managemen kinerja lingkungan dengan pendekatan lca dan … · pt lotus indah textile industries ....

8
1 AbstrakPT Lotus Indah Textile Industries merupakan perusahaan yang bergerak di Industri Tekstil, yang memproduksi produk tekstil berupa benang pintal, kain sulaman, dan kain tanpa tenun. Dalam penelitian ini dibatasi pada produk kain sulaman. Meningkatnya isu lingkungan dan green product menuntut setiap perusahaan menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Selain itu hasil produk dari PT Lotus Indah Textile Industries sebagian besar diekspor sehingga turut meningkat nilai ekspor tekstil nasional khususnya Jawa Timur. Pada penelitian ini akan diidentifikasi apakah produk kain sulaman memiliki kriteria ramah lingkungan dilihat dari sisi life cycle produk dengan menggunakan pendekatan Life Cycle Assessment (LCA). Dari hasil Life Cycle Assessment (LCA) tersebut kemudian diusulkan dua alternatif utama untuk mengurangi dampak lingkungan pada proses embroidery dan pewarnaan dengan menggunakan metode Analytical Network Process (ANP). Metode ANP diterapkan pada penelitian ini, karena data-data yang ada memiliki hubungan keterkaitan antara satu elemen kriteria dengan elemen kriteria lainnya dan hubungan keterkaitan antara kriteria dengan subkriterianya. Dalam pemilihan alernatif terdapat tiga kriteria dan sub kriteria yang diperhitungkan untuk proses pengambilan keputusan alternatif terbaik. Kriteria kriterianya adalah kriteria biaya, SDM dan bahan baku produk. Sedangkan sub kriteria yang telah ditentukan mencakup biaya material, bahan pendukung pewarnaan dan kemampuan SDM. Kata Kunci: Kain Sulaman, Life Cycle Assessment (LCA), Analytical Network Process (ANP) I. PENDAHULUAN Industri tekstil (tekstil dan produk tekstil) merupakan salah satu dari tujuh komoditas prospek ekspor terbesar di Indonesia pada tahun 2011. Menurut data yang diperoleh dari kementrian perindustrian, tekstil memiliki nilai ekspor sebesar US$9,79 miliar pada tahun 2007 dan rata-rata bertumbuh sebesar 7,31% setiap tahunnya sampai tahun 2011. Data yang diperoleh oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menunjukkan nilai ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun 2011 mencapai US$13,4 miliar. Namun menurut Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), pihak Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) telah memperkirakan pada tahun 2012 ekspor tekstil akan mengalami penurunan menjadi US$11,92 miliar atau turun sebesar 11% dari tahun 2011. Berdasarkan data tersebut, tekstil dan produk tekstil (TPT) tidak memiliki kepastian mengalami kenaikan jumlah ekspor setiap tahunnya walaupun dalam 5 tahun terakhir (tahun 2007 sampai tahun 2011), ekspor tekstil memiliki rata-rata kenaikan 7,31% karena itu sektor ini harus diperhatikan pengembangannya [1]. Munculnya isu lingkungan yang saat ini semakin sering dikampanyekan di seluruh dunia sebagai akibat terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan semakin bertambahnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, yang terlihat dari munculnya green consumer. Kemunculan green consumer menjadikan produk-produk yang melalui clean production lebih diminati di pasar. Permintaan pasar akan clean production menjadikan setiap perusahaan dituntut untuk mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi yang dilakukannya. Hal-hal inilah yang mendukung pertumbuhan green industry secara pesat. Dengan Managemen Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan LCA dan ANP pada Departemen Processing di PT Lotus Indah Textile Industries Andi Darwin F.Purba., Udisubakti Ciptomulyono. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail : [email protected]; [email protected]

Upload: dangkhanh

Post on 23-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Managemen Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan LCA dan … · PT Lotus Indah Textile Industries . merupakan perusahaan yang bergerak di Industri Tekstil, yang memproduksi produk tekstil

1

Abstrak— PT Lotus Indah Textile Industries

merupakan perusahaan yang bergerak di Industri

Tekstil, yang memproduksi produk tekstil berupa

benang pintal, kain sulaman, dan kain tanpa tenun.

