan

Kantor Sendiri (PKS). Untuk lebih memberi semangat dan motivasi agar para

auditor yang tidak sedang bertugas mau hadir dalam pertemuan rutin tersebut,

dibuatkan suatu kebijakan yaitu bahwa kehadiran mereka dalam pertemuan

rutin akan mendapat angka kredit yang besarnya tergantung dari kesepakatan

yang mereka buat sendiri, yaitu sepanjang sesuai dengan ketentuan pemberian

angka kredit yang berlaku nasional. Pertemuan rutin ini dibuat formal maksudnya

adalah bahwa harus disediakan anggaran khusus untuk pelaksanaan pertemuan

rutin ini. Anggaran ini harus dialokasi agar pertemuan ini dapat diadakan

secara konsisten.

Banyak topik yang dapat diangkat untuk menjadi bahan atau masukan

dalam pertemuan rutin yang diadakan. Beberapa topik berikut ini umumnya

menjadi bahan untuk didiskusikan di pertemuan rutin staf:

1. Teknik penyusunan audit program.

2. Teknik penyusunan dan penyajian kertas kerja audit.

3. Laporan audit dan pengembangan temuan.

4. Teknik identifikasi temuan dan pengambilan sampel audit.

5. Proses dan teknik audit.

6. Pengenalan teknik audit berbantuan komputer.

7. Permasalahan-permasalahan di lingkungan kantor.

8. Pengendalian mutu pekerjaan audit.

9. Pengenalan teknik audit berbasis risiko.

10. Teknik analisa dan pemecahan masalah dalam audit.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 79: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

73Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

H. Penilaian Staf

Tujuan utama untuk penilaian staf adalah untuk memberi masukan

atau saran kepada auditor yang bersangkutan mengenai status kinerja dari

pekerjaan audit yang mereka lakukan dan mengidentifikasi kelemahan-

kelemahan yang membutuhkan perbaikan, serta peluang-peluang untuk

bagaimana ke depan mereka bisa lebih baik lagi, khususnya berkaitan dengan

kontribusi mereka di unit kerja inspektoratnya dan lingkungan instansi pemerintah

daerah tempat mereka beraktivitas. Dengan evaluasi yang dilakukan ini,

diharapkan para auditor ini selalu mendapatkan informasi terkini mengenai

apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, dan progres atau kemajuan mereka

masing-masing.

Sistem penilaian yang dibangun harus standar dan memberikan

penilaian yang konsisten atas kinerja yang diukur. Model sistem penilaian ini

harus secara jelas disampaikan kepada seluruh staf khususnya mengenai

kebijakan evaluasi dan kriteria kinerja yang diukur. Dihindarkan untuk

memberikan penilaian yang sifatnya berupa kejutan (surprise) dan dari sistem

ini juga memungkinkan para auditor untuk mengetahui dengan pasti apa-apa

yang dibutuhkan agar mereka bisa mencapai penilaian yang memuaskan

(satisfactory).

Penilaian harus diarahkan untuk mengukur pengetahuan, keahlian,

dan disiplin yang dibutuhkan untuk melaksanakan penugasan audit. Satu hal

juga yang sangat penting untuk dinilai adalah kemampuan analisis. Umumnya,

dari pengalaman penugasan audit yang telah dilaksanakan, maka ini akan

mampu untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan analisis

mereka. Sebagai catatan, pengalaman di sini tidak diartikan lamanya mereka

menjadi auditor, melainkan bagaimana dari penugasan-penugasan audit yang

telah dilaksanakan, mereka mampu memahami dan menyerap esensi setiap

permasalahan dan memformulasikan alternatif-alternatif solusi yang terbaik,

sehingga masalah-masalah yang timbul tidak terulang lagi. Hal penting lainnya

yang harus dipertimbangkan dalam memberikan penilaian staf adalah

kemampuan inovatif dan imajinatif mereka dalam pemecahan satu masalah.

Tentunya, baik kemampuan analisis dan inovatif serta imajinatif antara auditor

satu dengan yang lainnya pasti akan berbeda. Dengan cara inilah, sistem

penilaian yang dibangun akan terasa lebih adil (fair).

Umumnya, sistem penilaian kinerja atas staf dapat dilakukan dengan

dua cara. Pertama, penilaian kinerja dilakukan per penugasan yaitu segera

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 80: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik74

setelah satu pekerjaan penugasan audit diselesaikan. Kedua, penilaian tahunan

atas kinerja selama satu tahun. Penilaian yang dilakukan setelah pekerjaan

audit diselesaikan akan memberikan kepada staf dan atasannya umpan balik

yang segera atas kinerja yang dinilai. Penilaian yang segera setelah satu

pekerjaan audit diselesaikan memberikan ingatan yang masih segar apabila

ada kekurangan atau kelemahan yang perlu segera membutuhkan perbaikan.

Melalui model penilaian kinerja per penugasan ini, maka akan memberikan

kesempatan kepada auditor tersebut untuk memperbaikinya, sebelum penilaian

tahunan atas kinerja dilakukan. Penilaian atau reviu tahunan yang umumnya

dilakukan oleh pimpinan di unit inspektorat atau yang ditunjuk untuk melakukan

penilaian dimaksudkan untuk menilai bagaimana kinerja yang telah dicapai

selama satu tahun dan bagaimana prospeknya untuk masa depan.

Banyak faktor kinerja yang dapat dipakai untuk dasar pengukuran

atau penilaian staf. Dasar penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur

kinerja juga mencakup antara lain:

1. Kuantitas pekerjaan,

2. Kompetensi/kemahiran pemanfaatan komputer,

3. Kualitas pekerjaan,

4. Pengetahuan auditing,

5. Sikap dalam pelaksanaan penugasan audit,

6. Komunikasi lisan dan tertulis,

7. Pengetahuan berkaitan dengan aktivitas operasional,

8. Hubungan dengan auditi,

9. Kemampuan membuat perencanaan,

10. Kemampuan bagaimana setiap instruksi diikuti/dilaksanakan.

Hal lainnya yang dapat juga menjadi dasar penilaian adalah bagaimana

progres yang dicapai dari periode sebelumnya. Apakah kinerja auditor menjadi

lebih baik dibandingkan dahulu yaitu dengan melihat ada tidak peningkatan

dari evaluasi tahun lalu dibandingkan dengan yang sekarang. Seberapa besar

auditor berhasil mencapai tujuan dan sasarannya, peningkatan pengalaman

dan pendidkan auditor, baik pendidikan profesi maupun akademisi. Bagaimana

partisipasi auditor dalam melakukan pendidikan profesi yang berkelanjutan,

kompleksitas dari pekerjaan audit yang dilaksanakan. Semua ini merupakan

faktor-faktor yang dipertimbangkan di dalam penilaian kinerja auditor.

Dalam melakukan penilaian kinerja auditor, seorang evaluator harus

mampu membedakan penilaian kinerja atas pencapaian yang telah dilakukan

dengan pembawaan atau karakter auditor dalam melakukan penugasan audit.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 81: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

75Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Penilaian atas kedua hal ini adalah penting. Peringkat pencapaian harus

ditujukan pada penyelesaian proyek pekerjaan audit tertentu karena setiap

penugasan memiliki permasalahan yang berbeda. Penilaian karakter atau

pembawaan auditor berhubungan dengan kualitas personal dari auditor

yang dinilai, yaitu bagaimana cara auditor menyelesaikan penugasan dalam

kehidupan dan keseharian pekerjaannya. Harus diakui bahwa penilaian

karakter atau pembawaan auditor sulit dilakukan karena evaluator mungkin

akan terbawa faktor subyektivitasnya. Perlu kehati-hatian dalam melakukan

penilaian karakter atau pembawaan auditor karena ini akan berpengaruh untuk

penugasan audit yang bersangkutan.

Sebagai contoh, suatu penugasan audit yang sebagian besar waktu

audit akan berhubungan dengan tingkatan manajemen yang tinggi, tentunya

tidak cocok untuk auditor yang memiliki keahlian teknis tetapi kurang memiliki

kemampuan manajerial dan berkomunikasi. Sementara, suatu penugasan

audit yang melibatkan banyak anggota tim akan tidak cocok dilimpahkan

kepada seseoang yang harus bertanggung jawab mengkoordinasi tim, tetapi

tidak memiliki jiwa kepemimpinan. Beberapa faktor yang umumnya digunakan

untuk menilai karakter, sifat, atau pembawaan auditor adalah: sikap diri,

kepribadian, kepemimpinan, kemampuan untuk mengambil keputusan

(judgment), inisiatif, percaya diri, dan kemampuan untuk berhubungan dengan

orang lain di timnya.

I. Penugasan Audit

Salah satu pengembangan kemampuan auditor yang efektif adalah

melalui penugasan audit yang diberikan kepada auditor yang bersangkutan.

Penugasan audit akan memberikan pengalaman yang berharga kepada auditor

dan sudah tentu diharapkan akan mampu meningkatkan kemahiran dan

kompetensi auditor dalam pekerjaan auditnya. Penugasan audit juga dapat

memberikan indikasi sejauh mana auditor memiliki potensi yang dapat di-

kembangkan dalam karir profesinya. Tentunya penugasan audit yang diberikan

harus disesuaikan dengan kemampuan auditor itu sendiri. Pembebanan tugas

audit yang di luar kapasitasnya tentunya akan membuat auditor tersebut menjadi

stres dan frustasi. Sebaliknya, penugasan audit yang terlalu mudah baginya

akan membuat auditor tersebut tidak termotivasi dan kehilangan inisiatif serta

pada akhirnya menjadi bosan. Oleh karenanya harus diatur sedemikian rupa

agar bobot penugasan pekerjaan audit sesuai dengan kapasitasnya. Beberapa

faktor yang dapat dipertimbangkan dalam memberikan penugasan kepada staf

audit untuk pekerjaan audit yang harus dilaksanakan adalah:

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 82: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik76

1. Sifat dan kompleksitas penugasan.

Penugasan kepada auditor harus memiliki alasan yang logis bahwa tim

audit yang ditugaskan akan mampu secara profesional untuk menyelesaikan

penugasan yang dibebankan kepada tim tersebut, yaitu dengan latar

belakang pengetahuan, keahlian, dan disiplin tim yang dimiliki.

2. Objektivitas.

Auditor yang melaksanakan penugasan audit tidak boleh menempatkan atau

memposisikan dirinya dalam suatu keadaan yang membuat objetivitasnya

menjadi terganggu di mana ada pihak atau orang lain memiliki persepsi bahwa

auditor yang melaksanakan penugasan audit tidak dapat bersikap independen.

Penugasan audit harus mempertimbangkan kemungkinan adanya potensi

konflik kepentingan yang terjadi dalam penugasan audit yang dilaksanakan.

3. Rotasi penugasan.

Dibuatkannya rotasi penugasan yang periodik diharapkan dapat tetap mampu

mempertahankan dan meningkatkan obyektivitas karena bagaimana pun

penugasan berulang (repeat audit) oleh auditor yang sama dikhawatirkan

dapat mengurangi objektivitas auditor yang ditugaskan. Di samping itu, rotasi

penugasan di antara auditor yang ditugaskan akan mampu memperkaya

pendekatan dan kemampuan auditor dalam suatu perspektif penugasan

yang baru.

4. Supervisi.

Seluruh penugasan pada prinsipnya harus disupervisi. Luas dan dalamnya

supervisi sangat tergantung pada sifat dan kompleksitas penugasan,

termasuk juga pengalaman, pengetahuan, dan tingkat kecakapan auditor.

5. Pengembangan dan pelatihan.

Seluruh auditor perlu mendapatkan pengembangan dalam karir profesinya.

Memberikan pengalaman melalui penugasan yang berbeda dengan tingkat

kompleksitas dan pokok permasalahan yang beragam dan dengan supervisi

yang berlainan sangat membantu mengembangkan dan melatih staf audit

kita untuk menjadi auditor profesional yang diharapkan.

