manajemen bencana di era revolusi industri 5.0 (r.i 5.0)
TRANSCRIPT
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
1
MANAJEMEN BENCANA
DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 5.0 (R.I 5.0)
Oleh:
Suratman
Guru Besar Fakultas Geografi UGM
Paper dipresentasikan pada Seminar Nasional dengan Tema “Manajemen Bencana di
Era Revolusi Industri 5.0”, diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Geografi
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, di Purwokerto, 10 Agustus 2019
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
2
Pendahuluan
Negara Indonesia memiliki riwayat kejadian bencana cukup tinggi, seperti yang terakhir
diungkapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada akhir tahun
2018, dimana sepanjang tahun tersebut telah tercatat terjadi 1.999 kejadian bencana, dan
tahun tersebut menjadi tahun terparah akibat bencana sejak satu dekade. Bencana tahun
2018 telah menelan korban meninggal dan hilang sejumlah 3.548 orang, 13.112 orang
luka-luka, 3,06 juta jiwa mengungsi, ribuan rumah dan fasilitas umum juga mengalami
kerusakan. Kejadian bencana yang terus menerus terjadi di Negara Indonesia menjadi
penting bagi bangsa ini untuk dapat membiasakan diri hidup cerdas dengan bencana.
Bencana alam yang terjadi di permukaan bumi dapat dikaji berdasarkan aspek geografi,
seperti kondisi geologis daerah, tipe iklim dan aspek geomorfologis serta hidrologis,
sehingga kondisi tersebut mengakibatkan tipe dan sebaran bencana alam di Indonesia
serta dibelahan muka dunia lainnya menjadi sangat beragam. Untuk itu salah satu upaya
memahami bencana alam, maka diperlukan pengetahuan tentang manajemen bencana
yang komprehensif serta perlu di ajarkan di sekolah-sekolah dan di masyarakat luas, agar
ketika terjadi bencana disewaktu waktu, dengan pemahan terkait manajemen bencana
yang baik mampu mengurangi risiko yeng terjadi seperti korban dari kalangan manusia,
hewan serta kerugian fisik dan sarana prasarana kehidupan.
Difinisi bencana alam dalam perspektif geografi dapat di sebut sebagai geographical
disaster, “Geographical disaster is natural environmental hazard extremely natural
process caused by geological, geomorphologic, climatic, hydrological, soils, man made,
technology, and social, impact to people and living, destruct landscape environment and
resources “, yang bermakna bahwa bencana geografis merupakan proses alami yang
mampu memberikan efek perubahan pada lingkungan alami dalam bentuk kerusakan
sumberdaya, seperti manusia dan kehidupannya, sedangkan proses alami tersebut
meliputi faktor geologis, geomorfologis, iklim, hidrologi, tanah, buatan manusia,
teknologi dan kehidupan sosial yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut, bencana alam dapat disebabkan oleh proses bahaya
yang ditimbulkan dari alam itu sendiri dan manusia, dari kedua proses terbentuknya
hazard dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis hazards yaitu hydrometeorological hazards
dan geological hazards, biological hazard, dan environmental degradation.
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
3
Beberapa Jenis Bencana Alam Hidrometeorologis Meliputi
1. Flood (Banjir)
2. Tropical Cyclones (Siklon Tropis)
3. Severe Storms (Badai)
4. Drought (Kekeringan)
5. Extreme Temperatures (Suhu Ekstrem)
6. Air Pollution (Polusi Udara)
7. Haze and Smoke (Asap)
8. Dust and Sandstorms (Badai Pasir)
9. Snow Avalanches and Winter Weather Hazards
10. Famine akibat kekeringan
Sedangkan beberapa jenis bencana alam geologis, seperti:
1. Earthquakes (Gempa Bumi)
2. Tsunami (Tsunami)
3. Volcanoes (Erupsi Gunung Api)
4. Landslides (Longsor)
Contoh jenis bencana biologis meliputi:
1. Epidemics (seperti penyebaran penyakit menular)
2. Locust Swarms (kawanan belalang yang merusak tanaman sebagai hama)
Serta contoh untuk bencana yang ditimbulkan akibat degradasi lingkungan, seperti:
1. Desertification (tanah subur yang berubah menjadi gurun akibat kekeringan,
penggundulan hutan atau pertanian yang tidak tepat)
2. Wildland Fire (kebakaran hutan)
Dari berbagai jenis hazards, seringkali kejadian hazards hampir sulit diprediksi
terjadinya diberbagai tempat atau wilayah, dan kadang kala datang dengan silih berganti
maupun datang secara bersamaan, sebagai contoh seperti kejadian bencana gempa bumi
dan tsunami yang sering terjadi secara bersamaan dan berurutan waktunya pada zona
tertentu. Hal ini tentu tidak terlepas dari dipengaruhinya berbagai sifat geografis wilayah
tersebut, kemudian juga terkait dengan jenis dan karakteristik bencana alamnya, serta
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
4
intensitas dari bencana alam yang terjadi dalam time series tertentu. Maka untuk
mengenali potensi hazards, sangat diperlukan pemetaan daerah rawan bencana dan
analisis risiko bencana, guna mendukung manajemen bencana dalam rangka mewujudkan
masyarakat tangguh dan mandisi dari ancaman bencana.
