makroekonomi 1 (2008)

10
KANOPI FEUI Digisum.com 2010 UJIAN AKHIR SEMESTER MAKROEKONOMI 1 TAHUN 2007/2008 SOAL 1 a) Diketahui persamaan di pasar barang dan pasar uang di dalam suatu perekonomian sebagai berikut: C = 100 + 0,5 (Y-To) To = 100 I = 900 50i Go = 800 L = 0,2Y 60i M/P = 500 Berapa tingkat ekuilibrium untuk income(output) dan suku bunga dengan menggunakan kerangka IS-LM? Hints: Keseimbangan IS-Lm secara matematis: IS: Y = C + I + G LM: M/P = L b) Jika pengeluaran pemerintah meningkat menjadi 900, jelaskan dampaknya terhadap keseimbangan tingkat bunga dan output. Gambarkan grafiknya dan kaitkan dengan crowding out effect. c) Jelaskan bagaimana mendapatkan kurva IS yang memiliki slope negatif? Jawaban: a) IS: Y = C + I + G Y = 100 + 0,5(Y-100) + 900 50i + 800 Y = 100 + 0,5Y 50 + 900 50i + 800 Y = 1750 + 0,5Y 50i 0,5Y = 1750 50i Y = 3500 100i Y + 100i = 3500 LM: M/P = L 500 = 0,2Y 60i Y-300i = 2500 Keseimbangan IS-LM Y + 100i = 3500 Y-300i = 2500 + 400i = 1000 i = 2,5 Y = 3250

Upload: kevin-candra

Post on 24-Jun-2015

872 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makroekonomi 1 (2008)

KANOPI FEUI Digisum.com 2010

UJIAN AKHIR SEMESTER

MAKROEKONOMI 1

TAHUN 2007/2008

SOAL 1

a) Diketahui persamaan di pasar barang dan pasar uang di dalam suatu perekonomian

sebagai berikut:

C = 100 + 0,5 (Y-To)

To = 100

I = 900 – 50i

Go = 800

L = 0,2Y – 60i

M/P = 500

Berapa tingkat ekuilibrium untuk income(output) dan suku bunga dengan

menggunakan kerangka IS-LM?

Hints: Keseimbangan IS-Lm secara matematis:

IS: Y = C + I + G

LM: M/P = L

b) Jika pengeluaran pemerintah meningkat menjadi 900, jelaskan dampaknya terhadap

keseimbangan tingkat bunga dan output. Gambarkan grafiknya dan kaitkan dengan

crowding out effect.

c) Jelaskan bagaimana mendapatkan kurva IS yang memiliki slope negatif?

Jawaban:

a) IS: Y = C + I + G

Y = 100 + 0,5(Y-100) + 900 – 50i + 800

Y = 100 + 0,5Y – 50 + 900 – 50i + 800

Y = 1750 + 0,5Y – 50i

0,5Y = 1750 – 50i

Y = 3500 – 100i

Y + 100i = 3500

LM: M/P = L

500 = 0,2Y – 60i

Y-300i = 2500

Keseimbangan IS-LM

Y + 100i = 3500

Y-300i = 2500 +

400i = 1000

i = 2,5

Y = 3250

Page 2: Makroekonomi 1 (2008)

KANOPI FEUI Digisum.com 2010

b) G naik menjadi 900, maka mempengaruhi IS (pasar barang)

Dimana IS: Y = C+I+G

Y = 100 + 0,5(Y-100) + 900 – 50i + 900

Y = 100 + 0,5Y – 50 + 900 – 50i + 900

Y = 1850 + 0,5Y – 50i

0,5Y = 1850 – 50i

Y = 3700 – 100i

Y + 100i = 3700

LM: M/P = L

500 = 0,2Y – 60i

Y-300i = 2500

Keseimbangan IS-LM

Y + 100i = 3700

Y-300i = 2500 +

400i = 1200

i = 3

Y = 3400

i

LM

IS’

IS

Y

Crowding out effect, G Naik, Y Naik, maka i Naik.

Crowding out effect: increase government spending crowds out investment spending.

Terjadi ketika pemerintah melakukan kebijakan fiskal ekspansif.

I Naik, Private spending Turun, Investment TURUN.

Page 3: Makroekonomi 1 (2008)

KANOPI FEUI Digisum.com 2010

c) AD AD

A + c(i-t) Y – bi2

A + c(i-t) Y – bi1

E1

Y1 Y2

Y

i

E1

i1

i2 E2

Y1 Y2 Y

SOAL 2 Penggunaan kartu kredit yang semakin meluas membuat masyarakat semakin nyaman dalam bertransaksi dibandingkan dengan menggunakan uang tunai. Jika kondisi ini terjadi pada perekonomian yang telah mencapai full employment, analisalah menggunakan perangkat model AD-AS dengan time horizon yang berbeda (jangka pendek dan jangka panjang). Hubungkan dengan teori kuantitas uang. Long Run P LRAS

P2 AD2

P1 AD1 Y Y*

Dalam Long Run AS Vertikal. Ketika penggunaan

kartu kredit meningkat, maka transaksi ekonomi

meningkat, sehingga AD bergeser ke kanan, Harga

naik namun output tetap.