Dalam penelitian ini dibatasi pada produk kain

sulaman. Meningkatnya isu lingkungan dan green

product menuntut setiap perusahaan menghasilkan

produk yang ramah lingkungan. Selain itu hasil

produk dari PT Lotus Indah Textile Industries

sebagian besar diekspor sehingga turut meningkat

nilai ekspor tekstil nasional khususnya Jawa Timur.

Pada penelitian ini akan diidentifikasi apakah

produk kain sulaman memiliki kriteria ramah

lingkungan dilihat dari sisi life cycle produk

dengan menggunakan pendekatan Life Cycle

Assessment (LCA). Dari hasil Life Cycle

Assessment (LCA) tersebut kemudian diusulkan

dua alternatif utama untuk mengurangi dampak

lingkungan pada proses embroidery dan pewarnaan

dengan menggunakan metode Analytical Network

Process (ANP). Metode ANP diterapkan pada

penelitian ini, karena data-data yang ada memiliki

hubungan keterkaitan antara satu elemen kriteria

dengan elemen kriteria lainnya dan hubungan

keterkaitan antara kriteria dengan subkriterianya.

Dalam pemilihan alernatif terdapat tiga kriteria dan

sub kriteria yang diperhitungkan untuk proses

pengambilan keputusan alternatif terbaik. Kriteria

–kriterianya adalah kriteria biaya, SDM dan bahan

baku produk. Sedangkan sub kriteria yang telah

ditentukan mencakup biaya material, bahan

pendukung pewarnaan dan kemampuan SDM.

Kata Kunci: Kain Sulaman, Life Cycle Assessment

(LCA), Analytical Network Process

(ANP)

I. PENDAHULUAN

Industri tekstil (tekstil dan produk tekstil)

merupakan salah satu dari tujuh komoditas prospek

ekspor terbesar di Indonesia pada tahun 2011.

Menurut data yang diperoleh dari kementrian

perindustrian, tekstil memiliki nilai ekspor sebesar

US$9,79 miliar pada tahun 2007 dan rata-rata

bertumbuh sebesar 7,31% setiap tahunnya sampai

tahun 2011. Data yang diperoleh oleh Asosiasi

Pertekstilan Indonesia (API) menunjukkan nilai

ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun

2011 mencapai US$13,4 miliar. Namun menurut

Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan

Indonesia (API), pihak Asosiasi Pertekstilan

Indonesia (API) telah memperkirakan pada tahun

2012 ekspor tekstil akan mengalami penurunan

menjadi US$11,92 miliar atau turun sebesar 11%

dari tahun 2011. Berdasarkan data tersebut, tekstil

dan produk tekstil (TPT) tidak memiliki kepastian

mengalami kenaikan jumlah ekspor setiap

tahunnya walaupun dalam 5 tahun terakhir (tahun

2007 sampai tahun 2011), ekspor tekstil memiliki

rata-rata kenaikan 7,31% karena itu sektor ini

harus diperhatikan pengembangannya [1].

Munculnya isu lingkungan yang saat ini

semakin sering dikampanyekan di seluruh dunia

sebagai akibat terjadinya pemanasan global dan

perubahan iklim menyebabkan semakin

bertambahnya kepedulian masyarakat terhadap

lingkungan, yang terlihat dari munculnya green

consumer. Kemunculan green consumer

menjadikan produk-produk yang melalui clean

production lebih diminati di pasar. Permintaan

pasar akan clean production menjadikan setiap

perusahaan dituntut untuk mengurangi dampak

lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi

yang dilakukannya. Hal-hal inilah yang mendukung

pertumbuhan green industry secara pesat. Dengan

Managemen Kinerja Lingkungan dengan

Pendekatan LCA dan ANP

pada Departemen Processing

di PT Lotus Indah Textile Industries

Andi Darwin F.Purba., Udisubakti Ciptomulyono.

