malang seorang yang bernama suharto lahir pada tgl 11 ... · pdf filenamun karena sering...
TRANSCRIPT
juga terpesona dengan Rose ini, na-
mun Rose ini ternyata wanita yang
hanya memilih Sutopo karena mung-
kin faktor intelektualnya serta pen-
didikan tinggi. Konon menurut
penglihatan penulis Sutopo ini men-
guasai bahasa Inggris dan bahasa
belanda secara lancar serta sebagai
guru fisika dan semua buku-bukunya
referensinya yang dimiliki adalah
bahasa inggris dan belanda semua.
Usaha yang gigih bahkan ibunya
rose yang tinggal di Gombong pun
pernah didekati, akhirnya usaha
Sutopo untuk menyunting Sri
Rusmiatain berhasil dan pada tahun
1957 perkawinan antara Sutopo dan
Sri Rusmiatin (Rose) berlangsung
dengan baik dan bahagia.
Pindah Ke Singaraja (Bali)
Setelah pernikahan tersebut
Sutopo dipindahkan pekerjaannya
yang dulu dari Jombang dan sempat
pindah ke Bandung dan kemudian
dipindah agak jauh lagi yaitu di
Singaraja Bali. Dikota Singaraja,
bagi suami istri yang baru menikah
itu merupakan pernikahan yang
membahagiakan keduanya, dimana
kemandirian tanpa ikut campur
keluarga adalah tantangan oleh
kedua suami istri tersebut. Tinggal
disuatu rumah sederhana, namun
MALANG - Seorang yang bernama Suharto lahir pada tgl 11 Nopem-
ber 1931 didesa terpencil bernama Gundih, Grobogan, Jawa Tengah,
namun karena sering sakit-2an oleh orang tuanya nama tersebut di-
ganti menjadi Sutopo yang artinya adalah berbuat baik dengan penuh
kesabaran, dan arti nama tersebut ternyata memang sudah melekat
didalam kepribadian seorang bernama sutopo, dimana nama Suharto
baginya sangat berat untuk dipikulnya hingga akhir hayatnya pemuda
bernama sutopo ini tetap hidup bahagia dengan kesederhanaan.
Dimasa mudanya kehidupan
orang tuanya didesa sangat tidak
mendukung untuk menjalankan pen-
didikan, padahal sutopo ini merupa-
kan pemuda yang cerdas dan pintar.
Maka diusia 12 tahun oleh budenya
di Malang yang bernama Ibu Ismail
dia disekolahkan di RK Kweek
School/ RK Middelbare School
sekarang bernama Yayasan Mardi
Wiyata Kota Malang atau lebih
dikenal dengan SMP Katolik Frater-
an Celaket 21 sampai melanjutkan
ke sekolah Pendidikan Guru Atas
(PGA) di Jombang. Pada tahun 1949
dimasa kemerdekaan RI, setelah lu-
lus dari pendidikan PGA, sutopo
meneruskan cita-2nya dan melamar
menjadi guru dan dengan semangat
yang tinggi akhirnya sutopo ini
diterima menjadi guru PGA di kota
Jombang Jawa Timur.
Sutopo berpendidikan tinggi
Kebanggan orang tua dengan
anaknya yang bernama Sutopo ini
sangat luar biasa, karena di desa
Gundih tersebut pada waktu itu be-
lum ada seorang pemuda pun yang
mempunyai pendidikan tinggi seper-
ti pemuda Sutopo ini. Konon
menurut cerita banyak gadis-2 desa
yang coba berkenalan dan mendekat
dengan Sutopo, namun ternyata
Sutopo ini menyimpan hati dengan
seorang wanita cantik bernama Sri
Rusmiatin yang tinggalnya di depan
rumahnya yang berasal dari keluarga
ningrat, dan dampaan hatinya itu
tinggal bersama kakak kandungnya
di desa Gundih.
Sri Rusmiatin sang Primadona
Wanita yang bernama Sri
Rusmiatin ini lahir pada tanggal 2
Agustus 1937 di Kota Jennar (salah
satu desa perbatasan jawa tengah
dan jawa timur dekat kota sragen),
waktu itu bapaknya bernama Ach-
mad Martosuwarno dikenal dengan
Londo Blangkon yang bekerja di
kantor Pegadaian dan ibunya berna-
ma Murtiyah atau dikenal dengan
nama Brindil (baca kisah sekilas ten-
tang Brindil). Nama Sri Rusmiatin
atau biasa kakak atau adiknya selalu
memanggil dengan Dik Rose atau
mbak Rose yang artinya bunga yang
harum ini memang seorang wanita
cantik, keras hati dan lembut tutur
katanya. Sempat mengenyam pendidi-
kan sekolah rakyat dengan berpinda-
pindah dari satu tempat ketempat
yang lainnya karena waktu itu zaman
perang balanda terjadi penyerangan
oleh tentara sekutu sehingga pendidi-
kan sekolah yang diraihnya belum
bisa melanjutkan ke tingkat menegah
atas (SMA). Pada tahun 1954 - 55 an
waktu umur Rose baru sekitar 17 ta-
hun, Rose ini tinggal kakak perempu-
annya bernama Murdaningsih yang
bersuamikan Kanvas Ismail (laki-2
sunda) yang bekerja sebagai sinder
atau kepala kehutanan wilayah
gundih. Kebahagian tak tergambarkan
karena keluarga kanvas ismail ini
dikenal di desa tersebut sebagai orang
yang dermawan, kaya dan punya jab-
atan sebagai kepala kehutanan atau
sinder. Sehingga keluarga ini sangat
terhormat dan merupakan keluarga
ningrat dan disegani oleh masyarakat
(sumber ini didapatkan dari orang
tua sutopo bernama Sargiman yang
dulu pernah bercerita tentang Kanvas
Ismail). Kacantikan Rose ini kalau
saat ini bisa dibandingkan dengan ar-
tis cantik seperti Tamara Blenzinky
(he… he… lebay). Namun keadaan
yang berbeda wanita secantik apapun
pada waktu itu ya tetap sebagai
wanita ndeso yang nelongso.
Naksir Wanita Ningrat dan Meni-
kah
Sudah menjadi niatan, setiap bu-
lan sekali Sutopo pulang ke kam-
pungnya dengan alasan menjengguk
orang tuanya disamping ingin ber-
jumpa dengan pujaan hatinya si kem-
bang desanya bernama Rose ini, hing-
ga melalui adiknya bernama Subroto
pendekatan dengan Rose dilakukan
(istilahnya adiknya ini sebagai mak
jomblang). Banyak tantangan Sutopo
ini untuk bisa mendapatkan wanita
bernama Rose, salah satunya Rose ini
juga di senangi dengan pemuda yang
masih sepupunya juga, namun oleh
orang tuanya hal tersebut ditentang
keras. Termasuk Subroto sebagai adik
- 1 -
Pernikahan Sutopo pada Tahun 1957
Sutopo diusia 17 Tahun
Sri Rusmiatin alias Rose usia 15 - 17 Thn
Sutopo yang pendidikan Tinggi
Sutopo (Kanan) Mengajar di SPGA Singa-
raja Bali Tahun 1957 sd/ 1960
terpancar kebahagian yang terhing-
ga, sehingga benih-2 cinta terwujut
setelah usia perkawinanberlangsung
1 –2 bulan, si istri mulai merasakan
janin sebagai buah yang akan di
petik di kemudian hari.
