manajemen biaya kualitas pada cv. mojo agung...
TRANSCRIPT
MANAJEMEN BIAYA KUALITAS
PADA CV. MOJO AGUNG PATI
Oleh:
MELYSA PUSPITASARI
NIM : 232009015
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
i
MANAJEMEN BIAYA KUALITAS
PADA CV. MOJO AGUNG PATI
Oleh:
MELYSA PUSPITASARI
NIM : 232009015
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
ii
iii
iv
MOTTO
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan
dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan
Allah dari awal sampai akhir. (Pengkhotbah 3:11)
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai
kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan
rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh
harapan. (Yeremia 29:11)
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada
TUHAN ! (Yeremia 17:7)
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam
Kristus Yesus bagi kamu. (1Tesalonika 5:18)
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
(Filipi 4:13)
v
ABSTRACT
The research was conducted on the CV. Mojo Agung Pati as a local company
that is able to compete in foreign markets. The purpose of this study to be concrete
evidence as a means of learning on the CV. Mojo Agung Pati on the quality of the
company's cost management. The data used in this study come from interviews. The
analysis technique used is descriptive qualitative analysis technique which analyzes
the data presented in the form of figures and tables. The results of the study revealed
that the cost of quality management implementation is done in a simple, no special
classification for managing quality cost management. The cost of quality has not
been recorded and reported separately in the financial statements. Therefore, the
management cost of quality improvements necessary to ensure product quality and
monitor quality costs that arise so as to reduce the failures of both internal and
external.
Keywords: Management Quality Cost, Quality Cost
SARIPATI
Penelitian ini dilakukan pada CV. Mojo Agung Pati sebagai salah satu
perusahaan lokal yang mampu bersaing di pasar luar negeri. Tujuan dilakukannya
penelitian ini untuk menjadi bukti konkrit sebagai sarana pembelajaran pada CV.
Mojo Agung Pati mengenai manajemen biaya kualitas pada perusahaan. Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa penerapan manajemen biaya kualitas masih
dilakukan secara sederhana, belum ada klasifikasi yang khusus untuk mengelola
manajemen biaya kualitas. Biaya kualitas belum dicatat dan dilaporkan secara
terpisah dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perbaikan manajemen biaya
kualitas diperlukan untuk menjamin kualitas produk dan memantau biaya kualitas
yang muncul sehingga dapat mengurangi kegagalan-kegagalan baik internal maupun
eksternal.
Kata Kunci: Manajemen Biaya Kualitas, Biaya Kualitas
vi
KATA PENGANTAR
Sungguh melegakan pada akhirnya penulisan skripsi dengan judul
“Manajemen Biaya Kualitas pada CV. Mojo Agung Pati” ini terselesaikan. Walaupun
bukan tugas yang mudah, tetapi setelah melalui tahapan proses yang panjang, ternyata
penulisan skripsi ini memberikan banyak sekali manfaat, seperti melatih kedisiplinan,
kesabaran, dan rasa tanggung jawab yang besar kepada diri sendiri, orang tua, dan
terlebih kepada Tuhan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari banyak
kekurangan. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan
yang bermanfaat untuk meningkatkan nilai guna dalam penulisan ini.
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat berguna di kemudian hari bagi
semua pihak yang berkepentingan dengan pesoalan penelitian yang dibahas dalam
skripsi ini.
Salatiga, April 2014
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan bimbinganNya
dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Manajemen Kualitas pada CV. Mojo Agung Pati”
Penulis menyadari dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini mengalami berbagai
kesulitan, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat
terselesaikan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
UKSW.
2. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis UKSW.
3. Ibu Like Soegiono, SE, MSi selaku dosen pembimbing, terima kasih atas semua
bimbingan, saran, kritik dan juga kesabarannya dalam penulisan skripsi ini dari
awal sampai akhir.
4. Bapak Surya Wibawa selaku pimpinan CV.Mojo Agung yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di perusahaan.
5. Ibu Rutzie Lauw selaku Direktur Operasional CV. Mojo Agung yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan data yang dibutuhkan dalam
penulisan skripsi ini.
6. Ibu Supatmi, SE, M.Ak selaku wali studi yang telah memberikan saran dan
masukan dalam menjalani studi di UKSW.
7. Seluruh dosen UKSW yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan
selama masa studi.
8. Seluruh keluarga penulis, engkong, papi, mami, dan Yesika adikku yang telah
mendukung penulis dalam doa dan kasih sayang sehingga skripsi ini
terselesaikan.
viii
9. Dr. Dhani Rahmawati SP.S, Dr Rastri Mahardika P. Sp.PD, dan Dr Indah Tri
H. Sp.OG. Terima kasih atas segala perhatian dan pertolongan yang diberikan.
10. Sahabatku Ci Monika, Silviana dan Puput yang telah memberikan dukungan
dan banyak nasehat yang diberikan kepada penulis.
11. Teman-teman di Kauman 17 : Fani, Bernike, Chyka, Kak Ega, erin, Ria,
Susan, Debby, Irma dan semua teman2 di kos yang selalu memberikan
semangat dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih untuk setiap moment yang
kita lewati di kos selama tahun-tahun terakhir di UKSW.
12. Teman-teman di UKSW : Yope, Ci Vira, Kak Sally, Ocha, Shella, Nana,
Nerissa, Fani, Gladys, Ci Lia, Irine, Dinda, Yuni, Monroe dan semua teman-
teman seperjuangan, terima kasih buat kebersamaan kita di UKSW.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini
yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu.
Akhir kata, kiranya kasih karunia Allah yang akan membalas semua kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis.