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail : [email protected]; [email protected]

Page 2: Managemen Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan LCA dan … · PT Lotus Indah Textile Industries . merupakan perusahaan yang bergerak di Industri Tekstil, yang memproduksi produk tekstil

2

adanya green industry, maka perlu ditetapkan

standar baku yang berkaitan dengan lingkungan

yaitu sertifikasi ISO 14000 dan ISO 14001[2] yang

salah satunya berisi tentang kepedulian terhadap

lingkungan hidup. Namun green product tidak

hanya mencakup pada produk jadi saja, namun

juga pada penggunaan resources, energi, dan emisi

pada proses produksinya, transportasi, distributor,

konsumen, sampai pada akhir masa hidup produk

(Otman, 2005)[3].

Berdasarkan keterangan di atas, maka penelitian

tugas akhir di PT Lotus Indah Textile Industries

terkait pengukuran kinerja lingkungan akan

diidentifkasi dengan menggunakan metode Life

Cycle Assessment (LCA)[4]. Life Cycle Assessment

(LCA) merupakan metode pendekatan keseluruhan

daur hidup mulai dari awal proses produksi, bahan

mentah, sampai pada produk menjadi sampah

(akhir masa hidup produk) (Fava, 1991)[5].

Namun untuk penelitian tugas akhir ini hanya akan

dibatasi pada processing departement di PT Lotus

Indah Textile Industries. Analisis dengan

menggunakan metode LCA pada departemen ini

akan menghasilkan bagian dari processing yang

memiliki dampak lingkungan terbesar. Selanjutnya

dari hasil tersebut akan dirancang usulan-usulan

untuk mengurangi dampak lingkungan yang dapat

diimplementasikan di PT Lotus Indah Textile

Industries dengan menggunakan metode Analytical

Network Process (ANP). Metode ini dipilih karena

data-data yang dihasilkan dan juga usulan-usulan

yang akan diterapkan memiliki kriteria yang saling

berkaitan[6]. Selanjutnya untuk memilih alternatif

solusi terbaik yang akan diterapkan akan dilakukan

pembobotan berdasarkan pendapat para ahli.

II. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan tahap awal dalam

melakukan penelitian. Tahap pendahuluan terdiri

dari identifikasi masalah, studi literatur, studi

lapangan, dan penentuan tujuan penelitian.

B. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data

yang diperlukan dalam penelitian serta mendukung

untuk mencapai tujuan penelitian. Data yang

dibutuhkan meliputi mesin yang digunakan selama

proses daur hidup yang dialami kain sulaman, zat-

zat bahan kimia yang dipakai selama proses yang

dilalui oleh produk serta data hasil kuesioner

mengenai tingkat kepentingan alternatif perbaikan

yang dilakukan. Data-data selama proses ruang

lingkup produk dimasukkan ke dalam database

software Simapro 7.1. Sedangkan untuk data hasil

wawancara dan kuisioner dikumpulkan pihak yang

terlibat langsung dan yang memiliki kompetensi.

C. Tahap Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, metode yang akan

digunakan adalah Life Cycle Assessment (LCA)

dan Analitycal Network Process (ANP). Dari hasil

pengolahan data menggunakan metode LCA

dengan menggunakan software Simapro 7.1

diketahui dampak lingkungan terbesar yang

dihasilkan selama proses yang dialami kain

sulaman berasal dari proses pewarnaan dan

embroidery. Dari hasil dampak lingkungan terbesar

tersebut, kemudian dilakukan usulan alternatif

perbaikan untuk mengurangi dampak lingkungan

terbesar yang terjadi. Selanjutnya usulan alternatif

perbaikan tersebut diolah dengan metode ANP

dengan menggunakan software Super Decision.

Dari hasil analisis ANP dengan menggunakan

software Super Decision ditemukan alternatif

terbaik.

D. Tahap Analisis dan Kesimpulan

Tahap analisis dan kesimpulan merupakan tahap

akhir dari rangkaian tahap dalam penelitian ini.

Dalam tahap ini akan dilakukan analisis terhadap

hasil-hasil pengolahan data yang telah didapatkan.

Dari hasil analisis tersebut kemudian dapat ditarik

suatu kesimpulan dari penelitian ini.

III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN

DATA

A. RUANG LINGKUP PRODUK

Produk yang diteliti dalam penelitian ini adalah

kain sulaman. Kain sulaman melalui beberapa

proses tahapan yang menggunakan mesin-mesin

selama ruang lingkupnya. Berikut ini data mesin

yang digunakan selama proses produksi kain

sulaman beserta dengan besaran energi yang

digunakan setiap mesin selama setahun.