Potensi Bencana Alam Di Indonesia
Indonesia merupakan negara multidisaster, dan didalamnya terdapat jumlah penduduk
yang mencapai 260juta, tersebar di daerah pengunungan, gunungapi, daerah dataran
rendah dan kepesisiran serta di daerah karst yang rawan kering. Sebaran potensial jumlah
penduduk yang daerahnya bersinggungan dengan kerawan bencana di Indonesia, di
estimasi sebagai berikut ini;
1. Penduduk yang tinggal di tsunami prone area diperkirakan sebayak 5 juta
2. Penduduk yang tinggasl di flood prone area di perkirakan sebayak 63,7 juta
3. Penduduk yang tinggal di landslide prone area di perkirakan sebanyak 40,9 juta
4. Penduduk yang tinggal di volcanic eruption prone area di perkirakan 1.2 juta
5. Penduduk yang tinggal di earthquake prone area diperkirakan 148.4 juta
Dari kondisi estimati tersebut, sebenarnya mengapa di Indonesia banyak dan sering
terjadi bencana alam? jawaban dari pertanyaan tersebut secara geografis dapat di jelaskan
aspek-aspek utama yang mempengaruhinya, yaitu :
1. Tropical Country (Negara Tropik)
2. Land with Marine (Bentang Landscape dan Lautan)
3. Influence by Plate Tectonic (Pengaruh Lempeng Tektonik)
4. Volcanic – Inner Arch (Jalur Gunungapi Dunia)
5. Non Volcanic Arch (Pegunungan dan Bukit)
6. Islands Country (Kepulauan)
7. Dense Population ± 265 Million (Padat dan banyak Penduduknya)
Kondisi negara indonesia yang secara kodrati memiliki beragam kondisi geografis, juga
menjadi faktor utama yang mempengaruhi sistem manajemen bencana yang perlu
pendekatan berbeda-beda antar daerah, aspek kondisi geografis yang beragam tersebut
terkelompokkan pada ciri-ciri sebagai berikut, yaitu:
1. Maritime Country (Negara Maritim)
2. Tropical Climate (Negara Tropik)
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
5
3. Multiecosystem (Negara Multi Ekosistem)
4. Multihazard (Negara Multi Hazard)
5. Multicultural (Negara Multikultural)
6. Multiresources (Negara Multi Sumberdaya Alam)
Dari ciri-ciri tersebut diatas, maka dalam mengkondisikan manajemen bencana di
Indonesia harus mendasarkan berbagai aspek regional dan lokal yang amat berragam
disetiap wilayahnya. Maka dengan demikian, perlu adanya kebijakan khusus dalam tata
manajemen bencana untuk menuju indonesia tangguh dan mandiri.
Bentang Lahan dan Jenis Bencana Alam
Kejadian bencana alam secara geografis dapat diketahui berdasarkan pendekatan tipologi
bentang lahan di suatu daerah. Klasifikasi bentang lahan dan tipe kerawanan bencana di
Indonesia dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Marine Landscape (Bentang Lahan Marine): Rawan Bencana Tsunami dan Gempa
2. Volcanic Landscape (Bentang Lahan Gunungapi): Rawan Erupsi Dan Gempabumi
3. Lowland Flood Plain (Dataran Fluvial): Rawan Bencana Banjir
4. Denudational Landscape (Bentang Lahan Denudasional): Rawan Bencana Longsor
5. Solutional Landscape (Bentang Lahan Solusional): Rawan Bencana Kekeringan
6. Structural Landscape (Bentang Lahan Struktural): Rawan Bencana Gempabumi
7. Forest Ecosystem (Ekosistem Hutan, Forest Land): Rawan Bencana Kebakarann
Salah satu kasus bencana di indonesia yang banyak menelan korban adalah bencana
gempa, mengapa hal ini terjadi?, faktor penyebabnya adalah:
1. Kurangnya pengetahuan dan kesiap siagaan
2. Gempa besar dan atau dengan tsunami
3. Infrastruktur yang tidak tahan gempa
4. Early Warning System yang kurang baik
5. Sistem manajemen bencana yang lemah
6. Lokasi tata bangunan yang tidak memepertimbangkan zona bencana.
Salah satu pencegahan dan mempersiapkan rendahnya korban bencana gempa, sebagai
bagian dari manajemen bencana akibat gempa adalah dengan optimalisasi kondisi
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
6
infrastruktur dan membangun masyarakat sadar akan bencana gempa, maka hal ini tentu
saja perlu mendapat perhatian dan dapat dikatakan serius untuk dapat di jadikan program
nasional secara terpadu di Indonesia. Lalu bagaimana langkah-langkah kita untuk
menyelamatkan diri dari ancaman bencana gempa bumi tersebut, yaitu dengan:
1. Tidak panik dan penuh dengan kesadaran serta kesiapan mental
2. Tenang dan penuh kesiapan mental mencari tempat berlindung terdekat dan aman
3. Pastikan tempat berlindung yang kokoh
4. Amati siklus dan skala getaran yang berbahaya
5. Waspada pada timbulnya tsunami setelah gempa sekitar 20 menit
6. Gerak ketempat yang lebih aman (evakuasi zone) bila sementara gempa mereda
Sedangkan pilar utama dalam pendekatan manajemen bencana yaitu terdiri dari tiga,
sebagai berikut;
1. Community Based Approach
2. Institutional /Organization Approach
3. Sciencetechnological Approach
Adapun kerugian dan dampak bencana alam, dapat dikelompokkan meliputi:
1. Kerusakan infrastruktur wilayah (Physical Infrastructure)
2. Kerusakan pada Ecosystem & Natural Resources
3. Korban dan dampak pada kehidupan manusia
Disaster Management Plan
Managemen Bencana (Disaster Management/DM) dapat dibagi menjadi 2 tahapan:
1. On-Site Emergency Plan: for incident which could affect people and the environment
inside the works only
2. Off-Site Emergency Plan: for incident which could affect people & the environment
outside the works as well
Sedangkan dalam konseptual kerja menagemen bencana dalam pendekatan geografi di
era revolusi industri 5.0 terdapat langkah Disaster Risk Reduction (DRR), dengan
memiliki target untuk 15 years kedepan berupa:
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
7
1. Reducing the victim from disaster
2. Reducing impact to people
3. Reducing social economy impact
4. Reducing infrastructure damage
5. Improving health and education services
6. To develop global network of DRR
7. To develop disaster early warning system
Dengan 4 program prioritas DRR menuju Resilient country, dengan langkah sebagai
berikut:
1. Education for risk disaster to people/community
2. Disaster mitigation
3. To develop DRR in every country
4. Preparedness in disaster mitigation
Fundamentals dari Revolusi Industri 5.0
Revolusi industri merupakan peradaban berkelanjutan dari kehidupan manusia untuk
cipta, rasa dan karsa, yang berasal dari meningkatnya 4 fundamental berikut ini, yaitu:
1. Coqnitive System
2. Human Intelligence and Coqnitive Computing (Gabungan Manusia & Mesin)
3. Remote Production - Bentuk 3D
4. Take Over of Artificial Intelligence - Robotic
Perguruan Tinggi, sebagai salah satu lembaga yang berperan penting dalam
mensukseskan peradaban kehidupan manusia saat ini, tentu kemudian dihadapkan
dengan tantangan berupa:
1. Global Revolusi Industri 4.0 Dan Revolusi Industri 5.0
2. Peradaban Dunia Milenial Generasi Industri 5.0, dan
3. Global
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
8
Gerakan Pengurangan Risiko Bencana Terpadu Berbasis Revolusi Industri 5.0 Di
Era Digital Millenial
Gerakan pengurangan risiko bencana terpadu yang ditawarkan dalam hal ini:
1. Kerangka Kerja Aksi Hyogo - 3 Pilar Membangun Ketahanan Bangsa dan
Masyarakat Terhadap Bencana, melalui:
A. Integrasi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam kebijakan dan perencanaan
pembangunan berkelanjutan
B. Membangun dan memperkuat kelembagaan
C. Pendekatan PRB dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana
2. Kerangka Aksi Sendai (2015 -2030)- dengan 7 Target, berupa:
A. Mengurangi kematian akibat bencana
B. Mengurangi orang terkena dampak bencana
C. Menurunkan kerugian ekonomi akibat bencana
D. Mengurangi kerusakan infrastruktur
E. Pelayanan kesehatan dan sekolah
F. Meningkatkan jumlah negara yang memililki strategi PRB
G. Meningkatkan ketersediaan dan akses terhadap peringatan dini
Conclusion
1. Indonesia is tropical country with highly susceptible to hydrometerolgical disaster
such as flood, landslide, drought, storms
2. Indonesia susceptible to earthquick, tsunami and volcanic disaster
3. Disaster mitigation is very importent to reduce the disaster damage,
4. R.I 5.0 is important role in disaster management by using it (digital innovation
system)
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
9
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
10
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
11
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
12
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
13
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
14
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
15
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
16
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
17
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
18
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
19
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
20
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
21
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
22
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
23
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
24
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
25
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
26
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
27
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
28
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
29
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
30
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
31
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
32
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
33
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
34
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
35
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
36
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
37
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
38
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
39
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
40
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
41
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
42
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
43
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
44
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
45
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
46
Prosiding Seminar Nasional diselenggarakan Pendidikan Geografi FKIP UMP
“Manajemen Bencana di Era Revolusi Industri 5.0”
ISBN 978-602-6697-38-7
Purwokerto, 10 Agustus 2019
47