MV = PY

Karena long run Y = Y

Sehingga MV = PY

P adalah sebagai dampak MV turun.

Page 4: Makroekonomi 1 (2008)

KANOPI FEUI Digisum.com 2010

Long Run P

SRAS

P* AD2 AD1 Y Y1 Y2

Soal 3: Kebijakan fiskal dengan menggunakan Mundell Fleming

e IS* LM

IS

e*

e

Pendapatan, Output,Y Grafik 1 : Mundell Fleming dengan kebiakan nilai tukar mengambang.

Kebijakan penurunan tarif merupakan kebijakan fiskal.

Kebijakan fiskal akan mendorong kurva IS ke kenan, seperti gambar di atas, namun efeknya tergantung pada kebijakan Bank sentral dalam memilih sistem nilai tukarnya: sistem kurs mengambang atau sistem kurs tetap.

Bila menggunakan sistem nilai tukar mengambang, e akan naik ke e*, membentuk keseimbangan baru. Mengapa?

Karena kebijakan fiskal ekspansif akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan juga permintaan akan uang, dengan penawaran uang yang tetap, tingkat bunga sebagai harga balas jasa atas uang akan naik. Mengingat asumsi perfect capital moblitiy, tingkat bunga yang tinggi akan segera direspon oleh pelaku pasar dunia untuk segera membeli surat berharga di Indonesia, sehingga terjadi capital inflow. Capital inflow ini akan meningkatkan permintaan atas rupiah dan segera mengapresiasi nilai rupiah.

Dalam Short Run AS Horizontal. Ketika penggunaan

kartu kredit meningkat, maka transaksi ekonomi

meningkat, sehingga AD bergeser ke kanan, Output

naik namun harga tetap.

MV = PY

Karena long run P = P

Sehingga MV = PY

Dengan kata lain MV (penggunaan kartu kredit)

akan mempengaruhi output.

Page 5: Makroekonomi 1 (2008)

KANOPI FEUI Digisum.com 2010

Output tidak akan mengalami perubahan, karena dengan terapresiasinya rupiah, akan mengurangi net export, sehingga mengoffset dampak ekspansif dari kebijakan fiskal tersebut.

Bila menggunakan sistem nilai tukar tetap, tidak akan terjadi perubahan nilai tukar, namun terjadi peningkatan output.

Nilai tukar tetap berarti bank sentral mempunyai komitmen untuk menukarkan mata uang asing dan domestik dengan tingkat harga yang ditentukan sebelumnya.

Bila kebijakan fiskal dilakukan, mata uang akan terapresiasi, dan bank sentral akan membeli mata uang asing dengan menggunakan mata uang domestik, yang membuat penawaran uang domestik meningkat. Ini akan berdampak pada pergesran kurva LM ke kanan. Sehingga kebijakan fiskal pada sistem nilai tukar tetap memberikan pengaruh pada output perekonomian.

IS*

e LM LM*

IS

e*

Y Y* Pendapatan, Output,Y Grafik 2: Mundell Fleming dengan sistem nilai tukar tetap

Soal 4

a) Jelaskan 3(tiga) teori mengenai penawaran agregat!

Sticky Wage Model

Menjelaskan kurva penawaran jangka pendek miring ke atas dikarenakan lambatnya penyesuaian upah nominal.

1. Ketika upah nominal tidak berubah, kenakan tingkat harga menurunkan upah ril, yang membuat harga tenaga kerja menjadi lebih murah

2. Upah tenaga kerja yang lebih rendah mendorong perusahaan menggunakan lebih banyak tenaga kerja.

3. Tenaga kerja tambahan yang digunakan akan memproduksi output yang lebih banyak

Jadi kekakuan upah menyebabkan hubungan positif anatara output dan price

Page 6: Makroekonomi 1 (2008)

KANOPI FEUI Digisum.com 2010

Imperfect-information model

Model ini menggunakan asumsi berbeda dengan model sebelumnya, bahwa tingkat harga bisa menyesuaikan kapanpun. Dalam model ini, kurva penawaran agregat jangka pendek dan jangka panjang berbeda karena kesalahan persepsi temporer mengenai harga.

Ketika tingkat harga naik secara tidak diharapakan, seluruh pemasok dalam perekonomian mengamati kenaikan atas harga barang yang mereka produksi. Mereka semua menduga, secara rasional tapi keliru, bahwa harga relatif dari barang-barang yang mereka produksi telah naik. Mereka akan bekerja lebih keras dan memproduksi lebih banyak

Sticky Price Model

Perusahaan tidak secara instan menanggapi perubahan permintaan.