6. Promosi.

Agar seseorang dapat dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi harus

memiliki pengalaman audit untuk area tertentu secara memadai; (baik

luasnya cakupan audit, keanekaragaman jenis penugasan dan banyaknya

serta kompleksitas penugasan).

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 83: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

77

A.Pendahuluan

Satu pilar penting yang tidak boleh terlupakan dalam pengelolaan

yang efektif dari fungsi pengawasan adalah penyusunan rencana kerja audit.

Perencanaan audit yang baik adalah sangat penting guna mencapai hasil

audit sesuai dengan yang diharapkan. Pada dasarnya perencanaan audit

terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: perencanaan audit jangka panjang (umumnya

lebih dari satu tahun), perencanaan audit tahunan (perencanaan audit tingkat

makro), dan perencanaan audit untuk penugasan audit (perencanaan audit

tingkat mikro). Pembahasan perencanaan audit, terutama untuk penyusunan

Program Kerja Pengawasan Tahuan (PKPT) adalah mengacu pada Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara

Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah oleh

Inspektorat Daerah merupakan proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin

agar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berjalan sesuai dengan rencana

dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sebagaimana disebutkan

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan pembaca dapat:

• Menjelaskan bagaimana Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)

disusun dan penentuan auditi (obyek audit) dengan menggunakan

penilaian risiko makro.

• Menjelaskan arti penting perencanaan audit jangka panjang untuk

fungsi pengawasan di Inspektorat Daerah.

• Menjelaskan tanggung jawab inspektur di Inspektorat Daerah untuk

menyusun PKPT dan rencana audit jangka panjang.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

6BabProgram Kerja PengawasanTahunan dan Perencanaan

Audit Jangka Panjang

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 84: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik78

pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh

Aparat Pengawas Intern Pemerintah (Inspektorat Jenderal Departemen, Unit

Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Inspektorat Provinsi,

dan Inspektorat Kabupaten/Kota) sesuai dengan fungsi dan kewenangannya.

Sebagaimana sudah disebutkan di atas bahwa perencanaan audit terdiri dari

tiga jenis, yaitu perencanaan audit jangka panjang (lebih dari satu tahun),

perencanaan audit tahunan (Program Kerja Pengawasan Tahunan), dan

perencanaan audit untuk penugasan audit, dalam bab ini akan dibahas

khusus perencanaan audit tahunan dan Perencanaan Audit Jangka Panjang.

Sedangkan perencanaan audit untuk penugasan audit dibahas di dalam

modul “Proses dan Teknik Audit Internal Sektor Publik”.

B.Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang

Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah menyatakan bahwa penyusunan rencana pengawasan tahunan

atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dikoordinasikan oleh Inspektur

Jenderal. Rencana Pengawasan tahunan disusun dalam bentuk Program

Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan berpedoman pada kebijakan

pengawasan dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri.

Sedangkan penyusunan PKPT atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

Kabupaten dan Kota dikoordinasikan oleh Inspektur Provinsi dan ditetapkan

dengan Keputusan Gubernur.

Penyusunan PKPT harus didasarkan atas prinsip keserasian dan

keterpaduan, yaitu untuk menghindari kemungkinan terjadinya tumpang tindih

dan pemeriksaan berulang-ulang serta memperhatikan efisiensi dan efektivitas

dalam penggunaan sumber daya pengawasan. Lebih lanjut, butir-butir penting

yang umumnya harus termuat di dalam PKPT meliputi:

1. Ruang lingkup,

2. Sasaran pemeriksaan,

3. SKPD yang diperiksa,

4. Jadwal pelaksanaan pemeriksaan,

5. Jumlah tenaga,

6. Anggaran pemeriksaan, dan

7. Laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan.

Berkaitan dengan penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan

(PKPT), dalam buku pedoman Standar Profesi Audit Internal disebutkan bahwa

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 85: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

79

penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun perencanaan yang

berbasis risiko (risk-based plan) untuk menetapkan prioritas kegiatan audit

internal, konsisten dengan tujuan organisasi (butir 2010). Selanjutnya butir

2010.1 menyatakan bahwa rencana penugasan audit internal harus berdasarkan

penilaian risiko, yang dilakukan paling sedikit setahun sekali, dengan mem-

pertimbangkan masukan dari Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi

serta perkembangan terkini. Rencana penugasan audit internal juga harus

mempertimbangkan potensi untuk meningkatkan pengelolaan risiko,

memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan organisasi.

Proses penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)

meliputi: penentuan obyek audit, jadwal audit, jumlah tenaga auditor,penetapan

tim audit, serta anggaran waktu dan biaya. Penentuan objek audit dapat

dilakukan dengan cara:

1. Melakukan inventarisasi seluruh auditable unit dan menentukan skala

prioritas berdasarkan besarannya.

2. Melakukan pengidentifikasian dan pengukuran risiko yang melekat pada

masing-masing auditable unit sebagai dasar dalam menentukan skala

prioritasnya.

Sesuai dengan perkembangan praktik audit internal saat ini, maka

untuk penyusunan rencana audit tahunan lebih banyak menggunakan

pendekatan berbasis risiko.

Penentuan obyek audit dalam PKPT, khususnya pada perencanaan

audit atas penyelenggaraan pemerintahan daerah, perlu memperhatikan materi

pemeriksaan yang terdapat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23

Tahun 2007, yang secara ringkas adalah sebagai berikut:

1. Administrasi umum pemerintahan.

a. Kebijakan daerah.

b. Kelembagaan (Tugas dan Fungsi).

c. Pegawai daerah (Pengelolaan Sumber Daya Manusia).

d. Keuangan daerah (Pengelolaan Keuangan Daerah).

e. Barang daerah (Pengelolaan Barang Daerah).

2. Urusan pemerintahan

a. Urusan wajib.

1) Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan.

2) Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengawasan Tata Ruang.

3) Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 86: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

4) Pelayanan Administrasi Umum Pemerintahan.

• Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

• Penyelenggaraan Pemerintahan Umum.

5) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

6) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri.

7) Pekerjaan Umum.

8) Penanganan Bidang Kesehatan.

9) Penanganan Bidang Perhubungan.

10) Penyelenggaraan Pendidikan dan Alokasi SDM Potensial.

11) Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian.

b. Urusan pilihan.

1) Pertanian dan Ketahanan Pangan.

2) Kelautan dan Perikanan.

3) Kehutanan.

4) Tugas Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

c. Dana dekonsentrasi.

d. Tugas pembantuan.

e. Kebijakan pinjaman dan hibah luar negeri.

Untuk membuat Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dalam

aktivitas fungsi pengawasan Inspektorat, beberapa hal yang perlu diperhatikan

untuk berhasilnya suatu Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) adalah:

1. Rencana kerja yang dibuat harus konsisten dengan strategi dan kebijakan

audit Inspektorat yang telah ditetapkan.

2. Rencana kerja yang dibuat mampu untuk dicapai.

3. Memperhatikan ketersediaan staf dan kebutuhan staf yang diperlukan,

termasuk kompetensi dan latar belakang pendidikan akademis dan profesi

yang dibutuhkan.

4. Rencana kerja dibuat dengan memperhatikan pada tingkat risiko material

di lingkungan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

5. Rencana kerja harus dibuat sesuai dengan anggaran yang tersedia dari

APBD.

Dalam menyusun suatu perencanaan audit tahunan berbasis risiko,

perlu dilakukan analisis risiko. Analisis risiko meliputi suatu proses untuk

mengenali, mengidentifikasi, mengukur dan menentukan prioritas risiko. Analisis

risiko harus dilakukan terhadap lingkungan penyelenggaraan pemerintahan

daerah. Oleh karena itu, pelaksanaan analisis risiko harus melibatkan seluruh

pihak yang terkait dengan pelaksanaan berbagai kegiatan dan/atau program

dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Staf audit fungsi pengawasan

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik80

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 87: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

81Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Inspektorat bersama-sama dengan Pemerintah Daerah dan seluruh Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melakukan analisis risiko berkaitan dengan

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dari latar belakang risiko yang dianalisis

atas berbagai kegiatan dan program di lingkungan pemerintahan daerah,

diharapkan auditor dapat membuat suatu pemetaan risiko atas seluruh objek

audit (auditi) yang berpotensi untuk diaudit (audit universe).

Meskipun dalam menyusun suatu program audit tahunan auditor

meminta bantuan dan saran dari auditi di jajaran perangkat daerah, hal ini

tidak berarti auditor hanya mendasarkan program kerja pengawasan tahunan

dari masukan tersebut, melainkan auditor juga harus melakukan identifikasi,

investigasi, atau penilaian risiko (risk assessment) atas berbagai area di

lingkungan penyelenggaraan dan kegiatan pemerintahan daerah yang

berpotensi untuk diaudit.

Dalam menentukan kemungkinan suatu area berpotensi untuk menjadi

target diaudit, kriteria yang dapat dipertimbangkan, antara lain adalah:

• Temuan audit yang lalu.

• Adanya permintaan dari penyelenggara pemerintahan daerah atau pihak-

pihak yang memiliki otoritas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

• Cakupan audit yang lalu.

• Kebutuhan akan perlunya dilakukan audit internal suatu kegiatan atau

program.

• Area-area pemerintahan daerah yang sensitif lainnya.

C. Penentuan Obyek Audit dengan Penilaian Risiko Makro

Pelaksanaan audit dapat dilakukan terhadap seluruh program atau

kegiatan yang ada di Pemerintahan Daerah. Namun demikian, dengan mem-

pertimbangkan efisiensi dan keterbatasan sumber daya yang dimiliki fungsi

pengawasan, maka perlu dilakukan evaluasi dan analisis yang intensif untuk

menentukan skala prioritas dan frekuensi pelaksanaan audit dengan cara

melakukan penilaian risiko melalui pengidentifikasian, pengukuran, dan

penentuan prioritas risiko secara makro (macro risk assessment) yang melekat

pada masing-masing auditable unit atau seluruh kegiatan, program, serta

aktivitas yang dapat diaudit, yaitu dengan melakukan tahap-tahapan berikut:

1. Penentuan Audit Universe

Audit universe merupakan seluruh auditable unit yang ada di lingkungan

organisasi. Sedangkan auditable unit adalah bagian dari organisasi baik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 88: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

secara nyata maupun potensi mengandung risiko pada tingkatan yang

memerlukan adanya pengendalian dan audit. Kriteria umum yang dapat

digunakan untuk menentukan bagian organisasi menjadi auditable unit

adalah:

a. Peran dan kontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi.

b. Tingkat signifikan dan materialitas dampak terhadap organisasi.

c. Pertimbangan biaya dan manfaat audit.

Auditable unit dapat berupa bagian dari struktur organisasi, proyek, kegiatan

dan aset organisasi. Beberapa contoh dari auditable unit yaitu:

a. Struktur organisasi: unit instansi, satuan kerja (satker), dan lain-lain.

b. Proyek: pembangunan fisik, sarana prasarana, pengembangan sistem

prosedur dan program, pengembangan produk, dan lain-lain.

c. Kegiatan: pelaksanaan tugas, unit usaha, fungsi, proses, dan lain-lain.

2. Pengidentifikasian Risiko

Pengidentifikasian risiko yang dibahas di dalam suatu audit universe biasa

disebut sebagai risiko makro.Terdapat tiga pendekatan untuk mengidentifikasi

risiko makro, yaitu analisis kerentanan (exposure analysis), analisis lingkungan

(environmental analysis), dan skenario ancaman (threat scenario).

Analisis kerentanan difokuskan pada risiko yang melekat pada aset

organisasi. Termasuk di dalam risiko ini adalah risiko kehilangan, kerusakan,

dan keusangan aset, risiko penggunaan aset di bawah maupun di atas

kapasitas normal. Kategori aset yang mengandung risiko misalnya:

dana/uang/anggaran, aktiva tetap, manusia, dan aktiva tidak berwujud.

Analisis lingkungan difokuskan pada perubahan lingkungan baik internal

maupun eksternal yang berpengaruh terhadap proses dan pengendalian

manajemen. Analisis lingkungan meliputi analisis terhadap pelanggan,

pesaing, mitra kegiatan, peraturan pemerintah, teknologi, dan lain-lain.

