manado post senin 24 september

47
Rhoma Irama Harus Belajar Kerukunan di Sulut Editor: Budi Siswanto Peliput : Tenni Assa ISU suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) yang marak terjadi jelang pemili- han gubernur dan wakil gubernur DKI terbukti tidak mampu mena- han laju Joko Widodo SUDAH terlalu malam ketika saya tiba di Sumowono, sebuah desa di gugusan Bukit Menoreh, Pur- worejo, Jawa Tengah. Sudah terlalu gelap untuk bisa melihat kandang- kandang kambing di desa itu. Saya salah perhitungan. Berbekal alamat saja ternyata tidak cukup. Rencana untuk tiba di desa itu pukul 17.00 pun meleset. Jarak Jog- ja-Purworejo yang diper- kirakan bisa ditempuh satu jam ternyata harus tiga jam. Untuk bisa keluar dari Jogja saja sudah memerlukan waktu satu jam sendiri. Proyek flyover Mengapa Komunitas Gagal? KENAPA ada komunitas yang ber- hasil dan ada yang gagal? Berikut masih dari Susan Fournier dan Lara Lee beberapa off-line activity yang disarankan. The tribe. Itulah grup inti yang ada dalam sebuah ko- munitas. Tanpa grup Etha Datangkan Dubes Ceko Editor: Idham Malewa Peliput: Irvan Sembeng MARKETING SERIES Alamat: Manado Post Center Manado Town Square Blok B 14/15 Telp. 0431 855558, 855559, Fax: 0431 860398 homepage: www.manadopost.co.id e-mail: [email protected] Wartawan dan seluruh karyawan event organizer, iklan, dan pemasaran Manado Post dilarang menerima uang atau pemberian dalam bentuk apapun dari sumber berita dan relasi. Seluruh urusan pembayaran ke Manado Post dalam bentuk advetorial, society, iklan, dan koran harus melalui kontrak dan atau kwitansi resmi. Bila sumber atau relasi mensinyalir adanya transaksi ilegal sangat dianjurkan menyampaikan sms pengaduan ke 085343951819 SENIN,24 SEPTEMBER 2012 NOMOR:7807 ECERAN RP4000,- PARIWISATA Baca Etha.... Hal: 11 Baca Bukan.... Hal: 11 Baca Mengapa.... Hal: 11 art: rusman linggama Edisi Khusus Halaman 60 Sulut Menuju Era Emas KOMITMEN: (Kiri ke kanan) Fransisca Tu- waidan, Emelia Siregar, Yasti Sopredjo ber- sama Wawali Kota Bitung Max Lomban dan istri menikmati pemandangan Pulau Lembeh. 40 Di HUT ke-50, Pintu Gerbang Asia-Pasifik Editor: Tommy Waworundeng MANADO- Kemarin, Sulut membilang usia ke-48. Setelah sukses melambungkan nama Sulut di pentas nasional, bahkan dunia, hingga Manado tak henti menjadi daerah tujuan Meet- ings, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE), Gubernur DR SH Sarundajang kini bekerja keras mewujudkan daerah ini lebih spektakuler. Diestimasi, dua tahun lagi atau di usia emas ke-50, bumi Nyiur Melambai bakal meraup era keemasan. NASDEM DT: SHS Pantas Pimpin Indonesia Editor: Tommy Waworundeng Peliput: Angel Rumeen KEMENANGAN Joko wi-Ahok merupakan era baru Bangsa Indonesia menuju bangsa yang besar yang menghargai kemajemukan. Ini adalah kemenan- gan kaum pluralis dan kemenangan Bhineka Tunggal Ika. Amerika Serikat saja membutuhkan 232 tahun rakyatnya Editor: Stenly Kowaas MANADO—Tiga pesawat tempur Sukhoi Tentara Negara Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) akan menghiasi lan- git Sulut Senin (24/9) hari ini. Kedatangan pesawat yang menggunakan sistem kontrol penerbangan fly by wire ini merupakan janji Komandan Pangkalan Udara Sam Ratulangi (Danlanudsri) Letkol Pnb Jorry S Koloay untuk memeriahkan HUT ke-48 Provinsi Sulut. “Dengan melintas di angkasa khusus- nya di Kantor Gubernur Sulut, masyarakat diharapkan bisa terhibur,” ungkap Koloay saat dihubungi via ponsel tadi malam. Ia mengatakan, tiga pesawat dengan Tail Number 2705, 2704 dan 3004 TNI AU dalam misi Operasi Ambalat akan singgah untuk menampilkan atraksi-atraksi kedirgantaraan Semua Bangga Jadi Golkar-Demokrat Editor: Stenly Kowaas TONDANO— Mi- nahasa memiliki kara- kter tersendiri, bahwa kekuatan Partai Golkar dan Partai Demokrat dinilai akan mampu memenangkan Careig Naichel Runtu–Den- ny Jhonlie Tombeng (CNR-DJT) di Pilbup Minahasa 2012. Menjadi kader Golkar dan Demokrat adalah sebuah ke- banggaan tersendiri bagi warga Minahasa. Istilahnya sudah JWS Bantu Panti Asuhan TONDANO—Calon Bupati Minahasa yang diusung PDI Per- juangan Drs Jantje Wowiling Sa- jow (JWS) MSi memperlihatkan empati mendalam terhadap ka- langan yang selama ini kurang diperhatikan oleh pemerin- tah, yakni anak-anak yang tinggal di panti asuhan dan para Lansia yang terpak- sa menghabiskan hidup mereka di panti jompo. “Mereka kami didik dan kami sekolahkan di sini. Ini dilakukan supaya mereka bisa sekolah Baca Rhoma.... Hal: 11 Baca 3 Sukhoi.... Hal: 11 Baca Sulut.... Hal: 11 Baca Semua.... Hal: 11 Baca JWS.... Hal: 11 Baca Problem.... Hal: 8 Baca DT.... Hal: 11 Rully H Luntungan 3 Sukhoi Hiasi Langit Sulut HIBUR WARGA: Pesawat tempur Sukhoi Lebih dari 10.000 warga Sema- rang, Minggu pagi, 23 September 2012, kemarin berjubel memadati Lapangan Pancasila, Simpang Lima. Mereka ikut berolahraga masal, dengan titel “Jalan Sehat PT Askes bersama Dahlan Iskan.” Ramai, padat, unik, sehat dan penuh kejutan. IVEN yang diprakarsai PT Askes (Persero) ini diformat untuk mensosialisasikan rencana dan kesiapan perusahaan asuransi ke- sehatan itu menjadi BPJS – Badan Pengelola Jaminan Sosial Kese- Askes bersama Dahlan Iskan di Semarang Bukan Jalan Sehat, tapi “Dahlan Sehat” Problem Susu Etawa di Bukit Menoreh Jantje Wowiling Sajow ENERGIK: Meneg BUMN Dahlan Iskan didampingi Dirut PT Askes I Gede Subawa (kanan) saa jalan sehat bersama PT Askes di Lapangan Pancasila, Simpang Lima.Semarang kemarin. rian korengkeng/mp SOLID: Pasangan CNR-DJT

Upload: manado-post

Post on 25-Mar-2016

346 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Sulut Menuju Era Emas

TRANSCRIPT

Page 1: Manado Post Senin 24 September

Rhoma Irama Harus Belajar

Kerukunan di SulutEditor: Budi Siswanto Peliput : Tenni Assa

Isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) yang marak terjadi jelang pemili-han gubernur dan wakil gubernur DKI terbukti tidak mampu mena-han laju Joko Widodo

s u D A H terlalu malam ketika saya tiba di Sumowono, sebuah desa di gugusan Bukit Menoreh, Pur-worejo , Jawa Tengah. Sudah terlalu gelap untuk bisa melihat kandang-kandang kambing di desa itu.

Saya salah perhitungan. Berbekal alamat saja ternyata tidak cukup. Rencana untuk

tiba di desa itu pukul 17.00 pun meleset.

Jarak Jog-ja-Purworejo yang diper-kirakan bisa ditempuh satu

jam ternyata harus tiga jam. Untuk bisa keluar dari Jogja saja sudah memerlukan waktu satu jam sendiri. Proyek flyover

Mengapa Komunitas Gagal?

KENAPA ada komunitas yang ber-hasil dan ada yang gagal? Berikut masih dari Susan Fournier dan Lara Lee beberapa off-line activity yang disarankan. The tribe. Itulah grup inti yang ada dalam sebuah ko-munitas. Tanpa grup

Etha Datangkan Dubes Ceko

Editor: Idham MalewaPeliput: Irvan Sembeng

marketing series

Alamat: Manado Post CenterManado Town Square Blok B 14/15

Telp. 0431 855558, 855559, Fax: 0431 860398homepage: www.manadopost.co.id

e-mail: [email protected]

Wartawan dan seluruh karyawan event organizer, iklan, dan pemasaran Manado Post dilarang menerima uang

atau pemberian dalam bentuk apapun dari sumber berita dan relasi.

Seluruh urusan pembayaran ke Manado Post dalam bentuk advetorial, society, iklan,

dan koran harus melalui kontrak dan atau kwitansi resmi.