Tabel 1: Mesin dan energi yang digunakan

No Nama AlatJumlah

Alat

Energi yang

dibutuhkan

(Watt)

Jam

Kerja

per Hari

Hari Kerja

per Minggu

Minggu

Kerja per

Tahun

Jumlah Energi

per Tahun

(KWH)

1 Saurer Tritectwister Mira 2 15000 16 6 50 144.000

2 Saurer Tritectwister Sam Jhin 2 15000 16 6 50 144.000

3 Saurer Hammel TN 766 856 2 16000 16 6 50 153.600

4 Cassati Carlo Sigma 3 630 16 6 50 9.072

5 Saurer Tipe Unika 3 16000 16 6 50 230.400

6 Saurer Hirauka EG 2 16500 16 6 50 158.400

7 Dyeing Machine (Krshna 200) 1 12000 16 6 50 57.600

8 Dyeing Machine (Krshna 100) 1 12000 16 6 50 57.600

9 Dyeing Machine (Krshna 50) 1 9500 16 6 50 45.600

10 Jet Dyeing 2 38450 16 6 50 369.120

11 Heat Dyeing (sample) 2 7500 16 6 50 72.000

12 Stenter 1 27000 16 6 50 129.600

1.570.992 Total

Page 3: Managemen Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan LCA dan … · PT Lotus Indah Textile Industries . merupakan perusahaan yang bergerak di Industri Tekstil, yang memproduksi produk tekstil

3

Selain mesin-mesin yang digunakan dalam proses

produksi, juga terdapat bahan-bahan kimia yang

digunakan dalam proses pewarnaan kain sulaman.

Data yang diperoleh merupakan akumulasi bahan

yang digunakan selama setahun. Tabel 2. Bahan Kimia dalam proses pewarnaan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberJumlah (Kg)

Coustic soda 525 0 0 0 0 25 0 625 0 0 525 525 2225

Apresol 200 0 0 0 0 0 320 0 0 0 0 0 520

Atlacron blue efbl 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 10 25 45

Atlacron Blue SBG 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 10

Atlacron Navy Blue S2EL 0 0 10 0 10 0 0 0 10 0 0 25 55

Atlacron red F3BSN 100 75 50 25 50 0 25 25 25 25 35 200 635

Atlacron Red FBB 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 75 85

Atlacron Scarlet ES 0 10 0 0 0 0 10 0 0 0 0 25 45

Atlacron Scarlet GS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20 25

Atlacron Violet S3R 0 10 0 0 0 0 0 0 0 10 0 10 30

Atlacron yellow brown S2nfl 50 75 50 0 50 0 25 25 25 25 25 125 475

Bim soft 200 0 0 200 0 0 0 0 0 0 200 0 600

Bimfoam 0 0 0 50 0 0 50 0 0 50 0 0 150

Bimlase 0 0 0 120 120 0 0 0 120 120 0 0 480

Bimsoft NE 90 0 0 0 0 0 0 200 0 0 0 0 0 200

Blankophor ER 330 0 0 0 0 0 0 0 0 30 0 30 30 90

Coloursol 360 0 0 360 0 0 0 0 0 180 0 180 1080

Coloursol ACE 0 0 360 0 0 0 0 180 0 0 0 0 540

Coustic 0 0 0 525 0 0 0 0 0 0 0 0 525

Dianix Black CCR 0 50 100 50 50 125 25 0 0 50 25 100 575

Dianix blue cc 25 0 0 25 50 0 0 0 25 50 0 0 175

Dianix Blue ER 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 50

Dianix Lum Yellow 10G 0 25 25 25 0 0 0 0 0 25 0 0 100

Dianix Luminous Red G 0 15 0 50 0 0 0 0 0 0 0 0 65

Dianix Navy CC 0 0 0 0 0 25 25 0 0 0 0 0 50

Dianix navy S26 25 0 0 0 25 0 0 0 0 0 0 0 50

Dianix red cc 25 0 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 50

Dianix Red SE 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 25 0 50

Dianix rubine cc 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25

Dianix Rubine CC 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 0 0 25

Dianix Rubine S26 25 0 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 50

Dianix turq cc 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 75 100

Dianix turquise sbg 25 0 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 50