Skenario ancaman adalah analisis terhadap kemungkinan-kemungkinan

yang dapat mengurangi dan menghambat efektivitas sistem pengendalian

internal. Termasuk kategori skenario ancaman adalah kemungkinan praktik

kecurangan, KKN, bencana alam, dan lain-lain.

Baik analisis risiko melalui pendekatan kerentanan aset yang digunakan,

analisis lingkungan, maupun skenario ancaman mempunyai satu orientasi

yang sama, yaitu mengidentifikasikan risiko dari masing-masing auditable

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik82

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 89: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

83

unit yang kemungkinan berdampak negatif atau menghambat pencapaian

tujuan organisasi.

Untuk memudahkan pengidentifikasian risiko makro ini, berikut langkah-

langkah yang dapat dilakukan:

1. Pahami visi, misi, dan tujuan organisasi, serta identifikasi nilai-nilai dan

faktor-faktor kunci keberhasilan organisasi untuk jangka panjang,

menengah, dan pendek.

2. Pahami struktur organisasi, daftar produk, proses, aset, dan faktor-

faktor lain yang menjadi dukungan terhadap organisasi.

3. Buatkan daftar auditable unit yang berpengaruh besar terhadap

pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi.

4. Lakukan analisis risiko (dapat menggunakan ketiga pendekatan analisis

risiko yang dibahas di atas) terhadap auditable unit yang masuk daftar

auditable unit.

5. Lakukan reviu terhadap kemungkinan keterkaitan risiko hasil analisis

dengan perlunya penambahan modifikasi daftar auditable unit.

6. Pahami bagaimana masing-masing risiko dapat menghambat pencapaian

visi, misi, dan tujuan organisasi.

3. Penjabaran Faktor-faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang disebutkan dalam pedoman yang ditetapkan

oleh The Institute of Internal Auditors, yaitu organisasi profesi auditor internal

yang berpusat di Orlando, Florida, Amerika Serikat adalah:

a. Iklim etika kerja dan tekanan kepada manajemen untuk memenuhi

tujuan dan target yang telah ditetapkan.

b. Kompetensi, integritas, dan kecukupan jumlah pegawai.

c. Jumlah aset, tingkat likuiditas, dan volume kegiatan (transaksi).

d. Kondisi ekonomi dan keuangan.

e. Tingkat persaingan.

f. Kompleksitas dan fluktuasi kegiatan.

g. Dampak terhadap pelanggan, rekanan (mitra kerja), dan peraturan

pemerintah.

h. Tingkat komputerisasi sistem informasi.

i. Ketersebaran lokasi geografis.

j. Kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal.

k. Perubahan-perubahan organisasi, operasi, teknologi, dan ekonomi.

l. Judgment manajemen dan kebijakan akuntansi.

m.Respon dan tindak lanjut atas temuan audit.

n. Waktu dan hasil audit sebelumnya.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 90: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

4. Pembobotan Penghitungan dan Pengukuran Faktor Risiko

Pemberian bobot untuk setiap faktor risiko dapat dilakukan berdasarkan

skala tertentu melalui langkah-langkah berikut:

a. Pilih faktor-faktor risiko yang penting dan relevan.

b. Gunakan skala angka tertentu, misalnya 1 sampai dengan 5 yang

mencerminkan tingkat penting dari masing-masing faktor risiko yang

dipilih.

c. Kaitkan auditable unit dengan faktor risiko yang relevan beserta bobot

faktor yang bersangkutan.

d. Analisis probabilitas frekuensi dan konsekuensi risiko terhadap auditable

unit.

e. Hitung keseluruhan risiko dari masing-masing auditable unit.

5. Pengurutan Auditable Unit berdasarkan Risiko

Pada tahap ini, auditable unit yang telah dihitung jumlah nilai dari masing-

masing faktor risiko terkait dapat diurutkan mulai dari yang mempunyai

nilai risiko tertinggi sampai yang terendah. Urut-urutan ini dapat dikelompokkan

ke dalam auditable unit berisiko tinggi, sedang, dan rendah.

6. Penentuan Rencana dan Jadual Audit

Penentuan rencana dan jadwal audit tahunan didasarkan pada penyesuaian

antara urutan auditable unit dengan sumber daya audit yang tersedia.

Formula penjadwalan audit untuk masing-masing auditable unit dapat

menggunakan model berikut:

Dengan demikian seluruh auditable unit dalam siklus tiga tahunan minimal

akan diaudit satu tahun sekali.

Cara lain untuk penjadwalan audit adalah menggunakan tabel matrik risiko

dengan variable lainnya, seperti kinerja dan arti penting masing-masing

auditable unit. Berikut adalah contoh tabel matrik risiko:

84 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Rencana audit tahunan = H + M/2 + L/3

H = auditable unit dengan risiko tinggi diaudit setiap tahun sekali.

M = auditable unit dengan risiko sedang diaudit setiap dua tahun sekali.

L = auditable unit dengan risiko rendah diaudit setiap tiga tahun sekali.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 91: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

85Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

a. Tabel matrik risiko dengan menggunakan ukuran kinerja dari auditable unit.

b. Tabel matrik risiko dengan menggunakan ukuran posisi penting auditable

unit.

D. Perencanaan Audit Jangka Panjang

Perencanaan audit jangka panjang merupakan instrumen yang memiliki

banyak manfaat. Perencanaan audit jangka panjang merupakan pedoman

bagi auditor dalam melaksanakan aktivitas penugasannya, dukungan untuk

permintaan anggaran audit, satu cara untuk mengajak manajemen berpartisipasi

di dalam menyusun rencana audit jangka panjang dan sekaligus meminta

komitmen mereka mengenai tujuan dan ruang lingkup audit yang ditetapkan,

dasar bagi auditor untuk mengukur kinerjanya, bukti bahwa perkerjaan audit

memiliki alat pengendalian yang memadai, dan informasi kepada auditor

eksternal mengenai rencana cakupan pekerjaan audit yang menjadi tanggung

jawab fungsi pengawasan untuk dievaluasi.

Perencanaan juga merupakan suatu proses untuk mengarahkan dan

mencocokkan tujuan dan sasaran dengan sumber-sumber yang tersedia, yaitu

dalam rangka untuk pemanfaatan yang optimal dan efektif dari sumber-sumber

tersebut. Dalam hubungannya dengan penyusunan rencana kerja audit di

inspektorat, sumber-sumber yang tersedia meliputi, antara lain: staf audit yang

kompeten dan profesional, anggaran yang dialokasikan dari APBD, sarana

Kinerja Auditable Unit

Tinggi 12 9 6

Sedang 18 12 9

Rendah 24 18 12

Tingkat Risiko

MemuaskanSekali

CukupMemuaskan

TidakMemuaskan

Posisi Penting Auditable Unit

Tinggi 6 9 12

Sedang 12 18 20

Rendah 18 20 24

Tingkat Risiko

SangatPenting

CukupPenting

Kurang Penting

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 92: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik86

dan prasarana audit, Sumber-sumber yang dibutuhkan ini merupakan sumber-

sumber yang memang sudah tersedia atau yang diharapkan dapat disediakan

untuk pelaksanaan aktivitas kegiatan di fungsi pengawasan Inspektorat.

Inspektur di Inspektorat Daerah harus mempertimbangkan lingkungan

daerahnya untuk menyusun rencana kerja auditnya, baik rencana jangka

panjang maupun rencana audit tahunannya. Lingkungan daerah yang dimaksud

di sini adalah pemerintah daerah dan seluruh satuan kerja perangkat daerah

yang diharapkan dapat mendukung dan membantu terealisasinya rencana

kerja audit yang sudah disusun. Melalui pemahaman yang memadai mengenai

sumber-sumber audit yang tersedia serta lingkungan daerahnya, tujuan dan

sasaran audit inspektorat dapat direncanakan dan diformulasikan dengan

efektif dan strategis.

Perencanaan audit berhubungan dengan proses memformulasikan

tujuan, Perencanaan yang dibuat harus didukung oleh pengembangan strategi,

kebijakan, prosedur, dan program untuk memastikan bahwa tindakan-tindakan

yang dilakukan memang mengarah untuk pencapaian-pencapaian tujuan di

masa mendatang. Untuk fungsi pengawasan Inspektorat yang ada di lingkungan

penyelenggaraan pemerintahan daerah, perencanaan mengandung arti

bagaimana memproyeksikan berbagai aktivitas dan kegiatan fungsi pengawasan

masa datang untuk diformulasikan sebagai tujuan dan sasaran fungsi pengawasan

yang ingin dicapai saat ini.

Perencanaan audit jangka panjang adalah program kerja yang disiapkan

untuk waktu lebih dari satu tahun. Rencana kerja audit jangka panjang harus

didasarkan pada analisis risiko berbagai aspek atas kegiatan saat ini maupun

yang direncanakan masa datang. Khusus mengenai perencanaan audit jangka

panjang di fungsi pengawasan Inspektorat harus mencakup keseluruhan aspek

di lingkungan penyelenggaraan pemerintahan daerah, termasuk berbagai

pertimbangan potensi risiko atau hambatan daerah dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Perencanaan audit jangka panjang harus mengacu pada

rencana strategis daerah dan berbagai aspek yang terkait untuk penyelenggaraan

daerah sesuai dengan tata kelola yang baik untuk penyelenggaraan pemerintahan

daerah.

Sebagaimana sudah dibahas di bagian awal dari bab ini, Program

Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) merupakan wujud dari perencanaan audit

jangka panjang yang dituangkan secara periodik setiap tahun. Program kerja

pengawasan tahunan yang disusun harus merupakan satu rangkaian rencana

kerja audit yang tidak terputus dan selalu berhubungan antara satu periode

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 93: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

87Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

dengan periode lainnya atau antara satu tahun dengan tahun sebelum dan

berikutnya. Dengan perkembangan pendekatan audit yang berbasis risiko,

maka penyusunan rencana kerja pengawasan tahunan oleh fungsi pengawasan

juga harus didasarkan pada berbagai risiko atau kemungkinan hambatan yang

dialami daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran daerah yang telah

ditetapkan. Oleh karena itu, penyusunan audit tahunan merupakan wujud

turunan (derivatif) dan didasarkan dari pemetaan risiko (risk mapping) dalam

suatu penyelenggaraan aktivitas atau kegiatan pemerintahan daerah untuk

mencapai rencana strategis dan tujuannya.

E. Penetapan Rencana Tujuan dan Sasaran Fungsi Pengawasan

Dengan perkembangan penyelenggaraan pemerintahan daerah dewasa

ini, sangat dituntut peran aktif dari fungsi pengawasan yang kreatif dan dinamis.

Perubahan-perubahan yang terjadi saat ini, khususnya dalam implementasi

otonomi daerah yang berhasil, membutuhkan analisis yang strategis bagi fungsi

pengawasan dalam memastikan bahwa area-area baru yang dievaluasi sudah

tercakup dalam perencanaan auditnya, baik itu tercakup dalam perencanaan

audit jangka panjang maupun program kerja pengawasan tahunannya. Para

auditor Inspektorat juga dituntut peran dan fungsinya dalam memberikan

bantuan dan asistensi kepada pemerintah daerah dan seluruh jajaran satuan

kerja perangkat daerah dalam membantu pemecahan masalah yang dihadapi

daerah.

Di samping itu, para auditor Inspektorat juga sangat diharapkan mampu

untuk mengembangkan berbagai teknik audit baru dan terkini, di antaranya

pengembangan teknik audit yang menggunakan pendekatan audit berbasis

risiko. Khususnya, perencanaan audit adalah sangat penting dibuat dengan

baik, yaitu berkaitan dengan berbagai ketidakpastian dalam pencapaian tujuan

dan sasaran, baik itu untuk kepentingan fungsi pengawasan itu sendiri maupun

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah. Meskipun perencanaan audit jangka panjang ditetapkan untuk beberapa

periode yang dicakup, namun apabila terjadi perubahan yang signifikan dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka penting bagi inspektur di

Inspektorat Daerah untuk memungkinkannya memodifikasi rencana audit

jangka panjangnya tersebut sesuai dengan permintaan atau kebutuhan yang

timbul dalam penyelenggaraan kegiatan daerah.