Bila sumber atau relasi mensinyalir adanya transaksi ilegal sangat dianjurkan menyampaikan sms pengaduan

ke 085343951819

S E n i n , 2 4 S E P T E M B E r 2 0 1 2n o M o r : 7 8 0 7 ECEran rP4000,-

pariwisata

Baca Etha.... Hal: 11 Baca Bukan.... Hal: 11

Baca Mengapa.... Hal: 11

art: rusman linggama

Edisi Khusus

Halaman60

Sulut Menuju

Era Emas

KOMITMEN: (Kiri ke kanan) Fransisca Tu-waidan, Emelia Siregar, Yasti Sopredjo ber-sama Wawali Kota Bitung Max Lomban dan istri menikmati pemandangan Pulau Lembeh.

(31)40

Di HUT ke-50, Pintu Gerbang Asia-Pasifik

Editor: Tommy Waworundeng

MANADO- Kemarin, Sulut membilang usia ke-48. Setelah sukses melambungkan nama Sulut di pentas nasional, bahkan dunia, hingga Manado tak henti menjadi daerah tujuan Meet-ings, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE), Gubernur DR SH Sarundajang kini bekerja keras mewujudkan daerah ini lebih spektakuler. Diestimasi, dua tahun lagi atau di usia emas ke-50, bumi Nyiur Melambai bakal meraup era keemasan.

nasdemDT: SHS

Pantas Pimpin

IndonesiaEditor: Tommy Waworundeng

Peliput: Angel Rumeen

KEMENANGAN Joko wi-Ahok merupakan era baru Bangsa Indonesia menuju bangsa yang besar yang menghargai kemajemukan. Ini adalah kemenan-gan kaum pluralis dan kemenangan Bhineka Tunggal Ika. Amerika Serikat saja membutuhkan 232 tahun rakyatnya

Editor: Stenly Kowaas

MANADO—Tiga pesawat tempur Sukhoi Tentara Negara Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) akan menghiasi lan-git Sulut Senin (24/9) hari ini. Kedatangan pesawat yang menggunakan sistem kontrol penerbangan fly by wire ini merupakan janji Komandan Pangkalan Udara Sam Ratulangi (Danlanudsri) Letkol Pnb Jorry S Koloay untuk memeriahkan HUT ke-48 Provinsi Sulut. “Dengan melintas di angkasa khusus-nya di Kantor Gubernur Sulut, masyarakat diharapkan bisa terhibur,” ungkap Koloay saat dihubungi via ponsel tadi malam.

Ia mengatakan, tiga pesawat dengan Tail Number 2705, 2704 dan 3004 TNI AU dalam misi Operasi Ambalat akan singgah untuk menampilkan atraksi-atraksi kedirgantaraan

Semua Bangga Jadi Golkar-Demokrat

Editor: Stenly Kowaas

TONDANO— Mi-nahasa memiliki kara-kter tersendiri, bahwa kekuatan Partai Golkar dan Partai Demokrat dinilai akan mampu memenangkan Careig Naichel Runtu–Den-ny Jhonlie Tombeng (CNR-DJT) di Pilbup

Minahasa 2012.Menjadi kader Golkar dan Demokrat adalah sebuah ke-

banggaan tersendiri bagi warga Minahasa. Istilahnya sudah

JWS Bantu Panti Asuhan

TONDANO—Calon Bupati Minahasa yang diusung PDI Per-juangan Drs Jantje Wowiling Sa-jow (JWS) MSi memperlihatkan empati mendalam terhadap ka-langan yang selama ini kurang diperhatikan oleh pemerin-tah, yakni anak-anak yang tinggal di panti asuhan dan para Lansia yang terpak-sa menghabiskan hidup mereka di panti jompo.

“Mereka kami didik dan kami sekolahkan di sini. Ini dilakukan supaya mereka bisa sekolah

Baca Rhoma.... Hal: 11Baca 3 Sukhoi.... Hal: 11

Baca Sulut.... Hal: 11

Baca Semua.... Hal: 11 Baca JWS.... Hal: 11

Baca Problem.... Hal: 8

Baca DT.... Hal: 11rully H Luntungan

3 Sukhoi HiasiLangit Sulut

HIBUR WARGA: Pesawat tempur Sukhoi

Lebih dari 10.000 warga Sema-rang, Minggu pagi, 23 September 2012, kemarin berjubel memadati

Lapangan Pancasila, Simpang Lima. Mereka ikut berolahraga

masal, dengan titel “Jalan Sehat PT Askes bersama Dahlan

Iskan.” Ramai, padat, unik, sehat dan penuh kejutan.

IVEN yang diprakarsai PT

Askes (Persero) ini diformat untuk mensosialisasikan rencana dan kesiapan perusahaan asuransi ke-sehatan itu menjadi BPJS – Badan Pengelola Jaminan Sosial Kese-

askes bersama Dahlan iskan di Semarang

Bukan Jalan Sehat, tapi “Dahlan Sehat” Problem Susu Etawa di Bukit Menoreh

Jantje Wowiling Sajow

ENERGIK: Meneg BUMn Dahlan iskan didampingi Dirut PT askes i Gede Subawa (kanan) saa jalan sehat bersama PT askes di Lapangan Pancasila, Simpang Lima.Semarang kemarin.

rian korengkeng/mp

SOLID: Pasangan Cnr-DJT

Page 2: Manado Post Senin 24 September
Page 3: Manado Post Senin 24 September
Page 4: Manado Post Senin 24 September
Page 5: Manado Post Senin 24 September
Page 6: Manado Post Senin 24 September
Page 7: Manado Post Senin 24 September
Page 8: Manado Post Senin 24 September

Jawaban

Redaktur Senior: Leonardo Axsel Galatang. Ass Koordinator Liputan: Bahtin Razak, Stenly Kowaas, Budi Siswanto, Cesylia Saroinsong. Redaktur: Hetty JC Tuerah, Martha Pasla, Peggy Sampouw, Tenny Assa, Angel Rumeen. Staf Redaksi: Risky Pogaga, Veronica Sondang, Charencia Repie, Mardi Golindra. Fotografer: Lukman Polimengo, Marcos Budiman, Rian Korengkeng. Biro-Biro: Benyamin Allo (Minahasa), Filip Kapantow (Tomohon), Firmansyah Toboleu (Kotamobagu), Jackly Makarawung (Bolaang Mongondow), Idham Malewa (Bolaang Mongondow Selatan), Chanly Mumu (Bitung), Angel Rumeen (Sangihe), Jemmy Gahansa (Talaud), Jemmy Gahansa (Sitaro), Tommy Waworundeng (Minahasa Selatan), Irvan Sembeng (Minahasa Utara), Tenny Assa (Bolaang Mongondow Utara), Cesylia Saroinsong (Minahasa Tenggara), Miedy Pakasi (USA, California). Operator JPNN (Jawa Pos News Network): Iswan Buka. Information Technology (IT): Jonly Tumiwang. Sekretaris Redaksi: Suwarni Rahim. Desain: Rusman Linggama (Koordinator), Vanny Kawulusan, Budi Santoso, Dedi Ahmad, Adrian Kasenda, Maxi Mangimbulude, Usamah Tamau, Alfian Tinangon, Amos Tempone, Emmanuel Budi, Marchel Hormati, Melky Umboh, Dany Kumajas, Rizaldy Bason, Andi Pombaile, Tom Sondakh, Alfian Tumuahi, Fred Makal.

Manajer Marketing: Eddy Marzuki. Manajer Advertising: Dayke Rarobong. Manajer Keuangan : Marlin Tamauka, SE Ak, Marketing dan Sirkulasi Koran: Jalaludin Rauf, Muchlis Labagow, Syahri Yusuf, Arifin Dude, Jemmy Howan, Suryadi, Sutami Hassan, Suratno, Djufry Tangguda, Olviane Oroh, Eko Hardjo, Rudy Risdianto, Ali M Adampe,Sarah Pangemanan. Staf Iklan: Harmiadi Asnawi, Bonny Djou, Agus Bungkaes, Chandra Limbo, Denny Nangin, Frederiek Gimon, Maurent Winerungan, Sitty Hadji, Kiki Assa, Paulus Marinu, Muh.Djabba. Iklan Jakarta: Joppy Dumanaw (Kepala), Puspita Sari, Lenda Sondakh, Amelia Beatrix, Tina Mamangkey, Ali Firdaus.Umum/Keuangan: Lucy Harun, Flankry Tendean, Alfiane Lumantow, Philips Yohanes, Helda Ibrahim.

Redaksi menerima tulisan karya asli, terjemahan atau saduran (dengan sumber asli bagi karya terjemahan dan saduran). Panjang tulisan antara tiga sampai tujuh halaman, diketik spasi rangkap, sertakan identitas diri. Redaksi berhak menyunting selagi tidak mengubah maksud tulisan.

Wartawan Manado Post dilarang menerima uang maupun

barang dari sumber berita. Wartawan Manado Post dibekali dengan kartu pers

ketika menjalankan tugas. Jika ada kejanggalan, baik tentang identitas wartawan mau-

pun tentang tindakan wartawan dapat menghubungi redaksi Manado Post.