Dianix Yellow Brown S2B 0 0 25 0 50 0 0 0 0 25 0 0 100

Dianix Yellow cc 0 25 25 0 0 0 0 0 0 0 25 0 75

Dianix Yellow SUG 0 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25

Dispersing 7000 200 0 200 200 200 0 200 0 200 200 200 0 1600

Ecoplex 200 0 200 200 200 200 200 200 200 200 0 200 2000

Ecoplex HEL 0 0 0 200 0 0 0 0 0 0 0 0 200

Ecostabil 400 0 200 0 0 0 200 200 0 200 0 200 1400

Genebright drn 50 25 25 0 0 0 24 0 25 0 0 0 149

H2O2 0 630 630 0 630 0 805 630 630 0 630 630 5215

Hydrosolvan 0 200 0 0 200 0 0 0 200 0 0 0 600

Moderzol black ECR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 25

My Wett NA70 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 200 0 200

Nett 55 0 200 400 400 800 200 400 200 200 400 400 600 4200

Pan Oil 200 0 200 200 400 0 0 0 0 200 0 0 1200

Panclean 25 400 600 800 0 400 0 200 200 400 400 400 3825

Sebosan 0 0 0 0 200 0 0 0 0 0 0 0 200

Soaping 200 200 400 800 800 0 600 600 400 400 400 800 5600

Soda Ash 50 150 50 0 0 0 0 50 50 200 200 0 750

Sodium Hydrosulphite 0 0 0 200 100 0 200 0 200 200 200 100 1200

Sodium sulphate 200 300 200 0 0 0 0 100 100 600 400 0 1900

Streper 200 0 0 200 200 0 0 0 200 0 200 200 1200

Sunsolt 200 0 0 200 0 200 0 0 0 0 0 0 600

Supra White A300 0 0 25 0 25 0 25 25 0 0 25 25 150

Supra White CBS 0 0 0 0 50 0 0 50 0 0 50 0 150

Supra White ETBNH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 10

Zenix black eco 0 25 0 25 25 0 0 0 50 0 25 50 200

QuantityItem

Bahan-bahan kimia tersebut digunakan dalam

proses pewarnaan yang diakumulasikan selama

setahun. Selain zat-zat kimia dan mesin-mesin

tersebut, kain sulaman juga melalui proses

distribusi dengan menggunakan alat-alat

transportasi seperti pada tabel berikut.

Tabel 3. Alat distribusi produk

Selanjutnya data tersebut dimasukkan ke dalam

software Simapro 7.1 untuk dihitung dampak

lingkungan yang terjadi.

Gambar 1 Input data proses produksi pada

Simapro

Gambar 2 Input proses distribusi.

Page 4: Managemen Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan LCA dan … · PT Lotus Indah Textile Industries . merupakan perusahaan yang bergerak di Industri Tekstil, yang memproduksi produk tekstil

4

Gambar 3 Input data proses penggunaan

Setelah dilakukan input data, maka ketiga ruang

lingkup kain sulaman tersebut dihitung dampak

negatif terhadap lingkungannya.

Gambar 4 Perhitungan Dampak Lingkungan pada

Simapro 7.1

Hasil dari perhitungan tersebut akan menunjukkan

dampak lingkungan terbesar yang dihasilkan oleh

setiap proses berikut ini hasil impact assessment.

Gambar 5 Characterization Impact Assessment

Gambar 6. Single Score Impact Assessment

Analisa impact assessment disini terbagi

menjadi dua bagian yaitu analisa characterization

impact assessment dan juga analisa single score

assessment. Hasil characterization impact

assessment dapat dilihat pada Gambar 4.9. Pada

gambar tersebut terdapat berbagai macam jenis

impact yang dihasilkan dari ruang lingkup

penelitian life cycle assessment seperti carsinogen

, ozone layer, respiratory organic, respiratory

inorganic, climate change, ecotoxicity dan lain-

lain.