Lahir Anak Pertama
Benih-2 cinta yang didambakan
itu terwujut dan hari bahagia yang
dinantikan telah tiba tepat pada tang-
gal 13 Juni 1958 pasangan suami
istri tersebut di karuniai seorang
anak yang lucu yang diberi nama
Hari Rustjahjo. Sanak family dari
keluarga wanita yang dulu sangat
menentang dengan perkawinan ini,
namun dengan lahirnya anak per-
tama semuanya serba berubah,
akhirnya semuanya sangat menya-
yangi Sutopo berikut anaknya. Si
bayi kecil ini sangat disayangi oleh
kedua kakak kembarnya bernama
murdatingsih dan murtiti yang ting-
gal di kota blitar. Setiap anjang sana
ke blitar anak ini ingin diminta, na-
mun oleh kedua pasangan suami istri
ini anak ini tetap diasuh hingga de-
wasa.
Lahir Anak Kedua
Tidak berapa lama baru saja usia
bayi (Hari) ini baru 4 bulan, istri
sutopo ini hamil lagi (maklum waktu
itu belum ada KB) dan setelah 9 bu-
lan kemudian tepat tanggal 2 Juli
1959 lahir anak keduanya bernama
Eddy Tratmanto. Perjuangan yang
berat sejak melahirkan anak kedua
ini Sri Rusmiatin hampir kehilangan
nyawanya waktu melahirkan si Eddy
ini. Namun Alloh masih mem-
berikan anugerah kepada Ibu serta
bayinya hingga akhirnya Eddy ini
tumbuh subur dan gemuk diwaktu
kecilnya serta lucu dan nakal sekali,
sehingga saking gemesnya melihat
anak kecil ini si eddy ini waktu
kecilnya mendapat julukan si Ba-
gong. Kenakalan si Eddy diwaktu
kecilnya Eddy inilah menyebabkan
si Ibu harus memberikan perhatian
yang besar terhadap anak ini. Itulah
naluri seorang ibu dengan per-
juangan serta didikan yang keras
agar anaknya menjadi manusia
berguna merupakan cita-2 kedua
orang tuanya.
Pindah ke Kota Malang
Sejak kelahiran anak kedua, pada
tahun 1960-an Sutopo diminta kem-
bali ke Jawa untuk mendapat tugas
untuk mengajar di Kota Malang dan
ditempatkan di Sekolah Menengah
Atas III Malang yang waktu itu
merupakan sekolah B1 atau jurusan
Paspal. Dikota malang mereka sebe-
lum mengontrak rumah, ditempatkan
di sebuah hotel bernama Hotel
YMCA yang waktu itu berada di
jalan kayutangan dan kemudian pin-
dah rumah dan menyewa sebuah pa-
vilion di Jalan Celaket 1 Malang
dirumah Bapak Suratman. Sebuah
pavilion kecil kehidupan berubah
karena segalanya harus hidup penuh
perjuangan, karena keperluan rumah
tangga yang besar namun gajih se-
bagai guru pemerintah ternyata tidak
mencukupi untuk memberikan ke-
hidupan bagi kedua anaknya.
Lahir Anak Ketiga
Hati kecil siapa yang tidak puas
kalau sepasang suami berturut-turut
mempunyai anak 2 orang yang
keluar laki-2 semua, maka naluri
ingin mempunyai anak perempuan
keinginan yang sangat besar sekali,
Pada waktu anak kedua masih beru-
mur 8 bulan, sang istri ini hamil
anak ketiganya, tepat pada tanggal
22 Desember 1960 lahir anak laki-
laki lagi yang diberi nama Endri Di-
janto. Perasaan kecewa sedikit
sebenarnya menghiasi sepasang sua-
mi istri ini, namun melihat si anak
yang lucu, manja dan pintar akhirnya
perasaan yang tadinya kecewa beru-
bah menjadi perasaan yang senang
bahagia, ternyata mempunyai anak
laki-2 itu sangat menyenangkan ju-
ga.
Lahir Anak Keempat
Walaupun sudah cukup bahagia
sebanrnya mempunyai 3 jagoan anak
laki, namun diam-diam pasangan
sutopo dan Rusmiatin ini, masih
penasaran menginginkan anak per-
empuan. Dan tanpa disangka pada
waktu si Endri ini masih berusia 9
bulan, Istri ini hamil lagi dan tepat
tanggal 15 juni 1962 lahirlah
seorang bayi perempuan yang cantik
dan molek yang diberi nama Larasani
Herliana. Betapa bahagia nya pasan-
gan ini karena saat yang ditunggu-
tunggu tiba yaitu mempunyai anak
perempuan satu-satunya. Dari keem-
pat anaknya, pasangan ini mengasuh
dengan penuh kasih sayang dimana
d imasa i t u t e r j ad i ge jo l ak
perekonomian Indonesia yang susah
dan menderita.
Hidup serba Susah
Pada tahun 1963 suhu politik In-
dones i a sedang berge jo l ak ,
perekonomian Indonesia sangat ter-
puruk keadaan masyarakat tidak
menentu. Sebagai pegawai guru PNS
dengan penghasilan kecil dan kebu-
tuhan rumahtangga yang cukup besar
harus dipenuhi dengan menghidupi
ke-empat anak-2nya itu, rupanya
Rose tidak kehilangan akal, dia
dengan gigih
berjualan apa
saja barang-2
seperti karak
(nasi bekas
yang dikering-
kan) hanya un-
tuk mencari
tambahan uang.
B e n a r - b e n a r
kehidupan susah dimana biaya sewa
pavilion yang cukup besar sehingga
rumah tangga ini mengalami kesu-
litan dalam kehidupan sehari-
harinya. Krisis keuangan melanda
Indonesia dimana terjadi Sanering
yaitu pemotongan daya beli masyara-
kat melalui pemotongan nilai uang,
sehingga uang yang tadinya Rp 1000
menjadi Rp 1. Sungguh kejadian
yang sangat memprihatinkan bagi
keluarga ini. Keempat anaknya yang
harus dihidupi namun krisis yang
menyebabkan hidup sengsara. Dua
tahun setelah itu terjadi gejolak poli-
tik, dimana peristiwa G 30 S PKI
menambah kecemasan dimana ban-
yak sekolah diliburkan sehingga anak
-2 yang harusnya masuk sekolah
dengan cepat sempat terhambat
dengan peristiwa tersebut.
Membeli Rumah Kecil
Setelah mengalami krisis ekonomi
dari tahun 1963 hingga 1967, sejak
pergantian presiden RI ke-2 ekonomi
kembali sedikit cerah dan keluarga
Sutopo sudah bisa membeli Rumah
sendiri, walaupun kecil namun rumah
tersebut cukup dijadikan sebagai
tempat yang layak untuk satu keluar-
ga bernaung. Letak rumahnya di
sebelah timur kota Malang, yaitu di
Jln. Mayang No. 10 Malang Jawa
Timur. Rumah ini hanya ada 1
kamar tidur, ruang tamu serta dapur,
selanjutnya untuk kamar tidur anak-
anak digunakan ruang tamu sebagai
tempat tidur ramai. Dengan halaman
yang agak luas cukup lumayan di-
manfaatkan halaman tersebut untuk
berkebun seperti cabe, tomat,
ketimun dan sayur-2an yang bisa
membantu kebutuhan makan sehari-
hari.