Alamat Perwakilan: Graha Pena Jakarta Lt. 6 Jl. Raya Kebayoran Lama 12 Jaksel, Telp. (021) 536 99509, Fax. (021) 532 8487 Graha Pena Jawa Pos Jl. A. Yani 88 (Surabaya) Telp. (031) 82833333, Fax. (031) 828 5555Harga Langganan: Rp. 90.000/bulan. (Luar kota tambah ongkos kirim) Tarif Iklan; Rp 37.500/mm kolom (BW/Hitam-Putih) Rp 50.000/mmk (berwarna) Jitu: Rp60.000,-(max empat baris)1x muat

Perintis : Eric Samola SH Pembina : Dahlan Iskan Komisaris Utama : Ny Dorothea Samola-Luntungan Wakil Komisaris Utama : Imawan Mashuri Komisaris : Zainal Muttaqin Alwi Hamu Benny Raintama Direktur Utama : Suhendro Boroma Direktur Keuangan : Urief Hassan Wakil Direktur Produksi : Marlon SumarawWakil Direktur Marketing : Dayke Rarobong

Alamat: Manado Post Center Manado Town Square Blok B no 14/15 Manado. Telp. (0431) 855-558, 855-559, Fax. (0431) 860-398. Homepage: http://www.mdopost.com, e-mail: [email protected].

Percetakan: Jalan Pomorow Manado. Telp. (0431) 852-004

Pemimpin Redaksi : Marlon Sumaraw Redaktur Pelaksana : Tommy Waworundeng Koordinator Liputan : Idham Malewa Dewan Redaksi : Marlon Sumaraw Tommy Waworundeng Djaya Dixie Tasiam Idham Malewa Rusman Linggama

Manado Post Penerbit : PT. Wenangcemerlang Press, SIUPP: NO. 216/SK/Menpen/SIUPP/A.6/1986

Artikel di semua rubrik berkode ‘bintang”(*) adalah pariwara

S E n I n , 2 4 S E P T E M B E R 2 0 1 2

Didiet Tanggulouw

8Bagi warga yang memiliki keluhan dan

informasi silahkan SMS 08114306594 atau 0431-855558

�������

�������������������������������������������������� ������������������������������������������������������������ ����������������������������������������������������������������� ������������������������� ������������

��������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������� ����������������������������������������������������������������������� ��������� ������������ �����������������������������������������������������������������������������������������������������

Bandar udara Melonguane, Kabupaten Talaud menjadi peng-hambat sirkulasi ekonomi warga Talaud. Salah satu efek negatif ban-yak penumpang termasuk 13 calon jamaah haji (CJH). Akibat APMS berada di zona/kawasan keselamatan operasi Bandara Udara Melonguane Kabupaten Talaud para penum-pang masuk dan keluar, terpaksa dihentikan. Termasuk calon jamaah haji (CJH) yang akan diberangkat-kan Selasa (25/9) esok pun gagal diberangkatkan menggunkan jads penerbangan. H Kasim salah satu

toko masyarakat sekaligus pemandu CJH mengatakan, sebanyak 13 orang CJH terpaksa naik kapal laut.

“Masalah uang tiketnya, sudah dikembalikan oleh pihak bandara. Kami berharap pemerintah ha-rus menangani ini secepatnya agar penerbangan normal kembali,” harapnya.

Sementara itu General Manager Lion Air & Wings Air Manado Ir-wan saat konfirmasi mengatakan, memang betul penerbangan Manado Melonguane dihentikan. “Untuk lebih lengkapnya silahkan hubungi

dinas perhubungan setempat di Melonguane, karena kita ini hanya tunduk dan mengikuti aturan dari dinas perhubungan,” ujarnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kabu-paten Talaud Alex Tampoli melalui Kepala Satuan Keamanan Markus mengatakan, penerbangan memang dihentikan sejak Sabtu (22/9) karena APMS masuk di kawasan operasi bandara, tapi bagian administrasi bandara tetap normal.

“Masalah penerbangan normal kembali, kami belum bisa memberi-kan jawaban. Namun informasi dari

Pemda, gubernur sudah melakukan penyuratan ke Pemda, pemilik APMS, Polres untuk segera meng-ambil langkah-langkah agar bandara dinormalkan kembali. Mudah-mudah-an keputusannya keluar hari Senin (hari ini, red),” jelasnya.

“Kita tunggu saja informasinya, yang jelasnya penanganan ini se-cepatnnya akan dilakukan,” ungkap Bupati Kabupaten Kepulauan Ta-laud Drs C Ganggali ME melalui Kabag Humas Priets P Pareda SIP S IKOM MSi tadi malam pada Ma-nado Post.(adi)

Bandar Udara Melonguane Ditutup

13 CJH Talaud Dirugikan

Tolak Polresta Menenggelamkan 45 Sepeda Motor

MenanggaPi rencana Polresta Manado yang akan menenggelam-kan 45 unit sepeda motor di perairan teluk Manado, ini bukti bahwa seluruh aparat pemerintah kita sangat tidak peduli lingkungan. Laut bukan tempat sampah. Silahkan cari solusi lain asal tidak merusak. Sampah dijadikan spot menyelam itu sangat lucu. Biarlah Jakarta bangga dengan sampah bajajnya. Jangan lagi kita di Sulut menambah lelucon yang tidak lucu. Saya sangat menolak ide murahan dan tidak menggugah. Terima kasih.

andy, Samrat

Polresta benamkan 45 unit motor tersebut bukan sampah tetapi perlua-san dan pemulihan terumbu karang di Teluk Manado. Selain itu, kawasan tersebut menjadi tujuan pariwisata dan spot penyelaman di Teluk Manado.

Kasat Tahti Polresta ManadoAKP NP Sasundame

pojok

Pad Jongkok diberi SanksiSanksinya Jongkok Selama Menjabat

Pusat Seriusi Kebutuhan PerbatasanDari Dulu Juga Serius Mengabaikan

di ujung ring road Jogja itu membuat lalu lintas sore hari macet-cet. Tapi, itu bukan penyebab utama. Kesalahan fatalnya karena

saya salah memilih jalan: untuk ke Desa Sumowono ternyata bisa lewat Godean. Tidak perlu masuk Kota Purworejo. Tapi, nafsu besar untuk bisa menikmati dawet hitam yang terkenal itu membuat saya ingin masuk Kota Purworejo.

Akhirnya, saya baru masuk desa itu pukul 20.30. Sepi. Gelap. Pak Lurah Maryono pun tidak ada di rumah. Untung bisa dicari untuk segera pulang. Sudah lama saya ingin ke desa tersebut karena keistimewaan kambingnya. Tapi, tidak mungkin di kegelapan seperti itu saya bisa melihat di mana letak kecantikan kambing-kambing Sumowono.

Maka, saya putuskan saja bermalam di desa itu. Baru pagi-pagi keesokan harinya keinginan melihat kambing istimewa tersebut terlaksana. Sambil menikmati hawa sejuk pagi hari di Bukit Menoreh.

Malam itu, di rumah Pak Maryono yang belum sepenuhnya jadi, kami bisa ngobrol lesehan dengan beberapa penduduk yang memelihara kambing bantuan BUMN. Saya ingin melihat sendiri kenyataan di lapangan apakah Program Kemitraan dan Bina Ling-kungan (PKBL) BUMN itu benar-benar sebaik yang dilaporkan.

Kian malam, obrolan kian menarik. Suguhan singkong goreng dan pisang rebusnya enak sekali. Apalagi, Bu Lurah Maryono juga menyuguhkan susu hangat dari kambing etawa, yang manisnya berasal dari gula aren produksi desa sendiri.

Obrolan di lantai malam itu kian lengkap karena Pak Bupati Purworejo Drs Mahsun Zain tiba-tiba muncul ikut lesehan. Inilah obrolan yang penuh canda karena banyak juga membicarakan masalah seks! Terutama hubungan seks antarkambing.

“Kalau terjadi hubungan seks di sini, pihak wanitanya yang harus bayar,” ujar Warman, seorang penerima bantuan kambing etawa BUMN PT Jasa Raharja (Persero). “Sekali hubungan Rp 50.000,” tambahnya.

Waktu itu, 1,5 tahun lalu, Warman bersama 23 penduduk Sumowono menerima pinjaman dari Jasa Raharja Rp 15 juta masing-masing. Bunganya hanya 6 persen setahun. Tiap orang bebas menentukan strateginya sendiri. Boleh membeli lima kambing kecil-kecil, boleh juga membeli tiga kambing yang sudah besar. Warman membeli tiga kambing etawa: dua induk dan satu calon induk.

Sabtu kemarin, ketika saya di sana, kambing Warman sudah 14 ekor! Hanya dalam waktu 1,5 tahun.

Warman termasuk warga yang cerdas dalam menentukan strategi mengenai jenis kambing yang harus dibeli dengan uang Rp 15 juta itu. Sama-sama dapat pinjaman Rp 15 juta, ada yang saat ini baru memiliki 10 kambing. Program tersebut memang sangat berhasil. Di antara 23 orang yang tergabung dalam kelompok Ngudi Luwih, tidak satu pun yang gagal. Semua kambing mereka

berkembang. Semuanya mampu membayar cicilan pertama sebesar Rp 5 juta.

Kalau toh ada yang belum memuaskan, program itu belum menyentuh penduduk termiskin di desa tersebut.

Soal itulah yang kala itu kami obrolkan sampai malam: bagaimana penduduk termiskin bisa dientas lewat program yang sama. Menurut Pak Lurah, masih ada 100 KK (di antara 350) yang sangat miskin. Seratus KK tersebut kami kelompok-kan: mana yang bisa segera ditangani dan mana yang harus tahap berikutnya.

Ternyata, ada 40 KK yang bisa segera dibikinkan program yang sama. Pak Lurah bersama penduduk yang sudah terbukti mampu mengembangkan kambing sepakat untuk bersama-sama menuntun 40 orang itu. “Baik, Pak. Kami akan ikut membina mereka,” ujar Pak Lurah.

