maloklusi

20
MALOKLUSI AMALIA ERDIANA 160110140116

Upload: amalia-erdiana

Post on 17-Feb-2016

45 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: MALOKLUSI

MALOKLUSIA M A L I A E R D I A N A

1 6 0 1 1 0 1 4 0 1 1 6

Page 2: MALOKLUSI

OKLUSI

Page 3: MALOKLUSI

Oklusi merupakan fenomena kompleks yang terdiri dari gigi geligi, ligamen periodontal, rahang, sendi temporomandibular, otot dan sistem saraf. Oklusi juga memiliki arti sebagai hubungan antara gigi kedua rahang sewaktu berkontak fungsional saat pergerakan mandibula.

Page 4: MALOKLUSI

6 KUNCI OKLUSI NORMALMenurut L.F. Andrew, ada 6 patokan untuk mengetahui normal tidaknya suatu oklusi gigi, diantaranya:1. Hubungan molar: cusp mesiobukal dari gigi M1 rahang atas berada di groove antara

cusp mesiobukal dan cusp bukal tengah dari gigi M1 rahang bawah. Cusp distobukal dari M1 rahang atas berkontak dengan cusp mesiobukal dari gigi M2 rahang bawah.

2. Angulasi mahkota gigi: semua mahkota gigi terangulasi ke arah mesial3. Inklinasi mahkota: inklinasi mengarah kepada kemiringan mahkota gigi dalam arah

labiolingual ataupun bukolingual.• Gigi insisif memiliki inklinasi ke arah labial.• Gigi kaninus dan posterior rahang atas memiliki inklinasi ke arah bukal, mulai dari gigi

kaninus sampai premolar. Inklinasi akan lebih besar pada gigi molar rahang atas.• Gigi kaninus dan posterior rahang bawah memiliki inklinasi ke arah lingual4. Rotasi: tidak terdapat rotasi gigi.5. Diastema: tidak terdapat celah atau diastema antar gigi.6. Bidang oklusal: bidang oklusal berbentuk datar ataupun sedikit melengkung.

Page 5: MALOKLUSI
Page 6: MALOKLUSI

MALOKLUSI

Page 7: MALOKLUSI

• Maloklusi adalah setiap keadaan yang menyimpang dari oklusi normal, maloklusi juga diartikan sebagai suatu kelainan susunan gigi geligi atas dan bawah yang berhubungan dengan bentuk rongga mulut serta fungsi.

• Maloklusi dapat timbul karena factor keturunan dimana ada ketidaksesuaian besar rahang dengan besar gigi-gigi di dalam mulut. Misalnya, ukuran rahang mengikuti garis keturunan ibu, dimana rahang berukuran kecil, sedangkan ukuran gigi mengikuti garis keturunan bapak yang gigi-giginya lebar. Gigi-gigi tersebut tidak cukup letaknya didalam lengkung gigi.

Page 8: MALOKLUSI

MACAM-MACAM MALOKLUSI, DIBAGI MENJADI TIGA:

1. Maloklusi tipe dental, terjadi jika perkembangan rahang atas dan bawah terhadap tulang kepala normal, tetapi gigi-giginya mengalami penyimpangan.

2. Maloklusi tipe skeletal, terjadi karena hubungan rahang atas dan rahang bawah terhadap tulang kepala tidak harmonis, karena gangguan pertumbuhan dan perkembangan rahang.

3. Maloklusi fungsional, terjadi karena adanya kelainan otot-otot, sehingga timbul gangguan saat dipakai untuk mengunyah.

Page 9: MALOKLUSI

KLASIFIKASI ANGLE

Berdasarkan hubungan antara molar permanen pertama maksila dan mandibula, Angle mengklasifikasikan maloklusi ke dalam tiga klas, yaitu :1. Klas IKlas I maloklusi ditunjukkan dengan hubungan cusp mesio-buccal dari molar permanen pertama maksila beroklusi pada groove buccal dari molar permanen pertama mandibula. 

Page 10: MALOKLUSI

2. Klas IIKlas II maloklusi menurut Angle dikarakteristikkan dengan hubungan molar dimana cuspdisto-buccal dari molar permanen pertama maksila beroklusi pada groove buccal molar permanen pertama mandibula.a) Klas II divisi 1Klas II divisi 1 dikarakteristikkan melalui hubungan molar Klass II dengan proklinasi insisiv maksila.b) Klas II divisi 2Seperti pada maloklusi divisi 1, divisi 2 juga menunjukkan hubungan molar Klas II. Tampilan dari maloklusi ini adalah adanya insisiv sentral maksila yang mengalami retroklinasi (menjorok ke arah lingual)c) Klas II subdivisiMerupakan kondisi dimana terjadi hubungan molar klas II pada satu sisi dan sisi lain terjadi hubungan molar klas I