Lahir Anak Kelima
Belum cukup rupanya dengan
jumlah 4 anak, walaupun sudah ada
1 perempuan sebagai dambaannya,
namun keinginan untuk menambah
anak perempuan satu lagi belum
diberi, maka pada tanggal 22 Ok-
tober lahir seorang bayi laki-2 berna-
ma Henri Prakoso yang merupakan
anak terakhir sebagai kenang-2an
dari rumah yang baru dibeli. Akhirn-
ya lengkap sudah menjadi keluarga
yang cukup besar.
Anak Istri saling bekerja sama
Walaupun sebagai guru pegawai
negeri yang hidup dengan gaji yang
pas-2an, namun istri dan anak-nya
yang masih kecil sudah dibiasakan
bekerja membantu orangtua serta
membantu istri/ Ibu untuk menam-
bah keuangan untuk hidup sehari-
harinya dengan cara membuat ja-
janan seperti bumbu pecel, peyek,
teng teng kacang dan lain lain, yang
mana makanan tersebut dikirim ke
toko-toko. Dimana anak-2nya yang
diminta untuk mengantar jajanan
tersebut ke toko-2 seperti toko
kelontong Pak Mat, Toko Bulek
Sun, Toko Mbah Guru bahkan sam-
pai ke Toko Cina pun makanan ter-
sebut cukup laku. Kerjasama dengan
anak-2nya dalam membantu peker-
jaan orang tua cukup kompak, misal-
nya : Ibu yang memasak didapur se-
- 2 -
Hari Rustjahjo usia 7 bln - 2 Thn
Eddy Tratmanto di usia Bayi s/d - 15 Thn
Pindah di Kota Malang penuh Kenangan
Endri Diyanto umur 10 bln s/d 20 Tahun
Larasani Herliaana kecil sd/ 42 Tahun
Keadaan Keluarga sewaktu tahun 1965
Didepan Rumah Asli yg kecil
Th 1963 Sulit ekonomi
Tapi tetap Bahagia
Henri Prakoso usia Kecil s/d - Sekarang
Jenis Makanan yg dijual utk menambah
uang saku anak-2nya
pembagian tugas untuk mem-
bersihkan tegel tanah tersebut
dengan cara menyiram pelan yang
dilakukan oleh Endri, sedangkan
yang menyapu dilakukan oleh Laras-
ani (Ana). Itulah cara menjaga
kebersihan rumah walaupun ru-
mahnya sangat sederhana namun
kebersihan rumah sangat dijaganya.
Semuanya ada masa dimana secara
pelan-2 rumah akan dibangun akan
terwujut dengan lantai yang luma-
yan. Dengan adanya rezeki rumah
dengan kamar yang bertegel bersih
berwarna kuning dapat terwujut,
hingga sekarang bagian rumah ke-
nangan tersebut dengan kamar abadi
masih ada dan tidak pernah di
bongkar, karena kamar dan ruangan
tersebut digunakan untuk ruangan
keluarga sebagai ruangan penuh nos-
talgia.
Cemilan terbuat dari Singkong
Singkong merupakan makanan
kesukaan keluarga, dimana untuk
menyiasati agar perut anak-2nya tid-
ak kosong kalau sore Rose ini se-
bagai istri yang sangat perhatian
dengan keluarga, maka membeli
singkong bukan hanya untuk di ku-
kus saja, tapi dibuat makanan yang
bervariasi seperti : sawut, getuk,
lemet, goplem/ jemblem dan lain-2.
Kiat yang dilakukan oleh Rose yang
pintar dan cerdik dalam mengatur
rumah tangganya yaitu agar anak-
2nya tidak kelaparan karena me-
mang keterbatasan makanan dan
lauk pauk, sehingga kalau mereka
sudah makan makanan yang terbuat
dari singkong akhirnya perut ken-
yang. Hingga saat inipun bagi kami
makanan singkong adalah cemilan
yang disukai karena getuk atau cenil
masih menjadi makanan yang enak
hanya jajanan tersebut sulit didapat.
Ada beberapa hal lagi selain sing-
kong yaitu
bulgur yai-
tu sejenis
g a n d u m
y a n g
d i d a p a t
dari bantu-
an luar
negeri yang waktu itu dibagikan ke
Indonesia untuk mengatasi krisis
pangan yang melanda Indonesia, se-
hingga waktu itu banyak didapat dan
kembali Rose ini ahli masak, sehing-
ga di negeri asalnya kalau bulgur ini
dibuat makanan kuda, namun di tem-
pat kita bulgur bisa dijadikan kuda-
pan yang lezat, bergizi tinggi kalau
dijadikan bubur dicampur dengan
santan kelapa. Bukan dengan cemi-
lan saja, dengan buah-2an seperti
buah mangga, pisang, papaya, timun
suri, alpukat, blewah dan buah lokal
adalah buah yang menjadi kesukaan
di keluarga, semuanya itu ber-
manfaat bagi pertumbuhan anak-
2nya yang perlu gizi agar anak-2nya
menjadi anak cerdas dan pintar. Wa-
laupun dengan ekonomi yang sangat
terbatas, namun sebagai orang tua
tetap mempunyai tanggung jawab
dang ada anaknya yang nomer dua
kalau disuruh kepasar sangat senang,
maka pada hari minggu anaknya
dimintai pergi kepasar untuk mem-
beli minyak kelapa, arang untuk
setrika baju dan lain-lain keperluan
rumah tangga. Demikian juga
dengan kerjasama bersih-2 rumah,
ada yang bagian cuci piring, me-
nanak nasi, mengepel rumah mau-
pun membersihkan halaman rumah,
semua dikerjakan bergotong royong.
H as i l j u a l an yan g s ed i k i t
menguntungkan tersebut setidaknya
dapat digunakan untuk membeli susu
sapi yang setiap hari dikirim oleh
Pak Amir untuk diminum setiap pag-
inya agar anak-2nya sehat, cerdas
serta energik.
Membangun rumah dengan
keringat dan bertegel Tanah
Untuk bisa membangun rumah
yang tentunya bisa menambah kamar
tidur, kamar belajar serta dapur di-
perlukan perjuangan bukan hanya
materi tetapi juga tenaga atau
keringat. Istilah membanting tulang
dialami oleh Sutopo untuk mewujut-
kan rumah
yang repre-
sentative, dan
dalam mem-
bangun rumah
agar hemat,
maka dengan
tenaga yang
masih kuat,
batu merah un-
t u k b a h an
perekat tembok
sebagai cam-
puran pasir,
gamping serta batu merahnya di
tumbuk sendiri kemudian setelah
ditumbuk dan anak-2nya membantu
untuk mengayak batu merah terse-
but. Hal ini dilakukan agar untuk
menghemat biaya. Dimana batu bata
merah mengambil dari sisa-2
bangunan yang sudah tidak di-
pergunakan lagi. Akhirnya rumah
dan kamar tidur yang diidamkan bisa
terwujut, walaupun belum ada tegel-
nya namun bagi keluarga sudah ber-
syukur bisa menikmati kamar tidur
walau dengan lantai tanahnya.