Salatiga, 8 April 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………... i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS………………………………... ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………… iii
HALAMAN MOTTO……………………………………………………….. iv
ABSTRACT………………………………………………………………… v
SARIPATI…………………………………………………..……………… v
KATA PENGANTAR…………………………………………………........ vi
UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………….. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………………... x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. x
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………. 4
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………… 6
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………………... 7
IV. 1 Gambaran Singkat CV. Mojo Agung…………………….... 7
IV. 2 Input-Proses-Output Produksi……………………………… 9
IV. 3 Detail Proses Produksi…………………………………….. 13
IV. 4 Manajemen Biaya Kualitas PT. Mojo Agung…………..…. 17
IV. 5 Usulan Perbaikan Manajemen Biaya Kualitas…………….. 22
x
BAB V SIMPULAN DAN SARAN…………………………………….. 25
V. 1 Simpulan…………………………………………………..... 25
V. 2 Saran ……………………………………………………….. 25
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 27
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………. 28
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Volume Penjualan CV. Mojo Agung Tahun 1985-1988…..……. 2
Gambar 2 Input-Proses-Output Produksi …..………………………. 13
Gambar 3 Pencucian dan Penyortiran……………………………………… 14
Gambar 4 Pemasakan ……………………………………………………... 14
Gambar 5 Pengeringan……………………………………………………. 15
Gambar 6 Penyortiran……………………………………………………... 15
Gambar 7 Pengovenan…………………………………………………….. 16
Gambar 8 Pengemasan…………………………………………………….. 16
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Klasifikasi Aktivitas Produksi dan Pembebanan Biaya Kualitas….. 17
Tabel 2 Usulan Pengelolaan Aktivitas dan Pembebanan Biaya Kualitas…... 24
1
I. Pendahuluan
Perkembangan era globalisasi yang semakin cepat membuat pergeseran di
semua bidang, tak terkecuali pada bidang ekonomi. Persaingan yang ada di bidang
ekonomi terutama perdagangan menuntut pelaku bisnis mencari peluang-peluang
yang ada untuk bertahan. Tidak dapat dihindarkan jika perusahaan-perusahaan
memperluas jangkauan ke pasar luar negeri karena memiliki potensi yang lebih luas
daripada hanya di pasar dalam negeri saja. Ada dua faktor yang menarik perhatian
para pengusaha untuk terjun ke arena pemasaran internasional (Kotler dan Armstrong,
1992:348) yaitu: (1) didorong oleh kesadaran akan semakin sempitnya peluang
pemasaran di dalam negeri dan (2) ditarik ke dalam perdagangan luar negeri oleh
peluang pemasaran yang sedang meningkat untuk produk mereka di negara lain.
Untuk menembus pasar luar negeri memang bukan pekara mudah. Banyak persahaan
yang mencoba, tetapi tidak semuanya dapat berhasil.
Salah satu perusahaan yang bisa menembus pasar luar negeri adalah CV.
Mojo Agung. CV. Mojo Agung adalah salah satu perusahaan yang memproduksi
kacang oven dan berada di Pati. Perusahaan ini didirikan pada bulan April 1972 oleh
Bapak Surya Wibowo dengan akte notaris No.503/305/1972 dalam bentuk
Perusahaan Perseroan. Perusahaan ini memulai ekspor tahun 1989 bertujuan untuk
meningkatkan volume penjualan yang pada saat itu mulai menurun.
Pada tahun 1989 dalam perkembangannya perusahaan kacang di Pati
bertambah banyak menjadi 7 perusahaan. Hal ini menyebabkan penjualan dalam
2
negeri pada CV. Mojo Agung mengalami penurunan. Adapun data pendukung dapat
dilihat dalam gambar di bawah ini:
Sumber: Hasil wawancara, bulan November tahun 2013
Gambar 1. Volume Penjualan CV. Mojo Agung Thn 1985-1988
Dengan adanya penurunan penjualan pada CV. Mojo Agung, maka
perusahaan mencoba mengatasi dengan berusaha untuk memperluas daerah
pemasaran, mengembangkan perusahaan, dan memperkenalkan produknya dengan
memasuki pasar luar negeri melalui cara ekspor pada tahun 1989. Negara yang
menjadi tujuan ekspor pertama pada saat itu adalah Hongkong.
Dalam perkembangannya CV. Mojo Agung menjual produknya sesuai dengan
pesanan yang konsumen inginkan, baik ukuran maupun merk. Jangkauannya tidak
hanya ke pasar luar negeri saja, tetapi pasar lokal juga diperhatikan oleh perusahaan.
Saat ini cakupan negara yang mampu ditembus CV. Mojo Agung : Malaysia,
1985 1986 1987 1988
Volume Penjualan 408.25 405.15 396.325 389.115
375
380
385
390
395
400
405
410
kg
Volume Penjualan CV. Mojo Agung Pati Tahun 1985 - 1988
3
Singapura, Hongkong, Australia, Filipina, Thailand, dan beberapa negara di Eropa
dan Amerika. Sedangkan cakupan lokalnya: sebagian besar di pulau Jawa, sebagian
kecil lainnya di Sumatera dan Maluku. Dengan pendekatan customize sesuai dengan
permintaan yang konsumen inginkan, CV. Mojo Agung tetap mengutamakan kualitas
produknya. Selain mengutamakan kualitas produknya, perusahaan juga selalu
berusaha untuk memberikan harga yang kompetitif, sehingga sampai dengan saat ini
perusahaan dapat terus bertahan. Untuk dapat menembus pasar luar negeri,
perusahaan harus konsisten dalam hal kualitas dan kuantitas (volume penjualan sesuai
dengan kesepakatan pihak pembeli). Lebih dari itu, produk berkualitas memiliki
aspek penting lain (Prawirosentono, Suyadi, ,2007:2-3) yakni: (1) Konsumen yang
membeli produk berdasarkan mutu, umumnya mempunyai loyalitas produk yang
besar dibandingkan konsumen yang membeli berdasarkan orientasi harga. (2) Bersifat
kontradiktif dengan cara pikir bisnis tradisional, ternyata bahwa memproduksi barang
bermutu tidak secara otomatis lebih mahal dengan memproduksi produk bermutu
rendah. (3) Menjual barang tidak bermutu, kemungkinan akan banyak menerima
keluhan dan pengembalian barang dari konsumen.
Untuk menjaga kualitas, sebagai konsekuensi yang muncul adalah biaya
kualitas. Biaya kualitas juga harus diperhatikan untuk meningkatkan produksi dan
meminimalkan biaya dalam proses produksi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
memfokuskan pada manajemen biaya kualitas yang dilakukan oleh CV. Mojo Agung
dalam menjaga kualitas produknya untuk tetap dapat bersaing. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bukti konkrit manajemen biaya kualitas yang diterapkan di
4
suatu perusahaan akan membantu perusahaan dalam mengelola dan menjamin
produknnya. Untuk CV. Mojo Agung, dengan hasil penelitian ini, pihak manajemen
diharapkan dapat melakukan beberapa perbaikan dalam penyusunan dan pelaporan
biaya kualitas yang nantinya dapat digunakan untuk pertimbangan meningkatkan
produktivitas yang dapat dilakukan oleh perusahaan.