Awalnya, bantuan tersebut ditawarkan kepada siapa saja di desa itu. Tentu harus untuk membeli kambing etawa. Sebab, memelihara etawa sudah mendarah daging di pegunungan itu. Su-dah sejak zaman Belanda. Tapi, ternyata, mereka yang tergolong termiskin tersebut tidak mau mendaftar.

Mengapa” “Mereka pada takut. Takut punya utang dan takut tidak bisa mengembalikan,” ujar Pak Lurah. Tapi, setelah melihat banyak penduduk yang berhasil, sebagian dari 100 orang tersebut kini mulai berani.

Misalnya Pak Habib Abdul Rosyid. Habib adalah imam masjid kecil di desa itu. Bacaan ayat-

ayat Alquran-nya sangat baik. Habib hanyalah tamatan madrasah tsanawiyah (setingkat SMP), yang karena kemiskinannya tidak melanjutkan ke tingkat yang lebih atas. Sehari-hari Habib (42 tahun) menjadi buruh tani, mencangkul atau mencari rumput. Habib juga memelihara enam kambing, tapi milik orang lain. Habib hanya menggaduh.

Setelah salat Subuh yang dia imamnya, saya ngobrol lesehan dengan seluruh jamaah di teras masjid. Tentu obrolan mengenai kambing etawa. Habib tiba-tiba mengajukan diri untuk mendapat-kan bantuan Jasa Raharja.

“Mengapa tidak ikut kelompok yang pertama dulu?” tanya saya. “Waktu itu saya takut, Pak. Ternyata Bapak-Bapak ini berhasil semua,” ujarnya.

“Sekarang sudah berani?” tanya saya. “Berani, Pak. Saya harus berhasil. Saya harus maju. Dan lagi

anak saya tiga. Sudah mulai ada yang masuk SMP. Sudah mulai memerlukan banyak biaya,” tambahnya.

Habib juga segera ingin berubah. Dari memelihara kambing biasa milik orang lain menjadi memelihara kambing etawa milik sendiri. Kambing biasa, papar Habib, memerlukan makan sangat banyak. “Dua kali lipat dari kambing etawa,” tambahnya. “Kamb-ing etawa hanya sekali makan. Kambing biasa tidak henti-henti makan. Menjelang tidur pun masih makan,” kata Habib.

“Di musim kemarau seperti ini saya harus cari rumput sampai

lima kilometer jauhnya,” tutur dia.

Salon Kambing Kambing etawa adalah kambing yang

dipelihara bukan karena dagingnya, tapi karena kecantikannya. Tubuhnya tinggi (90 cm), besar, dan indah serta bulunya (khususnya bulu panjang yang tumbuh di bagian pantatnya) sangat seksi. Bentuk wajahnya manis seperti ikan lohan. Telinganya panjang menjuntai dengan bentuk yang mirip hiasan di leher.

Memang orang memelihara kambing etawa karena harga jualnya yang tinggi. Satu ekor bisa mencapai Rp 10 juta. Menga-lahkan harga kerbau sekalipun. Memang memelihara kambing etawa seperti memelihara ikan lohan atau burung cucakrawa: untuk hobi. Karena itu, peternak etawa harus amat rajin merawat kambingnya. Agar terlihat selalu cantik. Kalau perlu sesekali membawa kambingnya ke salon kambing.

Pagi itu kebetulan lagi hari pasaran kambing etawa di Ka-ligesing. Pak Bupati, yang pagi-pagi kembali ke Sumowono, mengajak saya ke pasar hewan. Seru! Inilah satu-satunya bursa kambing etawa di republik ini. Pemilik etawa datang dari berbagai kabupaten. Menurut catatan pintu retribusi, lebih dari 700 ekor etawa yang ditransaksikan hari itu.

Di tengah-tengah bursa itulah salon kambing dibuka. Pagi itu saya lihat banyak pemilik kambing yang antre: Ada yang ingin mempercantik tanduk kambingnya, ada pula yang ingin memotongkan kuku kambing mereka.

Dari segi penyakit pun, hanya satu yang ditakutkan: kanker payudara. Karena itu, peternak harus rajin meraba-raba payudara kambing mereka. Begitu payudara itu terasa lebih panas dari suhu tangan yang meraba, haruslah segera disuntik. Kalau tidak, pa-yudara itu akan mengeras, membiru, dan tidak sampai seminggu kambing akan mati.

Apalagi, dalam setiap lomba, keindahan payudara termasuk yang dinilai. Kian indah payudaranya, kian mahal harga jualnya.

Tapi, yang paling menentukan adalah kemampuannya mem-produksi anak. Untuk itu, peternak harus hafal kapan kambingnya mulai berahi. Itu bisa dilihat dari kemaluannya yang memerah atau kondisinya yang sepanjang malam gelisah, tidak mau tidur, dan terus mengembik. Kalau sudah begitu, peternak harus segera membawanya ke pejantan untuk dikawinkan.

Betina yang lagi berahi tersebut dimasukkan ke kandang pe-jantan. Pemiliknya harus selalu mengintip. Itu untuk memastikan apakah perkawinan sudah terjadi. Biasanya tidak lama. Dalam waktu setengah jam, perkawinan sudah terjadi dua kali. Cukup. Betinanya segera dikeluarkan dan dibawa pulang. Tentu setelah membayar Rp 50.000.

Setengah bulan kemudian, kalau belum terjadi tanda-tanda kehamilan, sang betina dikawinkan lagi. Kali ini gratis.

Di satu desa Sumowono itu hanya ada tiga pejantan andal. Satu milik bersama di kelompok Ngudi Luwih. Yang dua ekor

lagi milik perorangan. “Satu pejantan bisa melayani 40 betina dalam sebulan,” ujar Warman. Berarti satu pejantan menghasilkan uang Rp 2 juta sebulan.

“Tidak boleh terlalu sering mengawini. Kualitas keturunan-nya bisa kurang baik,” tambahnya. Semua peternak mengharapkan kualitas kambing mereka”baik agar harga jualnya kelak bisa tinggi.

Tidak boleh juga habis mengawini satu betina langsung mengawini betina lain. “Pernah terjadi, yang diharapkan lahir kambing dengan kepala hitam, ternyata yang lahir merah,” kata Warman. Padahal, jantannya berkepala hitam dan betinanya juga berkepala hitam. “Ini karena jantannya baru saja mengawini betina yang berkepala merah,” ucap dia.

Entahlah. Yang jelas, mayoritas peternak menginginkan bagian ke-

pala sampai leher dan dada berwarna hitam. Batas warna hitam dengan warna putih di bagian tubuh kambing juga harus rapi. Telinganya juga harus hitam, yang panjangnya mencapai 30 cm. Untung-untungan seperti itulah yang membuat tidak semua peternak bernasib baik. “Ada peternak yang waris dan ada yang tidak waris,” katanya.

Tentu saya akan meminta Jasa Marga untuk meneruskan program itu. Sampai yang 100 orang termiskin tersebut bisa tertangani. Desa itu memang sudah berhasil keluar dari status desa tertinggal, tapi 100 KK termiskin tersebut masih mengganjal.

Apalagi, BUMN Hutama Karya juga sedang membangun jembatan yang roboh di desa itu dan sudah mengaspal jalan sepanjang 500 meter yang menanjak ke gunung.

Tentu masih ada lagi yang belum memuaskan: susunya! Belum ada upaya yang sungguh-sungguh untuk mengoordina-sikan susu kambing etawa itu. Penduduk memang sudah mulai biasa minum susunya, tapi belum sampai tingkat melakukan pemerahan tiap hari. Itu karena belum ada perusahaan yang bisa sepenuhnya menampung seluruh susu kambing etawa di Kaligesing.

Padahal, di kecamatan itu terdapat 70.000 kambing etawa. Padahal, keistimewaan kambing tersebut sebenarnya karena kualitas air susunya itu!

“Satu liter susu sapi hanya berharga Rp 6.000. Satu liter susu kambing etawa Rp 15.000!” ujar Agus Suherman, kepala bidang di Kementerian BUMN yang mengurus PKBL.

Apalagi, minat ber-etawa terus meningkat. Pak Solikun, misalnya.

Tahun lalu Pak Solikun memiliki enam ekor kerbau. Kini kerbau itu dia jual semua. Dia belikan etawa. Memelihara kerbau, kata dia, bukan main susahnya (ini saya benarkan karena waktu kecil saya juga sering memandikan kerbau). Padahal, harga seekor kerbau kalah dengan seekor etawa yang baik.

Tak ayal bila di seluruh desa itu kini hanya tinggal lima ekor kerbau. Itu pun rasanya tidak akan lama. Kerbau akan segera hilang dari desa etawa tersebut. (*)

Problem Susu Etawa di Bukit MenorehOleh:

dahlan iskanMenteri BUMN

ProBleM..........Sambungan hal 1

Page 9: Manado Post Senin 24 September
Page 10: Manado Post Senin 24 September
Page 11: Manado Post Senin 24 September

bisa menerima kemajemukan, setelah Barack Hussen Obama (negro yang masa kecilnya di Indonesia), terpilih sebagai presiden di negara adidaya itu.