Untuk memastikan keberadaaan dari aktivitas kegiatannya di lingkungan

pemerintahan daerah, fungsi pengawasan Inspektorat harus memiliki suatu

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 94: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik88

pemahaman yang jelas mengenai tujuannya, yaitu sebagai langkah awal untuk

menyusun perencanaan audit yang formal. Harus diperoleh suatu klarifikasi

yang jelas mengenai apa yang diharapkan pemerintah daerah dan seluruh

jajaran satuan kerja perangkat daerah dari keberadaan fungsi pengawasan

Inspektorat. Apa yang diharapkan untuk cakupan dan temuan yang harus

diidentifikasi, serta peran dan fungsi penting fungsi pengawasan di lingkungan

pemerintahan daerah. Konsep ini harus dirumuskan secara khusus dan jelas

oleh inspektur di Inspektorat Daerah dan juga oleh berbagai pihak di lingkungan

pemerintahan daerah yang menaruh perhatian terhadap aktivitas kegiatan

fungsi pengawasan ini.

Perencanaan audit jangka panjang bukan merupakan tugas yang

mudah untuk penyusunannya. Namun demikian, semakin hati-hati dan tajam

membuatnya, maka akan semakin efektif perencanaan audit jangka panjang

ini untuk dilaksanakan. Di samping itu, tujuan dan sasaran audit yang ditetapkan

melalui proses perencanaan tidak boleh dibuat kaku untuk setiap waktu atau

situasi. Jika kondisi berubah, tujuan dan sasaran audit juga harus dinilai

kembali kesesuaiannya dan dimodifikasi seperlunya.

Di lingkungan fungsi pengawasan Inspektorat, seorang inspektur atau

pimpinan fungsi pengawasan harus mempertimbangkan berbagai hal dalam

membuat suatu perencanaan audit jangka panjang maupun program kerja

pengawasan tahunan. Beberapa pertimbangan yang harus menjadi perhatian,

di antaranya adalah:

1. Bantuan atau pelayanan apa yang akan diberikan kepada pemerintah

daerah dan jajaran perangkat daerah di bawahnya,

2. Sampai sebatas mana cakupan area yang menjadi target untuk diaudit,

3. Sumber-sumber daerah yang tersedia untuk pekerjaan audit,

4. Kualitas pelayanan yang akan diberikan,

5. Kualitas staf audit Inspektorat yang tersedia dan dibutuhkan.

Untuk berhasilnya pekerjaan audit dengan cara yang paling efektif,

setiap fungsi pengawasan Inspektorat harus mengembangkan strategi untuk

perencanaan yang disusunnya. Strategi perencanaan yang dibuat ini merupakan

dukungan atas tujuan dan sasaran audit yang telah ditetapkan. Jika tujuan

dan sasaran audit merupakan arah yang ingin dituju, maka strategi merupakan

gambaran berbagai alat yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Strategi seringkali juga disebut sebagai kerangka utama untuk suatu kebijakan

yang telah digariskan. Berikut ini beberapa strategi perencanaan yang perlu

untuk dikembangkan di lingkungan fungsi pengawasan Inspektorat Daerah:

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 95: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

89Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

1. Strategi untuk mengarahkan dan mengkoordinir staf audit.

2. Strategi untuk mengadministrasikan fungsi pengawasan Inspektorat.

3. Strategi untuk menerapkan kebijakan dan prosedur audit yang formal.

4. Strategi untuk mengatur agar perencanaan audit tetap fleksibel dan dinamis.

5. Strategi untuk mengkoordinir tindak lanjut rekomendasi

6. Strategi untuk mengatur periode atau waktu setiap pekerjaan audit.

Untuk mengimplementasikan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai

di lingkup fungsi pengawasan daerah, setiap Inspektorat Daerah harus

menyusun rencana audit jangka panjang. Perencanaan audit jangka panjang

yang dibuat ini merupakan representasi komitmen dan kesepakatan yang

dibuat bersama antara fungsi pengawasan Inspektorat dengan seluruh

perangkat kerja daerah, termasuk kepala daerah di masing-masing tempat.

Perencanaan audit jangka panjang ini penting untuk bagaimana fungsi

pengawasan Inspektorat Daerah dapat dikelola dengan efektif.

Di samping itu, perencanaan audit jangka panjang harus disusun

dalam rangka untuk mengkomunikasikan aktivitas fungsi pengawasan kepada

pemerintah daerah dan seluruh jajaran perangkat daerah di bawahnya.

Perencanaan audit juga dimaksudkan sebagai alat untuk mengukur kinerja

fungsi pengawasan secara berkala.

Perencanaan audit jangka panjang adalah sangat penting untuk setiap

fungsi pengawasan Inspektorat Daerah. Beberapa manfaat yang dapat

diperoleh dengan dibuatkannya rencana audit jangka panjang:

1. Perencanaan audit jangka panjang dipakai untuk memastikan cakupan

audit oleh fungsi pengawasan Inspektorat Daerah sudah cukup memadai

sehingga tidak ada kegiatan maupun program di lingkungan pemerintahan

daerah yang terlewatkan untuk dievaluasi.

2. Perencanaan audit jangka panjang yang disusun harus dapat digunakan

sebagai alat kendali setiap pekerjaan audit yang telah ditetapkan dan untuk

menghindarkan tumpang tindih pekerjaan audit yang tidak perlu.

3. Perencanaan audit jangka panjang dimaksudkan untuk penugasan staf

audit dan mendorong tingkat disiplin staf audit di lingkungan fungsi

pengawasan Inspektorat Daerah agar mematuhinya.

4. Perencanaan audit jangka panjang menyajikan arah mana untuk urut-

urutan pekerjaan audit yang akan dilaksanakan di setiap periodenya.

5. Perencanaan audit jangka panjang dimaksudkan untuk mendapatkan

komitmen dan partisipasi pemerintah daerah dan seluruh satuan kerja

perangkat daerah.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 96: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik90

Halaman ini sengaja dikosongkan

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 97: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

91

A.Pendahuluan

Sejalan dengan semangat otonomi daerah dan upaya mewujudkan

tata kelola pemerintahan daerah yang baik, adalah sangat penting dan sudah

saatnya bagi fungsi pengawasan Inspektorat untuk memiliki mekanisme untuk

mengatur, memonitor, dan menilai sendiri (self assessment) kepatuhannya

terhadap standar profesi yang dibangun. Untuk memenuhi kebutuhan akan

hal ini, Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal telah menetapkan standar

Quality Assurance untuk fungsi audit internal yang harus diikuti oleh seluruh

fungsi pengawasan atau satuan kerja audit internal, baik di sektor privat

maupun publik, termasuk untuk fungsi pengawasan di Inspektorat.

Quality Assurance merupakan suatu proses untuk memastikan bahwa

fungsi pengawasan atau audit internal beroperasi sebagaimana mestinya sesuai

dengan standar profesi yang telah ditetapkan. Standar Profesi Audit Internal

(SPAI) yang memuat Standar Quality Assurance merumuskan elemen-elemen

yang harus ada dan dipenuhi untuk memastikan bahwa aktivitas atau

penyelenggaraan fungsi audit internal sudah efektif. Pemenuhan atas apa yang

tertuang di dalam standar ini akan meningkatkan kredibilitas dan legitimasi hasil

pengawasan atau audit yang telah dicapai dan dapat meningkatkan kualitas

komunikasi yang lebih baik antara auditor dengan auditi. Di sektor publik

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan pembaca dapat:

• Menjelaskan pengertian program quality assurance dan arti pentingnya

bagi fungsi pengawasan Inspektorat.

• Menjelaskan elemen-elemen untuk penilaian jaminan kualitas (quality

assurance) dan alat-alat yang digunakan dalam program quality

assurance fungsi pengawasan Inspektorat.

• Menjelaskan tahapan atau proses pekerjaan quality assurance,

khususnya untuk pelaksanaan reviu eksternal.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

7BabQuality AssuranceFungsi PengawasanInspektorat

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 98: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik92

khususnya Inspektorat Daerah, diharapkan komunikasi dapat lebih terjalin baik

antara pejabat pengawas pemerintah (auditor inspektorat) dengan Pemerintah

Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Komunikasi yang baik

diharapkan dapat lebih mendorong motivasi auditi untuk menindaklanjuti

rekomendasi yang disampaikan auditor. Diharapkan juga keberadaan fungsi

pengawasan mampu memberikan nilai tambahnya bagi Pemerintah Daerah

dan SKPD. Dengan demikian, program otonomi daerah yang efektif dan berhasil

akan dapat dicapai dengan memuaskan dan sesuai dengan tata kelola

pemerintahan daerah yang baik. Oleh karenanya, jaminan kualitas (quality

assurance) fungsi pengawasan merupakan persyaratan yang sangat esensial

dalam perwujudan kegiatan dan kinerja fungsi pengawasan Inspektorat.

B.Standar Profesi untuk Quality Assurance

Sesuai dengan buku pedoman Standar Profesi Audit Internal, Quality

Assurance diatur di butir 1300 di bawah judul “Program Quality Assurance

Fungsi Audit Internal”. Berikut ini kutipan lengkap mengenai Quality Assurance

(butir 1300) sebagaimana tertuang di dalam buku SPAI (SPAI, 2004: 17 – 18).

1300 Program Quality Assurance Fungsi Audit Internal

Penanggung jawab fungsi audit internal harus mengembangkan dan memelihara

program quality assurance, yang mencakup seluruh aspek dari fungsi audit

internal dan secara terus-menerus memonitor efektivitasnya. Program ini

mencakup penilaian kualitas internal dan eksternal secara periodik serta

pemantauan internal yang berkelanjutan. Program ini harus dirancang untuk

membantu fungsi audit internal dalam menambah nilai dan meningkatkan

operasi serta memberikan jaminan bahwa fungsi audit internal telah sesuai

dengan Standar dan Kode Etik Audit Internal.

1310 Penilaian Program Quality

Fungsi audit internal harus menyelenggarakan suatu proses untuk memonitor

dan menilai efektifitas program quality assurance secara keseluruhan. Proses

ini harus mencakup penilaian (assessment) internal maupun eksternal.

1310.1Penilaian Internal (Internal Assessment)

Fungsi audit internal harus melakukan penilaian internal yang mencakup:

a. Reviu yang berkesinambungan atas kegiatan dan kinerja fungsi

audit internal.

b. Reviu berkala yang dilakukan melalui Self Assessment atau oleh

pihak lain di dalam organisasi yang memiliki pengetahuan tentang

standar dan praktik audit internal.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 99: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

93

1310.2Penilaian Eksternal

Penilaian eksternal harus dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam

tiga tahun oleh pihak luar yang independen dan kompeten.

1320 Pelaporan Program Quality Assurance

Penanggung jawab fungsi audit internal harus mengkomunikasikan hasil

penilaian eksternal kepada pimpinan.

1330 Pernyataan Kesesuaian dengan Standar

Dalam laporan kegiatan periodiknya, auditor internal harus memuat pernyataan

bahwa aktivitasnya “dilaksanakan sesuai dengan Standar Profesi Audit Internal”.

Pernyataan ini harus didukung dengan hasil penilaian program quality assurance.

1340 Pengungkapan atas Ketidakpatuhan

Dalam hal terdapat ketidakpatuhan terhadap SPAI dan Kode Etik yang

mempengaruhi ruang lingkup dan aktivitas fungsi audit internal secara signifikan,

maka hal ini harus diungkapkan kepada pimpinan organisasi.

C.Mengevaluasi Produktivitas Pekerjaan Audit

Mengevaluasi produktivitas pekerjaan audit bukanlah suatu hal yang

mudah. Beberapa alasan yang mendasari mengapa sulit menilai dan mengukur

produktivitas pekerjaan audit adalah:

1. Tidak mudah untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi hasil yang dicapai

dari pekejaan audit yang dilaksanakan.