II. Landasan Teori
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya –
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan (Handoko, T Hani ; 2003)
Kegiatan-kegiatan manajemen itu secara ringkas dapat dijelaskan sebagi
berikut : (1) perencanaan itu mencakupi: (a) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan
organisasi dan (b) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. (2)
Pengorganisasian memiliki 3 langkah prosedur yaitu (a) pemerinci seluruh pekerjaan
yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi, (b) pembagian beban
pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logic dapat dilaksanakan oleh
satu orang, (c) pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan terpadu dan
harmonis. (3) Pengarahan mencakup kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti
5
komunikasi, motivasi dan disiplin yang bertujuan para karyawan melakukan apa yang
harus dilakukan. (4) Pengawasan sedikitnya memiliki lima tahap yang harus
diperhatikan (a) penetapan standar pelaksanaan, (b) penentuan pengukuran
pelaksanaan kegiatan, (c) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata, (d) pembandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisaan penyimpangan-
penyimpangan, dan (5) pengambilan tindakan koreksi bila perlu.
Manajemen biaya adalah: “ Cost Management describes the activities of
managers in planning and control of costs.” (Foster,et al, 2003). Menurut Horngren
et al. (2003) biaya kualitas didefinisikan “The cost of quality (COQ) refer to the cost
incurred to prevent, or cost arising as a result of, producing a low-quality product.
This costs focus on conformance quality and are incurred in all business functions of
the value chain”. Sedangkan oleh menurut Blocher, Chen, dan Lin (2002) “Biaya
kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian,
perbaikan, dan pembetulan produk yang berkualitas rendah, dan dengan opportunity
cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas”.
Berdasarkan definisi tersebut maka bisa disimpulkan bahwa biaya kualitas
adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kualitas produk. Sedangkan
pengertian manajemen biaya kualitas adalah suatu sistem yang meliputi aktivitas
perencanaan dan pengendalian untuk mengelola biaya kualitas dalam memperbaiki
kualitas produk. Tujuan manajemen biaya kualitas adalah untuk membantu
manajemen menelusur biaya, mengoptimalkan kinerja dan mengambil keputusan
dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk.
6
Biaya kualitas pada dasarnya dikategorikan ke dalam empat jenis menurut Gaspersz,
Vincent (2011), yaitu:
1. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Costs), merupakan biaya-biaya yang
berhubungan dengan kesalahan dan nonkonformansi (errors and conformance)
yang ditemukan sebelum menyerahkan produk itu ke pelanggan. Biaya-biaya ini
tidak akan muncul apabila tidak ditemukan kesalahan atau nonkonformansi dalam
produk sebelum pengiriman
2. Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Costs), merupakan biaya-biaya
yang berhubungan dengan kesalahan dan nonkonformansi (errors and
conformance) yang ditemukan setelah produk itu diserahkan ke pelanggan. Biaya-
biaya ini tidak akan muncul apabila tidak ditemukan kesalahan atau
nonkonformansi dalam produk setelah pengiriman.
3. Biaya Penilaian (Appraisal Costs), merupakan biaya-biaya yang berhubungan
dengan penentuan derajat konformansi terhadap persyaratan kualitas (spesifikasi
yang ditetapkan).
4. Biaya Pencegahan (Prevention Costs), merupakan biaya-biaya yang berhubungan
dengan upaya pencegahan terjadi kegagalan internal maupun eksternal.
III. Metode Penelitian
Obyek penelitian ini adalah salah satu perusahaan yang sudah memasarkan
produknya ke luar negeri. Satuan analisisnya adalah perusahaan kacang oven di kota
Pati yaitu CV. Mojo Agung yang telah memulai memasarkan produknya ke luar
7
negeri sejak tahun 1989. Sedangkan satuan pengamatannya kegiatan produksi yang
dilakukan oleh CV. Mojo Agung Pati.
Metode yang dilakukan untuk melakukan penelitian ini adalah metode
deskriptif analitis Metode penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan, menyajikan,
dan menganalisis data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti , sehingga
dapat memberikan gambaran mengenai keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti
dan kemudian dapat menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
dan membuat rekomendasi yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan mengunjungi
langsung perusahaan untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dengan
cara wawancara.
IV. Analisis dan Pembahasan
IV.1. Gambaran Singkat CV. Mojo Agung
CV. Mojo Agung adalah salah satu perusahaan di Pati yang memproduksi
kacang oven. Perusahaan ini didirikan pada bulan April 1972 oleh Bapak Surya
Wibowo dengan akte notaris No.503/305/1972 dalam bentuk Perusahaan Perseroan.
CV. Mojo Agung berlokasi di Jalan Kyai Selo, Bendan, Pati Kidul, Kabupaten Pati.
Pada awalnya CV. Mojo Agung berdiri hanya sebagai perusahaan kecil, yang bahan
bakunya diperoleh dari daerah Pati dan proses produksinya dilakukan dengan cara
tradisional dan hanya memasarkan produknya di dalam negeri saja. Setelah
perusahaan beroperasi kurang lebih 3 tahun, maka dengan perkembangan dalam
8
perusahaan maka pada tahun 1975 diputuskan untuk mengganti sebagian peralatan
yang pada mulanya secara tradisional dengan mesin-mesin yang dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas. Alasan yang mendasari pergantian peralatan ini tidak lepas
dari jumlah permintaan yang makin meningkat pada saat itu. Dengan mengganti
peralatan menjadi lebih modern dapat meningkatkan kuantitas produksi sehingga
dapat memenuhi permintaan.
Ide awal Bapak Surya Wibowo untuk mendirikan perusahaan ini, terdorong
oleh adanya kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari hasil panen dari Pati
tidak dapat tertampung semua pada perusahaan yang ada pada saat itu. Pada saat itu
perusahaan sejenis ini belum terlalu banyak hanya berjumlah 3 perusahaan saja.
Pada tahun 1989 dalam perkembangannya perusahaan kacang di Pati
bertambah banyak menjadi 7 perusahaan. Hal ini menyebabkan penjualan dalam
negeri pada CV. Mojo Agung mengalami penurunan karena persaingan ketat di
wilayah sendiri. Dengan adanya penurunan penjualan pada CV. Mojo Agung, maka
perusahaan mencoba mengatasi dengan berusaha untuk memperluas daerah
pemasaran, mengembangkan perusahaan, dan memperkenalkan produknya dengan
memasuki pasar luar negeri melalui cara ekspor pada tahun 1989. Negara yang
menjadi tujuan ekspor pertama pada saat itu adalah Hongkong.