Indonesia bisa dikatakan lebih cepat proses kematangan rakyatnya dalam berdemokrasi (memanfaatkan kedaulatan yang ada di tangan rakyat). Karena baru 67 tahun merdeka, tetapi rakyatnya sudah matang meng-hargai kemajemukan. Hal itu ditandai dengan kemenangan Jokowi-Ahok dalam Pemilihan Gubernur di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Walau pun bukan pemilihan Presiden, tetapi pemilihan gubernur di ibukota negara ini sudah bisa mewakili suara negara ini.

Karena itu bukan tidak mungkin ke depan, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, bisa ber-munculan tokoh-tokoh seperti Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry

hatan, yang dimulai 1 Januari 2014 nanti. Dengan mengumpul-kan puluhan ribu orang, diawali senam sehat, dilanjutkan jalan sehat, disisipkan informasi BPJS, ditambah hiburan dan lawakan, lalu berakhir dengan pembagian doorprize. Oleh Dahlan Iskan, model acara itu dimodifikasi lang-sung dengan lebih menonjolkan nuansa korporasi dan marketing. Yang semula, ada talk show, diubah menjadi special interview. Dari atas panggung setinggi 2 meter berukuran 10x12 meter itu, Dahlan langsung berdialog hangat dengan audience. “Warga Semarang, di sini hadir Pak I Gede Subawa, Dirut PT Askes. Perusahaan ini akan menjadi BPJS Kesehatan. Kalau ada yang ingin ditanyakan, silakan langsung bertanya kepada beliau! Apa saja tentang Askes,” ucap Dahlan.

I Gede Subawa pun mengikuti cara Dahlan Iskan, langsung men-

datangi warga yang ingin bertanya langsung. Dengan mic, Dirut Askes yang berbadan tinggi besar itu kelil-ing sudut Simpang Lima, melayani penanya secara live. “Yang dilaku-kan Pak Gede itu adalah marketing, yang biasa dilakukan oleh korporasi. Bukan cara-cara birokrasi yang harus mengumpulkan orang dan berpidato konvensional. Mau turun, mau melayani, dan menjelaskan dengan baik. Saya kira itu cara terbaik,” katanya.

Diawali dengan pemanasan senam jantung sehat 15 menit, dengan ritme yang tidak terlalu cepat, dan gerakan yang tidak ter-lalu sulit. Instrukturnya pun, dari komunitas senam Askes. Setelah hangat, dipacu oleh instruktur aero-bic dengan gerakan yang lebih cepat, lebih patah-patah, lebih fun, dan lebih berani berteriak. Ada 15 instruktur yang di sebar di mini stage di setiap sudut lapangan. Tepat 06.15 WIB, rombongan Dahlan Iskan dan I Gede Subawa pun mulai

start berjalan sehat, menyusuri Jalan Pandanaran, Tri Lomba Juang, Taman KB, Pahlawan, kembali ke Simpang Lima.

Jika dikonversi di mesin treat-mill, kira-kira speed-nya 8-9 kilo-meter per jam. Jalan sangat cepat, mendekati lari. Peserta pun berce-loteh, “Ini namanya bukan jalan sehat, tapi Dahlan sehat!” Karena itu, rombongan Dahlan jauh me-ninggalkan kerumunan jalan yang masih pada level “santai” dengan kecepatan 4-5 km per jam.

Karena terlalu cepat sampai finish, Dahlan yang melihat ada rombongan senam di depan Ace Hardwere Pahlawan, tiba-tiba belok ke kanan. Dia langsung ikut di atas tanggaa teratas, dan ikut senam lagi.

Peserta jalan sehat pun berkum-pul di salah satu sudut Simpang Lima itu. Group aerobic yang setiap Minggu pagi rutin di situ pun saling pandang, saling senyum. Mereka tidak yakin, salah satu instruktur senam yang “menyusup” di atas itu

ternyata Menteri BUMN RI. Karena itu, peserta yang rata-rata ibu-ibu itu langsung minta bersalaman, foto dan minta tanda tangan Dahlan.

Gubernur Jateng Bibit Waluyo yang juga ikut dalam kerumunan di Simpang Lima itu pun berkomentar, “Saya ini purnawirawan. Saya juga peserta Askes. Dan kalau saya jatuh sakit, klaimnya juga dibayar oleh PT Askes Persero. Sebentar lagi, peru-sahaan ini akan menjadi BPJS Ke-sehatan, tepatnya 1 Januari 2014,” ucap Bibit yang turut bersenam pagi.

Group lawak, Aldo Iwak Kebo memandu acara ini sampai pemba-gian hadiah selesai. Dengan guyo-nan khas Jawa Tengah-Jogjakarta, dua pria itu cukup mengocok perut warga Semarang. Minggu itu, selain jalan sehat PT Askes dan sosialisasi BPJS, Dahlan juga menjadi pembi-cara utama kuliah umum “Mandiri Young Technopreneur” di kampus Unissula, Kaligawe, dan Mandiri Entrepreneur di kampus IKIP PGRI, Dokter Cipto. (dk)

TUR promo pariwisata kelili-ng benua Eropa tiga srikandi asal Sulut, Ketua Komisi V DPR-RI Dra Yasti Soepredjo Mokoagow, personil DPR Minahasa Utara (Minut) Fransisca Magdalena Tu-waidan (FMT) dan Wakil Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara mulai berbuah manis. Tak lama setelah tiga politisi wanita menjajaki hubun-gan perdagangan di lima negara di Benua Eropa saat tur Agustus lalu, Duta Besar (Dubes) RI untuk Republik Ceko Emelia Siregar langsung mem-follow up dengan hadir di tanah Nyiur Melambai akhir pekan lalu.

Berkat lobi-lobi yang dilaku-kan, Emelia Siregar berkomitmen mempromosikan seluruh potensi pariwisata yang ada di daerah ini ke seluruh penjuru dunia, khusus-nya lagi di Benua Eropa, tempat tugasnya. Bahkan para wanita tangguh ini telah menyepakati menggelar agenda Familliarisation Trip (Famtrip), atau ajang promosi wisata yang akan dilaksanakan di Sulut. Lokasinya ditetapkan di Batu Nona Resort and Water Sport sebagai pusat pelaksanaan iven level internasional itu. ”Utusan dari negara-negara di dunia, khususnya dari Eropa seperti Polandia dan Republik Ceko, serta travel agent maupun para wartawan akan di-boyong ke Sulut. Kehadiran mereka

untuk mengenal lebih dekat tentang pariwisata Sulut, dan nantinya akan dipromosikan di negara mereka masing-masing,” terang Emelia Siregar. Kehadiran Siregar pada Kamis-Minggu (20-23/9) lalu, terus didampingi Yasti, FMT dan Tatong saat mengunjungi sejumlah objek wisata yang ada di Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung.

Di Kota Bunga, Emilia yang di-dampingi Yasti dan FMT disambut langsung Wali Kota Jimmy Eman SE AK, Sekkot DR Drs Arnold Poli SH MAP, serta jajaran pemer-intahan kota. Mereka mendatangi lokasi-lokasi wisata, di antaranya Danau Linow dan kawasan Bukit Doa. “Selain indah, tempat wisata di Tomohon begitu sejuk dan nya-man untuk bersantai. Sehinga cocok dengan karakteristik wisata yang di-inginkan warga Eropa,” puji Siregar.

Wali Kota Tomohon Jimmy Eman menyambut suka cita kunjun-gan ini. “Kami berharap apa yang digagas ibu Yasti dan ibu Etha, ber-sama Dubes RI untuk Ceko, dalam kunjungan ini dapat memberikan nilai plus. Salah satunya, menghad-irkan wisatawan Eropa, khususnya dari Ceko, dan memperkenalkan iven TIFF (Tomohon International Flowers Festival, red),” kata Eman.

Pada Sabtu (22/9), giliran tem-pat wisata di Kima Bajo Resort di Kecamatan Wori Minut, yang di-datangi rombongan Emelia Siregar.

Tentunya keindahan wisata laut, khususnya panorama pantai yang menyita perhatian rombongan. “Di Minahasa Utara sudah kesohor den-gan tempat-tempat wisata pantai, ini juga menjadi destinasi favorit wisatawan Eropa,” terang Siregar.