Asumsinya adalah perusahaan sebagai price maker, karena ingin melihat bagaimana perusahaan menentukan harga.

Soal 5: Jelaskan mengapa beberapa ekonom tidak percaya dengan efektivitas kebijakan makroekonomi yang bersifat aktif.

Salah satu tokoh dalam isu ini adalah Milton Friedman dari University of Chicago, yang percaya betul bahwa “The best government intervention is the less government intervention”. Friedman terkenal sebagai orang yang lantang menentang pemikiran Keynesian. Dia percaya bahwa ada yang disebut natural rate of unemployment dan menolak kurva Philips.

Golongan monetaris ini, berargumen bahwa kebijakan moneter dapat digunakan untuk mengatasi krisis seperti “great depression” Amerika. Yang menjadi penyebab utama dari terjadinya krisis besar adalah jumlah uang beredar yang sedikit, sehingga pemerintah hanya perlu meningkatkan jumlah uang beredar.

Kebijakan makroekonomi yang bersifat aktif tidak akan efektif karena masyarakat lama kelamaan akan menyadari apa yang dilakukan pemerintah dan merubah kebiasaannya, sehingga akan meghilangkan efek dari kebijakan makroekonomi aktif tersebut

Soal 6:

a) Jelaskan mengapa pada tahun 1997-1998 Bank Indonesia menetapkan SBI yang tinggi

Dengan menggunkan model Mundell Fleming dengan floating exchange rate, kita dapat menganalisa kebijakan ini.

Pada krisis keuangan 1998, tekanan pada rupiah menguras devisa dan tidak memungkinkan Bank Indonesia untuk menahan nilai tukar pada tingkat sebelumnya. Pelepasan nilai tukar dan instabilitas politik membuat capital outflow yang meningkat tajam, belum lagi ditambah ketidakpastian politik dalam negeri yang juga meningkatkan premi resiko dalam berinvestasi di Indonesia.

Page 7: Makroekonomi 1 (2008)

KANOPI FEUI Digisum.com 2010

Tujuan utama BI pada saat itu adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan masyarakat atas sektor keuangan dan perbankan dan menstabilkan nilai tukar. Maka pinjaman diberikan pada banyak bank yang dikenal dengan BLBI, dan juga penurunan SBI sebagai sumber pendanaan atas kerusakan perekonomian ini. Tingginya SBI rate juga digunakan untuk menghentikan capital outflow dan meningkatkan capital inflow untuk mencegah rupiah lebih terdepresiasi lebih parah.

E LM* LM

IS*

Pendapatan, Output,Y

b) Jelaskan gejala pertumbuhan ekonomi dan inflasi, khususya pada tahun 1998

Indikator makroekonomi Indonesia sebelum krisis keuangan 1998 tidak menunjukkan indikasi kerentanan ekonomi. Krisis murni dipicu oleh sektor keuangan yang merembet ke sektor riill.

Pada krisis 1998, inflasi meningkat tajam, sebagian besar merupakan andil dari ketidak pastian dan ekspektasi inflasi. Perubahan harga per hari terjadi, sehingga mendorong orang untuk menyerbu pasar dan menimbun barang-barangnya di rumah. Orang lebih percaya pada nilai komoditas daripada nilai rupiah.

Kurva IS terus bergeser ke kanan akibat pembelian barang-barang yang ekspansif dilakukan oleh masyarakat, namun kurva LM tidak mampu mengerem pergeseran IS, sehingga permintaan domestik naik tajam dan harga meningkat.

Pertumbuhan ekonomi sampai pada level minus, atau kemunduran ekonomi. Banyaknya perusahaan yang terlibat hutang besar menyebabkan kebangkrutan menggangu perekonomian secara keseluruhan. Bank juga tidak dapat menyediakan kredit murah bagi perusahaan yang mengalami kesulitan. Banyak perushaan yang tutup atau melakukan PHK missal, mengurangi produksi mereka, sehingga kurva AS bergeser ke kiri.

Akibat dari kedua gerakan IS dan LM itu, pertumbuhan ekonomi mengalami kemunduran disertai dengan tingginya inflasi.

Page 8: Makroekonomi 1 (2008)

KANOPI FEUI Digisum.com 2010

Soal 7: dengan menggunakan teori Mundel-Fleming (asumsi sistem nilai tukar mengambang), tunjukkan dan jelaskan dampak dari kebijakan fiskal yang ekspansif terhadap variabel ekonomi suatu negara (agregat income, nilai tukar, dan trade balance)

Kebijakan fiskal pemerintah dengan menambah belanja negara atau memotong pajak akan menambah pengeluaran yang direncanakan sehingga menggeser kurva IS* ke kanan sebagai mana terlihat dalam grafik.