Hinaan para tetangga dan sanak
keluarga yang pernah datang ke-
rumah, karena rumah yang masih
jelek bukan menjadikan rendah diri
bagi kita semua, namun anak-2nya
merasa bangga dengan perjuangan
orang tua yang dengan gigih bisa
mewujutkan sebuah rumah idaman.
Dan untuk melakukan kerjasama ser-
ta menghargai bahwa membangun
tambahan ruang makan, ruang tidur
serta dapur tersebut merupakan hasil
kerjasama dengan anak-2nya, maka
yang besar untuk membesarkan serta
memberi makanan yang bergizi wa-
laupun dengan harga yang masih
terjangkau. Bahkan waktu itu
dengan anak 5 orang untuk membeli
beras saja dibutuhkan sebanyak 1
kwintal beras setiap bulan sekali,
mungkin diantara pembaca kaget
berapa banyak jatah makanannya
setiap anak-2nya ini ya? Nah itulah
yang namanya perjuangan hidup di-
mana membesarkan anak perlu ma-
teri yang besar dan diperlukan kiat-2
khusus, dimana sekarang kita tidak
bisa meniru cara-2 yang dilakukan
oleh orang tua kita sendiri.
Menanak Nasi Jam 5 pagi
Untuk memasak nasi yang bisa
bertahan lama sampai malam hari,
pemanas atau rice cooker belum ada
pada waktu itu, yang ada hanya alat
dandang, anglo, panci dan sewur.
Alat ini bagi anak-2nya seperti Hari
yang harus bangun jam 5 pagi yang
untuk mengkukus beras, karena su-
dah semalam beras sudah di cuci dan
direndam agar nasi menjadi pulen.
Setelah mengkukusnya kira 15 men-
it, maka yang harus gantian bangun
Eddy tugasnya untuk mengaru beras
yang dikukus Hari tadi kedalam pen-
garonan dan selanjutnya beras yang
sudah ada dalam pengaronan tadi
disiram dengan air panas, disini ha-
rus pintar-2 menentukan takaran air
yang di masukkan dalam pengaronan
tadi, kalau kebanyakan air maka nasi
akan blenyek (lunak) tapi kalau ku-
rang air nasi akan kakas (kering).
Setelah itu kira-2 15 menit Endri
yang gantian bangun dimana kalau
beras yang di aron itu sudah kering,
maka segera diangkat kedalam dan-
dang untuk dikukus lagi dan selan-
jutnya Rose bangun semuanya sudah
beres tinggal menyiapkan makan
pagi untuk anak-2nya. Setelah sara-
pan pagi anak-2nya diantar dan
diberikan nasihat agar patuh kepada
guru-2nya, karena ayah mereka juga
guru dengan anak-2nya bertiga
berangkat ke sekolah secara bersama
-sama dengan berjalan kaki.
Anak-2nya disekolahkan di
sekolah ternama
Perjuangan seorang istri seperti
Rose dalam membantu suami untuk
mendidik anaknya ini bukan main
hebatnya cara mendidik anak-2nya,
dimana sejak kecil anak-2nya di
ajarkan disiplin dan keras untuk
belajar disamping bekerja membantu
orang tua dirumah. Pada tahun 1965
anak pertamanya (Hari Rustjahjo)
dimasukkan ke sekolah bernama SD
Santo Dionysius 1 Malang, dimana
sekolah tersebut merupakan sekolah
ternama dan dikenal sangat disiplin
dalam pendidikan sekolahnya.
Kemudian 2 tahun berikutnya anak
keduanya dimasukkan juga di
sekolah yang sama dan tahun beri-
k u t n y a a n a k k e t i g a j u g a
disekolahkan disitu juga. Untuk
berangkat mereka jalan kaki dan tid-
ak ada antar jemput, padahal jarak
rumah dengan sekolah cukup jauh
sekitar 4 -5 Km dan melewati jalan
besar yang penuh keramaian ken-
daraan. Kemandirian ketiga anaknya
ini cukup membanggakan kedua
orang tua ini, karena prestasi anak
pertama selalu mendapat juara 1 atau
2 di sekolahnya, sedangkan anak ke-
tiganya (Endri Dijanto) juga sering
mendapat ranking pertama di ke-
lasnya. Namun untuk anak ke dua
nya memang bukan termasuk anak
pintar, namun anak yang cukupan
alias biasa-2 saja dalam pelajaran di
sekolah. Kesabaran serta mendidik
dengan keras merupakan kunci
kesuksesan cara mendidik seorang
ibu yang waktu dulu kurang menik-
mati pendidikan tinggi, namun tekat
bulatnya agar semua anaknya ini ke-
lak menjadi anak yang pintar dan
meraih pendidikan yang tinggi agar
bisa terwujut. Dimana anak keempat
karena seorang wanita, (Larasani
Herliana) maka tidak dilepas sekolah
yang jauh namun cukup bersekolah
di dekat rumah namanya SDN San-
ansari 1 Malang, sedangkan anak
kelimanya tetap disekolahkan di SD
Dionisius juga. Namun menginjak
SMP semua anak-2nya juga
mendapatkan sekolah yang baik yai-
tu di SMP negeri 3 Malang, se-
dangkan SMA nya di tempat Bapak-
nya mengajar yaitu di skeolah SMA
Negeri 1 Malang, kecuali anaknya
yang nomer 3 tetap berada di SMA 3
Malang.
Sutopo Dikirim sebagai Guru di
Malaysia
Sebelum anak-nya lulus SMA ada
satu kegembiraan dari Sutopo ini
yaitu tahun 1976 sampai 1980,
Sutopo dikirim oleh Pemerintah
(P&K Pusat), untuk mengajar di
sekolah menengah Malaysia ketiga
anaknya yang ikut dan sekolah di
Perlengkapan untuk menanak Nasi
- 3 -
Bangunan Rumah hasil Keringat tanpa Tegel
Rumah yg dibangun Gotong royong
Camilan dari Singkong
SD Santo Dionius I Malang di dlm Kelas
Sutopo sbg Guru di SMA 1 Malang
sional. Dan mempunyai anak
sebanyak 2(dua) orang.
4. Tahun 1982 - Larasani Herli-
ana diterima sebagai Pramugari
Garuda Indonesia Airways dan
belum sempat melanjutkan
kuliahnya.
5. Tahun 1986 - Henry Prakosa
sekolah di UPN “Veteran” Yog-
yakarta dengan mengambil juru-
san Perminyakkan dan saat ini
berwiraswata dengan produksi
mesin yang bisa merubah dari air
laut menjadi air tawar produksi
USA, dan siap ditawarkan di se-
luruh Indonesia.
Perjuangan orang tua untuk bisa
menyekolahkan anaknya sampai
selesai bukan hal yang mudah.