2. Hasil yang dicapai dari pekerjaan audit lebih dikonsumsikan untuk kepentingan

internal organisasi sehingga sulit untuk dinilai.

3. Pekerjaan audit internal merupakan upaya tim yang bertanggung jawab

terhadap pekerjaan audit yang diselesaikan dan hasil audit yang dicapai.

4. Auditor banyak menggunakan judgment dalam pekerjaan audit, di mana

judgment seorang auditor berbeda dengan auditor lainnya, tergantung

bagaimana kemampuan analisis dan pengalaman yang dimilikinya.

Selama ini, pekerjaan audit dan penyelenggaraan kegiatan fungsi

pengawasan atau audit internal dinilai produktivitas, kualitas dan kinerjanya,

yaitu berdasarkan faktor-faktor berikut:

1. Besarnya dana yang berhasil diselamatkan akibat adanya tindakan pelanggaran,

penyimpangan, atau kecurangan yang terjadi.

2. Jumlah pekerjaan penugasan audit yang dapat diselesaikan dari rencana yang

telah diprogramkan di dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 100: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

3. Banyaknya temuan yang berhasil diidentifikasi dan disampaikan di laporan

hasil audit tanpa memperhatikan besaran atau materialitas temuan dimaksud.

Dalam kenyataannya, sistem penilaian dan pengukuran produktivitas

pekerjaan audit dan kinerja fungsi pengawasan atau audit internal tidak bisa

hanya didasarkan pada faktor-faktor tersebut. Bahkan faktor-faktor yang

digunakan tersebut tidak mencerminkan ukuran produktivitas ataupun

keberhasilan dari fungsi pengawasan atau audit internal yang sebenarnya.

Model penilaian dan pengukuran tersebut juga tidak adil (unfair) dan kurang

relevan karena hanya dilihat dari sudut atau kacamata auditor. Keberhasilan

pekerjaan audit dan produktivitas fungsi pengawasan atau audit internal

sesungguhnya harus dilihat dari perspektif auditi, yaitu pihak yang memperoleh

manfaat dari hasil pekerjaan audit yang dilaksanakan auditor.

Produktivitas merupakan hubungan antara sumber daya yang dipakai

(misal: uang, tenaga kerja, material, dan waktu) dibandingkan dengan hasil

yang diperoleh, yaitu tingkat efisiensi, kehematan yang dihasilkan serta

efektivitas untuk pencapaian tujuan. Keluaran (output) yang dihasilkan tidak

memberi arti yang signifikan jika tidak dapat dihubungkan atau tidak dapat

dikorelasikan dengan masukan (input) yang digunakan dan hasil (outcome)

yang diperoleh.

Lawrence B. Sawyer dalam bukunya Sawyer’s Internal Auditing mengutip

hasil riset yang telah dilakukan oleh Steve Albrech & Rekan berkaitan dengan

ukuran kualitas dan kinerja yang digunakan untuk mengukur produktivitas

pekerjaan audit dan fungsi pengawasan (Sawyer’s Internal Auditing, 5th ed.,

2003, 1018 – 1019):

1. Temuan material dan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti.

Ukuran produktivitas pekerjaan audit ditunjukkan dari keberhasilan auditor

untuk mengidentifikasi permasalahan yang benar-benar dapat mengganggu

dan menghambat pencapaian tujuan organisasi secara signifikan. Auditor

tidak diharapkan mengidentifikasi temuan-temuan minor atau kurang

material yang dapat mengganggu keharmonisan hubungan auditor dan

auditi. Di samping itu, auditor harus mampu menyampaikan rekomendasi

yang mudah dan dapat untuk ditindaklanjuti oleh auditi. Ukuran kualitas

pekerjaan audit dan penyelenggaraan fungsi pengawasan atau audit

internal adalah jika temuan atau permasalahan yang diidentifikasi dan

kemudian telah direkomendasikan untuk perbaikannya tidak terjadi atau

terulang di periode berikut.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik94

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 101: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

95

2. Tanggapan dan umpan balik dari auditi.

Pekerjaan audit yang produktif dan bernilai tambah adalah jika auditi mau

memberikan tanggapan atau respon positif terhadap permasalahan yang

diidentifikasi auditor dan bersama-sama dengan auditor merumuskan

solusi terbaik atas masalah yang memerlukan perbaikan.

3. Profesionalisme auditor dalam pelaksanaan pekerjaan audit.

Auditor dituntut untuk selalu menggunakan keahlian dan kecermatan

profesional dalam setiap pekerjaan audit yang dilaksanakan. Sesuai

dengan standar profesi, auditor juga harus independen dan memiliki sikap

mental yang obyektif, tidak memihak, dan menghindari kemungkinan

timbulnya pertentangan kepentingan dalam pelaksanaan tugas auditnya.

4. Kepatuhan pada rencana audit.

Pekerjaan audit yang dilaksanakan harus mengacu pada Program Kerja

Pengawasan Tahunan (PKPT) yang telah disusun. Dalam penerapan audit

berbasis risiko yang menetapkan urutan prioritas pekerjaan audit yang

harus dilaksanakan, auditor harus selalu mengikuti urutan prioritas yang

telah disusun. Namun demikiian, rencana audit juga harus dibuat fleksibel

yaitu memungkinkan auditor untuk tidak secara kaku mengikuti apa yang

ditetapkan dalam PKPT terutama jika dijumpai masalah yang sangat

mendesak (urgent) yang belum tertuang di dalam PKPT, terutama masalah-

masalah yang diindikasi mengandung kecurangan, ketidakberesan, atau

pelanggaran hukum.

5. Tidak adanya kejutan (surprise) dalam pekerjaan audit yang dilaksanakan.

Auditor harus menyadari bahwa kehadirannya untuk melakukan tugas

audit bagaimana pun menimbulkan gangguan bagi aktivitas auditi. Apalagi

jika auditor tidak memberitahukan rencana kedatangannya dan langsung

secara tiba-tiba datang ke tempat auditi untuk melakukan pekerjaan audit.

Kejadian yang demikian ini seringkali menimbulkan ketidaksukaan auditi

terhadap auditor. Oleh karenanya, untuk menciptakan pekerjaan audit

yang produktif dan menjalin komunikasi yang baik dengan auditi, auditor

harus mampu mengatasi masalah-masalah tersebut.

6. Penggunaan biaya seefektif mungkin untuk pekerjaan audit.

Satuan kerja yang bertugas melakukan audit sering dipandang sebagai

pusat biaya (cost centre) yang tidak memberikan nilai tambah atau hasil

yang nyata. Untuk mengatasi hal ini, auditor harus mampu memanfaatkan

biaya seefektif mungkin atas setiap pekerjaan audit yang dilaksanakan.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 102: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

7. Pembinaan dan pengembangan staf audit.

Keberhasilan dan produktivitas pekerjaan audit sangat tergantung kepada

kemampuan dan keahlian auditor yang ditugaskan melakukan pekerjaan

audit. Keahlian dan kemampuan auditor dapat dijaga dan ditingkatkan

melalui pembinaan dan pengembangan staf yang kontinyu atau ber-

kesinambungan.

8. Evaluasi dari auditor eksternal terhadap aktivitas fungsi pengawasan.

Auditor dapat meminta bantuan dari auditor eksternal untuk melakukan

evaluasi terhadap kinerja dari fungsi pengawasan atau audit internal.

9. Permintaan audit oleh auditi.

Satu cara yang juga cukup efektif untuk mengevaluasi sejauh mana

produktivitas fungsi pengawasan ini adalah dengan meminta masukan

langsung dari auditi yang merasakan manfaat yang diterima dengan

keberadaan fungsi pengawasan dan pekerjaan audit yang dilaksanakan.

10. Reviu Internal

Evaluasi produktivitas dan kualitas pekerjaan audit dapat dilakukan di

fungsi pengawasan itu sendiri. Secara reguler, umumnya satu tahun sekali

pekerjaan audit dievaluasi secara internal untuk mengevaluasi kecukupan

pekerjaan audit yang dilaksanakan.

11. Peer Review

Keberhasilan dan produktivitas pekerjaan audit dapat dievaluasi dengan

cara peer review, yaitu reviu yang dilakukan rekan sendiri, terutama di

dalam tim audit yang ditugaskan untuk menilai kualitas pekerjaan audit

yang dilaksanakan.

12. Kualitas dari kertas kerja audit.

Efektivitas pekerjaan audit juga dinilai dari kualitas kertas kerja audit yang

dibuat dan disimpan oleh auditor. Kertas kerja audit merupakan bukti

pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu, dokumentasi

dan pemeliharaan kertas kerja audit juga mencerminkan bagaimana

kualitas penyelenggaraan fungsi pengawasan dilakukan. Kertas kerja

audit yang merupakan dokumen fisik dan sebagai alat untuk mendukung

simpulan dan rekomendasi yang disampaikan auditor dari pekerjaan

auditnya sangat penting untuk digunakan sebagai salah satu faktor yang

dipertimbangkan dan dinilai dalam program quality assurance.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik96

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 103: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

97Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

D.Quality Assurance di Inspektorat

Keberhasilan pelaksanaan program quality assurance di Inspektorat

Daerah sangat tergantung pada bagaimana implementasi yang efektif dari

program ini dan komitmen setiap pihak yang berkepentingan untuk kesuksesan

program ini, termasuk siapa pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan

program, bagaimana penilaian dilakukan, kontinuitas dan konsistensi pelaksanaan

program, sistem monitoring program, dan bagaimana mengkomunikasikan hasil

dari program quality assurance. Penerapan quality assurance di Inspektorat

dimaksudkan agar pekerjaan audit yang dilakukan oleh pejabat fungsional audit,

yaitu baik auditor tingkat anggota tim, ketua tim, pengendali teknis, maupun

pengendali mutu yang ada di lingkungan Inspektorat Daerah memenuhi standar

mutu pekerjaan audit yang harus dipenuhi sesuai persyaratan profesi.

Di samping itu, quality assurance di Inspektorat juga dimaksudkan untuk

memastikan bahwa fungsi pengawasan daerah telah dikelola dengan efektif

dan keberadaannya mampu memberikan nilai tambah bagi masing-masing

daerahnya. Untuk keperluan hal ini, program quality assurance yang dibangun

di lingkungan inspektorat harus memiliki tujuan-tujuan berikut:

1. Menilai efektifitas fungsi pengawasan Inspektorat dalam memberikan peran

dan fungsinya untuk kepentingan Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) dalam penyelenggaraan dan pencapaian tujuan

pemerintahan daerah.

2. Menilai kesesuaian pelaksanaan pekerjaan audit dibandingkan dengan

standar audit, serta memberikan opini mengenai apakah fungsi pengawasan

Inspektorat sudah berjalan dengan semestinya dan sesuai dengan standar

audit yang telah ditetapkan.

3. Mengidentifikasi peluang, memberikan rekomendasi, dan jasa konsultasi

kepada inspektur dan staf audit mengenai perbaikan dan peningkatan

kinerja pekerjaan audit dan pelayanan kepada Pemerintah Daerah dan

SKPD.

4. Mengidentifikasi peluang untuk mensosialisasikan, mempromosikan, dan

meningkatkan citra serta kredibilitas atau kepercayaan fungsi pengawasan

Inspektorat di lingkungan Pemerintahan Daerah.

E. Elemen Quality Assurance

Untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan dari program quality assurance

dapat dicapai, digunakan tiga elemen untuk penilaian jaminan kualitas fungsi

pengawasan, yaitu: (1) supervisi, (2) reviu internal, dan (3) reviu eskternal.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 104: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Berikut pembahasan lebih rinci masing-masing elemen tersebut.

1. Supervisi

Merupakan proses yang kontinyu dan difokuskan pada evaluasi atas

setiap penugasan atau bagian dari pekerjaan penugasan audit. Supervisi

memberikan kepastian bahwa pekerjaan audit telah sesuai dengan apa

yang diharapkan. Di samping itu, supervisi juga dimaksudkan untuk menilai

keputusan (judgment), simpulan, maupun metodologi atau pendekatan

audit yang digunakan.