Pada single score assessment, dapat dilihat

pada Gambar 6 digambarkan dengan

pengkategorian setiap proses yang dilalui oleh

produk. Sama seperti pada di impact

characterization assessment, pada grafik yang

dihasilkan pada single score characterization

hanya terlihat dampak dari pewarnaan dan

embroidery karena dampak yang dihasilkan pada

proses lainnya bernilai sangat kecil sekali. Impact

terbesar yang dihasilkan dari proses dari

pewarnaan dan embroidery terdapat pada

respiratory inorganics, climate change dan

respiratory organics. Impact terbesar pada proses

pewarnaan dan embriodery bernilai 1,33Gpt yaitu

pada dampak respiratory inorganics. Sedangkan

untuk global warming berada pada dampak

terbesar kedua dengan nilai 0,982 Gpt dan diikuti

respiratory organics bernilai 0,74 Gpt. Jika

dijumlahkan secara keseluruhan single score

impact assessment pada proses produksi sebesar

Page 5: Managemen Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan LCA dan … · PT Lotus Indah Textile Industries . merupakan perusahaan yang bergerak di Industri Tekstil, yang memproduksi produk tekstil

5

3,4 Gpt. Hal ini dikarenakan zat-zat kimia pada

proses pewarnaan dan embroidery menyebabkan

gangguan pada respiratory yang lebih besar baik

kepada organik maupun kepada inorganik. Karena

besarnya dampak yang dihasilkan oleh proses

pewarnaan dan embroidery, maka apabila

dibandingkan dengan proses distribusi dan

penggunaan produk, nilai pada proses penggunaan

dan distribusi produk seperti bernilai nol karena

bernilai sangat kecil sekali.

B ALTERNATIF PERBAIKAN DENGAN

METODE ANP

Setelah melakukan pengolahan data dengan

menggunakan software SimaPro 7.1, maka

diketahui bagian proses yang memiliki impact

paling tinggi atau berdampak signifikan terhadap

lingkungan adalah bagian proses produksi

embroidery dan pewarnaan. Maka dari itu, dengan

metode ANP akan ditentukan alternatif-alternatif

pengurangan dampak lingkungan khususnya pada

proses produksi embroidery dan pewarnaan kain

sulaman. Dalam menentukan alternatif

pengurangan dampak harus dipertimbangkan pula

kriteria-kriteria yang memiliki kaitan erat dengan

alternatif tersebut. Identifikasi kriteria untuk

menentukan alternatif tersebut didapatkan dari

studi literatur serta diskusi dengan pihak

pengambil keputusan di perusahaan (expert

judgement) yang sangat mengerti dengan kondisi

perusahaan khususnya pada bagian proses

produksi. Berikut ini adalah kriteria dan sub

kriteria yang digunakan dalam proses pemilihan

alternatif perbaikan.

Tabel 4 Kriteria dan Sub Kriteria No Kriteria Sub Kriteria Penjelasan

1Bahan Baku

ProdukSpesifikasi Material

Kriteria ini menjelaskan tentang alternatif

penggantian bahan baku zat kimia yang digunakan

proses pewarnaan untuk mengurangi dampak

lingkungan yang dihasilkan pada proses pewarnaan

2 Biaya Biaya Material

Kriteria ini menjelaskan tentang jumlah biaya yang

akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk

menjalankan alternatif pengurangan dampak

lingkungan dari proses pewarnaan dan embroidery

3 SDM Keterampilan SDM

Kriteria ini menjelaskan tentang kebutuhan tenaga

kerja yang sesuai dengan penerapan pengurangan

dampak lingkungan pada proses pewarnaan dan

embroidery

Dari kriteria-kriteria tersebut kemudian ditentukan

alternatif perbaikan yang dapat dilakukan untuk

mengurangi dampak lingkungan. Alternatif-

alternatif ini dpilih berdasarkan inventory LCA

pada software Simapro 7.1. Berikut ini gambar

inventory hasil pengolahan LCA.

Gambar 7 Inventory Hasil Pengolahan LCA

Dari hasil perhitungan tersebut kemudian

ditentukan dua alternatif perbaikan, yaitu:

1. penggantian zat soaping dengan alkil

benzene sulfonat dan zat pendispersi

dengan sodium perborat

2. Mengganti bahan katun menjadi poliester.

Kemudian dibuat hubungan antara kriteria, sub

kriteria dan alternatif seperti pada gambar berikut.