Dengan gaji sebagai guru setiap bu-
lan hanya sekitar Rp. 140.000,- ha-
rus dibagi untuk mengirimkan
uangnya, dimana waktu itu setiap
anak per-bulan dikirim Rp. 20.000 s/
d Rp 30.000,- dan hal itu bagi yang
bersekolah bukan negeri sangat be-
rat, maka kuliah sambil bekerja yang
dilakukan oleh anaknya yang nomer
2 (Eddy) sebagai salah satu cara
yang ditempuh untuk tetap bisa
melanjutkan kuliahnya. Suka duka,
motivasi, kemauan yang tinggi dan
kemampuan untuk belajar terus
merupakan modal yang ditanamkan
oleh orang tua, sehingga sampai
sekarang ini pendidikan bagi anak-
2nya merupakan modal penting da-
lam kehidupannya.
Anak Perempuan Satu-2nya ma-
suk sebagai Pramugari Udara
Tekad bulat anak perempuan satu-
2nya yang ingin bekerja sebagai
Pramugari Garuda Indonesia Air-
ways semata-mata tekad yang bulat
keinginan dari kecilnya serta ingin
dapat membantu sedikit-2 untuk me-
nyekolahkan kakak-2nya kuliah di
perguruan tinggi. Kepentingan
dirinya untuk tidak melanjutkan
kuliah dikorbankan dulu, hanya agar
kakak-2nya bisa cepat me-
nyelesaikan kuliahnya. Dan niatan
ini terwujut sejak tahun 1981 selepas
lulus SMA, Ana mendaftar sebagai
Pramugari Garuda dapat diterima
dengan usahanya serta pertolongan
dari Alloh SWT. Dengan domilisi di
Surabaya yang kebetulan juga
dengan kakaknya Hari yang kuliah
di ITS, setelah melakukan terbang
Ana tidak lupa seselalu membawa
makanan, souvenir dan uang yang
diberikan kepada kakaknya baik
yang di Surabaya, Jakarta dan di
Malaysia sedang kedua anaknya
tetap sekolah di Malang. Sutopo
mengajar di Sekolah Dato Sri Amar
Diraja Muar, Malaysia Barat. Ting-
gal di Jalan Daud 1/ 5 Muar.
Perekonomian mengalami pening-
katan karena selama berada di Ma-
laysia fasilitas dan Gajih Guru disa-
na cukup besar dan fasilitas untuk
membeli kendaraanpun juga bisa
didapat dengan muda. Tidak lama
hanya 4 tahun Sutopo, Rose, Ana &
Henry dan Eddy hanya 2 tahun
sekolah dan tinggal di Malaysia.
Sewaktu di Malaysia kendaraan
yang digunakan untuk sehari-hari
adalah VW Kodok tahun 1968, di-
mana kendaraan tersebut adalah
kendaraan yang cukup bagus untuk
dibuat melakukan perjalanan. Kota
Muar merupakan kota yang nyaman
serta bersih sebagai tempat tinggal
sewaktu berada di Malaysia, hub-
ungan dengan tetangga disana cukup
baik dan akrab karena keramahan
Sutopo dan Rose serta anak-2nya
sehingga tetangga serta teman-2
cikgu (guru) dengan Keluarga
Sutopo sudah menganggap sebagai
keluarga dekat, bahkan mereka
pernah pergi ke Indonesia untuk
menghadiri pernikahan Ana. Dan
Eddypun sering berkunjung ke
Muar, karena sejak tahun 2007 eddy
terdaftar sebagai mahasiswa pro-
gram PHd (S3) di University Utara
Malaysia. Dan pada tahun 1980
Sutopo sudah kembali ke Malang
kembali dan mengajar sebagai guru
di SMA Neger 1 Malang kembali.
Anak-2 Kuliah dan Bekerja diluar
Kota Malang
Mendidik dengan keras serta ke-
mandirian menjadikan tekad bahwa
semua anak-2nya ingin meraih cita-
2nya walaupun dengan berat hati
sebagai orang tua yang ingin selalu
dekat dengan anaknya, namun tidak
ada dari kelima anak-2 itu yang
setelah lepas SMA mereka kuliah
dan bekerja diluar kota Malang dan
masing-2 mempunyai tekad yaitu
ingin meraih cita-2 sesuai dengan
yang diharapkan oleh kedua orang
tuanya. Adapun kelima anaknya itu
yang menempuh pendidikan dan
bekerja diluar kota Malang yaitu :
1. Tahun 1976 - Hari Rustjahjo
diterima di ITS Surabaya dengan
mengambil jurusan Civil dan
mendapatkan
Insinyurnya,
serta saat ini
bekerja se-
bagai Market-
ing Manager
K e m a y o r a n
Expo di bidang
EO yang ser-
ing mengada-
kan pameran-2
di Kamayoran.
2. Tahun 1979 - Eddy Tratmanto
sekolah di Institut Ilmu Komput-
er di Jakarta meraih Sarjana mu-
da dan meneruskan Sarjananya
di STIMIK kemudian melanjut-
kan S2 nya di Universitas
Soedirman. Dan saat ini masih
masih menjalani Program Doctor
Of Philosopi (S3) Faculty Of
Business Management Universiti
Utara Malaysia. Bekerja di PT
Badak NGL. Bontang,
3. Tahun 1980 - Endri Dijanto
sekolah di Universitas Gajah-
mada di Yogyakarta dengan
mengambil jurusan Geodesi,
mendapat pendidikan (bes siswa)
di German dengan gelar Dpl.ph
dan melanjutkan S2 nya di UI.
Dan sudah mengabdi selama 24
Tahun di Badan Pertanahan na-
Jogyakarta, agar
uang tersebut
d a p a t
digunakan un-
tuk keperluan
s e k o l a h n y a
masing-2. Se-
hingga peranan
anak perempuan
yang paling di-
sayangi oleh
semua kakak-
2nya ini jasa-
2nya tidak pernah dilupakan seumur
hidupnya, berkat bantuannya pen-
didikan sekolah dapat diselesaikan
sesuai dengan waktunya dan masing-
masing mendapatkan pekerjaan yang
baik karena pendidikannya yang
tinggi tersebut. Walaupun sang
pramugari ini tidak sempat melanjut-
kan kuliah sampai di perguruan ting-
gi, namun niatnya yang pernah di-
lontarkan kepada kakak-2nya di-
mana dia akan melanjutkan kuliah
lagi namun hingga sekarang niat
tersebut tidak pernah terwujut karena
diusia yang masih produktif yaitu 44
tahun, Larasani Herliana anak satu-
2nya yang wanita sudah pergi jauh
mendahului saudara-2nya dan pergi
yang tidak pernah akan kembali lagi
(meninggal dunia) pada tgl 3Maret
2006. Semoga Amal ibadahnya
dapat diterima disisi Alloh SWT.