Dalam melakukan supervisi, perlu menjadi perhatian bahwa supervisi

jangan hanya sekedar pengecekan mekanis dari suatu proses pekerjaan

audit, melainkan lebih merupakan evaluasi atas kepatutan suatu hasil

audit. Supervisi dilakukan untuk memastikan, antara lain:

a. Pekerjaan audit direncanakan dengan baik dan memadai,

b. Ruang lingkup audit sesuai dengan tujuan dan sasaran audit,

c. Sumber daya audit digunakan dengan cara yang paling ekonomis,

d. Teknologi yang digunakan dalam penugasan audit telah sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan audit dimaksud,

e. Masalah-masalah yang kecil tidak dibesar-besarkan,

f. Hasil audit cukup padat dan logis,

g. Kelemahan-kelemahan yang signifikan telah didokumentasikan,

h. Rekomendasi didukung oleh bukti faktual,

i. Staf audit mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang memadai.

j. Kegiatan audit telah mendapatkan bukti-bukti audit yang cukup dan

kompeten.

k. Dalam merumuskan simpulan, auditor telah memperhatikan faktor-faktor

yang menguatkan dan faktor-faktor yang melemahkan secara seimbang

dan tepat.

Di lingkungan Inspektorat, supervisi pekerjaan audit dapat dilakukan oleh

ketua tim terhadap pekerjaan anggota tim, superivisi pengendali teknis

terhadap teknis pekerjaan audit dari tim-tim audit yang melakukan penugasan

audit, dan supervisi pengendali mutu untuk memastikan kualitas dari

pekerjaan audit.

Dalam arti yang lebih luas di lingkungan fungsi pengawasan Inspektorat,

supervisi meliputi juga pelaksanaan supervisi oleh Inspektur terhadap para

bawahannya, supervisi atas kegiatan-kegiatan pendukung (administrasi)

pekerjaan audit, supervisi atas pengembangan SDM di lingkungan

Inspektorat, dan sebagainya. Pengendali teknis dan pengendali mutu yang

98 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 105: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

99Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

melakukan peran supervisi harus memantau secara terus menerus setiap

pekerjaan audit yang sedang dilakukan dari awal hingga akhir penugasan.

Beberapa peran penting yang harus dilakukan seorang supervisor (penyelia)

atas pekerjaan audit yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi program

quality assurance untuk suatu supervisi yang memadai:

a. Mendiskusikan dengan tim audit mengenai tujuan dan ruang lingkup

audit sebelum pekerjaan audit dimulai.

b. Memberikan persetujuannya untuk audit program yang digunakan dan

perubahan atau modifikasi audit program sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan audit.

c. Mengarahkan tim audit untuk lebih fokus pada area-area yang berisiko

tinggi dalam rangka untuk mengendalikan biaya audit yang tidak perlu.

d. Mendiskusikan dengan staf auditnya mengenai masalah tujuan audit,

prosedur audit, pelaporan hasil audit, dan permasalahan-permasalahan

yang dijumpai dalam penugasan audit.

e. Melakukan tugas reviu selama pekerjaan audit berlangsung di mana

kedalaman reviu yang dilakukan tergantung pada kualifikasi dan

pengalaman profesional staf audit yang bersangkutan.

f. Mereviu kertas kerja audit dan menyajikan bukti hasil reviu atas kertas

kerja audit, khususnya berkaitan dengan kualitas dari dokumentasi

pembuatan, penyimpanan, dan pemeliharaan kertas kerja audit.

g. Memastikan temuan signifikan sudah mendapatkan perhatian yang

memadai dan ditindaklanjuti oleh auditi yang bersangkutan.

h. Mendapatkan kepastian (assurance) staf audit melakukan pekerjaan

audit sesuai dengan standar audit, tujuan audit tercapai, ruang lingkup

audit terpenuhi, kertas kerja memuat temuan dan simpulan audit yang

logis, dan laporan hasil audit memberikan informasi yang memadai dan

bermanfaat bagi auditi.

i. Memastikan temuan audit yang signifikan sudah mendapatkan perhatian

yang semestinya dari auditi dan manajemen dan rencana tindak lanjut

sudah disiapkan untuk memperbaiki kelemahan yang dilaporkan.

j. Memantau anggaran dan jadwal sehingga dapat membantu auditor

yang melakukan penugasan menghindarkan diri dari kegiatan audit

yang tidak perlu.

k. Menghadiri rapat pembahasan temuan dengan auditi dan manajemen

dan selalu mendapatkan informasi terkini mengenai temuan yang

diidentifikasi oleh tim audit.

l. Mereviu draft laporan dan memastikan apakah sudah memenuhi

ketentuan dengan standar audit untuk pelaporan hasil.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 106: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik100

m.Menghadiri rapat pembahasan draft laporan dengan auditi dan manajemen

operasional yang lebih tinggi.

n. Memberikan persetujuan mengenai kecukupan tindakan perbaikan yang

disarankan atas temuan yang diidentifikasi.

o. Memastikan dokumen administrasi untuk pekerjaan audit yang

dilaksanakan telah lengkap, seperti: daftar periksa pekerjaan audit

(check list), reviu hasil audit (post-audit review), daftar perbandingan

jam audit sebenarnya dengan yang dianggarkan, daftar rekomendasi,

dan sebagainya.

p. Memberikan persetujuan atas kertas kerja yang disimpan dan dihapuskan

sesuai dengan kebijakan dan prosedur organisasi.

q. Mengadakan pertemuan paling sedikit seminggu sekali dengan manajer

audit atau pimpinan audit untuk membahas status pekerjaan audit dan

kemungkinan permasalahan-permasalahan yang dijumpai dalam tugasnya

sebagai supervisor.

Supervisi yang memadai atas pekerjaan audit merupakan langkah pertama

dan juga merupakan langkah yang sangat penting dalam implementasi

program quality assurance. Apabila seorang supervisor dapat melaksanakan

tugas supervisinya dengan memadai, maka reviu internal dan eksternal

seharusnya tidak perlu mengungkapkan kelemahan atau kekurangan yang

berarti dalam kualitas pekerjaan audit maupun penyelenggaraan fungsi

pengawasan atau audit internal.

2. Reviu Internal

Merupakan program quality assurance yang memberikan kepastian kepada

pimpinan fungsi pengawasan bahwa seluruh staf audit (auditor, supervisor,

dan manajer audit) melaksanakan pekerjaan audit dan aktivitas fungsi

pengawasan dengan semestinya. Reviu internal dilakukan untuk memastikan

keakuratan dan keandalan pekerjaan audit dan penyelenggaraan fungsi

pengawasan.

Dalam penerapannya, reviu internal sebagai salah satu program quality

assurance untuk fungsi pengawasan, dilaksanakan sendiri di dalam

lingkungan fungsi pengawasan oleh staf audit (auditor, supervisor, dan

manajer audit) yang independen dan bebas dari pekerjaan audit yang

direviu.

Sesuai dengan buku pedoman Standar Profesi Audit Internal sebagaimana

yang telah disebutkan di atas, reviu internal diatur di butir 1310.1 di bawah

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 107: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

101Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

judul Penilaian Internal (SPAI, 2004: 17). Disebutkan bahwa Fungsi Audit

Internal harus melakukan penilaian internal yang mencakup reviu yang

kontinyu atas kegiatan dan kinerja fungsi audit internal dan reviu berkala

yang dilakukan melalui penilaian mandiri (Self Assessment) atau oleh pihak

lain dari dalam organisasi yang memiliki pengetahuan memadai tentang

standar dan praktik audit internal.

Reviu internal dapat dilakukan secara kontinyu dan berkala. Penilaian atau

reviu internal yang dilakukan secara kontinyu dilaksanakan melalui:

a. Pelaksanaan supervisi atas pekerjaan audit yang sedang berjalan.

b. Penggunaan daftar check list dan sarana lain untuk memberikan jaminan

bahwa proses-proses yang ditetapkan di dalam kebijakan dan manual

audit telah diikuti.

c. Pemanfaatan umpan balik (feedback) dari auditi dan pihak-pihak lainnya

berkaitan dengan pekerjaan audit yang dilaksanakan.

d. Pengukuran kinerja dan analisis atas kinerja yang digunakan, misalnya:

temuan yang berhasil diselesaikan dan rekomendasi yang diterima.

e. Penilaian yang terus menerus melalui anggaran biaya untuk setiap

pekerjaan audit yang dilaksanakan.

f. Penggunaan sistem monitoring atau pemantauan atas waktu penyelesaian

untuk setiap pekerjaan audit.

Berdasarkan hasil reviu internal yang kontinyu, kemudian dibuatkan

simpulan atas kualitas kinerja yang telah dinilai dan dari hasil yang telah

diperoleh maka tindak lanjut harus segera dilaksanakan untuk memastikan

bahwa peningkatan atau perbaikan kinerja audit yang diperlukan telah

dilaksanakan.

Reviu internal secara berkala dilakukan untuk menilai kepatuhan terhadap

charter audit, kode etik dan standar audit, dan efisiensi serta efektivitas

dari fungsi pengawasan, khususnya dalam memenuhi kebutuhan berbagai

pihak yang berkepentingan terhadap pekerjaan audit dan penyelenggaraan

yang berkualitas dari fungsi pengawasan. Reviu berkala dapat dilakuan

oleh pegawai atau staf audit itu sendiri yang berada di lingkungan fungsi

pengawasan dengan cara penilaian mandiri (self assessment) atas kinerja

pekerjaan audit atau dapat juga dilakukan oleh seorang yang memiliki

sertifikasi profesi di bidang audit internal yang posisinya berada di luar

organisasi atau fungsi pengawasan. Kemungkinan lain adalah reviu internal

berkala dilakukan bersama antara pegawai di lingkungan fungsi pengawasan

dan pegawai lain di luar fungsi pengawasan.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 108: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik102

Reviu berkala mencakup kegiatan interviu, survai yang mendalam, dan

benchmarking atas praktik-praktik dan ukuran kinerja dari fungsi pengawasan

atau audit internal. Hasil dari reviu berkala dituangkan di dalam simpulan

mengenai kualitas kinerja dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai

peningkatan, perbaikan, serta kepatuhan terhadap standar. Reviu internal

harus mendapatkan persetujuan dari pimpinan fungsi pengawasan dan

harus mengikuti ketentuan apa yang telah ditetapkan di dalam standar

untuk penilaian kinerja pekerjaan audit dan penyelenggaraan fungsi

pengawasan.

Reviu internal dilakukan melalui berbagai tingkatan. Tingkat pertama reviu

internal adalah verifikasi pekerjaan audit. Pimpinan fungsi pengawasan

atau orang yang bertanggung jawab untuk menandatangani laporan hasil

audit sangat berkepentingan terhadap keakuratan dan kepatutan laporan

hasil audit. Hal ini didasarkan pada satu alasan bahwa reputasi pimpinan

fungsi pengawasan dipertaruhkan melalui keakuratan, kepatutan, dan

keandalan laporan hasil audit yang ditandatanganinya.

Verifikasi merupakan satu hal yang esensial karena laporan hasil audit

yang ditandatangani merupakan hasil dari akumulasi data yang banyak

dan komplek, termasuk keputusan atau judgment yang diambil auditor

dalam penugasan audit yang dilaksanakan. Oleh karenanya, kemungkinan

terjadinya kesalahan yang dilakukan auditor bisa saja terjadi dan jika

kesalahan yang seharusnya tidak terjadi kemudian timbul, maka hal ini

tentunya akan membuat malu pimpinan fungsi pengawasan yang

menandatangani hasil pekerjaan audit tersebut. Dengan demikian, baik

pimpinan, manajer, supervisor, ketua tim, maupun staf audit harus melakukan

verifikasi yang dirancang untuk dapat dengan segera meneliti atau mengecek

kemungkinan kesalahan mekanis dan judgment yang keliru dari pekerjaan

audit yang dilaksanakan. Begitu pula, seluruh kertas kerja audit dan draft

laporan audit harus diperiksa dan diverifikasi untuk memastikan keakuratan,

kepatutan, atau kelengkapannya.