Pada Minggu (23/9) kemarin, rombongan melanjutkan tour-ing wisata di Kota Bitung. Di Kota Cakalang itu rombongan memanjakan mata dengan melihat dari dekat pemandangan di Pulau Lembeh, yang merupakan pusat wisata Bitung. Di pulau eksotis ini, rombongan disambut Wakil Wali Kota (Wawali) Bitung Max Lomban bersama pimpinan instansi terkait. Mereka pun melihat-lihat pe-nataan wisata bahari yang dibangun pemerintah setempat. Siregar begitu kagum dan bangga dengan konsep penataan wisata yang dikembang-kan pemerintah Kota Bitung. Be-gitu juga dengan industri ikan tuna yang direspon untuk dipromosikan. “Konsepnya sungguh menjanjikan,” nilai Siregar. Wawali Max Lomban pun punya harapan positif atas kun-jungan ini. “Kita berharap kerjasama dalam pengembangan dan promosi wisata ini, bisa terjalin dengan baik,” ungkap Lomban. Tidak hanya Eman dan Lomban yang memberikan pujian, ternyata kunjungan Dubes dalam kaitan promosi wisata Sulut di belahan Eropa mendapat apresiasi khusus Gubernur DR Sinyo H Sa-rundajang. (ras/*)

s e n i n , 2 4 s e p t e m b e r 2 0 1 2

art: rusman linggama

11

etha.......sambungan dari hal 1

dt.....sambungan dari hal 1

sulut.....sambungan dari hal 1

Rhoma......sambungan dari hal 1

bukan......sambungan dari hal 1

mengapa......sambungan dari hal 1

semua.....sambungan dari hal 1

JWs.....sambungan dari hal 1

3 sukhoi.....sambungan dari hal 1

tersebut, sebuah komunitas akan kehilangan identitas. The tribe adalah sekelompok anggota yang tidak terlalu banyak, tapi benar-benar punya deep interpersonal connection yang terbentuk karena pengalaman, ritual, dan tradisi bersama. Pada zaman dahulu kala, bahkan sebelum revolusi pertanian, orang memiliki sifat nomaden. Mereka pindah dari satu tempat ke tempat lain. Begitu sampai di satu tempat, mereka membuat suatu tempat tinggal ber-sama. Di situlah keluarga mereka bermain bersama, makan bersama, dan melakukan ritual bersama. Mere-ka juga merancang bersama strategi berburu binatang dan men-gambil buah-buahan yang ada di sekitar. Kalau habis, me-reka akan pindah lagi ke tempat lain. Nah,

selama berkumpul itulah terjadi very deep connection.

Di Pulau Rinca, dekat Pulau Flores, tempat banyak komodo tinggal, saya melihat sendiri ko-munitas orang-orang yang tinggal sekampung. Mereka pergi ke mas-jid bersama di dalam kompleks, juga bersekolah, dan bertahan bersama kalau ada komodo yang masuk kampung. Mereka tak pindah-pindah tempat karena ikan gampang sekali ditangkap di daerah tersebut. Karena itu, ko-munitas pada ancient time adalah the real core community yang namanya the tribe tersebut.

The fort, yakni tempat eksklusif untuk anggota agar merasa aman dan terlindungi. Di Singapura, saya ada hub yang anggotanya boleh datang dan bekerja di suatu gedung merah yang disubsidi pemerintah. Tujuannya, para start-up entrepreneur

merasa enak bekerja sambil saling berjejaring di situ. The sewing circle adalah tempat untuk orang-orang yang punya minat sama untuk saling support. Semacam support group-nya penderita suatu penyakit. Di sebuah rumah sakit di Kanada yang terkenal dengan operasi hernia ber-nama Shouldice Hospital. Rumah sakit itu didirikan komunitas pasien yang bisa berinteraksi terus. Selain itu, tiap tahun ada reuni di rumah sakit tersebut.

The patio atau tempat semi-privat yang memfasilitasi in-depth and meaningful connection. Sum-marecon selalu berusaha mendiri-kan clubhouse untuk para penghuni propertinya, baik di Kelapa Gading maupun Serpong. Hanya untuk penghuni dan tamunya, bisa untuk berenang, senam, maupun sekadar ngopi. Waktu banjir melanda Ja-karta, mereka malah ramai-ramai

mengungsi ke situ. The bar, yakni tempat publik

yang bisa dipakai untuk me-lakukan konektivitas walaupun tingkatnya rendah. Komunitas Harley-David-son Makassar be-kerja sama dengan Starbucks di Trans Mall, Tanjung Bunga, Makassar. Di sanalah para anggota bisa minum kopi sambil me-markir kendaraan ramai-ramai. Tapi, rumah kopi itu bukan untuk mereka saja, juga untuk umum. Itu memberikan kebanggaan tersen-diri karena para anggota dengan segala macam atribut mereka bisa menunjukkan identitas kepada publik. Masih ada lima lainnya yang akan dijelaskan besok. Intinya, kalau banyak aktivitas yang dilakukan dengan berbagai variasi tempat, rasa kebersamaan akan makin terjalin. Komunitas pun akan makin kuat.?

Bagaimana pendapat Anda? (*)

(Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). ‘’Kemenangan Jokowi-Ahok adalah kemenangan nasionalisme. Warga tidak mem-pan lagi diprovokasi isu SARA,’’ kata Ketua DPW Generasi Muda Nasional Demokrat (Garda Nas-dem) Sulut Rully Hendrik Lun-tungan (RHL), kemarin.

Karena itu, sebagai anak bang-sa yang menghargai pluralisme, dia mengaku prihatin dengan pernyataan Rhoma Irama yang sangat melecehkan agama dan suku. Apalagi pernyataan tersebut disebarkan dalam media cetak dan media online.

Menurutnya, pernyataan Rhoma Irama bahwa China dan agama Kristen yang pemimpin ibu kota adalah aib bagi bangsa, merupakan bukti sempitnya wawasan kebangsaan. Padahal, bangsa ini didirikan bukan ber-

dasarkan agama dan suku. Juga bukan didasarkan mayoritas dan minoritas. ‘’Rhoma Irama harus belajar kerukunan beragama di Sulut,’’ tandas pengusaha muda yang sukses berkarir di Jakarta ini, sambil mengutip notulen rapat BPUPKI ketika mendiri-kan bangsa ini.

RHL juga menegaskan, orang keturunan China dan beragama Kristen sudah pernah memimpin Jakarta. Dia kemudian menyebut nama Hendrik Hermanus Joel Ngantung yang menjadi Gubernur Jakarta pada 1964-1965. ‘’Henk Ngantung adalah orang Manado yang beragama Kristen dan ketu-runan Tionghoa (China). Tapi dia diangkat oleh Presiden Soekarno untuk menjadi Gubernur Jakarta. Henk Ngantung bukan seorang politisi, tapi dia adalah buday-awan,’’ jelas Putra Minut ini.

RHL juga mengingatkan untuk mempelajari sejarah

pendirian bangsa ini. ‘’Bang-sa Indonesia didirikan bukan karena agama, suku, ras dan antargolongan. Tapi bangsa Indonesia didirikan atas spirit na-sionalisme. Para pendiri bangsa mampu menghilangkan egoisme sektoral. Sebaliknya mereka bisa berjalan bersama, bergandengan tangan dan bahu membahu untuk berjuang. Kita, terutama para pemimpin harus belajar menghargai dan menerima per-bedaan,’’ tukas RHL.

Dia mengaku bersyukur den-gan kehidupan umat beragama yang rukun di Sulut. ‘’Para pe-mimpin bangsa, bangsa Indonesia atau daerah-daerah lain harus belajar kerukunan di Sulut. Karena Sulut mampu membuktikan, aga-ma yang dominan memberi ruang yang sama dengan agama-agama lain. Semangat ini yang sebena-rnya yang harus dikedepankan,’’ tandas RHL bersemangat. (*)

menjadi darah daging, menjadi kebanggaan bagi mereka untuk menjadi seorang Golkar sejati, sehingga tidak bisa ditawar dengan apapun.

“Ini Minahasa, dimana kekua-tan partai menjadi salah satu faktor utama kemenangan seorang kan-didat. Golkar dan Demokrat yang memiliki infrastruktur kuat di Mi-nahasa sangat berpeluang untuk bisa menjadi pemenang,” kata Wakil Sekretaris DPD I Partai Golkar Sulut Eddyson Masengi.

Itulah yang kemudian men-jadikan Golkar selama ini bisa terus memimpin Minahasa. Edison mencontohkan, perhatian Stefanus Vreeke Runtu (SVR) sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Sulut, sangat besar perannya dalam memban-gun infrastruktur partai hingga ke tingkat desa-desa, serta menjadikan Golkar sebagai identitas kebang-gaan warga Minahasa.

“Hal yang sama dilakukan Careig sebagai Ketua Golkar Mina-hasa saat ini. Dia mengetahui dan memiliki talenta untuk dekat den-gan warga sesuai caranya sendiri. Karena itu, kebanggaan terhadap partai dan keinginan warga untuk terus menjadikan Golkar memimpin Minahasa tidak pernah luntur,” tambahnya.

Beberapa kasus yang ter-jadi dengan adanya kader yang

membelot menurutnya bukan karena partainya. Melainkan karena kompleksitas permasalahan pada diri kader tersebut, dan kemudian memiliki pengharapan lebih tinggi terhadap partai namun tidak tercapai.

Karena itu, beda dengan Jakarta saat kemenangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) yang lebih diten-tukan oleh figur dan media, di Mi-nahasa menurutnya kekuatan partai dan figur kuat dari CNR-DJT akan menjadi faktor utama kemenangan pada 12 Desember nanti. “Kalau kekuatan partai dan figur sudah bersatu, dan Tu-han punya keingi-nan keduanya pemimpin Minahasa periode 2013-2018, maka tidak ada satupun yang bisa menghalangin-ya,” pungkas Masengi.

Sementara itu, Sekretar-is DPD Partai Demokrat Sulut Marthen Manoppo menegaskan, kekuatan dua figur besar CNR-DJT terus unggul karena seringnya mereka hadir ke rumah-rumah warga Minahasa.

“Kalau untuk sekedar pen-citraan, maka istilahnya halaman koran tidak akan cukup untuk memuat semua berita CNR-DJT tiap hari. Ini menunjukkan ked-uanya terus bekerja dan bertemu warga dan real itu dilakukan tanpa ada keinginan untuk sekedar hanya publikasi semata seperti kandidat lain,” kata Marthen. (*)

seperti anak-anak yang lain pada umumnya. Oma dan opa yang ada di sini juga kami asuh seperti orang tua kami sendiri,” ujar Jantje, salah satu pengurus Yayasan Agape, Wawalintoan, Tondano Barat, kepada JWS.