Seiring dengan perkembangan jaman dan perluasan daerah pemasarannya,
bentuk perusahaan perseorangan dirasa tidak cocok lagi sehingga pada tahun 1990
bentuk perusahaan diganti menjadi Perseroan Komanditer atau Commanditaire
Vennootschap (CV). Perusahaan Komanditer adalah suatu perseroan dimana seorang
9
atau beberapa orang pesero tidak turut campur dalam pengurusan atau pimpinan
perseroan , tetapi hanya memberikan modal saja. Modal yang disetorkan tiap
perseronya tidak perlu dalam jumlah yang sama.Persero dalam CV dibedakan
menjadi 2 macam. Pertama, persero komanditaris yaitu orang-orang yang
mempercayakan uangnya dan hanya bertanggung jawab sebesar modalnya yang
disetor pada perusahaan. Kedua, persero pengurus/pemimpin yaitu orang-orang yang
bersedia untuk menjalankan perusahaan dan bertanggung jawab sampai pada
kekayaan pribadi. Dalam membentuk CV ini, Bapak Surya Wibawa bekerjasama
dengan orang-orang dalam, yang secara langsung telah terlibat dalam pengembangan
perusahaan. Salah satunya adalah dengan Ibu Rutzie Lauw yang menjabat sebagai
direktur operasional sampai sekarang.
IV.2. Input-Proses-Output Produksi
Input produksi yang digunakan CV. Mojo Agung adalah kacang tanah
mentah yang bulat penuh yang dipasok oleh beberapa petani di Pati maupun luar Pati.
Para petani ini adalah pemasok yang telah lama kerja sama dengan CV. Mojo Agung
dan memiliki perjanjian sebelumnya terkait kriteria kacang tanah mentah yang layak
diterima perusahaan. Setelah bahan baku yang layak diterima, dilanjutkan proses dari
barang mentah menjadi barang jadi dilakukan beberapa tahap yang harus dilalui:
1. Pencucian dan Penyortiran – peralatan: bak/ kolam pencucian
2. Pemasakan – peralatan: dandang
3. Pengeringan – peralatan: alas untuk menjemur, mesin pengering
10
4. Penyortiran – peralatan: tidak ada (manual)
5. Pengovenan – peralatan: mesin pengoven
Tahapan-tahapannya akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pencucian dan Penyortiran
Sebelum proses ini dilakukan sebenarnya pada saat pembelian kacang tanah,
perusahaan sudah memilih kacang yang baik. Adapun pemilihannya didasarkan pada
isinya yang bulat penuh. Jika kacang yang didapat tidak memenuhi standart,
perusahaan menolak untuk membeli. Biasanya kacang yang telah dibeli disimpan ke
gudang penyimpanan. Jika akan dilakuakan proses tahap pertama ini yaitu pencucian
dan penyortiran maka proses ini dimulai dengan mengambil kacang tanah dari
gudang penyimpanan lalu dimasukkan ke dalam bak atau kolam pencucian. Kacang
dibersihkan sampai bersih, proses ini bisa dilakukan sampai enam kali pencucian. Hal
ini dimaksudkan agar kacang yang nantinya diolah sudah benar-benar bersih dan
sesuai dengan standart. Setelah pencucian selesai maka dilakukan penyortiran lebih
dahulu. Jika ada kacang yang tidak ada isinya atau tidak sesuai standart maka akan
dipisahkan lalu kemudian dibuang. Sedangkan pada kacang yang sesuai standart dan
sudah bersih tadi diambil untuk siap dimasak.
2. Pemasakan
Langkah pertama yang dilakukan dalam tahap ini adalah mendidihkan air dan garam
dalam dandang untuk proses pemasakan. Setelah mendidih maka langkah selanjutnya
11
adalah memasukkan kacang yang sudah bersih dari tahap pertama tadi ke dalam
dandang yang berisi campuran air dan garam. Setelah itu ditunggu sampai kacang
masak agar bisa diproses ke tahap selanjutnya.
3. Pengeringan
Pada tahap pengeringan ini terdapat 2 macam pilihan yang dapat dilakukan. Pilihan
yang pertama adalah menggunakan panas matahari, pilihan ini digunakan jika panas
matahari mencukupi untuk proses pengeringan. Pengeringan dengan cara tradisional
ini dilakukan dengan cara menjemur kacang tanah yang sudah masak pada tahap
sebelumnya di panas matahari sampai kacang kering Pilihan yang kedua dengan
menggunakan mesin pengering, hal ini dilakukan jika cuaca mendung (gelap) atau
saat musim penghujan saat panas matahari tidak ada. Selain itu pilihan kedua
dilakukan jika kacang yang akan diproses terlalu banyak sehingga panas matahari
tidak cukup untuk mengeringkan keseluruhan kacang. Maka sisa kacang tanah yang
masih belum kering akan dikeringkan dengan menggunakan mesin pengering.
4. Penyortiran
Tahap keempat ini dilakukan jika sudah apa pemesan yang memesan kacang oven,
tetapi jika belum maka kemungkinan akan disimpan dulu. Pada proses penyortiran ini
ada 2 langkah yang harus dilalui. Langkah pertama menghilangkan serabut-serabut
yang masih menempel pada kacang. Langkah kedua memisahkan kacang oven
menurut isi kacangnya. Penyortiran ini dilakukan untuk membedakan kualitas kacang
12
menjadi dua yaitu kualitas ekspor dan kualitas lokal. Kualitas ekspor hanya memilih
kacang yang isi dua saja, sedangkan untuk kacang yang isinya kurang atau lebih dari
dua dimasukkan ke dalam kualitas lokal.
5. Pengovenan
Tahap kelima ini adalah proses terakhir dalam proses produksi kacang oven. Tahap
ini dilakukan jika kacang oven sudah siap untuk dijual. Tahap kelima ini dilakukan
dengan cara kacang yang telah disortir pada tahap keempat dimasukkan ke dalam
mesin pengoven. Pada mesin pengoven suhu yang dipakai untuk memanasi kacang
dengan uap panas sekitar 100C -120C. Waktu yang diperlukan untuk melakukan
dalam pengovenan antara 3 – 4 hari, hal ini tergantung dari banyaknya air yang masih
terkandung dalam kacang yang dioven. Untuk memperoleh hasil yang baik, yang
diperhatikan adalah suhu uap yang stabil dalam mesin pengoven. Maka untuk
mendapatkan hasil yang baik dilakukan pengecekan suhu uap setiap saat. Jika
diperlukan untuk mendapatkan pengovenan yang merata, maka saat-saat tertentu
kacang yang ada di dalam oven itu dibalik posisinya, yang atas menjadi dibawah dan
sebaliknya.
Setelah dilakukan serangkaian proses produksi maka dihasilkan output berupa
kacang oven yang sudah jadi. Kemudian kacang oven tersebut dikemas sesuai dengan
pesanan pelanggan dan siap untuk dikirimkan.