Verifikasi dilakukan dengan meneliti atau mengecek setiap nomor, angka,

jumlah, tanggal, nama, dan seluruh informasi yang termuat di kertas kerja

maupun draf laporan untuk memastikan bahwa dokumen-dokumen tersebut

telah akurat dan didukung oleh bukti yang terdokumentasi. Verifikasi

pekerjaan audit juga meliputi pengecekan kebenaran atau keakuratan

mekanis, yaitu bahwa:

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 109: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

103Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

a. Setiap hasil kalkulasi telah dikalkulasikan kembali kebenaran peng-

hitungannya.

b. Setiap penjumlahan mendatar atau menurun telah dijumlahkan mendatar

atau menurun kembali.

c. Seluruh tanggal telah diverifikasi ke dokumen sumbernya.

d. Seluruh nama dan judul yang digunakan telah diteliti kembali kebenaran

penyebutannya, keakuratannya, dan status terbarunya.

e. Seluruh temuan harus diverifikasi ke kertas kerjanya untuk memastikan

urutan yang logis antara kondisi, kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasinya.

f. Setiap judgment yang dibuat auditor dianalisis kembali untuk memastikan

kelayakan dan keakuratannya.

Tingkatan kedua reviu internal program quality assurance yaitu program

reviu internal untuk penilaian aktivitas dan kinerja fungsi pengawasan.

Reviu internal tingkat dua ini dimaksudkan untuk memastikan apakah

pekerjaan audit yang dilaksanakan telah memenuhi kebijakan dan prosedur

serta praktik-praktik audit yang baik dan menilai aktivitas dan kinerja fungsi

pengawasan yang diselenggarakan.

Program reviu internal sifatnya lebih mendalam dan komprehensif di-

bandingkan dengan verifikasi atas pekerjaan audit yang lebih difokuskan

hanya pada pengecekan mekanis atau teknis. Program reviu internal ini

meliputi penilaian substantif dengan pengambilan sampel-sampel yang

representatif dari laporan hasil audit berikut seluruh kertas kerja pendukung

yang kemudian dinilai secara mendalam untuk mengecek kualitas dari

pekerjaan audit yang telah dilaksanakan, termasuk juga penilaian terhadap

pengelolaan administratif fungsi pengawasan. Oleh karenanya, program

reviu internal membutuhkan semacam formalitas berkenaan dengan:

a. Anggaran yang harus disediakan dan jadwal untuk program reviu internal

yang akan dilaksanakan selama satu periode.

b. Penyiapan seperangkat langkah-langkah untuk reviu internal yang harus

dilakukan oleh tim penilai quality assurance (tim QA) yang ditugaskan.

c. Pemilihan sampel yang representatif atas sekumpulan pekerjaan audit

yang akan dievaluasi melalui reviu internal.

d. Rencana tindakan (action plan) penilai untuk membahas kelemahan

atau kekurangan yang dijumpai dengan auditor maupun supervisor atas

pekerjaan audit yang direviu.

e. Kertas kerja yang harus disusun berkenaan dengan dokumentasi dari

hasil reviu internal yang telah dilaksanakan.

f. Laporan formal mengenai hasil reviu internal yang harus disiapkan tim QA.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 110: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik104

Program reviu internal harus mendapatkan persetujuan tertulis (written

approval) dari pimpinan fungsi pengawasan. Di samping itu, program reviu

internal juga harus mengacu pada standar yang berkaitan dengan penilaian

kinerja suatu pekerjaan audit. Beberapa pertanyaan yang umumnya

disampaikan tim QA kepada auditor dan supervisor dalam pelaksanaan

reviu internal atas suatu pekerjaan audit adalah:

a. Apakah pekerjaan audit sudah dibuatkan rencananya dengan memadai?

b. Apakah informasi telah dikumpulkan, dianalisis, diinterpretasi, dan

didokumentasi dengan baik?

c. Apakah hasil pengawasan sudah dibuatkan laporannya dengan

memadai?

d. Apakah auditor melakukan monitoring tindak lanjut yang memadai atas

temuan yang dikomunikasikan dan rekomendasi yang disampaikan?

Salah satu program reviu internal yang cukup efektif adalah melalui penilaian

sendiri oleh rekan sejawat (peer review) di lingkungan fungsi pengawasan.

Peer review bukan suatu pekerjaan penilaian yang mudah untuk diterapkan

karena budaya bangsa Indonesia yang umumnya kurang enak untuk mem-

berikan penilaian buruk kepada rekan sejawatnya atau pun tidak terbiasa

untuk menceritakan kekurangan rekan sendiri dan bahkan cenderung untuk

menutupinya atau membiarkannya. Budaya timur ini memang baik dan cocok

untuk masyarakat Indonesia, namun kadangkala menjadi hambatan untuk

penerapan peer review yang efektif atas suatu pekerjaan audit yang dinilai

kualitas dan kinerjanya.

Tingkatan akhir dalam reviu internal adalah penilaian yang dilakukan oleh

auditi. Penilaian yang dilakukan oleh auditi merupakan penilaian yang

harusnya menjadi tolok ukur yang sangat penting. Bagaimana pun, auditi

adalah pihak yang paling merasakan secara langsung manfaat keberadaan

auditor dan fungsi pengawasan. Ukuran keberhasilan pekerjaan audit yang

paling utama adalah bagaimana rekomendasi yang disampaikan ditindaklanjuti

oleh auditi dan permasalahan yang diiindikasikan dalam pekerjaan audit

berhasil diminimalkan atau tidak terulang kembali. Upaya-upaya ini tentunya

membutuhkan kerjasama dengan auditi. Auditi harus dapat diyakini bahwa

keberadaan auditor dan pekerjaan audit yang dilakukan auditor dapat

memberikan manfaat yang berarti untuk perbaikan kegiatan operasional dan

semakin mempermudah auditi untuk mencapai tujuan operasinya.

Oleh karena itu, evaluasi auditi atas pekerjaan audit sangat mencerminkan

bagaimana kualitas pekerjaan audit itu dapat diberikan kepada auditi.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 111: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

105Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Melalui penilaian auditi ini, beberapa pertanyaan yang dapat disiapkan dan

dimintakan kepada auditi untuk merespon atau menjawabnya, antara lain

adalah:

a. Apakah pekerjaan audit sesuai dengan harapan anda?

b. Apakah pekerjaan audit memberikan bantuan yang positif atau gangguan

yang negatif?

c. Apakah auditor melakukan audit dengan cara yang profesional?

d. Apakah auditor memberikan bantuan langsung terhadap permintaan

yang anda sampaikan?

e. Apakah temuan auditor membantu untuk mencapai:

• Peningkatan kepatuhan pada kebijakan dan prosedur?

• Peningkatan efisiensi operasi?

• Peningkatan efektivitas operasi?

f. Apakah pekerjaan audit dilakukan pada waktu yang tepat?

3. Reviu Eksternal

Merupakan evaluasi keseluruhan atas berbagai pekerjaan audit, aktivitas

kegiatan dan pengelolaan fungsi pengawasan Reviu eksternal dimaksudkan

untuk memberikan informasi kepada pemangku kepentingan (stakeholders)

mengenai kinerja fungsi pengawasan yang direviu.

Sesuai dengan buku Standar Profesi Audit Internal (SPAI), reviu eksternal

dilakukan secara periodik tiga tahun sekali oleh pihak di luar fungsi pengawasan

yang memiliki independensi, integritas, dan kompetensi yang memadai.

Ruang lingkup penilaian yang dilakukan oleh pereviu eksternal, mencakup:

a. Ketaatan terhadap standar audit dan kode etik.

b. Ketaatan terhadap berbagai persyaratan yang termuat di charter audit,

rencana audit, kebijakan audit, prosedur audit, dan persyaratan legal lain.

c. Pengetahuan, pengalaman, dan disiplin dari staf audit.

Tujuan pokok dari reviu eksternal untuk suatu program quality assurance

yang dilaksanakan adalah:

a. Menilai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan fungsi pengawasan,

terutama dinilai mengenai kesesuaian aktivitas fungsi pengawasan dengan

charter auditnya dan harapan dari pemangku kepentingan (stakeholders)

atas fungsi pengawasan.

b. Memberikan penilaian kemungkinan risiko yang dapat terjadi terhadap

organisasi secara keseluruhan jika kinerja fungsi pengawasan di bawah

atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.

c. Mengidentifikasi dan menawarkan peluang kepada pimpinan dan staf

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 112: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik106

audit fungsi pengawasan untuk meningkatkan kinerja dan memberikan

nilai tambah bagi organisasi.

d. Meningkatkan kesan, persepsi, dan kredibilitas fungsi pengawasan di

dalam organisasi, yaitu melalui peran audit dan konsultasinya.

e. Memberikan opini mengenai kesesuaian fungsi pengawasan terhadap

semangat dan apa yang diinginkan di dalam standar.

Untuk mencapai tujuan pokok yang diinginkan dalam pelaksanaan reviu

eksternal program quality assurance, ditetapkan tahapan-tahapan atau

proses penilaian jaminan kualitas (quality assurance) atas penyelenggaraan

fungsi pengawasan yang direviu, yaitu:

Tahap 1: Seleksi atau Pemilihan Tim QA.

• Sesuai dengan yang ditetapkan dalam standar, tim reviu eksternal harus

terdiri dari orang-orang yang memiliki kualitas, independensi, dan berasal

dari luar organisasi fungsi pengawasan.

• Orang-orang yang diseleksi untuk melakukan reviu eksternal harus

memiliki kecakapan teknis, pengalaman operasional, dan latar belakang

pendidikan yang sesuai untuk pelaksanaan reviu eksternal atas fungsi

pengawasan.

• Orang-orang yang dipilih dalam tim QA dapat berasal dari auditor internal

fungsi pengawasan lain, konsultan luar organisasi, atau auditor eksternal

dari Kantor Akuntan Publik (KAP), sepanjang KAP yang bersangkutan

tidak mengaudit organisasi di mana fungsi pengawasan berada.

• Tim QA harus objektif mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan

(stakeholders) dari hasil reviu eksternal program quality assurance.

• Tim QA tidak boleh memiliki benturan kepentingan (conflict of interest)

baik langsung maupun tidak langsung dari pekerjaan reviu yang di-

laksanakan.

• Tim QA harus terdiri dari orang-orang yang memiliki kemampuan manajerial

dan memahami bagaimana praktik-praktik yang baik pelaksanaan dan

standar audit internal, judgment yang logis, serta memiliki kemampuan

komunikasi dan analisis yang baik.

• Tim QA harus memiliki akses yang segera bila dibutuhkan tim ahli atau

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 113: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

107Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

ekspertis (misal: orang yang memiliki keahlian di bidang teknologi informasi,

manajemen risiko, dan sebagainya) untuk suatu penyelesaian tugas reviu

yang dilakukan.

• Tim QA juga harus memiliki minimal satu orang dalam tim yang memiliki

pengetahuan organisasi dan pelayanan yang diberikan organisasi.

• Jumlah orang yang terlibat dalam tim QA tergantung pada tujuan, ruang

lingkup pekerjaan reviu, ukuran, lokasi geografis, dan struktur fungsi

pengawasan, serta organisasi secara keseluruhan. Namun demikian, tim

QA terdiri dari dua orang atau lebih, yaitu untuk memberikan perspektif

yang lebih luas dan lengkap untuk penyelesaian satu tugas reviu eksternal.

Tahap 2: Persiapan Awal Pekerjaan QA.

• Persiapan awal pekerjaan QA meliputi pembuatan daftar kuesioner yang

komprehensif dan dokumen lainnya yang akan dilengkapi atau diisi oleh

pimpinan fungsi pengawasan atau staf audit dengan pengarahan pimpinan

fungsi pengawasan.