Oma Lien, salah satu peng-huni di yayasan Agape mengaku sangat bangga dan senang bisa bertemu dan bertatap muka secara langsung dengan JWS. “Semoga Pak Jantje bisa perhatikan kami yang ada di panti jompo saat sudah menjadi Bupati minahasa,” harapnya.

JWS sendiri merasa tersen-tuh dengan kondisi yang ada di Yayasan Agape dan beberapa

panti asuhan dan panti jompo yang ia kunjungi kemarin. Menurutnya, sudah selayaknya pemerintah memperhatikan nasib para peng-huni serta pengelola panti asuhan dan panti jompo yang ada di Minahasa. “Mereka layak untuk dibantu,” ungkap sosok yang dike-nal memiliki jiwa sosial tinggi ini.

Dalam kunjungannya terse-but, memberikan bantuan berupa buku-buku, beras, Supermie, Gula dan sejumlah bahan dan barang untuk bisa digunakan para anak yatim dan penghuni panti jompo.

“Bantuan ini tida seberapa. Saya mohon jangan dilihat dari nilai bantuannya, namun lihatlah dari ketulusan hati dari pemberi bantuan,” tutup Sajouw dengan mata berkaca-kaca. (*)

Fly Pass. Mereka akan men-demonstrasikan kemampuan manuver dengan aksi ‘patukan kobra’ (Pugachev’s Cobra) atau pengereman dinamis, dengan mempertahankan level pener-bangan pada sudut serang 120°.

Tak hanya itu, pilot juga akan menampilkan atraksi berbalik tajam dengan radius putar hampir nol dengan menggunakan teknik somersault vertikal ke gerakan pelurusan kembali sambil men-gambang terbatas dengan hidung pesawat menghadap ke atas. “Beserta atraksi-atraksi lainnya,” tutur Koloay. Lanjutnya, selain atraksi Sukhoi, Lanud juga melak-sanakan pameran di Kayuwatu untuk memeriahkan HUT Sulut. “Selain melaksanakan tugas op-erasi pertahanan dan keamanan wilayah perbatasan, Lanudsri siap mendukung program Pemda un-tuk kesejahteraan dan keamanan wilayah Sulut,” tutup salah satu putra terbaik Sulut ini.

Kapentak Lanudsri Letda Sus Angelia Safira Mamuaya me-nambahkan, tiga pesawat tempur kebanggaan masyarakat Indonesia itu akan diawaki pilot yang ber-

pengalaman, yakni Komandan Skuadron Letkol Pnb Untung Su-ropati, Komandan Fligt B Mayor Pnb Rianto Dwi Putro, Komandan Fligt C Mayor Pnb Anton dan Kasubsilat Lettu Pnb Andry. “Para penerbang tersebut dari Skuadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hassanudin Makassar,” jelasnya.

Sebelumnya, Koloay telah membuat beberapa iven yang mengharumkan Sulut di Indone-sia terlebih di mata dunia. Antara lain menjadi ketua panitia Paci-fic Partner Ship, melaksanakan atraksi pesawat tempur Sukhoi, Joy Flight, Gebyar Dirgantara I, Lomba Marching Band, sampai mengantar group paduan suara Gema Sangkakala meraih prestasi yang luar biasa membanggakan, yakni membawa pulang tiga medali emas World Choir Games, Ohio, Cincinati, Amerika Serikat, beberapa waktu yang lalu.

Sementara itu, informasi di-dapat dalam waktu dekat jabatan Koloay akan dipromosikan. Ia akan menjadi Gadik di akademi angkatan udara Yogyakarta. Peng-gantinya adalah Kolonel Pnb Ferdinand Roring, putra Sulut yang sebelumnya menjabat Ka-lambangja Koopsau I. (tr-06/lee)

Sarundajang. Sebab menu-rut Ketua DPP Partai Damai Sejahtera Denny Tewu (DT), belum lama ini mereka men-gadakan konferensi bersama 7 aras gereja. “Paling banyak dibicarakan adalah Pak Sarunda-jang, yang bisa dikatakan tokoh representatif dari umat Kristen, yang bisa memimpin negara ini,” ungkap DT.

Bahkan dari perkiraan, dari jumlah pemilih 180 juta, seki-tar 38 juta atau 21 persen bisa mendukung SHS. “Melihat kemenangan Jokowi-Ahok di Jakarta, masyarakat kita sudah semakin pintar berpolitik. Indo-nesia juga sudah sangat terbuka dengan sikap pluralisme. Saya yakin, tokoh seperti Pak Sa-rundajang sudah layak berada di top leader negara ini,” pungkas Tewu. Lanjut Tewu, dalam konferensi bersama 7 aras gereja di Indonesia itu, menilai kiprah Gubernur Sulut dalam pemerin-tahan tak diragukan lagi. Sepak

terjangnya baik di provinsi, nasional bahkan internasional patut diperhitungkan.

‘’SHS dianggap layak di-perhitungkan di pertarungan pemilihan presiden dan wakil presiden. Apalagi, SHS yang dikenal figur pluralisme. Ia per-nah diutus Presiden untuk men-jadi Gubernur di Maluku dan Maluku Utara, sekalian untuk mendamaikan konflik horison-tal. SHS berhasil mendamaikan konflik di kedua daerah itu. Ia juga sempat bertugas di Aceh. Dan belum lama ini dianugerahi Doktor (HC) dari Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang, sebagai tokoh kemaje-mukan,’’ ujar Tewu.

Tak hanya itu. SHS juga sa-tu-satunya gubernur di Indonesia yang dua kali berturut mendapat penghargaan WTP dalam pen-gelolaan keuangan daerah. Jika dipercayakan, diperkirakan SHS akan mampu memberantas ko-rupsi di negara ini. (*)

“Bitung akan menjadi pelabu-han international menyaingi Singa-pura dan Bandara Sam Ratulangi menjadi hub ke Asia Timur dan negara-negara lain di kawasan Pa-sifik.” Selain itu, jalan tol Manado-Bitung segera terwujud dan had-irnya dermaga kapal pesiar mewah. SHS menargetkan, semua itu akan digapai di saat Sulut mencapai usia emas tahun 2014 nanti.

SHS yakin capai, karena Sulut sudah masuk dalam Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), yang berada dalam koridor 4 (empat) dari 6 (enam) Koridor Ekonomi Indo-nesia (KEI). Sehingga tahun 2013 nanti, akan dilaksanakan beberapa mega proyek tadi.

Tetapi sebelum mencapai usia emas tersebut, selama 7 tahun terakhir kepemimpinanya bersama Wagub FH Sualang (2005-2010) dan Dr Djouhari Kansil (2010-2012), SHS membuat berbagai gebrakan. Ada yang memang meru-pakan urusan wajib dikerjakannya, tetapi banyak juga yang tidak wajib tetapi berhasil dikerjakannya.

Berdasarkan data yang diper-oleh Manado Post dari Kepala Biro Tata Pemerintahan dan Humas Dr Noudy Tendean dan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bapeda) Dr Noldy Tuerah, SHS telah memperlebar jalan Air-port-Manado dan perluasan apron dan terminal penumpang bandara Sam Ratulangi.

SHS juga menyelesaikan jalan lintas Utara (Likupang – Wori – Manado –Tumpaan - Worotican – Poigar – Kaiya – Maelang – Biontong - Atinggola), dan Lintas Selatan (Likupang– Girian – Kema – Rumbia – Buyat – Molobog – Onggune – Mamalia - Taludaa). SHS juga melaksanakan pekerjaan jalan Manado by pass tahap II, ter-masuk penyelesaian pembangunan jembatan Soekarno (multy years).

Dibangun juga sarana jalan poros desa di 50 desa agropolitan dan pusat pertumbuhan, penyediaan jalan desa dan air bersih pada pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan di 30 desa, serta penyediaan infra-struktur pada desa tertinggal dan terpencil di 309 desa.

Untuk menunjang sarana trans-portasi, dibangun juga dermaga penyeberangan di Likupang, Amu-rang, Manado-Bunaken, Taguland-ang, dan Kabaruan. Ada juga pen-gadaan kapal penyeberangan perin-tis 85 GT lintas Manado-Bunaken, dan 300 GT lintas Melonguane-Kabaruan-Salibabu. Dibangun juga fasilitas pelabuhan laut di Miangas, Melonguane, Assang, Beo, Ka-korotan, dan Marampit. Lebih dari itu, SHS juga mengembangkan pembangunan pelabuhan samudera

Bitung sesuai dengan standar ke dalaman internasional.

Di masa pemerintahan SHS juga, berhasil dibangun hotel-hotel berbintang yang mencapai 22 hotel. Sementara hotel melati mencapai 205 hotel.

Di bidang sosial dan kema-syarakatan, terbangunnya sarana dan prasarana pendidikan seperti: Laboratorium IPA untuk SD, SMP, SMA/SMK sebanyak 225 unit; perpustakaan 438 unit; rehabilitasi gedung sekolah 994 unit; beasiswa SMP terbuka sebanyak 1.802 orang; BKM sebanyak 2.579; beasiswa prestasi (SMP) sebanyak 393 orang; beasiswa cacat inklusif sebanyak 689 orang; beasiswa miskin seban-yak 7.431 orang serta bantuan studi/beasiswa D3,S1,S2 & S3 sebanyak 1.196 orang dan beasiswa guru sebanyak 1.000 orang.