Page 6: Managemen Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan LCA dan … · PT Lotus Indah Textile Industries . merupakan perusahaan yang bergerak di Industri Tekstil, yang memproduksi produk tekstil

6

Gambar 8 Hierarki Manual ANP

1. Bahan baku produk – biaya

Jumlah unit bahan baku dan jenis bahan

baku, mempengaruhi biaya yang akan

dikeluarkan oleh perusahaan. Semakin

besar jumlah bahan baku yang dipesan

dan semakin banyak jenis bahan baku,

maka semakin besar biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan untuk biaya

raw material, begitu juga sebaliknya.

2. SDM – bahan pendukung pewarnaan

Bahan pendukung pewarnaan juga

mempengaruhi SDM yang dimiliki oleh

perusahaan. Penggantian bahan

pendukung pewarnaan harus memenuhi

sesuai dengan kemampuan SDM yang

dimiliki perusahaan, begitu juga

sebaliknya. Hal ini berpengaruh terhadap

kemampuan karyawan peerusahaan

terhadap penggunaan zat pendukung

pewarnaan yang baru.

3. Bahan baku – biaya material

Spesifikasi atau jenis material yang

digunakan mempengaruhi biaya material.

Seperti contoh, penggunaan kayu sebagai

bahan baku utama sangat mempengaruhi

biaya material perusahaan yang

dikeluarkan. Alternatif pengganti bahan

baku kayu dengan material lain yang

dapat didaur ulang dapat mnekan biaya

material yang dikelurakan perusahaan.

4. Keterampilan SDM – spesifikasi material

Spesifikasi material yang digunakan

memengaruhi keterampilan SDM dalam

mengolah material dalam proses

produksinya. Seperti contoh, mengolah

material kayu membutuhkan

keterampilan yang khusus dari para SDM

dibandingkan mengolah material lain

sebagai material penyususun produk

Dari kriteria, sub kriteria dan alternatif tersebut

kemudian matriks perbandingan tingkat

kepentingannya yang diperoleh dari hasil

kuisioner.

Tabel 5 Matriks penilaian perbandingan tingkat

kepentingan antar kriteria

Kriteria BiayaBahan Baku

Produk

Sumber Daya

Manusia

Biaya 1 2 3

Bahan Baku 1 2

Sumber Daya

Manusia1

Data tersebut kemudian diolah dengan metode

ANP menggunakan software Super Decision[7].

Gambar 9 Model Hierarki pada software Super

Decision

Terdapat empat level hierarki. Tingkat level yang

pertama yang berupa goal atau tujuan yang

ingin dicapai dalam pembuatan alternatif

perbaikan. Level yang kedua merupakan level

kriteria. Level kriteria bersifat umum terhadap

pemilihan kriteria-kriteria dalam mencapai tujuan.

Level yang ketiga adalah sub kriteria yang

merupakan penjabaran dari kriteria yang bersifat

lebih detail. Level yang terakhir yaitu level

alternatif perbaikan, yaitu pilihan strategi untuk

melakukan proses perbaikan dalam mencapai

tujuan atau goal yang sudah ditentukan

sebelumnya. Pada tiap node di tiap level akan

dimasukkan nilai untuk mendapatkan goal yang

diinginkan

Page 7: Managemen Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan LCA dan … · PT Lotus Indah Textile Industries . merupakan perusahaan yang bergerak di Industri Tekstil, yang memproduksi produk tekstil

7

Gambar 10 Pembobotan keseluruhan level hierarki

ANP

III ANALISA DAN INTERPRETASI

A. Analisa LCA

Dari hasil pengolahan data dan penghitungan

dengan menggunakan software Simapro 7.1, maka

diperoleh penggunaan material dari bahan benang

katun memiliki dampak lingkungan terbesar.

Alternatif pertama yaitu, mengganti bahan baku

katun menjadi bahan poliester. Untuk alternatif

yang kedua adalah mengganti zat kimia soaping

dengan alkil benzene sulfonat dan zat pendispersi

dengan sodium perborat.