• Kuesioner dan dokumen yang harus diisi tersebut dapat dikirimkan

terlebih dahulu (dua sampai dengan tiga minggu sebelum survai) atau

disampaikan pada saat tim QA melakukan survai pendahuluan.

• Penggunaan kuesioner dan dokumen dimaksudkan untuk mengidentifikasi

kekuatan dan kelemahan potensial yang ada di fungsi pengawasan.

• Tahapan persiapan awal pekerjaan QA juga mencakup:

- Pengumpulan dokumen, seperti: bagan alur organisasi, pernyataan

kebijakan audit yang relevan, charter audit, dan sebagainya.

- Pengumpulan informasi dan data statistik mengenai fungsi pengawasan.

- Pembahasan mengenai fungsi pengawasan, berkaitan dengan tujuan,

ruang lingkup audit, personil atau staff audit, dan sebagainya.

- Pengumpulan data relevan lainnya yang berguna untuk pekerjaan QA.

Tahap 3: Kunjungan Pendahuluan.

• Kunjungan pendahuluan dilakukan untuk mengumpulkan informasi

lebih lanjut, menambah rincian rencana kerja, menyeleksi dan mengatur

jadwal interviu dengan para pemangku kepentingan dan staf audit dalam

penyelenggaraan fungsi pengawasan, serta menyiapkan bahan untuk

survai pendahuluan yang akan dilakukan.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 114: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik108

• Mendapatkan konfirmasi pimpinan fungsi pengawasan berkaitan dengan

tujuan dan kebutuhan-kebutuhan tertentu untuk pelaksanaan pekerjaan

quality assurance sebagaimana yang telah dibahas di tahapan sebelumnya.

• Mengidentifikasi pekerjaan audit yang telah dilaksanakan selama satu

atau lebih periode yang direviu.

• Membicarakan/mendiskusikan dengan pimpinan atau orang yang mewakili

pimpinan di fungsi pengawasan untuk mengatur bagaimana survai staf

dapat dilakukan, terutama untuk fungsi pengawasan yang memiliki staf

yang banyak.

• Mendapatkan dan membahas informasi yang diperlukan untuk pengaturan

interviu dan pemilihan pekerjaan audit yang akan direviu.

• Menyeleksi pihak-pihak yang akan diinterviu, mulai dari pimpinan fungsi

pengawasan itu sendiri hingga staf audit yang berperan penting untuk

memberikan informasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan reviu, termasuk

juga pihak-pihak lainnya di luar fungsi pengawasan yang dapat memberikan

informasi berharga berkaitan dengan pelaksanaan reviu eksternal program

quality assurance.

• Mengatur kebutuhan-kebutuhan yang bersifat administratif.

• Menyiapkan ikhtisar ringkas hasil kunjungan pendahuluan, termasuk

hal-hal yang akan menjadi perhatian nantinya berkaitan dengan pekerjaan

QA yang dilakukan.

Tahap 4: Survai oleh Staf Audit dan Auditi.

• Survai untuk pelaksanaan pekerjaan QA memberikan umpan balik yang

memadai untuk penilaian awal mengenai efektivitas penyelenggaraan

fungsi pengawasan, termasuk pengidentifikasian peluang untuk men-

dapatkan perbaikan dan peningkatan dalam penyelenggaraan fungsi

pengawasan.

• Survai yang dilakukan auditi sebaiknya sebelum pekerjaan lapangan

dan dapat dilaksanakan melalui pengiriman surat elektronis (e-mail) atau

metode on-line lainnya.

• Harus dialokasikan waktu yang cukup untuk pengiriman dan penerimaan

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 115: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

109Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

kembali hasil survai yang diperoleh, serta analisis yang memadai atas

tanggapan survai yang diterima.

Tahap 5: Pekerjaan Lapangan QA.

• Pekerjaan lapangan merupakan tahapan yang paling komprehensif dalam

pekerjaan QA. Pekerjaan lapangan ini mencakup reviu atas penyelenggaraan

fungsi pengawasan, pekerjaan audit yang dilaksanakan, penugasan

konsultansi, pelaporan hasil audit dan dokumentasi pendukung (KKA),

pekerjaan administratiif dan kebijakan serta prosedur operasional fungsi

pengawasan, praktik-praktik yang dijalankan dan praktik-praktik terbaik

yang dipakai sebagai acuan pekerjaan audit, catatan-catatan, pengetahuan

dan keahlian staf audit, terutama di area teknologi informasi, monitoring

pengendalian pekerjaan audit, serta bukti-bukti lain untuk peningkatan dan

perbaikan yang berkesinambungan untuk penyelenggaraan yang efektif

dari fungsi pengawasan.

• Tim QA juga melakukan komunikasi baik langsung maupun tidak langsung

dengan pimpinan organisasi untuk melakukan penilaian (assessment)

sampai sejauh mana fungsi pengawasan sudah berhasil mencapai tujuan,

target, sasaran, dan harapan serta sudah sampai sejauh mana kemampuan

fungsi pengawasan dalam memberikan nilai tambah bagi organisasi

secara keseluruhan. Di lingkungan pemerintahan daerah, tim QA dapat

melakukan komunikasi dengan Pemerintah Daerah dan jajaran Satuan

Kerja Perangkat Daerah yang ada.

• Pekerjaan lapangan yang dilakukan umumnya berlangsung untuk

periode satu hingga dua minggu, tergantung pada tujuan dan ruang

lingkup pekerjaan QA, ukuran dan letak geografis serta struktur fungsi

pengawasan yang direviu. Tentunya faktor manfaat dan biaya juga

menjadi pertimbangan yang penting dalam pelaksanaan program

penilaian jaminan kualitas ini, khususnya untuk tahapan pekerjaan

lapangan yang dilakukan tim QA.

Tahap 6: Interviu Pihak-pihak Terkait.

• Interviu dengan pihak-pihak terkait sangat memberikan arti penting

dalam penilaian jaminan kualitas (quality assurance) terhadap fungsi

pengawasan. Di lingkungan pemerintahan daerah, interviu dapat

dilakukan dengan Pemerintah Daerah dan SKPD yang dipilih.

• Interviu dengan Pemerintah Daerah dan SKPD ini memberikan gambaran

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 116: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

bagaimana arti penting dan nilai dari pekerjaan audit dan penugasan

konsultasi yang diberikan oleh fungsi pengawasan, khususnya dalam

memberikan kontribusi yang berarti bagi Pemerintah Daerah dan SKPD

untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang

efektif dan berhasil.

• Interviu dengan Pemerintah Daerah dan SKPD ini juga memberikan

masukan kepada tim QA mengenai harapan yang diinginkan Pemerintah

Daerah dan SKPD dengan keberadaan Inspektorat Daerah, profesionalisme

staf fungsi pengawasan yang melakukan pekerjaan audit dan penugasan

konsultansi, dan area-area di kegiatan fungsi pengawasan yang memerlukan

perbaikan dan peningkatan kinerjanya.

• Gambaran yang diperoleh dari hasil interviu juga meliputi efektivitas

manajemen risiko, pengendalian dan akuntabilitas organisasi, dan area

manajemen lainnya yang menjadi ruang lingkup pekerjaan QA dan perlu

dimasukkan dalam laporan QA.

• Interviu sebaiknya dilakukan di awal kunjungan lapangan dan dilanjutkan

dalam tahap pekerjaan lapangan QA. Interviu dengan staf audit juga

dilakukan selama pekerjaan lapangan dan pengujian QA. Khusus untuk

interviu dengan staf audit, dipilih secara random staf audit yang akan

diinterviu dari berbagai tingkatan dan wilayah. Pilihan lain untuk

mendapatkan informasi untuk pekerjaan QA ini adalah interviu secara

group dari staf-staf audit yang dipilih, yaitu dengan membentuk fokus

group atas staf audit di fungsi pengawasan.

Tahap 7: Pengikhtisaran Masalah, Rekomendasi, dan Pembahasan Akhir.

• Permasalahan-permasalahan yang diidentifikasi dan dikumpulkan dari

hasil pekerjaan QA diikhtisarkan dan disampaikan kepada Inspektur di

Inspektorat Daerah yang direviu, yaitu untuk menjadi perhatiannya.

Penyampaian ini umumnya dilakukan pada saat pembahasan akhir

tim QA dengan jajaran Inspektorat yang dipimpin oleh Inspektur atas

program penilaian jaminan kualitas fungsi pengawasan.

• Dalam rapat pembahasan akhir tim QA menjelaskan bahwa dasar

penilaian QA di samping mengacu pada ukuran kepatuhan terhadap

kebijakan dan prosedur audit yang ada di fungsi pengawasan, penilaian

QA juga didasarkan pada praktik-praktik yang baik untuk pekerjaan

audit yang dilaksanakan.

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik110

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 117: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

111Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

• Dari hasil rapat pembahasan akhir dibuat ikhtisar praktik-praktik audit

yang baik, observasi, dan rekomendasi perbaikan untuk peningkatan

kualitas fungsi pengawasan. Ikhtisar ini menyajikan suatu kerangka

yang dapat bermanfaat untuk perbaikan kinerja fungsi pengawasan.

Tahap 8: Pembuatan Draft Laporan Hasil Penilaian QA.

• Dari pembahasan akhir hasil penilaian QA, tim QA kemudian membuatkan

draft laporan. Draft laporan yang sudah diselesaikan tersebut kemudian

satu salinannya dikirimkan kepada Inspektur Daerah untuk dimintakan

tanggapannya dan rencana aksi (action plan) yang akan dijalankannya.

• Berdasarkan draft laporan yang sudah ditanggapi dan dibuatkan rencana

aksinya oleh Inspektur Daerah, kemudian tim QA menyusun laporan

final pekerjaan QA.

Tahap 9: Pertemuan untuk Pembahasan Tindak Lanjut Rekomendasi.

• Tahap akhir dari pekerjaan QA adalah pertemuan untuk membahas

tindak lanjut yang akan dilakukan untuk peningkatan kualitas fungsi

pengawasan yang direkomendasikan untuk perbaikannya.

• Berdasarkan kebijakan dan wewenang dari Inspektur Daerah atau orang

yang dikuasakan sebagai pimpinan fungsi pengawasan, diatur bagaimana

hasil QA ini dapat disampaikan atau didistribusikan kepada Pemerintah

Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan para pemangku kepentingan

lainnya. Pentingnya hasil QA disampaikan kepada para pemangku

kepentingan adalah untuk mendorong peningkatan nilai fungsi pengawasan

dan meningkatkan perbaikan yang disarankan dalam penyelenggaraan

fungsi pengawasan daerah.

• Dalam program tindak lanjut ini, tim QA dalam kapasitasnya sebagai

pereviu juga memberikan bantuan fasilitasi dan jasa konsultansi. Jasa

ini menawarkan kepada Inspektur Daerah dan jajaran auditor dibawahnya

untuk penerapan yang berhasil dan peningkatan kualitas penyelenggaraan

fungsi pengawasan.

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 118: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik112

Halaman ini sengaja dikosongkan

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 119: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

113Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

1. Buku pedoman Standar Profesi Audit Internal, Konsorsium Organisasi

Profesi Audit Internal, YPIA 2004.

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 tahun 2007 tanggal 22 Mei 2007

tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah.

3. Reding, Sobel., {etc...}, Internal Auditing: Assurance & Consulting Service,

The IIA Research Foundation, 2007

4. Ratliff, Wallace, Sumner, Mc.Farland, & Loebbecke, Internal Auditing –

Principles & Techniques, 2nd, 1996

5. Robert Moeller and Herbert N. Witt, Brink’s Modern Internal Auditing, 6th,

2005

6. Sawyers & Dittenhoffer, Sawyer’s Internal Auditing – The Practice of Modern

Internal Auditing, 5th, 2003.

DaftarPustaka

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik

Page 120: Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor Publik · PDF fileDesain sampul dan isi : ... berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ... Membangun struktur organisasi

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik114

Halaman ini sengaja dikosongkan

Fungsi Audit InternalManajemen

Sektor Publik