IS*’

e LM*

IS*

Pendapatan, Output,Y

Dalam perekonomian terbuka dengan kurs mengambang, ekspansi fiskal tidak mengubah pendapatan karena ketika pendapatan naik, maka akan meningkatkan permintaan terhadap uang yang kemudian menaikkan suku bunga. Dengan asumsi perfect capital mobility, kenaikan suku bunga akan direspon dengan capital inflow yang kemudian akan mengapresiasi mata uang domestik. Apresiasi mata uang domestik ini akan menjadi insentif impor dan disinsentif ekspor yang menurunkan surplus neraca perdagangan yang akhirnya akan mengoffset kebijakan fiskal ekspansif, sehingga dampaknya menjadi nol. Maka bila diringkas, dampak dari kebijakan fiskal adalah:

IS , Md

Soal 8: Pro dan Kontra dalam penggunaan instrument pajak dan ORI untuk menutup defisit APBN

a) Pajak

Penggunaan instrumen pajak sangat sensitif terhadap perekonomian. Dengan menggunakan model IS-LM, peningkatan pajak berarti akan mendorong IS ke kiri dan mengakibatkan AD yang juga bergeser ke kiri, akibatnya output perekonomian juga akan menurun. Dengan menggunakan teori model pertumbuhan Solow, peningkatan pajak akan mengurangi disposable income yang kemudian akan mengurangi saving dan investment. Sehingga titik keseimbangan dan kemapanan (golden rule) suatu negara akan sampai pada titik yang lebih rendah.

Page 9: Makroekonomi 1 (2008)

KANOPI FEUI Digisum.com 2010

Melihat tingkat penyerapan pajak Indonesia yang rendah, penutupan defisit APBN dengan menggunakan instrument pajak tidak akan efisien.

Namun ada pula keuntungan dengan menggunkan instrument pajak, yaitu pemerintah tidak terbebani hutang, dan aliran kredit akan sampai pada usaha riil.

b) ORI

Penggunaan ORI akan membebani pemerintah hutang bunga yang lebih tinggi di kemudian hari, dan penerbitan ORI akan mengalirkan modal ke pemerintah, bukan sektor swasta yang membutuhkan kredit.

Namun ORI dirasa menguntungkan karena efektif dalam menutup deficit APBN, melihat penyerapan pajak yang masih lemah.

Soal 9

a) Sebuah negara dengan sistem perekonomian kecil terbuka dengan mobilitas modal yang sempurna dan nilai tukar mengambang terhadap valuta asing.

Artinya adalah perekonomian negara tersebut terlalu kecil untuk mempengaruhi perekonomian dunia sehingga tingkat bunga di dalam negeri pasti sama dengan tingkat bunga internasional. Dengan asumsi perfect capital mobility, setiap kenaikan tingkat suku bunga akan membuat arus modal mengalir masuk dan mengapresiasi nilai tukar, demikian sebaliknya dengan penurunan tingkat suku bunga.

b) IS*

e LM

IS

Pendapatan, Output,Y

Jika pemerintah pengurangi tingkat pajak, maka IS akan bergesr ke kanan akibat meningkatnya disposable income masyarakat. Akibatnya, tingkat bunga naik akibat dari permintaan uang yang naik, sehingga arus modal masuk dan mengapresiasi nilai tukar.

Namun output perekonomian tidak berpengaruh karena apresiasi cukup untuk membuat penurunan eksor mengoffset dampak ekspansif fiskal

c) Jika perekonomian terbuka kecil, kebijakan fiskal tidak efektif, sementara kebijakan moneter akan efektif. Dalam perekonomian tertutup, kebijakan fiskal maupun moneter dapat dilakukan.

Page 10: Makroekonomi 1 (2008)

KANOPI FEUI Digisum.com 2010

Soal 10: Lakukan analisa untuk melihat dampak kebijakan tersebut pada output, harga dan employment.

Dari sisi produsen, karena minyak merupakan salah satu faktor produksi utama, kenaikan harga minyak akan meningkatkan cost of production, sehingga ada dua pilihan yang bisa dilakukan perusahaan: (1) Meningkatkan harga atau (2) Mengurangi pegawainya. Bila perushaan sebagai price taker, maka ia akan memilih untuk melakukan PHK yang akan meningkatkan angka pengangguran. Bila perusahaan tidak melakukan PHK, maka ia terpaksa meningkatkan harga, yang memicu inflasi

Dilihat dari sisi konsumen, meningkatnya tingkat harga akan mengurangi pendapatan secara relatif. Berkurangnya pendapatan berarti berkurang pula konsumsinya. Tingkat inflasi yang terlalu besar bisa membuat permintaan agregat menurun.