B. Analisa Uji Perbaikan

Gambar 11 Single Score Assessment Alternatif

Terbaik

Seperti yang terlihat pada gambar 5.1, tidak terjadi

penurunan dampak lingkungan yang dihasilkan

oleh solusi alternatif perbaikan yang pertama,

yakni mengganti bahan katun menjadi bahan

poliester. Dampak lingkungan yang dihasilkan

tetap bernilai 3,34 GPt dan tidak terjadi penurunan

sama sekali. Sedangkan untuk pemilihan alternatif

perbaikan kedua yang dipilih melalui metode ANP,

yakni mengganti zat kimia soaping dengan alkil

benzene sulfonat dan zat pendispersi dengan

sodium perborat terlihat terjadi penurunan dampak

lingkungan yang sangat signifikan sebesar 2,883

GPt. Dimana pada kondisi eksisting dengan

menggunakan soaping dan zat pendispersi

menghasilkan dampak lingkungan sebesar 3,34

GPt. Setelah digunakan alternatif terbaik yaitu

dengan mengganti zat kimia soaping dengan alkil

benzene sulfonat dan zat pendispersi dengan

sodium perborat besar dampak lingkungan yang

dihasilkan menjadi sebesar 0,457 GPt.

IV KESIMPULAN

Dari keseluruhan proses penelitian dan

perhitungan, maka diperoleh kesimpulan:

1. Besarnya dampak lingkungan yang

dihasilkan dari ruang lingkup pengolahan

data Life Cycle Assessment yaitu pada

proses produksi 3,34 GPt, proses

distribusi 15,5 Pt dan proses penggunaan

produk 2,25 KPt, dimana dampak

lingkungan terbesar yang dihasilkan dari

ketiga proses tersebut adalah dampak

respiratory inorganic pada proses

produksi, serta dampak non renewable

energy pada proses distribusi dan

penggunaan produk.

2. Dampak lingkungan terbesar dihasilkan

dari ketiga ruang lingkup Life Cycle

Assessment (LCA) yaitu pada bagian

proses produksi yaitu sebesar 3,34 T Pt

dengan penyusun impact terbesar adalah

jenis 3,34 GPt yang disebabkan oleh

material bahan soaping dan zat

pendispersi.

3. Dari hasil pengolahan data menggunakan

pendekatan ANP, didapatkan bahwa

rekomendasi alternatif pengurangan

dampak lingkungan yang terbaik adalah

mengganti zat kimia soaping dengan

alkil benzene sulfonat dan zat

pendispersi dengan sodium perborat

dengan bobot sebesar 0. 75 yang

didapatkan dari pengolahan hasil

wawancara dengan pihak perusahaan.

4. Dari hasil uji alternatif, terjadi pengurangan

dampak pada proses produksi sebesar

2,883 GPt, dimana pada kondisi

eksisting yang semula sebesar 3,34 GPt

menjadi 0,457 GPt yang diakibatkan

berkurangnya jenis impact respiratory

inorganic secara signifikan dikarenakan

alternatif terbaik yang didapatkan dari

hasil pengolahan ANP yaitu penggantian

zat kimia soaping dengan alkil benzene

sulfonat dan zat pendispersi dengan

sodium perborat yang jauh lebih ramah

lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kementrian Perindusrtian dan Perdagangan. 2012.

Pemantauan Ekspor 31 Kelompok Industri <URL:

Page 8: Managemen Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan LCA dan … · PT Lotus Indah Textile Industries . merupakan perusahaan yang bergerak di Industri Tekstil, yang memproduksi produk tekstil

8

http://www.kemenperin.go.id/statistik/peran.php?ekspor=

1>

[2] Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan dengan

Menerapkan ISO 14001

[3] Ottman, Jacquelyn. 2005. Design –Green. URL :

http//www.green-marketing.com

[4] Curran, M. A., 1996. Environmental Life-Cycle

Assessment, Mc Graw Hill

[5] Fava LRG, 1991. One-Appointment Root Canal

Treatment: Incidence of Postoperative Pain Using a

Modified Double- Flared Technique. Int Endod J 24

[6] Saaty, T. L. 2006. Theory and Applications of The

Analytic Network Process, RWS Publications

[7] Hung, Ying-Hsung.2010.Knowledge management

adoption and assessment for SMEs by a novel MCDM

aproach.Elsevier Science.