Mengenal Cucu Kel. Sutopo saat
ini
Setelah pendidikan diselesaikan
dan anak-nya bekerja, maka masing-
2 siap membentuk rumah tangganya
dengan istri/ suami pilihannya
sendiri. Istilah dijodohkan itu tidak
pernah dilakukan, namun hanya na-
sihat yang selalu diberikan agar
memilih pasangannya dengan pasan-
gan yang baik, seiman, pintar dan
berbakti kepada kepada orangtua
atau mertuanya. Hanya ada salah
satu anaknya yang dianggap bandel
(Eddy) ini yang menikah dengan Ga-
dis Minang dan itu bukan merupa-
kan halangan dalam keluarga, na-
mun justru menjadi keaneka raga-
man budaya yang terdapat dalam
keluarga sutopo ini. Berikut ini ada-
lah masa perkawinan anak-2nya
yang berhasil menyunting istri serta
dipersunting suami yaitu:
1. Tahun 1986 - Larasani Herli-
ana (Ana) anak ke-4 bekerja se-
bagai Pramugari Garuda yang
disunt ing oleh Bambang
Widyasono yang bekerja se-
bagai pilot Garuda Indonesia
Airways dan mempunyai 2 (dua)
anak, laki dan perempuan yang
bernama :
Larasani Herliana Lulus SMA lang-sung bekerja sbg Pramugari Garuda Indonesia Airways
- 4 -
Rumah Kayu selama tingga di Muar ,
Malaysia
Sutopo berfoto bersama dengan guru Sekolah Dato Sri Amar Di Raja Muar Johor 1979
Wisuda Endri Dijanto S1 Jur. Geodesi
Universitas Gajamada
Wisuda S1 Jurusan Peminyakan di
UPN “Veteran” Jogyakarta
Hari yg bekerja
Kemayoran Expo
Kel. Bambang W + Ana 2005
Wisuda S2 Eddy dan sebagai Pekerja
Adha Mahmeru Balaputra
SE alias Bala (Jakarta, 5
Agutus 1987), lulus Sarjana
bidang Ekonomi di Universi-
tas Indonesia (UI) di Jakarta,
sekarang sedang mengambil
pendidkan pilot di Bali.
Rienjani Nurbani Putri ali-
as Bani (Jakarta, 10 Mei
1991), Semester 3 di Univer-
sitas Indonesia jurusan
broadcasting.
2. Tahun 1988 - Ir. Hari Rustjah-
jo anak ke-1 meminang seorang
gadis bernama Ir. Sih Andayani
yang bekerja sebagai Dosen tetap
di Universitas Trisakti dan
mempunyai 2 (dua) anak, Per-
empuan dan laki yang bernama :
Andarini Ekaputri alias
Rini (Jakarta, 13 Agustus
1990), Semester 5 Universi-
tas Trisakti di Jakarta, juru-
san tehnik.
Riandra Ramadana Alias
Rian (Jakarta,13 Maret
1993), Kelas 3 SMA.
3. Tahun 1989 - Ir. Endri Dijanto
MM, DplPh anak ke-3 yang
menikah dengan Dra. Nur Ratih
Purnama, APT. MSi yang
b e k e r j a d i D e p a r t e m e n
Kesehatan dan mempunyai 2
(dua) anak, laki dan perempuan
yang bernama :
Aquila Yoma Eradipa alias
Rini 20 (thn) + Rian (19 Thn)
Yoma (Jogya, 4 Maret 1990),
masih kuliah di Institut
Tehnologi Telkom Bandung,
semester 7 jurusan Tehnology
Informatika.
Auriiga Yuzi Eradipa alias
Yuzi (Bengkulu, 14 Januari
1993), kuliah di Universitas
Brawijaya Malang, jurusan
Tehnik.
4. Tahun 1990 - Eddy Tratmanto
SKom, MM anak ke-2 menikah
dengan Siti Khalidah Hajijah
yang waktu itu bekerja di PT
Lamtoro Gong Persada tahun
1985 - 1990 adalah seorang gadis
berasal dari Minang, mempunyai
2 (dua) anak, laki dan perempuan
yang bernama :
Luddy Kausar Edliantias
alias Luddy (Jakarta, 19
April 1991), kuliah di Univer-
sitas Multimedia Nusantara
Serpong Tangerang jurusan
komunikasi.
Elindia Farahiyah Adani
alias Farah (Jakarta, 27 April
1993) saat ini mas ih
menduduki kelas 3 SMA di
Yayasan Vidatra, Bontang.
5. Tahun 1998 - Ir. Henri Prakoso
men yun t ing gad i s t eman
kuliahnya Ir Bertiana mempu-
nyai 2 (dua) anak, laki dan per-
empuan yang bernama :
Muhammad Farhan alias
Farhan (Jakarta, 6 Agustus
2002), Kelas 3 SD.
Nida Faizza alias Faizza
Luddy 19 (Thn) + Farah (17 Thn)
(Jakarta, 7 April 2004), kelas
1 SD.
Pengalaman orang tuanya yang
banyak anak susah mengurusnya,
sehingga cukup 2 (dua) anak saja
dan sepasang-2 merupakan kesyuku-
ran atas karunia pemberian dari
Alloh SWT.
Menikmati hidup Berdua dan
Mengunjungi Cucunya dengan
bahagia
Sutopo dan Rose setelah sekitar
tahun 1985 sudah mulai sendiri be-
rada di tempat tinggal di Jalan Ma-
yang, namun perekonomian sudah
mulai membaik dan bangunan rumah
yang dibangun sudah menjadi rumah
yang bagus dengan banyak kamar
serta luas, semuanya itu di berikan
untuk anak-2nya serta cucu-2nya
kalau mereka pulang ke Malang. Ka-
rir Sutopo pun pada tahun 1982 mu-
lai menanjak, sejak kepulangannya
dari Malaysia, maka beberapa tahun
kemudian Sutopo diangkat menjadi
Kepala sekolah di SMA 1 Situ-
bondo. Kemudian pada tahun 1986
dipindah lebih dekat yaitu di SMA 2
P a s u r u a n , d i m a n a d e n g a n
menempuh kurang lebih 1 jam per-
jalanan dari kota Malang Sutopo
menjadi kepala sekolahnya dan
setelah umur 60 tahun yaitu tahun
1991, Sutopo pensiun untuk menjadi
guru dan masa pensiunannya dini-
kmati dengan berkunjung ke rumah
anaknya serta cucu-2nya yang be-
rada di Jakarta dan Bontang. Keba-
hagian keluarga sangat cerah, faktor
ekonomi bukan merupakan hal pent-
ing lagi, namun faktor kesehatan
agar tetap bisa berkumpul serta berk-
omunikasi dengan anaknya dapat
terwujut. Fasilita telpone, trans-
portasi kalau dulu kendaraannya
adalah sepeda, terus sepeda motor
merk Zundap, kemudian meningkat
menjadi Vespa dan ditambah dengan
Kumpul dgn Anak Cucu tahun 2005
Mobil Peugeot yang digunakan un-
tuk mengantar istri berbelanja di
pasar. Namun bagi Sutopo kebang-
gaan kendaraan seperti vespa meru-
pakan kendaraan yang sangat dian-
dalkan. Dimasa menikmati pensiun
itu, Sutopo pernah berkunjung ke
Kota Bontang yang mengunjungi
anaknya nomer 2 (Eddy), disana
bagi Sutopo merupakan kebahagian
tersendiri, karena disana rumah
anaknya sangat dekat dengan fasili-
tas olahraga yang disenangi yaitu
Tenis lapangan, setiap hari selalu
bermain dengan karyawan PT Badak
dan Sutopo sangat dikenal dengan
pribadi yang ramah bergaul dengan
teman-2 para karyawan. Kemudian
di tengah waktunya Sutopo mempu-
nyai hobby melukis serta me-
nyenangi bunga-2 seperti anggrek,
bahkan saking penasaran untuk men-
cari anggrek yang asli, Sutopo hunt-
ing bunga anggrek sampai ke tempat
habitatnya di daerah Melak (Hulu
Sungai Mahakam). Dengan naik ka-
pal Sungai, dan waktu tempuh ke
Melak sekitar 24 jam, sampai di
melak Sutopo menginap di sebuah
penginapan kecil dan berputar-putar
untuk mencari anggrek. Dan
sesampainya di rumah anaknya kem-
bali, betapa kaget barang yang diba-
wa yaitu satu karung anggrek asli
dari Kalimantan dan esoknya apa
yang terbayang dalam angannya dia
melukis gambar-2 yang didapatkan
dari jalan-2nya menyusuri sungai
Mahakam. Cerita tentang Kaliman-
tan bagi Sutopo sudah melekat di
hatinya, suku dayak, kutai, bugis dll
telah dikenalnya baik budaya mau-
pun kepribadiannya. Kedekatan
dengan masyarkat bagi Sutopo ini
patut di tauladani oleh anak cucunya
nanti. Bukan hal yang muda
melakukan ini karena kembali ke
masyarakat setelah tidak bekerja lagi
untuk menghindari Post Power Syn-
drome merupakan tindakan yang ha-
rus kita persiapkan dengan matang.