13
IV.3. Detail Proses Produksi
Proses produksi terdiri dari lima tahap yaitu pertama, tahap pencucian dan
penyortiran kacang mentah, kedua, tahap pemasakan kacang. Selanjutnya tahap
ketiga adalah penyortiran kacang yang telah di masak. Kacang yang telah dipilih
selanjutnya masuk dalam tahap keempat yaitu pengovenan, kemudian dilajutkan ke
tahap lima pengemasan. Tahapan tersebut dapat dilihat dalam gambar proses produksi
dan secara detil tiap tahap diuraikan dalam bagian berikutnya.
Pencucian
Dan
Penyortiran
Pemasakan
Penyortiran
PengovenanPengemasan
Kacang
Mentah
Kacang
Siap Jual
INPUT
OUTPUT
PROSES
Sumber: Hasil wawancara, bulan November tahun 2013
Gambar 2. Input-Proses-Output Produksi
14
Pencucian dan Penyortiran
Pemasok
DitolakDiterima
Kabag. Produksi
Direktur Operasional
Disimpan
Dicuci dan Disortir
Kacang
Bersih
Sesuai
kriteria?
Ya Tidak
Disimpan/
Produksi
· Kacang yang akan dibeli dicek sesuai/tidak
untuk diproduksi. Kriteria kacang tanah
kualitas baik yang diterima adalah sebagian
besar isinya bulat penuh. Jika, tidak
memenuhi kriteria maka tidak diterima.
Yang melakukan pemeriksaan adalah Kepala
Bagian Produksi. Sebelumnya perusahaan
telah memiliki perjanjian dahulu jadi tidak
ada ganti rugi yang dibebankan jika ada
pengembalian barang.
· Kepala Produksi melaporkan kepada
Direktur Operasional hasil penyortiran untuk
memutuskan pemorosesan atau tidak. Jika
barang yang diproduksi masih banyak dan
tidak akan mengirim pesanan maka kacang
tanah mentah akan disimpan pada gudang
penyimpanan. Tetapi, dapat juga dibagi ada
yang diproduksi maupun disimpan.
Kebijakan ini bergantung pada pesanan dan
keputusan Kepala Bagian Produksi yang
dirundingkan bersama Direktur Operasional.
· Kacang tanah mentah yang diproses
selanjutnya akan dicuci di bak (kolam
pencucian) sampai bersih. Biasanya sampai
lima sampai enam kali hingga benar-benar
bersih.
· Setelah kacang benar-benar bersih maka
dilakukan proses penyortiran. Kacang yang
tidak ada isinya/tidak sesuai standart maka
dipisahkan lalu dibuang.Setelah penyortiran
selesai maka kacang dapat melalui proses
selanjutnya.
Sumber: Hasil wawancara, bulan November tahun 2013
Gambar 3. Pencucian dan Penyortiran
Pemasakan
· Kacang yang sudah bersih dari proses
sebelumnya ditiriskan terlebih dahulu
· Sebelum memproses kacang selanjutnya maka
didihkan air dan garam dalam dandang
terlebih dahulu
· Setelah air garam mendidih maka masukkan
kacang yang sudah bersih tadi.
· Kacang yang bersih tadi direbus hingga
matang (masak) setelah itu baru dapat
diproses lagi.
· Proses pemasakan dilakukan oleh karyawan
bagian produksi yang diawasi oleh Kepala
Produksi secara berkala.
Kacang
Bersih
Mendidihkan air dan garam
Memasukkan kacang ke air garam
Kacang
Masak
Sumber: Hasil wawancara, bulan November tahun 2013
Gambar 4. Pemasakan
15
Pengeringan
Kacang
Masak
Mesin pengering
Kacang
kering
TidakYa
Ada sinar
matahari/tidak?
Sudah Kering?
Ya
Tidak
· Kacang yang sudah masak akan
dikeringkan. Ada 2 macam cara
pengeringan dengan bantuan sinar
matahari (dijemur) atau dengan mesin
pengering.
· Jika tidak mendung maka kacang
dikeringkan dengan cara dijemur diterik
matahari, tetapi jika cuaca mendung
maka akan dikeringkan dengan mesin
pengering.
· Kacang yang dikeringkan dengan
dijemur, jika masih belum kering maka
akan dikeringkan dengan mesin
pengering. Kacang yang sudah kering
maka dapat diproses pada tahap
selanjutnya.
· Proses pengeringan dilakukan oleh
karyawan bagian produksi dan diawasi
oleh Kepala Bagian Produksi secara
berkala.
Sumber: Hasil wawancara, bulan November tahun 2013
Gambar 5. Pengeringan
Penyortiran
Diproses
Kacang
Kering
Kabag Produksi
Disimpan
Membersihkan Serabut
Mengelompokan Kacang
Kacang
ImporKacang
Ekspor
Ya Tidak
· Kacang yang sudah dikeringkan
maka akan diproses atau disimpan.
· Hal ini tergantung adanya
persediaan yang memenuhi pesanan
atau tidak. Dapat pula kacang yang
sudah kering tadi hanya sebagian
diproses. Semua tergantung pada
kebijakan Kepala Bagian yang
dikonfirmasikan ke Direktur
Operasional.
· Kacang yang diproses akan
dibersihkan serabut-serabutnya yang
masih menempel pada kacang.
· Setelah itu maka kacang akan
dikelompokkan berdasarkan
kualitasnya.
· Kacang kualitas ekspor yaitu isi
kacangnya hanya dua, sedangkan
kacang kualitas lokal adalah kacang
yang isinya kurang atau lebih dari
dua.
Sumber: Hasil wawancara, bulan November tahun 2013
Gambar 6. Penyortiran
16
Pengovenan
Kacang
Siap
kemas
Kacang
Pilihan
Mengoven
· Kacang yang sudah disortir akan diproses
ke proses selanjutnya jika telah memiliki
jadwal untuk pengiriman. Sehingga kacang
yang dikirim kualitasnya prima saat
dikirim.
· Kacang yang sudah memiliki jadwal maka
akan dimasukkan ke dalam mesin
pengoven pada suhu 100C -120C. Waktu
yang digunakan untuk mengoven 3-4 hari,
tergantung dari banyaknya air yang masih
terkandung dalam kacang.
· Untuk mendapatkan hasil yang terbaik
maka diperlukan suhu yang stabil dengan
melakukan pengecekan suhu secara
berkala dan pengovenan yang merata
dengan cara kacang dibalik pada saat-saat
tertentu agar kacang di atas dan di bawah
matang merata.