Hasilnya, Indeks Pemban-gunan Manusia (Hhuman Devel-opment Indeks) Sulawesi Utara mencapai angka 75,68 (jauh di atas angka nasional 71,76). Sulut pun menempati ranking ke-2 nasional.

Sampai data terakhir Januari 2012, angka bebas buta aksara, Sulut mendapat peringkat 1 secara nasional dengan capaian 99,90%. Artinya, masyarakat Sulut nyaris bebas dari buta huruf.

Di masa kepemimpinan SHS juga, telah dibangun 7 rumah sakit pemerintah dan swasta, serta Pusk-esmas yang berjumlah 22 unit. Hal ini menurunkan angka kematian bayi 25 per 1.000 kelahiran hidup. Begitu juga angka kematian ibu melahirkan 139 per 1.000 kelahi-ran dan kasus gizi kurang 8,3%. Seluruhnya jauh di bawah rata-rata nasional 18,4%.

Semakin baiknya tingkat kes-ehatan masyarakat ini, memberikan kontribusi pada life expectancy (usia harapan hidup) penduduk Sulawesi Utara, yaitu 72,12 tahun, lebih tinggi dari angka nasional yaitu 69,21 tahun.

Atas prestasi itu, SHS pun mendapat banyak penghargaan. Membanggakan karena Sulut dapat penghargaan sebagai salah satu dari 5 destinasi unggulan pariwisata di Indonesia dan penghargaan sebagai salah satu dari 10 provinsi peny-elenggara iven MICE (meeting, in-centive, convention, dan exhibition).

‘Membangun Tanpa Korupsi’ yang dilakukan SHS juga, membuat ia mendapat penghargaan dalam pengelolaan keuangan daerah. Sulut pun mendapat dana insentif Rp32 miliar.

Tahun 2009 sulut berhasil memperoleh penghargaan ter-baik dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian dalam pengelolaan keuangan daerah. Di tahun 2010, Sulut mencapai swasembada pan-gan. Tahun kemarin juga Pemprov Sulut memperoleh pengharagaan sebagai ”Provinsi Terbaik” dalam

kinerja penyelenggaraan pemerin-tahan daerah. Masih di tahun yang sama, Pemprov Sulut juga mem-peroleh opini atau predikat ”Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam pengelolaan keuangan daerah tahun 2010 oleh BPK-RI ,.

‘’SHS juga berhasil mengop-timalkan Sulut sebagai salah satu dari 10 Provinsi penyelenggara iven MICE (meeting, incentive, convention, dan exhibition), dengan membanjirnya pelaksanaan iven internasional maupun nasional, sep-erti ARF-DIREx..., AEM Meeting and Related Meetings (Pertemuan Menteri Koordinator Bidang Eko-nomi se-Asean), Selebrate of See, Global Cristian Forum (GCF), The Association of Asian Social Sciense Research Councils (AASSREC), serta ASEAN Tourism Forum (ATF),’’ jelas Dr Noudy Tendean.

Dr Noldy Tuerah menam-bahkan, di masa pemerintahan SHS, laju pertumbuhan ekonomi (PE) Sulut mengalami peningkatan yang signifikan. Dari hanya 4,9% pada tahun 2005, menjadi 6,47% tahun 2007, dan meningkat 7,56% tahun 2008. kemudian pada tahun 2009 menjadi 8,31%, dengan in-flasi terendah 1,92% dibanding tahun-tahun sebelumnya. PE itu bertahan dan pada tahun 2012 ini, diperkirakan akan kembali menca-pai 8 persen, melebihi PE nasional yang hanya 6 persen. Masih banyak capaian yang diraih SHS. Namun ulasan lengkapnya, bisa dibaca di suplemen HUT Provinsi hal 49 dan seterusnya.

SandUngan Pengham-baT PembangUnan

Di balik segudang kebrhasilan tadi, masih ada sandungan kecil-kecil yang menghambat kinerja pembangunan Pemprov Sulut. Yak-ni persoalan tapal batas kabupaten/kota, konflik antarmasyarakat kare-na pertambangan, jumlah PNS yang masih membumbung dan tidak merata, tunjangan sertifikasi guru yang terus terhambat, banyaknya ja-lan provinsi penghubung kabupaten-kota yang rusak, pembebasan lahan untuk proyek-proyek prestisius yang dibiayai APBN yang belum beres, kemacetan parah di pintu keluar dari Manado ke Minut-Bitung dan Tomohon, hingga mulai maraknya kejahatan transnasional akibat terbu-kanya Sulut sebagai pintu gerbang Asia-Pasifik.

Masalah tapal batas, misalnya, hingga kini terus ‘menghantui’ Bolmong-Kotamobagu, Bolmong-Bolmut, Bolmong-Bolsel, Bol-tim-Mitra, Minahasa-Tomohon, Minahasa-Manado, dan Minut-Bitung. Sudah beberapa kali sampai Gubernur DR SH Sarundajang yang turun langsung menyelesaikan, tetap juga para pihak tak menemui kesepakatan. Bahkan, beberapa kali antarmasyarakat berkonflik. “Dalam undang-undang pembentu-

kan daerah otonom baru sebenarnya sudah jelas batas wilayah masing-masing, tapi tetap juga pemerintah dan masyarakat tak konsisten,” kata Kepala Biro Pemerintahan dan Humas DR Noudy Tendean.

Emas dan potensi tambang mineral bumi lainnya yang cu-kup melimpah hampir di seluruh wilayah Sulut, tidak begitu men-datangkan kemakmuran rakyatnya. Yang sering muncul justru konflik antarwarga. Sebut saja di Picuan, Minahasa Selatan; Toraut Dumoga, Bolmong; serta tambang pasir besi di Paret, Boltim dan Pulau Bangka, Minut, telah membikin pusing pemerintah dan aparat keamanan. Bahkan ada wacana, dibiarkan saja potensi tambang itu di perut bumi, dan dialihkan menjadi lahan pertanian. “Terbukti, pertanian lebih menjanjikan karena hasilnya tak pernah habis, dan tidak menimbul-kan konflik. Contohnya di Dumoga, selama ini menjadi lumbung beras-nya Sulut,” ujar salah satu pejabat Pemprov.

Jumlah PNS yang telah over-load juga menjadi salah satu ma-salah Sulut. Pengamat pemerintahan Drs Philep Regar MS mengatakan, persoalan ini menjadi sebuah dilema dalam penyelesaiannya. ”Sebena-rnya pengurangan PNS sudah harus dilakukan,” kata Dekan FISIP Un-srat ini, tadi malam. Salah satunya dapat dilakukan dengan penerapan pensiun dini. Namun, hal itu mem-butuhkan kebijakan secara nasional agar diterapkan di seluruh daerah. “Sekarang justru yang dilakukan perpanjangan usia pensiun, yang menghambat regenerasi,” tam-bahnya.

Masalah pegawai lainnya juga adalah kesejahteraan guru. Meski menjadi masalah nasional, tapi tun-jangan sertifikasi guru profesional dianggap menjadi tanggung jawab

provinsi juga. Sebab, masalah tiap kabupaten/kota berbeda. “Tapi, in-tinya terlambat dan tidak disalurkan seluruhnya,” kata sejumlah guru sertifikasi.

Yang tak kalah penting juga adalah infrastruktur jalan yang pal-ing banyak dikeluhkan masyarakat. Jalan yang menjadi tanggung jawab Pemprov, penghubung kabupaten/kota, masih banyak yang rusak. Anggaran APBD tak mampu mem-biayai, sehingga di-take over APBN. Sebut saja ruas jalan Kaiya (Ino-bonto) – Kotamobagu, Pinogaluman – Doloduo, dll. (***)

Page 12: Manado Post Senin 24 September
Page 13: Manado Post Senin 24 September
Page 14: Manado Post Senin 24 September
Page 15: Manado Post Senin 24 September
Page 16: Manado Post Senin 24 September
Page 17: Manado Post Senin 24 September
Page 18: Manado Post Senin 24 September
Page 19: Manado Post Senin 24 September
Page 20: Manado Post Senin 24 September
Page 21: Manado Post Senin 24 September
Page 22: Manado Post Senin 24 September
Page 23: Manado Post Senin 24 September
Page 24: Manado Post Senin 24 September
Page 25: Manado Post Senin 24 September
Page 26: Manado Post Senin 24 September
Page 27: Manado Post Senin 24 September
Page 28: Manado Post Senin 24 September
Page 29: Manado Post Senin 24 September
Page 30: Manado Post Senin 24 September
Page 31: Manado Post Senin 24 September
Page 32: Manado Post Senin 24 September
Page 33: Manado Post Senin 24 September
Page 34: Manado Post Senin 24 September
Page 35: Manado Post Senin 24 September
Page 36: Manado Post Senin 24 September
Page 37: Manado Post Senin 24 September
Page 38: Manado Post Senin 24 September
Page 39: Manado Post Senin 24 September
Page 40: Manado Post Senin 24 September
Page 41: Manado Post Senin 24 September
Page 42: Manado Post Senin 24 September
Page 43: Manado Post Senin 24 September
Page 44: Manado Post Senin 24 September
Page 45: Manado Post Senin 24 September
Page 46: Manado Post Senin 24 September
Page 47: Manado Post Senin 24 September