Apalagi kesibukan anak-2nya yang
terus mengejar karirnya masing, jan-
gan sampai lupa bahwa harta dan
- 5 -
Farhan 9 Thn + Faizza (6 Thn)
Sutopo berada di Bontang
Yoma (20 thn) & Bani (17 thn)
Kel. Hary R + Yani + Rini + Rian
Kel. Endri + Ratih + Yoma + Yuzi
Bala (23 thn) & Bani (19 thn)
Kel. Eddy + Linda + Luddy + Farah
Sutopo Naik Speed Boat di Bontang
Cucu Perempuan bermain vespa
jabatan itu jangan terlalu dikejar,
karena itu nanti akan datang dengan
sendirinya kalau kita kuat berusaha
dan berdoa. Ini kunci untuk kita
tetap sehat dan terhindar dari stress
yang pernah disampaikan oleh
Sutopo kepada anak-2nya yaitu se-
bagai berikut :
1. Jangan lupa melakukan olahraga
setiap hari agar tubuh ini tumbuh
dengan baik.
2. Makan buah-2an alami seperti
papaya, pisang, jambu, nenas dll
akan menjadikan tubuh kita
mendapatkan asupan vitamin
alami. Dan jangan suka
mengkonsumsi sedikit sakit obat
-2an atau vitamin tablet apapun.
3. Makanlah seperlunya, jaga berat
badan agar tidak kegemukkan,
berhentilah makan sebelum
kamu kenyang dan makanlah
sebelum kamu lapar.
4. Istirahat yang cukup jangan
bekerja hingga sampai larut mal-
am.
5. Gembiralah serta banyak komu-
nikasi dengan masyarakat seki-
tarmu karena mereka itu juga
bisa menambah kekuatan kamu
juga yang bisa memberikan mo-
tivasi..
Oleh kare-
na itu anak-
2nya pun
selalu meng-
ingat nasihat
o r a n g
tuanya, na-
mun maklum
sifat manusia
suka lupa
diri. Bahkan
s e r i n g
berkunjung
ke Jakarta hanya ingin dekat dengan
semua anaknya yang kebanyakkan
tinggal di Jakarta, bahkan Jakarta
merupakan tempat baginya sebagai
tempat yang sangat menyenangkan,
karena beberapa waktu yang lalu
waktu di jakrta, pernah Sutopo ini
berlanglang buana ke tempat suku
Baduy dan pulang-2 membawa
ketela pohon dan gula merah yang
dikasih oleh orang baduy.
Setelah Menunaikan Haji datang
cobaan keluarga Sutopo
Tahun 2003 dengan fasilitas dari
anaknya dan mantunya yang bekerja
sebagai Pilot dan Pramugari Garuda,
maka kedua orang tua ini di
berangkatkan naik haji ke Mekka.
Betapa kebahagiaan ini terwujutkan
dimana Rose yang sudah belajar
mengaji dengan tekunnya serta
Sutopo yang sudah mulai belajar
agama dengan seorang mubalig di
Malang bernama Mas Jamuri yang
merubah segalanya menjadi Muslim
dan Muslimah yang dapat menjadi
contoh kepada anak-2nya. Pengala-
man beribadah serta Mujijatnya ber-
haji dapat sampai melihat Kaba’
merupakan pengalaman yang sangat
dibanggakan, sehingga sepulang haji
ibadah sholat dijalankan dengan baik
oleh Sutopo dan Alloh itu maha
memberi hidayah kepada umatnya.
Sehingga kedua orang tua ini selalu
memberikan nasihat agar bagi anak-
nya yang belum berhaji harus segera
pergi (Insyalloh). Dan mulai saat itu
nama sudah berubah menjadi Haji
Sutopo dan Hajjah Sri Rusmiatin,
Alhamdillah predikat itu telah diba-
wanya hingga ajal menjemputnyan-
ya.
Kehilangan Anak Perempuan
Kebahagiaan yang dirasakan oleh
keluarga Sutopo ini lambat laut sedi-
kit berakhir secara beruntun, dimana
sejak kepulangan hajinya Rose,
mengalami penurunan kesehatan
yang drastic, dimana sakit yang di-
derita yaitu jantung sering kambuh.
Dan keluhan sering dirasakan, anak-
2nya ada waktu sering pulang untuk
memberikan motivasi agar Rose
dapat sehat dan semangat kembali.
Terutama bagi anak perempuannya
yang paling sering menengok ibunya
ke malang hal itu sudah menajdi
kwajiban seorang anak. Namun di-
tengah-tengah merawat Rose sendiri,
bagaikan disambar petir disiang bo-
long pada sekitar tahun 2005 setelah
anaknya bernama Ana pergi
mengunjungi kakaknya di Bontang,
Ana menderita sakit berat yaitu kena
kanker yang sudah mencapia stadi-
um 4. Keadaan inilah menambah
berat dan kegelisahan seorang ibu.
Berbagi pengobatan kedokteran
m au p u n n o n m ed i s s u d ah
diupayakan agar sakit kanker Ana
ini bisa sembuh. Namun pada tgl 3
Maret 2006 seorang anak bernama
Larasani Herliana telah meninggal
dunia karena penyakit kanker yang
diderita selama 1 tahun lebih itu.