Sumber: Hasil wawancara, bulan November tahun 2013
Gambar 7. Pengovenan
Pengemasan
Kacang
Siap KemasMengecek Pesanan
MengemasKacang
Siap Jual
· Kacang yang sudah siap kemas dicek
lagi pesanannya di Kepala Bagian
Produksi yang kemudian
mengkonfirmasi ke Direktur
Operasional.
· Pesanan yang sudah dicek benar
maka dikemas sesuai pesanan
· Kacang yang sudah dikemas siap
untuk dikirimkan.
Sumber: Hasil wawancara, bulan November tahun 2013
Gambar 8. Pengemasan
17
IV.4. Manajemen Biaya Kualitas PT. Mojo Agung
Manajemen biaya kualitas yang dilakukan oleh Mojo Agung belum secara
eksplisit tertuang dalam laporan keuangan yang dihasilkan, termasuk klasifikasi
untuk biaya mutu belum dilakukan secara khusus. Identifikasi untuk biaya kualitas
dilakukan dengan mengklasifikasikan aktivitas produksi yang berdampak pada biaya
kualitas. Klasifikasi aktivitas produksi yang berdampak pada pembebanan biaya
kualitas di Mojo Agung dapat ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Klasifikasi Aktivitas Produksi dan Pembebanan Biaya Kualitas
Kategori Biaya
Kualitas Aktivitas Produksi
Pembebanan Biaya
Kualitas
Biaya Pencegahan
(Prevention cost)
Pemilihan barang baku mentah
yang layak
Gaji kepala bagian
produksi
Pelatihan karyawan baru Gaji karyawan produksi
Memperketat pengawasan di tiap
tahap produksi
Gaji kepala bagian
produksi
Biaya Penelaahan
(Appraisal cost)
Memeriksa output dalam tiap tahap
proses produksi
Gaji kepala bagian
produksi
Mengecek persediaan baik mentah,
setengah jadi maupun barang jadi
Gaji karyawan gudang
Pemeliharaan mesin pengoven Pemeliharaan mesin
Biaya Kegagalan
Internal (Internal
failure cost)
Penyortiran yang tidak sempurna Gaji karyawan produksi
Pengerjaan ulang yang dilakukan
karyawan
Gaji karyawan produksi
Biaya Kegagalan
Eksternal
(External failure
cost)
Kesalahan dalam pengemasan
ukuran
Kerugian perusahaan
Sumber: Hasil wawancara, bulan November tahun 2013
18
Pembahasan
CV. Mojo Agung belum mengklasifikasikan secara khusus biaya kualitas
dalam akun khusus maupun laporan keuangan biaya kualitas secara terpisah. Biaya
kualitas masih tergabung dengan biaya operasional lainnya. Sehingga penelusuran
yang diakibatkan oleh aktivitas manajemen kualitas juga tidak mudah dilakukan.
Manajemen kualitas memiliki beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Kegiatan manajemen kualitas yang
dilakukan oleh CV. Mojo Agung pada saat ini lebih ditekankan pada penyortiran dan
pemilihan bahan baku yang baik.
Pada CV. Mojo Agung belum diadakan perencanaan yang matang mengenai
manajemen biaya kualitas. Perusahaan selama ini mempertahankan kualitas dengan
kegiatan-kegiatan yang sudah ada di perusahaan. Kegiatan-kegiatan produksi yang
telah ada dalam prosesnya diawasi oleh kepala bagian produksi agar kualitas produk
tetap terjamin. Pada perkembangan CV. Mojo Agung masih melakukan kegiatan-
kegiatan yang sudah ada dan dipertahankan sampai sekarang. Hal ini dilakukan
karena perusahaan sudah terbiasa dengan sistem yang lama dan sistem tersebut dirasa
sudah baik. Dengan demikian perusahaan cenderung diam tidak melakukan
perencanaan-perencanaan baru.
Pengorganisasian pada CV. Mojo Agung belum dapat terlaksanakan dengan
baik. Perusahaan belum memiliki daftar tugas yang jelas untuk setiap karyawannya.
19
Bahkan untuk tugas kepala bagian produksi pada CV.Mojo Agung merangkap
beberapa pekerjaan sekaligus, yaitu memilih bahan baku, memeriksa output di tiap
tahap produksi dan sebagai pengawas dalam tiap proses produksi. Pekerjaan
merangkap yang dilakukan oleh kepala bagian produksi jelas menunjukkan bahwa
belum ada pengorganisasian yang baik. Perusahaan belum terlalu memperhatikan
pengorganisasian yang baik disebabkan karena sudah nyaman dengan sistem yang
lama yang menitikberatkan semua pekerjaan pada sumber daya manusia. Namun, hal
ini menjadi tidak optimal jika beberapa pekerjaan dibebankan pada satu orang atau
dapat disebut dengan istilah one man show. Jika diperhatikan lebih jauh one man
show memiliki kelebihan juga yaitu dengan menitikberatkan beberapa pekerjaan pada
satu orang akan menghemat pekerja sehingga meringankan perusahaan pada gaji,
tetapi kelemahannya perusahaan menjadi bergantung pada satu orang ini. Hal ini
mengakibatkan jika satu orang inti ini tidak masuk atau keluar maka kegiatan
produksi akan terganggu, selain itu beberapa pekerjaan yang dilakukan sekaligus oleh
satu orang tidak dapat optimal. Kekurangan lainnya ketergantungan pada satu orang
akan menjadikan karyawan lain pasif dan tidak kreatif dalam menyalurkan pendapat.
Pengarahan yang dilakukan oleh CV. Mojo Agung sudah cukup baik. Kepala
bagian produksi CV. Mojo Agung melakukan pengarahan yang cukup jelas kepada
bawahannya, tetapi belum sepenuhnya baik karena kepala bagian produksi masih
memegang peranan dominan dalam kegiatan produksi. Suasana kerja yang terbentuk
juga masih belum kondusif, setiap tahap produksi masih bergantung kepada
20
pengawasan kepala bagian produksi. Suasana yang demikian membuat para karyawan
segan terhadap kepala bagian produksi karena kepala produksi terkesan memerintah
dan menyuruh para karyawannya. Selain itu, para karyawan terkesan tidak
memperhatikan setiap pekerjaannya karena pasti akan diawasi lagi oleh kepala bagian
produksi.