Page 11: MALOKLUSI

3. Klas IIIMaloklusi ini menunjukkan hubungan molar Klas III dengan cusp mesio-buccal dari molar permanen pertama maksila beroklusi pada interdental antara molar pertama dan molar kedua mandibula.a) True Class IIIMaloklusi ini merupakan maloklusi skeletal Klas III yang dikarenakan faktor genetik yang dapat disebabkan oleh :• Retrognatik maksila : maksila lebih ke arah dorsal• Prognatik mandibula : mandibula lebih ke arah ventral• Kombinasi keduanyab) Pseudo Class IIITipe maloklusi ini dihasilkan dengan pergerakan ke depan dari mandibula ketika rahangmenutup, karenya maloklusi ini juga disebut dengan maloklusi ‘habitual’ Klas III. Beberapa penyebab terjadinya maloklusi Klas III adalah :• Adanya premature kontak yang menyebabkan mandibula bergerak ke depan.• Ketika terjadi kehilangan gigi sulung posterior dini, anak cenderung menggerakkan mandibula ke

depan untuk mendapatkan kontak pada region anterior.c) Klas III subdivisiMerupakan kondisi yang dikarakteristikkan dengan hubungan molar Klas III pada satu sisi dan hubungan molar Klas I di sisi lain.

Page 12: MALOKLUSI
Page 13: MALOKLUSI

MODIFIKASI DEWEY DARI KLASIFIKASI ANGLE.

Dewey memperkenalkan modifikasi dari klasifikasi maloklusi Angle. Dewey membagi KlasI Angle ke dalam lima tipe, dan Klas III Angle ke dalam 3 tipe.1. Modifikasi Dewey Klas I.Tipe 1: maloklusi Klas I dengan gigi anterior yang crowded (berjejal).Tipe 2: maloklusi Klas I dengan insisiv maksila yang protrusifTipe 3: maloklusi Klas I dengan anterior crossbite.Tipe 4: maloklusi Klas I dengan posterior crossbite.Tipe 5: maloklusi Klas I dengan molar permanen bergerak ke mesial.

Page 14: MALOKLUSI

2. Modifikasi Dewey Klas III.• Tipe 1Maloklusi Klas III, dengan rahang atas dan bawah yang jika dilihat secara terpisah terlihat normal. Namun, ketika rahang beroklusi pasien menunjukkan insisiv yang edge to edge, sehingga menyebabkan mandibula bergerak ke depan.• Tipe 2Maloklusi Klas III, dengan insisiv mandibula crowded dan memiliki lingual relation terhadap insisiv maksila.• Tipe 3Maloklusi Klas III, dengan insisiv maksila crowded dan crossbite dengan gigi anterior mandibula.

Page 15: MALOKLUSI

KLASIFIKASI SKELETAL

• Hubungan posisional antero-posterior dari bagian basal rahang atas dan bawah, satu sama lain dengan gigi-gigi berada dalam keadaan oklusi, disebut sebagai hubungan skeletal. Keadaan ini kadang-kadang disebut juga sebagai hubungan basis gigi atau pola skeletal.

• Salzmann (1950) yang pertama kali mengklasifikasikan struktur lapisan skeletal.

Page 16: MALOKLUSI

1. Kelas 1 SkeletalMaloklusi ini dimana gigi dengan tulang wajah dan rahang berhubungan secara normal dengan satu dan yang lainnya.Profilnya orthognatic.• divisi I : Malrelasi lokal insisor, caninus , dan premolar.• divisi II : Protrusi insisor maksila• divisi III : Lingouversi insisor maksila• divisi IV : protrusi bimaksilari

Page 17: MALOKLUSI

2. kelas II SkeletalMenyangkut maloklusi dengan perkembangan distal mandibular subnormal dengan hubungannya terhadap maksila.Dibagi menjadi dua divisi:• divisi ILengkung dental maksila dalam batas sempit dengan crowding pada regio caninus, bisa terjadi crossbite, dan ketinggian vertikal wajah menurun.Gigi anterior maksila protrusif dan profilnya retrognatic.• divisi IIMerupakan pertumbuhan berlebih mandibula dengan sudut mandibula yang tumpul. Profilnya prognatic pada mandibula.

Page 18: MALOKLUSI

OVERBITE & OVERJET

Page 19: MALOKLUSI

• Pada saat lahir, ketika gum pads mengalami kontak, lengkung mandibula terletak lebih posterior dibandingkan dengan lengkung maksila. Perbedaan ini berkurang secara progresif sampai dengan usia 21 bulan. Dengan erupsi dari gigi molar pertama sulung, maka muncul hubungan bentuk tiga dimensi dari aspek oklusal.

• Cusp dari gigi sulung rahang bawah berkontak dengan cusp dari gigi sulung rahang atas. Mesolingual cusp gigi molar rahang atas menutup (occludes) di central fossa gigi molar rahang bawah, dan gigi incisive mengalami overbite dan overject.

1. OverbiteOverbite adalah jarak vertikal antara ujung gigi-gigi incisivus rahang atas dan bawah pada saat oklusi. Pada keadaan normal overbite pada primary dentition adalah sebesar 10%-40%. Keadaan ini dipengaruhi oleh bermacam-macam oral habit, seperti kebiasaan menghisap ibu jari.2. OverjetOverjet adalah jarak horizontal antara pertemuan gigi incisivus rahang atas dan rahang bawah pada saat oklusi. Range normal overjet padaprimary dentition berkisar antara 0 mm sampai dengan 4mm.

Page 20: MALOKLUSI