Sedih dan sedih itu yang dirasakan
oleh orang tua serta kakak dan adik-
knya anak dan suami tidak bisa
percaya secepat itu anak perempuan
satu-2nya yang sangat dibanggakan
oleh keluarga meninggal dengan ce-
patnya diusia yang masih sekitar 44
tahun. Tidak hanya itu kesehatan
Rose juga makin memburuk setelah
meninggalnya anak perempuan satu-
2nya itu, dimana pada awal Juli
1986 Rose akhirnya hanya bisa ter-
baring di tempat tidur dan Sutopo
sebagai suami tercintanya yang se-
tiap hari dengan tekunnya merawat
istri tercintanya, dan anak-2nya pun
setiap saat bergantian pulang men-
jengguk ibunya yang sedang sakit.
Lebaran tahun 2006 adalah lebaran
terakhir anak-2nya berkumpul
dengan ibunya dan kesehatan Rose
makin makin melemah dan dalam
keadaan tidak berdaya dengan tekad
serta kekerasan hatinya, pada tgl 23
Desember 2006 Rose minta diantar
ke Jakarta, yang katanya ingin me-
nyusul anaknya (Ana) yang sudah
meninggalkan kita semua. Dan
dengan berat hati akhirnya setelah
diantar di Jakarta dan tinggal di ru-
mah anaknya yang Nomer 1 (Hari),
dan setelah mendapat perawatan
selama 2 minggu akhirnya pada tgl
11 Januari 2007 Rose akhirnya
meninggal dunia dan meninggalkan
suaminya yang selama ini setia me-
rawatnya dan anak-2nya yang masih
merindukan kehadiran serta nasihat-
2nya. Nasihat itu sekarang hanya
bisa menjadi renungan agar kita
yang ditinggalkan tetap diberikan
kesabaran, ketabahan serta kekuatan
saja.
Sutopo Menyusul Istrinya
Semenjak meninggalnya kedua
orang perempuan yang dicintai,
Sutopo yang selama ini hidup terbi-
asa dengan istri tercintanya merasa
terpukul, walaupun hal itu tidak tam-
pak diraut wajahnya, namun hatinya
sedih dan sedih tidak ada lagi hara-
pan untuk menumpahkan isi hati
Sutopo. Dalam kesendiriannya
Sutopo hanya bisa pasrah hidup
dirumah kenangan di Jalan Mayang
10 tersebut tanpa ada anak satupun
yang menemaninya. Karena semua
anak-2nya hidup dengan keluargan-
ya masing-2. walaupun oleh anak-
2nya agar Sutopo ini tinggal ber-
gantian di tempat anaknya di Jakarta
atau di Bontang namun Sutopo tetap
mau tinggal di Malang, dengan
alasan ingin menjaga rumah itu sam-
pai akhir hayatnya. Pada lebaran
2007 tiba, suasana lebaran tanpa
Rose sebagai istri dan ibu anak-2nya
terasa hampar apabila lebaran terse-
but semua anak-2nya berkumpul di
Malang. Dengan inisiatif Mas hari
sebagai anak tertuanya, akhirnya
lebaran diputuskan untuk berkumpul
di Kota Bontang saja. Kebahagian
bagi Eddy karena dapat bekumpul
dengan seorang ayah yang menjadi
idolanya mau datang ke Bontang
untuk berlebaran. Akhirnya tiba saat
lebaran Mas hari dengan keluargan-
ya, serta anaknya almarhum Ana
(Bala dan Bani) datang bersi-
lahturahmi ke Bontang. Inilah leba-
ran yang bahagia dan yang terkahir
bagi Sutopo. Dan dengan senang
hati, tempat yang dulu pernah dikun-
jungi oleh Sutopo seperti tengga-
rong, TNK Bengkirai, Bras Basah
sempat didatang dan Sutopo dalam
kata terakhirnya sebelum meninggal-
kan kota Bontang mengatakan ka-
limat seperti ini “Aku sudah puas
puas puas udara,lautan, hutan sudah
aku jelajahi dan cukup disini saja
Bapak sudah senang sekali atas ke-
baikan Kalian”. Apakah kata-2 terse-
but sebagai pertanda berakhirnya
perjumpaan dengan anak-2nya
dengan Bapaknya?. Merasakan hal
tersebut, anaknya meminta bahwa
Bapak tidak boleh pulang ke Ma-
lang, dan mengharapkan bapaknya
bisa tinggal lama di Bontang dan
ingin melakukan check up kesehatan
yang mungkin selama ini belum
pernah dilakukan oleh sang Bapak.
Namun keadaan berubah 180 dera-
jat, ternyata Bapak tidak menghen-
daki dan tetap berkeinginan keras
untuk pulang ke Malang dalam
keadaan apapun juga. Kecewa dan
kecewa kami semua terakhir hari itu
kami berjumpa dengan Bapak yang
dikasihi, Alloh menjadikan manusia
akan kembali keasalnya, dan Sutopo
tanpa sakit yang tidak diketahui
sebabnya setelah berobat ke rumah
sakit umum dan dinyatakan hanya
sakit perut biasa, namun yang terjadi
adalah tgl 4 desember 2007, Sutopo
menemui istri dan anak perempuan
yang dicitainya di alam sana yang
meninggal dengan tenang dan damai
(Innalillahi Wainna Lillahi Rojiun),
semoga amalan akhirnya bisa men-
jadikan Almarhum masuk kedalam
surga.
Sabar dan Tabah bagi yang Anak
-2 yang sudah Ditinggalkan
Itulah sepenggal kisah pejuangan
mengenal secara dekat keluarga
Sutopo dan berikut anak dan cu-
cunya yang sekarang sudah dewasa,
kenangan dan nostalgia kota malang
jangan pernah dilupakan oleh anak
cucunya dan saat ini rumah di Ma-
lang masih utuh dan tidak ada yang
menunggu, siapa yang saat ini
sekolah atau tinggal di Malang
sebaiknya rumah bisa ditempati dan
dirawat sebaik mungkin.
Nasihat seorang ayah atau
seorang Eyang bagi cucunya perlu
kita camkan, perjuangannya yang
super, perlu kita tiru mana yang
baiknya saja. Dimana menjaga
kesehatan adalah penting di zaman
sekarang ini, makan yang teratur tid-
ak kurang dan apalagi berlebihan
dengan menu yang sederhana saja,
bisa menjadi kiat bahwa itu juga
kunci kesehatan disamping menjaga
stress dari pikiran-2 kantor, sekolah,
masalah rumah tangga/ keluarga
maupun lingkungan sekiranya bisa
dapat diatasi dengan baik dan bi-
jaksana. Dan kita bisa hidup dengan
rasa damai dan membina si-
lahturahmi dengan semua keluarga
besar adalah salah cara yang
ditanamkan oleh keluarga sutopo.
Maka dalam kesempatan ini Kami
atas nama KELUARGA BESAR
SUTOPO MENYAMPAIKAN
SELAMAT IDUL FITRI 1431 H
DAN MOHON MAAF LAHIR
DAN BATIN, Salam dari Kel. Hari
Rustjahjo, Kel Eddy Tratmanto, Kel.
Endri Dijanto, Kel. Bambang
Widyasono dan Kel. Henry Parkoso.
(Penulis : Eddy Tratmanto)
- 6 -
Foto Atas Tahun 1968, Bawah Tahun 2005
Sutopo seorang Penyabar
yang kuat pendirianya