Pengawasan jelas menjadi kegiatan yang diperhatikan pada CV. Mojo Agung,
tetapi pada pelaksanaannya pengawasan ini tidak akan berjalan optimal jika
dilakukan oleh kepala bagian produksi. Bukan berarti pengawasan yang dilakukan
kepala bagian produksi tidak baik, pengawasan yang dilakukan sudah cukup baik. Hal
ini terlihat dari kepercayaan pemilik perusahaan yang masih menggunakan sistem
lama sampai sekarang. Kenyamanan perusahaan menggunakan sistem lama tentu
bukan hanya karena malas beralih ke sistem baru saja, tetapi jelas penggunaan sistem
lama masih dapat mempertahankan kualitas produk, menjalankan perusahaan serta
mendapat profit yang cukup. Namun, pengawasan yang dilakukan dengan merangkap
pekerjaan lain tanpa tambahan gaji menjadi tidak optimal.
Adapun klasifikasi aktivitas produksi yang telah dilakukan CV. Mojo Agung
pada tabel yang telah disajikan akan dijabarkan agar lebih jelas. Kelompok biaya
pencegahan (prevention cost) menunjukkan biaya yang dikeluarkan sangat minimum
untuk biaya pencegahan. Seluruh biaya yang muncul dibebankan pada beban gaji
yaitu gaji Kepala Bagian Produksi dan karyawan produksi. Hal ini memang menekan
biaya yang keluar, tetapi dengan pembebanan pada satu orang atau beberapa orang
21
tanpa memberikan upah tambahan, maka kegiatan yang dilakukan dapat tidak
maksimal. Tidak adanya pemisahan tugas yang jelas dan pembebanan tugas yang
bertumpu pada satu orang dapat berdampak hasil kinerja yang diperoleh menjadi
tidak optimal. Kondisi ini disebabkan manajemen usaha yang dilakukan dalam CV
Mojo Agung masih bersifat manajemen keluarga yang menekankan orang sebagai
pengendali. Karena inti pada manajemen keluarga adalah kepemimpinan yang
memutuskan pengambilan keputusan dan menentukan kemajuan organisasi.
(Manurung, Hattie Hal 16)
Kelompok biaya Penelaahan (appraisal cost) menunjukkan ada beberapa
kegiatan yang dilakukan untuk pemeriksaan dan pengecekan masih dibebankan pada
gaji karyawan. Hal ini menekan biaya yang timbul, tetapi tidak ada arahan yang jelas
dalam pelaksanaan. Tanpa aturan dan arahan yang jelas bagi tiap-tiap karyawan maka
dapat timbul kesimpang-siuran. Sebaliknya jika dilakukan daftar pekerjaan yang jelas
untuk tiap bagian akan lebih terarah dan terkoordinasi. Pada akhirnya akan
berdampak pada pekerjaan yang lebih terstruktur dan pekerjaan yang dilakukan tiap
karyawan akan lebih optimal.
Kelompok biaya kegagalan internal (internal failure cost) menunjukkan
bahwa tidak ada gaji lembur yang diberikan pada pekerjaan ulang jika terdapat
kesalahan pada pekerjaan yang dilakukan karyawan. Perusahaan bermaksud untuk
mengajarkan pentingnya tanggung jawab dalam pekerjaan. Namun, tanggung jawab
yang harus diemban oleh setiap karyawan tidak diimbangi dengan mekanisme yang
22
jelas dan terarah dari perusahaan. Seharusnya ada aturan dan arahan yang jelas dari
perusahaan baik dalam pembagian tugas, pelaksanaan maupun koordinasi bagian satu
dengan yang lainnya. Sehingga akan mengurangi kesalahan yang dilakukan oleh
karyawan. Selain itu perlu diberikan pula gaji lembur jika jam kerja sudah melewati
batas jam kerja normal meskipun dalam hal ini untuk memperbaiki kesalahan
karyawan yang bersangkutan sehingga menjadikan motivasi pada karyawan untuk
lebih baik kedepannya.
Kelompok biaya kegagalan ekternal (external failure cost) menunjukkan
adanya akun kerugian perusahaan jika terjadi kesalahan dalam pengemasan produk.
Hal ini sudah cukup baik, karena perusahaan memiliki antisipasi jika terdapat
kegagalan eksternal, meskipun pada kenyataanya hal ini sangat jarang terjadi.
IV.5. Usulan Perbaikan Manajemen Biaya Kualitas
Kegiatan untuk mempertahankan kualitas pada CV. Mojo Agung sudah cukup
baik, tetapi untuk perkembangannya sebaiknya ada perencanaan yang lebih terinci
untuk mempertahankan bahkan menaikkan kualitas produk. Perencanaan yang
dimaksud bukan hanya sekedar memikirkan output (produk akhir) yang berkualitas
pada akhirnya saja. Namun, lebih daripada itu ada beberapa rencana kegiatan jelas
yang akan dilakukan beserta cara pengapliksiannya yang sudah dipertimbangkan
untuk dilakukan tiap bagian secara optimal.
23
Perencanaan yang matang dan jelas akan membantu perusahaan dalam
perkembangan kualitas produk. Perusahaan akan lebih mampu mengeksplor seluruh
sumber daya yang ada pada perusahaan baik bahan baku, tenaga kerja, uang, maupun
mesin. Adanya perencanaan dapat memaksimalkan potensi dari seluruh sumber daya.,
tidak hanya terfokus pada satu pihak saja. Salah satu perencanaan yang dapat
diaplikasikan perusahaan adalah dengan mengadakan manajemen biaya kualitas.
Adanya manajemen biaya kualitas akan menjaga bahkan menjamin kualitas produk
dengan menganggarkan akun khusus untuk dikelola dan pada akhirnya akan
mengurangi kegagalan produksi.
Pengorganisasian pada CV. Mojo Agung sebaiknya meliputi pemerincian
seluruh pekerjaan yang akan dilaksanakan, setiap langkah harus jelas pada rencana
kegiatan manajemen kualitas perusahaan. Sehingga pada penerapannya tidak
ditemukan lagi posisi yang merangkap beberapa pekerjaan seperti kepala bagian
produksi. Meskipun posisi kepala bagian produksi merupakan pimpinan dalam
produksi tetapi seharusnya tetap memiliki batasan-batasan yang jelas. Pembagian
beban pekerjaan akan memberikan batasan jelas sehingga terbentuk pembagian tugas
pada masing-masing karyawan. Pembagian beban pekerjaan ini meliputi kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan tiap orang. Setiap orang memiliki job desk masing-
masing dan memilik tanggung jawab untuk menyelesaikannya dengan baik. Dalam
pengorganisasian diperlukan pula pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme
untuk mengkoordinasikan pekerjaan pada setiap karyawan. Sehingga pekerjaan-
24
pekerjaan yang dilakukan masing-masing karyawan menjadi satu kesatuan kegiatan
yang berkesinambungan dan terdapat relasi antar karyawan.
