manajemen asset

2
Jasa penilai asset Sejak tahun 1970-an pemerintah mengeluarkan ketentuan terkait dengan pengelolaan aset, akan tetapi sampai sekarang manajemen aset kita masih terpuruk, masih dalam proses pembenahan, artinya belum sampai kepada tahap dimana setiap saat pimpinan dapat memantau keberadaan aset di bawah penguasaannya secara cepat dan akurat. Hal ini terbukti, diantaranya bahwa belum seluruhnya unit kerja dalam suatu instansi telah melakukan inventarisasi aset, sehingga otomatis nilai aset secara keseluruhan tidak diketahui yang pada akhirnya penyajian di dalam Laporan Keuangan tidak dapat diyakini kewajarannya. Kondisi seperti ini terjadi hampir seluruhnya pada instansi yang memiliki aset besar seperti Departemen Agama, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan dan Kementerian lainnya yang pada umumnya mempunyai ratusan unit kerja dibawahnya. Aset diperoleh dari pengadaan barang melalui mekanisme APBN atau APBD yang menjadi cikal bakal penyajian aset di Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Memasuki tahun ke empat sejak LKPP diterbitkan oleh pemerintah pada tahun 2004, opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) belum beranjak dari Disclaimer atau Tanpa Memberikan Pendapat. Dari berbagai alasan inti tentang konsideran BPK memberikan pendapat seperti tersebut di atas salah satunya terkait dengan tidak terinventarisasinya aset pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara transparan. Jadi, bagaimana sebenarnya manajemen aset bisa mengatasi kondisi ini sehingga aset dapat tercatat dan terpelihara dengan baik melalui manajemen aset yang memadai?. Aggaran tahunan Anggaran tahunan sering sekali menjadi sesuatu yang tidak dapat ditawar khususnya di pemerintahan yang khusus melakukan inventarisasi semua asset2 ini, apakah itu seharusnya di lakukan setiap tahun? Atau ada solusi lain?. Apakah setiap tahun diperlukan jasa appraisal untuk melakukan audit asset untuk dapat terkontrol nilai, kondisi serta keberadaannya?. Apabila kita melihat dari sudut konsultan, tidaklah penting di lakukan inventarisasi atau audit asset di lakukan setiap tahunnya, cukup dilakukan pertiga tahun sekali atau bisa lebih, caranya bagaimana?. Misalnya, Organisasi bias saja melakukan inventarisasi semua asset terlebih dahulu dalam bentuk gambar dan keterangan tentang lokasi asset, tahun di beli, berapa nilainya sekarang, status surat (dokumen) dan siapa yang bertangungjawab menjaga juga mengontrolnya, lalu semuanya dimasukkan dalam sebuah softwhere yang berbasis WEB.

Upload: dp-konsultan

Post on 14-Apr-2017

129 views

Category:

Investor Relations


0 download

TRANSCRIPT

Jasa penilai asset

Sejak tahun 1970-an pemerintah mengeluarkan ketentuan terkait dengan pengelolaan aset,

akan tetapi sampai sekarang manajemen aset kita masih terpuruk, masih dalam proses

pembenahan, artinya belum sampai kepada tahap dimana setiap saat pimpinan dapat

memantau keberadaan aset di bawah penguasaannya secara cepat dan akurat. Hal ini terbukti,

diantaranya bahwa belum seluruhnya unit kerja dalam suatu instansi telah melakukan

inventarisasi aset, sehingga otomatis nilai aset secara keseluruhan tidak diketahui yang pada

akhirnya penyajian di dalam Laporan Keuangan tidak dapat diyakini kewajarannya.

Kondisi seperti ini terjadi hampir seluruhnya pada instansi yang memiliki aset besar seperti

Departemen Agama, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan dan Kementerian lainnya yang pada

umumnya mempunyai ratusan unit kerja dibawahnya.

Aset diperoleh dari pengadaan barang melalui mekanisme APBN atau APBD yang menjadi cikal

bakal penyajian aset di Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Memasuki tahun ke

empat sejak LKPP diterbitkan oleh pemerintah pada tahun 2004, opini Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) belum beranjak dari Disclaimer atau Tanpa Memberikan Pendapat.

Dari berbagai alasan inti tentang konsideran BPK memberikan pendapat seperti tersebut di atas

salah satunya terkait dengan tidak terinventarisasinya aset pemerintah pusat dan pemerintah

daerah secara transparan. Jadi, bagaimana sebenarnya manajemen aset bisa mengatasi

kondisi ini sehingga aset dapat tercatat dan terpelihara dengan baik melalui manajemen aset

yang memadai?.

Aggaran tahunan

Anggaran tahunan sering sekali menjadi sesuatu yang tidak dapat ditawar khususnya di

pemerintahan yang khusus melakukan inventarisasi semua asset2 ini, apakah itu seharusnya di

lakukan setiap tahun? Atau ada solusi lain?. Apakah setiap tahun diperlukan jasa appraisal untuk

melakukan audit asset untuk dapat terkontrol nilai, kondisi serta keberadaannya?.

Apabila kita melihat dari sudut konsultan, tidaklah penting di lakukan inventarisasi atau audit

asset di lakukan setiap tahunnya, cukup dilakukan pertiga tahun sekali atau bisa lebih, caranya

bagaimana?. Misalnya, Organisasi bias saja melakukan inventarisasi semua asset terlebih

dahulu dalam bentuk gambar dan keterangan tentang lokasi asset, tahun di beli, berapa nilainya

sekarang, status surat (dokumen) dan siapa yang bertangungjawab menjaga juga

mengontrolnya, lalu semuanya dimasukkan dalam sebuah softwhere yang berbasis WEB.

Untuk detailnya tentang audit asset, jasa penilai tanah dan bangunandi Indonesia, silahkan

menghubungi kami:

DP konsultan

www.dpkonsultan.com

Email : [email protected]

Telp : 021 92795135

Mobile: 081380163185 I 087884302987

Gedung STC Senayan, Lt 4, Ruang 31-34

Jl. Asia afrika pintu IX – gelora senayan-jakarta pusat