Pengarahan yang dilakukan seharusnya pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan
tidak hanya dikerjakan oleh pimpinan saja. Pekerjaan-pekerjaan yang ada seharusnya
didelegasikan sehingga ada pembagian tugas. Karyawan dapat melakukan pekerjaan-
pekerjaan dengan baik dengan arahan pemimpin. Pemimpin tidak hanya sekedar
memerintah saja, tetapi pemimpin mengarahkan agar karyawan melakukan pekerjaan
dengan baik.
Tabel 2. Usulan Pengelolaan Aktivitas dan Pembebanan Biaya Kualitas
Manajemen Aktivitas Koordinator Pelaku
Dampak Biaya
Dibebankan
Akun Klasifiaksi
Perencanaan Pemilihan barang baku
mentah yang layak
Kepala Bagian
Produksi
Karyawan
Produksi
Gaji Pemilihan
BB Pencegahan
Pengarahan Pelatihan karyawan baru Karyawan
Produksi
Karyawan
Produksi Gaji Pelatihan Pencegahan
Pengawasan Memperketat pengawasan
di tiap tahap produksi
Kepala Bagian
Produksi
Karyawan
Pengawas
Man. Bi.
Kualitas Pencegahan
Pengawasan Memeriksa output dalam
tiap tahap proses produksi
Kepala Bagian
Produksi
Karyawan
Produksi
Man. Bi.
Kualitas Penelaahan
Pengawasan
Mengecek persediaan
baik mentah, setengah
jadi maupun barang jadi
Kepala Bagian
Gudang
Karyawan
Gudang
Man. Bi.
Kualitas Penelaahan
Pengorganisasian Pemeliharaan mesin
pengoven
Kepala Bagian
Produksi
Karyawan
Teknisi
Pemeliharaan
Mesin Penelaahan
Pengawasan Penyortiran yang tidak
sempurna
Karyawan
Pengawas
Karyawan
Produksi
Kerugian
Perusahaan
Kegagalan
Internal
Pengorganisasian Pengerjaan ulang yang
dilakukan karyawan
Kayawan
Pengawas
Karyawan
Produksi Gaji Lembur
Kegalalan
Internal
Pengorganisasian Kesalahan dalam
pengemasan ukuran
Kepala Bagian
Gudang
Karyawan
Gudang
Kerugian
Perusahaan
Kegagalan
Eksternal
25
Selain itu adapula pengawasan yang dilakukan bukan hanya sekedar mengawasi
saja. Namun, lebih daripada itu mengawasi untuk melihat kekurangan yang ada
disamping memperbaiki hal-hal yang tidak sesuai standar perusahaan. Hasil
pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan dikaji lagi dan dilihat kekurangannya
sehingga pada masa yang akan datang tidak terjadi kesalahan yang sama.
V. Simpulan dan Saran
V.1. Simpulan
Manajemen biaya kualitas pada CV. Mojo Agung Pati masih dilakukan
dengan cara sederhana, belum memiliki klasifikasi khusus untuk mengelola
manajemen biaya kualitas. Selain itu, pengelolaan masih mengandalkan orang
tertentu dengan yang menyebabkan terjadinya perangkapan tugas pada orang tertentu.
Biaya kualitas belum dicatat dan dilaporkan secara terpisah yang memudahkan
pengelola biaya kualitas memantau maupun memonitor aktivitas pengendalian
kualitas yang dilakukan.
V.2. Saran
CV Mojo Agung perlu memperbaiki manajemen biaya kualitas untuk
menjamin kualitas produk dan memantau biaya kualitas yang muncul sehingga dapat
mengurangi kegagalan-kegagalan baik internal maupun eksternal. Perusahaan dapat
mengadopsi usulan perbaikan manajemen biaya kualitas yang dipaparkan dalam
26
bagian IV.5. Usulan perbaikan manajemen biaya kualitas tersebut sebagai langkah
awal yang dapat dilanjutkan persiapan lebih mendalam bagi pihak manajemen untuk
perbaikan lebih detil.
27
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, Anthony, dkk, 2012, Akuntansi Manajemen edisi kelima jilid 2, PT
Indeks, Jakarta.
Handoko, T. Hani, 2003, Manajemen edisi kedua, BPFE (Anggota IKAPI),
Yogyakara.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 1992, Dasar-Dasar Pemasaran, Prentice Hall
International.
Manurung, Hattie dan M.R. Manurung, 1995, Manajemen Keluarga, Indonesia
Publishing House, Bandung.
Martusa, Riki dan Henri Darmadi Hasyim, 2011, Peranan Analisis Biaya Kualias
Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi, yang diunduh dari
http://cls.maranatha.edu/khusus/ojs/index.php/maksi/article/viewFile/659/
618 pada tanggal 16 Januari 2014.
Prawirosenono, Suyadi, 2007, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu
Abad 21, Bumi Aksara , Jakarta.
Shalikhatun, Siti, 2012, Pengaruh Biaya Kualias Terhadap Profitabilitas Perusahaan,
yang diunduh dari
http://www.academia.edu/3371034/Pengaruh_Biaya_Kualitas_Terhadap_Ti
ngkat_Profitabilitas_Perusahaan_Studi_Kasus_pada_The_Majesty_Hotel_and_Apart
ment_Bandung_ pada tanggal 16 Januari 2014.
28
RIWAYAT HIDUP
Nama : Melysa Puspitasari
NIM : 23009015
Alama Asal : Jl. Raya Runting No. 143 Rt.04 Rw.01 Pati
Judul Skripsi : Manajemen Biaya Kualitas Pada CV. Mojo Agung Pati
Riwayat Pendidikan : SD Keluarga 02 Pati Lulus Tahun 2003
SMP Keluarga Pati Lulus Tahun 2006
SMA Negeri 02 Lulus Tahun 2009
Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga 2009 -
sekarang
Pengalaman Organisasi:Panitia Seminar “Table Manner & FEB Goes To” 2011
Panitia “Visit Plan” 2012
Pengalaman Seminar : Seminar Enterpreneurship 2009
Seminar Nasional On Accounting “Peran Akuntansi dalam
Pemberantasan Korupsi” 2010
Seminar Nasional Kelompok Studi Manajemen 2010
“Believe, Begin, Become An Enterpreneur” 2010
Seminar dan Pelatihan “Fresh Graduate Go To Work” 2010
Seminar Agama dan Iptek “Agama Kristen di Tengah Dunia
Iptek